SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan fisik yang dibutuhkan manusia , berbeda antara
manusia yang satu dengan manusia yang lain. Begitu pula dengan ibu
hamil, ada banyak kebutuhan fisik yang dibutuhkan pada ibu hamil,
diantaranya adalah kebutuhan nutrisi, personal hygine, dan lain
sebagainya.
Dalam masa kehamilan , calon ibu membutuhkan dukungan
penuh, sosial, spiritual dan kesehatan, bagi kesejahteraan dia dan calon
bayinya. Hal penting dalam masa kehamilan yang harus untuk
diperhatikan adalah imunisasi dan travelling. Imunisasi yang umumnya
diberikan pada ibu hamil adalah imunisasi TT, sementara travelling ,
ada beberapa hal yang perlu diperhatikan demi keselamatan ibu dan
bayinya.
Oleh karena itu, kami sebagai mahasiswa kebidanan harus
mempelajari tentang kebutuhan imunisasi dan travelling pada ibu hamil.
Agar saat terjun di masyarakat kami dapat memberikan asuhan dan
pendidikan kesehatan yang tepat bagi para calon ibu.
B. Rumusan Masalah
1. Apayang dimaksud dengan kebutuhan imunisasi pada ibu hamil ?
2. Apa yang dimaksud dengan kebutuhan fisik travelling pada ibu
hamil?
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Memenuhi tugas mata kuliah Askeb Kehamilan.
2
2. Tujuan khusus :
a. Mengetahui maksud dari kebutuhan imunisasi pada ibu hamil.
b. Mengetahui maksud dari kebutuhan fisik travelling pada ibu
hamil.
D. Manfaat
Manfaat yang akan diperoleh setelah membaca makalah ini adalah ,
pembaca akan lebih mengetahuikebutuhan fisik immunisasi travelling
pada ibu hamil.
E. Pembatasan Masalah
Dalam makalah ini akan dibahas tentang kebutuhan fisik immunisasi
travelling pada ibu hamil, indikasi dan kontraindikasi dilakukannya
immunisasi pada kehamilan.
F. Metode
Makalah ini disusun dengan menggunakan metode studi pustaka.
Penulis mengumpulkan data yang dibutuhkan dari buku referensi dan
membacanya secara intensif pada bagian yang akan disusun dalam
pembuatan makalah ini.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kebutuhan Fisik Imunisasi Pada Ibu Hamil
Kehamilan bukan saat untuk memulai program imunisasi terhadap
berbagai penyakit yang dapat dicegah. Setiap bahan (atau setiap kontak
dengan mikroorganisme) yang dapat menaikkan suhu tubuh dengan
tajam harus dihindari. Vaksinasi rubela, tifoid, dan influenza tidak
diberikan selama kehamilan karena kemungkinan adanya akibat yang
membahayakan janin.
Perlindungan terhadap polio dapat diberikan jika wanita tersebut
belum pernah divaksin. Vaksin tetanus harus diberikan pada wanita
hamil untuk mencegah kemungkinan tetanus neonaturum.
Ada beberapa pertimbangan tentang keamanan berbagai teknik
imunisasi selama masa hamil (Barry, Bia, 1989; Cunninghamet al,
1993). Imunisasi menggunakan virus hidup yang dilemahkan
dikontraindikasikan selama kehamilan karena berpotensi teratogenik.
Vaksin menggunakan virus yang telah dimatikan boleh digunakan.
Vaksin virus hidup mencakup virus campak (rubeola dan rubela)
(Burgess, 1990) dan vaksin gondong. Ada beberapa wanita
membutuhkan imunisasi yerhadap influenza. Untuk proteksi segera
setelah terpapar, bisa dipakai vaksin polio yang dimatikan. Imunisasi
terhadap kolera, tifoid, dan poliomielitis diperlukan bila ibu hamil harus
mengadakan perjalanan ke daerah endemik. Tokosoid tetanus atau imun
globulin varisela boleh diberikan, bila perlu.
Pada saat kunjungan ANC, tanyakan apakah ibu hamil pernah
mendapat suntikan tetanus toksoid (TT). Bila sudah, tanyakan kapan
diperolehnya. Ibu hamil yang belum penuh mendapat TT, pada
kehamilan sebelumnya atau pada waktu akan menjadi pengantin, maka
perlu mendapat dua kali suntikan Ttdengan jarak minimal satu bulan.
TT yang pertama diberikan pada kunjungan antenatal yang pertama.
Bila sudah pernah, maka cukup diberikan sekali selama kehamilan.
4
Suntikan TT melindungi ibu dan bayinya dari penyakit tetanus
neonatorum.
Terutama imunisasi tetanus toksoid untuk melindungi bayi terhadap
penyakit tetanus neonatorum. Imunisasi dilakukan pada trimester I/II
pada kehamilan 3-5 bulan dengan interval minimal 4 minggu. Lakukan
penyuntikan secara IM (intramuskular) dengan dosis 0,5mL. Imunisasi
yang lain diberikan sesuai indikasi (Lily Yulaikhah, 2009).
B. Kebutuhan Fisik Travelling Pada Ibu Hamil
Walaupun perjalanan itu sendiri bukanlah penyebab abortus atau
persalinan prematur, tetap direkomendasikan tindakan kewaspadaan
tertentu. Ibu hamil yang tidak menggunakan sabuk pengaman di dalam
kendaraan merisikokan keselamatan bayi dan dirinya sendiri. Kematian
ibu akibat cedera merupakan penyebab paling umum kematian janin
(Crosby, 1983). Penyebab umum kedua ialah separasi plasenta. Kontur
tubuh berubah akibat kekuatan benturan. Rahim sebagai organ berotot
dapat beradaptasi untuk menyesuaikan bentuk tubuh. Plasenta kurang
dapat menyesuaikan diri, sehingga terjadi separasi plasenta. Pemakaian
sabuk pengaman, sabuk pengaman baik di pinggang maupun di bahu,
harus dikenakan. Sabuk di pinggang harus dikenakan agak rendah, yaitu
di sekitar pangkal paha dan regangan senyaman mungkin. Sabuk bahu
harus dikenakan di atas rahim wanita hamil dan di bawah leher untuk
menghindari cedera. Wanita hamil harus duduk dengan posisi tegak.
Sandaran kepala harus dipakai untuk menghindari cedera benturan.
Pada dataran tinggi, kadar oksigen yang rendah dapat
menyebabkan hipoksia janin, terutama bila wanita tersebut anemia
(Barry, Bia, 1989). Ibu hamil yang melakukan banyak perjalanan
memiliki kemungkinan mengalami kecelakaan yang serius dan
kemungkinan tidak mendapat perawatan maternitas yang baik. Selain
itu, rasa letih dan tegang, perubahan kebiasaan sehari-hari, dan
makanan yang dikonsumsi sepanjang perjalanan yang panjang tidak
menguntungkan.
5
Apabila perjalanan panjang tidak dapat dihindari, maka perjalanan
ini sebaiknya dilakukan dengan menumpang pesawat. Menurut
peraturan penerbangan di Amerika Serikat, ibu hamil pada bulan
terakhir kehamilannya tidak diperbolehkan naik pesawat tanpa surat
dari tenaga kesehatan. Kebanyakan maskapai penerbangan dari luar
negeri hanya memperbolehkan ibu hamil menumpang pesawat sampai
usia kehamilan 35 minggu. Perjalanan udara itu sendiri memiliki risiko
bahaya yang kecil. Magnetometer yang digunakan di bagian keamanan
pelabuhan udara tidak membahayakan janin. Duduk diam di kursi untuk
waktu yang lama dapat meningkatkan risiko tromboflebitis superfisial
atau tromboflebitis dalam. Untuk mengurangi risiko ini, ibu hamil
dianjurkan berjalan-jalan selama 15 menit setiap satu jam.
Apabila berpergian jauh, jadwalkan waktu untuk melakukan
gerakan bebas dan beristirahat. Sambil duduk, ibu hamil dapat
melakukan latihan napas dalam, memutar-mutar kaki, dan secara
bergantian mengencangkan dan melemaskan otot di bagian tubuh yang
berlainan. Hindari keletihan.
Banyak wanita hamil mengalamai rasa tidak bebas bila berpergian
naik kendaraan. Mereka merasa takut akan keselamatan bayinya yang
belum lahir (Pendekatan Pengajaran). Berikut ini adalah pendekatan
pengajaran yang dapat dilakukan demi keamanan saat travelling selama
masa hamil :
Adaptasi maternal terhadap kehamilan meliputi relaksasi sendi,
perubahan pusat titik berat, terjadinya pingsan, dan rasa tidak nyaman.
Masalah koordinasi dan keseimbangan sering timbul. Oleh karena itu,
ibu hamil harus memperhatikan petunjuk berikut ini:
1. Gunakan mekanika tubuh yang baik
2. Gunakan alat pengaman kendaraan; sabuk pengaman, sabuk bahu,
dan sandaran kepala, kaca mata pelindung, helm, dan alat lain yang
tersedia.
6
3. Hindari aktivitas yang membutuhkan koordinasi, keseimbangan,
dan konsentrasi.
4. Upayakan untuk beristirahat, susun jadwal baru untuk aktivitas
harian yang memungkinkan ibu hamil mendapat cukup istirahat
dan relaksaisi.
5. Perkembangan embiro dan janin sangat mudah dipengaruhi zat
teratogen lingkungan. Banyak senyawa kimia berbahaya di dalam
rumah, kebun, dan tempat pekerjaan: cairan pembersih, cat, cairan
semprot, herbisida, dan pestisida. Tanah dan air yang tersedia
kemungkinan juga tidak aman. Oleh karena itu, ibu hamil harus
mematuhi pedoman beerikut :
a. Baca semua label untuk mengetahui isi suatu barang dan cara
penggunaan yang benar.
b. Usahakan cukup ventilasi udara bersih
c. Buang sampah dengan baik
d. Kenakan sarung tangan saat bekerja menggunakan bahan
kimia
e. Pindah ke bagian lain atau pindah pekerjaan bila perlu
f. Hindari tempat-tempat yang tinggi (bukan di dalam pesawat
yang tekanan udaranya diatur), yang dapat membutuhkan
oksigen.
Wanita hamil harus berhati-hati dalam membuat rencana perjalanan
yang cenderung lama atau melelahkan. Duduk diam untuk waktu yang
lama dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan mengakibatkan
gangguan sirkulasi serta edema tungkai karena tergantung. Sabuk
pengaman pada kendaraan harus dikenakan tanpa menekan bagian perut
yang menonjol.
Bepergian juga menimbulkan masalah lain. Biasanya perjalanan
jauh akan meletihkan dan asupan makanan serta minuman cenderung
berbeda dengan yang biasa dialami. Konstipasi atau diare terjadi dalam
perjalanan, dan jugadengn berada ditempat lain, terdapat ketidakpastian
dalam memperoleh pelayanan medic yang memuaskan.
7
Dilain pihak, pasangan suami-isteri mungkin merasa bahwa saat ini
merupakan kesempatan terakhir bagi mereka untuk dapat bepergian
dengan bebas dan kesempatan ini tidak akan mereka peroleh selama
beberapa tahun mendatang karena sesudah itu mereka akan terikat
dengan berbagai pembatasan dan persoalan yang berhubungan dengan
bayi. Jelas tidak diragukan bahwa bentuk liburan semacam ini yang
memberikan suasana tenang, udara bersih, makanan yang lezat,
olahraga yang menyenangkan dan banyak istirahat, sangat bermanfaat
bagi pasangan yang menantikan kehadiran puteranya. Berikut ini adalah
tips ringkas , bagi wanita hamil yang akan berpergian atau travelling :
a. Jangan terlalu lama dan melelahkan
b. Duduk lama-statis vena (vena stagnasi) menyebabkan
tromboflebitis dan kaki bengkak.
c. Berpergian dengan pesawat udara boleh, tidak ada bahaya
hipoksia, dan tekanan udara oksigen yang cukup dalam
pesawat udara(Lily Yulaikhah, 2009).
8
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kehamilan bukan saat untuk memulai program imunisasi
terhadap berbagai penyakit yang dapat dicegah. Setiap bahan (atau
setiap kontak dengan mikroorganisme) yang dapat menaikkan suhu
tubuh dengan tajam harus dihindari. Vaksinasi rubela, tifoid, dan
influenza tidak diberikan selama kehamilan karena kemungkinan
adanya akibat yang membahayakan janin.
Wanita hamil harus berhati-hati dalam membuat rencana
perjalanan yang cenderung lama atau melelahkan. Duduk diam untuk
waktu yang lama dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan
mengakibatkan gangguan sirkulasi serta edema tungkai karena
tergantung. Sabuk pengaman pada kendaraan harus dikenakan tanpa
menekan bagian perut yang menonjol.
Bepergian juga menimbulkan masalah lain. Biasanya perjalanan
jauh akan meletihkan dan asupan makanan serta minuman cenderung
berbeda dengan yang biasa dialami. Konstipasi atau diare terjadi dalam
perjalanan, dan jugadengn berada ditempat lain, terdapat ketidakpastian
dalam memperoleh pelayanan medic yang memuaskan.
B. SARAN
Diharapkan dengan mempelajari makalah ini kita dapat lebih
memperhatikan dan mengetahui cara memberikan pendidikan kesehatan
dan memberikan asuhan yang tepat bagi ibu hamil.
9
DAFTAR PUSTAKA
Yulaikhah, Lily. 2009. Kehamilan : Seri Asuhan Kebidanan. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid 1 Edisi 2. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC
M. Kriebs, Jan, Carolyn L. Gegor. 2009. Buku Saku Asuhan Kebidanan
Varney Edisi 2. Jakarta: Penerbit Kedokteran EGC
Maryanah, dkk. 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC
A. Wijiyarini,Maria, Peter I. Anugerah. 1996. Buku Ajar Keperawatan
Maternitas Edisi 4. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Farrer, Helen. 1996. Perawatan Maternitas (Maternity Care) Edisi 2. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC
10
LAMPIRAN
A. Bagan Imunisasi Pada Ibu Hamil
Vaksin Pertimbangan
PenggunaanJi
ka Ada
Indikasi
Dikontraindikasi Keterangan
Hepatitis A Keamanan dalam
kehamilan tidak
diketahui; secara teoritis
risikonya rendah
Pada wanita yang
berisiko tinggi terpajan
hepatitis A harus
dipertimbangkan antara
risiko terinfeksi virus
tersebut dengan risiko
vaksinasi
Hepatitis B X Direkomendasikan untuk
wanita hamil dan
menyusuhi yang berisiko
terinfeksi virus hepatitis
B
Influenza
(Inaktif)
X Wanita yang hamil ketika
musim influenza harus
divaksinasi pada
trimester berapa pun
Influenza
(LAIV)
X Gunakan vaksin
influenza inaktif pada
kehamilan
Campak X Lihat keterangan Rubela
Gondong X Lihat keterangan Rubela
11
Pneumokok
us
Keamanan pada trimester
pertama belum
dievaluasi, namun tidak
ada efek merugikan
dilaporkan pada bayi
baru lahir yang ibunya
divaksinasi ketika hamil
Polio (IPV) Berdasarkan teori,
vaksinasi pada wanita
hamil harus dihindari.
Apabila berisiko
terinfeksi, IPV dapat
diberikan.
Rubela X Vaksin MMR tidak boleh
diberikan kepada wanita
hamil. Secara teoritis,
risiko pada hamil tidak
dapat dihindarkan. Oleh
karena itu, wanita harus
diberi konseling untuk
mencegah kehamilan
pada 28 hari setelah
vaksinasi. Jika wanita
hamil divaksinasi, atau ia
kemudian hamil dalam
empat minggu setelah
vaksinasi MMR, berikan
konseling mengenai
kemungkinan efeknya
pada janin yang teoritis;
namun, vaksinasi MMR
pada kehamilan bukan
12
alasan untuk mengakhiri
kehamilan
Tetanus /
Difteri
X Toksoid tetanus
dandifteri (Td)
diindikasikan secara rutin
bagi wanita hamil
Wanita hamil yang sudah
divaksinasi Td dan belum
divaksinasi lagidalam 10
tahun terakhir harus
mendapat dosis booster
Varisela X Efek pada janin tidak
diketahui. Oleh karena
itu, wanita hamil tidak
boleh divaksinasi.
Wanita tidak hamil harus
mencegah kehamilan
dalam satubulan.
Anggota keluarga wanita
hamil tidak ada
kontraindikasi untuk
divaksinasi. Apabila
wanita hamil divaksinasi
atau ia kemudian hamil
dalam kurun waktu
empat minggu, berikan
konseling tentang
kemungkinan efek pada
janin secara toeritis.
Vaksinasi varisela pada
kehamilan bukan alas an
umum untuk mengakhiri
13
kehamilan. Pada wanita
hamil yang rentan dan
telah terpajan, pemberian
VZIG [Varicella Zoster
Immune Globulin] harus
benar-benar
dipertimbangkan manfaat
dan risikonya.
Antraks Penelitian tentang
penggunaan vaksin
antraks pada kehamilan
belum ada yang
diterbitkan. Vaksinasi
antraks diberikan jika
manfaat yang diperoleh
melebihi risikonya pada
janin.
BCG X Meskipun vaksin BCG
tidak menimbulkan efek
berbahaya bagi janin,
penggunaanya tidak
dianjurkan selama
kehamilan
Japanese
Encephalitis
(JE)
Tidak ada data spesifik
tentang keamanan vaksin
JE pada kehamilan.
Secara teoritis, vaksinasi
berisiko bagi janin. Oleh
karena itu, vaksinasi
tidak boleh diberikan
secara rutin selama
kehamilan. Wanita hamil
14
yang melakukan
perjalanan ketempat yang
berisiko tinggi JE harus
divaksinasi jika risiko
infeksi pada janin dan
ibu melebihi risiko
teoritis.
Meningoko
kus
X Vaksin terbukti aman dan
efektif jika diberikan
kepada wanita hamil.
Rabies X Perjalanan rabies yang
tidak ditangani secara
adekuat akan berakibat
fatal. Vaksinasi rabies
tidak menyebabkan
abnormalitas janin. Oleh
karena itu, profilaksis
paska pajanan
diindikasikan pada
kehamilan.
Tifoid
(Parental
dan Ty21a)
X Tidak ada laporan
tentang penggunaan
salah satu diantara tiga
vaksin tifoid pada wanita
hamil.
Vaksinia
(Variola )
Vaksin vaksinasia tidak
boleh diberikan secara
rutin kaepada wanita
hamil. Vaksin ini dapat
diketahui dapat
menyebabkan
malformasi kongenital,
15
namun dilaporkan dapat
menyebabkan infeksi
janin kendati jarang, dan
infeksi tersebut terjadi
hampir selalu setelah
vaksinasi primer pada
ibu. Wanita hamil yang
jelas terpajan virus
variola (mis, wajah-ke-
wajah, dalam rumah, atau
kontak dekat dengan
pasien variola) harus
divaksinasi. Inveksi
variola pada wanita
hamil dapat
mengakibatkan infeksi
yang lebih berat dari
pada infeksi pada wanita
tidak hamil. Risiko
akibat variola klinis pada
ibu dan janin jauh lebih
besardari pada risiko
vaksinasi.
Demam
kuning
Keamanan vaksinasi
demam kuning selama
kehamilan belum
dipastikan. Berikan
hanya jika perjalanan
kedaerah endemic tidak
dapat dihindari dan jika
terdapat peningkatan
risiko perjalanan.
16
Sumber : M. Kriebs, Jan, Carolyn L. Gegor. 2009. Buku Saku Asuhan
Kebidanan Varney Edisi 2. Jakarta: Penerbit Kedokteran
EGC
B. Bagan Pemberian Suntikan Tetanus Toksoid
Antigen Interval waktu Lama
perlindungan
Presentase
perlindungan
TT 1 Kujungan 1
ANC
TT 2 4 minggu
setelah TT 1
3 tahun⁺ 80
TT 3 4 minggu
setelah TT 2
5 tahun 95
TT 4 4 minggu
setelah TT 3
10 tahun 99
TT 5 4 minggu
setelah TT 4
Tahun/seumur
hidup
99
⁺Artinya apabila dalam waktu 3 tahun wanita usia subur tersebut
melahirkan, maka yang dilahirkan akan terlindung dari tetanus
neonatorum.
Sumber: Maryanah, dkk. 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC

More Related Content

What's hot

Rencana Pembelajaran Semester (RPS) Neonatus, Bayi dan Balita
Rencana Pembelajaran Semester (RPS) Neonatus, Bayi dan BalitaRencana Pembelajaran Semester (RPS) Neonatus, Bayi dan Balita
Rencana Pembelajaran Semester (RPS) Neonatus, Bayi dan BalitaStephanieLexyLouis1
 
24 standar pelayanan kebidanan
24 standar pelayanan kebidanan24 standar pelayanan kebidanan
24 standar pelayanan kebidananshona2493
 
1. falsafah dan definisi bidan
1. falsafah dan definisi bidan1. falsafah dan definisi bidan
1. falsafah dan definisi bidanadeputra93
 
PPT SEMINAR PROPOSAL LTA 3 KEBIDANAN KEHAMILAN RISTI
PPT SEMINAR PROPOSAL LTA 3 KEBIDANAN KEHAMILAN RISTIPPT SEMINAR PROPOSAL LTA 3 KEBIDANAN KEHAMILAN RISTI
PPT SEMINAR PROPOSAL LTA 3 KEBIDANAN KEHAMILAN RISTIMilla Octaviana
 
1. daftar tilik pemasangan kateter pada wanita
1. daftar tilik pemasangan kateter pada wanita1. daftar tilik pemasangan kateter pada wanita
1. daftar tilik pemasangan kateter pada wanitayolandaputri18
 
Dialog percakapan pasien dan bidan mual muntah berlebihan akbid paramata
Dialog percakapan pasien dan bidan mual muntah berlebihan akbid paramataDialog percakapan pasien dan bidan mual muntah berlebihan akbid paramata
Dialog percakapan pasien dan bidan mual muntah berlebihan akbid paramataOperator Warnet Vast Raha
 
SIKLUS MENSTRUASI
SIKLUS MENSTRUASISIKLUS MENSTRUASI
SIKLUS MENSTRUASIshelviaa
 
Standar penanganan kegawatan obstetri dan neonatal
Standar penanganan kegawatan obstetri dan neonatalStandar penanganan kegawatan obstetri dan neonatal
Standar penanganan kegawatan obstetri dan neonatalrikawayan
 
16 mengembangkan perencanaan yg komprehensif -
16 mengembangkan perencanaan yg komprehensif -16 mengembangkan perencanaan yg komprehensif -
16 mengembangkan perencanaan yg komprehensif -Devi Narti
 
SALIN PENYULIT KALA III DAN IV
SALIN PENYULIT KALA III DAN IVSALIN PENYULIT KALA III DAN IV
SALIN PENYULIT KALA III DAN IVLilis c'Ben
 
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...Operator Warnet Vast Raha
 
ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS (MUNTAH dan GUMOH)
ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS (MUNTAH dan GUMOH)ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS (MUNTAH dan GUMOH)
ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS (MUNTAH dan GUMOH)Rofiqoh Damayanti
 
Penatalaksanaan Atonia Uteri
Penatalaksanaan Atonia UteriPenatalaksanaan Atonia Uteri
Penatalaksanaan Atonia Uteripjj_kemenkes
 
Standar Profesi Kebidanan
Standar Profesi KebidananStandar Profesi Kebidanan
Standar Profesi Kebidananaisyaahhh
 
24 standar asuhan kebidanan
24 standar asuhan kebidanan24 standar asuhan kebidanan
24 standar asuhan kebidananSiti Maimun
 

What's hot (20)

Rencana Pembelajaran Semester (RPS) Neonatus, Bayi dan Balita
Rencana Pembelajaran Semester (RPS) Neonatus, Bayi dan BalitaRencana Pembelajaran Semester (RPS) Neonatus, Bayi dan Balita
Rencana Pembelajaran Semester (RPS) Neonatus, Bayi dan Balita
 
24 standar pelayanan kebidanan
24 standar pelayanan kebidanan24 standar pelayanan kebidanan
24 standar pelayanan kebidanan
 
1. falsafah dan definisi bidan
1. falsafah dan definisi bidan1. falsafah dan definisi bidan
1. falsafah dan definisi bidan
 
OBSTRUKSI BILIARIS
OBSTRUKSI BILIARISOBSTRUKSI BILIARIS
OBSTRUKSI BILIARIS
 
PPT SEMINAR PROPOSAL LTA 3 KEBIDANAN KEHAMILAN RISTI
PPT SEMINAR PROPOSAL LTA 3 KEBIDANAN KEHAMILAN RISTIPPT SEMINAR PROPOSAL LTA 3 KEBIDANAN KEHAMILAN RISTI
PPT SEMINAR PROPOSAL LTA 3 KEBIDANAN KEHAMILAN RISTI
 
1. daftar tilik pemasangan kateter pada wanita
1. daftar tilik pemasangan kateter pada wanita1. daftar tilik pemasangan kateter pada wanita
1. daftar tilik pemasangan kateter pada wanita
 
Dialog percakapan pasien dan bidan mual muntah berlebihan akbid paramata
Dialog percakapan pasien dan bidan mual muntah berlebihan akbid paramataDialog percakapan pasien dan bidan mual muntah berlebihan akbid paramata
Dialog percakapan pasien dan bidan mual muntah berlebihan akbid paramata
 
SIKLUS MENSTRUASI
SIKLUS MENSTRUASISIKLUS MENSTRUASI
SIKLUS MENSTRUASI
 
Peran dan Fungsi Bidan slideshare
Peran dan Fungsi Bidan slidesharePeran dan Fungsi Bidan slideshare
Peran dan Fungsi Bidan slideshare
 
Konseling kebidanan
Konseling kebidananKonseling kebidanan
Konseling kebidanan
 
Standar penanganan kegawatan obstetri dan neonatal
Standar penanganan kegawatan obstetri dan neonatalStandar penanganan kegawatan obstetri dan neonatal
Standar penanganan kegawatan obstetri dan neonatal
 
16 mengembangkan perencanaan yg komprehensif -
16 mengembangkan perencanaan yg komprehensif -16 mengembangkan perencanaan yg komprehensif -
16 mengembangkan perencanaan yg komprehensif -
 
SALIN PENYULIT KALA III DAN IV
SALIN PENYULIT KALA III DAN IVSALIN PENYULIT KALA III DAN IV
SALIN PENYULIT KALA III DAN IV
 
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...
 
ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS (MUNTAH dan GUMOH)
ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS (MUNTAH dan GUMOH)ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS (MUNTAH dan GUMOH)
ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS (MUNTAH dan GUMOH)
 
Penatalaksanaan Atonia Uteri
Penatalaksanaan Atonia UteriPenatalaksanaan Atonia Uteri
Penatalaksanaan Atonia Uteri
 
Standar Profesi Kebidanan
Standar Profesi KebidananStandar Profesi Kebidanan
Standar Profesi Kebidanan
 
LAPORAN KASUS pranikah.docx
LAPORAN KASUS pranikah.docxLAPORAN KASUS pranikah.docx
LAPORAN KASUS pranikah.docx
 
24 standar asuhan kebidanan
24 standar asuhan kebidanan24 standar asuhan kebidanan
24 standar asuhan kebidanan
 
Asuhan pada ibu nifas
Asuhan pada ibu nifasAsuhan pada ibu nifas
Asuhan pada ibu nifas
 

Similar to Kebutuhan traveling dan imunisasi pada ibu hamil

Similar to Kebutuhan traveling dan imunisasi pada ibu hamil (20)

Andi nurfahmi ummul
Andi nurfahmi ummulAndi nurfahmi ummul
Andi nurfahmi ummul
 
195137392 askep-pada-ibu-hamil-1
195137392 askep-pada-ibu-hamil-1195137392 askep-pada-ibu-hamil-1
195137392 askep-pada-ibu-hamil-1
 
195137392 askep-pada-ibu-hamil-1
195137392 askep-pada-ibu-hamil-1195137392 askep-pada-ibu-hamil-1
195137392 askep-pada-ibu-hamil-1
 
Keperawatan_Bencana_Pada_Kelompok_Rentan.pptx
Keperawatan_Bencana_Pada_Kelompok_Rentan.pptxKeperawatan_Bencana_Pada_Kelompok_Rentan.pptx
Keperawatan_Bencana_Pada_Kelompok_Rentan.pptx
 
Kebutuhan fisik ibu hamil pada trimester i 2
Kebutuhan fisik ibu hamil pada trimester i 2Kebutuhan fisik ibu hamil pada trimester i 2
Kebutuhan fisik ibu hamil pada trimester i 2
 
Kebutuhan fisik ibu hamil pada trimester i 2
Kebutuhan fisik ibu hamil pada trimester i 2Kebutuhan fisik ibu hamil pada trimester i 2
Kebutuhan fisik ibu hamil pada trimester i 2
 
Kebutuhan Dasar Ibu Hamil
Kebutuhan Dasar Ibu HamilKebutuhan Dasar Ibu Hamil
Kebutuhan Dasar Ibu Hamil
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Konsep umum bbl, bayi dan balita
Konsep umum bbl, bayi dan balitaKonsep umum bbl, bayi dan balita
Konsep umum bbl, bayi dan balita
 
Kegawatdaruratan Masa Persalinan Kala I dan II
Kegawatdaruratan Masa Persalinan Kala I dan IIKegawatdaruratan Masa Persalinan Kala I dan II
Kegawatdaruratan Masa Persalinan Kala I dan II
 
Satuan acara penyuluhan maternitas
Satuan acara penyuluhan maternitasSatuan acara penyuluhan maternitas
Satuan acara penyuluhan maternitas
 
KB 3 Penyakit dan Kelainan yang Mempengaruhi dan Dipengaruhi Kehamilan
KB 3 Penyakit dan Kelainan yang Mempengaruhi dan Dipengaruhi KehamilanKB 3 Penyakit dan Kelainan yang Mempengaruhi dan Dipengaruhi Kehamilan
KB 3 Penyakit dan Kelainan yang Mempengaruhi dan Dipengaruhi Kehamilan
 
Tugas Pertama (K3).docx
Tugas Pertama (K3).docxTugas Pertama (K3).docx
Tugas Pertama (K3).docx
 
Mastitis
MastitisMastitis
Mastitis
 
Mastitis
MastitisMastitis
Mastitis
 
Bersalin
BersalinBersalin
Bersalin
 
Asi ekslusif
Asi ekslusifAsi ekslusif
Asi ekslusif
 
Distosia bahu
Distosia bahuDistosia bahu
Distosia bahu
 
Askeb( kehamilan )
Askeb( kehamilan )Askeb( kehamilan )
Askeb( kehamilan )
 
Nysa
NysaNysa
Nysa
 

Recently uploaded

penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxagussudarmanto9
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiNezaPurna
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUNYhoGa3
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxAcephasan2
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptxgizifik
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxIrfanNersMaulana
 
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxDiagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxMelisaBSelawati
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptAcephasan2
 

Recently uploaded (20)

penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxDiagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 

Kebutuhan traveling dan imunisasi pada ibu hamil

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan fisik yang dibutuhkan manusia , berbeda antara manusia yang satu dengan manusia yang lain. Begitu pula dengan ibu hamil, ada banyak kebutuhan fisik yang dibutuhkan pada ibu hamil, diantaranya adalah kebutuhan nutrisi, personal hygine, dan lain sebagainya. Dalam masa kehamilan , calon ibu membutuhkan dukungan penuh, sosial, spiritual dan kesehatan, bagi kesejahteraan dia dan calon bayinya. Hal penting dalam masa kehamilan yang harus untuk diperhatikan adalah imunisasi dan travelling. Imunisasi yang umumnya diberikan pada ibu hamil adalah imunisasi TT, sementara travelling , ada beberapa hal yang perlu diperhatikan demi keselamatan ibu dan bayinya. Oleh karena itu, kami sebagai mahasiswa kebidanan harus mempelajari tentang kebutuhan imunisasi dan travelling pada ibu hamil. Agar saat terjun di masyarakat kami dapat memberikan asuhan dan pendidikan kesehatan yang tepat bagi para calon ibu. B. Rumusan Masalah 1. Apayang dimaksud dengan kebutuhan imunisasi pada ibu hamil ? 2. Apa yang dimaksud dengan kebutuhan fisik travelling pada ibu hamil? C. Tujuan 1. Tujuan umum Memenuhi tugas mata kuliah Askeb Kehamilan.
  • 2. 2 2. Tujuan khusus : a. Mengetahui maksud dari kebutuhan imunisasi pada ibu hamil. b. Mengetahui maksud dari kebutuhan fisik travelling pada ibu hamil. D. Manfaat Manfaat yang akan diperoleh setelah membaca makalah ini adalah , pembaca akan lebih mengetahuikebutuhan fisik immunisasi travelling pada ibu hamil. E. Pembatasan Masalah Dalam makalah ini akan dibahas tentang kebutuhan fisik immunisasi travelling pada ibu hamil, indikasi dan kontraindikasi dilakukannya immunisasi pada kehamilan. F. Metode Makalah ini disusun dengan menggunakan metode studi pustaka. Penulis mengumpulkan data yang dibutuhkan dari buku referensi dan membacanya secara intensif pada bagian yang akan disusun dalam pembuatan makalah ini.
  • 3. 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kebutuhan Fisik Imunisasi Pada Ibu Hamil Kehamilan bukan saat untuk memulai program imunisasi terhadap berbagai penyakit yang dapat dicegah. Setiap bahan (atau setiap kontak dengan mikroorganisme) yang dapat menaikkan suhu tubuh dengan tajam harus dihindari. Vaksinasi rubela, tifoid, dan influenza tidak diberikan selama kehamilan karena kemungkinan adanya akibat yang membahayakan janin. Perlindungan terhadap polio dapat diberikan jika wanita tersebut belum pernah divaksin. Vaksin tetanus harus diberikan pada wanita hamil untuk mencegah kemungkinan tetanus neonaturum. Ada beberapa pertimbangan tentang keamanan berbagai teknik imunisasi selama masa hamil (Barry, Bia, 1989; Cunninghamet al, 1993). Imunisasi menggunakan virus hidup yang dilemahkan dikontraindikasikan selama kehamilan karena berpotensi teratogenik. Vaksin menggunakan virus yang telah dimatikan boleh digunakan. Vaksin virus hidup mencakup virus campak (rubeola dan rubela) (Burgess, 1990) dan vaksin gondong. Ada beberapa wanita membutuhkan imunisasi yerhadap influenza. Untuk proteksi segera setelah terpapar, bisa dipakai vaksin polio yang dimatikan. Imunisasi terhadap kolera, tifoid, dan poliomielitis diperlukan bila ibu hamil harus mengadakan perjalanan ke daerah endemik. Tokosoid tetanus atau imun globulin varisela boleh diberikan, bila perlu. Pada saat kunjungan ANC, tanyakan apakah ibu hamil pernah mendapat suntikan tetanus toksoid (TT). Bila sudah, tanyakan kapan diperolehnya. Ibu hamil yang belum penuh mendapat TT, pada kehamilan sebelumnya atau pada waktu akan menjadi pengantin, maka perlu mendapat dua kali suntikan Ttdengan jarak minimal satu bulan. TT yang pertama diberikan pada kunjungan antenatal yang pertama. Bila sudah pernah, maka cukup diberikan sekali selama kehamilan.
  • 4. 4 Suntikan TT melindungi ibu dan bayinya dari penyakit tetanus neonatorum. Terutama imunisasi tetanus toksoid untuk melindungi bayi terhadap penyakit tetanus neonatorum. Imunisasi dilakukan pada trimester I/II pada kehamilan 3-5 bulan dengan interval minimal 4 minggu. Lakukan penyuntikan secara IM (intramuskular) dengan dosis 0,5mL. Imunisasi yang lain diberikan sesuai indikasi (Lily Yulaikhah, 2009). B. Kebutuhan Fisik Travelling Pada Ibu Hamil Walaupun perjalanan itu sendiri bukanlah penyebab abortus atau persalinan prematur, tetap direkomendasikan tindakan kewaspadaan tertentu. Ibu hamil yang tidak menggunakan sabuk pengaman di dalam kendaraan merisikokan keselamatan bayi dan dirinya sendiri. Kematian ibu akibat cedera merupakan penyebab paling umum kematian janin (Crosby, 1983). Penyebab umum kedua ialah separasi plasenta. Kontur tubuh berubah akibat kekuatan benturan. Rahim sebagai organ berotot dapat beradaptasi untuk menyesuaikan bentuk tubuh. Plasenta kurang dapat menyesuaikan diri, sehingga terjadi separasi plasenta. Pemakaian sabuk pengaman, sabuk pengaman baik di pinggang maupun di bahu, harus dikenakan. Sabuk di pinggang harus dikenakan agak rendah, yaitu di sekitar pangkal paha dan regangan senyaman mungkin. Sabuk bahu harus dikenakan di atas rahim wanita hamil dan di bawah leher untuk menghindari cedera. Wanita hamil harus duduk dengan posisi tegak. Sandaran kepala harus dipakai untuk menghindari cedera benturan. Pada dataran tinggi, kadar oksigen yang rendah dapat menyebabkan hipoksia janin, terutama bila wanita tersebut anemia (Barry, Bia, 1989). Ibu hamil yang melakukan banyak perjalanan memiliki kemungkinan mengalami kecelakaan yang serius dan kemungkinan tidak mendapat perawatan maternitas yang baik. Selain itu, rasa letih dan tegang, perubahan kebiasaan sehari-hari, dan makanan yang dikonsumsi sepanjang perjalanan yang panjang tidak menguntungkan.
  • 5. 5 Apabila perjalanan panjang tidak dapat dihindari, maka perjalanan ini sebaiknya dilakukan dengan menumpang pesawat. Menurut peraturan penerbangan di Amerika Serikat, ibu hamil pada bulan terakhir kehamilannya tidak diperbolehkan naik pesawat tanpa surat dari tenaga kesehatan. Kebanyakan maskapai penerbangan dari luar negeri hanya memperbolehkan ibu hamil menumpang pesawat sampai usia kehamilan 35 minggu. Perjalanan udara itu sendiri memiliki risiko bahaya yang kecil. Magnetometer yang digunakan di bagian keamanan pelabuhan udara tidak membahayakan janin. Duduk diam di kursi untuk waktu yang lama dapat meningkatkan risiko tromboflebitis superfisial atau tromboflebitis dalam. Untuk mengurangi risiko ini, ibu hamil dianjurkan berjalan-jalan selama 15 menit setiap satu jam. Apabila berpergian jauh, jadwalkan waktu untuk melakukan gerakan bebas dan beristirahat. Sambil duduk, ibu hamil dapat melakukan latihan napas dalam, memutar-mutar kaki, dan secara bergantian mengencangkan dan melemaskan otot di bagian tubuh yang berlainan. Hindari keletihan. Banyak wanita hamil mengalamai rasa tidak bebas bila berpergian naik kendaraan. Mereka merasa takut akan keselamatan bayinya yang belum lahir (Pendekatan Pengajaran). Berikut ini adalah pendekatan pengajaran yang dapat dilakukan demi keamanan saat travelling selama masa hamil : Adaptasi maternal terhadap kehamilan meliputi relaksasi sendi, perubahan pusat titik berat, terjadinya pingsan, dan rasa tidak nyaman. Masalah koordinasi dan keseimbangan sering timbul. Oleh karena itu, ibu hamil harus memperhatikan petunjuk berikut ini: 1. Gunakan mekanika tubuh yang baik 2. Gunakan alat pengaman kendaraan; sabuk pengaman, sabuk bahu, dan sandaran kepala, kaca mata pelindung, helm, dan alat lain yang tersedia.
  • 6. 6 3. Hindari aktivitas yang membutuhkan koordinasi, keseimbangan, dan konsentrasi. 4. Upayakan untuk beristirahat, susun jadwal baru untuk aktivitas harian yang memungkinkan ibu hamil mendapat cukup istirahat dan relaksaisi. 5. Perkembangan embiro dan janin sangat mudah dipengaruhi zat teratogen lingkungan. Banyak senyawa kimia berbahaya di dalam rumah, kebun, dan tempat pekerjaan: cairan pembersih, cat, cairan semprot, herbisida, dan pestisida. Tanah dan air yang tersedia kemungkinan juga tidak aman. Oleh karena itu, ibu hamil harus mematuhi pedoman beerikut : a. Baca semua label untuk mengetahui isi suatu barang dan cara penggunaan yang benar. b. Usahakan cukup ventilasi udara bersih c. Buang sampah dengan baik d. Kenakan sarung tangan saat bekerja menggunakan bahan kimia e. Pindah ke bagian lain atau pindah pekerjaan bila perlu f. Hindari tempat-tempat yang tinggi (bukan di dalam pesawat yang tekanan udaranya diatur), yang dapat membutuhkan oksigen. Wanita hamil harus berhati-hati dalam membuat rencana perjalanan yang cenderung lama atau melelahkan. Duduk diam untuk waktu yang lama dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan mengakibatkan gangguan sirkulasi serta edema tungkai karena tergantung. Sabuk pengaman pada kendaraan harus dikenakan tanpa menekan bagian perut yang menonjol. Bepergian juga menimbulkan masalah lain. Biasanya perjalanan jauh akan meletihkan dan asupan makanan serta minuman cenderung berbeda dengan yang biasa dialami. Konstipasi atau diare terjadi dalam perjalanan, dan jugadengn berada ditempat lain, terdapat ketidakpastian dalam memperoleh pelayanan medic yang memuaskan.
  • 7. 7 Dilain pihak, pasangan suami-isteri mungkin merasa bahwa saat ini merupakan kesempatan terakhir bagi mereka untuk dapat bepergian dengan bebas dan kesempatan ini tidak akan mereka peroleh selama beberapa tahun mendatang karena sesudah itu mereka akan terikat dengan berbagai pembatasan dan persoalan yang berhubungan dengan bayi. Jelas tidak diragukan bahwa bentuk liburan semacam ini yang memberikan suasana tenang, udara bersih, makanan yang lezat, olahraga yang menyenangkan dan banyak istirahat, sangat bermanfaat bagi pasangan yang menantikan kehadiran puteranya. Berikut ini adalah tips ringkas , bagi wanita hamil yang akan berpergian atau travelling : a. Jangan terlalu lama dan melelahkan b. Duduk lama-statis vena (vena stagnasi) menyebabkan tromboflebitis dan kaki bengkak. c. Berpergian dengan pesawat udara boleh, tidak ada bahaya hipoksia, dan tekanan udara oksigen yang cukup dalam pesawat udara(Lily Yulaikhah, 2009).
  • 8. 8 BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Kehamilan bukan saat untuk memulai program imunisasi terhadap berbagai penyakit yang dapat dicegah. Setiap bahan (atau setiap kontak dengan mikroorganisme) yang dapat menaikkan suhu tubuh dengan tajam harus dihindari. Vaksinasi rubela, tifoid, dan influenza tidak diberikan selama kehamilan karena kemungkinan adanya akibat yang membahayakan janin. Wanita hamil harus berhati-hati dalam membuat rencana perjalanan yang cenderung lama atau melelahkan. Duduk diam untuk waktu yang lama dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan mengakibatkan gangguan sirkulasi serta edema tungkai karena tergantung. Sabuk pengaman pada kendaraan harus dikenakan tanpa menekan bagian perut yang menonjol. Bepergian juga menimbulkan masalah lain. Biasanya perjalanan jauh akan meletihkan dan asupan makanan serta minuman cenderung berbeda dengan yang biasa dialami. Konstipasi atau diare terjadi dalam perjalanan, dan jugadengn berada ditempat lain, terdapat ketidakpastian dalam memperoleh pelayanan medic yang memuaskan. B. SARAN Diharapkan dengan mempelajari makalah ini kita dapat lebih memperhatikan dan mengetahui cara memberikan pendidikan kesehatan dan memberikan asuhan yang tepat bagi ibu hamil.
  • 9. 9 DAFTAR PUSTAKA Yulaikhah, Lily. 2009. Kehamilan : Seri Asuhan Kebidanan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid 1 Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC M. Kriebs, Jan, Carolyn L. Gegor. 2009. Buku Saku Asuhan Kebidanan Varney Edisi 2. Jakarta: Penerbit Kedokteran EGC Maryanah, dkk. 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC A. Wijiyarini,Maria, Peter I. Anugerah. 1996. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC Farrer, Helen. 1996. Perawatan Maternitas (Maternity Care) Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
  • 10. 10 LAMPIRAN A. Bagan Imunisasi Pada Ibu Hamil Vaksin Pertimbangan PenggunaanJi ka Ada Indikasi Dikontraindikasi Keterangan Hepatitis A Keamanan dalam kehamilan tidak diketahui; secara teoritis risikonya rendah Pada wanita yang berisiko tinggi terpajan hepatitis A harus dipertimbangkan antara risiko terinfeksi virus tersebut dengan risiko vaksinasi Hepatitis B X Direkomendasikan untuk wanita hamil dan menyusuhi yang berisiko terinfeksi virus hepatitis B Influenza (Inaktif) X Wanita yang hamil ketika musim influenza harus divaksinasi pada trimester berapa pun Influenza (LAIV) X Gunakan vaksin influenza inaktif pada kehamilan Campak X Lihat keterangan Rubela Gondong X Lihat keterangan Rubela
  • 11. 11 Pneumokok us Keamanan pada trimester pertama belum dievaluasi, namun tidak ada efek merugikan dilaporkan pada bayi baru lahir yang ibunya divaksinasi ketika hamil Polio (IPV) Berdasarkan teori, vaksinasi pada wanita hamil harus dihindari. Apabila berisiko terinfeksi, IPV dapat diberikan. Rubela X Vaksin MMR tidak boleh diberikan kepada wanita hamil. Secara teoritis, risiko pada hamil tidak dapat dihindarkan. Oleh karena itu, wanita harus diberi konseling untuk mencegah kehamilan pada 28 hari setelah vaksinasi. Jika wanita hamil divaksinasi, atau ia kemudian hamil dalam empat minggu setelah vaksinasi MMR, berikan konseling mengenai kemungkinan efeknya pada janin yang teoritis; namun, vaksinasi MMR pada kehamilan bukan
  • 12. 12 alasan untuk mengakhiri kehamilan Tetanus / Difteri X Toksoid tetanus dandifteri (Td) diindikasikan secara rutin bagi wanita hamil Wanita hamil yang sudah divaksinasi Td dan belum divaksinasi lagidalam 10 tahun terakhir harus mendapat dosis booster Varisela X Efek pada janin tidak diketahui. Oleh karena itu, wanita hamil tidak boleh divaksinasi. Wanita tidak hamil harus mencegah kehamilan dalam satubulan. Anggota keluarga wanita hamil tidak ada kontraindikasi untuk divaksinasi. Apabila wanita hamil divaksinasi atau ia kemudian hamil dalam kurun waktu empat minggu, berikan konseling tentang kemungkinan efek pada janin secara toeritis. Vaksinasi varisela pada kehamilan bukan alas an umum untuk mengakhiri
  • 13. 13 kehamilan. Pada wanita hamil yang rentan dan telah terpajan, pemberian VZIG [Varicella Zoster Immune Globulin] harus benar-benar dipertimbangkan manfaat dan risikonya. Antraks Penelitian tentang penggunaan vaksin antraks pada kehamilan belum ada yang diterbitkan. Vaksinasi antraks diberikan jika manfaat yang diperoleh melebihi risikonya pada janin. BCG X Meskipun vaksin BCG tidak menimbulkan efek berbahaya bagi janin, penggunaanya tidak dianjurkan selama kehamilan Japanese Encephalitis (JE) Tidak ada data spesifik tentang keamanan vaksin JE pada kehamilan. Secara teoritis, vaksinasi berisiko bagi janin. Oleh karena itu, vaksinasi tidak boleh diberikan secara rutin selama kehamilan. Wanita hamil
  • 14. 14 yang melakukan perjalanan ketempat yang berisiko tinggi JE harus divaksinasi jika risiko infeksi pada janin dan ibu melebihi risiko teoritis. Meningoko kus X Vaksin terbukti aman dan efektif jika diberikan kepada wanita hamil. Rabies X Perjalanan rabies yang tidak ditangani secara adekuat akan berakibat fatal. Vaksinasi rabies tidak menyebabkan abnormalitas janin. Oleh karena itu, profilaksis paska pajanan diindikasikan pada kehamilan. Tifoid (Parental dan Ty21a) X Tidak ada laporan tentang penggunaan salah satu diantara tiga vaksin tifoid pada wanita hamil. Vaksinia (Variola ) Vaksin vaksinasia tidak boleh diberikan secara rutin kaepada wanita hamil. Vaksin ini dapat diketahui dapat menyebabkan malformasi kongenital,
  • 15. 15 namun dilaporkan dapat menyebabkan infeksi janin kendati jarang, dan infeksi tersebut terjadi hampir selalu setelah vaksinasi primer pada ibu. Wanita hamil yang jelas terpajan virus variola (mis, wajah-ke- wajah, dalam rumah, atau kontak dekat dengan pasien variola) harus divaksinasi. Inveksi variola pada wanita hamil dapat mengakibatkan infeksi yang lebih berat dari pada infeksi pada wanita tidak hamil. Risiko akibat variola klinis pada ibu dan janin jauh lebih besardari pada risiko vaksinasi. Demam kuning Keamanan vaksinasi demam kuning selama kehamilan belum dipastikan. Berikan hanya jika perjalanan kedaerah endemic tidak dapat dihindari dan jika terdapat peningkatan risiko perjalanan.
  • 16. 16 Sumber : M. Kriebs, Jan, Carolyn L. Gegor. 2009. Buku Saku Asuhan Kebidanan Varney Edisi 2. Jakarta: Penerbit Kedokteran EGC B. Bagan Pemberian Suntikan Tetanus Toksoid Antigen Interval waktu Lama perlindungan Presentase perlindungan TT 1 Kujungan 1 ANC TT 2 4 minggu setelah TT 1 3 tahun⁺ 80 TT 3 4 minggu setelah TT 2 5 tahun 95 TT 4 4 minggu setelah TT 3 10 tahun 99 TT 5 4 minggu setelah TT 4 Tahun/seumur hidup 99 ⁺Artinya apabila dalam waktu 3 tahun wanita usia subur tersebut melahirkan, maka yang dilahirkan akan terlindung dari tetanus neonatorum. Sumber: Maryanah, dkk. 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC