Etika Bisnis adalah penerapan prinsip-prinsip etika yang umum
pada suatu wilayah perilaku manusi yang khusus yaitu kegiatan ekonomi dan bisnis. Secara konkret teori etika sering difokuskan pada perbuatan baik dan buruk. Perbuatan baik adalah baik dari sudut moral, bukan darisudut teknis atau
sebagainya
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Implementasi Etika Bisnis
1. Dosen Pengampu : Prof. Dr. Ir. H. Hapzi Ali, MM, CMA
Disusun Oleh : BASRIZAL 55117110002
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
UNIVERSITAS MERCUBUANA
JAKARTA
2017
2. Implementasi “Philosophical Ethics and Business” di Indonesia dan kaitannya
dengan Business Ethics dan Good Governance (GCG dan GGG)
A. PENGERTIAN ETIKA BISNIS
[hapzi ali, 2017] Etika Bisnis adalah penerapan prinsip-prinsip etika yang umum
pada suatu wilayah perilaku manusi yang khusus yaitu kegiatan ekonomi dan bisnis.
Secara konkret teori etika sering difokuskan pada perbuatan baik dan buruk.
Perbuatan baik adalah baik dari sudut moral, bukan darisudut teknis atau
sebagainya.
[Hafizh prenueur,2010] Pengertian Etika bisnis dari para pakar:
1. [Velasques, 2005]; menurut Velasques pengertian etika bisnis adalah
merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah.
Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam
kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis.
2. [Hill dan Jones, 1998]; sedangkan menurut dua pakar ini, Hill dan Jones:
Etika bisnis merupakan suatu ajaran untuk membedakan antara salah dan
benar guna memberikan pembekalan kepada setiap pemimpin perusahaan
ketika mempertimbangkan untuk mengambil keputusan strategis yang terkait
dengan masalah moral yang kompleks
3. [Zimmerer, 1996:20]; etika bisnis adalah suatu kode etik perilaku
pengusaha berdasarkan nilai-nilai moral dan norma yang dijadikan tuntunan
dalam membuat keputusan dan memecahkan persoalan.
Berikut ini adalah hal-hal yang harus diperhatikan dalam menciptakan etika bisnis
antara lain; pengendalian diri, pengembangan tanggung jawab sosial perusahaan,
mempertahankan jatidiri, menciptakan persaingan yang sehat, menerapkan konsep
“pembangunan berkelanjutan”, menghindari sifat korupsi, kolusi dan nepotisme,
nyatakan benar, jika benar, sikap saling percaya, konsekuen dan konsisten terhadap
aturan, menumbuhkan kesadaran dan rasa memiliki, dan dituangkannya suatu
bagian etika bisnis dalam suatu hukum positif berupa perundang-undangan.
3. B. PRINSIP ETIKA BISNIS
Pada dasarnya, setiap pelaksanaan bisnis seyogyanya harus menyelaraskan proses
bisnis tersebut dengan etika bisnis yang telah disepakati secara umum dalam
lingkungan tersebut. Sebenarnya terdapat beberapa prinsip etika bisnis yang dapat
dijadikan pedoman bagi setiap bentuk usaha. adalah Prinsip Otonomi, Prinsip
Kejujuran, Prinsip Keadilan, Prinsip Saling Menguntungkan (Mutual Benefit Principle)
dan Prinsip Integritas Moral.
C. MANFAAT ETIKA DALAM BISNIS
Perilaku Etis penting diperlukan untuk sukses jangka panjang dalam sebuah bisnis.
Oleh karena itu, bisnis seringkali menetapkan pilihan strategis berdasarkan nilai
dimana pilihan tersebut didasarkan atas keuntungan dan kelangsungan hidup
perusahaan. Manfaat etika bisnis dalam kelangsungan perusahaan adalah sebagai
berikut (Muslich, 2004:60-61): Tugas utama etika bisnis dipusatkan pada upaya
mencari cara untuk menyelaraskan kepentingan strategis suatu bisnis dengan
tuntunan moralitas dan Etika bisnis bertugas melakukan perubahan kesadaran
masyarakat tentang bisnis dengan memberikan suatu pemahaman yaitu bisnis tidak
dapat dipisahkan dari etika.
D. TEORI ETIKA
Untuk mewujudkan etika bisnis yang baik ada 4 (empat) macam teori etika yang
perlu kita ketahui sebagai berikut:
1 Teori Etika Teleologi
2. Teori Deontologi
3. Teori Hak
4. Teori Keutamaan
E. Menurut saya Etika bisnis pengusaha di Indonesia semakin hari kian membaik. Ini
ditunjukan dari perkembangan perekonomian Indonesia yang bertambah meningkat
tiap tahun bahkan Indonesia merupakan Negara yang kuat menghadapi krisis global
4. yang menimpa Negara – Negara maju khususnya amerika dan krisis eropa, hal ini
membuktikan bahwa banyak pengusaha di Indonesia yang telah menjalankan etika
bisnis dengan cukup baik, sehingga membuat masyarakat merasa percaya apalagi
dengan etika yang baik ini banyak perusahaan di Indonesia yang menjalankan CSR
dengan baik dan tanggung jawab terhadap masyarakat, misalnya banyaknya
perusahaan yang memberikan bantuan berupa Pendidikan, kesehatan, sarana dan
prasarana umum penunjang perekonomian masyarakat bahkan tidak jarang
perusahaan – perusahaan di Indonesia mengadakan pelatihan – pelatihan usaha
bagi masyarakat sekitarnya, sehingga masyarakat tidak hanya mampu mencari
pekerjaan tetapi mereka mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi dirinya dan
orang lain, sehingga dalam hal ini perusahaan merupakan tolak ukur perekonomian
di berbagai Negara atau sebagai alat penggerak perekonomian Negara, keberadaan
perusahaan – perusahaan yang memiliki basis internasional sangat membantu
pemerintah dalam pengadaan barang dan jasa bagi masyarakat Indonesia. selain
itu, dapat mepercepat masuknya Teknologi terbaru yang canggih sehingga
masyarakat Indonesia tidak ketinggalan jaman, apalagi keberadaan perusahaan
multi-nasional ini dapat menerapkan etika bisnis sehingga dapat mengangkat
reputasi Negara kita yang katanya adalah Negara yang penuh akan koruptor,
menjadi Negara yang memiliki integritas tinggi dan bersih dari koruptor.
Akan tetapi, kehidupan bisnis di Indonesia cenderung mementingkan keberhasilan
material, cenderung mengabaikan etika, rasa keadilan dan banyak sekali praktek-
praktek tidak terpuji atau moral hazard. Sesungguhnya dunia bisnis tidak sesadis
yang dibayangkan orang dan material bukanlah harga mati yang harus diupayakan
dengan cara apa yang dan bagaimanapun. Dengan paradigma sempit dapat
berkonotasi bahwa bisnis hanya dipandang sebagai sarana meraih pendapatan dan
keuntungan uang semata, dengan mengabaikan kepentingan lainnya. Lingkungan
bisnis yang mempengaruhi perilaku etika adalah lingkungan makro dan lingkungan
mikro. Sebagai bagian dari masyarakat, tentu bisnis tunduk pada norma-norma yang
ada pada masyarakat. Tata hubungan bisnis dan masyarakat yang tidak bisa
dipisahkan itu membawa serta etika-etika tertentu dalam kegiatan bisnisnya, baik
5. etika itu antara sesama pelaku bisnis maupun etika bisnis terhadap masyarakat
dalam hubungan langsung maupun tidak langsung. Dengan memetakan pola
hubungan dalam bisnis seperti itu dapat dilihat bahwa prinsip-prinsip etika bisnis
terwujud dalam satu pola hubungan yang bersifat interaktif.
Etika bisnis merupakan penerapan tanggung jawab sosial suatu bisnis yang timbul
dari dalam perusahaan itu sendiri. Bisnis selalu berhubungan dengan masalah-
masalah etis dalam melakukan kegiatan sehari-hari. bisnis dengan masyarakat
umum juga memiliki etika pergaulan yaitu etika pergaulan bisnis. Etika pergaulan
bisnis dapat meliputi beberapa hal antara lain adalah:
1. Hubungan antara bisnis dengan langganan / konsumen; Hubungan antara
bisnis dengan langgananya adalah hubungan yang paling banyak dilakukan,
oleh karena itu bisnis haruslah menjaga etika pergaulanya secara baik.
2. Hubungan dengan karyawan; Manajer yang pada umumnya selalu
berpandangan untuk memajukan bisnisnya sering kali harus berurusan dengan
etika pergaulan dengan karyawannya. Pergaulan bisnis dengan karyawan ini
meliputi beberapa hal yakni : Penarikan (recruitment), Latihan (training),
Promosi atau kenaikan pangkat, Tranfer, demosi (penurunan pangkat)
maupun lay-off atau pemecatan / PHK (pemutusan hubungan kerja).
3. Hubungan antar bisnis; Hubungan ini merupakan hubungan antara
perusahaan yang satu dengan perusahan yang lain. Hal ini bisa terjadi
hubungan antara perusahaan dengan para pesaing, grosir, pengecer, agen
tunggal maupun distributor.
4. Hubungan dengan Investor; Perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas
dan terutama yang akan atau telah “go publik” harus menjaga pemberian
informasi yang baik dan jujur dari bisnisnya kepada para insvestor atau calon
investornya. prospek perusahan yang go public tersebut. Jangan sampai
terjadi adanya manipulasi atau penipuan terhadap informasi terhadap hal ini.
6. 5. Hubungan dengan Lembaga-Lembaga Keuangan; Hubungan dengan lembaga-
lembaga keuangan terutama pajak pada umumnya merupakan hubungan
pergaulan yang bersifat finansial.
Selama Januari - Februari 2017, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan
(PPATK) menerima laporan transaksi keuangan mencurigakan (LTKM) yang dilakukan
pegawai atau pejabat BUMN/BUMD sebanyak 159 laporan. Jumlah tersebut
meningkat signifikan dibandingkan periode sama tahun 2016 yang sebanyak 89
laporan. LTKM merupakan laporan transaksi seseorang yang tidak sesuai dengan
profil pekerjaannya. Misalnya seorang PNS dengan gaji Rp 10 juta per bulan,
diketahui melakukan transaksi miliaran rupiah tanpa penjelasan apapun. Transaksi
mencurigakan umumnya terkait dengan praktik korupsi atau pencucian uang
Adanya Kasus yang menjerat mantan Direktur Utama (dirut) PT Garuda Indonesia
Emirsyah Satar ditetapkan sebagai tersangka korupsi oleh KPK dan berselang sekitar
2,5 bulan, tepatnya pada 31 Maret 2017, giliran Dirut PT Pal Indonesia M Firmansyah
Arifin dicokok KPK. Firmansyah dan sejumlah koleganya diduga menerima suap
terkait pembuatan dua kapal perang untuk pemerintah Filipina.
Berdasarkan fakta kasus di atas membuktikan Indonesia masih belum menegakkan
peraturan secara optimal di dalam Business Ethic and Good Corporate Governance.
Sumber
http://ekonomi.kompas.com/read/2017/04/15/070000926/korupsi.bumn.yang.makin.
menggila.
Implementasi GCG di BUMN dapat dilihat dengan adanya peraturan-peraturan yang
mendukungnya seperti :
1. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan BUMN Nomor Kep-133/M-
PBUMN/1999 tentang Pembentukan Komite Audit bagi BUMN.
2. Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-05/MBU/2008 Tentang Pedoman umum
pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa BUMN.
7. 3. Keputusan Menteri BUMN No. 09A/MBU/2005 Tentang Proses Penilaian Fit &
Proper Test Calon Anggota Direksi BUMN
4. SE Menteri BUMN No. 106 Tahun 2000 dan Keputusan Menteri BUMN No. 23
Tahun 2000 – mengatur dan merumuskan pengembangan praktik good
corporate governance dalam perusahaan perseroan.
5. Disempurnakan dengan KEP-117/M-MBU/2002 tentang Keputusan Menteri
BUMN Nomor Kep-117/M-MBU/2002 tentang Penerapan Praktek Good
Corporate Governance Pada BUMN.
Jika suatu UU, Perpres, PerMen dll benar-benar dilaksanakan sesuai dengan
tupoksinya, tidak ada yang tidak mungkin Indonesia dapat melaksanakan etika
bisnis yang baik dan perusahaan yang benar-benar sehat didalamnya.
DAFTAR PUSTAKA:
Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM (2017), Forum E-Learning, Pascasarjana Magister Manajemen,
Universitas Mercubuana
Hafizh prenueur, pengertian etika bisnis menurut pakar
http://www.kompasiana.com/hafizh_preneur/pengertian-etika-bisnis-menurut-
pakar_552e1a956ea83490398b4611 (17 September 2017, 09.17 AM)
Novieanggraeni2012, hal yang harus diperhatikan dalam etika bisnis
https://novieanggraeni.wordpress.com/2012/10/16/hal-yang-harus-diperhatikan-dalam-
etika-bisnis/ (17 Sptember 2017, 09.43 AM)
Anonim, 2012, https://pustakamanajemen.wordpress.com/2012/04/19/prinsip-prinsip-
etika-bisnis/ (17 September 2017, 09.56 AM)
Muslich, Mohammad. 2004. Manajemen Keuangan Modern, Analisis Perencanaan dan
Kebijakan. Cetakan Pertama. Jakarta: Bumi Aksara.
Anonim, 2011, http://r4hm190.wordpress.com/2011/10/11/pengertian-contoh-dari-etika-
teleologi-deontologi-teori-hak-teori-keutamaan/
Harmbati, 2014, Perilaku Etika dalam Bisnis
https://harmbati.wordpress.com/2014/10/03/perilaku-etika-dalam-bisnis/
Anonim, 2012, https://thebestofindonesia.wordpress.com/2012/09/24/penerapan-etika-
bisnis-dalam-csr-2/
Anonim,2017,
http://ekonomi.kompas.com/read/2017/04/15/070000926/korupsi.bumn.yang.makin.meng
gila.