Teori-teori pembelajaran behavioristik, kognitif, dan teknik pembelajaran dibahas dalam dokumen tersebut. Dokumen tersebut menjelaskan prinsip-prinsip pembelajaran menurut teori-teori tersebut seperti penggunaan penguatan, pemodelan, penemuan, serta langkah-langkah pembelajaran seperti menentukan tujuan, menyajikan materi, memberikan umpan balik.
4. 1. menentukan tujuan
2. menentukan hal-hal yang menjadi harapan
masyarakat/orang yang telah Anda setujui
3. mengurutkan dan memperbaiki daftar
4. menulis pernyataan secara lengkap yang
menggambarkan kinerja yang ingin dicapai
5. menguji apa yang telah ditulis dengan
pernyataan, ” Jika seseorang melakukan
semua item pada daftar saya, apakah saya
setuju bahwa orang tersebut telah mencapai
tujuan?"
6. Pengajaran yang baik menurut
Thorndike, yaitu harus melibatkan
pengetahuan atas semua hal yang
akan diajarkan, yang meliputi materi,
respon yang akan dicari, kapan
memberikan penguatan.
7. 1. Perhatikan situasi yang dihadapi murid
2. Mempertimbangkan respons yang ingin Anda kaitkan
dengan situasi itu
3. Menjalin ikatan
4. Jika hal-hal lain tak berubah, jangan jalin ikatan
yang nanti harus diputuskan lagi
5. Jika hal-hal lain tidak berubah, jangan menjalin dua
atau tiga ikutan apabila satu saja sudah cukup
6. Jika hal-hal lain tak berubah, bentuklah ikatan
dengan cara yang membuat mereka mesti bertindak
7. Dukunglah situasi yang ditawarkan oleh kehidupan
itu sendiri, dan dukunglah respons yang dituntut oleh
kehidupan itu.
8. Proses belajar berlangsung dari yang sederhana ke
yang rumit.
motivasi realtif tak penting, kecuali untuk
menentukan “keadaan yang memuaskan” untuk
pembelajar
Ujian sangat penting, untuk memberikan umpan
balik →ujian atau tes harus dilakukan secara
reguler (berkala).
Situasi belajar harus sebisa mungkin dibuat
menyerupai dunia riil
kontrol positif di kelas
menangani murid satu persatu
9. PENDIDIKAN MENURUT EDWARD RAY GUTHRIE
Stimulus dan respon
Hubungan antara stimulus dan respon
bersifat sementara, oleh karena dalam
kegiatan belajar peserta didik perlu sesering
mungkin diberi stimulus agar hubungan
stimulus dan respon bersifat lebih kuat dan
menetap
Guthrie juga percaya bahwa hukuman
(punishment) memegang peranan penting
dalam proses belajar.
10. Guru harus dapat mengasosiasi stimulus
respon secara tepat.
Pebelajar harus dibimbing melakukan apa
yang harus dipelajari.
Dalam mengelola kelas guru tidak boleh
memberikan tugas yang mungkin diabaikan
oleh anak
11. Belajar akan sangat efektif apabila :
Informasi yang akan dipelajari disajikan secara
bertahap
Pembelajara segera diberi umpan balik (feedback)
mengenal akurasi pembelajaran mereka (yakni,
setelah belajar mereka segera diberi tahu apakah
mereka sudah memahami informasi dengan benar
atau tidak)
Pembelajar mampu belajar dengan caranya sendiri.
12. SKINNER
Tujuan belajar seharusnya dispesifikasikan dahulu
sebelum pelajaran dimulai
Sederhana ke yang kompleks
Pemberian motivasi hanya penting bagi untuk
menentukan sebagai penguat untuk murid tertentu
Penguat sekunder dianggap penting untuk dipakai di
dalam kelas
Menekankan penggunaan penguat ekstrinsik dalam
pendidikan
Fungsi utama pendidikan adalah mengatur kontigensi
penguat sehingga perilaku yang dianggap penting bisa
ditingkatkan
15. 1. Alat yang hemat tenaga karena ddengan lat
ini satu orang programmer bisa behubungan
dengan banyak siswa.
2. Memiliki efek pembelajaran secara privat.
3. Ada hubungan timbal balik yang konstant
antara program dengan siswa.
4. Seperti tutor yang baik, mesin ini
menegaskan bahwa satu poin tertentu
harus dipahami secara menyeluruh.
16. 5. Menyajikan materi yang dipelajari siswa. Mesin
hanya meminta siswa mengambil langkah-
langkah yang saat itu siap dijalankan.
6. Membantu siswa untuk mendapatkan jawaban
yang benar, yaitu dengan memberikan
konstruksi materi yang tertib dan sebagaian
lagi dengan teknik pemberian petunjuk, saran,
dorongan, dan sebagainya.
7. Memperkuat siswa untuk setiap respon yang
benar, yaitu dengan menggunakan umpan balik
langsung yang akan membentuk perilakub
secara efisien dan juga mempertahankan
“perhatian siswa”
17. 1. Langkah-langkah kecil. Pembelajar
dihadapkan dengan sejumlah kecil
informasi dan berjalan dari satu frame,
atau satu unit informasi, ke frame
selanjutnya secara tertib dan urut. Ini yang
dimaksudkan dengan linear program
(program linear).
2. Respon yang jelas. Overt responding
(respon yang jelas) adalah harus, sehingga
jawaban siswa yang benar dapat diperkuat
dan respons yang salah dapat dikoreksi.
18. 3. Umpan balik segera. Segera sesudah
memberi respons, siswa diberi tahu apakah
respons mereka benar atau tidak.
Immediate feedback (umpan balik segera)
ini bertindak sebagai penguat jika
jawabannya benar dan sebagai tindakan
korektif jika jawabannya salah.
4. Self-pacing. Siswa menempuh pelajaran
terperogram sesuai dengan kemampuan dn
kecepatan sendiri.
19. Dalam memberikan pelajaran secara individual
biasanya menggunakan empat langkah,
1. Menentukan materi yang akan diajarkan
2. Membagi materi menjadi segmen-segmen
tersendiri
3. Menciptakan metode evaluasi sejauh mana
siswa menguasai materi dalam segmen
tertentu
4. Mengijinkan siswa melangkah dari satu
segmen ke segmen lainnya sesuai
kemampuan mereka.
20. Penekanan dalam pengajaran PSI adalah
pada penguasaan materi segmen yang
diajarkan, biasanya ditunjukkan dengan
kinerja pada ujian ringkas dan terfokus.
Guru dapat meminta siswa menguasai
materi secara menyeluruh sebelum
berpindah ke segmen lain.
22. PRINSIP BELAJAR SKINNERS ADALAH :
1. Hasil belajar harus segera diberitahukan pada
siswa jika salah dibetulkan jika benar diberi
penguat.
2. Proses belajar harus mengikuti irama dari yang
belajar. Materi pelajaran digunakan sebagai sistem
modul.
3. Dalam proses pembelajaran lebih dipentingkan
aktivitas sendiri, tidak digunakan hukuman. Untuk
itu lingkungan perlu diubah untuk menghindari
hukuman.
4. Tingkah laku yang diinginkan pendidik diberi
hadiah dan sebaiknya hadiah diberikan dengan
digunakannya jadwal variable ratio reinforcer.
5. Dalam pembelajaran digunakan shapping
24. 1. Menentukan tujuan pembelajaran
2. Menganalisis lingkungan kelas yang ada
dan mengidentifikasi pengetahuan awal
(enty behavior) siswa
3. Menentukan materi pelajaran
4. Memecah materi pelajaran menjadi
bagian kecil-kecil, meliputi pokok
bahasan, sub pokok bahasan, topik, dan
sebagainya
25. 5. Menyajikan materi pelajaran
6. Memberikan stimulus, dapat berupa
pertanyaan baik lisan maupun tertulis,
tes/kuis, latihan, atau tugas-tugas
7. Mengamati dan mengkaji respons yang
diberikan siswa
8. Memberikan penguatan/reinforcement
(mungkin penguatan positif ataupun
penguatan negatif ), atau hukuman.
26. 9. Memberikan stimulus baru.
10.Mengamati dan mengkaji
respons yang diberikan
siswa.
11.Memberikan penguatan
lanjutan ataau hukuman.
12. Evaluasi hasil belajar.
27. Belajar merupakan sesuatu yang
kompleks yang sangat dipengaruhi oleh
kondisi mental si belajar yang tidak
tampak, oleh karena itu pembelajaran di
kelas seorang guru perlu memperhatikan
kondisi siswa yang berhubungan dengan
persepsi, perhatian , motivasi dan lain-
lain.
29. Perkembangan kognitif sebagian besar
bergantung kepada seberapa jauh anak aktif
memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan
lingkungannya
Interaksi sosial dengan teman sebaya,
khususnya berargumentasi dan berdiskusi
membantu memperjelas pemikiran yang
pada akhirnya memuat pemikiran itu menjadi
lebih logis
30. 1. Adanya perbedaan invidual dalam hal
kemajuan perkembangan.
2. Pendidikan bertujuan untuk
mengembangkan pemikiran anak
3. Anak belajar paling baik dengan
menemukan (discovery)
32. Pemodelan (Modelling)
Peserta didik atau individu melakukan
aktivitas belajar dengan cara meniru perilaku
orang lain, dan pengalaman vicarious, yaitu
belajar dari kegagalan dan keberhasilan
orang lain.
Contoh : guru olah raga mencontohkan
kepada siswa tentang cara main sepak bola
yang baik, maka siswa menirunya
34. PERHATIAN
Pada fase perhatian dalam belajar
observational ialah memberikan
perhatian kepada suatu model.
Pada umumnya siswa memberikan
perhatian kepada model-model yang
menarik, berhasil, menimbulkan
minat, dan popular.
35. Siswa dilatih agar dapat tetap mengingat
berbagai hal yang telah dipelajari melalui
proses pengamatan di lapangan.
Hanya dengan mengingat berbagai hal
yang telah diamati oleh pancaindera
siswa, maka siswa tersebut akan dapat
belajar dengan baik, sehingga dapat
memperoleh hasil belajar yang baik
36. Siswa diharapkan dapat mengingat
kembali pesan dan kesan dari
berbagai materi atau bahan pelajaran
yang dipelajari melalui pengamatan
37. Bagaimana para siswa dengan melalui fase
perhatian, fase retensi, dan fase reproduksi,
mereka termotivasi untuk aktif melakukan
proses belajar melalui pengamatan dan akan
diwujudkannya dalam penampilan perilaku
yang dapat diamati oleh guru di kelas
38. 2 jenis
pembelajaran
1. melibatkan penumpukan
bertahap rakitan sel dan
urutan fase selama masa
bayi dan anak usia dini
2. penyusunan kembali
39. 1. Melibatkan penumpukan bertahap rakitan sel dan urutan
fase selama masa bayi dan anak usia dini
Ini merupakan hasil belajar awal yang berupa
pengenalan benda dan peristiwa di lingkungan yang
memiliki representasi neurologis. Pada ini
pembangunan saraf telah dilakukan, anak dapat
memikirkan suatu obyek atau peristiwa, atau
serangkaian obyek atau peristiwa, jika tidak secara
fisik hadir.
Selama pembelajaran awal akan penting bagi anak
untuk mengalami lingkungan yang diperkaya, yang
terdiri dari berbagai penglihatan, suara, tekstur,
bentuk, benda, dan sebagainya.
40. Selama awal pembelajaran prinsip-prinsip
asosiasionistik tertentu dapat beroperasi. Mereka
yang tampaknya paling penting untuk
pengembangan sekumpulan sel dan urutan fase
adalah prinsip-prinsip kedekatan dan frekuensi
41. 2. Penyusunan kembali
Setelah blok bangunan telah dibentuk, mereka dapat
disusun kembali dengan jumlah konfigurasi tak
terbatas.
Setelah belajar, kemudian ke persepsi, cepat, dan
berwawasan luas.
Tugas guru menangani anak-anak yang lebih tua
adalah untuk membantu mereka melihat apa yang
baru mereka pelajari dengan cara-cara kreatif.
42. Karakteristik fisik dari lingkungan belajar sangat
penting
Tingkat stimulasi dalam lingkungan belajar akan
menentukan seberapa banyak pembelajaran terjadi
Tingkat optimal stimulasi untuk tugas dan
keberhasilan berada ditangan siswa
43. Motivasi bukan satu-satunya yang menyebabkan
siswa belajar, tetapi menciptakan kondisi yang
diperlukan bagi siswa di mana mereka untuk
melakukan kajian dan penelitian
siswa harus dievaluasi pada kemampuan mereka
untuk berpikir dan membuat daripada kemampuan
mereka untuk menghafal dan ulang ide lama.
45. Discovery learning,
Belajar penemuan sesuai dengan pencarian
pengetahuan secara aktif oleh manusia, dan
dengan sendirinya memberikan hasil yang
paling baik.
Berusaha sendiri untuk mencari pemecahan
masalah serta pengetahuan yang
menyertainya, menghasilkan pengetahuan
yang benar-benar bermakna.
46. 1. Pengetahuan itu bertahan lama atau lama dapat
diingat, dengan cara-cara lain.
2. Hasil belajar penemuan mempunyai efek
transfer yang lebih baik daripada hasil belajar
lainnya. Dengan kata lain, konsep-konsep dan
prinsip-prinsip yang dijadikan milik kognitif
seseorang lebih mudah diterapkan pada situasi-
situasi baru.
3. Belajar penemuan meningkatkan penalaran
siswa dan kemampuan untuk berfikir secara
bebas
47. Bruner berpendapat, bahwa perkembangan
kognitif seseorang dapat ditingkatkan dengan cara
menyusun materi pelajaran dan menyajikannya
sesuai dengan tahap perkembangan orang
tersebut.
Gagasannya mengenai kurikulum spiral sebagai
suatu cara mengorganisasikan materi pelajaran
tingkat makro, menunjukkan cara mengurutkan
materi pelajaran mulai dari yang umum ke yang
lebih rinci.
48. 1. Siswa bukan sebagai orang dewasa yang muda
dalam proses berpikirnya. Mereka mengalami
perkembangan kognitif melalui tahap-tahap
tertentu.
2. Anak usia pra sekolah dan awal sekolah dasar
akan dapat belajar dengan baik, terutama jika
menggunakan benda-benda kongkrit.
3. Keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar amat
dipentingkan, karena hanya dengan mengaktifkan
siswa maka proses asimilasi dan akomodasi
pengetahuan dan pengalaman dapat terjadi
dengan baik
49. 4. Untuk menarik minat dan meningkatkan retensi
belajar perlu mengaitkan pengalaman atau informasi
baru dengan struktur kognitif yang telah dimiliki si
belajar.
5. Pemahaman dan retensi akan meningkat jika materi
pelajaran disusun dengan menggunakan pola atau
logika, dari sederhana ke kompleks.
6. Belajar memahami akan ebih bermakna dari pada
belajar menghafal. Agar bermakna, informasi baru
harus disesuaikan dan dihubungkan dengan
pengetahuan yang telah dimiliki siswa. Tugas guru
adalah menunjukkan hubungan antara apa yang
sedang dipelajari dengan apa yang teah diketahui
siswa.
50. 7. Adanya perbedaan individual pada diri siswa
perlu diperhatikan, karena faktor ini sangat
mempengaruhi keberhasilan belajar siswa.
Perbedaan tersebut misalnya pada motivasi,
persepsi, kemampuan berpikir, pengetahuan
awal, dan sebagainya.
51. Teori kognitif ini berpandangan bahwa
belajar merupakan suatu proses internal yang
mencakup ingatan, retensi, pengolahan
informasi, emosi, dan aspek-aspek kejwaan
lainnya. Belajar merupakan aktifitas yang
melibatkan proses berpikir yang sangat
kompleks.
Aplikasi teori behavioristik dalam
pembelajaran lebih menekankan pada
aktifitas “mimetic” yang menuntut siswa
mengungkapkan kembali pengetahuan yang
sudah dipelajari.
52. Keterlibatan secara aktif siswa dalam
pembelajaran.
Agar menarik minat dan meningkatkan
retensi belajar perlu mengkaitkan
pengetahuan baru dengan struktur kognitif
yang telah dimiliki siswa.
Materi pelajaran disusun dengan
menggunakan pola dan logika tertentu, dari
sederhana ke kompleks.
Perbedaan individual pada diri siswa perlu
diperhatikan, karena faktor ini sangat
mempengaruhi keberhasilan belajar siswa.