SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
I Gusti Ngurah Rama Krishna
2171121008
Kelompok 21
Dokter Pembimbing : dr. A.A.A.Agung Indriany, Sp.KJ
Bagian/KSM Ilmu Kesehatan Jiwa
RSUD Sanjiwani
Pendahuluan
 Gangguan tidur merupakan suatu kumpulan kondisi yang dicirikan dengan adanya gangguan dalam jumlah, kualitas, atau waktu
tidur pada seorang individu.
 Kuantitas tidur inadekuat durasi tidur yang inadekuat berdasarkan kebutuhan tidur sesuai usia akibat kesulitan memulai
(awitan tidur yang terlambat) dan/atau mempertahankan tidur (periode panjang terjaga di malam hari). Kualitas tidur inadekuat
fragmentasi dan terputusnya tidur akibat periode singkat terjaga di malam hari yang sering dan berulang.
 Fase Tidur  susunan saraf pusat masih bekerja dimana neuron-neuron di substansia retikularis ventral batang
otak melakukan sinkronisasi
 Terletak pada substansia ventrikulo retikularis batang otak yang disebut sebagai sleep center.
 Bagian susunan saraf pusat yang menghilangkan sinkronisasi/ desinkronisasi terdapat pada bagian rostral batang
otak disebut arousal center.
Pendahuluan
 Tidur dibagi menjadi 2 tipe:
1. Tipe Rapid Eye Movement (REM)
2. Tipe Non Rapid Eye Movement (NREM)
 Fase awal tidur didahului oleh fase NREM yang terdiri dari 4 stadium, lalu
diikuti oleh fase REM. Keadaan tidur normal antara fase NREM dan REM
terjadi secara bergantian antara 4-6 kali siklus semalam.
 Tidur NREM yang meliputi 75% dari keseluruhan waktu tidur dan dibagi
menjadi 4 stadium. Sedangkan tidur REM meliputi 25% dari keseluruhan
waktu tidur. Tidur REM Tidak dibagi-bagi dalam stadium seperti dalam tidur
NREM
 Dari Polisomnografi tidur dibagi 2:
1. REM (Rapid Eye Movement)
2. NonREM (tahap 1, 2, 3, 4).
Tahap Durasi Keterangan
Tahap 1 5% -Transisi terjaga –tidur
-EEG gel. Theta
-Amplitudo rendah runcing
-4—7 Hz
Tahap 2 45% -Kumparan tidur 12-14 Hz
-Komplek K (Negatif tajam, positif lambat)
Tahap 3-4 25% -Tidur dalam gelombang delta 50% (amplitudo tinggi, kurang dari 4
Hz)
-Tidak lazim bisa terjadi disorientasi, teror tidur dan tidur jalan.
REM 25% -Bergantian dengan nonREM setiap 90 menit
-Terjadi 1/3 akhir malam EEG Gelombang gigi gergaji
-Bola mata bergerak, ereksi penis dan mimpi buruk.
POLA SIKLUS BANGUN dan TIDUR
* Kadar melatonin dalam darah mulai meningkat pada jam 9 malam, terus meningkat sepanjang malam dan
menghilang pada jam 9 pagi.
TIDUR
Gangguan tidur
•suatu kondisi psikogenik primer dengan ciri gangguan
utama pada jumlah, kualitas, atau waktu tidur yang terkait
faktor emosional.
•Insomnia, hipersomnia, gangguan jadwal tidur
Dyssomnia
•Peristiwa episodic abnormal yang terjadi selama masa tidur.
•Somnabulisme (sleep walking), teror tidur (night terrors),
mimpi buruk (nightmares)
Parasomnia
Insomnia
 Suatu kesulitan dalam memulai tidur, mempertahankan tidur, atau tidur yang tidak menyegarkan selama 1 bulan atau lebih dan
keadaan sulit tidur ini harus menyebabkan gangguan klinis yang signifikan.
 Kelelahan di siang hari, suasana perasaan buruk, perilaku dan performa serta kesehatan menurun.
 Penyebab:
• Ritme sirkardian
• Kondisi medis
• Obat-obatan
• Stres
• Cemas dan depresi
• Kafein, nikotin, alkohol
• Perubahan lingkungan
Klasifikasi Insomnia
• Terjadi hyperarousal berlebihan
• Pasien dapat tidur namun tidak merasa tidur
• Periode tidur terganggu, sering terbangun
• Berhubungan dengan kebiasaan sebelum tidur, pola tidur dan lingkungan
tempat tidur
Insomnia
primer
• Berhubungan dengan ritme sirkardian, masalah kejiwaan, masalah
neurologi, masalah medis lainnya atau pengaruh obat
• Sering terjadi pada orang tua
• Contoh : pada pasien penderita artitis sering terbangun akibat rasa nyeri
Insomnia
sekunder
F51.0 Insomnia non-organik
 Hal dibawah ini diperlukan untuk membuat diagnosis pasti:
• Keluhan adanya kesulitan masuk tidur atau mempertahankan tidur, atau kualitas tidur
yang buruk
• Gangguan terjadi minimal 3 kali dalam seminggu selama minimal satu bulan
• Adanya preokupasi dengan tidak bisa tidur (sleeplessness) dan peduli yang berlebihan
terhadap akibatnya pada malam hari dan sepanjang siang hari
• Ketidakpuasan terhadap kuantitas dan atau kualitas tidur menyebabkan penderitaan
yang cukup berat dan mempengaruhi fungsi dalam sosial dan pekerjaan.
 Adanya gejala gangguan jiwa lain seperti depresi, anxietas, atau obsesi tidak
menyebabkan diagnosis insomnia diabaikan
Tatalaksana non farmakologis
Mengatur jadwal tidur
yang konsisten
termasuk pada hari
libur
Tidak berada di tempat
tidur ketika tidak tidur
Tidak memaksakan diri
untuk tidur jika tidak
bisa
Hanya menggunakan
tempat tidur hanya
untuk tidur
Relaksasi sebelum tidur,
seperti mandi air
hangat, membaca,
latihan pernapasan atau
beribadah
Menghindari atau
membatasi tidur siang
karena akan
menyulitkan tidur pada
malam hari.
Menyiapkan suasana
nyaman pada kamar
untuk tidur, seperti
menghindari
kebisingan
Hindari stimulant
(kopi)
F51.1 Hipersomnia non-organik
 Gambaran klinis di bawah ini adalah esensial untuk diagnosis pasti:
• Rasa kantuk pada siang hari yang berlebihan atau adanya serangan tidur / "sleep attacks"
(tidak disebabkan oleh jumlah tidur yang kurang), dan atau transisi yang memanjang dari
saat mulai bangun tidur sampai sadar sepenuhnya (sleep drunkenness)
• Gangguan tidur terjadi setiap hari selama lebih dari 1 bulan atau berulang dengan kurun
waktu yang lebih pendek, menyebabkan penderitaan yang cukup berat dan mempengaruhi
fungsi dalam sosial dan pekerjaan
• Tidak ada gejala tambahan "narcolepsy" (cataplexy, sleep paralysis, hypnagogic hallucination) atau
bukti klinis untuk "sleep apnoe" (nocturnal breath cessation, typical intermittent snoring sounds,
etc.)
• Tidak ada kondisi neurologis atau medis yang menunjukkan gejala rasa kantuk pada siang
hari.
 Bila hipersomnia hanya merupakan salah satu gejala dari ganggun jiwa lain, misalnya
Gangguan Afektif, maka diagnosis harus sesuai dengan gangguan yang mendasarinya.
Diagnosis hipersomnia psikogenik harus ditambahkan bila hipersomnia merupakan
keluhan yang dominan dari penderita dengan gangguan jiwa lainnya.
F51.2 Gangguan Jadwal Tidur-jaga
Non-organik
 Gambaran klinis dibawah ini esensial untuk diagnosis pasti:
• Pola tidur-jaga dari individu tidah seirama (out of synchrony) dengan pola tidur-jaga
yang normal bagi masyarakat setempat
• Insomnia pada waktu orang-orang tidur dan hipersomnia pada waktu kebanyakan
orang jaga, yang dialami hampir setiap hari untuk sedikitnya 1 bulan atau berulang
dengan kurun waktu yang lebih pendek.
• Ketidak-puasan dalam kuantitas, kualitas, dan waktu tidur menyebabkan
penderitaan yang cukup berat dan mempengaruhi fungsi dalam sosial dan
pekerjaan.
 Adanya gejala gangguan jiwa lain, seperti anxietas, depresi, hipomania, tidak
menutup kemungkinan diagnosis gangguan jadwal tidur-jaga non-organik,
yang penting adanya dominasi gambaran klinis gangguan ini pada penderita.
Apabila gejala gangguan jiwa lain cukup jelas dan menetap harus dibuat
diagnosis gangguan jiwa yang spesifik secara terpisah.
F51.3 Somnambulisme
(sleepwalking)
 Gambaran klinis dibawah ini esensial untuk diagnosis pasti:
• Gejala yang utama adalah satu atau lebih episode bangun dari tempat tidur, biasanya
pada sepertiga awal tidur malam, dan terus berjalan-jalan; (kesadaran berubah)
• Selama satu episode, individu menunjukkan wajah bengong (blank, staring face), relatif
tak memberi respons terhadap upaya orang lain untuk mempengaruhi keadaan atau
untuk berkomunikasi dengan penderita, dan hanya dapat disadarkan/dibangunkan
dari tidurnya dengan susah payah.
• Pada waktu sadar/bangun (setelah satu episode atau besok paginya), individu tidak
ingat apa yang terjadi
• Dalam kurun waktu beberapa menit setelah bangun dari episode tersebut, tidak ada
gangguan aktivitas mental, walaupun dapat dimulai dengan sedikit bingung dan
disorientasi dalam waktu singkat.
• Tidak ada bukti adanya gangguan mental organik.
F51.4 Teror tidur (night terrors)
 Gambaran klinis dibawah ini adalah esensial untuk diagnosls pasti:
• Gejala utama adalah satu atau lebih episode bangun dari tidur, mulai dengan
berteriak karena panik, disertai anxietas yang hebat, seluruh tubuh bergetar, dan
hiperaktivitas otonomik seperti jantung berdebar, nafas cepat, pupil melebar dan
berkeringat
• Episode dapat berulang, setiap episode lamanya berkisar 1-10 menit, dan biasanya
terjadi pada sepertiga awal tidur malam
• Secara relatif tidak bereaksi terhadap berbagai upaya orang lain untuk
mempengaruhi keadaan teror tidurnya, dan kemudian dalam beberapa menit
setelah bangun biasanya terjadi disorientasi dan gerakan-gerakan berulang
• Ingatan terbadap kejadian, kalaupun ada, sangat minimal (biasanya terbatas pada
satu atau dua bayangan-bayangan yang terpilah-pilah)
• Tidak ada bukti adanya gangguan mental organik
 Teror tidur dan somnambulisme sangat berhubungan erat, keduanya
mempunyai karakteristik klinis dan patofisiologis yang sama.
F51.5 Mimpi Buruk (Nightmares)
 Gambaran klinis dibawah ini adalah esensial untuk diagnosis pasti:
• Terbangun dari tidur malam atau tidur siang berkaitan dengan mimpi yang menakutkan
yang dapat diingat kembali dengan rinci dan jelas (vivid), biasanya perihal ancaman
kelangsungan hidup, keamanan, atau harga diri; terbangun-nya dapat terjadi kapan saja
selama periode tidur, tetapi yang khas adalah pada paruh kedua masa tidur
• Setelah terbangun dari mimpi yang menakutkan, individu segera sadar penuh dan mampu
mengenali lingkungannya
• Pengalaman mimpi itu, dan akibat dari tidur yang terganggu, menyebabkan penderitaan
cukup berat bagi individu.
Referensi
 Maslim, Rusdi. (2019). Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas
PPDGJ-III, DSM-V, ICD-11. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas
Kedokteran Unika Atma Jaya. Jakarta: PT Nuh Jaya.
 Morin, C. M. et al. (2015) ‘Insomnia disorder’, Nature Reviews Disease
Primers. Macmillan Publishers Limited, 1(September), pp. 1–18. doi:
10.1038/nrdp.2015.26.

More Related Content

What's hot

Kebutuhan rasa aman nyaman
Kebutuhan rasa aman nyamanKebutuhan rasa aman nyaman
Kebutuhan rasa aman nyamanCahya
 
Biopsikologi & Proses sensori-motorik
Biopsikologi & Proses sensori-motorikBiopsikologi & Proses sensori-motorik
Biopsikologi & Proses sensori-motorikpjj_kemenkes
 
Data mayor dan data minor
Data mayor dan data minorData mayor dan data minor
Data mayor dan data minorNisa Khairun
 
Kejang demam pada Anak
Kejang demam pada AnakKejang demam pada Anak
Kejang demam pada AnakKindal
 
Siklus sirkardian
Siklus sirkardianSiklus sirkardian
Siklus sirkardianCahya
 
Ggn. perilaku emosional anak remaja
Ggn. perilaku emosional anak remajaGgn. perilaku emosional anak remaja
Ggn. perilaku emosional anak remajadadadony
 
Gangguan keseimbangan cairan & elektrolit
Gangguan keseimbangan cairan & elektrolitGangguan keseimbangan cairan & elektrolit
Gangguan keseimbangan cairan & elektrolitNeli Husniawati
 
Thermoregulasi
ThermoregulasiThermoregulasi
ThermoregulasiKindal
 
hisprung Kelompok 4 non reg a bu henik
hisprung Kelompok 4 non reg a bu henikhisprung Kelompok 4 non reg a bu henik
hisprung Kelompok 4 non reg a bu henikDewi_Dera
 

What's hot (20)

Kebutuhan rasa aman nyaman
Kebutuhan rasa aman nyamanKebutuhan rasa aman nyaman
Kebutuhan rasa aman nyaman
 
Stress
StressStress
Stress
 
Konsep dan Teori Nyeri
Konsep dan Teori NyeriKonsep dan Teori Nyeri
Konsep dan Teori Nyeri
 
Febris
FebrisFebris
Febris
 
Biopsikologi & Proses sensori-motorik
Biopsikologi & Proses sensori-motorikBiopsikologi & Proses sensori-motorik
Biopsikologi & Proses sensori-motorik
 
Data mayor dan data minor
Data mayor dan data minorData mayor dan data minor
Data mayor dan data minor
 
Penyakit alzheimer
Penyakit alzheimerPenyakit alzheimer
Penyakit alzheimer
 
Hidrosefalus
HidrosefalusHidrosefalus
Hidrosefalus
 
ppt. Sistem penginderaan
ppt. Sistem penginderaanppt. Sistem penginderaan
ppt. Sistem penginderaan
 
Pemeriksaan Ginekologi
Pemeriksaan GinekologiPemeriksaan Ginekologi
Pemeriksaan Ginekologi
 
Demensia
DemensiaDemensia
Demensia
 
Kejang demam pada Anak
Kejang demam pada AnakKejang demam pada Anak
Kejang demam pada Anak
 
Siklus sirkardian
Siklus sirkardianSiklus sirkardian
Siklus sirkardian
 
Ppt abnormal
Ppt abnormalPpt abnormal
Ppt abnormal
 
Askep post partum
Askep post partumAskep post partum
Askep post partum
 
Ggn. perilaku emosional anak remaja
Ggn. perilaku emosional anak remajaGgn. perilaku emosional anak remaja
Ggn. perilaku emosional anak remaja
 
Gangguan keseimbangan cairan & elektrolit
Gangguan keseimbangan cairan & elektrolitGangguan keseimbangan cairan & elektrolit
Gangguan keseimbangan cairan & elektrolit
 
15761 bunyi napas
15761 bunyi napas15761 bunyi napas
15761 bunyi napas
 
Thermoregulasi
ThermoregulasiThermoregulasi
Thermoregulasi
 
hisprung Kelompok 4 non reg a bu henik
hisprung Kelompok 4 non reg a bu henikhisprung Kelompok 4 non reg a bu henik
hisprung Kelompok 4 non reg a bu henik
 

Similar to Gangguan Tidur.pptx

Isrhat tidur
Isrhat tidurIsrhat tidur
Isrhat tidurVhe Viie
 
Gangguan tidur pd lansia cdk kalbe
Gangguan tidur pd lansia   cdk kalbeGangguan tidur pd lansia   cdk kalbe
Gangguan tidur pd lansia cdk kalbeAgus Mulyawan
 
AsKep gangguan pemenuhan istirahat tidur
AsKep gangguan pemenuhan istirahat tidurAsKep gangguan pemenuhan istirahat tidur
AsKep gangguan pemenuhan istirahat tidurAmee Hidayat
 
keperawatan jiwa sindrome prilaku
keperawatan jiwa sindrome prilakukeperawatan jiwa sindrome prilaku
keperawatan jiwa sindrome prilakuAzmil Muftachorro
 
Pengantar psikologi kesedaran - kuim
Pengantar psikologi kesedaran - kuimPengantar psikologi kesedaran - kuim
Pengantar psikologi kesedaran - kuimDanial Iskandar
 
lp istirahat tidur.pdf
lp istirahat tidur.pdflp istirahat tidur.pdf
lp istirahat tidur.pdfhcubobbazzar
 
Power point Konsep tidur dan istirahat
Power point Konsep tidur dan istirahatPower point Konsep tidur dan istirahat
Power point Konsep tidur dan istirahatsiakadurban
 
Gangguan istrahat dan tidur
Gangguan istrahat dan tidurGangguan istrahat dan tidur
Gangguan istrahat dan tidurValny Majid
 
Istirahat tidur 2012
Istirahat tidur 2012Istirahat tidur 2012
Istirahat tidur 2012haruna_06
 
Beragam Gangguan Tidur dalam Praktik Klinis.pptx
Beragam Gangguan Tidur dalam Praktik Klinis.pptxBeragam Gangguan Tidur dalam Praktik Klinis.pptx
Beragam Gangguan Tidur dalam Praktik Klinis.pptxFirstiafinaTiffany1
 
Prinsip pemenuhan kebtuhan istirahat dan tidur
Prinsip pemenuhan kebtuhan istirahat dan tidurPrinsip pemenuhan kebtuhan istirahat dan tidur
Prinsip pemenuhan kebtuhan istirahat dan tidurssuser9df8d0
 
The Science Of Sleep
The Science Of SleepThe Science Of Sleep
The Science Of SleepDonAmmar
 
Istirahat dan tidur
Istirahat dan tidur Istirahat dan tidur
Istirahat dan tidur Meidian DiAn
 
Asuhan Keperawatan Kebutuhan Istirahat TIdur
 Asuhan Keperawatan  Kebutuhan Istirahat TIdur Asuhan Keperawatan  Kebutuhan Istirahat TIdur
Asuhan Keperawatan Kebutuhan Istirahat TIdurpjj_kemenkes
 

Similar to Gangguan Tidur.pptx (20)

Isrhat tidur
Isrhat tidurIsrhat tidur
Isrhat tidur
 
Gangguan tidur pd lansia cdk kalbe
Gangguan tidur pd lansia   cdk kalbeGangguan tidur pd lansia   cdk kalbe
Gangguan tidur pd lansia cdk kalbe
 
AsKep gangguan pemenuhan istirahat tidur
AsKep gangguan pemenuhan istirahat tidurAsKep gangguan pemenuhan istirahat tidur
AsKep gangguan pemenuhan istirahat tidur
 
istirahat tidur
istirahat tiduristirahat tidur
istirahat tidur
 
Insom 13
Insom 13Insom 13
Insom 13
 
keperawatan jiwa sindrome prilaku
keperawatan jiwa sindrome prilakukeperawatan jiwa sindrome prilaku
keperawatan jiwa sindrome prilaku
 
Istirahat dan tidur
Istirahat dan tidurIstirahat dan tidur
Istirahat dan tidur
 
Pengantar psikologi kesedaran - kuim
Pengantar psikologi kesedaran - kuimPengantar psikologi kesedaran - kuim
Pengantar psikologi kesedaran - kuim
 
lp istirahat tidur.pdf
lp istirahat tidur.pdflp istirahat tidur.pdf
lp istirahat tidur.pdf
 
Kesadaran dan mimpi
Kesadaran dan mimpiKesadaran dan mimpi
Kesadaran dan mimpi
 
Power point Konsep tidur dan istirahat
Power point Konsep tidur dan istirahatPower point Konsep tidur dan istirahat
Power point Konsep tidur dan istirahat
 
Gangguan istrahat dan tidur
Gangguan istrahat dan tidurGangguan istrahat dan tidur
Gangguan istrahat dan tidur
 
Istirahat tidur 2012
Istirahat tidur 2012Istirahat tidur 2012
Istirahat tidur 2012
 
Gangguan tidur
Gangguan tidurGangguan tidur
Gangguan tidur
 
Beragam Gangguan Tidur dalam Praktik Klinis.pptx
Beragam Gangguan Tidur dalam Praktik Klinis.pptxBeragam Gangguan Tidur dalam Praktik Klinis.pptx
Beragam Gangguan Tidur dalam Praktik Klinis.pptx
 
Akper pemkab muna
Akper pemkab munaAkper pemkab muna
Akper pemkab muna
 
Prinsip pemenuhan kebtuhan istirahat dan tidur
Prinsip pemenuhan kebtuhan istirahat dan tidurPrinsip pemenuhan kebtuhan istirahat dan tidur
Prinsip pemenuhan kebtuhan istirahat dan tidur
 
The Science Of Sleep
The Science Of SleepThe Science Of Sleep
The Science Of Sleep
 
Istirahat dan tidur
Istirahat dan tidur Istirahat dan tidur
Istirahat dan tidur
 
Asuhan Keperawatan Kebutuhan Istirahat TIdur
 Asuhan Keperawatan  Kebutuhan Istirahat TIdur Asuhan Keperawatan  Kebutuhan Istirahat TIdur
Asuhan Keperawatan Kebutuhan Istirahat TIdur
 

Recently uploaded

Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxCAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxPuskesmasTete
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptxgizifik
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfSeruniArdhia
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxagussudarmanto9
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptxAyu Rahayu
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 

Recently uploaded (20)

Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxCAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 

Gangguan Tidur.pptx

  • 1. I Gusti Ngurah Rama Krishna 2171121008 Kelompok 21 Dokter Pembimbing : dr. A.A.A.Agung Indriany, Sp.KJ Bagian/KSM Ilmu Kesehatan Jiwa RSUD Sanjiwani
  • 2. Pendahuluan  Gangguan tidur merupakan suatu kumpulan kondisi yang dicirikan dengan adanya gangguan dalam jumlah, kualitas, atau waktu tidur pada seorang individu.  Kuantitas tidur inadekuat durasi tidur yang inadekuat berdasarkan kebutuhan tidur sesuai usia akibat kesulitan memulai (awitan tidur yang terlambat) dan/atau mempertahankan tidur (periode panjang terjaga di malam hari). Kualitas tidur inadekuat fragmentasi dan terputusnya tidur akibat periode singkat terjaga di malam hari yang sering dan berulang.  Fase Tidur  susunan saraf pusat masih bekerja dimana neuron-neuron di substansia retikularis ventral batang otak melakukan sinkronisasi  Terletak pada substansia ventrikulo retikularis batang otak yang disebut sebagai sleep center.  Bagian susunan saraf pusat yang menghilangkan sinkronisasi/ desinkronisasi terdapat pada bagian rostral batang otak disebut arousal center.
  • 3. Pendahuluan  Tidur dibagi menjadi 2 tipe: 1. Tipe Rapid Eye Movement (REM) 2. Tipe Non Rapid Eye Movement (NREM)  Fase awal tidur didahului oleh fase NREM yang terdiri dari 4 stadium, lalu diikuti oleh fase REM. Keadaan tidur normal antara fase NREM dan REM terjadi secara bergantian antara 4-6 kali siklus semalam.  Tidur NREM yang meliputi 75% dari keseluruhan waktu tidur dan dibagi menjadi 4 stadium. Sedangkan tidur REM meliputi 25% dari keseluruhan waktu tidur. Tidur REM Tidak dibagi-bagi dalam stadium seperti dalam tidur NREM
  • 4.  Dari Polisomnografi tidur dibagi 2: 1. REM (Rapid Eye Movement) 2. NonREM (tahap 1, 2, 3, 4). Tahap Durasi Keterangan Tahap 1 5% -Transisi terjaga –tidur -EEG gel. Theta -Amplitudo rendah runcing -4—7 Hz Tahap 2 45% -Kumparan tidur 12-14 Hz -Komplek K (Negatif tajam, positif lambat) Tahap 3-4 25% -Tidur dalam gelombang delta 50% (amplitudo tinggi, kurang dari 4 Hz) -Tidak lazim bisa terjadi disorientasi, teror tidur dan tidur jalan. REM 25% -Bergantian dengan nonREM setiap 90 menit -Terjadi 1/3 akhir malam EEG Gelombang gigi gergaji -Bola mata bergerak, ereksi penis dan mimpi buruk.
  • 5. POLA SIKLUS BANGUN dan TIDUR * Kadar melatonin dalam darah mulai meningkat pada jam 9 malam, terus meningkat sepanjang malam dan menghilang pada jam 9 pagi. TIDUR
  • 6. Gangguan tidur •suatu kondisi psikogenik primer dengan ciri gangguan utama pada jumlah, kualitas, atau waktu tidur yang terkait faktor emosional. •Insomnia, hipersomnia, gangguan jadwal tidur Dyssomnia •Peristiwa episodic abnormal yang terjadi selama masa tidur. •Somnabulisme (sleep walking), teror tidur (night terrors), mimpi buruk (nightmares) Parasomnia
  • 7. Insomnia  Suatu kesulitan dalam memulai tidur, mempertahankan tidur, atau tidur yang tidak menyegarkan selama 1 bulan atau lebih dan keadaan sulit tidur ini harus menyebabkan gangguan klinis yang signifikan.  Kelelahan di siang hari, suasana perasaan buruk, perilaku dan performa serta kesehatan menurun.  Penyebab: • Ritme sirkardian • Kondisi medis • Obat-obatan • Stres • Cemas dan depresi • Kafein, nikotin, alkohol • Perubahan lingkungan
  • 8. Klasifikasi Insomnia • Terjadi hyperarousal berlebihan • Pasien dapat tidur namun tidak merasa tidur • Periode tidur terganggu, sering terbangun • Berhubungan dengan kebiasaan sebelum tidur, pola tidur dan lingkungan tempat tidur Insomnia primer • Berhubungan dengan ritme sirkardian, masalah kejiwaan, masalah neurologi, masalah medis lainnya atau pengaruh obat • Sering terjadi pada orang tua • Contoh : pada pasien penderita artitis sering terbangun akibat rasa nyeri Insomnia sekunder
  • 9. F51.0 Insomnia non-organik  Hal dibawah ini diperlukan untuk membuat diagnosis pasti: • Keluhan adanya kesulitan masuk tidur atau mempertahankan tidur, atau kualitas tidur yang buruk • Gangguan terjadi minimal 3 kali dalam seminggu selama minimal satu bulan • Adanya preokupasi dengan tidak bisa tidur (sleeplessness) dan peduli yang berlebihan terhadap akibatnya pada malam hari dan sepanjang siang hari • Ketidakpuasan terhadap kuantitas dan atau kualitas tidur menyebabkan penderitaan yang cukup berat dan mempengaruhi fungsi dalam sosial dan pekerjaan.  Adanya gejala gangguan jiwa lain seperti depresi, anxietas, atau obsesi tidak menyebabkan diagnosis insomnia diabaikan
  • 10. Tatalaksana non farmakologis Mengatur jadwal tidur yang konsisten termasuk pada hari libur Tidak berada di tempat tidur ketika tidak tidur Tidak memaksakan diri untuk tidur jika tidak bisa Hanya menggunakan tempat tidur hanya untuk tidur Relaksasi sebelum tidur, seperti mandi air hangat, membaca, latihan pernapasan atau beribadah Menghindari atau membatasi tidur siang karena akan menyulitkan tidur pada malam hari. Menyiapkan suasana nyaman pada kamar untuk tidur, seperti menghindari kebisingan Hindari stimulant (kopi)
  • 11. F51.1 Hipersomnia non-organik  Gambaran klinis di bawah ini adalah esensial untuk diagnosis pasti: • Rasa kantuk pada siang hari yang berlebihan atau adanya serangan tidur / "sleep attacks" (tidak disebabkan oleh jumlah tidur yang kurang), dan atau transisi yang memanjang dari saat mulai bangun tidur sampai sadar sepenuhnya (sleep drunkenness) • Gangguan tidur terjadi setiap hari selama lebih dari 1 bulan atau berulang dengan kurun waktu yang lebih pendek, menyebabkan penderitaan yang cukup berat dan mempengaruhi fungsi dalam sosial dan pekerjaan • Tidak ada gejala tambahan "narcolepsy" (cataplexy, sleep paralysis, hypnagogic hallucination) atau bukti klinis untuk "sleep apnoe" (nocturnal breath cessation, typical intermittent snoring sounds, etc.) • Tidak ada kondisi neurologis atau medis yang menunjukkan gejala rasa kantuk pada siang hari.  Bila hipersomnia hanya merupakan salah satu gejala dari ganggun jiwa lain, misalnya Gangguan Afektif, maka diagnosis harus sesuai dengan gangguan yang mendasarinya. Diagnosis hipersomnia psikogenik harus ditambahkan bila hipersomnia merupakan keluhan yang dominan dari penderita dengan gangguan jiwa lainnya.
  • 12. F51.2 Gangguan Jadwal Tidur-jaga Non-organik  Gambaran klinis dibawah ini esensial untuk diagnosis pasti: • Pola tidur-jaga dari individu tidah seirama (out of synchrony) dengan pola tidur-jaga yang normal bagi masyarakat setempat • Insomnia pada waktu orang-orang tidur dan hipersomnia pada waktu kebanyakan orang jaga, yang dialami hampir setiap hari untuk sedikitnya 1 bulan atau berulang dengan kurun waktu yang lebih pendek. • Ketidak-puasan dalam kuantitas, kualitas, dan waktu tidur menyebabkan penderitaan yang cukup berat dan mempengaruhi fungsi dalam sosial dan pekerjaan.  Adanya gejala gangguan jiwa lain, seperti anxietas, depresi, hipomania, tidak menutup kemungkinan diagnosis gangguan jadwal tidur-jaga non-organik, yang penting adanya dominasi gambaran klinis gangguan ini pada penderita. Apabila gejala gangguan jiwa lain cukup jelas dan menetap harus dibuat diagnosis gangguan jiwa yang spesifik secara terpisah.
  • 13. F51.3 Somnambulisme (sleepwalking)  Gambaran klinis dibawah ini esensial untuk diagnosis pasti: • Gejala yang utama adalah satu atau lebih episode bangun dari tempat tidur, biasanya pada sepertiga awal tidur malam, dan terus berjalan-jalan; (kesadaran berubah) • Selama satu episode, individu menunjukkan wajah bengong (blank, staring face), relatif tak memberi respons terhadap upaya orang lain untuk mempengaruhi keadaan atau untuk berkomunikasi dengan penderita, dan hanya dapat disadarkan/dibangunkan dari tidurnya dengan susah payah. • Pada waktu sadar/bangun (setelah satu episode atau besok paginya), individu tidak ingat apa yang terjadi • Dalam kurun waktu beberapa menit setelah bangun dari episode tersebut, tidak ada gangguan aktivitas mental, walaupun dapat dimulai dengan sedikit bingung dan disorientasi dalam waktu singkat. • Tidak ada bukti adanya gangguan mental organik.
  • 14. F51.4 Teror tidur (night terrors)  Gambaran klinis dibawah ini adalah esensial untuk diagnosls pasti: • Gejala utama adalah satu atau lebih episode bangun dari tidur, mulai dengan berteriak karena panik, disertai anxietas yang hebat, seluruh tubuh bergetar, dan hiperaktivitas otonomik seperti jantung berdebar, nafas cepat, pupil melebar dan berkeringat • Episode dapat berulang, setiap episode lamanya berkisar 1-10 menit, dan biasanya terjadi pada sepertiga awal tidur malam • Secara relatif tidak bereaksi terhadap berbagai upaya orang lain untuk mempengaruhi keadaan teror tidurnya, dan kemudian dalam beberapa menit setelah bangun biasanya terjadi disorientasi dan gerakan-gerakan berulang • Ingatan terbadap kejadian, kalaupun ada, sangat minimal (biasanya terbatas pada satu atau dua bayangan-bayangan yang terpilah-pilah) • Tidak ada bukti adanya gangguan mental organik  Teror tidur dan somnambulisme sangat berhubungan erat, keduanya mempunyai karakteristik klinis dan patofisiologis yang sama.
  • 15. F51.5 Mimpi Buruk (Nightmares)  Gambaran klinis dibawah ini adalah esensial untuk diagnosis pasti: • Terbangun dari tidur malam atau tidur siang berkaitan dengan mimpi yang menakutkan yang dapat diingat kembali dengan rinci dan jelas (vivid), biasanya perihal ancaman kelangsungan hidup, keamanan, atau harga diri; terbangun-nya dapat terjadi kapan saja selama periode tidur, tetapi yang khas adalah pada paruh kedua masa tidur • Setelah terbangun dari mimpi yang menakutkan, individu segera sadar penuh dan mampu mengenali lingkungannya • Pengalaman mimpi itu, dan akibat dari tidur yang terganggu, menyebabkan penderitaan cukup berat bagi individu.
  • 16. Referensi  Maslim, Rusdi. (2019). Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ-III, DSM-V, ICD-11. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya. Jakarta: PT Nuh Jaya.  Morin, C. M. et al. (2015) ‘Insomnia disorder’, Nature Reviews Disease Primers. Macmillan Publishers Limited, 1(September), pp. 1–18. doi: 10.1038/nrdp.2015.26.

Editor's Notes

  1. Pada kanak2 hal ini terjadi terkait dengan perkembangan anak, sedangkan pada dewasa pengaruh psikogenik
  2. Berdasarkan penyebabnya