3. DEFINISI
Antidepresiva atau Obat Antimurung adalah
obat-obat yang mampu memperbaiki
suasana jiwa (“mood”) dengan
menghilangkan atau meringankan gejala
keadaan murung, yang tidak disebabkan
oleh kesulitan sosial-ekonomi, obat-obatan
atau penyakit.
Depresi adalah gangguan jiwa yang paling
umum di dunia dan menurut taksiran
terdapat 340 juta penderitanya.
Prevelensinya antara wanita adalah rata-
rata 25%, pria 10%, dan remaja 5%.
4. PENYEBAB
Teori monoamin menunjukkan sebagai
penyebab depresi terganggunya
keseimbangan antara neurotransmitter di
otak. Khususnya akibat terutama
kekurangan serotonin dan/ atau
noradrenalin di saraf-saraf otak.
Beberapa gangguan psikiatris lainnya yang
mempunyai hubungan dengan kadar
seroronin rendah, adalah a.l. Penyakit
demensia Alzheimer, p. Parkinson dan juga
migrain.
Selain Neurotransmitter juga faktor
keturunan merupakan pemeran penting
pada terjadinya depresi.
5. Kriteria untuk depresi sedang/berat yang kini
berlaku menurut DSM IV** adalah
terdapatnya minimal lima gejal dari daftar
berikut hampir setiap hari selama 2 minggu:
Kedua gejala a dan b adalah essensial dan
salah satu dari padanya harus terdapat dalam
lima gejala tersebut.
a. suasana jiwa murng hampir sepanjang hari
b. hilangnya perasaan gembira dan perhatian
untuk hampir semua aktivitas
c. perasaan salah dan tak berharga
d. pikiran atau percobaan bunuh diri
e. tak dapat mengambil keputusan atau timbul
problema konsentrasi
f. agitasi (perasaan dikejar, cepat tersinggung)
g. lelah dan hilangnya enersi
h. gangguan tidur
i. perubahan nafsu makan atau berat badan
DSM IV: Diagnostic and statistical Manual, Ed. IV
6. JENIS-JENIS
GANGGUAN DEPRESI
• Depresi Kronis adalah gangguan depresi yang
bertahan lebih lama dari 2 tahun, setelah
dipastikan tidak adanya penanganan kurang
tepat atau resistensi untuk obat.
1. Depresi manis (mania) bercirikan bipoler,
artinya terdiri dari dua fase, masa depresif dan
masa manis. Pada masa depresif, pasien
mengalami segala sesuatu sebagai
hitam/kelabu dan perasaannya seperti mati.
Fase ini diselingi dengan suatu periode manis,
yang bercirikan suasana jiwanya berbunga-
bunga, hipereksitasi, dan aktivitas berlebihan.
7. Pengobatan dapat dilakukan dengan
antipsikotropika klorpromazin, haloperidol,
dan pimozida selama 2-3 bulan.
Sebagai prevensi untuk masa mania atau
masa depresi digunakan
litiumkarbonat/sitrat, yang 60% efektif
mencegah serangan baru. Keberatan obat
ini adalah efek samping dan toksisitasnya
bagi ginjal dan tiroid pada overdosis,
sedangkan luas terapinya hanya sempit.
Karbamazepin digunakan sebagai pilihan
kedua untuk penanganan dan profilaksis,
bila litium kurang efektif, atau bersamaan
sebagai kombinasi.
8. 2. Depresi vital adalah suatu bentuk depresi
berat yang memiliki ciri-ciri berikut:
• gangguan tidur khas. Pasien tidur dengan
mudah tetapi tengah malam/ sangat pagi
sudah terbangun dengan merasakan dirinya
amat letih, sendu, apatis, takut atau gelisah
dan tidak bisa tidur lagi.
• bervariasinya suasana sepanjang hari. Pasien
seakan-akan memiliki dua kehidupan,
aktivitas, dan perasaannya sangat berlainan
pada pagi hari dan waktu tengah malam.
• hilangnya perhatian dan kegembiraan dalam
praktis semua aktivitas, tidak adanya reaksi
terhdap rangsangan perasaan nyama, agitasi
atau terhambatnya motorik, anoreksi atau
turunnya berat badan.
9. 3. Depresi musim dingin (Seasonal Affective
Disorder, SAD) adalah suatu bentuk depresi
yang spesifik terjadi pada musim dingin di
negara-negara Utara akibat kekurangan sinar
matahari. Gejalanya pukulan jantung menurun,
kebutuhan tidur naik, suasana jiwa murung
(winterblues), enersi berkurang, amat mudah
tersinggung, rasa letih, dan nafsu makan justru
meningkat. Semua gejala ini diakibatkan lonceng
bioligis yang terganggu.
Depresi musim dingin dapat di atasi dengan Terapi
Cahaya, yang mampu memperbaiki lonceng
biologis yang terganggu.
10. GANGGUAN SUASANA LAINNYA
• Gangguan panik bercirikan serangan mendadak
dari perasaan takut hebat, misalnya takut
menjadi gila atau takut mati. Peristiwa ini di
disertai beberpa gejala, seperti berkeringat, sesak
nafas, pusing, mual, debar jantung, dan gemetar.
Gejala ini dapat di tangani efektif setelah (3-5
minggu) dengan imipramin, klomiprami, atau
fluvoxamin.
• Neurose paksaan (Obsessive Complusive
Disorder, OCD). OCD bercirikan perbuatan atau
pikiran paksaan. Hal ini menimbulkan
kesengsaraan pada pasien dan dialami sebagai
dirinya tidak berguna, sehingga pasien berusaha
menekannya.
Penangananan dilakukan dengan terapi perilaku
bersama pengobatan klomipramin, fluvoksamin
atau fluoxetin. Efeknya baru nyata setelah 4-12
minggu.
11. OBAT-OBAT ANTIDEPRESIVA
1. Antidepresiva klasik: obat-obat ini menghambat
resorpsi kembali dari serotonin dan nonadrenalin
dari sela sinaps di ujung-ujung saraf.
Pengecualian adalah desipramin yang
menghambat re-uptake NA secara lebih selektif.
a. Zat trisiklis (ATC): amitripitilin, doksepin,
dosulepin, imipramin, desipramin, dan
klomipramin
b. Zat tertasiklis: maprotilin, mianserin (dan
mirtazapin)
2. Obat generasi ke-2: menimbulakan lebih sedikit
efek samping.
a. SSRIs: fluvoxamin (Luvox, Fevarin), fluoxetin,
paroxetin, sertralin, dan citalopram.
b. NaSa : mirtazapin dan venlafaxin (Efexor).
12. 3. MAO-blockers: fenelzin dan trancylcypromin
(Parnate). Obat ini menghambat enzim mono-
amin-oksidase (MAO). Enzim ini terdapat dalam
dua bentuk: MAO-A dan MAO-B. Kedua obat di
atas menghambat kedua bentuk secara
irreversible dan hanya digunakan bila obat-pbat
lain tidak ampuh (lagi).
4. Lainnya: trytofan, oksitriptan, dan pridoksin
13. MEKANISME KERJA
Antidepresiva bekerja dengan jalan menghambat
re-uptake serotonin dan noradrenalin di
ujung-ujung saraf otak dan dengan demikian
memperpanjang masa waktu tersedianya
neurotranmitter tersebut. Di samping itu
antidepresiva dapat memengaruhi reseptor
postsinaptis. Akan tetapi mekanisme kerjanya
yang tepat belum diketahui.
KEHAMILAN DAN LAKTASI
Meskipun belum ditentukan adanya hubungan
antidepresiva dan kerusakan janin, namun
dari beberapa obat diketahui efek
teratogennya pada binatang percobaan.
Beberapa obat mencapai air susu ibu.
14. PENGGUNAAN
Antidepresiva selain pada depresi, juga digunakan
untuk sejumlah indikasi lain, yakni:
a. depresi, khususnya yang bercirikan vital.
Pada depresi hebat adakalanya dikombinasikan
dengan moclobemida.
b. gangguan panik (dengan agorafobia) dan
gangguan obsesif-complusif: imipramin,
klomipramin, juga SSRIs (fluvoxamin,
citalopram)
c. ngompol malam (enuresis noctura) dari
anak-anak di atas 5 tahun (imipramin,
amitiptilin), mungkin berdasarkan khasiat anti
kolinergisnya.
d. sebagai analgetikum, pada terapi nyeri
kronis hebat (kanker) dan nyeri saraf.
Khususnya digunakan imipramin dan
amitriptilin, yang ditambahkan pada analgetika
lain, tetapi juga desipramin dan klomipramin
dapat digunakan.
15. e. bulimia nervosa, juga dinamakan
hyperorexia (Yun. Orexi = nafsu makan), di
mana nafsu makan meningkat secara patologis.
Bulimia bersama anorexia nervosa, merupakan
gangguan yang bercirikan “serangan” makan
sesukanya yang diselingi muntah-muntah
buatan agar tidak menjadi gemuk. Fluoxetin,
imipramin dan desipramin mampun
mengurangu frekuensi makan dan muntah
dalam waktu singkat.
f. terapi interval migrain, mingkin atas dasar
bolkase dari reseptor 5HT di pembuluh dan
neuron otak, khususnya amitriptilin.
16. EFEK SAMPING
Kebanyakan efek ini bersifat sementara dan hilang
dengan sendirinya sesudah beberapa waktu.
1. Obat klasik (ATC) dapat memperlihatkan efek
samping berikut:
a. efek jantung, yang mirip kerja kinidin dan
dapat menimbulkan gangguan penerusan
impuls jantung dengan perubahan ECG.
b. efek anti kolinergis akibat blokade
reseptor muskarin dengan menimbulkan a.l.
Mulut kering, obstipasi, retensi urin,
tachycardia serta gangguan potensi dan
akomodasi.
c. sedasi berdasarkan penghambatan reseptor
antihistamin postsinaptis, yang terutama kuat
pada amitriptilin, doxepin dan dosulepin,
kurang kuat pada imipramin.
17. d. hipotensi ortostatis dan pusing serta
mudah terjatuh merupakan akibat efek anti
noradrenalin.
e. efek antiserotonin akibat blokade reseptor-
5HT postsinaptis dengan bertambahnya nafsu
makan dan berat badan, umumnya pasien
menjadi gemuk.
f. kelainan darah seperti agranulositosis dan
leukopenia, yang mungkin berdasarkan reaksi
hipersensitivitas, hanya jarang terjadi.
g. gejala penarikan dapat terjadi, meskipun
antidepresiva tidsk bersifat adiktif. Pada
penghentian terapi dengan mendadak dapat
timbul a.l. Gangguan lambung-usus, agitasi,
sukar tidur serta nyeri kepala dan otot.
18. 2. Obat generasi ke-2 (SSRIa),
memperlihatkan profil berlainan dengan
obat klasik (ATC), khususnya efek
jantungnya lebih berkurang dan efek
serotoninergnya lebih nyata.
a. Efek serotoninergnya berupa mual,
muntah, malaise umum, nyeri kepala,
gangguan tidur, nervositas, agitasi atau
kegelisahan, juga disfungi seksual dengan
ejakulatio dan orgasme terlambat.
b. Sindrom serotonin, berupa kegelisahan,
demam dan menggigil, konvulsi dan
kekakuan hebat, tremor, diare dan
gangguan koordinasi, yang tak jarang
berakhir fatal.
c. Efek antikolinergis dan antiadrenergis
lemah atau sama sekali tidak ada.
19. ZAT ZAT TERSENDIRI
A. Obat-Obat Klasik (ATC)
1. Imipramin: Tofranil
Antidepresivum trisiklis ini berkhasiat
antiadrenergis, antikolinergis dan antihistamin
agak kuat.
Dosis : pada depresi oral 3 dd 25 mg garam HCl,
bila perlu dinaikkan berangsur-angsur sampai
maks. 300 mg sehari. Pada gangguan panik: 10-
25 mg sehari; pada enuresis anak-anak 5-8
tahun: 20-30 mg a.n.; pada nyeri kronis: 25-
150 mg sehari.
-Desipramin (Pertofran) Dosis: oral 3-4 dd 25-
5- mg.
-Klomipramin (klorimipramin, anafranil) Dosis:
pada depresi dan OCD: 2-3 dd 25mg garam-HCl,
maks. 250 mg sehari.
-Opipramol (Insidon) Dosis: oral 1-3 dd 50 mg
selama minimal 2 minggu, lansia dosis
separuhnya.
20. 2. Amitriptilin: Tryptizol, Laroxyl, *Limbitrol,
*Mutabon-D
Senyawa ini berkhasiat antihistamin dan
antikolinergis, juga sedatif kuat, maka layak
diberikan pada pasien agresif.
Dosis: pada depresi 3 dd 25 mg garam HCl atau
50-100 mg a.n., bila perlu dinaikkan berangsur-
angsur sampai 150-300 mg. Nyeri kronis: 25-
75 mg a.n., prevensi migrain: 25-150 mg a.n.
-Doksepin (Sinequan) adalah derivat dengan
atom-O dalam cincin trisiklisnya. Dosis: oral 75-
150 mg a.n. (garam HCl) atau 3 dd 25-50 mg.
-Dosulepin (Prothiaden) berdaya menghambat
re-uptake NA dan mungkin dari serotonin.
Khasiat antihistamin dan antikolinergisnya kuat.
Dosis: 3 dd 25 mg garam HCl atau 75 mg a.c.,
bila perlu maks. 225 mg sehari, lansia maks. 75
sehari
21. 3. Maprotilin: Ludiomil
Berdaya menghambat re-uptake noradrenalin
dengan kuat dan hanya ringan re-uptake
serotonin. Dosis: 1-3 dd 25 mg garam HCl
atau 25-75 mg sekaligus sebelum tidur. Lansia
25 mg a.n.
4. Mianserin: Tolvon
Berdaya menghambat re-uptake NA secara
lemah dan juga memperbesar tersedianya NA,
karena blokade dari resptor a2 adrenergis
presinaptis.
Dosis: permulaan 1 dd 30-40 mg malam hari
(garam HCl), bila perlu dinaikkan sampai 90 mg
sehari.
-Mirtazapin (Remeron)
Berkhasiat memperkuat pelepasan NA. Dosis:
permulaan 15 mg malam hari, bila perlu
dinaikkan sampai 45 mg sehari.
22. B. Obat-Obat Generasi Ke-2 (SSRIs)
5. Fluoxetin: Prozac
senyawa fenoksipropilamin ini menghambat re-
uptake serotonin secara spesifik. Efek samping
tersering berupa mual, nyeri kepala dan
nervositas. Dosis: pada depresi daqn OCD oral 20
mg sehari (garam HCl).
6. Sertralin: Zolft
senyawa naftylamin ini menghambat re-uptake
serotonin dalam neuron dan terutama digunakan
pada depresi dengan gejala vital. Efek samping
berupa gangguan lambung-usus dan gangguan
ejaculatio, adakalnya efek antikolinergis ringan.
7. Paroxetin: Seroxat, Dosis: depresi pemula 1
dd20 mg pagi hari, berangsur dinaikkan sampai 50
mg sehari, lansia 40 mg
8. Citalopram: Cipram, Cipramil. Dosis: gangguan
panik 1 dd 10/20 mg sampai 40/60 mg sehari.
23. C. Lainnya
9. Moclobemida: Aurorix
Derivat-benzamida ini berkhasiat
menghambat MAO-B secara reversible. Efek
samping berupa gangguan tidur dan mual,
nyeri kepala, pusing, dan agitasi. Dosis:
oral permulaan 300 mg p.c. Sehari dalam
2-3 doses.
10. Triptofan
Berkhasiat antidepresif dan sedatif-
hipnotis. Efek samping berupa mual dan
muntah, anoreksia serta rasa kantuk jika
dosis pertama terlalu tinggi. Dosis: pada
depresi pemula ,5-1 gram sehari.
11. Piridoksin: vitamin B6, adermin
Efek sampinya yang adakalnya terjadi
berupa gangguan lambung-usus. Dosis:
pada depresi (postnal) 1 dd 100-200 mg,
pada PMS 1 dd 50-100 mg.
24. 12. Tingtur Hyperici
Tingtur ini dibuat dari daun, batang dan
kembang tumbuhan Hypericum perforatum,
yang terdapat di Eropa. Berdaya antidepresif
dan anlgetis dengan jalan menghambat MAO-A
secara reversible.
Efek samping ringan a.l. meningkatkan
kepekaan terhadap sinar matahari. Dosis: 2 dd
250 mg ekstrak, atau 3 dd 20 tetes tingtur a.c.
Efeknya baru nyata setelah 10-14 hari.
13. Litium
Garam-garam litium adalah “mood stabiliters”
dengan terutama khasiat antimania dan sedikit
kerja antidepresi. Efek sampinya berupa
gangguan lambung-usus, haus dan mulutn
kering, polyuria, otot lemah dan tremor halus
dari tangan, juga peningkatan bobot badan
karena minum terlalu banyak minuman yang
manis. Dosis: pada mania akut oral 1 dd 27
hari, lalu 1 dd 800 mg/2200 mg.