SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
ANTIDEPRESIVA
(OBAT ANTIMURUNG)
KELOMPOK 2
1. DIAN RIZKI MAHARANI
2. DHEA TARI REZKI
3. DINDA ISTAAYU CHARLINA
4. DWI AGUSTIN
5. DWITA NOFALINDA
DEFINISI
Antidepresiva atau Obat Antimurung adalah
obat-obat yang mampu memperbaiki
suasana jiwa (“mood”) dengan
menghilangkan atau meringankan gejala
keadaan murung, yang tidak disebabkan
oleh kesulitan sosial-ekonomi, obat-obatan
atau penyakit.
Depresi adalah gangguan jiwa yang paling
umum di dunia dan menurut taksiran
terdapat 340 juta penderitanya.
Prevelensinya antara wanita adalah rata-
rata 25%, pria 10%, dan remaja 5%.
PENYEBAB
Teori monoamin menunjukkan sebagai
penyebab depresi terganggunya
keseimbangan antara neurotransmitter di
otak. Khususnya akibat terutama
kekurangan serotonin dan/ atau
noradrenalin di saraf-saraf otak.
Beberapa gangguan psikiatris lainnya yang
mempunyai hubungan dengan kadar
seroronin rendah, adalah a.l. Penyakit
demensia Alzheimer, p. Parkinson dan juga
migrain.
Selain Neurotransmitter juga faktor
keturunan merupakan pemeran penting
pada terjadinya depresi.
Kriteria untuk depresi sedang/berat yang kini
berlaku menurut DSM IV** adalah
terdapatnya minimal lima gejal dari daftar
berikut hampir setiap hari selama 2 minggu:
Kedua gejala a dan b adalah essensial dan
salah satu dari padanya harus terdapat dalam
lima gejala tersebut.
a. suasana jiwa murng hampir sepanjang hari
b. hilangnya perasaan gembira dan perhatian
untuk hampir semua aktivitas
c. perasaan salah dan tak berharga
d. pikiran atau percobaan bunuh diri
e. tak dapat mengambil keputusan atau timbul
problema konsentrasi
f. agitasi (perasaan dikejar, cepat tersinggung)
g. lelah dan hilangnya enersi
h. gangguan tidur
i. perubahan nafsu makan atau berat badan
DSM IV: Diagnostic and statistical Manual, Ed. IV
JENIS-JENIS
GANGGUAN DEPRESI
• Depresi Kronis adalah gangguan depresi yang
bertahan lebih lama dari 2 tahun, setelah
dipastikan tidak adanya penanganan kurang
tepat atau resistensi untuk obat.
1. Depresi manis (mania) bercirikan bipoler,
artinya terdiri dari dua fase, masa depresif dan
masa manis. Pada masa depresif, pasien
mengalami segala sesuatu sebagai
hitam/kelabu dan perasaannya seperti mati.
Fase ini diselingi dengan suatu periode manis,
yang bercirikan suasana jiwanya berbunga-
bunga, hipereksitasi, dan aktivitas berlebihan.
Pengobatan dapat dilakukan dengan
antipsikotropika klorpromazin, haloperidol,
dan pimozida selama 2-3 bulan.
Sebagai prevensi untuk masa mania atau
masa depresi digunakan
litiumkarbonat/sitrat, yang 60% efektif
mencegah serangan baru. Keberatan obat
ini adalah efek samping dan toksisitasnya
bagi ginjal dan tiroid pada overdosis,
sedangkan luas terapinya hanya sempit.
Karbamazepin digunakan sebagai pilihan
kedua untuk penanganan dan profilaksis,
bila litium kurang efektif, atau bersamaan
sebagai kombinasi.
2. Depresi vital adalah suatu bentuk depresi
berat yang memiliki ciri-ciri berikut:
• gangguan tidur khas. Pasien tidur dengan
mudah tetapi tengah malam/ sangat pagi
sudah terbangun dengan merasakan dirinya
amat letih, sendu, apatis, takut atau gelisah
dan tidak bisa tidur lagi.
• bervariasinya suasana sepanjang hari. Pasien
seakan-akan memiliki dua kehidupan,
aktivitas, dan perasaannya sangat berlainan
pada pagi hari dan waktu tengah malam.
• hilangnya perhatian dan kegembiraan dalam
praktis semua aktivitas, tidak adanya reaksi
terhdap rangsangan perasaan nyama, agitasi
atau terhambatnya motorik, anoreksi atau
turunnya berat badan.
3. Depresi musim dingin (Seasonal Affective
Disorder, SAD) adalah suatu bentuk depresi
yang spesifik terjadi pada musim dingin di
negara-negara Utara akibat kekurangan sinar
matahari. Gejalanya pukulan jantung menurun,
kebutuhan tidur naik, suasana jiwa murung
(winterblues), enersi berkurang, amat mudah
tersinggung, rasa letih, dan nafsu makan justru
meningkat. Semua gejala ini diakibatkan lonceng
bioligis yang terganggu.
Depresi musim dingin dapat di atasi dengan Terapi
Cahaya, yang mampu memperbaiki lonceng
biologis yang terganggu.
GANGGUAN SUASANA LAINNYA
• Gangguan panik bercirikan serangan mendadak
dari perasaan takut hebat, misalnya takut
menjadi gila atau takut mati. Peristiwa ini di
disertai beberpa gejala, seperti berkeringat, sesak
nafas, pusing, mual, debar jantung, dan gemetar.
Gejala ini dapat di tangani efektif setelah (3-5
minggu) dengan imipramin, klomiprami, atau
fluvoxamin.
• Neurose paksaan (Obsessive Complusive
Disorder, OCD). OCD bercirikan perbuatan atau
pikiran paksaan. Hal ini menimbulkan
kesengsaraan pada pasien dan dialami sebagai
dirinya tidak berguna, sehingga pasien berusaha
menekannya.
Penangananan dilakukan dengan terapi perilaku
bersama pengobatan klomipramin, fluvoksamin
atau fluoxetin. Efeknya baru nyata setelah 4-12
minggu.
OBAT-OBAT ANTIDEPRESIVA
1. Antidepresiva klasik: obat-obat ini menghambat
resorpsi kembali dari serotonin dan nonadrenalin
dari sela sinaps di ujung-ujung saraf.
Pengecualian adalah desipramin yang
menghambat re-uptake NA secara lebih selektif.
a. Zat trisiklis (ATC): amitripitilin, doksepin,
dosulepin, imipramin, desipramin, dan
klomipramin
b. Zat tertasiklis: maprotilin, mianserin (dan
mirtazapin)
2. Obat generasi ke-2: menimbulakan lebih sedikit
efek samping.
a. SSRIs: fluvoxamin (Luvox, Fevarin), fluoxetin,
paroxetin, sertralin, dan citalopram.
b. NaSa : mirtazapin dan venlafaxin (Efexor).
3. MAO-blockers: fenelzin dan trancylcypromin
(Parnate). Obat ini menghambat enzim mono-
amin-oksidase (MAO). Enzim ini terdapat dalam
dua bentuk: MAO-A dan MAO-B. Kedua obat di
atas menghambat kedua bentuk secara
irreversible dan hanya digunakan bila obat-pbat
lain tidak ampuh (lagi).
4. Lainnya: trytofan, oksitriptan, dan pridoksin
MEKANISME KERJA
Antidepresiva bekerja dengan jalan menghambat
re-uptake serotonin dan noradrenalin di
ujung-ujung saraf otak dan dengan demikian
memperpanjang masa waktu tersedianya
neurotranmitter tersebut. Di samping itu
antidepresiva dapat memengaruhi reseptor
postsinaptis. Akan tetapi mekanisme kerjanya
yang tepat belum diketahui.
KEHAMILAN DAN LAKTASI
Meskipun belum ditentukan adanya hubungan
antidepresiva dan kerusakan janin, namun
dari beberapa obat diketahui efek
teratogennya pada binatang percobaan.
Beberapa obat mencapai air susu ibu.
PENGGUNAAN
Antidepresiva selain pada depresi, juga digunakan
untuk sejumlah indikasi lain, yakni:
a. depresi, khususnya yang bercirikan vital.
Pada depresi hebat adakalanya dikombinasikan
dengan moclobemida.
b. gangguan panik (dengan agorafobia) dan
gangguan obsesif-complusif: imipramin,
klomipramin, juga SSRIs (fluvoxamin,
citalopram)
c. ngompol malam (enuresis noctura) dari
anak-anak di atas 5 tahun (imipramin,
amitiptilin), mungkin berdasarkan khasiat anti
kolinergisnya.
d. sebagai analgetikum, pada terapi nyeri
kronis hebat (kanker) dan nyeri saraf.
Khususnya digunakan imipramin dan
amitriptilin, yang ditambahkan pada analgetika
lain, tetapi juga desipramin dan klomipramin
dapat digunakan.
e. bulimia nervosa, juga dinamakan
hyperorexia (Yun. Orexi = nafsu makan), di
mana nafsu makan meningkat secara patologis.
Bulimia bersama anorexia nervosa, merupakan
gangguan yang bercirikan “serangan” makan
sesukanya yang diselingi muntah-muntah
buatan agar tidak menjadi gemuk. Fluoxetin,
imipramin dan desipramin mampun
mengurangu frekuensi makan dan muntah
dalam waktu singkat.
f. terapi interval migrain, mingkin atas dasar
bolkase dari reseptor 5HT di pembuluh dan
neuron otak, khususnya amitriptilin.
EFEK SAMPING
Kebanyakan efek ini bersifat sementara dan hilang
dengan sendirinya sesudah beberapa waktu.
1. Obat klasik (ATC) dapat memperlihatkan efek
samping berikut:
a. efek jantung, yang mirip kerja kinidin dan
dapat menimbulkan gangguan penerusan
impuls jantung dengan perubahan ECG.
b. efek anti kolinergis akibat blokade
reseptor muskarin dengan menimbulkan a.l.
Mulut kering, obstipasi, retensi urin,
tachycardia serta gangguan potensi dan
akomodasi.
c. sedasi berdasarkan penghambatan reseptor
antihistamin postsinaptis, yang terutama kuat
pada amitriptilin, doxepin dan dosulepin,
kurang kuat pada imipramin.
d. hipotensi ortostatis dan pusing serta
mudah terjatuh merupakan akibat efek anti
noradrenalin.
e. efek antiserotonin akibat blokade reseptor-
5HT postsinaptis dengan bertambahnya nafsu
makan dan berat badan, umumnya pasien
menjadi gemuk.
f. kelainan darah seperti agranulositosis dan
leukopenia, yang mungkin berdasarkan reaksi
hipersensitivitas, hanya jarang terjadi.
g. gejala penarikan dapat terjadi, meskipun
antidepresiva tidsk bersifat adiktif. Pada
penghentian terapi dengan mendadak dapat
timbul a.l. Gangguan lambung-usus, agitasi,
sukar tidur serta nyeri kepala dan otot.
2. Obat generasi ke-2 (SSRIa),
memperlihatkan profil berlainan dengan
obat klasik (ATC), khususnya efek
jantungnya lebih berkurang dan efek
serotoninergnya lebih nyata.
a. Efek serotoninergnya berupa mual,
muntah, malaise umum, nyeri kepala,
gangguan tidur, nervositas, agitasi atau
kegelisahan, juga disfungi seksual dengan
ejakulatio dan orgasme terlambat.
b. Sindrom serotonin, berupa kegelisahan,
demam dan menggigil, konvulsi dan
kekakuan hebat, tremor, diare dan
gangguan koordinasi, yang tak jarang
berakhir fatal.
c. Efek antikolinergis dan antiadrenergis
lemah atau sama sekali tidak ada.
ZAT ZAT TERSENDIRI
A. Obat-Obat Klasik (ATC)
1. Imipramin: Tofranil
Antidepresivum trisiklis ini berkhasiat
antiadrenergis, antikolinergis dan antihistamin
agak kuat.
Dosis : pada depresi oral 3 dd 25 mg garam HCl,
bila perlu dinaikkan berangsur-angsur sampai
maks. 300 mg sehari. Pada gangguan panik: 10-
25 mg sehari; pada enuresis anak-anak 5-8
tahun: 20-30 mg a.n.; pada nyeri kronis: 25-
150 mg sehari.
-Desipramin (Pertofran) Dosis: oral 3-4 dd 25-
5- mg.
-Klomipramin (klorimipramin, anafranil) Dosis:
pada depresi dan OCD: 2-3 dd 25mg garam-HCl,
maks. 250 mg sehari.
-Opipramol (Insidon) Dosis: oral 1-3 dd 50 mg
selama minimal 2 minggu, lansia dosis
separuhnya.
2. Amitriptilin: Tryptizol, Laroxyl, *Limbitrol,
*Mutabon-D
Senyawa ini berkhasiat antihistamin dan
antikolinergis, juga sedatif kuat, maka layak
diberikan pada pasien agresif.
Dosis: pada depresi 3 dd 25 mg garam HCl atau
50-100 mg a.n., bila perlu dinaikkan berangsur-
angsur sampai 150-300 mg. Nyeri kronis: 25-
75 mg a.n., prevensi migrain: 25-150 mg a.n.
-Doksepin (Sinequan) adalah derivat dengan
atom-O dalam cincin trisiklisnya. Dosis: oral 75-
150 mg a.n. (garam HCl) atau 3 dd 25-50 mg.
-Dosulepin (Prothiaden) berdaya menghambat
re-uptake NA dan mungkin dari serotonin.
Khasiat antihistamin dan antikolinergisnya kuat.
Dosis: 3 dd 25 mg garam HCl atau 75 mg a.c.,
bila perlu maks. 225 mg sehari, lansia maks. 75
sehari
3. Maprotilin: Ludiomil
Berdaya menghambat re-uptake noradrenalin
dengan kuat dan hanya ringan re-uptake
serotonin. Dosis: 1-3 dd 25 mg garam HCl
atau 25-75 mg sekaligus sebelum tidur. Lansia
25 mg a.n.
4. Mianserin: Tolvon
Berdaya menghambat re-uptake NA secara
lemah dan juga memperbesar tersedianya NA,
karena blokade dari resptor a2 adrenergis
presinaptis.
Dosis: permulaan 1 dd 30-40 mg malam hari
(garam HCl), bila perlu dinaikkan sampai 90 mg
sehari.
-Mirtazapin (Remeron)
Berkhasiat memperkuat pelepasan NA. Dosis:
permulaan 15 mg malam hari, bila perlu
dinaikkan sampai 45 mg sehari.
B. Obat-Obat Generasi Ke-2 (SSRIs)
5. Fluoxetin: Prozac
senyawa fenoksipropilamin ini menghambat re-
uptake serotonin secara spesifik. Efek samping
tersering berupa mual, nyeri kepala dan
nervositas. Dosis: pada depresi daqn OCD oral 20
mg sehari (garam HCl).
6. Sertralin: Zolft
senyawa naftylamin ini menghambat re-uptake
serotonin dalam neuron dan terutama digunakan
pada depresi dengan gejala vital. Efek samping
berupa gangguan lambung-usus dan gangguan
ejaculatio, adakalnya efek antikolinergis ringan.
7. Paroxetin: Seroxat, Dosis: depresi pemula 1
dd20 mg pagi hari, berangsur dinaikkan sampai 50
mg sehari, lansia 40 mg
8. Citalopram: Cipram, Cipramil. Dosis: gangguan
panik 1 dd 10/20 mg sampai 40/60 mg sehari.
C. Lainnya
9. Moclobemida: Aurorix
Derivat-benzamida ini berkhasiat
menghambat MAO-B secara reversible. Efek
samping berupa gangguan tidur dan mual,
nyeri kepala, pusing, dan agitasi. Dosis:
oral permulaan 300 mg p.c. Sehari dalam
2-3 doses.
10. Triptofan
Berkhasiat antidepresif dan sedatif-
hipnotis. Efek samping berupa mual dan
muntah, anoreksia serta rasa kantuk jika
dosis pertama terlalu tinggi. Dosis: pada
depresi pemula ,5-1 gram sehari.
11. Piridoksin: vitamin B6, adermin
Efek sampinya yang adakalnya terjadi
berupa gangguan lambung-usus. Dosis:
pada depresi (postnal) 1 dd 100-200 mg,
pada PMS 1 dd 50-100 mg.
12. Tingtur Hyperici
Tingtur ini dibuat dari daun, batang dan
kembang tumbuhan Hypericum perforatum,
yang terdapat di Eropa. Berdaya antidepresif
dan anlgetis dengan jalan menghambat MAO-A
secara reversible.
Efek samping ringan a.l. meningkatkan
kepekaan terhadap sinar matahari. Dosis: 2 dd
250 mg ekstrak, atau 3 dd 20 tetes tingtur a.c.
Efeknya baru nyata setelah 10-14 hari.
13. Litium
Garam-garam litium adalah “mood stabiliters”
dengan terutama khasiat antimania dan sedikit
kerja antidepresi. Efek sampinya berupa
gangguan lambung-usus, haus dan mulutn
kering, polyuria, otot lemah dan tremor halus
dari tangan, juga peningkatan bobot badan
karena minum terlalu banyak minuman yang
manis. Dosis: pada mania akut oral 1 dd 27
hari, lalu 1 dd 800 mg/2200 mg.
SEKIAN
DAN
TERIMAKASIH 
By: Kelompok 2
SESI TANYA JAWAB
1.
Jawab:

More Related Content

What's hot

Komunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasiKomunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasiNur Fadillah
 
Obat-obatan Antipsikotik (terjemahan bahasa indonesia, 2.0)
Obat-obatan Antipsikotik (terjemahan bahasa indonesia, 2.0)Obat-obatan Antipsikotik (terjemahan bahasa indonesia, 2.0)
Obat-obatan Antipsikotik (terjemahan bahasa indonesia, 2.0)Bagus Utomo
 
Farmakodinamik interaksi obat (fauzi al amrie)
Farmakodinamik interaksi obat (fauzi al amrie)Farmakodinamik interaksi obat (fauzi al amrie)
Farmakodinamik interaksi obat (fauzi al amrie)Achmad Fauzi Al' Amrie
 
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULIT
BIOFARMASI SEDIAAN YANG  DIBERIKAN MELALUI KULITBIOFARMASI SEDIAAN YANG  DIBERIKAN MELALUI KULIT
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULITSurya Amal
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolNovi Fachrunnisa
 
Farmakologi antihipertensi
Farmakologi antihipertensiFarmakologi antihipertensi
Farmakologi antihipertensi4nakmans4
 
FARMAKOKINETIK NON LINIER
FARMAKOKINETIK NON LINIERFARMAKOKINETIK NON LINIER
FARMAKOKINETIK NON LINIERTaofik Rusdiana
 
Pelayanan Kefarmasian di Apotek
Pelayanan Kefarmasian di ApotekPelayanan Kefarmasian di Apotek
Pelayanan Kefarmasian di ApotekSurya Amal
 
Reseptor obat wahyu
Reseptor obat wahyuReseptor obat wahyu
Reseptor obat wahyuAsti Haryani
 
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANlaporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANsrinova uli
 
Prinsip kerja Obat
Prinsip kerja ObatPrinsip kerja Obat
Prinsip kerja ObatDokter Tekno
 
Konstanta dielektrik
Konstanta dielektrikKonstanta dielektrik
Konstanta dielektrikTrie Marcory
 
Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul DeLas Rac
 
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)Filania Kanja
 

What's hot (20)

Ppt gout
Ppt goutPpt gout
Ppt gout
 
Konversi dosis
Konversi dosisKonversi dosis
Konversi dosis
 
Komunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasiKomunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasi
 
Antihistamin
AntihistaminAntihistamin
Antihistamin
 
Obat-obatan Antipsikotik (terjemahan bahasa indonesia, 2.0)
Obat-obatan Antipsikotik (terjemahan bahasa indonesia, 2.0)Obat-obatan Antipsikotik (terjemahan bahasa indonesia, 2.0)
Obat-obatan Antipsikotik (terjemahan bahasa indonesia, 2.0)
 
Kelompok 12(1)
Kelompok 12(1)Kelompok 12(1)
Kelompok 12(1)
 
Farmakodinamik interaksi obat (fauzi al amrie)
Farmakodinamik interaksi obat (fauzi al amrie)Farmakodinamik interaksi obat (fauzi al amrie)
Farmakodinamik interaksi obat (fauzi al amrie)
 
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULIT
BIOFARMASI SEDIAAN YANG  DIBERIKAN MELALUI KULITBIOFARMASI SEDIAAN YANG  DIBERIKAN MELALUI KULIT
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULIT
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
 
Farmakologi antihipertensi
Farmakologi antihipertensiFarmakologi antihipertensi
Farmakologi antihipertensi
 
FARMAKOKINETIK NON LINIER
FARMAKOKINETIK NON LINIERFARMAKOKINETIK NON LINIER
FARMAKOKINETIK NON LINIER
 
Pelayanan Kefarmasian di Apotek
Pelayanan Kefarmasian di ApotekPelayanan Kefarmasian di Apotek
Pelayanan Kefarmasian di Apotek
 
Reseptor obat wahyu
Reseptor obat wahyuReseptor obat wahyu
Reseptor obat wahyu
 
Naranjo naranjo
Naranjo naranjoNaranjo naranjo
Naranjo naranjo
 
Ekskresi dan klirens ginjal
Ekskresi dan klirens ginjalEkskresi dan klirens ginjal
Ekskresi dan klirens ginjal
 
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANlaporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
 
Prinsip kerja Obat
Prinsip kerja ObatPrinsip kerja Obat
Prinsip kerja Obat
 
Konstanta dielektrik
Konstanta dielektrikKonstanta dielektrik
Konstanta dielektrik
 
Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul
 
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
 

Viewers also liked

Stres, distress, dan depresi
Stres, distress, dan depresi Stres, distress, dan depresi
Stres, distress, dan depresi IFTITAH INDRIANI
 
Diagnosis banding depresi
Diagnosis banding depresiDiagnosis banding depresi
Diagnosis banding depresiJefta Alfatra
 
Major depressive disorder
Major depressive disorderMajor depressive disorder
Major depressive disorderlolabipolar2
 
Slide atelektasis paru
Slide atelektasis paruSlide atelektasis paru
Slide atelektasis paruIndah Triayu
 
Stres, distress, dan depresi fix copy
Stres, distress, dan depresi fix   copyStres, distress, dan depresi fix   copy
Stres, distress, dan depresi fix copymus lihah
 
Konsep Dasar Farmakosetik, Farmakokinetik
Konsep Dasar Farmakosetik, FarmakokinetikKonsep Dasar Farmakosetik, Farmakokinetik
Konsep Dasar Farmakosetik, Farmakokinetikpjj_kemenkes
 
3 sistem kardiovaskuler
3 sistem kardiovaskuler3 sistem kardiovaskuler
3 sistem kardiovaskulerpatrixbalik
 
Farmakologi kardiovaskuler
Farmakologi kardiovaskulerFarmakologi kardiovaskuler
Farmakologi kardiovaskulerocto zulkarnain
 
Farmakokinetik dan farmakodinamik
Farmakokinetik dan farmakodinamikFarmakokinetik dan farmakodinamik
Farmakokinetik dan farmakodinamiksriapsari603
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika4nakmans4
 
Antibiotik dan golongannya
Antibiotik dan golongannyaAntibiotik dan golongannya
Antibiotik dan golongannyaArwinAr
 
Ppt ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
Ppt ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPpt ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
Ppt ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFRisqy Nur Fitri
 

Viewers also liked (20)

Stres, distress, dan depresi
Stres, distress, dan depresi Stres, distress, dan depresi
Stres, distress, dan depresi
 
Gangguan Mood
Gangguan MoodGangguan Mood
Gangguan Mood
 
Ppt ans
Ppt ansPpt ans
Ppt ans
 
Diagnosis banding depresi
Diagnosis banding depresiDiagnosis banding depresi
Diagnosis banding depresi
 
(2) obat adrenergik
(2) obat adrenergik(2) obat adrenergik
(2) obat adrenergik
 
Major depressive disorder
Major depressive disorderMajor depressive disorder
Major depressive disorder
 
Slide atelektasis paru
Slide atelektasis paruSlide atelektasis paru
Slide atelektasis paru
 
Histamin
HistaminHistamin
Histamin
 
1.farmakologi
1.farmakologi1.farmakologi
1.farmakologi
 
Gangguan mood
Gangguan moodGangguan mood
Gangguan mood
 
Antihistamin
AntihistaminAntihistamin
Antihistamin
 
Antihistamin
AntihistaminAntihistamin
Antihistamin
 
Stres, distress, dan depresi fix copy
Stres, distress, dan depresi fix   copyStres, distress, dan depresi fix   copy
Stres, distress, dan depresi fix copy
 
Konsep Dasar Farmakosetik, Farmakokinetik
Konsep Dasar Farmakosetik, FarmakokinetikKonsep Dasar Farmakosetik, Farmakokinetik
Konsep Dasar Farmakosetik, Farmakokinetik
 
3 sistem kardiovaskuler
3 sistem kardiovaskuler3 sistem kardiovaskuler
3 sistem kardiovaskuler
 
Farmakologi kardiovaskuler
Farmakologi kardiovaskulerFarmakologi kardiovaskuler
Farmakologi kardiovaskuler
 
Farmakokinetik dan farmakodinamik
Farmakokinetik dan farmakodinamikFarmakokinetik dan farmakodinamik
Farmakokinetik dan farmakodinamik
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika
 
Antibiotik dan golongannya
Antibiotik dan golongannyaAntibiotik dan golongannya
Antibiotik dan golongannya
 
Ppt ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
Ppt ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPpt ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
Ppt ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
 

Similar to antidepresiva (Farmakologi PPT)

Similar to antidepresiva (Farmakologi PPT) (20)

P6. MDD.pdf
P6. MDD.pdfP6. MDD.pdf
P6. MDD.pdf
 
psikofarma4.pptx
psikofarma4.pptxpsikofarma4.pptx
psikofarma4.pptx
 
Anxietas = kecemasan
Anxietas = kecemasanAnxietas = kecemasan
Anxietas = kecemasan
 
Psikofamaka adalah obat-obat yang berkhasiat terhadap susunan saraf sentral d...
Psikofamaka adalah obat-obat yang berkhasiat terhadap susunan saraf sentral d...Psikofamaka adalah obat-obat yang berkhasiat terhadap susunan saraf sentral d...
Psikofamaka adalah obat-obat yang berkhasiat terhadap susunan saraf sentral d...
 
Obat psikoterapetik
Obat psikoterapetikObat psikoterapetik
Obat psikoterapetik
 
Antidepresi
AntidepresiAntidepresi
Antidepresi
 
Depresi & mania AKPER PEMKAB MUNA
Depresi & mania AKPER PEMKAB MUNA Depresi & mania AKPER PEMKAB MUNA
Depresi & mania AKPER PEMKAB MUNA
 
Depresi & mania
Depresi & maniaDepresi & mania
Depresi & mania
 
GAD,Bipolar,Depresi,.pptx
GAD,Bipolar,Depresi,.pptxGAD,Bipolar,Depresi,.pptx
GAD,Bipolar,Depresi,.pptx
 
DEPRESI-MFK.ppt
DEPRESI-MFK.pptDEPRESI-MFK.ppt
DEPRESI-MFK.ppt
 
Obat gangguan ssp
Obat gangguan sspObat gangguan ssp
Obat gangguan ssp
 
Obat gangguan ssp
Obat gangguan sspObat gangguan ssp
Obat gangguan ssp
 
MIGRAIN, Sakit kepala sebelah, headache,
MIGRAIN, Sakit kepala sebelah, headache,MIGRAIN, Sakit kepala sebelah, headache,
MIGRAIN, Sakit kepala sebelah, headache,
 
Anxietas (gangguan cemas)
Anxietas (gangguan cemas)Anxietas (gangguan cemas)
Anxietas (gangguan cemas)
 
Kp 3.1.35 psikofarmaka
Kp 3.1.35 psikofarmakaKp 3.1.35 psikofarmaka
Kp 3.1.35 psikofarmaka
 
Tinjauan pustaka skizofrenia
Tinjauan pustaka skizofreniaTinjauan pustaka skizofrenia
Tinjauan pustaka skizofrenia
 
Anxiety Disorder ppt
Anxiety Disorder pptAnxiety Disorder ppt
Anxiety Disorder ppt
 
Anxiety-Disorder.ppt
Anxiety-Disorder.pptAnxiety-Disorder.ppt
Anxiety-Disorder.ppt
 
psikosis akut& skizofrenia
psikosis akut& skizofreniapsikosis akut& skizofrenia
psikosis akut& skizofrenia
 
Anxiety-Disorder.ppt
Anxiety-Disorder.pptAnxiety-Disorder.ppt
Anxiety-Disorder.ppt
 

More from Nova Rizky

Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.Nova Rizky
 
sistem pemerintahan
sistem pemerintahansistem pemerintahan
sistem pemerintahanNova Rizky
 
Script high school musical
Script high school musicalScript high school musical
Script high school musicalNova Rizky
 
hukum internasional
hukum internasionalhukum internasional
hukum internasionalNova Rizky
 
British parliamentary system
British parliamentary systemBritish parliamentary system
British parliamentary systemNova Rizky
 
Bahaya narkoba
Bahaya narkobaBahaya narkoba
Bahaya narkobaNova Rizky
 

More from Nova Rizky (6)

Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
 
sistem pemerintahan
sistem pemerintahansistem pemerintahan
sistem pemerintahan
 
Script high school musical
Script high school musicalScript high school musical
Script high school musical
 
hukum internasional
hukum internasionalhukum internasional
hukum internasional
 
British parliamentary system
British parliamentary systemBritish parliamentary system
British parliamentary system
 
Bahaya narkoba
Bahaya narkobaBahaya narkoba
Bahaya narkoba
 

Recently uploaded

penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 

Recently uploaded (19)

penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 

antidepresiva (Farmakologi PPT)

  • 2. KELOMPOK 2 1. DIAN RIZKI MAHARANI 2. DHEA TARI REZKI 3. DINDA ISTAAYU CHARLINA 4. DWI AGUSTIN 5. DWITA NOFALINDA
  • 3. DEFINISI Antidepresiva atau Obat Antimurung adalah obat-obat yang mampu memperbaiki suasana jiwa (“mood”) dengan menghilangkan atau meringankan gejala keadaan murung, yang tidak disebabkan oleh kesulitan sosial-ekonomi, obat-obatan atau penyakit. Depresi adalah gangguan jiwa yang paling umum di dunia dan menurut taksiran terdapat 340 juta penderitanya. Prevelensinya antara wanita adalah rata- rata 25%, pria 10%, dan remaja 5%.
  • 4. PENYEBAB Teori monoamin menunjukkan sebagai penyebab depresi terganggunya keseimbangan antara neurotransmitter di otak. Khususnya akibat terutama kekurangan serotonin dan/ atau noradrenalin di saraf-saraf otak. Beberapa gangguan psikiatris lainnya yang mempunyai hubungan dengan kadar seroronin rendah, adalah a.l. Penyakit demensia Alzheimer, p. Parkinson dan juga migrain. Selain Neurotransmitter juga faktor keturunan merupakan pemeran penting pada terjadinya depresi.
  • 5. Kriteria untuk depresi sedang/berat yang kini berlaku menurut DSM IV** adalah terdapatnya minimal lima gejal dari daftar berikut hampir setiap hari selama 2 minggu: Kedua gejala a dan b adalah essensial dan salah satu dari padanya harus terdapat dalam lima gejala tersebut. a. suasana jiwa murng hampir sepanjang hari b. hilangnya perasaan gembira dan perhatian untuk hampir semua aktivitas c. perasaan salah dan tak berharga d. pikiran atau percobaan bunuh diri e. tak dapat mengambil keputusan atau timbul problema konsentrasi f. agitasi (perasaan dikejar, cepat tersinggung) g. lelah dan hilangnya enersi h. gangguan tidur i. perubahan nafsu makan atau berat badan DSM IV: Diagnostic and statistical Manual, Ed. IV
  • 6. JENIS-JENIS GANGGUAN DEPRESI • Depresi Kronis adalah gangguan depresi yang bertahan lebih lama dari 2 tahun, setelah dipastikan tidak adanya penanganan kurang tepat atau resistensi untuk obat. 1. Depresi manis (mania) bercirikan bipoler, artinya terdiri dari dua fase, masa depresif dan masa manis. Pada masa depresif, pasien mengalami segala sesuatu sebagai hitam/kelabu dan perasaannya seperti mati. Fase ini diselingi dengan suatu periode manis, yang bercirikan suasana jiwanya berbunga- bunga, hipereksitasi, dan aktivitas berlebihan.
  • 7. Pengobatan dapat dilakukan dengan antipsikotropika klorpromazin, haloperidol, dan pimozida selama 2-3 bulan. Sebagai prevensi untuk masa mania atau masa depresi digunakan litiumkarbonat/sitrat, yang 60% efektif mencegah serangan baru. Keberatan obat ini adalah efek samping dan toksisitasnya bagi ginjal dan tiroid pada overdosis, sedangkan luas terapinya hanya sempit. Karbamazepin digunakan sebagai pilihan kedua untuk penanganan dan profilaksis, bila litium kurang efektif, atau bersamaan sebagai kombinasi.
  • 8. 2. Depresi vital adalah suatu bentuk depresi berat yang memiliki ciri-ciri berikut: • gangguan tidur khas. Pasien tidur dengan mudah tetapi tengah malam/ sangat pagi sudah terbangun dengan merasakan dirinya amat letih, sendu, apatis, takut atau gelisah dan tidak bisa tidur lagi. • bervariasinya suasana sepanjang hari. Pasien seakan-akan memiliki dua kehidupan, aktivitas, dan perasaannya sangat berlainan pada pagi hari dan waktu tengah malam. • hilangnya perhatian dan kegembiraan dalam praktis semua aktivitas, tidak adanya reaksi terhdap rangsangan perasaan nyama, agitasi atau terhambatnya motorik, anoreksi atau turunnya berat badan.
  • 9. 3. Depresi musim dingin (Seasonal Affective Disorder, SAD) adalah suatu bentuk depresi yang spesifik terjadi pada musim dingin di negara-negara Utara akibat kekurangan sinar matahari. Gejalanya pukulan jantung menurun, kebutuhan tidur naik, suasana jiwa murung (winterblues), enersi berkurang, amat mudah tersinggung, rasa letih, dan nafsu makan justru meningkat. Semua gejala ini diakibatkan lonceng bioligis yang terganggu. Depresi musim dingin dapat di atasi dengan Terapi Cahaya, yang mampu memperbaiki lonceng biologis yang terganggu.
  • 10. GANGGUAN SUASANA LAINNYA • Gangguan panik bercirikan serangan mendadak dari perasaan takut hebat, misalnya takut menjadi gila atau takut mati. Peristiwa ini di disertai beberpa gejala, seperti berkeringat, sesak nafas, pusing, mual, debar jantung, dan gemetar. Gejala ini dapat di tangani efektif setelah (3-5 minggu) dengan imipramin, klomiprami, atau fluvoxamin. • Neurose paksaan (Obsessive Complusive Disorder, OCD). OCD bercirikan perbuatan atau pikiran paksaan. Hal ini menimbulkan kesengsaraan pada pasien dan dialami sebagai dirinya tidak berguna, sehingga pasien berusaha menekannya. Penangananan dilakukan dengan terapi perilaku bersama pengobatan klomipramin, fluvoksamin atau fluoxetin. Efeknya baru nyata setelah 4-12 minggu.
  • 11. OBAT-OBAT ANTIDEPRESIVA 1. Antidepresiva klasik: obat-obat ini menghambat resorpsi kembali dari serotonin dan nonadrenalin dari sela sinaps di ujung-ujung saraf. Pengecualian adalah desipramin yang menghambat re-uptake NA secara lebih selektif. a. Zat trisiklis (ATC): amitripitilin, doksepin, dosulepin, imipramin, desipramin, dan klomipramin b. Zat tertasiklis: maprotilin, mianserin (dan mirtazapin) 2. Obat generasi ke-2: menimbulakan lebih sedikit efek samping. a. SSRIs: fluvoxamin (Luvox, Fevarin), fluoxetin, paroxetin, sertralin, dan citalopram. b. NaSa : mirtazapin dan venlafaxin (Efexor).
  • 12. 3. MAO-blockers: fenelzin dan trancylcypromin (Parnate). Obat ini menghambat enzim mono- amin-oksidase (MAO). Enzim ini terdapat dalam dua bentuk: MAO-A dan MAO-B. Kedua obat di atas menghambat kedua bentuk secara irreversible dan hanya digunakan bila obat-pbat lain tidak ampuh (lagi). 4. Lainnya: trytofan, oksitriptan, dan pridoksin
  • 13. MEKANISME KERJA Antidepresiva bekerja dengan jalan menghambat re-uptake serotonin dan noradrenalin di ujung-ujung saraf otak dan dengan demikian memperpanjang masa waktu tersedianya neurotranmitter tersebut. Di samping itu antidepresiva dapat memengaruhi reseptor postsinaptis. Akan tetapi mekanisme kerjanya yang tepat belum diketahui. KEHAMILAN DAN LAKTASI Meskipun belum ditentukan adanya hubungan antidepresiva dan kerusakan janin, namun dari beberapa obat diketahui efek teratogennya pada binatang percobaan. Beberapa obat mencapai air susu ibu.
  • 14. PENGGUNAAN Antidepresiva selain pada depresi, juga digunakan untuk sejumlah indikasi lain, yakni: a. depresi, khususnya yang bercirikan vital. Pada depresi hebat adakalanya dikombinasikan dengan moclobemida. b. gangguan panik (dengan agorafobia) dan gangguan obsesif-complusif: imipramin, klomipramin, juga SSRIs (fluvoxamin, citalopram) c. ngompol malam (enuresis noctura) dari anak-anak di atas 5 tahun (imipramin, amitiptilin), mungkin berdasarkan khasiat anti kolinergisnya. d. sebagai analgetikum, pada terapi nyeri kronis hebat (kanker) dan nyeri saraf. Khususnya digunakan imipramin dan amitriptilin, yang ditambahkan pada analgetika lain, tetapi juga desipramin dan klomipramin dapat digunakan.
  • 15. e. bulimia nervosa, juga dinamakan hyperorexia (Yun. Orexi = nafsu makan), di mana nafsu makan meningkat secara patologis. Bulimia bersama anorexia nervosa, merupakan gangguan yang bercirikan “serangan” makan sesukanya yang diselingi muntah-muntah buatan agar tidak menjadi gemuk. Fluoxetin, imipramin dan desipramin mampun mengurangu frekuensi makan dan muntah dalam waktu singkat. f. terapi interval migrain, mingkin atas dasar bolkase dari reseptor 5HT di pembuluh dan neuron otak, khususnya amitriptilin.
  • 16. EFEK SAMPING Kebanyakan efek ini bersifat sementara dan hilang dengan sendirinya sesudah beberapa waktu. 1. Obat klasik (ATC) dapat memperlihatkan efek samping berikut: a. efek jantung, yang mirip kerja kinidin dan dapat menimbulkan gangguan penerusan impuls jantung dengan perubahan ECG. b. efek anti kolinergis akibat blokade reseptor muskarin dengan menimbulkan a.l. Mulut kering, obstipasi, retensi urin, tachycardia serta gangguan potensi dan akomodasi. c. sedasi berdasarkan penghambatan reseptor antihistamin postsinaptis, yang terutama kuat pada amitriptilin, doxepin dan dosulepin, kurang kuat pada imipramin.
  • 17. d. hipotensi ortostatis dan pusing serta mudah terjatuh merupakan akibat efek anti noradrenalin. e. efek antiserotonin akibat blokade reseptor- 5HT postsinaptis dengan bertambahnya nafsu makan dan berat badan, umumnya pasien menjadi gemuk. f. kelainan darah seperti agranulositosis dan leukopenia, yang mungkin berdasarkan reaksi hipersensitivitas, hanya jarang terjadi. g. gejala penarikan dapat terjadi, meskipun antidepresiva tidsk bersifat adiktif. Pada penghentian terapi dengan mendadak dapat timbul a.l. Gangguan lambung-usus, agitasi, sukar tidur serta nyeri kepala dan otot.
  • 18. 2. Obat generasi ke-2 (SSRIa), memperlihatkan profil berlainan dengan obat klasik (ATC), khususnya efek jantungnya lebih berkurang dan efek serotoninergnya lebih nyata. a. Efek serotoninergnya berupa mual, muntah, malaise umum, nyeri kepala, gangguan tidur, nervositas, agitasi atau kegelisahan, juga disfungi seksual dengan ejakulatio dan orgasme terlambat. b. Sindrom serotonin, berupa kegelisahan, demam dan menggigil, konvulsi dan kekakuan hebat, tremor, diare dan gangguan koordinasi, yang tak jarang berakhir fatal. c. Efek antikolinergis dan antiadrenergis lemah atau sama sekali tidak ada.
  • 19. ZAT ZAT TERSENDIRI A. Obat-Obat Klasik (ATC) 1. Imipramin: Tofranil Antidepresivum trisiklis ini berkhasiat antiadrenergis, antikolinergis dan antihistamin agak kuat. Dosis : pada depresi oral 3 dd 25 mg garam HCl, bila perlu dinaikkan berangsur-angsur sampai maks. 300 mg sehari. Pada gangguan panik: 10- 25 mg sehari; pada enuresis anak-anak 5-8 tahun: 20-30 mg a.n.; pada nyeri kronis: 25- 150 mg sehari. -Desipramin (Pertofran) Dosis: oral 3-4 dd 25- 5- mg. -Klomipramin (klorimipramin, anafranil) Dosis: pada depresi dan OCD: 2-3 dd 25mg garam-HCl, maks. 250 mg sehari. -Opipramol (Insidon) Dosis: oral 1-3 dd 50 mg selama minimal 2 minggu, lansia dosis separuhnya.
  • 20. 2. Amitriptilin: Tryptizol, Laroxyl, *Limbitrol, *Mutabon-D Senyawa ini berkhasiat antihistamin dan antikolinergis, juga sedatif kuat, maka layak diberikan pada pasien agresif. Dosis: pada depresi 3 dd 25 mg garam HCl atau 50-100 mg a.n., bila perlu dinaikkan berangsur- angsur sampai 150-300 mg. Nyeri kronis: 25- 75 mg a.n., prevensi migrain: 25-150 mg a.n. -Doksepin (Sinequan) adalah derivat dengan atom-O dalam cincin trisiklisnya. Dosis: oral 75- 150 mg a.n. (garam HCl) atau 3 dd 25-50 mg. -Dosulepin (Prothiaden) berdaya menghambat re-uptake NA dan mungkin dari serotonin. Khasiat antihistamin dan antikolinergisnya kuat. Dosis: 3 dd 25 mg garam HCl atau 75 mg a.c., bila perlu maks. 225 mg sehari, lansia maks. 75 sehari
  • 21. 3. Maprotilin: Ludiomil Berdaya menghambat re-uptake noradrenalin dengan kuat dan hanya ringan re-uptake serotonin. Dosis: 1-3 dd 25 mg garam HCl atau 25-75 mg sekaligus sebelum tidur. Lansia 25 mg a.n. 4. Mianserin: Tolvon Berdaya menghambat re-uptake NA secara lemah dan juga memperbesar tersedianya NA, karena blokade dari resptor a2 adrenergis presinaptis. Dosis: permulaan 1 dd 30-40 mg malam hari (garam HCl), bila perlu dinaikkan sampai 90 mg sehari. -Mirtazapin (Remeron) Berkhasiat memperkuat pelepasan NA. Dosis: permulaan 15 mg malam hari, bila perlu dinaikkan sampai 45 mg sehari.
  • 22. B. Obat-Obat Generasi Ke-2 (SSRIs) 5. Fluoxetin: Prozac senyawa fenoksipropilamin ini menghambat re- uptake serotonin secara spesifik. Efek samping tersering berupa mual, nyeri kepala dan nervositas. Dosis: pada depresi daqn OCD oral 20 mg sehari (garam HCl). 6. Sertralin: Zolft senyawa naftylamin ini menghambat re-uptake serotonin dalam neuron dan terutama digunakan pada depresi dengan gejala vital. Efek samping berupa gangguan lambung-usus dan gangguan ejaculatio, adakalnya efek antikolinergis ringan. 7. Paroxetin: Seroxat, Dosis: depresi pemula 1 dd20 mg pagi hari, berangsur dinaikkan sampai 50 mg sehari, lansia 40 mg 8. Citalopram: Cipram, Cipramil. Dosis: gangguan panik 1 dd 10/20 mg sampai 40/60 mg sehari.
  • 23. C. Lainnya 9. Moclobemida: Aurorix Derivat-benzamida ini berkhasiat menghambat MAO-B secara reversible. Efek samping berupa gangguan tidur dan mual, nyeri kepala, pusing, dan agitasi. Dosis: oral permulaan 300 mg p.c. Sehari dalam 2-3 doses. 10. Triptofan Berkhasiat antidepresif dan sedatif- hipnotis. Efek samping berupa mual dan muntah, anoreksia serta rasa kantuk jika dosis pertama terlalu tinggi. Dosis: pada depresi pemula ,5-1 gram sehari. 11. Piridoksin: vitamin B6, adermin Efek sampinya yang adakalnya terjadi berupa gangguan lambung-usus. Dosis: pada depresi (postnal) 1 dd 100-200 mg, pada PMS 1 dd 50-100 mg.
  • 24. 12. Tingtur Hyperici Tingtur ini dibuat dari daun, batang dan kembang tumbuhan Hypericum perforatum, yang terdapat di Eropa. Berdaya antidepresif dan anlgetis dengan jalan menghambat MAO-A secara reversible. Efek samping ringan a.l. meningkatkan kepekaan terhadap sinar matahari. Dosis: 2 dd 250 mg ekstrak, atau 3 dd 20 tetes tingtur a.c. Efeknya baru nyata setelah 10-14 hari. 13. Litium Garam-garam litium adalah “mood stabiliters” dengan terutama khasiat antimania dan sedikit kerja antidepresi. Efek sampinya berupa gangguan lambung-usus, haus dan mulutn kering, polyuria, otot lemah dan tremor halus dari tangan, juga peningkatan bobot badan karena minum terlalu banyak minuman yang manis. Dosis: pada mania akut oral 1 dd 27 hari, lalu 1 dd 800 mg/2200 mg.