Dokumen tersebut membahas tentang pemalsuan gula pasir dengan mengganti isinya dengan pasir atau gula berjamur, serta menggunakan pemanis buatan seperti sakarin yang berbahaya bagi kesehatan. Dokumen juga membahas perbedaan gula rafinasi dengan gula biasa dan bahaya konsumsi berlebihan gula rafinasi bagi kesehatan seperti meningkatkan risiko penyakit seperti diabetes dan kanker. Untuk mengatasi masalah ini
4. Menitipkan gula di salah satu dermaga Pontianak, selanjutnya mengganti karung gula
ilegal tersebut dengan karung palsu belogo IGN (Industri Gula Nasional)
Definisi : THE PREVENTION OF FOOD A DULTERATION ACT, 1954 : Bahan disiapkan, dikemas, atau
diproses tanpa sanitasi yang baik sehingga terkontaminasi atau membahayakan kesehatan
Mengganti isi karung Gula Pasir dg Pasir
Definis US-FDA : segala bahan yg dapat membahayakan atau mengandung bahan yg
diinginkan& dapat menyebabkan masalah pada kes.yaitu bahan kimia berbahaya , bahan
kotor, busuk/bahan yg sudah terdekomposisi
Menggunakan gula yang berjamur dan memasukkan dalam kemasan yg bermerk
Definisi : bahan secara keseluruhan atau sebagian mengandung kotoran, tengik, busuk,
terdekomposisi atau mengandung substansi dari hewan/sayuran berpenyakit atau
terinfeksi serangga.
Sakarin merupakan Pemanis buatan yg mempunyai tk kemanisan 200-700 X gula. paling murah dpt
menyebabkan kanker kandung kemih & migrain. Siklamat tkt kemanisan 30 kali gula memunculkan
gangguan kesehatan : tremor, migrain , sakit kepala, kehilangan daya ingat, bingung, insomnia,
iritasi, asma, hipertensi, diare, sakit perut, alergi, impotensi dan gangguan seksual, kebotakan,
dan kanker otak
Definisi : THE PREVENTION OF FOOD A DULTERATION ACT, 1954 : mengandung bhn yg dapat mempengaruhi
kualitas & membahayakan jika bahan yg lebih rendah mutunya/lebih murah harganya menggantikan scr
keseluruhan/sebagian bhn dalam produk tsb
5. Gula Rafinasi
Perbedaan gula rafinasi dengan
gula pasir biasa adalah dengan
melihat warnanya. Gula rafinasi
memiliki warna yang lebih putih
dibandingkan gula lainnya, hal
tersebut disebabkan gula rafinasi
kehilangan molases pada saat
proses pemurnian. Molases
adalah suatu zat didalam tebu
yang berwarna gelap, jadi ketika
bit atau tebu diproses dan diolah
menjadi gula rafinasi melalui
proses pemurnian yang tinggi,
maka molases akan menghilang
dan menyebabkan warna gula
rafinasi menjadi putih seperti
kristal.
Gula rafinasi berasal dari kata refinery
artinya menyuling, menyaring,
membersihkan. Jadi bisa dikatakan bahwa
gula rafinasi adalah gula yang mempunyai
kualitas kemurnian yang tinggi.
Berdasarkan SK Menperindag No
527/MPT/KET/9/2004 disebutkan
jika peredaran gula rafinasi hanya
diperuntukkan bagi industri
makanan dan minuman serta
farmasi, dan tidak diperuntukkan
bagi rumah tangga. Hal itu
disebabkan karena gula rafinasi
tidak boleh dikonsumsi langsung
sebab harus melalui proses terlebih
dahulu.
DEFINISI US-FDA : jika sebagian/seluruh bahan diganti & mampu menutupi sifat
jelek dari produk. jika bahan tersebut dipersiapkan, dikemas/ditangani dengan proses
yg tidak menerapkan sanitasi, sehingga dapat menyebabkan produk terkontaminasi
6. Bahaya Gula Rafinasi
Gula rafinasi dapat menguras dan menghanyutkan berbagai jenis
vitamin dan mineral : seperti sodium, kalium, magnesium dan
kalsium.
Timbulnya gangguan-gangguan pada proses pembentukan tulang,
seperti penyakit Osteoporosis dan Athritis
menimbulkan terjadinya Hipoglikemia dan Hiperglikemia
menyebabkan timbulnya penyakit Diabetes Mellitus (DM)
meningkatkan proses glikasi atau penuaan pada kulit
Menurunnya sistem imunitas pada tubuh
Kegemukan atau obesitas
Dapat memicu terjadinya kanker
7. 1
UU No. 7 Tahun 1996 Tentang Pangan jo UU NO 18 Tahun 2012 tentang
Pangan pasal 10, 11, 12, 16, 20, 21, 26, 32, 33, 55, 56, 58
2
PP No. 69 Tahun 1999 Tentang Label dan Iklan Pangan
pasal 5, 8, 9, 21, 22, 29
3
PP No.28 Tahun 2004 Tentang Keamaanan Mutu &
Gizi Pangan pasal 11, 12, 13, 14, 23, 24
4
UU No.8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen
pasal 4, 7, 8
8. 5
Surat Menteri Perdagangan Nomor 1.300/M-DAG/SD/12/2014
perihal Instruksi Pendistribusian Gula Kristal Rafinasi
6
BADAN POM RI KEPUTUSAN KEPALA BADAN POM RI
Nomor : HK.00.05.5.1.4547 TENTANG PERSYARATAN PENGGUNAAN BAHAN
TAMBAHAN PANGAN PEMANIS BUATAN DALAM PRODUK PANGAN
7
PASAL 378 KUHP tentang PENIPUAN
10. Kurangnya Pengawasan
Harga gula lokal lebih mahal
Memperbaiki tekstur
Sanksi yg diberikan blm memberikan
efek jera
Tontonan
1
5
4
2
3
11. 1
2
Mengurangi Konsumsi Gula
3
Meningkatkan Produktivitas pabrik Gula serta meningkatkan
industri Gula Nasional
Meningkatkan harga jual pada petani sehingga
meningkatkan produksi
4
Memberikan sanksi tegas yg memberi efek jera baik pada
importir, pedagang gula serta pembuat makanan jajanan5
Meningkatkan edukasi Gizi pada masyarakat