SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
MAKALAH PROMOSI KESEHATAN 
ZAT-ZAT BERBAHAYA PADA MAKANAN 
Disusun oleh : 
Aksamina Novita Lau S.farm 1420272634 
Alan Darmansyah Duru S.farm 1420272636 
Aldila Widya Putri S.farm 1420272637 
Alegria irene betaria Luhi S.farm 1420272638 
Alfitriani S.farm 1420272639 
PROGRAM PROFESI APOTEKER 
UNIVERSITAS SETIA BUDI 
SURAKARTA 
2014
BAB I 
PEDAHULUAN 
A. Latar belakang 
Bahan tambahan atau zat aditif pada makanan semakin meningkat, terutama setelah 
adanya penemuan-penemuan termasuk keberhasilan dalam mensintesis bahan kimia baru 
yang lebih praktis, lebih murah, dan lebih mudah diperoleh. Penambahan bahan tambahan/zat 
aditif ke dalam makanan merupakan hal yang dipandang perlu untuk meningkatkan mutu 
suatu produk sehingga mampu bersaing di pasaran. 
Di dalam proses pengolahan makanan sering digunakan Bahan tambahan pangan 
yang berfungsi untuk memperoleh mutu sensori seperti cita rasa, warna, dan tekstur yang 
diinginkan dengan masa simpan yang cukup (awet). Bahan tambahan pangan merupakan 
senyawa sintetik kimia yang bila digunakan berlebihan dapat membahayakan kesehatan. 
Masalah penyalahgunaan Bahan tambahan pangan yang terjadi di Indonesia terutama oleh 
industri kecil dan penjual makanan jajanan adalah digunakannya Bahan tambahan pangan 
terlarang atau melebihi batas yang diizinkan (Hariyadi dkk., 2001). Bahan tambahan pangan 
yang sering digunakan contohnya adalah Formalin, boraks, methanyl yellow, dan Rhodamin 
B. 
Harga menjadi salah satu alasan oleh produsen untuk menggunakan zat pewarna 
tekstil untuk ditambahkan pada produk makanan mereka, dimana zat pewarna tekstil relatif 
lebih murah dan biasanya warnanya lebih menarik dibanding dengan zat pewarna untuk 
makanan. Contohnya pemakaian Rhodamin B yang masih banyak digunakan sebagai 
pewarna makanan. Pemberian zat pewarna berbahaya seperti Rhodamin B yang dipakai 
dalam bahan makanan juga disebabkan karena ketidaktahuan tentang zat pewarna apa saja 
yang diperbolehkan dan yang tidak diperbolehkan untuk ditambahkan pada makanan. 
Masyarakat kurang mengetahui bahwa Rhodamin B yang digunakan dalam makanan dapat
menimbulkan gangguan kesehatan tubuh mereka. Rhodamin B merupakan zat warna sintetik 
yang umum digunakan sebagai pewarna tekstil. Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 28 
Tahun 2004, Rhodamin B merupakan zat warna tambahan yang dilarang penggunaannya 
dalam produk-produk pangan. Rhodamin B dapat menyebabkan iritasi saluran pernafasan, 
iritasi kulit, iritasi pada mata, iritasi pada saluran pencernaan, keracunan, dan gangguan hati, 
akan tetapi sampai sekarang masih banyak produsen yang menggunakan Rhodamin B dalam 
produk makanan dan minuman yang dihasilkannya. Rhodamin B ditemukan dalam produk 
kerupuk, jelli/agar-agar, aromanis, dan minuman serta dalam terasi.Zat warna Rhodamin B 
walaupun telah dilarang penggunaanya ternyata masih ada produsen yang sengaja 
menambahkan zat warna Rhodamin B untuk produk minuman sebagai pewarna merah 
dengan alasan warnanya sangat bagus, mudah didapat, dan murah harganya. Sebagian besar 
produk tersebut tidak mencantumkan kode, label, merek, jenis atau data lainnya. Para 
pedagang minuman menggunakan pewarna untuk memperbaiki warna merah minuman yang 
berkurang (menjadi pudar) akibat penambahan bahan lain. Rhodamin B dapat terakumulasi 
pada tubuh. 
Manusia dan bersifat karsinogenik yang dalam jangka panjang menyebabkan 
penyakit-penyakit seperti kanker dan tumor pada organ tubuh manusia Pengetahuan termasuk 
faktor presdisposisi dimana merupakan faktor yang mempermudah dan mendasari untuk 
terjadinya perilaku tertentu. Pengetahuan tentang pewarna makanan yang rendah, 
memungkinkan produsen menggunakan Rhodamin B sebagai bahan tambahan makanan. 
Makanan yang mengandung Rhodamin B, warnanya lebih mencolok daripada makanan yang 
berwarna alami. Hal ini sangat berbahaya bagi kesehatan karena adanya residu logam berat 
pada pewarna tersebut. Timbulnya penyalahgunaan tersebut antara lain disebabkan 
ketidaktahuan.
masyarakat mengenai zat pewarna untuk pangan disamping itu harga zat pewarna 
untuk industri jauh lebih murah dibandingkan dengan harga zat pewarna untuk pangan. 
BAB II 
PEMBAHASAN 
A. Zat Berbahaya Dalam Makanan 
Secara kasat mata memang agak sulit untuk menentukan apakah produk panganolahan 
yang ditemukan mengandung bahan-bahan kimia berbahaya atau tidak. Apalagi biladosisnya 
sangat sedikit. Akan tetapi, apabila dosisnya cukup banyak, maka kita bisamengetahuinya 
dari penampilan luar yang nampak nyata (penampilan visual Dasar hukum pelarangan :Untuk 
menjaga kesehatan manusia, maka ada beberapa regulasi pemerintah yang mengatur hal ini, 
seperti : 
Undang-undang Pangan No. 8 Tahun 1999, tentang Perlindungan Konsumen. 
Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) RI No. 208/Menkes/Per/IV/85, tentangPemanis 
Buatan. Pemanis buatan hanya digunakan untuk penderita diabetes (sakitgula dan penderita 
yang memerlukan diet rendah kalori, yaitu : aspartame, Nasakarin, Na siklamat, dan sorbitol. 
Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 1998, tentang Pengamanan Sediaan Farmasi danAlat 
Kesehatan), Peraturam Pemerintah No. 69 Tahun 1999, tentang Label dan Iklan Pangan. 
Macam-macam bahan kimia berbahaya:Bahan kimia yang digunakan sebagai 
tambahan makanan yang dikategorikan berbahaya diantaranya adalah sebagai berikut : 
Pengawet Berbahaya: biasanya terdapat dalam bentuk Formalin, Benzoat (bila terlalu banyak, 
dan lain-lain Pewarna Berbahaya: biasanya terdapat dalam bentuk pewarna merah Rhodamin- 
B, pewarna kuning Methanyl Yellow, dan lain-lain Pemanis Buatan (yang berlebihan): 
biasanya dalam bentuk Natrium (sodium) Saccharine (sakarin), Na-Cycla-mate (siklamat),
aspartame, sorbitol, dan lain-lain Pengenyal (Bakso) Berbahaya: biasanya dalam bentuk 
boraks 
Dampak negatif bagi kesehatan manusia. Terdapat banyak efek (dampak) negatif 
penyalahgunaan (kontaminasi) bahan kimia berbahaya yang dipakai sebagai bahan tambahan 
pangan. Di antara efek negatif yang sering muncul adalah : Keracunan, mulai gejala ringan 
hingga efek yang fatal (kematian); Kanker, seperti kanker leher rahim, paru-paru, payudara, 
prostat, otak, dan lain-lain; Kejang-kejang, mulaitremor hingga berat; Kegagalan peredaran 
darah (gangguan fungsi jantung, otak, reproduksi,endokrin) Gejala lain, seperti : muntah-muntah, 
diare berlendir, depresi, gangguan saraf, danlain-lain; serta Gangguan berat, seperti : 
kencing darah, muntah darah, kejang-kejang, dan lain-lain. 
1. Formalin 
Formalin adalah nama populer dari zat kimia formaldehid yang dicampur dengan 
air.Larutan formalin tidak berwarna, berbau menyengat, larut dalam air dan alkohol.Larutan 
formalin mengandung 37% formalin gas dan methanol. Formalin diperuntukkan untuk 
pengawet mayat, disinfektan, antiseptik, anti jamur, fiksasi jaringan, industri tekstil dan kayu 
lapis, juga sebagai germisida dan fungisida (pada tanaman/sayuran), sebagai pembasmi lalat 
dan serangga lainnya. 
Penyimpangan dalam industri pangan terjadi ketika formalin sering digunakan 
untuk mengawetkan produk mie basah, tahu, dan ikan segar. Formalin sangat berbahaya bagi 
tubuh karena jika terhirup, formalin akan menyebabkan rasa terbakar pada hidung dan 
tenggorokan, sukar bernapas, napas pendek, sakit kepala, dan kanker paru-paru. Di antara 
efek formalin pada kulit adalah munculnya warna kemerahan,gatal, dan ter-bakar. Pada mata, 
senyawa ini akan menyebabkan kemerahan, gatal, berair, kerusakan, pandangan kabur hingga 
kebutaan. Kalau kandungannya sudahsangat tinggi, formalin akan mengakibatkan iritasi pada
lambung, alergi, muntah,diare bercampur darah, dan kencing bercampur darah. Bukan itu 
saja, formalin juga bisa mengakibatkan kematian karena kegagalan peredaran darah 
Sifat-sifat dari formalin : 
 Pada suhu diatas 150°C akan terurai menjadi methanol dan 
karbondioksida 
 Bersifat karsinogenik (zat yang dapat menimbulkan kematian 
jaringan dan memicu kanker pada manusia). 
 Mudah menguap, sehingga menimbulkan bau yang kuat dan pedih di 
mata. 
 Merupakan senyawa desinfektan (zat yang dapat menurunkan jumlah 
bakteri tetapi bila terkena manusia dapat marusak jaringan) kuat 
untuk membasmi berbagai bakteri pembusuk, dan jamur. 
 Jika kandungan dalam tubuh tinggi, maka dapat menekan fungsi sel 
yang menyebabkan keracunan dalam tubuh. 
Ketahanan pangan yang mengandung formalin : 
Jenis pangan Pada suhu 25°C Pada suhu dingln 10°c 
Mie basah Tahan lebih dari 5 
Hari 
Tahan lebih dari 15 hari 
Tahu Tahan lebih dari 3 
Hari 
Tahan lebih dari 15 hari 
Ikan basah Tahan lebih dari 3 
Hari 
Tahan lebih dari 10 hari 
Sumber: Unit Layanan Pengaduan Konsumen Balai Besar POM Bandung 
Ciri-ciri pangan yang mengandung formalin :
Erni (2006:23) pada mie basah formalin sebagai pengawet dan pengenyal. Tanpa 
ditarnbahkan formalin mie basah setelah satu hari akan berbau dan Iengket yang menunjukan 
tanda-tanda kerusakan. Ciriciri mie yang tidak mengandung formalin selain tidak keras, jika 
digumpalkan mie basah tersebut akan bersatu kembali seperti adonan semula. Dengan adanya 
penambahan formalin, mie tersebut tahan sampai dengan lima hari. Pada tahu, penambahan 
formalin dilakukan pada proses penggumpalan tahu yang akan menyebabkan textur tahu 
menjadi lebih keras. Formalin juga digunakan untuk merendam tahu yang sudah jadi agar 
tahu tersebut lebih awet selama lebih dari tiga hari. Ciri tahu yang mengandung formalin 
ketika di tekan tehu tersebut sedikit kenyal dan tidak mudah hancur, sedangkan tahu yang 
tidak mengandung formalin setelah satu hari menunjukan kerusakan diantaranya berbau agak 
asam, dan berlendir. 
Pada ikan basah penggunaan formalin sebagai pengawet agar ikan tersebut tidak mudah 
membusuk ikan yang mengandung formalin dapat tahan hingga tiga hari. 
Ciri-ciri ikan segar atau hasil laut berformalin : 
- Tidak rusak sampai 2 hari pada suhu kamar 25°C 
- Warna insang merah tua dan tidak cemerlang bukan merah segar dan warna daging 
ikan putih bersih 
- Bau agak menyengat, bau formalin
- Tidak dihinggapi lalat 
Ciri-ciri ikan asin berformalin 
- Tidak rusak sampai 1 hari pada suhu kamar 25°C 
- Bersih cerah tidak berbau khas ikan asin 
- Tidak dihinggapi lalat 
2. Boraks 
Boraks (asam borat) adalah senyawa berbentuk kristal putih, tidak berbau, dan 
stabil pada suhu serta tekanan normal. Boraks diperuntukkan untuk mematri logam, proses 
pembuatan gelas dan enamel, sebagai pengawet kayu, dan pembasmi kecoa.Penyimpangan 
dalam industri pangan terjadi ketika boraks banyak dipakai pada bakso, kerupuk, mie bakso, 
tahu, batagor dan pangsit. Efek negatif boraks pada tubuh yaitu, pemakaian yang sedikit dan 
lama akan terjadi akumulasi (penimbunan) pada jaringan otak, hati, lemak, dan ginjal. 
Pemakaian dalam jumlah banyak mengakibatkan demam, anuria, koma, depresi, dan apatis 
(gangguan yang bersifat saraf). 
Ciri-Ciri Pangan yang mengandung Boraks 
Berikut ini terdapat beberapa ciri pangan yang mengandung boraks, walaupun tidak 
terlampau khas namun dapat membantu membedakannya dari pangan tanpa boraks (Silaban, 
2010): 
a. Mie basah yang mengandung boraks: teksturnya sangat kenyal, biasanya lebih mengkilat, 
tidak lengket, dan tidak cepat putus. 
b. Bakso mengandung boraks: teksturnya sangat kenyal dan warnanya tidak kecokelatan 
seperti penggunaan daging namun lebih cenderung putih. 
c. Makanan jajanan mengandung boraks: teksturnya sangat kenyal, berasa “tajam” atau 
sangat gurih dan membuat lidah bergetar, serta memberikan rasa getir.
d. Kerupuk mengandung boraks: teksturnya sangat renyah dan dapat memberikan rasa 
getir. 
3. Rhodamin-B 
Adalah pewarna sintetis berbentuk kristal, tidak berbau, berwarna merahkeunguan, 
dalam larutan berwarna merah terang berpendar. Rhodamin-B diperuntukkan sebagai 
pewarna kertas, tekstil dan cat tembok. Penyimpangan dalamindustri pangan yang sering 
terjadi adalah penggunaan pada minuman, lipstik, permen, obat dan saos. Efek negatif bagi 
tubuh yaitu, jika terhirup dapatmenimbulkan iritasi pada saluran pernafasan. Dapat pula 
menimbukan iritasi padakulit, iritasi pada mata (kemerahan, oedema pada kelopak), iritasi 
pada saluran pencernaan (keracunan, air seni ber-warna merah, kerusakan ginjal), dan lain-lain. 
Akumulasi dalam waktu lama berakibat gangguan fungsi hati hingga kanker 
hati,merusak kulit wajah, pengelupasan kulit, 
hipopigmentasi, hiperpigmentasi dan lain-lain. 
4. Methanyl yellow 
Adalah pewarna sintetis berwarna kuning menyala, yangdiperuntukkan untuk 
pewarna kertas, tekstil dan cat tembok. Penyimpangan dalamindustri pangan, yaitu banyak 
digunakan pada minuman sirup/limun, agar-agar/jelly,manisan (pisang, mangga, kedondong), 
dan lain-lain. Efek negatif yang muncul bagi tubuh serupa dengan efek negatif pada konsumsi 
Rhodamin-B.
BAB III 
KESIMPULAN 
Bahan tambahan pangan merupakan senyawa sintetik kimia yang bila digunakan 
berlebihan dapat membahayakan kesehatan. Masalah penyalahgunaan Bahan tambahan 
pangan yang terjadi di Indonesia terutama oleh industri kecil dan penjual makanan jajanan 
adalah digunakannya Bahan tambahan pangan terlarang atau melebihi batas yang diizinkan 
Bahan tambahan pangan yang sering digunakan contohnya adalah Formalin, boraks, 
methanyl yellow, dan rhodamin B.
DAFTAR PUSTAKA 
Hariyadi, Purwiyatno dkk. 2001. Pangan dan Gizi: Ilmu, Teknologi, dan Perdagangan. 
Jakarta: Sagung Seto dan Institut Pertanian Bogor. 
Dono, Nanung Danar. 9 Maret 2012. “Zat Berbahaya dalam Makanan” dalam 
http://www.kibar-uk.org/2012/03/09/zat-berbahaya-dalam-makanan/

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

ppt food addictive (Bahan Tambahan Mkanan)
ppt food addictive (Bahan Tambahan Mkanan)ppt food addictive (Bahan Tambahan Mkanan)
ppt food addictive (Bahan Tambahan Mkanan)
 
Jawaban
JawabanJawaban
Jawaban
 
Pewarna
PewarnaPewarna
Pewarna
 
BAHAN PEWARNA SINTETIS
BAHAN PEWARNA SINTETISBAHAN PEWARNA SINTETIS
BAHAN PEWARNA SINTETIS
 
8 13. zat aditif
8 13. zat aditif8 13. zat aditif
8 13. zat aditif
 
BAHAN TAMBAHAN MAKAN
BAHAN TAMBAHAN MAKANBAHAN TAMBAHAN MAKAN
BAHAN TAMBAHAN MAKAN
 
Bahan tambahan makanan
Bahan tambahan makananBahan tambahan makanan
Bahan tambahan makanan
 
BAHAN PEMANIS SINTETIS
BAHAN PEMANIS SINTETISBAHAN PEMANIS SINTETIS
BAHAN PEMANIS SINTETIS
 
Bahan kimia dalam makanan
Bahan kimia dalam makananBahan kimia dalam makanan
Bahan kimia dalam makanan
 
Dampak BTM
Dampak BTMDampak BTM
Dampak BTM
 
Bahan Tambahan Makanan
Bahan Tambahan MakananBahan Tambahan Makanan
Bahan Tambahan Makanan
 
Kandungan berbahaya pada makanan
Kandungan berbahaya pada makananKandungan berbahaya pada makanan
Kandungan berbahaya pada makanan
 
Zat Aditif pada Makanan
Zat Aditif pada MakananZat Aditif pada Makanan
Zat Aditif pada Makanan
 
Ulangan harian zat aditif
Ulangan harian zat aditifUlangan harian zat aditif
Ulangan harian zat aditif
 
H A L A L D A N B A I K
H A L A L  D A N  B A I KH A L A L  D A N  B A I K
H A L A L D A N B A I K
 
Bahan Tambahan Pangan
Bahan Tambahan PanganBahan Tambahan Pangan
Bahan Tambahan Pangan
 
MAKALAH TEKNOLOGI PANGAN PEMANIS DAN PENGAWET
MAKALAH TEKNOLOGI PANGAN PEMANIS DAN PENGAWETMAKALAH TEKNOLOGI PANGAN PEMANIS DAN PENGAWET
MAKALAH TEKNOLOGI PANGAN PEMANIS DAN PENGAWET
 
Food additives
Food additivesFood additives
Food additives
 
Zat aditif pada makanan
Zat aditif pada makananZat aditif pada makanan
Zat aditif pada makanan
 
Bahan tambahan makanan
Bahan tambahan makananBahan tambahan makanan
Bahan tambahan makanan
 

Viewers also liked

Makalah pengkajian promkes (faktor enabling)
Makalah  pengkajian promkes (faktor enabling)Makalah  pengkajian promkes (faktor enabling)
Makalah pengkajian promkes (faktor enabling)Warnet Raha
 
Promosi kesehatan pelayanan kesehatan
Promosi kesehatan pelayanan kesehatanPromosi kesehatan pelayanan kesehatan
Promosi kesehatan pelayanan kesehatanAndi amalia'Elf
 
Melaksanakan upaya promotif dan preventif menurut leavell & clark
Melaksanakan upaya promotif dan preventif menurut leavell  & clarkMelaksanakan upaya promotif dan preventif menurut leavell  & clark
Melaksanakan upaya promotif dan preventif menurut leavell & clarkOperator Warnet Vast Raha
 
Apa itu Pengertian Promosi Kesehatan
Apa itu Pengertian Promosi KesehatanApa itu Pengertian Promosi Kesehatan
Apa itu Pengertian Promosi KesehatanJabfungkes
 
Makalah Promosi Kesehatan Bina suasana
Makalah Promosi Kesehatan Bina suasanaMakalah Promosi Kesehatan Bina suasana
Makalah Promosi Kesehatan Bina suasanaafidah1995
 

Viewers also liked (6)

Makalah pengkajian promkes (faktor enabling)
Makalah  pengkajian promkes (faktor enabling)Makalah  pengkajian promkes (faktor enabling)
Makalah pengkajian promkes (faktor enabling)
 
Promosi kesehatan pelayanan kesehatan
Promosi kesehatan pelayanan kesehatanPromosi kesehatan pelayanan kesehatan
Promosi kesehatan pelayanan kesehatan
 
Dasar epid
Dasar epidDasar epid
Dasar epid
 
Melaksanakan upaya promotif dan preventif menurut leavell & clark
Melaksanakan upaya promotif dan preventif menurut leavell  & clarkMelaksanakan upaya promotif dan preventif menurut leavell  & clark
Melaksanakan upaya promotif dan preventif menurut leavell & clark
 
Apa itu Pengertian Promosi Kesehatan
Apa itu Pengertian Promosi KesehatanApa itu Pengertian Promosi Kesehatan
Apa itu Pengertian Promosi Kesehatan
 
Makalah Promosi Kesehatan Bina suasana
Makalah Promosi Kesehatan Bina suasanaMakalah Promosi Kesehatan Bina suasana
Makalah Promosi Kesehatan Bina suasana
 

Similar to Makalah Promosi Kesehatan

Foodwatch 1st edition
Foodwatch 1st editionFoodwatch 1st edition
Foodwatch 1st editionReaper-Ami
 
Foodwatch 1st edition
Foodwatch 1st editionFoodwatch 1st edition
Foodwatch 1st editionReaper-Ami
 
MEDIA_PPT zat aditif dampak penggunaan zat aditif pada makanan.pdf
MEDIA_PPT zat aditif dampak penggunaan zat aditif pada makanan.pdfMEDIA_PPT zat aditif dampak penggunaan zat aditif pada makanan.pdf
MEDIA_PPT zat aditif dampak penggunaan zat aditif pada makanan.pdfekaoktamariza
 
6. zat-aditif.ppt
6. zat-aditif.ppt6. zat-aditif.ppt
6. zat-aditif.pptNingCah
 
zat-aditiftampil.ppt
zat-aditiftampil.pptzat-aditiftampil.ppt
zat-aditiftampil.pptazizainul
 
Zat Aditif dan Zat Adiktif
Zat Aditif dan Zat AdiktifZat Aditif dan Zat Adiktif
Zat Aditif dan Zat AdiktifDianaksm11
 
Kimia dan kegunaannya dalam kehidupan sehari hari
Kimia dan kegunaannya dalam kehidupan sehari hariKimia dan kegunaannya dalam kehidupan sehari hari
Kimia dan kegunaannya dalam kehidupan sehari hariEga Agustesa Cahyani
 
zat-aditiftampil.ppt
zat-aditiftampil.pptzat-aditiftampil.ppt
zat-aditiftampil.pptFARIKHAHTIN
 
materi keamanan makanan dan jajanan. ppt
materi keamanan makanan dan jajanan. pptmateri keamanan makanan dan jajanan. ppt
materi keamanan makanan dan jajanan. pptKangSefinaa
 
keamanan pangan dan ketahan power point bahan kuliah
keamanan pangan dan ketahan power point bahan kuliahkeamanan pangan dan ketahan power point bahan kuliah
keamanan pangan dan ketahan power point bahan kuliahkeniida2
 
Makanan-Jajanan-Aman-untuk-Anak.ppt
Makanan-Jajanan-Aman-untuk-Anak.pptMakanan-Jajanan-Aman-untuk-Anak.ppt
Makanan-Jajanan-Aman-untuk-Anak.pptjunaidi75
 
Presentasi zat additive
Presentasi zat additivePresentasi zat additive
Presentasi zat additiveRiska Dadong
 

Similar to Makalah Promosi Kesehatan (20)

Artikel kimia
Artikel kimiaArtikel kimia
Artikel kimia
 
Food Safety.pdf
Food Safety.pdfFood Safety.pdf
Food Safety.pdf
 
Foodwatch 1st edition
Foodwatch 1st editionFoodwatch 1st edition
Foodwatch 1st edition
 
Foodwatch 1st edition
Foodwatch 1st editionFoodwatch 1st edition
Foodwatch 1st edition
 
Formalin
FormalinFormalin
Formalin
 
MEDIA_PPT zat aditif dampak penggunaan zat aditif pada makanan.pdf
MEDIA_PPT zat aditif dampak penggunaan zat aditif pada makanan.pdfMEDIA_PPT zat aditif dampak penggunaan zat aditif pada makanan.pdf
MEDIA_PPT zat aditif dampak penggunaan zat aditif pada makanan.pdf
 
6. zat-aditif.ppt
6. zat-aditif.ppt6. zat-aditif.ppt
6. zat-aditif.ppt
 
zat-aditiftampil.ppt
zat-aditiftampil.pptzat-aditiftampil.ppt
zat-aditiftampil.ppt
 
Zat Aditif dan Zat Adiktif
Zat Aditif dan Zat AdiktifZat Aditif dan Zat Adiktif
Zat Aditif dan Zat Adiktif
 
Zat Aditif.ppt
Zat Aditif.pptZat Aditif.ppt
Zat Aditif.ppt
 
Kimia dan kegunaannya dalam kehidupan sehari hari
Kimia dan kegunaannya dalam kehidupan sehari hariKimia dan kegunaannya dalam kehidupan sehari hari
Kimia dan kegunaannya dalam kehidupan sehari hari
 
zat-aditiftampil.ppt
zat-aditiftampil.pptzat-aditiftampil.ppt
zat-aditiftampil.ppt
 
Keamanan Pangan Restaurant
Keamanan Pangan RestaurantKeamanan Pangan Restaurant
Keamanan Pangan Restaurant
 
materi keamanan makanan dan jajanan. ppt
materi keamanan makanan dan jajanan. pptmateri keamanan makanan dan jajanan. ppt
materi keamanan makanan dan jajanan. ppt
 
keamanan pangan dan ketahan power point bahan kuliah
keamanan pangan dan ketahan power point bahan kuliahkeamanan pangan dan ketahan power point bahan kuliah
keamanan pangan dan ketahan power point bahan kuliah
 
zat aditif makanan
zat aditif makananzat aditif makanan
zat aditif makanan
 
Makanan-Jajanan-Aman-untuk-Anak.ppt
Makanan-Jajanan-Aman-untuk-Anak.pptMakanan-Jajanan-Aman-untuk-Anak.ppt
Makanan-Jajanan-Aman-untuk-Anak.ppt
 
Makalah zat pewarna pada makanan
Makalah zat pewarna pada makananMakalah zat pewarna pada makanan
Makalah zat pewarna pada makanan
 
Bahan tambahan pangan.pdf
Bahan tambahan pangan.pdfBahan tambahan pangan.pdf
Bahan tambahan pangan.pdf
 
Presentasi zat additive
Presentasi zat additivePresentasi zat additive
Presentasi zat additive
 

Recently uploaded

Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxLinaWinarti1
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxdrrheinz
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiAviyudaPrabowo1
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxnadiasariamd
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppticha582186
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionolivia371624
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfAdistriSafiraRosman
 

Recently uploaded (20)

Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung function
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
 

Makalah Promosi Kesehatan

  • 1. MAKALAH PROMOSI KESEHATAN ZAT-ZAT BERBAHAYA PADA MAKANAN Disusun oleh : Aksamina Novita Lau S.farm 1420272634 Alan Darmansyah Duru S.farm 1420272636 Aldila Widya Putri S.farm 1420272637 Alegria irene betaria Luhi S.farm 1420272638 Alfitriani S.farm 1420272639 PROGRAM PROFESI APOTEKER UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA 2014
  • 2. BAB I PEDAHULUAN A. Latar belakang Bahan tambahan atau zat aditif pada makanan semakin meningkat, terutama setelah adanya penemuan-penemuan termasuk keberhasilan dalam mensintesis bahan kimia baru yang lebih praktis, lebih murah, dan lebih mudah diperoleh. Penambahan bahan tambahan/zat aditif ke dalam makanan merupakan hal yang dipandang perlu untuk meningkatkan mutu suatu produk sehingga mampu bersaing di pasaran. Di dalam proses pengolahan makanan sering digunakan Bahan tambahan pangan yang berfungsi untuk memperoleh mutu sensori seperti cita rasa, warna, dan tekstur yang diinginkan dengan masa simpan yang cukup (awet). Bahan tambahan pangan merupakan senyawa sintetik kimia yang bila digunakan berlebihan dapat membahayakan kesehatan. Masalah penyalahgunaan Bahan tambahan pangan yang terjadi di Indonesia terutama oleh industri kecil dan penjual makanan jajanan adalah digunakannya Bahan tambahan pangan terlarang atau melebihi batas yang diizinkan (Hariyadi dkk., 2001). Bahan tambahan pangan yang sering digunakan contohnya adalah Formalin, boraks, methanyl yellow, dan Rhodamin B. Harga menjadi salah satu alasan oleh produsen untuk menggunakan zat pewarna tekstil untuk ditambahkan pada produk makanan mereka, dimana zat pewarna tekstil relatif lebih murah dan biasanya warnanya lebih menarik dibanding dengan zat pewarna untuk makanan. Contohnya pemakaian Rhodamin B yang masih banyak digunakan sebagai pewarna makanan. Pemberian zat pewarna berbahaya seperti Rhodamin B yang dipakai dalam bahan makanan juga disebabkan karena ketidaktahuan tentang zat pewarna apa saja yang diperbolehkan dan yang tidak diperbolehkan untuk ditambahkan pada makanan. Masyarakat kurang mengetahui bahwa Rhodamin B yang digunakan dalam makanan dapat
  • 3. menimbulkan gangguan kesehatan tubuh mereka. Rhodamin B merupakan zat warna sintetik yang umum digunakan sebagai pewarna tekstil. Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 28 Tahun 2004, Rhodamin B merupakan zat warna tambahan yang dilarang penggunaannya dalam produk-produk pangan. Rhodamin B dapat menyebabkan iritasi saluran pernafasan, iritasi kulit, iritasi pada mata, iritasi pada saluran pencernaan, keracunan, dan gangguan hati, akan tetapi sampai sekarang masih banyak produsen yang menggunakan Rhodamin B dalam produk makanan dan minuman yang dihasilkannya. Rhodamin B ditemukan dalam produk kerupuk, jelli/agar-agar, aromanis, dan minuman serta dalam terasi.Zat warna Rhodamin B walaupun telah dilarang penggunaanya ternyata masih ada produsen yang sengaja menambahkan zat warna Rhodamin B untuk produk minuman sebagai pewarna merah dengan alasan warnanya sangat bagus, mudah didapat, dan murah harganya. Sebagian besar produk tersebut tidak mencantumkan kode, label, merek, jenis atau data lainnya. Para pedagang minuman menggunakan pewarna untuk memperbaiki warna merah minuman yang berkurang (menjadi pudar) akibat penambahan bahan lain. Rhodamin B dapat terakumulasi pada tubuh. Manusia dan bersifat karsinogenik yang dalam jangka panjang menyebabkan penyakit-penyakit seperti kanker dan tumor pada organ tubuh manusia Pengetahuan termasuk faktor presdisposisi dimana merupakan faktor yang mempermudah dan mendasari untuk terjadinya perilaku tertentu. Pengetahuan tentang pewarna makanan yang rendah, memungkinkan produsen menggunakan Rhodamin B sebagai bahan tambahan makanan. Makanan yang mengandung Rhodamin B, warnanya lebih mencolok daripada makanan yang berwarna alami. Hal ini sangat berbahaya bagi kesehatan karena adanya residu logam berat pada pewarna tersebut. Timbulnya penyalahgunaan tersebut antara lain disebabkan ketidaktahuan.
  • 4. masyarakat mengenai zat pewarna untuk pangan disamping itu harga zat pewarna untuk industri jauh lebih murah dibandingkan dengan harga zat pewarna untuk pangan. BAB II PEMBAHASAN A. Zat Berbahaya Dalam Makanan Secara kasat mata memang agak sulit untuk menentukan apakah produk panganolahan yang ditemukan mengandung bahan-bahan kimia berbahaya atau tidak. Apalagi biladosisnya sangat sedikit. Akan tetapi, apabila dosisnya cukup banyak, maka kita bisamengetahuinya dari penampilan luar yang nampak nyata (penampilan visual Dasar hukum pelarangan :Untuk menjaga kesehatan manusia, maka ada beberapa regulasi pemerintah yang mengatur hal ini, seperti : Undang-undang Pangan No. 8 Tahun 1999, tentang Perlindungan Konsumen. Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) RI No. 208/Menkes/Per/IV/85, tentangPemanis Buatan. Pemanis buatan hanya digunakan untuk penderita diabetes (sakitgula dan penderita yang memerlukan diet rendah kalori, yaitu : aspartame, Nasakarin, Na siklamat, dan sorbitol. Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 1998, tentang Pengamanan Sediaan Farmasi danAlat Kesehatan), Peraturam Pemerintah No. 69 Tahun 1999, tentang Label dan Iklan Pangan. Macam-macam bahan kimia berbahaya:Bahan kimia yang digunakan sebagai tambahan makanan yang dikategorikan berbahaya diantaranya adalah sebagai berikut : Pengawet Berbahaya: biasanya terdapat dalam bentuk Formalin, Benzoat (bila terlalu banyak, dan lain-lain Pewarna Berbahaya: biasanya terdapat dalam bentuk pewarna merah Rhodamin- B, pewarna kuning Methanyl Yellow, dan lain-lain Pemanis Buatan (yang berlebihan): biasanya dalam bentuk Natrium (sodium) Saccharine (sakarin), Na-Cycla-mate (siklamat),
  • 5. aspartame, sorbitol, dan lain-lain Pengenyal (Bakso) Berbahaya: biasanya dalam bentuk boraks Dampak negatif bagi kesehatan manusia. Terdapat banyak efek (dampak) negatif penyalahgunaan (kontaminasi) bahan kimia berbahaya yang dipakai sebagai bahan tambahan pangan. Di antara efek negatif yang sering muncul adalah : Keracunan, mulai gejala ringan hingga efek yang fatal (kematian); Kanker, seperti kanker leher rahim, paru-paru, payudara, prostat, otak, dan lain-lain; Kejang-kejang, mulaitremor hingga berat; Kegagalan peredaran darah (gangguan fungsi jantung, otak, reproduksi,endokrin) Gejala lain, seperti : muntah-muntah, diare berlendir, depresi, gangguan saraf, danlain-lain; serta Gangguan berat, seperti : kencing darah, muntah darah, kejang-kejang, dan lain-lain. 1. Formalin Formalin adalah nama populer dari zat kimia formaldehid yang dicampur dengan air.Larutan formalin tidak berwarna, berbau menyengat, larut dalam air dan alkohol.Larutan formalin mengandung 37% formalin gas dan methanol. Formalin diperuntukkan untuk pengawet mayat, disinfektan, antiseptik, anti jamur, fiksasi jaringan, industri tekstil dan kayu lapis, juga sebagai germisida dan fungisida (pada tanaman/sayuran), sebagai pembasmi lalat dan serangga lainnya. Penyimpangan dalam industri pangan terjadi ketika formalin sering digunakan untuk mengawetkan produk mie basah, tahu, dan ikan segar. Formalin sangat berbahaya bagi tubuh karena jika terhirup, formalin akan menyebabkan rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan, sukar bernapas, napas pendek, sakit kepala, dan kanker paru-paru. Di antara efek formalin pada kulit adalah munculnya warna kemerahan,gatal, dan ter-bakar. Pada mata, senyawa ini akan menyebabkan kemerahan, gatal, berair, kerusakan, pandangan kabur hingga kebutaan. Kalau kandungannya sudahsangat tinggi, formalin akan mengakibatkan iritasi pada
  • 6. lambung, alergi, muntah,diare bercampur darah, dan kencing bercampur darah. Bukan itu saja, formalin juga bisa mengakibatkan kematian karena kegagalan peredaran darah Sifat-sifat dari formalin :  Pada suhu diatas 150°C akan terurai menjadi methanol dan karbondioksida  Bersifat karsinogenik (zat yang dapat menimbulkan kematian jaringan dan memicu kanker pada manusia).  Mudah menguap, sehingga menimbulkan bau yang kuat dan pedih di mata.  Merupakan senyawa desinfektan (zat yang dapat menurunkan jumlah bakteri tetapi bila terkena manusia dapat marusak jaringan) kuat untuk membasmi berbagai bakteri pembusuk, dan jamur.  Jika kandungan dalam tubuh tinggi, maka dapat menekan fungsi sel yang menyebabkan keracunan dalam tubuh. Ketahanan pangan yang mengandung formalin : Jenis pangan Pada suhu 25°C Pada suhu dingln 10°c Mie basah Tahan lebih dari 5 Hari Tahan lebih dari 15 hari Tahu Tahan lebih dari 3 Hari Tahan lebih dari 15 hari Ikan basah Tahan lebih dari 3 Hari Tahan lebih dari 10 hari Sumber: Unit Layanan Pengaduan Konsumen Balai Besar POM Bandung Ciri-ciri pangan yang mengandung formalin :
  • 7. Erni (2006:23) pada mie basah formalin sebagai pengawet dan pengenyal. Tanpa ditarnbahkan formalin mie basah setelah satu hari akan berbau dan Iengket yang menunjukan tanda-tanda kerusakan. Ciriciri mie yang tidak mengandung formalin selain tidak keras, jika digumpalkan mie basah tersebut akan bersatu kembali seperti adonan semula. Dengan adanya penambahan formalin, mie tersebut tahan sampai dengan lima hari. Pada tahu, penambahan formalin dilakukan pada proses penggumpalan tahu yang akan menyebabkan textur tahu menjadi lebih keras. Formalin juga digunakan untuk merendam tahu yang sudah jadi agar tahu tersebut lebih awet selama lebih dari tiga hari. Ciri tahu yang mengandung formalin ketika di tekan tehu tersebut sedikit kenyal dan tidak mudah hancur, sedangkan tahu yang tidak mengandung formalin setelah satu hari menunjukan kerusakan diantaranya berbau agak asam, dan berlendir. Pada ikan basah penggunaan formalin sebagai pengawet agar ikan tersebut tidak mudah membusuk ikan yang mengandung formalin dapat tahan hingga tiga hari. Ciri-ciri ikan segar atau hasil laut berformalin : - Tidak rusak sampai 2 hari pada suhu kamar 25°C - Warna insang merah tua dan tidak cemerlang bukan merah segar dan warna daging ikan putih bersih - Bau agak menyengat, bau formalin
  • 8. - Tidak dihinggapi lalat Ciri-ciri ikan asin berformalin - Tidak rusak sampai 1 hari pada suhu kamar 25°C - Bersih cerah tidak berbau khas ikan asin - Tidak dihinggapi lalat 2. Boraks Boraks (asam borat) adalah senyawa berbentuk kristal putih, tidak berbau, dan stabil pada suhu serta tekanan normal. Boraks diperuntukkan untuk mematri logam, proses pembuatan gelas dan enamel, sebagai pengawet kayu, dan pembasmi kecoa.Penyimpangan dalam industri pangan terjadi ketika boraks banyak dipakai pada bakso, kerupuk, mie bakso, tahu, batagor dan pangsit. Efek negatif boraks pada tubuh yaitu, pemakaian yang sedikit dan lama akan terjadi akumulasi (penimbunan) pada jaringan otak, hati, lemak, dan ginjal. Pemakaian dalam jumlah banyak mengakibatkan demam, anuria, koma, depresi, dan apatis (gangguan yang bersifat saraf). Ciri-Ciri Pangan yang mengandung Boraks Berikut ini terdapat beberapa ciri pangan yang mengandung boraks, walaupun tidak terlampau khas namun dapat membantu membedakannya dari pangan tanpa boraks (Silaban, 2010): a. Mie basah yang mengandung boraks: teksturnya sangat kenyal, biasanya lebih mengkilat, tidak lengket, dan tidak cepat putus. b. Bakso mengandung boraks: teksturnya sangat kenyal dan warnanya tidak kecokelatan seperti penggunaan daging namun lebih cenderung putih. c. Makanan jajanan mengandung boraks: teksturnya sangat kenyal, berasa “tajam” atau sangat gurih dan membuat lidah bergetar, serta memberikan rasa getir.
  • 9. d. Kerupuk mengandung boraks: teksturnya sangat renyah dan dapat memberikan rasa getir. 3. Rhodamin-B Adalah pewarna sintetis berbentuk kristal, tidak berbau, berwarna merahkeunguan, dalam larutan berwarna merah terang berpendar. Rhodamin-B diperuntukkan sebagai pewarna kertas, tekstil dan cat tembok. Penyimpangan dalamindustri pangan yang sering terjadi adalah penggunaan pada minuman, lipstik, permen, obat dan saos. Efek negatif bagi tubuh yaitu, jika terhirup dapatmenimbulkan iritasi pada saluran pernafasan. Dapat pula menimbukan iritasi padakulit, iritasi pada mata (kemerahan, oedema pada kelopak), iritasi pada saluran pencernaan (keracunan, air seni ber-warna merah, kerusakan ginjal), dan lain-lain. Akumulasi dalam waktu lama berakibat gangguan fungsi hati hingga kanker hati,merusak kulit wajah, pengelupasan kulit, hipopigmentasi, hiperpigmentasi dan lain-lain. 4. Methanyl yellow Adalah pewarna sintetis berwarna kuning menyala, yangdiperuntukkan untuk pewarna kertas, tekstil dan cat tembok. Penyimpangan dalamindustri pangan, yaitu banyak digunakan pada minuman sirup/limun, agar-agar/jelly,manisan (pisang, mangga, kedondong), dan lain-lain. Efek negatif yang muncul bagi tubuh serupa dengan efek negatif pada konsumsi Rhodamin-B.
  • 10. BAB III KESIMPULAN Bahan tambahan pangan merupakan senyawa sintetik kimia yang bila digunakan berlebihan dapat membahayakan kesehatan. Masalah penyalahgunaan Bahan tambahan pangan yang terjadi di Indonesia terutama oleh industri kecil dan penjual makanan jajanan adalah digunakannya Bahan tambahan pangan terlarang atau melebihi batas yang diizinkan Bahan tambahan pangan yang sering digunakan contohnya adalah Formalin, boraks, methanyl yellow, dan rhodamin B.
  • 11. DAFTAR PUSTAKA Hariyadi, Purwiyatno dkk. 2001. Pangan dan Gizi: Ilmu, Teknologi, dan Perdagangan. Jakarta: Sagung Seto dan Institut Pertanian Bogor. Dono, Nanung Danar. 9 Maret 2012. “Zat Berbahaya dalam Makanan” dalam http://www.kibar-uk.org/2012/03/09/zat-berbahaya-dalam-makanan/