SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
Download to read offline
PROSIDING ISSN: 2502-6526
Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya (KNPMP I) 631
Universitas Muhammadiyah Surakarta, 12 Maret 2016
PENERAPAN PENDEKATAN OPEN-ENDED DALAM
PEMBELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP
KEMAMPUAN REPRESENTASI
MATEMATIS SISWA
Anita Ervina Astin1)
, Haninda Bharata2)
Magister Pendidikan Matematika Universitas Lampung
anitaervi3natexas@gmail.com, bharata_haninda@yahoo.com
Abstrak
Artikel ini merupakan metode hasil kajian mengenai penerapan pendekatan open-ended dalam
pembelajaran matematika terhadap kemampuan representasi matematis siswa. Tujuan dari artikel
ini untuk mengetahui bahwa pendekatan open-ended dapat meningkatkan kemampuan
representasi matematis siswa dalam pembelajaran matematika. Kemampuan representasi dalam
pembelajaran matematika sangat diperlukan karena representasi merupakan cara yang digunakan
siswa untuk mengomunikasikan ide-ide, pemikiran, gagasan, atau jawaban dari suatu
permasalahan, artinya siswa mampu mengungkapkan atau menuangkan ide matematika ke dalam
bentuk lain yang dapat membantunya dalam menyelesaikan masalah yang diberikan atau masalah
yang ada. Pemecahan masalah dapat diselesaikan melalui beberapa representasi yang
menyediakan gambaran pemecahan masalah bagi siswa, sehingga siswa dapat membuat tindakan
dan melihat pemecahan masalah mereka sendiri. Beberapa representasi meliputi tiga ragam
representasi yang utama, yaitu (1) representasi visual berupa diagram, grafik atau tabel, dan
gambar, (2) persamaan atau ekspresi matematika berupa model matematika dan (3) representasi
verbal yaitu berupa kata-kata atau teks tertulis. Tiga macam representasi itu membantu gaya
pemikiran siswa lebih beragam. Kemampuan ini dapat ditingkatkan melalui pembelajaran yang
menggunakan pendekatan open-ended. Pendekatan open-ended merupakan pendekatan yang
memberikan suatu masalah dengan banyak cara penyelesaian dan banyak alternatif jawaban
sesuai gaya pemikiran setiap siswa yang berupa pertanyaan open-ended. Pertanyaan open-ended
dapat memberikan kebebasan kepada siswa dalam menyampaikan gagasan dan pendapatnya,
sehingga dapat meningkatkan kemampuan representasi matematis siswa.
Kata kunci: Pendekatan open-ended, Representasi matematis
1. PENDAHULUAN
Sejalan dengan berlangsungnya kehidupan ini, hal terpenting yang
harus dimiliki pribadi manusia yaitu memiliki pendidikan. Pendidikan adalah
suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran sehingga peserta didik dapat mengembangkan potensi diri dan
keterampilan yang diperlukan dirinya dan lingkungan masyarakat. Dengan
pendidikan yang baik, maka peserta didik akan dapat mengembangkan potensi
dirinya secara optimal sehingga menjadi sumber daya manusia berkualitas
yang dapat bersaing dalam dunia kerja. Sumber daya manusia yang berkualitas
merupakan salah satu penentu kemajuan suatu bangsa. Dalam hal ini
pendidikan sendiri memiliki arti, makna, fungsi dan tujuan yang begitu luar
biasa, khususnya untuk melancarkan permasalahan hidup setiap manusia.
Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pada Bab II Pasal 3 dijelaskan bahwa: Pendidikan berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang
PROSIDING ISSN: 2502-6526
Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya (KNPMP I) 632
Universitas Muhammadiyah Surakarta, 12 Maret 2016
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung-jawab (Pemendiknas, 2006).
Tujuan pendidikan nasional sendiri secara lebih luas dipaparkan dalam
TAP MPR No. II/MPR/1993 yang berbunyi: “Pendidikan nasional bertujuan
untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman
dan bertakwa terhadap Tuhan yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur,
berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin,
beretos kerja, professional, bertanggung jawab, dan produktif serta sehat
jasmani dan rohani. Pendidikan nasional juga harus menumbuhkan jiwa
patriotik dan mempertebal rasa cinta tanah air, meningkatkan semangat
kebangsaan dan kesetiakawanan sosial serta kesadaran pada sejarah bangsa
dan sikap menghargai jasa para pahlawan, serta berorientasi masa depan.”
Jadi sistem pendidikan di Indonesia, selain bertujuan untuk menggali
potensi anak didik juga memperhatikan perkembangan moral dan sosial
untuk mempersiapkannya terjun dalam masyarakat sosial (Hasbullah, 2005).
Dalam pelaksanaan pendidikan, matematika menjadi mata pelajaran
wajib yang akan selalu ditemui dan dipelajari di sekolah, baik Sekolah Dasar,
Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menegah Atas, maupun di Perguruan
Tinggi. Berdasarkan Permendiknas no. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi,
menuliskan tujuan mata pelajaran matematika untuk semua jenjang
pendidikan dasar dan menengah adalah agar siswa mampu:
a. memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep,
dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien,
dan tepat dalam pemecahan masalah,
b. menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika,
c. memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan
solusi yang diperoleh,
d. mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media
lain untuk memperjelas keadaan atau masalah,
e. memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,
yaitu rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari
matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah
(Anonim, 2009).
Saat ini dalam perkembangan pendidikan di Indonesia khususnya
dalam pelajaran matematika sangatlah rendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil
Trends in Mathematics and Science Study (TIMSS) yang diikuti siswa kelas
VIII Indonesia tahun 2011 lalu yang penilaiannya dilakukan oleh
International Association for the Evaluation of Educational Achievement
Study Center Boston Collage menempatkan Indonesia dalam bidang
matematika diurutan ke-38 dari 42 negara yang mengikuti tes (Thomson,
2012).
Selain itu dapat dilihat juga hasil dari PISA (Programme for
Internasional Student Assessment) 2012. Penilaian itu dipublikasikan oleh
PROSIDING ISSN: 2502-6526
Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya (KNPMP I) 633
Universitas Muhammadiyah Surakarta, 12 Maret 2016
Organization for Economic Cooperation and Development (OECD). Tes
siklus tiga tahunan yang bertema “Evaluating School Systems to Improve
Education” yang diikuti 34 negara anggota OECD dan 31 negara mitra
(termasuk Indonesia) yang mewakili lebih dari 80% ekonomi dunia itu
menyebutkan bahwa rata-rata skor matematika anak-anak Indonesia 375, rata-
rata skor membaca 396, dan rata-rata skor untuk sains 382. Padahal, rata-
rata skor OECD secara berurutan adalah 494, 496, dan 501. Indonesia
hanya sedikit lebih baik dari Peru yang berada di ranking terbawah (OECD,
2014).
Rendahnya hasil belajar matematika itu merupakan sesuatu yang wajar
karena fakta di lapangan menunjukkan bahwa proses pembelajaran yang
terjadi di kelas menunjukkan pembelajaran yang pasif, artinya pembelajaran
hanya terjadi satu arah yaitu teacher center dan siswa terbiasa dengan
mengerjakan soal-soal rutin atau soal-soal yang sudah biasa diberikan dan
dilontarkan guru. Ketika dihadapkan dengan soal yang menuntut kemampuan
menyelesaikan masalah, berfikir matematis dan menyajikan ulang ke dalam
bentuk gambar, grafik, atau persamaan mereka kesulitan dalam mengerjakan.
Ini mengakibatkan apabila siswa diberikan masalah matematis yang berbeda
dengan contoh soal atau latihan, siswa tidak dapat merepresentasikan masalah
matematis tersebut kedalam ekspresi matematis atau gambar sehingga siswa
tidak bisa menyelesaikan soal tersebut. Hal ini menyimpulkan bahwa siswa
kurang mengeksplor kemampuan berfikir matematika mereka dalam
memecahkan suatu permasalahan dalam bentuk model matematika.
Pembelajaran matematika menurut NCTM memaparkan lima standar
kemampuan matematika yang harus dimiliki siswa, meliputi kemampuan
pemecahan masalah (problem solving), kemampuan komunikasi
(communication), kemampuan koneksi (connection), kemampuan penalaran
(reasoning), dan kemampuan representasi (representation). Kemampuan
representasi merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki siswa
dalam pembelajaran matematika karena kemampuan representasi memiliki
peran penting dalam permasalahan matematika (NCTM, 2000). Representasi
matematis yang sesuai dapat membantu siswa menganalisis masalah dan
merencanakan pemecahan masalah. Sehingga menimbulkan kreativitas
berpikir siswa dalam menyelesaikan masalah matematika.
Penggunaan beberapa representasi dalam pembelajaran matematika
dapat memberikan daya tahan konsep-konsep matematika dan dapat
membangkitkan minat siswa pada matematika (Gulkilik, 2012). Kemampuan
siswa dalam merepresentasikan masalah ke berbagai bentuk dapat
memberikan kesempatan untuk membangun pendekatan berbeda untuk
masalah yang sama, sehingga siswa tidak fokus pada satu ide dan satu
representasi (Ozdemir, 2013).
Kemampuan representasi matematis masih menjadi hal yang sulit bagi
siswa. Hal ini didasarkan bahwa terdapat permasalahan dalam penyampaian
materi pembelajaran matematika, yaitu kurang berkembangnya kemampuan
representasi matematis siswa, khususnya siswa SMP, siswa tidak pernah
diberi kesempatan untuk menghadirkan representasinya sendiri. Siswa
terbiasa mengerjakan soal rutin dan cenderung mengikuti cara guru dalam
menjawab masalah yang diberikan. Sehingga ketika siswa diberi soal yang
PROSIDING ISSN: 2502-6526
Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya (KNPMP I) 634
Universitas Muhammadiyah Surakarta, 12 Maret 2016
telah dikembangkan yang menuntut kemampuan representasi matematis,
mereka akan kesulitan dan putus asa (Hutagaol, 2007).
Untuk meningkatkan kemampuan representasi matematis siswa,
diperlukan strategi pembelajaran yang tepat. Salah satunya adalah
mengggunakan pendekatan open-ended. Pendekatan open-ended adalah
pendekatan yang memberikan suatu masalah dengan banyak cara penyelesaian
dan banyak jawaban. Dengan menggunakan pendekatan ini diharapkan
kemampuan siswa dalam merepresentasikan masalah matematika mereka
dapat meningkat.
Representasi adalah ungkapan dari ide matematis sebagai model yang
digunakan untuk menemukan solusi dari masalah yang dihadapinya sebagai
hasil interpretasi pikirannya (Alhadad, 2010). Kemampuan representasi
mendukung siswa memahami konsep matematika yang dipelajarinya dan
keterkaitannya, mengkomunikasikan ide-ide matematika, mengenal koneksi
diantara konsep matematika dan menerapkan matematika pada permasalahan
matematika realistik melalui pemodelan (Hudiono, 2005). Jadi kemampuan
representasi matematis merupakan kemampuan siswa mengungkapkan ide
matematika mereka ke dalam berbagai model matematika untuk memecahkan
masalah.
Penggunaan beberapa representasi) merupakan suatu keuntungan,
karena beberapa representasi menghindari keterbatasan satu jenis representasi
dan membangun yang baru, yang lebih jelas dan lebih bermanfaat untuk
masalah proses pemecahan (Keller, 1998). Dalam hal ini membantu siswa
dalam belajar dengan menggunakan berpikir dan belajar kebiasaan mereka
sendiri[8]
. Oleh karena itu, representasi matematis yang beragam perlu
dikuasai siswa, agar ketika mereka dihadapkan pada soal non rutin, mereka
dapat merepresentasikan soal tersebut dalam berbagai bentuk yang
mempermudah mereka dalam menemukan solusi.
Siswa memiliki metode dan gaya belajar yang berbeda-beda. Karena
perbedaan gaya belajar siswa, mereka perlu menggunakan lebih dari satu jenis
representasi sehingga mereka dapat menciptakan lingkungan pemecahan
masalah sendiri (Ozdemir, 2013). Beberapa representasi menyediakan
visualisasi bagi mereka mengenai pemecahan masalah, sehingga siswa dapat
membuat tindakan memecahkan permasalahan yang muncul. Representasi
juga membantu untuk kembali mempertanyakan tindakan tersebut dan juga
gaya pemikiran mereka.
Tiga ragam representasi yang utama, yaitu (1) representasi visual
berupa diagram, grafik atau tabel, dan gambar, (2) persamaan atau ekspresi
matematika, dan (3) kata-kata atau teks tertulis. Dalam pengembangan
representasi matematis perlu diperhatikan indikator-indikator untuk
tercapainya peningkatan kemampuan representasi matematis tersebut
(Khabibah, 2006). Disajikan bentuk-bentuk indikator kemampuan
representasi matematis dalam tabel 1.
PROSIDING ISSN: 2502-6526
Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya (KNPMP I) 635
Universitas Muhammadiyah Surakarta, 12 Maret 2016
Tabel 1. Indikator kemampuan representasi matematis
Representasi Bentuk-Bentuk Indikator
Representasi
visual; diagram,
tabel atau grafik,
dan gambar
 Menyajikan kembali data atau informasi dari suatu
representasi ke representasi diagram, grafik atau tabel.
 Menggunakan representasi visual untuk
menyelesaikan masalah.
 Membuat gambar pola-pola geometri.
 Membuat gambar bangun geometri untuk
memperjelas masalah dan mengfasilitasi
penyelesaiannya.
Persamaan atau
ekspresi
matematis
 Membuat persamaan atau ekspresi matematis dari
representasi lain yang diberikan.
 Membuat konjektur dari suatu pola bilangan.
 Penyelesaian masalah dari suatu ekspresi matematis.
Kata-kata atau
teks tertulis
 Membuat situasi masalah berdasarkan data atau
representasi yang diberikan.
 Menuliskan interpretasi dari suatu representasi.
 Menyusun cerita yang sesuai dengan suatu
representasi yang disajikan.
 Menuliskan langkah-langkah penyelesaian masalah
dengan kata-kata atau teks tertulis .
 Membuat dan menjawab pertanyaan dengan
menggunakan kata-kata atau teks tertulis.
Sumber: Mudzakkir
Berdasarkan strategi pembelajaran, pendekatan open-ended adalah
pembelajaran dengan pendekatan yang memiliki prinsip tentang masalah.
Pendekatan open-ended bisa membangun aktivitas interaktif antara siswa dan
pembelajaran Matematika sehingga dapat menarik siswa untuk menjawab
permasalahan terhadap strategi apapun. Pendekatan open-ended bisa
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapatkan pengetahuan atau
pengalaman dalam menemukan masalah, pemahaman, dan memecahkan
masalah dengan beberapa teknik tersebut (Murni, 2013). Pemberian masalah
dalam pembelajaran menggunakan pendekatan open-ended bersifat terbuka.
Masalah terbuka digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu proses terbuka,
jawaban terbuka, dan cara pengembangan masalah terbuka.
Beberapa manfaat dari pemecahan masalah open-ended, sebagai
berikut: menyediakan lingkungan belajar yang sesuai bagi siswa untuk
mengembangkan dan mengekspresikan pemahaman matematika mereka,
memungkinkan untuk solusi yang benar bermacam-macam, dan setiap siswa
dapat menanggapi masalah dengan caranya sendiri, melibatkan setiap siswa
dalam kegiatan dan pelajaran, siswa dapat menggunakan pengetahuan dan
keterampilan matematika, komprehensif, dengan banyak solusi yang berbeda,
siswa dapat memilih strategi favorit mereka untuk menjawab masalah, dan ini
memungkinkan guru untuk melakukan diskusi dengan siswa tentang strategi
yang digunakan oleh siswa untuk memecahkan masalah, siswa mampu
memberikan alasan siswa lain untuk solusi mereka (Capraro, 2007).
PROSIDING ISSN: 2502-6526
Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya (KNPMP I) 636
Universitas Muhammadiyah Surakarta, 12 Maret 2016
Disamping manfaat, terdapat pula kelemahan dari pendekatan open-
ended, diantaranya: membuat dan menyiapkan masalah matematika yang
bermakna bagi siswa bukanlah pekerjaan mudah, mengemukakan masalah
yang langsung dapat dipahami siswa sangat sulit sehingga banyak siswa yang
mengalami kesulitan bagaimana merespon permasalahan yang diberikan,
siswa dengan kemampuan tinggi bisa merasa ragu atau mencemaskan
jawaban mereka, mungkin ada sebagaian siswa yang merasa bahwa kegiatan
belajar mereka tidak menyenangkan karena kesulitan yang mereka hadapi
(Suherman, 2003).
Pendekatan open-ended sendiri dalam pembelajarannya melalui
langkah-langkah khusus. Langkah-langkahnya yaitu Orientasi: pembelajaran
dimulai dengan memberikan motivasi kepada siswa seperti guru memberikan
masalah yang mereka hadapi dalam kehidupan sehari-hari. Masalah dapat
diberikan secara tertulis atau lisan. Dalam fase ini guru mencoba untuk
mengingatkan siswa tentang materi matematika yang telah dipelajari.
a. Presentasi masalah terbuka: Guru memberikan penjelasan umum tentang
materi yang akan dipahami oleh siswa dan jika materi bukan sesuatu yang
baru bagi siswa itu berarti mereka punya konsep dasar tentang matematika,
game ini diberikan kepada siswa untuk mendapatkan kreativitas siswa
dalam memecahkan masalah open-ended. Selain itu guru memberikan
masalah yang cenderung merupakan masalah terbuka dan menuntut siswa
untuk menemukan atau membangun ide, konsep atau prinsip matematika.
b. Menyelesaikan masalah terbuka secara individu: Para siswa diminta untuk
memecahkan masalah secara individu. Fase ini bertujuan untuk
mengetahui peningkatan kreativitas siswa secara individu sebagai titik
mendapatkan yang diberikan kepada siswa. Ketika siswa memecahkan
masalah mereka secara individu mereka tidak mungkin untuk meminta
bantuan dari teman-teman mereka sehingga dapat mendorong diri mereka
untuk meningkatkan kreativitas. Setelah menyelesaikan pertanyaan atau
masalah, mereka diminta untuk mengumpulkan pemecahan masalah.
c. Diskusi kelompok tentang masalah terbuka: Para siswa diminta bekerja
dalam kelompok untuk membahas penyelesaian masalah open-ended yang
dilakukan secara individu. Pada kelompok diskusi siswa, gagasan dan
kreativitas siswa akan meningkat secara bertahap. Dalam sesi diskusi,
para siswa dituntut untuk memberikan ide satu sama lain dalam kelompok.
Dengan harapan siswa yang memiliki kreativitas tinggi ingin membantu
kelompok lain. Hal ini yang dimaksud dengan kreativitas yang tinggi
dalam kelompok adalah siswa dalam kelompok memiliki berbagai
kreativitas. Pada akhir diskusi masing-masing kelompok mengumpulkan
lembar diskusi secara kelompok.
d. Presentasi hasil diskusi secara berkelompok: Beberapa atau seluruh
kelompok mempresentasikan hasil kerja mereka. Dalam kelas diskusi,
siswa dapat melihat cara yang digunakan dalam kelompok lain. Siswa
akan membandingkan, mencoba, dan modifikasi sehingga ide mereka akan
berkembang. Fase ini dimana siswa mentransfer ide atau konsep mereka di
depan kelas.
e. Penutupan: Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan konsep atau
gagasan dari pemecahan masalah atau jawaban dari masalah sangat
PROSIDING ISSN: 2502-6526
Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya (KNPMP I) 637
Universitas Muhammadiyah Surakarta, 12 Maret 2016
variasi. Dalam hal ini siswa yang memiliki kemampuan akan merasa tidak
nyaman dengan apa yang telah mereka punya apalagi bagi siswa yang
memiliki kemampuan kurang. sehingga siswa perlu bimbingan dari guru
untuk menyimpulkan konsep atau ide yang terlibat dalam masalah yang
telah diberikan (Khabibah, 2006).
2. METODE PENELITIAN
Metode dalam artikel ini mengkaji jurnal yang berhubungan dengan
penerapan pendekatan open-ended dalam pembelajaran matematika terhadap
kemampuan representasi matematis siswa yang merupakan hasil penelitian
sehingga pendekatan ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif
pendekatan yang dapat dijadikan untuk meningkatkan kemampuan
representasi matematis siswa. Dengan demikian hasil dan pembahasan dalam
kajian jurnal ini bertujuan mengkaitkan dengan jurnal-jurnal lain yang saling
berkaitan sesuai dengan masalah yang akan dikaji.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pendekatan open-ended sebagai salah satu pendekatan dalam
pembelajaran matematika yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan
pola pikirnya sesuai dengan minat dan kemampuan masing-masing. Hal ini
disebabkan karena pada pendekatan open-ended formulasi masalah yang
digunakan adalah masalah terbuka. Masalah terbuka adalah masalah yang
diformulasikan memiliki multi jawaban (banyak penyelesaian) yang benar. Di
samping itu, melalui pendekatan open-ended siswa dapat menemukan sesuatu
yang baru dalam penyelesaian suatu masalah, khususnya masalah yang
berkaitan dengan matematika. Dengan dasar ini, maka pendekatan open-
ended dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar. Pembelajaran dengan
model pembelajaran open-ended diawali dengan memberikan masalah terbuka
kepada siswa. Kegiatan pembelajaran harus mengarah dan membawa siswa
dalam menjawab masalah dengan banyak cara serta mungkin juga dengan
banyak jawaban (yang benar), sehingga merangsang kemampuan intelektual
dan pengalaman siswa dalam proses menemukan sesuatu yang baru.
Pendekatan pembelajaran open-ended menjanjikan kepada suatu
kesempatan kepada siswa untuk menginvestigasi berbagai strategi dan cara
yang diyakininya sesuai dengan kemampuan mengelaborasi permasalahan.
Tujuannya tiada lain adalah agar kemampuan berpikir matematika siswa dapat
berkembang secara maksimal dan pada saat yang sama kegiatan-kegiatan
kreatif dari setiap siswa terkomunikasi melalui proses pembelajaran. Inilah
yang menjadi pokok pikiran pembelajaran dengan open-ended, yaitu
pembelajaran yang membangun kegiatan interaktif antara matematika dan
siswa sehingga mengundang siswa untuk menjawab permasalahan melalui
berbagai strategi.
Dalam pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran open-ended,
siswa diharapkan bukan hanya mendapatkan jawaban tetapi lebih menekankan
pada proses pencarian suatu jawaban. Pembelajaran yang menggunakan
pendekatan open-ended dapat meningkatkan kemampuan berpikir tingkat
tinggi siswa, seperti kemampuan representasi matematis siswa (Murni, 2013).
Pemberian masalah open-ended memberikan kesempatan kepada siswa untuk
PROSIDING ISSN: 2502-6526
Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya (KNPMP I) 638
Universitas Muhammadiyah Surakarta, 12 Maret 2016
mengembangkan kemampuan representasi mereka sehingga dapat menemukan
solusi dengan berbagai cara, dengan berbagai representasi untuk menemukan
banyak solusi dari satu permasalahan. Dalam hal ini suatu kreativitas dalam
beberapa representasi akan terbentuk jika suatu ide disajikan dalam satu model
representasi lalu menggambarkan, menjelaskan atau mewakili ide yang sama
dalam model lain.
Bagi guru melalui pendekatan open-ended, mereka bisa menilai
kesalahpahaman dengan memeriksa pemikiran siswa untuk mengembangkan
kemampuan representasi matematis mereka. Sehingga pendekatan open-
ended sangat diperlukan dalam meningkatkan kemampuan representasi
matematis. Sebelum proses pembelajaran, terlebih dulu guru menyusun
rencana pembelajaran yang meliputi: respon siswa, tujuan yang hendak
dicapai, menentukan masalah open-ended yang berkaitan dengan tingkat
kemampuan representasi matematis. Kemudian memberikan informasi yang
selengkap lengkapnya dengan waktu yang cukup, sehingga siswa memiliki
kesempatan lebih luas untuk mengaplikasikan pengetahuan dan kemampuan
matematisnya lebih komprehensif. Jadi, penggunaan pendekatan open-ended
dijadikan alternatif tambahan bagi guru untuk mengukur kemampuan
representasi matematis siswa, selama siswa berpikir matematika dalam
menyelesaian masalah tugas open-ended.
4. SIMPULAN
Pendekatan open-ended memberikan kesempatan bagi siswa untuk
berpikir lebih mendalam, dan membuat hubungan antara ide-ide kreatif dan
beragam untuk memecahkan masalah sehingga dapat mencapai tujuan
pembelajaran matematika. Pembelajaran matematika dengan menggunakan
pendekatan open-ended berupa pertanyaan open-ended yang dapat
memberikan kebebasan kepada siswa dalam menyampaikan gagasan dan
pendapatnya, sehingga dapat meningkatkan kemampuan representasi
matematis siswa.
5. DAFTAR PUSTAKA
Alhadad, Syarifah Fadillah. (2010). Meningkatkan Kemampuan Representasi
Multipel Matematis, Pemecahan Masalah Matematis dan Self Esteem
Siswa SMP melalui Pembelajaran Pendekatan Open-Ended.
Disertasi UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Anonim. (2009). Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) No.
20 Tahun 2003. Diakses dari http://smpn1singajaya.wordpress.com
/2009/06/07 uuspnno-20-tahun-2003.
Capraro, M., Capraro, R., & Cifarelli, V. (2007). What are Students Thinking
as they Solve Open-ended Mathematics Problems? In D. K. Pugalee,
A.Rogerson, & Schnick (Eds.), Proceedings of the ninth international
conference of Mathematics Education in a Global Community
Charlotte, NC: The University of North Carolina., pp. 124-128.
Gulkilik, Hilal. Dkk. (2012), Preservice secondary mathematics teachers’
views about using multiple representations in mathematics instruction.
Procedia Social and Behavioral Science, vol. 47, pp. 1751-1756.
PROSIDING ISSN: 2502-6526
Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya (KNPMP I) 639
Universitas Muhammadiyah Surakarta, 12 Maret 2016
Hasbullah. (2005). Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. Raka
Grafindo.
Hudiono. 2005. Meningkatkan Kemampuan Representasi dan Pemecahan
Masalah Siswa SMA Melalui Model Pembelajaran Mathematics
Project. Skripsi FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Hutagaol, Kartini. (2007). Pembelajaran Matematika Kontekstual Untuk
Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis Siswa Sekolah
Menengah Pertama. Tesis PPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Kaput, J. J. (1998). Representations, Inscripions, Descriptions And Learning:
A Kaleidoscope Of Windows. Journal Of Mathematical Behavior.,vol.
17 ,no. 2, pp. 265-281.
Keller, B. A. & Hirsch, C. R. (1998). Student Preferences For
Representations Of Functions. International Journal In Mathematics
Education Science Technology. vol. 29 , no. 1, pp. 1-17.
Khabibah, Siti. (2006). Pengembangan Model Pembelajaran Matematika
Dengan Soal Terbuka Untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa Sekolah
Dasar. Surabaya: UNESA.
Mudzakir, Hera Sri. (2006). Strategi Pembelajaran Think-Talk-Write untuk
Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematik Beragam Siswa
SMP. Disertasi UPI. Bandung. Tidak diterbitkan.
Murni. (2013). Open-Ended Approach in Learning to Improve Students
Thinking Skills in Banda Aceh. International Journal of Independent
Research and Studies, vol. 2, no. 2, pp 95-101.
National Council Of Teachers Of Mathematics (NCTM). (2000). Principles
And Standards For School Mathematics. Reston, Va: NCTM.
OECD. (2014). PISA 2012 Result in Focus What 15-year-olds Know and
What They Can Do with What They Know. Paris: OECD.
Ozdemir, S. dkk., (2013). The effect of Dynamic and Interactive Mathematics
Learning Environments (DIMLE), supporting multiple representations,
on perceptions of elementary mathematics pre-service teachers in
problem solving process. Mevlana International Journal of Education,
vol. 3, no. 3, pp. 85-94.
Permendiknas. (2006). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses untuk
Satuan Pendidikan Dasar Menengah. Jakarta: Depdiknas.
Suherman, E. (2003). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.
Technical Cooperation Project for Development of Science and
Mathematics Teaching for Primary and Secondary Education in
Indonesia (IMSTEP). Bandung: JICA.
Thomson, Sue et al. (2012). Monitoring Australian Year 8 Student
Achievement Internasionally: TIMSS 2011. Australia: The National
Library Acer Project.

More Related Content

What's hot

Pengembangan bahan ajar matematika berbasis contextual teaching and learning
Pengembangan bahan ajar matematika berbasis contextual teaching and learningPengembangan bahan ajar matematika berbasis contextual teaching and learning
Pengembangan bahan ajar matematika berbasis contextual teaching and learningAmalinaAzizah
 
keterampilan berpikir tingkat tinggi
keterampilan berpikir tingkat tinggiketerampilan berpikir tingkat tinggi
keterampilan berpikir tingkat tinggiTeguh Permadi
 
Pengembangan bahan ajar matematika berbasis pemecahan masalah di tingkat seko...
Pengembangan bahan ajar matematika berbasis pemecahan masalah di tingkat seko...Pengembangan bahan ajar matematika berbasis pemecahan masalah di tingkat seko...
Pengembangan bahan ajar matematika berbasis pemecahan masalah di tingkat seko...AmalinaAzizah
 
892-3613-1-PB.pdf
892-3613-1-PB.pdf892-3613-1-PB.pdf
892-3613-1-PB.pdfzaenal37
 
Metode problen solving
Metode problen solvingMetode problen solving
Metode problen solvingkaffah
 
Lusi kurnia (06081181419023) tugas penelitian pendidikan
Lusi kurnia (06081181419023) tugas penelitian pendidikan Lusi kurnia (06081181419023) tugas penelitian pendidikan
Lusi kurnia (06081181419023) tugas penelitian pendidikan Lusi Kurnia
 
Berpikir kreatif+open ended
Berpikir kreatif+open endedBerpikir kreatif+open ended
Berpikir kreatif+open endedDini Safitri
 
Laporan mini riset Pembelajaran Berbasis Masalah
Laporan mini riset Pembelajaran Berbasis MasalahLaporan mini riset Pembelajaran Berbasis Masalah
Laporan mini riset Pembelajaran Berbasis MasalahNailul Hasibuan
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitiandedy solin
 
Buku Pegangan Guru Matematika SMA/SMK Kelas 10 Kurikulum-2013 Edisi Revisi-2014
Buku Pegangan Guru Matematika SMA/SMK Kelas 10 Kurikulum-2013 Edisi Revisi-2014Buku Pegangan Guru Matematika SMA/SMK Kelas 10 Kurikulum-2013 Edisi Revisi-2014
Buku Pegangan Guru Matematika SMA/SMK Kelas 10 Kurikulum-2013 Edisi Revisi-2014IWAN SUKMA NURICHT
 
Disposisi matematis
Disposisi matematisDisposisi matematis
Disposisi matematisFppi Unila
 
Literasi dan Numerasi di United Kingdom
Literasi dan Numerasi di United KingdomLiterasi dan Numerasi di United Kingdom
Literasi dan Numerasi di United KingdomNorazlin Mohd Rusdin
 
10 matematika buku_prdoman_guru
10 matematika buku_prdoman_guru10 matematika buku_prdoman_guru
10 matematika buku_prdoman_guruDia Cahyawati
 
Aplikom_UNSRI_3. 8 Unsur dalam Skripsi_Lusi Kurnia(06081181419023)
Aplikom_UNSRI_3. 8 Unsur dalam Skripsi_Lusi Kurnia(06081181419023)Aplikom_UNSRI_3. 8 Unsur dalam Skripsi_Lusi Kurnia(06081181419023)
Aplikom_UNSRI_3. 8 Unsur dalam Skripsi_Lusi Kurnia(06081181419023)lusi kurnia
 
Skripx grace
Skripx graceSkripx grace
Skripx graceMarna_Nna
 
K10 bg matematika
K10 bg matematikaK10 bg matematika
K10 bg matematikaOlipe Green
 

What's hot (19)

Pengembangan bahan ajar matematika berbasis contextual teaching and learning
Pengembangan bahan ajar matematika berbasis contextual teaching and learningPengembangan bahan ajar matematika berbasis contextual teaching and learning
Pengembangan bahan ajar matematika berbasis contextual teaching and learning
 
keterampilan berpikir tingkat tinggi
keterampilan berpikir tingkat tinggiketerampilan berpikir tingkat tinggi
keterampilan berpikir tingkat tinggi
 
Pengembangan bahan ajar matematika berbasis pemecahan masalah di tingkat seko...
Pengembangan bahan ajar matematika berbasis pemecahan masalah di tingkat seko...Pengembangan bahan ajar matematika berbasis pemecahan masalah di tingkat seko...
Pengembangan bahan ajar matematika berbasis pemecahan masalah di tingkat seko...
 
892-3613-1-PB.pdf
892-3613-1-PB.pdf892-3613-1-PB.pdf
892-3613-1-PB.pdf
 
Metode problen solving
Metode problen solvingMetode problen solving
Metode problen solving
 
Lusi kurnia (06081181419023) tugas penelitian pendidikan
Lusi kurnia (06081181419023) tugas penelitian pendidikan Lusi kurnia (06081181419023) tugas penelitian pendidikan
Lusi kurnia (06081181419023) tugas penelitian pendidikan
 
1 elis sulastri_11-24
1 elis sulastri_11-241 elis sulastri_11-24
1 elis sulastri_11-24
 
Berpikir kreatif+open ended
Berpikir kreatif+open endedBerpikir kreatif+open ended
Berpikir kreatif+open ended
 
Laporan mini riset Pembelajaran Berbasis Masalah
Laporan mini riset Pembelajaran Berbasis MasalahLaporan mini riset Pembelajaran Berbasis Masalah
Laporan mini riset Pembelajaran Berbasis Masalah
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
 
Buku Pegangan Guru Matematika SMA/SMK Kelas 10 Kurikulum-2013 Edisi Revisi-2014
Buku Pegangan Guru Matematika SMA/SMK Kelas 10 Kurikulum-2013 Edisi Revisi-2014Buku Pegangan Guru Matematika SMA/SMK Kelas 10 Kurikulum-2013 Edisi Revisi-2014
Buku Pegangan Guru Matematika SMA/SMK Kelas 10 Kurikulum-2013 Edisi Revisi-2014
 
Disposisi matematis
Disposisi matematisDisposisi matematis
Disposisi matematis
 
Literasi dan Numerasi di United Kingdom
Literasi dan Numerasi di United KingdomLiterasi dan Numerasi di United Kingdom
Literasi dan Numerasi di United Kingdom
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
10 matematika buku_prdoman_guru
10 matematika buku_prdoman_guru10 matematika buku_prdoman_guru
10 matematika buku_prdoman_guru
 
proposal penelitian tindakan kelas Bab i , ii, iii,
proposal penelitian tindakan kelas Bab i , ii, iii,proposal penelitian tindakan kelas Bab i , ii, iii,
proposal penelitian tindakan kelas Bab i , ii, iii,
 
Aplikom_UNSRI_3. 8 Unsur dalam Skripsi_Lusi Kurnia(06081181419023)
Aplikom_UNSRI_3. 8 Unsur dalam Skripsi_Lusi Kurnia(06081181419023)Aplikom_UNSRI_3. 8 Unsur dalam Skripsi_Lusi Kurnia(06081181419023)
Aplikom_UNSRI_3. 8 Unsur dalam Skripsi_Lusi Kurnia(06081181419023)
 
Skripx grace
Skripx graceSkripx grace
Skripx grace
 
K10 bg matematika
K10 bg matematikaK10 bg matematika
K10 bg matematika
 

Viewers also liked

Kemampuan berpikir matematis tingkat lanjut
Kemampuan berpikir matematis tingkat lanjutKemampuan berpikir matematis tingkat lanjut
Kemampuan berpikir matematis tingkat lanjutLukman
 
PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI SEGITIGA
PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI SEGITIGAPENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI SEGITIGA
PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI SEGITIGAMETA GUNAWAN
 
Model Eliciting Activities (MEAs)
Model Eliciting Activities (MEAs)Model Eliciting Activities (MEAs)
Model Eliciting Activities (MEAs)Annisa Izzah
 
Skripsi MPG, Pemecahan Masalah, dan Disposisi Matematis
Skripsi MPG, Pemecahan Masalah, dan Disposisi MatematisSkripsi MPG, Pemecahan Masalah, dan Disposisi Matematis
Skripsi MPG, Pemecahan Masalah, dan Disposisi MatematisNyayu Husnul Chotimah
 
Jurnal hubungan motivasi full paper
Jurnal hubungan motivasi full paperJurnal hubungan motivasi full paper
Jurnal hubungan motivasi full paperUmmi Azilla
 
Dokumen standard matematik tahun 3 versi sk
Dokumen standard matematik tahun 3 versi skDokumen standard matematik tahun 3 versi sk
Dokumen standard matematik tahun 3 versi skkomathi arumugam
 
Keberkesanan kaedah konstruktivisme_dalam_pengajaran_dan_pembelajaran_matematik
Keberkesanan kaedah konstruktivisme_dalam_pengajaran_dan_pembelajaran_matematikKeberkesanan kaedah konstruktivisme_dalam_pengajaran_dan_pembelajaran_matematik
Keberkesanan kaedah konstruktivisme_dalam_pengajaran_dan_pembelajaran_matematikstephchun93
 
contoh Jurnal Matematika
contoh Jurnal Matematikacontoh Jurnal Matematika
contoh Jurnal Matematikaimam syafii
 
4. artikel jurnal (karunia eka lestari matematika)
4. artikel jurnal (karunia eka lestari matematika)4. artikel jurnal (karunia eka lestari matematika)
4. artikel jurnal (karunia eka lestari matematika)ulfah Nasution
 
Senarai harga buku Tahun 1 - 5 (2015)
Senarai harga buku Tahun 1 - 5 (2015)Senarai harga buku Tahun 1 - 5 (2015)
Senarai harga buku Tahun 1 - 5 (2015)Aidah Ja'afar
 
Jurnal Peningkatan Hasil Belajar Matematika siswa melalui penerapan pembelaja...
Jurnal Peningkatan Hasil Belajar Matematika siswa melalui penerapan pembelaja...Jurnal Peningkatan Hasil Belajar Matematika siswa melalui penerapan pembelaja...
Jurnal Peningkatan Hasil Belajar Matematika siswa melalui penerapan pembelaja...Ghaniy Bahtiar
 
Meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa smp melalui penerapan metod...
Meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa smp melalui penerapan metod...Meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa smp melalui penerapan metod...
Meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa smp melalui penerapan metod...umdatus
 

Viewers also liked (19)

Kemampuan berpikir matematis tingkat lanjut
Kemampuan berpikir matematis tingkat lanjutKemampuan berpikir matematis tingkat lanjut
Kemampuan berpikir matematis tingkat lanjut
 
Proposal ptk
Proposal ptkProposal ptk
Proposal ptk
 
PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI SEGITIGA
PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI SEGITIGAPENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI SEGITIGA
PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI SEGITIGA
 
Model Eliciting Activities (MEAs)
Model Eliciting Activities (MEAs)Model Eliciting Activities (MEAs)
Model Eliciting Activities (MEAs)
 
Penerapan pendekatan rme
Penerapan pendekatan rmePenerapan pendekatan rme
Penerapan pendekatan rme
 
Skripsi MPG, Pemecahan Masalah, dan Disposisi Matematis
Skripsi MPG, Pemecahan Masalah, dan Disposisi MatematisSkripsi MPG, Pemecahan Masalah, dan Disposisi Matematis
Skripsi MPG, Pemecahan Masalah, dan Disposisi Matematis
 
Jurnal ptk
Jurnal ptkJurnal ptk
Jurnal ptk
 
Jurnal hubungan motivasi full paper
Jurnal hubungan motivasi full paperJurnal hubungan motivasi full paper
Jurnal hubungan motivasi full paper
 
Dokumen standard matematik tahun 3 versi sk
Dokumen standard matematik tahun 3 versi skDokumen standard matematik tahun 3 versi sk
Dokumen standard matematik tahun 3 versi sk
 
Keberkesanan kaedah konstruktivisme_dalam_pengajaran_dan_pembelajaran_matematik
Keberkesanan kaedah konstruktivisme_dalam_pengajaran_dan_pembelajaran_matematikKeberkesanan kaedah konstruktivisme_dalam_pengajaran_dan_pembelajaran_matematik
Keberkesanan kaedah konstruktivisme_dalam_pengajaran_dan_pembelajaran_matematik
 
contoh Jurnal Matematika
contoh Jurnal Matematikacontoh Jurnal Matematika
contoh Jurnal Matematika
 
4. artikel jurnal (karunia eka lestari matematika)
4. artikel jurnal (karunia eka lestari matematika)4. artikel jurnal (karunia eka lestari matematika)
4. artikel jurnal (karunia eka lestari matematika)
 
Senarai harga buku Tahun 1 - 5 (2015)
Senarai harga buku Tahun 1 - 5 (2015)Senarai harga buku Tahun 1 - 5 (2015)
Senarai harga buku Tahun 1 - 5 (2015)
 
Jurnal Peningkatan Hasil Belajar Matematika siswa melalui penerapan pembelaja...
Jurnal Peningkatan Hasil Belajar Matematika siswa melalui penerapan pembelaja...Jurnal Peningkatan Hasil Belajar Matematika siswa melalui penerapan pembelaja...
Jurnal Peningkatan Hasil Belajar Matematika siswa melalui penerapan pembelaja...
 
Meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa smp melalui penerapan metod...
Meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa smp melalui penerapan metod...Meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa smp melalui penerapan metod...
Meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa smp melalui penerapan metod...
 
Komunikasi Matematika
Komunikasi MatematikaKomunikasi Matematika
Komunikasi Matematika
 
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
 
16507994
1650799416507994
16507994
 
Bab 1 3
Bab 1 3Bab 1 3
Bab 1 3
 

Similar to REPRESENTASI MATEMATIS

Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Matematika SMP
Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Matematika SMPPendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Matematika SMP
Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Matematika SMPAu-guzt KriZ-tiyoÑo
 
Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)
Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)
Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)Vina Dwi Purnamasari
 
Contoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinci
Contoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinciContoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinci
Contoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinciMaryanto Sumringah SMA 9 Tebo
 
Penelitian tindakan kelas model murder eka sastrawati
Penelitian tindakan kelas model murder eka  sastrawatiPenelitian tindakan kelas model murder eka  sastrawati
Penelitian tindakan kelas model murder eka sastrawatiMaryanto Sumringah SMA 9 Tebo
 
Pendekatan Contextual Teaching and Learning dan Realistic Mathematics Education
Pendekatan Contextual Teaching and Learning dan Realistic Mathematics EducationPendekatan Contextual Teaching and Learning dan Realistic Mathematics Education
Pendekatan Contextual Teaching and Learning dan Realistic Mathematics EducationMuhammad Alfiansyah Alfi
 
s_pgsd_0806270_chapter1.pdf
s_pgsd_0806270_chapter1.pdfs_pgsd_0806270_chapter1.pdf
s_pgsd_0806270_chapter1.pdfMyData19
 
profil berpikir kritis siswa dalam pemecahan masalah matematika open-ended di...
profil berpikir kritis siswa dalam pemecahan masalah matematika open-ended di...profil berpikir kritis siswa dalam pemecahan masalah matematika open-ended di...
profil berpikir kritis siswa dalam pemecahan masalah matematika open-ended di...renatanurlaily77
 
Modul media pembelajaran matematika pada siswa sd berbasis kooperatif
Modul media pembelajaran matematika pada siswa sd berbasis kooperatifModul media pembelajaran matematika pada siswa sd berbasis kooperatif
Modul media pembelajaran matematika pada siswa sd berbasis kooperatifAldiRahadi
 
7 1038-1-sm
7 1038-1-sm7 1038-1-sm
7 1038-1-smMas Rudi
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitianantiantika
 
20140305 yp01-stl01
20140305 yp01-stl0120140305 yp01-stl01
20140305 yp01-stl01Fppi Unila
 
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ...PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ...NERRU
 
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATK...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATK...PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATK...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATK...NERRU
 

Similar to REPRESENTASI MATEMATIS (20)

Tugas Desain Pembelajaran
Tugas Desain PembelajaranTugas Desain Pembelajaran
Tugas Desain Pembelajaran
 
JURNAL IBNU.docx
JURNAL IBNU.docxJURNAL IBNU.docx
JURNAL IBNU.docx
 
Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Matematika SMP
Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Matematika SMPPendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Matematika SMP
Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Matematika SMP
 
rancangan PTK Aulia rahmawati
rancangan PTK Aulia rahmawati rancangan PTK Aulia rahmawati
rancangan PTK Aulia rahmawati
 
Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)
Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)
Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)
 
Contoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinci
Contoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinciContoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinci
Contoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinci
 
Penelitian tindakan kelas model murder eka sastrawati
Penelitian tindakan kelas model murder eka  sastrawatiPenelitian tindakan kelas model murder eka  sastrawati
Penelitian tindakan kelas model murder eka sastrawati
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Skripsi yang benar
Skripsi yang benarSkripsi yang benar
Skripsi yang benar
 
Pendekatan Contextual Teaching and Learning dan Realistic Mathematics Education
Pendekatan Contextual Teaching and Learning dan Realistic Mathematics EducationPendekatan Contextual Teaching and Learning dan Realistic Mathematics Education
Pendekatan Contextual Teaching and Learning dan Realistic Mathematics Education
 
s_pgsd_0806270_chapter1.pdf
s_pgsd_0806270_chapter1.pdfs_pgsd_0806270_chapter1.pdf
s_pgsd_0806270_chapter1.pdf
 
profil berpikir kritis siswa dalam pemecahan masalah matematika open-ended di...
profil berpikir kritis siswa dalam pemecahan masalah matematika open-ended di...profil berpikir kritis siswa dalam pemecahan masalah matematika open-ended di...
profil berpikir kritis siswa dalam pemecahan masalah matematika open-ended di...
 
Modul media pembelajaran matematika pada siswa sd berbasis kooperatif
Modul media pembelajaran matematika pada siswa sd berbasis kooperatifModul media pembelajaran matematika pada siswa sd berbasis kooperatif
Modul media pembelajaran matematika pada siswa sd berbasis kooperatif
 
7 1038-1-sm
7 1038-1-sm7 1038-1-sm
7 1038-1-sm
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
 
20140305 yp01-stl01
20140305 yp01-stl0120140305 yp01-stl01
20140305 yp01-stl01
 
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ...PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ...
 
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATK...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATK...PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATK...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATK...
 
Proposal
ProposalProposal
Proposal
 
matematik
matematikmatematik
matematik
 

More from Afwanilhuda Nst

More from Afwanilhuda Nst (10)

Kisi kisi soal
Kisi kisi soalKisi kisi soal
Kisi kisi soal
 
Translated copy of 420 965-1-sm.pdf
Translated copy of 420 965-1-sm.pdfTranslated copy of 420 965-1-sm.pdf
Translated copy of 420 965-1-sm.pdf
 
Teori belajar
Teori belajarTeori belajar
Teori belajar
 
04. elvinawati hal. 23 28
04. elvinawati hal. 23 2804. elvinawati hal. 23 28
04. elvinawati hal. 23 28
 
Berfikir matematis 824 1732-1-pb
Berfikir matematis 824 1732-1-pbBerfikir matematis 824 1732-1-pb
Berfikir matematis 824 1732-1-pb
 
Thb
ThbThb
Thb
 
Latihan 3hd
Latihan 3hdLatihan 3hd
Latihan 3hd
 
matematika
matematikamatematika
matematika
 
Laplace transform
Laplace transformLaplace transform
Laplace transform
 
matemATIKA SMA
matemATIKA SMAmatemATIKA SMA
matemATIKA SMA
 

Recently uploaded

Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IIkaAliciaSasanti
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxumusilmi2019
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuanganzulfikar425966
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptatiakirana1
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptwxmnxfm57w
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...OknaRyana1
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfNizeAckerman
 

Recently uploaded (17)

Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
 

REPRESENTASI MATEMATIS

  • 1. PROSIDING ISSN: 2502-6526 Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya (KNPMP I) 631 Universitas Muhammadiyah Surakarta, 12 Maret 2016 PENERAPAN PENDEKATAN OPEN-ENDED DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA Anita Ervina Astin1) , Haninda Bharata2) Magister Pendidikan Matematika Universitas Lampung anitaervi3natexas@gmail.com, bharata_haninda@yahoo.com Abstrak Artikel ini merupakan metode hasil kajian mengenai penerapan pendekatan open-ended dalam pembelajaran matematika terhadap kemampuan representasi matematis siswa. Tujuan dari artikel ini untuk mengetahui bahwa pendekatan open-ended dapat meningkatkan kemampuan representasi matematis siswa dalam pembelajaran matematika. Kemampuan representasi dalam pembelajaran matematika sangat diperlukan karena representasi merupakan cara yang digunakan siswa untuk mengomunikasikan ide-ide, pemikiran, gagasan, atau jawaban dari suatu permasalahan, artinya siswa mampu mengungkapkan atau menuangkan ide matematika ke dalam bentuk lain yang dapat membantunya dalam menyelesaikan masalah yang diberikan atau masalah yang ada. Pemecahan masalah dapat diselesaikan melalui beberapa representasi yang menyediakan gambaran pemecahan masalah bagi siswa, sehingga siswa dapat membuat tindakan dan melihat pemecahan masalah mereka sendiri. Beberapa representasi meliputi tiga ragam representasi yang utama, yaitu (1) representasi visual berupa diagram, grafik atau tabel, dan gambar, (2) persamaan atau ekspresi matematika berupa model matematika dan (3) representasi verbal yaitu berupa kata-kata atau teks tertulis. Tiga macam representasi itu membantu gaya pemikiran siswa lebih beragam. Kemampuan ini dapat ditingkatkan melalui pembelajaran yang menggunakan pendekatan open-ended. Pendekatan open-ended merupakan pendekatan yang memberikan suatu masalah dengan banyak cara penyelesaian dan banyak alternatif jawaban sesuai gaya pemikiran setiap siswa yang berupa pertanyaan open-ended. Pertanyaan open-ended dapat memberikan kebebasan kepada siswa dalam menyampaikan gagasan dan pendapatnya, sehingga dapat meningkatkan kemampuan representasi matematis siswa. Kata kunci: Pendekatan open-ended, Representasi matematis 1. PENDAHULUAN Sejalan dengan berlangsungnya kehidupan ini, hal terpenting yang harus dimiliki pribadi manusia yaitu memiliki pendidikan. Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran sehingga peserta didik dapat mengembangkan potensi diri dan keterampilan yang diperlukan dirinya dan lingkungan masyarakat. Dengan pendidikan yang baik, maka peserta didik akan dapat mengembangkan potensi dirinya secara optimal sehingga menjadi sumber daya manusia berkualitas yang dapat bersaing dalam dunia kerja. Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan salah satu penentu kemajuan suatu bangsa. Dalam hal ini pendidikan sendiri memiliki arti, makna, fungsi dan tujuan yang begitu luar biasa, khususnya untuk melancarkan permasalahan hidup setiap manusia. Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Bab II Pasal 3 dijelaskan bahwa: Pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang
  • 2. PROSIDING ISSN: 2502-6526 Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya (KNPMP I) 632 Universitas Muhammadiyah Surakarta, 12 Maret 2016 bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung-jawab (Pemendiknas, 2006). Tujuan pendidikan nasional sendiri secara lebih luas dipaparkan dalam TAP MPR No. II/MPR/1993 yang berbunyi: “Pendidikan nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, professional, bertanggung jawab, dan produktif serta sehat jasmani dan rohani. Pendidikan nasional juga harus menumbuhkan jiwa patriotik dan mempertebal rasa cinta tanah air, meningkatkan semangat kebangsaan dan kesetiakawanan sosial serta kesadaran pada sejarah bangsa dan sikap menghargai jasa para pahlawan, serta berorientasi masa depan.” Jadi sistem pendidikan di Indonesia, selain bertujuan untuk menggali potensi anak didik juga memperhatikan perkembangan moral dan sosial untuk mempersiapkannya terjun dalam masyarakat sosial (Hasbullah, 2005). Dalam pelaksanaan pendidikan, matematika menjadi mata pelajaran wajib yang akan selalu ditemui dan dipelajari di sekolah, baik Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menegah Atas, maupun di Perguruan Tinggi. Berdasarkan Permendiknas no. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi, menuliskan tujuan mata pelajaran matematika untuk semua jenjang pendidikan dasar dan menengah adalah agar siswa mampu: a. memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep, dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah, b. menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika, c. memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh, d. mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah, e. memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah (Anonim, 2009). Saat ini dalam perkembangan pendidikan di Indonesia khususnya dalam pelajaran matematika sangatlah rendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil Trends in Mathematics and Science Study (TIMSS) yang diikuti siswa kelas VIII Indonesia tahun 2011 lalu yang penilaiannya dilakukan oleh International Association for the Evaluation of Educational Achievement Study Center Boston Collage menempatkan Indonesia dalam bidang matematika diurutan ke-38 dari 42 negara yang mengikuti tes (Thomson, 2012). Selain itu dapat dilihat juga hasil dari PISA (Programme for Internasional Student Assessment) 2012. Penilaian itu dipublikasikan oleh
  • 3. PROSIDING ISSN: 2502-6526 Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya (KNPMP I) 633 Universitas Muhammadiyah Surakarta, 12 Maret 2016 Organization for Economic Cooperation and Development (OECD). Tes siklus tiga tahunan yang bertema “Evaluating School Systems to Improve Education” yang diikuti 34 negara anggota OECD dan 31 negara mitra (termasuk Indonesia) yang mewakili lebih dari 80% ekonomi dunia itu menyebutkan bahwa rata-rata skor matematika anak-anak Indonesia 375, rata- rata skor membaca 396, dan rata-rata skor untuk sains 382. Padahal, rata- rata skor OECD secara berurutan adalah 494, 496, dan 501. Indonesia hanya sedikit lebih baik dari Peru yang berada di ranking terbawah (OECD, 2014). Rendahnya hasil belajar matematika itu merupakan sesuatu yang wajar karena fakta di lapangan menunjukkan bahwa proses pembelajaran yang terjadi di kelas menunjukkan pembelajaran yang pasif, artinya pembelajaran hanya terjadi satu arah yaitu teacher center dan siswa terbiasa dengan mengerjakan soal-soal rutin atau soal-soal yang sudah biasa diberikan dan dilontarkan guru. Ketika dihadapkan dengan soal yang menuntut kemampuan menyelesaikan masalah, berfikir matematis dan menyajikan ulang ke dalam bentuk gambar, grafik, atau persamaan mereka kesulitan dalam mengerjakan. Ini mengakibatkan apabila siswa diberikan masalah matematis yang berbeda dengan contoh soal atau latihan, siswa tidak dapat merepresentasikan masalah matematis tersebut kedalam ekspresi matematis atau gambar sehingga siswa tidak bisa menyelesaikan soal tersebut. Hal ini menyimpulkan bahwa siswa kurang mengeksplor kemampuan berfikir matematika mereka dalam memecahkan suatu permasalahan dalam bentuk model matematika. Pembelajaran matematika menurut NCTM memaparkan lima standar kemampuan matematika yang harus dimiliki siswa, meliputi kemampuan pemecahan masalah (problem solving), kemampuan komunikasi (communication), kemampuan koneksi (connection), kemampuan penalaran (reasoning), dan kemampuan representasi (representation). Kemampuan representasi merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki siswa dalam pembelajaran matematika karena kemampuan representasi memiliki peran penting dalam permasalahan matematika (NCTM, 2000). Representasi matematis yang sesuai dapat membantu siswa menganalisis masalah dan merencanakan pemecahan masalah. Sehingga menimbulkan kreativitas berpikir siswa dalam menyelesaikan masalah matematika. Penggunaan beberapa representasi dalam pembelajaran matematika dapat memberikan daya tahan konsep-konsep matematika dan dapat membangkitkan minat siswa pada matematika (Gulkilik, 2012). Kemampuan siswa dalam merepresentasikan masalah ke berbagai bentuk dapat memberikan kesempatan untuk membangun pendekatan berbeda untuk masalah yang sama, sehingga siswa tidak fokus pada satu ide dan satu representasi (Ozdemir, 2013). Kemampuan representasi matematis masih menjadi hal yang sulit bagi siswa. Hal ini didasarkan bahwa terdapat permasalahan dalam penyampaian materi pembelajaran matematika, yaitu kurang berkembangnya kemampuan representasi matematis siswa, khususnya siswa SMP, siswa tidak pernah diberi kesempatan untuk menghadirkan representasinya sendiri. Siswa terbiasa mengerjakan soal rutin dan cenderung mengikuti cara guru dalam menjawab masalah yang diberikan. Sehingga ketika siswa diberi soal yang
  • 4. PROSIDING ISSN: 2502-6526 Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya (KNPMP I) 634 Universitas Muhammadiyah Surakarta, 12 Maret 2016 telah dikembangkan yang menuntut kemampuan representasi matematis, mereka akan kesulitan dan putus asa (Hutagaol, 2007). Untuk meningkatkan kemampuan representasi matematis siswa, diperlukan strategi pembelajaran yang tepat. Salah satunya adalah mengggunakan pendekatan open-ended. Pendekatan open-ended adalah pendekatan yang memberikan suatu masalah dengan banyak cara penyelesaian dan banyak jawaban. Dengan menggunakan pendekatan ini diharapkan kemampuan siswa dalam merepresentasikan masalah matematika mereka dapat meningkat. Representasi adalah ungkapan dari ide matematis sebagai model yang digunakan untuk menemukan solusi dari masalah yang dihadapinya sebagai hasil interpretasi pikirannya (Alhadad, 2010). Kemampuan representasi mendukung siswa memahami konsep matematika yang dipelajarinya dan keterkaitannya, mengkomunikasikan ide-ide matematika, mengenal koneksi diantara konsep matematika dan menerapkan matematika pada permasalahan matematika realistik melalui pemodelan (Hudiono, 2005). Jadi kemampuan representasi matematis merupakan kemampuan siswa mengungkapkan ide matematika mereka ke dalam berbagai model matematika untuk memecahkan masalah. Penggunaan beberapa representasi) merupakan suatu keuntungan, karena beberapa representasi menghindari keterbatasan satu jenis representasi dan membangun yang baru, yang lebih jelas dan lebih bermanfaat untuk masalah proses pemecahan (Keller, 1998). Dalam hal ini membantu siswa dalam belajar dengan menggunakan berpikir dan belajar kebiasaan mereka sendiri[8] . Oleh karena itu, representasi matematis yang beragam perlu dikuasai siswa, agar ketika mereka dihadapkan pada soal non rutin, mereka dapat merepresentasikan soal tersebut dalam berbagai bentuk yang mempermudah mereka dalam menemukan solusi. Siswa memiliki metode dan gaya belajar yang berbeda-beda. Karena perbedaan gaya belajar siswa, mereka perlu menggunakan lebih dari satu jenis representasi sehingga mereka dapat menciptakan lingkungan pemecahan masalah sendiri (Ozdemir, 2013). Beberapa representasi menyediakan visualisasi bagi mereka mengenai pemecahan masalah, sehingga siswa dapat membuat tindakan memecahkan permasalahan yang muncul. Representasi juga membantu untuk kembali mempertanyakan tindakan tersebut dan juga gaya pemikiran mereka. Tiga ragam representasi yang utama, yaitu (1) representasi visual berupa diagram, grafik atau tabel, dan gambar, (2) persamaan atau ekspresi matematika, dan (3) kata-kata atau teks tertulis. Dalam pengembangan representasi matematis perlu diperhatikan indikator-indikator untuk tercapainya peningkatan kemampuan representasi matematis tersebut (Khabibah, 2006). Disajikan bentuk-bentuk indikator kemampuan representasi matematis dalam tabel 1.
  • 5. PROSIDING ISSN: 2502-6526 Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya (KNPMP I) 635 Universitas Muhammadiyah Surakarta, 12 Maret 2016 Tabel 1. Indikator kemampuan representasi matematis Representasi Bentuk-Bentuk Indikator Representasi visual; diagram, tabel atau grafik, dan gambar  Menyajikan kembali data atau informasi dari suatu representasi ke representasi diagram, grafik atau tabel.  Menggunakan representasi visual untuk menyelesaikan masalah.  Membuat gambar pola-pola geometri.  Membuat gambar bangun geometri untuk memperjelas masalah dan mengfasilitasi penyelesaiannya. Persamaan atau ekspresi matematis  Membuat persamaan atau ekspresi matematis dari representasi lain yang diberikan.  Membuat konjektur dari suatu pola bilangan.  Penyelesaian masalah dari suatu ekspresi matematis. Kata-kata atau teks tertulis  Membuat situasi masalah berdasarkan data atau representasi yang diberikan.  Menuliskan interpretasi dari suatu representasi.  Menyusun cerita yang sesuai dengan suatu representasi yang disajikan.  Menuliskan langkah-langkah penyelesaian masalah dengan kata-kata atau teks tertulis .  Membuat dan menjawab pertanyaan dengan menggunakan kata-kata atau teks tertulis. Sumber: Mudzakkir Berdasarkan strategi pembelajaran, pendekatan open-ended adalah pembelajaran dengan pendekatan yang memiliki prinsip tentang masalah. Pendekatan open-ended bisa membangun aktivitas interaktif antara siswa dan pembelajaran Matematika sehingga dapat menarik siswa untuk menjawab permasalahan terhadap strategi apapun. Pendekatan open-ended bisa memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapatkan pengetahuan atau pengalaman dalam menemukan masalah, pemahaman, dan memecahkan masalah dengan beberapa teknik tersebut (Murni, 2013). Pemberian masalah dalam pembelajaran menggunakan pendekatan open-ended bersifat terbuka. Masalah terbuka digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu proses terbuka, jawaban terbuka, dan cara pengembangan masalah terbuka. Beberapa manfaat dari pemecahan masalah open-ended, sebagai berikut: menyediakan lingkungan belajar yang sesuai bagi siswa untuk mengembangkan dan mengekspresikan pemahaman matematika mereka, memungkinkan untuk solusi yang benar bermacam-macam, dan setiap siswa dapat menanggapi masalah dengan caranya sendiri, melibatkan setiap siswa dalam kegiatan dan pelajaran, siswa dapat menggunakan pengetahuan dan keterampilan matematika, komprehensif, dengan banyak solusi yang berbeda, siswa dapat memilih strategi favorit mereka untuk menjawab masalah, dan ini memungkinkan guru untuk melakukan diskusi dengan siswa tentang strategi yang digunakan oleh siswa untuk memecahkan masalah, siswa mampu memberikan alasan siswa lain untuk solusi mereka (Capraro, 2007).
  • 6. PROSIDING ISSN: 2502-6526 Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya (KNPMP I) 636 Universitas Muhammadiyah Surakarta, 12 Maret 2016 Disamping manfaat, terdapat pula kelemahan dari pendekatan open- ended, diantaranya: membuat dan menyiapkan masalah matematika yang bermakna bagi siswa bukanlah pekerjaan mudah, mengemukakan masalah yang langsung dapat dipahami siswa sangat sulit sehingga banyak siswa yang mengalami kesulitan bagaimana merespon permasalahan yang diberikan, siswa dengan kemampuan tinggi bisa merasa ragu atau mencemaskan jawaban mereka, mungkin ada sebagaian siswa yang merasa bahwa kegiatan belajar mereka tidak menyenangkan karena kesulitan yang mereka hadapi (Suherman, 2003). Pendekatan open-ended sendiri dalam pembelajarannya melalui langkah-langkah khusus. Langkah-langkahnya yaitu Orientasi: pembelajaran dimulai dengan memberikan motivasi kepada siswa seperti guru memberikan masalah yang mereka hadapi dalam kehidupan sehari-hari. Masalah dapat diberikan secara tertulis atau lisan. Dalam fase ini guru mencoba untuk mengingatkan siswa tentang materi matematika yang telah dipelajari. a. Presentasi masalah terbuka: Guru memberikan penjelasan umum tentang materi yang akan dipahami oleh siswa dan jika materi bukan sesuatu yang baru bagi siswa itu berarti mereka punya konsep dasar tentang matematika, game ini diberikan kepada siswa untuk mendapatkan kreativitas siswa dalam memecahkan masalah open-ended. Selain itu guru memberikan masalah yang cenderung merupakan masalah terbuka dan menuntut siswa untuk menemukan atau membangun ide, konsep atau prinsip matematika. b. Menyelesaikan masalah terbuka secara individu: Para siswa diminta untuk memecahkan masalah secara individu. Fase ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kreativitas siswa secara individu sebagai titik mendapatkan yang diberikan kepada siswa. Ketika siswa memecahkan masalah mereka secara individu mereka tidak mungkin untuk meminta bantuan dari teman-teman mereka sehingga dapat mendorong diri mereka untuk meningkatkan kreativitas. Setelah menyelesaikan pertanyaan atau masalah, mereka diminta untuk mengumpulkan pemecahan masalah. c. Diskusi kelompok tentang masalah terbuka: Para siswa diminta bekerja dalam kelompok untuk membahas penyelesaian masalah open-ended yang dilakukan secara individu. Pada kelompok diskusi siswa, gagasan dan kreativitas siswa akan meningkat secara bertahap. Dalam sesi diskusi, para siswa dituntut untuk memberikan ide satu sama lain dalam kelompok. Dengan harapan siswa yang memiliki kreativitas tinggi ingin membantu kelompok lain. Hal ini yang dimaksud dengan kreativitas yang tinggi dalam kelompok adalah siswa dalam kelompok memiliki berbagai kreativitas. Pada akhir diskusi masing-masing kelompok mengumpulkan lembar diskusi secara kelompok. d. Presentasi hasil diskusi secara berkelompok: Beberapa atau seluruh kelompok mempresentasikan hasil kerja mereka. Dalam kelas diskusi, siswa dapat melihat cara yang digunakan dalam kelompok lain. Siswa akan membandingkan, mencoba, dan modifikasi sehingga ide mereka akan berkembang. Fase ini dimana siswa mentransfer ide atau konsep mereka di depan kelas. e. Penutupan: Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan konsep atau gagasan dari pemecahan masalah atau jawaban dari masalah sangat
  • 7. PROSIDING ISSN: 2502-6526 Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya (KNPMP I) 637 Universitas Muhammadiyah Surakarta, 12 Maret 2016 variasi. Dalam hal ini siswa yang memiliki kemampuan akan merasa tidak nyaman dengan apa yang telah mereka punya apalagi bagi siswa yang memiliki kemampuan kurang. sehingga siswa perlu bimbingan dari guru untuk menyimpulkan konsep atau ide yang terlibat dalam masalah yang telah diberikan (Khabibah, 2006). 2. METODE PENELITIAN Metode dalam artikel ini mengkaji jurnal yang berhubungan dengan penerapan pendekatan open-ended dalam pembelajaran matematika terhadap kemampuan representasi matematis siswa yang merupakan hasil penelitian sehingga pendekatan ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif pendekatan yang dapat dijadikan untuk meningkatkan kemampuan representasi matematis siswa. Dengan demikian hasil dan pembahasan dalam kajian jurnal ini bertujuan mengkaitkan dengan jurnal-jurnal lain yang saling berkaitan sesuai dengan masalah yang akan dikaji. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Pendekatan open-ended sebagai salah satu pendekatan dalam pembelajaran matematika yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan pola pikirnya sesuai dengan minat dan kemampuan masing-masing. Hal ini disebabkan karena pada pendekatan open-ended formulasi masalah yang digunakan adalah masalah terbuka. Masalah terbuka adalah masalah yang diformulasikan memiliki multi jawaban (banyak penyelesaian) yang benar. Di samping itu, melalui pendekatan open-ended siswa dapat menemukan sesuatu yang baru dalam penyelesaian suatu masalah, khususnya masalah yang berkaitan dengan matematika. Dengan dasar ini, maka pendekatan open- ended dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar. Pembelajaran dengan model pembelajaran open-ended diawali dengan memberikan masalah terbuka kepada siswa. Kegiatan pembelajaran harus mengarah dan membawa siswa dalam menjawab masalah dengan banyak cara serta mungkin juga dengan banyak jawaban (yang benar), sehingga merangsang kemampuan intelektual dan pengalaman siswa dalam proses menemukan sesuatu yang baru. Pendekatan pembelajaran open-ended menjanjikan kepada suatu kesempatan kepada siswa untuk menginvestigasi berbagai strategi dan cara yang diyakininya sesuai dengan kemampuan mengelaborasi permasalahan. Tujuannya tiada lain adalah agar kemampuan berpikir matematika siswa dapat berkembang secara maksimal dan pada saat yang sama kegiatan-kegiatan kreatif dari setiap siswa terkomunikasi melalui proses pembelajaran. Inilah yang menjadi pokok pikiran pembelajaran dengan open-ended, yaitu pembelajaran yang membangun kegiatan interaktif antara matematika dan siswa sehingga mengundang siswa untuk menjawab permasalahan melalui berbagai strategi. Dalam pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran open-ended, siswa diharapkan bukan hanya mendapatkan jawaban tetapi lebih menekankan pada proses pencarian suatu jawaban. Pembelajaran yang menggunakan pendekatan open-ended dapat meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa, seperti kemampuan representasi matematis siswa (Murni, 2013). Pemberian masalah open-ended memberikan kesempatan kepada siswa untuk
  • 8. PROSIDING ISSN: 2502-6526 Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya (KNPMP I) 638 Universitas Muhammadiyah Surakarta, 12 Maret 2016 mengembangkan kemampuan representasi mereka sehingga dapat menemukan solusi dengan berbagai cara, dengan berbagai representasi untuk menemukan banyak solusi dari satu permasalahan. Dalam hal ini suatu kreativitas dalam beberapa representasi akan terbentuk jika suatu ide disajikan dalam satu model representasi lalu menggambarkan, menjelaskan atau mewakili ide yang sama dalam model lain. Bagi guru melalui pendekatan open-ended, mereka bisa menilai kesalahpahaman dengan memeriksa pemikiran siswa untuk mengembangkan kemampuan representasi matematis mereka. Sehingga pendekatan open- ended sangat diperlukan dalam meningkatkan kemampuan representasi matematis. Sebelum proses pembelajaran, terlebih dulu guru menyusun rencana pembelajaran yang meliputi: respon siswa, tujuan yang hendak dicapai, menentukan masalah open-ended yang berkaitan dengan tingkat kemampuan representasi matematis. Kemudian memberikan informasi yang selengkap lengkapnya dengan waktu yang cukup, sehingga siswa memiliki kesempatan lebih luas untuk mengaplikasikan pengetahuan dan kemampuan matematisnya lebih komprehensif. Jadi, penggunaan pendekatan open-ended dijadikan alternatif tambahan bagi guru untuk mengukur kemampuan representasi matematis siswa, selama siswa berpikir matematika dalam menyelesaian masalah tugas open-ended. 4. SIMPULAN Pendekatan open-ended memberikan kesempatan bagi siswa untuk berpikir lebih mendalam, dan membuat hubungan antara ide-ide kreatif dan beragam untuk memecahkan masalah sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran matematika. Pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan open-ended berupa pertanyaan open-ended yang dapat memberikan kebebasan kepada siswa dalam menyampaikan gagasan dan pendapatnya, sehingga dapat meningkatkan kemampuan representasi matematis siswa. 5. DAFTAR PUSTAKA Alhadad, Syarifah Fadillah. (2010). Meningkatkan Kemampuan Representasi Multipel Matematis, Pemecahan Masalah Matematis dan Self Esteem Siswa SMP melalui Pembelajaran Pendekatan Open-Ended. Disertasi UPI Bandung: tidak diterbitkan. Anonim. (2009). Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) No. 20 Tahun 2003. Diakses dari http://smpn1singajaya.wordpress.com /2009/06/07 uuspnno-20-tahun-2003. Capraro, M., Capraro, R., & Cifarelli, V. (2007). What are Students Thinking as they Solve Open-ended Mathematics Problems? In D. K. Pugalee, A.Rogerson, & Schnick (Eds.), Proceedings of the ninth international conference of Mathematics Education in a Global Community Charlotte, NC: The University of North Carolina., pp. 124-128. Gulkilik, Hilal. Dkk. (2012), Preservice secondary mathematics teachers’ views about using multiple representations in mathematics instruction. Procedia Social and Behavioral Science, vol. 47, pp. 1751-1756.
  • 9. PROSIDING ISSN: 2502-6526 Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya (KNPMP I) 639 Universitas Muhammadiyah Surakarta, 12 Maret 2016 Hasbullah. (2005). Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. Raka Grafindo. Hudiono. 2005. Meningkatkan Kemampuan Representasi dan Pemecahan Masalah Siswa SMA Melalui Model Pembelajaran Mathematics Project. Skripsi FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan. Hutagaol, Kartini. (2007). Pembelajaran Matematika Kontekstual Untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama. Tesis PPS UPI Bandung: tidak diterbitkan. Kaput, J. J. (1998). Representations, Inscripions, Descriptions And Learning: A Kaleidoscope Of Windows. Journal Of Mathematical Behavior.,vol. 17 ,no. 2, pp. 265-281. Keller, B. A. & Hirsch, C. R. (1998). Student Preferences For Representations Of Functions. International Journal In Mathematics Education Science Technology. vol. 29 , no. 1, pp. 1-17. Khabibah, Siti. (2006). Pengembangan Model Pembelajaran Matematika Dengan Soal Terbuka Untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa Sekolah Dasar. Surabaya: UNESA. Mudzakir, Hera Sri. (2006). Strategi Pembelajaran Think-Talk-Write untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematik Beragam Siswa SMP. Disertasi UPI. Bandung. Tidak diterbitkan. Murni. (2013). Open-Ended Approach in Learning to Improve Students Thinking Skills in Banda Aceh. International Journal of Independent Research and Studies, vol. 2, no. 2, pp 95-101. National Council Of Teachers Of Mathematics (NCTM). (2000). Principles And Standards For School Mathematics. Reston, Va: NCTM. OECD. (2014). PISA 2012 Result in Focus What 15-year-olds Know and What They Can Do with What They Know. Paris: OECD. Ozdemir, S. dkk., (2013). The effect of Dynamic and Interactive Mathematics Learning Environments (DIMLE), supporting multiple representations, on perceptions of elementary mathematics pre-service teachers in problem solving process. Mevlana International Journal of Education, vol. 3, no. 3, pp. 85-94. Permendiknas. (2006). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar Menengah. Jakarta: Depdiknas. Suherman, E. (2003). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Technical Cooperation Project for Development of Science and Mathematics Teaching for Primary and Secondary Education in Indonesia (IMSTEP). Bandung: JICA. Thomson, Sue et al. (2012). Monitoring Australian Year 8 Student Achievement Internasionally: TIMSS 2011. Australia: The National Library Acer Project.