SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Download to read offline
PENDEKATAN MODEL-ELICITING ACTIVITIES (MEAS) DALAM
PEMBELAJARAN MATEMATIKA
MAKALAH
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Belajar dan
Pembelajaran Matematika
oleh :
Annisa Fatchatul Izzah (1404106)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Matematika sebagai salah satu mata pelajaran dasar pada setiap jenjang pendidikan
formal yang memegang peran penting. Matematika merupakan alat yang dapat
memperjelas dan menyederhanakan suatu keadaan atau situasi melalui abstrak, idealisasi
atau generalisasi untuk menjadi suatu studi ataupun pemecahan masalah.
Dalam pembelajaran matematika secara konvensional, umumnya peserta didik
tidak cukup diberi kesempatan untuk mengembangkan kemampuan penalaran mereka,
sehingga lemahnya kemampuan siswa dalam menggunakan kemampuan berpikirnya
untuk menyelesaikan masalah. Sementara kemampuan tersebut sangat penting bagi
peserta didik di era global saat ini.
Pentingnya kemampuan penalaran matematis bagi siswa tercantum dalam tujuan
pembelajaran matematika di sekolah, yaitu melatih cara berpikir dan bernalar dalam
menarik kesimpulan, mengembangkan kemampuan memecahkan masalah, serta
mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan ide-
ide melalui lisan, tulisan, gambar, grafik, peta, diagram, dan sebagainya
(Depdiknas,2006)
Selain itu, dalam National Council of Teachers of Mathematics (NCTM, 2000),
tercantum bahwa melalui pembelajaran matematika terdapat keterampilan berpikir
matematika tingkat tinggi (high order mathematical thinking) yang perlu dimiliki serta
untuk dikembangkan oleh siswa dalam proses pembelajaran matematika. Keterampilan
tersebut, yaitu: Pemecahan masalah (problem solving); Penalaran dan pembuktian
(reasoning and proof); Komunikasi (communication); Koneksi (connection); dan
Representasi (representation).
Salah satu upaya mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa yaitu dengan
suatu pembelajaran yang membuat siswa aktif sehingga siswa dapat dengan leluasa
untuk berpikir serta menanyakan kembali apa yang diterima dari gurunya. Pendekatan
model-eliciting activities (MEAs) merupakan salah satu alternatif untuk membuat siswa
dapat secara aktif ikut terlibat dalam proses pembelajaran matematika di kelas.
B. Tujuan
Setelah mempelajari modul ini diharapkan:
1. Guru dapat memahami dan menjelaskan pengertian model-eliciting activities (MEAs)
melalui diskusi kelompok.
2. Guru dapat memahami tahapan model-eliciting activities (MEAs) melalui diskusi
kelompok.
3. Guru dapat mengimplementasikan model-eliciting activities (MEAs) ini dalam
pembelajaran matematika melalui simulasi praktik pembelajaran.
C. Peta Kompetensi
Setelah mempelajari modul ini diharapkan pembaca memiliki atau meningkatkan
kompetensi sebagai berikut.
1. Memahami teori model-eliciting activities (MEAs).
2. Mampu mempraktikkan pembelajaran matematika dengan model-eliciting activities
(MEAs).
D. Ruang Lingkup
Modul ini berisi tentang teori model-eliciting activities (MEAs), contoh
penerapan model-eliciting activities (MEAs) dalam pembelajaran matematika SMA,
dan panduan aktivitas pembelajaran dengan model-eliciting activities (MEAs).
BAB II
Kegiatan Pembelajaran
A. Tujuan
Setelah mempelajari modul ini diharapkan guru:
1. Memahami dan menjelaskan pengertian model-eliciting activities (MEAs).
2. Memahami tahap-tahap model-eliciting activities (MEAs).
3. Mampu mengimplementasikan model-eliciting activities (MEAs) ini dalam
pembelajaran matematika.
4. Mampu meningkatkan profesionalisme dalam melaksanakan pembelajaran.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
Modul ini berisi model-eliciting activities (MEAs) bagi guru Matematika SMA.
Indikator pencapaian kompetensi guru setelah mempelajari modul ini adalah guru
mampu:
1. Menjelaskan pengertian model-eliciting activities (MEAs).
2. Memahami langkah-langkah model-eliciting activities (MEAs).
3. Menerapkan model-eliciting activities (MEAs) dalam pembelajaran dengan materi
yang sesuai
C. Uraian Materi
1. Pengertian
Model-eliciting activities (MEAs) pada awalnya dibuat pada pertengahan
1970-an oleh pendidik matematika (Chamberlin, 2002; Lesh, Hoover, Tahan, Kelly &
Post, 2000; Lesh & Lamon, 1992).
Model Eliciting Activities (MEAs) adalah pendekatan pembelajaran
untuk memahami, menjelaskan dan mengkomunikasikan konsep-konsep yang
terkandung dalam suatu masalah melalui tahapan proses pemodelan matematika.
Pendekatan model-eliciting activities (MEAs) adalah pendekatan pembelajaran
yang didasarkan pada masalah realistis (kontekstual), bekerja dalam kelompok kecil,
dan menyajikan sebuah model untuk membantu siswa membangun pemecahan
masalah dan membuat siswa menerapkan pemahaman konsep matematika yang telah
dipelajarinya (Nur’aviandini, 2013).
Pada pembelajarannya, MEAs dirancang untuk kelompok-kelompok kecil
yaitu 3-4 orang yang telah diatur berdasarkan tingkat kemampuannya dalam
memahami matematika.
Lesh dan Diefes-Dux, et al (Chamberlin dan Moon, 2005) menyatakan prinsip
MEAs sebagai berikut:
1. Prinsip konstruksi model menekankan pada masalah yang harus didesain
sehingga memungkinkan penciptaan model terkait dengan: unsur-unsur,
hubungan dan operasi antara unsur-unsur, pola dan aturan yang mengatur
hubungan ini. Siswa diminta untuk berpikir apakah konstruksi model tersebut
benar untuk permasalahan yang ada
2. Prinsip realitas disebut prinsip keberartian. Prinsip realitas menyatakan bahwa
masalah yang disajikan sebaiknya realitas dan dapat terjadi dalam kehidupan
nyata. Prinsip ini bertujuan untuk meningkatkan minat siswa dalam
mensimulasikan aktivitas yang nyata. Permasalahan yang realistis lebih
memungkinkan solusi kreatif dari siswa.
3. Prinsip Self-Assessment menyatakan bahwa siswa harus mampu mengukur
kelayakan dan kegunaan solusi tanpa bantuan guru. Prinsip ini terjadi saat
kelompok-kelompok mencari jawaban yang tepat
4. Prinsip konstruksi dokumentasi menyatakan bahwa siswa harus mampu
menyatakan pikiran mereka sendiri selama bekerja dalam MEAs dan bahwa
proses berpikir mereka harus didokumentasikan dalam solusi. Tuntutan
dokumentasi solusi melibatkan teknis penulisan.
5. Prinsip Effective Prototype menyatakan bahwa model yang dihasilkan harus dapat
ditafsirkan oleh orang lain. Prinsip ini membantu siswa belajar bahwa solusi
kreatif yang diterapkan pada permasalahan matematis berguna dan dapat
digeneralisasikan. Solusi terbaik dari masalah matematis harus cukup kuat untuk
diterapkan pada situasi berbeda dan mudah dipahami
6. Prinsip konstruksi shareability dan reusability menyatakan bahwa model harus
dapat digunakan pada situasi serupa. Jika model yang dikembangkan dapat
digeneralisasi pada situasi serupa, maka respon siswa dapat dikatakan sukses.
2. Tahap-Tahap Model-Eliciting Activities (MEAs)
Tahap-tahap dalam model-eliciting activities (MEAs), yaitu:
a. Mengidentifikasi dan menyederhanakan situasi masalah
b. Membangun model matematis
c. Mentransformasikan dan menyelesaikan model
d. Mengidentifikasi model
Menurut Chamberlin dan Moon (2008:5), MEAs diimplementasikan ke dalam
beberapa langkah, yaitu:
1. Guru memberikan sebuah artikel yang memuat permasalahan yang berhubungan
dengan konteks pelajaran bagi para siswa
2. Siswa merespon masalah-masalah yang terdapat pada artikel tersebut
3. Guru membaca kembali permasalahan bersama dengan siswa dan memastikan
setiap kelompok mengerti apa yang ditanyakan
4. Siswa membuat model matematika dari permasalahan tersebut secara
berkelompok
5. Setelah siswa menyelesaikan masalah tersebut, siswa mempresentasikan hasil
pekerjaan mereka di depan kelas
Proses pemodelan yang digambarkan dalam standar NCTM (1989). Proses ini
menunjukkan bahwa pemodelan matematis adalah proses non linear yang meliputi
tahap-tahap yang saling berhubungan. Menurut NCTM terhadap tahap-tahap dasar
dalam proses pemodelan matematis yang meliputi:
Pada tahap pertama, siswa mengidentifikasi masalah untuk dipecahkan dalam
situasi dunia nyata dan menyatakannya dalam bentuk yang setepat mungkin. Dengan
observasi, bertanya dan diskusi mereka berpikir tentang informasi apa yang penting
atau tidak dalam situasi yang diberikan. Jadi, mereka menyederhanakan situasi
dengan pertama-tama mengabaikan info yang kurang penting.
Pada tahap kedua, siswa membuat repesentasi matematis tentang komponen
spesifik dari masalah dan hubungan di antara mereka. Pada tahap ini siswa
mendefinisikan variabel, membuat notasi dan secara eksplisit mengidentifikasi
beberapa bentuk dari hubungan struktur matematis, membuat grafik atau menuliskan
persamaan. Semua usaha matematisasi ini akhirnya mendorong siswa membangun
model matematis.
Situasi masalah dunia nyata Solusi dalam model
Formulasi masalah Model matematis
simplikasi validasi
Interpretasi
Transformasi
Rill/Nyata Abstrak
Pada tahap ketiga yaitu tahap transformasi, siswa menganalisa dan
memanipulasi model untuk menemukan solusi secara matematika signifikan terhadap
masalah yang teridentifikasi. Model ini, tahap kedua dipecahkan dan jawaban
dipahami dalam konteks masalah yang orisinil.
Pada tahap interpretasi, siswa membawa solusi matematis mereka yang
dicapai dalam konteks dari model matematis kembali ke situasi masalah yang spesifik.
Jika model yang sudah dikonstruksi telah melewati pengujian yang diberikan dalam
proses validasi, model tersebut dipertimbangkan sebagi model yang kuat dengan sifat
sharable and reasable (Lesh dan Doerr, 2003).
3. Integrasi Pendekatan Saintifik dengan Model-Eliciting Activities
Model-Eliciting Activities (MEAs) adalah salah satu model yang menunjang
pendekatan saintifik. Guru dapat mengintegrasikan pendekatan saintifik dengan
Model-Eliciting Activities (MEAs) dalam pembelajaran di kelas. Berikut ini cara
alternatif untuk mengintegrasikan pendekatan saintifik ke dalam Model-Eliciting
Activities (MEAs).
Model-Eliciting
Activities
Pendekatan
Saintifik
Keterangan
Mengidentifikasi dan
menyederhanakan
situasi masalah
Mengamati
Menanya
Siswa mengamati masalah yang diberikan gurus
dan dirangsang untuk menemukan pemecahan
masalah. Guru memberi kesempatan siswa untuk
bertanya perihal konsep yang belum dimengerti.
Membangun model
matematis
Mengumpulkan
informasi
Mengasosiasi
Siswa mengumpulkan informasi untuk
membangun model matematis
Siswa mengolah data hingga didapatkan suatu
kesimpulan. Siswa juga mengecek temuan
mereka untuk kondisi lain yang serupa.
Mentransformasikan
dan menyelesaikan
model
Mengidentifikasi
model
Mengomunikasikan Siswa mempresentasikan hasil temuan dan
pemecahan masalah di dalam kelas. Siswa atau
kelompok lain menanggapi presentasi dengan
pengarahan guru
4. Kelemahan Model-Eliciting Activities (MEAs)
a. Membuat soal pemecahan masalah yang bermakna bagi siswa bukan merupakan
hal yang mudah
b. Mengemukakan masalah yang langsung dapat dipahami siswa sangat sulit
sehingga banyak siswa yang mengalami kesulitan bagaimana merespon masalah
yang diberikan
c. Lebih dominannya soal pemecahan masalah terutama soal yang terlalu sulit untuk
dikerjakan, terkadang membuat siswa jenuh
d. Sebagian siswa bisa merasa bahwa kegiatan belajar mereka tidak menyenangkan
karena kesulitan yang mereka hadapi
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Model Eliciting Activities (MEAs) adalah pendekatan pembelajaran untuk memahami,
menjelaskan dan mengkomunikasikan konsep-konsep yangterkandung dalam suatu
masalah melalui tahapan proses pemodelan matematika. Melalui pendekatan Model
Eliciting Activities (MEAs) ada beberapa tahap yang harus dilewati oleh siswa, yaitu
mengidentifikasi dan menyederhanakan situasi masalah, membangun model matematis,
mentransformasikan dan menyelesaikanmodel dan mengidentifikasi model. Dengan
menggunakan model eliciting activities belajar siswa menjadi bermakna karena ia dapat
menghubungkankonsepyangdipelajarinyadengankonsepyangsudahdikenalnya.
DAFTAR PUSTAKA
Chamberlin, Scott A & Moon, Sidney M. (2005). Model Eliciting Activities as a Tool to
Develop and Identify Creatively Gifted Mathematicians. [online]. Tersedia:
http://andrianifadly.wordpress.com/2012/01/13/model-eliciting-activities/. [30 April
2016].
Chamberlin, Scott A & Moon, Sidney M. (2008). How does the Problem Based
Learning Approach Compare to the Model-Eliciting Activity Approach in
Mathematics?. [Online]. Tersedia: http://www.cimt.plymouth.ac.uk/ journal/
chamberlin.pdf [9 Mei 2016].
Depdiknas. (2006). Permendiknas No. 22 tahun 2006. Jakarta : Depdiknas.
Nur’aviandini, Tresna.(2013). Penerapan Pendekatan Model-Eliciting Activities (MEAs)
dalam Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis
Siswa SMP. [Online]. Tersedia: http://repository.upi.edu/2928.
Rahma. (2012). Model Eliciting Activities [Online].
Tersedia: http://id.scribd.com/doc/87325480/Model-Eliciting-Activities Shadiq, Fajar.
Deduksi atau Penalaran Deduktif : Kelebihan dan Kekurangannya

More Related Content

What's hot

LKPD Persamaan Kuadrat
LKPD Persamaan KuadratLKPD Persamaan Kuadrat
LKPD Persamaan KuadratErni Susanti
 
LKPD Statistika Kelas XI kurikulum 2013
LKPD Statistika Kelas XI kurikulum 2013LKPD Statistika Kelas XI kurikulum 2013
LKPD Statistika Kelas XI kurikulum 2013Zulyy Zelyytta
 
Modul 2 keterbagian bilangan bulat
Modul 2   keterbagian bilangan bulatModul 2   keterbagian bilangan bulat
Modul 2 keterbagian bilangan bulatAcika Karunila
 
RPP dan LKS materi persamaan kuadrat
RPP dan LKS  materi persamaan kuadrat RPP dan LKS  materi persamaan kuadrat
RPP dan LKS materi persamaan kuadrat Yulia Angraini
 
Makalah setengah putaran
Makalah setengah putaranMakalah setengah putaran
Makalah setengah putaranNia Matus
 
RPP Fungsi Logaritma Model Discovery Learning
RPP Fungsi Logaritma Model Discovery LearningRPP Fungsi Logaritma Model Discovery Learning
RPP Fungsi Logaritma Model Discovery LearningJujun Muhamad Jubaerudin
 
Contoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrupContoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrupKabhi Na Kehna
 
Kd 32 dan 42 kelas 8 sistem koordinat
Kd 32 dan 42 kelas 8 sistem koordinatKd 32 dan 42 kelas 8 sistem koordinat
Kd 32 dan 42 kelas 8 sistem koordinatarrinidittamargarani
 
Rpp kd 3.2 program linear fix
Rpp kd 3.2 program linear fixRpp kd 3.2 program linear fix
Rpp kd 3.2 program linear fixAZLAN ANDARU
 
Modul 4 kongruensi linier
Modul 4   kongruensi linierModul 4   kongruensi linier
Modul 4 kongruensi linierAcika Karunila
 
Rangkuman materi Isometri
Rangkuman materi IsometriRangkuman materi Isometri
Rangkuman materi IsometriNia Matus
 
5. aplikasi fungsi komposisi dan invers
5. aplikasi fungsi komposisi dan invers5. aplikasi fungsi komposisi dan invers
5. aplikasi fungsi komposisi dan inversWarnet Podjok
 
Soal dan pembahasan osn matematika 2013 tingkat provinsi
Soal dan pembahasan osn matematika 2013 tingkat provinsi Soal dan pembahasan osn matematika 2013 tingkat provinsi
Soal dan pembahasan osn matematika 2013 tingkat provinsi Aries Firmansyah
 
Contoh soal penerapan taksonomi bloom revisi
Contoh soal penerapan taksonomi bloom revisiContoh soal penerapan taksonomi bloom revisi
Contoh soal penerapan taksonomi bloom revisiazrin10
 
Geometri Analitik Ruang
Geometri Analitik RuangGeometri Analitik Ruang
Geometri Analitik RuangFebri Arianti
 

What's hot (20)

LKPD Persamaan Kuadrat
LKPD Persamaan KuadratLKPD Persamaan Kuadrat
LKPD Persamaan Kuadrat
 
LKPD Statistika Kelas XI kurikulum 2013
LKPD Statistika Kelas XI kurikulum 2013LKPD Statistika Kelas XI kurikulum 2013
LKPD Statistika Kelas XI kurikulum 2013
 
Silabus Matematika Wajib Kelas XI
Silabus Matematika Wajib Kelas XISilabus Matematika Wajib Kelas XI
Silabus Matematika Wajib Kelas XI
 
TRANSFORMASI (RPP & LKPD )
TRANSFORMASI (RPP & LKPD )TRANSFORMASI (RPP & LKPD )
TRANSFORMASI (RPP & LKPD )
 
Modul 2 keterbagian bilangan bulat
Modul 2   keterbagian bilangan bulatModul 2   keterbagian bilangan bulat
Modul 2 keterbagian bilangan bulat
 
RPP dan LKS materi persamaan kuadrat
RPP dan LKS  materi persamaan kuadrat RPP dan LKS  materi persamaan kuadrat
RPP dan LKS materi persamaan kuadrat
 
Makalah setengah putaran
Makalah setengah putaranMakalah setengah putaran
Makalah setengah putaran
 
Matematika diskrit
Matematika diskritMatematika diskrit
Matematika diskrit
 
RPP Fungsi Logaritma Model Discovery Learning
RPP Fungsi Logaritma Model Discovery LearningRPP Fungsi Logaritma Model Discovery Learning
RPP Fungsi Logaritma Model Discovery Learning
 
Contoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrupContoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrup
 
Kd 32 dan 42 kelas 8 sistem koordinat
Kd 32 dan 42 kelas 8 sistem koordinatKd 32 dan 42 kelas 8 sistem koordinat
Kd 32 dan 42 kelas 8 sistem koordinat
 
Rpp kd 3.2 program linear fix
Rpp kd 3.2 program linear fixRpp kd 3.2 program linear fix
Rpp kd 3.2 program linear fix
 
Modul 4 kongruensi linier
Modul 4   kongruensi linierModul 4   kongruensi linier
Modul 4 kongruensi linier
 
Rangkuman materi Isometri
Rangkuman materi IsometriRangkuman materi Isometri
Rangkuman materi Isometri
 
5. aplikasi fungsi komposisi dan invers
5. aplikasi fungsi komposisi dan invers5. aplikasi fungsi komposisi dan invers
5. aplikasi fungsi komposisi dan invers
 
Soal dan pembahasan osn matematika 2013 tingkat provinsi
Soal dan pembahasan osn matematika 2013 tingkat provinsi Soal dan pembahasan osn matematika 2013 tingkat provinsi
Soal dan pembahasan osn matematika 2013 tingkat provinsi
 
Contoh soal penerapan taksonomi bloom revisi
Contoh soal penerapan taksonomi bloom revisiContoh soal penerapan taksonomi bloom revisi
Contoh soal penerapan taksonomi bloom revisi
 
INDUKSI MATEMATIKA (RPP & LKPD)
INDUKSI MATEMATIKA (RPP & LKPD)INDUKSI MATEMATIKA (RPP & LKPD)
INDUKSI MATEMATIKA (RPP & LKPD)
 
Geometri netral (Neutral Geometry)
Geometri netral (Neutral Geometry)Geometri netral (Neutral Geometry)
Geometri netral (Neutral Geometry)
 
Geometri Analitik Ruang
Geometri Analitik RuangGeometri Analitik Ruang
Geometri Analitik Ruang
 

Viewers also liked

170441067 prof-dr-utari-sumarmo
170441067 prof-dr-utari-sumarmo170441067 prof-dr-utari-sumarmo
170441067 prof-dr-utari-sumarmoDesta Senja Nuansa
 
Pentingnya open ended 115 makalah rev_anita (1) (httpspublikasiilmiah.ums.ac....
Pentingnya open ended 115 makalah rev_anita (1) (httpspublikasiilmiah.ums.ac....Pentingnya open ended 115 makalah rev_anita (1) (httpspublikasiilmiah.ums.ac....
Pentingnya open ended 115 makalah rev_anita (1) (httpspublikasiilmiah.ums.ac....Afwanilhuda Nst
 
PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI SEGITIGA
PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI SEGITIGAPENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI SEGITIGA
PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI SEGITIGAMETA GUNAWAN
 
Jurnal hubungan motivasi full paper
Jurnal hubungan motivasi full paperJurnal hubungan motivasi full paper
Jurnal hubungan motivasi full paperUmmi Azilla
 
Dokumen standard matematik tahun 3 versi sk
Dokumen standard matematik tahun 3 versi skDokumen standard matematik tahun 3 versi sk
Dokumen standard matematik tahun 3 versi skkomathi arumugam
 
Power Point hyperlink Penerapan Model Pembelajaran SHT
Power Point hyperlink Penerapan Model Pembelajaran SHT Power Point hyperlink Penerapan Model Pembelajaran SHT
Power Point hyperlink Penerapan Model Pembelajaran SHT Aniyah Damayanti
 
Keberkesanan kaedah konstruktivisme_dalam_pengajaran_dan_pembelajaran_matematik
Keberkesanan kaedah konstruktivisme_dalam_pengajaran_dan_pembelajaran_matematikKeberkesanan kaedah konstruktivisme_dalam_pengajaran_dan_pembelajaran_matematik
Keberkesanan kaedah konstruktivisme_dalam_pengajaran_dan_pembelajaran_matematikstephchun93
 
contoh Jurnal Matematika
contoh Jurnal Matematikacontoh Jurnal Matematika
contoh Jurnal Matematikaimam syafii
 
4. artikel jurnal (karunia eka lestari matematika)
4. artikel jurnal (karunia eka lestari matematika)4. artikel jurnal (karunia eka lestari matematika)
4. artikel jurnal (karunia eka lestari matematika)ulfah Nasution
 
Senarai harga buku Tahun 1 - 5 (2015)
Senarai harga buku Tahun 1 - 5 (2015)Senarai harga buku Tahun 1 - 5 (2015)
Senarai harga buku Tahun 1 - 5 (2015)Aidah Ja'afar
 
Jurnal Peningkatan Hasil Belajar Matematika siswa melalui penerapan pembelaja...
Jurnal Peningkatan Hasil Belajar Matematika siswa melalui penerapan pembelaja...Jurnal Peningkatan Hasil Belajar Matematika siswa melalui penerapan pembelaja...
Jurnal Peningkatan Hasil Belajar Matematika siswa melalui penerapan pembelaja...Ghaniy Bahtiar
 
Brain Based Learning
Brain Based LearningBrain Based Learning
Brain Based LearningMike Fisher
 

Viewers also liked (20)

Penerapan pendekatan rme
Penerapan pendekatan rmePenerapan pendekatan rme
Penerapan pendekatan rme
 
2015
20152015
2015
 
Perbaikan bodi otomotif
Perbaikan bodi otomotifPerbaikan bodi otomotif
Perbaikan bodi otomotif
 
170441067 prof-dr-utari-sumarmo
170441067 prof-dr-utari-sumarmo170441067 prof-dr-utari-sumarmo
170441067 prof-dr-utari-sumarmo
 
Pentingnya open ended 115 makalah rev_anita (1) (httpspublikasiilmiah.ums.ac....
Pentingnya open ended 115 makalah rev_anita (1) (httpspublikasiilmiah.ums.ac....Pentingnya open ended 115 makalah rev_anita (1) (httpspublikasiilmiah.ums.ac....
Pentingnya open ended 115 makalah rev_anita (1) (httpspublikasiilmiah.ums.ac....
 
PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI SEGITIGA
PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI SEGITIGAPENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI SEGITIGA
PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI SEGITIGA
 
Multilateral environmental agreements
Multilateral environmental agreementsMultilateral environmental agreements
Multilateral environmental agreements
 
Jurnal ptk
Jurnal ptkJurnal ptk
Jurnal ptk
 
Jurnal hubungan motivasi full paper
Jurnal hubungan motivasi full paperJurnal hubungan motivasi full paper
Jurnal hubungan motivasi full paper
 
Dokumen standard matematik tahun 3 versi sk
Dokumen standard matematik tahun 3 versi skDokumen standard matematik tahun 3 versi sk
Dokumen standard matematik tahun 3 versi sk
 
Power Point hyperlink Penerapan Model Pembelajaran SHT
Power Point hyperlink Penerapan Model Pembelajaran SHT Power Point hyperlink Penerapan Model Pembelajaran SHT
Power Point hyperlink Penerapan Model Pembelajaran SHT
 
Keberkesanan kaedah konstruktivisme_dalam_pengajaran_dan_pembelajaran_matematik
Keberkesanan kaedah konstruktivisme_dalam_pengajaran_dan_pembelajaran_matematikKeberkesanan kaedah konstruktivisme_dalam_pengajaran_dan_pembelajaran_matematik
Keberkesanan kaedah konstruktivisme_dalam_pengajaran_dan_pembelajaran_matematik
 
contoh Jurnal Matematika
contoh Jurnal Matematikacontoh Jurnal Matematika
contoh Jurnal Matematika
 
Brain Based Learning
Brain Based LearningBrain Based Learning
Brain Based Learning
 
4. artikel jurnal (karunia eka lestari matematika)
4. artikel jurnal (karunia eka lestari matematika)4. artikel jurnal (karunia eka lestari matematika)
4. artikel jurnal (karunia eka lestari matematika)
 
Senarai harga buku Tahun 1 - 5 (2015)
Senarai harga buku Tahun 1 - 5 (2015)Senarai harga buku Tahun 1 - 5 (2015)
Senarai harga buku Tahun 1 - 5 (2015)
 
Jurnal Peningkatan Hasil Belajar Matematika siswa melalui penerapan pembelaja...
Jurnal Peningkatan Hasil Belajar Matematika siswa melalui penerapan pembelaja...Jurnal Peningkatan Hasil Belajar Matematika siswa melalui penerapan pembelaja...
Jurnal Peningkatan Hasil Belajar Matematika siswa melalui penerapan pembelaja...
 
Brain based learning
Brain based learningBrain based learning
Brain based learning
 
Brain Based Learning
Brain Based LearningBrain Based Learning
Brain Based Learning
 
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
 

Similar to Model Eliciting Activities (MEAs)

Pendekatan Pembelajaran realistik
Pendekatan Pembelajaran realistikPendekatan Pembelajaran realistik
Pendekatan Pembelajaran realistikVeronika Citra
 
Model pembelajaran matematika realistik indonesia ( pmri) jadi
Model pembelajaran matematika realistik indonesia  ( pmri) jadiModel pembelajaran matematika realistik indonesia  ( pmri) jadi
Model pembelajaran matematika realistik indonesia ( pmri) jadiAl-Zorozerofour Buitenzorg
 
KajianTindakan Matematik 2012
KajianTindakan Matematik 2012KajianTindakan Matematik 2012
KajianTindakan Matematik 2012marshiza
 
problem solving 1
problem solving 1problem solving 1
problem solving 1chryst tina
 
Problem Solving Matematika
Problem Solving MatematikaProblem Solving Matematika
Problem Solving MatematikaNailul Hasibuan
 
Artikel Strategi Pembelajaran Matematika
Artikel Strategi Pembelajaran MatematikaArtikel Strategi Pembelajaran Matematika
Artikel Strategi Pembelajaran Matematikarianti aprilia
 
20140305 yp01-stl01
20140305 yp01-stl0120140305 yp01-stl01
20140305 yp01-stl01Fppi Unila
 
Modelpembelajaranmatematikarealistikindonesiapmrijadi 131021213803-phpapp01
Modelpembelajaranmatematikarealistikindonesiapmrijadi 131021213803-phpapp01Modelpembelajaranmatematikarealistikindonesiapmrijadi 131021213803-phpapp01
Modelpembelajaranmatematikarealistikindonesiapmrijadi 131021213803-phpapp01Sang Pencerahan
 
RME and The Didactical Use Of Models
RME and The Didactical Use Of ModelsRME and The Didactical Use Of Models
RME and The Didactical Use Of ModelsFaridatul Lail
 
A5e15e3ebcd1aa7403c240be25f253e4 maklah problm-solving
A5e15e3ebcd1aa7403c240be25f253e4 maklah problm-solvingA5e15e3ebcd1aa7403c240be25f253e4 maklah problm-solving
A5e15e3ebcd1aa7403c240be25f253e4 maklah problm-solvingAchmad Abror
 
Proposal skripsi pendekatan problem solving
Proposal skripsi pendekatan problem solvingProposal skripsi pendekatan problem solving
Proposal skripsi pendekatan problem solvingelita takarai
 
bab20200015708.pdf
bab20200015708.pdfbab20200015708.pdf
bab20200015708.pdfYusmaYenti
 
Artikel Operasi hitung aljabar dengan menggunakan model Kooperatif Tipe Think...
Artikel Operasi hitung aljabar dengan menggunakan model Kooperatif Tipe Think...Artikel Operasi hitung aljabar dengan menggunakan model Kooperatif Tipe Think...
Artikel Operasi hitung aljabar dengan menggunakan model Kooperatif Tipe Think...reno sutriono
 
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE PADA MATERI OPERASI HI...
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF   TIPE THINK-PAIR-SHARE  PADA MATERI OPERASI HI...MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF   TIPE THINK-PAIR-SHARE  PADA MATERI OPERASI HI...
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE PADA MATERI OPERASI HI...devi kumala sari
 

Similar to Model Eliciting Activities (MEAs) (20)

Pendekatan Pembelajaran realistik
Pendekatan Pembelajaran realistikPendekatan Pembelajaran realistik
Pendekatan Pembelajaran realistik
 
Orneo
OrneoOrneo
Orneo
 
Model pembelajaran matematika realistik indonesia ( pmri) jadi
Model pembelajaran matematika realistik indonesia  ( pmri) jadiModel pembelajaran matematika realistik indonesia  ( pmri) jadi
Model pembelajaran matematika realistik indonesia ( pmri) jadi
 
KajianTindakan Matematik 2012
KajianTindakan Matematik 2012KajianTindakan Matematik 2012
KajianTindakan Matematik 2012
 
problem solving 1
problem solving 1problem solving 1
problem solving 1
 
Problem Solving Matematika
Problem Solving MatematikaProblem Solving Matematika
Problem Solving Matematika
 
Artikel Strategi Pembelajaran Matematika
Artikel Strategi Pembelajaran MatematikaArtikel Strategi Pembelajaran Matematika
Artikel Strategi Pembelajaran Matematika
 
Artikel
ArtikelArtikel
Artikel
 
20140305 yp01-stl01
20140305 yp01-stl0120140305 yp01-stl01
20140305 yp01-stl01
 
Modelpembelajaranmatematikarealistikindonesiapmrijadi 131021213803-phpapp01
Modelpembelajaranmatematikarealistikindonesiapmrijadi 131021213803-phpapp01Modelpembelajaranmatematikarealistikindonesiapmrijadi 131021213803-phpapp01
Modelpembelajaranmatematikarealistikindonesiapmrijadi 131021213803-phpapp01
 
Skripsi yang benar
Skripsi yang benarSkripsi yang benar
Skripsi yang benar
 
RME and The Didactical Use Of Models
RME and The Didactical Use Of ModelsRME and The Didactical Use Of Models
RME and The Didactical Use Of Models
 
Bab i (edit inty)
Bab i (edit inty)Bab i (edit inty)
Bab i (edit inty)
 
Proposal untuk pps
Proposal untuk ppsProposal untuk pps
Proposal untuk pps
 
Penerapan model
Penerapan modelPenerapan model
Penerapan model
 
A5e15e3ebcd1aa7403c240be25f253e4 maklah problm-solving
A5e15e3ebcd1aa7403c240be25f253e4 maklah problm-solvingA5e15e3ebcd1aa7403c240be25f253e4 maklah problm-solving
A5e15e3ebcd1aa7403c240be25f253e4 maklah problm-solving
 
Proposal skripsi pendekatan problem solving
Proposal skripsi pendekatan problem solvingProposal skripsi pendekatan problem solving
Proposal skripsi pendekatan problem solving
 
bab20200015708.pdf
bab20200015708.pdfbab20200015708.pdf
bab20200015708.pdf
 
Artikel Operasi hitung aljabar dengan menggunakan model Kooperatif Tipe Think...
Artikel Operasi hitung aljabar dengan menggunakan model Kooperatif Tipe Think...Artikel Operasi hitung aljabar dengan menggunakan model Kooperatif Tipe Think...
Artikel Operasi hitung aljabar dengan menggunakan model Kooperatif Tipe Think...
 
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE PADA MATERI OPERASI HI...
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF   TIPE THINK-PAIR-SHARE  PADA MATERI OPERASI HI...MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF   TIPE THINK-PAIR-SHARE  PADA MATERI OPERASI HI...
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE PADA MATERI OPERASI HI...
 

Recently uploaded

DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 

Recently uploaded (20)

DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 

Model Eliciting Activities (MEAs)

  • 1. PENDEKATAN MODEL-ELICITING ACTIVITIES (MEAS) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MAKALAH disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Belajar dan Pembelajaran Matematika oleh : Annisa Fatchatul Izzah (1404106) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2016
  • 2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika sebagai salah satu mata pelajaran dasar pada setiap jenjang pendidikan formal yang memegang peran penting. Matematika merupakan alat yang dapat memperjelas dan menyederhanakan suatu keadaan atau situasi melalui abstrak, idealisasi atau generalisasi untuk menjadi suatu studi ataupun pemecahan masalah. Dalam pembelajaran matematika secara konvensional, umumnya peserta didik tidak cukup diberi kesempatan untuk mengembangkan kemampuan penalaran mereka, sehingga lemahnya kemampuan siswa dalam menggunakan kemampuan berpikirnya untuk menyelesaikan masalah. Sementara kemampuan tersebut sangat penting bagi peserta didik di era global saat ini. Pentingnya kemampuan penalaran matematis bagi siswa tercantum dalam tujuan pembelajaran matematika di sekolah, yaitu melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, mengembangkan kemampuan memecahkan masalah, serta mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan ide- ide melalui lisan, tulisan, gambar, grafik, peta, diagram, dan sebagainya (Depdiknas,2006) Selain itu, dalam National Council of Teachers of Mathematics (NCTM, 2000), tercantum bahwa melalui pembelajaran matematika terdapat keterampilan berpikir matematika tingkat tinggi (high order mathematical thinking) yang perlu dimiliki serta untuk dikembangkan oleh siswa dalam proses pembelajaran matematika. Keterampilan tersebut, yaitu: Pemecahan masalah (problem solving); Penalaran dan pembuktian (reasoning and proof); Komunikasi (communication); Koneksi (connection); dan Representasi (representation). Salah satu upaya mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa yaitu dengan suatu pembelajaran yang membuat siswa aktif sehingga siswa dapat dengan leluasa untuk berpikir serta menanyakan kembali apa yang diterima dari gurunya. Pendekatan model-eliciting activities (MEAs) merupakan salah satu alternatif untuk membuat siswa dapat secara aktif ikut terlibat dalam proses pembelajaran matematika di kelas.
  • 3. B. Tujuan Setelah mempelajari modul ini diharapkan: 1. Guru dapat memahami dan menjelaskan pengertian model-eliciting activities (MEAs) melalui diskusi kelompok. 2. Guru dapat memahami tahapan model-eliciting activities (MEAs) melalui diskusi kelompok. 3. Guru dapat mengimplementasikan model-eliciting activities (MEAs) ini dalam pembelajaran matematika melalui simulasi praktik pembelajaran. C. Peta Kompetensi Setelah mempelajari modul ini diharapkan pembaca memiliki atau meningkatkan kompetensi sebagai berikut. 1. Memahami teori model-eliciting activities (MEAs). 2. Mampu mempraktikkan pembelajaran matematika dengan model-eliciting activities (MEAs). D. Ruang Lingkup Modul ini berisi tentang teori model-eliciting activities (MEAs), contoh penerapan model-eliciting activities (MEAs) dalam pembelajaran matematika SMA, dan panduan aktivitas pembelajaran dengan model-eliciting activities (MEAs).
  • 4. BAB II Kegiatan Pembelajaran A. Tujuan Setelah mempelajari modul ini diharapkan guru: 1. Memahami dan menjelaskan pengertian model-eliciting activities (MEAs). 2. Memahami tahap-tahap model-eliciting activities (MEAs). 3. Mampu mengimplementasikan model-eliciting activities (MEAs) ini dalam pembelajaran matematika. 4. Mampu meningkatkan profesionalisme dalam melaksanakan pembelajaran. B. Indikator Pencapaian Kompetensi Modul ini berisi model-eliciting activities (MEAs) bagi guru Matematika SMA. Indikator pencapaian kompetensi guru setelah mempelajari modul ini adalah guru mampu: 1. Menjelaskan pengertian model-eliciting activities (MEAs). 2. Memahami langkah-langkah model-eliciting activities (MEAs). 3. Menerapkan model-eliciting activities (MEAs) dalam pembelajaran dengan materi yang sesuai C. Uraian Materi 1. Pengertian Model-eliciting activities (MEAs) pada awalnya dibuat pada pertengahan 1970-an oleh pendidik matematika (Chamberlin, 2002; Lesh, Hoover, Tahan, Kelly & Post, 2000; Lesh & Lamon, 1992). Model Eliciting Activities (MEAs) adalah pendekatan pembelajaran untuk memahami, menjelaskan dan mengkomunikasikan konsep-konsep yang terkandung dalam suatu masalah melalui tahapan proses pemodelan matematika. Pendekatan model-eliciting activities (MEAs) adalah pendekatan pembelajaran yang didasarkan pada masalah realistis (kontekstual), bekerja dalam kelompok kecil, dan menyajikan sebuah model untuk membantu siswa membangun pemecahan masalah dan membuat siswa menerapkan pemahaman konsep matematika yang telah dipelajarinya (Nur’aviandini, 2013). Pada pembelajarannya, MEAs dirancang untuk kelompok-kelompok kecil yaitu 3-4 orang yang telah diatur berdasarkan tingkat kemampuannya dalam memahami matematika.
  • 5. Lesh dan Diefes-Dux, et al (Chamberlin dan Moon, 2005) menyatakan prinsip MEAs sebagai berikut: 1. Prinsip konstruksi model menekankan pada masalah yang harus didesain sehingga memungkinkan penciptaan model terkait dengan: unsur-unsur, hubungan dan operasi antara unsur-unsur, pola dan aturan yang mengatur hubungan ini. Siswa diminta untuk berpikir apakah konstruksi model tersebut benar untuk permasalahan yang ada 2. Prinsip realitas disebut prinsip keberartian. Prinsip realitas menyatakan bahwa masalah yang disajikan sebaiknya realitas dan dapat terjadi dalam kehidupan nyata. Prinsip ini bertujuan untuk meningkatkan minat siswa dalam mensimulasikan aktivitas yang nyata. Permasalahan yang realistis lebih memungkinkan solusi kreatif dari siswa. 3. Prinsip Self-Assessment menyatakan bahwa siswa harus mampu mengukur kelayakan dan kegunaan solusi tanpa bantuan guru. Prinsip ini terjadi saat kelompok-kelompok mencari jawaban yang tepat 4. Prinsip konstruksi dokumentasi menyatakan bahwa siswa harus mampu menyatakan pikiran mereka sendiri selama bekerja dalam MEAs dan bahwa proses berpikir mereka harus didokumentasikan dalam solusi. Tuntutan dokumentasi solusi melibatkan teknis penulisan. 5. Prinsip Effective Prototype menyatakan bahwa model yang dihasilkan harus dapat ditafsirkan oleh orang lain. Prinsip ini membantu siswa belajar bahwa solusi kreatif yang diterapkan pada permasalahan matematis berguna dan dapat digeneralisasikan. Solusi terbaik dari masalah matematis harus cukup kuat untuk diterapkan pada situasi berbeda dan mudah dipahami 6. Prinsip konstruksi shareability dan reusability menyatakan bahwa model harus dapat digunakan pada situasi serupa. Jika model yang dikembangkan dapat digeneralisasi pada situasi serupa, maka respon siswa dapat dikatakan sukses. 2. Tahap-Tahap Model-Eliciting Activities (MEAs) Tahap-tahap dalam model-eliciting activities (MEAs), yaitu: a. Mengidentifikasi dan menyederhanakan situasi masalah b. Membangun model matematis c. Mentransformasikan dan menyelesaikan model d. Mengidentifikasi model
  • 6. Menurut Chamberlin dan Moon (2008:5), MEAs diimplementasikan ke dalam beberapa langkah, yaitu: 1. Guru memberikan sebuah artikel yang memuat permasalahan yang berhubungan dengan konteks pelajaran bagi para siswa 2. Siswa merespon masalah-masalah yang terdapat pada artikel tersebut 3. Guru membaca kembali permasalahan bersama dengan siswa dan memastikan setiap kelompok mengerti apa yang ditanyakan 4. Siswa membuat model matematika dari permasalahan tersebut secara berkelompok 5. Setelah siswa menyelesaikan masalah tersebut, siswa mempresentasikan hasil pekerjaan mereka di depan kelas Proses pemodelan yang digambarkan dalam standar NCTM (1989). Proses ini menunjukkan bahwa pemodelan matematis adalah proses non linear yang meliputi tahap-tahap yang saling berhubungan. Menurut NCTM terhadap tahap-tahap dasar dalam proses pemodelan matematis yang meliputi: Pada tahap pertama, siswa mengidentifikasi masalah untuk dipecahkan dalam situasi dunia nyata dan menyatakannya dalam bentuk yang setepat mungkin. Dengan observasi, bertanya dan diskusi mereka berpikir tentang informasi apa yang penting atau tidak dalam situasi yang diberikan. Jadi, mereka menyederhanakan situasi dengan pertama-tama mengabaikan info yang kurang penting. Pada tahap kedua, siswa membuat repesentasi matematis tentang komponen spesifik dari masalah dan hubungan di antara mereka. Pada tahap ini siswa mendefinisikan variabel, membuat notasi dan secara eksplisit mengidentifikasi beberapa bentuk dari hubungan struktur matematis, membuat grafik atau menuliskan persamaan. Semua usaha matematisasi ini akhirnya mendorong siswa membangun model matematis. Situasi masalah dunia nyata Solusi dalam model Formulasi masalah Model matematis simplikasi validasi Interpretasi Transformasi Rill/Nyata Abstrak
  • 7. Pada tahap ketiga yaitu tahap transformasi, siswa menganalisa dan memanipulasi model untuk menemukan solusi secara matematika signifikan terhadap masalah yang teridentifikasi. Model ini, tahap kedua dipecahkan dan jawaban dipahami dalam konteks masalah yang orisinil. Pada tahap interpretasi, siswa membawa solusi matematis mereka yang dicapai dalam konteks dari model matematis kembali ke situasi masalah yang spesifik. Jika model yang sudah dikonstruksi telah melewati pengujian yang diberikan dalam proses validasi, model tersebut dipertimbangkan sebagi model yang kuat dengan sifat sharable and reasable (Lesh dan Doerr, 2003). 3. Integrasi Pendekatan Saintifik dengan Model-Eliciting Activities Model-Eliciting Activities (MEAs) adalah salah satu model yang menunjang pendekatan saintifik. Guru dapat mengintegrasikan pendekatan saintifik dengan Model-Eliciting Activities (MEAs) dalam pembelajaran di kelas. Berikut ini cara alternatif untuk mengintegrasikan pendekatan saintifik ke dalam Model-Eliciting Activities (MEAs). Model-Eliciting Activities Pendekatan Saintifik Keterangan Mengidentifikasi dan menyederhanakan situasi masalah Mengamati Menanya Siswa mengamati masalah yang diberikan gurus dan dirangsang untuk menemukan pemecahan masalah. Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya perihal konsep yang belum dimengerti. Membangun model matematis Mengumpulkan informasi Mengasosiasi Siswa mengumpulkan informasi untuk membangun model matematis Siswa mengolah data hingga didapatkan suatu kesimpulan. Siswa juga mengecek temuan mereka untuk kondisi lain yang serupa. Mentransformasikan dan menyelesaikan model Mengidentifikasi model Mengomunikasikan Siswa mempresentasikan hasil temuan dan pemecahan masalah di dalam kelas. Siswa atau kelompok lain menanggapi presentasi dengan pengarahan guru
  • 8. 4. Kelemahan Model-Eliciting Activities (MEAs) a. Membuat soal pemecahan masalah yang bermakna bagi siswa bukan merupakan hal yang mudah b. Mengemukakan masalah yang langsung dapat dipahami siswa sangat sulit sehingga banyak siswa yang mengalami kesulitan bagaimana merespon masalah yang diberikan c. Lebih dominannya soal pemecahan masalah terutama soal yang terlalu sulit untuk dikerjakan, terkadang membuat siswa jenuh d. Sebagian siswa bisa merasa bahwa kegiatan belajar mereka tidak menyenangkan karena kesulitan yang mereka hadapi
  • 9. BAB III PENUTUP a. Kesimpulan Model Eliciting Activities (MEAs) adalah pendekatan pembelajaran untuk memahami, menjelaskan dan mengkomunikasikan konsep-konsep yangterkandung dalam suatu masalah melalui tahapan proses pemodelan matematika. Melalui pendekatan Model Eliciting Activities (MEAs) ada beberapa tahap yang harus dilewati oleh siswa, yaitu mengidentifikasi dan menyederhanakan situasi masalah, membangun model matematis, mentransformasikan dan menyelesaikanmodel dan mengidentifikasi model. Dengan menggunakan model eliciting activities belajar siswa menjadi bermakna karena ia dapat menghubungkankonsepyangdipelajarinyadengankonsepyangsudahdikenalnya.
  • 10. DAFTAR PUSTAKA Chamberlin, Scott A & Moon, Sidney M. (2005). Model Eliciting Activities as a Tool to Develop and Identify Creatively Gifted Mathematicians. [online]. Tersedia: http://andrianifadly.wordpress.com/2012/01/13/model-eliciting-activities/. [30 April 2016]. Chamberlin, Scott A & Moon, Sidney M. (2008). How does the Problem Based Learning Approach Compare to the Model-Eliciting Activity Approach in Mathematics?. [Online]. Tersedia: http://www.cimt.plymouth.ac.uk/ journal/ chamberlin.pdf [9 Mei 2016]. Depdiknas. (2006). Permendiknas No. 22 tahun 2006. Jakarta : Depdiknas. Nur’aviandini, Tresna.(2013). Penerapan Pendekatan Model-Eliciting Activities (MEAs) dalam Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP. [Online]. Tersedia: http://repository.upi.edu/2928. Rahma. (2012). Model Eliciting Activities [Online]. Tersedia: http://id.scribd.com/doc/87325480/Model-Eliciting-Activities Shadiq, Fajar. Deduksi atau Penalaran Deduktif : Kelebihan dan Kekurangannya