SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
Download to read offline
JURNAL TABULARASA PPS UNIMED
Vol.12 No.3, Desember 2015
Peningkatan Kemampuan … (Suriyani, 224-234) 224
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN
KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA MTs NEGERI 2 MEDAN
MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN
PENDEKATAN OPEN-ENDED
Suriyani1
, Hasratuddin2
, Asmin3
1
Suriyani, M.Pd adalah Alumni Pascasarjana Pendidikan Matematika UNIMED Medan
2
Prof. Dr. Hasratuddin, M.Pd adalah Dosen PPs UNIMED Medan
3
Prof. Dr. Asmin, M.Pd adalah Dosen PPs UNIMED Medan
Email: suryani.jahwa@yahoo.com
Abstract
The aims of this research were: (1) to know the increasing in creative thinking
abilities of students taught using the Open-Ended approach and taught using
conventional teaching, (2) to know the increasing in student’s self-regulated learning
taught using mathematics learning with the Open-Ended approach and taught by
conventional learning, (3) to know the interaction between learning approaches and
early mathematics ability of students to the improvement of students' creative thinking
ability, and (4) to know the interaction between the learning approach and the ability of
early mathematics to the increasing of student’s self-regulated learning. This research
was conducted in MTs Negeri 2 Medan. This type of research was a quasi experimental
design with non - equivalent control group. The population in this study consisted of all
eighth grade students by taking a sample of four classes (two experimental classes and
two control classes) through purposive sampling technique. The instrument used
consisted of early mathematics ability tests, tests of creative thinking skills, and student’s
self-regulated learning questionnaire. Statistical hypothesis testing in this research using
Two Way ANOVA formula. The results showed that (1) there was increasing creative
thinking skills of students taught using mathematics learning with the Open-Ended
approach was better than those taught by conventional teaching, (2) there was
increasing in student’s self-regulated learning taught using mathematics learning with
the Open-Ended approach better than those taught with conventional teaching, (3) there
was no interaction between learning approaches and early mathematics ability of
students to the improvement of students' creative thinking ability, and (4) there was no
interaction between learning approaches and early mathematics ability of students to the
increasing of student’s self-regulated learning. Based on the research findings, the
Open-Ended approach could be recommended as one of the learning approaches that
used in primary schools to achieve competency creative thinking and self-regulated
learning.
Keywords: Open-Ended Approach, Creative Thinking, and Self-Regulated Learning
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah: (1)untuk mengetahui peningkatan kemampuan
berpikir kreatif siswa yang diajar menggunakan pendekatan Open-Ended dan yang diajar
menggunakan pembelajaran konvensional, (2)untuk mengetahui peningkatan
kemandirian belajar siswa yang diajar menggunakan pembelajaran matematika dengan
pendekatan Open-Ended dan yang diajar dengan pembelajaran konvensional, (3) untuk
mengetahui interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan kemampuan awal
matematika siswa terhadap peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa, dan (4) untuk
JURNAL TABULARASA PPS UNIMED
Vol.12 No.3, Desember 2015
Peningkatan Kemampuan … (Suriyani, 224-234) 225
mengetahui interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan kemampuan awal
matematika terhadap peningkatan kemandirian belajar siswa. Penelitian ini dilaksanakan
di MTs Negeri 2 Medan. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen
dengan desain kelompok kontrol non-ekivalen. Populasi dalam penelitian ini terdiri dari
seluruh siswa kelas VIII dengan mengambil sampel empat kelas (dua kelas eksperimen
dan dua kelas kontrol) melalui teknik Purposive Sampling. Instrumen yang digunakan
terdiri dari tes kemampuan awal matematika, tes kemampuan berpikir kreatif, dan angket
kemandirian belajar. Pengujian hipotesis statistik dalam penelitian ini menggunakan
rumus ANAVA Dua Jalan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) peningkatan
kemampuan berpikir kreatif siswa yang diajar menggunakan pembelajaran matematika
dengan pendekatan Open-Ended lebih baik daripada yang diajar dengan pembelajaran
konvensional, (2) peningkatan kemandirian belajar siswa yang diajar menggunakan
pembelajaran matematika dengan pendekatan Open-Ended lebih baik daripada yang
diajar dengan pembelajaran konvensional, (3) tidak terdapat interaksi antara pendekatan
pembelajaran dengan kemampuan awal matematika siswa terhadap peningkatan
kemampuan berpikir kreatif siswa, dan (4) tidak terdapat interaksi antara pendekatan
pembelajaran dengan kemampuan awal matematika siswa terhadap peningkatan
kemandirian belajar siswa. Berdasarkan temuan penelitian pendekatan Open-Ended
dapat direkomendasikan menjadi salah satu pendekatan pembelajaran yang digunakan di
sekolah utamanya untuk mencapai kompetensi berpikir kreatif dan kemandirian belajar.
Kata Kunci: Pendekatan Open-Ended, Berpikir Kreatif, dan Kemandirian Belajar
A. Pendahuluan
Matematika memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.
Berbagai bentuk simbol matematis digunakan manusia sebagai alat bantu dalam
perhitungan, penilaian, pengukuran, perencanaan, dan peramalan. Cornelius (Mulyono,
2003:253) mengemukakan bahwa ada lima alasan mengapa matematika perlu dipelajari
yaitu:” 1) matematika merupakan sarana berpikir yang jelas dan logis, 2) sarana
memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, 3) sarana mengenal pola-pola hubungan
dan generalisasi pengalaman, 4) sarana untuk mengembangkan kreativitas, dan 5) sarana
untuk meningkatkan kesadaran terhadap budaya”. Secara singkat matematika merupakan
mata pelajaran yang melatih anak untuk berpikir rasional, logis, cermat, jujur dan
sistematis. Pola pikir yang demikian sebagai suatu yang perlu dimiliki siswa sebagai
bekal dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu matematika juga memiliki beberapa tujuan penting yang termuat dalam
Peraturan Menteri pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 22 Tahun 2006 tentang
Standart Isi untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah tentang tujuan tiap pelajaran.
Mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai
berikut:1)Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep, dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam
pemecahan masalah, 2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan
manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan
gagasan dan pernyataan matematika, 3) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan
memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan
menafsirkan solusi yang diperoleh, 4) mengkomunikasikan gagasan dengan simbol,
tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. 5) memiliki
sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin
JURNAL TABULARASA PPS UNIMED
Vol.12 No.3, Desember 2015
Peningkatan Kemampuan … (Suriyani, 224-234) 226
tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika serta sikap ulet dan percaya
diri dalam pemecahan masalah (Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006:140).
Berdasarkan tujuan dari pentingnya matematika dipelajari maka tidak salah jika
proses pembelajaran matematika di kelas menjadi perhatian penting oleh para pelaku
pendidikan, khususnya seorang guru. Namun kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa
aktivitas dan kemampuan matematika siswa belum optimal. Aktivitas belajar siswa yang
belum optimal terlihat dari sikap ketergantungan siswa terhadap guru dalam proses
pembelajaran dan minat siswa untuk mengerjakan latihan baik di sekolah maupun di
rumah, sedangkan kemampuan matematika siswa yang belum optimal dapat dilihat dari
prestasi siswa baik di kelas maupun dalam kompetisi-kompetisi matematika tingkat local,
nasional, dan internasional. Matematika sering dianggap sebagai mata pelajaran yang
menjenuhkan dan sulit bagi siswa. Hal ini berakibat pada rendahnya hasil belajar siswa.
Padahal mau tidak mau matematika merupakan mata pelajaran yang wajib diberikan
kepada siswa sejak Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas.
Pembelajaran matematika di beberapa sekolah di Indonesia sejauh ini masih
didominasi pembelajaran konvensional dengan paradigma guru mengajar hanya
berorientasi pada hasil belajar yang dapat diamati dan diukur. Siswa pasif dan guru
cenderung memindahkan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa sehingga konsep,
prinsip dan aturan-aturan sulit difahami oleh siswa. Pembelajaran seperti ini tentunya
akan berakibat buruk pada prestasi belajar siswa-siswa sekolah di Indonesia, hal ini
terbukti dari hasil The Program for International Student Assessment 2010, posisi
Indonesia mengenaskan, kemampuan matematika siswa Indonesia yaitu hanya juara
ketiga dari bawah. Indonesia hanya lebih baik daripada Kirgistan dan Panama. Kondisi
itu bertahan sejak 2003. Artinya, selama sebelas tahun,kondisi itu stagnan atau tidak
berubah (Latief, 2011). Demikian pula hasil Trends in Mathematics and Science Study
(TIMSS) yang diikuti siswa kelas VIII Indonesia tahun 2011. Untuk bidang Matematika,
Indonesia berada di urutan ke-38 dengan skor 386 dari 42 negara yang siswanya dites.
Skor Indonesia ini turun 11 poin dari penilaian tahun 2007 (Napitupulu, 2012).
Kenyataan ini menunjukkan kemampuan matematis yang dimiliki siswa di Indonesia
jauh berada dibawah negara-negara lain. Apabila kita ingin bersaing dengan negara lain
maka perlu perubahan pola pembelajaran dan pola pendidikan terutama pada pelajaran
matematika dengan memberikan perlakuan-perlakuan serta penekanan-penekanan
tertentu dalam pembelajaran. Salah satunya adalah kemampuan berpikir kreatif dan
mempertimbangkan aspek afektif dalam diri siswa seperti halnya kemandirian belajar
siswa.
Apakah terdapat kreativitas dalam matematika? Menurut Pehnoken (dalam Ali
Mahmudin,2010:3), kreativitas tidak hanya terjadi pada bidang-bidang tertentu, seperti
seni, sastra, atau sains, melainkan juga ditemukan dalam berbagai bidang kehidupan,
termasuk matematika. Pembahasan mengenai kreativitas dalam matematika lebih
ditekankan pada prosesnya, yakni proses berpikir kreatif. Oleh karena itu, kreativitas
dalam matematika lebih tepat diistilahkan sebagai berpikir kreatif matematis. Meski
demikian, istilah kreativitas dalam matematika atau berpikir kreatif matematis dipandang
memiliki pengertian yang sama, sehingga dapat digunakan secara bergantian.
Kreativitas pada intinya merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan
sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk ciri-ciri
aptitude maupun nonaptitude, baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal
yang sudah ada, yang semuanya itu relatif berbeda dengan apa yang telah ada
sebelumnya (Reni, 2001:5). Sedangkan kemampuan berpikir kreatif adalah kemampuan
berpikir seseorang dalam mengembangkan ide-ide atau gagasan yang bersifat lancar
JURNAL TABULARASA PPS UNIMED
Vol.12 No.3, Desember 2015
Peningkatan Kemampuan … (Suriyani, 224-234) 227
(fluency), luwes (flexibility), orisinil (original), dan elaborasi (elaborasi). Hal ini sejalan
dengan apa yang dikemukakan Munandar (dalam Reni, 2001:19) yang menyatakan
bahwa:”Berpikir divergen adalah kemampuan memberikan bermacam-macam jawaban
berdasarkan informasi yang diberikan, dengan penekanan pada keragaman, jumlah dan
kesesuaian”.
Dalam kegiatan pembelajaran, siswa yang memiliki kemampuan berpikir kreatif
dapat membantu siswa lainnya yang mengalami masalah dalam memahami materi
pelajaran. Pengembangan kemampuan berpikir kreatif memang perlu dilakukan karena
kemampuan ini merupakan salah satu kemampuan yang dikehendaki dunia kerja.Tidak
diragukan lagi bahwa kemampuan berpikir kreatif juga menjadi penentu keunggulan
suatu bangsa. Daya kompetitif suatu bangsa sangat ditentukan oleh kreativitas sumber
daya manusianya. Pembelajaran matematika perlu dirancang sedemikian sehingga
berpotensi mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Pengembangan
kemampuan berpikir kreatif perlu dilakukan seiring dengan pengembangan cara
mengevaluasi atau cara mengukurnya. Pentingnya kreativitas dalam matematika
dikemukakan oleh Bishop (dalam A. Mahmudin, 2010:3) yang menyatakan bahwa
seseorang memerlukan dua keterampilan berpikir matematis, yaitu berpikir kreatif yang
sering diidentikkan dengan intuisi dan kemampuan berpikir analitik yang diidentikkan
dengan kemampuan berpikir logis. Sementara Kiesswetter (dalam A. Mahmudin, 2010:3)
menyatakan bahwa kemampuan berpikir fleksibel yang merupakan salah satu aspek
kemampuan berpikir kreatif merupakan kemampuan penting yang harus dimiliki siswa
dalam menyelesaikan masalah matematika. Pendapat ini menegaskan eksistensi
kemampuan berpikir kreatif matematis. Oleh karena itu, berpikir kreatif dan matematika
merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Matematika tumbuh dan berkembang
berdasarkan pemikiran-pemikiran yang kreatif, serta kemampuan berpikir kreatif
seseorang berkembang dengan baik sejauh mana seseorang tersebut mampu mencoba
menghasilkan hal-hal yang baru untuk menyelesaikan masalah.
Namun sejauh ini kemampuan berpikir kreatif siswa masih memprihatinkan.
Temuan yang peneliti dapatkan dalam mengukur kemampuan berpikir kreatif siswa
sangat mengecewakan. Ketika di lapangan peneliti mencobakan soal untuk mengukur
kemampuan berpikir kreatif pada siswa, hasilnya adalah kemampuan berpikir kreatif
siswa masih rendah. Siswa yang diuji adalah siswa kelas IX MTsN 2 Medan. Peneliti
mencoba menganalisis jawaban sebagaimana indikator dalam berpikir kreatif yaitu
berpikir lancar (fluency), berpikir luwes (flexibility), berpikir orisinil (original), dan
elaborasi (elaborasi) hasilnya adalah kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah
secara kreatif masih rendah. Dari 45 siswayang diuji 95% siswa atau 43 orang siswa
menjawab dengan cara yang tunggal yaitu luas permukaan satu batu bata kemudian
hasilnya dikali jumlah batu bata yang ada, sedangkan sisanya menjawab dengan cara
berbeda namun belum benar. Siswa belum dapat memberikan alternatif-alternatif
pemecahan masalah dengan ragam cara yang berbeda. Perbedaan bentuk soal dengan
contoh soal dan soal-soal yang biasa mereka selesaikan membuat siswa kebingungan
dan malas untuk mengerjakannya. Sikap ketergantungan siswa pada guru membuat
kebanyakan siswa meminta guru untuk memberikan contoh terlebih dahulu agar mereka
bisa mengerjakan soal tersebut. Tentunya hal ini menunjukkan satu masalah lain yang
bersamaan harus disoroti dalam pembelajaran matematika di kelas, yaitu kemandirian
belajar siswa.
Dalam 20 tahun terakhir ini aspek afektif mulai ditelaah para peneliti, selain itu
dalam rumusan standar kompetensi lulusan pendidikan dasar dan menengah tahun 2013
dimensi afektif mendapat perhatian pertama dalam rumusannya. Dalam rumusan
JURNAL TABULARASA PPS UNIMED
Vol.12 No.3, Desember 2015
Peningkatan Kemampuan … (Suriyani, 224-234) 228
tersebut dinyatakan bahwa siswa lulusan pendidikan dasar dan menengah hendaknya
memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu,
percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. Maka tidak berlebihan
jika aspek afektif seperti halnya kemandirian belajar menjadi sorotan untuk mendukung
kemampuan kognitif para siswa.
Kemandirian belajar berkaitan dengan belajar mandiri namun bukanlah belajar sendiri
atau memisahkan siswa dari siswa lainnya. Siswa boleh bertanya, berdiskusi ataupun
meminta penjelasan dari orang lain. Kemandirian belajar akan terbentuk dari proses
belajar mandiri. Hal yang terpenting dalam proses belajar adalah peningkatan
kemampuan dan ketrampilan siswa dalam proses belajar tanpa bantuan orang lain,
sehingga pada akhirnya siswa tidak tergantung pada guru, pembimbing, teman, atau
orang lain dalam belajar. Tuntutan pengembangan kemandirian belajar yang tertulis
dalam kurikulum matematika antara lain menyebutkan bahwa pelajaran matematika
harus menanamkan sikap menghargai matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa
ingin tahu, perhatian, minat dalam mempelajari matematika, sikap mandiri, ulet, dan
percaya diri dalam pemecahan masalah.
Pentingnya sikap kemandirian siswa yang diharapkan dalam belajar matematika
ternyata bertolak belakang dengan kenyataan yang diperoleh dari hasil wawancara
peneliti dengan salah satu guru Ibu Hanizar Sari yang merupakan guru matematika
MTsN 2 Medan, beliau mengatakan bahwa masih banyak siswa yang belum bisa menjadi
pembelajar mandiri. Sebagai contoh, (1) siswa tidak melakukan persiapan sebelum
menghadapi pembelajaran di sekolah, dan mempelajari materi hanya apabila akan
dilaksanakan tes, (2) ketika mengerjakan suatu soal yang diterapkan pada persoalan
nyata siswa cenderung sulit bila sebelumnya tidak diberi contoh soal yang sama
bentuknya, (3) dan apabila diminta untuk maju ke depan kelas mengerjakan suatu soal
siswa hanya menunggu teman yang lain untuk mengerjakannya. Berdasarkan fakta ini,
disimpulkan tingkat kemandirian belajar matematika siswa masih rendah.
Kondisi yang terjadi dalam uji coba tersebut disebabkan pembelajaran
matematika di sekolah masih menitik beratkan pada proses belajar berhitung yang sudah
disiapkan rumus-rumusnya tanpa memperlihatkan aspek kemampuan siswa
mengembangkan ide-ide yang dimilikinya, serta kemampuan siswa menghubungkan
fakta-fakta dan memperkirakan jawaban serta solusinya. Pembelajaran matematika
cenderung ditujukan pada pencapaian target materi atau sesuai buku yang digunakan
sebagai buku wajib dengan berorientasi pada soal-soal ujian nasional (Utomo, 2012:2).
Salah satu langkah yang bisa dilakukan oleh guru untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kreatif dan kemandirian belajar siswa adalah memilih pendekatan
pembelajaran yang tepat dan berorientasi pada kompetensi siswa khususnya kemampuan
befikir kreatif dan kemandirian belajar siswa, yaitu diperlukan suatu pendekatan dalam
menyampaikan pembelajaran yang dapat meningkatkan sikap siswa atau membuat siswa
berpikir positif terutama pada pembelajaran matematika. Guru dapat menyajikan
pembelajaran yang bernuansa pemecahan masalah dan berpandangan konstruktivisme
sebagai salah satu upaya meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis dan
kemandirian belajar siswa. Pembelajaran yang seperti itu, diantaranya adalah
pembelajaran matematika dengan pendekatan Open-Ended.
Kelebihan pembelajaran dengan Open-Ended terletak pada cara penyelesaiannya
maupun jawabannya yang tidak tunggal dalam memecahkan masalah. Menurut Hudiono
(dalam Lambertus, 2013: 75) “Pendekatan Open-Ended dalam pembelajaran matematika
bertujuan menciptakan suasana pembelajaran bagi siswa memperoleh pengalaman baru
JURNAL TABULARASA PPS UNIMED
Vol.12 No.3, Desember 2015
Peningkatan Kemampuan … (Suriyani, 224-234) 229
melalui proses pembelajaran”. Inti pembelajaran Open-Ended adalah membangun
kegiatan interaktif antara matematika dan siswa sehingga mengundang siswa untuk
menjawab permasalahan melalui berbagai strategi. Pemecahan masalah matematis
tersebut merupakan salah satu unsur daya matematis tingkat tinggi yang menuntut
kemampuan berpikir kreatif matematis. Pendekatan Open-Ended menjanjikan suatu
kesempatan kepada siswa untuk menginvestigasi berbagai strategi dan cara yang
diyakininya sesuai dengan kemampuan mengelaborasi . Tujuannya tiada lain adalah agar
kemampuan berpikir matematika siswa dapat berkembang secara maksimal dan pada saat
yang sama kegiatan-kegiatan kreatif dari setiap siswa terkomunikasikan melalui proses
belajar mengajar. Guru mengemas pembelajaran sekaligus memanfaatkan kesempatan
untuk mengembamgkan materi pembelajaran lebih lanjut yang sedikit banyak telah
dikenal oleh siswa sendiri. Dengan cara demikian siswa akan benar- benar merasa
berkepentingan dan termotivasi tinggi untuk menyelesaikan permasalahan sendiri.
B. Metodologi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MTs Negeri 2 Medan Tahun Pelajaran 2013/2014
yang beralamat di Jalan Peratu Medan. Penelitian ini berbentuk kuasi eksperimen
(eksperimen semu) dengan dua kelompok sampel, yaitu kelompok siswa yang
memperoleh pembelajaran dengan pendekatan Open-Ended dan kelompok siswa yang
memperoleh pembelajaran konvensional.
Adapun desain penelitian sebagai berikut (modifikasi Ruseffendi,2005:53):
O1 X1 O2 :(kelompok eksperimen dengan pembelajaran Open-Ended)
O1 X2 O2 :(kelompok kontrol dengan pembelajaran biasa)
Permasalahn yang diangkat dalam penelitian ini adalah kemampuan berpikir
kreatif dan kemandirian belajar siswa yang rendah. Untuk mengatasi permasalahan
tersebut diterapkan pembelajaran matematika dengan pendekatan Open-Ended.
Teknik validasi yang dilakukan adalah validasi isi yang dilakukan oleh para ahli
dan validasi konstruk untuk melihat ketajaman tes dalam mengukur kemampuan yang
telah dirumuskan dalam tujuan pembelajaran.
Teknik analisis data yang digunakan adalah Anava Dua Jalur untuk melihat
peningkatan kemampuan berpikir kreatif dan kemandirian belajar siswa yang diajar
dengan pendekatan Open-Ended dan pembelajaran konvensional. Selain itu analisis
Anava Dua Jalur juga digunakan untuk melihat interaksi antara pembelajaran dan
kemampuan awal matematika siswa terhadap peningkatan kemampuan berpikir kreatif
dan kemandirian belajar siswa.
C. Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan analisis seluruh data hasil penelitian yang diperoleh melalui dua instrument
yaitu tes dan angket yang diberikan pada siswa kelas VIII-2, VIII-3, VIII-6, dan VIII-7
MTs Negeri 2 Medan dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan peningkatan
kemampuan berpikir kreatif dan kemandirian belajar siswa yang diajar menggunakan
pembelajaran matematika dengan pendekatan Open-Ended dan pembelajaran
konvensional.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa rata-rata hasil pretes kemampuan
berpikir kreatif matematis pada kelas eksperimen, yaitu kelas yang menggunakan
pembalajaran matematika dengan pendekatan Open-Ended sebesar 3,831, sedangkan
pada kelas kontrol, yaitu kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional sebesar
2,191. Di samping itu, rata-rata hasil postes kemampuan berpikir kreatifi pada kelas
eksperimen sebesar 9,213, sedangkan pada kelas kontrol sebesar 4,561. Hal ini
JURNAL TABULARASA PPS UNIMED
Vol.12 No.3, Desember 2015
Peningkatan Kemampuan … (Suriyani, 224-234) 230
menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Untuk mengukur besar peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis
dilakukan perhitungan indeks gain pada kelas keperimen dan kelas kontrol dan diperoleh
rata-rata indeks gain hasil tes kemampuan berpikir kreatif matematis pada kelas
eksperimen sebesar 5,190, sedangkan pada kelas kontrol sebesar 2,261, sehingga
peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis pada kelas ekperimen lebih tinggi
daripada kelas kontrol. Taraf signifikansi yang menunjukkan peningkatan kemampuan
berpikir kreatif dapat dilihat pada tabel hasil analisis Anava Dua Jalur berikut ini:
Source
Type III Sum
of Squares
df
Mean
Square
F Sig.
Corrected Model 613.975a
5 122.795 11.750 .000
Intercept 2064.075 1 2064.075 197.501 .000
KELOMPOK 316.189 1 316.189 30.254 .000
KEMAMPUAN 127.181 2 63.590 6.085 .003
KELOMPOK *
KEMAMPUAN
13.796 2 6.898 .660 .518
Error 1797.570 172 10.451
Total 5087.815 178
Corrected Total 2411.545 177
Tabel 1. Rangkuman Uji Anova Dua Jalan Data Gain Kemampuan Berpikir Kreatif
Siswa
Dari tabel di atas dapat dilihat taraf signifikan pada kelompok pembelajaran
adalah 0,000 < 0,05, sehingga Ho di tolak atau terdapat perbedaan peningkatan
kemampuan berpikir kreatif siswa yang diajar menggunakan pembelajaran matematika
dengan pendekatan Open-Ended dan pembelajaran konvensional. Pada kolom taraf
signifikan interaksi antara kelompok pembelajaran dengan kemampuan awal matematika
siswa terlihat bahwa taraf signifikannya adalah 0,518 > 0,05, sehingga Ho diterima atau
tidak terdapat interaksi antara pembelajaran dengan kemampuan awal matematika
terhadap peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa.
Sedangkan berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa rata-rata hasil pretes
kemandirian belajar siswa pada kelas eksperimen, yaitu kelas yang menggunakan
pembelajaran matematika dengan pendekatan Open-Ended sebesar 96,179, sedangkan
pada kelas kontrol, yaitu kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional sebesar
101,573. Di samping itu, rata-rata hasil postes kemandirian belajar pada kelas
eksperimen sebesar 106,752, sedangkan pada kelas kontrol sebesar 107,966. Hal ini
menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kemandirian belajar siswa pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
Untuk mengukur besar peningkatan kemandirian belajar siswa selanjutnya
dilakukan perhitungan indeks gain pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dan
diperoleh rata-rata indeks gain hasil pengisian angket skala kemandirian belajar pada
kelas eksperimen sebesar 9,905, sedangkan pada kelas kontrol sebesar 5,687, sehingga
peningkatan kemandirian belajar siswa pada kelas ekperimen lebih tinggi daripada kelas
kontrol. Peningkatan kemandirian belajar dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
JURNAL TABULARASA PPS UNIMED
Vol.12 No.3, Desember 2015
Peningkatan Kemampuan … (Suriyani, 224-234) 231
Source
Type III Sum
of Squares
df
Mean
Square
F Sig.
Corrected Model 813.864a
5 162.773 1.311 .262
Intercept 8023.325 1 8023.325 64.609 .000
KELOMPOK 546.413 1 546.413 4.400 .037
KEMAMPUAN 18.867 2 9.433 .076 .927
KELOMPOK *
KEMAMPUAN
2.458 2 1.229 .010 .990
Error 21359.591 172 124.184
Total 32993.271 178
Corrected Total 22173.456 177
Tabel 2. Rangkuman Uji Anova Dua Jalur Data Gain Kemandirian Belajar Siswa
Dari tabel di atas dapat dilihat taraf signifikan pada kelompok pembelajaran
adalah 0,037 < 0,05, sehingga Ho di tolak atau terdapat perbedaan peningkatan
kemandirian belajar siswa yang diajar menggunakan pembelajaran matematika dengan
pendekatan Open-Ended dan pembelajaran konvensional. Pada kolom taraf signifikan
interaksi antara kelompok pembelajaran dengan kemampuan awal matematika siswa
terlihat bahwa taraf signifikannya adalah 0,990>0,05, sehingga Ho diterima atau tidak
terdapat interaksi antara pembelajaran dengan kemampuan awal matematika terhadap
peningkatan kemandirian belajar siswa.
D. Penutup
Berdasarkan rumusan masalah, hasil penelitian, dan pembahasan seperti yang telah
dikemukakan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran
matematika dengan pendekatan Open-Ended dapat meningkatkan kemampuan berpikir
kreatif dan kemandirian belajar siswa. Secara terperinci dapat disimpulkan sebagai
berikut
1) Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis antara siswa
yang menggunakan pembelajaran matematika dengan pendekatan Open-Ended dan
pembelajaran konvensional. Peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis
siswa yang menggunakan pembelajaran matematika dengan pendekatan Open-Ended
lebih baik dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan menggunakan
pembelajaran konvensional.
2) Tidak terdapat interaksi antara pembelajaran dengan kemampuan awal siswa terhadap
peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa. Perbedaan kemampuan berpikir
kreatif matematis siswa disebabkan karena faktor pendekatan pembelajaran bukan
kemampuan awal matematika siswa.
3) Terdapat perbedaan peningkatan kemandirian belajar antara siswa yang
menggunakan pembelajaran matematika dengan pendekatan Open-Ended dan
pembelajaran konvensional. Peningkatan kemandirian belajar siswa antara yang
menggunakan pembelajaran matematika dengan pendekatan Open-Ended lebih baik
dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.
4) Tidak terdapat interaksi antara pembelajaran dan kemampuan awal matematika siswa
terhadap peningkatan kemandirian belajar siswa. Perbedaan peningkatan kemandirian
belajar siswa disebabkan karena faktor pendekatan pembelajaran bukan kemampuan
awal matematika siswa.
JURNAL TABULARASA PPS UNIMED
Vol.12 No.3, Desember 2015
Peningkatan Kemampuan … (Suriyani, 224-234) 232
DAFTAR PUSTAKA
Adawiyah, Robiatul. 2012. Pengembangan Model Konseling Behaviour Dengan Teknik
Modeling Untuk Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa SMPN 4 Wanasari
Brebes. Jurnal Bimbingan Konseling 1 (1) (2012) ISSN 2252. Diakses tanggal
10 April 2013).
Aqib, Zainal. 2009. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SMP, SMA, SMK. Bandung:
Yrama Widya.
Akbar Hawadi, Reni, dkk. 2001. Kreativitas. Jakarta: Gramedia.
Arikunto, S. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Asmin dan Abil. 2012. Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar dengan Analisis Klasik
dan Modern.Medan: LARISPA.
Ayu Khalistin, Rizky dan Erry Hidayanto. 2012. Penerapan Pendekatan Pembelajaran
Open-Ended untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas
VII-A SMP Negeri 1 Batu pada Materi Segi Empat. Jurnal Pendidikan
Matematika Volume 3 Nomor 3, 3 Januari 2012. Diakses tanggal 30 Desember
2013).
Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006. Standar Isi untuk Satuan Pendidikan
Menengah Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SMP/MTs. Jakarta:
Badan Standar Nasional Pendidikan. Diakses tanggal 12 Januari 2014.
Bao, Lei. 2006. Theoritical Comparisons of Average Normalized Gain Calculation.
Department of Physics, The Ohio State University, 191 W. Woodruff Avenue,
Columbus, Ohio 43210, Am. J. Phys. 74 _10_, October 2006. Diakses tanggal
20 Desember 2013).
Bosch, Nancy. 2008. Rubric for Creative Thinking Skills Evaluation from Nancy Bosch.
Diakses tanggal 11 Mei 2014.
DePorter, Bobbi. 2000. Quantum Learning Membiasakan Belajar Nyaman dan
Menyenangkan. Bandung: Kaifa
Intan Sari, Etika. 2010. Meningkatkan Kemandirian Siswa dalam Belajar Matematika
melalui Pendekatan Open Ended.Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah. Diakses
tanggal 20 April 2014.
KEMENDIKBUD. 2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54
Tahun 2013. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Diakses tanggal 9 Mei
2014.
Khairina. 2012. Penerapan Pendekatan Pembelajaran Open Ended untuk Meningkatkan
Kemampuan Berfikir Kreatif dan Penalaran Matematis Siswa Sekolah
Menengah Atas. Tidak diterbitkan: Medan: PPs UNIMED.
JURNAL TABULARASA PPS UNIMED
Vol.12 No.3, Desember 2015
Peningkatan Kemampuan … (Suriyani, 224-234) 233
Kosasih. 2012.Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kreatif Dan Komunikasi Matematis
Siswa SMP Melalui Pmbelajaran Dengan Pendekatan Open-Ended. Universitas
Pendidikan Indonesia. Diakses 7 Maret 2013).
Lambertus, dkk. 2013. Penerapan Pendekatan Open-Ended untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Siswa SMP. Jurnal Pendidikan
Matematika Volume 4 Nomor 1 Januari 2013. Diakses tanggal 30 Desember
2013.
Latief. 2011. 76,6PersenSiswaSMP"Buta"Matematika.Diakses tanggal 12 Maret 2013)
Mahmudin, Ali. 2010. Mengukur Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis. Makalah
Konfrensi Nasional Matematika XV. UNIMA Manado 30 Juni-3 Juli 2010.
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Diakses tanggal 25 Agustus 2013.
Masganti dan Usiono. Senam Otak dan Pembelajaran. Fakultas Tarbiyah IAINSU:P4TK.
Mulyono, A. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Napitupulu, Ester Lince. 2012. Prestasi Sains dan Matematika Indonesia Menurun. Diakses
tanggal 12 Maret 2013).
Nuraini. 2012. Pengaruh Penerapan Pendekatan Open-Ended tehadap Tingkat
Kreativitas, Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika, dan Sikap Siswa
SMP di Aek Kanopan. PPs UNIMED.
Prasetyo, Bambang dan Lina M Jannah. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Priyo Utomo, Dwi. 2012. Model Pembelajaran Kooperatif: Teori yang Mendasari dan
Prakteknya dalam pembelajaran di Sekolah Dasar. UMM Scientific Journal,
Pebruari 2012, P. 2, 4. Diakses 22 Pebruari 2013).
Realin Setiamihardja, Kusmiyati. 2007. Pendekatan Open Ended dalam Pembelajaran
Matematika di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dasar, No. 8 oktober 2007.
Diakses tanggal 15 Maret 2014.
Ruseffendi, E.T. 2005. Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non-Eksakta
Lainnya. Bandung: Tarsito.
Sari, Yunita, dkk. 2013. Penerapan Pendekatan Open-Ended dalam Pembelajaran
Matematika untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Matematis Siswa
Ditinjau dari Respon Siswa terhadap Pembelajaran Tahun Ajaran 2011/2012.
Jurnal Pendidikan Matematika Solusi Vol.1 No.1 Maret 2013. Diakses tanggal
esem er ).
Sudjana. 2005. Metoda Statistika .Bandung: Tarsito.
Sugiyono. 2013. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Supriadi, Dedi. 1994. Kreativitas, Kebudayaan, dan Perkembangan IPTEK. Bandung:
Alfabeta.
Tahar, Irzan dan Enceng. 2006. Hubungan Kemandirian Belajar dan Hasil Belajar pada
Pendidikan Jarak Jauh. Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh, Volume. 7,
Nomor 2, September 2006, 91-101. iakses tanggal esem er ).
JURNAL TABULARASA PPS UNIMED
Vol.12 No.3, Desember 2015
Peningkatan Kemampuan … (Suriyani, 224-234) 234
Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, Konsep, Landasan,
dan IMplementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Jakarta: Kencana.
Uhti. 2011. Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Open Ended untuk
Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Sekolah
Menengah. PROSIDING ISBN : 978 – 979 – 16353 – 6 – 3. Diakses tanggal 1
Januari 2014.
Uno, H. B. 2008. Perencanan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Wahidmurni. 2010. Evaluasi Pembelajaran (Kompetensi dan Praktik). Yogyakarta:
Nuha Litera.
Walpole & Myers. 1995. Ilmu Peluang dan Statistika untuk insinyurdanilmuwan.
Bandung. Penerbit ITB.
Zimmarman. 2008. Investigating Regulation and Motivasion :Historical Background,
Methodology Development, and Future Prospects. Amecan Educational
Research Journal. Manth 2008, Vol. 45, No. 1 pp. 166-183. Diakses tanggal 11
Februarii 2013.

More Related Content

What's hot

4. artikel jurnal (karunia eka lestari matematika)
4. artikel jurnal (karunia eka lestari matematika)4. artikel jurnal (karunia eka lestari matematika)
4. artikel jurnal (karunia eka lestari matematika)ulfah Nasution
 
Jurnal pendidikan matematika
Jurnal pendidikan matematikaJurnal pendidikan matematika
Jurnal pendidikan matematikaNurmalianis Anis
 
contoh Jurnal Matematika
contoh Jurnal Matematikacontoh Jurnal Matematika
contoh Jurnal Matematikaimam syafii
 
Peningkatan kemampuan pemecahan masalah
Peningkatan kemampuan pemecahan masalahPeningkatan kemampuan pemecahan masalah
Peningkatan kemampuan pemecahan masalahLukman
 
2132 4233-1-pb
2132 4233-1-pb2132 4233-1-pb
2132 4233-1-pbFppi Unila
 
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATK...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATK...PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATK...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATK...NERRU
 
Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)
Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)
Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)Lusi Kurnia
 
Contoh artikel Tes
Contoh artikel TesContoh artikel Tes
Contoh artikel Tesanggadiyan
 
Metode problen solving
Metode problen solvingMetode problen solving
Metode problen solvingkaffah
 
Laporan mini riset Pembelajaran Berbasis Masalah
Laporan mini riset Pembelajaran Berbasis MasalahLaporan mini riset Pembelajaran Berbasis Masalah
Laporan mini riset Pembelajaran Berbasis MasalahNailul Hasibuan
 
Skripsi isti 06301241046
Skripsi isti 06301241046Skripsi isti 06301241046
Skripsi isti 06301241046Fppi Unila
 
Proposal kuantitatif
Proposal kuantitatifProposal kuantitatif
Proposal kuantitatifAlina Margono
 
2531 5071-1-pb
2531 5071-1-pb2531 5071-1-pb
2531 5071-1-pbFppi Unila
 
25022013 siska ryane mpmt
25022013 siska ryane mpmt25022013 siska ryane mpmt
25022013 siska ryane mpmtsiskaryane
 
Lusi kurnia (06081181419023) tugas penelitian pendidikan
Lusi kurnia (06081181419023) tugas penelitian pendidikan Lusi kurnia (06081181419023) tugas penelitian pendidikan
Lusi kurnia (06081181419023) tugas penelitian pendidikan Lusi Kurnia
 
Artikel Academic Writing
Artikel Academic WritingArtikel Academic Writing
Artikel Academic Writingmarselladia
 
Power point skripsi
Power point skripsiPower point skripsi
Power point skripsisiskaningsih
 

What's hot (19)

4. artikel jurnal (karunia eka lestari matematika)
4. artikel jurnal (karunia eka lestari matematika)4. artikel jurnal (karunia eka lestari matematika)
4. artikel jurnal (karunia eka lestari matematika)
 
Jurnal pendidikan matematika
Jurnal pendidikan matematikaJurnal pendidikan matematika
Jurnal pendidikan matematika
 
contoh Jurnal Matematika
contoh Jurnal Matematikacontoh Jurnal Matematika
contoh Jurnal Matematika
 
Peningkatan kemampuan pemecahan masalah
Peningkatan kemampuan pemecahan masalahPeningkatan kemampuan pemecahan masalah
Peningkatan kemampuan pemecahan masalah
 
2132 4233-1-pb
2132 4233-1-pb2132 4233-1-pb
2132 4233-1-pb
 
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATK...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATK...PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATK...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATK...
 
Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)
Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)
Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)
 
Proposal Penelitian (Pendidikan Matematika)
Proposal Penelitian (Pendidikan Matematika)Proposal Penelitian (Pendidikan Matematika)
Proposal Penelitian (Pendidikan Matematika)
 
Contoh artikel Tes
Contoh artikel TesContoh artikel Tes
Contoh artikel Tes
 
Metode problen solving
Metode problen solvingMetode problen solving
Metode problen solving
 
Proposal SKRIPSI
Proposal SKRIPSIProposal SKRIPSI
Proposal SKRIPSI
 
Laporan mini riset Pembelajaran Berbasis Masalah
Laporan mini riset Pembelajaran Berbasis MasalahLaporan mini riset Pembelajaran Berbasis Masalah
Laporan mini riset Pembelajaran Berbasis Masalah
 
Skripsi isti 06301241046
Skripsi isti 06301241046Skripsi isti 06301241046
Skripsi isti 06301241046
 
Proposal kuantitatif
Proposal kuantitatifProposal kuantitatif
Proposal kuantitatif
 
2531 5071-1-pb
2531 5071-1-pb2531 5071-1-pb
2531 5071-1-pb
 
25022013 siska ryane mpmt
25022013 siska ryane mpmt25022013 siska ryane mpmt
25022013 siska ryane mpmt
 
Lusi kurnia (06081181419023) tugas penelitian pendidikan
Lusi kurnia (06081181419023) tugas penelitian pendidikan Lusi kurnia (06081181419023) tugas penelitian pendidikan
Lusi kurnia (06081181419023) tugas penelitian pendidikan
 
Artikel Academic Writing
Artikel Academic WritingArtikel Academic Writing
Artikel Academic Writing
 
Power point skripsi
Power point skripsiPower point skripsi
Power point skripsi
 

Similar to PENDEKATAN OPEN-ENDED MENINGKATKAN BERPIKIR KREATIF

Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)
Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)
Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)Vina Dwi Purnamasari
 
eva sutriana 162050701068.pdf
eva sutriana 162050701068.pdfeva sutriana 162050701068.pdf
eva sutriana 162050701068.pdfAnastasya161
 
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ...PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ...NERRU
 
22302072010_Ibnu Rizki Wardhana_PPT Koneksi Matematis.pptx
22302072010_Ibnu Rizki Wardhana_PPT Koneksi Matematis.pptx22302072010_Ibnu Rizki Wardhana_PPT Koneksi Matematis.pptx
22302072010_Ibnu Rizki Wardhana_PPT Koneksi Matematis.pptxIbnuRizki8
 
Meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa smp melalui penerapan metod...
Meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa smp melalui penerapan metod...Meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa smp melalui penerapan metod...
Meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa smp melalui penerapan metod...umdatus
 
Pengaruh Open-Ended terhadap Peningkatan Kreativitas Matematik
Pengaruh Open-Ended terhadap Peningkatan Kreativitas MatematikPengaruh Open-Ended terhadap Peningkatan Kreativitas Matematik
Pengaruh Open-Ended terhadap Peningkatan Kreativitas MatematikMuhammad Natsir Maulana
 
Penelitian tindakan kelas ipa smp
Penelitian tindakan kelas ipa smpPenelitian tindakan kelas ipa smp
Penelitian tindakan kelas ipa smpFenty Simanungkalit
 
3351 6492-1-pb
3351 6492-1-pb3351 6492-1-pb
3351 6492-1-pbFppi Unila
 
JURNAL RISET PENDIDIKAN MTK.pptx
JURNAL RISET PENDIDIKAN MTK.pptxJURNAL RISET PENDIDIKAN MTK.pptx
JURNAL RISET PENDIDIKAN MTK.pptxdika410943
 

Similar to PENDEKATAN OPEN-ENDED MENINGKATKAN BERPIKIR KREATIF (20)

Ipi183134
Ipi183134Ipi183134
Ipi183134
 
Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)
Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)
Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)
 
eva sutriana 162050701068.pdf
eva sutriana 162050701068.pdfeva sutriana 162050701068.pdf
eva sutriana 162050701068.pdf
 
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ...PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ...
 
22302072010_Ibnu Rizki Wardhana_PPT Koneksi Matematis.pptx
22302072010_Ibnu Rizki Wardhana_PPT Koneksi Matematis.pptx22302072010_Ibnu Rizki Wardhana_PPT Koneksi Matematis.pptx
22302072010_Ibnu Rizki Wardhana_PPT Koneksi Matematis.pptx
 
Meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa smp melalui penerapan metod...
Meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa smp melalui penerapan metod...Meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa smp melalui penerapan metod...
Meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa smp melalui penerapan metod...
 
Pengaruh Open-Ended terhadap Peningkatan Kreativitas Matematik
Pengaruh Open-Ended terhadap Peningkatan Kreativitas MatematikPengaruh Open-Ended terhadap Peningkatan Kreativitas Matematik
Pengaruh Open-Ended terhadap Peningkatan Kreativitas Matematik
 
laporan Ptk destri saragih merangin
laporan Ptk destri saragih meranginlaporan Ptk destri saragih merangin
laporan Ptk destri saragih merangin
 
Penelitian tindakan kelas ipa smp
Penelitian tindakan kelas ipa smpPenelitian tindakan kelas ipa smp
Penelitian tindakan kelas ipa smp
 
Seminar Usul penelitian
Seminar Usul penelitianSeminar Usul penelitian
Seminar Usul penelitian
 
44439-122380-1-SP.docx
44439-122380-1-SP.docx44439-122380-1-SP.docx
44439-122380-1-SP.docx
 
3351 6492-1-pb
3351 6492-1-pb3351 6492-1-pb
3351 6492-1-pb
 
rancangan PTK Aulia rahmawati
rancangan PTK Aulia rahmawati rancangan PTK Aulia rahmawati
rancangan PTK Aulia rahmawati
 
Bab i.3 doc
Bab i.3 docBab i.3 doc
Bab i.3 doc
 
Verifikasi Startium
Verifikasi Startium Verifikasi Startium
Verifikasi Startium
 
Karil Muhamad Syahril
Karil Muhamad SyahrilKaril Muhamad Syahril
Karil Muhamad Syahril
 
widyaa.pdf
widyaa.pdfwidyaa.pdf
widyaa.pdf
 
DL X STAD.pdf
DL X STAD.pdfDL X STAD.pdf
DL X STAD.pdf
 
JURNAL RISET PENDIDIKAN MTK.pptx
JURNAL RISET PENDIDIKAN MTK.pptxJURNAL RISET PENDIDIKAN MTK.pptx
JURNAL RISET PENDIDIKAN MTK.pptx
 
Ppt filsafat pendidikan
Ppt filsafat pendidikanPpt filsafat pendidikan
Ppt filsafat pendidikan
 

Recently uploaded

CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxSitiRukmanah5
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxIKLASSENJAYA
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaAnggrianiTulle
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxSDN1Wayhalom
 

Recently uploaded (7)

CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
 

PENDEKATAN OPEN-ENDED MENINGKATKAN BERPIKIR KREATIF

  • 1. JURNAL TABULARASA PPS UNIMED Vol.12 No.3, Desember 2015 Peningkatan Kemampuan … (Suriyani, 224-234) 224 PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA MTs NEGERI 2 MEDAN MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN OPEN-ENDED Suriyani1 , Hasratuddin2 , Asmin3 1 Suriyani, M.Pd adalah Alumni Pascasarjana Pendidikan Matematika UNIMED Medan 2 Prof. Dr. Hasratuddin, M.Pd adalah Dosen PPs UNIMED Medan 3 Prof. Dr. Asmin, M.Pd adalah Dosen PPs UNIMED Medan Email: suryani.jahwa@yahoo.com Abstract The aims of this research were: (1) to know the increasing in creative thinking abilities of students taught using the Open-Ended approach and taught using conventional teaching, (2) to know the increasing in student’s self-regulated learning taught using mathematics learning with the Open-Ended approach and taught by conventional learning, (3) to know the interaction between learning approaches and early mathematics ability of students to the improvement of students' creative thinking ability, and (4) to know the interaction between the learning approach and the ability of early mathematics to the increasing of student’s self-regulated learning. This research was conducted in MTs Negeri 2 Medan. This type of research was a quasi experimental design with non - equivalent control group. The population in this study consisted of all eighth grade students by taking a sample of four classes (two experimental classes and two control classes) through purposive sampling technique. The instrument used consisted of early mathematics ability tests, tests of creative thinking skills, and student’s self-regulated learning questionnaire. Statistical hypothesis testing in this research using Two Way ANOVA formula. The results showed that (1) there was increasing creative thinking skills of students taught using mathematics learning with the Open-Ended approach was better than those taught by conventional teaching, (2) there was increasing in student’s self-regulated learning taught using mathematics learning with the Open-Ended approach better than those taught with conventional teaching, (3) there was no interaction between learning approaches and early mathematics ability of students to the improvement of students' creative thinking ability, and (4) there was no interaction between learning approaches and early mathematics ability of students to the increasing of student’s self-regulated learning. Based on the research findings, the Open-Ended approach could be recommended as one of the learning approaches that used in primary schools to achieve competency creative thinking and self-regulated learning. Keywords: Open-Ended Approach, Creative Thinking, and Self-Regulated Learning Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah: (1)untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa yang diajar menggunakan pendekatan Open-Ended dan yang diajar menggunakan pembelajaran konvensional, (2)untuk mengetahui peningkatan kemandirian belajar siswa yang diajar menggunakan pembelajaran matematika dengan pendekatan Open-Ended dan yang diajar dengan pembelajaran konvensional, (3) untuk mengetahui interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan kemampuan awal matematika siswa terhadap peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa, dan (4) untuk
  • 2. JURNAL TABULARASA PPS UNIMED Vol.12 No.3, Desember 2015 Peningkatan Kemampuan … (Suriyani, 224-234) 225 mengetahui interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan kemampuan awal matematika terhadap peningkatan kemandirian belajar siswa. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Negeri 2 Medan. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan desain kelompok kontrol non-ekivalen. Populasi dalam penelitian ini terdiri dari seluruh siswa kelas VIII dengan mengambil sampel empat kelas (dua kelas eksperimen dan dua kelas kontrol) melalui teknik Purposive Sampling. Instrumen yang digunakan terdiri dari tes kemampuan awal matematika, tes kemampuan berpikir kreatif, dan angket kemandirian belajar. Pengujian hipotesis statistik dalam penelitian ini menggunakan rumus ANAVA Dua Jalan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa yang diajar menggunakan pembelajaran matematika dengan pendekatan Open-Ended lebih baik daripada yang diajar dengan pembelajaran konvensional, (2) peningkatan kemandirian belajar siswa yang diajar menggunakan pembelajaran matematika dengan pendekatan Open-Ended lebih baik daripada yang diajar dengan pembelajaran konvensional, (3) tidak terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan kemampuan awal matematika siswa terhadap peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa, dan (4) tidak terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan kemampuan awal matematika siswa terhadap peningkatan kemandirian belajar siswa. Berdasarkan temuan penelitian pendekatan Open-Ended dapat direkomendasikan menjadi salah satu pendekatan pembelajaran yang digunakan di sekolah utamanya untuk mencapai kompetensi berpikir kreatif dan kemandirian belajar. Kata Kunci: Pendekatan Open-Ended, Berpikir Kreatif, dan Kemandirian Belajar A. Pendahuluan Matematika memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai bentuk simbol matematis digunakan manusia sebagai alat bantu dalam perhitungan, penilaian, pengukuran, perencanaan, dan peramalan. Cornelius (Mulyono, 2003:253) mengemukakan bahwa ada lima alasan mengapa matematika perlu dipelajari yaitu:” 1) matematika merupakan sarana berpikir yang jelas dan logis, 2) sarana memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, 3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, 4) sarana untuk mengembangkan kreativitas, dan 5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap budaya”. Secara singkat matematika merupakan mata pelajaran yang melatih anak untuk berpikir rasional, logis, cermat, jujur dan sistematis. Pola pikir yang demikian sebagai suatu yang perlu dimiliki siswa sebagai bekal dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu matematika juga memiliki beberapa tujuan penting yang termuat dalam Peraturan Menteri pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 22 Tahun 2006 tentang Standart Isi untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah tentang tujuan tiap pelajaran. Mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:1)Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep, dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah, 2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika, 3) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh, 4) mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. 5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin
  • 3. JURNAL TABULARASA PPS UNIMED Vol.12 No.3, Desember 2015 Peningkatan Kemampuan … (Suriyani, 224-234) 226 tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah (Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006:140). Berdasarkan tujuan dari pentingnya matematika dipelajari maka tidak salah jika proses pembelajaran matematika di kelas menjadi perhatian penting oleh para pelaku pendidikan, khususnya seorang guru. Namun kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa aktivitas dan kemampuan matematika siswa belum optimal. Aktivitas belajar siswa yang belum optimal terlihat dari sikap ketergantungan siswa terhadap guru dalam proses pembelajaran dan minat siswa untuk mengerjakan latihan baik di sekolah maupun di rumah, sedangkan kemampuan matematika siswa yang belum optimal dapat dilihat dari prestasi siswa baik di kelas maupun dalam kompetisi-kompetisi matematika tingkat local, nasional, dan internasional. Matematika sering dianggap sebagai mata pelajaran yang menjenuhkan dan sulit bagi siswa. Hal ini berakibat pada rendahnya hasil belajar siswa. Padahal mau tidak mau matematika merupakan mata pelajaran yang wajib diberikan kepada siswa sejak Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas. Pembelajaran matematika di beberapa sekolah di Indonesia sejauh ini masih didominasi pembelajaran konvensional dengan paradigma guru mengajar hanya berorientasi pada hasil belajar yang dapat diamati dan diukur. Siswa pasif dan guru cenderung memindahkan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa sehingga konsep, prinsip dan aturan-aturan sulit difahami oleh siswa. Pembelajaran seperti ini tentunya akan berakibat buruk pada prestasi belajar siswa-siswa sekolah di Indonesia, hal ini terbukti dari hasil The Program for International Student Assessment 2010, posisi Indonesia mengenaskan, kemampuan matematika siswa Indonesia yaitu hanya juara ketiga dari bawah. Indonesia hanya lebih baik daripada Kirgistan dan Panama. Kondisi itu bertahan sejak 2003. Artinya, selama sebelas tahun,kondisi itu stagnan atau tidak berubah (Latief, 2011). Demikian pula hasil Trends in Mathematics and Science Study (TIMSS) yang diikuti siswa kelas VIII Indonesia tahun 2011. Untuk bidang Matematika, Indonesia berada di urutan ke-38 dengan skor 386 dari 42 negara yang siswanya dites. Skor Indonesia ini turun 11 poin dari penilaian tahun 2007 (Napitupulu, 2012). Kenyataan ini menunjukkan kemampuan matematis yang dimiliki siswa di Indonesia jauh berada dibawah negara-negara lain. Apabila kita ingin bersaing dengan negara lain maka perlu perubahan pola pembelajaran dan pola pendidikan terutama pada pelajaran matematika dengan memberikan perlakuan-perlakuan serta penekanan-penekanan tertentu dalam pembelajaran. Salah satunya adalah kemampuan berpikir kreatif dan mempertimbangkan aspek afektif dalam diri siswa seperti halnya kemandirian belajar siswa. Apakah terdapat kreativitas dalam matematika? Menurut Pehnoken (dalam Ali Mahmudin,2010:3), kreativitas tidak hanya terjadi pada bidang-bidang tertentu, seperti seni, sastra, atau sains, melainkan juga ditemukan dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk matematika. Pembahasan mengenai kreativitas dalam matematika lebih ditekankan pada prosesnya, yakni proses berpikir kreatif. Oleh karena itu, kreativitas dalam matematika lebih tepat diistilahkan sebagai berpikir kreatif matematis. Meski demikian, istilah kreativitas dalam matematika atau berpikir kreatif matematis dipandang memiliki pengertian yang sama, sehingga dapat digunakan secara bergantian. Kreativitas pada intinya merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk ciri-ciri aptitude maupun nonaptitude, baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada, yang semuanya itu relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya (Reni, 2001:5). Sedangkan kemampuan berpikir kreatif adalah kemampuan berpikir seseorang dalam mengembangkan ide-ide atau gagasan yang bersifat lancar
  • 4. JURNAL TABULARASA PPS UNIMED Vol.12 No.3, Desember 2015 Peningkatan Kemampuan … (Suriyani, 224-234) 227 (fluency), luwes (flexibility), orisinil (original), dan elaborasi (elaborasi). Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan Munandar (dalam Reni, 2001:19) yang menyatakan bahwa:”Berpikir divergen adalah kemampuan memberikan bermacam-macam jawaban berdasarkan informasi yang diberikan, dengan penekanan pada keragaman, jumlah dan kesesuaian”. Dalam kegiatan pembelajaran, siswa yang memiliki kemampuan berpikir kreatif dapat membantu siswa lainnya yang mengalami masalah dalam memahami materi pelajaran. Pengembangan kemampuan berpikir kreatif memang perlu dilakukan karena kemampuan ini merupakan salah satu kemampuan yang dikehendaki dunia kerja.Tidak diragukan lagi bahwa kemampuan berpikir kreatif juga menjadi penentu keunggulan suatu bangsa. Daya kompetitif suatu bangsa sangat ditentukan oleh kreativitas sumber daya manusianya. Pembelajaran matematika perlu dirancang sedemikian sehingga berpotensi mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Pengembangan kemampuan berpikir kreatif perlu dilakukan seiring dengan pengembangan cara mengevaluasi atau cara mengukurnya. Pentingnya kreativitas dalam matematika dikemukakan oleh Bishop (dalam A. Mahmudin, 2010:3) yang menyatakan bahwa seseorang memerlukan dua keterampilan berpikir matematis, yaitu berpikir kreatif yang sering diidentikkan dengan intuisi dan kemampuan berpikir analitik yang diidentikkan dengan kemampuan berpikir logis. Sementara Kiesswetter (dalam A. Mahmudin, 2010:3) menyatakan bahwa kemampuan berpikir fleksibel yang merupakan salah satu aspek kemampuan berpikir kreatif merupakan kemampuan penting yang harus dimiliki siswa dalam menyelesaikan masalah matematika. Pendapat ini menegaskan eksistensi kemampuan berpikir kreatif matematis. Oleh karena itu, berpikir kreatif dan matematika merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Matematika tumbuh dan berkembang berdasarkan pemikiran-pemikiran yang kreatif, serta kemampuan berpikir kreatif seseorang berkembang dengan baik sejauh mana seseorang tersebut mampu mencoba menghasilkan hal-hal yang baru untuk menyelesaikan masalah. Namun sejauh ini kemampuan berpikir kreatif siswa masih memprihatinkan. Temuan yang peneliti dapatkan dalam mengukur kemampuan berpikir kreatif siswa sangat mengecewakan. Ketika di lapangan peneliti mencobakan soal untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif pada siswa, hasilnya adalah kemampuan berpikir kreatif siswa masih rendah. Siswa yang diuji adalah siswa kelas IX MTsN 2 Medan. Peneliti mencoba menganalisis jawaban sebagaimana indikator dalam berpikir kreatif yaitu berpikir lancar (fluency), berpikir luwes (flexibility), berpikir orisinil (original), dan elaborasi (elaborasi) hasilnya adalah kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah secara kreatif masih rendah. Dari 45 siswayang diuji 95% siswa atau 43 orang siswa menjawab dengan cara yang tunggal yaitu luas permukaan satu batu bata kemudian hasilnya dikali jumlah batu bata yang ada, sedangkan sisanya menjawab dengan cara berbeda namun belum benar. Siswa belum dapat memberikan alternatif-alternatif pemecahan masalah dengan ragam cara yang berbeda. Perbedaan bentuk soal dengan contoh soal dan soal-soal yang biasa mereka selesaikan membuat siswa kebingungan dan malas untuk mengerjakannya. Sikap ketergantungan siswa pada guru membuat kebanyakan siswa meminta guru untuk memberikan contoh terlebih dahulu agar mereka bisa mengerjakan soal tersebut. Tentunya hal ini menunjukkan satu masalah lain yang bersamaan harus disoroti dalam pembelajaran matematika di kelas, yaitu kemandirian belajar siswa. Dalam 20 tahun terakhir ini aspek afektif mulai ditelaah para peneliti, selain itu dalam rumusan standar kompetensi lulusan pendidikan dasar dan menengah tahun 2013 dimensi afektif mendapat perhatian pertama dalam rumusannya. Dalam rumusan
  • 5. JURNAL TABULARASA PPS UNIMED Vol.12 No.3, Desember 2015 Peningkatan Kemampuan … (Suriyani, 224-234) 228 tersebut dinyatakan bahwa siswa lulusan pendidikan dasar dan menengah hendaknya memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. Maka tidak berlebihan jika aspek afektif seperti halnya kemandirian belajar menjadi sorotan untuk mendukung kemampuan kognitif para siswa. Kemandirian belajar berkaitan dengan belajar mandiri namun bukanlah belajar sendiri atau memisahkan siswa dari siswa lainnya. Siswa boleh bertanya, berdiskusi ataupun meminta penjelasan dari orang lain. Kemandirian belajar akan terbentuk dari proses belajar mandiri. Hal yang terpenting dalam proses belajar adalah peningkatan kemampuan dan ketrampilan siswa dalam proses belajar tanpa bantuan orang lain, sehingga pada akhirnya siswa tidak tergantung pada guru, pembimbing, teman, atau orang lain dalam belajar. Tuntutan pengembangan kemandirian belajar yang tertulis dalam kurikulum matematika antara lain menyebutkan bahwa pelajaran matematika harus menanamkan sikap menghargai matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, minat dalam mempelajari matematika, sikap mandiri, ulet, dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Pentingnya sikap kemandirian siswa yang diharapkan dalam belajar matematika ternyata bertolak belakang dengan kenyataan yang diperoleh dari hasil wawancara peneliti dengan salah satu guru Ibu Hanizar Sari yang merupakan guru matematika MTsN 2 Medan, beliau mengatakan bahwa masih banyak siswa yang belum bisa menjadi pembelajar mandiri. Sebagai contoh, (1) siswa tidak melakukan persiapan sebelum menghadapi pembelajaran di sekolah, dan mempelajari materi hanya apabila akan dilaksanakan tes, (2) ketika mengerjakan suatu soal yang diterapkan pada persoalan nyata siswa cenderung sulit bila sebelumnya tidak diberi contoh soal yang sama bentuknya, (3) dan apabila diminta untuk maju ke depan kelas mengerjakan suatu soal siswa hanya menunggu teman yang lain untuk mengerjakannya. Berdasarkan fakta ini, disimpulkan tingkat kemandirian belajar matematika siswa masih rendah. Kondisi yang terjadi dalam uji coba tersebut disebabkan pembelajaran matematika di sekolah masih menitik beratkan pada proses belajar berhitung yang sudah disiapkan rumus-rumusnya tanpa memperlihatkan aspek kemampuan siswa mengembangkan ide-ide yang dimilikinya, serta kemampuan siswa menghubungkan fakta-fakta dan memperkirakan jawaban serta solusinya. Pembelajaran matematika cenderung ditujukan pada pencapaian target materi atau sesuai buku yang digunakan sebagai buku wajib dengan berorientasi pada soal-soal ujian nasional (Utomo, 2012:2). Salah satu langkah yang bisa dilakukan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan kemandirian belajar siswa adalah memilih pendekatan pembelajaran yang tepat dan berorientasi pada kompetensi siswa khususnya kemampuan befikir kreatif dan kemandirian belajar siswa, yaitu diperlukan suatu pendekatan dalam menyampaikan pembelajaran yang dapat meningkatkan sikap siswa atau membuat siswa berpikir positif terutama pada pembelajaran matematika. Guru dapat menyajikan pembelajaran yang bernuansa pemecahan masalah dan berpandangan konstruktivisme sebagai salah satu upaya meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis dan kemandirian belajar siswa. Pembelajaran yang seperti itu, diantaranya adalah pembelajaran matematika dengan pendekatan Open-Ended. Kelebihan pembelajaran dengan Open-Ended terletak pada cara penyelesaiannya maupun jawabannya yang tidak tunggal dalam memecahkan masalah. Menurut Hudiono (dalam Lambertus, 2013: 75) “Pendekatan Open-Ended dalam pembelajaran matematika bertujuan menciptakan suasana pembelajaran bagi siswa memperoleh pengalaman baru
  • 6. JURNAL TABULARASA PPS UNIMED Vol.12 No.3, Desember 2015 Peningkatan Kemampuan … (Suriyani, 224-234) 229 melalui proses pembelajaran”. Inti pembelajaran Open-Ended adalah membangun kegiatan interaktif antara matematika dan siswa sehingga mengundang siswa untuk menjawab permasalahan melalui berbagai strategi. Pemecahan masalah matematis tersebut merupakan salah satu unsur daya matematis tingkat tinggi yang menuntut kemampuan berpikir kreatif matematis. Pendekatan Open-Ended menjanjikan suatu kesempatan kepada siswa untuk menginvestigasi berbagai strategi dan cara yang diyakininya sesuai dengan kemampuan mengelaborasi . Tujuannya tiada lain adalah agar kemampuan berpikir matematika siswa dapat berkembang secara maksimal dan pada saat yang sama kegiatan-kegiatan kreatif dari setiap siswa terkomunikasikan melalui proses belajar mengajar. Guru mengemas pembelajaran sekaligus memanfaatkan kesempatan untuk mengembamgkan materi pembelajaran lebih lanjut yang sedikit banyak telah dikenal oleh siswa sendiri. Dengan cara demikian siswa akan benar- benar merasa berkepentingan dan termotivasi tinggi untuk menyelesaikan permasalahan sendiri. B. Metodologi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MTs Negeri 2 Medan Tahun Pelajaran 2013/2014 yang beralamat di Jalan Peratu Medan. Penelitian ini berbentuk kuasi eksperimen (eksperimen semu) dengan dua kelompok sampel, yaitu kelompok siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan Open-Ended dan kelompok siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional. Adapun desain penelitian sebagai berikut (modifikasi Ruseffendi,2005:53): O1 X1 O2 :(kelompok eksperimen dengan pembelajaran Open-Ended) O1 X2 O2 :(kelompok kontrol dengan pembelajaran biasa) Permasalahn yang diangkat dalam penelitian ini adalah kemampuan berpikir kreatif dan kemandirian belajar siswa yang rendah. Untuk mengatasi permasalahan tersebut diterapkan pembelajaran matematika dengan pendekatan Open-Ended. Teknik validasi yang dilakukan adalah validasi isi yang dilakukan oleh para ahli dan validasi konstruk untuk melihat ketajaman tes dalam mengukur kemampuan yang telah dirumuskan dalam tujuan pembelajaran. Teknik analisis data yang digunakan adalah Anava Dua Jalur untuk melihat peningkatan kemampuan berpikir kreatif dan kemandirian belajar siswa yang diajar dengan pendekatan Open-Ended dan pembelajaran konvensional. Selain itu analisis Anava Dua Jalur juga digunakan untuk melihat interaksi antara pembelajaran dan kemampuan awal matematika siswa terhadap peningkatan kemampuan berpikir kreatif dan kemandirian belajar siswa. C. Hasil dan Pembahasan Berdasarkan analisis seluruh data hasil penelitian yang diperoleh melalui dua instrument yaitu tes dan angket yang diberikan pada siswa kelas VIII-2, VIII-3, VIII-6, dan VIII-7 MTs Negeri 2 Medan dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kreatif dan kemandirian belajar siswa yang diajar menggunakan pembelajaran matematika dengan pendekatan Open-Ended dan pembelajaran konvensional. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa rata-rata hasil pretes kemampuan berpikir kreatif matematis pada kelas eksperimen, yaitu kelas yang menggunakan pembalajaran matematika dengan pendekatan Open-Ended sebesar 3,831, sedangkan pada kelas kontrol, yaitu kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional sebesar 2,191. Di samping itu, rata-rata hasil postes kemampuan berpikir kreatifi pada kelas eksperimen sebesar 9,213, sedangkan pada kelas kontrol sebesar 4,561. Hal ini
  • 7. JURNAL TABULARASA PPS UNIMED Vol.12 No.3, Desember 2015 Peningkatan Kemampuan … (Suriyani, 224-234) 230 menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Untuk mengukur besar peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis dilakukan perhitungan indeks gain pada kelas keperimen dan kelas kontrol dan diperoleh rata-rata indeks gain hasil tes kemampuan berpikir kreatif matematis pada kelas eksperimen sebesar 5,190, sedangkan pada kelas kontrol sebesar 2,261, sehingga peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis pada kelas ekperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Taraf signifikansi yang menunjukkan peningkatan kemampuan berpikir kreatif dapat dilihat pada tabel hasil analisis Anava Dua Jalur berikut ini: Source Type III Sum of Squares df Mean Square F Sig. Corrected Model 613.975a 5 122.795 11.750 .000 Intercept 2064.075 1 2064.075 197.501 .000 KELOMPOK 316.189 1 316.189 30.254 .000 KEMAMPUAN 127.181 2 63.590 6.085 .003 KELOMPOK * KEMAMPUAN 13.796 2 6.898 .660 .518 Error 1797.570 172 10.451 Total 5087.815 178 Corrected Total 2411.545 177 Tabel 1. Rangkuman Uji Anova Dua Jalan Data Gain Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Dari tabel di atas dapat dilihat taraf signifikan pada kelompok pembelajaran adalah 0,000 < 0,05, sehingga Ho di tolak atau terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa yang diajar menggunakan pembelajaran matematika dengan pendekatan Open-Ended dan pembelajaran konvensional. Pada kolom taraf signifikan interaksi antara kelompok pembelajaran dengan kemampuan awal matematika siswa terlihat bahwa taraf signifikannya adalah 0,518 > 0,05, sehingga Ho diterima atau tidak terdapat interaksi antara pembelajaran dengan kemampuan awal matematika terhadap peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa. Sedangkan berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa rata-rata hasil pretes kemandirian belajar siswa pada kelas eksperimen, yaitu kelas yang menggunakan pembelajaran matematika dengan pendekatan Open-Ended sebesar 96,179, sedangkan pada kelas kontrol, yaitu kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional sebesar 101,573. Di samping itu, rata-rata hasil postes kemandirian belajar pada kelas eksperimen sebesar 106,752, sedangkan pada kelas kontrol sebesar 107,966. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kemandirian belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Untuk mengukur besar peningkatan kemandirian belajar siswa selanjutnya dilakukan perhitungan indeks gain pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dan diperoleh rata-rata indeks gain hasil pengisian angket skala kemandirian belajar pada kelas eksperimen sebesar 9,905, sedangkan pada kelas kontrol sebesar 5,687, sehingga peningkatan kemandirian belajar siswa pada kelas ekperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Peningkatan kemandirian belajar dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
  • 8. JURNAL TABULARASA PPS UNIMED Vol.12 No.3, Desember 2015 Peningkatan Kemampuan … (Suriyani, 224-234) 231 Source Type III Sum of Squares df Mean Square F Sig. Corrected Model 813.864a 5 162.773 1.311 .262 Intercept 8023.325 1 8023.325 64.609 .000 KELOMPOK 546.413 1 546.413 4.400 .037 KEMAMPUAN 18.867 2 9.433 .076 .927 KELOMPOK * KEMAMPUAN 2.458 2 1.229 .010 .990 Error 21359.591 172 124.184 Total 32993.271 178 Corrected Total 22173.456 177 Tabel 2. Rangkuman Uji Anova Dua Jalur Data Gain Kemandirian Belajar Siswa Dari tabel di atas dapat dilihat taraf signifikan pada kelompok pembelajaran adalah 0,037 < 0,05, sehingga Ho di tolak atau terdapat perbedaan peningkatan kemandirian belajar siswa yang diajar menggunakan pembelajaran matematika dengan pendekatan Open-Ended dan pembelajaran konvensional. Pada kolom taraf signifikan interaksi antara kelompok pembelajaran dengan kemampuan awal matematika siswa terlihat bahwa taraf signifikannya adalah 0,990>0,05, sehingga Ho diterima atau tidak terdapat interaksi antara pembelajaran dengan kemampuan awal matematika terhadap peningkatan kemandirian belajar siswa. D. Penutup Berdasarkan rumusan masalah, hasil penelitian, dan pembahasan seperti yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran matematika dengan pendekatan Open-Ended dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan kemandirian belajar siswa. Secara terperinci dapat disimpulkan sebagai berikut 1) Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis antara siswa yang menggunakan pembelajaran matematika dengan pendekatan Open-Ended dan pembelajaran konvensional. Peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang menggunakan pembelajaran matematika dengan pendekatan Open-Ended lebih baik dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan menggunakan pembelajaran konvensional. 2) Tidak terdapat interaksi antara pembelajaran dengan kemampuan awal siswa terhadap peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa. Perbedaan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa disebabkan karena faktor pendekatan pembelajaran bukan kemampuan awal matematika siswa. 3) Terdapat perbedaan peningkatan kemandirian belajar antara siswa yang menggunakan pembelajaran matematika dengan pendekatan Open-Ended dan pembelajaran konvensional. Peningkatan kemandirian belajar siswa antara yang menggunakan pembelajaran matematika dengan pendekatan Open-Ended lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. 4) Tidak terdapat interaksi antara pembelajaran dan kemampuan awal matematika siswa terhadap peningkatan kemandirian belajar siswa. Perbedaan peningkatan kemandirian belajar siswa disebabkan karena faktor pendekatan pembelajaran bukan kemampuan awal matematika siswa.
  • 9. JURNAL TABULARASA PPS UNIMED Vol.12 No.3, Desember 2015 Peningkatan Kemampuan … (Suriyani, 224-234) 232 DAFTAR PUSTAKA Adawiyah, Robiatul. 2012. Pengembangan Model Konseling Behaviour Dengan Teknik Modeling Untuk Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa SMPN 4 Wanasari Brebes. Jurnal Bimbingan Konseling 1 (1) (2012) ISSN 2252. Diakses tanggal 10 April 2013). Aqib, Zainal. 2009. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SMP, SMA, SMK. Bandung: Yrama Widya. Akbar Hawadi, Reni, dkk. 2001. Kreativitas. Jakarta: Gramedia. Arikunto, S. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Asmin dan Abil. 2012. Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar dengan Analisis Klasik dan Modern.Medan: LARISPA. Ayu Khalistin, Rizky dan Erry Hidayanto. 2012. Penerapan Pendekatan Pembelajaran Open-Ended untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas VII-A SMP Negeri 1 Batu pada Materi Segi Empat. Jurnal Pendidikan Matematika Volume 3 Nomor 3, 3 Januari 2012. Diakses tanggal 30 Desember 2013). Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006. Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Menengah Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SMP/MTs. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan. Diakses tanggal 12 Januari 2014. Bao, Lei. 2006. Theoritical Comparisons of Average Normalized Gain Calculation. Department of Physics, The Ohio State University, 191 W. Woodruff Avenue, Columbus, Ohio 43210, Am. J. Phys. 74 _10_, October 2006. Diakses tanggal 20 Desember 2013). Bosch, Nancy. 2008. Rubric for Creative Thinking Skills Evaluation from Nancy Bosch. Diakses tanggal 11 Mei 2014. DePorter, Bobbi. 2000. Quantum Learning Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa Intan Sari, Etika. 2010. Meningkatkan Kemandirian Siswa dalam Belajar Matematika melalui Pendekatan Open Ended.Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah. Diakses tanggal 20 April 2014. KEMENDIKBUD. 2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Diakses tanggal 9 Mei 2014. Khairina. 2012. Penerapan Pendekatan Pembelajaran Open Ended untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kreatif dan Penalaran Matematis Siswa Sekolah Menengah Atas. Tidak diterbitkan: Medan: PPs UNIMED.
  • 10. JURNAL TABULARASA PPS UNIMED Vol.12 No.3, Desember 2015 Peningkatan Kemampuan … (Suriyani, 224-234) 233 Kosasih. 2012.Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kreatif Dan Komunikasi Matematis Siswa SMP Melalui Pmbelajaran Dengan Pendekatan Open-Ended. Universitas Pendidikan Indonesia. Diakses 7 Maret 2013). Lambertus, dkk. 2013. Penerapan Pendekatan Open-Ended untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Siswa SMP. Jurnal Pendidikan Matematika Volume 4 Nomor 1 Januari 2013. Diakses tanggal 30 Desember 2013. Latief. 2011. 76,6PersenSiswaSMP"Buta"Matematika.Diakses tanggal 12 Maret 2013) Mahmudin, Ali. 2010. Mengukur Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis. Makalah Konfrensi Nasional Matematika XV. UNIMA Manado 30 Juni-3 Juli 2010. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Diakses tanggal 25 Agustus 2013. Masganti dan Usiono. Senam Otak dan Pembelajaran. Fakultas Tarbiyah IAINSU:P4TK. Mulyono, A. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta Napitupulu, Ester Lince. 2012. Prestasi Sains dan Matematika Indonesia Menurun. Diakses tanggal 12 Maret 2013). Nuraini. 2012. Pengaruh Penerapan Pendekatan Open-Ended tehadap Tingkat Kreativitas, Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika, dan Sikap Siswa SMP di Aek Kanopan. PPs UNIMED. Prasetyo, Bambang dan Lina M Jannah. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Priyo Utomo, Dwi. 2012. Model Pembelajaran Kooperatif: Teori yang Mendasari dan Prakteknya dalam pembelajaran di Sekolah Dasar. UMM Scientific Journal, Pebruari 2012, P. 2, 4. Diakses 22 Pebruari 2013). Realin Setiamihardja, Kusmiyati. 2007. Pendekatan Open Ended dalam Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dasar, No. 8 oktober 2007. Diakses tanggal 15 Maret 2014. Ruseffendi, E.T. 2005. Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non-Eksakta Lainnya. Bandung: Tarsito. Sari, Yunita, dkk. 2013. Penerapan Pendekatan Open-Ended dalam Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Matematis Siswa Ditinjau dari Respon Siswa terhadap Pembelajaran Tahun Ajaran 2011/2012. Jurnal Pendidikan Matematika Solusi Vol.1 No.1 Maret 2013. Diakses tanggal esem er ). Sudjana. 2005. Metoda Statistika .Bandung: Tarsito. Sugiyono. 2013. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Supriadi, Dedi. 1994. Kreativitas, Kebudayaan, dan Perkembangan IPTEK. Bandung: Alfabeta. Tahar, Irzan dan Enceng. 2006. Hubungan Kemandirian Belajar dan Hasil Belajar pada Pendidikan Jarak Jauh. Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh, Volume. 7, Nomor 2, September 2006, 91-101. iakses tanggal esem er ).
  • 11. JURNAL TABULARASA PPS UNIMED Vol.12 No.3, Desember 2015 Peningkatan Kemampuan … (Suriyani, 224-234) 234 Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, Konsep, Landasan, dan IMplementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana. Uhti. 2011. Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Open Ended untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Sekolah Menengah. PROSIDING ISBN : 978 – 979 – 16353 – 6 – 3. Diakses tanggal 1 Januari 2014. Uno, H. B. 2008. Perencanan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Wahidmurni. 2010. Evaluasi Pembelajaran (Kompetensi dan Praktik). Yogyakarta: Nuha Litera. Walpole & Myers. 1995. Ilmu Peluang dan Statistika untuk insinyurdanilmuwan. Bandung. Penerbit ITB. Zimmarman. 2008. Investigating Regulation and Motivasion :Historical Background, Methodology Development, and Future Prospects. Amecan Educational Research Journal. Manth 2008, Vol. 45, No. 1 pp. 166-183. Diakses tanggal 11 Februarii 2013.