SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
Download to read offline
1
BAB I
PENDAHULUAN
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) akhir-akhir ini telah menjadi trend untuk
dilakukan oleh guru sebagai upaya pemecahan masalah dan peningkatan kualitas
pembelajaran. Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu jenis penelitian yang
dilakukan oleh guru untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelasnya.
Dalam pendahuluan ini penulis akan mengemukakan; latar belakang masalah dan
analisis masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, asumsi,
hipotesis, metode penelitian, dan lokasi sampel penelitian.
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan dibidang pendidikan merupakan upaya mencerdaskan
kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia dalam
mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berdasarkan Pancasila.
Khususnya dalam bidang pendidikan telah diatur dalam Undang-Undang Dasar
1945. Hal ini yang memungkinkan warganya dapat mengembangkan diri sebagai
manusia yang seutuhnya.
Menurut Undang-Undang no 20 tahun 2003 pasal 3 tentang Sistem
Pendidikan Nasional yang berbunyi sebagai berikut :
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
2
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Dalam mewujudkan pembangunan dibidang pendidikan diperlukan
peningkatan dan penyempurnaan penyelenggaraan pendidikan secara nasional,
yang disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta
kesenian, perkembangan masyarakat dan kebutuhan pembangunan.
Pembangunan dibidang pendidikan.bahkan pembangunan disegala bidang
akan berhasil apabila penyelenggara pembangunan tersebut menguasai hal-hal
yang berkembang di masyarakat. Untuk memahami hal-hal yang berkembang di
masyarakat itu diperlukan suatu ilmu yang sangat berhubungan dengan
masyarakat tersebut yaitu Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) itu lahir dari keinginan para pakar
pendidikan untuk membekali para siswa supaya kelak mampu menghadapi dan
menangani kompleksitas kehidupan di masyarakat yang sering berkembang secara
tak terduga. Perkembangan seperti itu dapat membawa berbagai dampak yang
sangat luas. Karena luasnya akibat tersebut terhadap kehidupan masyarakat maka
lahirlah masalah yang disebut masalah sosial.
Dengan pendidikan IPS para siswa nantinya diharapkan mampu
menghadapi masalah-masalah sosial yang ada di masyarakat atau di sekelilingnya,
dan menyadari pula tentang tantangan-tantangan yang demikian kompleks.
3
Pendidikan IPS diberikan mulai dari jenjang pendidikan yang paling
rendah tingkatannya sampai pada tingkatan yang paling tinggi, yaitu mulai dari
tingkat TK, SD, SLTP, SMU, dan perguruan tinggi.
Seorang guru dalam setiap memberikan pengajarannya harus selalu
memperhatikan karakteristik peserta didiknya dalam semua bidang pengajaran,
begitu juga dengan pengajaran IPS, khususnya di Sekolah Dasar. Tingkat
perkembangan anak usia SD berbeda dengan tingkat perkembangan anak usia
SLTP. Begitu juga dengan karakteristiknya bila dibandingkan dengan usia SLTP.
Karakteristik anak usia SD diantaranya kita akan lihat dalam perkembangan
sosialnya. Pada usia ini anak didik mulai belajar untuk menyesuaikan diri dengan
norma-norma kelompoknya, tradisi dan moral (agama).
Pada usia ini terjadi peralihan sikap dari sikap mementingkan diri
(egosentris) kepada sikap yang kooperatif (mau bekerja sama) atau sosio sentries
(mau memperhatikan orang lain). Peralihan sikap ini akan berjalan dengan lancar
apabila ditunjang dengan bimbingan guru yang benar.
Masa peralihan ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menunjukan kemampuannya dalam berprestasi, dan mereka juga dituntut untuk
dapat belajar demi mencapai tujuan secara kebersamaan. Sebab dengan belajar
secara kebersamaan / kelompok mereka dapat belajar tentang sikap dan kebiasaan
dalam bekerja sama saling menghormati pendapat teman, sesama, di mana ia
sedang belajar.
Dengan demikian seorang pengajar dituntut untuk dapat memilih model
yang tepat dalam memberikan pengajaran kepada peserta didiknya. Hal ini dapat
4
dirasakan dalam pembelajaran IPS di SDN Sukahati 02 kelas V pada Topik
Jenis-jenis usaha dalam bidang ekonomi dan Kegiatan Ekonomi di Indonesia.
Peserta didik kurang memahami topik tersebut.
Rata-rata hasil tes siswa pada tahun sebelumnya selalu rendah. Siswa kelas
V di SDN Sukahati 02 hanya memperoleh rata - rata 60% di bawah KKM dari
satu Kompetensi Dasar (60) dengan jumlah siswa sebanyak 38 orang yang
mendapatkan nilai kategori baik sekali hanya mencapai 10%, nilai baik 10%, nilai
yang lebih dari cukup 20%, yang mendapatkan nilai cukup 20%, dan yang
mendapatkan nilai kurang sebanyak 40%. Pada umumnya para guru hanya
menggunakan metode tradisonal yaitu metode ceramah. Apabila kita cermati
dengan seksama metode ceramah ini masih banyak mengalami kekurangannya
apabila dibandingkan dengan kelebihannya. Metode ceramah ini, hasil belajarnya
pun tidak menampakkan hasil yang menggembirakan.
Beberapa kelemahan yang terdapat pada metode ceramah yang
dikemukakan oleh Moedjiono dan Dimyati, M. (Gilstrap dan Martin, 1993 : 31)
diantaranya, yaitu :
1. Cenderung terjadi proses satu arah, mengakibatkan para siswa dalam proses
pembelajarannya pasif.
2. Cenderung ke arah pembelajaran berdasarkan guru.
3. Menurunnya perhatian siswa, disebabkan karena kejenuhan mengikuti
ceramah yang diberikan oleh guru.
5
4. Memungkinkan siswa yang tidak memiliki tipe pengamatan auditif dan tidak
bisa mencatat, juga siswa yang mampu belajar sendiri lebih cepat daripada
diberi ceramah secara klasikal.
Sehubungan dengan permasalahan tersebut di atas penulis mencoba untuk
menggunakan model pembelajaran inkuiri dalam penelitian ini. Karena model ini
termasuk salah satu model yang lebih memungkinkan dapat meningkatkan hasil
belajar siswa, sebab dapat dilakukan secara individu, kelompok, tanya jawab,
diskusi, ataupun kegiatan lain di dalam maupun di luar sekolah (kelas).
Hal ini juga sangat terkait dengan hasil-hasil penelitian yang relevan
dengan permasalahan yang penulis teliti. Adapun hasil penelitian relevan yang
dimaksud adalah Penelitian terhadap pembelajaran baru melalui model inkuiri
telah dilakukan oleh Hendrayana, K. (2003 . iv), dalam pembelajaran IPS di SD.
Koesnadi Hendrayana menyimpulkan bahwa model inkuiri merupakan salah satu
model pembelajaran yang dapat mengembangkan aktivitas belajar siswa sehingga
proses dan hasil belajar siswa lebih baik. Jadi dengan demikian pembelajaran IPS
dengan menggunakan model inkuiri cukup efektif untuk meningkatkan kualitas
dan hasil belajar siswa Sekolah Dasar.
Menurut Kurniah, N. (1998 : 87), dalam pembelajaran terpadu pada mata
pelajaran IPS di SD kelas 3, 4 dan kelas 5 sebagai hasil penelitian membawa
dampak intruksional yang menggambarkan bahwa Proses Belajar Mengajar yang
hidup, peserta didik aktif, sebab pembelajaran terpadu dikembangkan berdasar
kepada pendekatan discovery inquiri, hasrat, minat, dan kemampuan siswa
6
muncul baik pada penyusunan rencana, pelaksanaan maupun pada kegiatan
evaluasi.
B. Rumusan Masalah
Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan
metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat bagi
peneliti atau orang-orang yang berkepentingan dalam rangka peningkatan kualitas
diberbagai bidang. Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan
dengan tujuan tertentu yang dalam pelaksanaannya berbentuk rangkaian periode /
siklus kegiatan. Sedangkan kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu
yang sama dan tempat yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang
guru yang sama. Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan terjemahan dari
classroom Action Research yaitu suatu Action Research (penelitian tindakan)
yang dilakukan di kelas.
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang dikemukakan maka
masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa
dalam pembelajaran IPS melalui pemberian tugas pekerjaan rumah (PR) dan
mengisi LKS tentang Jenis-jenis usaha dalam bidang ekonomi dan Kegiatan
Ekonomi di Indonesia.
Dari uraian di atas terdapat permasalahan yang harus dijawab dalam
penelitian ini yaitu :
7
1. Bagaimana penerapan model pembelajaran inkuiri dan pemberian tugas pada
mata pelajaran IPS di kelas V Sekolah Dasar Negeri Sukahati 02 dalam
meningkatkan hasil belajar siswa ?
2. Bagaimana aktifitas siswa dalam model pembelajaran inkuiri ?
3. Bagaimana hasil pembelajaran siswa setelah menggunakan model
pembelajaran inkuiri ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan PTK adalah memperbaiki kualitas proses pembelajaran dengan
sasaran akhir memperbaiki hasil belajar siswa, sehingga PTK mempunyai manfaat
yang sangat besar dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Dengan
adanya pelaksanaan PTK, kesalahan dan kesulitan dalam proses pembelajaran
(baik strategi, teknik, konsep, dan lain-lain) akan dengan cepat dapat dianalisis
dan didiagnosis, sehingga kesalahan dan kesulitan tersebut tidak akan berlarut-
larut. Jika kesalahan yang terjadi dapat segera diperbaiki, maka pembelajaran akan
mudah dilaksanakan, menarik, dan hasil belajar siswa diharapkan akan meningkat.
Ini menunjukkan adanya hubungan timbal balik antara pembelajaran dan
perbaikan hasil belajar siswa. Keduanya akan dapat terwujud, jika guru memiliki
kemampuan dan kemauan untuk melakukan PTK.
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan umum dari penelitian
ini adalah untuk mengidentifikasi hal-hal yang berkaitan dengan pembelajaran IPS
dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri.
8
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :
a. Meningkatkan kualitas pembelajaran pada topik Jenis - jenis usaha dalam
bidang ekonomi dan Kegiatan Ekonomi di Indonesia melalui model inkuiri
pada mata pelajaran IPS di kelas V SDN Sukahati 02.
b. Memperoleh gambaran mengenai aktifitas belajar siswa kelas V SDN
Sukahati 02 dalam pelajaran IPS dengan menggunakan model inkuiri.
c. Memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk
meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran terhadap hasil belajar siswa
setelah menggunakan model Inkuiri, pada mata pelajaran IPS di kelas V
SDN Sukahati 02.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi semua pihak yang
terkait dengan dunia pendidikan, terutama peneliti sebagai guru dan bagi siswa
kelas V SDN Sukahati 02 yang langsung terlibat dalam proses pembelajaran di
kelas yaitu :
a. Bagi siswa, akan memperoleh pengalaman belajar yang lebih nyata, menarik
dan menyenangkan serta dapat meningkatkan kemampuan siswa, baik secara
konseptual maupun prosedural. Meningkatkan kualitas proses pembelajaran
dengan sasaran akhir memperbaiki hasil belajar siswa, sehingga PTK
mempunyai manfaat yang sangat besar dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran di kelas. Dengan adanya pelaksanaan PTK, kesalahan dan
kesulitan tersebut tidak akan berlarut-larut. Jika kesalahan yang terjadi dapat
9
segera diperbaiki, maka pembelajaran akan mudah dilaksanakan, menarik,
dan hasil belajar siswa diharapkan meningkat.
b. Bagi guru, akan dapat membantu mengatasi permasalan dalam pembelajaran
IPS dan dapat menambah pengetahuan dalam mengelola perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan model inkuiri.
Beberapa manfaat PTK bagi guru antara lain:
1. Guru memiliki kemampuan memperbaiki proses pembelajaran melalui
suatu kajian yang mendalam terhadap apa yang terjadi dikelasnya.
Keberhasilan dalam perbaikan ini akan menimbulkan rasa puas bagi
guru, karena Ia telah melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi
siswanya melalui proses pembelajaran yang dikelolanya.
2. Dengan melakukan PTK, guru dapat berkembang dan meningkatkan
kinerjanya secara profesional, karena guru mampu menilai, merefleksi
diri, dan mampu memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya. Dalam
hal ini, guru tidak lagi hanya sebagai seorang praktisi yang sudah merasa
puas terhadap apa yang dikerjakan selama ini, namun juga sebagai
peneliti dibidangnya yang selalu ingin melakukan perbaikan-perbaikan
pembelajaran yang inovatif dan kreatif.
3. Melalui PTK, guru mendapat kesempatan untuk berperan aktif
dalam mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sendiri. Guru
tidak hanya menjadi penerima hasil perbaikan dari orang lain, namun
guru itu sendiri berperan sebagai perancang dan pelaku perbaikan
tersebut, sehingga diharapkan dapat menghasilkan teori-teori dan
10
praktik-praktik pembelajaran.
4. Dengan PTK, guru akan merasa lebih percaya diri. Guru yang selalu
merefleksi diri, melakukan evaluasi diri, dan menganalisis kinerjanya
sendiri di dalam kelas, tentu saja akan selalu menemukan kekuatan,
kelemahan, dan tantangan pembelajaran dan pendidikan masa depan, dan
mengembangkan alternatif pemecahan masalah / kelemahan yang ada
pada dirinya dalam pembelajaran.Guru yang demikian adalah guru yang
memiliki kepercayaan diri yang kuat.
c. Bagi lembaga/sekolah ; Sekolah yang para gurunya memiliki kemampuan
untuk melakukan perubahan atau perbaikan kinerjanya secara profesional,
maka sekolah tersebut akan berkembang pesat. Ada hubungan yang erat
antara berkembangnya suatu sekolah dengan berkembangnya kemampuan
guru. Sekolah tidak akan berkembang, jika gurunya tidak memiliki
kemampuan untuk mengembangkan diri. Kaitannya dengan Penelitian ini
jika sekolah yang para gurunya memiliki keterampilan dalam melaksanakan
penelitian ini, tentu saja sekolah tersebut akan memperoleh manfaat yang
besar, karena peningkatan kualitas pembelajaran mencerminkan kualitas
pendidikan di sekolah tersebut.
E. Asumsi/Definisi Operasional
Pengajaran pendidikan IPS diterapkan di sekolah - sekolah mulai dari SD
sampai SLTA yang dikemukakan oleh “The Social Science Education Framework
11
for California School” (Kosasih Djahiri dan Fatimah Ma’mun 1979 : 3) tujuannya
ialah :
1. Membina siswa agar mampu mengembangkan pengertiannya/pengetahuannya
berdasarkan nyata, generalisasi serta konsep ilmu tertentu maupun yang
bersifat interdisipliner / komprehensif dari berbagai cabang ilmu sosial.
2. Membina agar siswa dapat mengembangkan dan mempraktekan
keanekaragaman keterampilan studi, kerja dan intelektualnya secara pantas
dan tepat sebagaimana diharapkan ilmu-ilmu sosial.
3. Membina dan mendorong siswa untuk memahami, menghargai dan
menghayati adanya keanekaragaman dan kesamaan kultural maupun
individual.
4. Membina siswa ke arah turut mempengaruhi nilai-nilai kemasyarakatan serta
juga dapat mengembangkan dan menyempurnakan nilai-nilai yang ada pada
dirinya.
5. Membina siswa untuk berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan
baik sebagai individu maupun sebagai warga masyarakat.
Hastuti S. (Ely dan Gerlach, 1997 :146) mengemukakan bahwa “Inkuiri
merupakan pola kegiatan belajar mengajar yang mementingkan kegiatan siswa
untuk mencari, menemukan sendiri yang lebih luas, dan berfikir secara mendalam,
sedangkan guru lebih berperan sebagai pembimbing atau fasilitator.”
Menurut Suchman dalam menggunakan model inkuiri kita harus
memperhatikan lima tahapan, yaitu :
12
1. Tahap penyajian masalah atau menghadapkan siswa pada situasi teka-teki.
Pada tahap ini guru memberikan suatu pernyataan yang harus dijawab oleh
siswa dengan jawaban ya/tidak.
2. Tahap pengumpulan atau perifikasi data. Siswa mengumpulkan informasi
tentang peristiwa yang mereka lihat atau alami.
3. Tahap eksperimen, pada tahap ini siswa melakukan eksperimen untuk
mengeksplorasi dan menguji secara langsung. Pengujian secara langsung
terjadi ketika siswa akan melakukan hifotesis.
4. Tahap pengorganisasian data dan merumuskan penjelasan dari eksperimen
yang telah dilakukan. Pada tahap ini peran guru adalah mengendalikan siswa
apabila mengkonsumsi suatu variabel pada kenyataannya tidak. Selain itu,
peran guru yang lain juga harus memperluas inkuiri yang dilakukan oleh siswa
dengan cara memberikan informasi yang lebih luas selain yang telah diperoleh
siswa.
5. Tahap yang ke lima yaitu mengadakan analisis tentang proses inkuiri. Pada
tahap ini siswa diminta untuk mengemukakan pola penemuan mereka. Dalam
tahap ini siswa diperbolehkan menentukan pertanyaan yang lebih efektif,
pertanyaan produktif, juga yang tidak produktif atau non informasi yang
mereka butuhkan. Suatu konflik yang dialami siswa saat melihat kejadian
yang menurut pandangannya tidak umum dapat menuntun partisipasi aktif
dalam penyelidikan secara ilmiah.
13
F. Hipotesa Tindakan
Sebagaimana dikemukakan oleh Djahiri, K. dan Ma’mun F. (1979:2),
bahwa “IPS adalah merupakan ilmu pengetahuan yang memadukan sejumlah
konsep pilihan dan cabang-cabang ilmu sosial dan ilmu lainnya serta kemudian
diolah berdasarkan prinsip dan didaktif untuk dijadikan program pengajaran pada
tingkat persekolahan” .
Pembelajaran dalam mata pelajaran IPS dengan mengunakan model
inkuiri akan mampu menghasilkan hasil belajar siswa di kelas V SDN Sukahati 02
Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung.
Selain PTK dapat meningkatkan hasil belajar siswa, PTK yang dilakukan
oleh guru dapat menjadi model bagi siswa dalam meningkatkan prestasinya. Guru
yang selalu melakukan PTK yang inovatif dan kreatif akan memiliki sikap kritis
dan reflektif terhadap hasil belajar yang dicapai siswa. Sikap kristis inilah yang
akan dijadikan model bagi siswa untuk terus merefleksi diri sebagaimana yang
dilakukan oleh gurunya.
Ini menunjukkan adanya hubungan timbal balik antara pembelajaran dan
perbaikan hasil belajar siswa. Keduanya akan dapat terwujud, jika guru memiliki
kemampuan dan kemauan untuk melakukan PTK.
G. Metode Penelitian
Rata-rata hasil tes siswa pada tahun sebelumnya selalu rendah < 56.
Kemampuan berfikir rasional siswa sangat lemah. Tingkat kehadiran siswa rendah
(setiap kali pertemuan lebih dari 3 orang bolos tanpa izin). Siswa kurang aktif dan
14
cenderung pasif, setiap diberi pertanyaan tidak satupun siswa berani
menjawabnya. Demikian juga, setiap diberi kesempatan bertanya, tidak satupun
siswa yang berani untuk bertanya. Siswa tidak dapat melihat hubungan antara
topik yang satu dengan lainnya. Perhatian siswa cenderung tidak fokus. Sebagian
besar (40 %) siswa berasal dari keluarga tidak mampu (ekonomi lemah). Siswa
kurang dapat mengaitkan isi pelajaran dengan keadaan alam sekitarnya.
Kurangnya dukungan orang tua terhadap belajar anak.
Sehubungan dengan permasalahan tersebut di atas penulis mencoba untuk
menggunakan model pembelajaran inkuiri dalam penelitian ini. Karena model ini
termasuk salah satu model yang lebih memungkinkan dapat meningkatkan hasil
belajar siswa, sebab dapat dilakukan secara individu, kelompok, tanya jawab,
diskusi, ataupun kegiatan lain di dalam maupun di luar sekolah (kelas). Instrumen
penelitian dan teknik pengumpulan datanya yaitu dengan tes tulis/lisan, angket,
dan observasi partisipatif.
H. Lokasi dan Subyek Penelitian
Dalam penelitian ini penulis, memilih lokasi di SDN Sukahati 02
Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung, sedangkan Subyek penelitiannya
adalah siswa kelas V yang terdiri dari 38 siswa yaitu siswa laki-laki sebanyak 22
orang dan siswa perempuan sebanyak 16 orang. Dikarenakan tujuan penelitian,
berkaitan dengan usaha mencari jawaban tindakan perbaikan yang penulis lakukan
berhasil sebagaimana yang diharapkan. Dari penelitian ini terhadap kualitas
15
pembelajaran dan/atau pendidikan, sehingga nampak manfaatnya bagi siswa,
guru, sekolah, dan mungkin juga komponen sekolah lainnya.
Sasaran penelitian yaitu proses serta hasil belajar siswa dalam
pembelajaran IPS pada topik Jenis-jenis usaha dalam bidang ekonomi dan
Kegiatan Ekonomi di Indonesia dengan menggunakan model inkuiri.

More Related Content

Similar to Meningkatkan Hasil Belajar IPS

7 1038-1-sm
7 1038-1-sm7 1038-1-sm
7 1038-1-smMas Rudi
 
Lesson study artikel
Lesson study artikelLesson study artikel
Lesson study artikelike ikram
 
10792-39711-2-PB.pdf
10792-39711-2-PB.pdf10792-39711-2-PB.pdf
10792-39711-2-PB.pdfsugionofis1
 
Peran kepemimpinan guru dalam berkomunikasi efektif untuk mengatasi masalah b...
Peran kepemimpinan guru dalam berkomunikasi efektif untuk mengatasi masalah b...Peran kepemimpinan guru dalam berkomunikasi efektif untuk mengatasi masalah b...
Peran kepemimpinan guru dalam berkomunikasi efektif untuk mengatasi masalah b...Linda Rosita
 
Skripsi alan
Skripsi alanSkripsi alan
Skripsi alanSI Lau
 
Jurnal pendidikan kornea volume 1 nomor 01 bulan mei tahun 2014
Jurnal pendidikan kornea volume 1 nomor 01 bulan mei tahun 2014Jurnal pendidikan kornea volume 1 nomor 01 bulan mei tahun 2014
Jurnal pendidikan kornea volume 1 nomor 01 bulan mei tahun 2014Kornea Situraja
 
Jurnal pendidikan kornea volume 1 nomor 01 bulan mei tahun 2014
Jurnal pendidikan kornea volume 1 nomor 01 bulan mei tahun 2014Jurnal pendidikan kornea volume 1 nomor 01 bulan mei tahun 2014
Jurnal pendidikan kornea volume 1 nomor 01 bulan mei tahun 2014Kornea Situraja
 
Jurnal Pendidikan Kornea Vol.1 No.1
Jurnal Pendidikan Kornea Vol.1 No.1Jurnal Pendidikan Kornea Vol.1 No.1
Jurnal Pendidikan Kornea Vol.1 No.1Kornea Situraja
 
Upaya meningkatkan hasil belajar mata pelajaran pkn pada materi menjaga keutu...
Upaya meningkatkan hasil belajar mata pelajaran pkn pada materi menjaga keutu...Upaya meningkatkan hasil belajar mata pelajaran pkn pada materi menjaga keutu...
Upaya meningkatkan hasil belajar mata pelajaran pkn pada materi menjaga keutu...Syaiful Anwar Chusein
 
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...Harsidi Side
 
Tesis Made Martin Rusmaja
Tesis Made Martin RusmajaTesis Made Martin Rusmaja
Tesis Made Martin Rusmajamartinrusmaja
 
167290 id-pengaruh-kemampuan-dosen-dalam-mengelola
167290 id-pengaruh-kemampuan-dosen-dalam-mengelola167290 id-pengaruh-kemampuan-dosen-dalam-mengelola
167290 id-pengaruh-kemampuan-dosen-dalam-mengelolaSang Penyelamat
 

Similar to Meningkatkan Hasil Belajar IPS (20)

Ipi22489
Ipi22489Ipi22489
Ipi22489
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
PTK PROPOSAL.docx
PTK PROPOSAL.docxPTK PROPOSAL.docx
PTK PROPOSAL.docx
 
PTK PROPOSAL..pdf
PTK PROPOSAL..pdfPTK PROPOSAL..pdf
PTK PROPOSAL..pdf
 
7 1038-1-sm
7 1038-1-sm7 1038-1-sm
7 1038-1-sm
 
2 jurnal pkn bu eli
2   jurnal pkn bu eli2   jurnal pkn bu eli
2 jurnal pkn bu eli
 
Lesson study artikel
Lesson study artikelLesson study artikel
Lesson study artikel
 
10792-39711-2-PB.pdf
10792-39711-2-PB.pdf10792-39711-2-PB.pdf
10792-39711-2-PB.pdf
 
Ptk agama kristen
Ptk agama kristenPtk agama kristen
Ptk agama kristen
 
Peran kepemimpinan guru dalam berkomunikasi efektif untuk mengatasi masalah b...
Peran kepemimpinan guru dalam berkomunikasi efektif untuk mengatasi masalah b...Peran kepemimpinan guru dalam berkomunikasi efektif untuk mengatasi masalah b...
Peran kepemimpinan guru dalam berkomunikasi efektif untuk mengatasi masalah b...
 
Skripsi alan
Skripsi alanSkripsi alan
Skripsi alan
 
Jurnal pendidikan kornea volume 1 nomor 01 bulan mei tahun 2014
Jurnal pendidikan kornea volume 1 nomor 01 bulan mei tahun 2014Jurnal pendidikan kornea volume 1 nomor 01 bulan mei tahun 2014
Jurnal pendidikan kornea volume 1 nomor 01 bulan mei tahun 2014
 
Jurnal pendidikan kornea volume 1 nomor 01 bulan mei tahun 2014
Jurnal pendidikan kornea volume 1 nomor 01 bulan mei tahun 2014Jurnal pendidikan kornea volume 1 nomor 01 bulan mei tahun 2014
Jurnal pendidikan kornea volume 1 nomor 01 bulan mei tahun 2014
 
Jurnal Pendidikan Kornea Vol.1 No.1
Jurnal Pendidikan Kornea Vol.1 No.1Jurnal Pendidikan Kornea Vol.1 No.1
Jurnal Pendidikan Kornea Vol.1 No.1
 
Upaya meningkatkan hasil belajar mata pelajaran pkn pada materi menjaga keutu...
Upaya meningkatkan hasil belajar mata pelajaran pkn pada materi menjaga keutu...Upaya meningkatkan hasil belajar mata pelajaran pkn pada materi menjaga keutu...
Upaya meningkatkan hasil belajar mata pelajaran pkn pada materi menjaga keutu...
 
Ptk
PtkPtk
Ptk
 
BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
 
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...
 
Tesis Made Martin Rusmaja
Tesis Made Martin RusmajaTesis Made Martin Rusmaja
Tesis Made Martin Rusmaja
 
167290 id-pengaruh-kemampuan-dosen-dalam-mengelola
167290 id-pengaruh-kemampuan-dosen-dalam-mengelola167290 id-pengaruh-kemampuan-dosen-dalam-mengelola
167290 id-pengaruh-kemampuan-dosen-dalam-mengelola
 

Recently uploaded

Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 

Recently uploaded (20)

Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 

Meningkatkan Hasil Belajar IPS

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN Penelitian Tindakan Kelas (PTK) akhir-akhir ini telah menjadi trend untuk dilakukan oleh guru sebagai upaya pemecahan masalah dan peningkatan kualitas pembelajaran. Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu jenis penelitian yang dilakukan oleh guru untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelasnya. Dalam pendahuluan ini penulis akan mengemukakan; latar belakang masalah dan analisis masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, asumsi, hipotesis, metode penelitian, dan lokasi sampel penelitian. A. Latar Belakang Masalah Pembangunan dibidang pendidikan merupakan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berdasarkan Pancasila. Khususnya dalam bidang pendidikan telah diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945. Hal ini yang memungkinkan warganya dapat mengembangkan diri sebagai manusia yang seutuhnya. Menurut Undang-Undang no 20 tahun 2003 pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang berbunyi sebagai berikut : Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
  • 2. 2 peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dalam mewujudkan pembangunan dibidang pendidikan diperlukan peningkatan dan penyempurnaan penyelenggaraan pendidikan secara nasional, yang disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta kesenian, perkembangan masyarakat dan kebutuhan pembangunan. Pembangunan dibidang pendidikan.bahkan pembangunan disegala bidang akan berhasil apabila penyelenggara pembangunan tersebut menguasai hal-hal yang berkembang di masyarakat. Untuk memahami hal-hal yang berkembang di masyarakat itu diperlukan suatu ilmu yang sangat berhubungan dengan masyarakat tersebut yaitu Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) itu lahir dari keinginan para pakar pendidikan untuk membekali para siswa supaya kelak mampu menghadapi dan menangani kompleksitas kehidupan di masyarakat yang sering berkembang secara tak terduga. Perkembangan seperti itu dapat membawa berbagai dampak yang sangat luas. Karena luasnya akibat tersebut terhadap kehidupan masyarakat maka lahirlah masalah yang disebut masalah sosial. Dengan pendidikan IPS para siswa nantinya diharapkan mampu menghadapi masalah-masalah sosial yang ada di masyarakat atau di sekelilingnya, dan menyadari pula tentang tantangan-tantangan yang demikian kompleks.
  • 3. 3 Pendidikan IPS diberikan mulai dari jenjang pendidikan yang paling rendah tingkatannya sampai pada tingkatan yang paling tinggi, yaitu mulai dari tingkat TK, SD, SLTP, SMU, dan perguruan tinggi. Seorang guru dalam setiap memberikan pengajarannya harus selalu memperhatikan karakteristik peserta didiknya dalam semua bidang pengajaran, begitu juga dengan pengajaran IPS, khususnya di Sekolah Dasar. Tingkat perkembangan anak usia SD berbeda dengan tingkat perkembangan anak usia SLTP. Begitu juga dengan karakteristiknya bila dibandingkan dengan usia SLTP. Karakteristik anak usia SD diantaranya kita akan lihat dalam perkembangan sosialnya. Pada usia ini anak didik mulai belajar untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma kelompoknya, tradisi dan moral (agama). Pada usia ini terjadi peralihan sikap dari sikap mementingkan diri (egosentris) kepada sikap yang kooperatif (mau bekerja sama) atau sosio sentries (mau memperhatikan orang lain). Peralihan sikap ini akan berjalan dengan lancar apabila ditunjang dengan bimbingan guru yang benar. Masa peralihan ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukan kemampuannya dalam berprestasi, dan mereka juga dituntut untuk dapat belajar demi mencapai tujuan secara kebersamaan. Sebab dengan belajar secara kebersamaan / kelompok mereka dapat belajar tentang sikap dan kebiasaan dalam bekerja sama saling menghormati pendapat teman, sesama, di mana ia sedang belajar. Dengan demikian seorang pengajar dituntut untuk dapat memilih model yang tepat dalam memberikan pengajaran kepada peserta didiknya. Hal ini dapat
  • 4. 4 dirasakan dalam pembelajaran IPS di SDN Sukahati 02 kelas V pada Topik Jenis-jenis usaha dalam bidang ekonomi dan Kegiatan Ekonomi di Indonesia. Peserta didik kurang memahami topik tersebut. Rata-rata hasil tes siswa pada tahun sebelumnya selalu rendah. Siswa kelas V di SDN Sukahati 02 hanya memperoleh rata - rata 60% di bawah KKM dari satu Kompetensi Dasar (60) dengan jumlah siswa sebanyak 38 orang yang mendapatkan nilai kategori baik sekali hanya mencapai 10%, nilai baik 10%, nilai yang lebih dari cukup 20%, yang mendapatkan nilai cukup 20%, dan yang mendapatkan nilai kurang sebanyak 40%. Pada umumnya para guru hanya menggunakan metode tradisonal yaitu metode ceramah. Apabila kita cermati dengan seksama metode ceramah ini masih banyak mengalami kekurangannya apabila dibandingkan dengan kelebihannya. Metode ceramah ini, hasil belajarnya pun tidak menampakkan hasil yang menggembirakan. Beberapa kelemahan yang terdapat pada metode ceramah yang dikemukakan oleh Moedjiono dan Dimyati, M. (Gilstrap dan Martin, 1993 : 31) diantaranya, yaitu : 1. Cenderung terjadi proses satu arah, mengakibatkan para siswa dalam proses pembelajarannya pasif. 2. Cenderung ke arah pembelajaran berdasarkan guru. 3. Menurunnya perhatian siswa, disebabkan karena kejenuhan mengikuti ceramah yang diberikan oleh guru.
  • 5. 5 4. Memungkinkan siswa yang tidak memiliki tipe pengamatan auditif dan tidak bisa mencatat, juga siswa yang mampu belajar sendiri lebih cepat daripada diberi ceramah secara klasikal. Sehubungan dengan permasalahan tersebut di atas penulis mencoba untuk menggunakan model pembelajaran inkuiri dalam penelitian ini. Karena model ini termasuk salah satu model yang lebih memungkinkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa, sebab dapat dilakukan secara individu, kelompok, tanya jawab, diskusi, ataupun kegiatan lain di dalam maupun di luar sekolah (kelas). Hal ini juga sangat terkait dengan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan permasalahan yang penulis teliti. Adapun hasil penelitian relevan yang dimaksud adalah Penelitian terhadap pembelajaran baru melalui model inkuiri telah dilakukan oleh Hendrayana, K. (2003 . iv), dalam pembelajaran IPS di SD. Koesnadi Hendrayana menyimpulkan bahwa model inkuiri merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat mengembangkan aktivitas belajar siswa sehingga proses dan hasil belajar siswa lebih baik. Jadi dengan demikian pembelajaran IPS dengan menggunakan model inkuiri cukup efektif untuk meningkatkan kualitas dan hasil belajar siswa Sekolah Dasar. Menurut Kurniah, N. (1998 : 87), dalam pembelajaran terpadu pada mata pelajaran IPS di SD kelas 3, 4 dan kelas 5 sebagai hasil penelitian membawa dampak intruksional yang menggambarkan bahwa Proses Belajar Mengajar yang hidup, peserta didik aktif, sebab pembelajaran terpadu dikembangkan berdasar kepada pendekatan discovery inquiri, hasrat, minat, dan kemampuan siswa
  • 6. 6 muncul baik pada penyusunan rencana, pelaksanaan maupun pada kegiatan evaluasi. B. Rumusan Masalah Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat bagi peneliti atau orang-orang yang berkepentingan dalam rangka peningkatan kualitas diberbagai bidang. Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu yang dalam pelaksanaannya berbentuk rangkaian periode / siklus kegiatan. Sedangkan kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama dan tempat yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru yang sama. Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan terjemahan dari classroom Action Research yaitu suatu Action Research (penelitian tindakan) yang dilakukan di kelas. Berdasarkan latar belakang permasalahan yang dikemukakan maka masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS melalui pemberian tugas pekerjaan rumah (PR) dan mengisi LKS tentang Jenis-jenis usaha dalam bidang ekonomi dan Kegiatan Ekonomi di Indonesia. Dari uraian di atas terdapat permasalahan yang harus dijawab dalam penelitian ini yaitu :
  • 7. 7 1. Bagaimana penerapan model pembelajaran inkuiri dan pemberian tugas pada mata pelajaran IPS di kelas V Sekolah Dasar Negeri Sukahati 02 dalam meningkatkan hasil belajar siswa ? 2. Bagaimana aktifitas siswa dalam model pembelajaran inkuiri ? 3. Bagaimana hasil pembelajaran siswa setelah menggunakan model pembelajaran inkuiri ? C. Tujuan Penelitian Tujuan PTK adalah memperbaiki kualitas proses pembelajaran dengan sasaran akhir memperbaiki hasil belajar siswa, sehingga PTK mempunyai manfaat yang sangat besar dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Dengan adanya pelaksanaan PTK, kesalahan dan kesulitan dalam proses pembelajaran (baik strategi, teknik, konsep, dan lain-lain) akan dengan cepat dapat dianalisis dan didiagnosis, sehingga kesalahan dan kesulitan tersebut tidak akan berlarut- larut. Jika kesalahan yang terjadi dapat segera diperbaiki, maka pembelajaran akan mudah dilaksanakan, menarik, dan hasil belajar siswa diharapkan akan meningkat. Ini menunjukkan adanya hubungan timbal balik antara pembelajaran dan perbaikan hasil belajar siswa. Keduanya akan dapat terwujud, jika guru memiliki kemampuan dan kemauan untuk melakukan PTK. Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hal-hal yang berkaitan dengan pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri.
  • 8. 8 Tujuan khusus dari penelitian ini adalah : a. Meningkatkan kualitas pembelajaran pada topik Jenis - jenis usaha dalam bidang ekonomi dan Kegiatan Ekonomi di Indonesia melalui model inkuiri pada mata pelajaran IPS di kelas V SDN Sukahati 02. b. Memperoleh gambaran mengenai aktifitas belajar siswa kelas V SDN Sukahati 02 dalam pelajaran IPS dengan menggunakan model inkuiri. c. Memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran terhadap hasil belajar siswa setelah menggunakan model Inkuiri, pada mata pelajaran IPS di kelas V SDN Sukahati 02. D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi semua pihak yang terkait dengan dunia pendidikan, terutama peneliti sebagai guru dan bagi siswa kelas V SDN Sukahati 02 yang langsung terlibat dalam proses pembelajaran di kelas yaitu : a. Bagi siswa, akan memperoleh pengalaman belajar yang lebih nyata, menarik dan menyenangkan serta dapat meningkatkan kemampuan siswa, baik secara konseptual maupun prosedural. Meningkatkan kualitas proses pembelajaran dengan sasaran akhir memperbaiki hasil belajar siswa, sehingga PTK mempunyai manfaat yang sangat besar dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Dengan adanya pelaksanaan PTK, kesalahan dan kesulitan tersebut tidak akan berlarut-larut. Jika kesalahan yang terjadi dapat
  • 9. 9 segera diperbaiki, maka pembelajaran akan mudah dilaksanakan, menarik, dan hasil belajar siswa diharapkan meningkat. b. Bagi guru, akan dapat membantu mengatasi permasalan dalam pembelajaran IPS dan dapat menambah pengetahuan dalam mengelola perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan model inkuiri. Beberapa manfaat PTK bagi guru antara lain: 1. Guru memiliki kemampuan memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang mendalam terhadap apa yang terjadi dikelasnya. Keberhasilan dalam perbaikan ini akan menimbulkan rasa puas bagi guru, karena Ia telah melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi siswanya melalui proses pembelajaran yang dikelolanya. 2. Dengan melakukan PTK, guru dapat berkembang dan meningkatkan kinerjanya secara profesional, karena guru mampu menilai, merefleksi diri, dan mampu memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya. Dalam hal ini, guru tidak lagi hanya sebagai seorang praktisi yang sudah merasa puas terhadap apa yang dikerjakan selama ini, namun juga sebagai peneliti dibidangnya yang selalu ingin melakukan perbaikan-perbaikan pembelajaran yang inovatif dan kreatif. 3. Melalui PTK, guru mendapat kesempatan untuk berperan aktif dalam mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sendiri. Guru tidak hanya menjadi penerima hasil perbaikan dari orang lain, namun guru itu sendiri berperan sebagai perancang dan pelaku perbaikan tersebut, sehingga diharapkan dapat menghasilkan teori-teori dan
  • 10. 10 praktik-praktik pembelajaran. 4. Dengan PTK, guru akan merasa lebih percaya diri. Guru yang selalu merefleksi diri, melakukan evaluasi diri, dan menganalisis kinerjanya sendiri di dalam kelas, tentu saja akan selalu menemukan kekuatan, kelemahan, dan tantangan pembelajaran dan pendidikan masa depan, dan mengembangkan alternatif pemecahan masalah / kelemahan yang ada pada dirinya dalam pembelajaran.Guru yang demikian adalah guru yang memiliki kepercayaan diri yang kuat. c. Bagi lembaga/sekolah ; Sekolah yang para gurunya memiliki kemampuan untuk melakukan perubahan atau perbaikan kinerjanya secara profesional, maka sekolah tersebut akan berkembang pesat. Ada hubungan yang erat antara berkembangnya suatu sekolah dengan berkembangnya kemampuan guru. Sekolah tidak akan berkembang, jika gurunya tidak memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri. Kaitannya dengan Penelitian ini jika sekolah yang para gurunya memiliki keterampilan dalam melaksanakan penelitian ini, tentu saja sekolah tersebut akan memperoleh manfaat yang besar, karena peningkatan kualitas pembelajaran mencerminkan kualitas pendidikan di sekolah tersebut. E. Asumsi/Definisi Operasional Pengajaran pendidikan IPS diterapkan di sekolah - sekolah mulai dari SD sampai SLTA yang dikemukakan oleh “The Social Science Education Framework
  • 11. 11 for California School” (Kosasih Djahiri dan Fatimah Ma’mun 1979 : 3) tujuannya ialah : 1. Membina siswa agar mampu mengembangkan pengertiannya/pengetahuannya berdasarkan nyata, generalisasi serta konsep ilmu tertentu maupun yang bersifat interdisipliner / komprehensif dari berbagai cabang ilmu sosial. 2. Membina agar siswa dapat mengembangkan dan mempraktekan keanekaragaman keterampilan studi, kerja dan intelektualnya secara pantas dan tepat sebagaimana diharapkan ilmu-ilmu sosial. 3. Membina dan mendorong siswa untuk memahami, menghargai dan menghayati adanya keanekaragaman dan kesamaan kultural maupun individual. 4. Membina siswa ke arah turut mempengaruhi nilai-nilai kemasyarakatan serta juga dapat mengembangkan dan menyempurnakan nilai-nilai yang ada pada dirinya. 5. Membina siswa untuk berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan baik sebagai individu maupun sebagai warga masyarakat. Hastuti S. (Ely dan Gerlach, 1997 :146) mengemukakan bahwa “Inkuiri merupakan pola kegiatan belajar mengajar yang mementingkan kegiatan siswa untuk mencari, menemukan sendiri yang lebih luas, dan berfikir secara mendalam, sedangkan guru lebih berperan sebagai pembimbing atau fasilitator.” Menurut Suchman dalam menggunakan model inkuiri kita harus memperhatikan lima tahapan, yaitu :
  • 12. 12 1. Tahap penyajian masalah atau menghadapkan siswa pada situasi teka-teki. Pada tahap ini guru memberikan suatu pernyataan yang harus dijawab oleh siswa dengan jawaban ya/tidak. 2. Tahap pengumpulan atau perifikasi data. Siswa mengumpulkan informasi tentang peristiwa yang mereka lihat atau alami. 3. Tahap eksperimen, pada tahap ini siswa melakukan eksperimen untuk mengeksplorasi dan menguji secara langsung. Pengujian secara langsung terjadi ketika siswa akan melakukan hifotesis. 4. Tahap pengorganisasian data dan merumuskan penjelasan dari eksperimen yang telah dilakukan. Pada tahap ini peran guru adalah mengendalikan siswa apabila mengkonsumsi suatu variabel pada kenyataannya tidak. Selain itu, peran guru yang lain juga harus memperluas inkuiri yang dilakukan oleh siswa dengan cara memberikan informasi yang lebih luas selain yang telah diperoleh siswa. 5. Tahap yang ke lima yaitu mengadakan analisis tentang proses inkuiri. Pada tahap ini siswa diminta untuk mengemukakan pola penemuan mereka. Dalam tahap ini siswa diperbolehkan menentukan pertanyaan yang lebih efektif, pertanyaan produktif, juga yang tidak produktif atau non informasi yang mereka butuhkan. Suatu konflik yang dialami siswa saat melihat kejadian yang menurut pandangannya tidak umum dapat menuntun partisipasi aktif dalam penyelidikan secara ilmiah.
  • 13. 13 F. Hipotesa Tindakan Sebagaimana dikemukakan oleh Djahiri, K. dan Ma’mun F. (1979:2), bahwa “IPS adalah merupakan ilmu pengetahuan yang memadukan sejumlah konsep pilihan dan cabang-cabang ilmu sosial dan ilmu lainnya serta kemudian diolah berdasarkan prinsip dan didaktif untuk dijadikan program pengajaran pada tingkat persekolahan” . Pembelajaran dalam mata pelajaran IPS dengan mengunakan model inkuiri akan mampu menghasilkan hasil belajar siswa di kelas V SDN Sukahati 02 Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung. Selain PTK dapat meningkatkan hasil belajar siswa, PTK yang dilakukan oleh guru dapat menjadi model bagi siswa dalam meningkatkan prestasinya. Guru yang selalu melakukan PTK yang inovatif dan kreatif akan memiliki sikap kritis dan reflektif terhadap hasil belajar yang dicapai siswa. Sikap kristis inilah yang akan dijadikan model bagi siswa untuk terus merefleksi diri sebagaimana yang dilakukan oleh gurunya. Ini menunjukkan adanya hubungan timbal balik antara pembelajaran dan perbaikan hasil belajar siswa. Keduanya akan dapat terwujud, jika guru memiliki kemampuan dan kemauan untuk melakukan PTK. G. Metode Penelitian Rata-rata hasil tes siswa pada tahun sebelumnya selalu rendah < 56. Kemampuan berfikir rasional siswa sangat lemah. Tingkat kehadiran siswa rendah (setiap kali pertemuan lebih dari 3 orang bolos tanpa izin). Siswa kurang aktif dan
  • 14. 14 cenderung pasif, setiap diberi pertanyaan tidak satupun siswa berani menjawabnya. Demikian juga, setiap diberi kesempatan bertanya, tidak satupun siswa yang berani untuk bertanya. Siswa tidak dapat melihat hubungan antara topik yang satu dengan lainnya. Perhatian siswa cenderung tidak fokus. Sebagian besar (40 %) siswa berasal dari keluarga tidak mampu (ekonomi lemah). Siswa kurang dapat mengaitkan isi pelajaran dengan keadaan alam sekitarnya. Kurangnya dukungan orang tua terhadap belajar anak. Sehubungan dengan permasalahan tersebut di atas penulis mencoba untuk menggunakan model pembelajaran inkuiri dalam penelitian ini. Karena model ini termasuk salah satu model yang lebih memungkinkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa, sebab dapat dilakukan secara individu, kelompok, tanya jawab, diskusi, ataupun kegiatan lain di dalam maupun di luar sekolah (kelas). Instrumen penelitian dan teknik pengumpulan datanya yaitu dengan tes tulis/lisan, angket, dan observasi partisipatif. H. Lokasi dan Subyek Penelitian Dalam penelitian ini penulis, memilih lokasi di SDN Sukahati 02 Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung, sedangkan Subyek penelitiannya adalah siswa kelas V yang terdiri dari 38 siswa yaitu siswa laki-laki sebanyak 22 orang dan siswa perempuan sebanyak 16 orang. Dikarenakan tujuan penelitian, berkaitan dengan usaha mencari jawaban tindakan perbaikan yang penulis lakukan berhasil sebagaimana yang diharapkan. Dari penelitian ini terhadap kualitas
  • 15. 15 pembelajaran dan/atau pendidikan, sehingga nampak manfaatnya bagi siswa, guru, sekolah, dan mungkin juga komponen sekolah lainnya. Sasaran penelitian yaitu proses serta hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS pada topik Jenis-jenis usaha dalam bidang ekonomi dan Kegiatan Ekonomi di Indonesia dengan menggunakan model inkuiri.