1. Dosen Pengampu:
Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Disusun Oleh:
Nama : Aulia Putri Sifani
NIM : L1B021087
Prodi/Kelas : Ilmu Komunikasi/C
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS DI BAWAH REKTOR
UNIVERSITAS MATARAM
2021
2. 2
Daftar Isi
Cover:................................................................................................................................1
Daftar Isi.............................................................................................................................2
1. ISTIDRAJ...................................................................................................................4
A. Pengertian.................................................................................................................4
B. Konsep.....................................................................................................................4
C. Dalil-Dalil ................................................................................................................6
2. DALIL HADIS QUDSI TENTANG HUKUMAN YANG DISEGERAKAN................8
3. DOSA DAN KRITERIA RIBA BESERTA DALIL-DALILNYA...................................................11
A. Dosa Riba ...............................................................................................................11
1.Mendapat Dosa Besar..............................................................................................11
2. Dibangkitkan Pada Hari Kiamat Dalam Keadaan Gila............................................12
3. Disiksa Didalam Api Neraka................................................................................12
4. Do’a Tidak Dikabulkan........................................................................................12
5. Hilangnya Keberkahan Pada Harta........................................................................12
6. Allah SWT Menutup Hati Pemakan Harta Riba .....................................................13
7. Sedekah, Infaq dan Zakat dari Harta Riba Tidak Diterima Allah SWT ....................13
8. Riba Bisa Menyebabkan Krisis Ekonomi...............................................................13
9. Karena Riba Hubungan Persaudaraan Menjadi Retak.............................................13
10. Tidak Termasuk Golongan Orang yang Beriman................................................13
B. Kriteria Riba ...........................................................................................................14
1. Riba karena penundaan=nasi’ah (سيئهّن)ال.................................................................14
2. Riba karena selisih=riba fadhl (()الفضل ..................................................................14
C. Dalil-dalilnya..........................................................................................................15
4. KEUTAMAAN SHODAQOH BERSERTA DALIL-DALILNYA.................................................18
A. Keutumaan dan Manfaat Sedekah...........................................................................18
1. Sedekah dapat Menghapus Dosa...........................................................................18
2. Sedekah Tidak Mengurangi Harta.........................................................................19
3. Mendapat Naungan di Hari Akhir .........................................................................20
4. Keutamaan Sedekah untuk Membuat Hati Tenang.................................................20
5. Sedekah untuk Menyembuhkan Orang Sakit..........................................................20
6. Memadamkan Murka Allah..................................................................................21
7. Terhindar dari Keburukan ....................................................................................21
3. 3
8. Keutamaan Sedekah untuk Memperpanjang Umur .................................................22
5. SIFAT TAKDIR KEMATIAN BESERTA DALIL-DALILNYA....................................................22
Surat Al-A’raf ayat 34..................................................................................................22
Surat Al-An’am Ayat 61:.............................................................................................23
Surat Al-Waqiah Ayat 60:............................................................................................23
Surat Al-Imran Ayat 145: ............................................................................................24
6. KEWAJIBAN AMAR MAKRUF – NAHI MUNKAR BESERTA DALIL-DALILNYA ....................25
Daftar Pustaka...................................................................................................................27
4. 4
1. ISTIDRAJ
A. Pengertian
Ditijau secara etimologi, Istidraj merupakan kosa kata yang berasal dari
bahasa Arab.Istilah ini berasal dari akar kata daraja ( َرَجََ) yang artinya berjalan
perlahan-lahan, yang berkembang menjadi istiraja (َرََجدَرَجَ) berarti menipu.Kata
ini kemudian diklasifikasikan kedalam nomina, menjadi Istidraj (ِرَََجدرَجَ) yang
memiliki arti pemberian kemewahan pada orang yang tidak taat terhadap Tuhan
sebagai ujian baginya; tipuan'. Istidraj kemudian diserap kedalam bahasa
Indonesia yang memiliki arti hal atau keadaan luar biasa yang diberikan Allah
Swt kepada orang kafir sebagai ujian sehingga mereka takabur dan lupa diri
kepada Tuhan. Istidraj adalah semacam perangkap bagi manusia di mana mereka
yang durhaka kepada Allah SWT dengan tidak menjalankan kewajiban serta
syariatnya tampak semakin makmur, sehat dan sejahtera.
B. Konsep
1. Falamma nasuu maa dzukkiru (ketika hamba melupakan
peringatan-peringatan agama)
Al Thabari dalam tafsirnya berkomentar melupakan perintah
agama adalah meninggalkan perintah Allah yang disampaikan
Rasulnya. AlRaghib al-Asfahani menjelaskan, melupakan itu
timbul ada kalanya disebabkan oleh hati yang lemah disertai
dengan kelalaian yang disengaja. Artinya, melupakan itu bukan
berarti tidak tahu, tidak ingat atau tidak sadar, tapi juga dalam
bentuk kesengajaan, mungkin karena dianggap ajaran Islam itu
tidak sesuai dengan konteks masyarakat modern atau alasan-
alasan sejenisnya.
2. atahna ‘alaihim abwaba kulli syai’ (Kami pun membuka semua
pintu kesenangan untuk mereka hamba).
Diantara bentuk-bentuk kesenangan duniawi yang hamba
dapatkan adalah dimudahkan mendapatkan rezeki melimpah di
dunia. Hamba tersebut akan dimudahkan mendapatkan
kesenangan duniawi apa saja yang diinginkannya. Dengan
5. 5
kesenangan-kesenanga tersebut, si hamba selalu berbuat maksiat,
tidak memiliki keinginan bertaubat dan kembali ke jalan yang
benar.
3. Hatta idza farihu bima utu (Hingga bila mereka gembira dengan
apa yang diberikan).
Ketika hamba sedang dalam puncak kebahagiaan menikmati
kesenangan duniawinya berupa harta benda, anak banyak, dan
kedudukan tinggi di kalangan manusia, namun hidupnya masih
jauh dari ketaatan, jauh dari rasa empati pada orang lain, jauh dari
masjid dan jauh dari majelis ilmu.
4. Akhadznahum baghtatan (Kami siksa mereka dengan sekonyong-
konyong).
Artinya Allah akan menyiksa hamba tersebut di saat lalai.
Qatadah berkomentar, bahwa siksaan yang menimpa suatu kaum
secara tiba-tiba adalah urusan Allah. Dan tidak sekali-kali Allah
menyiksa suatu kaum, melainkan di saat mereka tidak
menyadarinya dan dalam keadaan lalai serta tenggelam dalam
kesenangan
5. Fa idza hum mublisun (ketika itu mereka terdiam putus asa).
mereka akan putus harapan dari semua kebaikan. Hamba tersebut
telah terperdaya dengan kesenangan duniawi dimana Hasan al-
Basri mengatakan, siapa yang diberi keluasan oleh Allah, lalu ia
tidak menyadari hal itu merupakan ujian baginya, maka dia
terperdaya. Sama halnya seorang yang disempitkan oleh Allah,
lalu ia tidak menyadari dirinya sedang diperhatikan oleh Allah,
maka dia juga terperdaya
Ketika Allah membiarkan seorang hamba sengaja meninggalkan
shalat, meninggalkan puasa, tidak ada perasaan berdosa ketika
bermaksiat seperti saat membuka aurat, berat untuk bersedekah,
merasa bangga dengan apa yang dimiliki dan mengabaikan
6. 6
semua atau mungkin sebagian perintah Allah, benci terhadap
aturan Allah, merasa umurnya panjang dan menunda-nunda
taubat, enggan menuntut dan menambah pengetahuan (khususnya
agama) serta lupa akan kematian, tapi Allah tetap memberikan
hamba tersebut rezeki melimpah, kesenangan terus menerus,
dikagumi dan dipuja puji banyak orang, tidak pernah diberikan
sakit, tidak pernah diberikan musibah, prestasi akademiknya
tambah sukses, hidupnya aman-aman saja, maka hamba tersebut
harus berhati-hati karena semuanya itu adalah istidraj. Keadaan
tersebut adalah bentuk kesengajaan dan pembiaran oleh Allah
pada hamba yang sengaja berpaling dari perintah-Nya dan Allah
menunda segala bentuk azab-Nya. Allah membiarkan hamba
tersebut semakin lalai dan diperbudak dunia. Semoga kita
dihindarkan dari jenis hamba seperti ini dan digolongkan oleh
Allah sebagai hamba yang bisa menggunakan kenikmatan
duniawi dalam ketaatan.
C. Dalil-Dalil
Dalil Berdasarkan Al-Quran
1. Qs Al-Qalam: 44
َْعلَََُنََ ََ لَيثَُ َنْ َنلسلتَجدَرَهَمَج ....
Artinya: “.... . Nanti Kami akan menghukum mereka dengan
berangsurangsur (ke arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka
ketahui.”
2. QS.Ali ‘Imran: 178
ِلْمُن اَمَّنِإ ۚ ْمِهِسُفْنَ ِ
ِل ٌْريَخ ْمُهَل يِلْمُن اَمَّنَأ واُرَفَك َينِذَّلا َّنَبَسْحَي َ
َل َو
ٌينِهُم ٌابَذَع ْمُهَل َو ۚ اًمْثِإ ُواداَدْزَيِل ْمُهَل ي
Artinya: “Dan janganlah sekali-kali orang-orang kafir menyangka,
bahwa pemberian tangguh Kami kepada mereka adalah lebih baik
bagi mereka. Sesungguhnya Kami memberi tangguh kepada mereka
7. 7
hanyalah supaya bertambah-tambah dosa mereka; dan bagi mereka
azab yang menghinakan.”
3. QS.Al An’am: 44
َأ ۟ا ٰٓوُتوُأ ٰٓاَمِب ۟واُح ِرَف اَذِإ َٰٰٓ
ىَّتَح ٍءْىَش ِّلُك َب ََْٰوبَأ ْمِهْيَلَع َانْحَتَف ۦ
ِهِب ۟واُرِّكُذ اَم ۟واُسَن اَّمَلَف
ْببم مُُ اَذَِِف ًًَتَْْب مُهََٰنْذَخ
ُسِل
ََو
Artinya: “Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah
diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu
kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira
dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka
dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam
berputus asa.”
4. QS. Al Mu’minun: 55-56
َينِنَب َو ٍلاَّم نِم ۦ
ِهِب مُُبدِمُن اَمَّنَأ ََُوبَسْحَيَأ
Artinya: “Apakah mereka mengira bahwa harta dan anak-anak yang
Kami berikan kepada mereka itu (berarti bahwa),
5. QS.Al A’raf: 95
َف ُءاَّرَّسال َو ُءاَّرَّضال َانَءاَبآ َّسَم ْدَق واُلاَق َو ا ْوَفَع َٰ
ىَّتَح ًََنَسَحْلا ًَِئِّيَّسال ََاَكَم َانْلَّدَب َّمُث
ْمَُُانْذَخَأ
ْشَي َ
َل ْمُُ َو ًًَتَْْب
ََوُرُُع
Artinya: “Kemudian Kami ganti kesusahan itu dengan kesenangan
hingga keturunan dan harta mereka bertambah banyak, dan mereka
berkata: “Sesungguhnya nenek moyang kamipun telah merasai
penderitaan dan kesenangan“, maka Kami timpakan siksaan atas
mereka dengan sekonyong-konyong sedang mereka tidak
menyadarinya.”
Dalil Berdasarkan Hadis
َ ََه ََيَََ َج ََذا: “ َالََ َنََُج ََ َلثََُِ ل ََه صََُى نََِّم َ نَِ ، للَمَِ ل ََه ََّي َج َاْلَِ َنِ َنََِةََِنلِ
،” للَمَِتَََجدرَجَ َل َذ لَََنمَا ثللىَنَْ صََُِ ِنثنلْ ََ َْلَُحلبَ َ َ لَثَنُد َ َنْ َدََِنَ َ َّعَنلَ ص لَنَى
ن لِّ ََب ََََِْ َنَسثََُِ َلمَبَرَا لِ ََلانِّلذ لَْ َْلهَن لََََُا):َنََُج ََ َلثََُِ ل ََه صََُى ََه لاْلج َج َ
لَى َنلَّ
(ََُد جََه ) َنلسَنْلهَُِلْ ََذمَا َةَرَةَِ َنلََلنَهَمََ َْلىَلَ لََِ َْلُاَا ََذا صَرَُ َيٍَََّ
8. 8
Dari ‘Uqbah bin ‘Amir ra, Rasulullah saw bersabda: “Bila kamu
melihat Allah memberi pada hamba (perkara) dunia yang
diinginkannya, padahal dia terus berada dalam kemaksiatan kepada-
Nya, maka (ketahuilah) bahwa hal itu adalah istidraj (jebakan berupa
nikmat yang disegerakan) dari Allah.” Kemudian Rasulullah saw
membaca ayat yang berbunyi, “Maka tatkala mereka melupakan
peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun
membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga
apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada
mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka
ketika itu mereka terdiam berputus asa (HR. Ahmad)
2. DALIL HADIS QUDSI TENTANG HUKUMAN YANG DISEGERAKAN
Setiap pribadi manusia akan ditangguhkan dosa yang diperbuatnya hingga hari
kiamat. Namun terdapat tiga dosa besar yang balasannya akan disegeraka Allah
SWT di dunia.
نََِّم َ نَِ ،للَمَِ ل ََه ََّي َج َ، َاَنَِ َََِّ نَِ َلا َجُن ُِثل م ىُص : ْ ْمسل لم لاَرم َبْذن ُ ِّ َْ ص ا َيٍل ل
ْقََ َ َ َِ ُنثلد َ َّا سلُِول ل لننَ ،ُنَا َ َةَعثن ََ ،َنَد َْ َ ََِنْه ،ََّةَِ َ َ
َا نثلْة َ
Hal ini sesuai dalam hadist dari Abu Bakrah RA, Rasulullah SAW bersabda,”
Setiap dosa akan di akhirkan (ditunda) balasannya oleh Allah SWT hingga hari
kiamat, kecuali al-baghy (zalim), durhaka kepada orang tua dan memutuskan
silaturahim, Allah akan menyegerakan di dunia sebelum kematian menjemput.”
(HR Al Hakim, Al Mustadrak No 7345).
Pertama, dosa orang yang berbuat zalim balasannya akan disegerakan. zalim
adalah perbuatan melampaui batas dalam melakukan keburukan.
Perbuatan zalim dapat mengotori hati, seperti sombong, dengki, ghibah, fitnah,
dusta, dan lain sebagainya. Karena itu zalim termasuk dari dosa besar.
9. 9
Manusia yang zalim akan mendapatkan balasan di dunia dan siksa pedih di
akhirat. Sebagaimana yang dijelaskan dalam Alquran:
ِّقَحْلا ِْريَِْب ِ
ض ْرَ ْ
اِل يِف ََوُْْبَي َو َاسَّنال ََوُمِلْظَي َينِذَّلا ىَلَع ُليِبَّسال اَمَّنِإ
ۚ
ٌميِلَأ ٌابَذَع ْمُهَل ََِئََٰلوُأ
“Sesungguhnya dosa itu atas orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia
dan melampaui batas di muka bumi tanpa hak. Mereka itu mendapat azab yang
pedih. ”(QS Asy-Syura: 42)
Kedua, orang yang durhaka kepada orang tua. Sikap buruk dan tidak
menghormati serta tidak menyayangi kedua orang tua, adalah sikap yang sangat
tercela, karena merekalah penyebab keberadaan kita di dunia ini.
Jika sikap ini dilakukan, maka akan mengundang kemurkaan dari Allah SWT di
dunia ini, antara lain dalam bentuk pembangkangan sikap yang dilakukan anak-
anak mereka.
Karena itu, sikap ihsan baik dalam ucapan maupun perbuatan merupakan suatu
kewajiban agama sekaligus merupakan suatu kebutuhan. Seperti yang dijelaskan
dalam firman Allah SWT:
َحَأ َرَبِكْلا َكَدْنِع ََّنُْلْبَي اَّمِإ ۚ اًناَسْحِإ ِْنيَدِلا َوْلاِب َو ُهَّايِإ َّ
َلِإ ُوادُبُْعَت َّ
َلَأ ََببَر َٰ
ىَضَق َو
َت َ
َلَف اَمُُ َ
َلِك ْوَأ اَمُُُد
ٍٍّّ ُأ اَمُهَل ْلُُق
ِرَك ً
َل ْوَق اَمُهَل ْلُق َو اَمُُْرَهْنَت َ
َل َو
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain
Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu-bapakmu dengan sebaik-
baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai
berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu
mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak
mereka, dan ucapkanlah kepada mereka ucapan yang mulia. ”(QS Al-Isra: 23).
Ketiga, dosa orang yang memutuskan silaturahim. Islam tidak menyukai orang-
orang yang memutuskan tali persaudaraan.
10. 10
Islam mengancam dan mengecam secara tegas orang-orang yang memutuskan
tali persaudaraan. Dalam hal ini, Rasulullah SAW bersabda dari Abu
Muhammad Jubiar bin Muth’im RA:
َّاَّلل َلرسو َََّأ عنه هللا رضي ٍمُِعْطُم ِبن ِْريَبُج محمد بيَأ عن
ﷺ
ْدَي َل :َلاَق
ٌعِاطَق ًََّنَجال ُلُخ “Tidak akan
masuk surga orang yang memutus (silaturahim)." (HR Bukhari dan Muslim).
Islam begitu tegas terhadap hubungan baik sesama manusia. Oleh karena itu,
orang yang tidak mau berbuat baik dan justru memutus persaudaraan, Islam pun
memberikan ancaman yang keras, yakni tidak akan masuk surga sebagai
balasannya. Sungguh mengerikan.
ُهَب ُْويُع ُه َرَّصَب َو اَيْنبدال ىِف ُهَدََُّز َو ِْنيِّدال ىِف ُهَهَُّقَف اًْريَخ ِِِدْبَُعِب ُ اَّلله َداَرَا اَذِا
Apabila Alloh menghendaki kebaikan pada hambaNya, maka Dia memahamkan
agama dan membuatnya berzuhud terhadap duniawi, lalu Dia memperlihatkan
kepadanya aib-aib dirinya. (Riwayat Baihaqi dari Anas ra)
Penjelasan:
Apabila Alloh menghendaki kebaikan bagi seorang hamba, maka Alloh
menjadikannya faham/ pandai agama karena agama akan membawanya kepada
kebaikan di dunia dan di akhirat. Dan Alloh menjadikannya orang yang zuhud
(dunianya untuk akhirat) . Hal ini tidaklah heran mengingat pemahaman
agamanya yang mendalam sehingga harta duniawi menurut pandangannya tiada
artinya dibandingkan dengan pahala ukhrowi.. Alloh juga menjadikan dia dapat
melihat aib dan kekurangan-kekurangan yang ada pada dirinya, lalu segera ia
bertaubat dan memperbaiki dirinya.
Hukuman yang disegerakan
َداَرَا اَذِا
ْنَع َََسْمَا َّرَّشال ِهِدْبَُعِب ُ اَّلله َداَرَا اَذِا َو اَيْنبدال ىِف ًََب ْوُُقُُعال ُهَل َلَّجَع َْريَخال ِهِدْبَُعِب ُ اَّلله
ُي ىهتَح ِهِبْنَذِب ُه
ََ ْوَي ِهِب ىِفا َو
ًَِماَيُِقال
11. 11
Apabila Alloh menghendaki kebaikan bagi hamba-Nya, maka Dia
menyegerakan hukuman untuknya di dunia, dan apabila Dia menghendaki
keburukan bagi hamba-Nya, maka Dia memenuhi atau menepati hukuman
dosanya itu di hari kiamat nanti. (Riwayat Thabrani dari Ammar Ibnu Yaasir ra)
Penjelasan:
Musibah yang ditimpakan Alloh pada hambaNya merupakan hukuman yang
disegerakan di dunia untuk menghapus dosanya, sehingga ketika dia mati,
dirinya bersih dari dosa dan dimasukkan ke dalam surga. Apabila Alloh
menghendaki keburukan bagi seorang hamba, maka Dia membiarkannya
bersenang-senang menuruti keinginan nafsunya di dunia ini. Semakin lama
hidup di dunia semakin banyak dosa-dosa yang dikerjakannya sehingga kelak di
akhirat ia akan menerima pembalasannya yang setimpal. Maka tidak ada jalan
selamat baginya, dan tempat kembalinya adalah neraka.
Alloh telah berfirman:
ْمِهْيَلَع ْلَجُْعَت َ
َلَف
ِ
ًّادَع ْمُهَل بدُُعَـن اَمَّنِا
ۚ
ِ
"maka janganlah engkau (Muhammad) tergesa-gesa (memintakan azab) terhadap
mereka, karena Kami menghitung dengan hitungan teliti (dosa2nya untuk
dibalas kelak) ." (QS. Maryam : 84)
3. DOSA DAN KRITERIA RIBA BESERTA DALIL-DALILNYA
Riba (َبج )َبجي secara bahasa artinya bertambah/tambahan, bisa juga diartikan
mengembang atau lebih banyak. Menurut syariat, pengertian riba lebih luas, yaitu
penambahan atau penundaan (meskipun tidak ada penambahan).
A. Dosa Riba
1. Mendapat Dosa Besar
12. 12
seseorang dalam keadaan mengetahui bahwa itu adalah uang riba dosanya
lebih besar dari pada berzina sebanyak 36 kali.
2. Dibangkitkan Pada Hari Kiamat Dalam Keadaan Gila
Pada hari kiamat nanti seluruh umat manusia dari zaman Nabi Adam
sampai akhir zaman akan dibangkitkan kembali. Tentu saja dengan keadaan
yang berbeda-beda menurut amal ibadah semasa di dunia. Di hari kiamat,
pemakan harta riba akan dibangkitkan dari kuburnya dalam keadaan gila.
Allah SWT menghinakannya di hari pembangkitan dengan keadaan seperti
berdirinya orang yang kerasukan dan dikuasai setan. Na’udzubillahimin
dzalik.
3. Disiksa Didalam Api Neraka
Neraka adalah tempat peristirahatan terburuk yang pernah ada. Ia akan disiksa
oleh para Malaikat Allah SWT yang selalu patuh terhadap Perintah-Nya.
Terkecuali ketika telah bertaubat dan memohon ampun kepada Allah SWT.
4. Do’a Tidak Dikabulkan
Selain adzab di akhirat, Allah SWT juga memberikan adzab di dunia bagi
pemakan harta riba. Salah satunya adalah do’a pelaku riba tidak akan
dikabulkan oleh Allah SWT. Betapa merugi ketika setiap hari sholat
menjalankan Perintah-Nya justru do’a tidak akan diterima dan dikabulkan
Allah SWT. Dimana lagi kita akan meminta? Sedangkan sesungguhnya hanya
Allah SWT tempat kita memohon dan berserah diri.
5. Hilangnya Keberkahan Pada Harta
Tidak akan berkah harta yang diperoleh dari jalan riba. Itulah kenapa Rasul
mengingatkan kita untuk mencari rezeki dari cara yang baik. Bayangkan
ketika harta hasil riba dibelikan makanan, pakaian,beli rumah dan keperluan
lainnya dan semua itu tiada keberkahan.
13. 13
6. Allah SWT Menutup Hati Pemakan Harta Riba
Hati pemakan riba akan tertutup sehingga pelaku riba tidak lagi memikirkan
mana yang baik dan buruk
7. Sedekah, Infaq dan Zakat dari Harta Riba Tidak Diterima Allah SWT
Tidak akan diterima di Sisi Allah SWT harta yang disedekahkan yang
didapatkan dari hasil riba
8. Riba Bisa Menyebabkan Krisis Ekonomi
Juga akan menjadi penyebab krisis ekonomi dikarenakan merugikan pihak-
pihak korban riba. Seperti contoh seorang rentenir yang meminjamkan uang
dan memberikan bunga yang sangat tinggi untuk dikembalikan. Ini akan
merugikan peminjam. Karena ketika uang yang dihasilkan dari jerih payah
untuk keperluan sehari-hari justru harus dibayarkan bunga pinjaman.Karena
banyak sekali rentenir yang meminjamkan uang dengan syarat
mengembalikan dengan bunga tinggi. Apalagi jika melakukan pinjaman
untuk beli rumah mewah dan mahal. Berapa banyak bunga yang akan kita
bayar? Alangkah baiknya kita kondisikan dengan ekonomi yang ada. Seperti
halnya beli rumah murah dan properti sederhana sesuai kebutuhan.
9. Karena Riba Hubungan Persaudaraan Menjadi Retak
Jika riba marak dilakukan, hubungan persaudaraan antar manusia menjadi
retak. Hubungan menjadi renggang dikarenakan ada pihak yang dirugikan.
Bukankah baiknya jika hubungan persaudaraan dilandasi dengan sifat saling
tolong-menolong? Alangkah mulianya jika sebuah negeri tertentu
membudayakan sesuatu dengan cara syariah. Ini akan menjadi salah satu
negeri yang damai dan tenteram. Dikarenakan hubungan antar manusia yang
erat persaudaraannya. Saling tolong-menolong dan bergotong-royong demi
membangun negeri yang harmonis.
10. Tidak Termasuk Golongan Orang yang Beriman
Allah SWT Berfirman didalam kitab suci Al-Qur’an bahwa orang-orang
pelaku riba dianggap orang-oang yang tidak beriman. Dalil tersebut
menerangkan sampai-sampai pelaku riba diperangi oleh Allah SWT dan
14. 14
Rasul-Nya. Tentu saja terkecuali bagi Hamba-Nya yang bertaubat nasuha dan
bersungguh-sungguh tidak akan mengulanginya lagi.
B. Kriteria Riba
1. Riba karena penundaan=nasi’ah (سيئهّنال)
Riba ini dapat diartikan dengan tambahan yang disyaratkan yang
diambil/diterima dari orang yang diutangi sebagai kompensasi dari penundaan
pelunasan (termasuk di dalamnya riba jahiliyah). Riba ini bisa terjadi karena
penundaan saja atau penundaan sekaligus dengan tambahan.
Riba jahiliyah adalah salah satu model riba, yaitu ketika jatuh tempo, tidak
bisa melunasi, lalu jatuh tempo ini diundur, dengan syarat ada penambahan
pembayaran. Namun, jika dapat dilunasi pada saat jatuh tempo yang pertama,
maka tidak ada penambahan. Ini model rentenir jahiliyah.
Riba modern lebih kejam daripada riba jahiliyahnya orang jahiliyah. Riba
modern, dari jatuh tempo pertama sudah diwajibkan membayar tambahan.
Kalau riba jahiliyah, jatuh tempo pertama gratis dari uang administrasi dan
semacamnya. Riba modern, belum terima uang sudah harus bayar. Misal,
pinjam lima juta rupiah, dapatnya empat juta lima ratus ribu. Baru menerima,
sudah langsung terkena ribanya, dianggapnya utang lima juta rupiah.
2. Riba karena selisih=riba fadhl (( الفض
ل )
Terdapat dalam dunia perdagangan, tepatnya pada barter,akan tetapi tidak
semua barter, hanya barter pada barang-barang tertentu saja (komoditas ribawi).
Yakni barter uang dengan uang atau bahan makanan dengan ada penambahan.
Riba ini haram berdasarkan hadits dan ijma’. Pada awalnya ada ikhtilaf, yakni
Ibnu Abbas membolehkannya, tetapi akhirnya beliau rujuk dan meralat
pendapatnya, dan hasilnya ulama sepakat bahwa ini tidak boleh, riba ini dinilai
menjadi sarana menuju riba nasi’ah.
Tidak terjadi riba dalam dunia barter kecuali dengan enam benda ribawi. Dalam
hadits hanya ada enam benda ribawi. Ada perselisihan apakah riba hanya pada
enam benda tersebut atau bisa dilebarkan ke benda yang lainnya. Pendapat yang
15. 15
lebih kuat adalah enam benda tersebut bisa dilebarkan kepada benda yang
sejenis dan semisal.
Dari enam benda ribawi tadi dapat dikelompokkan menjadi dua.
Kelompok pertama terdiri dari emas dan perak. Kelompok kedua terdiri
dari bahan makanan. Beda kelompok dalam istilah fiqih dikenal dengan
beda illat.
Kelompok 1:
Emas
Perak
Kelompok 2:
Gandum bur
Gandum sya’ir
Kurma
Garam
C. Dalil-dalilnya
Dalil Al-Qur’an
QS. Al-Baqarah: 275-276
َّنَأِب ََِلَذ ّ ِ
سَمْلا َنِم َُاَطْيَّشال ُهُطَّبَخَتَي يِذَّلا َُ وُُقَي اَمَك َلِإ ََوُموُُقَي َل اَبِّالر ََوُلُكْأَي َينِذَّلا
ْيَبْلا اَمَّنِإ واُلاَق ْمُه
اَبِّالر ُلِْْم ُع
ِّبَر ْنِم ًٌَظِع ْوَم ُهَءاَج ْنَمَف اَبِّالر ََ َّرَح َو َعْيَبْلا ُ َّاَّلل َّلَحَأ َو
ِئَلوُأَف َداَع ْنَم َو ِ َّاَّلل ىَلِإ ُه ُرْمَأ َو َفَلَس اَم ُهَلَف ىَهَتْناَف ِه
ُابَحَْْأ ََ
اَهيِف ْمُُ ِارَّنال
.ٍيمِثَأ ٍارَّفَك َّلُك بب ُِحي َ
َل ُ َّاَّلل َو ِتاَقَدَّصال يِبُْري َو اَب ِّالر ُ َّاَّلل ُقَحْمَي .َُودِلَاخ
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan
seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit
16. 16
gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata
(berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah
telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang
telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari
mengambil riba), Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum
datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang
kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni
neraka; mereka kekal di dalamnya. Allah memusnahkan riba dan
menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap
dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa.”
Q.S. Al Baqarah: 278
َينِنِمْؤُم ْمُتْنُك َِْإ اَب ِّالر َنِم َيُِقَب اَم واُرَذ َو َ َّاَّلل واُُقَّتا واُنَمآ َينِذَّلا اَهبيَأ يا ء
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan
sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang benar benar
beriman
Q.S. Al Baqarah: 279
َ
َل ْمُكِلا َوْمَأ ُوسُءُر ْمُكَلَف ْمُتْبُت َِْإ َو ِهِلوُس َر َو ِ َّاَّلل َنِم ٍبْرَحِب واُنَذْأَف واُلَُعْفَت ْمَل ََِِْف
وُمَلْظُت َ
َل َو ََوُمِلْظَت
ََ
Jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah,
bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat
(dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak
Menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.
Dalil Al-hadis
H.R. Muslim
ِ َّاَّلل ُلوُس َر َنَُعَل َلاَق ٍرِباَج ْنَع
-
وسلم عليه هللا ْلى
-
ٌءا َوَس ْمُُ َلاَق َو ِهْيَدَُِاش َو ُهَبِتاَك َو ُهَلِكوُم َو اَب ِّالر َلِكآ
17. 17
Dari Jabir, Rasulullah melaknat orang yang memakan riba, nasabah riba,
juru tulis dan dua saksi transaksi riba. Nabi bersabda, “Mereka itu sama
H.R. Bukhari
ٍلَجَأ ىَلِإ ٍّيِدوُهَي ْنِم اًماَُعَط ىَرَتْشِا َمَّلَس َو ِهْيَلَع ُ َّاَّلل ىَّلَْ َّيِبَّنال َََّأ
ُهَعْرِد ُهَنََُر َو .
Bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam membeli makanan (yakni gandum)
dari seorang Yahudi dengan (pembayaran) tempo, dan beliau menggadaikan
baju perangnya kepadanya.
H.R. Abu Dawud
،ًَِّضِفْلاِب ِبََُّذال ِْعيَبِب َسْأَب ََل َو
َّشالِب ُِّربْلا ِْعيَبِب َسْأَب ََل َو ,ََلَف ًَُئْيِسَن اَّمَأ ,ٍدَيِب ًادَي ,اَمُُُرَْْكَأ ًَُّضِفْلا َو
اَمُُُرَْْكَأ ُْريُِعَّشال َو ، ِْريُِع
ََلَف ًَُئْيِسَن اَّمَأ َو ،ٍدَيِب ًادَي.
Tidak mengapa menjual emas dengan perak dengan jumlah perak lebih
banyak (apabila) langsung serah terima/kontan, adapun dengan cara nasi’ah
(ditangguhkan serah terimanya), maka tidak boleh. Dan tidak mengapa
menjual gandum bur dengan sya’ir dengan jumlah sya’ir lebih banyak
(apabila) langsung serah terima, adapun dengan cara nasi’ah maka tidak
boleh
H.R. Ibnu Majah
َع ََاَك َّ
َلِإ اَب ِّالر ْنِم َرَْْكَأ ٌدَحَأ اَم َلاَق َمَّلَس َو ِهْيَلَع ُ َّاَّلل ىَّلَْ ِّيِبَّنال ْنَع ٍدوُُعْسَم ِْنبا ْنَع
ًٍَّلِق ىَلِإ ِه ِرْمَأ ًَُبِقا
Dari Ibnu Mas’ud, Nabi bersabda, “Tidaklah seorang itu memperbanyak harta
dari riba kecuali kondisi akhirnya adalah kekurangan/kemiskinan
HR Ahmad
ِ َّاَّلل ُلوُس َر َلاَق َلاَق ًَِكِئََلَمْلا ِليِسَغ ًََلَظْنَح ِْنب ِ َّاَّلل ِدْبَع ْنَع
-
وسلم عليه هللا ْلى
-
«
َّالر ُهُلُكْأَيًاب ِر ُمَُْرِد
ُمَلُْعَي َوُُ َو ُلُج
ًًَيْنَز َينِثََلَث َو ًٍَّتِس ْنِم بدَشَأ
18. 18
Dari Abdullah bin Hanzholah[2], Rasulullah bersabda, “Satu dirham uang
riba yang dinikmati seseorang dalam keadaan tahu bahwa itu riba dosanya
lebih jelek dari pada berzina 36 kali
Dari Abu Hurairah
َة َْريَرُُ ىِبَأ ْنَع– عنه هللا –رضى ِّىِبَّنال ِنَع– وسلم عليه هللا –ْلى َلاَق
«
ِتاَُقِبوُمْلا َعْبَّسال ُوابِنَتْجا
. »
واُلاَق
اَي
َلاَق َّنُُ اَم َو ، ِ َّاَّلل َلوُس َر
«
ِب ُكْرِّشال
اَب ِّالر ُلْكَأ َو ، ِّقَحْلاِب ََّلِإ ُ َّاَّلل ََ َّرَح ىِتَّلا ِ
سْفَّنال ُلْتَق َو ، ُرْحِّسال َو ، ِ َّاَّلل
ِلاَم ُلْكَأ َو ،
ِتََلِفَاْْلا ِتَانِمْؤُمْلا ِتَانَصْحُمْلا ٍُّ ْذَق َو ، ِفْحَّالز ََ ْوَي ىِّل َوَّتال َو ، ِيمِتَيْلا » .
Dari Abu Hurairah, Nabi bersabda, “Jauhilah tujuh dosa yang
membinasakan!”. Para shahabat bertanya, “Apa saja tujuh dosa itu wahai
rasulullah?”Jawaban Nabi, “Menyekutukan Allah, sihir, menghabisi nyawa
yang Allah haramkan tanpa alasan yang dibenarkan, memakan riba,
memakan harta anak yatim, meninggalkan medan perang setelah perang
berkecamuk dan menuduh berzina wanita baik baik(yang menjaga dirinya)”
[Muttafaq ‘alaih]
4. KEUTAMAAN SHODAQOH BERSERTA DALIL-DALILNYA
A. Keutumaan dan Manfaat Sedekah
1. Sedekah dapat Menghapus Dosa
Keutamaan sedekah yang pertama adalah dapat menghapus dosa. Setiap
manusia pasti tidak bisa lepas dari dosa. Sedekah adalah cara termudah
yang Allah berikan untuk menghapus dosa-dosa kita. Akan tetapi,
sedekah yang kita berikan menurut sebagian ulama hanya dapat
menghapus dosa kecil. Sedangkan untuk menghapus dosa besar harus
diikuti dengan taubat.
19. 19
Dalilnya-dalilnya
ملج َ َلي َ فصي ع ى َل ِّ ئة ث خع َ فصي ع ى ة َود ََ
Sedekah dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api. (HR.
Tirmidzi)
2. Sedekah Tidak Mengurangi Harta
Berbeda dengan konsep keuangan manusia, di mana semakin banyak
uang keluar semakin berkurang harta kita. Justru dalam konsep islam,
barangsiapa yang sering mengeluarkan uang untuk sedekah maka ia akan
semakin kaya. Allah berjanji akan melipat gandakan harta orang yang
gemar bersedekah dengan niat tulus.
َلُبْنُس ِّلُك يِف َلِبَانَس َعْبَس ْتَتَبْنَأ ًٍَّبَح ِلََْمَك ِ َّاَّلل ِليِبَس يِف ْمُهَلا َوْمَأ ََوُُقِفْنُي َينِذَّلا ُلََْم
ًَُئاِم ًٍ
ُفِعاَضُي ُ َّاَّلل َو ًٍَّبَح
يِلَع ٌعِسا َو ُ َّاَّلل َو ُءَاشَي ْنَمِل
ٌم
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang
menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih
yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah
melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah
Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-Baqarah: 261)
Dalam haditsnya, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam juga
bersabda mengenai keutamaan sedekah adalah tidak akan mengurangi
harta, yaitu:
ْنِم ًٌَقَدَْ ْتَصَُقَن اَم
ُ َّاَّلل ُهَُعَفَر َّ
َلِإ ِ َّ ِ
َّلل ٌدَحَأ َعَضا َوَت اَم َو اًّزِع َّ
َلِإ ٍوْفَُعِب ًادْبَع ُ َّاَّلل َداَز اَم َو ٍلاَم
20. 20
Sedekah itu tidak akan mengurangi harta. Tidak ada orang yang memberi
maaf kepada orang lain, melainkan Allah akan menambah kemuliaannya.
Dan tidak ada orang yang merendahkan diri karena Allah, melainkan
Allah akan mengangkat derajatnya. (HR. Muslim)
3. Mendapat Naungandi Hari Akhir
Manfaat besar sedekah selain pahala adalah diberi naungan di hari akhir.
Nabi Muhammad menjelaskan bahwa salah satu golongan yang mendapat
naungan di hari kiamat adalah orang-orang yang gemar bersedekah.
Orang yang diberi naungan adalah orang yang bersedekah dengan tangan
kanan, namun tangan kirinya tidak tahu. Artinya, orang tersebut
bersedekah secara diam-diam tanpa diketahui orang lain (tidak riya).
4. Keutamaan Sedekahuntuk Membuat Hati Tenang
Ketika bersedekah, hati akan tenang karena mengetahui hartanya sudah
bersih. Hak-hak orang lain yang ada di dalam harta kita sudah diberikan,
oleh karena itu terbebaslah tanggung jawab kita kepada harta di depan
Allah kelak. Selain itu, keutamaan sedekah adalah bisa membuat hati
senang karena bisa membantu orang yang membutuhkan
5. Sedekah untuk Menyembuhkan Orang Sakit
Sedekah adalah penyembuh untuk orang sakit. Tidak hanya bisa
menyembuhkan penyakit orang lain, namun juga bisa menyembungkan
sakit kita. Rasullah bersabda bahwa barang siapa yang memelihara harta
bendanya dengan cara mengeluarkan zakat, obatilah penyakitmu dengan
sedekah. Saat membantu orang yang sedang sakit dengan cara
21. 21
memberinya uang untuk membeli obat, juga akan membantu mereka
sembuh dan kita terbebas dari penyakit berbahaya. Rasulullah bersabda:
ًبالصدق مرضاكم داووا
Sembuhkanlah orang-orang yang sakit di antara kalian dengan sedekah.
(HR. Al-Dailami)
6. Memadamkan Murka Allah
Nabi Muhammad bersabda bahwa barang siapa yang suka bersedekah,
maka akan memadamkan murka Allah Ta’ala. Selain itu, sedekah juga
akan menghindari seseorang dari kematian yang buruk. Untuk itu,
keutamaan dan manfaat sedekah adalah bisa memadamkan amarah Allah
sehingga akan aman di dunia dan akhirat.
م وتدفع الرب غضب تطفئ ًالصدق
السوء ًيت
Sesungguhnya sedekah itu memadamkan murka Allah dan
menolak mati jelek (su’ul khotimah). (HR. Tirmidzi)
7. Terhindar dari Keburukan
Keutamaan sedekah yang besar untuk kehidupan kita adalah bisa melindungi
dari musibah. Sedekah yang diberikan akan melindungi kita dari musibah
yang akan datang kepada kita. Keburukan yang ditimpa bisa berupa penyakit,
kehilangan barang berharga, kesulitan dalam bekerja, dan lainnya. Oleh
karena itu, seringkali sedekah disarankan untuk dilakukan orang yang sedang
berikhtiar atau mengusahakan sesuatu hal dalam hidup.
السوء من بابا سبُعين بدُست ًالصدق
22. 22
Sedekah menutup 70 pintu keburukan. (HR. Thabrani)
8. Keutamaan Sedekah untuk Memperpanjang Umur
Keutamaan dan manfaat sedekah lainnya adalah dapat mempanjang umur.
Dalam sebuah riwayat Rasulullah bersabda sedekah akan mengilangkan bala’
(musibah) dan menambah umur. Oleh karena itu, buat kamu yang ingin
panjang umur, kuncinya bukan hanya menjaga kesehatan dan pola makan,
namun juga rajin bersedekah.
5. SIFAT TAKDIR KEMATIAN BESERTA DALIL-DALILNYA
Takdir kematian bersifat mubram atau ketentuan mutlak dari Allah SWT yang pasti
berlaku dan manusia tidak diberi peran untuk mewujudkannya dan manusia tidak
bisa merubahnya. Tentunya tidak ada yang tahu kapan kamu akan dilahirkan dan
kapan akan mati. Semua menjadi rahasia Allah SWT dan terjadi sesuai dengan
ketetapan-Nya.
Dalilnya
Surat Al-A’raf ayat 34
ٌلَجَا ًٍَّمُا ِّلُكِل َو
ۚ
ِ
ََ ْوُمِدُْقَتْسَي َ
َل َّو ًًَع اَس ََ ْوُر ِخۡئَتْسَي َ
َل ْمُهُلَجَا َءٰٓاَج اَذ ِاَف
Artinya:
23. 23
Dan setiap umat mempunyai ajal. Maka apabila ajalnya telah tiba mereka tidak
bisa meminta penundaan atau di percepat sesaat pun.
Surat Al-Qaf Ayat 19:
ِّـقَحْل اِب ِت ْوَمْلاُة َرْكَس ْتَءٰٓاَج َو
ِ
ُدْي ِحَت ُهْنِم َتْنُك اَم ََِلَٰذ
Artinya:
Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang dahulu
pernah kamu hindari.
Surat Al-An’am Ayat 61:
ًًَظَفَح ْمُكْيَلَع ُلِس ُْري َو ٖهِد اَبِع َق ْوَف ُرُِاَُقْلا َوُُ َو
ِ
ُمُكَدَحَا َءٰٓاَج اَذِا ى
ّٰۤهتَح
َ
َل ْمُُ َو َانـُلُس ُر ُهْتَّف َوَت ُت ْوَمْلا
ََ ْوُط ِّرَفُي
Artinya:
Dialah penguasa mutlak atas semua hambanya, kemudian diutus kepadamu
malaikat-malaikat penjaga. Sehingga apabila kematian datang kepada salah
seorang di antara kamu, malaikat akan mencabut nyawanya, dan mereka tidak
melalaikan tugasnya.
Surat Al-Waqiah Ayat 60:
َْنيِق ُْوبْسَمِب ُنْحَن اَم َو َت ْوَمْلا ُمُكَنْيَب َانَّْردَق ُنْحَن
Artinya:
kami telah menentukan kematian masing-masing kamu, dan kami tidak lemah.
24. 24
Surat Al-Imran Ayat 145:
َّ
َِلا َت ْوُمَت ََْا ٍ
سْفَنِل ََاَك اَم َو
ً
َلَّجَؤبم ًابَٰتِك ِ اَّلله َِْذِاِب
Artinya:
Setiap yang bernyawa tidak akan mati kecuali dengan izin Allah, sebagai
ketetapan yang telah ditentukan waktunya.
adapun hadist tentang mengingat kematian diantaranya sebagai berikut.
Hadist Dari Abu Hurairah
Artinya:
Apabila manusia meninggal maka terputus semua amal ibadahnya kecuali tiga.
Shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak yang sholeh yang
mendoakannya.
Hadist Kedua
Artinya:
Kematan itu jembatan yang akan menghubungkan antara kekasih kepada
kekasih.
Hadist ini dijelaskan oleh Imam An-Nawawi, tapi dalam mensyarah hadist ini
tidak menyebutkan perowi hadist.
Hadist Ketiga
Artinya:
Sebaik-baiknya kematian adalah istirahatnya orang Muslim
25. 25
6. KEWAJIBAN AMAR MAKRUF – NAHI MUNKAR BESERTA DALIL-
DALILNYA
Amar ma’ruf nahi munkar termasuk fardlu kifayah. Amar ma’ruf nahi
munkar tidak boleh dilakukan kecuali oleh orang yang tahu betul keadaan
dan siasat bermasyarakat agar ia tidak tambah menjerumuskan orang yang
diperintah atau orang yang dilarang dalam perbuatan dosa yang lebih parah.
Karena sesungguhnya orang yang bodoh terkadang malah mengajak kepada
perkara yang batil, memerintahkan perkara yang munkar, melarang perkara
yang ma’ruf, terkadang bersikap keras di tempat yang seharusnya bersikap
halus dan bersikap halus di dalam tempat yang seharusnya bersikap keras.
(Syekh an-Nawawi al-Jawi, Tafsir Munir, Beirut, Dar al-Kutub al-Ilmiyyah,
2005, cetakan ketiga, jilid II, halaman 59)
Dalilnya
ْمَل ََِِْف ِهِّدَيِب ُه ْرِّيَُْيْلَف اًرَكْنُم ْمُكْنِم ىَأَر ْنَم
ْيِ ْ
اْل ُفَُعْضَأ ََِلَذ َو ِهِبْلَُقِبَف ْعِطَتْسَي ْمَل ْنَم َو ِهِناَسِلِبَف ْعِطَتْسَي
َِاَم
Barangsiapa diantara kalian melihat kemungkaran, maka hendaknya ia
menghilangkannya dengan tangannya. Jika ia tidak mampu, maka dengan
lisannya. Orang yang tidak mampu dengan lisannya, maka dengan hatinya. Dan
dengan hati ini adalah lemah-lemahnya iman. (HR. Muslim)
Maksud dari hadits tersebut adalah seseorang yang melihat kemunkaran dan ia
mampu menghilangkan dengan tangan, maka ia tidak boleh berhenti dengan
mengingatkan lewat lisan saja. Sedangkan dengan lisan, jika kemungkaran dapat
berhenti dengan lisan dan orang tersebut mampu menumpas kemunkaran dengan
lisan, maka ia tidak boleh berhenti hanya dengan hati.
26. 26
Dalam proses amar ma’ruf nahi munkar, tetap harus mendahulukan tindakan
yang paling ringan sebelum bertindak yang lebih berat. Seseorang harus lebih
arif dan bijak karena terkadang dalam menghasilkan tujuan amar ma’ruf nahi
mungkar, seseorang harus menghilangkannya sedikit demi sedikit, bukan malah
memaksakan harus hilang seluruhnya dalam waktu seketika itu.
Dari serangkaian penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa amar ma’ruf nahi
munkar bukan hanya soal niat untuk memberantas kebathilan, tetapi juga harus
memerhatikan kearifan serta cara dalam menegakkan kebaikan. Hal ini tentu
agar amar ma’ruf nahi munkar yang diusahakan dapat diikuti oleh banyak orang
dan menjadikan manfaat seperti tujuannya.
27. 27
Daftar Pustaka
Artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com dengan judul
Istidraj Adalah Apa? Berasal dari Kosa Kata Bahasa Arab, Ini
Arti dan Ciri-Cirinya Perlu
Dipahami, https://sumsel.tribunnews.com/2021/05/02/istidraj-
adalah-apa-berasal-dari-kosa-kata-bahasa-arab-ini-arti-dan-
ciri-cirinya-perlu-dipahami.
Penulis: Novaldi Hibaturrahman | Editor: Wawan Perdana
https://republika.co.id/berita/qd73x6366/terjebak-istidraj-
kenikmatan
https://www.republika.co.id/berita/qm4fk9320/3-dosa-yang-
balasannya-akan-disegerakan-allah-swt-di-dunia
https://shariagreenland.co.id/blog/10-macam-bahaya-dosa-
riba/
https://sef.feb.ugm.ac.id/mengenal-riba-dan-bahayanya/
https://islamkita.co/keutamaan-sedekah/
https://duniapondok.com/ayat-tentang-kematian/
https://sdit.alhasanah.sch.id/pengetahuan-umum/memahami-
makna-amar-maruf-nahi-munkar/