SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
1
OTITIS MEDIA AKUT
Rizalina A. Asnir
Pendahuluan
Otitis media dan mastoiditis akut merupakan masalah utama sebelum antibiotik ditemukan pada
pertengahan 1930-an. Kini pasien-pasien dengan otitis media akut tanpa komplikasi dapat ditangani
dengan berhasil oleh dokter anak atau dokter keluarga. Telinga tengah biasanya steril, meskipun terdapat
mikroba di nasofaring dan faring. Secara fisiologik terdapat mekanisme pencegahan masuknya mikroba
kedalam telinga tengah oleh silia mukosa tuba eustachius, enzim penghasil mukus misalnya muramidase
dan antibodi. Otitis media akut terjadi bila mekanisme fisiologis ini terganggu. Sumbatan tuba eustachius
merupakan faktor penyebab utama dari otitis media. Karena fungsi tuba eustachius terganggu,
pencegahan invasi kuman kedalam telinga tengah juga terganggu, sehingga kuman masuk kedalam
telinga tengah dan terjadi peradangan. Dikatakan juga, bahwa pencetus terjadinya otitis media akut ialah
infeksi saluran napas atas terutama disebabkan oleh virus, namun sebagian besar infeksi otitis media akut
disebabkan oleh bakteri piogenik. Pada anak, makin sering anak terserang infeksi saluran napas, makin
besar kemungkinan terjadinya otitis media akut. Pada bayi terjadinya otitis media akut dipermudah oleh
karena tuba eustachiusnya pendek, lebar dan agak horisontal letaknya.1,2,3
Epidemiologi
Otitis media akut adalah penyakit yang paling sering dijumpai pada anak. 1dari 3 kunjungan ke
dokter karena sakit yang didiagnosa dengan otitis media dan sekitar 75% kunjungan follow up untuk otitis
media. Sekitar 19-62% anak sedikitnya mengalami satu episode otitis media akut pada tahun pertama, dan
lebih dari 80% anak sedikitnya mengalami satu episode otitis media akut pada tiga tahun pertama. Insiden
puncaknya berlangsung selama setengah tahun kehidupannya.4
Insidensi
Di RSUP. H. Adam Malik tahun 2009, diperoleh data mengenai otitis media akut, dijumpai 85
kasus. Distribusi proporsi tertinggi adalah pada usia >5-12 (32,9%), laki-laki (55,3%), keluar cairan
(84,7%), stadium perforasi (66,3%), unilateral (81,2%), dan ada riwayat ISPA (65,9%).5
2
Anatomi telinga tengah
Telinga tengah terdiri dari suatu ruang yang terletak diantara membran timpani dan kapsul telinga
dalam, tulang-tulang dan otot yang terdapat didalamnya beserta penunjangnya, tuba eustachius dan sistem
sel-sel udara mastoid. Batas-batas suprior dan inferior membran timpani membagi kavum timpani
menjadi epitimpanum atau atik, mesotimpanum dan hipotimpanum.1
Hipotimpanum adalah suatu ruang dangkal yang terletak lebih rendah dari membran timpani.
Permukaan tulang pada bagian ini tampak seperti gambaran karang karena adanya sel-sel udara berbentuk
cangkir. Dinding ini menutupi bulbus jugularis.1
Mesotimpanum, disebelah medial dibatasi oleh kapsul otik, yang letaknya lebih rendah dariapada
nervus fasial pars timpani. Suatu penonjolan yang melengkung pada bagian basal kokhlea terletak tepat
disebelah medial membran timpani dan disebut promontorium.1
Dalam epitimpanum terdapat inkus dan maleus. Dibagian posterior epitimpanum dibatasi oleh
suatu penonjolan tipis os petrosus, yaitu tegmen timpani yang merupakan kelanjutan tegmen mastoid
posterior. Diposterior, atik menyempit menjadi jalan masuk ke antrum mastoid, yaitu aditus ad antrum.1
Gambar 1. Cavum timpani
Telinga tengah berbentuk kotak dengan enam sisi, yaitu sebelah luar dengan membran timpani,
sebelah atas berbatasan dengan tegmen timpani, sebelah dasar dengan bulbus vena jugularis, dinding
anterior dengan tuba eustachius, dinding posterior dengan aditus ad antrum, sebelah dalam dengan
promontorium.2
3
Gambar 2 . Anatomi telinga tengah
Membran timpani berbentuk bundar dan cekung bila dilihat dari arah liang telinga dan terlihat
oblik terhadap sumbu liang telinga. Bagian atas disebut pars flaksida (membran Sharpnell), sedangkan
bagian bawah pars tensa (membran propiria). Pars flaksida hanya berlapis dua, yaitu bagian luar ialah
lanjutan epitel kulit liang telinga dan bagian dalam dilapisi oleh sel kubus bersilia, seperti epitel mukosa
saluran nafas. Pars tensa mempunyai satu lapis lagi ditengah, yaitu lapisan yang terdiri dari serat kolagen
dan sedikit serat elastin yang berjalan secara radier dibagian luar dan secara sirkuler dibagian dalam.2,3
Gambar 3. Anatomi membran timpani
Tuba eustachius menghubungkan rongga telinga tengah dengan nasofaring. Bagian lateral tuba
eustachius adalah yang bertulang sementara duapertiga bagian medial bersifat kartilaginosa. Tuba
eustachius berfungsi untuk menyeimbangkan tekanan udara pada kedua sisi membran timpani.3
Rongga mastoid berbentuk seperti piramid bersisi tiga dengan puncak mengarah ke kaudal. Atap
mastoid adalah fossa kranii media. Dinding medial adalah dinding lateral fossa kranii posterior. Sinus
4
sigmoideus terletak dibawah duramater pada daerah ini. Pada dinding anterior mastoid terdapat aditus ad
antrum.3
Perdarahan telinga tengah.6
Telinga tengah diperdarahi oleh 6 arteri, 2 arteri besar dan 4 arteri kecil yaitu:
1. Anterior, cabang dari a. maxillaris yang memperdarahi membran timpani
2. Stilomastoid, cabang dari a. auricular posterior yang memperdarahi telinga tengah dan sel
mastoid.
3. Petrosa,cabang dari a. meningeal media
4. Superior timpani, cabang dari a. meningea media yang berjalan sepanjang otot tensor timpani.
5. Cabang dari pterigoid yang berjalan sepanjang tuba eustachius.
6. Timpani, cabang dari carotid internal.
Sistem limpatik : saluran limpatikus dari telinga tengah mengalir kenasofaring dan parotis melalui tuba
eustachius ke retrofaring.6
Otot-otot : terdapat dua buah otot yaitu : m. tensor timpani dan stapedeus.6
Definisi
Otitis media akut adalah kumpulan tanda dan gejala yang berlangsung cepat meliputi otalgia dan
adanya efusi pada telinga tengah dengan pemeriksaan otoskopi. Berhubungan dengan manifestasi
sistemik berupa anoreksia, demam, mual dan diare.4
Etiologi
Kuman penyebab utama pada Otitis media akut ialah bakteri piogenik, seperti Streptokokus
hemolitikus, Streptokokus pneumoniae (27-52%), M. catarrhalis (2-15%), Stafilokokus aureus,
Pneumokokus. Selain itu kadang-kadang ditemukan juga Hemofilus influenza (16-52%), Esheria colli,
Streptococus anhemoliticus, Proteus vulgaris dan Pseudomonas auregenosa. Hemofilus influenza sering
ditemukan pada anak berusia dibawah 5 tahun. Selain itu infeksi virus juga berperan dalam terjadinya
otitis media akut.1,2,3,4
5
Patogenesis
Patogenesis otitis media akut adalah multifaktorial. Secara umum terdapat dua faktor yang
berperan dalam patogenesis otitis media akut yaitu infeksi bakteri pada telinga tengah dan disfungsi tuba
eustachius. Umumnya otitis media berasal dari nasofaring yang kemudian mengenai telinga tengah,
kecuali pada kasus yang relatif jarang, yang mendapatkan infeksi bakteri melalui trauma yang
membocorkan membran timpani. Stadium awal komplikasi ini dimulai dengan hiperemi dan odem pada
mukosa tuba eustachius bagian faring, yang kemudian lumennya dipersempit oleh hiperplasi limfoid pada
submukosa. Gangguan ventilasi telinga tengah ini disertai oleh terkumpulnya cairan eksudat dan transudat
dalam telinga tengah, akibatnya telinga tengah menjadi sangat rentan terhadap infeksi bakteri yang datang
langsung dari nasofaring. Selanjutnya faktor ketahanan tubuh pejamu dan virulensi bakteri akan
menentukan progresivitas penyakit.1,4
Gambar 4. Lokasi infeksi pada telinga tengah
Penyebaran infeksi6
1. Melalui tuba eustachius, ini merupakan penyebaran infeksi yang paling sering terjadi. Infeksi
berjalan melalui lumen tuba atau sepanjang subepitel perituba limpatik. Tuba eustachius pada
anak lebih pendek, lebar dan lebih horizontal sehingga dapat meningkatkan insiden terjadinya
infeksi pada anak. Menyusui dengan menggunakan dot maupun payudara pada bayi dengan posisi
6
horizontal menyebabkan cairan melewati tuba masuk ke telinga tengah dan oleh karena itu ketika
menyusui bayi sebaiknya dengan posisi kepala lebih tinggi. Berenang dan menyelam juga dapat
menyebabkan air masuk melalui tuba ke telinga tengah.
2. Melalui telinga luar
Perforasimembran timpani akibat trauma juga dapat menyebabkan infeksi pada telinga tengah.
3. Melalui darah, ini paling jarang terjadi.
Gambar 5. Perbedaan tuba eustachius pada anak dan dewasa
Faktor resiko terjadinya otitis media akut :
Usia kurang dari 6 tahun, kemungkinan disebabkan oleh struktur dan fungsi tidak matang atau
imatur tuba Eustachius. Selain itu, sistem pertahanan tubuh atau status imunologi anak juga masih rendah.
Insidens terjadinya otitis media pada anak laki-laki lebih tinggi dibanding dengan anak perempuan. Anak
yang berada di penitipan, dengan adanya riwayat kontak yang sering dengan anak-anak lain insidens otitis
media akut juga meningkat. Tidak menyusu dengan payudara, ASI dapat membantu dalam pertahanan
tubuh. Oleh karena itu, anak-anak yang kurangnya asupan ASI banyak menderita otitis media akut.
Perokok pasif, lingkungan merokok menyebabkan anak-anak mengalami otitis media akut yang lebih
signifikan dibanding dengan anak-anak lain. Status sosioekonomi juga berpengaruh, seperti kemiskinan,
kepadatan penduduk, fasilitas higiene yang terbatas, status nutrisi rendah, dan pelayanan pengobatan
7
terbatas, sehingga mendorong terjadinya otitis media akut pada anak-anak. Gangguan perkembangan
kraniofasial karena fungsi tuba Eustachius turut terganggu, anak mudah menderita penyakit telinga
tengah. Infeksi virus saluran nafas atas yang berulang, imunodefisiensi, kelainan genetik.4,7
Stadium otitis media akut1,2
Perubahan mukosa telinga tengah sebagai akibat infeksi dapat dibagi atas 5 stadium :
1. Stadium oklusi tuba eustachius
2. Stadium hiperemis
3. Stadium supurasi
4. Stadium perforasi
5. Stadium resolusi
Keadaan ini berdasarkan pada gambaran membran timpani yang diamati melalui liang telinga luar.
 Stadium oklusi tuba eustachius
Adanya retraksi membran timpani akibat terjadinya tekanan negatif didalam telinga tengah,
karena adanya absorbsi udara. Kadang-kadang membran timpani tampak normal (tidak ada
kelainan) atau berwarna keruh pucat. Efusi mungkin telah terjadi, tetapi tidak dapat dideteksi.
Gejala : Pekak dan sakit telinga, pada umumnya tidak dijumpai demam.
Tanda : Membran timpani retraksi.
Terapi : Pengobatan terutama bertujuan untuk membuka kembali tuba eustachius, sehingga
tekanan negatif ditelinga tengah hilang. Dapat diberikan tetes hidung efedrin HCL 0,5 % dalam
larutan fisiologis untuk anak < 12 tahun dan efedrin HCL 1% dalam larutan fisiologis untuk anak
> 12 tahun dan pada orang dewasa.
 Stadium hiperemis (stadium presupurasi)
Pada stadium hiperemis, tampak pembuluh darah yang melebar di membran timpani atau seluruh
membran timpani tampak hiperemis serta edem. Sekret yang telah terbentuk mungkin masih
bersifat eksudat yang serosa sehingga sukar terlihat.
8
Gejala : Ditandai dengan adanya nyeri telinga yang dapat menyebabkan gangguan tidur. Pekak
dan telinga berdenging, tetapi biasanya hanya dikeluhkan oleh orang dewasa. Pada anak biasanya
dijumpai demam tinggi dan gelisah.
Tanda : Pada permulaan dijumpai udem pada pars tensa. Kemudian membran timpani tampak
kemerahan seluruhnya termasuk pars plasida.
Terapi : Antibiotika, obat tetes hidung dan analgetika.
Gambar 6. Retraksi membran timpani
 Stadium supurasi
Edema yang hebat pada mukosa telinga tengah dan hancurnya sel epitel superpisial, serta
terbentuknya eksudat yang purulen di kavum timpani, menyebabkan membran timpani menonjol
(bulging) kearah telinga luar.
Gejala : Nyeri telinga semakin berat, pekak bertambah, pada anak demam 38-390
C sering disertai
muntah dan kejang.
Tanda : Membran timpani tampak merah bulging. Pada gambaran rontgen tampak perselubungan
di mastoid oleh karena adanya eksudat.
Terapi : Dapat diberikan antibiotika selain itu harus dilakukan tindakan miringotomi, yang
dimaksudkan untuk mengontrol drainase melalui insisi yang akan menyembuh dengan jaringan
parut minimal. Bila tidak dilakukan miringotomi pada stadium ini, maka kemungkinan besar
membran timpani akan ruptur dan nanah keluar keliang telinga tengah.
Miringotomi adalah tindakan membuat insisi pada pars tensa membran timpani, agar terjadi
drainase sekret dari telinga tengah ke liang telinga luar.
9
Gambar 7. Membran timpani bulging
 Stadium perforasi
Karena beberapa sebab seperti terlambatnya pemberian antibiotika atau virulensi kuman yang
tinggi, maka dapat terjadi ruptur membran timpani dan nanah keluar mengalir dari telinga tengah
keliang telinga luar.
Gejala : Dengan keluarnya cairan dari telinga, keluhan nyeri menghilang untuk sementara waktu,
kemudian gejala ringan timbul kembali.
Tanda : Terdapat nyeri tekan dan penebalan periosteum korteks mastoid, kemudian berlanjut
menjadi massa yang berfluktuasi bila terjadi abses subperiosteum.
Terapi : Bila sebelumnya tidak diberi terapi, pada stadium ini penyembuhan masih bisa terjadi,
pada beberapa kasus dengan pemberian antibiotik.
Gambar 8. Membran timpani perforasi
10
 Stadium resolusi
Pada stadium ini infeksi mereda dan terjadi penyembuhan telinga. Bila membran timpani tetap
utuh, maka keadaan membran timpani perlahan-lahan akan normal kembali. Bila sudah terjadi
perforasi, maka sekret akan berkurang dan akhirnya kering. Bila daya tahan tubuh baik atau
virulensi kuman rendah, maka resolusi dapat terjadi walaupun tanpa pengobatan. Perlu
pengawasan yang cermat agar proses penyembuhan dapat berlangsung tanpa gangguan. Pasien
dianjurkan untuk segera datang berobat bila ada tanda-tanda dini infeksi.1,2
Diagnosis4,8
Untuk mendiagnosa otitis media akut haruslah diketahui mengenai riwayat penyakit,
mengidentifikasi tanda-tanda adanya efusi telinga tengah, dan mengevaluasi gejala dan tanda inflamasi
telinga tengah. Pada sebagian besar kasus, anamnesa dan pemeriksaan fisik yang baik dapat menegakkan
diagnosis otitis media akut secara akurat.
Pada anamnesa pasien akan mengeluhkan nyeri telinga, demam, rasa tidak nyaman, mual, dan
diare. Dapat juga disertai otore, vertigo dan parese n. fasialis. Pada pasien yang infeksinya telah menyebar
ke mastoid dapat juga dijumpai adanya pembengkakan didaerah postaurikular. Kehilangan pendengaran
juga dapat dijumpai.
Pada pemeriksaan otoskopi gambaran membran timpani bergantung pada stadium otitis media
akut.
Pemeriksaan penunjang
Sebagai pemeriksaan penunjang untuk membantu menegakkan diagnosa dapat dilakukan
pemeriksaan foto polos mastoid, dimana akan terlihat perselubungan pada mastoid, pemeriksaan radiolois
sangat berguna terutama untuk menentukan indikasi pembedahan.1
Penatalaksanaan 1,9,10,11
Terapi harus ditujukan untuk mencegah berulangnya otitis media akut. Untuk itu pasien baik anak
maupun orang dewasa perlu diberi tahu pentingnya mempertahankan aerasi telinga tengah. Langkah
pertama penatalaksanaan haruslah fokus pada penegakan diagnosa yang akurat untuk membedakan otitis
media akut dan otistis media efusi atau retraksi mebran timpani tanpa efusi telinga tengah. Umur pasien,
riwayat pengobatan dan pengawasan sehari-hari adalah faktor lain yang sangat penting dipertimbangkan.
11
Pada sebagian besar anak, pemberian antibiotik tidak menjadi jaminan, penyembuhan otitis media
akut secara spontan dijumpai sekitar 80% pada anak. Otitis media akut tidak selalu memerlukan
antibiotik, asaldisertai dengan follow up yang baik.
Untuk penanganan nyeri yang berat dapat diberikan analetik sistemik yang adekuat. Jika nyeri
pada anak tidak hilang setelah pemberian analgetik 48-72 jam, dapat diberikan antibiotik.
Dekongestan, antihistamin dan steroid tidak terlalu bermanfaat dalam pengobatan otitis media akut.
 Berikut ini adalah tabel terapi antibiotik awalyang dapat diberikan pada otitis media akut
12
 Lama pengobatan pada otitis media akut :
Pemberian terapi selama 5 hari sama manjurnya dengan standart pemberian terapi selama 10 hari,
pada anak dengan otitis media akut tanpa komplikasi dan telah dianjurkan pada anak dengan usia 2 tahun
atau lebih. Pada anak < 2 tahun dengan perforasi membran timpani, terapi antibiotik selama 10 hari masih
dianjurkan. Kegagalan pada terapi awal otitis media akut dengan antibiotik ditandai dengan gejala yang
menetap atau bertambah berat terutama demam dan nyeri setelah 3-5 hari pemberian antibiotik
13
 Kemudian dapat dilanjutkan dengan pengobatan seperti yang terdapat pada tabel berikut.
Perlu pemeriksaan lebih lanjut jika anak tidak membaik dalam 48-72 jam
Jika timbul perforasi tanpa adanya komplikasi serius pada umumnya penyembuhan tejadi tanpa adanya
intervensi.
Diagnosa banding1,3
1. Otitis media serosa
Biasanya disebabkan oleh transudasi plasma dari pembuluh darah kedalam rongga telinga tengah
yang terutama disebabkan perbedaan tekanan hidrostatik. Gejala yang paling menonjol adalah
pendengaran berkurang. Selain itu pasien juga mengeluh rasa tersumbat pada telinga atau suara
sendiri yang terdengar lebih nyaring atau berbeda, pada telinga yang sakit. Rasa sedikit nyeri
dalam telinga dapat terjadi pada awal tuba terganggu, yang menyebabkan timbul tekanan negatif
pada telinga tengah, tetapi setelah sekret terbentuk tekanan negatif ini pelan-pelan hilang.
Pada otoskopi tampak membran timpani retraksi. Kadang-kadang tampak gelembung udara atau
permukaan cairan dalam kavum timpani.
Pengobatan dapat diberikan secara medikamentosa berupa tetes hidung, antihistamin dan bila
gejala menetap setelah dua minggu dapat dilakukan pembedahan.dengan miringotomi.
14
2. Otitis media akut nekrotik
Bentuk otitis media ini berciri perjalanan penyakit yang fulminan disertai dengan dekstruksi luas
jaringan-jaringan di telinga tengah, membran timpani dan tulang-tulang pendengaran. Bentuk ini
terdapat pada anak sebagai komplikasi morbili, influenza dan sering timbul bersama scarlet fever.
Saat ini jarang ditemukan, dasar pataloginya adalah infeksi nekrotis pada telinga tengah dan
mastoid yang berlangsung cepat, biasanya disebabkan oleh streptokokus beta hemolitikus.
Menyebabkan hancurnya membran timpani.
Gejalanya lebih berat dari otitis media lainnya, tanda awal dirasakan keluarnya sekret telinga
yang encer, purulen dan berbau. Tanda khasnya berupa perforasi sentral membran timpani yang
dapat makin meluas, sehingga hampir seluruhnya hilang. Terapi antibiotik harus segera diberikan
apabila diagnosis telah ditegakkan. Pembedahan tidak dilakukan pada stadium akut.
Komplikasi12
 Komplikasi intratemporal : -
- Mastoiditis : Berhubungan dengan abses subperiosteal, biasanya pada daerah lateral ke
korteks mastoid, medial dan konka daun telinga, dan jarang pada tengkuk melewati sel tip
dan dikenal dengan abses bezold.
- Petrositis : Jarang terjadi, tetapi dapat timbul, terdapat 3 gejala klasik berupa nyeri
retroorbital, paralisis abdusen, dan otitis media akut atau kronik ipsilateral.
- Labirinitis : labirinitis adalah masuknya virus ke endolabirin dan bersifat fatal. Meskipun
demikian labirinitis oleh karena infeksi telinga tengah dapat menjadi fatal jika labirinitis
supuratif, setelah itu timbul meningitis.
- Parese n. fasialis : parese n. fasialis dari otitis media supuratif akut tidak bersifat
mendestruksi, akan tetapi parese n. fasialis yang ditimbulkan oleh infeksi sub akut,
mastoiditis akut, petrositis, atau otitis media kronik, dengan atau tanpa kolesteatoma dapat
mendestruksi, khususnya pada bagian segmen timpani.
 Komplikasi intrakranial :
- Granulasi atau abses ekstradural : Granulasi atau abses ekstradural dapat terjadi, dan
biasanya timbul sebelum operasi.
- Tromboplebitis sinus etmoid : Tromboplebitis sinus etmoid dan lateral dapat bersifat
asimptomatik atau dapat disertai dengan demam, toxemia, tortikolis dan embolisasi sepsis.
15
- Abses otak : Diagnosis abses otak sangat sulit, bergantung pada letak abses dan gambaran
klinis. Biasanya disertai dengan demam, nyeri kepala, dan kejang, kehilangan kesadaran atau
defisit neurologis. Abses dapat meningkatkan tekanan intrakranial.
- Hidrosefalus otitis : Adalah suatu peningkatan tekanan intrakranial akibat infeksi telinga
tengah tanpa adanya mengitis subdural atau abses otak.
- Meningitis : Dapat didiagnosa dengan sakit kepala, demam, kaku kuduk, dan adanya refleks
abnormal seperti tanda kernig atau brudzinski
- Abses subdural : Jarang terjadi, lebih sering dijumpai pada otitis media yang disertai dengan
meningitis.
Pencegahan
Untuk mencegah timbulnya otitis media akut dapat diberikan vaksin pneumokokus dan influenza.
Saat ini juga dianjurkan untuk pemberian asi secara exklusif selama 6 bulan dan menghindari paparan
asap rokok.13
Kesimpulan
 Otitis media akut adalah infeksi telinga tengah yang paling banyak dijumpai pada bayi dan anak
 Otitis media akut biasanya didahului dengan infeksi saluran nafas atas yang dapat disebabkan
oleh virus dan bakteri.
 Gejala dan penatalaksanaan otitis meda akut bergantung pada stadium yang dapat ditentukan dari
pemeriksaan fisik telinga dengan menilai membran timpani.
 Otitis media akut dapat sembuh dengan sendirinya tetapi juga dapat berlanjut menjadi otitis
media supuratif akut yang lebih berat
16
Guidelines perhati-KL
17
Daftar pustaka
1. Ballenger JJ. Otology and neurootology. Otorhinolaryngology head and neck surger. Sixteenth
edition. 2003.
2. Soepardi EA. Iskandar N. Kelainan telinga tengah. Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung
tenggorok kepala leher. Edisi kelima. Fakultas kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.
2007. Hal : 11, 64-76
3. Adam GL. Boies LR. Higler PA. Penyakit telinga tengah dan mastoid. Buku ajar penyakit
THT. EGC. Jakarta. 1997. Hal : 96-97.
4. Lee K.J . Infection of the ear. Essential otolaryngology head & neck surgery. Ninth
edition.2008. hal : 313-318.
5. Rambe Andrina. Siew Hong. Karakteristik Penderita Otitis Media Akut pada Anak yang
Berobat ke Instalasi Rawat Jalan SMF THT Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam
Malik Medan pada Tahun 2009.http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/55640.2011
6. Dhingra PL. Disorder of miedle ear. Fourth edition. 2007.Hal 61-65.
7. Usu instutional repository. Otitis media akut. http://repository
usu.ac.id/bitstream/123456789/25640.
8. Subcommittee on Management of Acute Otitis Media. Journal of American academy of
pediatrics. Diagnosis and Management of Acute Otitis Media
9. Ballenger JJ. Otology and neurootology. Otorhinolaryngology head and neck surgery.
Sixteenth edition. 2003.
10. ME Pichichero. JR Casei: acute otitis media disease manaement. Elwood pediatric roup.
University of Rochester medical center. 2003
11. Guidelines and protocols advisory committee : Otitis Media: Acute Otitis Media (AOM) &
Otitis Media with Effusion (OME). Effective Date:January 1, 2010.
12. Bailey JB. Intratemporal and intracranial complication of otitis media. Head and neck surgery
otolaryngology. Fourth edition. Volume one.2006.
13. Baltimore RS.The diagnosis and management of acute otitis media. NEJM Journal Watch
General medicine CME. March. 2013.

More Related Content

What's hot

Tb duplex lama aktif
Tb duplex lama aktifTb duplex lama aktif
Tb duplex lama aktifdesierianto
 
Kuliah otologi (1)
Kuliah otologi (1)Kuliah otologi (1)
Kuliah otologi (1)fikri asyura
 
histologi telinga (modul orsen)
histologi telinga (modul orsen)histologi telinga (modul orsen)
histologi telinga (modul orsen)fikri asyura
 
Modul 4 kb1 pemeriksaan telinga hidung tenggorokan
Modul 4 kb1 pemeriksaan telinga hidung tenggorokanModul 4 kb1 pemeriksaan telinga hidung tenggorokan
Modul 4 kb1 pemeriksaan telinga hidung tenggorokanUwes Chaeruman
 
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantungPemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantungVerar Oka
 
Cavum orbita
Cavum orbitaCavum orbita
Cavum orbitadadadony
 
Gawat napas-pada-neonatus
Gawat napas-pada-neonatusGawat napas-pada-neonatus
Gawat napas-pada-neonatusregiregene
 
Ppt emfisema
Ppt emfisemaPpt emfisema
Ppt emfisemayeliani
 
Anatomi dan fisiologi tht kl
Anatomi dan fisiologi tht klAnatomi dan fisiologi tht kl
Anatomi dan fisiologi tht klSry Surniaty
 
Fisiologi pendengaran-dan-keseimbangan-kuliah-blok-4
Fisiologi pendengaran-dan-keseimbangan-kuliah-blok-4Fisiologi pendengaran-dan-keseimbangan-kuliah-blok-4
Fisiologi pendengaran-dan-keseimbangan-kuliah-blok-4sohapi
 
TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)
TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)
TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)Yolly Finolla
 
Kutu busuk, kutu kepala, kutu kelamin dan Pengendaliannya
Kutu busuk, kutu kepala, kutu kelamin dan PengendaliannyaKutu busuk, kutu kepala, kutu kelamin dan Pengendaliannya
Kutu busuk, kutu kepala, kutu kelamin dan Pengendaliannyasiska fiany
 
Soal-soal latihan UKMPPD fase cepat THT 2016
Soal-soal latihan UKMPPD fase cepat THT  2016Soal-soal latihan UKMPPD fase cepat THT  2016
Soal-soal latihan UKMPPD fase cepat THT 2016Dewa Pramana
 

What's hot (20)

Tb duplex lama aktif
Tb duplex lama aktifTb duplex lama aktif
Tb duplex lama aktif
 
Kuliah otologi (1)
Kuliah otologi (1)Kuliah otologi (1)
Kuliah otologi (1)
 
histologi telinga (modul orsen)
histologi telinga (modul orsen)histologi telinga (modul orsen)
histologi telinga (modul orsen)
 
Modul 4 kb1 pemeriksaan telinga hidung tenggorokan
Modul 4 kb1 pemeriksaan telinga hidung tenggorokanModul 4 kb1 pemeriksaan telinga hidung tenggorokan
Modul 4 kb1 pemeriksaan telinga hidung tenggorokan
 
Bronkiektasis
BronkiektasisBronkiektasis
Bronkiektasis
 
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantungPemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
 
Cavum orbita
Cavum orbitaCavum orbita
Cavum orbita
 
Bronkopneumonia
BronkopneumoniaBronkopneumonia
Bronkopneumonia
 
Otitis Media Akut
Otitis Media AkutOtitis Media Akut
Otitis Media Akut
 
Gawat napas-pada-neonatus
Gawat napas-pada-neonatusGawat napas-pada-neonatus
Gawat napas-pada-neonatus
 
3. laring
3. laring3. laring
3. laring
 
Ppt emfisema
Ppt emfisemaPpt emfisema
Ppt emfisema
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akut
 
Anatomi dan fisiologi tht kl
Anatomi dan fisiologi tht klAnatomi dan fisiologi tht kl
Anatomi dan fisiologi tht kl
 
1. faring
1. faring1. faring
1. faring
 
Fisiologi pendengaran-dan-keseimbangan-kuliah-blok-4
Fisiologi pendengaran-dan-keseimbangan-kuliah-blok-4Fisiologi pendengaran-dan-keseimbangan-kuliah-blok-4
Fisiologi pendengaran-dan-keseimbangan-kuliah-blok-4
 
TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)
TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)
TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)
 
Kutu busuk, kutu kepala, kutu kelamin dan Pengendaliannya
Kutu busuk, kutu kepala, kutu kelamin dan PengendaliannyaKutu busuk, kutu kepala, kutu kelamin dan Pengendaliannya
Kutu busuk, kutu kepala, kutu kelamin dan Pengendaliannya
 
Rhinitis alergi
Rhinitis alergi Rhinitis alergi
Rhinitis alergi
 
Soal-soal latihan UKMPPD fase cepat THT 2016
Soal-soal latihan UKMPPD fase cepat THT  2016Soal-soal latihan UKMPPD fase cepat THT  2016
Soal-soal latihan UKMPPD fase cepat THT 2016
 

Similar to Otitis media akuta

Otitis media supuratif akut ok
Otitis media supuratif akut okOtitis media supuratif akut ok
Otitis media supuratif akut okpaktotok
 
oma (otitis media akut)
oma (otitis media akut)oma (otitis media akut)
oma (otitis media akut)Riedha Poenya
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA TELINGA (OTITIS MEDIA)
ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA TELINGA (OTITIS MEDIA) ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA TELINGA (OTITIS MEDIA)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA TELINGA (OTITIS MEDIA) pjj_kemenkes
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA TELINGA (OTITIS MEDIA)
ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA TELINGA (OTITIS MEDIA)ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA TELINGA (OTITIS MEDIA)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA TELINGA (OTITIS MEDIA)pjj_kemenkes
 
Askep Mastoiditis
Askep MastoiditisAskep Mastoiditis
Askep MastoiditisSri Nala
 
Askep otitis media akut 2222222222 AKPER PEMDA MUN
Askep otitis media akut 2222222222 AKPER PEMDA MUNAskep otitis media akut 2222222222 AKPER PEMDA MUN
Askep otitis media akut 2222222222 AKPER PEMDA MUNOperator Warnet Vast Raha
 
OTITIS_MEDIA_AKUT_OMA.pptx
OTITIS_MEDIA_AKUT_OMA.pptxOTITIS_MEDIA_AKUT_OMA.pptx
OTITIS_MEDIA_AKUT_OMA.pptxZulAme
 
Refrat THT EPISTAKSIS
Refrat THT EPISTAKSISRefrat THT EPISTAKSIS
Refrat THT EPISTAKSISKharima SD
 
otitismediaakut-170326050829.pptx
otitismediaakut-170326050829.pptxotitismediaakut-170326050829.pptx
otitismediaakut-170326050829.pptxZulAme
 
Anatomi telinga tengah ruptur mt oma
Anatomi telinga tengah ruptur mt omaAnatomi telinga tengah ruptur mt oma
Anatomi telinga tengah ruptur mt omaNova Mandasari
 
Askep indera pendengaran
Askep indera pendengaranAskep indera pendengaran
Askep indera pendengaranadrianto2013001
 

Similar to Otitis media akuta (20)

Ompa
OmpaOmpa
Ompa
 
Otitis media supuratif akut ok
Otitis media supuratif akut okOtitis media supuratif akut ok
Otitis media supuratif akut ok
 
oma (otitis media akut)
oma (otitis media akut)oma (otitis media akut)
oma (otitis media akut)
 
Otitis 222222222222222222 AKPER PEMDA MUN
Otitis 222222222222222222 AKPER PEMDA MUNOtitis 222222222222222222 AKPER PEMDA MUN
Otitis 222222222222222222 AKPER PEMDA MUN
 
otitis Media Akut.pptx
otitis Media Akut.pptxotitis Media Akut.pptx
otitis Media Akut.pptx
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA TELINGA (OTITIS MEDIA)
ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA TELINGA (OTITIS MEDIA) ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA TELINGA (OTITIS MEDIA)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA TELINGA (OTITIS MEDIA)
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA TELINGA (OTITIS MEDIA)
ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA TELINGA (OTITIS MEDIA)ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA TELINGA (OTITIS MEDIA)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA TELINGA (OTITIS MEDIA)
 
Otitis media akut
Otitis  media  akutOtitis  media  akut
Otitis media akut
 
[Tara] sken 1 pertemuan 2
[Tara] sken 1 pertemuan 2[Tara] sken 1 pertemuan 2
[Tara] sken 1 pertemuan 2
 
Makalah oma
Makalah omaMakalah oma
Makalah oma
 
Askep Mastoiditis
Askep MastoiditisAskep Mastoiditis
Askep Mastoiditis
 
Askep otitis media akut 2222222222 AKPER PEMDA MUN
Askep otitis media akut 2222222222 AKPER PEMDA MUNAskep otitis media akut 2222222222 AKPER PEMDA MUN
Askep otitis media akut 2222222222 AKPER PEMDA MUN
 
OTITIS_MEDIA_AKUT_OMA.pptx
OTITIS_MEDIA_AKUT_OMA.pptxOTITIS_MEDIA_AKUT_OMA.pptx
OTITIS_MEDIA_AKUT_OMA.pptx
 
OMSK
OMSKOMSK
OMSK
 
Refrat THT EPISTAKSIS
Refrat THT EPISTAKSISRefrat THT EPISTAKSIS
Refrat THT EPISTAKSIS
 
Askep oma omk
Askep oma omkAskep oma omk
Askep oma omk
 
otitismediaakut-170326050829.pptx
otitismediaakut-170326050829.pptxotitismediaakut-170326050829.pptx
otitismediaakut-170326050829.pptx
 
Anatomi telinga tengah ruptur mt oma
Anatomi telinga tengah ruptur mt omaAnatomi telinga tengah ruptur mt oma
Anatomi telinga tengah ruptur mt oma
 
Askep indera pendengaran
Askep indera pendengaranAskep indera pendengaran
Askep indera pendengaran
 
OMA OMSK
OMA OMSKOMA OMSK
OMA OMSK
 

Recently uploaded

EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakatEPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakatssuser7c01e3
 
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptxPPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptxwijayanti1974
 
PENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptx
PENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptxPENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptx
PENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptxsandiharyanto
 
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakitdistribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakitPutriKemala3
 
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari -  Portofolio PerawatMovi Tri Wulandari -  Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari - Portofolio PerawatMovieWulandari
 
Manasik Kesehatan Haji Rosi BIMTEK TKH 2023
Manasik Kesehatan Haji Rosi BIMTEK TKH 2023Manasik Kesehatan Haji Rosi BIMTEK TKH 2023
Manasik Kesehatan Haji Rosi BIMTEK TKH 2023AthoinNashir
 
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptxPengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptxcholiftiara1
 
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyChapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyIkanurzijah2
 
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungObat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungHalo Docter
 
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptxAsuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptxIrfanNersMaulana
 
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxTren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxcheatingw995
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024PyrecticWilliams1
 
2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptx
2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptx2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptx
2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptxDavyPratikto1
 
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOSTHEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOSTRiskaViandini1
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiAikawaMita
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...NenkRiniRosmHz
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaruPrajaPratama4
 
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptxTata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptxseptimanzebua
 
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptxpemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptxFerawatiPhea1
 

Recently uploaded (20)

EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakatEPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
 
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptxPPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
 
PENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptx
PENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptxPENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptx
PENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptx
 
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakitdistribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
 
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari -  Portofolio PerawatMovi Tri Wulandari -  Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
 
Manasik Kesehatan Haji Rosi BIMTEK TKH 2023
Manasik Kesehatan Haji Rosi BIMTEK TKH 2023Manasik Kesehatan Haji Rosi BIMTEK TKH 2023
Manasik Kesehatan Haji Rosi BIMTEK TKH 2023
 
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptxPengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
 
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyChapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
 
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungObat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
 
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptxAsuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
 
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxTren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
 
2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptx
2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptx2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptx
2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptx
 
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOSTHEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
 
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur KandunganJual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaru
 
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptxTata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
 
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptxpemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
 

Otitis media akuta

  • 1. 1 OTITIS MEDIA AKUT Rizalina A. Asnir Pendahuluan Otitis media dan mastoiditis akut merupakan masalah utama sebelum antibiotik ditemukan pada pertengahan 1930-an. Kini pasien-pasien dengan otitis media akut tanpa komplikasi dapat ditangani dengan berhasil oleh dokter anak atau dokter keluarga. Telinga tengah biasanya steril, meskipun terdapat mikroba di nasofaring dan faring. Secara fisiologik terdapat mekanisme pencegahan masuknya mikroba kedalam telinga tengah oleh silia mukosa tuba eustachius, enzim penghasil mukus misalnya muramidase dan antibodi. Otitis media akut terjadi bila mekanisme fisiologis ini terganggu. Sumbatan tuba eustachius merupakan faktor penyebab utama dari otitis media. Karena fungsi tuba eustachius terganggu, pencegahan invasi kuman kedalam telinga tengah juga terganggu, sehingga kuman masuk kedalam telinga tengah dan terjadi peradangan. Dikatakan juga, bahwa pencetus terjadinya otitis media akut ialah infeksi saluran napas atas terutama disebabkan oleh virus, namun sebagian besar infeksi otitis media akut disebabkan oleh bakteri piogenik. Pada anak, makin sering anak terserang infeksi saluran napas, makin besar kemungkinan terjadinya otitis media akut. Pada bayi terjadinya otitis media akut dipermudah oleh karena tuba eustachiusnya pendek, lebar dan agak horisontal letaknya.1,2,3 Epidemiologi Otitis media akut adalah penyakit yang paling sering dijumpai pada anak. 1dari 3 kunjungan ke dokter karena sakit yang didiagnosa dengan otitis media dan sekitar 75% kunjungan follow up untuk otitis media. Sekitar 19-62% anak sedikitnya mengalami satu episode otitis media akut pada tahun pertama, dan lebih dari 80% anak sedikitnya mengalami satu episode otitis media akut pada tiga tahun pertama. Insiden puncaknya berlangsung selama setengah tahun kehidupannya.4 Insidensi Di RSUP. H. Adam Malik tahun 2009, diperoleh data mengenai otitis media akut, dijumpai 85 kasus. Distribusi proporsi tertinggi adalah pada usia >5-12 (32,9%), laki-laki (55,3%), keluar cairan (84,7%), stadium perforasi (66,3%), unilateral (81,2%), dan ada riwayat ISPA (65,9%).5
  • 2. 2 Anatomi telinga tengah Telinga tengah terdiri dari suatu ruang yang terletak diantara membran timpani dan kapsul telinga dalam, tulang-tulang dan otot yang terdapat didalamnya beserta penunjangnya, tuba eustachius dan sistem sel-sel udara mastoid. Batas-batas suprior dan inferior membran timpani membagi kavum timpani menjadi epitimpanum atau atik, mesotimpanum dan hipotimpanum.1 Hipotimpanum adalah suatu ruang dangkal yang terletak lebih rendah dari membran timpani. Permukaan tulang pada bagian ini tampak seperti gambaran karang karena adanya sel-sel udara berbentuk cangkir. Dinding ini menutupi bulbus jugularis.1 Mesotimpanum, disebelah medial dibatasi oleh kapsul otik, yang letaknya lebih rendah dariapada nervus fasial pars timpani. Suatu penonjolan yang melengkung pada bagian basal kokhlea terletak tepat disebelah medial membran timpani dan disebut promontorium.1 Dalam epitimpanum terdapat inkus dan maleus. Dibagian posterior epitimpanum dibatasi oleh suatu penonjolan tipis os petrosus, yaitu tegmen timpani yang merupakan kelanjutan tegmen mastoid posterior. Diposterior, atik menyempit menjadi jalan masuk ke antrum mastoid, yaitu aditus ad antrum.1 Gambar 1. Cavum timpani Telinga tengah berbentuk kotak dengan enam sisi, yaitu sebelah luar dengan membran timpani, sebelah atas berbatasan dengan tegmen timpani, sebelah dasar dengan bulbus vena jugularis, dinding anterior dengan tuba eustachius, dinding posterior dengan aditus ad antrum, sebelah dalam dengan promontorium.2
  • 3. 3 Gambar 2 . Anatomi telinga tengah Membran timpani berbentuk bundar dan cekung bila dilihat dari arah liang telinga dan terlihat oblik terhadap sumbu liang telinga. Bagian atas disebut pars flaksida (membran Sharpnell), sedangkan bagian bawah pars tensa (membran propiria). Pars flaksida hanya berlapis dua, yaitu bagian luar ialah lanjutan epitel kulit liang telinga dan bagian dalam dilapisi oleh sel kubus bersilia, seperti epitel mukosa saluran nafas. Pars tensa mempunyai satu lapis lagi ditengah, yaitu lapisan yang terdiri dari serat kolagen dan sedikit serat elastin yang berjalan secara radier dibagian luar dan secara sirkuler dibagian dalam.2,3 Gambar 3. Anatomi membran timpani Tuba eustachius menghubungkan rongga telinga tengah dengan nasofaring. Bagian lateral tuba eustachius adalah yang bertulang sementara duapertiga bagian medial bersifat kartilaginosa. Tuba eustachius berfungsi untuk menyeimbangkan tekanan udara pada kedua sisi membran timpani.3 Rongga mastoid berbentuk seperti piramid bersisi tiga dengan puncak mengarah ke kaudal. Atap mastoid adalah fossa kranii media. Dinding medial adalah dinding lateral fossa kranii posterior. Sinus
  • 4. 4 sigmoideus terletak dibawah duramater pada daerah ini. Pada dinding anterior mastoid terdapat aditus ad antrum.3 Perdarahan telinga tengah.6 Telinga tengah diperdarahi oleh 6 arteri, 2 arteri besar dan 4 arteri kecil yaitu: 1. Anterior, cabang dari a. maxillaris yang memperdarahi membran timpani 2. Stilomastoid, cabang dari a. auricular posterior yang memperdarahi telinga tengah dan sel mastoid. 3. Petrosa,cabang dari a. meningeal media 4. Superior timpani, cabang dari a. meningea media yang berjalan sepanjang otot tensor timpani. 5. Cabang dari pterigoid yang berjalan sepanjang tuba eustachius. 6. Timpani, cabang dari carotid internal. Sistem limpatik : saluran limpatikus dari telinga tengah mengalir kenasofaring dan parotis melalui tuba eustachius ke retrofaring.6 Otot-otot : terdapat dua buah otot yaitu : m. tensor timpani dan stapedeus.6 Definisi Otitis media akut adalah kumpulan tanda dan gejala yang berlangsung cepat meliputi otalgia dan adanya efusi pada telinga tengah dengan pemeriksaan otoskopi. Berhubungan dengan manifestasi sistemik berupa anoreksia, demam, mual dan diare.4 Etiologi Kuman penyebab utama pada Otitis media akut ialah bakteri piogenik, seperti Streptokokus hemolitikus, Streptokokus pneumoniae (27-52%), M. catarrhalis (2-15%), Stafilokokus aureus, Pneumokokus. Selain itu kadang-kadang ditemukan juga Hemofilus influenza (16-52%), Esheria colli, Streptococus anhemoliticus, Proteus vulgaris dan Pseudomonas auregenosa. Hemofilus influenza sering ditemukan pada anak berusia dibawah 5 tahun. Selain itu infeksi virus juga berperan dalam terjadinya otitis media akut.1,2,3,4
  • 5. 5 Patogenesis Patogenesis otitis media akut adalah multifaktorial. Secara umum terdapat dua faktor yang berperan dalam patogenesis otitis media akut yaitu infeksi bakteri pada telinga tengah dan disfungsi tuba eustachius. Umumnya otitis media berasal dari nasofaring yang kemudian mengenai telinga tengah, kecuali pada kasus yang relatif jarang, yang mendapatkan infeksi bakteri melalui trauma yang membocorkan membran timpani. Stadium awal komplikasi ini dimulai dengan hiperemi dan odem pada mukosa tuba eustachius bagian faring, yang kemudian lumennya dipersempit oleh hiperplasi limfoid pada submukosa. Gangguan ventilasi telinga tengah ini disertai oleh terkumpulnya cairan eksudat dan transudat dalam telinga tengah, akibatnya telinga tengah menjadi sangat rentan terhadap infeksi bakteri yang datang langsung dari nasofaring. Selanjutnya faktor ketahanan tubuh pejamu dan virulensi bakteri akan menentukan progresivitas penyakit.1,4 Gambar 4. Lokasi infeksi pada telinga tengah Penyebaran infeksi6 1. Melalui tuba eustachius, ini merupakan penyebaran infeksi yang paling sering terjadi. Infeksi berjalan melalui lumen tuba atau sepanjang subepitel perituba limpatik. Tuba eustachius pada anak lebih pendek, lebar dan lebih horizontal sehingga dapat meningkatkan insiden terjadinya infeksi pada anak. Menyusui dengan menggunakan dot maupun payudara pada bayi dengan posisi
  • 6. 6 horizontal menyebabkan cairan melewati tuba masuk ke telinga tengah dan oleh karena itu ketika menyusui bayi sebaiknya dengan posisi kepala lebih tinggi. Berenang dan menyelam juga dapat menyebabkan air masuk melalui tuba ke telinga tengah. 2. Melalui telinga luar Perforasimembran timpani akibat trauma juga dapat menyebabkan infeksi pada telinga tengah. 3. Melalui darah, ini paling jarang terjadi. Gambar 5. Perbedaan tuba eustachius pada anak dan dewasa Faktor resiko terjadinya otitis media akut : Usia kurang dari 6 tahun, kemungkinan disebabkan oleh struktur dan fungsi tidak matang atau imatur tuba Eustachius. Selain itu, sistem pertahanan tubuh atau status imunologi anak juga masih rendah. Insidens terjadinya otitis media pada anak laki-laki lebih tinggi dibanding dengan anak perempuan. Anak yang berada di penitipan, dengan adanya riwayat kontak yang sering dengan anak-anak lain insidens otitis media akut juga meningkat. Tidak menyusu dengan payudara, ASI dapat membantu dalam pertahanan tubuh. Oleh karena itu, anak-anak yang kurangnya asupan ASI banyak menderita otitis media akut. Perokok pasif, lingkungan merokok menyebabkan anak-anak mengalami otitis media akut yang lebih signifikan dibanding dengan anak-anak lain. Status sosioekonomi juga berpengaruh, seperti kemiskinan, kepadatan penduduk, fasilitas higiene yang terbatas, status nutrisi rendah, dan pelayanan pengobatan
  • 7. 7 terbatas, sehingga mendorong terjadinya otitis media akut pada anak-anak. Gangguan perkembangan kraniofasial karena fungsi tuba Eustachius turut terganggu, anak mudah menderita penyakit telinga tengah. Infeksi virus saluran nafas atas yang berulang, imunodefisiensi, kelainan genetik.4,7 Stadium otitis media akut1,2 Perubahan mukosa telinga tengah sebagai akibat infeksi dapat dibagi atas 5 stadium : 1. Stadium oklusi tuba eustachius 2. Stadium hiperemis 3. Stadium supurasi 4. Stadium perforasi 5. Stadium resolusi Keadaan ini berdasarkan pada gambaran membran timpani yang diamati melalui liang telinga luar.  Stadium oklusi tuba eustachius Adanya retraksi membran timpani akibat terjadinya tekanan negatif didalam telinga tengah, karena adanya absorbsi udara. Kadang-kadang membran timpani tampak normal (tidak ada kelainan) atau berwarna keruh pucat. Efusi mungkin telah terjadi, tetapi tidak dapat dideteksi. Gejala : Pekak dan sakit telinga, pada umumnya tidak dijumpai demam. Tanda : Membran timpani retraksi. Terapi : Pengobatan terutama bertujuan untuk membuka kembali tuba eustachius, sehingga tekanan negatif ditelinga tengah hilang. Dapat diberikan tetes hidung efedrin HCL 0,5 % dalam larutan fisiologis untuk anak < 12 tahun dan efedrin HCL 1% dalam larutan fisiologis untuk anak > 12 tahun dan pada orang dewasa.  Stadium hiperemis (stadium presupurasi) Pada stadium hiperemis, tampak pembuluh darah yang melebar di membran timpani atau seluruh membran timpani tampak hiperemis serta edem. Sekret yang telah terbentuk mungkin masih bersifat eksudat yang serosa sehingga sukar terlihat.
  • 8. 8 Gejala : Ditandai dengan adanya nyeri telinga yang dapat menyebabkan gangguan tidur. Pekak dan telinga berdenging, tetapi biasanya hanya dikeluhkan oleh orang dewasa. Pada anak biasanya dijumpai demam tinggi dan gelisah. Tanda : Pada permulaan dijumpai udem pada pars tensa. Kemudian membran timpani tampak kemerahan seluruhnya termasuk pars plasida. Terapi : Antibiotika, obat tetes hidung dan analgetika. Gambar 6. Retraksi membran timpani  Stadium supurasi Edema yang hebat pada mukosa telinga tengah dan hancurnya sel epitel superpisial, serta terbentuknya eksudat yang purulen di kavum timpani, menyebabkan membran timpani menonjol (bulging) kearah telinga luar. Gejala : Nyeri telinga semakin berat, pekak bertambah, pada anak demam 38-390 C sering disertai muntah dan kejang. Tanda : Membran timpani tampak merah bulging. Pada gambaran rontgen tampak perselubungan di mastoid oleh karena adanya eksudat. Terapi : Dapat diberikan antibiotika selain itu harus dilakukan tindakan miringotomi, yang dimaksudkan untuk mengontrol drainase melalui insisi yang akan menyembuh dengan jaringan parut minimal. Bila tidak dilakukan miringotomi pada stadium ini, maka kemungkinan besar membran timpani akan ruptur dan nanah keluar keliang telinga tengah. Miringotomi adalah tindakan membuat insisi pada pars tensa membran timpani, agar terjadi drainase sekret dari telinga tengah ke liang telinga luar.
  • 9. 9 Gambar 7. Membran timpani bulging  Stadium perforasi Karena beberapa sebab seperti terlambatnya pemberian antibiotika atau virulensi kuman yang tinggi, maka dapat terjadi ruptur membran timpani dan nanah keluar mengalir dari telinga tengah keliang telinga luar. Gejala : Dengan keluarnya cairan dari telinga, keluhan nyeri menghilang untuk sementara waktu, kemudian gejala ringan timbul kembali. Tanda : Terdapat nyeri tekan dan penebalan periosteum korteks mastoid, kemudian berlanjut menjadi massa yang berfluktuasi bila terjadi abses subperiosteum. Terapi : Bila sebelumnya tidak diberi terapi, pada stadium ini penyembuhan masih bisa terjadi, pada beberapa kasus dengan pemberian antibiotik. Gambar 8. Membran timpani perforasi
  • 10. 10  Stadium resolusi Pada stadium ini infeksi mereda dan terjadi penyembuhan telinga. Bila membran timpani tetap utuh, maka keadaan membran timpani perlahan-lahan akan normal kembali. Bila sudah terjadi perforasi, maka sekret akan berkurang dan akhirnya kering. Bila daya tahan tubuh baik atau virulensi kuman rendah, maka resolusi dapat terjadi walaupun tanpa pengobatan. Perlu pengawasan yang cermat agar proses penyembuhan dapat berlangsung tanpa gangguan. Pasien dianjurkan untuk segera datang berobat bila ada tanda-tanda dini infeksi.1,2 Diagnosis4,8 Untuk mendiagnosa otitis media akut haruslah diketahui mengenai riwayat penyakit, mengidentifikasi tanda-tanda adanya efusi telinga tengah, dan mengevaluasi gejala dan tanda inflamasi telinga tengah. Pada sebagian besar kasus, anamnesa dan pemeriksaan fisik yang baik dapat menegakkan diagnosis otitis media akut secara akurat. Pada anamnesa pasien akan mengeluhkan nyeri telinga, demam, rasa tidak nyaman, mual, dan diare. Dapat juga disertai otore, vertigo dan parese n. fasialis. Pada pasien yang infeksinya telah menyebar ke mastoid dapat juga dijumpai adanya pembengkakan didaerah postaurikular. Kehilangan pendengaran juga dapat dijumpai. Pada pemeriksaan otoskopi gambaran membran timpani bergantung pada stadium otitis media akut. Pemeriksaan penunjang Sebagai pemeriksaan penunjang untuk membantu menegakkan diagnosa dapat dilakukan pemeriksaan foto polos mastoid, dimana akan terlihat perselubungan pada mastoid, pemeriksaan radiolois sangat berguna terutama untuk menentukan indikasi pembedahan.1 Penatalaksanaan 1,9,10,11 Terapi harus ditujukan untuk mencegah berulangnya otitis media akut. Untuk itu pasien baik anak maupun orang dewasa perlu diberi tahu pentingnya mempertahankan aerasi telinga tengah. Langkah pertama penatalaksanaan haruslah fokus pada penegakan diagnosa yang akurat untuk membedakan otitis media akut dan otistis media efusi atau retraksi mebran timpani tanpa efusi telinga tengah. Umur pasien, riwayat pengobatan dan pengawasan sehari-hari adalah faktor lain yang sangat penting dipertimbangkan.
  • 11. 11 Pada sebagian besar anak, pemberian antibiotik tidak menjadi jaminan, penyembuhan otitis media akut secara spontan dijumpai sekitar 80% pada anak. Otitis media akut tidak selalu memerlukan antibiotik, asaldisertai dengan follow up yang baik. Untuk penanganan nyeri yang berat dapat diberikan analetik sistemik yang adekuat. Jika nyeri pada anak tidak hilang setelah pemberian analgetik 48-72 jam, dapat diberikan antibiotik. Dekongestan, antihistamin dan steroid tidak terlalu bermanfaat dalam pengobatan otitis media akut.  Berikut ini adalah tabel terapi antibiotik awalyang dapat diberikan pada otitis media akut
  • 12. 12  Lama pengobatan pada otitis media akut : Pemberian terapi selama 5 hari sama manjurnya dengan standart pemberian terapi selama 10 hari, pada anak dengan otitis media akut tanpa komplikasi dan telah dianjurkan pada anak dengan usia 2 tahun atau lebih. Pada anak < 2 tahun dengan perforasi membran timpani, terapi antibiotik selama 10 hari masih dianjurkan. Kegagalan pada terapi awal otitis media akut dengan antibiotik ditandai dengan gejala yang menetap atau bertambah berat terutama demam dan nyeri setelah 3-5 hari pemberian antibiotik
  • 13. 13  Kemudian dapat dilanjutkan dengan pengobatan seperti yang terdapat pada tabel berikut. Perlu pemeriksaan lebih lanjut jika anak tidak membaik dalam 48-72 jam Jika timbul perforasi tanpa adanya komplikasi serius pada umumnya penyembuhan tejadi tanpa adanya intervensi. Diagnosa banding1,3 1. Otitis media serosa Biasanya disebabkan oleh transudasi plasma dari pembuluh darah kedalam rongga telinga tengah yang terutama disebabkan perbedaan tekanan hidrostatik. Gejala yang paling menonjol adalah pendengaran berkurang. Selain itu pasien juga mengeluh rasa tersumbat pada telinga atau suara sendiri yang terdengar lebih nyaring atau berbeda, pada telinga yang sakit. Rasa sedikit nyeri dalam telinga dapat terjadi pada awal tuba terganggu, yang menyebabkan timbul tekanan negatif pada telinga tengah, tetapi setelah sekret terbentuk tekanan negatif ini pelan-pelan hilang. Pada otoskopi tampak membran timpani retraksi. Kadang-kadang tampak gelembung udara atau permukaan cairan dalam kavum timpani. Pengobatan dapat diberikan secara medikamentosa berupa tetes hidung, antihistamin dan bila gejala menetap setelah dua minggu dapat dilakukan pembedahan.dengan miringotomi.
  • 14. 14 2. Otitis media akut nekrotik Bentuk otitis media ini berciri perjalanan penyakit yang fulminan disertai dengan dekstruksi luas jaringan-jaringan di telinga tengah, membran timpani dan tulang-tulang pendengaran. Bentuk ini terdapat pada anak sebagai komplikasi morbili, influenza dan sering timbul bersama scarlet fever. Saat ini jarang ditemukan, dasar pataloginya adalah infeksi nekrotis pada telinga tengah dan mastoid yang berlangsung cepat, biasanya disebabkan oleh streptokokus beta hemolitikus. Menyebabkan hancurnya membran timpani. Gejalanya lebih berat dari otitis media lainnya, tanda awal dirasakan keluarnya sekret telinga yang encer, purulen dan berbau. Tanda khasnya berupa perforasi sentral membran timpani yang dapat makin meluas, sehingga hampir seluruhnya hilang. Terapi antibiotik harus segera diberikan apabila diagnosis telah ditegakkan. Pembedahan tidak dilakukan pada stadium akut. Komplikasi12  Komplikasi intratemporal : - - Mastoiditis : Berhubungan dengan abses subperiosteal, biasanya pada daerah lateral ke korteks mastoid, medial dan konka daun telinga, dan jarang pada tengkuk melewati sel tip dan dikenal dengan abses bezold. - Petrositis : Jarang terjadi, tetapi dapat timbul, terdapat 3 gejala klasik berupa nyeri retroorbital, paralisis abdusen, dan otitis media akut atau kronik ipsilateral. - Labirinitis : labirinitis adalah masuknya virus ke endolabirin dan bersifat fatal. Meskipun demikian labirinitis oleh karena infeksi telinga tengah dapat menjadi fatal jika labirinitis supuratif, setelah itu timbul meningitis. - Parese n. fasialis : parese n. fasialis dari otitis media supuratif akut tidak bersifat mendestruksi, akan tetapi parese n. fasialis yang ditimbulkan oleh infeksi sub akut, mastoiditis akut, petrositis, atau otitis media kronik, dengan atau tanpa kolesteatoma dapat mendestruksi, khususnya pada bagian segmen timpani.  Komplikasi intrakranial : - Granulasi atau abses ekstradural : Granulasi atau abses ekstradural dapat terjadi, dan biasanya timbul sebelum operasi. - Tromboplebitis sinus etmoid : Tromboplebitis sinus etmoid dan lateral dapat bersifat asimptomatik atau dapat disertai dengan demam, toxemia, tortikolis dan embolisasi sepsis.
  • 15. 15 - Abses otak : Diagnosis abses otak sangat sulit, bergantung pada letak abses dan gambaran klinis. Biasanya disertai dengan demam, nyeri kepala, dan kejang, kehilangan kesadaran atau defisit neurologis. Abses dapat meningkatkan tekanan intrakranial. - Hidrosefalus otitis : Adalah suatu peningkatan tekanan intrakranial akibat infeksi telinga tengah tanpa adanya mengitis subdural atau abses otak. - Meningitis : Dapat didiagnosa dengan sakit kepala, demam, kaku kuduk, dan adanya refleks abnormal seperti tanda kernig atau brudzinski - Abses subdural : Jarang terjadi, lebih sering dijumpai pada otitis media yang disertai dengan meningitis. Pencegahan Untuk mencegah timbulnya otitis media akut dapat diberikan vaksin pneumokokus dan influenza. Saat ini juga dianjurkan untuk pemberian asi secara exklusif selama 6 bulan dan menghindari paparan asap rokok.13 Kesimpulan  Otitis media akut adalah infeksi telinga tengah yang paling banyak dijumpai pada bayi dan anak  Otitis media akut biasanya didahului dengan infeksi saluran nafas atas yang dapat disebabkan oleh virus dan bakteri.  Gejala dan penatalaksanaan otitis meda akut bergantung pada stadium yang dapat ditentukan dari pemeriksaan fisik telinga dengan menilai membran timpani.  Otitis media akut dapat sembuh dengan sendirinya tetapi juga dapat berlanjut menjadi otitis media supuratif akut yang lebih berat
  • 17. 17 Daftar pustaka 1. Ballenger JJ. Otology and neurootology. Otorhinolaryngology head and neck surger. Sixteenth edition. 2003. 2. Soepardi EA. Iskandar N. Kelainan telinga tengah. Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepala leher. Edisi kelima. Fakultas kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 2007. Hal : 11, 64-76 3. Adam GL. Boies LR. Higler PA. Penyakit telinga tengah dan mastoid. Buku ajar penyakit THT. EGC. Jakarta. 1997. Hal : 96-97. 4. Lee K.J . Infection of the ear. Essential otolaryngology head & neck surgery. Ninth edition.2008. hal : 313-318. 5. Rambe Andrina. Siew Hong. Karakteristik Penderita Otitis Media Akut pada Anak yang Berobat ke Instalasi Rawat Jalan SMF THT Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik Medan pada Tahun 2009.http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/55640.2011 6. Dhingra PL. Disorder of miedle ear. Fourth edition. 2007.Hal 61-65. 7. Usu instutional repository. Otitis media akut. http://repository usu.ac.id/bitstream/123456789/25640. 8. Subcommittee on Management of Acute Otitis Media. Journal of American academy of pediatrics. Diagnosis and Management of Acute Otitis Media 9. Ballenger JJ. Otology and neurootology. Otorhinolaryngology head and neck surgery. Sixteenth edition. 2003. 10. ME Pichichero. JR Casei: acute otitis media disease manaement. Elwood pediatric roup. University of Rochester medical center. 2003 11. Guidelines and protocols advisory committee : Otitis Media: Acute Otitis Media (AOM) & Otitis Media with Effusion (OME). Effective Date:January 1, 2010. 12. Bailey JB. Intratemporal and intracranial complication of otitis media. Head and neck surgery otolaryngology. Fourth edition. Volume one.2006. 13. Baltimore RS.The diagnosis and management of acute otitis media. NEJM Journal Watch General medicine CME. March. 2013.