1. JUMP 7
1. Hubungan hipertrofi adenoid dengan keluhan
Adenoid adalah jaringan limfoepitelial berbentuk tringukugular yang terletak pada
dinding posterior nasofaring dan merupakan salah satu jaringan yang membentuk cincin
Waldeyer. Jika terjadi hipertrofi pada adenoid, maka nasofaring sebagai penghubung
udara inspirasi dan sekresi sinonasal yang mengalir dari kavum nasi ke orofaring akan
mengalami penyempitan. Hipertrofi adenoid, terutama pada kanak-kanak, muncul
sebagai respon multiantigen virus, bakteri, alergen, makanan, dan iritasi lingkungan.
Salah satu efek hipertofi adenoid adalah terbatasnya gerakan torus tubarius ke arah
posterior sehingga pembukaan muara tuba auditiva tidak adekuat. Tuohimaa, et al6 pada
1987 mengemukakan bahwa perubahan patensi tuba auditiva oleh hipertofi adenoid
disebabkan karena obstruksi mekanis pada lumen tuba dan penekanan pada pembuluh
limfatik sekitar lumen tuba. Hal tersebut dapat berujung pada efusi di dalam telinga
tengah. Akhirnya, terbentuk tekanan negatif akibat absorpsi O2 dari udara yang terjebak
dalam telinga tengah.
Adenoid yang relatif besar tidak perlu sampai menutup ostium tuba Eustachius
untuk menimbulkan obstruksi tuba. Saat menelan, gerakan konstriksi faring dan elevasi
palatum dapat mendorong adenoid yang besar hingga menekan permukaan
posteromedial torus tubarius dari ostium tuba Eustachius ke arah anterior. Akibatnya,
dilatasi ostium tuba terhambat oleh obstruksi temporer torus.
Korelasi linear positif antara usia dengan derajat gangguan telinga tengah ditemukan
pada kelompok usia 11-14 tahun, sedangkan korelasi linear negatif ditemukan pada
kelompok usia 5-10 tahun. Hal tersebut menunjukkan bahwa derajat gangguan telinga
tengah pada kelompok usia 5-10 tahun dapat berkurang seiring dengan bertambahnya
usia penderita, sedangkan pada kelompok usia 11-14 tahun justru cenderung semakin
bertambah seiring bertambahnya usia.
Hipertrofi adenoid meningkat secara cepat setelah lahir dan mencapai ukuran
maksimum pada usia 3-7 tahun, kemudian menetap sampai usia 8-9 tahun. Setelah usia
14 tahun, adenoid secara bertahap mengalami regresi. Hipertrofi adenoid yang terjadi
pada usia 11-14 tahun cenderung diakibatkan oleh infeksi yang berulang pada saluran
napas atas sehingga mempengaruhi struktur di sekitar nasofaring termasuk tuba
Eustachius.
2. Selain usia, faktor perancu lain adalah arah pembesaran adenoid. Jika pembesaran
ke arah lateral, maka dapat menyebabkan kelainan pada tuba Eustachius, sedangkan jika
pembesaran adenoid ke arah anterior/koana, maka dapat menyebabkan obstruksi nasi.
Oleh karena itu, pada anak yang menderita hipertrofi adenoid, disarankan untuk
dilakukan pengukuran rasio A/N berdasarkan radiografi kepala true lateral sebagai
upaya deteksi dini adanya ganguan telinga tengah, terutama pada pusat pelayanan
kesehatan yang belum memilki timpanometri.
Sumber : Amar MA, Djamin R, Punagi AQ (2013). Rasio Adenoid-Nasofaring dan
Gangguan Telinga Tengah pada Penderita Hipertrofi Adenoid. J Indon Med Assoc, 63(1).
2. Patofisiologi cairan kuning kental dari telinga kanan
Telinga tengah seharusnya steril mekanisme pencegahan masuknya mikroba ke
dalam telinga tengah oleh silia mukosa tuba Eustachius, enzim, dan antibodi.
Pertahanan tubuh terganggu tubuh mudah terserang bakteri, virus, antigen asing
batuk pilek (infeksi saluran napas atas terdapat tuba eustachii (penghubung cavum
tympani dengan nasopharynx) dan pada anak2 cavum tympahi lebih horizontal, lebar,
dan pendek kuman masuk ke cavum tympani.
(intermezzo) Curiga hipertrofi adenoid menyumbat tuba eustachii fungsi tuba
terganggu, termasuk fungsi pencegahan invasi kuman ke dalam telinga tengah.
Kuman penyebab OMA adalah bakteri piogenik, yaitu Streptokokkus hemolitikus,
Stafilokokkus aureus, Pneumokokkus. Hemofillus influenza banyak ditemukan pada
anak <5 tahun.
(dibagi menjadi 5 stadium) Infeksi peradangan tube eustachii vasodilatasi
dan oedem peningkatan permeabilitas efusi cairan ke telinga tengah awalnya
jernih, lama-lama menjadi keruh karena bercampur dengan bakteri. Awalnya tak berbau
karena bakteri yang terlibat hanya bakteri penyebab ISPA, lama-kelamaan sekret berbau
karena bercampur dengan bakteri lain (contoh: Pseudomonas gram -) akumulasi
cairan di telinga tengah bulging titik iskemik warna kuning (nekrosis) pecah
perforasi cairan keluar.
Sumber : Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT-KL FK UI.
3. Hubungan limfadenopati dengan keluhan
Limfadenopati merujuk kepada ketidaknormalan kelenjar getah bening dalam
ukuran, konsistensi ataupun jumlahnya. Pada daerah leher (cervikal), pembesaran
3. kelenjar getah bening didefinisikan bila kelenjar membesar lebih dari diameter satu
sentimeter.
Pada otitis media yang berat, limfadenopati bisa menjadi salah satu manifestasi
klinis, terutama limfadenopati servikal anterior.
Kelenjar getah bening adalah bagian dari sistem pertahanan tubuh kita. Tubuh kita
memiliki kurang lebih sekitar 600 kelenjar getah bening, namun hanya didaerah
submandibular (bagian bawah rahang bawah; sub: bawah;mandibula:rahang bawah),
ketiak atau lipat paha yang teraba normal pada orang sehat.
Oleh karena dilewati oleh aliran pembuluh getah bening yang dapat membawa
antigen (mikroba, zat asing) dan memiliki sel pertahanan tubuh maka apabila ada antigen
yang menginfeksi maka kelenjar getah bening dapat menghasilkan sel-sel pertahanan
tubuh yang lebih banyak untuk mengatasi antigen tersebut sehingga kelenjar getah
bening membesar. Pembesaran kelenjar getah bening dapat berasal dari penambahan sel-
sel pertahanan tubuh yang berasal dari KBG itu sendiri seperti limfosit, sel plasma,
monosit dan histiosit,atau karena datangnya sel-sel peradangan (neutrofil) untuk
mengatasi infeksi di kelenjar getah bening (limfadenitis), infiltrasi (masuknya) sel-sel
ganas atau timbunan dari penyakit metabolit makrofag (gaucher disease).
Sumber : https://keluargasehat.wordpress.com/2008/10/28/tata-laksana-limfadenopati-
pembesaran-kelenjar-getah-bening/
4. Rontgen Kepala Lateral
Teknik radiografi cranium adalah teknik
penggambaran cranium dengan menggunakan sinar- X
untuk memperoleh radiograf guna membantu menegakkan
diagnosa. Menurut Bontrager (2010), tujuan dilakukannya
proyeksi lateral adalah untuk menampakkan patologi
fraktur, neoplasma dan osteitis, trauma rutine untuk
menampakan tengkorak kanan dan kiri, untuk
mengambarkan udara pada sinus spenoid.
Sumber : http://sahabatafterego.blogspot.com/2013/11/prosedur-pemeriksaan-radiograf-
cranium.html
Foto lateral kepala dilakukan dengan kaset terletah sebelah lateral dengan sentrasi
diluar kantus mata, sehingga dinding posterior dan dasar sinus maksila berhimpit satu
sama lain. 4