SlideShare a Scribd company logo
1 of 40
MANAJEMEN PEMASARANMANAJEMEN PEMASARAN
JASAJASA
Oleh
Dr. H. Suryaman., SE., MM.
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
EKUITAS BANDUNG
Operasi Jasa
1. Fasilitas fisik
2. Peralatan
3. TI
4. SDM
Penyampaian jasa
1. Tahapan penyampaian jasa
2. Tingkat pendelegsian
3. Hubungan dengan konsumen
4. Proses jasa
5. Alokasi kapasitas
Nilai jasa
1.Manfaat jasa
2.Biaya konsumen
Citra
1.Recognition
2.Reputation
3.Affinity
4.Domain
Loyalitas
Pembelian ulang
Kebal bujukan
Rekomendasi
Konsultan
Operasi JasaOperasi Jasa
 Para ahli (Kotler, Keller dan Stanton) menyatakan bahwa
jasa pada dasarnya merupakan suatu yang tidak
berwujud, yang dapat memenuhi kebutuhan dan
keinginan konsumen.
 Dalam memproduksi suatu jasa dapat menggunakan
bantuan suatu produk fisik tetapi bisa juga tidak. Di
samping itu juga jasa tidak mengakibatkan peralihan hak
suatu barang secara fisik atau nyata, jadi jika seseorang
pemberi jasa, memberikan jasanya pada orang lain, maka
tidak ada perpindahan hak milik secara fisik dan yang
paling penting adalah jasa melibatkan dua unsur yang
menjadi ujung tombak layanan pada konsumen adalah
prasarana/fasilitas (facility) dan kontak SDM (people).
 Menurut Lovelock dan Wright (2002 : 33) “jasa
merupakan suatu proses dan suatu sistem”. Arti service
sebagai suatu proses adalah jasa dihasilkan dari empat
proses input, yaitu: people processing (consumer),
possesion processing, mental stimuly processing, dan
information processing.
 Sebagai suatu sistem, bisnis jasa merupakan kombinasi
antara service operation system, service delivery system
dan service marketing system.
 Pemasaran jasa menekankan pada overlap dari service
operation system dan service delivery system yaitu di
mana, kapan, dan bagaimana suatu perusahaan membuat
dan menyampaikan jasa kepada pelanggan (konsumen).
 Ketepatan strategi pemasaran jasa dari suatu perusahaan
ditentukan oleh kualitas jasa (service quality) yang
ditawarkan dan diukur oleh service
performance/perceived service (jasa yang dirasakan
konsumen) dan consumer expectation (jasa yang
diharapkan konsumen).
Kualitas jasa keseluruhan merupakan totalitas dari setiap
unsur bauran jasa.
 Lovelock & Wright (2002 ; 69) menyatakan bahwa
sistem operasi jasa adalah merupakan bagian dari
keseluruhan sistem jasa untuk memproses input dan
membuat elemen-elemen dari jasa.
 Komponen-komponen jasa yang terlihat (visible) dari
sistem operasi jasa dapat ke dalam dua bagian besar,
yaitu : a. petugas jasa (service personel)
b. peralatan/ fasilitas fisik (physical facilities and
equipment),
Kedua bagian sistem operasi jasa tersebut terlihat oleh
konsumen (visible), sedangkan bagian sistem operasi
jasa yang tidak terlihat oleh konsumen (not visible),
yaitu technical core. Namun bagi komponen jasa yang
terlihat oleh konsumen (visible) maupun komponen jasa
yang tidak terlihat oleh konsumen (not visible)
seluruhnya merupakan elemen-elemen bauran
pemasaran jasa yang dibentuk menjadi elemen-elemen
jasa yang utuh dan siap disampaikan pada konsumen.
Peran sistem operasi jasa sangat
menentukan untuk keberhasilan elemen-
elemen jasa disampaikan pada konsumen,
sehingga apabila terdapat kesalahan/
kegagalan pada sistem operasi jasa dalam
memproses input mengenai keinginan dan
kebutuhan konsumen, serta membuat
elemen-elemen jasa tersebut, maka
elemen-elemen jasa yang disampaikan
pada konsumen juga akan menghadapi
kegagalan, artinya konsumen akan merasa
bahwa jasa yang diterima tidak sesuai
dengan kebutuhan dan keinginannya.
 Lovelock & Wright (2002 ; 105) Operasi jasa
menitikberatkan pada analisis alokasi sumber
daya dalam mengidentifikasi asset operasi jasa,
yaitu strategi dalam :
a. pengelolaan fasilitas fisik (what
physical facilities?),
b. peralatan (what equipment),
c. informasi dan teknologi komunikasi (what
information and communication technology)
d. Sumber Daya Manusia (what human
resources, include number and skill),
sehingga menghasilkan konsep operasi jasa.
Service Delivery SystemService Delivery System
Technical Core
Service
A
Service
B
Customer
A
Customer
B
Physcal
Support
Contact
Personal
Service Operations System
Not Visible to Customer Visible to cutomer
Lokasi JasaLokasi Jasa
Jasa tidak dipasarkan melalui saluran
distribusi tradisional seperti halnya barang
fisik, misalnya dari pabrik ke pedagang grosir,
kemudian ke pengecer untuk selanjutnya
diteruskan ke konsumen akhir.
Variasi saluran distribusi jasa, baik saluran
distribusi langsung maupun tidak langsung
dengan menggunakan (a). jasa agen penjual,
(b). agen pembeli, ©. agen/broker, dan (d).
penyampai jasa
Lokasi JasaLokasi Jasa
Saluran distribusi langsung dipergunakan,
misalnya untuk jasa konsultasi manajemen,
akuntansi, sistem informasi dan perpajakan.
Agen/broker dipakai dalam jasa broker
asuransi, agen real estate dan agen travel.
Agen penjualan dan pembeli yang banyak
dijumpai, antara lain broker saham dan
kelompok afinitas.
Penyampai jasa kontrak/waralaba
dipergunakan, misalnya untuk jasa restoran
siap saji dan dry cleaning.
Saluran Distribusi JasaSaluran Distribusi Jasa
Penyedia Jasa
Pelanggan Jasa
Agen penjual
Agen Pembeli
Agen Broker Penyampaian Jasa
Kontrak/Waralaba
Desain dan Tata letak fasilitasDesain dan Tata letak fasilitas
 Desain dan tata letak fasilitas jasa erat kaitannya dengan
pembentukan persepsi pelanggan. Pada sejumlah tipe
jasa, persepsi yang terbentuk dari interaksi antara
pelanggan dengan fasilitas jasa berpengaruh terhadap
kualitas jasa tersebut di mata pelanggan.
Faktor-faktor yang berpengaruh signifikan dalam
mengambil keputusan desain fasilitas jasa meliputi:
a. Sifat dan tujuan organisasi jasa
Sifat suatu jasa seringkali menentukan berbagai
persyaratan desainnya. Desain fasilitas yang baik dapat
memberikan beberapa manfaat, diantaranya
perusahaan mudah dikenali dan desain eksterior
bisa menjadi ciri khas atau petunjuk mengenai sifat
jasa di dalamnya.
b. Ketersediaan Tanah dan Kebutuhan akan Ruang/Tempat
Setiap perusahaan jasa yang membutuhkan lokasi fisik
untuk mendirikan fasilitas jasanya perlu
mempertimbangkan sejumlah faktor, seperti kemampuan
finansial, ketersediaan tanah, peraturan pemerintah
berkenaan dengan kepemilikan tanah dan pembebasan
tanah dan sebagainya.
c. Fleksibilitas desain sangat diperlukan apabila volume
permintaan sering berfluktuasi dan jika spesifikasi jasa
cepat berkembang, sehingga resiko keusangan relatif
besar. Kedua kondisi ini menyebabkan fasilitas jasa
harus dapat disesuaikan secara mudah dengan
memperhitungkan kemungkinan perkembangan di masa
datang
d. Fasilitas jasa yang tertata secara rapi, menarik dan estetis
akan dapat meningkatkan sikap positif pelanggan
terhadap suatu jasa.
e. Masyarakat (terutama pemerhati masalah sosial dan
lingkungan hidup) dan lingkungan di sekitar fasilitas jasa
memainkan peranan penting dan berpengaruh besar
terhadap perusahaan.
f. Biaya konstruksi dan operasi, Kedua jenis biaya ini
dipengaruhi desain fasilitas. Biaya konstruksi dipengaruhi
oleh jumlah dan jenis bahan bangunan yang digunakan.
Biaya operasi dipengaruhi oleh kebutuhan operasional
fasilitas termasuk biaya pemeliharaan.
Manajemen Permintaan & Penawaran jasaManajemen Permintaan & Penawaran jasa
Salah satu tantangan pemasaran jasa adalah
menyelaraskan kapasitas (penawaran) dan permintaan
terhadap jasa perusahaan.
Sejumlah faktor berkontribusi, diantaranya karakteristik
jasa yang tidak tahan lama, variabilitas dalam kapasitas
jasa serta partisipasi pelanggan dalam penyampaian jasa.
Adapun kondisi permintaan jasa tersebut sbb. :
1. Permintaan berlebihan
2. Permintaan melebihi kapasitas optimum
3. Permintaan dan penawaran seimbang pada kapasitas
optimum
4. Kapasitas berlebihan
Strategi mengelola permintaan dapat dilakukan
 Tidak melakukan apapun
 Mengurangi permintaan
 Meningkatkan permintaan
 Menyimpan permintaan dengan sistem reservasi
 Menyimpan permintaan dalam antrean formal
Peranan SDM Dalam Operasi JasaPeranan SDM Dalam Operasi Jasa
 Dalam model Service a Profit Chain, Hesket, et l. (1997 ;
39) mengemukakan keterkaitan erat antara kepuasan
karyawan dan kepuasan pelanggan. Kepuasan karyawan
didapatkan dari desain pekerja dan tempat kerja yang
memfasilitasi kualitas jasa internal, rekrutment, pelatihan
dan kompensasi karyawan juga merupakan kontributor
utama bagi terciptanya kualitas jasa internal.
Operasi JasaOperasi Jasa
Kualitas
Jasa internal
•Desain tempat kerja
•Desain pekerjaan
•Seleksi & pengembangan
•Sistem imbalan karyawan
•Alat2 untuk melayani pelanggan
Kepuasan
Karyawan
Refensi
Karyawan
Produktivitas
Karyawan
Nilai Jasa
eksternal
Konsep Jasa
Hasil bagi
pelanggan
Kepuasan
Pelanggan
Jasa dirancang
& disampaikan
Utk memenuhi
kebutuhan
Pelanggan sasaran
Loyalitas
Pelanggan
Retensi
Bisnis ulangan
Referral
Pertumbuhan
pendapatan
Profitabilitas
Sumber : Hesskett, Sasser & Sclesinger
PENYAMPAIAN JASAPENYAMPAIAN JASA
 Setelah elemen-elemen jasa diproses dan dibuat
dalam operasi jasa, maka elemen-elemen jasa
tersebut dirakit/dibentuk dalam penyampaian
jasa menjadi elemen jasa yang utuh dan siap
ditawarkan pada konsumen.
 Penyampaian jasa difokuskan pada : dimana,
kapan, dan bagaimana elemen-elemen jasa
tersebut dalam hal ini elemen-elemen jasa yang
direspon langsung oleh konsumen, yaitu elemen-
elemen bauran pemasaran jasa disampaikan pada
konsumen.
PENYAMPAIAN JASAPENYAMPAIAN JASA
Operasi jasa yang memproses dan
membuat elemen-elemen jasa terutama
fasilitas dan petugas pelayanan (service
personnel), juga kedua elemen tersebut
merupakan ujung tombak dalam
penyampaian jasa untuk menawarkan jasa
tersebut pada konsumen.
Lovelock & Wright (2002 ; 30 & 49)
menyatakan bahwa service as a process
and system, jasa tidak dapat dilepaskan
dari suatu proses dan sistem.
Jasa sebagai suatu proses mencakup empat
pendekatan proses, yaitu :
a. people processing,
b. mental stimuli processing,
c. possession processing,
d. information processing.
Proses ini merupakan bagian dari sistem
penyampaian jasa, yaitu untuk menjawab
pertanyaan “bagaimana jasa disampaikan”.
Sedangkan jasa sebagai sistem adalah merupakan
urutan produk jasa yang ditawarkan kepada
konsumen yang meliputi service operation
system, service delivery system, dan service
marketing system. Berdasarkan pernyataan
tersebut jelas bahwa bauran pemasaran jasa dapat
dirasakan konsumen dengan melalui tahap
operasi dan penyampaian jasa.
 Parasuraman dan Berry (1991) serta Gronroos (2001 ;
150-152) menyatakan bahwa permasalahan
kualitas jasa yang ada pada internal perusahaan
adalah terjadinya kesenjangan antara:
standar kualitas yang dibuat oleh perusahaan
berdasarkan analisis kebutuhan dan keinginan
konsumen pada sistem operasi jasanya dengan
penyampaian jasa serta kesenjangan antara sistem
penyampaian jasa dengan komunikasi pemasaran
Kesenjangan-kesenjangan tersebut terjadi karena
terdapat ketidak konsistenan antara sistem operasi
dan penyampaian jasa dengan bauran pemasaran
jasa yang ditawarkan pada konsumen.
Dalam sistem bisnis jasa, ketiga sistem
pembentuk jasa tersebut yaitu (1). sistem operasi
jasa, (2). sistem penyampaian jasa, (3) sistem
pemasaran jasa, akan overlap menjadi satu
kesatuan atau terpisah tergantung dari jenis
jasanya.
Untuk jenis jasa yang memiliki kontak tinggi
dengan konsumen (a high-contact service), maka
ketiga sub sistem dari sistem jasa tersebut akan
bergerak overlap/bersamaan untuk melayani
konsumen.
 Jenis jasa yang memiliki kontak rendah dengan
konsumen, maka ketiga sub sistem dari sistem
jasa tersebut cenderung berurutan dalam
membentuk jasa, mulai dari sistem operasi jasa
kemudian sistem penyamaian jasa dan sistem
pemasaran jasa.
 Lovelock & Wrigh (2002 ; 68) menyatakan jasa
transportasi termasuk jenis jasa yang memiliki
kontak tinggi dengan konsumen (high-contact
service), sehingga untuk jasa transportasi ketiga
sub sistem dari sistem jasa tersebut bergerak
secara bersamaan/ overlap untuk menawarkan
jasa pada konsumen.
NILAI JASANILAI JASA
 Pemasaran tidak hanya sekedar menyampaikan
produk dari tangan produsen ke tangan
konsumen, tetapi pemasaran pun memperhatikan
apakah kebutuhan dan keinginan konsumen
terpenuhi, apakah konsumen puas terhadap
produk tersebut, dan apakah konsumen akan
melakukan pembelian ulang dan menjadi loyal
terhadap produk atau merek tersebut.
 Kotler & Keller (2006:25) mengungkapkan pula
bahwa: “Suatu perusahaan berhasil menawarkan
produk/jasa kepada pelanggan apabila mampu
memberikan nilai dan kepuasan (value and
satisfaction).” Nilai (value) adalah perkiraan
konsumen atas seluruh kemampuan produk untuk
memuaskan kebutuhannya.”
NILAI JASANILAI JASA
 Secara garis besarnya, nilai pelanggan adalah
perbandingan antara benefit (manfaat) yang
dirasakan terhadap suatu produk dengan biaya
(cost) yang harus dikeluarkan untuk
mendapatkan produk tersebut.
Untuk mendapatkan nilai pelanggan yang sesuai
dengan persepsi pelanggan, maka suatu
perusahaan harus selalu mengikutinya dengan
menyediakan produk/jasa yang sesuai, karena
nilai pelanggan selalu berubah sepanjang waktu.
 Pada kenyataannya, menciptakan pelanggan tersebut
tidaklah mudah. Perusahaan membutuhkan produk yang
memiliki nilai yang sesuai dengan persepsi nilai
pelanggan yang berlaku. Selain itu perusahaan
menghadapi tantangan tersendiri dalam menghadapi
konsumennya, karena pada saat ini konsumen dapat lebih
leluasa memilih produk, merek, dan produsen yang
sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya.
 Perusahaan saling berlomba memberikan nilai tertinggi
bagi konsumen, karena konsumen menginginkan nilai
maksimum dengan dibatasi oleh biaya pencarian,
keterbatasan pengetahuan, mobilitas, dan penghasilan.
 Semakin besar manfaat yang diberikan dibandingkan
dengan harganya, maka semakin besar nilai yang
diperoleh pelanggan terhadap produk tersebut.
Nilai superior yang diterima pelanggan
diantaranya berasal dari kualitas superior
produk tersebut. Artinya bahwa kualitas
yang diberikan produk melebihi kualitas
dari produk lain yang sejenis. Kualitas
yang superior akan dapat dirasakan oleh
pasar apabila dikomunikasikan dengan
pasar.
 Menurut Zeithalm dan Bitner, bahwa konsumen
mendefinisikan sendiri nilai produk sebagai harga yang
rendah, nilai adalah apapun yang diinginkan konsumen
dari pelayanannya, nilai adalah kualitas yang didapatkan
sebagai ganti dari harga yang dibayarkan, dan nilai
adalah semua yang ingin didapatkan konsumen sebagai
balasan dari apa yang diberikannya.
 Barnes (2001:104) mengungkapkan bahwa, “Nilai
bersifat pribadi dan unik.” Nilai dikatakan bersifat
pribadi dan unik karena nilai terkait dengan manfaat yang
mereka terima dari sebuah produk dan biaya yang harus
dikeluarkan untuk dapat merasakan manfaat tersebut.
 Halbrook (1999:27) mengungkapkan bahwa,
“Nilai adalah preferensi yang bersifat relatif
(komperatif, personal, dan situasional) yang
memberi ciri pada pengalaman seseorang dalam
berinteraksi dengan beberapa objek.” Beliau pun
mengungkapkan bahwa: “Nilai berkaitan dengan
pengalaman dan menyangkut bukan hanya
pembelian suatu objek, melainkan juga konsumsi
dan penggunaan suatu jasa.”
 Barnes (2001:104) mengatakan bahwa: “Nilai
dipersepsikan berbeda oleh berbagai segmen
pelanggan. Pelanggan mengkombinasikan
berbagai elemen yang bervariasi.”
Uraian Bernes di atas dapat menjelaskan
mengapa proporsi nilai seorang pelanggan yang
satu tidak sama dengan yang lainnya. Suatu
produk bernilai maksimum yang dianggap oleh
seorang konsumen belum tentu dianggap bernilai
maksimum oleh konsumen lain.
 Menurut Kotler & Keller (2006:133), Nilai yang
diterima pelanggan adalah selisih antara total
customer value (jumlah nilai bagi pelanggan) dan
total customer cost (biaya total bagi pelanggan).
 Total customer value (jumlah nilai bagi
pelanggan) adalah kumpulan manfaat yang
diharapkan oleh pelanggan dari produk atau jasa
tertentu. Total customer cost (biaya total
pelanggan) adalah kumpulan pengorbanan yang
diperkirakan pelanggan akan terjadi dalam
mengevaluasi, memperoleh, dan menggunakan
produk atau jasa tersebut.
 Hoffman dan Batteson mengidentifikasikan nilai
pelanggan total ke dalam empat nilai yang
diterima, yaitu
(1).nilai produk yang merupakan penilaian
pelanggan terhadap produk.
(2). nilai pelayanan yang merupakan penilaian
yang diberikan pelanggan terhadap
pelayanan.
(3).nilai karyawan yang diberikan berdasarkan
penilaian terhadap pelayanan karyawan.
(4) nilai citra, yang penilaiannya dilakukan
oleh konsumen terhadap pelayanan atau
penyedia jasa.
 Total biaya pelanggan yang diungkapkan
Hoffman dan Batteson di atas, diidentifikasikan
ke dalam empat jenis biaya yang dikeluarkan
pelanggan, yaitu: Biaya moneter adalah harga
aktual yang harus dibayar pelanggan untuk
mendapatkan sebuah produk. Kedua, biaya
waktu yang merupakan waktu yang dihabiskan
untuk memperoleh produk. Ketiga, biaya energi
adalah energi yang dikeluarkan untuk
memperoleh produk tersebut. Dan yang keempat,
biaya psiskis yang merupakan energi mental
yang dikeluarkan pelanggan untuk memperoleh
produk tersebut.
 Menurut Brady (1999), sasaran konsumsi pelanggan
biasanya adalah: Sasaran nilai pelanggan biasanya
adalah untuk memperoleh benefit/ konsekuensi positif
yaitu nilai penggunaan dan nilai kepemilikan. Nilai
penggunaan meliputi fungsional benefit, setelah
penggunaan produk mereka menerima benefit, misalnya
efisiensi waktu, menghilangkan rasa haus, hiburan,
mudah dibersihkan, awet, cepat saji, enak, dan lain-lain.
Nilai kepemilikan adalah irasional benefit yang
merupakan komponen yang menyebabkan kebanggaan
jika memiliki, karena dalam produk terkandung simbolik
penting harga diri, keindahan kualitas.
Kotler & Keller (2006:134) menyatakan bahwa pemasar
dapat meningkatkan nilai tawaran pelanggan dengan
beberapa cara, yaitu:
 Meningkatkan manfaat;
 mengurangi biaya;
 meningkatkan manfaat dan mengurangi biaya;
 meningkatkan manfaat lebih besar dari pada kenaikan
biaya;
 mengurangi manfaat lebih kecil dari pada pengurangan
biaya.
Maharsi,(1996 ;53) mengelompokan nilai yang
diciptakan melalui 13 bentuk nilai, yaitu :
 nilai berbasis harga;
 nilai kemudahan atau akses
 nilai berbasis pilihan;
 nilai berbasis karyawan;
 nilai informasi;
 nilai asosiasi;
Lanjutan Bentuk NilaiLanjutan Bentuk Nilai
 nilai yang memampukan;
 nilai hubungan;
 nilai keunikan pelanggan;
 nilai kejutan;
 nilai komunitas;
 nilai ingatan;
 nilai pengalaman

More Related Content

What's hot

13. lingkungan organisasi
13. lingkungan organisasi13. lingkungan organisasi
13. lingkungan organisasiEva Hany Fanida
 
Materi kuliah pengantar ilmu ekonomi
Materi kuliah  pengantar  ilmu ekonomiMateri kuliah  pengantar  ilmu ekonomi
Materi kuliah pengantar ilmu ekonomiIhrom Lestari
 
Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)
Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)
Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)Tri Widodo W. UTOMO
 
Keseimbangan pasar (market equilibrium)
Keseimbangan pasar (market equilibrium)Keseimbangan pasar (market equilibrium)
Keseimbangan pasar (market equilibrium)msahuleka
 
Presentasi Supply Chain Management
Presentasi Supply Chain ManagementPresentasi Supply Chain Management
Presentasi Supply Chain ManagementVedo Yudistira
 
Pertemuan ke 5
Pertemuan ke 5Pertemuan ke 5
Pertemuan ke 5padlah1984
 
Skema Ruang Lingkup Manajemen Sumber Daya Manusia
Skema Ruang Lingkup Manajemen Sumber Daya ManusiaSkema Ruang Lingkup Manajemen Sumber Daya Manusia
Skema Ruang Lingkup Manajemen Sumber Daya ManusiaWilliam Perkasa
 
Teori pendekatan kardinal ordinal
Teori pendekatan kardinal ordinalTeori pendekatan kardinal ordinal
Teori pendekatan kardinal ordinalagusmulyana41
 
Transformasi Struktural di Indonesia
Transformasi Struktural di IndonesiaTransformasi Struktural di Indonesia
Transformasi Struktural di Indonesiajahenfr
 
Prediksi soal soal uts makro ekonomi
Prediksi soal soal uts makro ekonomiPrediksi soal soal uts makro ekonomi
Prediksi soal soal uts makro ekonomiHaidar Bashofi
 
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama
 
Perencanaan laporan dan proposal
Perencanaan laporan dan proposalPerencanaan laporan dan proposal
Perencanaan laporan dan proposalDoni Tra
 
Makalah Etika Bisnis - Sejarah dan Perkembangan Etika Bisnis
Makalah Etika Bisnis - Sejarah dan Perkembangan Etika BisnisMakalah Etika Bisnis - Sejarah dan Perkembangan Etika Bisnis
Makalah Etika Bisnis - Sejarah dan Perkembangan Etika BisnisFajar Jabrik
 
Pendapatan nasional pengukuran pnb
Pendapatan nasional pengukuran pnbPendapatan nasional pengukuran pnb
Pendapatan nasional pengukuran pnbYayasan Al-Awsath
 
Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan
Pertumbuhan Ekonomi dan PembangunanPertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan
Pertumbuhan Ekonomi dan PembangunanDadang Solihin
 
Pengantarteoriperilakukonsumen 121021121919-phpapp02 (1)
Pengantarteoriperilakukonsumen 121021121919-phpapp02 (1)Pengantarteoriperilakukonsumen 121021121919-phpapp02 (1)
Pengantarteoriperilakukonsumen 121021121919-phpapp02 (1)Haidar Bashofi
 
Bab xv mengelola produktivitas dan kualitas
Bab xv mengelola produktivitas dan kualitasBab xv mengelola produktivitas dan kualitas
Bab xv mengelola produktivitas dan kualitasShelly Intan Permatasari
 

What's hot (20)

13. lingkungan organisasi
13. lingkungan organisasi13. lingkungan organisasi
13. lingkungan organisasi
 
Materi kuliah pengantar ilmu ekonomi
Materi kuliah  pengantar  ilmu ekonomiMateri kuliah  pengantar  ilmu ekonomi
Materi kuliah pengantar ilmu ekonomi
 
Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)
Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)
Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)
 
Keseimbangan pasar (market equilibrium)
Keseimbangan pasar (market equilibrium)Keseimbangan pasar (market equilibrium)
Keseimbangan pasar (market equilibrium)
 
Presentasi Supply Chain Management
Presentasi Supply Chain ManagementPresentasi Supply Chain Management
Presentasi Supply Chain Management
 
Pertemuan ke 5
Pertemuan ke 5Pertemuan ke 5
Pertemuan ke 5
 
Skema Ruang Lingkup Manajemen Sumber Daya Manusia
Skema Ruang Lingkup Manajemen Sumber Daya ManusiaSkema Ruang Lingkup Manajemen Sumber Daya Manusia
Skema Ruang Lingkup Manajemen Sumber Daya Manusia
 
Teori pendekatan kardinal ordinal
Teori pendekatan kardinal ordinalTeori pendekatan kardinal ordinal
Teori pendekatan kardinal ordinal
 
Transformasi Struktural di Indonesia
Transformasi Struktural di IndonesiaTransformasi Struktural di Indonesia
Transformasi Struktural di Indonesia
 
Prediksi soal soal uts makro ekonomi
Prediksi soal soal uts makro ekonomiPrediksi soal soal uts makro ekonomi
Prediksi soal soal uts makro ekonomi
 
Kebijakan moneter
Kebijakan moneterKebijakan moneter
Kebijakan moneter
 
Uji asumsi klasik
Uji asumsi klasikUji asumsi klasik
Uji asumsi klasik
 
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
 
Perencanaan laporan dan proposal
Perencanaan laporan dan proposalPerencanaan laporan dan proposal
Perencanaan laporan dan proposal
 
Makalah Etika Bisnis - Sejarah dan Perkembangan Etika Bisnis
Makalah Etika Bisnis - Sejarah dan Perkembangan Etika BisnisMakalah Etika Bisnis - Sejarah dan Perkembangan Etika Bisnis
Makalah Etika Bisnis - Sejarah dan Perkembangan Etika Bisnis
 
Kolaborasi Rantai Pasok
Kolaborasi Rantai PasokKolaborasi Rantai Pasok
Kolaborasi Rantai Pasok
 
Pendapatan nasional pengukuran pnb
Pendapatan nasional pengukuran pnbPendapatan nasional pengukuran pnb
Pendapatan nasional pengukuran pnb
 
Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan
Pertumbuhan Ekonomi dan PembangunanPertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan
Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan
 
Pengantarteoriperilakukonsumen 121021121919-phpapp02 (1)
Pengantarteoriperilakukonsumen 121021121919-phpapp02 (1)Pengantarteoriperilakukonsumen 121021121919-phpapp02 (1)
Pengantarteoriperilakukonsumen 121021121919-phpapp02 (1)
 
Bab xv mengelola produktivitas dan kualitas
Bab xv mengelola produktivitas dan kualitasBab xv mengelola produktivitas dan kualitas
Bab xv mengelola produktivitas dan kualitas
 

Similar to 5 a operasi jasa

Iin herlena h, hapzi ali, bacaan diskusi 4, ut bengkulu. 2018
Iin herlena h, hapzi ali, bacaan diskusi 4, ut bengkulu. 2018Iin herlena h, hapzi ali, bacaan diskusi 4, ut bengkulu. 2018
Iin herlena h, hapzi ali, bacaan diskusi 4, ut bengkulu. 2018530015898
 
Cut Zurnali - Tactical factors that shape operations strategy
Cut Zurnali - Tactical factors that shape operations strategyCut Zurnali - Tactical factors that shape operations strategy
Cut Zurnali - Tactical factors that shape operations strategycutzurnali
 
Pola pikir asn1
Pola pikir asn1Pola pikir asn1
Pola pikir asn1hadiarnowo
 
Presentasi pola pikir asn1
Presentasi pola pikir asn1Presentasi pola pikir asn1
Presentasi pola pikir asn1hadiarnowo
 
Penilaian mutu pelayanan kebidanan
Penilaian mutu pelayanan kebidananPenilaian mutu pelayanan kebidanan
Penilaian mutu pelayanan kebidananrsd kol abundjani
 
Metodelogi penelitian (Dindin solehudin A6 manajemen 28010243)
Metodelogi penelitian (Dindin solehudin A6 manajemen 28010243)Metodelogi penelitian (Dindin solehudin A6 manajemen 28010243)
Metodelogi penelitian (Dindin solehudin A6 manajemen 28010243)stiemb
 
Operasi & produktiv ( 1 )
Operasi & produktiv ( 1 )Operasi & produktiv ( 1 )
Operasi & produktiv ( 1 )nurulllah
 
Operasi & produktiv ( 1 )
Operasi & produktiv ( 1 )Operasi & produktiv ( 1 )
Operasi & produktiv ( 1 )nurulllah
 
Bab 5 pengembangan jasa finansial
Bab 5 pengembangan jasa finansialBab 5 pengembangan jasa finansial
Bab 5 pengembangan jasa finansialLizar Alfansi
 
4 a pelayanan prima
4 a pelayanan prima4 a pelayanan prima
4 a pelayanan primaAde Yh
 
510690 manajemen servis kel.1_2_ka07
510690 manajemen servis kel.1_2_ka07510690 manajemen servis kel.1_2_ka07
510690 manajemen servis kel.1_2_ka07Auzan Fasya
 
Service design -_kelompok_4_mlti_b
Service design -_kelompok_4_mlti_bService design -_kelompok_4_mlti_b
Service design -_kelompok_4_mlti_bzami213
 
Manajemen servis kel.1 2_ka07
Manajemen servis kel.1 2_ka07Manajemen servis kel.1 2_ka07
Manajemen servis kel.1 2_ka07Muchammad Susanto
 
510689 manajemen servis kel.1_2_ka07
510689 manajemen servis kel.1_2_ka07510689 manajemen servis kel.1_2_ka07
510689 manajemen servis kel.1_2_ka07Auzan Fasya
 
Analisis kualitas layanan sistem informasi menggunakan metode servqual
Analisis kualitas layanan sistem informasi menggunakan metode servqualAnalisis kualitas layanan sistem informasi menggunakan metode servqual
Analisis kualitas layanan sistem informasi menggunakan metode servqualBeni Herlandy
 

Similar to 5 a operasi jasa (20)

manajemen.pptx
manajemen.pptxmanajemen.pptx
manajemen.pptx
 
Bab xiv memproduksi barang dan jasa
Bab xiv memproduksi barang dan jasaBab xiv memproduksi barang dan jasa
Bab xiv memproduksi barang dan jasa
 
Tm 1,2
Tm 1,2Tm 1,2
Tm 1,2
 
Iin herlena h, hapzi ali, bacaan diskusi 4, ut bengkulu. 2018
Iin herlena h, hapzi ali, bacaan diskusi 4, ut bengkulu. 2018Iin herlena h, hapzi ali, bacaan diskusi 4, ut bengkulu. 2018
Iin herlena h, hapzi ali, bacaan diskusi 4, ut bengkulu. 2018
 
PERTEMUAN 8.pdf
PERTEMUAN 8.pdfPERTEMUAN 8.pdf
PERTEMUAN 8.pdf
 
Cut Zurnali - Tactical factors that shape operations strategy
Cut Zurnali - Tactical factors that shape operations strategyCut Zurnali - Tactical factors that shape operations strategy
Cut Zurnali - Tactical factors that shape operations strategy
 
Pola pikir asn1
Pola pikir asn1Pola pikir asn1
Pola pikir asn1
 
Presentasi pola pikir asn1
Presentasi pola pikir asn1Presentasi pola pikir asn1
Presentasi pola pikir asn1
 
Penilaian mutu pelayanan kebidanan
Penilaian mutu pelayanan kebidananPenilaian mutu pelayanan kebidanan
Penilaian mutu pelayanan kebidanan
 
Metodelogi penelitian (Dindin solehudin A6 manajemen 28010243)
Metodelogi penelitian (Dindin solehudin A6 manajemen 28010243)Metodelogi penelitian (Dindin solehudin A6 manajemen 28010243)
Metodelogi penelitian (Dindin solehudin A6 manajemen 28010243)
 
Operasi & produktiv ( 1 )
Operasi & produktiv ( 1 )Operasi & produktiv ( 1 )
Operasi & produktiv ( 1 )
 
Operasi & produktiv ( 1 )
Operasi & produktiv ( 1 )Operasi & produktiv ( 1 )
Operasi & produktiv ( 1 )
 
Bab 5 pengembangan jasa finansial
Bab 5 pengembangan jasa finansialBab 5 pengembangan jasa finansial
Bab 5 pengembangan jasa finansial
 
Marketing Mix Jasa
Marketing Mix JasaMarketing Mix Jasa
Marketing Mix Jasa
 
4 a pelayanan prima
4 a pelayanan prima4 a pelayanan prima
4 a pelayanan prima
 
510690 manajemen servis kel.1_2_ka07
510690 manajemen servis kel.1_2_ka07510690 manajemen servis kel.1_2_ka07
510690 manajemen servis kel.1_2_ka07
 
Service design -_kelompok_4_mlti_b
Service design -_kelompok_4_mlti_bService design -_kelompok_4_mlti_b
Service design -_kelompok_4_mlti_b
 
Manajemen servis kel.1 2_ka07
Manajemen servis kel.1 2_ka07Manajemen servis kel.1 2_ka07
Manajemen servis kel.1 2_ka07
 
510689 manajemen servis kel.1_2_ka07
510689 manajemen servis kel.1_2_ka07510689 manajemen servis kel.1_2_ka07
510689 manajemen servis kel.1_2_ka07
 
Analisis kualitas layanan sistem informasi menggunakan metode servqual
Analisis kualitas layanan sistem informasi menggunakan metode servqualAnalisis kualitas layanan sistem informasi menggunakan metode servqual
Analisis kualitas layanan sistem informasi menggunakan metode servqual
 

More from Ade Yh

10 kualitas layanan
10 kualitas layanan10 kualitas layanan
10 kualitas layananAde Yh
 
3 produk jasa
3 produk jasa3 produk jasa
3 produk jasaAde Yh
 
2 prilaku konsumen
2 prilaku konsumen2 prilaku konsumen
2 prilaku konsumenAde Yh
 
1 konsep dasar pemasran
1 konsep dasar pemasran1 konsep dasar pemasran
1 konsep dasar pemasranAde Yh
 
Mpj marketing mix
Mpj marketing mixMpj marketing mix
Mpj marketing mixAde Yh
 
Dasar dasar perbankan
Dasar dasar perbankanDasar dasar perbankan
Dasar dasar perbankanAde Yh
 

More from Ade Yh (6)

10 kualitas layanan
10 kualitas layanan10 kualitas layanan
10 kualitas layanan
 
3 produk jasa
3 produk jasa3 produk jasa
3 produk jasa
 
2 prilaku konsumen
2 prilaku konsumen2 prilaku konsumen
2 prilaku konsumen
 
1 konsep dasar pemasran
1 konsep dasar pemasran1 konsep dasar pemasran
1 konsep dasar pemasran
 
Mpj marketing mix
Mpj marketing mixMpj marketing mix
Mpj marketing mix
 
Dasar dasar perbankan
Dasar dasar perbankanDasar dasar perbankan
Dasar dasar perbankan
 

Recently uploaded

MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...OknaRyana1
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptatiakirana1
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfNizeAckerman
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IIkaAliciaSasanti
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuanganzulfikar425966
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptwxmnxfm57w
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxumusilmi2019
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 

Recently uploaded (17)

MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 

5 a operasi jasa

  • 1. MANAJEMEN PEMASARANMANAJEMEN PEMASARAN JASAJASA Oleh Dr. H. Suryaman., SE., MM. SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI EKUITAS BANDUNG
  • 2. Operasi Jasa 1. Fasilitas fisik 2. Peralatan 3. TI 4. SDM Penyampaian jasa 1. Tahapan penyampaian jasa 2. Tingkat pendelegsian 3. Hubungan dengan konsumen 4. Proses jasa 5. Alokasi kapasitas Nilai jasa 1.Manfaat jasa 2.Biaya konsumen Citra 1.Recognition 2.Reputation 3.Affinity 4.Domain Loyalitas Pembelian ulang Kebal bujukan Rekomendasi Konsultan
  • 3. Operasi JasaOperasi Jasa  Para ahli (Kotler, Keller dan Stanton) menyatakan bahwa jasa pada dasarnya merupakan suatu yang tidak berwujud, yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.  Dalam memproduksi suatu jasa dapat menggunakan bantuan suatu produk fisik tetapi bisa juga tidak. Di samping itu juga jasa tidak mengakibatkan peralihan hak suatu barang secara fisik atau nyata, jadi jika seseorang pemberi jasa, memberikan jasanya pada orang lain, maka tidak ada perpindahan hak milik secara fisik dan yang paling penting adalah jasa melibatkan dua unsur yang menjadi ujung tombak layanan pada konsumen adalah prasarana/fasilitas (facility) dan kontak SDM (people).
  • 4.  Menurut Lovelock dan Wright (2002 : 33) “jasa merupakan suatu proses dan suatu sistem”. Arti service sebagai suatu proses adalah jasa dihasilkan dari empat proses input, yaitu: people processing (consumer), possesion processing, mental stimuly processing, dan information processing.  Sebagai suatu sistem, bisnis jasa merupakan kombinasi antara service operation system, service delivery system dan service marketing system.  Pemasaran jasa menekankan pada overlap dari service operation system dan service delivery system yaitu di mana, kapan, dan bagaimana suatu perusahaan membuat dan menyampaikan jasa kepada pelanggan (konsumen).
  • 5.  Ketepatan strategi pemasaran jasa dari suatu perusahaan ditentukan oleh kualitas jasa (service quality) yang ditawarkan dan diukur oleh service performance/perceived service (jasa yang dirasakan konsumen) dan consumer expectation (jasa yang diharapkan konsumen). Kualitas jasa keseluruhan merupakan totalitas dari setiap unsur bauran jasa.  Lovelock & Wright (2002 ; 69) menyatakan bahwa sistem operasi jasa adalah merupakan bagian dari keseluruhan sistem jasa untuk memproses input dan membuat elemen-elemen dari jasa.
  • 6.  Komponen-komponen jasa yang terlihat (visible) dari sistem operasi jasa dapat ke dalam dua bagian besar, yaitu : a. petugas jasa (service personel) b. peralatan/ fasilitas fisik (physical facilities and equipment), Kedua bagian sistem operasi jasa tersebut terlihat oleh konsumen (visible), sedangkan bagian sistem operasi jasa yang tidak terlihat oleh konsumen (not visible), yaitu technical core. Namun bagi komponen jasa yang terlihat oleh konsumen (visible) maupun komponen jasa yang tidak terlihat oleh konsumen (not visible) seluruhnya merupakan elemen-elemen bauran pemasaran jasa yang dibentuk menjadi elemen-elemen jasa yang utuh dan siap disampaikan pada konsumen.
  • 7. Peran sistem operasi jasa sangat menentukan untuk keberhasilan elemen- elemen jasa disampaikan pada konsumen, sehingga apabila terdapat kesalahan/ kegagalan pada sistem operasi jasa dalam memproses input mengenai keinginan dan kebutuhan konsumen, serta membuat elemen-elemen jasa tersebut, maka elemen-elemen jasa yang disampaikan pada konsumen juga akan menghadapi kegagalan, artinya konsumen akan merasa bahwa jasa yang diterima tidak sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya.
  • 8.  Lovelock & Wright (2002 ; 105) Operasi jasa menitikberatkan pada analisis alokasi sumber daya dalam mengidentifikasi asset operasi jasa, yaitu strategi dalam : a. pengelolaan fasilitas fisik (what physical facilities?), b. peralatan (what equipment), c. informasi dan teknologi komunikasi (what information and communication technology) d. Sumber Daya Manusia (what human resources, include number and skill), sehingga menghasilkan konsep operasi jasa.
  • 9. Service Delivery SystemService Delivery System Technical Core Service A Service B Customer A Customer B Physcal Support Contact Personal Service Operations System Not Visible to Customer Visible to cutomer
  • 10. Lokasi JasaLokasi Jasa Jasa tidak dipasarkan melalui saluran distribusi tradisional seperti halnya barang fisik, misalnya dari pabrik ke pedagang grosir, kemudian ke pengecer untuk selanjutnya diteruskan ke konsumen akhir. Variasi saluran distribusi jasa, baik saluran distribusi langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan (a). jasa agen penjual, (b). agen pembeli, ©. agen/broker, dan (d). penyampai jasa
  • 11. Lokasi JasaLokasi Jasa Saluran distribusi langsung dipergunakan, misalnya untuk jasa konsultasi manajemen, akuntansi, sistem informasi dan perpajakan. Agen/broker dipakai dalam jasa broker asuransi, agen real estate dan agen travel. Agen penjualan dan pembeli yang banyak dijumpai, antara lain broker saham dan kelompok afinitas. Penyampai jasa kontrak/waralaba dipergunakan, misalnya untuk jasa restoran siap saji dan dry cleaning.
  • 12. Saluran Distribusi JasaSaluran Distribusi Jasa Penyedia Jasa Pelanggan Jasa Agen penjual Agen Pembeli Agen Broker Penyampaian Jasa Kontrak/Waralaba
  • 13. Desain dan Tata letak fasilitasDesain dan Tata letak fasilitas  Desain dan tata letak fasilitas jasa erat kaitannya dengan pembentukan persepsi pelanggan. Pada sejumlah tipe jasa, persepsi yang terbentuk dari interaksi antara pelanggan dengan fasilitas jasa berpengaruh terhadap kualitas jasa tersebut di mata pelanggan. Faktor-faktor yang berpengaruh signifikan dalam mengambil keputusan desain fasilitas jasa meliputi: a. Sifat dan tujuan organisasi jasa Sifat suatu jasa seringkali menentukan berbagai persyaratan desainnya. Desain fasilitas yang baik dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya perusahaan mudah dikenali dan desain eksterior bisa menjadi ciri khas atau petunjuk mengenai sifat jasa di dalamnya.
  • 14. b. Ketersediaan Tanah dan Kebutuhan akan Ruang/Tempat Setiap perusahaan jasa yang membutuhkan lokasi fisik untuk mendirikan fasilitas jasanya perlu mempertimbangkan sejumlah faktor, seperti kemampuan finansial, ketersediaan tanah, peraturan pemerintah berkenaan dengan kepemilikan tanah dan pembebasan tanah dan sebagainya. c. Fleksibilitas desain sangat diperlukan apabila volume permintaan sering berfluktuasi dan jika spesifikasi jasa cepat berkembang, sehingga resiko keusangan relatif besar. Kedua kondisi ini menyebabkan fasilitas jasa harus dapat disesuaikan secara mudah dengan memperhitungkan kemungkinan perkembangan di masa datang
  • 15. d. Fasilitas jasa yang tertata secara rapi, menarik dan estetis akan dapat meningkatkan sikap positif pelanggan terhadap suatu jasa. e. Masyarakat (terutama pemerhati masalah sosial dan lingkungan hidup) dan lingkungan di sekitar fasilitas jasa memainkan peranan penting dan berpengaruh besar terhadap perusahaan. f. Biaya konstruksi dan operasi, Kedua jenis biaya ini dipengaruhi desain fasilitas. Biaya konstruksi dipengaruhi oleh jumlah dan jenis bahan bangunan yang digunakan. Biaya operasi dipengaruhi oleh kebutuhan operasional fasilitas termasuk biaya pemeliharaan.
  • 16. Manajemen Permintaan & Penawaran jasaManajemen Permintaan & Penawaran jasa Salah satu tantangan pemasaran jasa adalah menyelaraskan kapasitas (penawaran) dan permintaan terhadap jasa perusahaan. Sejumlah faktor berkontribusi, diantaranya karakteristik jasa yang tidak tahan lama, variabilitas dalam kapasitas jasa serta partisipasi pelanggan dalam penyampaian jasa. Adapun kondisi permintaan jasa tersebut sbb. : 1. Permintaan berlebihan 2. Permintaan melebihi kapasitas optimum 3. Permintaan dan penawaran seimbang pada kapasitas optimum 4. Kapasitas berlebihan
  • 17. Strategi mengelola permintaan dapat dilakukan  Tidak melakukan apapun  Mengurangi permintaan  Meningkatkan permintaan  Menyimpan permintaan dengan sistem reservasi  Menyimpan permintaan dalam antrean formal
  • 18. Peranan SDM Dalam Operasi JasaPeranan SDM Dalam Operasi Jasa  Dalam model Service a Profit Chain, Hesket, et l. (1997 ; 39) mengemukakan keterkaitan erat antara kepuasan karyawan dan kepuasan pelanggan. Kepuasan karyawan didapatkan dari desain pekerja dan tempat kerja yang memfasilitasi kualitas jasa internal, rekrutment, pelatihan dan kompensasi karyawan juga merupakan kontributor utama bagi terciptanya kualitas jasa internal.
  • 19. Operasi JasaOperasi Jasa Kualitas Jasa internal •Desain tempat kerja •Desain pekerjaan •Seleksi & pengembangan •Sistem imbalan karyawan •Alat2 untuk melayani pelanggan Kepuasan Karyawan Refensi Karyawan Produktivitas Karyawan Nilai Jasa eksternal Konsep Jasa Hasil bagi pelanggan Kepuasan Pelanggan Jasa dirancang & disampaikan Utk memenuhi kebutuhan Pelanggan sasaran Loyalitas Pelanggan Retensi Bisnis ulangan Referral Pertumbuhan pendapatan Profitabilitas Sumber : Hesskett, Sasser & Sclesinger
  • 20. PENYAMPAIAN JASAPENYAMPAIAN JASA  Setelah elemen-elemen jasa diproses dan dibuat dalam operasi jasa, maka elemen-elemen jasa tersebut dirakit/dibentuk dalam penyampaian jasa menjadi elemen jasa yang utuh dan siap ditawarkan pada konsumen.  Penyampaian jasa difokuskan pada : dimana, kapan, dan bagaimana elemen-elemen jasa tersebut dalam hal ini elemen-elemen jasa yang direspon langsung oleh konsumen, yaitu elemen- elemen bauran pemasaran jasa disampaikan pada konsumen.
  • 21. PENYAMPAIAN JASAPENYAMPAIAN JASA Operasi jasa yang memproses dan membuat elemen-elemen jasa terutama fasilitas dan petugas pelayanan (service personnel), juga kedua elemen tersebut merupakan ujung tombak dalam penyampaian jasa untuk menawarkan jasa tersebut pada konsumen.
  • 22. Lovelock & Wright (2002 ; 30 & 49) menyatakan bahwa service as a process and system, jasa tidak dapat dilepaskan dari suatu proses dan sistem. Jasa sebagai suatu proses mencakup empat pendekatan proses, yaitu : a. people processing, b. mental stimuli processing, c. possession processing, d. information processing.
  • 23. Proses ini merupakan bagian dari sistem penyampaian jasa, yaitu untuk menjawab pertanyaan “bagaimana jasa disampaikan”. Sedangkan jasa sebagai sistem adalah merupakan urutan produk jasa yang ditawarkan kepada konsumen yang meliputi service operation system, service delivery system, dan service marketing system. Berdasarkan pernyataan tersebut jelas bahwa bauran pemasaran jasa dapat dirasakan konsumen dengan melalui tahap operasi dan penyampaian jasa.
  • 24.  Parasuraman dan Berry (1991) serta Gronroos (2001 ; 150-152) menyatakan bahwa permasalahan kualitas jasa yang ada pada internal perusahaan adalah terjadinya kesenjangan antara: standar kualitas yang dibuat oleh perusahaan berdasarkan analisis kebutuhan dan keinginan konsumen pada sistem operasi jasanya dengan penyampaian jasa serta kesenjangan antara sistem penyampaian jasa dengan komunikasi pemasaran Kesenjangan-kesenjangan tersebut terjadi karena terdapat ketidak konsistenan antara sistem operasi dan penyampaian jasa dengan bauran pemasaran jasa yang ditawarkan pada konsumen.
  • 25. Dalam sistem bisnis jasa, ketiga sistem pembentuk jasa tersebut yaitu (1). sistem operasi jasa, (2). sistem penyampaian jasa, (3) sistem pemasaran jasa, akan overlap menjadi satu kesatuan atau terpisah tergantung dari jenis jasanya. Untuk jenis jasa yang memiliki kontak tinggi dengan konsumen (a high-contact service), maka ketiga sub sistem dari sistem jasa tersebut akan bergerak overlap/bersamaan untuk melayani konsumen.
  • 26.  Jenis jasa yang memiliki kontak rendah dengan konsumen, maka ketiga sub sistem dari sistem jasa tersebut cenderung berurutan dalam membentuk jasa, mulai dari sistem operasi jasa kemudian sistem penyamaian jasa dan sistem pemasaran jasa.  Lovelock & Wrigh (2002 ; 68) menyatakan jasa transportasi termasuk jenis jasa yang memiliki kontak tinggi dengan konsumen (high-contact service), sehingga untuk jasa transportasi ketiga sub sistem dari sistem jasa tersebut bergerak secara bersamaan/ overlap untuk menawarkan jasa pada konsumen.
  • 27. NILAI JASANILAI JASA  Pemasaran tidak hanya sekedar menyampaikan produk dari tangan produsen ke tangan konsumen, tetapi pemasaran pun memperhatikan apakah kebutuhan dan keinginan konsumen terpenuhi, apakah konsumen puas terhadap produk tersebut, dan apakah konsumen akan melakukan pembelian ulang dan menjadi loyal terhadap produk atau merek tersebut.  Kotler & Keller (2006:25) mengungkapkan pula bahwa: “Suatu perusahaan berhasil menawarkan produk/jasa kepada pelanggan apabila mampu memberikan nilai dan kepuasan (value and satisfaction).” Nilai (value) adalah perkiraan konsumen atas seluruh kemampuan produk untuk memuaskan kebutuhannya.”
  • 28. NILAI JASANILAI JASA  Secara garis besarnya, nilai pelanggan adalah perbandingan antara benefit (manfaat) yang dirasakan terhadap suatu produk dengan biaya (cost) yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan produk tersebut. Untuk mendapatkan nilai pelanggan yang sesuai dengan persepsi pelanggan, maka suatu perusahaan harus selalu mengikutinya dengan menyediakan produk/jasa yang sesuai, karena nilai pelanggan selalu berubah sepanjang waktu.
  • 29.  Pada kenyataannya, menciptakan pelanggan tersebut tidaklah mudah. Perusahaan membutuhkan produk yang memiliki nilai yang sesuai dengan persepsi nilai pelanggan yang berlaku. Selain itu perusahaan menghadapi tantangan tersendiri dalam menghadapi konsumennya, karena pada saat ini konsumen dapat lebih leluasa memilih produk, merek, dan produsen yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya.  Perusahaan saling berlomba memberikan nilai tertinggi bagi konsumen, karena konsumen menginginkan nilai maksimum dengan dibatasi oleh biaya pencarian, keterbatasan pengetahuan, mobilitas, dan penghasilan.  Semakin besar manfaat yang diberikan dibandingkan dengan harganya, maka semakin besar nilai yang diperoleh pelanggan terhadap produk tersebut.
  • 30. Nilai superior yang diterima pelanggan diantaranya berasal dari kualitas superior produk tersebut. Artinya bahwa kualitas yang diberikan produk melebihi kualitas dari produk lain yang sejenis. Kualitas yang superior akan dapat dirasakan oleh pasar apabila dikomunikasikan dengan pasar.
  • 31.  Menurut Zeithalm dan Bitner, bahwa konsumen mendefinisikan sendiri nilai produk sebagai harga yang rendah, nilai adalah apapun yang diinginkan konsumen dari pelayanannya, nilai adalah kualitas yang didapatkan sebagai ganti dari harga yang dibayarkan, dan nilai adalah semua yang ingin didapatkan konsumen sebagai balasan dari apa yang diberikannya.  Barnes (2001:104) mengungkapkan bahwa, “Nilai bersifat pribadi dan unik.” Nilai dikatakan bersifat pribadi dan unik karena nilai terkait dengan manfaat yang mereka terima dari sebuah produk dan biaya yang harus dikeluarkan untuk dapat merasakan manfaat tersebut.
  • 32.  Halbrook (1999:27) mengungkapkan bahwa, “Nilai adalah preferensi yang bersifat relatif (komperatif, personal, dan situasional) yang memberi ciri pada pengalaman seseorang dalam berinteraksi dengan beberapa objek.” Beliau pun mengungkapkan bahwa: “Nilai berkaitan dengan pengalaman dan menyangkut bukan hanya pembelian suatu objek, melainkan juga konsumsi dan penggunaan suatu jasa.”
  • 33.  Barnes (2001:104) mengatakan bahwa: “Nilai dipersepsikan berbeda oleh berbagai segmen pelanggan. Pelanggan mengkombinasikan berbagai elemen yang bervariasi.” Uraian Bernes di atas dapat menjelaskan mengapa proporsi nilai seorang pelanggan yang satu tidak sama dengan yang lainnya. Suatu produk bernilai maksimum yang dianggap oleh seorang konsumen belum tentu dianggap bernilai maksimum oleh konsumen lain.
  • 34.  Menurut Kotler & Keller (2006:133), Nilai yang diterima pelanggan adalah selisih antara total customer value (jumlah nilai bagi pelanggan) dan total customer cost (biaya total bagi pelanggan).  Total customer value (jumlah nilai bagi pelanggan) adalah kumpulan manfaat yang diharapkan oleh pelanggan dari produk atau jasa tertentu. Total customer cost (biaya total pelanggan) adalah kumpulan pengorbanan yang diperkirakan pelanggan akan terjadi dalam mengevaluasi, memperoleh, dan menggunakan produk atau jasa tersebut.
  • 35.  Hoffman dan Batteson mengidentifikasikan nilai pelanggan total ke dalam empat nilai yang diterima, yaitu (1).nilai produk yang merupakan penilaian pelanggan terhadap produk. (2). nilai pelayanan yang merupakan penilaian yang diberikan pelanggan terhadap pelayanan. (3).nilai karyawan yang diberikan berdasarkan penilaian terhadap pelayanan karyawan. (4) nilai citra, yang penilaiannya dilakukan oleh konsumen terhadap pelayanan atau penyedia jasa.
  • 36.  Total biaya pelanggan yang diungkapkan Hoffman dan Batteson di atas, diidentifikasikan ke dalam empat jenis biaya yang dikeluarkan pelanggan, yaitu: Biaya moneter adalah harga aktual yang harus dibayar pelanggan untuk mendapatkan sebuah produk. Kedua, biaya waktu yang merupakan waktu yang dihabiskan untuk memperoleh produk. Ketiga, biaya energi adalah energi yang dikeluarkan untuk memperoleh produk tersebut. Dan yang keempat, biaya psiskis yang merupakan energi mental yang dikeluarkan pelanggan untuk memperoleh produk tersebut.
  • 37.  Menurut Brady (1999), sasaran konsumsi pelanggan biasanya adalah: Sasaran nilai pelanggan biasanya adalah untuk memperoleh benefit/ konsekuensi positif yaitu nilai penggunaan dan nilai kepemilikan. Nilai penggunaan meliputi fungsional benefit, setelah penggunaan produk mereka menerima benefit, misalnya efisiensi waktu, menghilangkan rasa haus, hiburan, mudah dibersihkan, awet, cepat saji, enak, dan lain-lain. Nilai kepemilikan adalah irasional benefit yang merupakan komponen yang menyebabkan kebanggaan jika memiliki, karena dalam produk terkandung simbolik penting harga diri, keindahan kualitas.
  • 38. Kotler & Keller (2006:134) menyatakan bahwa pemasar dapat meningkatkan nilai tawaran pelanggan dengan beberapa cara, yaitu:  Meningkatkan manfaat;  mengurangi biaya;  meningkatkan manfaat dan mengurangi biaya;  meningkatkan manfaat lebih besar dari pada kenaikan biaya;  mengurangi manfaat lebih kecil dari pada pengurangan biaya.
  • 39. Maharsi,(1996 ;53) mengelompokan nilai yang diciptakan melalui 13 bentuk nilai, yaitu :  nilai berbasis harga;  nilai kemudahan atau akses  nilai berbasis pilihan;  nilai berbasis karyawan;  nilai informasi;  nilai asosiasi;
  • 40. Lanjutan Bentuk NilaiLanjutan Bentuk Nilai  nilai yang memampukan;  nilai hubungan;  nilai keunikan pelanggan;  nilai kejutan;  nilai komunitas;  nilai ingatan;  nilai pengalaman