Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Bab 8 membahas aspek manajemen operasional dan teknologi yang mencakup pengertian manajemen operasional, keputusan dalam manajemen operasional, proses produksi, pemilihan teknologi, perencanaan kapasitas, perencanaan lokasi, perencanaan layout, dan perencanaan sistem.
Chapter 8 Aspek Manajemen Operasional dan Teknologi
1. Chapter 8
Aspek Manajemen Operasional dan
Teknologi
disusun untuk memenuhi tugas matakuliah
Mata Kuliah
Studi Kelayakan Bisnis
oleh :
Diah Febriani
1301103010036
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2017
2. Studi Kelayakan Bisnis – Bab 8|1
Aspek Manajemen Operasional dan Teknologi
A. Pengertian Manajemen Operasional
Dari asal katanya manajemen operasi, manajemen yaitu suatu proses dari
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan terhadap aktivitas
organisasi sesuai dengan sumber daya yang dimilikinya untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Sedangkan operasi adalah kegiatan mentransformasi input
menjadi output. Jadi manajemen operasi merupakan kegiatan untuk
mengatur/mengelola secara optimal atas sumber daya yang tersedia dalam sutu
proses transformasi sehingga menjadi ouput yang mempunyai manfaat lebih dari
sebelumnya.
B. Keputusan dalam Manajemen Operasional
Hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan bidang manajemen
operasi, yaitu:
Desain produk dan jasa, desain seharusnya dibuat menarik dan dapat
menggunakan biaya yang efektif.
Perencanaan proses produksi. Keputusan ini menyangkut tentang
bagaimana cara memperoleh bahan, menentukan tenaga kerja, dan
peralatan teknologi yang diperlukan.
Layout fasilitas. Meliputi penataan mesin, tempat penyimpanan bahan,
penataan ruang kantor, dll
Penentuan lokasi dan material handling.
Desain tugas dan pekerjaan.
Peramalan produk dan jasa. Peramalan digunakan sebagai dasar penentuan
jumlah yang akan diproduksi, serta bahan baku yang dibutuhkan.
Penjadwalan dan perencanaan produk. Menentukan jadwal kapan dimulai
dan kapan produksi diakhiri.
3. Studi Kelayakan Bisnis – Bab 8|2
C. Proses Produksi
1. Jenis Proses Produksi
Menurut Render (2001) terdapat 3 alternatif untuk jenis proses produksi,
yaitu:
a. Fokus proses. Produk dengan jumlah sedikit tetapi jenisnya beraneka
ragam, berarti menggunakan proses produksi yang fokus pada proses atau
sering disebut proses yang terputus-putus.
b. Fokus produk. Proses yang fokus produk adalah proses dengan jumlah
produk besar namun variasinya sedikit.
c. Fokus proses berulang. Penggunaan proses berulang ini misalnya pada
perakitan mobil dan perlengkapan elektronik.
2. Perencanaan proses
Perencanaan proses ini memutuskan tentang komponen mana yang akan
dibuat sendiri di dalam perusahaan dan komponen mana yang akan dibeli dari
pemasok. Untuk memutuskan membuat sendiri atau membeli ada beberapa faktor
yang harus dipertimbangkan, yaitu: Biaya, kapasitas, kualitas, kecepatan,
reliabilitas, dan keahlian.
3. Pemilihan peralatan
Yang termasung kedalam keputusan ini adalah keputusan tentang
penggantian peralatan, peningkatan kemampuan peralatan yang ada, penambahan
kapasitas atau menyangkut pembelian peralatan baru. Hal yang harus
dipertimbangkan dalam menentukan peralatan yang akan dibeli yaitu, biaya
pembelian, biaya operasi, penghematan harian, peningkatan pendapatan, risiko
dan ketidakpastian.
4. Dokumen proses produksi
Dokumen ini terdiri dari:
a. Blueprint atau cetak biru, yaitu gambaran detail rancangan produk.
4. Studi Kelayakan Bisnis – Bab 8|3
b. Bill of material adalah daftar bahan baku dan komponen yang akan
digunakan oleh suatu produk.
c. Assembly chart atau product structure diagram yaitu suatu diagram
skematik yang menjelaskan hubungan setiap komponen dengan induk
rakitan.
d. Operations process chart atau diagram proses adalah daftar operasi yang
harus dilakukan dalam proses pabrikasi sebuah produk.
e. Flow chart atau diagram alur adalah diagram yang menjelaskan kegiatan
produksi mulai dari datangnya bahan naku sampai produk jadi dapat
diamati secara jelas.
D. Pemilihan Teknologi
Menurut Kasmir (2004:234) Pemilihan teknologi adalah salah satu faktor
yang dapat mempengaruhi keberhasilan suatu proyek. Misalnya teknologi yang
bagaimana yang sebaiknya diterapkan dari dalam proyek. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam pemilihan teknologi antara lain:
Ketepatan teknologi dengan bahan bakunya.
Keberhasilan teknologi ditempat lain.
Pertimbangan teknologi lanjutan.
Besarnya biaya investasi dan biaya pemeliharaan.
Kemampuan tenaga kerja dan kemungkinan pengembangannya.
Petimbangan pemerintah dalam hal tenaga kerja.
Kebanyakan dinegara yang belum berkembang ataupun sedang
berkembang, penerapan teknologi terbaru sangat beresiko karena membutuhkan
biaya yang sangat tinggi dan tidak jarang mengalami kegagalan dalam pemasaran
sehingga mengalami kerugian yang tidak sedikit. Oleh karena itu, terdapat
working rule bahwa sebaiknya proyek-proyek industri dinegara berkembang
menghindari teknologi baru yang belum terbukti keberhasilannya dipasar selama
beberapa waktu, paling sedikit satu tahun.
5. Studi Kelayakan Bisnis – Bab 8|4
Sedangkan pada negara maju, sebaiknya menghindari teknologi usang atau
teknologi yang sedang menuju kadarluarsa. Penerapan teknologi usang akan
berakibat terhadap investasi proyek yang bersangkutan secara keseluruhan,
terutama jika terdapat teknologi yang lebih baru yang mulai memasyarakat.
Artinya, proyek tersebut akan mengalami kesulitan memasarkan produknya
karena produk tidak lagi sesuai dengan permintaan konsumen karena selera
masyarakat/konsumen sudah beralih ke produk yang menggunakan teknologi
lebih baru, atau dilihat dari cara kerjanya tidak efesien lagi sehingga dari segi
biaya secara total produk tidak bisa bersaing dengan produk lain.
E. Perencanaan Kapasitas
Untuk jenis usaha tertentu, permasalahan persediaan sangat penting untuk
dipertimbangkan dan dianalisis. Dasar pengukuran suatu lembaga bermacam-
macam, hal ini tergantung dari lembaga dan kegiatannya. Pengukuran kapasitas
suatu lembaga dapat diukur berdasarkan pada output maupun inputnya.
Rata-rata penggunaan kapasitas dapat diukur dengan persentase pemakaian
kapasitas untuk berproduksi dibagi dengan kapasitas yang tersedia, dapat
dinyatakan dengan rumus:
% 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑔𝑢𝑛𝑎𝑎𝑛 𝑘𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 =
𝑃𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑘𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑠𝑒𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎𝑛𝑦𝑎
𝑘𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎
𝑥100%
𝐴𝑡𝑎𝑢: IRR = i1 (
𝑁𝑃𝑉1
𝑁𝑃𝑉1 + 𝑁𝑃𝑉2
)( 𝑖 𝟐 − 𝑖1)
Cadangan kapasitas atau selisih kapasitas diapakai senyatanya dengan
kapasitas yang tersedia, disebut capacity cushion. Jadi capacity cushion = 1-
persenatse penggunaan kapasitas. Sedangkan rated capacity adalah ukuran
kapasitas di mana fasilitas tertentu sudah digunakan dengan maksimal. Kapasitas
yang dijadikan patokan (rated capacity) akan selalu kurang atau sama dengan
kapasitas riilnya. Rumusnya adalah:
Rated capacity = (kapasitas) x (pemanfaatan) x (efesiensi)
6. Studi Kelayakan Bisnis – Bab 8|5
F. Perencanaan Lokasi
1. Lingkup perencanaan lokasi
Perencanaan lokasi merupakan salah satu langkah awal yang harus
dilakukan sebelum perusahaan mulai beroperasi. Perencanaan lokasi dapat
menjadikan suatu permasalahan yang kompleks, karena terdapat berbagai
alternatif lokasi yang harus dipertimbangkan, seperti tenaga kerja, tenaga kerja
tidak terdidik (unskilled labour), tenaga kerja terdidik ( skilled labour),
transportasi, konsumen dan pasar, tersedianya air, tenaga listrik, suhu udara,
lingkungan masyarakat, dan peraturan pemerintah/undang-undang.
2. Metode menentukan lokasi usaha
Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk merencanakan letak
perusahaan, yaitu:
a. Metode kualitatif, yaitu diberi nilai/bobot sesuai dengan hasil pengamatan
dan penelitian yang dilakukan. Metode ini dikenal dengan location factor
rating (pembobotan faktor). Tahapan yang harus dilakukan dalam metode
ini, yaitu:
Menentukan faktor-faktor yang diperhatikan dan bobot
kepentingan masing-masing.
Menentukan beberapa alternatif lokasi
Memberi skor, misal 1 s/d 10 atau 0 s/d 1
Menghitung dan memilih alternatif tempat yang mempunyai nilai
tinggi.
b. Metode kuantitatif
Metode analisis volume-biaya dengan satuan angka, yaitu
menentukan kepada faktor biaya dalam memilih suatu lokasi
dengan membandingkan total biaya produksi dari berbagai
alternatif lokasi. Lokasi dengan total biaya produksi terenah untuk
suatu volume produksi tertentu merupakan lokasi yang dipilih.
7. Studi Kelayakan Bisnis – Bab 8|6
Metode load distance, adalah metode yang mempertimbangkan
beban pekerja (load) serta jarak (distance). Tempat yang dipilih
adalah tempat yang meminimumkan jumlah perkalian antara load
distance, karena dapat mendekatkan tempat-tempat yang load-nya
besar.
Metode center of gravity, metode ini digunakan untuk menentukan
pusat distribusi yang melayani beberapa lokasi usaha dengan biaya
distribusi paling rendah.
Metode transportasi, metode ini digunakan untuk memilih letak
beberapa pabrik yang melayani beberapa daerah pasar.
G. Perencanaan Layout
1. Pengertian Layout
Layout merupakan suatu proses dalam penentuan bentuk dan penempatan
fasilitas yang dapat menentukan efisiensi produksi/operasi. Lay-out dirancang
berkenaan dengan produk, proses, sumber daya manusia dan lokasi sehingga
dapat tercapai efisiensi operasi. Sedangkan menurut Zulian Yamit (1996),
perencanaan layout adalah rencana pengaturan semua fasilitas produksi guna
memperlancar proses produksi yang efektif dan efisien.
2. Jenis-jenis Layout
Secara umum, jenis layout dapat dibagi dalam tiga macam, yaitu layout produk,
layout proses dan layout posisi tetap.
a. Tata Letak Produk (Product Lay-Out)
Layout ini jenis ini mencari pemanaatan personal dan mesin yang terbaik
dalam produksi yang berulang-ulang dan berlanjut atau kontinyu. Lay-out ini
cocok apabila proses produksinya telah distandarisasikan serta diproduksi dalam
jumlah yang besar. Setiap produk akan melewati tahapan operasi yang sama dari
awal sampai akhir. Contohnya perakitan mobil.
8. Studi Kelayakan Bisnis – Bab 8|7
b. Orientasi Proses (process Oriented)
Layout jenis ini didasarkan pada proses produksi barang atau pelayana
jasa. Lay-out jenis ini dapat secara bersamaan menangani suatu produk atas jasa
yang berbeda. Contohnya rumah sakit. Proses lay-out (fungtional lay-out),
merupakan jenis lay-out dengan menempatkan mesin-mesin atau peralatan yang
sejenis atau mempunyai fungsi yang sama dalam suatu kelompok atau satu
ruangan. Contohnya untuk industri tekstil semua mesin pemotong dikelompokkan
dalam satu area atau semua mesin jahit dikelompokkan dalam satu area.
c. Layout Posisi Tetap (fixed position)
Lay-out jenis ini ditujukan pada proyek yang karena ukuran, bentuk atau
hal-hal lain yang menyebabkan tidak mungkinvuntk memindahkan produknya.
Jadi produk tetap ditempat sedangkan peralatan dan tenaga kerja yang mendatangi
produk. Contohnya gedung, pembuatan kapal.
H. Perencanaan Sistem
Perancangan sistem kerja merupakan faktor penting dalam menajemen operasi
karena selain berkaitan dengan produktivitas juga menyangkut faktor tenaga kerja
yang melaksanakan kegiatan operasi perusahaan. Perusahaan harus mempunyai
suatu sistem kerja yang dapat menunjang tercapainya tujuan perusahaan secara
efisien dan efektif, mampu merangsang para karyawannya untuk bekerja secara
produktif, mampu menekan rasa kebosanan dan meningkatkan kepuasan dalam
bekerja. 2 (dua) elemen penting dalam perancangan sistem kerja, yaitu:
1. Rancangan kerja (job design)
Rancangan kerja adalah rincian isi dan cara pelaksanaan tugas atau kegiatan yang
mencakup siapa yang mengerjakan tugas, bagaimana tugas itu dilaksanakan,
dimana tugas itu dikerjakan, dan hasil apa yang diharapkan. Tujuan dari
rancangan kerja adalah untuk menciptakan suatu sistem kerja yang produktif dan
efisien.
9. Studi Kelayakan Bisnis – Bab 8|8
2. Pendekatan dalam Rancangan Kerja
Terdapat 3 (tiga) jenis pendekatan dalam kegiatan rancangan kerja, yaitu:
Manajemen ilmiah, mendasarkan pada konsep bahwa dalam mencapai
efisiensi yang tinggi seorang karyawan harus dapat mengusai
pekerjaannya.
Pendekatan perilaku, bahwa manusia adalah makhluk hidup yang
kompleks sehingga perlu pendekatan tertentu dalam penanggananya, yaitu
dengan memerhatikan faktor-faktor perilaku dan pemenuhan kepuasan
terhadap kemauan atau keinginan manusia.
Perputaran kerja (job rotation) yaitu melakukan penukaran tugas antara
satu pekerja dengan pekerja yang lain secara periodik untuk
menghindarkan seorang pekerja bekerja secara monoton.
Menurut Taylor (2000) dalam Sunyoto (2014), prinsip-prinsip utama rancangan
kerja yang dianut oleh manajemen perusahaan jepang antara lain:
fleksibilitas tugas dan manajemen,
tanggung jawab terhadap perbaikan kualitas
peningkatan kemampuan dan keterampilan
evaluasi dan imbalan
kompensasi terhadap tenaga kerja
teknologi dan otomatisasi
kepuasan bekerja
3. Analisis Metode
Analisis metode dilakukan karena terjadi perubahan yang cukup mendasar dan
berdampak waktu yang cukuplama atas suatu kegiatan dalam manajemen.
Prosedur dalam analisis metode:
Identifikasi operasi yang akan dipelajari dan dikumpulkan data yang
relevan.
10. Studi Kelayakan Bisnis – Bab 8|9
Diskusikan dengan operator maupun supervisor untuk memperoleh
masukan
Pelajari dan dokumentasikan metode yang berlaku dengan menggunakan
peta proses.
Lakukan analisis terhadap metode yang berlaku
Usulkan metode baru apabila metode lama kurang sesuai.
Terapkan metode baru
Pelihara dan lakukan penyesuaian bila perlu.
11. Studi Kelayakan Bisnis – Bab 8|10
Daftar Pustaka
Kasmir, Jakfar. 2004. Studi Kelayakan Bisnis. Kencana, Jakarta.
Render. B. & Heizer. J.F. Engel. Dan P.W. miniard. 1995. Cunsumer Behavior,
8th Edition, Forth Worth. The Dryden Press: Texas.
Sunyoto, Danang. 2014. Studi Kelayakan Bisnis. CAPS, Yogyakarta.
Zulian Yamit. 1996. Manajemen Operasional. Penerbit Ekonesia, Ull:
Yogyakarta.