Perekonomian Indonesia mengalami kendala karena seringnya pergantian kabinet dan kebijakan ekonomi yang berubah. Pada masa Orde Lama, terjadi nasionalisasi perusahaan asing yang mengakibatkan Indonesia kekurangan modal. Pada masa Orde Baru, pembangunan didasarkan pada konsep trilogi pembangunan yaitu pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional. Pemerataan hanya dapat dicapai melalui delap
1. Nama : abdul ajid
Nim : 11140963
Kelas : 5x-ma
2. Perekonomian Indonesia kurang memuaskan. Hal ini disebabkan
antara lain ;
- Sering terjadi pergantian Kabinet
- Keadaan Politik & Keamanan yang tidak stabil
- Kebijakan ekonomi yang sering berubah-ubah.
Beberapa masalah ekonomi yang terjadi pada masa Orde Lama,
antara
lain;
1.Terjadi Nasionalisasi Perusahaan- Perusahaan Asing ( 1951-1958 )
2. Adanya kebijakan ” Anti Modal Asing ”, akibatnya :
- Indonesia kekurangan modal
- Hilangnya pangsa Pasar di Luar Negeri
-Tekanan pada NPI (Neraca Pembayaran Internasional)
3. Pada masa Orde Baru, pembangunan ekonomi di dasarkan pada
kebijakan berdasarkan konsep ”TRILOGI PEMBANGUNAN ”, yang
mengandung 3 ( tiga ) unsur pokok, yang mencerminkan 3 ( tiga )
segi permasalahan dalam pembangunan sebagai suatu proses
kegiatan secara terus menerus.
Pemerataan : adalah suatu pembagian hasil produksi kepada
masyarakat yang lebih merata, sehingga dirasakan keadilannya.
Pertumbuhan Ekonomi : Menunjukkan usaha kearah peningkatan
produksi secara keseluruhan dimasyarakat. Hasil produksi yang
merupakan produksi nasional, membawa pendapatan bagi
masyarakat melalui berjalannya mekanisme pasar.
Stabilitas Nasional : Merupakan syarat pokok bagi upaya
pembangunan yang berkesinambungan
untuk mencapai ke 2 sasaran di atas, yakni, kehidupan
masyarakat dan negara yang stabil
4. yang menempatkan pemerataan sebagai ” prioritas”, mendapat banyak
hambatan,
terutama masih
kaburnya tolok ukur atau indikator penentuan alokasinya, sehingga
hasilnyapun suka
diukur atau
bahkan mudah menyimpang. Oleh karena itu ” pemeratan hanya dapat
dicapai melalui ”
5. Delapan jalur pemerataan ”, yaitu ;
a) Pemerataan Kebutuhan Pokok rakyat
b) Pemerataan kesempatan untuk memperoleh pendidikan
c) Pemerataan pembagian pendapatan, khususnya melalui usaha-usaha
padat
d) karya
e) Pemerataan kesempatan kerja melalui peningkatan pembangunan
regional
f) Pemerataan dalam pengembangan usaha, khususnya memberikan
g) kesempatan yang luas bagi golongan ekonomi lemah untuk
memperoleh
h) akses perkreditan dan penggalakkan Koperasi.
i) Pemerataan Kesempatan berpartisipasi khususnya bagi generasi muda
dan
j) kaum wanita
k) Pemerataan penyebaran penduduk melalui transmigrasi dan
l) pengembangan wilayah
m) Pemerataan dalam memperoleh Keadilan Hukum.
6. Rehabilitasi Ekonomi ;
- Sarana penunjang produksi pangan (Waduk, irigasi, dsb )
- Prasarana angkutan (Jalan, Jembatan, Pelabuhan, dsb )
a. Kendala-kendala :
Kurang tersedianya dana pembiayaan pembangunan
b. Faktor penyebabnya :
- Rendahnya tabungan dalam negeri
- Rendahnya ekspor ( devisa sedikit )
c. Usaha yang dilakukan :
- Pinjaman Luar Negeri
- Menggalakkan ModalAsing
Melalui upaya-upaya yang telah dilakukan, maka selama PELITA I
tersebut,
Angka pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 8,40 % per tahun.
d.Tantangan :
- Isu pemerataan
- Rendahnya penyerapanTenaga Kerja
7. 1. Kesenjangan ekonomi
2. Dominasi Modal Asing
Dengan kondisi seperti tersebut di atas, maka
kebijakan
pembangunan yang berpegang
pada Trilogi,
difokuskan kepada :
1. Pertumbuhan ekonomi
2. Pemerataan
3. Stabilitas
a.Tantangan yang dihadapi :
1. Makin melebarnya kesenjangan ekonomi
2. Meningkatnya jumlah pengangguran
8. b.Usaha yang dilakukan :
Memberikan kesempatan berusaha yang lebih luas kepada
pengusaha-pengusaha Kecil, melalui beberapa kebijakan,
antara lain ;
1. Kebijakan Moneter ( KIK, KMKP, Penurunan Suku Bunga
dsb )
2. Devaluasi Rupiah, untuk merangsang ekspor
Dengan berbagai upaya yang dilakukan Pemerintah,
maka secara umum dalam
PELITA II, berhasil
dipertahankan laju pertumbuhan ekonomi rata-rata di
atas 6 % per tahun.
9. Dengan makin makin gencarnya isue tentang kesenjangan ekonomi. Kesenjangan-kesenjangan nyata yang terjadi antara lain ;
1. Kesenjangan antar daerah dan antar sektor
2. Kesenjangan tingkat pendapatan dan kesempatan kerja
3. Kesenjangan antara Usaha Kecil dengan Usaha besar
4. Kesenjangan dalam memperoleh pendidikan, kesehatan, dan Peradilan/Hukum
Maka pada Pelita III, prioritas pembangunan sesuai landasan Trilogi, diarahkan pada ” Pemerataan ” dalam memperoleh hasil-hasil pembangunan,
yang
ditunjang dengan dikeluarkannya kebiajakan ” Delapan Jalur pemerataan ”.
Pemerataan
Trilogi Pertumbuha Stabilitas
Dalam upaya untuk mewujudkan kondisi perekonomian yang lebih baik, dalam kurun tersebut, muncul beberapa kendalan/hambatan, antara lain ;
1. Adanya resesi dunia
2. Turunnya harga minyak ( karena Perang Teluk )
3. Dampak devaluasi Rupiah yang masih terasa )
4. Inflasi di atas 20 % per tahun
Dengan adanya beberapa kendala tersebut, pemerintah terus berupaya agar perekonomian dapat berjalan dengan baik. Upaya yang dilakukan
pemerintah dalam rangka mewujudkan kondisi perekonomian yang lebih baik, antara lain adalah ;1. Meningkatkan Tabungan dalam negeri
2. Melakukan devaluasi rupiah sebesar 28
3. Melakukan deregulasi sistem plafon( pagu ) kredit, dan kebebasan menentukan tingkat Suku Bunga bagi Bank-Bank umum.
4. Peningkatan alokasi dana APBN & APBD bagi perluasan Kesempatan Kerja, Pendidikan, dan fasilitas Kesehatan.
Selama Pelita III, pertumbuhan ekonomi hanya mencapai rata-rata 2,4 % per tahun. Hal ini tidak terlepas dari kendala-kendala yang dihadapi,
khusunya kondisi eksternal ( resesi dunia ), serta Perang Teluk yang berdampak pada ekonomi di dalam negeri.