perubahan struktur ekonomi menitikberatkan pada mekanisme transformasi yang dialami oleh negara-negara sedang berkembang yang semula bersifat subsistem dan menitikberatkan pada sektor tradisional menuju ke struktur lebih modern yang didominasi oleh sektor-sektor non primer, khususnya industri jasa
Cheneri meninjau isttilas Kuznets, menatakan bahawa perubahan sturktur ekonomi, secara umum disebut sebagai transformasi struktur yang diartikan sebagai suatu rangkaian perubahan yang saling terkait satu sama lain dalam komposis agregat demand (AD), ekspor-impor (X - M), Agregat supplay (AS) yang merupaka produksi dan pengunaan faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja dan modal guna mendukung proses pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan
Ada dua teori utama yang umum digunakan dalam menganalisis perubahan sturktur ekonomi, yakni dari Arthur
Lewis tentang migrasi
dan Hollis Chenery tentang teori transportasi struktural.
2. perubahan struktur ekonomi menitikberatkan pada mekanisme
transformasi yang dialami oleh negara-negara sedang berkembang yang
semula bersifat subsistem dan menitikberatkan pada sektor tradisional
menuju ke struktur lebih modern yang didominasi oleh sektor-sektor non
primer, khususnya industri jasa
Cheneri meninjau isttilas Kuznets, menatakan bahawa perubahan sturktur
ekonomi, secara umum disebut sebagai transformasi struktur yang
diartikan sebagai suatu rangkaian perubahan yang saling terkait satu
sama lain dalam komposis agregat demand (AD), ekspor-impor (X - M),
Agregat supplay (AS) yang merupaka produksi dan pengunaan faktor-
faktor produksi seperti tenaga kerja dan modal guna mendukung proses
pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan
Ada dua teori utama yang umum digunakan dalam menganalisis
perubahan sturktur ekonomi, yakni dari Arthur
1. Lewis tentang migrasi
2. dan Hollis Chenery tentang teori transportasi struktural.
3. Perubahan struktur ekonomi berbarengan dengan petumbuhan PDB yang
merupakan total pertumbuhan nilai tambah dari semua sektor ekonomi.
Secara umum dalam proses pembangunan terjadi transformasi ekonomi,
dimana pangasa PDB dari sektor industri meningkat dan sektor pertanian
mengalami penurunan
Menururt Chenery, proses transformasi sturktural akan mencapai
tarafnya yang paling cepat bila pergeseran pola permintaan
domestik ke arah output industri manufaktur diperkuat oleh
perubahan yang serupa dalam komposis perdagangan luar negri
atau ekspor sebagaimana yang terjadi di negar-negara industri
baru. Sperti Korea Selatan, Taiwan, Singapura, dan Hongkong.
4. Menurut Dumairy struktur perekonomian suatu negara dapat dilihat dariu
berbagai sudut tinjauan. Setidak-tidaknya struktur perekonomian dapat
dilihat dari empat sudut tinjauan, yaitu tinjauan makro-sektoral, tinjauan
keuangan, tinjauan penyelenggaraan kenegaraan, dan tinjauan birokrasi
pengambilan keputusan.
Tinjauan makro-sektoral dan keuangan merupakan tinjauan ekonomi
murni sedangkan tinjauan kenegaraan dan tinjauan birokrasi pengambilan
keputusan adalah tinjauan di bidang politik. Berikut penjelasannya
5. Berdasarkan tinjauan makro-sektoral perekonomian suatu negara dapat
berstruktur agraris, industri, atau niaga. Hal ini tergantung pada sektor
apa/mana yang dapat menjadi tulang punggung perekonomian negara
yang bersangkutan. Dilihat secara makro sektoral dalam bentuk produk
domestik bruto maka struktur perekonomian Indonesia dan tahun 1990-
an masih agraris, namun sekarang sudah berstruktur industri
Struktur perekonomian Indonesia yang industrialisasi pada saat
ini sesungguhnya belum mutlak, tetapi masih sangat dini.
Industrialisasi di Indonesia barulah berdasarkan kontribusi
sektoral dalam membentuk PDB atau pendapatan nasional.
Industrialisasi yang ada belum didukung dengan kontribusi
sektoral dalam penerapan tenaga dan angkatan kerja
6. Pergesern sturktur ekopnomi secara makro-sektoral senada dengan
pergeserannya dengan keruanngan, ditinjau dari sudut pandang
keruangan, struktur perekonomian telah bergeser dari struktur pedesaan
menjadi struktur perkotaan. Hal ioni dapat kita lihat dan kita rasakan
sejak Pelita I hingga era reformasi sekarang ini. Kemajuan perekonomian
di kota-kota jauh lebih besar dibandingkan dengan di pedesaan., hal ini
disebabkan pembangunan industri-industri pengolahan di daerah
perkotaan dan juga makin berkembangnya sarana dan prasarana
transportasi dan komunikasi.
Dengan demikian jumlah penduduk yang tinggal di kawasan pedesaan
menjadi lebih sedikit, hal ini bukan semata-mata karena perpindahan
pendudik dari pedesaan ke kota untuk bekerja di pabrik-pabrik tetapi juga
karena mekar dan berkembangnya kota-kota khusunya di pulau Jawa
sehingga terjadi penumoukan penduduk disini. Disamping itu juga
kehidupan masyarakat sehari-hari semakin modern yang tercermin dari
perilaku konsumtif masyarakat dan juga penerapan teknologi modern
untuk proses produksi oleh perusahaan-perusahaan.
7. Struktur ekonomi dapat pula melihatnya dengan tinjauan
penyelenggraan kenegaraan. Ditinjau dari sini maka struktur
perekonomian dapat dibedakan menjadi struktur etatis, egaliter,
atau borjuis. Predikat ini bergantung pada siapa atau kalangan
mana yang menjadi pemeranm utama dalam perekonomian yang
berangkutan, yaitu bisa pemerintah/negara, bisa rakyat
kebanyakan atau kalangan pemodal dan usahawan.
Struktur ekonomi Indonesia sejak awal Orde Baru hingga
pertengahan pada tahun 1980-an berstruktur etatis dimana
pemerintah atau negara dengan BUMN dan BUMD sebagai
kepanjangan tangannya, merupakan pelaku utama perekonomian
Indonesia. Baru mulai pertengahan dasawarsa 1990-an peran
pemerintah dalam perekonomian berangsur-angsur dikurangi,
yaitu sesudah secara eksplisit dituangkan melalui GBHN
1988/1989 mengundang kalangan swasta untuk berperan lebih
besar dlam perekonomian nasional.
8. Struktur ekonomi ini arahnya untuk sementara adalah ke
perekonomian yang berstruktur borjuis, dan belum mengarah
ke struktur perekonomian yang egaliter, karena baru
kalangan pemodal dan usahawan kuatlah yang dapat dengan
cepat menanggapi undangan dari pemerintah tersebut
Pada era revormasi ini struktur ekonomi Indonesia
diarahkana pada strruktur ekonomi egaliter dimana seluruh
penggerak roda perekonomian dilibatkan dalam membangun
perekonomian Indonesia. Misalnya dengan memperkuat
peran usaha-usaha koperasi, pengusaha mikro, kecil; dan
menengah karena mereka dianggap pelaku-pelaku ekonomi
yang tahan menghadapai krisis ekonomi, dan dianggap
sebagai pelaku-pelaku ekonomi yang mampu menjadi
penyangga perekonomian Indonesia.
9. Struktur ekonomi dapat pula dilihat berdasarkan tinjauan birokrasi
pengambila keputusan. Dilihat dari sudut tinjauan ini, struktur
ekonomi dapat dibedakan menjadi struktur ekonomi yang terpusat
(sentralisasi) dan desentralisasi
Berdasarkan tinjauan birokrasi pengambilan keputusan, dapat
dikaikan bahwa struktur perekonomian Indonesia selama era
pembangunan jangka panjang tahap pertama adalah sentralistis.
Dalam struktur ekonomi yang sentralistis pembuatan
keputusannya lebih banyak ditetapkan oleh pemrintah pusat atau
kalangan atas pemerintahan. Pemerintah daerah atau kalangan
pemerintahan dibawah, beserta masyarakkkat dan mereka yang
tidak memiliki akses ke pemrintahan pusat, cenderungnya mereka
hanya menjadi pelaksana saja, dan dalam pembuatan perencanaan
hanya sekedar sebagai pendengar
10. Struktur birokrasi pengambilan keputusan yang sentralistis
ini terpelihara rapi selama pemerintahan orde baru, hal ini
disebabkan oleh budaya atau kultur masyarakat Indonesia
yang paternalistik. Walaupun Indonesia sudah merdeka
stengah abad dan menuju era globalisasi namun budaya ini
masih sulit untuk ditngalkan, dan bahkan cenderung
dipertahankan
Struktur perekonomian yang etatis dan sentralistis berkaitan
erat. Pemerintah Pusat menganggap bahwa Pemerintah
Daerah belum cukup mampu untuk diserahi tugas untuk
melaksanakan pembangunan ekonomi. Argumentasi yang
sering dijadikan legitimasi adalah karena sebagai negara
sedang berkembang yang barau mulai melakukan proses
pembangunan. Sehingga dalam kondisi yang demikian
diperlukan peran sekaligus dukungan pemerintah sebagai
agen pembangunan, sehingga menjadikannya etatis, dan
sekaligus dibutuhkan pemerintahan yang kuat
11. Keinginan untuk melakukan desentralisasi dan demokratisasi
ekonomi makin besar. Perubahan rezim pemerintahan dari
orde baru ke rezim pemerintahan era reformasi telah
membawa angin segar bagi pemerintahan di daerah untuk
melaksanakan pembangunan ekonomi. Hal ini seiring
dengan mulai diberlakukannya UU Nomor 22 tahun 1999
dan telah diubah menjadi UU Nomor 32 tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah maka terjadi perubahan struktur
perekonomian yang etatis menjadi egaliter, yang tadinya
sentralistis menjadi desentralistis.