2. SEJARAH PEREKONOMIAN
INDONESIA
Indonesia adalah negara yang memiliki letak geografis yang sangat
strategis, karena berada di antara dua benua (Asia dan Eropa) serta
dua samudra (Pasifik dan Hindia), sebuah posisi yang strategis dalam
jalur pelayaran perdagangan antar benua. Perdagangan saat itu
mengenal sebutan jalur sutra laut, yaitu jarur dari Tiongkok dan
Indonesia yang melalui Selat Malaka menuju ke India. Perdagangan
laut antara India, Tiongkok, dan Indonesia dimulai pada abad pertama
sesudah masehi, demikian juga hubungan Indonesia dengan daerah-
daerah di Barat (Kekaisaran Romawi). Perdagangan di masa kerajaan-
kerajaan tradisional disebut oleh Van Leur mempunyai sifat
kapitalisme politik, dimana pengaruh raja-raja dalam perdagangan itu
sangat besar. Misalnya di masa Sriwijaya, saat perdagangan
internasional dari Asia Timur ke Asia Barat dan Eropa, mencapai
zaman keemasannya. Raja-raja dan para bangsawan mendapatkan
kekayaannya dari berbagai upeti dan pajak. Tak ada proteksi terhadap
jenis produk tertentu, karena mereka justru diuntungkan oleh
banyaknya kapal yang lewat di daerah mereka
2
3. Pendahuluan
Dinamika pembangunan ekonomi di suatu negara
banyak dipengaruhi oleh:
Faktor internal
Meliputi kondisi fisik (termasuk iklim), letak geografi, jumlah
dan kualitas sumberdaya, kondisi awal ekonomi, sosbudpol dan
peranan pemerintah dalam perekonomian
Faktor Eksternal
Meliputi perkembangan teknologi, kondisi perekonomian dan
politik dunia, serta keamanan global
Kondisi perekonomian masa lampau (sejarah)
3
4. Sejarah Perekonomian Indonesia
Zaman Kolonialisme
Zaman Orde Lama ( 1950 – 1966)
Setelah Proklamasi 17 – 8 – 1945 keadaan ekonomi Indonesia
sangat buruk yang ditandai oleh: Defisit Neraca Pembayaran,
Inflasi tinggi dan kegiatan berproduksi yang rendah.
Pada Awalnya sistem pemerintahan Indonesia adalah Sistem
demokrasi Liberal, sehingga sistem ekonomi adalah paham
ekonomi liberal
• Iklim politik yang tidak kondusif menyebabkan mengganggu
perekonomian Indonesia
Muncul sistem politik yang lebih condong ke sistem sosialis
faham ekonomi terpimpin merupakan refleksi dan perasaan
anti kolonialisme
4
5. • Restrukturisasi pembangunan yang memerlukan dana besar
mengalami kesulitan pendanaan dari blok kapitalis
• Terjadi Instabilisasi politik terjadi pegantian pemerintahaan
Buruknya kondisi ekonomi, karena:
• Kondisi politik dalam negeri
• Keterkaitan faktor produksi
Zaman Orde Baru (1966 -1998)
Tujuan jangka panjang : meningkatkan kesejahteraan
masyarakat melalui proses industrialisasi dalam sekala besar
Kegiatan pembangunan ekonomi di pusatkan di pulau Jawa,
khususnya Jawa Barat
Program Penghijauan (Green Revolution) di sektor Pertanian
Peningkatan Pertumbuhan ekonomi pendapatan perkapita
meningkat, hal ini dipengaruhi oleh:
5
6. • Kemampuan Kabinet
• Pendapatan dari ekspor minyak
• Pinjaman Luar Negeri dan PMA
Deregulasi sektor moneter dan riil
Dibanding Orde Lama, terjadi peningkatan kinerja ekonomi
nasional
Zaman Transisi (1998 -1999)
Krisis keuangan kawasan Asia krisis moneter di Indonesia
yang ditandai depresiasi rupiah terhadap dollar
Usaha mengatasi krisis :
• Melakukan intervensi cadangan devisa menipis
• Meminta bantuan dari IMF
Penerapan kebijaksanaan makro, meliputi fiskal dan
moneter (pencabutan Subsidi)
Restrukturisasi sektor keuangan
6
7. Reformasi Struktural
Terjadi tarik ulur antara kepentingan domestik dengan IMF
Krisis ekonomi ini berdampak pula pada krisis politik
Zaman Reformasi (2000 – 2001)
Kondisi perekonomian menunjukkan perbaikan dibanding
dengan zaman sebelumnya
Stabilitas keamanan politik dan sosial mendapatkan ancaman-
ancaman serius meningkatkan country risk
Kondisi perekonomian Indonesia cenderung lebih buruk
dibanding masa transisi, dimana :
• Country Risk semakin besar
• IHSG menunjukkan pertumbuhan negatif
• Nilai tukar rupiah semakin merosot
7
8. Orde reformasi dimulai saat kepemimpinan presiden
BJ.Habibie, namun belum terjadi peningkatan ekonomi
yang cukup signifikan dikarenakan masih adanya
persoalan-persoalan fundamental yang ditinggalkan pada
masa orde baru. Kebijakan yang menjadi perhatian adalah
cara mengendalikan stabilitas politik. Sampai pada masa
kepemimipinan presiden Abdurrahman Wahit, Megawati
Soekarnoputri, hingga sekarang masa kepemimpinan
presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun masalah-
masalah yang diwariskan dari masa orde baru masih
belum dapat diselesaikan secara sepenuhnya. Bisa dilihat
dengan masih adanya KKN, inflasi, pemulihan ekonomi,
kinerja BUMN, dan melemahnya nilai tukar rupiah yang
menjadi masalah polemik bagi perekonomian Indonesia.
8
9. Masa Kepemimpinan Megawati SoekarnoputriMasalah yang
mendesak untuk dipecahkan adalalah pemulihan
pekonomi dan penegakan hukum. Kebijakan yang dilakukan untuk
mengatasi persoalan ekonomi antara lain :
a. Meminta penundaan utang sebesar US$ 5,8 Milyar pada pertemuan
paris Club ke-3 dan mengalokasikan pemabayaran utang luar negri
sebesar 116,3 Trilliun.
b. Kebijakan privatisasi BUMN. Privatisasi yaitu menjual perusahaan
negara di dalam periode krisis dengan tujuan melindungi perusahaan
negara dari intervensi kekuatan-kekuatan politik dan mengurangi
beban negara.
9
10. Masa kepemimpinan Bapak Susilo Bambang Yudhoyono
Kebijakan kontroversial pertama Presiden Yudhoyono adalah
mengurangi subsidi BBM, yang dilatarbelakangi oleh naiknya
harga minyak dunia. Anggaran subsidi BBM dialihkan ke subsidi
sektor pendidikan dan kesehatan, serta bidang-bidang yang
mendukung peningkatan kesejahteraan masyrakat. Kemudian
muncul pula kebijakan kontroversial yang kedua yakni BLT
bantuan langsung tunai bagi masyarakat miskin. Namun
kebanyakan BLT tidak sampai ke tangan yang berhak, dan
pembagaiannya juga banyak menimbulkan masalah sosial.
Kebijkan yang ditempuh untuk meningkatkan pendapatan
perkapita adalah mengandalkan pembangunan infrastruktur
summit pada bulan 2006 lalu, yang mempertemukan para
investor dengan kepala-kepala daerah. Dengan semakin banyak
investasi asing di Indonesia, diharapakan jumlah kesempatan
kerja juga akan bertambah. Pada pertengahan bulan oktober
2006 Indonesia melunasi seluruh sisa hutang pada IMF sebesar
3,2 Miliar dolar AS. Harapan kedepannya adalah Indonesia tidak
lagi mengikuti agenda-agenda IMF dalam menentukan
kebijakan dalam negeri.
10
11. Masalah Pokok dalam Pembangunan Perekonomian Indonesia :
Pengangguran
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah
untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang
mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama
seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha
mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran
umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja
atau para pencari kerja tidak sebanding dengan
jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu
menyerapnya.
16. REPELITA III : Meletakkan titik berat
pada sektor pertanian menuju swasembada pangan
dan meningkatkan industri yang mengolah bahan
baku menjadi barang jadi meletakkan landasan yang
kuat bagi tahap selanjutnya.
Kebijaksanaan pada periode Pelita III :
v Tata cara pelaksanaan impor dan lalu lintas devisa
v Paket kebijaksanaan imbal beli (counter purchase)
v Kebijaksanaan devaluasi dengan menurunkan nilai
tukar Rupiah terhadap Dolar
16
17. REPELITA IV : Meletakkan titik berat pada sektor
pertanian untuk melanjutkan usaha-usaha menuju
swasembada pangan dengan meningkatkan industri yang
dapat menghasilkan mesin-mesin industri sendiri, baik
industri ringan yang akan terus dikembangkan dalam
Repelita-repelita selanjutnya meletakkan landasan yang
kuat bagi tahap selanjutnya.
Kebijaksanaan pada periode Pelita IV :
v Kebijaksanaan untuk meningkatkan ekspor non-migas
(INPRES No.4 Tahun 1985)
v 6 Mei 1986 (PAKEM) mendorong sector swasta di
bidang ekspor maupun penanaman modal
v Devaluasi 1986
17
18. REPELITA V : Kebijaksanaan pemerintah
diarahkan kepada pengawasan, pengendalian, dan
upaya kondusif guna mempersiapkan proses tinggal
landas menuju rencana Pembangunan Jangka Panjang
Tahap Kedua.
18