SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
A. Pengertian Hukum Acara Pidana Menurut Para Ahli 
Menurut Dr. Wiryono, hukum acara pidana merupakan suatu rangkaian peraturan-peraturan yang 
memuat cara bagaimana pemerintah yang berkuasa yaitu kepolisian, kejaksaan, dan pengadilan harus 
bertindak guna mencapai tujuan negara dengan mengadakan hukum pidana. 
Prof. Mulyatno menyebutkan bahwa HAP (Hukum Acara Pidana) adalah bagian dari keseluruhan hukum 
yang berlaku disuatu negara yang memberikan dasar-dasar dan aturan-aturan yang menentukan dengan 
cara apa dan prosedur macam apa, ancaman pidana yang ada pada suatu perbuatan pidana dapat 
dilaksanakan apabila ada sangkaan bahwa orang telah melakukan perbuatan pidana. 
Menurut Simon, Hukum Acara Pidana disebut juga hukum pidana formal untuk membedakannya 
dengan hukum pidana material. Hukum pidana material atau hukum pidana itu berisi petunjuk dan 
uraian tentang delik, peraturan tentang syarat-syarat dapatnya dipidana suatu perbuatan, petunjuk 
tentang orang yang dapat dipidana, dan aturan tentang pemidanaan : mengatur kepada siapa dan 
bagaimana pidana itu dapat dijatuhkan. Sedangkan Hukum Pidana formal mengatur bagaimana negara 
melalui alat-alatnya melaksanakan haknya untuk memidana dan menjatuhkan pidana, jadi berisi acara 
pidana. 
Menurut Van Bemmen: Ilmu hukum acara pidana mempelajari peraturan-peraturan yang diciptakan 
oleh negara, karena adanya dugaan terjadi pelanggaran UU pidana. 
Peraturan tersebut mengatur serangkaian kegiatan yang terdiri dari: 
1. Negara melalui alat-alatnya menyidik kebenaran. 
2. Menyidik pelaku perbuatan pelanggaran UU pidana, Mengambil tindakan-tindakan yg perlu guna 
menangkap, atau kalau perlu menahannya. 
4. Mengumpulkan bahan-bahan bukti yg diperoleh pada penyidikan guna dilimpahkan kepada hakim 
dan membawa terdakwa kepada hakim tersebut. 
5. Hakim memberi putusan tentang terbukti tidaknya perbuatan yg dituduhkan kepada terdakwa, dan 
jika terbukti maka menjatuhkan pidana atau tindakan tata tertib. 
6. Upaya hukum untuk melawan putusan tersebut. 
7. Melaksanakan putusan tentang pidana dan tindakan tata tertib itu. 
Jadi menurut pendapat saya, Hukum acara pidana adalah keseluruhan aturan hukum yang mengatur 
bagaimana cara untuk menyelenggarakan peradilan pidana serta prosedur penyelesaian perkara pidana 
meliputi proses pelaporan dan pengaduan, penyelidikan, penyidikan, penuntutan, pemeriksaan disidang 
pengadilan, putusan dan pelaksanaan putusan pidana 
B. Asas-asas dalam Hukum Acara Pidana 
Asas-asas yang berlaku dalam Hukum cara Pidana ada yang bersifat umum dan bersifat Khusus. Asas 
yang bersifat umum berlaku pada seluruh kegiatan peradilan sedangkan yang bersifat khusus berlaku 
hanya didalam persidangan saja. 
1. Asas-asas umum 
a. Asas Kebenaran Materiil 
Bahwa pada pemeriksaan perkara pidana lebih mementingkan kepada penemuan kebenaran materiil, 
yakni kebenaran yang sungguh sungguh sesuai dengan kenyataan. 
prinsip ini terlihat dalam proses persidangan, bahwa walaupun pelku sudah mengakui kesalahannya
namun belum cukup dijadikan alasan untuk menjatuhkan alasan. beda dengan di amerika. 
b. Asas Peradilan Cepat, sederhana dan biaya murah. 
Peradilan cepat artinya, dalam melaksanakan peradilan diharapkan dapat diselenggarakan sesederhana 
mungkin dan dalam waktu yang sesingkat-singktnya. 
Sederhana mengandung arti bahwa agar dalam penyelenggaraan peradilan dilakukan dengan cara 
simple singkat dan tidak berbelit-belit. Biaya murah berarti, penyelenggaraan peradilan ditekan 
sedemikian rupa agar terjangkau bagi pencari keadilan hal ini ada didalam Undang-undang Nomor 4 
tahun 2004 tentang kekuasaan Kehakiman pada pasal 4 ayat (2). 
c. Asas Praduga Tak Bersalah (Presumtion of inocene) 
Asas praduga tak bersalah ini menghendaki agar setiap orang yang terlibat dalam perkara pidana harus 
dianggap belum bersalah sebelum adanya putusan hakim yang berkekuatan hukum tetap. Pada semua 
tingkatan berlaku hal yang sama, implementasinya dapat ditunjukan ketika tersangka dihadirkan 
disidang pengadilan dilakukan dengan tidak diborgol. Prinsip ini dipatuhi karena telah tertunag dalam 
UU No. 4 tahun 2004 pasal 8 yang mengatkan “ setiap orang yang disangka, ditangkap, ditahan dituntut 
dn dihadapkan didepan pengadilan wajib dianggap tidak bersalah sebelum ada putusan yang 
menyatakan kesalahannya dan telah memperoleh kekuatan hukum tetap. Asas lain yang sungguh 
berbeda dengan asas ini adalah asas praduga bersalah (Presmtion of Qualty) asas ini menjelaskan 
sebaliknya. 
d. Asas Inquisitoir dan Accusatoir 
Asas Inquisitoir adalah asas yang menjelaskan bahwa setiap pemeriksan yang dilakukan harus dengan 
cara rahasia dan tertutup. asas ini menempatkan tersangka sebagai obyek pemeriksaan tanpa 
memperoleh hak sama sekali. seperti Bantuan hukum dan ketemu dengan keluarganya. Asas accusatoir 
menunjukkan bahwa seorang tersangka/tersangka yang diperiksa bukan menjadi obyek tetapi sebagai 
subyek. Asas ini memperlihatkan pemeriksaan dilakukan secara terbuka untuk umum. Dimana setiap 
orang dapat menghadirinya. Di Indonesia memakai asas Inquisatoir yang diperlunak atau dapat pula 
dikatakan Campuran. karena terdakwa masih menjadi obyek pemeriksaan namun dapt dilakukan secr 
terbuka dan terdakwa dapat berargumen untuk membela diri sepanjang tidak melanggar undang-undang, 
dan prinsip ini ada pada asas accusatoir. 
e. Asas Legalitas dan Asas Oportunitas 
Asas legalitas adalah asas yang menghendaki bahw penuntut umum wajib menuntut semua perkara 
pidana yang terjadi tanpa memandang siapa dn bgimana keadaan pelakunya. Sedangkan asas 
oportunitas adalah memberi wewenang pada penuntut umum untuk menuntut atau tidak menuntut 
seorang pelaku dengan alasan kepentingan umum. Asas inilah yang dianut Indonesia contohnya 
seseorang yang memiliki keahlian khusus, dan hanya dia satu-satunya di negara itu maka dengan alasan 
ini JPU boleh memilih untuk tidak menuntut. 
2. Asas-asas Khusus 
Asas khusus ini hanya berlaku di dalam persidangan saja. Asas-asas yang dimaksud adalah: 
a. Asas sidang terbuka untuk umum 
Maksud dari asas ini adalah bahwa dalam setiap persidangan harus dilakukan dengan terbuka untuk 
umum. Artinya siapa saja bisa menyaksikan, namun dalam hal ini ada pengecualianyya yaitu dalam hal 
kasus-kasus kesusilaan dan kasus yang terdakwanya adalah ank dibawah umur. Dalam hal ini dapat 
dilihat dalam pasal 153 (3 dan 4) KUHAP yang mengatakan “ untuk keperluan pemeriksaan hakim ketua
sidang membuka sidang dan menyatakan terbuka untuk umum kecuali dalam perkara mengenai 
kesusilaan atau terdakwanya anak-anak”. Lalu pada pasal 4 “tidak dipenuhinya ketentuan ayat (2) dan 
ayat (3) mengakibatkan putusan batal demi hukum”. 
b. Peradilan dilakukan oleh hakim oleh karena jabatannya. 
Asas ini menghendaki bahwa tidak ada suatu jabatan yang berhak untuk melakukan peradilan atau 
pemeriksaan hingga mengambil putusan kecuali hanya diberikan pada hakim. 
c. Asas Pemeriksaan langsung 
Prinsip ini menghendaki agar pemeriksaan yang dilakukan itu harus menghadapkan terdakwa didepan 
sidang pengadilan, termasuk pula menghadapkan seluruh saksi-saksi yang ditunjuk langsung artinya 
hakim dan terdakwa ataupun para saksi berada dalam sidang yang tidak dibatasi oleh suatu tabir 
apapun. Namun dengan perkembangan teknologi hal ini mungkin saja disimpangi karena sekarang 
sudah ada telekomferensi. 
C. Asas-Asas atau Prinsip-Prinsip Hukum Acara Pidana 
1. Asas/Prinsip Legalitas 
2. Perlakuan yang sama atas diri setiap orang dimuka hukum (equality before the law) 
3. Asas Praduga Tak Bersalah (Presumption of Innocent) 
4. Asas Peradilan Cepat, Sederhana, dan Biaya Ringan. 
5. Peradilan Dilakukan Secara Obyektif 
6. Tersangka / Terdakwa berhak mendapat bantuan hukum. 
7. Penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaan dilakukan berdasarkan perintah tertulis 
pejabat yang berwenang. 
8. Asas Ganti Kerugian dan Rehabilitasi. 
9. Pengadilan memeriksa perkara pidana dengan hadirnya terdakwa. 
10. Prinsip Peradilan Terbuka untuk umum. 
1. Asas/Prinsip legalitas. 
Dalam hukum pidana yang mengatakan bahwa tiada suatu perbuatan dapat dipidana, kecuali 
berdasarkan ketentuaan perundang-undangan pidana yang telah ada ( Nullum Delictum Nulla Poena 
Sine Previa Lege Poenali ) Asas ini tercantum dalam Pasal 1 ayat 1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana 
(KUHP). 
2. Perlakuan yang sama atas diri setiap orang dimuka Hukum (Equality Before The Law) 
Pengadilan mengadili menurut hukum dengan tidak membeda-bedakan orang. Baik itu suku, agama, ras, 
dan antargolongan. Karena dalam UUD 1945 pasal 27 yang berbunyi, “Segala warga negara bersamaan 
kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu 
dengan tidak ada kecualinya”. Hal ini sesuai dengan pasal 4 ayat 1 UU No 48 Tahun 2009. 
3. Asas praduga tidak bersalah (Presumption of Innocent) 
Setiap orang yang sudah disangka, ditangkap, ditahan dan atau dihadapkan dimuka sidang pengadilan 
wajib dianggap tidak bersalah sampai adanya putusan pengadilan yang menyatakan kesalahannya dan 
memeperoleh kekuatan hukum tetap. Asas ini sesuai dengan pasal 8 ayat 1 UU No 48 Tahun 2009. 
4. Asas Peradilan Cepat, Sederhana dan Biaya ringan. 
Proses pemeriksaan tidak berbelit-belit dan bertele-tele dalam hal prosedurnya, serta biaya yang bisa 
dijangkau masyarakat (Sesuai pasal 2 ayat 4 UU No 48 Tahun 2009). 
5. Tersangka atau Terdakwa Berhak Memperoleh Bantuan Hukum
Dalam KUHAP diatur dalam pasal 69 sampai 74 mengenai bantuan hokum agar hak-hak terdakwa dan 
tersangka terlindungi dan tidak terjadi pelanggaran Hak-hak Asasi Manusia. 
6. Peradilan Dilakukan Secara Obyektif 
Tidak memihak, dan tidak pandang bulu, sesuai dengan kehendak UUD 1945 bahwa setiap warga 
bersamaan kedudukaaannya dalam hukum mempunyai kedudukan yang sama (Pasal 27). Dalam UU No 
48 Tahun 2009 juga mengatur keobyektifan tersebut, dimana pemeriksaan perkara dilakukan secara 
majelis sekurang-kurangnya dilakuakn oleh 3 orang hakim, kecuali dalam perkara cepat (sesuai pasal 
11). 
7. Penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaan dilakukan berdasarkan perintah tertulis dari 
pejabat yang berwenang 
Seseorang yang diduga melakukan tindak pidana baru dapat ditangkap, jika sudah ada perintah yang 
tertulis dari pejabat yang berwenang (Pasal 7 UU No 48 Tahun 2009). 
8. Asas Ganti Kerugian dan Rehabilitasi. 
Seseoran yang ditangkap, ditahan, dituntut, dan diadili tanpa alasan yang berdasarkan UU, berhak 
menuntut ganti rugi dan rehabilitasi (diatur dalam KUHAP Pasal 95, 96 dan 97 serta diatur dalam UU No 
48 Tahun 2009 pasal 9 ayat 1). 
DAFTAR PUSTAKA 
M. Karjadi dan R. Soesilo. 1997. KUHAP dengan Penjelasan Resmi dan Komentarnya. Bogor: Politea. 
UU No 48 Tahun 2009. Tentang Kekuasaan Kehakiman. 
UUD 1945 
http://korandemokrasiindonesia.wordpress.com/2009/11/28/hukum-di-indonesia-hukum-acara-pidana/

More Related Content

What's hot

Microsoft powerpoint-hukum-acara-pidana
Microsoft powerpoint-hukum-acara-pidanaMicrosoft powerpoint-hukum-acara-pidana
Microsoft powerpoint-hukum-acara-pidanaFarah Ramafitri
 
Bahan Kuliah - hukum-acara
Bahan Kuliah - hukum-acaraBahan Kuliah - hukum-acara
Bahan Kuliah - hukum-acaraFakhrul Rozi
 
sedikit tentang praperadilan
sedikit tentang praperadilansedikit tentang praperadilan
sedikit tentang praperadilanDawat Christian
 
KUH acara Pidana uu no 8 thn 1981 hukum acara pidana
KUH acara Pidana uu no 8 thn 1981 hukum acara pidanaKUH acara Pidana uu no 8 thn 1981 hukum acara pidana
KUH acara Pidana uu no 8 thn 1981 hukum acara pidanaBobby D'Arch
 
hukum acara perdata oleh sanyoto
hukum acara perdata oleh sanyotohukum acara perdata oleh sanyoto
hukum acara perdata oleh sanyotoDnr Creatives
 
Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)
Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)
Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana terorisme dan mengenal BNPT ...
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana terorisme dan mengenal BNPT ...Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana terorisme dan mengenal BNPT ...
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana terorisme dan mengenal BNPT ...Idik Saeful Bahri
 
Panduan Praktis untuk Orang Awam bila Diperiksa di Kepolisian
Panduan Praktis untuk Orang Awam bila Diperiksa di KepolisianPanduan Praktis untuk Orang Awam bila Diperiksa di Kepolisian
Panduan Praktis untuk Orang Awam bila Diperiksa di KepolisianBusiness Opportunity
 
9 penuntut umum, pra penuntutan dan penuntutan
9 penuntut umum, pra penuntutan dan penuntutan9 penuntut umum, pra penuntutan dan penuntutan
9 penuntut umum, pra penuntutan dan penuntutanGradeAlfonso
 
Analisis Putusan praperadilan kasus budi gunawan oleh hakim sarpin rizaldi
Analisis Putusan praperadilan kasus budi gunawan oleh hakim sarpin rizaldi Analisis Putusan praperadilan kasus budi gunawan oleh hakim sarpin rizaldi
Analisis Putusan praperadilan kasus budi gunawan oleh hakim sarpin rizaldi DELA ASFARINA
 
Dasar praperadilan 21 puu xii-2014
Dasar praperadilan 21 puu xii-2014 Dasar praperadilan 21 puu xii-2014
Dasar praperadilan 21 puu xii-2014 EK KN
 
Pendidikan anti korupsi - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
Pendidikan anti korupsi - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)Pendidikan anti korupsi - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
Pendidikan anti korupsi - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
10 penyitaan barangbukti
10 penyitaan barangbukti10 penyitaan barangbukti
10 penyitaan barangbuktiRonalto_Tan
 
7 pemeriksaan penyelidikanpenyidikan
7 pemeriksaan penyelidikanpenyidikan7 pemeriksaan penyelidikanpenyidikan
7 pemeriksaan penyelidikanpenyidikanRonalto_Tan
 

What's hot (20)

Microsoft powerpoint-hukum-acara-pidana
Microsoft powerpoint-hukum-acara-pidanaMicrosoft powerpoint-hukum-acara-pidana
Microsoft powerpoint-hukum-acara-pidana
 
UPAYA PAKSA
UPAYA PAKSAUPAYA PAKSA
UPAYA PAKSA
 
Bahan Kuliah - hukum-acara
Bahan Kuliah - hukum-acaraBahan Kuliah - hukum-acara
Bahan Kuliah - hukum-acara
 
PROSES BERACARA DALAM PERADILAN PIDANA
PROSES BERACARA DALAM PERADILAN PIDANAPROSES BERACARA DALAM PERADILAN PIDANA
PROSES BERACARA DALAM PERADILAN PIDANA
 
sedikit tentang praperadilan
sedikit tentang praperadilansedikit tentang praperadilan
sedikit tentang praperadilan
 
Perka Polri No.14 Thn.2012 ttg Manajemen Penyidikan Tindak Pidana
Perka Polri No.14 Thn.2012 ttg Manajemen Penyidikan Tindak PidanaPerka Polri No.14 Thn.2012 ttg Manajemen Penyidikan Tindak Pidana
Perka Polri No.14 Thn.2012 ttg Manajemen Penyidikan Tindak Pidana
 
Hukum pidana
Hukum pidanaHukum pidana
Hukum pidana
 
KUH acara Pidana uu no 8 thn 1981 hukum acara pidana
KUH acara Pidana uu no 8 thn 1981 hukum acara pidanaKUH acara Pidana uu no 8 thn 1981 hukum acara pidana
KUH acara Pidana uu no 8 thn 1981 hukum acara pidana
 
hukum acara perdata oleh sanyoto
hukum acara perdata oleh sanyotohukum acara perdata oleh sanyoto
hukum acara perdata oleh sanyoto
 
Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)
Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)
Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)
 
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana terorisme dan mengenal BNPT ...
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana terorisme dan mengenal BNPT ...Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana terorisme dan mengenal BNPT ...
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana terorisme dan mengenal BNPT ...
 
Panduan Praktis untuk Orang Awam bila Diperiksa di Kepolisian
Panduan Praktis untuk Orang Awam bila Diperiksa di KepolisianPanduan Praktis untuk Orang Awam bila Diperiksa di Kepolisian
Panduan Praktis untuk Orang Awam bila Diperiksa di Kepolisian
 
Alasan penghentian penyidikan
Alasan penghentian penyidikanAlasan penghentian penyidikan
Alasan penghentian penyidikan
 
9 penuntut umum, pra penuntutan dan penuntutan
9 penuntut umum, pra penuntutan dan penuntutan9 penuntut umum, pra penuntutan dan penuntutan
9 penuntut umum, pra penuntutan dan penuntutan
 
Analisis Putusan praperadilan kasus budi gunawan oleh hakim sarpin rizaldi
Analisis Putusan praperadilan kasus budi gunawan oleh hakim sarpin rizaldi Analisis Putusan praperadilan kasus budi gunawan oleh hakim sarpin rizaldi
Analisis Putusan praperadilan kasus budi gunawan oleh hakim sarpin rizaldi
 
Dasar praperadilan 21 puu xii-2014
Dasar praperadilan 21 puu xii-2014 Dasar praperadilan 21 puu xii-2014
Dasar praperadilan 21 puu xii-2014
 
Pendidikan anti korupsi - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
Pendidikan anti korupsi - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)Pendidikan anti korupsi - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
Pendidikan anti korupsi - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
 
10 penyitaan barangbukti
10 penyitaan barangbukti10 penyitaan barangbukti
10 penyitaan barangbukti
 
Makalah praperadilan
Makalah praperadilanMakalah praperadilan
Makalah praperadilan
 
7 pemeriksaan penyelidikanpenyidikan
7 pemeriksaan penyelidikanpenyidikan7 pemeriksaan penyelidikanpenyidikan
7 pemeriksaan penyelidikanpenyidikan
 

Viewers also liked (6)

Galau hukum
Galau hukumGalau hukum
Galau hukum
 
Cash Flow Improvement
Cash Flow ImprovementCash Flow Improvement
Cash Flow Improvement
 
(Webinar Slides) Running an Efficient Law Firm
(Webinar Slides) Running an Efficient Law Firm(Webinar Slides) Running an Efficient Law Firm
(Webinar Slides) Running an Efficient Law Firm
 
Hukum acara pidana
Hukum acara pidanaHukum acara pidana
Hukum acara pidana
 
Upaya hukum dalam acara pidana
Upaya hukum dalam acara pidanaUpaya hukum dalam acara pidana
Upaya hukum dalam acara pidana
 
Understanding Law Firm Financials: Making the Numbers Work
Understanding Law Firm Financials: Making the Numbers WorkUnderstanding Law Firm Financials: Making the Numbers Work
Understanding Law Firm Financials: Making the Numbers Work
 

Similar to HUKUMACARA

SISTEM_PERADILAN_PIDANA_INDONESIA.ppt
SISTEM_PERADILAN_PIDANA_INDONESIA.pptSISTEM_PERADILAN_PIDANA_INDONESIA.ppt
SISTEM_PERADILAN_PIDANA_INDONESIA.pptAnisaMeidaShafira1
 
2 kepentingandanasashkacpid
2 kepentingandanasashkacpid2 kepentingandanasashkacpid
2 kepentingandanasashkacpidRonalto_Tan
 
1 pengertian, tujuan dan prinsip hukum acara pidana
1  pengertian, tujuan dan prinsip hukum acara pidana1  pengertian, tujuan dan prinsip hukum acara pidana
1 pengertian, tujuan dan prinsip hukum acara pidanaGradeAlfonso
 
Hukum Acara Pidana 2.ppt
Hukum Acara Pidana 2.pptHukum Acara Pidana 2.ppt
Hukum Acara Pidana 2.pptahmadreynld23
 
Hukum Acara Perdata dan Hukum Acara Pidana
Hukum Acara Perdata dan Hukum Acara PidanaHukum Acara Perdata dan Hukum Acara Pidana
Hukum Acara Perdata dan Hukum Acara PidanaAgung Vixon
 
BAHAN KULIAH HUKUM ACARA PIDANA BARU 2021.ppt
BAHAN KULIAH HUKUM ACARA PIDANA BARU 2021.pptBAHAN KULIAH HUKUM ACARA PIDANA BARU 2021.ppt
BAHAN KULIAH HUKUM ACARA PIDANA BARU 2021.pptBayuSurya11
 
Materi 5.ppt
Materi 5.pptMateri 5.ppt
Materi 5.pptSneekPeak
 
Asas_asas_Hukum_Pidana_EBook.pdf
Asas_asas_Hukum_Pidana_EBook.pdfAsas_asas_Hukum_Pidana_EBook.pdf
Asas_asas_Hukum_Pidana_EBook.pdfAchmad98
 
Yurisdiksi hukum internasional
Yurisdiksi hukum internasionalYurisdiksi hukum internasional
Yurisdiksi hukum internasionalMerisaJanuarti
 
Hukum acara perdata
Hukum acara perdataHukum acara perdata
Hukum acara perdatasesukakita
 
Hukum Acara Perdata
Hukum Acara PerdataHukum Acara Perdata
Hukum Acara Perdatazahraayu24
 
Hukum Acara Perdata
Hukum Acara PerdataHukum Acara Perdata
Hukum Acara Perdatazahraayu24
 
Pengertian, Jenis-jenis Hukum Acara dan Penegak Hukum di Indonesia
Pengertian, Jenis-jenis Hukum Acara dan Penegak Hukum di IndonesiaPengertian, Jenis-jenis Hukum Acara dan Penegak Hukum di Indonesia
Pengertian, Jenis-jenis Hukum Acara dan Penegak Hukum di Indonesiakadimuddinbaehaki
 

Similar to HUKUMACARA (20)

SISTEM_PERADILAN_PIDANA_INDONESIA.ppt
SISTEM_PERADILAN_PIDANA_INDONESIA.pptSISTEM_PERADILAN_PIDANA_INDONESIA.ppt
SISTEM_PERADILAN_PIDANA_INDONESIA.ppt
 
2 kepentingandanasashkacpid
2 kepentingandanasashkacpid2 kepentingandanasashkacpid
2 kepentingandanasashkacpid
 
1 pengertian, tujuan dan prinsip hukum acara pidana
1  pengertian, tujuan dan prinsip hukum acara pidana1  pengertian, tujuan dan prinsip hukum acara pidana
1 pengertian, tujuan dan prinsip hukum acara pidana
 
Hukum Acara Perdata
Hukum Acara PerdataHukum Acara Perdata
Hukum Acara Perdata
 
A
AA
A
 
Hukum Acara Pidana 2.ppt
Hukum Acara Pidana 2.pptHukum Acara Pidana 2.ppt
Hukum Acara Pidana 2.ppt
 
Makalah PPKN Bab Hukum
Makalah PPKN Bab HukumMakalah PPKN Bab Hukum
Makalah PPKN Bab Hukum
 
Hukum Acara Perdata dan Hukum Acara Pidana
Hukum Acara Perdata dan Hukum Acara PidanaHukum Acara Perdata dan Hukum Acara Pidana
Hukum Acara Perdata dan Hukum Acara Pidana
 
BAHAN KULIAH HUKUM ACARA PIDANA BARU 2021.ppt
BAHAN KULIAH HUKUM ACARA PIDANA BARU 2021.pptBAHAN KULIAH HUKUM ACARA PIDANA BARU 2021.ppt
BAHAN KULIAH HUKUM ACARA PIDANA BARU 2021.ppt
 
Materi 5.ppt
Materi 5.pptMateri 5.ppt
Materi 5.ppt
 
Materi 5.ppt
Materi 5.pptMateri 5.ppt
Materi 5.ppt
 
Asas_asas_Hukum_Pidana_EBook.pdf
Asas_asas_Hukum_Pidana_EBook.pdfAsas_asas_Hukum_Pidana_EBook.pdf
Asas_asas_Hukum_Pidana_EBook.pdf
 
Hukum bab 5 kelas x
Hukum bab 5 kelas xHukum bab 5 kelas x
Hukum bab 5 kelas x
 
HUKUM ACARA PIDANA.ppt
HUKUM ACARA PIDANA.pptHUKUM ACARA PIDANA.ppt
HUKUM ACARA PIDANA.ppt
 
Yurisdiksi hukum internasional
Yurisdiksi hukum internasionalYurisdiksi hukum internasional
Yurisdiksi hukum internasional
 
1. Azas-azas.pptx
1. Azas-azas.pptx1. Azas-azas.pptx
1. Azas-azas.pptx
 
Hukum acara perdata
Hukum acara perdataHukum acara perdata
Hukum acara perdata
 
Hukum Acara Perdata
Hukum Acara PerdataHukum Acara Perdata
Hukum Acara Perdata
 
Hukum Acara Perdata
Hukum Acara PerdataHukum Acara Perdata
Hukum Acara Perdata
 
Pengertian, Jenis-jenis Hukum Acara dan Penegak Hukum di Indonesia
Pengertian, Jenis-jenis Hukum Acara dan Penegak Hukum di IndonesiaPengertian, Jenis-jenis Hukum Acara dan Penegak Hukum di Indonesia
Pengertian, Jenis-jenis Hukum Acara dan Penegak Hukum di Indonesia
 

Recently uploaded

Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 

Recently uploaded (20)

Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 

HUKUMACARA

  • 1. A. Pengertian Hukum Acara Pidana Menurut Para Ahli Menurut Dr. Wiryono, hukum acara pidana merupakan suatu rangkaian peraturan-peraturan yang memuat cara bagaimana pemerintah yang berkuasa yaitu kepolisian, kejaksaan, dan pengadilan harus bertindak guna mencapai tujuan negara dengan mengadakan hukum pidana. Prof. Mulyatno menyebutkan bahwa HAP (Hukum Acara Pidana) adalah bagian dari keseluruhan hukum yang berlaku disuatu negara yang memberikan dasar-dasar dan aturan-aturan yang menentukan dengan cara apa dan prosedur macam apa, ancaman pidana yang ada pada suatu perbuatan pidana dapat dilaksanakan apabila ada sangkaan bahwa orang telah melakukan perbuatan pidana. Menurut Simon, Hukum Acara Pidana disebut juga hukum pidana formal untuk membedakannya dengan hukum pidana material. Hukum pidana material atau hukum pidana itu berisi petunjuk dan uraian tentang delik, peraturan tentang syarat-syarat dapatnya dipidana suatu perbuatan, petunjuk tentang orang yang dapat dipidana, dan aturan tentang pemidanaan : mengatur kepada siapa dan bagaimana pidana itu dapat dijatuhkan. Sedangkan Hukum Pidana formal mengatur bagaimana negara melalui alat-alatnya melaksanakan haknya untuk memidana dan menjatuhkan pidana, jadi berisi acara pidana. Menurut Van Bemmen: Ilmu hukum acara pidana mempelajari peraturan-peraturan yang diciptakan oleh negara, karena adanya dugaan terjadi pelanggaran UU pidana. Peraturan tersebut mengatur serangkaian kegiatan yang terdiri dari: 1. Negara melalui alat-alatnya menyidik kebenaran. 2. Menyidik pelaku perbuatan pelanggaran UU pidana, Mengambil tindakan-tindakan yg perlu guna menangkap, atau kalau perlu menahannya. 4. Mengumpulkan bahan-bahan bukti yg diperoleh pada penyidikan guna dilimpahkan kepada hakim dan membawa terdakwa kepada hakim tersebut. 5. Hakim memberi putusan tentang terbukti tidaknya perbuatan yg dituduhkan kepada terdakwa, dan jika terbukti maka menjatuhkan pidana atau tindakan tata tertib. 6. Upaya hukum untuk melawan putusan tersebut. 7. Melaksanakan putusan tentang pidana dan tindakan tata tertib itu. Jadi menurut pendapat saya, Hukum acara pidana adalah keseluruhan aturan hukum yang mengatur bagaimana cara untuk menyelenggarakan peradilan pidana serta prosedur penyelesaian perkara pidana meliputi proses pelaporan dan pengaduan, penyelidikan, penyidikan, penuntutan, pemeriksaan disidang pengadilan, putusan dan pelaksanaan putusan pidana B. Asas-asas dalam Hukum Acara Pidana Asas-asas yang berlaku dalam Hukum cara Pidana ada yang bersifat umum dan bersifat Khusus. Asas yang bersifat umum berlaku pada seluruh kegiatan peradilan sedangkan yang bersifat khusus berlaku hanya didalam persidangan saja. 1. Asas-asas umum a. Asas Kebenaran Materiil Bahwa pada pemeriksaan perkara pidana lebih mementingkan kepada penemuan kebenaran materiil, yakni kebenaran yang sungguh sungguh sesuai dengan kenyataan. prinsip ini terlihat dalam proses persidangan, bahwa walaupun pelku sudah mengakui kesalahannya
  • 2. namun belum cukup dijadikan alasan untuk menjatuhkan alasan. beda dengan di amerika. b. Asas Peradilan Cepat, sederhana dan biaya murah. Peradilan cepat artinya, dalam melaksanakan peradilan diharapkan dapat diselenggarakan sesederhana mungkin dan dalam waktu yang sesingkat-singktnya. Sederhana mengandung arti bahwa agar dalam penyelenggaraan peradilan dilakukan dengan cara simple singkat dan tidak berbelit-belit. Biaya murah berarti, penyelenggaraan peradilan ditekan sedemikian rupa agar terjangkau bagi pencari keadilan hal ini ada didalam Undang-undang Nomor 4 tahun 2004 tentang kekuasaan Kehakiman pada pasal 4 ayat (2). c. Asas Praduga Tak Bersalah (Presumtion of inocene) Asas praduga tak bersalah ini menghendaki agar setiap orang yang terlibat dalam perkara pidana harus dianggap belum bersalah sebelum adanya putusan hakim yang berkekuatan hukum tetap. Pada semua tingkatan berlaku hal yang sama, implementasinya dapat ditunjukan ketika tersangka dihadirkan disidang pengadilan dilakukan dengan tidak diborgol. Prinsip ini dipatuhi karena telah tertunag dalam UU No. 4 tahun 2004 pasal 8 yang mengatkan “ setiap orang yang disangka, ditangkap, ditahan dituntut dn dihadapkan didepan pengadilan wajib dianggap tidak bersalah sebelum ada putusan yang menyatakan kesalahannya dan telah memperoleh kekuatan hukum tetap. Asas lain yang sungguh berbeda dengan asas ini adalah asas praduga bersalah (Presmtion of Qualty) asas ini menjelaskan sebaliknya. d. Asas Inquisitoir dan Accusatoir Asas Inquisitoir adalah asas yang menjelaskan bahwa setiap pemeriksan yang dilakukan harus dengan cara rahasia dan tertutup. asas ini menempatkan tersangka sebagai obyek pemeriksaan tanpa memperoleh hak sama sekali. seperti Bantuan hukum dan ketemu dengan keluarganya. Asas accusatoir menunjukkan bahwa seorang tersangka/tersangka yang diperiksa bukan menjadi obyek tetapi sebagai subyek. Asas ini memperlihatkan pemeriksaan dilakukan secara terbuka untuk umum. Dimana setiap orang dapat menghadirinya. Di Indonesia memakai asas Inquisatoir yang diperlunak atau dapat pula dikatakan Campuran. karena terdakwa masih menjadi obyek pemeriksaan namun dapt dilakukan secr terbuka dan terdakwa dapat berargumen untuk membela diri sepanjang tidak melanggar undang-undang, dan prinsip ini ada pada asas accusatoir. e. Asas Legalitas dan Asas Oportunitas Asas legalitas adalah asas yang menghendaki bahw penuntut umum wajib menuntut semua perkara pidana yang terjadi tanpa memandang siapa dn bgimana keadaan pelakunya. Sedangkan asas oportunitas adalah memberi wewenang pada penuntut umum untuk menuntut atau tidak menuntut seorang pelaku dengan alasan kepentingan umum. Asas inilah yang dianut Indonesia contohnya seseorang yang memiliki keahlian khusus, dan hanya dia satu-satunya di negara itu maka dengan alasan ini JPU boleh memilih untuk tidak menuntut. 2. Asas-asas Khusus Asas khusus ini hanya berlaku di dalam persidangan saja. Asas-asas yang dimaksud adalah: a. Asas sidang terbuka untuk umum Maksud dari asas ini adalah bahwa dalam setiap persidangan harus dilakukan dengan terbuka untuk umum. Artinya siapa saja bisa menyaksikan, namun dalam hal ini ada pengecualianyya yaitu dalam hal kasus-kasus kesusilaan dan kasus yang terdakwanya adalah ank dibawah umur. Dalam hal ini dapat dilihat dalam pasal 153 (3 dan 4) KUHAP yang mengatakan “ untuk keperluan pemeriksaan hakim ketua
  • 3. sidang membuka sidang dan menyatakan terbuka untuk umum kecuali dalam perkara mengenai kesusilaan atau terdakwanya anak-anak”. Lalu pada pasal 4 “tidak dipenuhinya ketentuan ayat (2) dan ayat (3) mengakibatkan putusan batal demi hukum”. b. Peradilan dilakukan oleh hakim oleh karena jabatannya. Asas ini menghendaki bahwa tidak ada suatu jabatan yang berhak untuk melakukan peradilan atau pemeriksaan hingga mengambil putusan kecuali hanya diberikan pada hakim. c. Asas Pemeriksaan langsung Prinsip ini menghendaki agar pemeriksaan yang dilakukan itu harus menghadapkan terdakwa didepan sidang pengadilan, termasuk pula menghadapkan seluruh saksi-saksi yang ditunjuk langsung artinya hakim dan terdakwa ataupun para saksi berada dalam sidang yang tidak dibatasi oleh suatu tabir apapun. Namun dengan perkembangan teknologi hal ini mungkin saja disimpangi karena sekarang sudah ada telekomferensi. C. Asas-Asas atau Prinsip-Prinsip Hukum Acara Pidana 1. Asas/Prinsip Legalitas 2. Perlakuan yang sama atas diri setiap orang dimuka hukum (equality before the law) 3. Asas Praduga Tak Bersalah (Presumption of Innocent) 4. Asas Peradilan Cepat, Sederhana, dan Biaya Ringan. 5. Peradilan Dilakukan Secara Obyektif 6. Tersangka / Terdakwa berhak mendapat bantuan hukum. 7. Penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaan dilakukan berdasarkan perintah tertulis pejabat yang berwenang. 8. Asas Ganti Kerugian dan Rehabilitasi. 9. Pengadilan memeriksa perkara pidana dengan hadirnya terdakwa. 10. Prinsip Peradilan Terbuka untuk umum. 1. Asas/Prinsip legalitas. Dalam hukum pidana yang mengatakan bahwa tiada suatu perbuatan dapat dipidana, kecuali berdasarkan ketentuaan perundang-undangan pidana yang telah ada ( Nullum Delictum Nulla Poena Sine Previa Lege Poenali ) Asas ini tercantum dalam Pasal 1 ayat 1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). 2. Perlakuan yang sama atas diri setiap orang dimuka Hukum (Equality Before The Law) Pengadilan mengadili menurut hukum dengan tidak membeda-bedakan orang. Baik itu suku, agama, ras, dan antargolongan. Karena dalam UUD 1945 pasal 27 yang berbunyi, “Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya”. Hal ini sesuai dengan pasal 4 ayat 1 UU No 48 Tahun 2009. 3. Asas praduga tidak bersalah (Presumption of Innocent) Setiap orang yang sudah disangka, ditangkap, ditahan dan atau dihadapkan dimuka sidang pengadilan wajib dianggap tidak bersalah sampai adanya putusan pengadilan yang menyatakan kesalahannya dan memeperoleh kekuatan hukum tetap. Asas ini sesuai dengan pasal 8 ayat 1 UU No 48 Tahun 2009. 4. Asas Peradilan Cepat, Sederhana dan Biaya ringan. Proses pemeriksaan tidak berbelit-belit dan bertele-tele dalam hal prosedurnya, serta biaya yang bisa dijangkau masyarakat (Sesuai pasal 2 ayat 4 UU No 48 Tahun 2009). 5. Tersangka atau Terdakwa Berhak Memperoleh Bantuan Hukum
  • 4. Dalam KUHAP diatur dalam pasal 69 sampai 74 mengenai bantuan hokum agar hak-hak terdakwa dan tersangka terlindungi dan tidak terjadi pelanggaran Hak-hak Asasi Manusia. 6. Peradilan Dilakukan Secara Obyektif Tidak memihak, dan tidak pandang bulu, sesuai dengan kehendak UUD 1945 bahwa setiap warga bersamaan kedudukaaannya dalam hukum mempunyai kedudukan yang sama (Pasal 27). Dalam UU No 48 Tahun 2009 juga mengatur keobyektifan tersebut, dimana pemeriksaan perkara dilakukan secara majelis sekurang-kurangnya dilakuakn oleh 3 orang hakim, kecuali dalam perkara cepat (sesuai pasal 11). 7. Penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaan dilakukan berdasarkan perintah tertulis dari pejabat yang berwenang Seseorang yang diduga melakukan tindak pidana baru dapat ditangkap, jika sudah ada perintah yang tertulis dari pejabat yang berwenang (Pasal 7 UU No 48 Tahun 2009). 8. Asas Ganti Kerugian dan Rehabilitasi. Seseoran yang ditangkap, ditahan, dituntut, dan diadili tanpa alasan yang berdasarkan UU, berhak menuntut ganti rugi dan rehabilitasi (diatur dalam KUHAP Pasal 95, 96 dan 97 serta diatur dalam UU No 48 Tahun 2009 pasal 9 ayat 1). DAFTAR PUSTAKA M. Karjadi dan R. Soesilo. 1997. KUHAP dengan Penjelasan Resmi dan Komentarnya. Bogor: Politea. UU No 48 Tahun 2009. Tentang Kekuasaan Kehakiman. UUD 1945 http://korandemokrasiindonesia.wordpress.com/2009/11/28/hukum-di-indonesia-hukum-acara-pidana/