SlideShare a Scribd company logo
1 of 3
A. Pengertian
Kata “peradilan” berasal dari akar kata “adil”, dengan awalan “per” dan dengan imbuhan “-an”. Kata “peradilan
sebagai terjemahan dari qodha, yang berarti memutuskan, melaksanakan, menyelesaikan.1[1]
Kata “Peradilan” menurut ahli fikih adalah:
1. Lembaga Hukum (tempat di mana seseorang mengajukan mohon keadilan);
2. Perkataan yang harus dituruti yang diucapkan oleh seorang yang mempunyai wilayah umum atau menerangkan hukum
agama atas dasar harus mengikutinya. 2[2]
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, peradilan adalah segala sesuatu mengenai perkara pengadilan. Sedangkan
pengadilan memiliki arti yang banyak, yaitu dewan atau majelis yang mengadili perkara, mahkamah, proses mengadili,
keputusan hakim ketika mengadili perkara, rumah (bangunan) tempat mengadili perkara.
Menurut para sarjana hukum, peradilan merupakan terjemahan dari bahasa Belanda, yaitu rechtspraak. Menurut
Mahadi (1985: 99), peradilan adalah suatu proses yang berakhir dengan memberin keadilan dalam suatu keputusan.
Peraturan ini diatur dalam suatu peraturan hukum acara. Sedangkan instansi yang memutus perkara peradilan disebut
pengadilan. Maka, tugas pengadilan adalah menjalankan peradilan.
Sedangkan hukum acara adalah hukum yang mengatur tentang berita
cara mengajukan perkara baik gugatan maupun permohonan,
memeriksa perkara dan memberikan putusan dengan tujuan untuk mempertahankan hukum materil.
Menurut ketentuan Pasal 54, hukum acara yang berlaku pada pengadilan dalam lingkungan Peradilan Agama
adalah Hukum Acara Perdata yang berlaku pada pengadilan dalam lingkungan Peradilan Umum, kecuali yang telah diatur
secara khusus dalam undang-undang ini. 3[3]
Ketentuan tersebut menunjukkan bahwa terdapat hukum acara perdata yang secara umum berlaku pada pengadilan
dalam lingkungan Peradilan Umum dan Peradilan Agama, dan ada pula hukum acara yang hanya berlaku pada pengadilan
dalam Peradilan Agama.
Selanjutnya, menurut Zaini Ahmad Noeh (1980: 15) pengertian Peradilan Agama adalah terjemahan dari kata-kata
bahasa Belanda godsdiengtige rechtspraak. Godsdiengtige berarti ibadah atau agama, sedangkan rechtspraak berarti
peradilan, yaitu daya upaya mencari keadilan atau penyelesaian perselisihan hukum yang dilakukan menurut peraturan-
peraturan dan dalam lembaga-lembaga tertentu dalam pengadilan.4[4]
Pasal 1 UU No. 50 Tahun 2009
(1) Peradilan Agama adalah peradilan bagi orang-orang yang beragama Islam.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Hukum Acara Peradilan Agama adalah hukum yang mengatur tentang
berita
pengajuan perkara perdata Islam tertentu dalam kewenangan peradilan khusus di lingkungan Peradilan agama.
Inti dari hukum terletak pada asas-asanya yang kemudian diformulasikan menjadi perangkat peraturan perundang-
undangan, begitu juga dengan peradilan agama, terutama pada saat beracara di pengadilan agama, maka harus
memperhatikan asas-asas sebagaimana yang termaktup dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan
Agama. Adapun asas yang berlaku pada Peradilan Agama hampir sama dengan asas-asas yang berlaku di pengadilan umum.
1. Asas Personalitas Keislaman
Asas personalitas keislaman hanya untuk melayani penyelesaian perkara dibidang terentu sebagaimana yang
tertuang dalam Pasal 49 Undang-Undang No. 3 Tahun 2006, yaitu menyelesaikan perkara perkawinan, zakat, wasiat, wakaf,
infak, waris, hibah, sedekah, dan ekonomi syariah dari rakyat Indonesia yang beragama Islam. Dengan kata lain keislaman
seseoranglah yang menjadi dasar kewenangan pengadilan di lingkungan peradilan agama.
Indikator untuk menentukan kewenangan pengadilan agama terhadap permasalahan yang terjadi dalam kehidupan
bermasyarakat yaitu, agama yang dianut kedua belah pihak ketika terjadinya hukum dan hubungan ikatan mereka
berdasarkan hukum Islam. Jadi jika salah satu dari patokan itu tidak terpenuhi maka kedua belah pihak yang bersengketa di
bidang tersebut tidak berlaku asas personalitas keislaman.
Dasar yang menjadi patokan pada asas personalitas keislaman ini adalah dasar umum dan saat terjadinya hubungan
hukum. Patokan umum dapat dilihat keislaman seseorang hanya dengan menunjukan Kartu Tanda Penduduk, SIM, atau
tanda bukti yang lainnya tanpa mempertimbangkan kwaliats keislaman oarang tersebut.
2. Asas Kebebasan/Kemerdekaan
Pasal 1 UU No. 4 Tahun 2004
Kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan Negara yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan
hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila, demi terselenggaranya Negara Hukum Republik Indonesia.5[5]
3. Asas penyelenggaraan kekuasaan kehakiman
Pasal 2 UU No. 4 tahun 2004
Penyelenggara kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada
dibawahnya dalam lingkungan Peradilan Umum, lingkungan Peradilan Agama, lingkungan Peradilan Militer, lingkungan
Peradilan Tata Usaha Negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi.
4. Hakim dianggap tahu undang-undang
Hakim adalah orang yang dianggap paling tahu mengenai hukum, sehingga apabila seorang hakim tidak
menemukan hukum tertulis, maka ia harus berijtihad dan menggali hukum yang tidak tertulis untuk memutuskan hukum
sebagai orang yang bijaksana, bertanggung jawab penuh kepada Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, masayarakat, bangsa
dan negara. dasar hukum mengenai hal ini terdapat dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang kekuasaan
kehakiman.
Dalam bahasa latin ketentuan ini dikenal dengan sebutan ius curia novit yang artinya hakim dianggap tahu akan
hukum, sehingga apapun permasalahan yang diajukan kepadanya maka ia wajib mencarikan hukumnya. Wajib menggali
nilai-nilai hukum yang hidup dalam masyarakat dengan kata lain hakim disini sebgai pembentuk hukum.
5. Asas Hakim Wajib Mendamaikan
Penyelesaian terbaik dalam suatu permasalahan adalah dengan jalan damai. Islam lebih mengutamakan jalan
Perdamaian dalam menyelesaikan permasalah sebelum perkara tersebut diselesaikan di pengadilan. Karena keputusan
pengadilan dapat menimbulkan dendam bagi pihak yang dikalahkan. Jadi sebelum hakim menyelesiakan suatu masalah atau
perkara tersebut dengan keputusan pengadilan, hakim wajib mendamaikannya terlebih dahulu, jika hal ini tidak dilakukan
maka keputusan yang dilakukan hakim batal demi hukum.
6. Asas Sederhana, cepat, dan biaya ringan
Asas ini tertuang dalam ketentuan Pasal 4 Ayat(2) Undang-Undang Nomor 4 tahun 2004 tentang kekuasaan
Kehakiman. Beracara cepat, sederhana, dan biaya ringan merupakan dambaan dari setiap orang pencari keadilan, sehingga
apabila peradilan agama kurang optimal dalam mewujudkan asas ini maka orang akan enggan beracara di Pengadilan
Agama.
7. Asas Mengadili menurut Hukum dan Persamaan Hak
Berdasarkan Pasal 5 ayat (1) Undang-Undang Nomor4 Tahun 2004 tentang kekuasaa Kehakiman, yaitu bahwa
pengadilan mengadili menurut hukum dan tidak membeda-bedakan orang. Dalam acara hukum perdata asas ini dikenal
dengan “audi et alteram parten” yang berarti bahwa pihak-pihak yang berperkara harus diperlakukan sama dan adil,
masing-masing harus diberi kesempatan yang sama dalam memberikan pendapatnya.
Tidak membeda-bedakan hukum dalam istilah sistem hukum Anglo Saxon adalah equality before the law yang
artinya bahwa setiap orang mempunyai persamaan kedudukan di bawah hukum. Sedangkan lawan dari asas ini adalah
“diskriminasi” yang berarti membeda-bedakan hak dan kedudukan dalam sidang pengadilan.
8. Asas Persidangan Terbuka Untuk Umum
Menurut ketentuan Pasal 17 Undang-Undang No.14 Tahun 1970, bahwa sidang pemeriksaan perkara perdata harus
dilaksanakan dalam sidang terbuka untuk umum. Tujuan dari asas ini adalah untuk menghindari terjadinya penyimpangan
proses pemeriksaan, seperti berat sebelah, hakim bertindak sewenang-wenang. Dengan demikian, sidang terbuka untuk
umum ini diharapkan agar (1) dapat menjamin adanya social control atau tugas yang dilaksanakan oleh hakim, sehingga
hakim dapat mempertanggungajawabkan pemerikasaan yang fair serta tidak memihak, (2) untuk memberikan edukasi dan
prepensi kepada masyarakat tentang suatu peristiwa, (3) masyarakat dapat menilai mana yang baik dan mana yang buruk.
Pengecualian dari asas ini adalah pada perkara-perkara tertemtu yang menurut sifatnya rahasia/privat antara lain
terhadap sengketa perceraian, perkara anak dan sebagainya. Meskipun sidang terbuka untuk umum khusu untuk rapat
permusyawatan hakim bersifat rahasia, sehingga umu tidak boleh menyasikannya.
Konsekuensi yuridis jika asas ini tidak dipenuhi, misalkan dalam awal persidangan atau putusan tidak dinyatakan
bahwa sidang terbuka untuk umum, maka sebagaimana ketentuan Pasal19 ayat (2) putusan perkara tersebut bersifat batal
demi hukum.
9. Asas peradilan dilaksanakan dengan mempertaruhkan nama Tuhan
Pasal 4 ayat (1) UU No. 4/2004

More Related Content

What's hot

LEMBAGA PERADILAN INDONESIA
LEMBAGA PERADILAN INDONESIALEMBAGA PERADILAN INDONESIA
LEMBAGA PERADILAN INDONESIAShauqina Saraya
 
Hukum Acara Pengadilan Agama
Hukum Acara Pengadilan AgamaHukum Acara Pengadilan Agama
Hukum Acara Pengadilan AgamaSiddiki Syadzily
 
Hukum acara perdata
Hukum acara perdataHukum acara perdata
Hukum acara perdatasesukakita
 
Menganalisis peranan lembaga lembaga peradilan
Menganalisis peranan lembaga lembaga peradilanMenganalisis peranan lembaga lembaga peradilan
Menganalisis peranan lembaga lembaga peradilanLia Rofiatun
 
Sistem hukum dan peradilan indonesia
Sistem hukum dan peradilan indonesiaSistem hukum dan peradilan indonesia
Sistem hukum dan peradilan indonesiaAisyahFatimah1
 
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi
Hukum Acara Mahkamah KonstitusiHukum Acara Mahkamah Konstitusi
Hukum Acara Mahkamah KonstitusiKardoman Tumangger
 
Hk.acara peradilan agama
Hk.acara peradilan agamaHk.acara peradilan agama
Hk.acara peradilan agamaAlalan Tanala
 
Kd 3 sistem hukum dan peradilan
Kd 3 sistem hukum dan peradilanKd 3 sistem hukum dan peradilan
Kd 3 sistem hukum dan peradilanradar radius
 
Mencermati Sistem Lembaga Peradilan di Indonesia
Mencermati Sistem Lembaga Peradilan di IndonesiaMencermati Sistem Lembaga Peradilan di Indonesia
Mencermati Sistem Lembaga Peradilan di IndonesiaMuhamad Yogi
 
SUSUNAN BADAN KEKUASAAN PERADILAN PERDATA DI INDONESIA
SUSUNAN BADAN KEKUASAAN PERADILAN PERDATA DI INDONESIASUSUNAN BADAN KEKUASAAN PERADILAN PERDATA DI INDONESIA
SUSUNAN BADAN KEKUASAAN PERADILAN PERDATA DI INDONESIAAldy Arfan Nugraha
 
Hukum acara perdata - Jenis dan susunan badan peradilan di Indonesia (Idik Sa...
Hukum acara perdata - Jenis dan susunan badan peradilan di Indonesia (Idik Sa...Hukum acara perdata - Jenis dan susunan badan peradilan di Indonesia (Idik Sa...
Hukum acara perdata - Jenis dan susunan badan peradilan di Indonesia (Idik Sa...Idik Saeful Bahri
 
Presentasi kd 2
Presentasi kd 2Presentasi kd 2
Presentasi kd 2ade_sobara
 
Peraturan mk tata cara beracara
Peraturan mk tata cara beracaraPeraturan mk tata cara beracara
Peraturan mk tata cara beracaraannatasyamaryana
 
Hukum Acara Perdata
Hukum Acara PerdataHukum Acara Perdata
Hukum Acara Perdatazahraayu24
 
Lembaga Peradilan Indonesia
Lembaga Peradilan IndonesiaLembaga Peradilan Indonesia
Lembaga Peradilan IndonesiaWien Adithya
 

What's hot (20)

LEMBAGA PERADILAN INDONESIA
LEMBAGA PERADILAN INDONESIALEMBAGA PERADILAN INDONESIA
LEMBAGA PERADILAN INDONESIA
 
Hukum Acara Pengadilan Agama
Hukum Acara Pengadilan AgamaHukum Acara Pengadilan Agama
Hukum Acara Pengadilan Agama
 
Hukum acara perdata
Hukum acara perdataHukum acara perdata
Hukum acara perdata
 
Peradilan nasional
Peradilan nasionalPeradilan nasional
Peradilan nasional
 
Menganalisis peranan lembaga lembaga peradilan
Menganalisis peranan lembaga lembaga peradilanMenganalisis peranan lembaga lembaga peradilan
Menganalisis peranan lembaga lembaga peradilan
 
Sistem hukum dan peradilan indonesia
Sistem hukum dan peradilan indonesiaSistem hukum dan peradilan indonesia
Sistem hukum dan peradilan indonesia
 
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi
Hukum Acara Mahkamah KonstitusiHukum Acara Mahkamah Konstitusi
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi
 
Hk.acara peradilan agama
Hk.acara peradilan agamaHk.acara peradilan agama
Hk.acara peradilan agama
 
Mengenal Hukum
Mengenal Hukum Mengenal Hukum
Mengenal Hukum
 
Kd 3 sistem hukum dan peradilan
Kd 3 sistem hukum dan peradilanKd 3 sistem hukum dan peradilan
Kd 3 sistem hukum dan peradilan
 
Ptun
PtunPtun
Ptun
 
Mencermati Sistem Lembaga Peradilan di Indonesia
Mencermati Sistem Lembaga Peradilan di IndonesiaMencermati Sistem Lembaga Peradilan di Indonesia
Mencermati Sistem Lembaga Peradilan di Indonesia
 
Peradilan
Peradilan Peradilan
Peradilan
 
SUSUNAN BADAN KEKUASAAN PERADILAN PERDATA DI INDONESIA
SUSUNAN BADAN KEKUASAAN PERADILAN PERDATA DI INDONESIASUSUNAN BADAN KEKUASAAN PERADILAN PERDATA DI INDONESIA
SUSUNAN BADAN KEKUASAAN PERADILAN PERDATA DI INDONESIA
 
Hukum acara perdata - Jenis dan susunan badan peradilan di Indonesia (Idik Sa...
Hukum acara perdata - Jenis dan susunan badan peradilan di Indonesia (Idik Sa...Hukum acara perdata - Jenis dan susunan badan peradilan di Indonesia (Idik Sa...
Hukum acara perdata - Jenis dan susunan badan peradilan di Indonesia (Idik Sa...
 
Presentasi kd 2
Presentasi kd 2Presentasi kd 2
Presentasi kd 2
 
Peraturan mk tata cara beracara
Peraturan mk tata cara beracaraPeraturan mk tata cara beracara
Peraturan mk tata cara beracara
 
Hukum Acara Perdata
Hukum Acara PerdataHukum Acara Perdata
Hukum Acara Perdata
 
makalah peradilan
makalah peradilanmakalah peradilan
makalah peradilan
 
Lembaga Peradilan Indonesia
Lembaga Peradilan IndonesiaLembaga Peradilan Indonesia
Lembaga Peradilan Indonesia
 

Viewers also liked

Le fonti storiche
Le fonti storiche Le fonti storiche
Le fonti storiche 1GL14_15
 
Doctors_for_America_2015_National_Leadership_Conference_AGENDA_9-29
Doctors_for_America_2015_National_Leadership_Conference_AGENDA_9-29Doctors_for_America_2015_National_Leadership_Conference_AGENDA_9-29
Doctors_for_America_2015_National_Leadership_Conference_AGENDA_9-29Jamar R. Brown
 
The majestic snake poem by ananya
The majestic snake poem by ananyaThe majestic snake poem by ananya
The majestic snake poem by ananyaclass6b812
 
عرض تقديمي1
عرض تقديمي1عرض تقديمي1
عرض تقديمي1NHJ251
 
Japan\'s got the power! ...literally
Japan\'s got the power! ...literallyJapan\'s got the power! ...literally
Japan\'s got the power! ...literallyEmma Tzeng
 
Pruebas de carga sobre aplicaciones web con Visual Studio 2010
Pruebas de carga sobre aplicaciones web con Visual Studio 2010Pruebas de carga sobre aplicaciones web con Visual Studio 2010
Pruebas de carga sobre aplicaciones web con Visual Studio 2010Globe Testing
 

Viewers also liked (15)

`
``
`
 
Paul Carnes
Paul CarnesPaul Carnes
Paul Carnes
 
Le fonti storiche
Le fonti storiche Le fonti storiche
Le fonti storiche
 
Fran....
Fran....Fran....
Fran....
 
Ts
TsTs
Ts
 
Doctors_for_America_2015_National_Leadership_Conference_AGENDA_9-29
Doctors_for_America_2015_National_Leadership_Conference_AGENDA_9-29Doctors_for_America_2015_National_Leadership_Conference_AGENDA_9-29
Doctors_for_America_2015_National_Leadership_Conference_AGENDA_9-29
 
The majestic snake poem by ananya
The majestic snake poem by ananyaThe majestic snake poem by ananya
The majestic snake poem by ananya
 
香港六合彩
香港六合彩香港六合彩
香港六合彩
 
Do fundo do baú
Do fundo do baúDo fundo do baú
Do fundo do baú
 
Edifico Domani
Edifico DomaniEdifico Domani
Edifico Domani
 
عرض تقديمي1
عرض تقديمي1عرض تقديمي1
عرض تقديمي1
 
Japan\'s got the power! ...literally
Japan\'s got the power! ...literallyJapan\'s got the power! ...literally
Japan\'s got the power! ...literally
 
Pruebas de carga sobre aplicaciones web con Visual Studio 2010
Pruebas de carga sobre aplicaciones web con Visual Studio 2010Pruebas de carga sobre aplicaciones web con Visual Studio 2010
Pruebas de carga sobre aplicaciones web con Visual Studio 2010
 
System mak
System  makSystem  mak
System mak
 
Enhancing your Movie Viewing Experience
Enhancing your Movie Viewing ExperienceEnhancing your Movie Viewing Experience
Enhancing your Movie Viewing Experience
 

Similar to PENGERTIAN PERADILAN

Hk.acara peradilan agama
Hk.acara peradilan agamaHk.acara peradilan agama
Hk.acara peradilan agamaAlalan Tanala
 
Hukum Acara Perdata dan Hukum Acara Pidana
Hukum Acara Perdata dan Hukum Acara PidanaHukum Acara Perdata dan Hukum Acara Pidana
Hukum Acara Perdata dan Hukum Acara PidanaAgung Vixon
 
Pengertian sistem hukum
Pengertian sistem hukumPengertian sistem hukum
Pengertian sistem hukumaziz paloh
 
Pengertian, Jenis-jenis Hukum Acara dan Penegak Hukum di Indonesia
Pengertian, Jenis-jenis Hukum Acara dan Penegak Hukum di IndonesiaPengertian, Jenis-jenis Hukum Acara dan Penegak Hukum di Indonesia
Pengertian, Jenis-jenis Hukum Acara dan Penegak Hukum di Indonesiakadimuddinbaehaki
 
Praktik Beracara Peradilan Agama
Praktik Beracara Peradilan AgamaPraktik Beracara Peradilan Agama
Praktik Beracara Peradilan AgamaAndrie Irawan
 
SISTEM_HUKUM_DAN_PERADILAN_OK.pptx
SISTEM_HUKUM_DAN_PERADILAN_OK.pptxSISTEM_HUKUM_DAN_PERADILAN_OK.pptx
SISTEM_HUKUM_DAN_PERADILAN_OK.pptxYovinaYulianaLeoLede
 
Hukum Acara Peradilan Agama (Dr. H. Roihan A. Rasyid, S.H., M.A.)
Hukum Acara Peradilan Agama (Dr. H. Roihan A. Rasyid, S.H., M.A.)Hukum Acara Peradilan Agama (Dr. H. Roihan A. Rasyid, S.H., M.A.)
Hukum Acara Peradilan Agama (Dr. H. Roihan A. Rasyid, S.H., M.A.)Natasha Rastie Aulia
 
PPT Hukum Acara Perag.pptx
PPT Hukum Acara Perag.pptxPPT Hukum Acara Perag.pptx
PPT Hukum Acara Perag.pptxKurniasaleh
 
PPT Hukum Acara Perag.pptx
PPT Hukum Acara Perag.pptxPPT Hukum Acara Perag.pptx
PPT Hukum Acara Perag.pptxKurniasaleh
 
Bab 5 menegakan keadilan bagi bangsa indonesia
Bab 5 menegakan keadilan bagi bangsa indonesiaBab 5 menegakan keadilan bagi bangsa indonesia
Bab 5 menegakan keadilan bagi bangsa indonesiaermisetyawati
 
Hukum Acara Perdata
Hukum Acara PerdataHukum Acara Perdata
Hukum Acara Perdatazahraayu24
 
2. HPA KONSEP DASAR SUMBER DAN SEJARAH HAPPA.pptx
2. HPA KONSEP DASAR SUMBER DAN SEJARAH HAPPA.pptx2. HPA KONSEP DASAR SUMBER DAN SEJARAH HAPPA.pptx
2. HPA KONSEP DASAR SUMBER DAN SEJARAH HAPPA.pptxNgazisMasturi
 

Similar to PENGERTIAN PERADILAN (20)

Hk.acara peradilan agama
Hk.acara peradilan agamaHk.acara peradilan agama
Hk.acara peradilan agama
 
Hukum bab 5 kelas x
Hukum bab 5 kelas xHukum bab 5 kelas x
Hukum bab 5 kelas x
 
Banjir
BanjirBanjir
Banjir
 
SKETSA PERADILAN AGAMA
SKETSA PERADILAN AGAMASKETSA PERADILAN AGAMA
SKETSA PERADILAN AGAMA
 
Hukum Acara Perdata dan Hukum Acara Pidana
Hukum Acara Perdata dan Hukum Acara PidanaHukum Acara Perdata dan Hukum Acara Pidana
Hukum Acara Perdata dan Hukum Acara Pidana
 
Pengertian sistem hukum
Pengertian sistem hukumPengertian sistem hukum
Pengertian sistem hukum
 
Hukum Acara Perdata
Hukum Acara PerdataHukum Acara Perdata
Hukum Acara Perdata
 
Pengertian, Jenis-jenis Hukum Acara dan Penegak Hukum di Indonesia
Pengertian, Jenis-jenis Hukum Acara dan Penegak Hukum di IndonesiaPengertian, Jenis-jenis Hukum Acara dan Penegak Hukum di Indonesia
Pengertian, Jenis-jenis Hukum Acara dan Penegak Hukum di Indonesia
 
Praktik Beracara Peradilan Agama
Praktik Beracara Peradilan AgamaPraktik Beracara Peradilan Agama
Praktik Beracara Peradilan Agama
 
SISTEM_HUKUM_DAN_PERADILAN_OK.pptx
SISTEM_HUKUM_DAN_PERADILAN_OK.pptxSISTEM_HUKUM_DAN_PERADILAN_OK.pptx
SISTEM_HUKUM_DAN_PERADILAN_OK.pptx
 
Pengantar Hukum Indonesia.pptx
Pengantar Hukum Indonesia.pptxPengantar Hukum Indonesia.pptx
Pengantar Hukum Indonesia.pptx
 
Hukum Acara Peradilan Agama (Dr. H. Roihan A. Rasyid, S.H., M.A.)
Hukum Acara Peradilan Agama (Dr. H. Roihan A. Rasyid, S.H., M.A.)Hukum Acara Peradilan Agama (Dr. H. Roihan A. Rasyid, S.H., M.A.)
Hukum Acara Peradilan Agama (Dr. H. Roihan A. Rasyid, S.H., M.A.)
 
Ryan(PKN X)
Ryan(PKN X)Ryan(PKN X)
Ryan(PKN X)
 
PPT Hukum Acara Perag.pptx
PPT Hukum Acara Perag.pptxPPT Hukum Acara Perag.pptx
PPT Hukum Acara Perag.pptx
 
PPT Hukum Acara Perag.pptx
PPT Hukum Acara Perag.pptxPPT Hukum Acara Perag.pptx
PPT Hukum Acara Perag.pptx
 
Bab 5 menegakan keadilan bagi bangsa indonesia
Bab 5 menegakan keadilan bagi bangsa indonesiaBab 5 menegakan keadilan bagi bangsa indonesia
Bab 5 menegakan keadilan bagi bangsa indonesia
 
Hukum Acara Perdata
Hukum Acara PerdataHukum Acara Perdata
Hukum Acara Perdata
 
PKN.pptx
PKN.pptxPKN.pptx
PKN.pptx
 
Acara pidana
Acara pidanaAcara pidana
Acara pidana
 
2. HPA KONSEP DASAR SUMBER DAN SEJARAH HAPPA.pptx
2. HPA KONSEP DASAR SUMBER DAN SEJARAH HAPPA.pptx2. HPA KONSEP DASAR SUMBER DAN SEJARAH HAPPA.pptx
2. HPA KONSEP DASAR SUMBER DAN SEJARAH HAPPA.pptx
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

PENGERTIAN PERADILAN

  • 1. A. Pengertian Kata “peradilan” berasal dari akar kata “adil”, dengan awalan “per” dan dengan imbuhan “-an”. Kata “peradilan sebagai terjemahan dari qodha, yang berarti memutuskan, melaksanakan, menyelesaikan.1[1] Kata “Peradilan” menurut ahli fikih adalah: 1. Lembaga Hukum (tempat di mana seseorang mengajukan mohon keadilan); 2. Perkataan yang harus dituruti yang diucapkan oleh seorang yang mempunyai wilayah umum atau menerangkan hukum agama atas dasar harus mengikutinya. 2[2] Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, peradilan adalah segala sesuatu mengenai perkara pengadilan. Sedangkan pengadilan memiliki arti yang banyak, yaitu dewan atau majelis yang mengadili perkara, mahkamah, proses mengadili, keputusan hakim ketika mengadili perkara, rumah (bangunan) tempat mengadili perkara. Menurut para sarjana hukum, peradilan merupakan terjemahan dari bahasa Belanda, yaitu rechtspraak. Menurut Mahadi (1985: 99), peradilan adalah suatu proses yang berakhir dengan memberin keadilan dalam suatu keputusan. Peraturan ini diatur dalam suatu peraturan hukum acara. Sedangkan instansi yang memutus perkara peradilan disebut pengadilan. Maka, tugas pengadilan adalah menjalankan peradilan. Sedangkan hukum acara adalah hukum yang mengatur tentang berita cara mengajukan perkara baik gugatan maupun permohonan, memeriksa perkara dan memberikan putusan dengan tujuan untuk mempertahankan hukum materil. Menurut ketentuan Pasal 54, hukum acara yang berlaku pada pengadilan dalam lingkungan Peradilan Agama adalah Hukum Acara Perdata yang berlaku pada pengadilan dalam lingkungan Peradilan Umum, kecuali yang telah diatur secara khusus dalam undang-undang ini. 3[3] Ketentuan tersebut menunjukkan bahwa terdapat hukum acara perdata yang secara umum berlaku pada pengadilan dalam lingkungan Peradilan Umum dan Peradilan Agama, dan ada pula hukum acara yang hanya berlaku pada pengadilan dalam Peradilan Agama. Selanjutnya, menurut Zaini Ahmad Noeh (1980: 15) pengertian Peradilan Agama adalah terjemahan dari kata-kata bahasa Belanda godsdiengtige rechtspraak. Godsdiengtige berarti ibadah atau agama, sedangkan rechtspraak berarti peradilan, yaitu daya upaya mencari keadilan atau penyelesaian perselisihan hukum yang dilakukan menurut peraturan- peraturan dan dalam lembaga-lembaga tertentu dalam pengadilan.4[4] Pasal 1 UU No. 50 Tahun 2009 (1) Peradilan Agama adalah peradilan bagi orang-orang yang beragama Islam. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Hukum Acara Peradilan Agama adalah hukum yang mengatur tentang berita pengajuan perkara perdata Islam tertentu dalam kewenangan peradilan khusus di lingkungan Peradilan agama. Inti dari hukum terletak pada asas-asanya yang kemudian diformulasikan menjadi perangkat peraturan perundang- undangan, begitu juga dengan peradilan agama, terutama pada saat beracara di pengadilan agama, maka harus memperhatikan asas-asas sebagaimana yang termaktup dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama. Adapun asas yang berlaku pada Peradilan Agama hampir sama dengan asas-asas yang berlaku di pengadilan umum.
  • 2. 1. Asas Personalitas Keislaman Asas personalitas keislaman hanya untuk melayani penyelesaian perkara dibidang terentu sebagaimana yang tertuang dalam Pasal 49 Undang-Undang No. 3 Tahun 2006, yaitu menyelesaikan perkara perkawinan, zakat, wasiat, wakaf, infak, waris, hibah, sedekah, dan ekonomi syariah dari rakyat Indonesia yang beragama Islam. Dengan kata lain keislaman seseoranglah yang menjadi dasar kewenangan pengadilan di lingkungan peradilan agama. Indikator untuk menentukan kewenangan pengadilan agama terhadap permasalahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat yaitu, agama yang dianut kedua belah pihak ketika terjadinya hukum dan hubungan ikatan mereka berdasarkan hukum Islam. Jadi jika salah satu dari patokan itu tidak terpenuhi maka kedua belah pihak yang bersengketa di bidang tersebut tidak berlaku asas personalitas keislaman. Dasar yang menjadi patokan pada asas personalitas keislaman ini adalah dasar umum dan saat terjadinya hubungan hukum. Patokan umum dapat dilihat keislaman seseorang hanya dengan menunjukan Kartu Tanda Penduduk, SIM, atau tanda bukti yang lainnya tanpa mempertimbangkan kwaliats keislaman oarang tersebut. 2. Asas Kebebasan/Kemerdekaan Pasal 1 UU No. 4 Tahun 2004 Kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan Negara yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila, demi terselenggaranya Negara Hukum Republik Indonesia.5[5] 3. Asas penyelenggaraan kekuasaan kehakiman Pasal 2 UU No. 4 tahun 2004 Penyelenggara kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada dibawahnya dalam lingkungan Peradilan Umum, lingkungan Peradilan Agama, lingkungan Peradilan Militer, lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi. 4. Hakim dianggap tahu undang-undang Hakim adalah orang yang dianggap paling tahu mengenai hukum, sehingga apabila seorang hakim tidak menemukan hukum tertulis, maka ia harus berijtihad dan menggali hukum yang tidak tertulis untuk memutuskan hukum sebagai orang yang bijaksana, bertanggung jawab penuh kepada Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, masayarakat, bangsa dan negara. dasar hukum mengenai hal ini terdapat dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang kekuasaan kehakiman. Dalam bahasa latin ketentuan ini dikenal dengan sebutan ius curia novit yang artinya hakim dianggap tahu akan hukum, sehingga apapun permasalahan yang diajukan kepadanya maka ia wajib mencarikan hukumnya. Wajib menggali nilai-nilai hukum yang hidup dalam masyarakat dengan kata lain hakim disini sebgai pembentuk hukum. 5. Asas Hakim Wajib Mendamaikan Penyelesaian terbaik dalam suatu permasalahan adalah dengan jalan damai. Islam lebih mengutamakan jalan Perdamaian dalam menyelesaikan permasalah sebelum perkara tersebut diselesaikan di pengadilan. Karena keputusan pengadilan dapat menimbulkan dendam bagi pihak yang dikalahkan. Jadi sebelum hakim menyelesiakan suatu masalah atau perkara tersebut dengan keputusan pengadilan, hakim wajib mendamaikannya terlebih dahulu, jika hal ini tidak dilakukan maka keputusan yang dilakukan hakim batal demi hukum. 6. Asas Sederhana, cepat, dan biaya ringan Asas ini tertuang dalam ketentuan Pasal 4 Ayat(2) Undang-Undang Nomor 4 tahun 2004 tentang kekuasaan Kehakiman. Beracara cepat, sederhana, dan biaya ringan merupakan dambaan dari setiap orang pencari keadilan, sehingga apabila peradilan agama kurang optimal dalam mewujudkan asas ini maka orang akan enggan beracara di Pengadilan Agama. 7. Asas Mengadili menurut Hukum dan Persamaan Hak
  • 3. Berdasarkan Pasal 5 ayat (1) Undang-Undang Nomor4 Tahun 2004 tentang kekuasaa Kehakiman, yaitu bahwa pengadilan mengadili menurut hukum dan tidak membeda-bedakan orang. Dalam acara hukum perdata asas ini dikenal dengan “audi et alteram parten” yang berarti bahwa pihak-pihak yang berperkara harus diperlakukan sama dan adil, masing-masing harus diberi kesempatan yang sama dalam memberikan pendapatnya. Tidak membeda-bedakan hukum dalam istilah sistem hukum Anglo Saxon adalah equality before the law yang artinya bahwa setiap orang mempunyai persamaan kedudukan di bawah hukum. Sedangkan lawan dari asas ini adalah “diskriminasi” yang berarti membeda-bedakan hak dan kedudukan dalam sidang pengadilan. 8. Asas Persidangan Terbuka Untuk Umum Menurut ketentuan Pasal 17 Undang-Undang No.14 Tahun 1970, bahwa sidang pemeriksaan perkara perdata harus dilaksanakan dalam sidang terbuka untuk umum. Tujuan dari asas ini adalah untuk menghindari terjadinya penyimpangan proses pemeriksaan, seperti berat sebelah, hakim bertindak sewenang-wenang. Dengan demikian, sidang terbuka untuk umum ini diharapkan agar (1) dapat menjamin adanya social control atau tugas yang dilaksanakan oleh hakim, sehingga hakim dapat mempertanggungajawabkan pemerikasaan yang fair serta tidak memihak, (2) untuk memberikan edukasi dan prepensi kepada masyarakat tentang suatu peristiwa, (3) masyarakat dapat menilai mana yang baik dan mana yang buruk. Pengecualian dari asas ini adalah pada perkara-perkara tertemtu yang menurut sifatnya rahasia/privat antara lain terhadap sengketa perceraian, perkara anak dan sebagainya. Meskipun sidang terbuka untuk umum khusu untuk rapat permusyawatan hakim bersifat rahasia, sehingga umu tidak boleh menyasikannya. Konsekuensi yuridis jika asas ini tidak dipenuhi, misalkan dalam awal persidangan atau putusan tidak dinyatakan bahwa sidang terbuka untuk umum, maka sebagaimana ketentuan Pasal19 ayat (2) putusan perkara tersebut bersifat batal demi hukum. 9. Asas peradilan dilaksanakan dengan mempertaruhkan nama Tuhan Pasal 4 ayat (1) UU No. 4/2004