SlideShare a Scribd company logo
1 of 27
1
BAB II
(PEMBAHASAN)
A. Kendali Proses Statistik (SPC)
Kendali proses statistic adalah suatu tehnik statistic umum yang digunakan
untuk memastikan serangkaian proses memenuhi standar. Pada dasarnya semua
proses dipengaruhi oleh oleh berbagai variabilitas. Ketika sedang mempelajari data
proses pada tahun 1920-an, Walter Shewhart sari Bell Laboratories membuat
pembedaan antara sebab-sebab variasi yang umum dan khusus. Sekarang, banyak
orang menanamkan variasi tersebut sebagai sebab-sebab alamiah dan sebab-sebab
khusus atau terusut. Ia mengembangkan suatu alat bantu yang sederhana, tetapi
sangat efektif untuk membedakan keduanya, yaitu diagram kendali (control chart).
Kita menggunakan kendali proses statistic untuk mengukur kinerja suatu
proses. Suatu proses dikatakan bekerja dalam krndali statistic apabila sumber
variasinya hanya berasal dari sebab-sebab umum (alamiah). Proses tersebt harus
dimasukkan ke ekndali statistic terlebih dahulu dengan menemukan dan
menyingkirkan sebab-sebab variabel khusus (assignable). Dengan demikian,
kinerjanya dapat diprediksi dan kemampuan memenuh ekspektasi pelanggan dapat
dikaji. Tujuan kendali proses statistic adalah memberikan sinyal statistic apabila
terdapat sebab-sebab variasi khusus. Isyarat seperti itu dapat mempercepat tindakan
yang diperlukan untuk menyingkirkan sebab-sebab khususnya.
Versi Alamiah mempengaruhi hampir setiap proses produksi dan memang
merupakan sesuatu yang lumrah. Variasi Ilmiah adalah sejumlah sumber variasi yang
tidak terjadi pada suatu proses yang berada dalam kendali statistic. Variasi ilmiah
bertindak seperti suatu system konstan yang memproduksi sebab-sebab yang sifatnya
acak. Meskipun setiap nilai berbeda, sebagai suatu kelompok, nilai mereka
2
membentuk suatu pola yang dapat digambarkan sebagai suatu distribusi. Apabila
distribusi itu normal, sebaran tersebut sapat dikarakteristikan oleh dua parameneter.
ο‚· Rerata, Β΅ (ukiran kecenderungan pusat, dalam hal ini, nilai rata-rata)
ο‚· Standart Deviasi, 𝜎 (ukuran sebaran atau dispersi)
Selama distribusinya (ukuran-ukuran keluarannya) tetap berada dalam batas
yang telah ditetapkan, proses tersebut dikatakan β€œterkendali” dsn variasi
alamiah tersebut dapat diterima (ditoleransi).
Variasi terusut (assignable variation) dari suatu proses dapat ditelusuri
kesesuatu sebab tertentu. Faktor-faktor seperti usangnya mesin, kesalahan pengaturan
pada peralatan, pekerja yang lelah atau tidak terlatih, sumber bahan baku yang baru
merupakan sumber potensial dari variasi terusut.
Variasi alamiah dan terusut membedakan dua buah tugas untuk manajer
operasi. Pertama adalah memastikan prosesnya mampu bekerja secara terkendali
dengan hanya ada variasi alamiah. Keduanya, tentu adalah mengenali dan
menyingkirkan variasi-variasi terusut sehingga semua prosenya tetap berada dalam
kendali.
Sampel karena versi alamiah dan variasi terusut, kendali proses statistic
menggunakan nilai rata-rata dari banyak sampel kecil (biasanya empat sampai
delapan artikel) dan bukan data dari setiap bagian. Bagaian-bagian tersendiri
cenderung lebih tak menentu sehingga trendnya tidak dapat teramati dengan cepat.
Diagram Kendali. Proses pembuatan diagram kendali didasarkan pada
konsep-konsep yang ditunjukkan pada Figur L6.2. Di sini, ditunjukkan tiga distribusi
sebagai hasil dari keluaran tiga jenis proses. Kita masukkan sampel-sampel kecilnya
ke dalam grafik, kemudian menelaah karakteristik dari data yang dihasilkan untuk
melihat apakah proses tersebut berada dalam β€œbatas-batas kendali”. Kegunaan dari
diagram kendali adalah membantu membedakan antara variasi alamiah dan variasi
yang disebabkan oleh sebab-sebab terusut. Seperti terlihat pada Figur L6.2, sutau
proses (a) berada dalam kendali dan proses tersebut mampu menghasilkan barang
dalam batas-batas kendali yang telah ditetapkan, (b) berada dalam kendali, tetapi
3
proses tersebut tidak mampu menghasilkan barang dalam batas-batas yang
ditetapkan, atau (c) tidak terkendali. Sekarang, kita mengamati cara-cara membuat
diagram kendali yang dapat membantu manajer operasi menjaga agar suatu proses
terkendali.
4
5
B. Diagram Kendali Variabel
Variable-variabel yang menjadi perhatian di sini adalah variable yang
mempunyai dimensi-dimensi kontinu. Variable-variabel tersebut mempunyai jumlah
kemungkinan yang tak terhingga. Contohnya adalah berat, kelajuan, panjang, dan
kekuatan. Diagram kendali untuk rerata. X-bar, dan jangkauan, R, digunakan untuk
memantau proses-proses yang memiliki dimensi-dimensi kontinu. Diagram x-bar
menunjukkan apakah perubahan telah terjadi pada kecenderungan pusat (rerata, pada
kasus ini) dari suatu proses. Perubahan-perubahan ini dapat disebabkan oleh faktor-
faktor, seperti usangnya peralatan, kenaikan suhu secara bertahap, metode berbeda
yang digunakan oleh giliran kerja kedua, atau bahan-bahan yang baru dan lebih kuat.
Nilai-nilai dari diagram R menunjukkan peningkatan atau penurunan pada sebaran
telah terjadi. Perubahan seperti ini dapat disebabkan oleh ausnya bantalan poros,
peralatan yang longgar, aliran pelumas yang tidak teratur ke dalam mesin, atau
kecerobohan operator mesin. Kedua jenis grafik tersebut digunakan bersama-sama
dalam memantau variable-variabel karena keduanya mengukur dua parameter yang
sangat penting: kecenderungan pusat dan sebaran.
C. Teorema Limit Tengah
Landasan teoritis bagi diagram π‘₯Μ… adalah teorema limit tengah (central limit
theorem).Teorema ini menyatakan terlepas dari distribusi populasinya, distribusi
sampel π‘₯𝑠̅̅̅akan cenderung mengikuti kurva normal seiring ditingkatkannya jumlah
sampel.
Bahkan ketika sampel (n) cukup kecil (semisal hanya 4 atau 5), distribusi dari
rata-ratanya masih mengikuti kurva normal secara garis besar
6
Teorema tersebut menyatakan:
1. Rata-rata dari distribusi π‘₯𝑠̅̅̅(disebutπ‘₯ΜΏ) akan sama dengan rata-rata dari seluruh
populasi(disebut Β΅), dan
2. Standar deviasi dari distribusi sampling𝜎π‘₯Μ…, akan menjadi deviasi standar
populasi Οƒ dibagi dengan akar kuadrat dari jumlah sampelnya n, dengan kata
lain :
dan
Standar deviasi biasanya dihitung dengan cara:
Gambar Hubungan antara Populasi dan Distribusi Sampling :
Sumber :Jay Heizer dan Barry Render. Manajemen Operasi Buku 1 Edisi 9.
x
nx

 ο€½
1
)( 2
ο€­
ο€­
ο€½
οƒ₯
n
xxi

7
Gambar diatas menunjukkan tiga distribusi populasi yang mungkin, masing-
masing dengan nilai rata-rata πœ‡ dan standar deviasi 𝜎 yang berbeda. Jika suatu deret
sampel acak (π‘₯Μ…1, π‘₯Μ…2, π‘₯Μ…3, π‘₯Μ…4, dan seterusnya), masing-masing berukurann , diambil dari
distribusi populasiapapun (normal, beta, uniform, dan sebagainya), maka distribusi
yang dihasilkan dari π‘₯Μ… 𝑖s akan tampak seperti pada gambat tadi.
Terlebih lagi, distribusi samplingnya akan memiliki variabilitas yang lebih
sedikit daripadadistribusi prosesnya. Karena, distribusi sampling sifatnya normal, kita
dapat menyatakan :
ο‚· Sebanyak 95,45% dari nilai rata-rata sampel akan berada di dalam
Β±2𝜎π‘₯Μ… apabila prosesnya hanya memiliki variasi alami,
ο‚· Sebanyak 99,73% dari nilai rata-rata sampel akan berada di dalam
Β±3𝜎π‘₯Μ… apabila prosesnya hanya memiliki variasi alami.
Apabila satu titik pada diagram kendali berada di luar batas-batas kendali
Β±3𝜎π‘₯Μ… , maka kita yakin 99,73% bahwa prosesnya telah berubah. Ini adalah teori di
balik diagram kendali.
D. Menetapkan Batas-batas Diagram Rerata (Diagram 𝒙̅)
Apabila kita mengetahui nilai standar deviasi dari populasi proses 𝜎 , kita
dapat menetapkan batas kendali atas dan bawah dengan rumus:
1. Batas Kendali Atas (Upper Control Limit)
2. Batas Kendali Bawah (Lower Control Limit)
Dimana, π‘₯ΜΏ = rata-rata banyak rerata sampel atau suatu nilai sasaran yang
ditetapkan untuk proses tersebut,
z = angka untuk standar deviasi normal (2 untuk keyakinan
95,45%, 3 untuk 99,73%),
X
ZXUCL 
X
ZXLCL 
8
𝜎π‘₯Μ… =standar deviasi dari rata-rata sampel =
𝜎
√ 𝑛
𝜎 = standar deviasi proses / populasi
n = ukuran sampel
Gambar Distribusi Sampling:
Sumber : Jay Heizer dan Barry Render. Manajemen Operasi Buku 1 Edisi 9.
Tabel Batas-batas diagram kendali (3 sigma):
Sumber : Jay Heizer dan Barry Render. Manajemen Operasi Buku 1 Edisi 9.
9
Karena standar deviasi proses tidak diketahui atau sulit untuk dihitung, kita
umumnya menghitung batas-batas kendali berdasarkan nilai jangkauan rata-rata,
bukan berdasarkan standar deviasi. Jangkauan didefinisikan sebagai selisih antara
nilai terbesar dan nilai terkecil dalam suatu sampel. Kita gunakan tabel diatas dan
persamaannya sebagai berikut:
dan
diamana, R = jangkauan rata-rata dari sampel,
𝐴2 = nilai yang diperoleh dari tabel diatas,
π‘₯ΜΏ = rata-rata dari rerata sampel.
E. Menetapkan Batas-batas Diagram Jangkauan (Diagram R)
Selain tugasnya memperhatikan rata-rata proses, para manajer operasi juga
perlu memperhatikan dispersi dari proses atau jangkauannya. Meskipun rata-rata
prosesnya terkendali, dispersi prosesnya mungkin bisa saja diluar kendali.Perubahan-
perubahan yang terjadi dapat berupa ausnya bantalan proses, peralatan yg longgar
pada mesin yang mengisi kotak-kotak Sereal Oat, aliran pelumas (oli) yang tidak
teratur ke dalam mesin, atau kecerobohan operator mesin.Akibatnya rata-rata sampel
akan tetap sama, tetapi variasinya dalam sampel mungkin terlalu besar secara
keseluruhan. Untuk itu, manajer operasi juga menggunakan diagram kendali
jangkauan untuk memantau variabilitas proses, selain diagram kendali rata-rata yang
memantau kecenderungan tengah. Teori di balik diagram kendali sama dengan teori
untuk diagram kendali rata-rata proses. Batas-batas yang ditentukan memiliki Β±3
standar deviasi dari distribusi jangkauan rata-rata R. Kita dapat mengasumsikannya
melalui persamaan berikut:
dan
RAXUCLx 2 RAXLCLx 2ο€­ο€½
)(RBKAUCL RR ο€½ )(RBKBLCL RR ο€½
10
dimana, 𝐡𝐾𝐴 𝑅 = batas kendali atas untuk jangkauan
𝐡𝐾𝐡 𝑅 = batas kendali bawah untuk jangkauan
𝑅̅ = jangkauan rata-rata dari produk
F. Menggunakan Diagram Rerata dan Jangkauan
Distribusi normal didefinisikan oeh dua parameter ,yaitu rerata dan standar
deviasi. Diagram π‘₯Μ… (rerata) dan diagram R menyerupai kedua parameter ini. Diagram
π‘₯Μ… peka terhadap pergeseran nilai rerata proses,sedangkan diagram R peka terhadap
ergeseran nilai standar deviasi proses. Jadi kita dapat melacak perubahan-perubahan
dari distribusi proses dengan menggunakan kedua diagram tersebut.
Misalnya sampel dan hasil diagram π‘₯Μ… pada figur L6.5 (a) menunjukkan
pergesaran pada rerata proses. Namun karena dispersinya konstan,tidak ada
perubahan yang terdeteksi pada diagram R. Sebaliknya sampel dan diagram π‘₯Μ… pada
figur L6.5(b) tidak mendeteksi adanya pergeseran (karena memang tidak ada), tetapi
pada diagram R terdteksi adanya pergeseran dalam dispersi. Kedua diagram ini
dibutuhkan untuk melacak suatu proses secara akurat.
(a) Distribusi sampling ini menghasilkan diagram di bawah ini (rerata sampling
bergeser ke atas, tapi jangkauaanya tetap konsisten)
11
Diagram π‘₯Μ…
Diagram
R
Keterangan:
- Diagram π‘₯Μ… mendeteksi perubahan pada rerata.
- Diagram R tidak mendeteksi perubahan pada rerata.
-
(b) Distribusi sampling ini menghasilkan diagram di bawah ini (rerata sampling
tetap, tapi dispersi meningkat)
UC
L
UC
L
LC
L
LC
L
12
Diagram π‘₯Μ…
Diagram 𝑅
Keterangan:
- Diagram π‘₯Μ… tidak mendeteksi adanya peningkatan dispersi.
- Diagram R mendeteksi adanya peningkatan dispersi.
UC
L
UC
L
LC
L
LC
L
13
G. Langkah- langkah yang ditempuh ketika menggunakan diagram kendali.
Pada umunya ada lima langkah yang ditempuh saat menggunakan diagram π‘₯Μ… dan R.
1) Kumpulkan 20-25 sampel yang masing-masing berukuran n=4 atau n=5 dari
proses yang stabil. Hitung rerata dan jangkauan setiap sampel.
2) Hitung rerata keseluruhan (π‘₯Μ… dan 𝑅̅ ), tetapkan batas-batas kendali yang
sesuai, biasanya pada tingkat 99,73 %, dan hitung batas-batas kendali atas dan
bawah awal. Gunakan tabel L6.2 sebagai acuan untuk batas-batas kendali
yang lain. Jika saat ini prosesnya belum stabil,gunakan rerata yang
diinginkan, , untuk mengantikan π‘₯Μ… dalam menghitung batas-batas kendali.
3) Gambar titik-titik rerata dan jangkauan sampel pada diagram kendalinya
masing-masing dan tentukan apakah titik-titik itu berada di dalam atau diluar
batas yang diterima.
4) Periksa titik-titik atau pola titik yang menunjukkan proses di laur kendali.
Coba tentukan penyebab dari variasi tersebut, atasi penyebabnya, kemudian
lanjutkan prosesnya.
5) Kumpulkan sampel tambahan. Bila perlu, sesuaikan batas-batas kendali
mengguanakan data yang baru.
Diagram kendali bentuk atribut
Diagram kendali bentuk π‘₯Μ… dan R tidak berlaku apabila kita mengambil sampel
dari atribut yang umumnya dibagi dalam kelompok cacat dan tidak cacat. Untuk
mengukur jumlah yang cacat kita harus menghitung jumlah yang cacat ( contoh:
banyaknya lampu yang putus dalam 1 lot,atau banyakna surat atau data yang salah
ketik), sedangkan variabel biasanya diukur panjang atau beratnya. Ada dua jenis
diagram atribut:
(1) Diagram yang mengukur persen cacat dalam sampel yang disebut diagram
p,dan
14
(2) Diagram yang menghitung jumlah cacat yang disebut diagram c.
Diagram p
Menggunakan diagram p adalah cara utama untuk mengendalikan atribut.
Meskipun atribut yang baik atau buruk mengikuti distribusi binomial,distribusi
binomial dapat digunakan untuk menghitung batas-batas diagram p apabila ukuran
sampel besar. Caranya mirip dengan pendekatan diagram x, dan juga didasarkan pada
teorema limit tengah.
Rumus untuk batas kendali atas dan bawah dari diagram p adalah :
UCLp = 𝑝̅ + z αΉ—
(L6-9)
LCLp = 𝑝̅ - zṗ
(L6-10)
Dimana:
𝑝̅ = fraksi rerata yang cacat dalam sampel,
z =jumlah standar deviasi (z=2 untuk batas 95,45%;z=3 untuk batas 99,73%),
ṗ =standar deviasi dari distribusi sampling.
ṗ diperkirakan dengan rumus :
ṗ = √ 𝑝 Μ… (1βˆ’π‘ Μ… )
𝑛
(L-
611)
Dimana n = banyaknya pengamatan pada setiap sampel.
Contoh S4 menunjukkan bagaimana cara menetapkan batas-batas kendali untuk
program p untuk standar deviasi tersebut.
15
Contoh S4. Menetapkan batas-batas kendali untuk persen cacat
Para petugas administrasi di Mosier Data System memasukkan ribuan data
asuransi setiap harinya dari berbagai perusahaan klien. Pemimpin eskekutifnya,
Donna Mosier, ingin menetapkan batas-bats kendali yang menyertakan 99,73 % dari
variasi acak untuk proses pencatatan data yang beradea dalam kendali.
Pendekatan: sampel dari hasil kerja 20 pegawai dikumpulkan (ditunjukkan pada
tabel). Dengan cermat,Mosier memeriksa 100 data yang dimasukkan oleh setiap
pegawai dan menghitung jumlah kesalahan. Ia jga menghitung bagian yang cacat
(fraksi cacat) pada setiap sampel. Kemudian persamaan (L6-9),(L6-10) dan (L6-11)
digunakan untuk menetapkan batas-batas kendali.
Jumlah
sampel
Jumlah
kesalahan
Jumlah
cacat
Julah
sampel
Jumlah
kesalahan
Jumlah
cacat
1 6 0,6 11 6 0,06
2 5 0,05 12 1 0,01
3 0 0,00 13 8 0,08
4 1 0,01 14 7 0,07
5 4 0,04 15 5 0,05
6 2 0,02 16 4 0,04
7 5 0,05 17 11 0,11
8 3 0,03 18 3 0,03
9 3 0,03 19 0 0,00
10 2 0,02 20 4 0,04
Jumlah 80
16
Solusi:
𝑝̅ = jumlah total kesalahan
Jumlah total data yang diperiksa
= 80
(100) (20)
= 0,04
ṗ =√
(0,04)(1βˆ’0,04)
100
= 0,02 (dibulatkan dari 0,0196)
UCLp = 𝑝̅ + z αΉ—
= 0,04 + 3 (0,02)
= 0,10
LCLp = 𝑝̅ - zṗ
= 0,04 - 3 (0,02)
=0 (karena tidak mungkin memperoleh persen cacat negatif)
Pemahaman : saat menggambar batas-batas kendali dan bagian sampel yang cacat,
kita mendapati hanya ada satu pegawai administrasi (nomor 17) yang berada di luar
kendali. Perusahaan dapat memerika=sa jinerja pegawai tersebut secaralebih cermat
untuk nmelihat apakah ada permasalahan yang serius (dengan melihat figur L6.6).
17
Figur L6.6 Diagram p untuk pencatatan data pada contoh S4
Diagram c
Pada contoh S4,kita menghitung jumlah cacat dari data yang dimasukkan.
Catatan yang cacat adalah catatan yang tidak tepat karena mengandung paling tidak
satu cacat. Namun, suatu catatan yang cacat bisa memiliki lebih dari satu jumlah
cacat. Kita mengunakan diagram c untuk mengendalikan jumlah cacat dari setiap unit
output (atau setiap catatan asuransi pada kasus tadi).
Diagram kendali untuk cacat sangat bermangfaat untuk memantau proses yang
memiliki potensi terjadinya banyak kesalahan,tetapi jumlah kesalahan yang memang
terjadi relatif kecil. Cacat dapat berupa kesalahan cetak kata-kata dalam surat kabar,
0
0.02
0.04
0.06
0.08
0.1
0.12
0 5 10 15 20 25
Jumlah Cacat
Jumlah Cacat
Jumlah
Sampel
UCLp = 0,1
LCLp = 0
𝑝̅= 0,4
18
rangkaian yang buruk dalam mikrochip, noda pada meja, atau tidak adanya acar pada
hamburger siap saji.
Distribusi peluang Poison yang memiliki variansi yang sama dengan reratanya
adalah dasar dari diagram c. Karena 𝑐̅ adalah rerata jumlah cacat setiap satuan,
standar deviasinya adalah √ 𝑐̅ . Untuk menghitung batas kendali 99,73 % untuk 𝑐̅
,kita menggunakan rumus:
Batas kendali = 𝑐̅ Β± 3√ 𝑐̅
Isu-isu Manajerial dan Diagram Kendali
Dalam dunia yang ideal, diagram kendali tidak dibutuhkan. Kualitas pasti
seragam dan tinggi sehingga pegawai tidak perlu membuang tenaga dan uang untuk
mengambil sampel serta memantau variable dan atributnya. Namun, karena
kebanyakan proses tidak sempurna, para manajer harus mengambil tiga keputusan
utama dalam kaitannya dengan diagram kendali.
Pertama, para manajer harus menentukan titik-titik dimana suatu proses
membutuhkan SPC. Mereka bisa menentukan bagian mana dari suatu pekerjaan yang
sangat penting tercapai keberhasilan atau bagian mana yang mempunyai
kecendrungan diluar kendali.
Kedua, para manajer harus memutuskan diagram variable (R) atau diagram
atribut (p dan c) yang cocok digunakan. Diagram variable memantau berat atau
ukuran, diagram atrubut lebih berupa ukuran β€œya/tidak” atau β€œlulus/tidak”
Ketiga, perusahaan harus menetapkan kebijakan SPC yang jelas dan spesifik
untuk diikuti para karyawan. Misalnya, apakah proses pencatatan data harus
dihentikan apabila ditemukan kecendrungan tertentu pada presentasi catatan yang
dimaksudkan.
19
H. Kapabilitas Proses
Kendali proses statistic berarti menjaga agar suatu proses tetap berada dalam
kendali. Ini berarti variasi alami dari suatu proses harus stabil. Kapabilias proses
adalah kemampuan suatu proses untuk memenuhi spesifikasi rancangan tekhnik atau
keinginan pelanggan. Sebagai contoh pelanggan menginginkan proses penggantian
oli memakan waktu 12 menit dengan toleransi waktu Β±2 menit. Toransi itu
memberikan spesifikasi atas sebesar 14 menit dan spesifikasi bawah 10 menit. Proses
pergaantian oli harus dapat berlangsung dalam rentang diantara batas atas dengan
batas bawah jika tidak sebagian pelaanggan tidak terpuaskan ekspetasinya.
Terdapat dua pengukuran yang lazim digunakan untuk menentukan
kapabilitas dari suatu proses secara kualitatif: rasio kapabiliilitasilitastas proses (Cp)
dan indeks kapabilitas proses (Cpk)
I. Rasio Kapabilitas Proses (Cp)
Agar suatu proses dianggap memiliki kapabilitas, nilai-nilainya harus berada
dalam spesifikasi atas dan bawahnya. Hal ini umumnya berarti kapabilitas proses
berada didalam Β±3 standart devisiasi dari rerata prosesnya. Karena jangkauan nilai
ini adalah 6 standart devisiasi, toleransi proses yang baik dan merupakan selisih
antara spesifikasi atas dan bawahnya harus lebih besar atau sama dengan 6. Rasio
kapabilitas proses Cp dihitung sebagai berikut:
π‘ͺ𝒑 =
π”π©π©πžπ« 𝐬𝐩𝐞𝐜𝐒𝐟𝐒𝐜𝐚𝐭𝐒𝐨𝐧 βˆ’ π‹π¨π°πžπ« 𝐬𝐩𝐞𝐜𝐒𝐭𝐒𝐜𝐚𝐭𝐒𝐨𝐧
πŸ”π›”
Indeks kapabilitas proses (Cpk)
Indeks kapabilitas proses Cpk mengukur selisih antara dimensi yang
diinginkan dimensi sebenarnya dari barang atau jasa yang di hasilkan.
20
Rumus Cpk adalah :
𝐂𝐩𝐀
= π’Žπ’Šπ’π’Šπ’Žπ’‚π’ (
𝒃𝒂𝒕𝒂𝒔 π’Œπ’†π’π’…π’‚π’π’Š 𝒂𝒕𝒂𝒔 βˆ’ πœ²π’ƒπ’‚π’“
πŸ‘π›”
,
πœ²π’ƒπ’‚π’“ βˆ’ 𝒃𝒂𝒕𝒂𝒔 π’Œπ’†π’π’…π’‚π’π’Š π’ƒπ’‚π’˜π’‚π’‰
πŸ‘π›”
)
Dimana :
Xbar = rerata proses
Οƒ = standar devisias dari populasi proses.
Apabila angka Cpk untuk batas spesifikasinya atas dan bawah sama dengan
1,0, maka variasi proses verada di tengah dan prosesnya dikatakan mampu
menghasilkan barang dalam Β±3 standart devisiasi (kurang dari 2700 jumlah cacatnya
setiap sejuta). Untuk nilai Cpk 2,0 prosesnya mampu menghasilkan kurang dari 3,4
barang cacat setiap sejuta. Agar Cpk dapat lebih dari 1, Οƒ harus kurang dari
1
3
selisih
antara spesifikasi dan rerata prpses (X).
J. INDEKS KAPABILITAS PROSES (Cpk)
Indeks Kapabilitas Proses, Cpk, mengukur selisih antara dimensi yang
diinginkan dan dimensi sebenarnya dari barang atau jasa yang dihasilkan.
Rumus Cpk
Cpk = minimal [
π΅π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘  π‘˜π‘’π‘›π‘‘π‘Žπ‘™π‘– π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘ βˆ’ 𝑋
3𝜎
,
𝑋 β€“π΅π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘  π‘˜π‘’π‘›π‘‘π‘Žπ‘™π‘– π‘π‘Žπ‘€π‘Žβ„Ž
3𝜎
]
di mana :
X = rerata proses
Οƒ = standar deviasi dari populasi proses
Apabila angka Cpk untuk batas spesifikasi atas dan bawah sama dengan 1,0,
maka variasi proses berada di tengah dan prosesnya dikatakan mampu menghasilkan
21
Cpk = antara 0 dan 1
(prosesnya tidak memenuhi
spesifikasi)
barang dalam Β± 3 standar deviasi (kurang dari 2.700 jumlah cacat setiap sejuta).
Untuk nilai Cpk 2,0, prosesnya mampu menghasilkan kurang dari 3,4 barang cacat
setiap sejuta. Agar Cpk dapat lebih dari 1,Οƒ harus kurang dari 1/3 selisih antara
spesifikasi dan rerata proses (X)
Makna Pengukuran Cpk
Nilai Cpk senilai 1,0 baik untuk batas kendali atas dan bawah menunjukan
variasi proses berada dalam batas kendali atas dan bawah.
Nilai Cpk yang berada di atas 1,0 menunjukan prosesnya menjadi semakin
teraraah pada sasarannya dengan berkurangnya cacat.
Apabila Cpk kurang dari 1,0 prosesnya tidak akan memproduksi barang dalam
toleransi yang telah ditentukan.
Dibutuhkan angka Cpk di atas 1,0 agar prosesnya tetap terpusat dan tidak menyimpang
atau β€œbergeser”.
Cpk = nilai negatif
(prosesnya tidak memenuhi
spesifikasi)
Cpk = nol
(prosesnya tidak memenuhi
spesifikasi)
22
K. SAMPLING KEBERTERIMAAN
Sampling keberterimaan (acceptance sampling) adalah suatu bentuk pengujian
yang meliputi pengambilan sample acak dari β€œlot” atau kumpulan produk jadi dan
pengukuran sample itu terhadap standar yang telah ditentukan. Mengambil sampel
lebih ekonomis jika dibandingkan dengan pemeriksaan 100%. Kualitas dari sampel
digunakan untuk menilai kualitas dari semua barang dalam lot. Meskipun atribut dan
variabel dapat diperiksa oleh sampling keberterimaan, pemeriksaan atribut lebih
umum digunakan.
Sampling keberterimaan dapat diterapkan baik ketika bahan – bahan tiba di
pabrik maupun pada akhir pemeriksaan, tapi biasanya digunakan untuk
mengendalikan kumpulan produk masuk yang dibeli. Suatu lot barang yang ditolak
atas dasar tingkat jumlah cacat yang tidak dapat diterima yang ditemukan pada
sampel dapat (1) dikembalikan ke pemasok atau (2) diperiksa 100% untuk
Cpk = 1
(prosesnya memenuhi
spesifikasi)
Cpk = lebih besar dari 1
(prosesnya lebih baik dari
spesifikasi yang diwajibkan)
23
menyisihkan semua cacat dan biaya penyaringannya dibebankan ke pemasok. Namun
sampling keberterterimaan tidak dapat menggantikan pengendalian proses yang
memadai. Pada kenyataannya, pendekatan yang dianut sekarang adalah menciptakan
kendali statistik pada pihak pemasok sehingga sampling keberterimaan tidak perlu
dilakukan lagi.
Kurva Karakteristik Operasional
Kurva karakteristik operasional (operating characteristic curve, OC)
menjelaskan seberapa baiknya suatu rencana penerimaan dalam membedakan antara
lot yang baik dan buruk. Kurva terkait dengan suatu rencana tertentu yaitu gabungan
antara n (ukuran sampel) dan c (tingkat penerimaan). Kurva tersebut dimaksudkan
untuk menunjukan peluang suatu rencana akan menerima lot dengan kualitas yang
bervariasi.
Sampling keberterimaan umumnya melibatkan dua pihak, produsen dan
konsumen dari produk. Dalam menetapkan rencana sampling, setiap pihak akan
mencoba mencegah kesalahan fatal dalam menerima atau menolak lot. Produsen
biasanya bertanggung jawab mengganti semua cacat dalam lot yang ditolak, atau
mengganti dengan lot baru yang dikirim ke pelanggan. Dengan demikian, produsen
akan berusaha menghindari terjadinya kesalahan bahwa lot yang bagus ditolak oleh
konsumen (risiko produsen). Di lain pihak, pelanggan atau konsumen akan berusaha
menghindari kesalahan menerima lot yang jelek (cacat) karena kecacatan yang
ditemukan pada lot yang sudah diterima biasanya merupakan tanggung jawab
pelanggan (risiko konsumen). Kurva OC memperlihatkan sifat dari suatu rencana
sampling, termasuk risiko dari pengambilan keputusan yang salah.
Tingkat kualitas berterima (acceptable quality level, AQL) adalah tingkat
kualitas paling buruk yang masih dapat diterima. Dengan kata lain, kita hanya ingin
24
menerima lot dengan tingkat kualitas seperti itu atau lebih baik, dan tidak mau
menerima yang lebih rendah.
Apabila tingkat kualitas berterimanya adalah 20 barang cacat dalam lot yang terdiri
atas 1000 barang, maka AQL adalah 20/1000 = 2% cacat.
Persen cacat toleransi lot (lot tolerance percent defective, LTPD) adalah
tingkat kualitas dari lot yang kita anggap jelek. Kita akan menolak lot yang
mempunyai tingkat kualitas seperti ini atau tingkat kualitas yang lebih jelek. Apabila
disepakati bahwa tingkat kualitas yang tidak dapat diterima adalah 70 barang cacat
setiap 1000, maka nilai LTPD-nya adalah 70/1000 = 7%.
Untuk mendapatkan suatu rencana sampling, produsen dan konsumen tidak
hanya harus menentukan β€œlot yang baik” dan β€œlot yang jelek” melalui AQL dan
LTPD. Namun mereka juga harus menentukan tingkat – tingkat risikonya. Seperti
risiko produsen (Ξ±) yaitu peluang suatu β€œlot yang baik” ditolak oleh konsumen dan
risiko konsumen (Ξ²) yaitu peluang β€œlot yang buruk” diterima oleh konsumen. Peluang
menolak lot yang baik disebut kesalahan tipe I dan peluang menerima lot yang cacat
disebut kesalah tipe II.
Rata – rata Kualitas Keluaran
Rata – rata kualitas keluaran merupakan nilai jumlah cacat dalam rata – rata
lot barang yang diselidiki melalui sampling keberterimaan. Pada kebanyakan rencana
sampling, ketika suatu lot ditolak, keseluruhan lot tersebut akan diperiksa dan semua
barang yang cacat akan diganti. Metode penggantian ini meningkatkan rata – rata
kualitas keluaran dalam hal nilai persen cacatnya. Sesungguhnya jika terdapat (1)
teknik sampling apapun yang menggantu semua barang cacat yang ditemukan dan (2)
nilai persen cacat lot yang ada sebenarnya, kita dapat menentukan rata – rata kualitas
keluaran (AOQ) dalam persen cacat. Persamaan AOQ :
25
AOQ =
( 𝑃𝑑)( π‘ƒπ‘Ž)(𝑁 βˆ’ 𝑛)
𝑁
di mana :
Pd = nilai persen cacat sebenarnya dari sebuah lot
Pa = peluang menerima lot yang cacat pada ukuran dan jumlah sampel tertentu
N = jumlah barang dalam lot
n = banyaknya nilai dalam sampel
Nilai maksimum AOC menunjukan rata – rata persen cacat yang tertinggi atau
rata – rata kualitas kualitas terendah untuk rencana samplingnya. Nilai ini dinamakan
batas rata – rata kualitas keluaran (average outgoing quility limit, AOQL)
Sampling keberterimaan bermanfaat dalam menyaring lot yang masuk. Ketika
barang yang cacat diganti dengan yang baik, sampling keberterimaan akan membantu
meningkatkan kualitas lot dengan mengurangi nilai persen cacat keluarannya.
26
BAB III
(PENUTUP)
KESIMPULAN
Kendali Proses Statistic adalah perangkat utama untuk mengendalikan
kualitas. Diagram Kendali untuk SPC membantu manajer operasi untuk membedakan
anatara variasi alamiah dan terusut. Diagram x dan lingkaran R digunakan untuk
sampling variabel, sedangkan diagram p dan diagram c digunakan untuk melakukan
sampling atribut. Nilai Cpk menyatakan kapabilitas prosesnya. Kurva karakteristik
operasional memfasilitasi penerapan sampling keberterimaan dan memberikan alat
bantu manajer untuk menilai kualitas dari jalannya produksi atau pengiriman barang.
27
DAFTAR PUSTAKA
Heizer,Jay dan Barry Render.2009.Manajemen Operasi.Jakarta:Salemba Empat

More Related Content

What's hot

Metode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses CostingMetode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses CostingAyi Suwandi
Β 
Regresi Data Panel
Regresi Data PanelRegresi Data Panel
Regresi Data PanelAbu Tholib
Β 
Krisis ekonomi perekonomian Indonesia
Krisis ekonomi perekonomian IndonesiaKrisis ekonomi perekonomian Indonesia
Krisis ekonomi perekonomian IndonesiaMohammad Sugiharto
Β 
Manajemen keuangan part 2 of 5
Manajemen keuangan part 2 of 5Manajemen keuangan part 2 of 5
Manajemen keuangan part 2 of 5Judianto Nugroho
Β 
Penilaian Obligasi (Manajemen Keuangan)
Penilaian Obligasi (Manajemen Keuangan)Penilaian Obligasi (Manajemen Keuangan)
Penilaian Obligasi (Manajemen Keuangan)Hayy
Β 
Portofolio investasi-bab-10-strategi-investasi-obligasi
Portofolio investasi-bab-10-strategi-investasi-obligasiPortofolio investasi-bab-10-strategi-investasi-obligasi
Portofolio investasi-bab-10-strategi-investasi-obligasiJudianto Nugroho
Β 
Penentuan lokasi per (5 )
Penentuan lokasi per (5 )Penentuan lokasi per (5 )
Penentuan lokasi per (5 )nurulllah
Β 
Ukuran statistik bag 2
Ukuran statistik bag 2Ukuran statistik bag 2
Ukuran statistik bag 2intanbuhatii
Β 
Suku Bunga, Penilaian Obligasi, dan Penilaian Saham
Suku Bunga, Penilaian Obligasi, dan Penilaian SahamSuku Bunga, Penilaian Obligasi, dan Penilaian Saham
Suku Bunga, Penilaian Obligasi, dan Penilaian SahamNinnasi Muttaqiin
Β 
PPh 26
PPh 26PPh 26
PPh 26aninchuy
Β 
Soal dan jawaban UTS 25.10.2012
Soal dan jawaban UTS 25.10.2012Soal dan jawaban UTS 25.10.2012
Soal dan jawaban UTS 25.10.2012Farah Fauziah Hilman
Β 
Materi 2 programasi linier dan solusi grafik
Materi 2 programasi linier dan solusi grafikMateri 2 programasi linier dan solusi grafik
Materi 2 programasi linier dan solusi grafikahmad fauzan
Β 
Probabilitas - Statistik 2
Probabilitas - Statistik 2Probabilitas - Statistik 2
Probabilitas - Statistik 2Deni Wahyu
Β 
Tugas manajemen keuangan madya, chapter review problem
Tugas manajemen keuangan madya, chapter review problemTugas manajemen keuangan madya, chapter review problem
Tugas manajemen keuangan madya, chapter review problemMeri Dwi
Β 
ESPA 4123 - Statistika Ekonomi Modul 2 : Ukuran Tendensi Pusat dan Ukuran Letak
ESPA 4123 - Statistika Ekonomi Modul 2 : Ukuran Tendensi Pusat dan Ukuran LetakESPA 4123 - Statistika Ekonomi Modul 2 : Ukuran Tendensi Pusat dan Ukuran Letak
ESPA 4123 - Statistika Ekonomi Modul 2 : Ukuran Tendensi Pusat dan Ukuran LetakAncilla Kustedjo
Β 
8. manajemen-persediaan
8. manajemen-persediaan8. manajemen-persediaan
8. manajemen-persediaanLambok_siregar
Β 

What's hot (20)

Metode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses CostingMetode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses Costing
Β 
Analisa titik impas
Analisa titik impasAnalisa titik impas
Analisa titik impas
Β 
Regresi Data Panel
Regresi Data PanelRegresi Data Panel
Regresi Data Panel
Β 
Krisis ekonomi perekonomian Indonesia
Krisis ekonomi perekonomian IndonesiaKrisis ekonomi perekonomian Indonesia
Krisis ekonomi perekonomian Indonesia
Β 
Chap14 en-id
Chap14 en-idChap14 en-id
Chap14 en-id
Β 
Manajemen keuangan part 2 of 5
Manajemen keuangan part 2 of 5Manajemen keuangan part 2 of 5
Manajemen keuangan part 2 of 5
Β 
Penilaian Obligasi (Manajemen Keuangan)
Penilaian Obligasi (Manajemen Keuangan)Penilaian Obligasi (Manajemen Keuangan)
Penilaian Obligasi (Manajemen Keuangan)
Β 
Portofolio investasi-bab-10-strategi-investasi-obligasi
Portofolio investasi-bab-10-strategi-investasi-obligasiPortofolio investasi-bab-10-strategi-investasi-obligasi
Portofolio investasi-bab-10-strategi-investasi-obligasi
Β 
Penentuan lokasi per (5 )
Penentuan lokasi per (5 )Penentuan lokasi per (5 )
Penentuan lokasi per (5 )
Β 
Ukuran statistik bag 2
Ukuran statistik bag 2Ukuran statistik bag 2
Ukuran statistik bag 2
Β 
Suku Bunga, Penilaian Obligasi, dan Penilaian Saham
Suku Bunga, Penilaian Obligasi, dan Penilaian SahamSuku Bunga, Penilaian Obligasi, dan Penilaian Saham
Suku Bunga, Penilaian Obligasi, dan Penilaian Saham
Β 
PPh 26
PPh 26PPh 26
PPh 26
Β 
Soal dan jawaban UTS 25.10.2012
Soal dan jawaban UTS 25.10.2012Soal dan jawaban UTS 25.10.2012
Soal dan jawaban UTS 25.10.2012
Β 
Materi 2 programasi linier dan solusi grafik
Materi 2 programasi linier dan solusi grafikMateri 2 programasi linier dan solusi grafik
Materi 2 programasi linier dan solusi grafik
Β 
Probabilitas - Statistik 2
Probabilitas - Statistik 2Probabilitas - Statistik 2
Probabilitas - Statistik 2
Β 
Tugas manajemen keuangan madya, chapter review problem
Tugas manajemen keuangan madya, chapter review problemTugas manajemen keuangan madya, chapter review problem
Tugas manajemen keuangan madya, chapter review problem
Β 
Angka indeks
Angka indeksAngka indeks
Angka indeks
Β 
ESPA 4123 - Statistika Ekonomi Modul 2 : Ukuran Tendensi Pusat dan Ukuran Letak
ESPA 4123 - Statistika Ekonomi Modul 2 : Ukuran Tendensi Pusat dan Ukuran LetakESPA 4123 - Statistika Ekonomi Modul 2 : Ukuran Tendensi Pusat dan Ukuran Letak
ESPA 4123 - Statistika Ekonomi Modul 2 : Ukuran Tendensi Pusat dan Ukuran Letak
Β 
Penelitian Operasional 1 - Pendahuluan
Penelitian Operasional 1 - PendahuluanPenelitian Operasional 1 - Pendahuluan
Penelitian Operasional 1 - Pendahuluan
Β 
8. manajemen-persediaan
8. manajemen-persediaan8. manajemen-persediaan
8. manajemen-persediaan
Β 

Similar to SPC Optimasi

SHEWART CHART QUALITY ASSURANCE. PPT.pptx
SHEWART CHART QUALITY ASSURANCE. PPT.pptxSHEWART CHART QUALITY ASSURANCE. PPT.pptx
SHEWART CHART QUALITY ASSURANCE. PPT.pptxhendismacab1
Β 
Seminar astungkara
Seminar astungkaraSeminar astungkara
Seminar astungkaraayuari43
Β 
Makalah pengendalian mutu grafik pengendali sifat
Makalah pengendalian mutu grafik pengendali sifatMakalah pengendalian mutu grafik pengendali sifat
Makalah pengendalian mutu grafik pengendali sifatKuhaku
Β 
Tentang 7-basic-quality
Tentang 7-basic-qualityTentang 7-basic-quality
Tentang 7-basic-qualityDewi Ratri Siwi
Β 
646_kuliah_1-3_bag2.ppt
646_kuliah_1-3_bag2.ppt646_kuliah_1-3_bag2.ppt
646_kuliah_1-3_bag2.pptdendyharyadi1
Β 
SQC KEL.7 FIX.pptx
SQC KEL.7 FIX.pptxSQC KEL.7 FIX.pptx
SQC KEL.7 FIX.pptxFardhaSilva
Β 
Meeting I sistem kendali Proses alimuddin agus 2017.ppt
Meeting I sistem kendali Proses alimuddin agus 2017.pptMeeting I sistem kendali Proses alimuddin agus 2017.ppt
Meeting I sistem kendali Proses alimuddin agus 2017.pptFahmiUlhaq1
Β 
Sistem kendali
Sistem kendaliSistem kendali
Sistem kendaliRudy Dicinta
Β 
First Seven Tools of Quality Improvement_imu rev 4 april 2014
First Seven Tools of Quality Improvement_imu rev 4 april 2014First Seven Tools of Quality Improvement_imu rev 4 april 2014
First Seven Tools of Quality Improvement_imu rev 4 april 2014Iskandar Muda
Β 
10. Konsep Pengendalian Kualitas, Pengendalian Kualitas Secara Statistik dan ...
10. Konsep Pengendalian Kualitas, Pengendalian Kualitas Secara Statistik dan ...10. Konsep Pengendalian Kualitas, Pengendalian Kualitas Secara Statistik dan ...
10. Konsep Pengendalian Kualitas, Pengendalian Kualitas Secara Statistik dan ...Mercu Buana University
Β 
Continous improvment
Continous improvmentContinous improvment
Continous improvmentAnggi Mukti
Β 
7 manajemen produksi
7 manajemen produksi7 manajemen produksi
7 manajemen produksiSyafar Ajha
Β 
Sistem pengendalian
Sistem pengendalianSistem pengendalian
Sistem pengendalianAika Hartini
Β 
Dasar sistem kontrol
Dasar sistem kontrolDasar sistem kontrol
Dasar sistem kontrolMiftahur Rizqi
Β 
Teknik perbaikan kualitas
Teknik perbaikan kualitasTeknik perbaikan kualitas
Teknik perbaikan kualitasISTA
Β 
13 forecasting02 ok
13 forecasting02 ok13 forecasting02 ok
13 forecasting02 okJamiahPLS
Β 

Similar to SPC Optimasi (20)

SHEWART CHART QUALITY ASSURANCE. PPT.pptx
SHEWART CHART QUALITY ASSURANCE. PPT.pptxSHEWART CHART QUALITY ASSURANCE. PPT.pptx
SHEWART CHART QUALITY ASSURANCE. PPT.pptx
Β 
Seminar astungkara
Seminar astungkaraSeminar astungkara
Seminar astungkara
Β 
Makalah pengendalian mutu grafik pengendali sifat
Makalah pengendalian mutu grafik pengendali sifatMakalah pengendalian mutu grafik pengendali sifat
Makalah pengendalian mutu grafik pengendali sifat
Β 
Quality tools cases
Quality tools casesQuality tools cases
Quality tools cases
Β 
Tentang 7-basic-quality
Tentang 7-basic-qualityTentang 7-basic-quality
Tentang 7-basic-quality
Β 
Manajemen Risiko Operasional dan Risiko Perubahan Kurs
Manajemen Risiko Operasional dan Risiko Perubahan KursManajemen Risiko Operasional dan Risiko Perubahan Kurs
Manajemen Risiko Operasional dan Risiko Perubahan Kurs
Β 
646_kuliah_1-3_bag2.ppt
646_kuliah_1-3_bag2.ppt646_kuliah_1-3_bag2.ppt
646_kuliah_1-3_bag2.ppt
Β 
SQC KEL.7 FIX.pptx
SQC KEL.7 FIX.pptxSQC KEL.7 FIX.pptx
SQC KEL.7 FIX.pptx
Β 
Meeting I sistem kendali Proses alimuddin agus 2017.ppt
Meeting I sistem kendali Proses alimuddin agus 2017.pptMeeting I sistem kendali Proses alimuddin agus 2017.ppt
Meeting I sistem kendali Proses alimuddin agus 2017.ppt
Β 
Sistem kendali
Sistem kendaliSistem kendali
Sistem kendali
Β 
First Seven Tools of Quality Improvement_imu rev 4 april 2014
First Seven Tools of Quality Improvement_imu rev 4 april 2014First Seven Tools of Quality Improvement_imu rev 4 april 2014
First Seven Tools of Quality Improvement_imu rev 4 april 2014
Β 
I009219326
I009219326I009219326
I009219326
Β 
10. Konsep Pengendalian Kualitas, Pengendalian Kualitas Secara Statistik dan ...
10. Konsep Pengendalian Kualitas, Pengendalian Kualitas Secara Statistik dan ...10. Konsep Pengendalian Kualitas, Pengendalian Kualitas Secara Statistik dan ...
10. Konsep Pengendalian Kualitas, Pengendalian Kualitas Secara Statistik dan ...
Β 
Continous improvment
Continous improvmentContinous improvment
Continous improvment
Β 
7 manajemen produksi
7 manajemen produksi7 manajemen produksi
7 manajemen produksi
Β 
Sistem pengendalian
Sistem pengendalianSistem pengendalian
Sistem pengendalian
Β 
Tugas bu ifana
Tugas bu ifanaTugas bu ifana
Tugas bu ifana
Β 
Dasar sistem kontrol
Dasar sistem kontrolDasar sistem kontrol
Dasar sistem kontrol
Β 
Teknik perbaikan kualitas
Teknik perbaikan kualitasTeknik perbaikan kualitas
Teknik perbaikan kualitas
Β 
13 forecasting02 ok
13 forecasting02 ok13 forecasting02 ok
13 forecasting02 ok
Β 

More from Yesica Adicondro

Konsep Balanced Score Card
Konsep Balanced Score Card Konsep Balanced Score Card
Konsep Balanced Score Card Yesica Adicondro
Β 
Makalah kelompok Analisis Taksi Bakri
Makalah kelompok Analisis Taksi BakriMakalah kelompok Analisis Taksi Bakri
Makalah kelompok Analisis Taksi BakriYesica Adicondro
Β 
Makalah kelompok Analisis Taksi Bakri
Makalah kelompok Analisis Taksi BakriMakalah kelompok Analisis Taksi Bakri
Makalah kelompok Analisis Taksi BakriYesica Adicondro
Β 
Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia
Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia
Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia Yesica Adicondro
Β 
Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia
Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia
Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia Yesica Adicondro
Β 
Makalah kelompok 3 gudang garam
Makalah kelompok 3 gudang garamMakalah kelompok 3 gudang garam
Makalah kelompok 3 gudang garamYesica Adicondro
Β 
Makalah Perusahaan Gudang Garam
Makalah Perusahaan Gudang GaramMakalah Perusahaan Gudang Garam
Makalah Perusahaan Gudang GaramYesica Adicondro
Β 
Makalah kelompok 2 garuda citilink PPT
Makalah kelompok 2 garuda citilink PPTMakalah kelompok 2 garuda citilink PPT
Makalah kelompok 2 garuda citilink PPTYesica Adicondro
Β 
Makalah kelompok 2 garuda citilink
Makalah kelompok 2 garuda citilinkMakalah kelompok 2 garuda citilink
Makalah kelompok 2 garuda citilinkYesica Adicondro
Β 
Dmfi leaflet indonesian
Dmfi leaflet indonesianDmfi leaflet indonesian
Dmfi leaflet indonesianYesica Adicondro
Β 
Dmfi booklet indonesian
Dmfi booklet indonesian Dmfi booklet indonesian
Dmfi booklet indonesian Yesica Adicondro
Β 
Makalah kinerja operasi Indonesia PPT
Makalah kinerja operasi Indonesia PPT Makalah kinerja operasi Indonesia PPT
Makalah kinerja operasi Indonesia PPT Yesica Adicondro
Β 
Makalah kinerja operasi Indonesia
Makalah kinerja operasi IndonesiaMakalah kinerja operasi Indonesia
Makalah kinerja operasi IndonesiaYesica Adicondro
Β 
Business process reengineering PPT
Business process reengineering PPTBusiness process reengineering PPT
Business process reengineering PPTYesica Adicondro
Β 
Business process reengineering Makalah
Business process reengineering Makalah Business process reengineering Makalah
Business process reengineering Makalah Yesica Adicondro
Β 
PPT Balanced Scorecard
PPT Balanced Scorecard PPT Balanced Scorecard
PPT Balanced Scorecard Yesica Adicondro
Β 
Makalah Balanced Scorecard
Makalah Balanced Scorecard Makalah Balanced Scorecard
Makalah Balanced Scorecard Yesica Adicondro
Β 
Analisis Manajemen strategik PT garuda citilink
Analisis Manajemen strategik PT garuda citilinkAnalisis Manajemen strategik PT garuda citilink
Analisis Manajemen strategik PT garuda citilinkYesica Adicondro
Β 
analisis PPT PT Japfa
analisis PPT PT Japfaanalisis PPT PT Japfa
analisis PPT PT JapfaYesica Adicondro
Β 

More from Yesica Adicondro (20)

Strategi Tata Letak
Strategi Tata LetakStrategi Tata Letak
Strategi Tata Letak
Β 
Konsep Balanced Score Card
Konsep Balanced Score Card Konsep Balanced Score Card
Konsep Balanced Score Card
Β 
Makalah kelompok Analisis Taksi Bakri
Makalah kelompok Analisis Taksi BakriMakalah kelompok Analisis Taksi Bakri
Makalah kelompok Analisis Taksi Bakri
Β 
Makalah kelompok Analisis Taksi Bakri
Makalah kelompok Analisis Taksi BakriMakalah kelompok Analisis Taksi Bakri
Makalah kelompok Analisis Taksi Bakri
Β 
Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia
Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia
Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia
Β 
Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia
Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia
Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia
Β 
Makalah kelompok 3 gudang garam
Makalah kelompok 3 gudang garamMakalah kelompok 3 gudang garam
Makalah kelompok 3 gudang garam
Β 
Makalah Perusahaan Gudang Garam
Makalah Perusahaan Gudang GaramMakalah Perusahaan Gudang Garam
Makalah Perusahaan Gudang Garam
Β 
Makalah kelompok 2 garuda citilink PPT
Makalah kelompok 2 garuda citilink PPTMakalah kelompok 2 garuda citilink PPT
Makalah kelompok 2 garuda citilink PPT
Β 
Makalah kelompok 2 garuda citilink
Makalah kelompok 2 garuda citilinkMakalah kelompok 2 garuda citilink
Makalah kelompok 2 garuda citilink
Β 
Dmfi leaflet indonesian
Dmfi leaflet indonesianDmfi leaflet indonesian
Dmfi leaflet indonesian
Β 
Dmfi booklet indonesian
Dmfi booklet indonesian Dmfi booklet indonesian
Dmfi booklet indonesian
Β 
Makalah kinerja operasi Indonesia PPT
Makalah kinerja operasi Indonesia PPT Makalah kinerja operasi Indonesia PPT
Makalah kinerja operasi Indonesia PPT
Β 
Makalah kinerja operasi Indonesia
Makalah kinerja operasi IndonesiaMakalah kinerja operasi Indonesia
Makalah kinerja operasi Indonesia
Β 
Business process reengineering PPT
Business process reengineering PPTBusiness process reengineering PPT
Business process reengineering PPT
Β 
Business process reengineering Makalah
Business process reengineering Makalah Business process reengineering Makalah
Business process reengineering Makalah
Β 
PPT Balanced Scorecard
PPT Balanced Scorecard PPT Balanced Scorecard
PPT Balanced Scorecard
Β 
Makalah Balanced Scorecard
Makalah Balanced Scorecard Makalah Balanced Scorecard
Makalah Balanced Scorecard
Β 
Analisis Manajemen strategik PT garuda citilink
Analisis Manajemen strategik PT garuda citilinkAnalisis Manajemen strategik PT garuda citilink
Analisis Manajemen strategik PT garuda citilink
Β 
analisis PPT PT Japfa
analisis PPT PT Japfaanalisis PPT PT Japfa
analisis PPT PT Japfa
Β 

Recently uploaded

Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdfIde dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdfPerkuliahanDaring
Β 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptxfitriamutia
Β 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptAchmadHasanHafidzi
Β 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYARirilMardiana
Β 
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxV5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxBayuUtaminingtyas
Β 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptximamfadilah24062003
Β 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
Β 
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesiapower point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesiaMukhamadMuslim
Β 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxTheresiaSimamora1
Β 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptAchmadHasanHafidzi
Β 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
Β 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerjamonikabudiman19
Β 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptAchmadHasanHafidzi
Β 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.pptsantikalakita
Β 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAAchmadHasanHafidzi
Β 

Recently uploaded (16)

Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdfIde dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Β 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
Β 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Β 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
Β 
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxV5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
Β 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
Β 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Β 
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptxANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
Β 
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesiapower point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
Β 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
Β 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Β 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
Β 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Β 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
Β 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
Β 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
Β 

SPC Optimasi

  • 1. 1 BAB II (PEMBAHASAN) A. Kendali Proses Statistik (SPC) Kendali proses statistic adalah suatu tehnik statistic umum yang digunakan untuk memastikan serangkaian proses memenuhi standar. Pada dasarnya semua proses dipengaruhi oleh oleh berbagai variabilitas. Ketika sedang mempelajari data proses pada tahun 1920-an, Walter Shewhart sari Bell Laboratories membuat pembedaan antara sebab-sebab variasi yang umum dan khusus. Sekarang, banyak orang menanamkan variasi tersebut sebagai sebab-sebab alamiah dan sebab-sebab khusus atau terusut. Ia mengembangkan suatu alat bantu yang sederhana, tetapi sangat efektif untuk membedakan keduanya, yaitu diagram kendali (control chart). Kita menggunakan kendali proses statistic untuk mengukur kinerja suatu proses. Suatu proses dikatakan bekerja dalam krndali statistic apabila sumber variasinya hanya berasal dari sebab-sebab umum (alamiah). Proses tersebt harus dimasukkan ke ekndali statistic terlebih dahulu dengan menemukan dan menyingkirkan sebab-sebab variabel khusus (assignable). Dengan demikian, kinerjanya dapat diprediksi dan kemampuan memenuh ekspektasi pelanggan dapat dikaji. Tujuan kendali proses statistic adalah memberikan sinyal statistic apabila terdapat sebab-sebab variasi khusus. Isyarat seperti itu dapat mempercepat tindakan yang diperlukan untuk menyingkirkan sebab-sebab khususnya. Versi Alamiah mempengaruhi hampir setiap proses produksi dan memang merupakan sesuatu yang lumrah. Variasi Ilmiah adalah sejumlah sumber variasi yang tidak terjadi pada suatu proses yang berada dalam kendali statistic. Variasi ilmiah bertindak seperti suatu system konstan yang memproduksi sebab-sebab yang sifatnya acak. Meskipun setiap nilai berbeda, sebagai suatu kelompok, nilai mereka
  • 2. 2 membentuk suatu pola yang dapat digambarkan sebagai suatu distribusi. Apabila distribusi itu normal, sebaran tersebut sapat dikarakteristikan oleh dua parameneter. ο‚· Rerata, Β΅ (ukiran kecenderungan pusat, dalam hal ini, nilai rata-rata) ο‚· Standart Deviasi, 𝜎 (ukuran sebaran atau dispersi) Selama distribusinya (ukuran-ukuran keluarannya) tetap berada dalam batas yang telah ditetapkan, proses tersebut dikatakan β€œterkendali” dsn variasi alamiah tersebut dapat diterima (ditoleransi). Variasi terusut (assignable variation) dari suatu proses dapat ditelusuri kesesuatu sebab tertentu. Faktor-faktor seperti usangnya mesin, kesalahan pengaturan pada peralatan, pekerja yang lelah atau tidak terlatih, sumber bahan baku yang baru merupakan sumber potensial dari variasi terusut. Variasi alamiah dan terusut membedakan dua buah tugas untuk manajer operasi. Pertama adalah memastikan prosesnya mampu bekerja secara terkendali dengan hanya ada variasi alamiah. Keduanya, tentu adalah mengenali dan menyingkirkan variasi-variasi terusut sehingga semua prosenya tetap berada dalam kendali. Sampel karena versi alamiah dan variasi terusut, kendali proses statistic menggunakan nilai rata-rata dari banyak sampel kecil (biasanya empat sampai delapan artikel) dan bukan data dari setiap bagian. Bagaian-bagian tersendiri cenderung lebih tak menentu sehingga trendnya tidak dapat teramati dengan cepat. Diagram Kendali. Proses pembuatan diagram kendali didasarkan pada konsep-konsep yang ditunjukkan pada Figur L6.2. Di sini, ditunjukkan tiga distribusi sebagai hasil dari keluaran tiga jenis proses. Kita masukkan sampel-sampel kecilnya ke dalam grafik, kemudian menelaah karakteristik dari data yang dihasilkan untuk melihat apakah proses tersebut berada dalam β€œbatas-batas kendali”. Kegunaan dari diagram kendali adalah membantu membedakan antara variasi alamiah dan variasi yang disebabkan oleh sebab-sebab terusut. Seperti terlihat pada Figur L6.2, sutau proses (a) berada dalam kendali dan proses tersebut mampu menghasilkan barang dalam batas-batas kendali yang telah ditetapkan, (b) berada dalam kendali, tetapi
  • 3. 3 proses tersebut tidak mampu menghasilkan barang dalam batas-batas yang ditetapkan, atau (c) tidak terkendali. Sekarang, kita mengamati cara-cara membuat diagram kendali yang dapat membantu manajer operasi menjaga agar suatu proses terkendali.
  • 4. 4
  • 5. 5 B. Diagram Kendali Variabel Variable-variabel yang menjadi perhatian di sini adalah variable yang mempunyai dimensi-dimensi kontinu. Variable-variabel tersebut mempunyai jumlah kemungkinan yang tak terhingga. Contohnya adalah berat, kelajuan, panjang, dan kekuatan. Diagram kendali untuk rerata. X-bar, dan jangkauan, R, digunakan untuk memantau proses-proses yang memiliki dimensi-dimensi kontinu. Diagram x-bar menunjukkan apakah perubahan telah terjadi pada kecenderungan pusat (rerata, pada kasus ini) dari suatu proses. Perubahan-perubahan ini dapat disebabkan oleh faktor- faktor, seperti usangnya peralatan, kenaikan suhu secara bertahap, metode berbeda yang digunakan oleh giliran kerja kedua, atau bahan-bahan yang baru dan lebih kuat. Nilai-nilai dari diagram R menunjukkan peningkatan atau penurunan pada sebaran telah terjadi. Perubahan seperti ini dapat disebabkan oleh ausnya bantalan poros, peralatan yang longgar, aliran pelumas yang tidak teratur ke dalam mesin, atau kecerobohan operator mesin. Kedua jenis grafik tersebut digunakan bersama-sama dalam memantau variable-variabel karena keduanya mengukur dua parameter yang sangat penting: kecenderungan pusat dan sebaran. C. Teorema Limit Tengah Landasan teoritis bagi diagram π‘₯Μ… adalah teorema limit tengah (central limit theorem).Teorema ini menyatakan terlepas dari distribusi populasinya, distribusi sampel π‘₯𝑠̅̅̅akan cenderung mengikuti kurva normal seiring ditingkatkannya jumlah sampel. Bahkan ketika sampel (n) cukup kecil (semisal hanya 4 atau 5), distribusi dari rata-ratanya masih mengikuti kurva normal secara garis besar
  • 6. 6 Teorema tersebut menyatakan: 1. Rata-rata dari distribusi π‘₯𝑠̅̅̅(disebutπ‘₯ΜΏ) akan sama dengan rata-rata dari seluruh populasi(disebut Β΅), dan 2. Standar deviasi dari distribusi sampling𝜎π‘₯Μ…, akan menjadi deviasi standar populasi Οƒ dibagi dengan akar kuadrat dari jumlah sampelnya n, dengan kata lain : dan Standar deviasi biasanya dihitung dengan cara: Gambar Hubungan antara Populasi dan Distribusi Sampling : Sumber :Jay Heizer dan Barry Render. Manajemen Operasi Buku 1 Edisi 9. x nx   ο€½ 1 )( 2 ο€­ ο€­ ο€½ οƒ₯ n xxi 
  • 7. 7 Gambar diatas menunjukkan tiga distribusi populasi yang mungkin, masing- masing dengan nilai rata-rata πœ‡ dan standar deviasi 𝜎 yang berbeda. Jika suatu deret sampel acak (π‘₯Μ…1, π‘₯Μ…2, π‘₯Μ…3, π‘₯Μ…4, dan seterusnya), masing-masing berukurann , diambil dari distribusi populasiapapun (normal, beta, uniform, dan sebagainya), maka distribusi yang dihasilkan dari π‘₯Μ… 𝑖s akan tampak seperti pada gambat tadi. Terlebih lagi, distribusi samplingnya akan memiliki variabilitas yang lebih sedikit daripadadistribusi prosesnya. Karena, distribusi sampling sifatnya normal, kita dapat menyatakan : ο‚· Sebanyak 95,45% dari nilai rata-rata sampel akan berada di dalam Β±2𝜎π‘₯Μ… apabila prosesnya hanya memiliki variasi alami, ο‚· Sebanyak 99,73% dari nilai rata-rata sampel akan berada di dalam Β±3𝜎π‘₯Μ… apabila prosesnya hanya memiliki variasi alami. Apabila satu titik pada diagram kendali berada di luar batas-batas kendali Β±3𝜎π‘₯Μ… , maka kita yakin 99,73% bahwa prosesnya telah berubah. Ini adalah teori di balik diagram kendali. D. Menetapkan Batas-batas Diagram Rerata (Diagram 𝒙̅) Apabila kita mengetahui nilai standar deviasi dari populasi proses 𝜎 , kita dapat menetapkan batas kendali atas dan bawah dengan rumus: 1. Batas Kendali Atas (Upper Control Limit) 2. Batas Kendali Bawah (Lower Control Limit) Dimana, π‘₯ΜΏ = rata-rata banyak rerata sampel atau suatu nilai sasaran yang ditetapkan untuk proses tersebut, z = angka untuk standar deviasi normal (2 untuk keyakinan 95,45%, 3 untuk 99,73%), X ZXUCL  X ZXLCL 
  • 8. 8 𝜎π‘₯Μ… =standar deviasi dari rata-rata sampel = 𝜎 √ 𝑛 𝜎 = standar deviasi proses / populasi n = ukuran sampel Gambar Distribusi Sampling: Sumber : Jay Heizer dan Barry Render. Manajemen Operasi Buku 1 Edisi 9. Tabel Batas-batas diagram kendali (3 sigma): Sumber : Jay Heizer dan Barry Render. Manajemen Operasi Buku 1 Edisi 9.
  • 9. 9 Karena standar deviasi proses tidak diketahui atau sulit untuk dihitung, kita umumnya menghitung batas-batas kendali berdasarkan nilai jangkauan rata-rata, bukan berdasarkan standar deviasi. Jangkauan didefinisikan sebagai selisih antara nilai terbesar dan nilai terkecil dalam suatu sampel. Kita gunakan tabel diatas dan persamaannya sebagai berikut: dan diamana, R = jangkauan rata-rata dari sampel, 𝐴2 = nilai yang diperoleh dari tabel diatas, π‘₯ΜΏ = rata-rata dari rerata sampel. E. Menetapkan Batas-batas Diagram Jangkauan (Diagram R) Selain tugasnya memperhatikan rata-rata proses, para manajer operasi juga perlu memperhatikan dispersi dari proses atau jangkauannya. Meskipun rata-rata prosesnya terkendali, dispersi prosesnya mungkin bisa saja diluar kendali.Perubahan- perubahan yang terjadi dapat berupa ausnya bantalan proses, peralatan yg longgar pada mesin yang mengisi kotak-kotak Sereal Oat, aliran pelumas (oli) yang tidak teratur ke dalam mesin, atau kecerobohan operator mesin.Akibatnya rata-rata sampel akan tetap sama, tetapi variasinya dalam sampel mungkin terlalu besar secara keseluruhan. Untuk itu, manajer operasi juga menggunakan diagram kendali jangkauan untuk memantau variabilitas proses, selain diagram kendali rata-rata yang memantau kecenderungan tengah. Teori di balik diagram kendali sama dengan teori untuk diagram kendali rata-rata proses. Batas-batas yang ditentukan memiliki Β±3 standar deviasi dari distribusi jangkauan rata-rata R. Kita dapat mengasumsikannya melalui persamaan berikut: dan RAXUCLx 2 RAXLCLx 2ο€­ο€½ )(RBKAUCL RR ο€½ )(RBKBLCL RR ο€½
  • 10. 10 dimana, 𝐡𝐾𝐴 𝑅 = batas kendali atas untuk jangkauan 𝐡𝐾𝐡 𝑅 = batas kendali bawah untuk jangkauan 𝑅̅ = jangkauan rata-rata dari produk F. Menggunakan Diagram Rerata dan Jangkauan Distribusi normal didefinisikan oeh dua parameter ,yaitu rerata dan standar deviasi. Diagram π‘₯Μ… (rerata) dan diagram R menyerupai kedua parameter ini. Diagram π‘₯Μ… peka terhadap pergeseran nilai rerata proses,sedangkan diagram R peka terhadap ergeseran nilai standar deviasi proses. Jadi kita dapat melacak perubahan-perubahan dari distribusi proses dengan menggunakan kedua diagram tersebut. Misalnya sampel dan hasil diagram π‘₯Μ… pada figur L6.5 (a) menunjukkan pergesaran pada rerata proses. Namun karena dispersinya konstan,tidak ada perubahan yang terdeteksi pada diagram R. Sebaliknya sampel dan diagram π‘₯Μ… pada figur L6.5(b) tidak mendeteksi adanya pergeseran (karena memang tidak ada), tetapi pada diagram R terdteksi adanya pergeseran dalam dispersi. Kedua diagram ini dibutuhkan untuk melacak suatu proses secara akurat. (a) Distribusi sampling ini menghasilkan diagram di bawah ini (rerata sampling bergeser ke atas, tapi jangkauaanya tetap konsisten)
  • 11. 11 Diagram π‘₯Μ… Diagram R Keterangan: - Diagram π‘₯Μ… mendeteksi perubahan pada rerata. - Diagram R tidak mendeteksi perubahan pada rerata. - (b) Distribusi sampling ini menghasilkan diagram di bawah ini (rerata sampling tetap, tapi dispersi meningkat) UC L UC L LC L LC L
  • 12. 12 Diagram π‘₯Μ… Diagram 𝑅 Keterangan: - Diagram π‘₯Μ… tidak mendeteksi adanya peningkatan dispersi. - Diagram R mendeteksi adanya peningkatan dispersi. UC L UC L LC L LC L
  • 13. 13 G. Langkah- langkah yang ditempuh ketika menggunakan diagram kendali. Pada umunya ada lima langkah yang ditempuh saat menggunakan diagram π‘₯Μ… dan R. 1) Kumpulkan 20-25 sampel yang masing-masing berukuran n=4 atau n=5 dari proses yang stabil. Hitung rerata dan jangkauan setiap sampel. 2) Hitung rerata keseluruhan (π‘₯Μ… dan 𝑅̅ ), tetapkan batas-batas kendali yang sesuai, biasanya pada tingkat 99,73 %, dan hitung batas-batas kendali atas dan bawah awal. Gunakan tabel L6.2 sebagai acuan untuk batas-batas kendali yang lain. Jika saat ini prosesnya belum stabil,gunakan rerata yang diinginkan, , untuk mengantikan π‘₯Μ… dalam menghitung batas-batas kendali. 3) Gambar titik-titik rerata dan jangkauan sampel pada diagram kendalinya masing-masing dan tentukan apakah titik-titik itu berada di dalam atau diluar batas yang diterima. 4) Periksa titik-titik atau pola titik yang menunjukkan proses di laur kendali. Coba tentukan penyebab dari variasi tersebut, atasi penyebabnya, kemudian lanjutkan prosesnya. 5) Kumpulkan sampel tambahan. Bila perlu, sesuaikan batas-batas kendali mengguanakan data yang baru. Diagram kendali bentuk atribut Diagram kendali bentuk π‘₯Μ… dan R tidak berlaku apabila kita mengambil sampel dari atribut yang umumnya dibagi dalam kelompok cacat dan tidak cacat. Untuk mengukur jumlah yang cacat kita harus menghitung jumlah yang cacat ( contoh: banyaknya lampu yang putus dalam 1 lot,atau banyakna surat atau data yang salah ketik), sedangkan variabel biasanya diukur panjang atau beratnya. Ada dua jenis diagram atribut: (1) Diagram yang mengukur persen cacat dalam sampel yang disebut diagram p,dan
  • 14. 14 (2) Diagram yang menghitung jumlah cacat yang disebut diagram c. Diagram p Menggunakan diagram p adalah cara utama untuk mengendalikan atribut. Meskipun atribut yang baik atau buruk mengikuti distribusi binomial,distribusi binomial dapat digunakan untuk menghitung batas-batas diagram p apabila ukuran sampel besar. Caranya mirip dengan pendekatan diagram x, dan juga didasarkan pada teorema limit tengah. Rumus untuk batas kendali atas dan bawah dari diagram p adalah : UCLp = 𝑝̅ + z αΉ— (L6-9) LCLp = 𝑝̅ - zṗ (L6-10) Dimana: 𝑝̅ = fraksi rerata yang cacat dalam sampel, z =jumlah standar deviasi (z=2 untuk batas 95,45%;z=3 untuk batas 99,73%), ṗ =standar deviasi dari distribusi sampling. ṗ diperkirakan dengan rumus : ṗ = √ 𝑝 Μ… (1βˆ’π‘ Μ… ) 𝑛 (L- 611) Dimana n = banyaknya pengamatan pada setiap sampel. Contoh S4 menunjukkan bagaimana cara menetapkan batas-batas kendali untuk program p untuk standar deviasi tersebut.
  • 15. 15 Contoh S4. Menetapkan batas-batas kendali untuk persen cacat Para petugas administrasi di Mosier Data System memasukkan ribuan data asuransi setiap harinya dari berbagai perusahaan klien. Pemimpin eskekutifnya, Donna Mosier, ingin menetapkan batas-bats kendali yang menyertakan 99,73 % dari variasi acak untuk proses pencatatan data yang beradea dalam kendali. Pendekatan: sampel dari hasil kerja 20 pegawai dikumpulkan (ditunjukkan pada tabel). Dengan cermat,Mosier memeriksa 100 data yang dimasukkan oleh setiap pegawai dan menghitung jumlah kesalahan. Ia jga menghitung bagian yang cacat (fraksi cacat) pada setiap sampel. Kemudian persamaan (L6-9),(L6-10) dan (L6-11) digunakan untuk menetapkan batas-batas kendali. Jumlah sampel Jumlah kesalahan Jumlah cacat Julah sampel Jumlah kesalahan Jumlah cacat 1 6 0,6 11 6 0,06 2 5 0,05 12 1 0,01 3 0 0,00 13 8 0,08 4 1 0,01 14 7 0,07 5 4 0,04 15 5 0,05 6 2 0,02 16 4 0,04 7 5 0,05 17 11 0,11 8 3 0,03 18 3 0,03 9 3 0,03 19 0 0,00 10 2 0,02 20 4 0,04 Jumlah 80
  • 16. 16 Solusi: 𝑝̅ = jumlah total kesalahan Jumlah total data yang diperiksa = 80 (100) (20) = 0,04 ṗ =√ (0,04)(1βˆ’0,04) 100 = 0,02 (dibulatkan dari 0,0196) UCLp = 𝑝̅ + z αΉ— = 0,04 + 3 (0,02) = 0,10 LCLp = 𝑝̅ - zṗ = 0,04 - 3 (0,02) =0 (karena tidak mungkin memperoleh persen cacat negatif) Pemahaman : saat menggambar batas-batas kendali dan bagian sampel yang cacat, kita mendapati hanya ada satu pegawai administrasi (nomor 17) yang berada di luar kendali. Perusahaan dapat memerika=sa jinerja pegawai tersebut secaralebih cermat untuk nmelihat apakah ada permasalahan yang serius (dengan melihat figur L6.6).
  • 17. 17 Figur L6.6 Diagram p untuk pencatatan data pada contoh S4 Diagram c Pada contoh S4,kita menghitung jumlah cacat dari data yang dimasukkan. Catatan yang cacat adalah catatan yang tidak tepat karena mengandung paling tidak satu cacat. Namun, suatu catatan yang cacat bisa memiliki lebih dari satu jumlah cacat. Kita mengunakan diagram c untuk mengendalikan jumlah cacat dari setiap unit output (atau setiap catatan asuransi pada kasus tadi). Diagram kendali untuk cacat sangat bermangfaat untuk memantau proses yang memiliki potensi terjadinya banyak kesalahan,tetapi jumlah kesalahan yang memang terjadi relatif kecil. Cacat dapat berupa kesalahan cetak kata-kata dalam surat kabar, 0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0 5 10 15 20 25 Jumlah Cacat Jumlah Cacat Jumlah Sampel UCLp = 0,1 LCLp = 0 𝑝̅= 0,4
  • 18. 18 rangkaian yang buruk dalam mikrochip, noda pada meja, atau tidak adanya acar pada hamburger siap saji. Distribusi peluang Poison yang memiliki variansi yang sama dengan reratanya adalah dasar dari diagram c. Karena 𝑐̅ adalah rerata jumlah cacat setiap satuan, standar deviasinya adalah √ 𝑐̅ . Untuk menghitung batas kendali 99,73 % untuk 𝑐̅ ,kita menggunakan rumus: Batas kendali = 𝑐̅ Β± 3√ 𝑐̅ Isu-isu Manajerial dan Diagram Kendali Dalam dunia yang ideal, diagram kendali tidak dibutuhkan. Kualitas pasti seragam dan tinggi sehingga pegawai tidak perlu membuang tenaga dan uang untuk mengambil sampel serta memantau variable dan atributnya. Namun, karena kebanyakan proses tidak sempurna, para manajer harus mengambil tiga keputusan utama dalam kaitannya dengan diagram kendali. Pertama, para manajer harus menentukan titik-titik dimana suatu proses membutuhkan SPC. Mereka bisa menentukan bagian mana dari suatu pekerjaan yang sangat penting tercapai keberhasilan atau bagian mana yang mempunyai kecendrungan diluar kendali. Kedua, para manajer harus memutuskan diagram variable (R) atau diagram atribut (p dan c) yang cocok digunakan. Diagram variable memantau berat atau ukuran, diagram atrubut lebih berupa ukuran β€œya/tidak” atau β€œlulus/tidak” Ketiga, perusahaan harus menetapkan kebijakan SPC yang jelas dan spesifik untuk diikuti para karyawan. Misalnya, apakah proses pencatatan data harus dihentikan apabila ditemukan kecendrungan tertentu pada presentasi catatan yang dimaksudkan.
  • 19. 19 H. Kapabilitas Proses Kendali proses statistic berarti menjaga agar suatu proses tetap berada dalam kendali. Ini berarti variasi alami dari suatu proses harus stabil. Kapabilias proses adalah kemampuan suatu proses untuk memenuhi spesifikasi rancangan tekhnik atau keinginan pelanggan. Sebagai contoh pelanggan menginginkan proses penggantian oli memakan waktu 12 menit dengan toleransi waktu Β±2 menit. Toransi itu memberikan spesifikasi atas sebesar 14 menit dan spesifikasi bawah 10 menit. Proses pergaantian oli harus dapat berlangsung dalam rentang diantara batas atas dengan batas bawah jika tidak sebagian pelaanggan tidak terpuaskan ekspetasinya. Terdapat dua pengukuran yang lazim digunakan untuk menentukan kapabilitas dari suatu proses secara kualitatif: rasio kapabiliilitasilitastas proses (Cp) dan indeks kapabilitas proses (Cpk) I. Rasio Kapabilitas Proses (Cp) Agar suatu proses dianggap memiliki kapabilitas, nilai-nilainya harus berada dalam spesifikasi atas dan bawahnya. Hal ini umumnya berarti kapabilitas proses berada didalam Β±3 standart devisiasi dari rerata prosesnya. Karena jangkauan nilai ini adalah 6 standart devisiasi, toleransi proses yang baik dan merupakan selisih antara spesifikasi atas dan bawahnya harus lebih besar atau sama dengan 6. Rasio kapabilitas proses Cp dihitung sebagai berikut: π‘ͺ𝒑 = π”π©π©πžπ« 𝐬𝐩𝐞𝐜𝐒𝐟𝐒𝐜𝐚𝐭𝐒𝐨𝐧 βˆ’ π‹π¨π°πžπ« 𝐬𝐩𝐞𝐜𝐒𝐭𝐒𝐜𝐚𝐭𝐒𝐨𝐧 πŸ”π›” Indeks kapabilitas proses (Cpk) Indeks kapabilitas proses Cpk mengukur selisih antara dimensi yang diinginkan dimensi sebenarnya dari barang atau jasa yang di hasilkan.
  • 20. 20 Rumus Cpk adalah : 𝐂𝐩𝐀 = π’Žπ’Šπ’π’Šπ’Žπ’‚π’ ( 𝒃𝒂𝒕𝒂𝒔 π’Œπ’†π’π’…π’‚π’π’Š 𝒂𝒕𝒂𝒔 βˆ’ πœ²π’ƒπ’‚π’“ πŸ‘π›” , πœ²π’ƒπ’‚π’“ βˆ’ 𝒃𝒂𝒕𝒂𝒔 π’Œπ’†π’π’…π’‚π’π’Š π’ƒπ’‚π’˜π’‚π’‰ πŸ‘π›” ) Dimana : Xbar = rerata proses Οƒ = standar devisias dari populasi proses. Apabila angka Cpk untuk batas spesifikasinya atas dan bawah sama dengan 1,0, maka variasi proses verada di tengah dan prosesnya dikatakan mampu menghasilkan barang dalam Β±3 standart devisiasi (kurang dari 2700 jumlah cacatnya setiap sejuta). Untuk nilai Cpk 2,0 prosesnya mampu menghasilkan kurang dari 3,4 barang cacat setiap sejuta. Agar Cpk dapat lebih dari 1, Οƒ harus kurang dari 1 3 selisih antara spesifikasi dan rerata prpses (X). J. INDEKS KAPABILITAS PROSES (Cpk) Indeks Kapabilitas Proses, Cpk, mengukur selisih antara dimensi yang diinginkan dan dimensi sebenarnya dari barang atau jasa yang dihasilkan. Rumus Cpk Cpk = minimal [ π΅π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘  π‘˜π‘’π‘›π‘‘π‘Žπ‘™π‘– π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘ βˆ’ 𝑋 3𝜎 , 𝑋 β€“π΅π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘  π‘˜π‘’π‘›π‘‘π‘Žπ‘™π‘– π‘π‘Žπ‘€π‘Žβ„Ž 3𝜎 ] di mana : X = rerata proses Οƒ = standar deviasi dari populasi proses Apabila angka Cpk untuk batas spesifikasi atas dan bawah sama dengan 1,0, maka variasi proses berada di tengah dan prosesnya dikatakan mampu menghasilkan
  • 21. 21 Cpk = antara 0 dan 1 (prosesnya tidak memenuhi spesifikasi) barang dalam Β± 3 standar deviasi (kurang dari 2.700 jumlah cacat setiap sejuta). Untuk nilai Cpk 2,0, prosesnya mampu menghasilkan kurang dari 3,4 barang cacat setiap sejuta. Agar Cpk dapat lebih dari 1,Οƒ harus kurang dari 1/3 selisih antara spesifikasi dan rerata proses (X) Makna Pengukuran Cpk Nilai Cpk senilai 1,0 baik untuk batas kendali atas dan bawah menunjukan variasi proses berada dalam batas kendali atas dan bawah. Nilai Cpk yang berada di atas 1,0 menunjukan prosesnya menjadi semakin teraraah pada sasarannya dengan berkurangnya cacat. Apabila Cpk kurang dari 1,0 prosesnya tidak akan memproduksi barang dalam toleransi yang telah ditentukan. Dibutuhkan angka Cpk di atas 1,0 agar prosesnya tetap terpusat dan tidak menyimpang atau β€œbergeser”. Cpk = nilai negatif (prosesnya tidak memenuhi spesifikasi) Cpk = nol (prosesnya tidak memenuhi spesifikasi)
  • 22. 22 K. SAMPLING KEBERTERIMAAN Sampling keberterimaan (acceptance sampling) adalah suatu bentuk pengujian yang meliputi pengambilan sample acak dari β€œlot” atau kumpulan produk jadi dan pengukuran sample itu terhadap standar yang telah ditentukan. Mengambil sampel lebih ekonomis jika dibandingkan dengan pemeriksaan 100%. Kualitas dari sampel digunakan untuk menilai kualitas dari semua barang dalam lot. Meskipun atribut dan variabel dapat diperiksa oleh sampling keberterimaan, pemeriksaan atribut lebih umum digunakan. Sampling keberterimaan dapat diterapkan baik ketika bahan – bahan tiba di pabrik maupun pada akhir pemeriksaan, tapi biasanya digunakan untuk mengendalikan kumpulan produk masuk yang dibeli. Suatu lot barang yang ditolak atas dasar tingkat jumlah cacat yang tidak dapat diterima yang ditemukan pada sampel dapat (1) dikembalikan ke pemasok atau (2) diperiksa 100% untuk Cpk = 1 (prosesnya memenuhi spesifikasi) Cpk = lebih besar dari 1 (prosesnya lebih baik dari spesifikasi yang diwajibkan)
  • 23. 23 menyisihkan semua cacat dan biaya penyaringannya dibebankan ke pemasok. Namun sampling keberterterimaan tidak dapat menggantikan pengendalian proses yang memadai. Pada kenyataannya, pendekatan yang dianut sekarang adalah menciptakan kendali statistik pada pihak pemasok sehingga sampling keberterimaan tidak perlu dilakukan lagi. Kurva Karakteristik Operasional Kurva karakteristik operasional (operating characteristic curve, OC) menjelaskan seberapa baiknya suatu rencana penerimaan dalam membedakan antara lot yang baik dan buruk. Kurva terkait dengan suatu rencana tertentu yaitu gabungan antara n (ukuran sampel) dan c (tingkat penerimaan). Kurva tersebut dimaksudkan untuk menunjukan peluang suatu rencana akan menerima lot dengan kualitas yang bervariasi. Sampling keberterimaan umumnya melibatkan dua pihak, produsen dan konsumen dari produk. Dalam menetapkan rencana sampling, setiap pihak akan mencoba mencegah kesalahan fatal dalam menerima atau menolak lot. Produsen biasanya bertanggung jawab mengganti semua cacat dalam lot yang ditolak, atau mengganti dengan lot baru yang dikirim ke pelanggan. Dengan demikian, produsen akan berusaha menghindari terjadinya kesalahan bahwa lot yang bagus ditolak oleh konsumen (risiko produsen). Di lain pihak, pelanggan atau konsumen akan berusaha menghindari kesalahan menerima lot yang jelek (cacat) karena kecacatan yang ditemukan pada lot yang sudah diterima biasanya merupakan tanggung jawab pelanggan (risiko konsumen). Kurva OC memperlihatkan sifat dari suatu rencana sampling, termasuk risiko dari pengambilan keputusan yang salah. Tingkat kualitas berterima (acceptable quality level, AQL) adalah tingkat kualitas paling buruk yang masih dapat diterima. Dengan kata lain, kita hanya ingin
  • 24. 24 menerima lot dengan tingkat kualitas seperti itu atau lebih baik, dan tidak mau menerima yang lebih rendah. Apabila tingkat kualitas berterimanya adalah 20 barang cacat dalam lot yang terdiri atas 1000 barang, maka AQL adalah 20/1000 = 2% cacat. Persen cacat toleransi lot (lot tolerance percent defective, LTPD) adalah tingkat kualitas dari lot yang kita anggap jelek. Kita akan menolak lot yang mempunyai tingkat kualitas seperti ini atau tingkat kualitas yang lebih jelek. Apabila disepakati bahwa tingkat kualitas yang tidak dapat diterima adalah 70 barang cacat setiap 1000, maka nilai LTPD-nya adalah 70/1000 = 7%. Untuk mendapatkan suatu rencana sampling, produsen dan konsumen tidak hanya harus menentukan β€œlot yang baik” dan β€œlot yang jelek” melalui AQL dan LTPD. Namun mereka juga harus menentukan tingkat – tingkat risikonya. Seperti risiko produsen (Ξ±) yaitu peluang suatu β€œlot yang baik” ditolak oleh konsumen dan risiko konsumen (Ξ²) yaitu peluang β€œlot yang buruk” diterima oleh konsumen. Peluang menolak lot yang baik disebut kesalahan tipe I dan peluang menerima lot yang cacat disebut kesalah tipe II. Rata – rata Kualitas Keluaran Rata – rata kualitas keluaran merupakan nilai jumlah cacat dalam rata – rata lot barang yang diselidiki melalui sampling keberterimaan. Pada kebanyakan rencana sampling, ketika suatu lot ditolak, keseluruhan lot tersebut akan diperiksa dan semua barang yang cacat akan diganti. Metode penggantian ini meningkatkan rata – rata kualitas keluaran dalam hal nilai persen cacatnya. Sesungguhnya jika terdapat (1) teknik sampling apapun yang menggantu semua barang cacat yang ditemukan dan (2) nilai persen cacat lot yang ada sebenarnya, kita dapat menentukan rata – rata kualitas keluaran (AOQ) dalam persen cacat. Persamaan AOQ :
  • 25. 25 AOQ = ( 𝑃𝑑)( π‘ƒπ‘Ž)(𝑁 βˆ’ 𝑛) 𝑁 di mana : Pd = nilai persen cacat sebenarnya dari sebuah lot Pa = peluang menerima lot yang cacat pada ukuran dan jumlah sampel tertentu N = jumlah barang dalam lot n = banyaknya nilai dalam sampel Nilai maksimum AOC menunjukan rata – rata persen cacat yang tertinggi atau rata – rata kualitas kualitas terendah untuk rencana samplingnya. Nilai ini dinamakan batas rata – rata kualitas keluaran (average outgoing quility limit, AOQL) Sampling keberterimaan bermanfaat dalam menyaring lot yang masuk. Ketika barang yang cacat diganti dengan yang baik, sampling keberterimaan akan membantu meningkatkan kualitas lot dengan mengurangi nilai persen cacat keluarannya.
  • 26. 26 BAB III (PENUTUP) KESIMPULAN Kendali Proses Statistic adalah perangkat utama untuk mengendalikan kualitas. Diagram Kendali untuk SPC membantu manajer operasi untuk membedakan anatara variasi alamiah dan terusut. Diagram x dan lingkaran R digunakan untuk sampling variabel, sedangkan diagram p dan diagram c digunakan untuk melakukan sampling atribut. Nilai Cpk menyatakan kapabilitas prosesnya. Kurva karakteristik operasional memfasilitasi penerapan sampling keberterimaan dan memberikan alat bantu manajer untuk menilai kualitas dari jalannya produksi atau pengiriman barang.
  • 27. 27 DAFTAR PUSTAKA Heizer,Jay dan Barry Render.2009.Manajemen Operasi.Jakarta:Salemba Empat