SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
Tugas Persentase
Pengendalian Mutu
GRAFIK PENGENDALI SIFAT BAGIAN TAK SESUAI
KELOMPOK I
M. RIHALDY UTAMA (H12113322)
IRFAN TAUFIK (H12113025)
ALIMUN MIRZAD (H12113027)
PROGRAM STUDY STATISTIKA
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala tuhan semesta alam atas
limpahan rahmat dan hidayahnya, beserta ridhonya sehingga makalah pengendalian
mutu ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Sholawat dan salam semoga
selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad Sallallahu ‘Alaihi Wasallam beserta
para keluarganya dan para sahabatnya.
Makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah pengendalian
mutu, makalah ini berisikan tentang grafik pengendali sifat pada pengendalian
mutu.
Keberhasilan makalah ini tidak lepas dari arahan dan bimbingan dari dosen
yang bersangkutan pada mata kuliah pengendalian mutu, beserta teman-teman yang
telah bersedia membantu, mendukung, dan memberikan sumbangsi pendapatnya
sehingga makalah ini terselesaikan.
Penulis menyadari masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan dalam
penulisan makalah ini, untuk itu sangat diharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini. Namun demikian, penulis tetap
berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.
Makassar, 20 Oktober 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman judul i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Grafik Pengendali Bagian Tak Sesuai 3
B. Pengembangan Dan Operasi Grafik Pengendali 3
C. Ukuran Sampel Berbeda-Beda 11
D. Fungsi Karakteristik Operasi 16
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 19
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Banyak karakteristik kualitas tidak dapat dengan mudah dinyatakan secara
numerik. Dalam hal seperti itu, biasanya tiap benda yang diperiksa kita
klasifikasi sebagai sesuai dengan spesifikasi pada karakteristik kualitas itu atau
tidak sesuai dengan spesifikasi. Istilah “cacat” dan “tidak cacat” kadang-kadang
digunakan untuk mengidentifikasi kedua klasifikasi produk ini. Baru-baru ini
istilah “sesuai” dan “tidak sesuai” menjadi populer. Karakteristik kualitas
seperti ini dinamakan sifat (atribut). Beberapa contoh karakteristik kualitas
yang merupakan sifat termasuk terjadinya tangkai penghubung mesin mobil
yang bengkok dalam suatu hari produksi, bagian keping semi konduktor tak
berfungsi dalam satu giliran produksi, dan sebagainya.
Dalam makalah ini, kita sajikan grafik yang berhubungan dengan bagian
produk yang tak sesuai atau cacat yang dproduksi oleh suatu proses produksi
yang dinamakan grafik pengendali untuk bagian tak sesuai , atau grafik p.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, dapat ditarik
beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana cara membuat grafik pengendali sifat bagian tak sesuai ?
2. Bagaimana pengembangan dan operasi grafik pengendali ?
3. Bagaimana grafik pengendali sifat pada ukuran sampel berbeda-beda ?
4. Bagaimana fungsi karakteristik operasi ?
C. TUJUAN
1. Mengetahui cara membuat grafik pengendali sifat bagian tak sesuai.
2. Mengetahui pengembangan dan operasi grafik pengendali.
3. Mengetahui grafik pengendali sifat pada ukuran sampel berbeda-beda.
4. Mengetahui fungsi karakteristik operasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. GRAFIK PENGENDALI BAGIAN TAK SESUAI
Asas asas statistik yang melandasi grafik pengendali untuk bagian tak
sesuai didasarkan atas distribusi binomial. Misalkan proses produksi bekerja
dalam keadaan stabil, sehingga probabilitas bahwa sesuatu unit akan tidak
sesuai dengan spesifikasi adalah p, dan unit yang diproduksi berturutan adalah
independen. Maka tiap unit yang diproduksi merupakan realisasi suatu variable
random Bernoulli dengan parameter p. Apabila sampel random dengan n unit
produk dipilih, dan D adalah banyak unit produk yang tak sesuai maka D
berdistribusi binomial dengan parameter n dan p, yakni
𝑃{ 𝐷 = 𝑥} = (
𝑛
𝑥
) 𝑝 𝑥(1− 𝑝) 𝑛−𝑥
𝑥 = 0,1,2,3, … , 𝑛 (1)
Kita ketahui bahwa mean dan variansi variable random D masing-asing adalah
np dan np(1 – p).
Bagian tak sesuai sampel didefenisikan sebagai perbandingan banyak unit
tak sesuai dalam sampel D dengan ukuran sampel n; yakni
𝑝̂ =
𝐷
𝑛
(2)
Distribusi variable random 𝑝̂ dapat diperoleh dari distribusi binomial.
Selanjutnya, mean dan variansi 𝑝̂ masing-masing adalah
𝜇 = 𝑝 (3)
Dan
𝜎𝑝
2
=
𝑝(1−𝑝)
𝑛
(4)
B. PENGEMBANGAN DAN OPERASI GRAFIK PENGENDALI
Jika w suatu statistic yang mengukur suatu karakteristik kualitas, dan jika
mean w adalah 𝜇 𝑤 dan variansi w adalah 𝜎 𝑤′
2
maka model umum grafik
pengendali Shewhart adalah sebagai berikut :
𝐵𝑃𝐴 = 𝜇 𝑤 + 𝑘𝜎 𝑤
𝐺𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ = 𝜇 𝑤 (5)
𝐵𝑃𝐵 = 𝜇 𝑤 − 𝑘𝜎 𝑤
dengan k adalah jarak batas pengendali dari garis tengah, dalam kelipatan
deviasi standar w. biasanya dipilih 𝑘 = 3.
Andaikan bahwa bagian tak sesuai yang sebenarnya p dalam proses
produksi itu diketahui, atau nilai standar ditentukan oleh manajemen. Maka dari
persamaan (5), garis tengah dan batas pengendali grafik pengendali bagian tak
sesuai adalah
𝐵𝑃𝐴 = 𝑝 + 3√
𝑝(1 − 𝑝)
𝑛
𝐺𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ = 𝑝 (6)
𝐵𝑃𝐵 = 𝑝 − 3√
𝑝(1 − 𝑝)
𝑛
Operasi yang sebenarnya grafik ini akan terdiri dari pengambilan sampel-
sampel dengan n unit berturut-turut, menghitung bagian tak sesuai sampel 𝑝̂,
dan menggambarkan statistic 𝑝̂ pada grafik. Selama 𝑝̂ tetap di dalam batas
pengendali dan deretan titik-titik yang tergambar tidak menunjukkan pola
sistematik atau tak random, kita simpulkan bahwa proses itu terkendali pada
tingkat p. jika suatu titik terletak di luar batas pengendali, atau jika diamati pola
tak random dalam titik-titik tergambar itu, maka kita simpulkan bahwa bagian
tak sesuai proses itu telah bergeser ke tingkat yang baru dan proses itu tak
terkendali.
Apabila bagian tak sesuai proses itu p tidak diketahui, maka p itu harus
ditaksir dari data observasi. Prosedur yang biasa adalah memilih m sampel
pendahuluan, masing-masing berukuran n. sebagai aturan umum, m haruslah 20
atau 25. Maka jika 𝐷𝑖 unit tak sesuai dalam sampel i, kita hitung bagian tak
sesuai dalam sampel ke i itu sebagai
𝑝̂ 𝑖 =
𝐷𝑖
𝑛
𝑖 = 1,2,3, …, 𝑚
dan rata-rata bagian tak sesuai sampel-sampel ini adalah
𝑝̅ =
∑ 𝐷𝑖
𝑚
𝑖=1
𝑚𝑛
=
∑ 𝑝̂𝑖
𝑚
𝑖=1
𝑚
(7)
Statistic 𝑝̅ menaksir bagian tak sesuai p yang tidak diketahui. Garis tengah dan
batas pengendali grafik pengendali untuk bagian tak sesuai dihitung sebagai
𝐵𝑃𝐴 = 𝑝̅ + 3√
𝑝̅(1 − 𝑝̅)
𝑛
𝐺𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ = 𝑝̅ (8)
𝐵𝑃𝐵 = 𝑝̅ − 3√
𝑝̅(1 − 𝑝̅)
𝑛
Kita pandang batas pengendali yang diperoleh dalam (8) sebagai batas
pengendali percobaan. Batas pengendali itu memungkinkan kita untuk
menentukan apakah proses dalam keadaan terkendali ketika m sampel awal
tersebut dipilih.
Jika grafik pengendali didasarkan atas nilai yang diketahui atau nilai standar
untuk bagian tak sesuai p, maka penghitung batas pengendali percobaan
umumnya tidak diperlukan. Tetapi, orang harus hati-hati apabila bekerja dengan
nilai standar p. karena dalam praktek nilai p yang sebenarnya jarang diketahui
dengan pasti, kita biasanya diberi nilai standar p yang merupakan nilai yang
diinginkan atau sasaran untuk bagian tak sesuai proses. Jika demikian halnya,
dan sampel-sampel yang akan datang menunjukkan keadaan tak terkendali, kita
harus menentukan bahwasanya proses itu tak terkendali pada nilai p yang lain.
Contoh 1 :
Sari air jeruk dingin dipak dalam kotak karton 6 ons. Kotak ini dibuat
dengan mesin dengan memintalnya dari bahan karton, dan memasang lembaran
metal pada bagian bawahnya. Dengan pemeriksaan kotak, kita dapat
menentukan apakah kotak bocor (bila diisi) pada lipatan sisi atau atau sekeliling
lipatan bawah. Ketidaksesuaian kotak itu seperti itu mempunyai tanda tak wajar
bak pada lipatan sisi atau lembaran bawah. Kita ingin membuat grafik
pengendali untuk memantau bagian kotak tak sesuai yang dihasilkan dengan
mesin ini.
Untuk membuat grafik pengendali, 30 sampel masing-masing dengan 50
kotak dipilih dalam selang setengah jam meliputi periode tiga giliran waktu
mesin beroperasi terus menerus. Data ditunjukkan dalam Tabel 1.
Kita susun grafik pengendali awal untuk melihat apakah proses terkendali
ketika data ini dikumpulkan, karena 30 sampel memuat ∑ 𝐷𝑖 = 34730
𝑖=1 kotak
tak sesuai, dari persamaan 7 kita peroleh
𝑝̅ =
∑ 𝐷𝑖
𝑚
𝑖=1
𝑚𝑛
=
347
(30)(50)
= 0,2313
Menggunakan 𝑝̅ sebagai nilai taksiran bagian tak sesuai proses yang
sebenarnya, sekarang kita dapat mengitung batas pengendali atas dan bawah
sebagai
𝑝̅ ± 3√
𝑝̅(1 − 𝑝̅)
𝑛
= 0,2313 ± 3√
0,2313(0,7687)
50
= 0,2313 ± 3(0,0596)
= 0,2313 ± 0,1789
Tabel 1. Data untuk batas pengendali percobaan, contoh 1.
Nomor Sampel Banyak ketidaksesuaian, 𝐷𝑖 Bagian tak sesuai sampel 𝑝̂ 𝑖
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
12
15
8
10
4
7
16
9
14
10
5
6
17
0,24
0,30
0,16
0,20
0,08
0,14
0,32
0,18
0,28
0,20
0,10
0,12
0,34
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
12
22
8
10
5
13
11
20
18
24
15
9
12
7
13
9
6
0,24
0,44
0,16
0,20
0,10
0,26
0,22
0,40
0,36
0,48
0,30
0,18
0,24
0,14
0,26
0,18
0,12
347 𝑝̅ = 0,2313
Dengan demikian
𝐵𝑃𝐴 = 0,2313 + 0,1789 = 0,4102
Dan
𝐵𝑃𝐴 = 0,2313 − 0,1789 = 0,0524
Grafik pengendali dengan garis tengah pada 𝑝̅ = 0,2313 dan batas pengendali
atas dan bahwa seperti di atas ditunjukkan dalam Gambar 1. Bagian tak sesuai
sampel dari tiap-tiap sampel awal digambarkan pada grafik ini. Kita catat bahwa
dua titik, dari sampel 15 dan 23, terletak diatas batas pengendali atas, jadi proses
itu tidak terkendali. Titik-titik ini harus diselidiki untuk melihat apakah sebab
terduga dapat ditentukan.
Nomor Sampel
Gambar 1. Grafik pengendali bagian tak sesuai data dalam table 1.
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa sampel 15 dan 23 keluar dari batas
pengendali atas, akibatnya sampel 15 dan 23 dikeluarkan dan garis tengah
baru dan batas pengendali yang diperbaiki dihitung sebagai
𝑝̅ =
301
(28)(50)
= 0,2150
𝐵𝑃𝐴 = 𝑝̅ + 3√
𝑝̅(1 − 𝑝̅)
𝑛
= 0,2150 + 3√
0,2150(0,7850)
50
= 0,3893
𝐵𝑃𝐵 = 𝑝̅ − 3√
𝑝̅(1 − 𝑝̅)
𝑛
= 0,2150 − 3√
0,2150(0,7850)
50
= 0,0407
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Bagian Tak Sesuai Sampel BPA BPB
BPT BPAD BPBD
BPTD
Bagiantaksesuaisampel𝑝̂
Selama tiga giliran berikutnya setelah penyesuaian mesin dan pengenalan
grafik pengendali, dikumpulkan tambahan 24 sampel masing-masing dengan 50
observasi. Data ini ditunjukkan dalam table 2, dan bagian tak sesuai sampel
digambarkan pada grafik pengendali gambar 2.
Dari pengamatan gambar 2, kesan kita yang segera timbul adalah bahwa
proses itu sekarang bekerja pada tingkat kualitas baru yang jauh lebih rendah
dari garis tengah 𝑝̅ = 0,2150. Satu titik, dari sampel 11, di bawah batas
pengendali bawah. Tidak ada sebab terduga bagi isyarat tak terkendali ini dapat
ditemukan.
Kita dapat menguji hipotesis bahwa bagian tak sesuai proses dalam periode
tiga giliran sekarang ini berbeda dengan bagian tak sesuai proses dalam data
pendahuluan. Hipotesis itu adalah
𝐻0: 𝑝1 = 𝑝2
𝐻1: 𝑝1 > 𝑝2
Tabel 2. Data kotak sari air jeruk dalam sampel berukuran n = 50
Nomor Sampel Banyak kaleng tidak
sesuai, 𝐷𝑖
Bagian tak sesuai
Sampel, 𝑝̂ 𝑖
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
9
6
12
5
6
4
5
3
7
6
0.18
0.12
0.24
0.10
0.12
0.08
0.10
0.06
0.14
0.12
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
2
4
3
6
5
4
8
5
6
7
5
6
3
4
0.04
0.08
0.06
0.12
0.10
0.08
0.16
0.10
0.12
0.14
0.10
0.12
0.06
0.18
133 𝑝̅ = 0.1108
Dengan 𝑝1 adalah bagian tak sesuai dari data pendahuluan dan 𝑝2 bagian tak
sesuai proses dalam periode sekarang. 𝑝1 dapat kita taksir dengan 𝑝̂1 = 𝑝 =
0,2150 dan 𝑝2 dengan
𝑝̅ =
∑ 𝐷𝑖
𝑚
𝑖=1
(24)(50)
=
133
1200
= 0,1108
Statistic penguji untuk hipotesis di atas adalah
𝑍0 =
𝑝̂1 − 𝑝̂2
√𝑝̂(1 − 𝑝̂) (
1
𝑛1
+
1
𝑛2
)
Gambar 2. Grafik pengendali bagian tak sesuai.
Di mana
𝑝̂ =
𝑛1 𝑝̂1 + 𝑛2 𝑝̂2
𝑛1 + 𝑛2
Dalam contoh, kita dapatkan
𝑝̂ =
(1400)(0.2150)+ (1200)(0.1108)
1400 + 1200
= 0.1669
𝑍0 =
0.2150 − 0.1108
√(0.1669)(0.8331)(
1
1400
+
1
1200
)
= 7.22
Membandingkan ini dengan titik 0.05 atas distribusi normal standar, kita
peroleh 𝑍0 > 𝑍0.05. kesimpulannya, kita menolak 𝐻0 dan menyimpulkan telah
ada penurunan yang signifikan dalam ketidaksesuaian proses.
C. UKURAN SAMPEL BERBEDA-BEDA
Karena dalam tiap periode dapat diproduksi banyak unit yang berbeda,
maka grafik pengendali itu akan mempunyai ukuran sampel yang berbeda-beda.
Ada beberapa pendekatan dalam pembentukan dan pengoperasian grafik
pengendali dengan ukuran sampel berbeda-beda.
0
0.05
0.1
0.15
0.2
0.25
0.3
0.35
0.4
0.45
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Bagian Tak Sesuai Sampel BPT BPA BPB
Pendekatan pertama, dan mungkin yang paling sederhana adalah
menentukan batas pengendali untuk tiap-tiap sampel yang didasarkan atas
ukuran sampel tertentu. Yakni, jika sampel ke i berukuran 𝑛𝑖, maka batas atas
dan bawahnya adalah 𝑝 ± 3√
𝑝(1−𝑝)
𝑛𝑖
. Perhatikan bahwa lebar batas pengendali
berbanding terbalik dengan ukuran sampel. Untuk melukiskan pendekatan ini,
pandang table 4. Untuk 25 sampel itu, kita hitung
𝑝̅ =
∑ 𝐷𝑖
25
𝑖=1
∑ 𝑛𝑖
25
𝑖=1
=
234
2450
= 0,096
Maka, garis tengah pada 0.096 dan batas pengendali
𝐵𝑃𝐴 = 𝑝̅ + 3√
𝑝̅(1 − 𝑝̅)
𝑛
= 0,096 + 3√
0.096(0.904)
𝑛𝑖
𝐵𝑃𝐵 = 𝑝̅ − 3√
𝑝̅(1 − 𝑝̅)
𝑛
= 0,096 − 3√
0.096(0.904)
𝑛𝑖
Dengan 𝜎̂ 𝑝̂ adalah taksiran deviasi standar bagian tak sesuai sampel 𝑝̂.
Perhitungan untuk menentukan batas pengendali disajikan dalam tiga kolom
terakhir table 4. Grafik pengendali itu dilukiskan dalam gambar 4.
0
0.05
0.1
0.15
0.2
0.25
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Bagian Tak Sesuai Sampel BPB BPA BPT
Tabel 4. Data untuk grafik pengendali bagian tak sesuai dengan ukuran sampel berbeda-beda.
Nomor
Sampel, i
Ukuran Sampel
𝑛𝑖
Banyak keti-
daksesuaian,
𝐷𝑖
Bagian Tak Se-
suai sampel,
𝑝̂ = 𝐷𝑖 𝑛𝑖⁄
Deviasi Standar
𝜎̂ 𝑝̂ = √
0.096(0.904)
𝑛𝑖
Batas Pengendali
BPB BPA
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
100
80
80
100
110
110
100
100
90
90
110
120
120
120
110
80
80
80
90
100
100
100
100
90
90
12
8
6
9
10
12
11
16
10
6
20
15
9
8
6
8
10
7
5
8
5
8
10
6
9
0.120
0.100
0.075
0.090
0.091
0.109
0.110
0.160
0.110
0.067
0.182
0.125
0.075
0.067
0.055
0.100
0.125
0.088
0.056
0.080
0.050
0.080
0.100
0.067
0.100
0.029
0.033
0.033
0.029
0.028
0.028
0.029
0.029
0.031
0.031
0.028
0.027
0.027
0.027
0.028
0.033
0.033
0.033
0.031
0.029
0.029
0.029
0.029
0.031
0.031
0.009
0
0
0.009
0.012
0.012
0.009
0.009
0.003
0.003
0.012
0.015
0.015
0.015
0.012
0
0
0
0.003
0.009
0.009
0.009
0.009
0.003
0.003
0.183
0.195
0.195
0.183
0.180
0.180
0.183
0.183
0.189
0.189
0.180
0.177
0.177
0.177
0.180
0.195
0.195
0.195
0.189
0.183
0.183
0.183
0.183
0.189
0.189
2450 234 0.096
Pendekatan kedua adalah mendasarkan grafik pengendali pada ukuran
sampel rata-rata yang menghasilkan himpunan batas pengendali pendekatan. Ini
menganggap bahwa ukuran sampel yang akan dating tidak akan besar bedanya
dari yang diamati sebelumnya.
Untuk data table 4, kita peroleh sampel rata-rata adalah
𝑛̅ =
∑ 𝑛𝑖
25
𝑖=1
25
=
2450
25
= 98
Maka batas atas pengendali pendekatan adalah
𝐵𝑃𝐴 = 𝑝̅ + 3√
𝑝̅(1 − 𝑝̅)
𝑛
= 0,096 + 3√
0.096(0.904)
98
= 0.185
𝐵𝑃𝐵 = 𝑝̅ − 3√
𝑝̅(1 − 𝑝̅)
𝑛
= 0,096 − 3√
0.096(0.904)
98
= 0.007
Grafik pengendali hasilnya ditunjukkan dalam gambar 5.
Gambar 5. Grafik pengendali bagian tak sesuai berdasarkan ukuran sampel rata-rata
0
0.02
0.04
0.06
0.08
0.1
0.12
0.14
0.16
0.18
0.2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Bagian Tak Sesuai Sampel BPA BPB
Nomor
Sampel, i
Ukuran Sampel
𝑛𝑖
Banyak keti-
daksesuaian,
𝐷𝑖
Bagian Tak Se-
suai sampel,
𝑝̂ = 𝐷𝑖 𝑛𝑖⁄
Deviasi Standar
𝜎̂ 𝑝̂ = √
0.096(0.904)
𝑛𝑖
𝑍0 =
𝑝̂ − 𝑝̅
√0.096(0.904)
𝑛𝑖
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
100
80
80
100
110
110
100
100
90
90
110
120
120
120
110
80
80
80
90
100
100
100
100
90
90
12
8
6
9
10
12
11
16
10
6
20
15
9
8
6
8
10
7
5
8
5
8
10
6
9
0.120
0.100
0.075
0.090
0.091
0.109
0.110
0.160
0.110
0.067
0.182
0.125
0.075
0.067
0.055
0.100
0.125
0.088
0.056
0.080
0.050
0.080
0.100
0.067
0.100
0.029
0.033
0.033
0.029
0.028
0.028
0.029
0.029
0.031
0.031
0.028
0.027
0.027
0.027
0.028
0.033
0.033
0.033
0.031
0.029
0.029
0.029
0.029
0.031
0.031
0.83
0.12
-0.64
-0.21
-0.18
0.46
0.48
2.21
0.45
-0.94
3.07
1.07
-0.78
-1.07
-1.46
0.12
0.88
-0.24
-1.29
-0.55
-1.59
-0.55
0.14
-0.94
0.13
Tabel 5. Penghitungan grafik pengendali terstandar dalam gambar 6.
Gambar 6. Grafik Pengendali bagian tak sesuai terstandarisasi
Satu penyelesaian untuk suatu masalah adalah dengan menggunakan grafik
pengendali “terstandar”, dengan titik-titik digambarkan dalam unit deviasi
standar. Grafik pengendali seperti itu mempunyai garis tengah pada nol, serta
batas pengendali atas dan bawah masing-masing +3 dan -3. Variable yang
digambarkan dalam grafik adalah
𝑍𝑖 =
𝑝̂ 𝑖 − 𝑝
√
𝑝(1 − 𝑝)
𝑛𝑖
Dengan p (atau 𝑝̂ jika nilai standar tidak diberikan) adalah bagian tak sesuai
proses dalam keadaan terkendali. Grafik pengendali terstandar untuk data table
4 ditunjukkan dalam gambar 6. Penghitungan yang berkaitan dengan grafik
pengendali ini ditunjukkan dalam table 5.
D. FUNGSI KARAKTERISTIK OPERASI
Fungsi karakteristik operasi (atau KO) grafik pengendali bagian tak sesuai
adalah penyajian grafis probabilitas menerima secara salah hipotesis keadaan
terkendali statistic (yakni kesalahan tipe II atau β) terhadap bagian tak sesuai
proses. Kurva KO memberikan ukuran kepekaan grafik pengendali; yakni,
kemampuannya menyidik suatu pergesaran dalam bagian tak sesuai proses dari
-4
-3
-2
-1
0
1
2
3
4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Zi BPA BPB
nilai nominal 𝑝̅ ke suatu nilai lain p. probabilitas, kesalahan tipe II untuk grafik
pengendali bagian tak sesuai dapat dihitung dari
𝛽 = 𝑃[ 𝑝̂ < 𝐵𝑃𝐴|𝑝] − 𝑃[ 𝑝̂ ≤ 𝐵𝑃𝐵|𝑝]
= 𝑃[ 𝐷 < 𝑛𝐵𝑃𝐴|𝑝] − 𝑃[ 𝐷 ≤ 𝑛𝐵𝑃𝐵|𝑝] (9)
p P [ D ≤ 18 | p ] P [ D ≤ 2 |p ] Β = P [ D < 2 | p ] – P[ D ≤ 2 | p ]
0.01
0.03
0.05
0.10
0.15
0.20
0.25
0.30
0.35
0.40
0.45
0.50
0.55
1.0000
1.0000
1.0000
1.0000
0.9999
0.9975
0.9713
0.8594
0.6216
0.3356
0.1273
0.0325
0.0053
0.9862
0.8108
0.5405
0.1117
0.0142
0.0013
0.0001
0.0000
0.0000
0.0000
0.0000
0.0000
0.0000
0.0138
0.1892
0.4595
0.8883
0.9857
0.9962
0.9712
0.8594
0.6216
0.3356
0.1273
0.0325
0.0053
Tabel 6. Penghitungan bagi penyusunan kurva KO grafik pengendali bagian
tak sesuai dengan n = 50, BPB = 0.0303 dan BPA = 0.3697
Karena D variable random binomial dengan parameter n dan p, kesalahan
yang didefenisiskan dalam (9) dapat diperoleh dari distribusi binomial
kumulatif.
Menggunakan parameter pada table 6, persamaan (9) menjadi
𝛽 = 𝑃[ 𝐷 < (50)(0.3697)|𝑝] − 𝑃[ 𝐷 ≤ (50)(0.0303)|𝑝]
= 𝑃[ 𝐷 < 18.49|𝑝] − 𝑃[ 𝐷 ≤ 1.52|𝑝]
Tetapi, karena D harus merupakan bilangan bulat maka kita peroleh
𝛽 = 𝑃[ 𝐷 < 18|𝑝] − 𝑃[ 𝐷 ≤ 2|𝑝]
Kurva KO dilukiskan dalam gambar 7.
Gambar 7. Kurva karakteristik operasi grafik pengendali bagian tak sesuai.
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
0.01 0.03 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 0.45 0.5 0.55
B Series 2 Series 3
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Asas asas statistik yang melandasi grafik pengendali untuk bagian tak sesuai
didasarkan atas distribusi binomial. Misalkan proses produksi bekerja dalam
keadaan stabil, sehingga probabilitas bahwa sesuatu unit akan tidak sesuai
dengan spesifikasi adalah p, dan unit yang diproduksi berturutan adalah
independen.
2. Operasi yang sebenarnya grafik pengendali tak sesuai sampel akan terdiri dari
pengambilan sampel-sampel dengan n unit berturut-turut, menghitung bagian
tak sesuai sampel 𝑝̂, dan menggambarkan statistic 𝑝̂ pada grafik. Selama 𝑝̂
tetap di dalam batas pengendali dan deretan titik-titik yang tergambar tidak
menunjukkan pola sistematik atau tak random, kita simpulkan bahwa proses
itu terkendali pada tingkat p. jika suatu titik terletak di luar batas pengendali,
atau jika diamati pola tak random dalam titik-titik tergambar itu, maka kita
simpulkan bahwa bagian tak sesuai proses itu telah bergeser ke tingkat yang
baru dan proses itu tak terkendali.
3. Dalam tiap periode dapat diproduksi banyak unit yang berbeda, maka grafik
pengendali itu akan mempunyai ukuran sampel yang berbeda-beda. Ada
beberapa pendekatan dalam pembentukan dan pengoperasian grafik
pengendali dengan ukuran sampel berbeda-beda.
4. Fungsi karakteristik operasi (atau KO) grafik pengendali bagian tak sesuai
adalah penyajian grafis probabilitas menerima secara salah hipotesis keadaan
terkendali statistic (yakni kesalahan tipe II atau β) terhadap bagian tak sesuai
proses.

More Related Content

What's hot

Selang kepercayaan
Selang kepercayaanSelang kepercayaan
Selang kepercayaansidesty
 
Mencari Nilai Modus Suatu Data Menggunakan Turbo Pascal
Mencari  Nilai Modus Suatu Data Menggunakan Turbo PascalMencari  Nilai Modus Suatu Data Menggunakan Turbo Pascal
Mencari Nilai Modus Suatu Data Menggunakan Turbo PascalQonitha Amalia
 
Matematika diskrit (dual graf, lintasan dan sirkuit euler, lintasan dan sirku...
Matematika diskrit (dual graf, lintasan dan sirkuit euler, lintasan dan sirku...Matematika diskrit (dual graf, lintasan dan sirkuit euler, lintasan dan sirku...
Matematika diskrit (dual graf, lintasan dan sirkuit euler, lintasan dan sirku...Fatma Qolbi
 
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDAANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDAArning Susilawati
 
Tugas regresi linear dan non linier
Tugas regresi linear dan non linierTugas regresi linear dan non linier
Tugas regresi linear dan non liniernopiana
 
BAB 5. Distribusi Normal dan Distribusi Sampling
BAB 5. Distribusi Normal dan Distribusi SamplingBAB 5. Distribusi Normal dan Distribusi Sampling
BAB 5. Distribusi Normal dan Distribusi SamplingCabii
 
ALJABAR LINEAR ELEMENTER
ALJABAR LINEAR ELEMENTERALJABAR LINEAR ELEMENTER
ALJABAR LINEAR ELEMENTERMella Imelda
 
Tugas i statin lanjutan rahmi elviana 1620932015
Tugas i statin lanjutan   rahmi elviana 1620932015Tugas i statin lanjutan   rahmi elviana 1620932015
Tugas i statin lanjutan rahmi elviana 1620932015Rahmi Elviana
 
Transformasi laplace
Transformasi laplaceTransformasi laplace
Transformasi laplacedwiprananto
 
Statistika Uji Homogenitas (Uji Fmax, Uji Barlett, dan Uji Runs)
Statistika Uji Homogenitas (Uji Fmax, Uji Barlett, dan Uji Runs)Statistika Uji Homogenitas (Uji Fmax, Uji Barlett, dan Uji Runs)
Statistika Uji Homogenitas (Uji Fmax, Uji Barlett, dan Uji Runs)Awal Akbar Jamaluddin
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1Arvina Frida Karela
 
Modul metode regresi
Modul metode regresiModul metode regresi
Modul metode regresigiyantilinda
 

What's hot (20)

Selang kepercayaan
Selang kepercayaanSelang kepercayaan
Selang kepercayaan
 
Mencari Nilai Modus Suatu Data Menggunakan Turbo Pascal
Mencari  Nilai Modus Suatu Data Menggunakan Turbo PascalMencari  Nilai Modus Suatu Data Menggunakan Turbo Pascal
Mencari Nilai Modus Suatu Data Menggunakan Turbo Pascal
 
Bab 2 revisi
Bab 2 revisiBab 2 revisi
Bab 2 revisi
 
Matematika diskrit (dual graf, lintasan dan sirkuit euler, lintasan dan sirku...
Matematika diskrit (dual graf, lintasan dan sirkuit euler, lintasan dan sirku...Matematika diskrit (dual graf, lintasan dan sirkuit euler, lintasan dan sirku...
Matematika diskrit (dual graf, lintasan dan sirkuit euler, lintasan dan sirku...
 
Koset
KosetKoset
Koset
 
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDAANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA
 
Tugas regresi linear dan non linier
Tugas regresi linear dan non linierTugas regresi linear dan non linier
Tugas regresi linear dan non linier
 
BAB 5. Distribusi Normal dan Distribusi Sampling
BAB 5. Distribusi Normal dan Distribusi SamplingBAB 5. Distribusi Normal dan Distribusi Sampling
BAB 5. Distribusi Normal dan Distribusi Sampling
 
VARIABEL RANDOM & DISTRIBUSI PELUANG
VARIABEL RANDOM & DISTRIBUSI PELUANGVARIABEL RANDOM & DISTRIBUSI PELUANG
VARIABEL RANDOM & DISTRIBUSI PELUANG
 
ALJABAR LINEAR ELEMENTER
ALJABAR LINEAR ELEMENTERALJABAR LINEAR ELEMENTER
ALJABAR LINEAR ELEMENTER
 
Tugas i statin lanjutan rahmi elviana 1620932015
Tugas i statin lanjutan   rahmi elviana 1620932015Tugas i statin lanjutan   rahmi elviana 1620932015
Tugas i statin lanjutan rahmi elviana 1620932015
 
Transformasi laplace
Transformasi laplaceTransformasi laplace
Transformasi laplace
 
Statistika Uji Homogenitas (Uji Fmax, Uji Barlett, dan Uji Runs)
Statistika Uji Homogenitas (Uji Fmax, Uji Barlett, dan Uji Runs)Statistika Uji Homogenitas (Uji Fmax, Uji Barlett, dan Uji Runs)
Statistika Uji Homogenitas (Uji Fmax, Uji Barlett, dan Uji Runs)
 
Turunan numerik
Turunan numerikTurunan numerik
Turunan numerik
 
Pengantar Teori Peluang
Pengantar Teori PeluangPengantar Teori Peluang
Pengantar Teori Peluang
 
Makalah Uji T
Makalah Uji TMakalah Uji T
Makalah Uji T
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
 
Modul metode regresi
Modul metode regresiModul metode regresi
Modul metode regresi
 
Contoh-soal-kalkulus-iii
Contoh-soal-kalkulus-iiiContoh-soal-kalkulus-iii
Contoh-soal-kalkulus-iii
 
kekontinuan fungsi
kekontinuan fungsikekontinuan fungsi
kekontinuan fungsi
 

Similar to Grafik Pengendali Mutu

Seminar astungkara
Seminar astungkaraSeminar astungkara
Seminar astungkaraayuari43
 
SHEWART CHART QUALITY ASSURANCE. PPT.pptx
SHEWART CHART QUALITY ASSURANCE. PPT.pptxSHEWART CHART QUALITY ASSURANCE. PPT.pptx
SHEWART CHART QUALITY ASSURANCE. PPT.pptxhendismacab1
 
646_kuliah_1-3_bag2.ppt
646_kuliah_1-3_bag2.ppt646_kuliah_1-3_bag2.ppt
646_kuliah_1-3_bag2.pptdendyharyadi1
 
First Seven Tools of Quality Improvement_imu rev 4 april 2014
First Seven Tools of Quality Improvement_imu rev 4 april 2014First Seven Tools of Quality Improvement_imu rev 4 april 2014
First Seven Tools of Quality Improvement_imu rev 4 april 2014Iskandar Muda
 
Kelompok 8 analisis struktur (metode gauss jordan)
Kelompok 8 analisis struktur (metode gauss jordan)Kelompok 8 analisis struktur (metode gauss jordan)
Kelompok 8 analisis struktur (metode gauss jordan)Debora Elluisa Manurung
 
Peta peta proses kerja
Peta peta proses kerjaPeta peta proses kerja
Peta peta proses kerjayasmine22
 
Peta peta proses kerja
Peta peta proses kerjaPeta peta proses kerja
Peta peta proses kerjaRiko Satrianto
 
5. metode sampling kerja
5. metode sampling kerja5. metode sampling kerja
5. metode sampling kerjaDiery Sipayung
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK UAS - FARIDA NUR DADARI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK UAS - FARIDA NUR DADARILAPORAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK UAS - FARIDA NUR DADARI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK UAS - FARIDA NUR DADARIFarida Dadari
 
Brian Raafiu Perencanaan aliran bahan dan tata letak pabrik
Brian Raafiu Perencanaan aliran bahan dan tata letak pabrikBrian Raafiu Perencanaan aliran bahan dan tata letak pabrik
Brian Raafiu Perencanaan aliran bahan dan tata letak pabrikBrian Raafiu
 
Metodologi Penelitian - Diagram Alir.pptx
Metodologi Penelitian - Diagram Alir.pptxMetodologi Penelitian - Diagram Alir.pptx
Metodologi Penelitian - Diagram Alir.pptxJerry Dwifajar
 
Teknik perbaikan kualitas
Teknik perbaikan kualitasTeknik perbaikan kualitas
Teknik perbaikan kualitasISTA
 
Laporan Metode Statistikia II
Laporan Metode Statistikia IILaporan Metode Statistikia II
Laporan Metode Statistikia IIHirwanto Iwan
 
Pengendalian Kualitas Statistik #2
Pengendalian Kualitas Statistik #2Pengendalian Kualitas Statistik #2
Pengendalian Kualitas Statistik #2Adhitya Akbar
 
Laporan praktikum operation research
Laporan praktikum operation researchLaporan praktikum operation research
Laporan praktikum operation researchsoleman pangkurei
 

Similar to Grafik Pengendali Mutu (20)

Seminar astungkara
Seminar astungkaraSeminar astungkara
Seminar astungkara
 
Makalah spc
Makalah spcMakalah spc
Makalah spc
 
Quality tools cases
Quality tools casesQuality tools cases
Quality tools cases
 
SHEWART CHART QUALITY ASSURANCE. PPT.pptx
SHEWART CHART QUALITY ASSURANCE. PPT.pptxSHEWART CHART QUALITY ASSURANCE. PPT.pptx
SHEWART CHART QUALITY ASSURANCE. PPT.pptx
 
646_kuliah_1-3_bag2.ppt
646_kuliah_1-3_bag2.ppt646_kuliah_1-3_bag2.ppt
646_kuliah_1-3_bag2.ppt
 
First 7 tools imu
First 7 tools imuFirst 7 tools imu
First 7 tools imu
 
Pengantar teknik industri, modul 2
Pengantar teknik industri,  modul 2 Pengantar teknik industri,  modul 2
Pengantar teknik industri, modul 2
 
First Seven Tools of Quality Improvement_imu rev 4 april 2014
First Seven Tools of Quality Improvement_imu rev 4 april 2014First Seven Tools of Quality Improvement_imu rev 4 april 2014
First Seven Tools of Quality Improvement_imu rev 4 april 2014
 
Kelompok 8 analisis struktur (metode gauss jordan)
Kelompok 8 analisis struktur (metode gauss jordan)Kelompok 8 analisis struktur (metode gauss jordan)
Kelompok 8 analisis struktur (metode gauss jordan)
 
Peta peta proses kerja
Peta peta proses kerjaPeta peta proses kerja
Peta peta proses kerja
 
Peta peta proses kerja
Peta peta proses kerjaPeta peta proses kerja
Peta peta proses kerja
 
5. metode sampling kerja
5. metode sampling kerja5. metode sampling kerja
5. metode sampling kerja
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK UAS - FARIDA NUR DADARI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK UAS - FARIDA NUR DADARILAPORAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK UAS - FARIDA NUR DADARI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK UAS - FARIDA NUR DADARI
 
Brian Raafiu Perencanaan aliran bahan dan tata letak pabrik
Brian Raafiu Perencanaan aliran bahan dan tata letak pabrikBrian Raafiu Perencanaan aliran bahan dan tata letak pabrik
Brian Raafiu Perencanaan aliran bahan dan tata letak pabrik
 
Metodologi Penelitian - Diagram Alir.pptx
Metodologi Penelitian - Diagram Alir.pptxMetodologi Penelitian - Diagram Alir.pptx
Metodologi Penelitian - Diagram Alir.pptx
 
Teknik perbaikan kualitas
Teknik perbaikan kualitasTeknik perbaikan kualitas
Teknik perbaikan kualitas
 
Laporan Metode Statistikia II
Laporan Metode Statistikia IILaporan Metode Statistikia II
Laporan Metode Statistikia II
 
13. Konsep Penelitian Operasional
13. Konsep Penelitian Operasional13. Konsep Penelitian Operasional
13. Konsep Penelitian Operasional
 
Pengendalian Kualitas Statistik #2
Pengendalian Kualitas Statistik #2Pengendalian Kualitas Statistik #2
Pengendalian Kualitas Statistik #2
 
Laporan praktikum operation research
Laporan praktikum operation researchLaporan praktikum operation research
Laporan praktikum operation research
 

Recently uploaded

Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 

Recently uploaded (20)

Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 

Grafik Pengendali Mutu

  • 1. Tugas Persentase Pengendalian Mutu GRAFIK PENGENDALI SIFAT BAGIAN TAK SESUAI KELOMPOK I M. RIHALDY UTAMA (H12113322) IRFAN TAUFIK (H12113025) ALIMUN MIRZAD (H12113027) PROGRAM STUDY STATISTIKA JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2015
  • 2. KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala tuhan semesta alam atas limpahan rahmat dan hidayahnya, beserta ridhonya sehingga makalah pengendalian mutu ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Sholawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad Sallallahu ‘Alaihi Wasallam beserta para keluarganya dan para sahabatnya. Makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah pengendalian mutu, makalah ini berisikan tentang grafik pengendali sifat pada pengendalian mutu. Keberhasilan makalah ini tidak lepas dari arahan dan bimbingan dari dosen yang bersangkutan pada mata kuliah pengendalian mutu, beserta teman-teman yang telah bersedia membantu, mendukung, dan memberikan sumbangsi pendapatnya sehingga makalah ini terselesaikan. Penulis menyadari masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan dalam penulisan makalah ini, untuk itu sangat diharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Namun demikian, penulis tetap berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca. Makassar, 20 Oktober 2015 Penulis
  • 3. DAFTAR ISI Halaman judul i Kata Pengantar ii Daftar Isi iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 B. Rumusan Masalah 1 C. Tujuan 2 BAB II PEMBAHASAN A. Grafik Pengendali Bagian Tak Sesuai 3 B. Pengembangan Dan Operasi Grafik Pengendali 3 C. Ukuran Sampel Berbeda-Beda 11 D. Fungsi Karakteristik Operasi 16 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 19
  • 4. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Banyak karakteristik kualitas tidak dapat dengan mudah dinyatakan secara numerik. Dalam hal seperti itu, biasanya tiap benda yang diperiksa kita klasifikasi sebagai sesuai dengan spesifikasi pada karakteristik kualitas itu atau tidak sesuai dengan spesifikasi. Istilah “cacat” dan “tidak cacat” kadang-kadang digunakan untuk mengidentifikasi kedua klasifikasi produk ini. Baru-baru ini istilah “sesuai” dan “tidak sesuai” menjadi populer. Karakteristik kualitas seperti ini dinamakan sifat (atribut). Beberapa contoh karakteristik kualitas yang merupakan sifat termasuk terjadinya tangkai penghubung mesin mobil yang bengkok dalam suatu hari produksi, bagian keping semi konduktor tak berfungsi dalam satu giliran produksi, dan sebagainya. Dalam makalah ini, kita sajikan grafik yang berhubungan dengan bagian produk yang tak sesuai atau cacat yang dproduksi oleh suatu proses produksi yang dinamakan grafik pengendali untuk bagian tak sesuai , atau grafik p. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, dapat ditarik beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana cara membuat grafik pengendali sifat bagian tak sesuai ? 2. Bagaimana pengembangan dan operasi grafik pengendali ? 3. Bagaimana grafik pengendali sifat pada ukuran sampel berbeda-beda ? 4. Bagaimana fungsi karakteristik operasi ?
  • 5. C. TUJUAN 1. Mengetahui cara membuat grafik pengendali sifat bagian tak sesuai. 2. Mengetahui pengembangan dan operasi grafik pengendali. 3. Mengetahui grafik pengendali sifat pada ukuran sampel berbeda-beda. 4. Mengetahui fungsi karakteristik operasi.
  • 6. BAB II PEMBAHASAN A. GRAFIK PENGENDALI BAGIAN TAK SESUAI Asas asas statistik yang melandasi grafik pengendali untuk bagian tak sesuai didasarkan atas distribusi binomial. Misalkan proses produksi bekerja dalam keadaan stabil, sehingga probabilitas bahwa sesuatu unit akan tidak sesuai dengan spesifikasi adalah p, dan unit yang diproduksi berturutan adalah independen. Maka tiap unit yang diproduksi merupakan realisasi suatu variable random Bernoulli dengan parameter p. Apabila sampel random dengan n unit produk dipilih, dan D adalah banyak unit produk yang tak sesuai maka D berdistribusi binomial dengan parameter n dan p, yakni 𝑃{ 𝐷 = 𝑥} = ( 𝑛 𝑥 ) 𝑝 𝑥(1− 𝑝) 𝑛−𝑥 𝑥 = 0,1,2,3, … , 𝑛 (1) Kita ketahui bahwa mean dan variansi variable random D masing-asing adalah np dan np(1 – p). Bagian tak sesuai sampel didefenisikan sebagai perbandingan banyak unit tak sesuai dalam sampel D dengan ukuran sampel n; yakni 𝑝̂ = 𝐷 𝑛 (2) Distribusi variable random 𝑝̂ dapat diperoleh dari distribusi binomial. Selanjutnya, mean dan variansi 𝑝̂ masing-masing adalah 𝜇 = 𝑝 (3) Dan 𝜎𝑝 2 = 𝑝(1−𝑝) 𝑛 (4) B. PENGEMBANGAN DAN OPERASI GRAFIK PENGENDALI Jika w suatu statistic yang mengukur suatu karakteristik kualitas, dan jika mean w adalah 𝜇 𝑤 dan variansi w adalah 𝜎 𝑤′ 2 maka model umum grafik pengendali Shewhart adalah sebagai berikut : 𝐵𝑃𝐴 = 𝜇 𝑤 + 𝑘𝜎 𝑤 𝐺𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ = 𝜇 𝑤 (5) 𝐵𝑃𝐵 = 𝜇 𝑤 − 𝑘𝜎 𝑤
  • 7. dengan k adalah jarak batas pengendali dari garis tengah, dalam kelipatan deviasi standar w. biasanya dipilih 𝑘 = 3. Andaikan bahwa bagian tak sesuai yang sebenarnya p dalam proses produksi itu diketahui, atau nilai standar ditentukan oleh manajemen. Maka dari persamaan (5), garis tengah dan batas pengendali grafik pengendali bagian tak sesuai adalah 𝐵𝑃𝐴 = 𝑝 + 3√ 𝑝(1 − 𝑝) 𝑛 𝐺𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ = 𝑝 (6) 𝐵𝑃𝐵 = 𝑝 − 3√ 𝑝(1 − 𝑝) 𝑛 Operasi yang sebenarnya grafik ini akan terdiri dari pengambilan sampel- sampel dengan n unit berturut-turut, menghitung bagian tak sesuai sampel 𝑝̂, dan menggambarkan statistic 𝑝̂ pada grafik. Selama 𝑝̂ tetap di dalam batas pengendali dan deretan titik-titik yang tergambar tidak menunjukkan pola sistematik atau tak random, kita simpulkan bahwa proses itu terkendali pada tingkat p. jika suatu titik terletak di luar batas pengendali, atau jika diamati pola tak random dalam titik-titik tergambar itu, maka kita simpulkan bahwa bagian tak sesuai proses itu telah bergeser ke tingkat yang baru dan proses itu tak terkendali. Apabila bagian tak sesuai proses itu p tidak diketahui, maka p itu harus ditaksir dari data observasi. Prosedur yang biasa adalah memilih m sampel pendahuluan, masing-masing berukuran n. sebagai aturan umum, m haruslah 20 atau 25. Maka jika 𝐷𝑖 unit tak sesuai dalam sampel i, kita hitung bagian tak sesuai dalam sampel ke i itu sebagai 𝑝̂ 𝑖 = 𝐷𝑖 𝑛 𝑖 = 1,2,3, …, 𝑚 dan rata-rata bagian tak sesuai sampel-sampel ini adalah 𝑝̅ = ∑ 𝐷𝑖 𝑚 𝑖=1 𝑚𝑛 = ∑ 𝑝̂𝑖 𝑚 𝑖=1 𝑚 (7) Statistic 𝑝̅ menaksir bagian tak sesuai p yang tidak diketahui. Garis tengah dan batas pengendali grafik pengendali untuk bagian tak sesuai dihitung sebagai
  • 8. 𝐵𝑃𝐴 = 𝑝̅ + 3√ 𝑝̅(1 − 𝑝̅) 𝑛 𝐺𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ = 𝑝̅ (8) 𝐵𝑃𝐵 = 𝑝̅ − 3√ 𝑝̅(1 − 𝑝̅) 𝑛 Kita pandang batas pengendali yang diperoleh dalam (8) sebagai batas pengendali percobaan. Batas pengendali itu memungkinkan kita untuk menentukan apakah proses dalam keadaan terkendali ketika m sampel awal tersebut dipilih. Jika grafik pengendali didasarkan atas nilai yang diketahui atau nilai standar untuk bagian tak sesuai p, maka penghitung batas pengendali percobaan umumnya tidak diperlukan. Tetapi, orang harus hati-hati apabila bekerja dengan nilai standar p. karena dalam praktek nilai p yang sebenarnya jarang diketahui dengan pasti, kita biasanya diberi nilai standar p yang merupakan nilai yang diinginkan atau sasaran untuk bagian tak sesuai proses. Jika demikian halnya, dan sampel-sampel yang akan datang menunjukkan keadaan tak terkendali, kita harus menentukan bahwasanya proses itu tak terkendali pada nilai p yang lain. Contoh 1 : Sari air jeruk dingin dipak dalam kotak karton 6 ons. Kotak ini dibuat dengan mesin dengan memintalnya dari bahan karton, dan memasang lembaran metal pada bagian bawahnya. Dengan pemeriksaan kotak, kita dapat menentukan apakah kotak bocor (bila diisi) pada lipatan sisi atau atau sekeliling lipatan bawah. Ketidaksesuaian kotak itu seperti itu mempunyai tanda tak wajar bak pada lipatan sisi atau lembaran bawah. Kita ingin membuat grafik pengendali untuk memantau bagian kotak tak sesuai yang dihasilkan dengan mesin ini. Untuk membuat grafik pengendali, 30 sampel masing-masing dengan 50 kotak dipilih dalam selang setengah jam meliputi periode tiga giliran waktu mesin beroperasi terus menerus. Data ditunjukkan dalam Tabel 1. Kita susun grafik pengendali awal untuk melihat apakah proses terkendali ketika data ini dikumpulkan, karena 30 sampel memuat ∑ 𝐷𝑖 = 34730 𝑖=1 kotak tak sesuai, dari persamaan 7 kita peroleh
  • 9. 𝑝̅ = ∑ 𝐷𝑖 𝑚 𝑖=1 𝑚𝑛 = 347 (30)(50) = 0,2313 Menggunakan 𝑝̅ sebagai nilai taksiran bagian tak sesuai proses yang sebenarnya, sekarang kita dapat mengitung batas pengendali atas dan bawah sebagai 𝑝̅ ± 3√ 𝑝̅(1 − 𝑝̅) 𝑛 = 0,2313 ± 3√ 0,2313(0,7687) 50 = 0,2313 ± 3(0,0596) = 0,2313 ± 0,1789 Tabel 1. Data untuk batas pengendali percobaan, contoh 1. Nomor Sampel Banyak ketidaksesuaian, 𝐷𝑖 Bagian tak sesuai sampel 𝑝̂ 𝑖 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 12 15 8 10 4 7 16 9 14 10 5 6 17 0,24 0,30 0,16 0,20 0,08 0,14 0,32 0,18 0,28 0,20 0,10 0,12 0,34
  • 10. 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 12 22 8 10 5 13 11 20 18 24 15 9 12 7 13 9 6 0,24 0,44 0,16 0,20 0,10 0,26 0,22 0,40 0,36 0,48 0,30 0,18 0,24 0,14 0,26 0,18 0,12 347 𝑝̅ = 0,2313 Dengan demikian 𝐵𝑃𝐴 = 0,2313 + 0,1789 = 0,4102 Dan 𝐵𝑃𝐴 = 0,2313 − 0,1789 = 0,0524 Grafik pengendali dengan garis tengah pada 𝑝̅ = 0,2313 dan batas pengendali atas dan bahwa seperti di atas ditunjukkan dalam Gambar 1. Bagian tak sesuai
  • 11. sampel dari tiap-tiap sampel awal digambarkan pada grafik ini. Kita catat bahwa dua titik, dari sampel 15 dan 23, terletak diatas batas pengendali atas, jadi proses itu tidak terkendali. Titik-titik ini harus diselidiki untuk melihat apakah sebab terduga dapat ditentukan. Nomor Sampel Gambar 1. Grafik pengendali bagian tak sesuai data dalam table 1. Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa sampel 15 dan 23 keluar dari batas pengendali atas, akibatnya sampel 15 dan 23 dikeluarkan dan garis tengah baru dan batas pengendali yang diperbaiki dihitung sebagai 𝑝̅ = 301 (28)(50) = 0,2150 𝐵𝑃𝐴 = 𝑝̅ + 3√ 𝑝̅(1 − 𝑝̅) 𝑛 = 0,2150 + 3√ 0,2150(0,7850) 50 = 0,3893 𝐵𝑃𝐵 = 𝑝̅ − 3√ 𝑝̅(1 − 𝑝̅) 𝑛 = 0,2150 − 3√ 0,2150(0,7850) 50 = 0,0407 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Bagian Tak Sesuai Sampel BPA BPB BPT BPAD BPBD BPTD Bagiantaksesuaisampel𝑝̂
  • 12. Selama tiga giliran berikutnya setelah penyesuaian mesin dan pengenalan grafik pengendali, dikumpulkan tambahan 24 sampel masing-masing dengan 50 observasi. Data ini ditunjukkan dalam table 2, dan bagian tak sesuai sampel digambarkan pada grafik pengendali gambar 2. Dari pengamatan gambar 2, kesan kita yang segera timbul adalah bahwa proses itu sekarang bekerja pada tingkat kualitas baru yang jauh lebih rendah dari garis tengah 𝑝̅ = 0,2150. Satu titik, dari sampel 11, di bawah batas pengendali bawah. Tidak ada sebab terduga bagi isyarat tak terkendali ini dapat ditemukan. Kita dapat menguji hipotesis bahwa bagian tak sesuai proses dalam periode tiga giliran sekarang ini berbeda dengan bagian tak sesuai proses dalam data pendahuluan. Hipotesis itu adalah 𝐻0: 𝑝1 = 𝑝2 𝐻1: 𝑝1 > 𝑝2 Tabel 2. Data kotak sari air jeruk dalam sampel berukuran n = 50 Nomor Sampel Banyak kaleng tidak sesuai, 𝐷𝑖 Bagian tak sesuai Sampel, 𝑝̂ 𝑖 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 9 6 12 5 6 4 5 3 7 6 0.18 0.12 0.24 0.10 0.12 0.08 0.10 0.06 0.14 0.12
  • 13. 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 2 4 3 6 5 4 8 5 6 7 5 6 3 4 0.04 0.08 0.06 0.12 0.10 0.08 0.16 0.10 0.12 0.14 0.10 0.12 0.06 0.18 133 𝑝̅ = 0.1108 Dengan 𝑝1 adalah bagian tak sesuai dari data pendahuluan dan 𝑝2 bagian tak sesuai proses dalam periode sekarang. 𝑝1 dapat kita taksir dengan 𝑝̂1 = 𝑝 = 0,2150 dan 𝑝2 dengan 𝑝̅ = ∑ 𝐷𝑖 𝑚 𝑖=1 (24)(50) = 133 1200 = 0,1108 Statistic penguji untuk hipotesis di atas adalah 𝑍0 = 𝑝̂1 − 𝑝̂2 √𝑝̂(1 − 𝑝̂) ( 1 𝑛1 + 1 𝑛2 )
  • 14. Gambar 2. Grafik pengendali bagian tak sesuai. Di mana 𝑝̂ = 𝑛1 𝑝̂1 + 𝑛2 𝑝̂2 𝑛1 + 𝑛2 Dalam contoh, kita dapatkan 𝑝̂ = (1400)(0.2150)+ (1200)(0.1108) 1400 + 1200 = 0.1669 𝑍0 = 0.2150 − 0.1108 √(0.1669)(0.8331)( 1 1400 + 1 1200 ) = 7.22 Membandingkan ini dengan titik 0.05 atas distribusi normal standar, kita peroleh 𝑍0 > 𝑍0.05. kesimpulannya, kita menolak 𝐻0 dan menyimpulkan telah ada penurunan yang signifikan dalam ketidaksesuaian proses. C. UKURAN SAMPEL BERBEDA-BEDA Karena dalam tiap periode dapat diproduksi banyak unit yang berbeda, maka grafik pengendali itu akan mempunyai ukuran sampel yang berbeda-beda. Ada beberapa pendekatan dalam pembentukan dan pengoperasian grafik pengendali dengan ukuran sampel berbeda-beda. 0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 0.45 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 Bagian Tak Sesuai Sampel BPT BPA BPB
  • 15. Pendekatan pertama, dan mungkin yang paling sederhana adalah menentukan batas pengendali untuk tiap-tiap sampel yang didasarkan atas ukuran sampel tertentu. Yakni, jika sampel ke i berukuran 𝑛𝑖, maka batas atas dan bawahnya adalah 𝑝 ± 3√ 𝑝(1−𝑝) 𝑛𝑖 . Perhatikan bahwa lebar batas pengendali berbanding terbalik dengan ukuran sampel. Untuk melukiskan pendekatan ini, pandang table 4. Untuk 25 sampel itu, kita hitung 𝑝̅ = ∑ 𝐷𝑖 25 𝑖=1 ∑ 𝑛𝑖 25 𝑖=1 = 234 2450 = 0,096 Maka, garis tengah pada 0.096 dan batas pengendali 𝐵𝑃𝐴 = 𝑝̅ + 3√ 𝑝̅(1 − 𝑝̅) 𝑛 = 0,096 + 3√ 0.096(0.904) 𝑛𝑖 𝐵𝑃𝐵 = 𝑝̅ − 3√ 𝑝̅(1 − 𝑝̅) 𝑛 = 0,096 − 3√ 0.096(0.904) 𝑛𝑖 Dengan 𝜎̂ 𝑝̂ adalah taksiran deviasi standar bagian tak sesuai sampel 𝑝̂. Perhitungan untuk menentukan batas pengendali disajikan dalam tiga kolom terakhir table 4. Grafik pengendali itu dilukiskan dalam gambar 4. 0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Bagian Tak Sesuai Sampel BPB BPA BPT
  • 16. Tabel 4. Data untuk grafik pengendali bagian tak sesuai dengan ukuran sampel berbeda-beda. Nomor Sampel, i Ukuran Sampel 𝑛𝑖 Banyak keti- daksesuaian, 𝐷𝑖 Bagian Tak Se- suai sampel, 𝑝̂ = 𝐷𝑖 𝑛𝑖⁄ Deviasi Standar 𝜎̂ 𝑝̂ = √ 0.096(0.904) 𝑛𝑖 Batas Pengendali BPB BPA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 100 80 80 100 110 110 100 100 90 90 110 120 120 120 110 80 80 80 90 100 100 100 100 90 90 12 8 6 9 10 12 11 16 10 6 20 15 9 8 6 8 10 7 5 8 5 8 10 6 9 0.120 0.100 0.075 0.090 0.091 0.109 0.110 0.160 0.110 0.067 0.182 0.125 0.075 0.067 0.055 0.100 0.125 0.088 0.056 0.080 0.050 0.080 0.100 0.067 0.100 0.029 0.033 0.033 0.029 0.028 0.028 0.029 0.029 0.031 0.031 0.028 0.027 0.027 0.027 0.028 0.033 0.033 0.033 0.031 0.029 0.029 0.029 0.029 0.031 0.031 0.009 0 0 0.009 0.012 0.012 0.009 0.009 0.003 0.003 0.012 0.015 0.015 0.015 0.012 0 0 0 0.003 0.009 0.009 0.009 0.009 0.003 0.003 0.183 0.195 0.195 0.183 0.180 0.180 0.183 0.183 0.189 0.189 0.180 0.177 0.177 0.177 0.180 0.195 0.195 0.195 0.189 0.183 0.183 0.183 0.183 0.189 0.189 2450 234 0.096
  • 17. Pendekatan kedua adalah mendasarkan grafik pengendali pada ukuran sampel rata-rata yang menghasilkan himpunan batas pengendali pendekatan. Ini menganggap bahwa ukuran sampel yang akan dating tidak akan besar bedanya dari yang diamati sebelumnya. Untuk data table 4, kita peroleh sampel rata-rata adalah 𝑛̅ = ∑ 𝑛𝑖 25 𝑖=1 25 = 2450 25 = 98 Maka batas atas pengendali pendekatan adalah 𝐵𝑃𝐴 = 𝑝̅ + 3√ 𝑝̅(1 − 𝑝̅) 𝑛 = 0,096 + 3√ 0.096(0.904) 98 = 0.185 𝐵𝑃𝐵 = 𝑝̅ − 3√ 𝑝̅(1 − 𝑝̅) 𝑛 = 0,096 − 3√ 0.096(0.904) 98 = 0.007 Grafik pengendali hasilnya ditunjukkan dalam gambar 5. Gambar 5. Grafik pengendali bagian tak sesuai berdasarkan ukuran sampel rata-rata 0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14 0.16 0.18 0.2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Bagian Tak Sesuai Sampel BPA BPB
  • 18. Nomor Sampel, i Ukuran Sampel 𝑛𝑖 Banyak keti- daksesuaian, 𝐷𝑖 Bagian Tak Se- suai sampel, 𝑝̂ = 𝐷𝑖 𝑛𝑖⁄ Deviasi Standar 𝜎̂ 𝑝̂ = √ 0.096(0.904) 𝑛𝑖 𝑍0 = 𝑝̂ − 𝑝̅ √0.096(0.904) 𝑛𝑖 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 100 80 80 100 110 110 100 100 90 90 110 120 120 120 110 80 80 80 90 100 100 100 100 90 90 12 8 6 9 10 12 11 16 10 6 20 15 9 8 6 8 10 7 5 8 5 8 10 6 9 0.120 0.100 0.075 0.090 0.091 0.109 0.110 0.160 0.110 0.067 0.182 0.125 0.075 0.067 0.055 0.100 0.125 0.088 0.056 0.080 0.050 0.080 0.100 0.067 0.100 0.029 0.033 0.033 0.029 0.028 0.028 0.029 0.029 0.031 0.031 0.028 0.027 0.027 0.027 0.028 0.033 0.033 0.033 0.031 0.029 0.029 0.029 0.029 0.031 0.031 0.83 0.12 -0.64 -0.21 -0.18 0.46 0.48 2.21 0.45 -0.94 3.07 1.07 -0.78 -1.07 -1.46 0.12 0.88 -0.24 -1.29 -0.55 -1.59 -0.55 0.14 -0.94 0.13 Tabel 5. Penghitungan grafik pengendali terstandar dalam gambar 6.
  • 19. Gambar 6. Grafik Pengendali bagian tak sesuai terstandarisasi Satu penyelesaian untuk suatu masalah adalah dengan menggunakan grafik pengendali “terstandar”, dengan titik-titik digambarkan dalam unit deviasi standar. Grafik pengendali seperti itu mempunyai garis tengah pada nol, serta batas pengendali atas dan bawah masing-masing +3 dan -3. Variable yang digambarkan dalam grafik adalah 𝑍𝑖 = 𝑝̂ 𝑖 − 𝑝 √ 𝑝(1 − 𝑝) 𝑛𝑖 Dengan p (atau 𝑝̂ jika nilai standar tidak diberikan) adalah bagian tak sesuai proses dalam keadaan terkendali. Grafik pengendali terstandar untuk data table 4 ditunjukkan dalam gambar 6. Penghitungan yang berkaitan dengan grafik pengendali ini ditunjukkan dalam table 5. D. FUNGSI KARAKTERISTIK OPERASI Fungsi karakteristik operasi (atau KO) grafik pengendali bagian tak sesuai adalah penyajian grafis probabilitas menerima secara salah hipotesis keadaan terkendali statistic (yakni kesalahan tipe II atau β) terhadap bagian tak sesuai proses. Kurva KO memberikan ukuran kepekaan grafik pengendali; yakni, kemampuannya menyidik suatu pergesaran dalam bagian tak sesuai proses dari -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Zi BPA BPB
  • 20. nilai nominal 𝑝̅ ke suatu nilai lain p. probabilitas, kesalahan tipe II untuk grafik pengendali bagian tak sesuai dapat dihitung dari 𝛽 = 𝑃[ 𝑝̂ < 𝐵𝑃𝐴|𝑝] − 𝑃[ 𝑝̂ ≤ 𝐵𝑃𝐵|𝑝] = 𝑃[ 𝐷 < 𝑛𝐵𝑃𝐴|𝑝] − 𝑃[ 𝐷 ≤ 𝑛𝐵𝑃𝐵|𝑝] (9) p P [ D ≤ 18 | p ] P [ D ≤ 2 |p ] Β = P [ D < 2 | p ] – P[ D ≤ 2 | p ] 0.01 0.03 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 0.30 0.35 0.40 0.45 0.50 0.55 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 0.9999 0.9975 0.9713 0.8594 0.6216 0.3356 0.1273 0.0325 0.0053 0.9862 0.8108 0.5405 0.1117 0.0142 0.0013 0.0001 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0138 0.1892 0.4595 0.8883 0.9857 0.9962 0.9712 0.8594 0.6216 0.3356 0.1273 0.0325 0.0053 Tabel 6. Penghitungan bagi penyusunan kurva KO grafik pengendali bagian tak sesuai dengan n = 50, BPB = 0.0303 dan BPA = 0.3697 Karena D variable random binomial dengan parameter n dan p, kesalahan yang didefenisiskan dalam (9) dapat diperoleh dari distribusi binomial kumulatif. Menggunakan parameter pada table 6, persamaan (9) menjadi 𝛽 = 𝑃[ 𝐷 < (50)(0.3697)|𝑝] − 𝑃[ 𝐷 ≤ (50)(0.0303)|𝑝] = 𝑃[ 𝐷 < 18.49|𝑝] − 𝑃[ 𝐷 ≤ 1.52|𝑝] Tetapi, karena D harus merupakan bilangan bulat maka kita peroleh 𝛽 = 𝑃[ 𝐷 < 18|𝑝] − 𝑃[ 𝐷 ≤ 2|𝑝] Kurva KO dilukiskan dalam gambar 7.
  • 21. Gambar 7. Kurva karakteristik operasi grafik pengendali bagian tak sesuai. 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 0.01 0.03 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 0.45 0.5 0.55 B Series 2 Series 3
  • 22. BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN 1. Asas asas statistik yang melandasi grafik pengendali untuk bagian tak sesuai didasarkan atas distribusi binomial. Misalkan proses produksi bekerja dalam keadaan stabil, sehingga probabilitas bahwa sesuatu unit akan tidak sesuai dengan spesifikasi adalah p, dan unit yang diproduksi berturutan adalah independen. 2. Operasi yang sebenarnya grafik pengendali tak sesuai sampel akan terdiri dari pengambilan sampel-sampel dengan n unit berturut-turut, menghitung bagian tak sesuai sampel 𝑝̂, dan menggambarkan statistic 𝑝̂ pada grafik. Selama 𝑝̂ tetap di dalam batas pengendali dan deretan titik-titik yang tergambar tidak menunjukkan pola sistematik atau tak random, kita simpulkan bahwa proses itu terkendali pada tingkat p. jika suatu titik terletak di luar batas pengendali, atau jika diamati pola tak random dalam titik-titik tergambar itu, maka kita simpulkan bahwa bagian tak sesuai proses itu telah bergeser ke tingkat yang baru dan proses itu tak terkendali. 3. Dalam tiap periode dapat diproduksi banyak unit yang berbeda, maka grafik pengendali itu akan mempunyai ukuran sampel yang berbeda-beda. Ada beberapa pendekatan dalam pembentukan dan pengoperasian grafik pengendali dengan ukuran sampel berbeda-beda. 4. Fungsi karakteristik operasi (atau KO) grafik pengendali bagian tak sesuai adalah penyajian grafis probabilitas menerima secara salah hipotesis keadaan terkendali statistic (yakni kesalahan tipe II atau β) terhadap bagian tak sesuai proses.