SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Setiap usaha bisnis didirikan dengan tujuan memperoleh laba. Laba dalam
suatu bisnis merupakan tujuan utama dan penting dalam perusahaan. Keuntungan
merupakan salah satu ukuran keberhasilan manajemen perusahaan dalam
mengoperasikan suatu perusahaan. Mengingat upaya meraih laba tidak mudah,
maka seluruh kegiatan harus direncanakan terlebih dahulu dengan baik. Pihak
manajemen suatu perusahaan harus mengerahkan dan mengarahkan seluruh unit
dalam perusahaan untuk mencapai satu tujuan, yakni mendapat laba. Dengan
demikian seluruh peserta dan unit usaha turut bertanggung jawab dalam mencapai
tujuan bisnis tersebut.
Terdapat beberapa faktor ekstern maupun intern yang dapat mempengaruhi
tingkat laba yang diperoleh perusahaan, yakni :
ο‚· Besarnya biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu barang/jasa yang
dicerminkan oleh harga pokok penjualan (HPP) atau harga pokok produksi (cost
of goods sold).
ο‚· Jumlah barang/jasa yang diproduksi dan dijual.
ο‚· Harga jual barang bersangkutan.
Upaya meraih laba yang direncanakan perusahaan dipengaruhi oleh kegiatan
unsur tesebut, sehingga pihak manajemen perusahaan harus berusaha
mengendalikan ketiga hal tersebut.
Hal yang perlu diupayakan adalah agar seluruh barang yang diproduksi dapat
dijual. Dalam rangka menentukan penghasilan, diasumsikan bahwa barang yang
diproduksi habis terjual seluruhnya.
Pada faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat laba, upaya pihak manajemen
dapat melakukan penekanan terhadap biaya ke tingkat biaya yang paling
minimum. Di lain pihak, volume penjualan barang/jasa dapat ditingkatkan ke
tingkat yang paling maksimum, sehingga barang yang diproduksi habis terjual.
Adapun penentuan harga jual ditetapkan dengan meraih tingkat keuntungan per-
unit yang memadai, sehingga harga jualnya dapat dijangkau masyarakat-
konsumen.
Usaha pihak manajemen perusahaan dalam upaya mencari keuntungan
tersebut harus didasarkan pada berapa jumlah barang yang harus diproduksi lalu
2
dijual. Pada tahap perencanaan produksi, manajemen perusahaan harus
menentukan lebih dahulu tingkat produksi yang paling minimum agar perusahaan
tidak rugi. Dengan kata lain pada tahap awal perencanaan produksi harus di
dasarkan kepada upaya jangan rugi atau minimal impas. Maksud dari impas
adalah total penghasilan (total revenue) perusahaan sama dengan total biaya
yang dikeluarkan ( TR = TC ).
1.2Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari BEP?
2. Apa saja komponen penghitungan dasar BEP (titik impas)?
3. Apa saja perbedaan biaya variabel dengan biaya tetap?
4. Apa kegunaan analisis BEP (titik impas)?
5. Apa kelebihan dan kelemahan BEP (titik impas)?
6. Pendekatan apa saja yang digunakan dalam menghitung titik impas?
7. Bagaimana cara menghitung BEP disuatu perusahaan?
1.3Tujuan
1. Mengetahui dan memahami pengertian dari BEP.
2. Mengetahui komponen penghitungan dasar BEP.
3. Mengetahui perbedaan antara biaya variabel dengan biaya tetap.
4. Mengetahui kegunaan dari analisis BEP.
5. Mengetahu kelemahan dan kelebihan analisis BEP.
6. Mengetahui pendekatan apa saja yang digunakan dalam menghitung titik impas.
7. Mengetahui cara menghitung BEP disuatu perusahaan.
1.4Manfaat
Manfaat dalam pembuatan makalah ini agar pembaca dan penulis bisa
mengetahui dan menambah wawasan menegenai materi yang telah dibuat.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Pengertian Break Even Point (BEP)
Menururt Prasetya dan Lukiastuti (2009:119) analisis Break Even Point
adalah suatu analisis yang bertujuan untuk menemukan satu titik, dalam unit atau
rupiah, yang menunjukkan biaya sama dengan pendapatan. Titik tersebut
dinamakan titik BEP. Dengan mengetahui titik BEP, analis dapat menegetahui
pada volume penjualan berapa perusahaan mencapai titik impasnya, yaitu tidak
rugi, tetapi juga tidak untung sehingga apabila penjualan melebihi titik itu, maka
perusahaan mulai mendapatkan untung.
Menurut Yamit (1998:62) BEP dapat diartikan suatu keadaan dimana total
pendapatan besarnya sama dengan total biaya (TR =TC). Sedangkan menurut
Prawirosentono (2001:111) analisis Break Even Point merupakan titik produksi,
dimana hasil penjualan sama persis dengan total biaya produksi.
Dalam bukunya Herjanto (2008:151) menyatakan, analisis pulang pokok
(break-even analysis) adalah suatu analisis yang bertujuan untuk menemukan satu
titik dalam kurva biaya-pendapatan yang menunjukkan biaya sama dengan
pendapatan. Titik tersebut disebut sebagai titik pulang pokok (break event point,
BEP)
Adapun analisis break even point (BEP) dapat dilakukan dengan
menggunakan pendekatan matematis (mathematic appreach) dan pendekatan
grafik (graphical appreach) Prawirosentono(2001:112).
Dengan menggunakan pendekatan matematis atau pendapatan sama
dengan biaya, maka menurut Herjanto (2008:153) rumus BEP dapat diperoleh
sebagai berikut:
4
𝑇𝑅 = 𝑇𝐢
P. Q = F + V. Q
𝐡𝐸𝑃(𝑄) =
𝐹
𝑃 βˆ’ 𝑉
𝐡𝐸𝑃(𝑅𝑝) = 𝐡𝐸𝑃(𝑄) π‘₯ 𝑃
=
𝐹
π‘ƒβˆ’π‘‰
𝑃
𝑩𝑬𝑷(𝑹𝒑) =
𝑭
πŸβˆ’
𝑽
𝑷
Keterangan :
BEP (RP) = Titik Pulang Pokok (dalam rupiah)
BEP (Q) = Titik Pulang Pokok (dalam unit)
Q = jumlah unit yang dijual
F = biaya tetap
V = biaya variabel per unit
P = harga jual netto per unit
TR = pendapatan total
TC = biaya total
Sedangkan, metode perhitungan titik impas secara grafis, seperti pada
gambar di bawah ini.
5
Gambar di atas menunjukkan model dasar dari analisis pulang pokok,
dimana garis pendapatan berpotongan dengan garis biaya pada titik pulang pokok
(BEP). Sebelah kiri BEP menunjukkan daerah kerugian, sedangkan sebelah kanan
BEP menunjukkan daerah keuntungan. Model ini memiliki asumsi dasar bahwa
biaya per unit ataupun harga jual per unit dianggap tetap/konstan, tidak tergantung
dari jumlah unit yang terjual.
Menurut Herjanto (2008:155-156) analisis pulang pokok dibedakan antara
penggunaan untuk produk tunggal dan penggunaan untuk beberapa produk
sekaligus (multiproduk). Rumus BEP untuk produk tunggal tidak dapat langsung
digunakan untuk multiproduk karena biaya variabel dan harga jual setiap produk
berbeda. Oleh karena itu, rumus tersebut harus dimodifikasi dengan
mempertimbangkan kontribusi penjualan dari setiap produk.
Rumus titik pulang pokok untuk multiproduk menurut Herjanto (2008:155-156),
sebagai berikut.
𝑩𝑬𝑷(𝑹𝒑) =
𝑭
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 π‘²π’π’π’•π’“π’Šπ’ƒπ’–π’”π’Š π‘»π’†π’“π’•π’Šπ’Žπ’ƒπ’‚π’π’ˆ
Keterangan :
F = biaya tetap per periode
Kontribusi tertimbang = persentase penjualan produk terhadap total rupiah
penjualan (𝟏 βˆ’
𝑽
𝑷
). 𝑾
Untuk mengetahui berapa unit yang harus terjual untuk masing-masing
produk (multiproduk). Rumus BEP untuk produk tunggal tidak dapat langsung
digunakan untuk multiproduk karena biaya variabel dan harga jual setiap produk
berbeda. Oleh karena itu, rumus tersebut harus dimodifikasi dengan
mempertimbangkan kontribusi penjualan dari setiap produk.
Rumus multiproduk untuk semua jenis produk :
𝑩𝑬𝑷 (𝑹𝒑) 𝒑𝒆𝒓 𝒕𝒂𝒉𝒖𝒏 𝟐𝟎𝟏𝟏, 𝟐𝟎𝟏𝟐, πŸπŸŽπŸπŸ‘ =
𝑭
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 π‘²π’π’π’•π’“π’Šπ’ƒπ’–π’”π’Š π‘»π’†π’“π’•π’Šπ’Žπ’ƒπ’‚π’π’ˆ
Rumus multiproduk untuk mencari BEP dalam rupiah dan unit :
𝑩𝑬𝑷( 𝑹𝒑) 𝒑𝒆𝒓 π’‹π’†π’π’Šπ’” π’‘π’π’…π’–π’Œ = 𝑾 𝒙 𝑩𝑬𝑷( 𝑹𝒑) 𝒑𝒆𝒓 𝒕𝒂𝒉𝒖𝒏 𝟐𝟎𝟏𝟏, 𝟐𝟎𝟏𝟐, πŸπŸŽπŸπŸ‘
6
𝑩𝑬𝑷( π’–π’π’Šπ’•) =
𝑩𝑬𝑷( 𝑹𝒑) 𝒑𝒆𝒓 π’‹π’†π’π’Šπ’” π’‘π’“π’π’…π’–π’Œ
𝑷
Keterangan :
FC = biaya tetap
W = persentase penjualan produk terhadap total rupiah tertimbang (proporsi)
P = harga jual
Keterangan :
V = biaya variabel
P = harga jual per unit
S = jumlah produk per unit/tahun
R = harga penjualan tiap produk per tahun
W = persentase penjualan produk terhadap total rupiah tertimbang (proporsi)
2.2Penggolongan Biaya-Biaya
Dalam perhitungan Break Evev Point (BEP) sangat diperlukan unsur yang
sangat penting yaitu mengenai unsur biaya. Biaya secara umum adalah
pengeluaran-pengeluaran yang tidak dapat dihindarkan, tetapi dapat diperkirakan.
Adapun pengertian biaya menurut Prawirosentono (2001:114) secara
umum dalam suatu perusahaan adalah pengorbanan sumber daya produksi
ekonomi yang dinilai dalam satuan uang, yang tidak dapat dihindarkan terjadinya
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Menurut Prawirosentono (2001:113) biaya-biaya dapat dikelompokkan
menurut sifatnya (by nature) yaitu :
7
1. Biaya Tetap (Fixed Cost=FC)
Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap konstan tidak
dipengaruhi perubahan volume produksi pada periode dan tingkat tertentu.
Namun pada biaya tetap ini biaya satuan (unit cost) akan berubah
berbanding terbalik dengan perubahan volume produksi. Semakin tinggi
volume produksi, semakin rendah biaya satuannya. Sebaliknya, semakin
rendah volume produksi semakin tinggi biaya per satuannya.
Jenis biaya tergolong biaya tetap antara lain : penyusutan mesin,
penyusutan bangunan, sewa, asuransi asset perusahan, gaji tetap bulanan
para karyawan tetap.
2. Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding
(proporsional) sesuai dengan perubahan volume produksi. Semakin besar
volume produksi semakin besar pula jumlah total biya variabel yang
dikeluarkan. Sebaliknya semakin kecil volume produksi semakin kecil
pula jumlah total biaya variabelnya.
Jenis biaya variabel antara lain adalah : biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja langsung, biaya tenaga listrik mesin, dan sebagainya.
3. Biaya Semi Variabel
Biaya semi-variabel adalah biaya yang jumlah totalnya akan berubah
sesuai dengan perubahan volume produksi, namun perubahannya tidak
proporsional. Dalam analisis titik-impas, biaya harus dikelompokkan
menjadi dua kelompok yakni biaya tetap dan biaya variabel.
Menurut Carter (2009:69) biaya semivariabel didefinisikan sebagai biaya
yang memperlihatkan baik karakteristik-karakteristik dari biaya tetap
maupun biaya variabel. Biaya semacam itu mencakup biaya listrik air, gas,
bensin, batu bara, beberapa perlengkapan, pemeliharaan, beberapa tenaga
kerja tidak langsung, biaya perjalanan, asuransi jiwa kelompok untuk
karyawan, biaya pensiun, dan pajak penghasilan.
8
BAB III
PEMBAHASAN
3.1Pengertian Analisis BEP
Untuk menetapkan suatu kebijakan, umumnya pimpinan perusahaan
mendasarkan keputusannya pada hasil analisis. Salah satu alat analisis yang dapat
digunakan adalah analisis titik pulang pokok (Break Even Point = BEP). Titik
pulang pokok adalah keadaan suatu usaha ketika tidak memperoleh laba dan
tidak menderita rugi. Bila kondisi titik pulang pokok tercapai, jumlah penghasilan
yang diperoleh sama dengan jumlah biaya yang dikeluarkan, atau marjin
kontribusi hanya dapat menutupi biaya tetap.
Untuk keperluan analisis tersebut, para pemimpin perusahaan biasanya
mempelajari kaitan antara pendapatan (penjualan= revenue), pengeluaran (biaya=
cost) dan keuntungan bersih (laba netto= net profit). Telaah yang mempelajari
analisis ini dikenal sebagai β€œanalisis biaya, volume, dan laba (cost,volume, dan
profit analysis)” atau analisis titik pulang pokok.
3.2Komponen Penghitungan Break Even point
Break Event Point memerlukan komponen penghitungan dasar seperti
berikut ini:
a. Fixed Cost (biaya tetap)
Komponen ini merupakan biaya yang tetap atau konstan jika adanya
tindakan produksi atau meskipun perusahaan tidak berproduksi. Contoh biaya
ini yaitu biaya tenaga kerja, biaya penyusutan mesin, dll.
b. Variabel Cost (biaya variabel)
Komponen ini merupakan biaya per unit yang sifatnya dinamis
tergantung dari tindakan volume produksinya. Jika produksi yang
direncanakan meningkat, berarti variabel cost pasti akan meningkat. Contoh
biaya ini yaitu biaya bahan baku, biaya listrik, dll.
c. Selling Price
Komponen ini adalah harga jual per unit barang atau jasa yang telah
diproduksi.
9
3.3Perbedaan Biaya Variabel dengan Biaya Tetap
Perbedaan dalam hubungannya dengan volume produksi :
a. Biaya Variabel
Karakteristik :
ο‚· Biaya berubah total sebanding perubahan tingkat aktivitas.
ο‚· Biaya satuan tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan (biaya satuan
konstan).
Contoh dalam perusahaan furniture :
ο‚· Biaya perlengkapan
ο‚· Biaya bahan bakar
ο‚· Biaya sumber tenaga
ο‚· Biaya perkakas kecil
ο‚· Asuransi aktiva tetap dan kewajiban
ο‚· Gaji satpam dan pesuruh pabrik
b. Biaya Tetap
Karakteristik :
ο‚· Totalitas tidak berubah terhadap perubahan tingkat aktivitas.
ο‚· Biaya satuan berbanding terbalik terhadap perubahan volume kegiatan.
Contoh dalam perusahaan furniture :
ο‚· Biaya penyusutan
ο‚· Gaji eksekutif
ο‚· Pajak bumi dan bangunan
ο‚· Amortisasi paten
ο‚· Biaya penerimaan barang
ο‚· Biaya komunikasi
ο‚· Upah lembur
3.4Kegunaan Analisis BEP
Analisis BEP dapat digunakan untuk menentukan :
a. Jumlah penjualan minimal yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak
mengalami kerugian.
b. Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu.
c. Seberapa jauhkah berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita rugi.
10
d. Untuk mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya, dan volume
penjualan terhadap keuntungan yang diperoleh.
Jadi, BEP dapat dilihat dari aspek pemasaran dan aspek produksi. Dari
aspek pemasaran (marketing) BEP berarti volume penjualan dimana total
penghasilan (TR) sama dengan total biaya (TC), sehingga perusahaan dalam
posisi tidak untung maupun tidak rugi.
Sedangkan bila ditinjau dari segi produksi, BEP adalah titik yang
menunjukkan tingkat produksi barang/jasa yang dijual tetapi tidak memberikan
keuntungan maupun kerugian.
Jadi, BEP bukan tujuan tetapi merupakan dasar penentuan kebijakan
penjualan dari kebijakan produksi, sehingga operasi perusahaan dapat
berpedoman dengan titik impas. Dengan kata lain, BEP adalah alat menentukan
kebijakan berproduksi dan upaya penjualan barang agar minimal tidak rugi,
bahkan harus untung. (Prawirasentono, 1997)
Analisis titik impas pada prinsipnya hanya sekedar menetapkan pada
tingkat penjualan dan produksi berapa unit sehingga terjadi titik impas, di mana
total penghasilan sama dengan total biaya yang telah dikeluarkan.
3.5Kelemahan dan Kelebihan BEP
a. Kelemahan BEP
Salah satu kelemahan BEP adalah hanya ada satu macam barang yang
diproduksi atau dijual. Jika lebih dari satu macam maka kombinasi atau komposisi
penjualannya (sales mix) akan tetap konstan. Jika dilihat di jaman sekarang ini
bahwa perusahaan untuk meningkatkan daya saingnya mereka menciptakan
banyak produk jadi sangat sulit dan ada satu asumsi lagi yaitu harga jual persatuan
barang tidak akan berubah berapapun jumlah satuan barang yang dijual atau tidak
ada perubahan harga secara umum.
b. Kelebihan BEP
ο‚· Alat perencanaan untuk hasilkan laba.
ο‚· Memberikan informasi mengenai berbagai tingkat volume penjualan, serta
hubungannya dengan kemungkinan memperoleh laba menurut tingkat penjualan
yang bersangkutan.
ο‚· Mengevaluasi laba dari perusahaan secara keseluruhan.
ο‚· Mengganti sistem laporan yang tebal dengan grafik yang mudah dibaca dan
dimengerti.
11
3.6 Pendekatan Dalam Menghitung Titik Impas
Tersedia tiga pendekatan dalam menghitung titik impas (BEP), yaitu :
3.6.1 Pendekatan Persamaan
Rumus :
𝒀 = 𝒄𝒙 βˆ’ 𝒃𝒙 βˆ’ 𝒂
Dengan ketentuan :
Y = laba (profit)
c = harga jual per unit
x = jumlah produk yang dijual (unit)
b = biaya variabel per satuan (vaiabel cost)
a = biaya tetap total (fixed cost)
cx = hasil penjualan (revenue)
bx = biaya variabel total
Titik impas akan terjadi pada π‘Œ = 0, sehingga
0 = 𝑐π‘₯ βˆ’ 𝑏π‘₯ βˆ’ π‘Ž
π‘Ž = 𝑐π‘₯ βˆ’ 𝑏π‘₯
𝑑 π‘ π‘Ž = π‘₯( 𝑐 βˆ’ 𝑏)
𝑿 𝑩𝑬𝑷 π’…π’‚π’π’‚π’Ž π’–π’π’Šπ’• =
𝒂
(π’„βˆ’π’ƒ)
( 𝑐) π‘₯ = (𝑐)
π‘Ž
(𝑐 βˆ’ 𝑏)
𝑐π‘₯ =
π‘π‘Ž
(π‘βˆ’π‘)
𝑐π‘₯ =
(π‘π‘Ž)
(𝑐 βˆ’ 𝑏)
(1
𝑐
)
(1
𝑐
)
𝑩𝑬𝑷 π’…π’‚π’π’‚π’Ž π’“π’–π’‘π’Šπ’‚π’‰
𝒑𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏 𝒄𝒙 =
𝒂
𝟏 βˆ’ 𝒃
𝒄
12
Contoh:
PT. TRIDHRAMA
LAPORAN LABA-RUGI
Untuk Tahun berakhir 31 Desember 1999
Penjualan 8.000 unit @ Rp5.000 Rp 40.000.000,00
Harga Pokok Penjualan :
Biaya Tetap Biaya Variabel
Bahan Langsung - Rp 7.200.000,00
Tenaga Kerja Langsung - Rp 6.800.000,00
Biaya Umum Pabrik Rp 2.500.000,00 Rp 4.000.000,00
Jumlah Rp 2.500.000,00 Rp 18.000.000,00 Rp 20.500.000,00
Biaya Usaha :
Biaya Penjualan Rp 2.400.000,00 Rp 3.600.000,00
Biaya Adm & Umum Rp 2.600.000,00 Rp 2.400.000,00
Jumlah Rp 5.000.000,00 Rp 6.000.000,00
Rp 11.000.000,00
Total Biaya Rp 7.500.000,00 Rp 24.000.000,00 Rp 31.500.000,00
Laba Usaha Rp 8.500.000,00
Berdasarkan informasi dari laporan Laba/Rugi di atas, titik impas dalam penjualan
dapat dihitung sebagai berikut:
Dengan Persamaan π‘Œ = 𝑐π‘₯ βˆ’ 𝑏π‘₯ βˆ’ π‘Ž , BEP tercapai bila π‘Œ = 0
Dalam hal ini:
𝑐 = 𝑅𝑝5.000,βˆ’ π‘₯ = 𝑅𝑝8.000 𝑒𝑛𝑖𝑑 π‘Ž = 𝑅𝑝7.500.000, βˆ’
𝑏π‘₯ = 𝑅𝑝24.000.000,βˆ’ maka 𝑏 =
𝑅𝑝24.000.000
8000
= 𝑅𝑝3.000
13
BEP dalam unit dapat dihitung dengan rumus berikut:
𝑿 𝑩𝑬𝑷 π’…π’‚π’π’‚π’Ž π’–π’π’Šπ’• =
𝒂
(𝒄 βˆ’ 𝒃)
𝑋
𝐡𝐸𝑃 π‘‘π‘Žπ‘™π‘Žπ‘š 𝑒𝑛𝑖𝑑=
𝑅𝑝7.500.000,βˆ’
𝑅𝑝5.000 βˆ’π‘…π‘3.000
= 3.750 𝑒𝑛𝑖𝑑
BEP dalam rupiah penjualan dapat dihitung dengan rumus berikut:
𝑩𝑬𝑷 π’…π’‚π’π’‚π’Ž π’“π’–π’‘π’Šπ’‚π’‰
𝒑𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏 𝒄𝒙 =
𝒂
𝟏 βˆ’ 𝒃
𝒄
𝐢𝑋 = 𝑅𝑝7.500 .000 ,βˆ’
1βˆ’
𝑅𝑝24.000 .000 ,βˆ’
𝑅𝑝40.000 .000 ,βˆ’
= 𝑅𝑝18.7500.000,βˆ’
3.6.2 Pendekatan Marjin Kontribusi
Metode ini dihitung dengan cara:
a. Mengurangkan Nilai penjualan total (total revenue = TR) dengan biaya variabel
total (total variabel cost = TVC).
b. Mengurangkan harga jual per unit dengan biaya variabel per unit guna
menghitung marjin kontribusi per unit.
Terhadap kasus PT. Tridharma dapat dicari titik impasnya dalam unit dan
rupiah dengan pendekatan marjin kontribusi sebagai berikut.
a. Untuk mencari titik pulang pokok dalam unit, terlebih dahulu dicari marjin
kontribusi per unitnya untuk dijadikan bilangan pembagi(penyebut) dari biaya
tetap.
Contoh:
Harga Jual Per Unit Rp 5.000
Biaya Variabel Per Unit Rp 3.000 βˆ’
Marjin Kontribusi Per Unit Rp 2.000
𝑩𝑬𝑷 π’…π’‚π’π’‚π’Ž π’–π’π’Šπ’• =
π’ƒπ’Šπ’‚π’šπ’‚ 𝒕𝒆𝒕𝒂𝒑 𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍
π’Žπ’‚π’“π’‹π’Šπ’ π’Œπ’π’π’•π’“π’Šπ’ƒπ’–π’”π’Š 𝒑𝒆𝒓 π’–π’π’Šπ’•
=
7.500.000
2.000
= πŸ‘. πŸ•πŸ“πŸŽ π’–π’π’Šπ’•
14
b. Untuk mencari titik pulang pokok dalam rupiah, terlebih dahulu harus dihitung
rasio marjin kontribusi dengan cara sebagai berikut:
Harga Jual Per Unit Rp 5.000,- 100%
Biaya Variabel Per Unit Rp 3.000,- 60%
Marjin Kontribusi Rp 2.000,- 40%
Harga Jual Per Unit Rp 5.000,- 100%
Biaya Variabel Per Unit Rp 3.000,- βˆ’ 60% βˆ’
Marjin Kontribusi Rp 2.000,- 40%
𝑩𝑬𝑷 π’…π’‚π’π’‚π’Ž π’“π’–π’‘π’Šπ’‚π’‰=
π’ƒπ’Šπ’‚π’šπ’‚ 𝒕𝒆𝒕𝒂𝒑 𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍
π’“π’‚π’”π’Šπ’ π’Žπ’‚π’“π’‹π’Šπ’ π’Œπ’π’π’•π’“π’Šπ’ƒπ’–π’”π’Š
=
𝑅𝑝7.500.000, βˆ’
0,40
= 𝑅𝑝18.750.000,βˆ’
3.6.3 Pendekatan Grafik
Dalam pendekatan grafik, titik pulang pokok digambarkan sebagai titik
perpotongan antara garis penjualan dengan garis biaya total (Biaya total = Biaya
tetap total + Biaya variabel total).
Langkah 1
Buatlah grafik X dan Y, denga sumbu X menunjukan jumlah unit (output) dan
sumbu Y menunjukkan biaya dan penerimaan.
Langkah 2
Buatlah titik pada sumbu Y yang menunjukkan nilai Biaya tetap total (Total Fixed
Cost = TFC), kemudian tariklah garis lurus dari titik tersebut sejajar sumbu X.
Langkah 3
Buatlah titik pertemuan antara jumlah unit terjual dengan jumlah rupiah dari unit
terjual, kemudian tarik garis dari titik 0 melalui titik tersebut. Garis yang
terbentuk disebut garis penerimaan total (Total Revenue = TR).
Langkah 4
Tariklah garis dari titik perpotongan Biaya tetap dengan sumbu Y (pada langkah 2
diatas) yang menunjukkan garis Biaya Total (TC).
15
Berikut gambar Grafik BEP pada kasus PT . Tridharma:
3.7Perhitungan Titik Impas Dengan Adanya Perubahan-Perubahan
Perubahan-perubahan yang mempengaruhi titik impas antara lain:
3.7.1 Perubahan Laba
Rumus:
𝑷𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏 𝑩𝒂𝒓𝒖 =
π’ƒπ’Šπ’‚π’šπ’‚ 𝒕𝒆𝒕𝒂𝒑 𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 + 𝒍𝒂𝒃𝒂
𝟏 βˆ’
π’ƒπ’Šπ’‚π’šπ’‚ π’—π’‚π’“π’Šπ’‚π’ƒπ’†π’ 𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍
𝒑𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏 π’π’‚π’Žπ’‚
Misalkan PT. Tridharma menghendaki laba Rp 2.500.000,- , maka titik
impas penjualan baru dapat dihitung sebagai berikut.
𝑩𝑬𝑷
𝑷𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏 𝒃𝒂𝒓𝒖=
π‘Ήπ’‘πŸ•.πŸ“πŸŽπŸŽ.𝟎𝟎𝟎+π‘Ήπ’‘πŸ.πŸ“πŸŽπŸŽ.𝟎𝟎𝟎
πŸβˆ’
π‘Ήπ’‘πŸπŸ’.𝟎𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎
π‘Ήπ’‘πŸ’πŸŽ.𝟎𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎
=π‘Ήπ’‘πŸπŸ“.𝟎𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎
BiayaTetap
BiayaVariabel
16
Apabila PT. Tridharma menginginkan laba Rp2.500.000,- maka titik
impas akan dicapai pada penjualan sebesar Rp25.000.000,- atau pada kuantitas
5.000 unit.
3.7.2 Perubahan Biaya
Bila terjadi kenaikan ataupun penurunan biaya tetap, rumus perhitungan
titik impas tetap sama.
a. Kenaikan Biaya Tetap
Bila biaya tetap untuk kasus PT. Tridharma naik sebesar Rp.1.500.000,- sehingga
menjadi Rp9.000.000,- (Rp9.000.000,- = Rp7.500.000 + Rp1.500.000), maka titik
impas dengan adanya perubahan tersebut dapat dihitung sebagai berikut:
𝑩𝑬𝑷( π’…π’‚π’π’‚π’Ž π’“π’–π’‘π’Šπ’‚π’‰) =
π‘Ήπ’‘πŸ—.𝟎𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎
πŸβˆ’
π‘Ήπ’‘πŸπŸ’.𝟎𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎
π‘Ήπ’‘πŸ’πŸŽ.𝟎𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎
= π‘Ήπ’‘πŸπŸ.πŸ“πŸŽπŸŽ.𝟎𝟎𝟎,βˆ’
Dengan demikian, titik impas dijumpai pada saat penjualan mencapai
Rp22.500.000,- atau pada kuantitas 4.500 unit.
b. Penurunan Biaya Tetap
Bila pada kasus PT. Tridharma biaya tetapnya turun sebesar Rp1.500.000,-
sehingga menjadi Rp6.000.000,- (Rp6.000.000 = Rp7.500.000 – Rp1.500.000),
maka titik impasnya adalah:
𝑩𝑬𝑷( π’…π’‚π’π’‚π’Ž π’“π’–π’‘π’Šπ’‚π’‰)=
π‘Ήπ’‘πŸ”.𝟎𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎
πŸβˆ’
π‘Ήπ’‘πŸπŸ’.𝟎𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎
π‘Ήπ’‘πŸ’πŸŽ.𝟎𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎
= π‘Ήπ’‘πŸπŸ“.𝟎𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎,βˆ’
Titik impas dijumpai pada saat penjualan sebesar Rp15.000.000,- atau pada
kuantitas 3.000 unit.
c. Penurunan Harga Jual
Turunnya harga jual per unit akan mengakibatkan perubahan titik impas.
Bila pada kasus PT. Tridharma harga jualnya turunnya sebesar Rp1.250,- , maka
harga jual per unit menjadi = Rp3.750,- (Rp3.750,- = Rp5.000 – Rp1.250). Jumlah
penjualan sekarang menjadi Rp30.000.000,- (Rp30.000.000,- = Rp8.000 x
Rp3.750).
17
Dengan adanya penurunan harga jual tersebut, maka titik impas menjadi:
𝑩𝑬𝑷
( π’…π’‚π’π’‚π’Ž π’“π’–π’‘π’Šπ’‚π’‰)=
π‘Ήπ’‘πŸ•.πŸ“πŸŽπŸŽ.𝟎𝟎𝟎
πŸβˆ’
π‘Ήπ’‘πŸπŸ’.𝟎𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎
π‘Ήπ’‘πŸ‘πŸŽ.𝟎𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎
=π‘Ήπ’‘πŸ‘πŸ•.πŸ“πŸŽπŸŽ.𝟎𝟎𝟎,βˆ’
Titik impas dijumpai pada saat penjualan sebesar Rp37.500.000,- atau pada
kuantitas 10.000 unit.
3.8Titik Impas Beberapa Produk
Analisis Break Even Point dapat diterapkan untuk menghitung titik impas
dari beberapa macam produk. Untuk lebih jelasnya marilah kita perhatikan kasus
berikut.
PT. Graha Kirana
Laporan Laba-Rugi
Untuk Tahun Berakhir 31 Desember 1999
(Rupiah)
Produk A Produk B Produk C Total
Penjualan 7.500.000 10.000.000 12.500.000 30.000.000
Biaya Variabel 3.500.000 7.000.000 7.500.000 18.000.000
Marjin Kontribusi 4.000.000 3.000.000 5.000.000 12.000.000
Biaya Tetap ----------------------------------------------------------- 6.000.000
Laba Operasi ----------------------------------------------------------- 6.000.000
Untuk menghitunng titik impas masing masing produk, dapat ditempuh langkah-
langkah berikut:
1. Hitung presentase Marjin Kontribusi masing-masing produk terhadap
penjualannya.
π‘·π’“π’π’…π’–π’Œ 𝑨 =
π‘Ήπ’‘πŸ’. 𝟎𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎
π‘Ήπ’‘πŸ•. πŸ“πŸŽπŸŽ. 𝟎𝟎𝟎
𝒙 𝟏𝟎𝟎% = πŸ“πŸ‘, πŸ‘πŸ‘%
π‘·π’“π’π’…π’–π’Œ 𝑩 =
π‘Ήπ’‘πŸ‘. 𝟎𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎
π‘Ήπ’‘πŸπŸŽ. 𝟎𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎
𝒙 𝟏𝟎𝟎% = πŸ‘πŸŽ%
π‘·π’“π’π’…π’–π’Œ π‘ͺ =
π‘Ήπ’‘πŸ“. 𝟎𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎
π‘Ήπ’‘πŸπŸ. 𝟎𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎
𝒙 𝟏𝟎𝟎% = πŸ’πŸŽ%
18
2. Hitung titik impas keseluruhan produk.
𝑩𝑬𝑷 =
π‘Ήπ’‘πŸ”. 𝟎𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎
𝟏 βˆ’
π‘Ήπ’‘πŸπŸ–. 𝟎𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎
π‘Ήπ’‘πŸ‘πŸŽ. 𝟎𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎
= π‘Ήπ’‘πŸπŸ“. 𝟎𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎,βˆ’
Titik impas untuk produk A, B, dan C diperoleh pada saat penjualan sebesar
Rp15.000.000,-
3. Buatlah perbandingan penjualan masing-masing produk dengan total penjualan
keseluruhan produk.
𝑨: 𝑩: π‘ͺ = πŸ•. πŸ“πŸŽπŸŽ. 𝟎𝟎𝟎 ∢ 𝟏𝟎. 𝟎𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎 ∢ 𝟏𝟐. πŸ“πŸŽπŸŽ. 𝟎𝟎𝟎 = πŸ‘: πŸ’: πŸ“
Jadi, jumlah perbandingan tersebut adalah 12.
4. Hitung titik impas masing-masing produk dengan cara mengalikan hasil
perbandingan (no.3) dengan titik impas keseluruhan produk yang telah dicari
(no.2).
Titik Impas masing-masing produk adalah:
π‘·π’“π’π’…π’–π’Œ 𝑨 = (
πŸ‘
𝟏𝟐
)𝒙 π‘Ήπ’‘πŸπŸ“. 𝟎𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎,βˆ’ = π‘Ήπ’‘πŸ‘. πŸ•πŸ“πŸŽ. 𝟎𝟎𝟎,βˆ’
π‘·π’“π’π’…π’–π’Œ 𝑩 = (
πŸ’
𝟏𝟐
)𝒙 π‘Ήπ’‘πŸπŸ“. 𝟎𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎,βˆ’ = π‘Ήπ’‘πŸ“. 𝟎𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎,βˆ’
π‘·π’“π’π’…π’–π’Œ π‘ͺ = (
πŸ“
𝟏𝟐
) 𝒙 π‘Ήπ’‘πŸπŸ“. 𝟎𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎,βˆ’ = π‘Ήπ’‘πŸ”. πŸπŸ“πŸŽ. 𝟎𝟎𝟎,βˆ’
Total Penjualan pada titik impas = Rp15.000.000,-
19
Pembuktian bahwa laba pada titik impas = 0
Produk A Produk B Produk C Total
Penjualan 3.750.000 5.000.000 6.250.000 15.000.000
Biaya
Variabel *)
1.750.000 3.500.000 3.750.000 9.000.000
Marjin
Kontribusi
2.000.000 1.500.000 2.500.000 6.000.000
Biaya Tetap 6.000.000
Laba Operasi 0
*) biaya variabel baru dihitung dengan rumus:
π‘©π’Šπ’‚π’šπ’‚ π’—π’‚π’“π’Šπ’‚π’ƒπ’†π’ 𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒑𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏 𝑩𝑬𝑷
=
𝒑𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏 𝒃𝒂𝒓𝒖
𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒑𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏 π’π’‚π’Žπ’‚
𝒙 π’ƒπ’Šπ’‚π’šπ’‚ π’—π’‚π’“π’Šπ’‚π’ƒπ’†π’ π’•π’Šπ’‚π’‘ π’‘π’“π’π’…π’–π’Œ
Dengan menggunakan rumus ini dapat dihitung biaya variabel baru untuk masing-
masing produk pada titik impas:
Biaya variabel produk A =
𝑅𝑝3.750.000
𝑅𝑝7.500.000
π‘₯ 𝑅𝑝3.500.000 = 𝑅𝑝1.750.000
π΅π‘–π‘Žπ‘¦π‘Ž π‘£π‘Žπ‘Ÿπ‘–π‘Žπ‘π‘’π‘™ π‘π‘Ÿπ‘œπ‘‘π‘’π‘˜ 𝐡 =
𝑅𝑝5.000.000
𝑅𝑝10.000.000
π‘₯ 𝑅𝑝7.000.000 = 𝑅𝑝3.500.000
π΅π‘–π‘Žπ‘¦π‘Ž π‘£π‘Žπ‘Ÿπ‘–π‘Žπ‘π‘’π‘™ π‘π‘Ÿπ‘œπ‘‘π‘’π‘˜ 𝐢 =
𝑅𝑝6.250.000
𝑅𝑝12.500.000
π‘₯ 7.500.000 = 𝑅𝑝3.750.000
Jumlah biaya variabel produk A, B, dan C = Rp9.000.000
Titik impas beberapa produk dapat ditentukan juga melalui suatu grafik dengan
langkah-langkah sebagai berikut.
1. Buat garis medatar (sumbu X) untuk menunjukkan pendapatan/penjualan.
2. Buat garis tegak lurus (sumbu Y) yang menunjukkan marjin kontribusi.
3. Buat garis biaya tetap dengan menarik garis mendatar yang sejajar sumbu X dari
titik Rp6.000.000 pada sumbu Y.
20
4. Tentukan titik impas masing masing produk dengan cara berikut.
a. Titik A yang merupakan titik pertemuan penjualan Rp3.750.000,- dan marjin
kontribusi Rp2.000.000,-
b. Titik B dengan terlebih dahulu mencari jumlah penjualan BEP dari produk A dan
B serta jumlah marjin kontribusi produk A dan B, yaitu:
- π‘ƒπ‘’π‘›π‘—π‘’π‘Žπ‘™π‘Žπ‘› = 𝑅𝑝3.750.000 + 𝑅𝑝5.000.000 = 𝑅𝑝8.750.000,βˆ’
- π‘€π‘Žπ‘Ÿπ‘—π‘–π‘› π‘˜π‘œπ‘›π‘‘π‘Ÿπ‘–π‘π‘’π‘ π‘– = 𝑅𝑝2.000.000 + 𝑅𝑝1.500.000 = 𝑅𝑝3.500.000,βˆ’
c. Tentukan titik C untuk jumlah penjualan BEP produk A + produk B + produk C,
yaitu:
- π‘ƒπ‘’π‘›π‘—π‘’π‘Žπ‘™π‘Žπ‘› = 𝑅𝑝3.750.000 + 𝑅𝑝5.000.000 + 𝑅𝑝6.250.000 =
𝑅𝑝15.000.000, βˆ’
- π‘€π‘Žπ‘Ÿπ‘—π‘–π‘› π‘˜π‘œπ‘›π‘‘π‘Ÿπ‘–π‘π‘’π‘ π‘– = 𝑅𝑝2.000.000 + 𝑅𝑝1.500.000 + 𝑅𝑝2.500.000 =
𝑅𝑝6.000.000, βˆ’
Tarik garis dari titik 0 ke titik A, B, dan C. Garis inilah yang disebut garis
marjin kontribusi rata-rata.
Perpotongan garis marjin kontribusi rata-rata dengan garis biaya tetap
merupakan titik impas ketiga produk.
Gambar grafik dari penjelasan diatas.
21
3.9Hubungan Biaya, Volume, dan Laba Dengan Memperhatikan
Pengaruh Pajak Penghasilan
Rumus-rumus sebelumnya yang digunakan untuk mencari titik impas
adalah rumus yang belum memperhitungkan pajak penghasilan. Berikut ini akan
dilihat pengaruh pajak penghasilan terhadap titik impas. Rumus yang telah
dimodifikasikan tersebut:
𝑩𝑬𝑷 =
𝑻𝑭π‘ͺ +
𝑬𝑨𝑻
𝟏 βˆ’ %𝑻
𝑺 βˆ’ 𝑻𝑽π‘ͺ
Keterangan:
ο‚· TFC = Total Fixed Cost = Total Biaya Tetap
ο‚· EAT = Earning After Tax = Pendapatan Setelah Pajak
ο‚· %T = Presentase pajak penghasilan (dalam bilangan desimal)
ο‚· S = Sales = Penjualan Total (bisa juga dipakai Harga
jual/unit)
ο‚· TVC = Total Varable Cost = Total Biaya Variabel (bisa juga dipakai biaya
variabel/unit)
Sebagai Ilustrasi:
PT. Raharja Makmur menghasilkan satu macam produk dengan data:
ο‚· Harga jual per unit Rp2.000,-
ο‚· Biaya variabel per unit Rp1.200,-
ο‚· Biaya tetap Rp6.000.000,-
ο‚· Tax sebesar 25%
ο‚· Perusahaan menginginkan laba sebesar Rp300.000,-
Berapa besarnya penjualan yang harus dicapai Perusahaan agar mencapai titik
impas?
Penyelesaian:
𝑩𝑬𝑷 =
𝑻𝑭π‘ͺ +
𝑬𝑨𝑻
𝟏 βˆ’ %𝑻
𝑺 βˆ’ 𝑻𝑽π‘ͺ
=
𝑅𝑝600 .000 +
𝑅𝑝300.000
1βˆ’0,25
𝑅𝑝2.000βˆ’π‘…π‘1.200
= 875 unit
22
Jadi, titik impas dengan adanya pajak pengahsilan akan dicapai pada penjualan
sebesar 875 unit atau sebesar Rp1.750.000,- .
3.10 Batas Keamanan (Margin of Safety)
Batas keamanan merupakan suatu batas yang menyatakan toleransi
terhadap turunnya penjualan perusahaan yang dinyatakan dalam persentase. Jika
batas toleransi tersebut belum dilampaui, maka perusahaan tersebut belum
menderita rugi atau dalam keadaan impas.
𝑴𝑺 = 𝑺𝑩 βˆ’ 𝑺𝑩𝑬
%𝑴𝑺 =
𝑴𝑺
𝑺𝑩
𝒙 𝟏𝟎𝟎%
Keterangan:
ο‚· MS = Margin of Safety (batas keamanan)
ο‚· SB = Sales Budget (penjualan dianggarkan)
ο‚· SBE = Sales at break even (penjualan BEP)
Atau
𝑷𝒓𝒐𝒔𝒆𝒏𝒕𝒂𝒔𝒆 𝒃𝒂𝒕𝒂𝒔 π’Œπ’†π’‚π’Žπ’‚π’π’‚π’ =
π’ƒπ’–π’…π’ˆπ’†π’• 𝒑𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏 βˆ’π’‘π’†π’π’‹π’–π’‚π’π’‚ 𝒏 𝑩𝑬𝑷
π’ƒπ’–π’…π’ˆπ’†π’• 𝒑𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏
x 100%
Artinya, penjualan tidak boleh lebih rendah dari persentase tersebut.
23
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Break Even Point (BEP) dapat diartikan sebagai suatu titik atau keadaan
dimana perusahaan di dalam operasinyan tidak memperoleh keuntungan dan tidak
menderita kerugian. Tujuan dari analisis break event point yaitu untuk mengetahui
pada volume penjualan atau produksi berapakah suatu perusahaan akan mencapai
laba tertentu.
Analisis Break Even Point secara umum dapat memberikan informasi
kepada pimpinan, bagaimana pola hubungan antara volume penjualan, cost/biaya,
dan tingkat keuntungan yang akan diperoleh pada level penjulalan tertentu.
Analisis break even dapat dirasakan manfaatnya apabila titik break even
dapat dipertahankan selama periode tertentu. Keadaan ini dapat dipertahankan
apabila biaya-biaya dan harga jual adalah konstan, karena naik turunnya harga
jual dan biaya akan mempengaruhi titik break even.
4.2 Saran
Apabila suatu perusahaan memproduksi lebih dari satu macam produk
maka komposisi atau perbandingan antara satu produk dengan produk lain (sales
mix) haruslah tetap. Karena keadaan ini dapat dipertahankan apabila biaya-biaya
dan harga jual adalah konstan, karena naik turunnya harga jual dan biaya akan
mempengaruhi titik break even.
24
DAFTAR PUSTAKA
https://ekariy.wordpress.com/2016/03/24/makalah-bep-break-even-point/
http://rankingpertama.blogspot.co.id/2017/04/makalah-analisis-break-even-
point.html
http://tugas-makalah-skripsi.blogspot.co.id/2016/10/break-even-point-bep.html
http://chalisjr.blogspot.co.id/2016/03/makalah-tentang-analisis-break-event.html
Fuad, M, dkk.2001.Pengantar Bisnis. Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama.

More Related Content

What's hot

Soal latiahan bab 2 semester 3
Soal latiahan bab 2 semester 3Soal latiahan bab 2 semester 3
Soal latiahan bab 2 semester 3Asep suryadi
Β 
HARGA POKOK PROSES DAN HARGAB POKOK PESANAN
HARGA POKOK PROSES DAN HARGAB POKOK PESANANHARGA POKOK PROSES DAN HARGAB POKOK PESANAN
HARGA POKOK PROSES DAN HARGAB POKOK PESANANOwnskin
Β 
Analisis common size
Analisis common sizeAnalisis common size
Analisis common sizemas karebet
Β 
Akuntansi Biaya Metode Harga Pokok Pesanan Full Costing (2)
Akuntansi Biaya Metode Harga Pokok Pesanan Full Costing (2)Akuntansi Biaya Metode Harga Pokok Pesanan Full Costing (2)
Akuntansi Biaya Metode Harga Pokok Pesanan Full Costing (2)Ryan Gamof
Β 
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaAudit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaNony Saraswati Gendis
Β 
Pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan
Pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai PerusahaanPengaruh Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan
Pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai PerusahaanTrisnadi Wijaya
Β 
Keputusan investasi
Keputusan investasiKeputusan investasi
Keputusan investasitonyherman87
Β 
Model indeks tunggal ppt
Model indeks tunggal pptModel indeks tunggal ppt
Model indeks tunggal pptAnisa Kirana
Β 
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
Hubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti auditHubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti audit
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti auditSyafdinal Ncap
Β 
Biaya produksi
Biaya produksiBiaya produksi
Biaya produksiAhmad Rudi
Β 
Temu 6-variable-costing
Temu 6-variable-costingTemu 6-variable-costing
Temu 6-variable-costingAni Andiyani
Β 
Perilaku konsumen
Perilaku konsumenPerilaku konsumen
Perilaku konsumenHaidar Bashofi
Β 
Kalkulasi biaya produk sampingan dan gabungan
Kalkulasi biaya produk sampingan dan gabunganKalkulasi biaya produk sampingan dan gabungan
Kalkulasi biaya produk sampingan dan gabunganArif Setiawan
Β 
Makalah Teori biaya (cost theory)
Makalah Teori biaya (cost theory)Makalah Teori biaya (cost theory)
Makalah Teori biaya (cost theory)Eka Wahyuliana
Β 
Analisa kurva IS-LM
Analisa kurva IS-LMAnalisa kurva IS-LM
Analisa kurva IS-LMgadis sriyamti
Β 
Keuntungan maksimum
Keuntungan maksimumKeuntungan maksimum
Keuntungan maksimumKristalina Dewi
Β 
Perbedaan pasar monopoli dan pasar persingan sempurna
Perbedaan pasar monopoli dan pasar persingan sempurnaPerbedaan pasar monopoli dan pasar persingan sempurna
Perbedaan pasar monopoli dan pasar persingan sempurnaQuinta Nursabrina
Β 
Efek substitusi dan pendapatan
Efek substitusi dan pendapatanEfek substitusi dan pendapatan
Efek substitusi dan pendapatanyunisarosa
Β 

What's hot (20)

Soal latiahan bab 2 semester 3
Soal latiahan bab 2 semester 3Soal latiahan bab 2 semester 3
Soal latiahan bab 2 semester 3
Β 
HARGA POKOK PROSES DAN HARGAB POKOK PESANAN
HARGA POKOK PROSES DAN HARGAB POKOK PESANANHARGA POKOK PROSES DAN HARGAB POKOK PESANAN
HARGA POKOK PROSES DAN HARGAB POKOK PESANAN
Β 
Resume makro ekonomi bab 1-19 mankiw
Resume makro ekonomi bab 1-19 mankiwResume makro ekonomi bab 1-19 mankiw
Resume makro ekonomi bab 1-19 mankiw
Β 
Analisis common size
Analisis common sizeAnalisis common size
Analisis common size
Β 
Akuntansi Biaya Metode Harga Pokok Pesanan Full Costing (2)
Akuntansi Biaya Metode Harga Pokok Pesanan Full Costing (2)Akuntansi Biaya Metode Harga Pokok Pesanan Full Costing (2)
Akuntansi Biaya Metode Harga Pokok Pesanan Full Costing (2)
Β 
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaAudit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
Β 
Pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan
Pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai PerusahaanPengaruh Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan
Pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan
Β 
Keputusan investasi
Keputusan investasiKeputusan investasi
Keputusan investasi
Β 
Model indeks tunggal ppt
Model indeks tunggal pptModel indeks tunggal ppt
Model indeks tunggal ppt
Β 
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
Hubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti auditHubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti audit
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
Β 
Teori produksi
Teori produksiTeori produksi
Teori produksi
Β 
Biaya produksi
Biaya produksiBiaya produksi
Biaya produksi
Β 
Temu 6-variable-costing
Temu 6-variable-costingTemu 6-variable-costing
Temu 6-variable-costing
Β 
Perilaku konsumen
Perilaku konsumenPerilaku konsumen
Perilaku konsumen
Β 
Kalkulasi biaya produk sampingan dan gabungan
Kalkulasi biaya produk sampingan dan gabunganKalkulasi biaya produk sampingan dan gabungan
Kalkulasi biaya produk sampingan dan gabungan
Β 
Makalah Teori biaya (cost theory)
Makalah Teori biaya (cost theory)Makalah Teori biaya (cost theory)
Makalah Teori biaya (cost theory)
Β 
Analisa kurva IS-LM
Analisa kurva IS-LMAnalisa kurva IS-LM
Analisa kurva IS-LM
Β 
Keuntungan maksimum
Keuntungan maksimumKeuntungan maksimum
Keuntungan maksimum
Β 
Perbedaan pasar monopoli dan pasar persingan sempurna
Perbedaan pasar monopoli dan pasar persingan sempurnaPerbedaan pasar monopoli dan pasar persingan sempurna
Perbedaan pasar monopoli dan pasar persingan sempurna
Β 
Efek substitusi dan pendapatan
Efek substitusi dan pendapatanEfek substitusi dan pendapatan
Efek substitusi dan pendapatan
Β 

Similar to Analisis BEP (2017)

Makalah manajemen biaya strategik
Makalah manajemen biaya strategikMakalah manajemen biaya strategik
Makalah manajemen biaya strategikFirman Pratama
Β 
3777382.ppt
3777382.ppt3777382.ppt
3777382.pptAlPramana
Β 
Paper Analisis break even point
Paper Analisis break even pointPaper Analisis break even point
Paper Analisis break even pointYusuf Darismah
Β 
margin kontribusi
margin kontribusimargin kontribusi
margin kontribusiperikesepian
Β 
analisis break even point
analisis break even pointanalisis break even point
analisis break even pointTri Yulianto
Β 
PPT TUGAS PRAKARYA.pptx
PPT TUGAS PRAKARYA.pptxPPT TUGAS PRAKARYA.pptx
PPT TUGAS PRAKARYA.pptxAjelinLahuse
Β 
PP KWU_KONSEP BIAYA.pptx
PP KWU_KONSEP BIAYA.pptxPP KWU_KONSEP BIAYA.pptx
PP KWU_KONSEP BIAYA.pptxAnggunRusyantia
Β 
14, kwh, desi kusminingsih, prof. dr. hapzi ali, cma, permodalan, break even ...
14, kwh, desi kusminingsih, prof. dr. hapzi ali, cma, permodalan, break even ...14, kwh, desi kusminingsih, prof. dr. hapzi ali, cma, permodalan, break even ...
14, kwh, desi kusminingsih, prof. dr. hapzi ali, cma, permodalan, break even ...Desikoes
Β 
bep- (1).pptx
bep- (1).pptxbep- (1).pptx
bep- (1).pptxRizkyFaluza
Β 
Analisa break event point
Analisa break event pointAnalisa break event point
Analisa break event pointNur Matondang
Β 
Kasus Analisis_Break_Even_Point.pptx
Kasus Analisis_Break_Even_Point.pptxKasus Analisis_Break_Even_Point.pptx
Kasus Analisis_Break_Even_Point.pptxbratasendjajafamily
Β 
Makalah Ekonomi Teknik, Break Even Point
Makalah Ekonomi Teknik, Break Even PointMakalah Ekonomi Teknik, Break Even Point
Makalah Ekonomi Teknik, Break Even Pointojicatel
Β 
ANALISIS HUBUNGAN BIAYA VOLUME DAN LABA.pptx
ANALISIS HUBUNGAN BIAYA VOLUME DAN LABA.pptxANALISIS HUBUNGAN BIAYA VOLUME DAN LABA.pptx
ANALISIS HUBUNGAN BIAYA VOLUME DAN LABA.pptxmuhammadmirzaIkhsanu
Β 
Konsep analisa break event point
Konsep analisa break event pointKonsep analisa break event point
Konsep analisa break event pointaditya wicaksana
Β 
UTS Akuntansi Manajemen_Anniza Restrizia.docx
UTS Akuntansi Manajemen_Anniza Restrizia.docxUTS Akuntansi Manajemen_Anniza Restrizia.docx
UTS Akuntansi Manajemen_Anniza Restrizia.docxAnnizaRestrizia
Β 
BAHAN SETELAH MID BU SRI.doc
BAHAN SETELAH MID BU SRI.docBAHAN SETELAH MID BU SRI.doc
BAHAN SETELAH MID BU SRI.docNellyAgustini
Β 
Artikel Ilmiah Manajemen Keuangan (Analisa Penilaian dan Penerapan Keputusan ...
Artikel Ilmiah Manajemen Keuangan (Analisa Penilaian dan Penerapan Keputusan ...Artikel Ilmiah Manajemen Keuangan (Analisa Penilaian dan Penerapan Keputusan ...
Artikel Ilmiah Manajemen Keuangan (Analisa Penilaian dan Penerapan Keputusan ...wardahmega
Β 

Similar to Analisis BEP (2017) (20)

Makalah manajemen biaya strategik
Makalah manajemen biaya strategikMakalah manajemen biaya strategik
Makalah manajemen biaya strategik
Β 
3777382.ppt
3777382.ppt3777382.ppt
3777382.ppt
Β 
Paper Analisis break even point
Paper Analisis break even pointPaper Analisis break even point
Paper Analisis break even point
Β 
margin kontribusi
margin kontribusimargin kontribusi
margin kontribusi
Β 
analisis break even point
analisis break even pointanalisis break even point
analisis break even point
Β 
PPT TUGAS PRAKARYA.pptx
PPT TUGAS PRAKARYA.pptxPPT TUGAS PRAKARYA.pptx
PPT TUGAS PRAKARYA.pptx
Β 
PP KWU_KONSEP BIAYA.pptx
PP KWU_KONSEP BIAYA.pptxPP KWU_KONSEP BIAYA.pptx
PP KWU_KONSEP BIAYA.pptx
Β 
14, kwh, desi kusminingsih, prof. dr. hapzi ali, cma, permodalan, break even ...
14, kwh, desi kusminingsih, prof. dr. hapzi ali, cma, permodalan, break even ...14, kwh, desi kusminingsih, prof. dr. hapzi ali, cma, permodalan, break even ...
14, kwh, desi kusminingsih, prof. dr. hapzi ali, cma, permodalan, break even ...
Β 
bep- (1).pptx
bep- (1).pptxbep- (1).pptx
bep- (1).pptx
Β 
Analisa break event point
Analisa break event pointAnalisa break event point
Analisa break event point
Β 
Kasus Analisis_Break_Even_Point.pptx
Kasus Analisis_Break_Even_Point.pptxKasus Analisis_Break_Even_Point.pptx
Kasus Analisis_Break_Even_Point.pptx
Β 
BEP.pptx
BEP.pptxBEP.pptx
BEP.pptx
Β 
Makalah Ekonomi Teknik, Break Even Point
Makalah Ekonomi Teknik, Break Even PointMakalah Ekonomi Teknik, Break Even Point
Makalah Ekonomi Teknik, Break Even Point
Β 
ANALISIS HUBUNGAN BIAYA VOLUME DAN LABA.pptx
ANALISIS HUBUNGAN BIAYA VOLUME DAN LABA.pptxANALISIS HUBUNGAN BIAYA VOLUME DAN LABA.pptx
ANALISIS HUBUNGAN BIAYA VOLUME DAN LABA.pptx
Β 
Makalah harga pokok variabel
Makalah harga pokok variabelMakalah harga pokok variabel
Makalah harga pokok variabel
Β 
Konsep analisa break event point
Konsep analisa break event pointKonsep analisa break event point
Konsep analisa break event point
Β 
UTS Akuntansi Manajemen_Anniza Restrizia.docx
UTS Akuntansi Manajemen_Anniza Restrizia.docxUTS Akuntansi Manajemen_Anniza Restrizia.docx
UTS Akuntansi Manajemen_Anniza Restrizia.docx
Β 
BAHAN SETELAH MID BU SRI.doc
BAHAN SETELAH MID BU SRI.docBAHAN SETELAH MID BU SRI.doc
BAHAN SETELAH MID BU SRI.doc
Β 
Artikel Ilmiah Manajemen Keuangan (Analisa Penilaian dan Penerapan Keputusan ...
Artikel Ilmiah Manajemen Keuangan (Analisa Penilaian dan Penerapan Keputusan ...Artikel Ilmiah Manajemen Keuangan (Analisa Penilaian dan Penerapan Keputusan ...
Artikel Ilmiah Manajemen Keuangan (Analisa Penilaian dan Penerapan Keputusan ...
Β 
Variabel costing
Variabel costingVariabel costing
Variabel costing
Β 

More from Lulu Wildatiumi

Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019
Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019
Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019Lulu Wildatiumi
Β 
sistem pengendalian manajemen - 2018
sistem pengendalian manajemen - 2018sistem pengendalian manajemen - 2018
sistem pengendalian manajemen - 2018Lulu Wildatiumi
Β 
Mendesain Data SIA - Mendesain Tabel, Formulir, Query, dan Laporan (2019)
Mendesain Data SIA - Mendesain Tabel, Formulir, Query, dan Laporan (2019)Mendesain Data SIA - Mendesain Tabel, Formulir, Query, dan Laporan (2019)
Mendesain Data SIA - Mendesain Tabel, Formulir, Query, dan Laporan (2019)Lulu Wildatiumi
Β 
Bab 13 - pembukuan dengan bahasa dan mata uang asing - 2018
Bab 13 - pembukuan dengan bahasa dan mata uang asing - 2018Bab 13 - pembukuan dengan bahasa dan mata uang asing - 2018
Bab 13 - pembukuan dengan bahasa dan mata uang asing - 2018Lulu Wildatiumi
Β 
Strategi Pengembangan Koperasi & UMKM - 2018
Strategi Pengembangan Koperasi & UMKM - 2018Strategi Pengembangan Koperasi & UMKM - 2018
Strategi Pengembangan Koperasi & UMKM - 2018Lulu Wildatiumi
Β 
Tugas - Analisis BEP (2017)
Tugas - Analisis BEP (2017)Tugas - Analisis BEP (2017)
Tugas - Analisis BEP (2017)Lulu Wildatiumi
Β 

More from Lulu Wildatiumi (6)

Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019
Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019
Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019
Β 
sistem pengendalian manajemen - 2018
sistem pengendalian manajemen - 2018sistem pengendalian manajemen - 2018
sistem pengendalian manajemen - 2018
Β 
Mendesain Data SIA - Mendesain Tabel, Formulir, Query, dan Laporan (2019)
Mendesain Data SIA - Mendesain Tabel, Formulir, Query, dan Laporan (2019)Mendesain Data SIA - Mendesain Tabel, Formulir, Query, dan Laporan (2019)
Mendesain Data SIA - Mendesain Tabel, Formulir, Query, dan Laporan (2019)
Β 
Bab 13 - pembukuan dengan bahasa dan mata uang asing - 2018
Bab 13 - pembukuan dengan bahasa dan mata uang asing - 2018Bab 13 - pembukuan dengan bahasa dan mata uang asing - 2018
Bab 13 - pembukuan dengan bahasa dan mata uang asing - 2018
Β 
Strategi Pengembangan Koperasi & UMKM - 2018
Strategi Pengembangan Koperasi & UMKM - 2018Strategi Pengembangan Koperasi & UMKM - 2018
Strategi Pengembangan Koperasi & UMKM - 2018
Β 
Tugas - Analisis BEP (2017)
Tugas - Analisis BEP (2017)Tugas - Analisis BEP (2017)
Tugas - Analisis BEP (2017)
Β 

Recently uploaded

Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
Β 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
Β 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
Β 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
Β 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
Β 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
Β 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
Β 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
Β 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
Β 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
Β 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
Β 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
Β 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
Β 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
Β 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
Β 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
Β 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
Β 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
Β 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
Β 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
Β 

Recently uploaded (20)

Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Β 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Β 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Β 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
Β 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
Β 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Β 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
Β 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
Β 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
Β 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Β 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Β 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
Β 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
Β 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Β 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Β 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
Β 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
Β 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
Β 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Β 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Β 

Analisis BEP (2017)

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Setiap usaha bisnis didirikan dengan tujuan memperoleh laba. Laba dalam suatu bisnis merupakan tujuan utama dan penting dalam perusahaan. Keuntungan merupakan salah satu ukuran keberhasilan manajemen perusahaan dalam mengoperasikan suatu perusahaan. Mengingat upaya meraih laba tidak mudah, maka seluruh kegiatan harus direncanakan terlebih dahulu dengan baik. Pihak manajemen suatu perusahaan harus mengerahkan dan mengarahkan seluruh unit dalam perusahaan untuk mencapai satu tujuan, yakni mendapat laba. Dengan demikian seluruh peserta dan unit usaha turut bertanggung jawab dalam mencapai tujuan bisnis tersebut. Terdapat beberapa faktor ekstern maupun intern yang dapat mempengaruhi tingkat laba yang diperoleh perusahaan, yakni : ο‚· Besarnya biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu barang/jasa yang dicerminkan oleh harga pokok penjualan (HPP) atau harga pokok produksi (cost of goods sold). ο‚· Jumlah barang/jasa yang diproduksi dan dijual. ο‚· Harga jual barang bersangkutan. Upaya meraih laba yang direncanakan perusahaan dipengaruhi oleh kegiatan unsur tesebut, sehingga pihak manajemen perusahaan harus berusaha mengendalikan ketiga hal tersebut. Hal yang perlu diupayakan adalah agar seluruh barang yang diproduksi dapat dijual. Dalam rangka menentukan penghasilan, diasumsikan bahwa barang yang diproduksi habis terjual seluruhnya. Pada faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat laba, upaya pihak manajemen dapat melakukan penekanan terhadap biaya ke tingkat biaya yang paling minimum. Di lain pihak, volume penjualan barang/jasa dapat ditingkatkan ke tingkat yang paling maksimum, sehingga barang yang diproduksi habis terjual. Adapun penentuan harga jual ditetapkan dengan meraih tingkat keuntungan per- unit yang memadai, sehingga harga jualnya dapat dijangkau masyarakat- konsumen. Usaha pihak manajemen perusahaan dalam upaya mencari keuntungan tersebut harus didasarkan pada berapa jumlah barang yang harus diproduksi lalu
  • 2. 2 dijual. Pada tahap perencanaan produksi, manajemen perusahaan harus menentukan lebih dahulu tingkat produksi yang paling minimum agar perusahaan tidak rugi. Dengan kata lain pada tahap awal perencanaan produksi harus di dasarkan kepada upaya jangan rugi atau minimal impas. Maksud dari impas adalah total penghasilan (total revenue) perusahaan sama dengan total biaya yang dikeluarkan ( TR = TC ). 1.2Rumusan Masalah 1. Apa pengertian dari BEP? 2. Apa saja komponen penghitungan dasar BEP (titik impas)? 3. Apa saja perbedaan biaya variabel dengan biaya tetap? 4. Apa kegunaan analisis BEP (titik impas)? 5. Apa kelebihan dan kelemahan BEP (titik impas)? 6. Pendekatan apa saja yang digunakan dalam menghitung titik impas? 7. Bagaimana cara menghitung BEP disuatu perusahaan? 1.3Tujuan 1. Mengetahui dan memahami pengertian dari BEP. 2. Mengetahui komponen penghitungan dasar BEP. 3. Mengetahui perbedaan antara biaya variabel dengan biaya tetap. 4. Mengetahui kegunaan dari analisis BEP. 5. Mengetahu kelemahan dan kelebihan analisis BEP. 6. Mengetahui pendekatan apa saja yang digunakan dalam menghitung titik impas. 7. Mengetahui cara menghitung BEP disuatu perusahaan. 1.4Manfaat Manfaat dalam pembuatan makalah ini agar pembaca dan penulis bisa mengetahui dan menambah wawasan menegenai materi yang telah dibuat.
  • 3. 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Pengertian Break Even Point (BEP) Menururt Prasetya dan Lukiastuti (2009:119) analisis Break Even Point adalah suatu analisis yang bertujuan untuk menemukan satu titik, dalam unit atau rupiah, yang menunjukkan biaya sama dengan pendapatan. Titik tersebut dinamakan titik BEP. Dengan mengetahui titik BEP, analis dapat menegetahui pada volume penjualan berapa perusahaan mencapai titik impasnya, yaitu tidak rugi, tetapi juga tidak untung sehingga apabila penjualan melebihi titik itu, maka perusahaan mulai mendapatkan untung. Menurut Yamit (1998:62) BEP dapat diartikan suatu keadaan dimana total pendapatan besarnya sama dengan total biaya (TR =TC). Sedangkan menurut Prawirosentono (2001:111) analisis Break Even Point merupakan titik produksi, dimana hasil penjualan sama persis dengan total biaya produksi. Dalam bukunya Herjanto (2008:151) menyatakan, analisis pulang pokok (break-even analysis) adalah suatu analisis yang bertujuan untuk menemukan satu titik dalam kurva biaya-pendapatan yang menunjukkan biaya sama dengan pendapatan. Titik tersebut disebut sebagai titik pulang pokok (break event point, BEP) Adapun analisis break even point (BEP) dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan matematis (mathematic appreach) dan pendekatan grafik (graphical appreach) Prawirosentono(2001:112). Dengan menggunakan pendekatan matematis atau pendapatan sama dengan biaya, maka menurut Herjanto (2008:153) rumus BEP dapat diperoleh sebagai berikut:
  • 4. 4 𝑇𝑅 = 𝑇𝐢 P. Q = F + V. Q 𝐡𝐸𝑃(𝑄) = 𝐹 𝑃 βˆ’ 𝑉 𝐡𝐸𝑃(𝑅𝑝) = 𝐡𝐸𝑃(𝑄) π‘₯ 𝑃 = 𝐹 π‘ƒβˆ’π‘‰ 𝑃 𝑩𝑬𝑷(𝑹𝒑) = 𝑭 πŸβˆ’ 𝑽 𝑷 Keterangan : BEP (RP) = Titik Pulang Pokok (dalam rupiah) BEP (Q) = Titik Pulang Pokok (dalam unit) Q = jumlah unit yang dijual F = biaya tetap V = biaya variabel per unit P = harga jual netto per unit TR = pendapatan total TC = biaya total Sedangkan, metode perhitungan titik impas secara grafis, seperti pada gambar di bawah ini.
  • 5. 5 Gambar di atas menunjukkan model dasar dari analisis pulang pokok, dimana garis pendapatan berpotongan dengan garis biaya pada titik pulang pokok (BEP). Sebelah kiri BEP menunjukkan daerah kerugian, sedangkan sebelah kanan BEP menunjukkan daerah keuntungan. Model ini memiliki asumsi dasar bahwa biaya per unit ataupun harga jual per unit dianggap tetap/konstan, tidak tergantung dari jumlah unit yang terjual. Menurut Herjanto (2008:155-156) analisis pulang pokok dibedakan antara penggunaan untuk produk tunggal dan penggunaan untuk beberapa produk sekaligus (multiproduk). Rumus BEP untuk produk tunggal tidak dapat langsung digunakan untuk multiproduk karena biaya variabel dan harga jual setiap produk berbeda. Oleh karena itu, rumus tersebut harus dimodifikasi dengan mempertimbangkan kontribusi penjualan dari setiap produk. Rumus titik pulang pokok untuk multiproduk menurut Herjanto (2008:155-156), sebagai berikut. 𝑩𝑬𝑷(𝑹𝒑) = 𝑭 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 π‘²π’π’π’•π’“π’Šπ’ƒπ’–π’”π’Š π‘»π’†π’“π’•π’Šπ’Žπ’ƒπ’‚π’π’ˆ Keterangan : F = biaya tetap per periode Kontribusi tertimbang = persentase penjualan produk terhadap total rupiah penjualan (𝟏 βˆ’ 𝑽 𝑷 ). 𝑾 Untuk mengetahui berapa unit yang harus terjual untuk masing-masing produk (multiproduk). Rumus BEP untuk produk tunggal tidak dapat langsung digunakan untuk multiproduk karena biaya variabel dan harga jual setiap produk berbeda. Oleh karena itu, rumus tersebut harus dimodifikasi dengan mempertimbangkan kontribusi penjualan dari setiap produk. Rumus multiproduk untuk semua jenis produk : 𝑩𝑬𝑷 (𝑹𝒑) 𝒑𝒆𝒓 𝒕𝒂𝒉𝒖𝒏 𝟐𝟎𝟏𝟏, 𝟐𝟎𝟏𝟐, πŸπŸŽπŸπŸ‘ = 𝑭 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 π‘²π’π’π’•π’“π’Šπ’ƒπ’–π’”π’Š π‘»π’†π’“π’•π’Šπ’Žπ’ƒπ’‚π’π’ˆ Rumus multiproduk untuk mencari BEP dalam rupiah dan unit : 𝑩𝑬𝑷( 𝑹𝒑) 𝒑𝒆𝒓 π’‹π’†π’π’Šπ’” π’‘π’π’…π’–π’Œ = 𝑾 𝒙 𝑩𝑬𝑷( 𝑹𝒑) 𝒑𝒆𝒓 𝒕𝒂𝒉𝒖𝒏 𝟐𝟎𝟏𝟏, 𝟐𝟎𝟏𝟐, πŸπŸŽπŸπŸ‘
  • 6. 6 𝑩𝑬𝑷( π’–π’π’Šπ’•) = 𝑩𝑬𝑷( 𝑹𝒑) 𝒑𝒆𝒓 π’‹π’†π’π’Šπ’” π’‘π’“π’π’…π’–π’Œ 𝑷 Keterangan : FC = biaya tetap W = persentase penjualan produk terhadap total rupiah tertimbang (proporsi) P = harga jual Keterangan : V = biaya variabel P = harga jual per unit S = jumlah produk per unit/tahun R = harga penjualan tiap produk per tahun W = persentase penjualan produk terhadap total rupiah tertimbang (proporsi) 2.2Penggolongan Biaya-Biaya Dalam perhitungan Break Evev Point (BEP) sangat diperlukan unsur yang sangat penting yaitu mengenai unsur biaya. Biaya secara umum adalah pengeluaran-pengeluaran yang tidak dapat dihindarkan, tetapi dapat diperkirakan. Adapun pengertian biaya menurut Prawirosentono (2001:114) secara umum dalam suatu perusahaan adalah pengorbanan sumber daya produksi ekonomi yang dinilai dalam satuan uang, yang tidak dapat dihindarkan terjadinya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Prawirosentono (2001:113) biaya-biaya dapat dikelompokkan menurut sifatnya (by nature) yaitu :
  • 7. 7 1. Biaya Tetap (Fixed Cost=FC) Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap konstan tidak dipengaruhi perubahan volume produksi pada periode dan tingkat tertentu. Namun pada biaya tetap ini biaya satuan (unit cost) akan berubah berbanding terbalik dengan perubahan volume produksi. Semakin tinggi volume produksi, semakin rendah biaya satuannya. Sebaliknya, semakin rendah volume produksi semakin tinggi biaya per satuannya. Jenis biaya tergolong biaya tetap antara lain : penyusutan mesin, penyusutan bangunan, sewa, asuransi asset perusahan, gaji tetap bulanan para karyawan tetap. 2. Biaya Variabel Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding (proporsional) sesuai dengan perubahan volume produksi. Semakin besar volume produksi semakin besar pula jumlah total biya variabel yang dikeluarkan. Sebaliknya semakin kecil volume produksi semakin kecil pula jumlah total biaya variabelnya. Jenis biaya variabel antara lain adalah : biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya tenaga listrik mesin, dan sebagainya. 3. Biaya Semi Variabel Biaya semi-variabel adalah biaya yang jumlah totalnya akan berubah sesuai dengan perubahan volume produksi, namun perubahannya tidak proporsional. Dalam analisis titik-impas, biaya harus dikelompokkan menjadi dua kelompok yakni biaya tetap dan biaya variabel. Menurut Carter (2009:69) biaya semivariabel didefinisikan sebagai biaya yang memperlihatkan baik karakteristik-karakteristik dari biaya tetap maupun biaya variabel. Biaya semacam itu mencakup biaya listrik air, gas, bensin, batu bara, beberapa perlengkapan, pemeliharaan, beberapa tenaga kerja tidak langsung, biaya perjalanan, asuransi jiwa kelompok untuk karyawan, biaya pensiun, dan pajak penghasilan.
  • 8. 8 BAB III PEMBAHASAN 3.1Pengertian Analisis BEP Untuk menetapkan suatu kebijakan, umumnya pimpinan perusahaan mendasarkan keputusannya pada hasil analisis. Salah satu alat analisis yang dapat digunakan adalah analisis titik pulang pokok (Break Even Point = BEP). Titik pulang pokok adalah keadaan suatu usaha ketika tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi. Bila kondisi titik pulang pokok tercapai, jumlah penghasilan yang diperoleh sama dengan jumlah biaya yang dikeluarkan, atau marjin kontribusi hanya dapat menutupi biaya tetap. Untuk keperluan analisis tersebut, para pemimpin perusahaan biasanya mempelajari kaitan antara pendapatan (penjualan= revenue), pengeluaran (biaya= cost) dan keuntungan bersih (laba netto= net profit). Telaah yang mempelajari analisis ini dikenal sebagai β€œanalisis biaya, volume, dan laba (cost,volume, dan profit analysis)” atau analisis titik pulang pokok. 3.2Komponen Penghitungan Break Even point Break Event Point memerlukan komponen penghitungan dasar seperti berikut ini: a. Fixed Cost (biaya tetap) Komponen ini merupakan biaya yang tetap atau konstan jika adanya tindakan produksi atau meskipun perusahaan tidak berproduksi. Contoh biaya ini yaitu biaya tenaga kerja, biaya penyusutan mesin, dll. b. Variabel Cost (biaya variabel) Komponen ini merupakan biaya per unit yang sifatnya dinamis tergantung dari tindakan volume produksinya. Jika produksi yang direncanakan meningkat, berarti variabel cost pasti akan meningkat. Contoh biaya ini yaitu biaya bahan baku, biaya listrik, dll. c. Selling Price Komponen ini adalah harga jual per unit barang atau jasa yang telah diproduksi.
  • 9. 9 3.3Perbedaan Biaya Variabel dengan Biaya Tetap Perbedaan dalam hubungannya dengan volume produksi : a. Biaya Variabel Karakteristik : ο‚· Biaya berubah total sebanding perubahan tingkat aktivitas. ο‚· Biaya satuan tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan (biaya satuan konstan). Contoh dalam perusahaan furniture : ο‚· Biaya perlengkapan ο‚· Biaya bahan bakar ο‚· Biaya sumber tenaga ο‚· Biaya perkakas kecil ο‚· Asuransi aktiva tetap dan kewajiban ο‚· Gaji satpam dan pesuruh pabrik b. Biaya Tetap Karakteristik : ο‚· Totalitas tidak berubah terhadap perubahan tingkat aktivitas. ο‚· Biaya satuan berbanding terbalik terhadap perubahan volume kegiatan. Contoh dalam perusahaan furniture : ο‚· Biaya penyusutan ο‚· Gaji eksekutif ο‚· Pajak bumi dan bangunan ο‚· Amortisasi paten ο‚· Biaya penerimaan barang ο‚· Biaya komunikasi ο‚· Upah lembur 3.4Kegunaan Analisis BEP Analisis BEP dapat digunakan untuk menentukan : a. Jumlah penjualan minimal yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami kerugian. b. Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu. c. Seberapa jauhkah berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita rugi.
  • 10. 10 d. Untuk mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya, dan volume penjualan terhadap keuntungan yang diperoleh. Jadi, BEP dapat dilihat dari aspek pemasaran dan aspek produksi. Dari aspek pemasaran (marketing) BEP berarti volume penjualan dimana total penghasilan (TR) sama dengan total biaya (TC), sehingga perusahaan dalam posisi tidak untung maupun tidak rugi. Sedangkan bila ditinjau dari segi produksi, BEP adalah titik yang menunjukkan tingkat produksi barang/jasa yang dijual tetapi tidak memberikan keuntungan maupun kerugian. Jadi, BEP bukan tujuan tetapi merupakan dasar penentuan kebijakan penjualan dari kebijakan produksi, sehingga operasi perusahaan dapat berpedoman dengan titik impas. Dengan kata lain, BEP adalah alat menentukan kebijakan berproduksi dan upaya penjualan barang agar minimal tidak rugi, bahkan harus untung. (Prawirasentono, 1997) Analisis titik impas pada prinsipnya hanya sekedar menetapkan pada tingkat penjualan dan produksi berapa unit sehingga terjadi titik impas, di mana total penghasilan sama dengan total biaya yang telah dikeluarkan. 3.5Kelemahan dan Kelebihan BEP a. Kelemahan BEP Salah satu kelemahan BEP adalah hanya ada satu macam barang yang diproduksi atau dijual. Jika lebih dari satu macam maka kombinasi atau komposisi penjualannya (sales mix) akan tetap konstan. Jika dilihat di jaman sekarang ini bahwa perusahaan untuk meningkatkan daya saingnya mereka menciptakan banyak produk jadi sangat sulit dan ada satu asumsi lagi yaitu harga jual persatuan barang tidak akan berubah berapapun jumlah satuan barang yang dijual atau tidak ada perubahan harga secara umum. b. Kelebihan BEP ο‚· Alat perencanaan untuk hasilkan laba. ο‚· Memberikan informasi mengenai berbagai tingkat volume penjualan, serta hubungannya dengan kemungkinan memperoleh laba menurut tingkat penjualan yang bersangkutan. ο‚· Mengevaluasi laba dari perusahaan secara keseluruhan. ο‚· Mengganti sistem laporan yang tebal dengan grafik yang mudah dibaca dan dimengerti.
  • 11. 11 3.6 Pendekatan Dalam Menghitung Titik Impas Tersedia tiga pendekatan dalam menghitung titik impas (BEP), yaitu : 3.6.1 Pendekatan Persamaan Rumus : 𝒀 = 𝒄𝒙 βˆ’ 𝒃𝒙 βˆ’ 𝒂 Dengan ketentuan : Y = laba (profit) c = harga jual per unit x = jumlah produk yang dijual (unit) b = biaya variabel per satuan (vaiabel cost) a = biaya tetap total (fixed cost) cx = hasil penjualan (revenue) bx = biaya variabel total Titik impas akan terjadi pada π‘Œ = 0, sehingga 0 = 𝑐π‘₯ βˆ’ 𝑏π‘₯ βˆ’ π‘Ž π‘Ž = 𝑐π‘₯ βˆ’ 𝑏π‘₯ 𝑑 π‘ π‘Ž = π‘₯( 𝑐 βˆ’ 𝑏) 𝑿 𝑩𝑬𝑷 π’…π’‚π’π’‚π’Ž π’–π’π’Šπ’• = 𝒂 (π’„βˆ’π’ƒ) ( 𝑐) π‘₯ = (𝑐) π‘Ž (𝑐 βˆ’ 𝑏) 𝑐π‘₯ = π‘π‘Ž (π‘βˆ’π‘) 𝑐π‘₯ = (π‘π‘Ž) (𝑐 βˆ’ 𝑏) (1 𝑐 ) (1 𝑐 ) 𝑩𝑬𝑷 π’…π’‚π’π’‚π’Ž π’“π’–π’‘π’Šπ’‚π’‰ 𝒑𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏 𝒄𝒙 = 𝒂 𝟏 βˆ’ 𝒃 𝒄
  • 12. 12 Contoh: PT. TRIDHRAMA LAPORAN LABA-RUGI Untuk Tahun berakhir 31 Desember 1999 Penjualan 8.000 unit @ Rp5.000 Rp 40.000.000,00 Harga Pokok Penjualan : Biaya Tetap Biaya Variabel Bahan Langsung - Rp 7.200.000,00 Tenaga Kerja Langsung - Rp 6.800.000,00 Biaya Umum Pabrik Rp 2.500.000,00 Rp 4.000.000,00 Jumlah Rp 2.500.000,00 Rp 18.000.000,00 Rp 20.500.000,00 Biaya Usaha : Biaya Penjualan Rp 2.400.000,00 Rp 3.600.000,00 Biaya Adm & Umum Rp 2.600.000,00 Rp 2.400.000,00 Jumlah Rp 5.000.000,00 Rp 6.000.000,00 Rp 11.000.000,00 Total Biaya Rp 7.500.000,00 Rp 24.000.000,00 Rp 31.500.000,00 Laba Usaha Rp 8.500.000,00 Berdasarkan informasi dari laporan Laba/Rugi di atas, titik impas dalam penjualan dapat dihitung sebagai berikut: Dengan Persamaan π‘Œ = 𝑐π‘₯ βˆ’ 𝑏π‘₯ βˆ’ π‘Ž , BEP tercapai bila π‘Œ = 0 Dalam hal ini: 𝑐 = 𝑅𝑝5.000,βˆ’ π‘₯ = 𝑅𝑝8.000 𝑒𝑛𝑖𝑑 π‘Ž = 𝑅𝑝7.500.000, βˆ’ 𝑏π‘₯ = 𝑅𝑝24.000.000,βˆ’ maka 𝑏 = 𝑅𝑝24.000.000 8000 = 𝑅𝑝3.000
  • 13. 13 BEP dalam unit dapat dihitung dengan rumus berikut: 𝑿 𝑩𝑬𝑷 π’…π’‚π’π’‚π’Ž π’–π’π’Šπ’• = 𝒂 (𝒄 βˆ’ 𝒃) 𝑋 𝐡𝐸𝑃 π‘‘π‘Žπ‘™π‘Žπ‘š 𝑒𝑛𝑖𝑑= 𝑅𝑝7.500.000,βˆ’ 𝑅𝑝5.000 βˆ’π‘…π‘3.000 = 3.750 𝑒𝑛𝑖𝑑 BEP dalam rupiah penjualan dapat dihitung dengan rumus berikut: 𝑩𝑬𝑷 π’…π’‚π’π’‚π’Ž π’“π’–π’‘π’Šπ’‚π’‰ 𝒑𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏 𝒄𝒙 = 𝒂 𝟏 βˆ’ 𝒃 𝒄 𝐢𝑋 = 𝑅𝑝7.500 .000 ,βˆ’ 1βˆ’ 𝑅𝑝24.000 .000 ,βˆ’ 𝑅𝑝40.000 .000 ,βˆ’ = 𝑅𝑝18.7500.000,βˆ’ 3.6.2 Pendekatan Marjin Kontribusi Metode ini dihitung dengan cara: a. Mengurangkan Nilai penjualan total (total revenue = TR) dengan biaya variabel total (total variabel cost = TVC). b. Mengurangkan harga jual per unit dengan biaya variabel per unit guna menghitung marjin kontribusi per unit. Terhadap kasus PT. Tridharma dapat dicari titik impasnya dalam unit dan rupiah dengan pendekatan marjin kontribusi sebagai berikut. a. Untuk mencari titik pulang pokok dalam unit, terlebih dahulu dicari marjin kontribusi per unitnya untuk dijadikan bilangan pembagi(penyebut) dari biaya tetap. Contoh: Harga Jual Per Unit Rp 5.000 Biaya Variabel Per Unit Rp 3.000 βˆ’ Marjin Kontribusi Per Unit Rp 2.000 𝑩𝑬𝑷 π’…π’‚π’π’‚π’Ž π’–π’π’Šπ’• = π’ƒπ’Šπ’‚π’šπ’‚ 𝒕𝒆𝒕𝒂𝒑 𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 π’Žπ’‚π’“π’‹π’Šπ’ π’Œπ’π’π’•π’“π’Šπ’ƒπ’–π’”π’Š 𝒑𝒆𝒓 π’–π’π’Šπ’• = 7.500.000 2.000 = πŸ‘. πŸ•πŸ“πŸŽ π’–π’π’Šπ’•
  • 14. 14 b. Untuk mencari titik pulang pokok dalam rupiah, terlebih dahulu harus dihitung rasio marjin kontribusi dengan cara sebagai berikut: Harga Jual Per Unit Rp 5.000,- 100% Biaya Variabel Per Unit Rp 3.000,- 60% Marjin Kontribusi Rp 2.000,- 40% Harga Jual Per Unit Rp 5.000,- 100% Biaya Variabel Per Unit Rp 3.000,- βˆ’ 60% βˆ’ Marjin Kontribusi Rp 2.000,- 40% 𝑩𝑬𝑷 π’…π’‚π’π’‚π’Ž π’“π’–π’‘π’Šπ’‚π’‰= π’ƒπ’Šπ’‚π’šπ’‚ 𝒕𝒆𝒕𝒂𝒑 𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 π’“π’‚π’”π’Šπ’ π’Žπ’‚π’“π’‹π’Šπ’ π’Œπ’π’π’•π’“π’Šπ’ƒπ’–π’”π’Š = 𝑅𝑝7.500.000, βˆ’ 0,40 = 𝑅𝑝18.750.000,βˆ’ 3.6.3 Pendekatan Grafik Dalam pendekatan grafik, titik pulang pokok digambarkan sebagai titik perpotongan antara garis penjualan dengan garis biaya total (Biaya total = Biaya tetap total + Biaya variabel total). Langkah 1 Buatlah grafik X dan Y, denga sumbu X menunjukan jumlah unit (output) dan sumbu Y menunjukkan biaya dan penerimaan. Langkah 2 Buatlah titik pada sumbu Y yang menunjukkan nilai Biaya tetap total (Total Fixed Cost = TFC), kemudian tariklah garis lurus dari titik tersebut sejajar sumbu X. Langkah 3 Buatlah titik pertemuan antara jumlah unit terjual dengan jumlah rupiah dari unit terjual, kemudian tarik garis dari titik 0 melalui titik tersebut. Garis yang terbentuk disebut garis penerimaan total (Total Revenue = TR). Langkah 4 Tariklah garis dari titik perpotongan Biaya tetap dengan sumbu Y (pada langkah 2 diatas) yang menunjukkan garis Biaya Total (TC).
  • 15. 15 Berikut gambar Grafik BEP pada kasus PT . Tridharma: 3.7Perhitungan Titik Impas Dengan Adanya Perubahan-Perubahan Perubahan-perubahan yang mempengaruhi titik impas antara lain: 3.7.1 Perubahan Laba Rumus: 𝑷𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏 𝑩𝒂𝒓𝒖 = π’ƒπ’Šπ’‚π’šπ’‚ 𝒕𝒆𝒕𝒂𝒑 𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 + 𝒍𝒂𝒃𝒂 𝟏 βˆ’ π’ƒπ’Šπ’‚π’šπ’‚ π’—π’‚π’“π’Šπ’‚π’ƒπ’†π’ 𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒑𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏 π’π’‚π’Žπ’‚ Misalkan PT. Tridharma menghendaki laba Rp 2.500.000,- , maka titik impas penjualan baru dapat dihitung sebagai berikut. 𝑩𝑬𝑷 𝑷𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏 𝒃𝒂𝒓𝒖= π‘Ήπ’‘πŸ•.πŸ“πŸŽπŸŽ.𝟎𝟎𝟎+π‘Ήπ’‘πŸ.πŸ“πŸŽπŸŽ.𝟎𝟎𝟎 πŸβˆ’ π‘Ήπ’‘πŸπŸ’.𝟎𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎 π‘Ήπ’‘πŸ’πŸŽ.𝟎𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎 =π‘Ήπ’‘πŸπŸ“.𝟎𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎 BiayaTetap BiayaVariabel
  • 16. 16 Apabila PT. Tridharma menginginkan laba Rp2.500.000,- maka titik impas akan dicapai pada penjualan sebesar Rp25.000.000,- atau pada kuantitas 5.000 unit. 3.7.2 Perubahan Biaya Bila terjadi kenaikan ataupun penurunan biaya tetap, rumus perhitungan titik impas tetap sama. a. Kenaikan Biaya Tetap Bila biaya tetap untuk kasus PT. Tridharma naik sebesar Rp.1.500.000,- sehingga menjadi Rp9.000.000,- (Rp9.000.000,- = Rp7.500.000 + Rp1.500.000), maka titik impas dengan adanya perubahan tersebut dapat dihitung sebagai berikut: 𝑩𝑬𝑷( π’…π’‚π’π’‚π’Ž π’“π’–π’‘π’Šπ’‚π’‰) = π‘Ήπ’‘πŸ—.𝟎𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎 πŸβˆ’ π‘Ήπ’‘πŸπŸ’.𝟎𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎 π‘Ήπ’‘πŸ’πŸŽ.𝟎𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎 = π‘Ήπ’‘πŸπŸ.πŸ“πŸŽπŸŽ.𝟎𝟎𝟎,βˆ’ Dengan demikian, titik impas dijumpai pada saat penjualan mencapai Rp22.500.000,- atau pada kuantitas 4.500 unit. b. Penurunan Biaya Tetap Bila pada kasus PT. Tridharma biaya tetapnya turun sebesar Rp1.500.000,- sehingga menjadi Rp6.000.000,- (Rp6.000.000 = Rp7.500.000 – Rp1.500.000), maka titik impasnya adalah: 𝑩𝑬𝑷( π’…π’‚π’π’‚π’Ž π’“π’–π’‘π’Šπ’‚π’‰)= π‘Ήπ’‘πŸ”.𝟎𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎 πŸβˆ’ π‘Ήπ’‘πŸπŸ’.𝟎𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎 π‘Ήπ’‘πŸ’πŸŽ.𝟎𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎 = π‘Ήπ’‘πŸπŸ“.𝟎𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎,βˆ’ Titik impas dijumpai pada saat penjualan sebesar Rp15.000.000,- atau pada kuantitas 3.000 unit. c. Penurunan Harga Jual Turunnya harga jual per unit akan mengakibatkan perubahan titik impas. Bila pada kasus PT. Tridharma harga jualnya turunnya sebesar Rp1.250,- , maka harga jual per unit menjadi = Rp3.750,- (Rp3.750,- = Rp5.000 – Rp1.250). Jumlah penjualan sekarang menjadi Rp30.000.000,- (Rp30.000.000,- = Rp8.000 x Rp3.750).
  • 17. 17 Dengan adanya penurunan harga jual tersebut, maka titik impas menjadi: 𝑩𝑬𝑷 ( π’…π’‚π’π’‚π’Ž π’“π’–π’‘π’Šπ’‚π’‰)= π‘Ήπ’‘πŸ•.πŸ“πŸŽπŸŽ.𝟎𝟎𝟎 πŸβˆ’ π‘Ήπ’‘πŸπŸ’.𝟎𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎 π‘Ήπ’‘πŸ‘πŸŽ.𝟎𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎 =π‘Ήπ’‘πŸ‘πŸ•.πŸ“πŸŽπŸŽ.𝟎𝟎𝟎,βˆ’ Titik impas dijumpai pada saat penjualan sebesar Rp37.500.000,- atau pada kuantitas 10.000 unit. 3.8Titik Impas Beberapa Produk Analisis Break Even Point dapat diterapkan untuk menghitung titik impas dari beberapa macam produk. Untuk lebih jelasnya marilah kita perhatikan kasus berikut. PT. Graha Kirana Laporan Laba-Rugi Untuk Tahun Berakhir 31 Desember 1999 (Rupiah) Produk A Produk B Produk C Total Penjualan 7.500.000 10.000.000 12.500.000 30.000.000 Biaya Variabel 3.500.000 7.000.000 7.500.000 18.000.000 Marjin Kontribusi 4.000.000 3.000.000 5.000.000 12.000.000 Biaya Tetap ----------------------------------------------------------- 6.000.000 Laba Operasi ----------------------------------------------------------- 6.000.000 Untuk menghitunng titik impas masing masing produk, dapat ditempuh langkah- langkah berikut: 1. Hitung presentase Marjin Kontribusi masing-masing produk terhadap penjualannya. π‘·π’“π’π’…π’–π’Œ 𝑨 = π‘Ήπ’‘πŸ’. 𝟎𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎 π‘Ήπ’‘πŸ•. πŸ“πŸŽπŸŽ. 𝟎𝟎𝟎 𝒙 𝟏𝟎𝟎% = πŸ“πŸ‘, πŸ‘πŸ‘% π‘·π’“π’π’…π’–π’Œ 𝑩 = π‘Ήπ’‘πŸ‘. 𝟎𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎 π‘Ήπ’‘πŸπŸŽ. 𝟎𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎 𝒙 𝟏𝟎𝟎% = πŸ‘πŸŽ% π‘·π’“π’π’…π’–π’Œ π‘ͺ = π‘Ήπ’‘πŸ“. 𝟎𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎 π‘Ήπ’‘πŸπŸ. 𝟎𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎 𝒙 𝟏𝟎𝟎% = πŸ’πŸŽ%
  • 18. 18 2. Hitung titik impas keseluruhan produk. 𝑩𝑬𝑷 = π‘Ήπ’‘πŸ”. 𝟎𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎 𝟏 βˆ’ π‘Ήπ’‘πŸπŸ–. 𝟎𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎 π‘Ήπ’‘πŸ‘πŸŽ. 𝟎𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎 = π‘Ήπ’‘πŸπŸ“. 𝟎𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎,βˆ’ Titik impas untuk produk A, B, dan C diperoleh pada saat penjualan sebesar Rp15.000.000,- 3. Buatlah perbandingan penjualan masing-masing produk dengan total penjualan keseluruhan produk. 𝑨: 𝑩: π‘ͺ = πŸ•. πŸ“πŸŽπŸŽ. 𝟎𝟎𝟎 ∢ 𝟏𝟎. 𝟎𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎 ∢ 𝟏𝟐. πŸ“πŸŽπŸŽ. 𝟎𝟎𝟎 = πŸ‘: πŸ’: πŸ“ Jadi, jumlah perbandingan tersebut adalah 12. 4. Hitung titik impas masing-masing produk dengan cara mengalikan hasil perbandingan (no.3) dengan titik impas keseluruhan produk yang telah dicari (no.2). Titik Impas masing-masing produk adalah: π‘·π’“π’π’…π’–π’Œ 𝑨 = ( πŸ‘ 𝟏𝟐 )𝒙 π‘Ήπ’‘πŸπŸ“. 𝟎𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎,βˆ’ = π‘Ήπ’‘πŸ‘. πŸ•πŸ“πŸŽ. 𝟎𝟎𝟎,βˆ’ π‘·π’“π’π’…π’–π’Œ 𝑩 = ( πŸ’ 𝟏𝟐 )𝒙 π‘Ήπ’‘πŸπŸ“. 𝟎𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎,βˆ’ = π‘Ήπ’‘πŸ“. 𝟎𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎,βˆ’ π‘·π’“π’π’…π’–π’Œ π‘ͺ = ( πŸ“ 𝟏𝟐 ) 𝒙 π‘Ήπ’‘πŸπŸ“. 𝟎𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎,βˆ’ = π‘Ήπ’‘πŸ”. πŸπŸ“πŸŽ. 𝟎𝟎𝟎,βˆ’ Total Penjualan pada titik impas = Rp15.000.000,-
  • 19. 19 Pembuktian bahwa laba pada titik impas = 0 Produk A Produk B Produk C Total Penjualan 3.750.000 5.000.000 6.250.000 15.000.000 Biaya Variabel *) 1.750.000 3.500.000 3.750.000 9.000.000 Marjin Kontribusi 2.000.000 1.500.000 2.500.000 6.000.000 Biaya Tetap 6.000.000 Laba Operasi 0 *) biaya variabel baru dihitung dengan rumus: π‘©π’Šπ’‚π’šπ’‚ π’—π’‚π’“π’Šπ’‚π’ƒπ’†π’ 𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒑𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏 𝑩𝑬𝑷 = 𝒑𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏 𝒃𝒂𝒓𝒖 𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒑𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏 π’π’‚π’Žπ’‚ 𝒙 π’ƒπ’Šπ’‚π’šπ’‚ π’—π’‚π’“π’Šπ’‚π’ƒπ’†π’ π’•π’Šπ’‚π’‘ π’‘π’“π’π’…π’–π’Œ Dengan menggunakan rumus ini dapat dihitung biaya variabel baru untuk masing- masing produk pada titik impas: Biaya variabel produk A = 𝑅𝑝3.750.000 𝑅𝑝7.500.000 π‘₯ 𝑅𝑝3.500.000 = 𝑅𝑝1.750.000 π΅π‘–π‘Žπ‘¦π‘Ž π‘£π‘Žπ‘Ÿπ‘–π‘Žπ‘π‘’π‘™ π‘π‘Ÿπ‘œπ‘‘π‘’π‘˜ 𝐡 = 𝑅𝑝5.000.000 𝑅𝑝10.000.000 π‘₯ 𝑅𝑝7.000.000 = 𝑅𝑝3.500.000 π΅π‘–π‘Žπ‘¦π‘Ž π‘£π‘Žπ‘Ÿπ‘–π‘Žπ‘π‘’π‘™ π‘π‘Ÿπ‘œπ‘‘π‘’π‘˜ 𝐢 = 𝑅𝑝6.250.000 𝑅𝑝12.500.000 π‘₯ 7.500.000 = 𝑅𝑝3.750.000 Jumlah biaya variabel produk A, B, dan C = Rp9.000.000 Titik impas beberapa produk dapat ditentukan juga melalui suatu grafik dengan langkah-langkah sebagai berikut. 1. Buat garis medatar (sumbu X) untuk menunjukkan pendapatan/penjualan. 2. Buat garis tegak lurus (sumbu Y) yang menunjukkan marjin kontribusi. 3. Buat garis biaya tetap dengan menarik garis mendatar yang sejajar sumbu X dari titik Rp6.000.000 pada sumbu Y.
  • 20. 20 4. Tentukan titik impas masing masing produk dengan cara berikut. a. Titik A yang merupakan titik pertemuan penjualan Rp3.750.000,- dan marjin kontribusi Rp2.000.000,- b. Titik B dengan terlebih dahulu mencari jumlah penjualan BEP dari produk A dan B serta jumlah marjin kontribusi produk A dan B, yaitu: - π‘ƒπ‘’π‘›π‘—π‘’π‘Žπ‘™π‘Žπ‘› = 𝑅𝑝3.750.000 + 𝑅𝑝5.000.000 = 𝑅𝑝8.750.000,βˆ’ - π‘€π‘Žπ‘Ÿπ‘—π‘–π‘› π‘˜π‘œπ‘›π‘‘π‘Ÿπ‘–π‘π‘’π‘ π‘– = 𝑅𝑝2.000.000 + 𝑅𝑝1.500.000 = 𝑅𝑝3.500.000,βˆ’ c. Tentukan titik C untuk jumlah penjualan BEP produk A + produk B + produk C, yaitu: - π‘ƒπ‘’π‘›π‘—π‘’π‘Žπ‘™π‘Žπ‘› = 𝑅𝑝3.750.000 + 𝑅𝑝5.000.000 + 𝑅𝑝6.250.000 = 𝑅𝑝15.000.000, βˆ’ - π‘€π‘Žπ‘Ÿπ‘—π‘–π‘› π‘˜π‘œπ‘›π‘‘π‘Ÿπ‘–π‘π‘’π‘ π‘– = 𝑅𝑝2.000.000 + 𝑅𝑝1.500.000 + 𝑅𝑝2.500.000 = 𝑅𝑝6.000.000, βˆ’ Tarik garis dari titik 0 ke titik A, B, dan C. Garis inilah yang disebut garis marjin kontribusi rata-rata. Perpotongan garis marjin kontribusi rata-rata dengan garis biaya tetap merupakan titik impas ketiga produk. Gambar grafik dari penjelasan diatas.
  • 21. 21 3.9Hubungan Biaya, Volume, dan Laba Dengan Memperhatikan Pengaruh Pajak Penghasilan Rumus-rumus sebelumnya yang digunakan untuk mencari titik impas adalah rumus yang belum memperhitungkan pajak penghasilan. Berikut ini akan dilihat pengaruh pajak penghasilan terhadap titik impas. Rumus yang telah dimodifikasikan tersebut: 𝑩𝑬𝑷 = 𝑻𝑭π‘ͺ + 𝑬𝑨𝑻 𝟏 βˆ’ %𝑻 𝑺 βˆ’ 𝑻𝑽π‘ͺ Keterangan: ο‚· TFC = Total Fixed Cost = Total Biaya Tetap ο‚· EAT = Earning After Tax = Pendapatan Setelah Pajak ο‚· %T = Presentase pajak penghasilan (dalam bilangan desimal) ο‚· S = Sales = Penjualan Total (bisa juga dipakai Harga jual/unit) ο‚· TVC = Total Varable Cost = Total Biaya Variabel (bisa juga dipakai biaya variabel/unit) Sebagai Ilustrasi: PT. Raharja Makmur menghasilkan satu macam produk dengan data: ο‚· Harga jual per unit Rp2.000,- ο‚· Biaya variabel per unit Rp1.200,- ο‚· Biaya tetap Rp6.000.000,- ο‚· Tax sebesar 25% ο‚· Perusahaan menginginkan laba sebesar Rp300.000,- Berapa besarnya penjualan yang harus dicapai Perusahaan agar mencapai titik impas? Penyelesaian: 𝑩𝑬𝑷 = 𝑻𝑭π‘ͺ + 𝑬𝑨𝑻 𝟏 βˆ’ %𝑻 𝑺 βˆ’ 𝑻𝑽π‘ͺ = 𝑅𝑝600 .000 + 𝑅𝑝300.000 1βˆ’0,25 𝑅𝑝2.000βˆ’π‘…π‘1.200 = 875 unit
  • 22. 22 Jadi, titik impas dengan adanya pajak pengahsilan akan dicapai pada penjualan sebesar 875 unit atau sebesar Rp1.750.000,- . 3.10 Batas Keamanan (Margin of Safety) Batas keamanan merupakan suatu batas yang menyatakan toleransi terhadap turunnya penjualan perusahaan yang dinyatakan dalam persentase. Jika batas toleransi tersebut belum dilampaui, maka perusahaan tersebut belum menderita rugi atau dalam keadaan impas. 𝑴𝑺 = 𝑺𝑩 βˆ’ 𝑺𝑩𝑬 %𝑴𝑺 = 𝑴𝑺 𝑺𝑩 𝒙 𝟏𝟎𝟎% Keterangan: ο‚· MS = Margin of Safety (batas keamanan) ο‚· SB = Sales Budget (penjualan dianggarkan) ο‚· SBE = Sales at break even (penjualan BEP) Atau 𝑷𝒓𝒐𝒔𝒆𝒏𝒕𝒂𝒔𝒆 𝒃𝒂𝒕𝒂𝒔 π’Œπ’†π’‚π’Žπ’‚π’π’‚π’ = π’ƒπ’–π’…π’ˆπ’†π’• 𝒑𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏 βˆ’π’‘π’†π’π’‹π’–π’‚π’π’‚ 𝒏 𝑩𝑬𝑷 π’ƒπ’–π’…π’ˆπ’†π’• 𝒑𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏 x 100% Artinya, penjualan tidak boleh lebih rendah dari persentase tersebut.
  • 23. 23 BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Break Even Point (BEP) dapat diartikan sebagai suatu titik atau keadaan dimana perusahaan di dalam operasinyan tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita kerugian. Tujuan dari analisis break event point yaitu untuk mengetahui pada volume penjualan atau produksi berapakah suatu perusahaan akan mencapai laba tertentu. Analisis Break Even Point secara umum dapat memberikan informasi kepada pimpinan, bagaimana pola hubungan antara volume penjualan, cost/biaya, dan tingkat keuntungan yang akan diperoleh pada level penjulalan tertentu. Analisis break even dapat dirasakan manfaatnya apabila titik break even dapat dipertahankan selama periode tertentu. Keadaan ini dapat dipertahankan apabila biaya-biaya dan harga jual adalah konstan, karena naik turunnya harga jual dan biaya akan mempengaruhi titik break even. 4.2 Saran Apabila suatu perusahaan memproduksi lebih dari satu macam produk maka komposisi atau perbandingan antara satu produk dengan produk lain (sales mix) haruslah tetap. Karena keadaan ini dapat dipertahankan apabila biaya-biaya dan harga jual adalah konstan, karena naik turunnya harga jual dan biaya akan mempengaruhi titik break even.