SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan | 1
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN
“Pengaruh Kadar Enzim terhadap Kecepatan Reaksi Pengubahan Amilum”
Oleh:
Oleh:
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
SURABAYA
2016
Nama : Yeni Kurnia Sari
NIM : 14030204103
Kelas : Pendidikan Biologi B 2014
Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan | 2
Judul Praktikum: Pengaruh Kadar Enzim terhadap Kecepatan Reaksi
Pengubahan Amilum
Salah satu proses penting yang terjadi di dalam tubuh tumbuhan yaitu
metabolisme. Proses tersebut berupa pemecahan molekul menjadi molekul yang
lebih kecil (katabolisme) dan penyusunan molekul dari molekul-molekul yang
lebih kecil (anabolisme). Dalam tubuh tumbuhan terjadi banyak reaksi kimia yang
kompleks dengan banyak tipe yang berbeda. Namun tidak pernah terjadi
kekacauan, hal ini disebabkan karena adanya suatu protein khusus yang
mengontrol metabolisme yang disebut enzim (Widarmayanti, P Ratih. 2012).
Enzim merupakan biokatalisator yang sangat efektif yang akan
meningkatkan kecepatan reaksi kimia spesifik secara nyata, dimana reaksi ini
tanpa enzim akan berlangsung lambat (Lehninger, 1995).
Kebanyakan enzim-enzim yang terdapat di tubuh organisme tidak bekerja
secara sendiri-sendiri tetapi saling bekerja sambung-menyambung satu dengan
yang lain membentuk sistem enzim (Isnawati, 2009).
Berdasarkan uraian diatas maka kami melakukan suatu percobaan dengan
judul “Pengaruh Kadar Enzim terhadap Kecepatan Reaksi Pengubahan Amilum
menjadi Glukosa pada Kecambah Kacang Hijau”.
A. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh kadar enzim terhadap kecepatan reaksi pengubahan
amilum menjadi glukosa pada kecambah kacang hijau.
B. Tujuan Percobaan
1. Untuk mengetahui pengaruh kadar enzim terhadap kecepatan reaksi
pengubahan amilum menjadi glukosa pada kecambah kacang hijau.
C. Hipotesis
Ha: tidak ada pengaruh kadar enzim terhadap kecepatan reaksi pengubahan
amilum menjadi glukosa.
Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan | 3
H0 : ada pengaruh kadar enzim terhadap kecepatan reaksi pengubahan amilum
menjadi glukosa. Semakin tinggi kadar enzim, maka semakin cepat reaksi
pengubahan amilum menjadi glukosa.
D. Kajian Pustaka
Enzim
Enzim merupakan katalisator biologi, sehingga dapat mengkatalis reaksi
kimia pada kondisi yang tidak ekstrim (suhu tubuh dan pH netral). Sebagian besar
enzim-enzim tubuh organisme tersusun atas protein yang mempunyai struktur
tersier (konformasi tiga dimesi). Protein penyusun enzim adalah makromolekul
yang sangat besar. Dengan demikian ukuran enzim jauh lebih besar dibandingkan
substratnya. Enzim fungsional disebut holoenzim (Isnawati, 2009).
Penggolongan enzim secara internasional telah dilakukan secara sistematis.
Sistem ini menempatkan semua enzim ke dalam enam kelas utama, masing-
masing dengan sub kelas, berdasarkan atas jenis reaksi yang dikatalisa (Tabel 2).
Tabel 2. Klasifikasi enzim secara internasional, berdasarkan reaksi yang
dikatalisis.
No Kelas Jenis reaksi yang dikatalisis
1 Oksidoreduktase Pemindahan elektron
2 Transferase Reaksi pemindahan gugus fungsional
3 Hidrolase Reaksi hidrolisis (pemindahan gugus fungsional ke air)
4 liase Penambahan gugus ke ikatan ganda atau sebaliknya
5 Isomerase Pemindahan gugus di dalam molekul menghasilkan
bentuk isomer
6 ligase Pembentukan ikatan C-C, C-S, C-O, dan C-N oleh
reaksi kondensasi yang berkaitan dengan
penguraian ATP
Sumber: Lehninger (1995)
Enzim mempercepat suatu reaksi kimia dengan cara menurunkan energi
aktivasi. Energi aktivasi adalah energi yang diperlukan supaya molekul-molekul
substrat berada pada puncak transisi/ puncak ketidakstabilan. Pada grafik dibawah
Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan | 4
ini dapat dilihat bahwa dengan adanya enzim energi aktivasi akan semakin kecil
(Isnawati, 2009).
Struktur enzim
Suatu enzim (holoenzim) tersusun atas bagian protein dan bukan protein.
Bagian protein disebut apoenzim, dan bagian non protein disebut kofaktor.
Kofaktor dapat berupa ion logam (Cu, Mg, K, Fe, Na), atau koenzim yang berupa
bahan organik, misalkan vitamin B (B1, B2) (biologimediacentre.com, 2012).
Sifat-sifat enzim
Sebagai suatu bahan yang penting dalam metabolisme, enzim memiliki sifat-
sebagai berikut (biologimediacentre.com, 2012):
 kerja enzim bersifat spesifik/khusus, artinya bahwa satu enzim hanya dapat
bekerja pada satu substrat
 enzim bekerja pada suhu tertentu
 enzim berkerja pada derajat keasaman (pH) tertentu
 kerja enzim dapat bolak-balik, artinya selain dapat memecah substrat juga
dapat membentuk substrat dari penyusunnya
Hal-hal yang dapat mempengaruhi kerja enzim di antaranya adalah:
 suhu
 derajat keasaman (pH)
 konsentrasi enzim
 jenis substrat
 penimbunan hasil akhir
 pengaruh aktivator/penggiat
 konsentrasi inhibitor
Suatu enzim hanya dapat bekerja spesifik pada suatu substrat untuk suatu
perubahan tertentu. Misalnya, sukrase akan menguraikan rafinosa menjadi melibiosa
dan fruktosa, sedangkan oleh emulsin, rafinosa tersebut akan terurai menjadi sukrosa
dan galaktosa (Salisbury, 1995).
Apabila suhu terlalu tinggi, struktur tiga dimensi enzim akan rusak, sehingga
substrat tidak lagi dapat terikat dengannya. Dengan demikian enzim tersebut tidak
Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan | 5
akan dapat menjalankan fungsinya lagi sebagai biokatalisator. Pada umumnya
denaturasi ini bersifat tidak terbalikan atau permanen (Salisbury, 1995).
Enzim dihambat oleh molekul-molekul tertentu pada proses katalisisnya.
Adapun beberapa hambatan kerja enzim secara skematis seperti bagan dibawah
ini (Isnawati, 2009):
a. Hambatan dapat balik kompetitif terjadi pada enzim yang molekul
penghambatnya secara struktural mirip dengan struktur molekul substrat.
Molekul penghambat menempel pada sis aktif enzim, dengan demikian substrat
tidak bisa melekat pada sisi aktif enzim dan tidak bisa diubah menjadi produk.
b. Hambatan dapat balik non kompetitif terjadi dengan cara molekul penghambat
pada enzim tetapi tidak pada sisi aktif. Pelekatan molekul penghambat pada
enzim menyebabkan perubahan konformasi tiga dimensi pada sisi aktif enzim,
dengan demikian substrat tidak dapat melekat pada sisi aktif enzim.
c. Hambatan tidak dapat balik pada kerja enzim akan gugus fungsional enzim
secara permanen dan mengakibatkan kerusakan pada enzim itu, sehingga
enzim tidak dapat bekerja lagi.
Amilase
Salah satu enzim yang diperlukan untuk pertumbuhan adalah amilase.
Amilase dapat diartikan sebagai segolongan enzim yang merombak pati, glikogen
dan polisakarida yang lain. Tumbuhan mengandung α dan β amilase, hewan
memiliki hanya α amilase, dijumpai dalam cairan pankreas dan juga (pada
manusia dan beberapa spesies lain) dalam ludah. Amilase memotong rantai
Hambatan
kerja enzim
Dapat balik
(reversible)
Tidak dapat balik
(irreversible)
kompetitif
Non
kompetitif
Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan | 6
polisakarida yang panjang, menghasilkan campuran glukosa dan maltosa. Amilosa
merupakan polisakarida yang terdiri dari 100-1000 molekul glukosa yang saling
berikatan membentuk rantai lurus. Dalam air, amilosa bereaksi dengan iodin
memberikan warna biru yang khas (Fox, 1991).
Amilase merupakan enzim yang penting dalam bidang pangan dan
bioteknologi. Amilase merupakan enzim yang mengkatalisis reaksi hidrolisis pati
menjadi gula sederhana. Amilase mengubah karbohidrat yang merupakan
polisakarida menjadi maltosa (alfa dan beta) ataupun glukosa (gluko amilase).
Pertumbuhan tanaman yang berasal dari biji diawali dari proses
perkecambahan.Dalam pertumbuhannya memerlukan energi, dan energi tersebut
berasal dari perombakan bahan-bahan organik seperti karbohidrat, lemak, dan
protein. Enzim yang digunakan untuk merombak protein adalah enzim protease,
perombakan lemak adalah enzim lipase dan pati memerlukan enzim amilase.
Enzim-enzim tersebut secara bersamaan dihasilkan tumbuhan selama proses
perkecambahan (Bahri, Syaiful dkk., 2012).
Larutan Buffer
Larutan buffer adalah larutan yang tahan terhadap perubahan pH dengan
penambahan asam atau basa. Larutan seperti itu digunakan dalam berbagai
percobaan biokimia dimana dibutuhkan pH yang terkontrol dan tepat ( Fardiaz,
1992 ). Larutan buffer bermanfaat untuk melarutkan kotoran yang masih terikut di
dalam endapan enzim tersebut sekaligus bisa mencegah enzim dari denaturasi dan
kehilangan fungsi biologisnya ( Fox, 1991 ). Buffer dapat mempertahankan
kondisi enzim presipitat agar tidak terjadi perubahan pH dan mencegah agar
enzim tidak mengalami inaktivasi (Winarno, 1995 ).
Sedangkan larutan penyangga berfungsi untuk menjaga pH tanaman.
Setiap tanaman memiliki pH tertentu agar dapat tumbuh dengan baik. Oleh karena
itu dibutuhkan larutan penyangga agar pH dapat dijaga.
E. Variabel Penelitian
1. Variabel manipulasi : kadar enzim
2. Variabel kontrol : waktu, jenis kecambah, kadar amilum, dan volume
KI-I2
Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan | 7
3. Variabel terikat : kecepatan perubahan warna
F. Definisi Operasional Variabel
- Kadar enzim merupakan variabel yang sengaja di ubah untuk mengetahui
kecepatan reaksi pengubahan amilum menjadi glukosa pada kecambah kacang
hijau. Kadar enzim yang diberikan yaitu 0%, 25% 50%, dan 100%.
- kecepatan perubahan warna merupakan respon yang diperoleh dengan cara
memanipulasi kadar enzim yang digunakan untuk uji.
G. Alat dan bahan
Alat
1. Mortar dan penumbuk porselin 1 buah
2. Tabung reaksi 4 buah
3. Rak tabung reaksi 1 buah
4. Timbangan 1 buah
5. Tabung centrifuge 4 buah
6. Gelas ukur 10 mL 1 buah
7. Centrifuge
8. Cawan tetes/kaca arloji 1 / 12 buah
9. Pipet tetes 5 buah
10. Lampu spirtus 1 buah
11. Penjepit tabung reaksi 1 buah
Bahan
1. Kecambah kacang hijau berumur dua hari 30 gr
2. Larutan amilum 4% 2 ml
3. Aquades
4. Larutan KI-I2 1 tetes
5. Larutan Fosfat sitrat buffer pH= 5,6 10 ml
Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan | 8
H. Rancangan Percobaan
Masukkan mL gerusan kecambah
kacang hijau ke dalam 2 tabung,
masing-masing 10 mL.
Membuang kulit biji kecambah
Ambil 20 gr biji kecambah yang sudah dikuliti
Tambahkan 30 mL larutan buffer
fosfat sitrat dan gerus 30 gram
kecambah kacang hijau.
Masukkan tabung reaksi ke dalam
centrifuge selama 5 menit, dengan
kecepatan 250 rpm.
cair
Ambil cairan bagian atas
(supernatan) dan masukkan
ke dalam tabung reaksi.
5 ml 100%
10 ml
10 ml
Tambahkan aquades pada
supernatan 5 ml sampai
volumenya 10 ml, sebagai
larutan enzim 50%
Untuk larutan enzim 25%,
ambil 5 ml dari enzim 50%
dan tambahkan aquades
sampai volumenya 10 ml.
25%
Aquades
5 ml
50%-5 ml
Untuk larutan enzim 0%,
panaskan 10 ml supernatan
sampai mendidih.
2 ml amilum 4%
100% 50% 25% 0%
Tambahkan 2 ml larutan amilum
4%. Saat mencampur amilum+
enzim ditetapkan sebaginol.
1 tetes KI-I2 setiap dua
menit
Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan | 9
I. Langkah Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Membuang kulit biji kecambah.
I. Langkah Kerja
1. Membuang kulit biji kecambah.
2. Menggerus 20 gram kecambah kacang hijau.
3. Menambahkan 10 ml larutan buffer fosfat sitrat sampai semua kecambah
hancur.
4. Memasukkan ke dalam tabung reaksi sentrifuge.
5. Memusingkan selama 5 menit dengan kecepatan 2 rpm.
6. Mengambil cairan bagian atas (supernatan).
7. Memasukkan ke dalam tabung reaksi sebagai larutan enzim amilase 100%.
8. Membuat kadar enzim 50% dengan cara mengambil 5 ml enzim 100%
kemudian menambahkan aquades sampai volumenya menjadi 10 ml.
9. Membuat kadar enzim 25% dengan cara mengambil 5 ml enzim 50%
kemudian menambahkan aquades sampai volumenya menjadi 10 ml.
10. Membuat kadar enzim 0% dengan cara memanaskan 5 ml enzim 100%
sampai mendidih.
11. Mengisi salah satu tabung reaksi dengan 5 ml larutan enzim 100% kemudian
menambahkan dengan 2 ml larutan amilum 4%.
12. Mengocok perlahan sampai larutan tercampur.
13. Setiap 2 menit diambil 1 tetes campuran lalu diuji dengan 1 tetes larutan KI-I2
pada cawan tetes.
14. Mencatat waktu tiap perubahan warna yang terjadi.
100%
Lakukan langkah diatas setiap dua
menit sampai terjadi perubahan
warna menjadi kuning/coklat muda.
Setiap 2 menit diambil 1 tetes dari
setiap larutan campuran, dan diuji
dengan 1 tetes KI-I2 pada cawan tetes.
0%
25%50%100%
Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan | 10
15. Melakukan langkah ke-12 sampai 15, masing-masing untuk kadar enzim
50%; 25% dan 0%.
J. Rancangan Tabel Pengamatan
Berdasarkan hasil percobaan pengaruh kadar enzim terhadap kecepatan
reaksi pengubahan amilum menjadi glukosa pada kecambah kacang hijau dapat
disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 1. Pengaruh kadar enzim terhadap kecepatan reaksi perubahan amilum.
Enzim (% )
Waktu (menit)
Total
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
0 v v v v v v v v v v v v > 24
25 v v v v v v v v v v v 22
50 v v v v v v v v v v 20
100 v v v v v v v v 16
Berikut hasil percobaan pengaruh kadar enzim terhadap kecepatan reaksi
pengubahan amilum menjadi glukosa pada kecambah kacang hijau dapat disajikan
dalam bentuk grafik:
Gambar 1. Grafik pengaruh kadar enzim terhadap kecepatan reaksi perubahan
amilum menjadi glukosa.
24
22
20
16
0
5
10
15
20
25
30
0 25 50 100
totalwaktu(menit)
konsentrasi enzim (%)
waktu yang diperlukan untuk
merubah warna
Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan | 11
K. Rencana Analisis Data
Berdasarkan hasil praktikum maka dapat diketahui pada konsentrasi larutan
enzim 0% tidak terjadi perubahan warna yang menonjol sampai pada 2 menit ke-
12. Pada konsentrasi larutan enzim 0%, semula berwarna biru tua kehitaman
pekat, ketika diuji dengan KI-I2 satu tetes pada dua menit ke-12 terjadi perubahan
warna dari biru tua kehitaman yang pekat menjadi biru tua dengan kepekatan
berkurang satu tingkat. Hal ini dapat terjadi karena konsentrasi enzim sama
dengan 0%. Pada larutan konsentrasi enzim 25%, terjadi perubahan warna dari
kuning menjadi bening pada menit ke-11. Pada larutan konsentrasi enzim 50%
terjadi perubahan warna menjadi bening pada menit ke-10. Sedangkan pada
larutan konsentrasi enzim 100% terjadi perubahan warna menjadi bening pada
menit ke-8. Hal ini menunjukkan bahwa semakin pekat konsentrasi enzim yang
diberikan maka semakin cepat reaksi pengubahan amilum menjadi glukosa.
L. Hasil Analisis Data
Pertumbuhan tanaman yang berasal dari biji diawali dari proses
perkecambahan. Dalam pertumbuhannya memerlukan energi, dan energi tersebut
berasal dari perombakan bahan-bahan organik. Enzim yang digunakan untuk
merombak protein adalah enzim protease, perombakan lemak adalah enzim lipase,
dan pati memerlukan enzim amilase. Enzim-enzim tersebut secara bersamaan
dihasilkan tumbuhan selama proses perkecambahan (Bahri, Syaiful dkk., 2012).
Sehingga pada praktikum ini kecambah kacang hijau yang masih berumur 2 hari
mempunyai banyak sekali enzim yang di produksi oleh tumbuhan untuk
membentuk energi dalam perkecambahan.
Dari hasil analisis data diatas pada konsentrasi enzim 0% yang didapatkan
dari 10 ml konsentrasi enzim 100% yang telah dipanaskan sampai mendidih,
mengakibatkan enzim di dalam mengalami denaturasi dikarenakan suhu larutan
enzim meningkat.
Apabila suhu terlalu tinggi, struktur tiga dimensi enzim akan rusak, sehingga
substrat tidak lagi dapat terikat dengannya. Dengan demikian enzim tersebut tidak
akan dapat menjalankan fungsinya lagi sebagai biokatalisator. Pada umumnya
Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan | 12
denaturasi ini bersifat tidak terbalikan atau permanen (Salisbury, 1995). Sehingga
pada konsentrasi 0% enzim yang mengalami denaturasi mengakibatkan enzim
tidak dapat mengubah amilum menjadi glukosa. Oleh karena itu, enzim dengan
konsentrasi 0% dak mengalami perubahan warna sampai pada dua menit ke-12.
Sedangkan pada larutan dengan kadar enzim 25% terjadi perubahan warna
pada dua menit ke-11 dari biru tua kehitaman menjadi biru keunguan. Munculnya
warna biru gelap pada saat ditetesi satu tetes KI-I2 menunjukkan adanya amilum.
Uji iodine adalah uji yang dilakukan untuk mengecek adanya amilum.
Larutan iodine, yang terurai dalam larutan kalium iodida (KI), bereaksi dengan
amilum menghasilkan produk berwarna biru kehitaman. Reaksi ini adalah hasil
pembentukan rantai polipeptida dari iodine dan amilum. Amilopektin, yaitu
bagian amilum yang bercabang, membentuk heliks yang lebih pendek sehingga
molekul iodine tidak dapat mengikatnya. Akibatnya, apabila dilakukan uji iodine,
warna yang terbentuk adalah oranye atau kuning. Pada konsentrasi enzim 25%
perubahan warna menjadi kuning terjadi pada saat dua menit ke-11. Begitupula
pada konsentrasi enzim 50% terjadi perubahan warna yang lebih cepat yaitu pada
dua menit ke-10. Hal ini menunjukkan adanya reaksi enzim amilase yang
membentuk glukosa.
Pada konsentrasi enzim 100% menunjukkan perubahan warna yang
pertama sangat cepat, yaitu pada dua menit ke-3 dan berubah menjadi warna
bening pada dua menit ke-8. Dalam hal ini, dapat disimpulkan bahwa semakin
tinggi kadar enzim yang ditambahkan pada larutan amilum maka semakin cepat
reaksi enzim amilase dalam mengubah amilum menjadi glukosa. Hal ini sesuai
dengan fungsi enzim sebagai katalisator biologi yaitu dapat mempercepat suatu
reaksi kimia dengan cara menurunkan energi aktivasi. Energi aktivasi adalah
energi yang diperlukan supaya molekul-molekul substrat berada pada puncak
transisi/ puncak ketidakstabilan (Isnawati, 2009).
Penambahan larutan buffer yaitu larutan yang tahan terhadap perubahan pH
dengan penambahan asam atau basa. Larutan seperti itu digunakan dalam berbagai
percobaan biokimia dimana dibutuhkan pH yang terkontrol dan tepat (Fardiaz,
Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan | 13
1992). Kemudian penambahan KI-I2 satu tetes sebagai uji iodine untuk
menunjukkan ada/tidaknya amilum pada suatu larutan dan untuk menunjukkan
perubahan warna menjadi kuning sebagai indikator adanya reaksi kimia antara
enzim amilase dengan amilum dalam membentuk glukosa.
Diskusi
1. Dari tes KI-I2 pada larutan amilum + enzim 100%, warna larutan yang
diperoleh ialah putih keruh. Warna ini merupakan indikator bahwa dalam larutan
tersebut telah terbentuk glukosa. Glukosa ini merupakan hasil penguraian amilum
(polisakarida) menjadi maltosa (disakarida) oleh bantuan enzim amilase, dan
penguraian maltosa menjadi glukosa dibantu oleh enzim maltase.
2. Fosfat sitrat buffer berfungsi mempertahankan harga pH dari larutan enzim.
Sehingga ketika ada penambahan zat KI-I2 ataupun saat terjadi pengenceran, nilai
pH larutan enzim tidak berubah (tetap). Hal ini penting karena enzim dapat
mengalami perubahan konformasi bila nilai ph berubah-ubah.
3. Hal-hal yang dapat mempengaruhi kerja enzim di antaranya adalah (Isnawati,
2009):
 Suhu
 derajat keasaman (pH)
 konsentrasi enzim
 jenis substrat
 penimbunan hasil akhir
 pengaruh aktivator/penggiat
 konsentrasi inhibitor
M. Kesimpulan
Kadar enzim berpengaruh terhadap kecepatan reaksi pengubahan amilum
menjadi glukosa. Semakin tinggi kadar/konsentrasi enzim, maka semakin cepat
kecepatan reaksi dalam mengubah amilum menjadi glukosa. Sebaliknya, pada
reaksi dengan konsentrasi sedikit atau tanpa adanya enzim, maka kecepatan reaksi
pengubahan amilum menjadi glukosa membutuhkan waktu yang lebih lama.
Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan | 14
N. Daftar Pustaka
Bahri, Syaiful., Moh, Mirzan., dan Moh, Hasan. 2012. Karakterisasi Enzim
Amilase Dari Kecambah Biji Jagung Ketan (Zea mays ceratina L.).
Journal Natural Sciencies, 1:132-143.
BMC. 2012. Enzim. (http://biologimediacentre.com/enzim/, diakses pada tanggal
22 Maret 2014).
Isnawati. 2009. Biokimia. Surabaya: UNESA University Press.
Rahayu, Sri Rahayu., dan Yuliani, dkk. 2016. Petunjuk Praktikum Mata kuliah
Fisiologi Tumbuhan. Surabaya : Laboratorium Fisiologi Tumbuhan-
Biologi-UNESA
Salisbury, Frank B., dan Ross, C.W. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2 Edisi
Keempat alih bahasa Lukman dan Sumaryono. Bandung: ITB.
Widarmayanti, Ratih. 2012. Pengaruh Kadar Enzim Terhadap Kecepatan
Reaksi.(http://id.scribd.com/doc/109719857/Pengaruh-Kadar-Enzim-
Terhadap-Kecepatan-Reaksi, diakses pada tanggal 22 Maret 2014).

More Related Content

What's hot

Laporan Fisiologi Tumbuhan IX Dormansi Biji Sirsak (Annona muricata L.)
Laporan Fisiologi Tumbuhan IX Dormansi Biji Sirsak (Annona muricata L.)Laporan Fisiologi Tumbuhan IX Dormansi Biji Sirsak (Annona muricata L.)
Laporan Fisiologi Tumbuhan IX Dormansi Biji Sirsak (Annona muricata L.)UNESA
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...UNESA
 
Laporan tetap genetika tentang monohibrid, dihibrid, gen yang dipengaruhi ole...
Laporan tetap genetika tentang monohibrid, dihibrid, gen yang dipengaruhi ole...Laporan tetap genetika tentang monohibrid, dihibrid, gen yang dipengaruhi ole...
Laporan tetap genetika tentang monohibrid, dihibrid, gen yang dipengaruhi ole...f' yagami
 
Penetapan potensial air jaringan
Penetapan potensial air  jaringanPenetapan potensial air  jaringan
Penetapan potensial air jaringanEkal Kurniawan
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 EnzimLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 EnzimFransiska Puteri
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan I Difusi dan Osmosis (Penentuan Tekanan Osmosis Ca...
Laporan Fisiologi Tumbuhan I Difusi dan Osmosis (Penentuan Tekanan Osmosis Ca...Laporan Fisiologi Tumbuhan I Difusi dan Osmosis (Penentuan Tekanan Osmosis Ca...
Laporan Fisiologi Tumbuhan I Difusi dan Osmosis (Penentuan Tekanan Osmosis Ca...UNESA
 
Laporan genetika bab awal
Laporan genetika bab awalLaporan genetika bab awal
Laporan genetika bab awalimat lisnawati
 
Hubungan tumbuhan dengan air
Hubungan tumbuhan dengan airHubungan tumbuhan dengan air
Hubungan tumbuhan dengan airHidayatul Annisa
 
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...UNESA
 
Praktikum laporan pengaruh turgor terhadap membuka dan menutupnya stomata (ma...
Praktikum laporan pengaruh turgor terhadap membuka dan menutupnya stomata (ma...Praktikum laporan pengaruh turgor terhadap membuka dan menutupnya stomata (ma...
Praktikum laporan pengaruh turgor terhadap membuka dan menutupnya stomata (ma...aris trea
 
Laporan Praktikum Ekologi: Produktivitas Primer
Laporan Praktikum Ekologi: Produktivitas PrimerLaporan Praktikum Ekologi: Produktivitas Primer
Laporan Praktikum Ekologi: Produktivitas PrimerUNESA
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN DIFUSI OSMOSIS
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN DIFUSI OSMOSIS LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN DIFUSI OSMOSIS
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN DIFUSI OSMOSIS RiaAnggun
 
Termogulasi Pada Hewan
Termogulasi Pada HewanTermogulasi Pada Hewan
Termogulasi Pada Hewanikhsan saputra
 
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pembuluh Darah Pada Ekor Ikan Kepala Timah
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pembuluh Darah Pada Ekor Ikan Kepala TimahLaporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pembuluh Darah Pada Ekor Ikan Kepala Timah
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pembuluh Darah Pada Ekor Ikan Kepala TimahUNESA
 
Laporan praktikum fisiologi tanaman respirasi
Laporan praktikum fisiologi tanaman respirasiLaporan praktikum fisiologi tanaman respirasi
Laporan praktikum fisiologi tanaman respirasifahmiganteng
 

What's hot (20)

Laporan Fisiologi Tumbuhan IX Dormansi Biji Sirsak (Annona muricata L.)
Laporan Fisiologi Tumbuhan IX Dormansi Biji Sirsak (Annona muricata L.)Laporan Fisiologi Tumbuhan IX Dormansi Biji Sirsak (Annona muricata L.)
Laporan Fisiologi Tumbuhan IX Dormansi Biji Sirsak (Annona muricata L.)
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...
 
Laporan tetap genetika tentang monohibrid, dihibrid, gen yang dipengaruhi ole...
Laporan tetap genetika tentang monohibrid, dihibrid, gen yang dipengaruhi ole...Laporan tetap genetika tentang monohibrid, dihibrid, gen yang dipengaruhi ole...
Laporan tetap genetika tentang monohibrid, dihibrid, gen yang dipengaruhi ole...
 
Penetapan potensial air jaringan
Penetapan potensial air  jaringanPenetapan potensial air  jaringan
Penetapan potensial air jaringan
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 EnzimLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan I Difusi dan Osmosis (Penentuan Tekanan Osmosis Ca...
Laporan Fisiologi Tumbuhan I Difusi dan Osmosis (Penentuan Tekanan Osmosis Ca...Laporan Fisiologi Tumbuhan I Difusi dan Osmosis (Penentuan Tekanan Osmosis Ca...
Laporan Fisiologi Tumbuhan I Difusi dan Osmosis (Penentuan Tekanan Osmosis Ca...
 
Laporan genetika bab awal
Laporan genetika bab awalLaporan genetika bab awal
Laporan genetika bab awal
 
Hubungan tumbuhan dengan air
Hubungan tumbuhan dengan airHubungan tumbuhan dengan air
Hubungan tumbuhan dengan air
 
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
 
Praktikum laporan pengaruh turgor terhadap membuka dan menutupnya stomata (ma...
Praktikum laporan pengaruh turgor terhadap membuka dan menutupnya stomata (ma...Praktikum laporan pengaruh turgor terhadap membuka dan menutupnya stomata (ma...
Praktikum laporan pengaruh turgor terhadap membuka dan menutupnya stomata (ma...
 
Laporan Praktikum Ekologi: Produktivitas Primer
Laporan Praktikum Ekologi: Produktivitas PrimerLaporan Praktikum Ekologi: Produktivitas Primer
Laporan Praktikum Ekologi: Produktivitas Primer
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN DIFUSI OSMOSIS
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN DIFUSI OSMOSIS LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN DIFUSI OSMOSIS
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN DIFUSI OSMOSIS
 
Termogulasi Pada Hewan
Termogulasi Pada HewanTermogulasi Pada Hewan
Termogulasi Pada Hewan
 
TERMOREGULASI
TERMOREGULASITERMOREGULASI
TERMOREGULASI
 
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pembuluh Darah Pada Ekor Ikan Kepala Timah
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pembuluh Darah Pada Ekor Ikan Kepala TimahLaporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pembuluh Darah Pada Ekor Ikan Kepala Timah
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pembuluh Darah Pada Ekor Ikan Kepala Timah
 
Laporan genetika
Laporan genetika Laporan genetika
Laporan genetika
 
laporan fieldtrip herbarium
laporan fieldtrip herbariumlaporan fieldtrip herbarium
laporan fieldtrip herbarium
 
Laporan praktikum fisiologi tanaman respirasi
Laporan praktikum fisiologi tanaman respirasiLaporan praktikum fisiologi tanaman respirasi
Laporan praktikum fisiologi tanaman respirasi
 
Enzim
EnzimEnzim
Enzim
 
Isolasi spesies
Isolasi spesiesIsolasi spesies
Isolasi spesies
 

Viewers also liked

Laporan praktikum modul 2
Laporan praktikum modul 2 Laporan praktikum modul 2
Laporan praktikum modul 2 Bayu Anggara
 
Laporan Praktikum 3 DPK Operator
Laporan Praktikum 3 DPK OperatorLaporan Praktikum 3 DPK Operator
Laporan Praktikum 3 DPK OperatorHanifah Has
 
Laporan praktikum ocefis kelompok 17
Laporan praktikum ocefis kelompok 17Laporan praktikum ocefis kelompok 17
Laporan praktikum ocefis kelompok 17rugijab
 
Laporan praktikum cover dessy
Laporan praktikum cover dessyLaporan praktikum cover dessy
Laporan praktikum cover dessyteegka16
 
laporan praktikum
laporan praktikum laporan praktikum
laporan praktikum asterias
 
LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN TAKSONOMI HEWAN DI TAMAN MARGASATWA DAN BUD...
LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN TAKSONOMI HEWAN DI TAMAN MARGASATWA DAN BUD...LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN TAKSONOMI HEWAN DI TAMAN MARGASATWA DAN BUD...
LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN TAKSONOMI HEWAN DI TAMAN MARGASATWA DAN BUD...himabioummy
 
Laporan praktikum fisika 1
Laporan praktikum fisika 1Laporan praktikum fisika 1
Laporan praktikum fisika 1Windawati
 
Laporan praktikum kromatografi 3 (klt)
Laporan praktikum kromatografi 3 (klt)Laporan praktikum kromatografi 3 (klt)
Laporan praktikum kromatografi 3 (klt)aufia w
 
Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)
Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)
Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)aufia w
 
Contoh cover laporan praktikum
Contoh cover laporan praktikumContoh cover laporan praktikum
Contoh cover laporan praktikumKeszya Wabang
 
sel darah pada berbagai konsentrasi
sel darah pada berbagai konsentrasisel darah pada berbagai konsentrasi
sel darah pada berbagai konsentrasiSri Rezki Ramadhani
 
Laporan Praktikum Biologi
Laporan Praktikum BiologiLaporan Praktikum Biologi
Laporan Praktikum BiologiMonika Sihaloho
 

Viewers also liked (12)

Laporan praktikum modul 2
Laporan praktikum modul 2 Laporan praktikum modul 2
Laporan praktikum modul 2
 
Laporan Praktikum 3 DPK Operator
Laporan Praktikum 3 DPK OperatorLaporan Praktikum 3 DPK Operator
Laporan Praktikum 3 DPK Operator
 
Laporan praktikum ocefis kelompok 17
Laporan praktikum ocefis kelompok 17Laporan praktikum ocefis kelompok 17
Laporan praktikum ocefis kelompok 17
 
Laporan praktikum cover dessy
Laporan praktikum cover dessyLaporan praktikum cover dessy
Laporan praktikum cover dessy
 
laporan praktikum
laporan praktikum laporan praktikum
laporan praktikum
 
LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN TAKSONOMI HEWAN DI TAMAN MARGASATWA DAN BUD...
LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN TAKSONOMI HEWAN DI TAMAN MARGASATWA DAN BUD...LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN TAKSONOMI HEWAN DI TAMAN MARGASATWA DAN BUD...
LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN TAKSONOMI HEWAN DI TAMAN MARGASATWA DAN BUD...
 
Laporan praktikum fisika 1
Laporan praktikum fisika 1Laporan praktikum fisika 1
Laporan praktikum fisika 1
 
Laporan praktikum kromatografi 3 (klt)
Laporan praktikum kromatografi 3 (klt)Laporan praktikum kromatografi 3 (klt)
Laporan praktikum kromatografi 3 (klt)
 
Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)
Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)
Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)
 
Contoh cover laporan praktikum
Contoh cover laporan praktikumContoh cover laporan praktikum
Contoh cover laporan praktikum
 
sel darah pada berbagai konsentrasi
sel darah pada berbagai konsentrasisel darah pada berbagai konsentrasi
sel darah pada berbagai konsentrasi
 
Laporan Praktikum Biologi
Laporan Praktikum BiologiLaporan Praktikum Biologi
Laporan Praktikum Biologi
 

Similar to Laporan praktikum fisiolog tumbuhan

Ppt Botani Farmasi: 2. Enzim dan Perannya | Kelas: 2A | Dosen: Yayuk Putri R...
Ppt  Botani Farmasi: 2. Enzim dan Perannya | Kelas: 2A | Dosen: Yayuk Putri R...Ppt  Botani Farmasi: 2. Enzim dan Perannya | Kelas: 2A | Dosen: Yayuk Putri R...
Ppt Botani Farmasi: 2. Enzim dan Perannya | Kelas: 2A | Dosen: Yayuk Putri R...EnjlaSalsabila
 
Ppt Botani Farmasi: 2. Enzim dan Perannya | Kelas: 2A | Dosen: Yayuk Putri Ra...
Ppt Botani Farmasi: 2. Enzim dan Perannya | Kelas: 2A | Dosen: Yayuk Putri Ra...Ppt Botani Farmasi: 2. Enzim dan Perannya | Kelas: 2A | Dosen: Yayuk Putri Ra...
Ppt Botani Farmasi: 2. Enzim dan Perannya | Kelas: 2A | Dosen: Yayuk Putri Ra...Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah
 
ENZIM DAN PERANNYA KELOMPOK 2.pptx
ENZIM DAN PERANNYA KELOMPOK 2.pptxENZIM DAN PERANNYA KELOMPOK 2.pptx
ENZIM DAN PERANNYA KELOMPOK 2.pptxEnjlaSalsabila
 
Perc 2 Retensi Aktivitas Enzim Amobil
Perc 2 Retensi Aktivitas Enzim AmobilPerc 2 Retensi Aktivitas Enzim Amobil
Perc 2 Retensi Aktivitas Enzim Amobilmery gita
 
kinetika reaksi enzimatis
kinetika reaksi enzimatiskinetika reaksi enzimatis
kinetika reaksi enzimatishelmautami
 
Bio Kimia Enzim
Bio Kimia EnzimBio Kimia Enzim
Bio Kimia EnzimDedi Kun
 
Uji konsentrasi enzim
Uji konsentrasi enzimUji konsentrasi enzim
Uji konsentrasi enzimBojey Peskins
 
Enzim dan Perannya | 1I | Dosen: Yayuk Putri Rahayu, S.Si, M.Si | Farmasi UMNAW
Enzim dan Perannya | 1I | Dosen: Yayuk Putri Rahayu, S.Si, M.Si | Farmasi UMNAWEnzim dan Perannya | 1I | Dosen: Yayuk Putri Rahayu, S.Si, M.Si | Farmasi UMNAW
Enzim dan Perannya | 1I | Dosen: Yayuk Putri Rahayu, S.Si, M.Si | Farmasi UMNAWUniversitas Muslim Nusantara Al-Washliyah
 
PPT Botani farmasi : 2. Enzim dan Peranannya | Kelas : 2I | Dosen : Yayuk Put...
PPT Botani farmasi : 2. Enzim dan Peranannya | Kelas : 2I | Dosen : Yayuk Put...PPT Botani farmasi : 2. Enzim dan Peranannya | Kelas : 2I | Dosen : Yayuk Put...
PPT Botani farmasi : 2. Enzim dan Peranannya | Kelas : 2I | Dosen : Yayuk Put...Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah
 
PPT Botani farmasi : 2. Enzim dan Peranannya | Kelas : 2I | Dosen : Yayuk Put...
PPT Botani farmasi : 2. Enzim dan Peranannya | Kelas : 2I | Dosen : Yayuk Put...PPT Botani farmasi : 2. Enzim dan Peranannya | Kelas : 2I | Dosen : Yayuk Put...
PPT Botani farmasi : 2. Enzim dan Peranannya | Kelas : 2I | Dosen : Yayuk Put...Dinaveranika
 
PPT Botani farmasi : 2. Enzim dan Peranannya | Kelas : 2I | Dosen : Yayuk Put...
PPT Botani farmasi : 2. Enzim dan Peranannya | Kelas : 2I | Dosen : Yayuk Put...PPT Botani farmasi : 2. Enzim dan Peranannya | Kelas : 2I | Dosen : Yayuk Put...
PPT Botani farmasi : 2. Enzim dan Peranannya | Kelas : 2I | Dosen : Yayuk Put...Dinaveranika
 
Ppt Botani Farmasi 2. Enzim dan Perannya Kelas 2I Dosen Yayuk Putri Rahayu.pptx
Ppt Botani Farmasi 2. Enzim dan Perannya  Kelas 2I Dosen Yayuk Putri Rahayu.pptxPpt Botani Farmasi 2. Enzim dan Perannya  Kelas 2I Dosen Yayuk Putri Rahayu.pptx
Ppt Botani Farmasi 2. Enzim dan Perannya Kelas 2I Dosen Yayuk Putri Rahayu.pptxNofaLismandaria1
 

Similar to Laporan praktikum fisiolog tumbuhan (20)

Enzim
EnzimEnzim
Enzim
 
Ppt Botani Farmasi: 2. Enzim dan Perannya | Kelas: 2A | Dosen: Yayuk Putri R...
Ppt  Botani Farmasi: 2. Enzim dan Perannya | Kelas: 2A | Dosen: Yayuk Putri R...Ppt  Botani Farmasi: 2. Enzim dan Perannya | Kelas: 2A | Dosen: Yayuk Putri R...
Ppt Botani Farmasi: 2. Enzim dan Perannya | Kelas: 2A | Dosen: Yayuk Putri R...
 
Ppt Botani Farmasi: 2. Enzim dan Perannya | Kelas: 2A | Dosen: Yayuk Putri Ra...
Ppt Botani Farmasi: 2. Enzim dan Perannya | Kelas: 2A | Dosen: Yayuk Putri Ra...Ppt Botani Farmasi: 2. Enzim dan Perannya | Kelas: 2A | Dosen: Yayuk Putri Ra...
Ppt Botani Farmasi: 2. Enzim dan Perannya | Kelas: 2A | Dosen: Yayuk Putri Ra...
 
ENZIM DAN PERANNYA KELOMPOK 2.pptx
ENZIM DAN PERANNYA KELOMPOK 2.pptxENZIM DAN PERANNYA KELOMPOK 2.pptx
ENZIM DAN PERANNYA KELOMPOK 2.pptx
 
Perc 2 Retensi Aktivitas Enzim Amobil
Perc 2 Retensi Aktivitas Enzim AmobilPerc 2 Retensi Aktivitas Enzim Amobil
Perc 2 Retensi Aktivitas Enzim Amobil
 
kinetika reaksi enzimatis
kinetika reaksi enzimatiskinetika reaksi enzimatis
kinetika reaksi enzimatis
 
enzim
enzim enzim
enzim
 
Biokimia
BiokimiaBiokimia
Biokimia
 
Percobaan 4
Percobaan 4Percobaan 4
Percobaan 4
 
Bio Kimia Enzim
Bio Kimia EnzimBio Kimia Enzim
Bio Kimia Enzim
 
Enzim
EnzimEnzim
Enzim
 
Uji konsentrasi enzim
Uji konsentrasi enzimUji konsentrasi enzim
Uji konsentrasi enzim
 
Enzim dan Perannya | 1I | Dosen: Yayuk Putri Rahayu, S.Si, M.Si | Farmasi UMNAW
Enzim dan Perannya | 1I | Dosen: Yayuk Putri Rahayu, S.Si, M.Si | Farmasi UMNAWEnzim dan Perannya | 1I | Dosen: Yayuk Putri Rahayu, S.Si, M.Si | Farmasi UMNAW
Enzim dan Perannya | 1I | Dosen: Yayuk Putri Rahayu, S.Si, M.Si | Farmasi UMNAW
 
Biokimia - Bab Enzim
Biokimia - Bab EnzimBiokimia - Bab Enzim
Biokimia - Bab Enzim
 
PPT Botani farmasi : 2. Enzim dan Peranannya | Kelas : 2I | Dosen : Yayuk Put...
PPT Botani farmasi : 2. Enzim dan Peranannya | Kelas : 2I | Dosen : Yayuk Put...PPT Botani farmasi : 2. Enzim dan Peranannya | Kelas : 2I | Dosen : Yayuk Put...
PPT Botani farmasi : 2. Enzim dan Peranannya | Kelas : 2I | Dosen : Yayuk Put...
 
PPT Botani farmasi : 2. Enzim dan Peranannya | Kelas : 2I | Dosen : Yayuk Put...
PPT Botani farmasi : 2. Enzim dan Peranannya | Kelas : 2I | Dosen : Yayuk Put...PPT Botani farmasi : 2. Enzim dan Peranannya | Kelas : 2I | Dosen : Yayuk Put...
PPT Botani farmasi : 2. Enzim dan Peranannya | Kelas : 2I | Dosen : Yayuk Put...
 
PPT Botani farmasi : 2. Enzim dan Peranannya | Kelas : 2I | Dosen : Yayuk Put...
PPT Botani farmasi : 2. Enzim dan Peranannya | Kelas : 2I | Dosen : Yayuk Put...PPT Botani farmasi : 2. Enzim dan Peranannya | Kelas : 2I | Dosen : Yayuk Put...
PPT Botani farmasi : 2. Enzim dan Peranannya | Kelas : 2I | Dosen : Yayuk Put...
 
Ppt Botani Farmasi 2. Enzim dan Perannya Kelas 2I Dosen Yayuk Putri Rahayu.pptx
Ppt Botani Farmasi 2. Enzim dan Perannya  Kelas 2I Dosen Yayuk Putri Rahayu.pptxPpt Botani Farmasi 2. Enzim dan Perannya  Kelas 2I Dosen Yayuk Putri Rahayu.pptx
Ppt Botani Farmasi 2. Enzim dan Perannya Kelas 2I Dosen Yayuk Putri Rahayu.pptx
 
Metabolisme andriyani shs 2 pati
Metabolisme andriyani shs 2 patiMetabolisme andriyani shs 2 pati
Metabolisme andriyani shs 2 pati
 
Cover
CoverCover
Cover
 

Recently uploaded

CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)ratnawijayanti31
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaMateri Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaNikmah Suryandari
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxmagfira271100
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumfebrie2
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaBtsDaily
 

Recently uploaded (10)

CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaMateri Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
 

Laporan praktikum fisiolog tumbuhan

  • 1. Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan | 1 LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN “Pengaruh Kadar Enzim terhadap Kecepatan Reaksi Pengubahan Amilum” Oleh: Oleh: JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA SURABAYA 2016 Nama : Yeni Kurnia Sari NIM : 14030204103 Kelas : Pendidikan Biologi B 2014
  • 2. Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan | 2 Judul Praktikum: Pengaruh Kadar Enzim terhadap Kecepatan Reaksi Pengubahan Amilum Salah satu proses penting yang terjadi di dalam tubuh tumbuhan yaitu metabolisme. Proses tersebut berupa pemecahan molekul menjadi molekul yang lebih kecil (katabolisme) dan penyusunan molekul dari molekul-molekul yang lebih kecil (anabolisme). Dalam tubuh tumbuhan terjadi banyak reaksi kimia yang kompleks dengan banyak tipe yang berbeda. Namun tidak pernah terjadi kekacauan, hal ini disebabkan karena adanya suatu protein khusus yang mengontrol metabolisme yang disebut enzim (Widarmayanti, P Ratih. 2012). Enzim merupakan biokatalisator yang sangat efektif yang akan meningkatkan kecepatan reaksi kimia spesifik secara nyata, dimana reaksi ini tanpa enzim akan berlangsung lambat (Lehninger, 1995). Kebanyakan enzim-enzim yang terdapat di tubuh organisme tidak bekerja secara sendiri-sendiri tetapi saling bekerja sambung-menyambung satu dengan yang lain membentuk sistem enzim (Isnawati, 2009). Berdasarkan uraian diatas maka kami melakukan suatu percobaan dengan judul “Pengaruh Kadar Enzim terhadap Kecepatan Reaksi Pengubahan Amilum menjadi Glukosa pada Kecambah Kacang Hijau”. A. Rumusan Masalah 1. Bagaimana pengaruh kadar enzim terhadap kecepatan reaksi pengubahan amilum menjadi glukosa pada kecambah kacang hijau. B. Tujuan Percobaan 1. Untuk mengetahui pengaruh kadar enzim terhadap kecepatan reaksi pengubahan amilum menjadi glukosa pada kecambah kacang hijau. C. Hipotesis Ha: tidak ada pengaruh kadar enzim terhadap kecepatan reaksi pengubahan amilum menjadi glukosa.
  • 3. Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan | 3 H0 : ada pengaruh kadar enzim terhadap kecepatan reaksi pengubahan amilum menjadi glukosa. Semakin tinggi kadar enzim, maka semakin cepat reaksi pengubahan amilum menjadi glukosa. D. Kajian Pustaka Enzim Enzim merupakan katalisator biologi, sehingga dapat mengkatalis reaksi kimia pada kondisi yang tidak ekstrim (suhu tubuh dan pH netral). Sebagian besar enzim-enzim tubuh organisme tersusun atas protein yang mempunyai struktur tersier (konformasi tiga dimesi). Protein penyusun enzim adalah makromolekul yang sangat besar. Dengan demikian ukuran enzim jauh lebih besar dibandingkan substratnya. Enzim fungsional disebut holoenzim (Isnawati, 2009). Penggolongan enzim secara internasional telah dilakukan secara sistematis. Sistem ini menempatkan semua enzim ke dalam enam kelas utama, masing- masing dengan sub kelas, berdasarkan atas jenis reaksi yang dikatalisa (Tabel 2). Tabel 2. Klasifikasi enzim secara internasional, berdasarkan reaksi yang dikatalisis. No Kelas Jenis reaksi yang dikatalisis 1 Oksidoreduktase Pemindahan elektron 2 Transferase Reaksi pemindahan gugus fungsional 3 Hidrolase Reaksi hidrolisis (pemindahan gugus fungsional ke air) 4 liase Penambahan gugus ke ikatan ganda atau sebaliknya 5 Isomerase Pemindahan gugus di dalam molekul menghasilkan bentuk isomer 6 ligase Pembentukan ikatan C-C, C-S, C-O, dan C-N oleh reaksi kondensasi yang berkaitan dengan penguraian ATP Sumber: Lehninger (1995) Enzim mempercepat suatu reaksi kimia dengan cara menurunkan energi aktivasi. Energi aktivasi adalah energi yang diperlukan supaya molekul-molekul substrat berada pada puncak transisi/ puncak ketidakstabilan. Pada grafik dibawah
  • 4. Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan | 4 ini dapat dilihat bahwa dengan adanya enzim energi aktivasi akan semakin kecil (Isnawati, 2009). Struktur enzim Suatu enzim (holoenzim) tersusun atas bagian protein dan bukan protein. Bagian protein disebut apoenzim, dan bagian non protein disebut kofaktor. Kofaktor dapat berupa ion logam (Cu, Mg, K, Fe, Na), atau koenzim yang berupa bahan organik, misalkan vitamin B (B1, B2) (biologimediacentre.com, 2012). Sifat-sifat enzim Sebagai suatu bahan yang penting dalam metabolisme, enzim memiliki sifat- sebagai berikut (biologimediacentre.com, 2012):  kerja enzim bersifat spesifik/khusus, artinya bahwa satu enzim hanya dapat bekerja pada satu substrat  enzim bekerja pada suhu tertentu  enzim berkerja pada derajat keasaman (pH) tertentu  kerja enzim dapat bolak-balik, artinya selain dapat memecah substrat juga dapat membentuk substrat dari penyusunnya Hal-hal yang dapat mempengaruhi kerja enzim di antaranya adalah:  suhu  derajat keasaman (pH)  konsentrasi enzim  jenis substrat  penimbunan hasil akhir  pengaruh aktivator/penggiat  konsentrasi inhibitor Suatu enzim hanya dapat bekerja spesifik pada suatu substrat untuk suatu perubahan tertentu. Misalnya, sukrase akan menguraikan rafinosa menjadi melibiosa dan fruktosa, sedangkan oleh emulsin, rafinosa tersebut akan terurai menjadi sukrosa dan galaktosa (Salisbury, 1995). Apabila suhu terlalu tinggi, struktur tiga dimensi enzim akan rusak, sehingga substrat tidak lagi dapat terikat dengannya. Dengan demikian enzim tersebut tidak
  • 5. Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan | 5 akan dapat menjalankan fungsinya lagi sebagai biokatalisator. Pada umumnya denaturasi ini bersifat tidak terbalikan atau permanen (Salisbury, 1995). Enzim dihambat oleh molekul-molekul tertentu pada proses katalisisnya. Adapun beberapa hambatan kerja enzim secara skematis seperti bagan dibawah ini (Isnawati, 2009): a. Hambatan dapat balik kompetitif terjadi pada enzim yang molekul penghambatnya secara struktural mirip dengan struktur molekul substrat. Molekul penghambat menempel pada sis aktif enzim, dengan demikian substrat tidak bisa melekat pada sisi aktif enzim dan tidak bisa diubah menjadi produk. b. Hambatan dapat balik non kompetitif terjadi dengan cara molekul penghambat pada enzim tetapi tidak pada sisi aktif. Pelekatan molekul penghambat pada enzim menyebabkan perubahan konformasi tiga dimensi pada sisi aktif enzim, dengan demikian substrat tidak dapat melekat pada sisi aktif enzim. c. Hambatan tidak dapat balik pada kerja enzim akan gugus fungsional enzim secara permanen dan mengakibatkan kerusakan pada enzim itu, sehingga enzim tidak dapat bekerja lagi. Amilase Salah satu enzim yang diperlukan untuk pertumbuhan adalah amilase. Amilase dapat diartikan sebagai segolongan enzim yang merombak pati, glikogen dan polisakarida yang lain. Tumbuhan mengandung α dan β amilase, hewan memiliki hanya α amilase, dijumpai dalam cairan pankreas dan juga (pada manusia dan beberapa spesies lain) dalam ludah. Amilase memotong rantai Hambatan kerja enzim Dapat balik (reversible) Tidak dapat balik (irreversible) kompetitif Non kompetitif
  • 6. Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan | 6 polisakarida yang panjang, menghasilkan campuran glukosa dan maltosa. Amilosa merupakan polisakarida yang terdiri dari 100-1000 molekul glukosa yang saling berikatan membentuk rantai lurus. Dalam air, amilosa bereaksi dengan iodin memberikan warna biru yang khas (Fox, 1991). Amilase merupakan enzim yang penting dalam bidang pangan dan bioteknologi. Amilase merupakan enzim yang mengkatalisis reaksi hidrolisis pati menjadi gula sederhana. Amilase mengubah karbohidrat yang merupakan polisakarida menjadi maltosa (alfa dan beta) ataupun glukosa (gluko amilase). Pertumbuhan tanaman yang berasal dari biji diawali dari proses perkecambahan.Dalam pertumbuhannya memerlukan energi, dan energi tersebut berasal dari perombakan bahan-bahan organik seperti karbohidrat, lemak, dan protein. Enzim yang digunakan untuk merombak protein adalah enzim protease, perombakan lemak adalah enzim lipase dan pati memerlukan enzim amilase. Enzim-enzim tersebut secara bersamaan dihasilkan tumbuhan selama proses perkecambahan (Bahri, Syaiful dkk., 2012). Larutan Buffer Larutan buffer adalah larutan yang tahan terhadap perubahan pH dengan penambahan asam atau basa. Larutan seperti itu digunakan dalam berbagai percobaan biokimia dimana dibutuhkan pH yang terkontrol dan tepat ( Fardiaz, 1992 ). Larutan buffer bermanfaat untuk melarutkan kotoran yang masih terikut di dalam endapan enzim tersebut sekaligus bisa mencegah enzim dari denaturasi dan kehilangan fungsi biologisnya ( Fox, 1991 ). Buffer dapat mempertahankan kondisi enzim presipitat agar tidak terjadi perubahan pH dan mencegah agar enzim tidak mengalami inaktivasi (Winarno, 1995 ). Sedangkan larutan penyangga berfungsi untuk menjaga pH tanaman. Setiap tanaman memiliki pH tertentu agar dapat tumbuh dengan baik. Oleh karena itu dibutuhkan larutan penyangga agar pH dapat dijaga. E. Variabel Penelitian 1. Variabel manipulasi : kadar enzim 2. Variabel kontrol : waktu, jenis kecambah, kadar amilum, dan volume KI-I2
  • 7. Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan | 7 3. Variabel terikat : kecepatan perubahan warna F. Definisi Operasional Variabel - Kadar enzim merupakan variabel yang sengaja di ubah untuk mengetahui kecepatan reaksi pengubahan amilum menjadi glukosa pada kecambah kacang hijau. Kadar enzim yang diberikan yaitu 0%, 25% 50%, dan 100%. - kecepatan perubahan warna merupakan respon yang diperoleh dengan cara memanipulasi kadar enzim yang digunakan untuk uji. G. Alat dan bahan Alat 1. Mortar dan penumbuk porselin 1 buah 2. Tabung reaksi 4 buah 3. Rak tabung reaksi 1 buah 4. Timbangan 1 buah 5. Tabung centrifuge 4 buah 6. Gelas ukur 10 mL 1 buah 7. Centrifuge 8. Cawan tetes/kaca arloji 1 / 12 buah 9. Pipet tetes 5 buah 10. Lampu spirtus 1 buah 11. Penjepit tabung reaksi 1 buah Bahan 1. Kecambah kacang hijau berumur dua hari 30 gr 2. Larutan amilum 4% 2 ml 3. Aquades 4. Larutan KI-I2 1 tetes 5. Larutan Fosfat sitrat buffer pH= 5,6 10 ml
  • 8. Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan | 8 H. Rancangan Percobaan Masukkan mL gerusan kecambah kacang hijau ke dalam 2 tabung, masing-masing 10 mL. Membuang kulit biji kecambah Ambil 20 gr biji kecambah yang sudah dikuliti Tambahkan 30 mL larutan buffer fosfat sitrat dan gerus 30 gram kecambah kacang hijau. Masukkan tabung reaksi ke dalam centrifuge selama 5 menit, dengan kecepatan 250 rpm. cair Ambil cairan bagian atas (supernatan) dan masukkan ke dalam tabung reaksi. 5 ml 100% 10 ml 10 ml Tambahkan aquades pada supernatan 5 ml sampai volumenya 10 ml, sebagai larutan enzim 50% Untuk larutan enzim 25%, ambil 5 ml dari enzim 50% dan tambahkan aquades sampai volumenya 10 ml. 25% Aquades 5 ml 50%-5 ml Untuk larutan enzim 0%, panaskan 10 ml supernatan sampai mendidih. 2 ml amilum 4% 100% 50% 25% 0% Tambahkan 2 ml larutan amilum 4%. Saat mencampur amilum+ enzim ditetapkan sebaginol. 1 tetes KI-I2 setiap dua menit
  • 9. Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan | 9 I. Langkah Kerja 1. Menyiapkan alat dan bahan. 2. Membuang kulit biji kecambah. I. Langkah Kerja 1. Membuang kulit biji kecambah. 2. Menggerus 20 gram kecambah kacang hijau. 3. Menambahkan 10 ml larutan buffer fosfat sitrat sampai semua kecambah hancur. 4. Memasukkan ke dalam tabung reaksi sentrifuge. 5. Memusingkan selama 5 menit dengan kecepatan 2 rpm. 6. Mengambil cairan bagian atas (supernatan). 7. Memasukkan ke dalam tabung reaksi sebagai larutan enzim amilase 100%. 8. Membuat kadar enzim 50% dengan cara mengambil 5 ml enzim 100% kemudian menambahkan aquades sampai volumenya menjadi 10 ml. 9. Membuat kadar enzim 25% dengan cara mengambil 5 ml enzim 50% kemudian menambahkan aquades sampai volumenya menjadi 10 ml. 10. Membuat kadar enzim 0% dengan cara memanaskan 5 ml enzim 100% sampai mendidih. 11. Mengisi salah satu tabung reaksi dengan 5 ml larutan enzim 100% kemudian menambahkan dengan 2 ml larutan amilum 4%. 12. Mengocok perlahan sampai larutan tercampur. 13. Setiap 2 menit diambil 1 tetes campuran lalu diuji dengan 1 tetes larutan KI-I2 pada cawan tetes. 14. Mencatat waktu tiap perubahan warna yang terjadi. 100% Lakukan langkah diatas setiap dua menit sampai terjadi perubahan warna menjadi kuning/coklat muda. Setiap 2 menit diambil 1 tetes dari setiap larutan campuran, dan diuji dengan 1 tetes KI-I2 pada cawan tetes. 0% 25%50%100%
  • 10. Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan | 10 15. Melakukan langkah ke-12 sampai 15, masing-masing untuk kadar enzim 50%; 25% dan 0%. J. Rancangan Tabel Pengamatan Berdasarkan hasil percobaan pengaruh kadar enzim terhadap kecepatan reaksi pengubahan amilum menjadi glukosa pada kecambah kacang hijau dapat disajikan dalam tabel berikut: Tabel 1. Pengaruh kadar enzim terhadap kecepatan reaksi perubahan amilum. Enzim (% ) Waktu (menit) Total 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 v v v v v v v v v v v v > 24 25 v v v v v v v v v v v 22 50 v v v v v v v v v v 20 100 v v v v v v v v 16 Berikut hasil percobaan pengaruh kadar enzim terhadap kecepatan reaksi pengubahan amilum menjadi glukosa pada kecambah kacang hijau dapat disajikan dalam bentuk grafik: Gambar 1. Grafik pengaruh kadar enzim terhadap kecepatan reaksi perubahan amilum menjadi glukosa. 24 22 20 16 0 5 10 15 20 25 30 0 25 50 100 totalwaktu(menit) konsentrasi enzim (%) waktu yang diperlukan untuk merubah warna
  • 11. Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan | 11 K. Rencana Analisis Data Berdasarkan hasil praktikum maka dapat diketahui pada konsentrasi larutan enzim 0% tidak terjadi perubahan warna yang menonjol sampai pada 2 menit ke- 12. Pada konsentrasi larutan enzim 0%, semula berwarna biru tua kehitaman pekat, ketika diuji dengan KI-I2 satu tetes pada dua menit ke-12 terjadi perubahan warna dari biru tua kehitaman yang pekat menjadi biru tua dengan kepekatan berkurang satu tingkat. Hal ini dapat terjadi karena konsentrasi enzim sama dengan 0%. Pada larutan konsentrasi enzim 25%, terjadi perubahan warna dari kuning menjadi bening pada menit ke-11. Pada larutan konsentrasi enzim 50% terjadi perubahan warna menjadi bening pada menit ke-10. Sedangkan pada larutan konsentrasi enzim 100% terjadi perubahan warna menjadi bening pada menit ke-8. Hal ini menunjukkan bahwa semakin pekat konsentrasi enzim yang diberikan maka semakin cepat reaksi pengubahan amilum menjadi glukosa. L. Hasil Analisis Data Pertumbuhan tanaman yang berasal dari biji diawali dari proses perkecambahan. Dalam pertumbuhannya memerlukan energi, dan energi tersebut berasal dari perombakan bahan-bahan organik. Enzim yang digunakan untuk merombak protein adalah enzim protease, perombakan lemak adalah enzim lipase, dan pati memerlukan enzim amilase. Enzim-enzim tersebut secara bersamaan dihasilkan tumbuhan selama proses perkecambahan (Bahri, Syaiful dkk., 2012). Sehingga pada praktikum ini kecambah kacang hijau yang masih berumur 2 hari mempunyai banyak sekali enzim yang di produksi oleh tumbuhan untuk membentuk energi dalam perkecambahan. Dari hasil analisis data diatas pada konsentrasi enzim 0% yang didapatkan dari 10 ml konsentrasi enzim 100% yang telah dipanaskan sampai mendidih, mengakibatkan enzim di dalam mengalami denaturasi dikarenakan suhu larutan enzim meningkat. Apabila suhu terlalu tinggi, struktur tiga dimensi enzim akan rusak, sehingga substrat tidak lagi dapat terikat dengannya. Dengan demikian enzim tersebut tidak akan dapat menjalankan fungsinya lagi sebagai biokatalisator. Pada umumnya
  • 12. Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan | 12 denaturasi ini bersifat tidak terbalikan atau permanen (Salisbury, 1995). Sehingga pada konsentrasi 0% enzim yang mengalami denaturasi mengakibatkan enzim tidak dapat mengubah amilum menjadi glukosa. Oleh karena itu, enzim dengan konsentrasi 0% dak mengalami perubahan warna sampai pada dua menit ke-12. Sedangkan pada larutan dengan kadar enzim 25% terjadi perubahan warna pada dua menit ke-11 dari biru tua kehitaman menjadi biru keunguan. Munculnya warna biru gelap pada saat ditetesi satu tetes KI-I2 menunjukkan adanya amilum. Uji iodine adalah uji yang dilakukan untuk mengecek adanya amilum. Larutan iodine, yang terurai dalam larutan kalium iodida (KI), bereaksi dengan amilum menghasilkan produk berwarna biru kehitaman. Reaksi ini adalah hasil pembentukan rantai polipeptida dari iodine dan amilum. Amilopektin, yaitu bagian amilum yang bercabang, membentuk heliks yang lebih pendek sehingga molekul iodine tidak dapat mengikatnya. Akibatnya, apabila dilakukan uji iodine, warna yang terbentuk adalah oranye atau kuning. Pada konsentrasi enzim 25% perubahan warna menjadi kuning terjadi pada saat dua menit ke-11. Begitupula pada konsentrasi enzim 50% terjadi perubahan warna yang lebih cepat yaitu pada dua menit ke-10. Hal ini menunjukkan adanya reaksi enzim amilase yang membentuk glukosa. Pada konsentrasi enzim 100% menunjukkan perubahan warna yang pertama sangat cepat, yaitu pada dua menit ke-3 dan berubah menjadi warna bening pada dua menit ke-8. Dalam hal ini, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi kadar enzim yang ditambahkan pada larutan amilum maka semakin cepat reaksi enzim amilase dalam mengubah amilum menjadi glukosa. Hal ini sesuai dengan fungsi enzim sebagai katalisator biologi yaitu dapat mempercepat suatu reaksi kimia dengan cara menurunkan energi aktivasi. Energi aktivasi adalah energi yang diperlukan supaya molekul-molekul substrat berada pada puncak transisi/ puncak ketidakstabilan (Isnawati, 2009). Penambahan larutan buffer yaitu larutan yang tahan terhadap perubahan pH dengan penambahan asam atau basa. Larutan seperti itu digunakan dalam berbagai percobaan biokimia dimana dibutuhkan pH yang terkontrol dan tepat (Fardiaz,
  • 13. Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan | 13 1992). Kemudian penambahan KI-I2 satu tetes sebagai uji iodine untuk menunjukkan ada/tidaknya amilum pada suatu larutan dan untuk menunjukkan perubahan warna menjadi kuning sebagai indikator adanya reaksi kimia antara enzim amilase dengan amilum dalam membentuk glukosa. Diskusi 1. Dari tes KI-I2 pada larutan amilum + enzim 100%, warna larutan yang diperoleh ialah putih keruh. Warna ini merupakan indikator bahwa dalam larutan tersebut telah terbentuk glukosa. Glukosa ini merupakan hasil penguraian amilum (polisakarida) menjadi maltosa (disakarida) oleh bantuan enzim amilase, dan penguraian maltosa menjadi glukosa dibantu oleh enzim maltase. 2. Fosfat sitrat buffer berfungsi mempertahankan harga pH dari larutan enzim. Sehingga ketika ada penambahan zat KI-I2 ataupun saat terjadi pengenceran, nilai pH larutan enzim tidak berubah (tetap). Hal ini penting karena enzim dapat mengalami perubahan konformasi bila nilai ph berubah-ubah. 3. Hal-hal yang dapat mempengaruhi kerja enzim di antaranya adalah (Isnawati, 2009):  Suhu  derajat keasaman (pH)  konsentrasi enzim  jenis substrat  penimbunan hasil akhir  pengaruh aktivator/penggiat  konsentrasi inhibitor M. Kesimpulan Kadar enzim berpengaruh terhadap kecepatan reaksi pengubahan amilum menjadi glukosa. Semakin tinggi kadar/konsentrasi enzim, maka semakin cepat kecepatan reaksi dalam mengubah amilum menjadi glukosa. Sebaliknya, pada reaksi dengan konsentrasi sedikit atau tanpa adanya enzim, maka kecepatan reaksi pengubahan amilum menjadi glukosa membutuhkan waktu yang lebih lama.
  • 14. Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan | 14 N. Daftar Pustaka Bahri, Syaiful., Moh, Mirzan., dan Moh, Hasan. 2012. Karakterisasi Enzim Amilase Dari Kecambah Biji Jagung Ketan (Zea mays ceratina L.). Journal Natural Sciencies, 1:132-143. BMC. 2012. Enzim. (http://biologimediacentre.com/enzim/, diakses pada tanggal 22 Maret 2014). Isnawati. 2009. Biokimia. Surabaya: UNESA University Press. Rahayu, Sri Rahayu., dan Yuliani, dkk. 2016. Petunjuk Praktikum Mata kuliah Fisiologi Tumbuhan. Surabaya : Laboratorium Fisiologi Tumbuhan- Biologi-UNESA Salisbury, Frank B., dan Ross, C.W. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2 Edisi Keempat alih bahasa Lukman dan Sumaryono. Bandung: ITB. Widarmayanti, Ratih. 2012. Pengaruh Kadar Enzim Terhadap Kecepatan Reaksi.(http://id.scribd.com/doc/109719857/Pengaruh-Kadar-Enzim- Terhadap-Kecepatan-Reaksi, diakses pada tanggal 22 Maret 2014).