LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
Laporan praktikum fisiolog tumbuhan
1. Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan | 1
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN
“Pengaruh Kadar Enzim terhadap Kecepatan Reaksi Pengubahan Amilum”
Oleh:
Oleh:
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
SURABAYA
2016
Nama : Yeni Kurnia Sari
NIM : 14030204103
Kelas : Pendidikan Biologi B 2014
2. Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan | 2
Judul Praktikum: Pengaruh Kadar Enzim terhadap Kecepatan Reaksi
Pengubahan Amilum
Salah satu proses penting yang terjadi di dalam tubuh tumbuhan yaitu
metabolisme. Proses tersebut berupa pemecahan molekul menjadi molekul yang
lebih kecil (katabolisme) dan penyusunan molekul dari molekul-molekul yang
lebih kecil (anabolisme). Dalam tubuh tumbuhan terjadi banyak reaksi kimia yang
kompleks dengan banyak tipe yang berbeda. Namun tidak pernah terjadi
kekacauan, hal ini disebabkan karena adanya suatu protein khusus yang
mengontrol metabolisme yang disebut enzim (Widarmayanti, P Ratih. 2012).
Enzim merupakan biokatalisator yang sangat efektif yang akan
meningkatkan kecepatan reaksi kimia spesifik secara nyata, dimana reaksi ini
tanpa enzim akan berlangsung lambat (Lehninger, 1995).
Kebanyakan enzim-enzim yang terdapat di tubuh organisme tidak bekerja
secara sendiri-sendiri tetapi saling bekerja sambung-menyambung satu dengan
yang lain membentuk sistem enzim (Isnawati, 2009).
Berdasarkan uraian diatas maka kami melakukan suatu percobaan dengan
judul “Pengaruh Kadar Enzim terhadap Kecepatan Reaksi Pengubahan Amilum
menjadi Glukosa pada Kecambah Kacang Hijau”.
A. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh kadar enzim terhadap kecepatan reaksi pengubahan
amilum menjadi glukosa pada kecambah kacang hijau.
B. Tujuan Percobaan
1. Untuk mengetahui pengaruh kadar enzim terhadap kecepatan reaksi
pengubahan amilum menjadi glukosa pada kecambah kacang hijau.
C. Hipotesis
Ha: tidak ada pengaruh kadar enzim terhadap kecepatan reaksi pengubahan
amilum menjadi glukosa.
3. Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan | 3
H0 : ada pengaruh kadar enzim terhadap kecepatan reaksi pengubahan amilum
menjadi glukosa. Semakin tinggi kadar enzim, maka semakin cepat reaksi
pengubahan amilum menjadi glukosa.
D. Kajian Pustaka
Enzim
Enzim merupakan katalisator biologi, sehingga dapat mengkatalis reaksi
kimia pada kondisi yang tidak ekstrim (suhu tubuh dan pH netral). Sebagian besar
enzim-enzim tubuh organisme tersusun atas protein yang mempunyai struktur
tersier (konformasi tiga dimesi). Protein penyusun enzim adalah makromolekul
yang sangat besar. Dengan demikian ukuran enzim jauh lebih besar dibandingkan
substratnya. Enzim fungsional disebut holoenzim (Isnawati, 2009).
Penggolongan enzim secara internasional telah dilakukan secara sistematis.
Sistem ini menempatkan semua enzim ke dalam enam kelas utama, masing-
masing dengan sub kelas, berdasarkan atas jenis reaksi yang dikatalisa (Tabel 2).
Tabel 2. Klasifikasi enzim secara internasional, berdasarkan reaksi yang
dikatalisis.
No Kelas Jenis reaksi yang dikatalisis
1 Oksidoreduktase Pemindahan elektron
2 Transferase Reaksi pemindahan gugus fungsional
3 Hidrolase Reaksi hidrolisis (pemindahan gugus fungsional ke air)
4 liase Penambahan gugus ke ikatan ganda atau sebaliknya
5 Isomerase Pemindahan gugus di dalam molekul menghasilkan
bentuk isomer
6 ligase Pembentukan ikatan C-C, C-S, C-O, dan C-N oleh
reaksi kondensasi yang berkaitan dengan
penguraian ATP
Sumber: Lehninger (1995)
Enzim mempercepat suatu reaksi kimia dengan cara menurunkan energi
aktivasi. Energi aktivasi adalah energi yang diperlukan supaya molekul-molekul
substrat berada pada puncak transisi/ puncak ketidakstabilan. Pada grafik dibawah
4. Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan | 4
ini dapat dilihat bahwa dengan adanya enzim energi aktivasi akan semakin kecil
(Isnawati, 2009).
Struktur enzim
Suatu enzim (holoenzim) tersusun atas bagian protein dan bukan protein.
Bagian protein disebut apoenzim, dan bagian non protein disebut kofaktor.
Kofaktor dapat berupa ion logam (Cu, Mg, K, Fe, Na), atau koenzim yang berupa
bahan organik, misalkan vitamin B (B1, B2) (biologimediacentre.com, 2012).
Sifat-sifat enzim
Sebagai suatu bahan yang penting dalam metabolisme, enzim memiliki sifat-
sebagai berikut (biologimediacentre.com, 2012):
kerja enzim bersifat spesifik/khusus, artinya bahwa satu enzim hanya dapat
bekerja pada satu substrat
enzim bekerja pada suhu tertentu
enzim berkerja pada derajat keasaman (pH) tertentu
kerja enzim dapat bolak-balik, artinya selain dapat memecah substrat juga
dapat membentuk substrat dari penyusunnya
Hal-hal yang dapat mempengaruhi kerja enzim di antaranya adalah:
suhu
derajat keasaman (pH)
konsentrasi enzim
jenis substrat
penimbunan hasil akhir
pengaruh aktivator/penggiat
konsentrasi inhibitor
Suatu enzim hanya dapat bekerja spesifik pada suatu substrat untuk suatu
perubahan tertentu. Misalnya, sukrase akan menguraikan rafinosa menjadi melibiosa
dan fruktosa, sedangkan oleh emulsin, rafinosa tersebut akan terurai menjadi sukrosa
dan galaktosa (Salisbury, 1995).
Apabila suhu terlalu tinggi, struktur tiga dimensi enzim akan rusak, sehingga
substrat tidak lagi dapat terikat dengannya. Dengan demikian enzim tersebut tidak
5. Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan | 5
akan dapat menjalankan fungsinya lagi sebagai biokatalisator. Pada umumnya
denaturasi ini bersifat tidak terbalikan atau permanen (Salisbury, 1995).
Enzim dihambat oleh molekul-molekul tertentu pada proses katalisisnya.
Adapun beberapa hambatan kerja enzim secara skematis seperti bagan dibawah
ini (Isnawati, 2009):
a. Hambatan dapat balik kompetitif terjadi pada enzim yang molekul
penghambatnya secara struktural mirip dengan struktur molekul substrat.
Molekul penghambat menempel pada sis aktif enzim, dengan demikian substrat
tidak bisa melekat pada sisi aktif enzim dan tidak bisa diubah menjadi produk.
b. Hambatan dapat balik non kompetitif terjadi dengan cara molekul penghambat
pada enzim tetapi tidak pada sisi aktif. Pelekatan molekul penghambat pada
enzim menyebabkan perubahan konformasi tiga dimensi pada sisi aktif enzim,
dengan demikian substrat tidak dapat melekat pada sisi aktif enzim.
c. Hambatan tidak dapat balik pada kerja enzim akan gugus fungsional enzim
secara permanen dan mengakibatkan kerusakan pada enzim itu, sehingga
enzim tidak dapat bekerja lagi.
Amilase
Salah satu enzim yang diperlukan untuk pertumbuhan adalah amilase.
Amilase dapat diartikan sebagai segolongan enzim yang merombak pati, glikogen
dan polisakarida yang lain. Tumbuhan mengandung α dan β amilase, hewan
memiliki hanya α amilase, dijumpai dalam cairan pankreas dan juga (pada
manusia dan beberapa spesies lain) dalam ludah. Amilase memotong rantai
Hambatan
kerja enzim
Dapat balik
(reversible)
Tidak dapat balik
(irreversible)
kompetitif
Non
kompetitif
6. Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan | 6
polisakarida yang panjang, menghasilkan campuran glukosa dan maltosa. Amilosa
merupakan polisakarida yang terdiri dari 100-1000 molekul glukosa yang saling
berikatan membentuk rantai lurus. Dalam air, amilosa bereaksi dengan iodin
memberikan warna biru yang khas (Fox, 1991).
Amilase merupakan enzim yang penting dalam bidang pangan dan
bioteknologi. Amilase merupakan enzim yang mengkatalisis reaksi hidrolisis pati
menjadi gula sederhana. Amilase mengubah karbohidrat yang merupakan
polisakarida menjadi maltosa (alfa dan beta) ataupun glukosa (gluko amilase).
Pertumbuhan tanaman yang berasal dari biji diawali dari proses
perkecambahan.Dalam pertumbuhannya memerlukan energi, dan energi tersebut
berasal dari perombakan bahan-bahan organik seperti karbohidrat, lemak, dan
protein. Enzim yang digunakan untuk merombak protein adalah enzim protease,
perombakan lemak adalah enzim lipase dan pati memerlukan enzim amilase.
Enzim-enzim tersebut secara bersamaan dihasilkan tumbuhan selama proses
perkecambahan (Bahri, Syaiful dkk., 2012).
Larutan Buffer
Larutan buffer adalah larutan yang tahan terhadap perubahan pH dengan
penambahan asam atau basa. Larutan seperti itu digunakan dalam berbagai
percobaan biokimia dimana dibutuhkan pH yang terkontrol dan tepat ( Fardiaz,
1992 ). Larutan buffer bermanfaat untuk melarutkan kotoran yang masih terikut di
dalam endapan enzim tersebut sekaligus bisa mencegah enzim dari denaturasi dan
kehilangan fungsi biologisnya ( Fox, 1991 ). Buffer dapat mempertahankan
kondisi enzim presipitat agar tidak terjadi perubahan pH dan mencegah agar
enzim tidak mengalami inaktivasi (Winarno, 1995 ).
Sedangkan larutan penyangga berfungsi untuk menjaga pH tanaman.
Setiap tanaman memiliki pH tertentu agar dapat tumbuh dengan baik. Oleh karena
itu dibutuhkan larutan penyangga agar pH dapat dijaga.
E. Variabel Penelitian
1. Variabel manipulasi : kadar enzim
2. Variabel kontrol : waktu, jenis kecambah, kadar amilum, dan volume
KI-I2
7. Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan | 7
3. Variabel terikat : kecepatan perubahan warna
F. Definisi Operasional Variabel
- Kadar enzim merupakan variabel yang sengaja di ubah untuk mengetahui
kecepatan reaksi pengubahan amilum menjadi glukosa pada kecambah kacang
hijau. Kadar enzim yang diberikan yaitu 0%, 25% 50%, dan 100%.
- kecepatan perubahan warna merupakan respon yang diperoleh dengan cara
memanipulasi kadar enzim yang digunakan untuk uji.
G. Alat dan bahan
Alat
1. Mortar dan penumbuk porselin 1 buah
2. Tabung reaksi 4 buah
3. Rak tabung reaksi 1 buah
4. Timbangan 1 buah
5. Tabung centrifuge 4 buah
6. Gelas ukur 10 mL 1 buah
7. Centrifuge
8. Cawan tetes/kaca arloji 1 / 12 buah
9. Pipet tetes 5 buah
10. Lampu spirtus 1 buah
11. Penjepit tabung reaksi 1 buah
Bahan
1. Kecambah kacang hijau berumur dua hari 30 gr
2. Larutan amilum 4% 2 ml
3. Aquades
4. Larutan KI-I2 1 tetes
5. Larutan Fosfat sitrat buffer pH= 5,6 10 ml
8. Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan | 8
H. Rancangan Percobaan
Masukkan mL gerusan kecambah
kacang hijau ke dalam 2 tabung,
masing-masing 10 mL.
Membuang kulit biji kecambah
Ambil 20 gr biji kecambah yang sudah dikuliti
Tambahkan 30 mL larutan buffer
fosfat sitrat dan gerus 30 gram
kecambah kacang hijau.
Masukkan tabung reaksi ke dalam
centrifuge selama 5 menit, dengan
kecepatan 250 rpm.
cair
Ambil cairan bagian atas
(supernatan) dan masukkan
ke dalam tabung reaksi.
5 ml 100%
10 ml
10 ml
Tambahkan aquades pada
supernatan 5 ml sampai
volumenya 10 ml, sebagai
larutan enzim 50%
Untuk larutan enzim 25%,
ambil 5 ml dari enzim 50%
dan tambahkan aquades
sampai volumenya 10 ml.
25%
Aquades
5 ml
50%-5 ml
Untuk larutan enzim 0%,
panaskan 10 ml supernatan
sampai mendidih.
2 ml amilum 4%
100% 50% 25% 0%
Tambahkan 2 ml larutan amilum
4%. Saat mencampur amilum+
enzim ditetapkan sebaginol.
1 tetes KI-I2 setiap dua
menit
9. Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan | 9
I. Langkah Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Membuang kulit biji kecambah.
I. Langkah Kerja
1. Membuang kulit biji kecambah.
2. Menggerus 20 gram kecambah kacang hijau.
3. Menambahkan 10 ml larutan buffer fosfat sitrat sampai semua kecambah
hancur.
4. Memasukkan ke dalam tabung reaksi sentrifuge.
5. Memusingkan selama 5 menit dengan kecepatan 2 rpm.
6. Mengambil cairan bagian atas (supernatan).
7. Memasukkan ke dalam tabung reaksi sebagai larutan enzim amilase 100%.
8. Membuat kadar enzim 50% dengan cara mengambil 5 ml enzim 100%
kemudian menambahkan aquades sampai volumenya menjadi 10 ml.
9. Membuat kadar enzim 25% dengan cara mengambil 5 ml enzim 50%
kemudian menambahkan aquades sampai volumenya menjadi 10 ml.
10. Membuat kadar enzim 0% dengan cara memanaskan 5 ml enzim 100%
sampai mendidih.
11. Mengisi salah satu tabung reaksi dengan 5 ml larutan enzim 100% kemudian
menambahkan dengan 2 ml larutan amilum 4%.
12. Mengocok perlahan sampai larutan tercampur.
13. Setiap 2 menit diambil 1 tetes campuran lalu diuji dengan 1 tetes larutan KI-I2
pada cawan tetes.
14. Mencatat waktu tiap perubahan warna yang terjadi.
100%
Lakukan langkah diatas setiap dua
menit sampai terjadi perubahan
warna menjadi kuning/coklat muda.
Setiap 2 menit diambil 1 tetes dari
setiap larutan campuran, dan diuji
dengan 1 tetes KI-I2 pada cawan tetes.
0%
25%50%100%
10. Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan | 10
15. Melakukan langkah ke-12 sampai 15, masing-masing untuk kadar enzim
50%; 25% dan 0%.
J. Rancangan Tabel Pengamatan
Berdasarkan hasil percobaan pengaruh kadar enzim terhadap kecepatan
reaksi pengubahan amilum menjadi glukosa pada kecambah kacang hijau dapat
disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 1. Pengaruh kadar enzim terhadap kecepatan reaksi perubahan amilum.
Enzim (% )
Waktu (menit)
Total
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
0 v v v v v v v v v v v v > 24
25 v v v v v v v v v v v 22
50 v v v v v v v v v v 20
100 v v v v v v v v 16
Berikut hasil percobaan pengaruh kadar enzim terhadap kecepatan reaksi
pengubahan amilum menjadi glukosa pada kecambah kacang hijau dapat disajikan
dalam bentuk grafik:
Gambar 1. Grafik pengaruh kadar enzim terhadap kecepatan reaksi perubahan
amilum menjadi glukosa.
24
22
20
16
0
5
10
15
20
25
30
0 25 50 100
totalwaktu(menit)
konsentrasi enzim (%)
waktu yang diperlukan untuk
merubah warna
11. Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan | 11
K. Rencana Analisis Data
Berdasarkan hasil praktikum maka dapat diketahui pada konsentrasi larutan
enzim 0% tidak terjadi perubahan warna yang menonjol sampai pada 2 menit ke-
12. Pada konsentrasi larutan enzim 0%, semula berwarna biru tua kehitaman
pekat, ketika diuji dengan KI-I2 satu tetes pada dua menit ke-12 terjadi perubahan
warna dari biru tua kehitaman yang pekat menjadi biru tua dengan kepekatan
berkurang satu tingkat. Hal ini dapat terjadi karena konsentrasi enzim sama
dengan 0%. Pada larutan konsentrasi enzim 25%, terjadi perubahan warna dari
kuning menjadi bening pada menit ke-11. Pada larutan konsentrasi enzim 50%
terjadi perubahan warna menjadi bening pada menit ke-10. Sedangkan pada
larutan konsentrasi enzim 100% terjadi perubahan warna menjadi bening pada
menit ke-8. Hal ini menunjukkan bahwa semakin pekat konsentrasi enzim yang
diberikan maka semakin cepat reaksi pengubahan amilum menjadi glukosa.
L. Hasil Analisis Data
Pertumbuhan tanaman yang berasal dari biji diawali dari proses
perkecambahan. Dalam pertumbuhannya memerlukan energi, dan energi tersebut
berasal dari perombakan bahan-bahan organik. Enzim yang digunakan untuk
merombak protein adalah enzim protease, perombakan lemak adalah enzim lipase,
dan pati memerlukan enzim amilase. Enzim-enzim tersebut secara bersamaan
dihasilkan tumbuhan selama proses perkecambahan (Bahri, Syaiful dkk., 2012).
Sehingga pada praktikum ini kecambah kacang hijau yang masih berumur 2 hari
mempunyai banyak sekali enzim yang di produksi oleh tumbuhan untuk
membentuk energi dalam perkecambahan.
Dari hasil analisis data diatas pada konsentrasi enzim 0% yang didapatkan
dari 10 ml konsentrasi enzim 100% yang telah dipanaskan sampai mendidih,
mengakibatkan enzim di dalam mengalami denaturasi dikarenakan suhu larutan
enzim meningkat.
Apabila suhu terlalu tinggi, struktur tiga dimensi enzim akan rusak, sehingga
substrat tidak lagi dapat terikat dengannya. Dengan demikian enzim tersebut tidak
akan dapat menjalankan fungsinya lagi sebagai biokatalisator. Pada umumnya
12. Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan | 12
denaturasi ini bersifat tidak terbalikan atau permanen (Salisbury, 1995). Sehingga
pada konsentrasi 0% enzim yang mengalami denaturasi mengakibatkan enzim
tidak dapat mengubah amilum menjadi glukosa. Oleh karena itu, enzim dengan
konsentrasi 0% dak mengalami perubahan warna sampai pada dua menit ke-12.
Sedangkan pada larutan dengan kadar enzim 25% terjadi perubahan warna
pada dua menit ke-11 dari biru tua kehitaman menjadi biru keunguan. Munculnya
warna biru gelap pada saat ditetesi satu tetes KI-I2 menunjukkan adanya amilum.
Uji iodine adalah uji yang dilakukan untuk mengecek adanya amilum.
Larutan iodine, yang terurai dalam larutan kalium iodida (KI), bereaksi dengan
amilum menghasilkan produk berwarna biru kehitaman. Reaksi ini adalah hasil
pembentukan rantai polipeptida dari iodine dan amilum. Amilopektin, yaitu
bagian amilum yang bercabang, membentuk heliks yang lebih pendek sehingga
molekul iodine tidak dapat mengikatnya. Akibatnya, apabila dilakukan uji iodine,
warna yang terbentuk adalah oranye atau kuning. Pada konsentrasi enzim 25%
perubahan warna menjadi kuning terjadi pada saat dua menit ke-11. Begitupula
pada konsentrasi enzim 50% terjadi perubahan warna yang lebih cepat yaitu pada
dua menit ke-10. Hal ini menunjukkan adanya reaksi enzim amilase yang
membentuk glukosa.
Pada konsentrasi enzim 100% menunjukkan perubahan warna yang
pertama sangat cepat, yaitu pada dua menit ke-3 dan berubah menjadi warna
bening pada dua menit ke-8. Dalam hal ini, dapat disimpulkan bahwa semakin
tinggi kadar enzim yang ditambahkan pada larutan amilum maka semakin cepat
reaksi enzim amilase dalam mengubah amilum menjadi glukosa. Hal ini sesuai
dengan fungsi enzim sebagai katalisator biologi yaitu dapat mempercepat suatu
reaksi kimia dengan cara menurunkan energi aktivasi. Energi aktivasi adalah
energi yang diperlukan supaya molekul-molekul substrat berada pada puncak
transisi/ puncak ketidakstabilan (Isnawati, 2009).
Penambahan larutan buffer yaitu larutan yang tahan terhadap perubahan pH
dengan penambahan asam atau basa. Larutan seperti itu digunakan dalam berbagai
percobaan biokimia dimana dibutuhkan pH yang terkontrol dan tepat (Fardiaz,
13. Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan | 13
1992). Kemudian penambahan KI-I2 satu tetes sebagai uji iodine untuk
menunjukkan ada/tidaknya amilum pada suatu larutan dan untuk menunjukkan
perubahan warna menjadi kuning sebagai indikator adanya reaksi kimia antara
enzim amilase dengan amilum dalam membentuk glukosa.
Diskusi
1. Dari tes KI-I2 pada larutan amilum + enzim 100%, warna larutan yang
diperoleh ialah putih keruh. Warna ini merupakan indikator bahwa dalam larutan
tersebut telah terbentuk glukosa. Glukosa ini merupakan hasil penguraian amilum
(polisakarida) menjadi maltosa (disakarida) oleh bantuan enzim amilase, dan
penguraian maltosa menjadi glukosa dibantu oleh enzim maltase.
2. Fosfat sitrat buffer berfungsi mempertahankan harga pH dari larutan enzim.
Sehingga ketika ada penambahan zat KI-I2 ataupun saat terjadi pengenceran, nilai
pH larutan enzim tidak berubah (tetap). Hal ini penting karena enzim dapat
mengalami perubahan konformasi bila nilai ph berubah-ubah.
3. Hal-hal yang dapat mempengaruhi kerja enzim di antaranya adalah (Isnawati,
2009):
Suhu
derajat keasaman (pH)
konsentrasi enzim
jenis substrat
penimbunan hasil akhir
pengaruh aktivator/penggiat
konsentrasi inhibitor
M. Kesimpulan
Kadar enzim berpengaruh terhadap kecepatan reaksi pengubahan amilum
menjadi glukosa. Semakin tinggi kadar/konsentrasi enzim, maka semakin cepat
kecepatan reaksi dalam mengubah amilum menjadi glukosa. Sebaliknya, pada
reaksi dengan konsentrasi sedikit atau tanpa adanya enzim, maka kecepatan reaksi
pengubahan amilum menjadi glukosa membutuhkan waktu yang lebih lama.
14. Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan | 14
N. Daftar Pustaka
Bahri, Syaiful., Moh, Mirzan., dan Moh, Hasan. 2012. Karakterisasi Enzim
Amilase Dari Kecambah Biji Jagung Ketan (Zea mays ceratina L.).
Journal Natural Sciencies, 1:132-143.
BMC. 2012. Enzim. (http://biologimediacentre.com/enzim/, diakses pada tanggal
22 Maret 2014).
Isnawati. 2009. Biokimia. Surabaya: UNESA University Press.
Rahayu, Sri Rahayu., dan Yuliani, dkk. 2016. Petunjuk Praktikum Mata kuliah
Fisiologi Tumbuhan. Surabaya : Laboratorium Fisiologi Tumbuhan-
Biologi-UNESA
Salisbury, Frank B., dan Ross, C.W. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2 Edisi
Keempat alih bahasa Lukman dan Sumaryono. Bandung: ITB.
Widarmayanti, Ratih. 2012. Pengaruh Kadar Enzim Terhadap Kecepatan
Reaksi.(http://id.scribd.com/doc/109719857/Pengaruh-Kadar-Enzim-
Terhadap-Kecepatan-Reaksi, diakses pada tanggal 22 Maret 2014).