SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
G30114010
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Biduri (Calotropis gigantea) merupakan tanaman bergetah, dari seluruh bagian
tanaman ini akan mengalir getah pada tempat yang dilukai atau dipotong. Getah
biduri mengandung Alkaloid, karbohidrat, glikosida, senyawa fenolik/tannin,
protein dan asam amino, flavonoid, saponin, sterol, senyawa asam dan resin.
Aktivitas proteolitik yang kuat dari enzim protease sistein dan aspartate juga
ditemukan dalam getah biduri (Freitas et al., (2007).
Tanaman biduri juga merupakan salah satu contoh tanaman yang dapat
menghasilkan enzim protease. Masyarakat tertentu menggunakan getah tanaman
biduri untuk menghilangkan gatal pada anak-anak terutama akibat cacar,
digunakan untuk menyembuhkan penyakit kudis dengan cara menumbuk daun
biduri yang dicampur dengan kapur sirih.
Enzim protease merupakan enzim penghidrolisa protein yang banyak digunakan
dalam bidang industri, seperti pembuatan keju, pembuatan roti, pengempuk
daging hidrolisat protein dan lain sebagainya. Pemakaian enzim protease
meningkat dari tahun ke tahun. Penjualan enzim protease mencapai 40% dari
total penjualan enzim dunia. Ketersediaan enzim protease di dunia belum
mencukupi kebutuhan, sementara pemakaian enzim protease bagi industri
pangan cenderung meningkat, oleh karena itu perlu dicari sumber-sumber enzim
protease lain yang dapat mencukupi kebutuhan akan enzim tersebut.
Enzim protease sangat banyak dibutuhkan terutama dibidang industri.
Penggunaan enzim yang berulang akan sangat bermanfaat dan menghemat biaya.
Terkait dengan berbagai pertmbangan dan manfaat yang dikandung oleh
tanaman biduri dan enzim protease tersebut, maka kemudian dilakukan
praktikum retensi aktifitas enzim amilase dan protease amobil yang bertujuan
untuk mempelajari cara menentukan retensi aktivitas enzim amobil yang telah
G30114010
dibuat pada percobaan sebelumnya (percobaan imobilisasi enzim cara
pengikatan ion), yaitu protease amobil.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana cara menentukan retensi aktivitas enzim amobil yang telah dibuat
pada percobaan sebelumnya (percobaan imobilisasi enzim cara pengikatan ion),
yaitu protease amobil?
1.3 Tujuan Percobaan
Untuk mempelajari cara menentukan retensi aktivitas enzim amobil yang telah
dibuat pada percobaan sebelumnya (percobaan imobilisasi enzim cara
pengikatan ion), yaitu protease amobil.
G30114010
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Getah Biduri
Biduri (Calotropis gigantea) merupakan tanaman bergetah, dari seluruh bagian
tanaman ini akan mengalir getah pada tempat yang dilukai atau dipotong.
Getahnya berwarna putih, kental dan agak lengket. Sebagian masyarakat pada
beberapa daerah di Indonesia memanfaatkan tanaman ini untuk keperluan
tertentu mulai dari akar, batang, kulit, biji, daun, sampai bunganya (Steenis,
1992).
Getah biduri mengandung Alkaloid, karbohidrat, glikosida, senyawa
fenolik/tannin, protein dan asam amino, flavonoid, saponin, sterol, senyawa
asam dan resin. Aktivitas proteolitik yang kuat dari enzim protease sistein dan
aspartate juga ditemukan dalam getah biduri (Freitas et al., (2007).
Kandungan lain getah biduri seperti caoutchouc, calotropin, calotoxin 0,15%,
0,15% calactin, uscharin 0,45%, tripsin, voruscharin, uzarigenin, syriogenin,
proceroside (Sarker et al., 2014).
2.2 Santan Kelapa
Santan adalah emulsi alami hasil ekstraksi bagian endosperma parutan daging
kelapa dengan atau tanpa penambahan air dan banyak berperan dalam makanan
tradisional di Asia Pasifik. Santan mengandung 54% air, 35% lemak, dan 11%
padatan non lemak. Santan segar merupakan emulsi yang stabil yang distabilkan
oleh protein kelapa seperti albumin dan globulin. Protein merupakan agen
pengemulsi karena memiliki gugus hidrofilik maupun hidrofobik.Pemanasan
dapat menyebabkan sebagian protein mengalami denaturasi protein sehingga
akan merusak sistem emulsi. Ketika protein terdenaturasi, kelarutan protein
menjadi berkurang karena lapisan protein bagian dalam yang bersifat hidrofobik
berbalik keluar sedangkan bagian hidrofilik yang tadinya di bagian luar terlipat
ke dalam (Mujdalifah, 2016).
G30114010
Kandungan kimia pada daging kelapa adalah air, protein, dan lemak yang
merupakan jenis emulsi dengan emulgatornya. Emulsi adalah zat cair yang tidak
dapat tercampur yang terdiri dari dua fase (air dan minyak). Emulgator adalah
zat yang berfungsi untuk mempererat emulsi, dalam hal ini emulgatornya adalah
protein. Pada ikatan protein akan membungkus butiran-butiran minyak kelapa
dengan suatu lapisan tipis sehingga butiran-butiran minyak tidak bisa tergabung,
begitu juga dengan air. Emulsi tidak akan terpecah, karena masih ada tegangan
muka protein air yang lebih kecil dari protein minyak. Untuk merusak ikatan
emulsi lemak pada santan kelapa mengunakan metode enzimatis (Setiaji, 2006)
2.3 Enzim Protease
Enzim adalah sekelompok protein yang berperan sebagai pengkatalis dalam
reaksi-reaksi biologis. Enzim dapat juga didefenisikan sebagai biokatalisator
yang dihasilkan oleh jaringan yang berfungsi meningkatkan laju reaksi dalam
jaringan itu sendiri. Semua enzim yang diketahui hingga kini hampir seluruhnya
adalah protein. Berat molekul enzim pun sangat beraneka ragam, meliputi
rentang yang sangat luas (Rubianty, 1985).
Protease atau disebut juga peptidase merupakan enzim golongan hidrolase yang
memecah protein menjadi molekul yang lebih sederhana (asam amino). Enzim
ini bersifat esensial diperlukan makhluk hidup dalam metabolisme protein.
Selain itu Enzim ini memiliki fungsi dalam tubuh sebagai membantu pencernaan
protein dalam makanan, menggunakan kembali protein-protein intraseluler,
koagulasi sel darah dan aktivasi berbagai jenis protein, enzim dan hormon
(Utami, 2015).
2.4 Enzim Amobil
Imobilisasi merupakan istilah yang digunakan untuk mengubah enzim alamiah
menjadi enzim termodifikasi. Dengan kata lain, imobilisasi merupakan cara
mengubah enzim dari bentuk bebas bergerak menjadi bentuk tidak bebas
bergerak (gerak terbatas) (Mappiratu, 2017).
G30114010
Enzim amobil dapat diartikan sebagai enzim yang tidak larut air, terjerat, tak
gerak dan enzim matriks-penyangga. Suatu enzim yang secara fisik maupun
kimia tidak bebas bergerak sehingga dapat dikendalikan atau diatur kapan enzim
harus kontak dengan substrat. Imobilisasi enzim adalah suatu proses di mana
pergerakan molekul enzim ditahan pada tempat tertentu dalam suatu ruang
reaksi kimia yang dikatalisnya (Mappiratu, 2017).
Salah satu kelebihan enzim amobil adalah dapat digunakan secara continu atau
dapat digunakan secara berulang. Penggunaan berulang tersebut akan berakibat
terhadap penurunan aktivitas yang disebabkan karena terlepasnya enzim dari
permukaan karier untuk imobilisasi secaara fisik. Aktivitas enzim pada sekian
kali penggunaan dibagi dengan aktivitas enzim awal dinyatakan sebagai retensi
aktivitas (Tim Dosen Imobilisasi Enzim dan Sel, 2017).
2.5 Imobilisasi Enzim Metode Pengikatan Ion
Prinsip imobilisasi enzim dengan teknik penukaran ion adalah enzim akan terikat
secara ionic pada pembawa yang mengandung residu penukar ion. Polisakarida
dan polimer sintesis memiliki pusat penukar ion yang dapat digunakan sebagai
pembawa. Pengikatan ionic antara enzim dengan pebawa mudah dilakukan jika
dibandingkan dengan pengikatan enzim secara kovalen. Amobilisasi enzim
dengan pengikatan ionic dapat mengakibatkan terjadinya sedikit perubahan
konformasi dan sisi aktif enzim (Ratih,2008).
Imobilisasi enzim secara pengikatan ion termasuk salah satu teknik imobilisasi
enzim kelompok pengikatan enzim pada pembawa tidak larut air. Teknik ini juga
termasuk teknik yang sederhana seperti halnya imobilisasi enzim cara
penyerapan fisik. Perbedaannya hanya terletak pada bahan pengamobil.
Imobilisasi cara penyerapan fisik bahan pengamobilnya tidak perlu bermuatan,
sedangkan imobilisasi cara pengikatan ion bahan pengamobilnya harus
bermuatan baik bermuatan poditif maupun negatif. Beberapa jenis bahan
pengamobil yang dapat digunakan antara lain resin penukar kation dan anion,
G30114010
karboksimetil selulosa dan sefadeks (Tim Dosen Imobilisasi Enzim dan Sel,
2017).
2.6 Retensi Aktivitas Enzim Amobil
Stabilitas enzim dapat diartikan sebagai kestabilan aktivitas enzim selama
penyimpanan dan penggunaan enzim tersebut, serta kestabilan terhadap senyawa
yang bersifat merusak seperti pelarut tertentu (asam atau basa), oleh pengaruh
suhu kondisi-kondisi non fisiologis lainnya. Peningkatkan stabilitas enzim dapat
dilakukan dengan penggunaan zat aditif, modifikasi kimia, amobilisasi dan
rekayasa protein (Hasanah, 2016).
Menurut Dwidjoseputro (1992), faktor-faktor yang dapat mempengaruhi fungsi
enzim diantaranya adalah :
1. Suhu, karena reaksi kimia itu dapat dipengaruhi suhu maka reaksi
menggunakan katalis enzim dapat dipengaruhi oleh suhu. Di samping itu,
karena enzim adalah suatu protein maka kenaikan suhu dapat menyebabkan
denaturasi dan bagian aktif enzim akan terganggu sehingga konsentrasi dan
kecepatan enzim berkurang.
2. pH, enzim efektifitas maksimum pada pH optimum, yang lazimnya berkisar
antara pH 4,5-8.0. Pada pH yang terlalu tinggi atau terlalu rendah umumnya
enzim menjadi non aktif secara irreversibel karena menjadi denaturasi
protein.
3. Konsentrasi enzim, kecepatan suatu reaksi yang menggunakan enzim
tergantung pada konsentrasi enzim tersebut. Pada suatu konsentrasi substrat
tertentu, kecepatan reaksi bertambah dengan bertambahnya konsentrasi
enzim.
4. Konsentrasi substrat, konsentrasi substrat akan menaikkan kecepat reaksi.
Akan tetapi, pada batas tertentu tidak terjadi kecepatan reaksi, walaupun
konsenrasi substrat diperbesar.
5. Zat-zat penghambat Hambatan atau inhibisi suatu reaksi akan berpengaruh
terhadap penggabungan substrat pada bagian aktif yang mengalami
hambatan.
G30114010
G30114010
2.7 Kelebihan Enzim Amobil
Menurut Mappiratu (2017), kelebihan enzim amobil yaitu dapat digunakan
secara berulang, mudah dipisahkan dari produk dan dapat digunakan pada sistem
kontinu. Sedangkan kelebihan enzim amobil metode pengikatan ion yaitu :
1. Hanya sedikit bahkan tidak menyebabkan perubahan pada konformasi dan
pusat aktif enzim.
2. Pelaksanaannya sangat sederhana.
3. Mempunyai aktivitas enzim yang tinggi.
4. Karier dapat direkaperi (diambil kembali).
G30114010
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari senin tanggal 08 Mei 2017 pukul 14.30
WITA sampai selesai di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tadulako Palu.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Alat – alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu neraca analitik, gelas
ukur 10 mL dan 100 mL, rak tabung reaksi, tabung reaksi, corong kaca,
pipet tetes, penangas air, stopwatch dan erlenmeyer 100 mL.
3.2.2 Bahan
Bahan – bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah protease
amobil, santan kelapa, getah biduri, kertas saring, tissue dan akuades.
3.3 Prosedur Kerja
Pada percobaan ini, dilakukan dengan mengambil 5 mL larutan santan kelapa
kemudian ke dalam tabung reaksi yang berkode A dan B. Tabung reaksi A
ditambahkan 1 gram enzim protease hasil ekstraksi dari getah biduri, sedangkan
tabung reaksi B ditambahkan 1 gram protease amobil. Kedua tabung reaksi
dikocok selama 10 menit, kemudian dimasukkan dalam penangas air suhu 60oC
dan diamati waktu yang diperlukan terbentunya penggumpalan protein pada
santan kelapa. Ditentukan aktivitas protese, yaitu yang diperlukan terbentuknya
protein santan kelap. Ditentukan retensi aktivitas enzim amobil menggunakan
persamaan :
Retensi aktivitas enzim amobil (%) =
Waktu yang diperlukan untuk enzim awal (TI)
Waktu yang diperlukan ulangan kedua (TII)
x100%
G30114010
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
No. Penggunaan enzim Aktivitas protease
1. Pengulangan I -
2. Pengulangan II -
3. Pengulangan III -
4. Pengulangan IV -
5. Pengulangan V -
4.2 Pembahasan
Imobilisasi enzim secara pengikatan ion merupakan salah satu teknik imobilisasi
enzim dengan syarat pembawa tidak larut dalam air serta harus bermuatan baik
positif maupun negatif (Mappiratu, 2017).
Pada percobaan ini akan dilakukan imobilisasi enzim protease yang berasal dari
tanaman biduri secara pengikatan ion. bahan pengamobil yang digunakan pada
percobaan ini yaitu resin penukar kation. Resin penukar ion dapat digunakan
dalam metode pemisahan atau pemekatan dengan menggunakan penukaran
kesetaraan. Resin penukar ion merupakan polimer tinggi organik yang
mengandung gugus fungsional ionik, resin pada umumnya adalah polimer
berupa butiran dengan berbagai ukuran.
Penentuan retensi aktivitas protease amobil hasil imobilisasi dilakukan dengan
melakukan perbandingan antara enzim protease amobil penggunaan pertama
dandan penggunaan secara berulang hingga lima kali penggunaan berulang.
Pengujian ini menggunakan santan kelapa karena santan mengadung protein.
Melakukan pengocok pada masing-masing larutan, hal agar santan dengan enzim
dapat tercampur dengan sempurna. Selanjutnya memanaskan larutan, karena
enzim secara bertahap menjadi inaktif karena protein terdenaturasi. Dengan
bertambahnya suhu dapat mengakibatkan kecepatan reaksi bertambah. Saat suhu
G30114010
meningkat, proses denaturasi semakin lama merusak reaksi aktif dari molekul
enzim. Ini terjadi karena tidak melipatnya rantai protein setelah pemutusan dari
rantai lemah jadi kecepatan reaksi jadi lambat.
Pada percobaan ini tidak didapatkan retensi aktivitas enzim amobil. Menurut
Alif (2014), nilai retensi protease amobil yang di peroleh masing-masing antara
lain 103,34%; 113,81%; 83,46%; dan 97,45%. Tidak didapatkannya enzim
protease amobil dapat disebabkan karena enzim yang kami peroleh rusak.
Kemungkinan kerusakan dari enzim amobil ini karena terjadinya kebocoran.
Menurut Mappiratu (2017), aktivitas enzim pengikatan ion mengalami
perubahan aktivitas enzim yang disebabkan karena tidak berubahnya konformasi
dan pusat aktif enzim. Hal ini sedikit berbeda dengan literatur, perbedaan ini
dapat disebabkan karena bocornya enzim, karena salah satu kekurangan metode
ini adalah enzim mudah bocor.
G30114010
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa :
a. Imobilisasi enzim secara pengikatan ion merupakan salah satu teknik
imobilisasi enzim dengan syarat pembawa tidak larut dalam air serta harus
bermuatan baik positif maupun negatif.
b. Hasil yang diperoleh pada pengujian aktivitas enzim protease amobil adalah
pada enzim bebas 64 detik dan pada enzim amobil lebih lama yaitu 93 detik.
c. Retensi aktivitasnya diperoleh aktivitas enzim yaitu 68,8172%.
5.2 Saran
Dari percobaan yang telah dilakukan maka disarankan saat melakukan
praktikum ini agar melakukannya dengan hati-hati karena enzim mudah bocor.
G30114010
DAFTAR PUSTAKA
Freitas., N. A. Noqueira., N. M. Alencar., P. A. D. Sousa and A. F. Carvalho. 2007.
Latex constituents from Calotropis procera (R. Br.) display toxicity upon
egg hatching and larvae of Aedes aegypti (Linn). Memorius Do Instituto
Oswaldo Cruz. 101(5): 503-510
Hasanah, U. 2016. Peningkatan Kestabilan Enzim Protease Dari Bacillus subtilis
ITBCCB148 Dengan Amobilisasi Menggunakan Zeolit. FMIPA Universitas
Lampung. Bandar Lampung.
Mappiratu. 2017. Kuliah Imobilisasi Enzim dan Sel. Jurusan Kimia Fakultas MIPA
UNTAD. Palu
Ratih, P. 2008. Inversi Fase. digilib.itb.ac.id/files/disk1/621/jbptitbpp-gdl-
ratihparam-31017-3-2008ta-2.pdf. Diakses pada tanggal 08 Mei 2017. Palu
Rubianty. 1985. Kimia Pangan. Badan Kerja Sama Perguruan Negeri Indonesia
Bagian Timur. Makassar.
Sarker, S. Chakraverty, R. dan Gosh A. 2014. Calotrofis Gigantea Linn – A
Complete Busket Of Indian Traditional Medicine. Internasional Journal
Pharmacy Reasearch. 02(1) : 7-17
Setiaji, B. & Prayugo, S. 2006. Membuat VCO Berkualitas Tinggi. Penebar
Swadaya. Depok
Steenis. 1992. Flora. Penerjemah : M Soeryowinoto,dkk. Cetakan 5. PT.Pradnya
Paramita. Jakarta
Utami, P. 2015. Enzim Protease. http://putriutami324.blogspot.co.id/2015/12/enzim-
protease.html. Diakses pada tanggal 08 Mei 2017. Palu
Tim Dosen Imobilisasi Enzim dan Sel. 2017. Penuntun Praktikum Imobilisasi Enzim
dan Sel. FMIPA UNTAD. Palu

More Related Content

What's hot

Metabolisme lipid pada buah kelapa sawit
Metabolisme lipid pada buah kelapa sawitMetabolisme lipid pada buah kelapa sawit
Metabolisme lipid pada buah kelapa sawitawarisusanti
 
Biologi Sel: Metabolisme Obat
Biologi Sel: Metabolisme ObatBiologi Sel: Metabolisme Obat
Biologi Sel: Metabolisme ObatNesha Mutiara
 
Fistan materi 1 metabolit primer dan sekunder
Fistan materi 1 metabolit primer dan sekunderFistan materi 1 metabolit primer dan sekunder
Fistan materi 1 metabolit primer dan sekunderAprizal Tsumaruto
 
Pp enzim dan protein lain 2
Pp enzim dan protein lain 2Pp enzim dan protein lain 2
Pp enzim dan protein lain 2Ismail Ibrahim
 
METABOLIT SKUNDER YANG DIHASILKAN OLEH BAKTERI Fakultas Peternakan Universit...
METABOLIT SKUNDER YANG DIHASILKAN OLEH BAKTERI Fakultas Peternakan  Universit...METABOLIT SKUNDER YANG DIHASILKAN OLEH BAKTERI Fakultas Peternakan  Universit...
METABOLIT SKUNDER YANG DIHASILKAN OLEH BAKTERI Fakultas Peternakan Universit...dedek syah
 
PRODUKSI ENZIM
PRODUKSI ENZIMPRODUKSI ENZIM
PRODUKSI ENZIMmahreni
 
endokrinologi pengaruh lingkungan terhadap hormon
endokrinologi pengaruh lingkungan terhadap hormonendokrinologi pengaruh lingkungan terhadap hormon
endokrinologi pengaruh lingkungan terhadap hormonWiwinUMRAH
 
Metabolisme lipid pada tumbuhan
Metabolisme lipid pada tumbuhanMetabolisme lipid pada tumbuhan
Metabolisme lipid pada tumbuhanawarisusanti
 
Metabolisme obat - Anak-farmasi.com
Metabolisme obat - Anak-farmasi.comMetabolisme obat - Anak-farmasi.com
Metabolisme obat - Anak-farmasi.comCholid Maradanger
 
Kelompok 5 contoh contoh obat
Kelompok 5 contoh contoh obatKelompok 5 contoh contoh obat
Kelompok 5 contoh contoh obatRena Choerunisa
 
Metabolisme lipid pada tumbuhan
Metabolisme lipid pada tumbuhanMetabolisme lipid pada tumbuhan
Metabolisme lipid pada tumbuhanawarisusanti
 

What's hot (20)

Metabolisme lipid pada buah kelapa sawit
Metabolisme lipid pada buah kelapa sawitMetabolisme lipid pada buah kelapa sawit
Metabolisme lipid pada buah kelapa sawit
 
Biologi Sel: Metabolisme Obat
Biologi Sel: Metabolisme ObatBiologi Sel: Metabolisme Obat
Biologi Sel: Metabolisme Obat
 
Fistan materi 1 metabolit primer dan sekunder
Fistan materi 1 metabolit primer dan sekunderFistan materi 1 metabolit primer dan sekunder
Fistan materi 1 metabolit primer dan sekunder
 
Pp enzim dan protein lain 2
Pp enzim dan protein lain 2Pp enzim dan protein lain 2
Pp enzim dan protein lain 2
 
P 3 fix
P 3 fixP 3 fix
P 3 fix
 
Enzim
EnzimEnzim
Enzim
 
METABOLIT SKUNDER YANG DIHASILKAN OLEH BAKTERI Fakultas Peternakan Universit...
METABOLIT SKUNDER YANG DIHASILKAN OLEH BAKTERI Fakultas Peternakan  Universit...METABOLIT SKUNDER YANG DIHASILKAN OLEH BAKTERI Fakultas Peternakan  Universit...
METABOLIT SKUNDER YANG DIHASILKAN OLEH BAKTERI Fakultas Peternakan Universit...
 
Enzim
EnzimEnzim
Enzim
 
Kimia medisinal
Kimia medisinal Kimia medisinal
Kimia medisinal
 
Biokimia
BiokimiaBiokimia
Biokimia
 
Metabolisme obat
Metabolisme obatMetabolisme obat
Metabolisme obat
 
Enzim
EnzimEnzim
Enzim
 
PRODUKSI ENZIM
PRODUKSI ENZIMPRODUKSI ENZIM
PRODUKSI ENZIM
 
endokrinologi pengaruh lingkungan terhadap hormon
endokrinologi pengaruh lingkungan terhadap hormonendokrinologi pengaruh lingkungan terhadap hormon
endokrinologi pengaruh lingkungan terhadap hormon
 
Metabolisme lipid pada tumbuhan
Metabolisme lipid pada tumbuhanMetabolisme lipid pada tumbuhan
Metabolisme lipid pada tumbuhan
 
Metabolisme obat - Anak-farmasi.com
Metabolisme obat - Anak-farmasi.comMetabolisme obat - Anak-farmasi.com
Metabolisme obat - Anak-farmasi.com
 
Enzim Metabolisme
Enzim MetabolismeEnzim Metabolisme
Enzim Metabolisme
 
SUSUNAN ENZIM
SUSUNAN ENZIMSUSUNAN ENZIM
SUSUNAN ENZIM
 
Kelompok 5 contoh contoh obat
Kelompok 5 contoh contoh obatKelompok 5 contoh contoh obat
Kelompok 5 contoh contoh obat
 
Metabolisme lipid pada tumbuhan
Metabolisme lipid pada tumbuhanMetabolisme lipid pada tumbuhan
Metabolisme lipid pada tumbuhan
 

Similar to Percobaan 4

PERTEMUAN KE - 1 ( INTRODUCTION AND MICROORGANISME ).pptx
PERTEMUAN KE - 1 ( INTRODUCTION AND MICROORGANISME ).pptxPERTEMUAN KE - 1 ( INTRODUCTION AND MICROORGANISME ).pptx
PERTEMUAN KE - 1 ( INTRODUCTION AND MICROORGANISME ).pptxssuser0edfd7
 
Ppt Botani Farmasi: 2. Enzim dan Perannya | Kelas: 2A | Dosen: Yayuk Putri Ra...
Ppt Botani Farmasi: 2. Enzim dan Perannya | Kelas: 2A | Dosen: Yayuk Putri Ra...Ppt Botani Farmasi: 2. Enzim dan Perannya | Kelas: 2A | Dosen: Yayuk Putri Ra...
Ppt Botani Farmasi: 2. Enzim dan Perannya | Kelas: 2A | Dosen: Yayuk Putri Ra...Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah
 
ENZIM DAN PERANNYA KELOMPOK 2.pptx
ENZIM DAN PERANNYA KELOMPOK 2.pptxENZIM DAN PERANNYA KELOMPOK 2.pptx
ENZIM DAN PERANNYA KELOMPOK 2.pptxEnjlaSalsabila
 
Ppt Botani Farmasi: 2. Enzim dan Perannya | Kelas: 2A | Dosen: Yayuk Putri R...
Ppt  Botani Farmasi: 2. Enzim dan Perannya | Kelas: 2A | Dosen: Yayuk Putri R...Ppt  Botani Farmasi: 2. Enzim dan Perannya | Kelas: 2A | Dosen: Yayuk Putri R...
Ppt Botani Farmasi: 2. Enzim dan Perannya | Kelas: 2A | Dosen: Yayuk Putri R...EnjlaSalsabila
 
Uji konsentrasi enzim
Uji konsentrasi enzimUji konsentrasi enzim
Uji konsentrasi enzimBojey Peskins
 
Basic theory pkm p fitra humala harahap
Basic theory pkm p fitra humala harahapBasic theory pkm p fitra humala harahap
Basic theory pkm p fitra humala harahapFitra Harahap
 
Memahami mengenai Enzim MUHAMMAD ZUBIR,S.TP (ZUBIR ACEH) (ZUBIR BPOM) (ZUBIR ...
Memahami mengenai Enzim MUHAMMAD ZUBIR,S.TP (ZUBIR ACEH) (ZUBIR BPOM) (ZUBIR ...Memahami mengenai Enzim MUHAMMAD ZUBIR,S.TP (ZUBIR ACEH) (ZUBIR BPOM) (ZUBIR ...
Memahami mengenai Enzim MUHAMMAD ZUBIR,S.TP (ZUBIR ACEH) (ZUBIR BPOM) (ZUBIR ...Muhammad Zubir, S.TP
 
5. PERANAN ENZYM DALAM BIOTEKNOLOGI PAKAN.pdf
5. PERANAN ENZYM DALAM BIOTEKNOLOGI PAKAN.pdf5. PERANAN ENZYM DALAM BIOTEKNOLOGI PAKAN.pdf
5. PERANAN ENZYM DALAM BIOTEKNOLOGI PAKAN.pdfAchmadMuzakkyDityana
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 EnzimLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 EnzimFransiska Puteri
 
Enzim
EnzimEnzim
EnzimAstri
 
PPT Botani farmasi : 2. Enzim dan Peranannya | Kelas : 2I | Dosen : Yayuk Put...
PPT Botani farmasi : 2. Enzim dan Peranannya | Kelas : 2I | Dosen : Yayuk Put...PPT Botani farmasi : 2. Enzim dan Peranannya | Kelas : 2I | Dosen : Yayuk Put...
PPT Botani farmasi : 2. Enzim dan Peranannya | Kelas : 2I | Dosen : Yayuk Put...Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah
 
PPT Botani farmasi : 2. Enzim dan Peranannya | Kelas : 2I | Dosen : Yayuk Put...
PPT Botani farmasi : 2. Enzim dan Peranannya | Kelas : 2I | Dosen : Yayuk Put...PPT Botani farmasi : 2. Enzim dan Peranannya | Kelas : 2I | Dosen : Yayuk Put...
PPT Botani farmasi : 2. Enzim dan Peranannya | Kelas : 2I | Dosen : Yayuk Put...Dinaveranika
 
Ppt Botani Farmasi 2. Enzim dan Perannya Kelas 2I Dosen Yayuk Putri Rahayu.pptx
Ppt Botani Farmasi 2. Enzim dan Perannya  Kelas 2I Dosen Yayuk Putri Rahayu.pptxPpt Botani Farmasi 2. Enzim dan Perannya  Kelas 2I Dosen Yayuk Putri Rahayu.pptx
Ppt Botani Farmasi 2. Enzim dan Perannya Kelas 2I Dosen Yayuk Putri Rahayu.pptxNofaLismandaria1
 

Similar to Percobaan 4 (20)

Percobaan 3
Percobaan 3Percobaan 3
Percobaan 3
 
PERTEMUAN KE - 1 ( INTRODUCTION AND MICROORGANISME ).pptx
PERTEMUAN KE - 1 ( INTRODUCTION AND MICROORGANISME ).pptxPERTEMUAN KE - 1 ( INTRODUCTION AND MICROORGANISME ).pptx
PERTEMUAN KE - 1 ( INTRODUCTION AND MICROORGANISME ).pptx
 
Ppt Botani Farmasi: 2. Enzim dan Perannya | Kelas: 2A | Dosen: Yayuk Putri Ra...
Ppt Botani Farmasi: 2. Enzim dan Perannya | Kelas: 2A | Dosen: Yayuk Putri Ra...Ppt Botani Farmasi: 2. Enzim dan Perannya | Kelas: 2A | Dosen: Yayuk Putri Ra...
Ppt Botani Farmasi: 2. Enzim dan Perannya | Kelas: 2A | Dosen: Yayuk Putri Ra...
 
ENZIM DAN PERANNYA KELOMPOK 2.pptx
ENZIM DAN PERANNYA KELOMPOK 2.pptxENZIM DAN PERANNYA KELOMPOK 2.pptx
ENZIM DAN PERANNYA KELOMPOK 2.pptx
 
Ppt Botani Farmasi: 2. Enzim dan Perannya | Kelas: 2A | Dosen: Yayuk Putri R...
Ppt  Botani Farmasi: 2. Enzim dan Perannya | Kelas: 2A | Dosen: Yayuk Putri R...Ppt  Botani Farmasi: 2. Enzim dan Perannya | Kelas: 2A | Dosen: Yayuk Putri R...
Ppt Botani Farmasi: 2. Enzim dan Perannya | Kelas: 2A | Dosen: Yayuk Putri R...
 
Enzim
EnzimEnzim
Enzim
 
Uji konsentrasi enzim
Uji konsentrasi enzimUji konsentrasi enzim
Uji konsentrasi enzim
 
Basic theory pkm p fitra humala harahap
Basic theory pkm p fitra humala harahapBasic theory pkm p fitra humala harahap
Basic theory pkm p fitra humala harahap
 
Memahami mengenai Enzim MUHAMMAD ZUBIR,S.TP (ZUBIR ACEH) (ZUBIR BPOM) (ZUBIR ...
Memahami mengenai Enzim MUHAMMAD ZUBIR,S.TP (ZUBIR ACEH) (ZUBIR BPOM) (ZUBIR ...Memahami mengenai Enzim MUHAMMAD ZUBIR,S.TP (ZUBIR ACEH) (ZUBIR BPOM) (ZUBIR ...
Memahami mengenai Enzim MUHAMMAD ZUBIR,S.TP (ZUBIR ACEH) (ZUBIR BPOM) (ZUBIR ...
 
5. PERANAN ENZYM DALAM BIOTEKNOLOGI PAKAN.pdf
5. PERANAN ENZYM DALAM BIOTEKNOLOGI PAKAN.pdf5. PERANAN ENZYM DALAM BIOTEKNOLOGI PAKAN.pdf
5. PERANAN ENZYM DALAM BIOTEKNOLOGI PAKAN.pdf
 
Teknologi Enzim
Teknologi EnzimTeknologi Enzim
Teknologi Enzim
 
Makalah etanol
Makalah etanol Makalah etanol
Makalah etanol
 
ppt botani kelompok 2.pdf
ppt botani kelompok 2.pdfppt botani kelompok 2.pdf
ppt botani kelompok 2.pdf
 
Uji Spesifikasi Enzim
Uji Spesifikasi EnzimUji Spesifikasi Enzim
Uji Spesifikasi Enzim
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 EnzimLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
 
Enzim
EnzimEnzim
Enzim
 
laporan biokimia
laporan biokimia laporan biokimia
laporan biokimia
 
PPT Botani farmasi : 2. Enzim dan Peranannya | Kelas : 2I | Dosen : Yayuk Put...
PPT Botani farmasi : 2. Enzim dan Peranannya | Kelas : 2I | Dosen : Yayuk Put...PPT Botani farmasi : 2. Enzim dan Peranannya | Kelas : 2I | Dosen : Yayuk Put...
PPT Botani farmasi : 2. Enzim dan Peranannya | Kelas : 2I | Dosen : Yayuk Put...
 
PPT Botani farmasi : 2. Enzim dan Peranannya | Kelas : 2I | Dosen : Yayuk Put...
PPT Botani farmasi : 2. Enzim dan Peranannya | Kelas : 2I | Dosen : Yayuk Put...PPT Botani farmasi : 2. Enzim dan Peranannya | Kelas : 2I | Dosen : Yayuk Put...
PPT Botani farmasi : 2. Enzim dan Peranannya | Kelas : 2I | Dosen : Yayuk Put...
 
Ppt Botani Farmasi 2. Enzim dan Perannya Kelas 2I Dosen Yayuk Putri Rahayu.pptx
Ppt Botani Farmasi 2. Enzim dan Perannya  Kelas 2I Dosen Yayuk Putri Rahayu.pptxPpt Botani Farmasi 2. Enzim dan Perannya  Kelas 2I Dosen Yayuk Putri Rahayu.pptx
Ppt Botani Farmasi 2. Enzim dan Perannya Kelas 2I Dosen Yayuk Putri Rahayu.pptx
 

More from mery gita

Analisis deskriptif
Analisis deskriptifAnalisis deskriptif
Analisis deskriptifmery gita
 
Regresi linear
Regresi linearRegresi linear
Regresi linearmery gita
 
Kimia fisika II Viskositas
Kimia fisika II ViskositasKimia fisika II Viskositas
Kimia fisika II Viskositasmery gita
 
Kimia fisika II Viskositas
Kimia fisika II ViskositasKimia fisika II Viskositas
Kimia fisika II Viskositasmery gita
 
MAKALAH KIMIA LINGKUNGAN PENCEMARAN UDARA AKIBAT SENYAWA ANORGANIK
MAKALAH KIMIA LINGKUNGAN PENCEMARAN UDARA AKIBAT SENYAWA ANORGANIKMAKALAH KIMIA LINGKUNGAN PENCEMARAN UDARA AKIBAT SENYAWA ANORGANIK
MAKALAH KIMIA LINGKUNGAN PENCEMARAN UDARA AKIBAT SENYAWA ANORGANIKmery gita
 

More from mery gita (7)

Analisis deskriptif
Analisis deskriptifAnalisis deskriptif
Analisis deskriptif
 
RAL
RALRAL
RAL
 
Regresi linear
Regresi linearRegresi linear
Regresi linear
 
Korelasi
KorelasiKorelasi
Korelasi
 
Kimia fisika II Viskositas
Kimia fisika II ViskositasKimia fisika II Viskositas
Kimia fisika II Viskositas
 
Kimia fisika II Viskositas
Kimia fisika II ViskositasKimia fisika II Viskositas
Kimia fisika II Viskositas
 
MAKALAH KIMIA LINGKUNGAN PENCEMARAN UDARA AKIBAT SENYAWA ANORGANIK
MAKALAH KIMIA LINGKUNGAN PENCEMARAN UDARA AKIBAT SENYAWA ANORGANIKMAKALAH KIMIA LINGKUNGAN PENCEMARAN UDARA AKIBAT SENYAWA ANORGANIK
MAKALAH KIMIA LINGKUNGAN PENCEMARAN UDARA AKIBAT SENYAWA ANORGANIK
 

Recently uploaded

Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum Merdeka
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum MerdekaKelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum Merdeka
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum MerdekaErvina Puspita
 
PPT Metabolisme Karbohidrat II BIOLOGI KIMIA
PPT Metabolisme Karbohidrat II BIOLOGI KIMIAPPT Metabolisme Karbohidrat II BIOLOGI KIMIA
PPT Metabolisme Karbohidrat II BIOLOGI KIMIACochipsPJW
 
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdfMutiaraArafah2
 
Kelompok 3_Materi Hormon Fisiologi Hewan.pptx
Kelompok 3_Materi Hormon Fisiologi Hewan.pptxKelompok 3_Materi Hormon Fisiologi Hewan.pptx
Kelompok 3_Materi Hormon Fisiologi Hewan.pptxWitaadw
 
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdf
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdfMembaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdf
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdfindigobig
 
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XIPresentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XIariwidiyani3
 

Recently uploaded (6)

Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum Merdeka
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum MerdekaKelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum Merdeka
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum Merdeka
 
PPT Metabolisme Karbohidrat II BIOLOGI KIMIA
PPT Metabolisme Karbohidrat II BIOLOGI KIMIAPPT Metabolisme Karbohidrat II BIOLOGI KIMIA
PPT Metabolisme Karbohidrat II BIOLOGI KIMIA
 
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf
 
Kelompok 3_Materi Hormon Fisiologi Hewan.pptx
Kelompok 3_Materi Hormon Fisiologi Hewan.pptxKelompok 3_Materi Hormon Fisiologi Hewan.pptx
Kelompok 3_Materi Hormon Fisiologi Hewan.pptx
 
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdf
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdfMembaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdf
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdf
 
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XIPresentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
 

Percobaan 4

  • 1. G30114010 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Biduri (Calotropis gigantea) merupakan tanaman bergetah, dari seluruh bagian tanaman ini akan mengalir getah pada tempat yang dilukai atau dipotong. Getah biduri mengandung Alkaloid, karbohidrat, glikosida, senyawa fenolik/tannin, protein dan asam amino, flavonoid, saponin, sterol, senyawa asam dan resin. Aktivitas proteolitik yang kuat dari enzim protease sistein dan aspartate juga ditemukan dalam getah biduri (Freitas et al., (2007). Tanaman biduri juga merupakan salah satu contoh tanaman yang dapat menghasilkan enzim protease. Masyarakat tertentu menggunakan getah tanaman biduri untuk menghilangkan gatal pada anak-anak terutama akibat cacar, digunakan untuk menyembuhkan penyakit kudis dengan cara menumbuk daun biduri yang dicampur dengan kapur sirih. Enzim protease merupakan enzim penghidrolisa protein yang banyak digunakan dalam bidang industri, seperti pembuatan keju, pembuatan roti, pengempuk daging hidrolisat protein dan lain sebagainya. Pemakaian enzim protease meningkat dari tahun ke tahun. Penjualan enzim protease mencapai 40% dari total penjualan enzim dunia. Ketersediaan enzim protease di dunia belum mencukupi kebutuhan, sementara pemakaian enzim protease bagi industri pangan cenderung meningkat, oleh karena itu perlu dicari sumber-sumber enzim protease lain yang dapat mencukupi kebutuhan akan enzim tersebut. Enzim protease sangat banyak dibutuhkan terutama dibidang industri. Penggunaan enzim yang berulang akan sangat bermanfaat dan menghemat biaya. Terkait dengan berbagai pertmbangan dan manfaat yang dikandung oleh tanaman biduri dan enzim protease tersebut, maka kemudian dilakukan praktikum retensi aktifitas enzim amilase dan protease amobil yang bertujuan untuk mempelajari cara menentukan retensi aktivitas enzim amobil yang telah
  • 2. G30114010 dibuat pada percobaan sebelumnya (percobaan imobilisasi enzim cara pengikatan ion), yaitu protease amobil. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana cara menentukan retensi aktivitas enzim amobil yang telah dibuat pada percobaan sebelumnya (percobaan imobilisasi enzim cara pengikatan ion), yaitu protease amobil? 1.3 Tujuan Percobaan Untuk mempelajari cara menentukan retensi aktivitas enzim amobil yang telah dibuat pada percobaan sebelumnya (percobaan imobilisasi enzim cara pengikatan ion), yaitu protease amobil.
  • 3. G30114010 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Getah Biduri Biduri (Calotropis gigantea) merupakan tanaman bergetah, dari seluruh bagian tanaman ini akan mengalir getah pada tempat yang dilukai atau dipotong. Getahnya berwarna putih, kental dan agak lengket. Sebagian masyarakat pada beberapa daerah di Indonesia memanfaatkan tanaman ini untuk keperluan tertentu mulai dari akar, batang, kulit, biji, daun, sampai bunganya (Steenis, 1992). Getah biduri mengandung Alkaloid, karbohidrat, glikosida, senyawa fenolik/tannin, protein dan asam amino, flavonoid, saponin, sterol, senyawa asam dan resin. Aktivitas proteolitik yang kuat dari enzim protease sistein dan aspartate juga ditemukan dalam getah biduri (Freitas et al., (2007). Kandungan lain getah biduri seperti caoutchouc, calotropin, calotoxin 0,15%, 0,15% calactin, uscharin 0,45%, tripsin, voruscharin, uzarigenin, syriogenin, proceroside (Sarker et al., 2014). 2.2 Santan Kelapa Santan adalah emulsi alami hasil ekstraksi bagian endosperma parutan daging kelapa dengan atau tanpa penambahan air dan banyak berperan dalam makanan tradisional di Asia Pasifik. Santan mengandung 54% air, 35% lemak, dan 11% padatan non lemak. Santan segar merupakan emulsi yang stabil yang distabilkan oleh protein kelapa seperti albumin dan globulin. Protein merupakan agen pengemulsi karena memiliki gugus hidrofilik maupun hidrofobik.Pemanasan dapat menyebabkan sebagian protein mengalami denaturasi protein sehingga akan merusak sistem emulsi. Ketika protein terdenaturasi, kelarutan protein menjadi berkurang karena lapisan protein bagian dalam yang bersifat hidrofobik berbalik keluar sedangkan bagian hidrofilik yang tadinya di bagian luar terlipat ke dalam (Mujdalifah, 2016).
  • 4. G30114010 Kandungan kimia pada daging kelapa adalah air, protein, dan lemak yang merupakan jenis emulsi dengan emulgatornya. Emulsi adalah zat cair yang tidak dapat tercampur yang terdiri dari dua fase (air dan minyak). Emulgator adalah zat yang berfungsi untuk mempererat emulsi, dalam hal ini emulgatornya adalah protein. Pada ikatan protein akan membungkus butiran-butiran minyak kelapa dengan suatu lapisan tipis sehingga butiran-butiran minyak tidak bisa tergabung, begitu juga dengan air. Emulsi tidak akan terpecah, karena masih ada tegangan muka protein air yang lebih kecil dari protein minyak. Untuk merusak ikatan emulsi lemak pada santan kelapa mengunakan metode enzimatis (Setiaji, 2006) 2.3 Enzim Protease Enzim adalah sekelompok protein yang berperan sebagai pengkatalis dalam reaksi-reaksi biologis. Enzim dapat juga didefenisikan sebagai biokatalisator yang dihasilkan oleh jaringan yang berfungsi meningkatkan laju reaksi dalam jaringan itu sendiri. Semua enzim yang diketahui hingga kini hampir seluruhnya adalah protein. Berat molekul enzim pun sangat beraneka ragam, meliputi rentang yang sangat luas (Rubianty, 1985). Protease atau disebut juga peptidase merupakan enzim golongan hidrolase yang memecah protein menjadi molekul yang lebih sederhana (asam amino). Enzim ini bersifat esensial diperlukan makhluk hidup dalam metabolisme protein. Selain itu Enzim ini memiliki fungsi dalam tubuh sebagai membantu pencernaan protein dalam makanan, menggunakan kembali protein-protein intraseluler, koagulasi sel darah dan aktivasi berbagai jenis protein, enzim dan hormon (Utami, 2015). 2.4 Enzim Amobil Imobilisasi merupakan istilah yang digunakan untuk mengubah enzim alamiah menjadi enzim termodifikasi. Dengan kata lain, imobilisasi merupakan cara mengubah enzim dari bentuk bebas bergerak menjadi bentuk tidak bebas bergerak (gerak terbatas) (Mappiratu, 2017).
  • 5. G30114010 Enzim amobil dapat diartikan sebagai enzim yang tidak larut air, terjerat, tak gerak dan enzim matriks-penyangga. Suatu enzim yang secara fisik maupun kimia tidak bebas bergerak sehingga dapat dikendalikan atau diatur kapan enzim harus kontak dengan substrat. Imobilisasi enzim adalah suatu proses di mana pergerakan molekul enzim ditahan pada tempat tertentu dalam suatu ruang reaksi kimia yang dikatalisnya (Mappiratu, 2017). Salah satu kelebihan enzim amobil adalah dapat digunakan secara continu atau dapat digunakan secara berulang. Penggunaan berulang tersebut akan berakibat terhadap penurunan aktivitas yang disebabkan karena terlepasnya enzim dari permukaan karier untuk imobilisasi secaara fisik. Aktivitas enzim pada sekian kali penggunaan dibagi dengan aktivitas enzim awal dinyatakan sebagai retensi aktivitas (Tim Dosen Imobilisasi Enzim dan Sel, 2017). 2.5 Imobilisasi Enzim Metode Pengikatan Ion Prinsip imobilisasi enzim dengan teknik penukaran ion adalah enzim akan terikat secara ionic pada pembawa yang mengandung residu penukar ion. Polisakarida dan polimer sintesis memiliki pusat penukar ion yang dapat digunakan sebagai pembawa. Pengikatan ionic antara enzim dengan pebawa mudah dilakukan jika dibandingkan dengan pengikatan enzim secara kovalen. Amobilisasi enzim dengan pengikatan ionic dapat mengakibatkan terjadinya sedikit perubahan konformasi dan sisi aktif enzim (Ratih,2008). Imobilisasi enzim secara pengikatan ion termasuk salah satu teknik imobilisasi enzim kelompok pengikatan enzim pada pembawa tidak larut air. Teknik ini juga termasuk teknik yang sederhana seperti halnya imobilisasi enzim cara penyerapan fisik. Perbedaannya hanya terletak pada bahan pengamobil. Imobilisasi cara penyerapan fisik bahan pengamobilnya tidak perlu bermuatan, sedangkan imobilisasi cara pengikatan ion bahan pengamobilnya harus bermuatan baik bermuatan poditif maupun negatif. Beberapa jenis bahan pengamobil yang dapat digunakan antara lain resin penukar kation dan anion,
  • 6. G30114010 karboksimetil selulosa dan sefadeks (Tim Dosen Imobilisasi Enzim dan Sel, 2017). 2.6 Retensi Aktivitas Enzim Amobil Stabilitas enzim dapat diartikan sebagai kestabilan aktivitas enzim selama penyimpanan dan penggunaan enzim tersebut, serta kestabilan terhadap senyawa yang bersifat merusak seperti pelarut tertentu (asam atau basa), oleh pengaruh suhu kondisi-kondisi non fisiologis lainnya. Peningkatkan stabilitas enzim dapat dilakukan dengan penggunaan zat aditif, modifikasi kimia, amobilisasi dan rekayasa protein (Hasanah, 2016). Menurut Dwidjoseputro (1992), faktor-faktor yang dapat mempengaruhi fungsi enzim diantaranya adalah : 1. Suhu, karena reaksi kimia itu dapat dipengaruhi suhu maka reaksi menggunakan katalis enzim dapat dipengaruhi oleh suhu. Di samping itu, karena enzim adalah suatu protein maka kenaikan suhu dapat menyebabkan denaturasi dan bagian aktif enzim akan terganggu sehingga konsentrasi dan kecepatan enzim berkurang. 2. pH, enzim efektifitas maksimum pada pH optimum, yang lazimnya berkisar antara pH 4,5-8.0. Pada pH yang terlalu tinggi atau terlalu rendah umumnya enzim menjadi non aktif secara irreversibel karena menjadi denaturasi protein. 3. Konsentrasi enzim, kecepatan suatu reaksi yang menggunakan enzim tergantung pada konsentrasi enzim tersebut. Pada suatu konsentrasi substrat tertentu, kecepatan reaksi bertambah dengan bertambahnya konsentrasi enzim. 4. Konsentrasi substrat, konsentrasi substrat akan menaikkan kecepat reaksi. Akan tetapi, pada batas tertentu tidak terjadi kecepatan reaksi, walaupun konsenrasi substrat diperbesar. 5. Zat-zat penghambat Hambatan atau inhibisi suatu reaksi akan berpengaruh terhadap penggabungan substrat pada bagian aktif yang mengalami hambatan.
  • 8. G30114010 2.7 Kelebihan Enzim Amobil Menurut Mappiratu (2017), kelebihan enzim amobil yaitu dapat digunakan secara berulang, mudah dipisahkan dari produk dan dapat digunakan pada sistem kontinu. Sedangkan kelebihan enzim amobil metode pengikatan ion yaitu : 1. Hanya sedikit bahkan tidak menyebabkan perubahan pada konformasi dan pusat aktif enzim. 2. Pelaksanaannya sangat sederhana. 3. Mempunyai aktivitas enzim yang tinggi. 4. Karier dapat direkaperi (diambil kembali).
  • 9. G30114010 BAB III METODE PRAKTIKUM 3.1 Waktu dan Tempat Praktikum ini dilaksanakan pada hari senin tanggal 08 Mei 2017 pukul 14.30 WITA sampai selesai di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tadulako Palu. 3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat Alat – alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu neraca analitik, gelas ukur 10 mL dan 100 mL, rak tabung reaksi, tabung reaksi, corong kaca, pipet tetes, penangas air, stopwatch dan erlenmeyer 100 mL. 3.2.2 Bahan Bahan – bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah protease amobil, santan kelapa, getah biduri, kertas saring, tissue dan akuades. 3.3 Prosedur Kerja Pada percobaan ini, dilakukan dengan mengambil 5 mL larutan santan kelapa kemudian ke dalam tabung reaksi yang berkode A dan B. Tabung reaksi A ditambahkan 1 gram enzim protease hasil ekstraksi dari getah biduri, sedangkan tabung reaksi B ditambahkan 1 gram protease amobil. Kedua tabung reaksi dikocok selama 10 menit, kemudian dimasukkan dalam penangas air suhu 60oC dan diamati waktu yang diperlukan terbentunya penggumpalan protein pada santan kelapa. Ditentukan aktivitas protese, yaitu yang diperlukan terbentuknya protein santan kelap. Ditentukan retensi aktivitas enzim amobil menggunakan persamaan : Retensi aktivitas enzim amobil (%) = Waktu yang diperlukan untuk enzim awal (TI) Waktu yang diperlukan ulangan kedua (TII) x100%
  • 10. G30114010 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengamatan No. Penggunaan enzim Aktivitas protease 1. Pengulangan I - 2. Pengulangan II - 3. Pengulangan III - 4. Pengulangan IV - 5. Pengulangan V - 4.2 Pembahasan Imobilisasi enzim secara pengikatan ion merupakan salah satu teknik imobilisasi enzim dengan syarat pembawa tidak larut dalam air serta harus bermuatan baik positif maupun negatif (Mappiratu, 2017). Pada percobaan ini akan dilakukan imobilisasi enzim protease yang berasal dari tanaman biduri secara pengikatan ion. bahan pengamobil yang digunakan pada percobaan ini yaitu resin penukar kation. Resin penukar ion dapat digunakan dalam metode pemisahan atau pemekatan dengan menggunakan penukaran kesetaraan. Resin penukar ion merupakan polimer tinggi organik yang mengandung gugus fungsional ionik, resin pada umumnya adalah polimer berupa butiran dengan berbagai ukuran. Penentuan retensi aktivitas protease amobil hasil imobilisasi dilakukan dengan melakukan perbandingan antara enzim protease amobil penggunaan pertama dandan penggunaan secara berulang hingga lima kali penggunaan berulang. Pengujian ini menggunakan santan kelapa karena santan mengadung protein. Melakukan pengocok pada masing-masing larutan, hal agar santan dengan enzim dapat tercampur dengan sempurna. Selanjutnya memanaskan larutan, karena enzim secara bertahap menjadi inaktif karena protein terdenaturasi. Dengan bertambahnya suhu dapat mengakibatkan kecepatan reaksi bertambah. Saat suhu
  • 11. G30114010 meningkat, proses denaturasi semakin lama merusak reaksi aktif dari molekul enzim. Ini terjadi karena tidak melipatnya rantai protein setelah pemutusan dari rantai lemah jadi kecepatan reaksi jadi lambat. Pada percobaan ini tidak didapatkan retensi aktivitas enzim amobil. Menurut Alif (2014), nilai retensi protease amobil yang di peroleh masing-masing antara lain 103,34%; 113,81%; 83,46%; dan 97,45%. Tidak didapatkannya enzim protease amobil dapat disebabkan karena enzim yang kami peroleh rusak. Kemungkinan kerusakan dari enzim amobil ini karena terjadinya kebocoran. Menurut Mappiratu (2017), aktivitas enzim pengikatan ion mengalami perubahan aktivitas enzim yang disebabkan karena tidak berubahnya konformasi dan pusat aktif enzim. Hal ini sedikit berbeda dengan literatur, perbedaan ini dapat disebabkan karena bocornya enzim, karena salah satu kekurangan metode ini adalah enzim mudah bocor.
  • 12. G30114010 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa : a. Imobilisasi enzim secara pengikatan ion merupakan salah satu teknik imobilisasi enzim dengan syarat pembawa tidak larut dalam air serta harus bermuatan baik positif maupun negatif. b. Hasil yang diperoleh pada pengujian aktivitas enzim protease amobil adalah pada enzim bebas 64 detik dan pada enzim amobil lebih lama yaitu 93 detik. c. Retensi aktivitasnya diperoleh aktivitas enzim yaitu 68,8172%. 5.2 Saran Dari percobaan yang telah dilakukan maka disarankan saat melakukan praktikum ini agar melakukannya dengan hati-hati karena enzim mudah bocor.
  • 13. G30114010 DAFTAR PUSTAKA Freitas., N. A. Noqueira., N. M. Alencar., P. A. D. Sousa and A. F. Carvalho. 2007. Latex constituents from Calotropis procera (R. Br.) display toxicity upon egg hatching and larvae of Aedes aegypti (Linn). Memorius Do Instituto Oswaldo Cruz. 101(5): 503-510 Hasanah, U. 2016. Peningkatan Kestabilan Enzim Protease Dari Bacillus subtilis ITBCCB148 Dengan Amobilisasi Menggunakan Zeolit. FMIPA Universitas Lampung. Bandar Lampung. Mappiratu. 2017. Kuliah Imobilisasi Enzim dan Sel. Jurusan Kimia Fakultas MIPA UNTAD. Palu Ratih, P. 2008. Inversi Fase. digilib.itb.ac.id/files/disk1/621/jbptitbpp-gdl- ratihparam-31017-3-2008ta-2.pdf. Diakses pada tanggal 08 Mei 2017. Palu Rubianty. 1985. Kimia Pangan. Badan Kerja Sama Perguruan Negeri Indonesia Bagian Timur. Makassar. Sarker, S. Chakraverty, R. dan Gosh A. 2014. Calotrofis Gigantea Linn – A Complete Busket Of Indian Traditional Medicine. Internasional Journal Pharmacy Reasearch. 02(1) : 7-17 Setiaji, B. & Prayugo, S. 2006. Membuat VCO Berkualitas Tinggi. Penebar Swadaya. Depok Steenis. 1992. Flora. Penerjemah : M Soeryowinoto,dkk. Cetakan 5. PT.Pradnya Paramita. Jakarta Utami, P. 2015. Enzim Protease. http://putriutami324.blogspot.co.id/2015/12/enzim- protease.html. Diakses pada tanggal 08 Mei 2017. Palu Tim Dosen Imobilisasi Enzim dan Sel. 2017. Penuntun Praktikum Imobilisasi Enzim dan Sel. FMIPA UNTAD. Palu