Program Studi Sarjana Farmasi
Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah Medan
Tahun Ajaran 2021/2022
#BotaniFarmasi
#BotanyPharmacy
#Farmasi
#FarmasiUMNAW
#FarmasiUMNAlWashliyah
#UMNAlWashliyah
#UniversitasNusantaraAlWashliyah
PPT Botani farmasi : 2. Enzim dan Peranannya | Kelas : 2I | Dosen : Yayuk Putri Rahayu, S. Si., M.Si | Farmasi S1 - UMN Al - washliyah TA. 2021/2022
1. TUGAS KELOMPOK
Enzim Dan Perannya
PROGRAM SARJANA
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM NUSANTARA (UMN) AL-WASHLIYAH
M E D A N
2022
2. 1 02
03 04
DIPRESENTASIKAN Untuk Memenuhi Tugas KELOMPOK
Mata Kuliah: BOTANI FARMASI
Dosen Pengampu: YAYUK PUTRI RAHAYU, S.SI., m.Si.
Oleh :
KELAS – 2I / KELOMPOK – 2
3. ANGGOTA KELOMPOK -2 :
FITRI MULYANI 212114012
NAZIRAH 212114013
RAHMA YANTI 212114026
NOFA LISMANDARIA 212114079
DINA VERANIKA 212114080
NANDA NADIA 212114081
MUNAZIATUL JANNAH 212114082
4. 1.1 Latar Belakang
Beberapa jenis molekul dapat mempengaruhi aktivitas enzim. salah satunya adalah
inhibitor. Inhibitor merupakan suatu senyawa yang dapat menghambat atau menurunkan laju
reaksi yang dikatalisis oleh enzim. Inhibitor irreversibel atau tidak dapat balik, dimana setelah
inhibitor mengikat enzim, inhibitor tidak dapat dipisahkan dari sisi aktif enzim.
Keadaan ini menyebabkan enzim tidak dapat mengikat substrat atau inhibitor merusak
beberapa komponen (gugus fungsi) pada sisi katalitik molekul enzim. Sedangakan nhibitor
reversibel atau dapat balik, bekerja dengan mengikat sisi aktif enzim melalui reaksi reversibel
dan inhibitor ini dapat dipisahkan atau dilepaskan kembali dari ikatannya. Inhibitor dapat balik
terdiri dari tiga jenis, yaitu inhibitor yang bekerja secara kompetitif, non-kompetitif, dan un-
kompetitif.
BAB I. PENDAHULUAN
5. 1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian enzim ?
2. Bagaimanakah cara kerja enzim ?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi kerja enzim ?
4. Apa saja enzim yang berperan dalam proses metabolisme ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian enzim
2. Untuk mengetahui cara kerja enzim
3. Untuk mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi kerja
enzim
4. Untuk mengetahui apa saja enzim yang berperan dalam proses
metabolisme
6. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 pengertian enzim
Enzim merupakan katalisator pilihan yang diharapkan dapat mengurangi dampak pencemaran
lingkungan dan pemborosan energi karena reaksinya tidak membutuhkan energi, bersifat spesifik dan
tidak beracun. Enzim telah dimanfaatkan secara luas pada berbagai industri produk pertanian, kimia
dan industri obat-obatan. Tiga sifat utama dari biokatalisator adalah menaikkan kecepatan reaksi,
mempunyai kekhususan dalam reaksi dan produk serta kontrol kinetik (akhdiya, 2003).
Enzim merupakan katalisator pilihan yang diharapkan dapat mengurangi dampak pencemaran
lingkungan dan pemborosan energi karena reaksinya tidak membutuhkan energi, bersifat spesifik dan
tidak beracun. Enzim telah dimanfaatkan secara luas pada berbagai industri produk pertanian, kimia
dan industri obat-obatan. Tiga sifat utama dari biokatalisator adalah menaikkan kecepatan reaksi,
mempunyai kekhususan dalam reaksi dan produk serta kontrol kinetik (akhdiya, 2003).
Enzim dapat diperoleh dari sel-sel hidup dan dapat bekerja baik untuk reaksi-reaksi yang
terjadi di dalam sel maupun di luar sel. Pemanfaatan enzim untuk reaksi-reaksi yang terjadi di luar sel
banyak diaplikasikan dalam dunia industri seperti industri makanan, deterjen, penyamakan kulit,
kosmetik, dll (moon dan parulekar, 1993). Pemanfaatan enzim dapat dilakukan secara langsung
menggunakan enzim hasil isolasi maupun dengan cara pemanfaatan mikroorganisme yang dapat
menghasilkan enzim yang diinginkan.
7. 1 02
03 04
2.2 Sifat-sifat Enzim
a. Dapat terdenaturasikan oleh panas,
b. Terpresipitasikan atau terendapkan oleh senyawa-senyawa organik
cair seperti etanol dan aseton juga oleh garam-garam organik
berkonsentrasi tinggi seperti ammonium sulfat,
c. Memiliki bobot molekul yang relatif besar sehingga tidak dapat
melewati membran semi permeabel atau tidak dapat terdialisis
(poedjiadi, 1994).
8. 2.3 Aktivitas Enzimatik
Enzim sebagai biokatalisator berstruktur protein, dalam mekanisme kerja
aktivitasnya dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain, ph, suhu, konsentrasi
substrat, konsentrasi enzim, kehadiran aktivator atau inhibitor (poedjiadi, 1994).
Potensial hidrogen (ph) merupakan salah satu faktor penting yang harus
diperhatikan apabila bekerja dengan enzim, hal ini dikarenakan enzim hanya
mampu bekerja pada kondisi ph tertentu saja. Suatu kondisi ph dimana enzim
dapat bekerja dengan aktivitas tertinggi yang dapat dilakukannya dinamakan ph
optimum. Sebaliknya pada ph tertentu enzim sama sekali tidak aktif atau bahkan
rusak. Hal ini dapat dijelaskan karena diketahui bahwa enzim merupakan
molekul protein, molekul protein kestabilannya dapat dipengaruhi oleh tingkat
keasaman lingkungan, pada kondisi keasaman yang ekstrim molekul-molekul
protein dari enzim akan rusak.
9. Gambar 2.1 pengaruh ph terhadap laju reaksi
Suhu biasanya dapat mempercepat proses reaksi, namun demikian pada titik suhu tertentu
kecepatan reaksi yang dikatalisis oleh enzim akan mulai menurun bahkan aktivitasnya tidak lagi
nampak. Kondisi suhu dimana enzim dapat menghasilkan aktivitas tertinggi dinamakan suhu atau
temperatur optimum. Oleh karena enzim berstruktur protein, sebagaimana diketahui bahwa protein
dapat dirusak oleh panas, sehingga pada suhu tinggi tertentu aktivitas enzim mulai menurun dan
bahkan aktivitasnya menghilang. Hal ini sangat dimungkinkan karena terjadinya denaturasi atau
kerusakan struktur enzim yang dapat menyebabkan kerusakan enzim baik secara keseluruhan
maupun sebagian terutama sisi aktifnya.
10. Gambar 2.2 pengaruh suhu terhadap laju reaksi
Reaksi-reaksi biokimia yang dikatalisis oleh enzim dipengaruhi pula oleh jumlah substrat.
Jika melakukan pengujian konsentrasi substrat dari rendah ke tinggi terhadap kecepatan reaksi
enzimatis, maka pada awalnya akan diperoleh hubungan kesebandingan yang menyatakan
kecepatan reaksi akan meningkat seiring dengan meningkatnya konsentrasi substrat, namun
kemudian akan diperoleh data yang menyatakan pada konsentrasi substrat tinggi tertentu kecepatan
reaksi tidak lagi bertambah. Pada kondisi ini konsentrasi substrat menjadi jenuh dan kecepatan
reaksi menjadi maksimum yang sering juga disebut sebagai kecepatan maksimum (vmax).
11. Gambar 2.3 pengaruh konsentrasi substrat terhadap laju reaksi
Kecepatan suatu reaksi yang menggunakan enzim tergantung pada konsentrasi enzim tersebut. Pada suatu
konsentrasi substrat tertentu, kecepatan reaksi bertambah dengan bertambahnya konsentrasi enzim.
Gambar 2.3 pengaruh konsentrasi enzim terhadap laju reaksi
12. Sejumlah besar enzim membutuhkan suatu komponen lain untuk dapat
berfungsi sebagai katalis. Komponen ini secara umum disebut kofaktor.
Kofaktor dapat dibagi dalam tiga kelompok, yaitu : gugus prostetik, koenzim
dan aktivator. Aktivator pada umumnya ialah ion-ion logam yang dapat
terikat atau mudah terlepas dari enzim. Hambatan atau inhibisi pada suatu
reaksi yang menggunakan enzim sebagai katalis dapat terjadi apabila
penggabungan substrat pada bagian aktif enzim mengalami hambatan.
Molekul atau ion yang dapat menghambat reaksi tersebut dinamakan
inhibitor.
13. 2.4 Peranan Enzim
2.4.1 Peranan Enzim dalam Metabolisme
Metabolisme merupakan sekumpulan reaksi kimia yang terjadi pada makhluk hidup untuk
menjaga kelangsungan hidup. Reaksi-reaksi ini meliputi sintesis molekul besar menjadi
molekul yang lebih kecil (anabolisme) dan penyusunan molekul besar dari molekul yang lebih
kecil (katabolisme). Adanya enzim yang merupakan katalisator biologis menyebabkan reaksi-
reaksi tersebut berjalan dalam suhu fisiologis tubuh manusia, sebab enzim berperan dalam
menurunkan energi aktivasi menjadi lebih rendah dari yang semestinya dicapai dengan
pemberian panas dari luar.
Enzim- terlibat alam proses metabolisme sebagai berikut:
1. Enzim katalase.
2. Enzim oksidase.
3. Enzim hidrase.
4. Enzim dehidrogenase.
5. Enzim transphosforilase.
6. Enzim karboksilase.
7. Enzim desmolase.
8. Enzim peroksida.
04
14. 2.4.2 Pemanfaatan enzim sebagai alat diagnosis
Pemanfaatan enzim untuk alat diagnosis salah satunya sebagai petanda (marker) dari
kerusakan suatu jaringan atau organ akibat penyakit tertentu. Penggunaan enzim sebagai petanda
dari kerusakan suatu jaringan mengikuti prinsip bahwasanya secara teoritis enzim intrasel
seharusnya tidak terlacak di cairan ekstrasel dalam jumlah yang signifikan. Pada kenyataannya
selalu ada bagian kecil enzim yang berada di cairan ekstrasel. Keberadaan ini diakibatkan adanya
sel yang mati dan pecah sehingga mengeluarkan isinya (enzim) ke lingkungan ekstrasel,namun
jumlahnya sangat sedikir dan tetap.
Contoh penggunaan enzim sebagai petanda adanya suatu kerusakan jaringan adalah sebagai
berikut: Peningkatan aktivitas enzim renin menunjukkan adanya gangguan perfusi darah
keglomerulus ginjal, sehingga renin akan menghasilkan angiotensin II dari suatu protein serum
yang berfungsi untuk menaikkan tekanan darah. Peningkatan jumlah Alanin aminotransferase
(ALT serum) hingga mencapai serratus kali lipat (normal 1-23 sampai 55U/L) menunjukkan
adanya infeksi virus hepatitis, peningkatan sampai dua puluh kali dapat terjadi pada penyakit
mononucleosisinfeksiosa, sedangkan peningkatan pada kadar yang lebih rendah terjadi pada
keadaan alkoholisme.
15. 2.4.3 Enzim sebagai suatu reagensia diagnosis
Sebagai reagensia diagnosis, enzim dimanfaatkan menjadi bahan untuk
mencari petanda (marker) suatu senyawa. Dengan memanfaatkan enzim, keberadaan
suatu senyawa petanda yang dicari dapat diketahui dan diukur berapa jumlahnya.
Kelebihan penggunaan enzim sebagai suatu reagensia adalah pengukuran
yangdihasilkan sangat khas dan lebih spesifik dibandingkan dengan pengukuran secara
kimia, mampu digunakan untuk mengukur kadar senyawa yang jumlahnya sangat
sedikit, serta praktis karena kemudahan dan ketepatannya dalam mengukur. Contoh
penggunaan enzim sebagai reagen adalah sebagai berikut :
Uricase yang berasal dari jamur Candida utilis dan bakteri Arthobacter
globiformis dapat digunakan untuk mengukur asam urat. Pengukuran kolesterol dapat
dilakukan dengan bantuan enzim kolesterol-oksidaseyang dihasilkan bakteri
Pseudomonas fluorescens. Pengukuran alcohol, terutama etanol pada penderita
alkoholisme dan keracunanalcohol dapat dilakukan dengan menggunakan enzim
alcohol dehidrogenase yangdihasilkan oleh Saccharomyces cerevisciae, dan lain-lain.
16. 2.4.4 Pemanfaatan Enzim Di Bidang Pengobatan
Pemanfaatan enzim dalam pengobatan meliputi penggunaan
enzim sebagai obat, pemberian senyawa kimia untuk memanipulasi kinerja
suatu enzim dengan demikian suatu efek tertentu dapat dicapai (enzim
sebagai sasaran pengobatan),serta manipulasi terhadap ikatan protein-ligan
sebagai sasaran pengobatan.
17. 2. 5 Sumber Enzim
Secara garis besar sumber enzim dapat digolongkan menjadi
tiga, yaitu :
a. Hewan
b. Tanaman
c. mikroba.
18. 2. 6 Cara Kerja Enzim
Enzim bekerja dengan cara menempel pada permukaan molekul zat-zat
yang bereaksi dan dengan demikian mempercepat proses reaksi. Percepatan
terjadi karena enzim menurunkan energi pengaktifan yang dengan sendirinya
akan mempermudah terjadinya reaksi. Sebagian besar enzim bekerja secara khas,
yang artinya setiap jenis enzim hanya dapat bekerja pada satu macam senyawa
atau reaksi kimia. Hal ini disebabkan perbedaan struktur kimia tiap enzim yang
bersifat tetap. Sebagai contoh, enzim a-amilase hanya dapat digunakan pada
proses perombakan pati menjadi glukosa.
Ada dua cara kerja enzim, yaitu :
1. Model kunci gembok (Lock Dan Key)
2. Induksi pas (Induced Fit)
19. 2. 7 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kerja Enzim
1) Suhu
2) pH (derajat Keasaman)
3) Zat Penghambat (Inhibitor)
4) Konsentrasi Substrat
5) Hasil akhir
20. 2. 8 Peranan Dan Penamaan Enzim
Tata nama enzim telah diresmikan menurut Persetujuan
Internasional dengan bantuan “Commission of Enzymes of the
International Union of Biochemistry”. Namun nama-nama umum atau
nama biasa masih tetap banyak digunakan karena sudah lazim dan
mudah. Untuk menamakan enzim digunakan akhiran -ase dan ini hanya
digunakan untuk enzim tunggal. Untuk penamaan suatu kompleks yang
terdiri dari beberapa enzim didasarkan pada reaksi keseluruhan yang
dikatalisis olehnya menggunkaan sistem. Nama resmi atau nama
sistematik dibentuk menurut aturan-aturan yang pasti, memberikan
petunjuk mengenai apa substratnya dan macam reaksi yang
dikatalisnya. Enzim dibedakan menjadi enam kelompok, yaitu :
1. oksidoreduktase
2. transferase
3. hidrolase, liase
4. isomerase
5. dan ligase.
21. 2. 9 Pengendalian Enzim
Enzim bekerja secara serentak dan terkoordinasi sehingga semua
kegiatan kimiawi dalam sel menjadi saling terpadu. Salah satu akibatnya
yang jelas adalah sel hidup membutuhkan dan menguraikan bahan-bahan
yang dibutuhkan bagi metabolisme dan pertumbuhan normal. Hal ini
mengisyaratkan adanya mekanisme pengendalian metabolisme selular yang
tepat yang pada akhirnya menyangkut pengendalian kegiatan enzim.
Aktivitas enzim dapat diatur melalui 2 cara, yaitu ;
1. pengendalian katalis secara langsung yaitu mekanisme katalitik itu terjadi
dengan mengubah konsentrasi substrat atau reaktan. Artinya, jika
konsentrasi substrat bertambah, maka laju reaksi meningkat sampai
tercapai suatu nilai pembatas dan jika produk menumpuk maka laju reaksi
menurun.
2. pengendalian genetik yaitu memiliki dua proses, yaitu induksi dan represi
enzim. Untuk terjadinya sintesis enzim dibutuhkan suatu induser, yaitu
substansi berberat molekul rendah dan bisa berupa substrat atau
senyawa dari reaksi yang dikatalis oleh enzim yang bersangkuatan,
prosesnya disebut induksi.
22. BAB III
APLIKASI ENZIM
Enzim adalah senyawa kimia berupa protein yang berperan sebagai
biokatalisator, di mana bio adalah makhluk hidup dan katalis adalah zat yang dapat
mempercepat reaksi. Sederhananya, enzim adalah katalis yang membantu
mempercepat reaksi biologis. Enzim merupakan katalis yang sangat selektif. Artinya
setiap enzim hanya mempercepat reaksi tertentu. Beberapa enzim membantu
memecah molekul besar menjadi potongan-potongan kecil yang lebih mudah diserap
tubuh. Namun ada juga enzim yang membantu mengikat dua molekul menjadi satu
untuk menghasilkan molekul baru. Di dunia medis, penggunaan enzim untuk
membunuh mikroorganisme penyebab penyakit, mempercepat penyembuhan luka,
hingga mendiagnosis penyakit tertentu. Dalam bidang farmasi enzim digunakan
dalam pembuatan antibodi, sitokin (interferon) dan hormon.
23. BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
1. Enzim merupakan biokatalisator atau katalis organik yang dihasilkan oleh sel.
Katalasi adalah zat kimia yang mempercepat reaksi, tetapi zat tersebut tidak ikut
bereaksi
2. Cara kerja enzim menganut dua teori
1) Teori lock dan key
2) Teori induced fit
3. Faktor yang mempengaruhi kerja enzim, yaitu:
1) Konsentrasi Substrat
2) Suhu
3) pH
4) Aktivator dan Inhibitor
5) Hasil akhir
24. 4. Enzim- enzim yang terlibat alam proses metabolisme sebagai berikut:
1) Enzim katalase.
2) Enzim oksidase.
3) Enzim hidrase.
4) Enzim dehidrogenase.
5) Enzim transphosforilase.
6) Enzim karboksilase.
7) Enzim desmolase.
8) Enzim peroksida.
5.2 SARAN
Adapun saran yang didapatkan pada materi ini, semoga mahasiswa dapat
membiasakan diri untuk mempelajari kembali materi pelajaran yang telah
didapatkan di setiap matakuliah baik materi maupun tugas.
25. 1 02
03 04
DAFTAR PUSTAKA
Kartasapoetra, G dan Marsetyo, H. 2003. Ilmu Gizi : Korelasi Gizi,
Kesehatan dan Produktivitas Kerja. Rineka Cipta : Jakarta.
Maniam Dan Yusa. 2012. Biologi 3A. Grafindo Media Pratama : Bandung.
Putri, Y. S., & Kes, M. (2012). Skrining Dan Uji Aktivitas Enzim Protoase
Bakteri Dari Limbah Rumah Pemotongan Hewan. Jurnal Skripsi, 2-13.
Yuniastuti, A. 2008. Gizi dan Kesehatan. Graha Ilmu : Yogyakarta.