SlideShare a Scribd company logo
1 of 67
KAJIAN TEORI
TOKOH-TOKOH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
Nama : Misi Amelinda
NIM : 2124074
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SYAIKH ABDURRAHMAN SIDDIK
BANGKA BELITUNG
2022
KAJIAN TEORI
TOKOH-TOKOH
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
John B. Wetson
Latar Belakang Tokoh
• John B. Watson memiliki nama lengkap John Broadus
Watson adalah seorang psikolog perintis yang
memainkan peran penting dalam mengembangkan
behaviorisme. Watson percaya bahwa psikologi
terutama harus menjadi perilaku yang dapat diamati
secara ilmiah. Dia dikenang karena penelitiannya
tentang proses pengkondisian.
• Watson juga dikenal dengan eksperimen Little Albert,
di mana ia mendemonstrasikan bahwa seorang anak
dapat dikondisikan untuk takut pada stimulus yang
sebelumnya netral. Penelitiannya juga
mengungkapkan bahwa ketakutan ini dapat
digeneralisasikan ke objek serupa lainnya.
Teori Perkembangan John B. Wetson
Teori Belajar Watson merupakan sebuah proses interaksi antara
stimulus dan respons, namun stimulus dan respons yang di
maksud harus berbentuk tingkah laku yang dapat di amati
(observabel) dan dapat di ukur.
Dengan kata lain Teori Belajar Watson mengakui adanya
perubahan-perubahan mental dalam diri seseorang selama
proses belajar. Namun ia menganggap hal tersebut sebagai faktor
yang tak perlu di perhitungkan. Oleh karena hal tersebut tidak
dapat menjelaskan apakah seseorang telah belajar atau belum,
dan karena hal tersebut tidak dapat diam.
Dari percobaan
tersebut Watson
percaya bahwa
manusia di
lahirkan dengan
beberapa refleks
dan reaksi
emosional
seperti cinta,
kebencian, dan
kemarahan.
• Teori belajar yang di kembangan Watson adalah Sarbon (stimulus and
response bond theoriy). Teori ini secara umum adalah sama dengan teori
Thorndike yaitu Connectionisme dan teori Pavlov Clasical Conditioning,
hal ini di karenakan yang menjadi landasan dari teori behaviorisme
Watson adalah teori Thorndike dan Pavlov.
• Watson menggunakan teori Clasical Conditioning Pavlov dalam hal
interaksi antara stimulus dan respons yang di lengkapi dengan
komponen penguatan (reinforcement) dari Thorndike.
• Sarbon (stimulus and response bond theory) adalah teori yang
memandang bahwa belajar merupakan proses terjadinya refleks-refleks
atau respons- respons bersyarat melalui stimulus.
• Menurut Teori Belajar Watson manusia di lahirkan dengan beberapa
refleks dan reaksi-reaksi emosional seperti takut, cinta, dan marah.
Behaviorisme memandang bahwa manusia ketika dilahirkan pada
dasarnya tidak membawa bakat apa pun. Manusia akan berkembang
berdasarkan stimulus yang diterimanya dari lingkungan sekitar.
Dalam hal ini, lingkungan yang buruk akan menghasilkan manusia
berkualitas rendah. Sedangkan, lingkungan yang baik akan
menghasilkan manusia unggul.
Kaum behavioris memusatkan perhatian pada pendekatan ilmiah
yang benar-benar objektif. Kau behavioris mengabaikan semua
peristilahan yang bersifat subjektif di dalam kamus mereka,
seperti sensasi, persepsi, hasrat, tujuan, bahkan berpikir dan
emosi yang diliputi subjektivitas. Hal ini tidak mengherankan
karena subjektivitas tidak termasuk benda yang dikaji oleh
behaviorisme.
Artinya, psikologi ini telah menjadikan perilaku manusia sebagai
fokus kajian di mana sebelumnya masih kabur. Salah satu unsur
ilmu adalah bersifat deterministik. Dalam hal ini, behaviorisme
Watson memenuhi persyaratan tersebut. Jika gerak balas
(respons) telah diamati dan diketahui maka rangsangan (stimulus)
dapat diprediksi. Begitu pula jika rangsangan telah diamati dan
diketahui maka gerak balas dapat diperkirakan. Dengan demikian,
perilaku manusia dapat diperkirakan dan dikendalikan.
Contoh Aplikasi Teori Behaviorisme
dalam Kehidupan Sehari Hari
• Penerapan Teori Behaviorisme untuk Membuat Siswa Lebih Aktif
Masih dengan salah satu konsep dasar dalam behaviorisme yaitu
reinforcement, kita dapat mempengaruhi perilaku siswa di sekolah.
Apabila ingin membuat siswa lebih aktif dan lebih mau terlibat dalam
pembelajaran, guru dapat memberikan penguatan terhadap perilaku
positif yang diharapkan misalnya: memberikan isyarat jari jempol kepada
siswa yang mau bertanya, memberi pujian kepada siswa yang berani
mengungkapkan pendapat, memberikan tambahan poin penilaian kepada
siswa yang tepat waktu mengerjakan tugas, dsb.
Dalam konsep habit strength dikatakan bahwa semakin sering
reinforcement diberikan atas perilaku, itu akan memperkuat koneksi
stimulus-respon. Oleh sebab itu, guru dapat membuat daftar perilaku
positif yang ingin dikuatkan kemunculannya pada siswa, kemudian secara
konsisten segera memberikan penguatan apabila siswa menunjukkan
perilaku yang sesuai dengan harapan.
• Penerapan Teori Behaviorisme di Media Sosial
Sosial media menawarkan berbagai keuntungan yang dulu sulit,
bahkan tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Akan tetapi,
kita juga perlu hati-hati atau waspada.
Fitur like pada Facebook atau love pada Instagram ibarat dua
sisi mata uang. Di satu sisi berfungsi memberikan apresiasi,
namun di sisi lain apresiasi itu sendiri membuat manusia rentan
merasa cemas dan kecewa ketika ia hanya sedikit atau bahkan
sama sekali tidak memperolehnya.
Like dan love adalah stimulus, sedangkan perasaan senang atau
puas yang muncul ketika kita mendapatkannya adalah bentuk
respon. Semakin sering kita memposting sesuatu, dan semakin
sering (semakin terbiasa) kita mendapatkan like dan love, tanpa
sadar kita juga sedang membangun risiko menjadi manusia
yang haus akan pengakuan atau validasi orang lain.
Albert Bandura
Latar Belakang Tokoh
Albert Bandura (4 Desember 1925 – 26 Juli
2021) adalah seorang psikolog dan
penggagas teori kognitif sosial.
Ia terkenal dengan eksperimen "Boneka
Bobo" yang mana pemelajaran bisa
diperoleh dari mencontoh suatu tindakan
(modeling study).
Teori Albert Bandura (Social Learning
Theory)
Teori pembelajaran Sosial merupakan pengembangan dari
teori belajar perilaku yang tradisional (behavioristik).
Teori ini menerima sebagian besar dari prinsip-prinsip teori-
teori belajar perilaku, tetapi memberikan lebih banyak
penekanan pada kesan dan isyarat-isyarat perubahan
perilaku, dan pada proses -proses mental internal.
Teori belajar sosial menekankan bahwa lingkungan-
lingkungan yang dihadapkan pada seseorang secara
kebetulan; lingkungan-lingkungan itu kerap kali dipilih
dan diubah oleh orang itu melalui perilakunya sendiri.
Menurut Bandura, “sebagian besar manusia belajar
melalui pengamatan secara selektif dan mengingat
tingkah laku orang lain”.
Inti dari pembelajaran sosial adalah pemodelan
(modelling), dan pemodelan ini merupakan salah satu
langkah paling penting dalam pembelajaran terpadu.
Contoh Aplikasi
Teori Social Learning Theory
dalam Kehidupan Sehari Hari
Ada dua jenis pembelajaran melalui pengamatan.
1. Pembelajaran melalui pengamatan dapat terjadi
melalui kondisi yang dialami orang lain.
Contohnya :
Seorang pelajar melihat temannya dipuji dan ditegur
oleh gurunya karena perbuatannya, maka ia kemudian
meniru melakukan perbuatan lain yang tujuannya sama
ingin dipuji oleh gurunya. Kejadian ini merupakan
contoh dari penguatan melalui pujian yang dialami
orang lain.
2. Pembelajaran melalui pengamatan meniru perilaku
model meskipun model itu tidak mendapatkan
penguatan positif atau penguatan negatif saat
mengamati itu sedang memperhatikan model itu
mendemonstrasikan sesuatu yang ingin dipelajari oleh
pengamat tersebut dan mengharapkan mendapat pujian
atau penguatan apabila menguasai secara tuntas apa
yang dipelajari itu. Model tidak harus diperagakan oleh
seseorang secara langsung, tetapi kita dapat juga
menggunakan seseorang pemeran atau visualisasi tiruan
sebagai model.
Sigmund Freud
Latar Belakang Tokoh
• Sigmund Freud (6 Mei 1856 – 23 September 1939)
adalah seorang Austria keturunan Yahudi dan pendiri
aliran psikoanalisis dalam bidang ilmu psikologi.
• Menurut Freud, kehidupan jiwa memiliki tiga tingkatan
kesadaran, yakni sadar (conscious), prasadar
(preconscious), dan tak-sadar (unconscious).
• Konsep dari teori Freud yang paling terkenal adalah
tentang adanya alam bawah sadar yang mengendalikan
sebagian besar perilaku. Selain itu, dia juga memberikan
pernyataan bahwa perilaku manusia didasari pada
hasrat seksualitas (eros) yang pada awalnya dirasakan
oleh manusia semenjak kecil dari ibunya.
Dasar Teori Psikoanalisis Sigmund Freud
Peran penting dari ketidaksadaran beserta insting-insting seks
dan agresi yang ada di dalamnya dalam pengaturan tingkah
laku, menjadi karya/temuan monumental Freud.
Sistematik yang dipakai Freud dalam mendiskripsi kepribadian
menjadi tiga pokok yaitu:
1. Struktur kepribadian,
2. Dinamika kepribadian, dan
3. Perkembangan kepribadian.
Struktur Kepribadian
Kehidupan jiwa memiliki tiga tingkat kesadaran: sadar, prasadar,
dan tak sadar.
Pada tahun 1923 Freud mengenalkan tiga model struktural yang
lain, yakni: id, ego dan super-ego. Struktur baru ini tidak
mengganti struktur lama tetapi melengkapi/menyempurnakan
gambaran mental terutama dalam fungsi dan tujuannya.
Tingkat Kehidupan Mental
1. Sadar (Conscious)
Tingkat kesadaran yang berisi semua hal yang kita cermati pada saat tertentu.
Menurut Freud hanya sebagian kecil saja dari kehidupan mental (fikiran, persepsi,
perasaan, dan ingatan) yang masuk ke kesadaran (consciousness).
Prasadar (Preconscious)
Prasadar disebut juga ingatan siap (available memory), yakni tingkat kesadaran yang
menjadi jembatan antara sadar dan tak sadar. Pengalaman yang ditinggal oleh
perhatian, semula disadari tetapi kemudian tidak lagi dicermati, akan ditekan
pindah ke daerah prasadar.
2. Taksadar (Unconscious)
Taksadar adalah bagian yang paling dalam dari struktur kesadaran dan menurut
Freud merupakan bagian terpenting dri jiwa manusia. Secara khusus Freud
membuktikan bahwa ketidaksadaran bukanlah abstraksi hipotetik tetapi itu adalah
kenyataan empirik. Ketidaksadaran itu berisi insting, impuls, dan drives yang dibawa
dari lahir, dan pengalam-pengalaman traumatik (biasanya pada masa anak-anak)
yang ditekan oleh kesadaran dipindah ke daerah tak sadar.
Teori psikoanalisis, kepribadian dipandang sebagai suatu struktur yang
terdiri dari tiga unsur :
1. Id, adalah sistem kepribadian yang paling dasar, yang didalamnya
terdapat naluri-naluri bawaan.
2. Ego, adalah sistem kepribadian yang bertindak sebagai pengarah
individu kepada dunia objek tentang kenyataan, dan menjalankan
fungsinya berdasarkan prinsip kenyataan.
3. Superego, adalah sistem kepribadian yang berisikan nilai-nilai dan
aturan-aturan yang sifatnya evaluatif (menyangkut baik-buruk).
Adapun fungsi utama dari superego adalah
• Sebagai pengendali dorongan-dorongan atau impuls-impuls naluri
id agar impuls-impuls teresbut disalurkan dalam cara atau bentuk
yang dapat diterima oleh masyarakat.
• Mengarahkan ego pada tujuan-tujuan yang sesuai dengan moral
dari pada dengan kenyataan.
• Mendorong individu kepada kesempurnaan.
Contoh Aplikasi
Teori Psikoanalisis
dalam Kehidupan Sehari Hari
• Jika dilihat dari sistem ID
contoh : Adik saya seorang perempuan berumur 8 tahun masih duduk di kelas
3 SD, jika sedang dirumah dia selalu ingin membeli jajanan di luar rumah
seperti baso, es cendol, balon dan lainnya. Karena adik saya gendut dan
mudah sakit maka oleh ibu saya dibatasi jajanannya. Tetapi namanya juga
anak kecil pasti jika ada sesuatu yang diinginkannya pasti akan berusaha
mendapatkannya apapun cara yang akan digunakan, mungkin dengan
menangis atau bahkan melempar barang karena kesal.
• Jika dilihat dari sistem EGO
contoh : dilihat dari contoh kasus id , kita bisa sambungkan dengan contoh
menurut ego. Ketika adik saya lapar maka akan bertindak dan berfikir
bagaimana rasa lapar itu hilang dengan membeli jajanan diluar. Pemikiran adik
saya untuk menghilangkan rasa laparnya itu menunjukan sikap ego karena ia
bergerak berdasarkan prinsip realitas dan menyesuaikan diri dengan realita.
• Jika dilihat dari sistem SUPER EGO
contoh : kita sambungkan lagi dengan kasus-kasus diatas. Ibu saya telah
mengontrol adik saya dengan melarang tidak boleh membeli jajanan diluar
rumah, tetapi apabila super ego telah terbentuk, maka control dari dirinya
sendiri akan keluar dengan memaksa ibu untuk mengijinkannya membeli
jajanan diluar rumah.
Perspektif psikoanalisis memberikan cara baru untuk
memandang beberapa contoh semua tindakan kita yang
memiliki suatu penyebab. Tetapi penyebab itu lebih sering
merupakan tindakan bawah sadar kita. contohnya jika kita
masuk ke tempat yang gelap, seram dan dingin maka secara
tidak langsung alam bawah sadar kita terbentuk dengan
timbulnya rasa takut dan merinding.
Erik Erikson
Latar Belakang Tokoh
Erik Erikson seorang psikolog Jerman
yang terkenal dengan teori tentang
delapan tahap perkembangan pada
manusia.
Sebenarnya Erikson adalah seorang
psikolog Freudian, namun teorinya
lebih tertuju pada masyarakat dan
kebudayaan jika dibandingkan
dengan para psikolog Freudian
lainnya.
Erikson lahir di
Frankurt Jerman
pada tanggal 15
Juni 1902.
TEORI PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL
(ERIK ERIKSON)
Teori Erik Erikson membahas tentang perkembangan manusia dikenal dengan
teori perkembangan psiko-sosial.
Teori perkembangan psikososial ini adalah salah satu teori kepribadian terbaik
dalam psikologi. Seperti Sigmund Freud, Erikson percaya bahwa kepribadian
berkembang dalam beberapa tingkatan. Salah satu elemen penting dari teori
tingkatan psikososial Erikson adalah perkembangan persamaan ego.
Teori perkembangan kepribadian yang dikemukakan Erikson
merupakan salah satu teori yang memiliki pengaruh kuat dalam
psikologi. Bersama dengan Sigmund Freud, Erikson mendapat posisi
penting dalam psikologi. Hal ini dikarenakan ia menjelaskan tahap
perkembangan manusia mulai dari lahir hingga lanjut usia, satu hal
yang tidak dilakukan oleh Freud.
• Erikson menggambarkan adanya sejumlah kualitas yang
dimiliki ego, yang tidak ada pada psikoanalisis Freud,
yakni kepercayaan dan penghargaan, otonomi dan
kemauan, kerajinan dan kompetensi, identitas dan
kesetiaan, keakraban dan cinta, generativitas dan
pemeliharaan, serta integritas.
Ego yang sempurna, digambarkan Erikson memiliki tiga dimensi,
faktualitas, universalitas, dan aktualitas:
1. Faktualitas adalah kumpulan fakta, data, dan metoda yang dapat
diverifikasi dengan metoda kerja yang sedang berlaku. Ego berisi
kumpulan fakta dan data basil interaksi dengan lingkungan.
2. Universalitas berkaitan dengan kesadaran akan kenyataan (sells of
reality) yang menggabungkan hal yang praktis dan kongkrit dengan
pandangan semesta, mirip dengan prinsip realita dari Freud.
3. Aktualitas adalah cara baru dalam berhubungan satu dengan yang
lain, memperkuat hubungan untuk mencapai tujuan bersama. Ego
adalah realitas kekinian, terus mengembangkan cara baru dalam
memecahkan masalah kehidupan, yang lebih efektif, prospektif, dan
progresif.
Ciri khas psikologi ego dari Erikson dapat diringkas sebagai berikut:
1. Erikson menekankan kesadaran individu untuk menyesuaikan diri
dengan pengaruh sosial. Pusat perhatian psikologi ego adalah
kemasakan ego yang sehat, alih-alih konflik salah suai yang neurotik.
2. Erikson berusaha mengembangkan teori insting dari Freud dengan
menambahkan konsep epigenetik kepribadian.
3. Erikson secara eksplisit mengemukakan bahwa motif mungkin berasal
dari impuls id yang taksadar, namun motif itu bisa membebaskan diri
dari id seperti individu meninggalkan peran sosial di masa lalunya.
Fungsi ego dalam pemecahan masalah, persepsi, identitas ego, dan
dasar kepercayaan bebas dari Id, membangun sistem kerja sendiri yang
terlepas dari sitem kerja id.
4. Erikson menganggap ego sebagai sumber kesadaran diri seseorang.
Selama menyesuaikan diri dengan realita, ego mengembangkan
perasaan keberlanjutan diri dengan masa lalu dan masa yang akan
datang.
Contoh Aplikasi
TEORI PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL
dalam Kehidupan Sehari Hari
1. Anak usia 10 tahun sudah mampu menggunakan secara adaptif antara dua strategi
pemecahan masalah untuk mengelola emosinya.
2. Anak menggunakan strategi penanggulangan berpusat masalah (problem-focused
coping) ketika menilai situasinya dapat dikendalikan- mengidentifikasi kesulitan, dan
mengambil keputusan tentang apa yang harus dilakukan. Misal, ketika cemas
menghadapi ujian, anak berusaha untuk belajar lebih baik.
3. Ketika penyelesaian masalah tidak berhasil, mereka beralih ke strategi
penanggulangan berpusat emosi (emotion-focused coping), yang bersifat batiniah,
pribadi dan dimaksudkan untuk mengendalikan masalahnya. Misal, ketika menerima
nilai jelek, anak mencoba mengatasi secara batin dengan berpikir: segala suatunya
dapat saja lebih buruk, akan ada tes lagi di masa yang akan datang”.
4. Keterampilan menggunakan kedua strategi ini secara adaptif membantu anak
mengelola emosinya.
Pengaruh keluarg
1. Orangtua dengan koregulasi (coregulation)-suatu bentuk
pengawasan yang dijalankan orangtua dengan membiarkan anak-
anak secara bertahap mengambil alih keputusan sendiri)-akan efektif
membimbing dan memantau dari jauh perkembangan anak-anak.
2. Persaingan dengan saudara kandung cenderung meningkat seiring
makin banyaknya partisipasi mereka dalam berbagai kegiatan, serta
perbandingan yang dilakukan orangtua.
3. Anak tunggal tidak berbeda secara signifikan dengan anak yang
memiliki saudara kandung. Mereka justru unggul dalam hal prestasi
akademik dan penghargaan diri. Hal ini disebabkan karena mereka
memiliki hubungan lebih dekat dengan orangtua yang menekankan
pada pentingnya pencapaian akademik.
4. Anak tunggal kurang baik dalam keterampilan sosial disbanding anak
yang memiliki saudara kandung karena kurangnya kesempatan untuk
saling berbagi dan berempati dengan orang lain.
Ibu bekerja
1. Ibu yang bekerja dan tetap berkomitmen pada pengasuhan
anak, maka anak akan mengalami:
2. Penghargaan diri (self-esteem) yang lebih tinggi.
3. Hubungan keluarga dan teman sebaya yang lebih positif.
4. Nilai sekolah lebih baik.
5. Keyakinan stereotip gender berkurang.
6. Pengasuhan otoritatif membantu anak untuk mampu
merawat diri (self-care), bertanggung jawab dan
menyesuaikan diri dengan baik secara akademik maupun
sosial-emosional.
Pengaruh teman sebaya
1. Pada masa anak-anak madya, anak-anak cenderung
membentuk kelompok teman sebaya dan memperlihatkan
hasrat kuat untuk diterima sbg anggota kelompok.
2. Pengorganisasian kelompok teman sebaya berdasarkan:
3. Kedekatan (berada dalam satu kelas)
4. Kesamaan (jenis kelamin, etnis, popularitas, dan agesivitas).
5. Persahabatan berkembang menjadi hubungan timbal balik
yang berdasarkan pada kepercayaan.
6. Anak-anak cenderung memilih teman-teman yang memiliki
kesamaan dengan mereka dalam banyak hal.
Jean Piaget
Latar Belakang Tokoh
Jean Piaget dilahirkan di Nauchatel, Switzerland pada 9 Ogos 1896. Bapanya bernama Arthur
Piaget, yang merupakan seorang Profesor Sastera dalam bidang Sejarah dan ibunya pula
bernama Rebecca Jackson. Jean merupakan anak pertama yang suka berdikari dan berminat
tentang ilmu alam. Beliau menghembuskan nafasnya yang terakhir pada usia 84 tahun,
1981.
Beliau memulakan kariernya sebagai penulis pada usia yang teramat muda iaitu 10 tahun.
Selepas tamat sekolah menengah, Jean melanjutkan pelajaran ke Universiti Nauchatel.
Beliau mendapat PhD semasa berumur 22 tahun. Jean mula meminati Psikologi apabila
beliau terpilih menjadi pengarah makmal Psikologi di Universiti Jeneva. Tidak lama
kemudian, beliau dilantik sebagai ketua "Swiss Society for Psychologist."
Teori
Perkembangan Kognitif
Teori ini membahas munculnya dan diperolehnya schemata—skema tentang bagaimana
seseorang mempersepsi lingkungannya— dalam tahapan-tahapan perkembangan, saat
seseorang memperoleh cara baru dalam merepresentasikan informasi secara mental.
Teori ini digolongkan ke dalam konstruktivisme, yang berarti, tidak seperti teori nativisme
(yang menggambarkan perkembangan kognitif sebagai pemunculan pengetahuan dan
kemampuan bawaan), teori ini berpendapat bahwa kita membangun kemampuan
kognitif kita melalui tindakan yang termotivasi dengan sendirinya terhadap lingkungan.
Untuk pengembangan teori ini, Piaget memperoleh Erasmus Prize.
Piaget membagi skema yang digunakan anak untuk memahami dunianya melalui empat
periode utama yang berkorelasi dengan dan semakin canggih seiring pertambahan usia:
1. Periode sensorimotor (usia 0–2 tahun)
2. Periode praoperasional (usia 2–7 tahun)
3. Periode operasional konkret (usia 7–11 tahun)
4. Periode operasional formal (usia 11 tahun sampai dewasa)
Periode Sensorimotor
Periode sensorimotor adalah periode pertama dari empat periode. Piaget berpendapat bahwa
tahapan ini menandai perkembangan kemampuan dan pemahaman spatial penting dalam enam
sub-tahapan:
1. Sub-tahapan skema refleks, muncul saat lahir sampai usia enam minggu dan berhubungan
terutama dengan refleks.
2. Sub-tahapan fase reaksi sirkular primer, dari usia enam minggu sampai empat bulan dan
berhubungan terutama dengan munculnya kebiasaan-kebiasaan.
3. Sub-tahapan fase reaksi sirkular sekunder, muncul antara usia empat sampai sembilan bulan
dan berhubungan terutama dengan koordinasi antara penglihatan dan pemaknaan.
4. Sub-tahapan koordinasi reaksi sirkular sekunder, muncul dari usia sembilan sampai duabelas
bulan, saat berkembangnya kemampuan untuk melihat objek sebagai sesuatu yang
permanen walau kelihatannya berbeda kalau dilihat dari sudut berbeda (permanensi objek).
5. Sub-tahapan fase reaksi sirkular tersier, muncul dalam usia dua belas sampai delapan belas
bulan dan berhubungan terutama dengan penemuan cara-cara baru untuk mencapai tujuan.
6. Sub-tahapan awal representasi simbolik, berhubungan terutama dengan tahapan awal
kreativitas.
Tahapan Praoperasional
Tahapan ini merupakan tahapan kedua dari empat tahapan. Dengan
mengamati urutan permainan, Piaget bisa menunjukkan bahwa
setelah akhir usia dua tahun jenis yang secara kualitatif baru dari
fungsi psikologis muncul. Pemikiran (Pra)Operasi dalam teori Piaget
adalah prosedur melakukan tindakan secara mental terhadap objek-
objek. Ciri dari tahapan ini adalah operasi mental yang jarang dan
secara logika tidak memadai. Dalam tahapan ini, anak belajar
menggunakan dan merepresentasikan objek dengan gambaran dan
kata-kata. Pemikirannya masih bersifat egosentris: anak kesulitan
untuk melihat dari sudut pandang orang lain. Anak dapat
mengklasifikasikan objek menggunakan satu ciri, seperti
mengumpulkan semua benda merah walau bentuknya berbeda-
beda atau mengumpulkan semua benda bulat walau warnanya
berbeda-beda.
Tahapan Operasional Konkrit
Tahapan ini adalah tahapan ketiga dari empat tahapan. Muncul antara usia enam
sampai duabelas tahun dan mempunyai ciri berupa penggunaan logika yang
memadai. Proses-proses penting selama tahapan ini adalah:
1. Pengurutan—kemampuan untuk mengurutkan objek menurut ukuran, bentuk,
atau ciri lainnya. Contohnya, bila diberi benda berbeda ukuran, mereka dapat
mengurutkannya dari benda yang paling besar ke yang paling kecil.
2. Klasifikasi—kemampuan untuk memberi nama dan mengidentifikasi serangkaian
benda menurut tampilannya, ukurannya, atau karakteristik lain, termasuk
gagasan bahwa serangkaian benda-benda dapat menyertakan benda lainnya ke
dalam rangkaian tersebut. Anak tidak lagi memiliki keterbatasan logika berupa
animisme (anggapan bahwa semua benda hidup dan berperasaan)
3. Decentering—anak mulai mempertimbangkan beberapa aspek dari suatu
permasalahan untuk bisa memecahkannya. Sebagai contoh, anak tidak akan lagi
menganggap bahwa cangkir yang pendek tapi lebar memiliki isi lebih sedikit
dibanding cangkir yang tinggi tapi ramping.
4. Reversibility—anak mulai memahami bahwa jumlah atau benda-benda
dapat diubah, kemudian kembali ke keadaan awal. Untuk itu, anak dapat
dengan cepat menentukan bahwa 4+4 sama dengan 8, 8-4 akan sama
dengan 4, jumlah sebelumnya.
5. Konservasi—memahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah benda-
benda adalah tidak berhubungan dengan pengaturan atau tampilan dari
objek atau benda-benda tersebut. Sebagai contoh, bila anak diberi cangkir
yang seukuran dan isinya sama banyak, mereka akan tahu bila air
dituangkan ke gelas lain yang ukurannya berbeda, air di gelas itu akan
tetap sama banyak dengan isi cangkir lain.
6. Penghilangan sifat Egosentrisme—kemampuan untuk melihat sesuatu dari
sudut pandang orang lain (bahkan saat orang tersebut berpikir dengan cara
yang salah). Sebagai contoh, tunjukkan komik yang memperlihatkan Siti
menyimpan boneka di dalam kotak, lalu meninggalkan ruangan, kemudian
Ujang memindahkan boneka itu ke dalam laci, setelah itu baru Siti kembali
ke ruangan. Anak dalam tahap operasi konkret akan mengatakan bahwa
Siti akan tetap menganggap boneka itu ada di dalam kotak walau anak itu
tahu bahwa boneka itu sudah dipindahkan ke dalam laci oleh Ujang.
Tahapan Operasional Formal
Tahap operasional formal adalah periode terakhir
perkembangan kognitif dalam teori Jean Piaget. Tahap
ini mulai dialami anak dalam usia sebelas tahun (saat
pubertas) dan terus berlanjut sampai dewasa.
Contoh Aplikasi Perkembangan Kognitif dalam Kehidupan
Sehari Hari
1. Sensorimotor (0-2 tahun):anak mengadaptasi dunia luar melalui perbuatan, belum
mengenal bahasa, tidak berfikir tentang dunia luar, Diakhir tahap ini mulai mempunyai
/mengenal Bahasa
2. Pra Operasional ( 2-7 tahun ) : mulai meningkatkan kosa kota, mengelompokkan
benda-benda berdasarkan sifat-sifat, Mulai memiliki pengetahuan fisik mengenai sifat-
sifat benda danmulai memahami tingkah laku dan organisme dalam lingkungannya,
Tidak berfikir balik, Tidak berfikir tentang bagian-bagian dan keseluruhan
secaraserentak , Mempunyai pandangan subyektif dan egosentrik.
3. Operasi Konkret ( 6-11 atau 6-12 tahun): Mulai memandang dunia secara obyektif ,
Mulai berfikir secara operasional, Membentuk hubungan aturan-aturan, prinsip ilmu
sederhana dan mempergunakan hubungan sebab akibat.Memahami konsep substansi,
volume, panjang lebar luas dan berat.
4. Operasi Formal ( 11 – 14 tahun keatas ): Mempergunakan pemikiran yang lebih tinggi
dari tahapsebelumnya.Membentuk hipotesa, dapat menghubungkan bukti dengan
teori.Dapat bekerja dengan ratio, proporsi dan probabilitas. Membangun dan
memahami penjelasan yang rumit.
Vygotsky
Latar Belakang Tokoh
Lev Semyonovich Vygotsky lahir di Kota
Orsha pada 17 November 1896
Lev Vygotsky (17 November [K.J.: 5
November] 1896 – 11 Juni, 1934) adalah
seorang psikolog asal Rusia yang dikenal atas
kontribusinya dalam teori perkembangan
anak. Salah satu hasil kerjanya yang dikenal
di bidang psikologi anak adalah merumuskan
konsep "zone of proximal development".
Teori Vygotsky
Vygotsky mengajukan teori bahwa perolehan pengetahuan dan perkembangan
kognitif seseorang sejalan dengan teori sosiogenesis.
Artinya, pengetahuan dan perkembangan kognitif individu berasal dari sumber-
sumber sosial di luar dirinya. Hal ini tidak berarti bahwa individu bersikap pasif
dalam perkembangan kognitifnya, tetapi Vygotsky juga menekankan pentingnya
peran aktif seseorang dalam mengkonstruksi pengetahuannya.
Maka teori Vygotsky sebenarnya lebih tepat disebut dengan pendekatan
sosiokonstruktivisme. Maksudnya, perkembangan kognitif seseorang di samping
ditentukan oleh individu sendiri secara aktif, juga oleh lingkungan sosial secara
aktif pula. Vygotsky percaya bahwa beragam perwujudan dari kenyataan
digunakan untuk beragam tujuan dalam konteks yang berbeda-beda.
Konsep Dasar Teori Vygotsky
Budaya membuat mental tools yang mengubah kerja mental
kita sebagaimana peralatan fisik mengubah pekerjaan fisik kita
Melalui pendidikan dan percakapan informal dan formal, orang
dewasa menyampaikan bagaimana budaya berespon dan
berinteraksi terhadap dunia
Teori perkembangan kogntif menurut
Vygotsky ada 3 yaitu:
1. Zone of Proximal Development
2. Scaffolding
3. Bahasa dan Pikiran
Zone of Proximal Development
• Zone of Proximal Development atau biasa disingkat sebagai
(ZPD) adalah serangkaian tugas yang terlalu sulit dikuasai oleh
seorang manusia/anak-anak secara sendirian, akan tetapi
kesulitan tersebut dapat diatasi dengan bantuan dari orang
dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu darinya yang
bisa membantunya. ZPD sendiri dibagi atas dua batas.
• Pertama tingkat perkembangan aktual (actual development
level) yaitu berupa pemecahan masalah secara mandiri, yang
kedua tingkat perkembangan potensial (level of potential
development) yaitu berupa pemecahan masalah dibawah
bimbingan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih ahli.
Scaffolding
Konsep ini sangat erat kaitannya dengan ZPD adalah scaffolding.
Scaffolding adalah sebuah teknik untuk mengubah level
dukungan selama sesi pengajaran dengan orang yang lebih ahli
missal guru atau teman sebaya yang lebih mampu. Scaffolding
juga bisa disebut sebagai memberikan sejumlah bantuan kepada
seorang manusia/anak selama tahap awal pembelajaran. Tutor
akan memberikan bebrapa stimulus kepada si anak ketika
diberikan tugas baru yang mereka belum mengerti, saat
kemampuan anak semakin meningkat, maka pelan-pelan tutor
akan mengurangi sedikit bimbingannya.
Bahasa dan Pikiran
Menurut Vygotsky manusia menggunakan bahasa untuk
merencanakan, membimbing dan memonitor perilaku
mereka. Manusia menggunakan bahasa bukan hanya
untuk komunikasi sosial, tetapi juga untuk membantu
mereka untuk menyelesaikan tugas. Konsep bahasa dan
pikiran menurut Vygotsky ada dua macam yaitu private
speech dan inner speech. Private speech (percakapan
sendiri/bergumam) merupakan kebiasaan anak
berbicara dengan keras pada dirinya sendiri tanpa
bermaksud berbicara dengan orang lain, dan itu adalah
hal yang normal terjadi ketika kita anak usia 3-5 tahun.
Bronfenbrenner
Latar Belakang Tokoh
Urie Bronfenbrenner lahir di Moskow, Rusia
pada 29 April 1917.
Urie Bronfenbrenner (1917-2005) adalah
seorang psikolog Rusia-Amerika yang
berkontribusi banyak pengetahuan pada teori
perkembangan anak. Dia mempertahankan
perspektif holistik dari mana dia mengusulkan
Teori Sistem Ekologis, salah satu kontribusi
paling penting untuk psikologi evolusi.
Teori Ekologi
Urie bronfenbrenner merupakan ahli yang mengemukakan teori sistem mengenai ekologi
yang menjelaskan perkembangan individu dalam interaksinya dengan lingkungan di luar
dirinya yang terus-menerus mempengaruhi segala aspek perkembangan. Teori ekologi
merupakan pandangan sosiokultural bronfenbrenner tentang perkembangan yang terdiri
dari lima sistem lingkungan. Mulai dari pengaruh interaksi langsung pada individu hingga
pengaruh kebudayaan yang berbasis luas. Kelima sistem ekologi tersebut adalah
1. Mikrosistem,
2. Mesosistem,
3. Ekosistem,
4. Makrosistem, Dan
5. Kronosistem.
Teori sistem ekologi adalah teori yang dikembangkan oleh Urie
Bronfenbrenner yang fokus utamanya adalah pada konteks sosial
di mana anak tinggal dan orang-orang yang memengaruhi
perkembangan anak.
Contoh Aplikasi Teori Ekologi dalam
Kehidupan Sehari Hari
1. Microsystem, yaitu kondisi yang melatarbelakangi anak hidup dan berinteraksi
dengan orang lain dan institusi yang paling dekat dengan kehidupannya, seperti
orang tua, teman sebaya, dan sekolah.
2. Mesosistem, yaitu hubungan antara dalam mikrosistem. Sebagai contoh, orang
tua dan guru berinteraksi dalam sistem sekolah, anggota keluarga dan pir
menjadi relasinya di dalam institusi keagamaan, pelayanan kesehatan
berinteraksi dengan keluarga anak dan sekolahnya.
3. Ekosistem, yaitu sistem yang berisi sejumlah kondisi yang mempengaruhi
perkembangan anak rumah namun anak disini tidak terlibat dalam satu peran
langsung. sebagai contoh, karena adanya kondisi kemiskinan dalam keluarga,
anak terpaksa harus bekerja untuk mencari uang dan tidak melanjutkan sekolah.
4. Macro sistem yaitu sistem yang mengelilingi mikro meso dan ekosistem dan
merepresentasikan nilai-nilai ideologi, hukum masyarakat dan budaya politik.
Sebagai contoh anak indonesia tidak sama-sama dengan anak amerika
5. Kronosistem, yaitu dimensi waktu yang menuntun perjalanan setiap level sistem
dari mikro makro. Sistem ini juga mencakup berbagai peristiwa hidup yang
penting pada individu dan kondisi sosio-kultural.

More Related Content

Similar to Dewi Julaihah_Tokoh Teori Psikologi Perkembangan.pptx

30.9 pendekatan teori psikologi kanak2
30.9 pendekatan teori psikologi kanak230.9 pendekatan teori psikologi kanak2
30.9 pendekatan teori psikologi kanak2wakzar
 
Tugas Psikologi Pendidikan
Tugas Psikologi PendidikanTugas Psikologi Pendidikan
Tugas Psikologi PendidikanIIKCASIKIN
 
Konsep Perilaku Manusia
Konsep Perilaku ManusiaKonsep Perilaku Manusia
Konsep Perilaku Manusiapjj_kemenkes
 
Teory humanistik (bayu prasetya,isnadziya,sayyidah karismatika)
Teory humanistik  (bayu prasetya,isnadziya,sayyidah karismatika)Teory humanistik  (bayu prasetya,isnadziya,sayyidah karismatika)
Teory humanistik (bayu prasetya,isnadziya,sayyidah karismatika)nadziya
 
Teori belajar sosial
Teori belajar sosialTeori belajar sosial
Teori belajar sosialTamami Kece
 
Metode penelitian dan etika dalam psikologi sosial
Metode penelitian dan etika dalam psikologi sosialMetode penelitian dan etika dalam psikologi sosial
Metode penelitian dan etika dalam psikologi sosialAnis Qurli
 
TEORI TEORI BELAJAR KLASIK.pptx
TEORI TEORI BELAJAR KLASIK.pptxTEORI TEORI BELAJAR KLASIK.pptx
TEORI TEORI BELAJAR KLASIK.pptxelva675670
 
Psikologi pendidikan
Psikologi pendidikan Psikologi pendidikan
Psikologi pendidikan sittiromlah2
 
Teori pembelajaran ip
Teori pembelajaran    ipTeori pembelajaran    ip
Teori pembelajaran ipChew Ing
 
Teori pembelajaran ip
Teori pembelajaran    ipTeori pembelajaran    ip
Teori pembelajaran ipChew Ing
 
Aliran psikologi behavioristik
Aliran psikologi behavioristikAliran psikologi behavioristik
Aliran psikologi behavioristikUzi Ilman
 
Halaqoh 29 juni'11
Halaqoh 29 juni'11Halaqoh 29 juni'11
Halaqoh 29 juni'11Silfi Arini
 
Pendekatak konseling realita
Pendekatak konseling realitaPendekatak konseling realita
Pendekatak konseling realitavarizalamir
 
Teori Behavioristik & Humanistik
Teori Behavioristik & HumanistikTeori Behavioristik & Humanistik
Teori Behavioristik & HumanistikLola Nurhidayaty
 

Similar to Dewi Julaihah_Tokoh Teori Psikologi Perkembangan.pptx (20)

30.9 pendekatan teori psikologi kanak2
30.9 pendekatan teori psikologi kanak230.9 pendekatan teori psikologi kanak2
30.9 pendekatan teori psikologi kanak2
 
Tugas Psikologi Pendidikan
Tugas Psikologi PendidikanTugas Psikologi Pendidikan
Tugas Psikologi Pendidikan
 
Konsep Perilaku Manusia
Konsep Perilaku ManusiaKonsep Perilaku Manusia
Konsep Perilaku Manusia
 
Pertemuan 2
Pertemuan 2Pertemuan 2
Pertemuan 2
 
Teory humanistik (bayu prasetya,isnadziya,sayyidah karismatika)
Teory humanistik  (bayu prasetya,isnadziya,sayyidah karismatika)Teory humanistik  (bayu prasetya,isnadziya,sayyidah karismatika)
Teory humanistik (bayu prasetya,isnadziya,sayyidah karismatika)
 
Teori thorndike
Teori thorndikeTeori thorndike
Teori thorndike
 
Teori Konseling PPK
Teori Konseling PPKTeori Konseling PPK
Teori Konseling PPK
 
Teori belajar sosial
Teori belajar sosialTeori belajar sosial
Teori belajar sosial
 
Metode penelitian dan etika dalam psikologi sosial
Metode penelitian dan etika dalam psikologi sosialMetode penelitian dan etika dalam psikologi sosial
Metode penelitian dan etika dalam psikologi sosial
 
TEORI TEORI BELAJAR KLASIK.pptx
TEORI TEORI BELAJAR KLASIK.pptxTEORI TEORI BELAJAR KLASIK.pptx
TEORI TEORI BELAJAR KLASIK.pptx
 
Psikologi pendidikan
Psikologi pendidikan Psikologi pendidikan
Psikologi pendidikan
 
Teori pembelajaran ip
Teori pembelajaran    ipTeori pembelajaran    ip
Teori pembelajaran ip
 
Teori pembelajaran ip
Teori pembelajaran    ipTeori pembelajaran    ip
Teori pembelajaran ip
 
Aliran psikologi behavioristik
Aliran psikologi behavioristikAliran psikologi behavioristik
Aliran psikologi behavioristik
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Motivasi berprestasi
Motivasi berprestasiMotivasi berprestasi
Motivasi berprestasi
 
Halaqoh 29 juni'11
Halaqoh 29 juni'11Halaqoh 29 juni'11
Halaqoh 29 juni'11
 
Pendekatak konseling realita
Pendekatak konseling realitaPendekatak konseling realita
Pendekatak konseling realita
 
Teori Behavioristik & Humanistik
Teori Behavioristik & HumanistikTeori Behavioristik & Humanistik
Teori Behavioristik & Humanistik
 
Psikologi pendidikan
Psikologi pendidikanPsikologi pendidikan
Psikologi pendidikan
 

More from AmaliaJuaddy

Mengenal-Hakikat-Syiah.ppt
Mengenal-Hakikat-Syiah.pptMengenal-Hakikat-Syiah.ppt
Mengenal-Hakikat-Syiah.pptAmaliaJuaddy
 
ppt mengidentifikasi modal manusia dan budaya.ppt
ppt mengidentifikasi modal manusia dan budaya.pptppt mengidentifikasi modal manusia dan budaya.ppt
ppt mengidentifikasi modal manusia dan budaya.pptAmaliaJuaddy
 
sifat hidup foya-foya.docx
sifat hidup foya-foya.docxsifat hidup foya-foya.docx
sifat hidup foya-foya.docxAmaliaJuaddy
 
ELEMEN PENGIKAT PERMANEN.docx
ELEMEN PENGIKAT PERMANEN.docxELEMEN PENGIKAT PERMANEN.docx
ELEMEN PENGIKAT PERMANEN.docxAmaliaJuaddy
 
makalah tawuran antar pelajar.docx
makalah tawuran antar pelajar.docxmakalah tawuran antar pelajar.docx
makalah tawuran antar pelajar.docxAmaliaJuaddy
 
penerapan etika dakwah dalam masyarak majemuk_fix.docx
penerapan etika dakwah dalam masyarak majemuk_fix.docxpenerapan etika dakwah dalam masyarak majemuk_fix.docx
penerapan etika dakwah dalam masyarak majemuk_fix.docxAmaliaJuaddy
 
ETIKA DAKWAH BI-ALHIKMAH DAN ETIKA DAKWAH BI-ALHAL_baru.docx
ETIKA DAKWAH BI-ALHIKMAH DAN ETIKA DAKWAH BI-ALHAL_baru.docxETIKA DAKWAH BI-ALHIKMAH DAN ETIKA DAKWAH BI-ALHAL_baru.docx
ETIKA DAKWAH BI-ALHIKMAH DAN ETIKA DAKWAH BI-ALHAL_baru.docxAmaliaJuaddy
 

More from AmaliaJuaddy (7)

Mengenal-Hakikat-Syiah.ppt
Mengenal-Hakikat-Syiah.pptMengenal-Hakikat-Syiah.ppt
Mengenal-Hakikat-Syiah.ppt
 
ppt mengidentifikasi modal manusia dan budaya.ppt
ppt mengidentifikasi modal manusia dan budaya.pptppt mengidentifikasi modal manusia dan budaya.ppt
ppt mengidentifikasi modal manusia dan budaya.ppt
 
sifat hidup foya-foya.docx
sifat hidup foya-foya.docxsifat hidup foya-foya.docx
sifat hidup foya-foya.docx
 
ELEMEN PENGIKAT PERMANEN.docx
ELEMEN PENGIKAT PERMANEN.docxELEMEN PENGIKAT PERMANEN.docx
ELEMEN PENGIKAT PERMANEN.docx
 
makalah tawuran antar pelajar.docx
makalah tawuran antar pelajar.docxmakalah tawuran antar pelajar.docx
makalah tawuran antar pelajar.docx
 
penerapan etika dakwah dalam masyarak majemuk_fix.docx
penerapan etika dakwah dalam masyarak majemuk_fix.docxpenerapan etika dakwah dalam masyarak majemuk_fix.docx
penerapan etika dakwah dalam masyarak majemuk_fix.docx
 
ETIKA DAKWAH BI-ALHIKMAH DAN ETIKA DAKWAH BI-ALHAL_baru.docx
ETIKA DAKWAH BI-ALHIKMAH DAN ETIKA DAKWAH BI-ALHAL_baru.docxETIKA DAKWAH BI-ALHIKMAH DAN ETIKA DAKWAH BI-ALHAL_baru.docx
ETIKA DAKWAH BI-ALHIKMAH DAN ETIKA DAKWAH BI-ALHAL_baru.docx
 

Dewi Julaihah_Tokoh Teori Psikologi Perkembangan.pptx

  • 1. KAJIAN TEORI TOKOH-TOKOH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN Nama : Misi Amelinda NIM : 2124074 INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYAIKH ABDURRAHMAN SIDDIK BANGKA BELITUNG 2022
  • 4. Latar Belakang Tokoh • John B. Watson memiliki nama lengkap John Broadus Watson adalah seorang psikolog perintis yang memainkan peran penting dalam mengembangkan behaviorisme. Watson percaya bahwa psikologi terutama harus menjadi perilaku yang dapat diamati secara ilmiah. Dia dikenang karena penelitiannya tentang proses pengkondisian. • Watson juga dikenal dengan eksperimen Little Albert, di mana ia mendemonstrasikan bahwa seorang anak dapat dikondisikan untuk takut pada stimulus yang sebelumnya netral. Penelitiannya juga mengungkapkan bahwa ketakutan ini dapat digeneralisasikan ke objek serupa lainnya.
  • 5. Teori Perkembangan John B. Wetson Teori Belajar Watson merupakan sebuah proses interaksi antara stimulus dan respons, namun stimulus dan respons yang di maksud harus berbentuk tingkah laku yang dapat di amati (observabel) dan dapat di ukur. Dengan kata lain Teori Belajar Watson mengakui adanya perubahan-perubahan mental dalam diri seseorang selama proses belajar. Namun ia menganggap hal tersebut sebagai faktor yang tak perlu di perhitungkan. Oleh karena hal tersebut tidak dapat menjelaskan apakah seseorang telah belajar atau belum, dan karena hal tersebut tidak dapat diam.
  • 6. Dari percobaan tersebut Watson percaya bahwa manusia di lahirkan dengan beberapa refleks dan reaksi emosional seperti cinta, kebencian, dan kemarahan.
  • 7. • Teori belajar yang di kembangan Watson adalah Sarbon (stimulus and response bond theoriy). Teori ini secara umum adalah sama dengan teori Thorndike yaitu Connectionisme dan teori Pavlov Clasical Conditioning, hal ini di karenakan yang menjadi landasan dari teori behaviorisme Watson adalah teori Thorndike dan Pavlov. • Watson menggunakan teori Clasical Conditioning Pavlov dalam hal interaksi antara stimulus dan respons yang di lengkapi dengan komponen penguatan (reinforcement) dari Thorndike. • Sarbon (stimulus and response bond theory) adalah teori yang memandang bahwa belajar merupakan proses terjadinya refleks-refleks atau respons- respons bersyarat melalui stimulus. • Menurut Teori Belajar Watson manusia di lahirkan dengan beberapa refleks dan reaksi-reaksi emosional seperti takut, cinta, dan marah.
  • 8. Behaviorisme memandang bahwa manusia ketika dilahirkan pada dasarnya tidak membawa bakat apa pun. Manusia akan berkembang berdasarkan stimulus yang diterimanya dari lingkungan sekitar. Dalam hal ini, lingkungan yang buruk akan menghasilkan manusia berkualitas rendah. Sedangkan, lingkungan yang baik akan menghasilkan manusia unggul.
  • 9. Kaum behavioris memusatkan perhatian pada pendekatan ilmiah yang benar-benar objektif. Kau behavioris mengabaikan semua peristilahan yang bersifat subjektif di dalam kamus mereka, seperti sensasi, persepsi, hasrat, tujuan, bahkan berpikir dan emosi yang diliputi subjektivitas. Hal ini tidak mengherankan karena subjektivitas tidak termasuk benda yang dikaji oleh behaviorisme. Artinya, psikologi ini telah menjadikan perilaku manusia sebagai fokus kajian di mana sebelumnya masih kabur. Salah satu unsur ilmu adalah bersifat deterministik. Dalam hal ini, behaviorisme Watson memenuhi persyaratan tersebut. Jika gerak balas (respons) telah diamati dan diketahui maka rangsangan (stimulus) dapat diprediksi. Begitu pula jika rangsangan telah diamati dan diketahui maka gerak balas dapat diperkirakan. Dengan demikian, perilaku manusia dapat diperkirakan dan dikendalikan.
  • 10. Contoh Aplikasi Teori Behaviorisme dalam Kehidupan Sehari Hari • Penerapan Teori Behaviorisme untuk Membuat Siswa Lebih Aktif Masih dengan salah satu konsep dasar dalam behaviorisme yaitu reinforcement, kita dapat mempengaruhi perilaku siswa di sekolah. Apabila ingin membuat siswa lebih aktif dan lebih mau terlibat dalam pembelajaran, guru dapat memberikan penguatan terhadap perilaku positif yang diharapkan misalnya: memberikan isyarat jari jempol kepada siswa yang mau bertanya, memberi pujian kepada siswa yang berani mengungkapkan pendapat, memberikan tambahan poin penilaian kepada siswa yang tepat waktu mengerjakan tugas, dsb. Dalam konsep habit strength dikatakan bahwa semakin sering reinforcement diberikan atas perilaku, itu akan memperkuat koneksi stimulus-respon. Oleh sebab itu, guru dapat membuat daftar perilaku positif yang ingin dikuatkan kemunculannya pada siswa, kemudian secara konsisten segera memberikan penguatan apabila siswa menunjukkan perilaku yang sesuai dengan harapan.
  • 11. • Penerapan Teori Behaviorisme di Media Sosial Sosial media menawarkan berbagai keuntungan yang dulu sulit, bahkan tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Akan tetapi, kita juga perlu hati-hati atau waspada. Fitur like pada Facebook atau love pada Instagram ibarat dua sisi mata uang. Di satu sisi berfungsi memberikan apresiasi, namun di sisi lain apresiasi itu sendiri membuat manusia rentan merasa cemas dan kecewa ketika ia hanya sedikit atau bahkan sama sekali tidak memperolehnya. Like dan love adalah stimulus, sedangkan perasaan senang atau puas yang muncul ketika kita mendapatkannya adalah bentuk respon. Semakin sering kita memposting sesuatu, dan semakin sering (semakin terbiasa) kita mendapatkan like dan love, tanpa sadar kita juga sedang membangun risiko menjadi manusia yang haus akan pengakuan atau validasi orang lain.
  • 13. Latar Belakang Tokoh Albert Bandura (4 Desember 1925 – 26 Juli 2021) adalah seorang psikolog dan penggagas teori kognitif sosial. Ia terkenal dengan eksperimen "Boneka Bobo" yang mana pemelajaran bisa diperoleh dari mencontoh suatu tindakan (modeling study).
  • 14. Teori Albert Bandura (Social Learning Theory) Teori pembelajaran Sosial merupakan pengembangan dari teori belajar perilaku yang tradisional (behavioristik). Teori ini menerima sebagian besar dari prinsip-prinsip teori- teori belajar perilaku, tetapi memberikan lebih banyak penekanan pada kesan dan isyarat-isyarat perubahan perilaku, dan pada proses -proses mental internal.
  • 15. Teori belajar sosial menekankan bahwa lingkungan- lingkungan yang dihadapkan pada seseorang secara kebetulan; lingkungan-lingkungan itu kerap kali dipilih dan diubah oleh orang itu melalui perilakunya sendiri. Menurut Bandura, “sebagian besar manusia belajar melalui pengamatan secara selektif dan mengingat tingkah laku orang lain”. Inti dari pembelajaran sosial adalah pemodelan (modelling), dan pemodelan ini merupakan salah satu langkah paling penting dalam pembelajaran terpadu.
  • 16.
  • 17. Contoh Aplikasi Teori Social Learning Theory dalam Kehidupan Sehari Hari
  • 18. Ada dua jenis pembelajaran melalui pengamatan. 1. Pembelajaran melalui pengamatan dapat terjadi melalui kondisi yang dialami orang lain. Contohnya : Seorang pelajar melihat temannya dipuji dan ditegur oleh gurunya karena perbuatannya, maka ia kemudian meniru melakukan perbuatan lain yang tujuannya sama ingin dipuji oleh gurunya. Kejadian ini merupakan contoh dari penguatan melalui pujian yang dialami orang lain.
  • 19. 2. Pembelajaran melalui pengamatan meniru perilaku model meskipun model itu tidak mendapatkan penguatan positif atau penguatan negatif saat mengamati itu sedang memperhatikan model itu mendemonstrasikan sesuatu yang ingin dipelajari oleh pengamat tersebut dan mengharapkan mendapat pujian atau penguatan apabila menguasai secara tuntas apa yang dipelajari itu. Model tidak harus diperagakan oleh seseorang secara langsung, tetapi kita dapat juga menggunakan seseorang pemeran atau visualisasi tiruan sebagai model.
  • 21. Latar Belakang Tokoh • Sigmund Freud (6 Mei 1856 – 23 September 1939) adalah seorang Austria keturunan Yahudi dan pendiri aliran psikoanalisis dalam bidang ilmu psikologi. • Menurut Freud, kehidupan jiwa memiliki tiga tingkatan kesadaran, yakni sadar (conscious), prasadar (preconscious), dan tak-sadar (unconscious). • Konsep dari teori Freud yang paling terkenal adalah tentang adanya alam bawah sadar yang mengendalikan sebagian besar perilaku. Selain itu, dia juga memberikan pernyataan bahwa perilaku manusia didasari pada hasrat seksualitas (eros) yang pada awalnya dirasakan oleh manusia semenjak kecil dari ibunya.
  • 22. Dasar Teori Psikoanalisis Sigmund Freud Peran penting dari ketidaksadaran beserta insting-insting seks dan agresi yang ada di dalamnya dalam pengaturan tingkah laku, menjadi karya/temuan monumental Freud. Sistematik yang dipakai Freud dalam mendiskripsi kepribadian menjadi tiga pokok yaitu: 1. Struktur kepribadian, 2. Dinamika kepribadian, dan 3. Perkembangan kepribadian.
  • 23. Struktur Kepribadian Kehidupan jiwa memiliki tiga tingkat kesadaran: sadar, prasadar, dan tak sadar. Pada tahun 1923 Freud mengenalkan tiga model struktural yang lain, yakni: id, ego dan super-ego. Struktur baru ini tidak mengganti struktur lama tetapi melengkapi/menyempurnakan gambaran mental terutama dalam fungsi dan tujuannya.
  • 24. Tingkat Kehidupan Mental 1. Sadar (Conscious) Tingkat kesadaran yang berisi semua hal yang kita cermati pada saat tertentu. Menurut Freud hanya sebagian kecil saja dari kehidupan mental (fikiran, persepsi, perasaan, dan ingatan) yang masuk ke kesadaran (consciousness). Prasadar (Preconscious) Prasadar disebut juga ingatan siap (available memory), yakni tingkat kesadaran yang menjadi jembatan antara sadar dan tak sadar. Pengalaman yang ditinggal oleh perhatian, semula disadari tetapi kemudian tidak lagi dicermati, akan ditekan pindah ke daerah prasadar. 2. Taksadar (Unconscious) Taksadar adalah bagian yang paling dalam dari struktur kesadaran dan menurut Freud merupakan bagian terpenting dri jiwa manusia. Secara khusus Freud membuktikan bahwa ketidaksadaran bukanlah abstraksi hipotetik tetapi itu adalah kenyataan empirik. Ketidaksadaran itu berisi insting, impuls, dan drives yang dibawa dari lahir, dan pengalam-pengalaman traumatik (biasanya pada masa anak-anak) yang ditekan oleh kesadaran dipindah ke daerah tak sadar.
  • 25.
  • 26. Teori psikoanalisis, kepribadian dipandang sebagai suatu struktur yang terdiri dari tiga unsur : 1. Id, adalah sistem kepribadian yang paling dasar, yang didalamnya terdapat naluri-naluri bawaan. 2. Ego, adalah sistem kepribadian yang bertindak sebagai pengarah individu kepada dunia objek tentang kenyataan, dan menjalankan fungsinya berdasarkan prinsip kenyataan. 3. Superego, adalah sistem kepribadian yang berisikan nilai-nilai dan aturan-aturan yang sifatnya evaluatif (menyangkut baik-buruk). Adapun fungsi utama dari superego adalah • Sebagai pengendali dorongan-dorongan atau impuls-impuls naluri id agar impuls-impuls teresbut disalurkan dalam cara atau bentuk yang dapat diterima oleh masyarakat. • Mengarahkan ego pada tujuan-tujuan yang sesuai dengan moral dari pada dengan kenyataan. • Mendorong individu kepada kesempurnaan.
  • 27.
  • 29. • Jika dilihat dari sistem ID contoh : Adik saya seorang perempuan berumur 8 tahun masih duduk di kelas 3 SD, jika sedang dirumah dia selalu ingin membeli jajanan di luar rumah seperti baso, es cendol, balon dan lainnya. Karena adik saya gendut dan mudah sakit maka oleh ibu saya dibatasi jajanannya. Tetapi namanya juga anak kecil pasti jika ada sesuatu yang diinginkannya pasti akan berusaha mendapatkannya apapun cara yang akan digunakan, mungkin dengan menangis atau bahkan melempar barang karena kesal. • Jika dilihat dari sistem EGO contoh : dilihat dari contoh kasus id , kita bisa sambungkan dengan contoh menurut ego. Ketika adik saya lapar maka akan bertindak dan berfikir bagaimana rasa lapar itu hilang dengan membeli jajanan diluar. Pemikiran adik saya untuk menghilangkan rasa laparnya itu menunjukan sikap ego karena ia bergerak berdasarkan prinsip realitas dan menyesuaikan diri dengan realita. • Jika dilihat dari sistem SUPER EGO contoh : kita sambungkan lagi dengan kasus-kasus diatas. Ibu saya telah mengontrol adik saya dengan melarang tidak boleh membeli jajanan diluar rumah, tetapi apabila super ego telah terbentuk, maka control dari dirinya sendiri akan keluar dengan memaksa ibu untuk mengijinkannya membeli jajanan diluar rumah.
  • 30. Perspektif psikoanalisis memberikan cara baru untuk memandang beberapa contoh semua tindakan kita yang memiliki suatu penyebab. Tetapi penyebab itu lebih sering merupakan tindakan bawah sadar kita. contohnya jika kita masuk ke tempat yang gelap, seram dan dingin maka secara tidak langsung alam bawah sadar kita terbentuk dengan timbulnya rasa takut dan merinding.
  • 32. Latar Belakang Tokoh Erik Erikson seorang psikolog Jerman yang terkenal dengan teori tentang delapan tahap perkembangan pada manusia. Sebenarnya Erikson adalah seorang psikolog Freudian, namun teorinya lebih tertuju pada masyarakat dan kebudayaan jika dibandingkan dengan para psikolog Freudian lainnya. Erikson lahir di Frankurt Jerman pada tanggal 15 Juni 1902.
  • 33. TEORI PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL (ERIK ERIKSON) Teori Erik Erikson membahas tentang perkembangan manusia dikenal dengan teori perkembangan psiko-sosial. Teori perkembangan psikososial ini adalah salah satu teori kepribadian terbaik dalam psikologi. Seperti Sigmund Freud, Erikson percaya bahwa kepribadian berkembang dalam beberapa tingkatan. Salah satu elemen penting dari teori tingkatan psikososial Erikson adalah perkembangan persamaan ego.
  • 34. Teori perkembangan kepribadian yang dikemukakan Erikson merupakan salah satu teori yang memiliki pengaruh kuat dalam psikologi. Bersama dengan Sigmund Freud, Erikson mendapat posisi penting dalam psikologi. Hal ini dikarenakan ia menjelaskan tahap perkembangan manusia mulai dari lahir hingga lanjut usia, satu hal yang tidak dilakukan oleh Freud.
  • 35. • Erikson menggambarkan adanya sejumlah kualitas yang dimiliki ego, yang tidak ada pada psikoanalisis Freud, yakni kepercayaan dan penghargaan, otonomi dan kemauan, kerajinan dan kompetensi, identitas dan kesetiaan, keakraban dan cinta, generativitas dan pemeliharaan, serta integritas.
  • 36. Ego yang sempurna, digambarkan Erikson memiliki tiga dimensi, faktualitas, universalitas, dan aktualitas: 1. Faktualitas adalah kumpulan fakta, data, dan metoda yang dapat diverifikasi dengan metoda kerja yang sedang berlaku. Ego berisi kumpulan fakta dan data basil interaksi dengan lingkungan. 2. Universalitas berkaitan dengan kesadaran akan kenyataan (sells of reality) yang menggabungkan hal yang praktis dan kongkrit dengan pandangan semesta, mirip dengan prinsip realita dari Freud. 3. Aktualitas adalah cara baru dalam berhubungan satu dengan yang lain, memperkuat hubungan untuk mencapai tujuan bersama. Ego adalah realitas kekinian, terus mengembangkan cara baru dalam memecahkan masalah kehidupan, yang lebih efektif, prospektif, dan progresif.
  • 37. Ciri khas psikologi ego dari Erikson dapat diringkas sebagai berikut: 1. Erikson menekankan kesadaran individu untuk menyesuaikan diri dengan pengaruh sosial. Pusat perhatian psikologi ego adalah kemasakan ego yang sehat, alih-alih konflik salah suai yang neurotik. 2. Erikson berusaha mengembangkan teori insting dari Freud dengan menambahkan konsep epigenetik kepribadian. 3. Erikson secara eksplisit mengemukakan bahwa motif mungkin berasal dari impuls id yang taksadar, namun motif itu bisa membebaskan diri dari id seperti individu meninggalkan peran sosial di masa lalunya. Fungsi ego dalam pemecahan masalah, persepsi, identitas ego, dan dasar kepercayaan bebas dari Id, membangun sistem kerja sendiri yang terlepas dari sitem kerja id. 4. Erikson menganggap ego sebagai sumber kesadaran diri seseorang. Selama menyesuaikan diri dengan realita, ego mengembangkan perasaan keberlanjutan diri dengan masa lalu dan masa yang akan datang.
  • 38.
  • 39. Contoh Aplikasi TEORI PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL dalam Kehidupan Sehari Hari
  • 40. 1. Anak usia 10 tahun sudah mampu menggunakan secara adaptif antara dua strategi pemecahan masalah untuk mengelola emosinya. 2. Anak menggunakan strategi penanggulangan berpusat masalah (problem-focused coping) ketika menilai situasinya dapat dikendalikan- mengidentifikasi kesulitan, dan mengambil keputusan tentang apa yang harus dilakukan. Misal, ketika cemas menghadapi ujian, anak berusaha untuk belajar lebih baik. 3. Ketika penyelesaian masalah tidak berhasil, mereka beralih ke strategi penanggulangan berpusat emosi (emotion-focused coping), yang bersifat batiniah, pribadi dan dimaksudkan untuk mengendalikan masalahnya. Misal, ketika menerima nilai jelek, anak mencoba mengatasi secara batin dengan berpikir: segala suatunya dapat saja lebih buruk, akan ada tes lagi di masa yang akan datang”. 4. Keterampilan menggunakan kedua strategi ini secara adaptif membantu anak mengelola emosinya.
  • 41. Pengaruh keluarg 1. Orangtua dengan koregulasi (coregulation)-suatu bentuk pengawasan yang dijalankan orangtua dengan membiarkan anak- anak secara bertahap mengambil alih keputusan sendiri)-akan efektif membimbing dan memantau dari jauh perkembangan anak-anak. 2. Persaingan dengan saudara kandung cenderung meningkat seiring makin banyaknya partisipasi mereka dalam berbagai kegiatan, serta perbandingan yang dilakukan orangtua. 3. Anak tunggal tidak berbeda secara signifikan dengan anak yang memiliki saudara kandung. Mereka justru unggul dalam hal prestasi akademik dan penghargaan diri. Hal ini disebabkan karena mereka memiliki hubungan lebih dekat dengan orangtua yang menekankan pada pentingnya pencapaian akademik. 4. Anak tunggal kurang baik dalam keterampilan sosial disbanding anak yang memiliki saudara kandung karena kurangnya kesempatan untuk saling berbagi dan berempati dengan orang lain.
  • 42. Ibu bekerja 1. Ibu yang bekerja dan tetap berkomitmen pada pengasuhan anak, maka anak akan mengalami: 2. Penghargaan diri (self-esteem) yang lebih tinggi. 3. Hubungan keluarga dan teman sebaya yang lebih positif. 4. Nilai sekolah lebih baik. 5. Keyakinan stereotip gender berkurang. 6. Pengasuhan otoritatif membantu anak untuk mampu merawat diri (self-care), bertanggung jawab dan menyesuaikan diri dengan baik secara akademik maupun sosial-emosional.
  • 43. Pengaruh teman sebaya 1. Pada masa anak-anak madya, anak-anak cenderung membentuk kelompok teman sebaya dan memperlihatkan hasrat kuat untuk diterima sbg anggota kelompok. 2. Pengorganisasian kelompok teman sebaya berdasarkan: 3. Kedekatan (berada dalam satu kelas) 4. Kesamaan (jenis kelamin, etnis, popularitas, dan agesivitas). 5. Persahabatan berkembang menjadi hubungan timbal balik yang berdasarkan pada kepercayaan. 6. Anak-anak cenderung memilih teman-teman yang memiliki kesamaan dengan mereka dalam banyak hal.
  • 45. Latar Belakang Tokoh Jean Piaget dilahirkan di Nauchatel, Switzerland pada 9 Ogos 1896. Bapanya bernama Arthur Piaget, yang merupakan seorang Profesor Sastera dalam bidang Sejarah dan ibunya pula bernama Rebecca Jackson. Jean merupakan anak pertama yang suka berdikari dan berminat tentang ilmu alam. Beliau menghembuskan nafasnya yang terakhir pada usia 84 tahun, 1981. Beliau memulakan kariernya sebagai penulis pada usia yang teramat muda iaitu 10 tahun. Selepas tamat sekolah menengah, Jean melanjutkan pelajaran ke Universiti Nauchatel. Beliau mendapat PhD semasa berumur 22 tahun. Jean mula meminati Psikologi apabila beliau terpilih menjadi pengarah makmal Psikologi di Universiti Jeneva. Tidak lama kemudian, beliau dilantik sebagai ketua "Swiss Society for Psychologist."
  • 46. Teori Perkembangan Kognitif Teori ini membahas munculnya dan diperolehnya schemata—skema tentang bagaimana seseorang mempersepsi lingkungannya— dalam tahapan-tahapan perkembangan, saat seseorang memperoleh cara baru dalam merepresentasikan informasi secara mental. Teori ini digolongkan ke dalam konstruktivisme, yang berarti, tidak seperti teori nativisme (yang menggambarkan perkembangan kognitif sebagai pemunculan pengetahuan dan kemampuan bawaan), teori ini berpendapat bahwa kita membangun kemampuan kognitif kita melalui tindakan yang termotivasi dengan sendirinya terhadap lingkungan. Untuk pengembangan teori ini, Piaget memperoleh Erasmus Prize. Piaget membagi skema yang digunakan anak untuk memahami dunianya melalui empat periode utama yang berkorelasi dengan dan semakin canggih seiring pertambahan usia: 1. Periode sensorimotor (usia 0–2 tahun) 2. Periode praoperasional (usia 2–7 tahun) 3. Periode operasional konkret (usia 7–11 tahun) 4. Periode operasional formal (usia 11 tahun sampai dewasa)
  • 47. Periode Sensorimotor Periode sensorimotor adalah periode pertama dari empat periode. Piaget berpendapat bahwa tahapan ini menandai perkembangan kemampuan dan pemahaman spatial penting dalam enam sub-tahapan: 1. Sub-tahapan skema refleks, muncul saat lahir sampai usia enam minggu dan berhubungan terutama dengan refleks. 2. Sub-tahapan fase reaksi sirkular primer, dari usia enam minggu sampai empat bulan dan berhubungan terutama dengan munculnya kebiasaan-kebiasaan. 3. Sub-tahapan fase reaksi sirkular sekunder, muncul antara usia empat sampai sembilan bulan dan berhubungan terutama dengan koordinasi antara penglihatan dan pemaknaan. 4. Sub-tahapan koordinasi reaksi sirkular sekunder, muncul dari usia sembilan sampai duabelas bulan, saat berkembangnya kemampuan untuk melihat objek sebagai sesuatu yang permanen walau kelihatannya berbeda kalau dilihat dari sudut berbeda (permanensi objek). 5. Sub-tahapan fase reaksi sirkular tersier, muncul dalam usia dua belas sampai delapan belas bulan dan berhubungan terutama dengan penemuan cara-cara baru untuk mencapai tujuan. 6. Sub-tahapan awal representasi simbolik, berhubungan terutama dengan tahapan awal kreativitas.
  • 48. Tahapan Praoperasional Tahapan ini merupakan tahapan kedua dari empat tahapan. Dengan mengamati urutan permainan, Piaget bisa menunjukkan bahwa setelah akhir usia dua tahun jenis yang secara kualitatif baru dari fungsi psikologis muncul. Pemikiran (Pra)Operasi dalam teori Piaget adalah prosedur melakukan tindakan secara mental terhadap objek- objek. Ciri dari tahapan ini adalah operasi mental yang jarang dan secara logika tidak memadai. Dalam tahapan ini, anak belajar menggunakan dan merepresentasikan objek dengan gambaran dan kata-kata. Pemikirannya masih bersifat egosentris: anak kesulitan untuk melihat dari sudut pandang orang lain. Anak dapat mengklasifikasikan objek menggunakan satu ciri, seperti mengumpulkan semua benda merah walau bentuknya berbeda- beda atau mengumpulkan semua benda bulat walau warnanya berbeda-beda.
  • 49. Tahapan Operasional Konkrit Tahapan ini adalah tahapan ketiga dari empat tahapan. Muncul antara usia enam sampai duabelas tahun dan mempunyai ciri berupa penggunaan logika yang memadai. Proses-proses penting selama tahapan ini adalah: 1. Pengurutan—kemampuan untuk mengurutkan objek menurut ukuran, bentuk, atau ciri lainnya. Contohnya, bila diberi benda berbeda ukuran, mereka dapat mengurutkannya dari benda yang paling besar ke yang paling kecil. 2. Klasifikasi—kemampuan untuk memberi nama dan mengidentifikasi serangkaian benda menurut tampilannya, ukurannya, atau karakteristik lain, termasuk gagasan bahwa serangkaian benda-benda dapat menyertakan benda lainnya ke dalam rangkaian tersebut. Anak tidak lagi memiliki keterbatasan logika berupa animisme (anggapan bahwa semua benda hidup dan berperasaan) 3. Decentering—anak mulai mempertimbangkan beberapa aspek dari suatu permasalahan untuk bisa memecahkannya. Sebagai contoh, anak tidak akan lagi menganggap bahwa cangkir yang pendek tapi lebar memiliki isi lebih sedikit dibanding cangkir yang tinggi tapi ramping.
  • 50. 4. Reversibility—anak mulai memahami bahwa jumlah atau benda-benda dapat diubah, kemudian kembali ke keadaan awal. Untuk itu, anak dapat dengan cepat menentukan bahwa 4+4 sama dengan 8, 8-4 akan sama dengan 4, jumlah sebelumnya. 5. Konservasi—memahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah benda- benda adalah tidak berhubungan dengan pengaturan atau tampilan dari objek atau benda-benda tersebut. Sebagai contoh, bila anak diberi cangkir yang seukuran dan isinya sama banyak, mereka akan tahu bila air dituangkan ke gelas lain yang ukurannya berbeda, air di gelas itu akan tetap sama banyak dengan isi cangkir lain. 6. Penghilangan sifat Egosentrisme—kemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain (bahkan saat orang tersebut berpikir dengan cara yang salah). Sebagai contoh, tunjukkan komik yang memperlihatkan Siti menyimpan boneka di dalam kotak, lalu meninggalkan ruangan, kemudian Ujang memindahkan boneka itu ke dalam laci, setelah itu baru Siti kembali ke ruangan. Anak dalam tahap operasi konkret akan mengatakan bahwa Siti akan tetap menganggap boneka itu ada di dalam kotak walau anak itu tahu bahwa boneka itu sudah dipindahkan ke dalam laci oleh Ujang.
  • 51. Tahapan Operasional Formal Tahap operasional formal adalah periode terakhir perkembangan kognitif dalam teori Jean Piaget. Tahap ini mulai dialami anak dalam usia sebelas tahun (saat pubertas) dan terus berlanjut sampai dewasa.
  • 52. Contoh Aplikasi Perkembangan Kognitif dalam Kehidupan Sehari Hari 1. Sensorimotor (0-2 tahun):anak mengadaptasi dunia luar melalui perbuatan, belum mengenal bahasa, tidak berfikir tentang dunia luar, Diakhir tahap ini mulai mempunyai /mengenal Bahasa 2. Pra Operasional ( 2-7 tahun ) : mulai meningkatkan kosa kota, mengelompokkan benda-benda berdasarkan sifat-sifat, Mulai memiliki pengetahuan fisik mengenai sifat- sifat benda danmulai memahami tingkah laku dan organisme dalam lingkungannya, Tidak berfikir balik, Tidak berfikir tentang bagian-bagian dan keseluruhan secaraserentak , Mempunyai pandangan subyektif dan egosentrik. 3. Operasi Konkret ( 6-11 atau 6-12 tahun): Mulai memandang dunia secara obyektif , Mulai berfikir secara operasional, Membentuk hubungan aturan-aturan, prinsip ilmu sederhana dan mempergunakan hubungan sebab akibat.Memahami konsep substansi, volume, panjang lebar luas dan berat. 4. Operasi Formal ( 11 – 14 tahun keatas ): Mempergunakan pemikiran yang lebih tinggi dari tahapsebelumnya.Membentuk hipotesa, dapat menghubungkan bukti dengan teori.Dapat bekerja dengan ratio, proporsi dan probabilitas. Membangun dan memahami penjelasan yang rumit.
  • 54. Latar Belakang Tokoh Lev Semyonovich Vygotsky lahir di Kota Orsha pada 17 November 1896 Lev Vygotsky (17 November [K.J.: 5 November] 1896 – 11 Juni, 1934) adalah seorang psikolog asal Rusia yang dikenal atas kontribusinya dalam teori perkembangan anak. Salah satu hasil kerjanya yang dikenal di bidang psikologi anak adalah merumuskan konsep "zone of proximal development".
  • 55. Teori Vygotsky Vygotsky mengajukan teori bahwa perolehan pengetahuan dan perkembangan kognitif seseorang sejalan dengan teori sosiogenesis. Artinya, pengetahuan dan perkembangan kognitif individu berasal dari sumber- sumber sosial di luar dirinya. Hal ini tidak berarti bahwa individu bersikap pasif dalam perkembangan kognitifnya, tetapi Vygotsky juga menekankan pentingnya peran aktif seseorang dalam mengkonstruksi pengetahuannya. Maka teori Vygotsky sebenarnya lebih tepat disebut dengan pendekatan sosiokonstruktivisme. Maksudnya, perkembangan kognitif seseorang di samping ditentukan oleh individu sendiri secara aktif, juga oleh lingkungan sosial secara aktif pula. Vygotsky percaya bahwa beragam perwujudan dari kenyataan digunakan untuk beragam tujuan dalam konteks yang berbeda-beda.
  • 56. Konsep Dasar Teori Vygotsky Budaya membuat mental tools yang mengubah kerja mental kita sebagaimana peralatan fisik mengubah pekerjaan fisik kita Melalui pendidikan dan percakapan informal dan formal, orang dewasa menyampaikan bagaimana budaya berespon dan berinteraksi terhadap dunia
  • 57. Teori perkembangan kogntif menurut Vygotsky ada 3 yaitu: 1. Zone of Proximal Development 2. Scaffolding 3. Bahasa dan Pikiran
  • 58. Zone of Proximal Development • Zone of Proximal Development atau biasa disingkat sebagai (ZPD) adalah serangkaian tugas yang terlalu sulit dikuasai oleh seorang manusia/anak-anak secara sendirian, akan tetapi kesulitan tersebut dapat diatasi dengan bantuan dari orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu darinya yang bisa membantunya. ZPD sendiri dibagi atas dua batas. • Pertama tingkat perkembangan aktual (actual development level) yaitu berupa pemecahan masalah secara mandiri, yang kedua tingkat perkembangan potensial (level of potential development) yaitu berupa pemecahan masalah dibawah bimbingan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih ahli.
  • 59. Scaffolding Konsep ini sangat erat kaitannya dengan ZPD adalah scaffolding. Scaffolding adalah sebuah teknik untuk mengubah level dukungan selama sesi pengajaran dengan orang yang lebih ahli missal guru atau teman sebaya yang lebih mampu. Scaffolding juga bisa disebut sebagai memberikan sejumlah bantuan kepada seorang manusia/anak selama tahap awal pembelajaran. Tutor akan memberikan bebrapa stimulus kepada si anak ketika diberikan tugas baru yang mereka belum mengerti, saat kemampuan anak semakin meningkat, maka pelan-pelan tutor akan mengurangi sedikit bimbingannya.
  • 60. Bahasa dan Pikiran Menurut Vygotsky manusia menggunakan bahasa untuk merencanakan, membimbing dan memonitor perilaku mereka. Manusia menggunakan bahasa bukan hanya untuk komunikasi sosial, tetapi juga untuk membantu mereka untuk menyelesaikan tugas. Konsep bahasa dan pikiran menurut Vygotsky ada dua macam yaitu private speech dan inner speech. Private speech (percakapan sendiri/bergumam) merupakan kebiasaan anak berbicara dengan keras pada dirinya sendiri tanpa bermaksud berbicara dengan orang lain, dan itu adalah hal yang normal terjadi ketika kita anak usia 3-5 tahun.
  • 61.
  • 63. Latar Belakang Tokoh Urie Bronfenbrenner lahir di Moskow, Rusia pada 29 April 1917. Urie Bronfenbrenner (1917-2005) adalah seorang psikolog Rusia-Amerika yang berkontribusi banyak pengetahuan pada teori perkembangan anak. Dia mempertahankan perspektif holistik dari mana dia mengusulkan Teori Sistem Ekologis, salah satu kontribusi paling penting untuk psikologi evolusi.
  • 64. Teori Ekologi Urie bronfenbrenner merupakan ahli yang mengemukakan teori sistem mengenai ekologi yang menjelaskan perkembangan individu dalam interaksinya dengan lingkungan di luar dirinya yang terus-menerus mempengaruhi segala aspek perkembangan. Teori ekologi merupakan pandangan sosiokultural bronfenbrenner tentang perkembangan yang terdiri dari lima sistem lingkungan. Mulai dari pengaruh interaksi langsung pada individu hingga pengaruh kebudayaan yang berbasis luas. Kelima sistem ekologi tersebut adalah 1. Mikrosistem, 2. Mesosistem, 3. Ekosistem, 4. Makrosistem, Dan 5. Kronosistem.
  • 65.
  • 66. Teori sistem ekologi adalah teori yang dikembangkan oleh Urie Bronfenbrenner yang fokus utamanya adalah pada konteks sosial di mana anak tinggal dan orang-orang yang memengaruhi perkembangan anak.
  • 67. Contoh Aplikasi Teori Ekologi dalam Kehidupan Sehari Hari 1. Microsystem, yaitu kondisi yang melatarbelakangi anak hidup dan berinteraksi dengan orang lain dan institusi yang paling dekat dengan kehidupannya, seperti orang tua, teman sebaya, dan sekolah. 2. Mesosistem, yaitu hubungan antara dalam mikrosistem. Sebagai contoh, orang tua dan guru berinteraksi dalam sistem sekolah, anggota keluarga dan pir menjadi relasinya di dalam institusi keagamaan, pelayanan kesehatan berinteraksi dengan keluarga anak dan sekolahnya. 3. Ekosistem, yaitu sistem yang berisi sejumlah kondisi yang mempengaruhi perkembangan anak rumah namun anak disini tidak terlibat dalam satu peran langsung. sebagai contoh, karena adanya kondisi kemiskinan dalam keluarga, anak terpaksa harus bekerja untuk mencari uang dan tidak melanjutkan sekolah. 4. Macro sistem yaitu sistem yang mengelilingi mikro meso dan ekosistem dan merepresentasikan nilai-nilai ideologi, hukum masyarakat dan budaya politik. Sebagai contoh anak indonesia tidak sama-sama dengan anak amerika 5. Kronosistem, yaitu dimensi waktu yang menuntun perjalanan setiap level sistem dari mikro makro. Sistem ini juga mencakup berbagai peristiwa hidup yang penting pada individu dan kondisi sosio-kultural.