Sim,widyaningsih,hapzi ali ,sistem informasi manajemen,mercu buana,jakarta,2018.tugas ini di peruntuhkan untuk memenuhi tugas akhis semester yang di ampu oleh dosen Bapak HApzi Ali
2. Sistem Informasi adalah kombinasi dari teknologi informasi dan aktivitas orang yang
menggunakan teknologi itu untuk mendukung operasi dan manajemen. Dalam arti yang sangat
luas, istilah sistem informasi yang sering digunakan merujuk kepada interaksi antara orang,
proses algoritmik, data, dan teknologi. Dalam pengertian ini, istilah ini digunakan untuk merujuk
tidak hanya pada penggunaan organisasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK), tetapi juga
untuk cara di mana orang berinteraksi dengan teknologi ini dalam mendukung proses bisnis.
Sistem informasi dikembangkan untuk tujuan yang berbeda-beda tergantung pada kebutuhan
bisnis
1. Klasifikasi Sistem Informasi
Ada berbagai cara untuk mengelompokkan sistem informasi. Klasifikasi yang umum dipakai
antara lain didasarkan pada :
a. Hirarki
b. level organisasi,
c. area fungsional,
d. dukungan yang diberikan, dan
e. arsitektur sistem informasi.
Beberapa istilah sistem informasi lain juga sering dijumpai dalam literatur, seperti sistem
informasi strategis dan sistem informasi geografi.
2. Hirarki Sistem Informasi
Berdasarkan hirarki, sistem informasi bisa di bagi menjadi :
a. Transaksional Sistem Informasi : merupakan sistem informasi dimana proses di
dalamnya berupa transaksi data(CRUD) secara berulang-ulang ke dalam database.
Biasanya level ini dilakukan oleh staff EDP(Electronik Data Processing)
b. Managerial Sistem Informasi : pada level ini dalam sistem informasi sudah ada
fitur untuk melihat rekapitulasi data berupa pelaporan. Informasi yang dihasilkan SI
pada sistem ini dimanfaatkan oleh staff pada level manager.
c. Ekskutif Sistem Informasi : pada level ini, sistem informasi sudah bisa menjadi
acuan dalam mengambil keputusan(Decision Support System). Fitur SI ini dimanfaatkan
oleh level ekskutif(Direktur Utama)
3. Sistem Informasi Menurut Level Organisasi
Berdasarkan level organisasi, sistem informasi dikelompokkan menjadi:
a. Sistem Informasi Departemen.
b. Sistem Informasi Perusahaan, Dan
c. Sistem Informasi Antarorganisasi.
a. Sistem Informasi Departemen (departmental information system) adalah sistem informasi
yang hanya digunakan dalam sebuah departemen. Sebagai contoh, departemen SDM (Sumber
3. Daya Manusia) memiliki sejumlah program (aplikasi). Misalnya, saiah satu aplikasi digunakan
untuk memantau kinerja pegawai dan aplikasi yang lain digunakan untuk menangani peiamar.
Kumpulan aplikasi ini membentuk sebuah sistem yang disebut sistem informasi SDM (human
resource information system atau HRIS).
b. Sistem Informasi Perusahaan (enterprise information system) merupakan sistem informasi
yang tidak terletak pada masing-masing departemen, melainkan berupa sebuah sistem terpadu
yang dapat dipakai oleh sejumlah departemen secara bersama-sama. Sebagai contoh, sistem
infor¬masi perguruan tinggi mengintegrasikan bagian-bagian seperti peng-ajaran, keuangan,
dan kemahasiswaan.
c. Sistem Informasi Antarorganisasi (interorganizational information system atau terkadang
disebut IOS / interorganization system) merupakan jenis sistem informasi yang menghubungkan
dua organisasi atau lebih. Sebagai gambaran, sistem informasi reservasi pesawat terbang
adalah contoh sistem informasi yang memungkinkan biro perjalanan yang menjual tiket dan
maskapai penerbangan bisa berbagi informasi. Contoh yang lain yaitu sistem para pemasok
yang dapat dihubungkan ke sistem infor-masi Wal-Mart (www.walmart.com), retailer terkemuka
di Amerika, yang memungkinkan pihak pemasok dapat segera mengetahui sediaan yang
berada di bawah level minimum sehingga pemasok dapat segera mengirimkan produk mereka
ke Wal-Mart (Ebert dan Griffin, 2003). Pada awal 1990-an, perusahaan IBM, Apple, dan
Motorola membentuk aliansi strategis yang dimaksudkan untuk mematahkan dominasi Intel ter-
hadap pasar CPU (central processing unit). Ketiga perusahaan ini meng-gunakan IOS sebagai
sarana berbagi informasi dalam pengembangan produk. Chip yang disebut PowerPC
merupakan hasil dari kolaborasi ter-sebut (Haag, 1999). Kini, model seperti ini banyak
diimplementasikan dalam perdagangan elektronis (e-Commerce) yang menghubungkan
pemasok dan penjual, atau yang lebih dikenal dengan sebutan B2B atau . Business to
Business.
Serupa dengan pembagian menurut level organisasi, Kroenke mengklasifikasikan sistem
informasi dalam sebuah organisasi menjadi tiga kelompok:
Sistem Informasi Pribadi,
Sistem Informasi Kelompok Kerja (Workgroup Information System), Dan
Sistem Informasi Perusahaan (Enterprise Information System).
Tabel Karakteristik sistem informasi pribadi, grup kerja, dan perusahaan
Jenis Jumlah Pemakai Perspektif
Pribadi 1 Individual
4. Kelompok kerja
Banyak, umumnya kurang dari
25 orang
Departemen – Pemakai berbagi perspektif
yang sama
Perusahaan Banyak, sering kali ratusan
Perusahaan – Pemakai memiliki banyak
perspektif
4. Sistem Informasi Fungsional
Sebagaimana diketahui, sebuah organisasi memiliki sejumlah area fungsional seperti
Akuntansi, Pemasaran, Produksi, dan sebagainya.
Tabel berikut menunjukkan masing-masing area fungsional yang umum terdapat pada
perusahaan.
Tabel. Area fungsional dalam perusahaan
Area Fungsional Tugas
Penjualan dan Pemasaran
Menangani penjualan dan pemasaran produk/jasa yang
dihasilkan perusahaan
Manufaktur (Produksi) Menghasilkan produk
Keuangan Mengelola aset-aset keuangan perusahaan
Akuntansi
Memelihara rekamnan-rekaman transaksi keuangan dalam
perusahaan
Berdasarkan area fungsional seperti ini, dikenal sejumlah sistem infor¬masi fungsional. Jadi,
sistem informasi fungsional adalah sistem infor¬masi yang ditujukan untuk memberikan
informasi bagi kelompok orang yang berada pada bagian tertentu dalam perusahaan. Beberapa
sistem informasi fungsional yang umum adalah sebagai berikut:
1. Sistem Informasi Akuntansi (Accounting Information System)
2. Sistem Informasi Keuangan (Finance Information System)
3. Sistem Informasi Manufaktur (Manufacturing/Production InforMation System)
4. Sistem Informasi Pemasaran (Marketing Information System Atau MKIS)
5. Sistem Informasi SDM (Human Resources Information System atau HRIS)
Tentu saja, macam-macam sistem informasi fungsional yang tersedia antara satu perusahaan
dengan perusahaan lain berbeda-beda. Sebagai contoh, perusahaan distribusi tidak memiliki
sistem informasi produksi.
Perlu diketahui bahwa sistem-sistem informasi fungsional tidak berciri sendiri secara fisik.
Sistem-sistem informasi ini berbagai sumber daya dalam organisasi. Dalam sistem informasi
5. perusahaan, sistem-sistem informasi fungsional ini berkedudukan sebagai subsistem-
subsistem.
Sistem
Informasi
Keterangan
Sistem
informasi
akuntansi
Sistem informasi yang menyediakan informasi yang dipakai oleh fungsi
akuntansi (departemen/bagian Akuntansi). Sistem ini mencakup semua
transaksi yang
informasi
keuangan
fungsi keuangan (departemen/bagian Keuangan) yang menyangkut
keuangan perusahaan. Misalnya berupa ringkasan arus kas (cash flow) dan
informasi pembayaran.
Sistem
informasi
manufaktur
Sistem informasi yang bekerja sama dengan sistem informasi lain untuk
mendukung manajemen perusahaan (baik dalam hal perencanaan maupun
pengendalian) dalam menyelesaikan masalah yang berhubungan
dengan produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan. Misalnya berupa data
bahan mentah, profit vendor baru, dan jadwal produksi.
Sistem
informasi
pemasaran
Sistem informasi yang menyediakan informasi yang dipakai oleh fungsi
pemasaran. Misalnya berupa ringkasan penjualan.
Sistem
informasi
SDM
Sistem informasi yang menyediakan informasi yang dipakai oleh fungsi
personalia. Misalnya berisi informasi gaji, ringkasan pajaL dan tunjangan-
tunjangan hingga kinerja pegawai.
Penggolongan sistem-sistem informasi fungsional sering kali didasarkan pada perspektif yang
berbeda. Hall (2001) membedakan sistem infor¬masi akuntansi dengan sistem informasi
lainnya. Semua informasi, selain sistem informasi akuntansi, dianggap sebagai sistem informasi
mana-jemen. Jika sistem informasi akuntansi mencakup semua transaksi yang berhubungan
dengan keuangan dalam perusahaan, sistem informasi manajemen mencakup semua transaksi
non-keuangan. Oleh karena itu, sistem informasi akuntansi dibedakan dengan sistem informasi
mana¬jemen. Namun, ada juga yang berpendapat bahwa sistem informasi akuntansi
sebenarnya hanyalah bagian dari sistem informasi manajemen (Gelinas, Oram, dan Wiggins,
1990). Atau, beberapa sistem fungsional sebenarnya adalah bagian atau subsistem dari sistem
informasi akuntansi (Romney, Steinbart, dan Cushing, 1997). Menurut McLeod (1988), sistem
informasi justru merupakan subsistem bagi sistem informasi fungsional yang lain. Pada
prinsipnya, pandangan-pandangan yang telah diutarakan tak ada yang salah, karena hal itu
memang tergantung pada implementasi sistem informasi itu sendiri.
6. 5. Sistem Informasi Berdasarkan Dukungan yang Tersedia
Berdasarkan dukungan yang diberikan kepada pemakai, sistem informasi yang digunakan pada
semua area fungsional dalam organisasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Sistem Pemrosesan Transaksi (transaction processing system atau TPS).
Sistem Informasi Manajemen (management infromation system atau MIS).
Sistem Otomasi Perkantoran (office automation system I OAS).
Sistem Pendukung Keputusan (decision support system atau DSS).
Sistem Informasi Eksekutif (executive infromation system atau EIS).
Sistem Pendukung Kelompok (group support system atau GSS).
Sistem Pendukung Cerdas (intelligent support system atau ISS).
Sistem-sistem di depan juga sekaligus menyatakan evolusi sistem informasi yang berbasis
komputer. TPS muncul pada pertengahan 1950-an, kemudian disusul dengan MIS pada tahun
1960-an, OAS pada tahun I970-an, DSS pada tahun 1970-an hingga 1980-an. Aplikasi sistem
pakar komersial yang pertama muncul pada tahun 1980-an. GSS dan ISS mulai Tiuncul pada
dekade 1990-an.
Rangkuman tentang fungsi masing-masing sistem dapat dilihat pada tabel berikut.
Sistem Fungsi Pemakai
TPS Menghimpun dan menyimpan informasi transaksi
Orang yang memproses
transaksi
MIS
Mengkonversi data yang berasal dari TPS menjadi
informasi yang berguna untuk mengelola organisasi
dan me-mantau kinerja
Semua level manajemen
DSS
Membantu pengambilan keputusandengan
menyediakan informasi. model, atau perangkat untuk
Analis. manajer, dan
profesional
7. menganalisa informasi
EIS
Menyediakan informasi yang mudah diakses dan
bersifat interaktif, tanpa mengharuskan eksekutif
menjadi ahli analisis
Manajemen tingkat menengah
dan atas
ES
Menyediakan pengetahuan pakar pada bidang tertentu
untuk membantu pemecahan masalah
Orang yang hendak
memecahkan masalah yang
memerlukan
kepakaran
OAS
Menyediakan fasilitas untuk memproses dokumen
maupun pesan-pesan sehingga pekerjaan dapat dilakukan
secara efisien dan efektif
Staf maupun manajer
Sistem ahli adalah suatu kelas yang sangat spesial yang dibuat sedemikian rupa sehingga bisa
dipraktikkan untuk digunakan dalam bisnis sebagai akibat dari semakin banyaknya perangkat
keras dan parengkat lunak seperti komputer pribadi (PC) dan shell sistem ahli. Suatu sistem
ahli (juga disebut sebagai knowledge-based system) secara efektif menangkap dan
menggunakan pengetahuan seorang ahli untuk menyelesaikan masalah yang dialami dalam
suatu organisasi. Ditegaskan bahwa tidak seperti DSS, yang meninggalkan keputusan terakhir
bgi pembuat keputusan, sistem ahli menyeleksi solusi terbaik terhadap suatu masalah atau
suatu kelas masalah khusus.
Komponen dasar suatu sistem ahli adalah knowledge base, yakni suatu mesin interferensi yang
menghubungkan pengguna dengan sistem melalui pengolahan pertanyaan lewat bahasa
semacam SQL ( structured query language), dan antarmuka pengguna. Orang menyebut
knowledge engineering manangkap keahlian pakar, membangun sebuah sistem komputer yang
mencakup expert knowledge ini, dan kemudian mengimplementasikannya. Secara keseluruhan
sangat mungkin membangun dan mengimplementasikan sistem ahli yang akan menjadi
pekerjaan para penganalisis
6. Group Decision Support System (GDSS) dan Computer Supported Collaboration Work
Systems (CSCWS)
Bila kelompok perlu bekerja bersama-sama untuk membuat keputusan semi-terstruktur dan tak-
terstruktur, maka group Decision support System membuat suatu solusi. Group Decision
Support System (GDSS), yang digunakan di ruang khusus yang dilengkapi dengan sejumlah
konfigurasi yang berbeda-beda, memungkinkan anggota kelompok berinteraksi dengan
pendukung elektronik-seringnya dalam bentuk perangkat lunak khusus-dan suatu fasilitator
kelompok khusus. GDSS dimaksudkan untuk membawa kelompok bersama-
samamenyelesaikan masalah dengan memberi bantuan dalam bentuk pendapat, kuesioner,
konsultasi, dan skenario. Perangkat lunak GDSS dirancang untuk meminimalkan perilaku
kelompok negatif tertentu seperti kurangnya partisipasi berkaitan dengan kekhawatiran atau
tindakan balasan untuk menyatakan bahwa sudut pandang tidak dikenal, domonasi oleh
8. anggota kelompok vokal, dan pembuatan keputusan ‘group think’. Kadang-kadang GDSS
dibahas menurut istilah yang lebih umum Computer Supported Collaborative Work
(CSCW),yang mencakup pendukung perangkat lunak yang disebut ‘groupware’ untuk
kolaborasi tim melalui komputer yang terhubung dengan jaringan.
7. Executive Support System (ESS)
Bila eksecutive beralih ke komputer, mereka seringnya mencari cara-cara yang bisa membantu
mereka membuat keputusan pada tingkat strategis. Executive Support System (ESS)
membantu para eksekutif mengatur interaksi mereka dengan lingkungan eksternal dengan
menyediakan grafik-grafik dan pendukung komunikasi di tempat-tempat yang bisa di akses
seperti kantor. Meskipun ESS tergantung pada informasi yang dihasilkan oleh TPS dan SIM,
ESS membantu pengguna mengatasi problem keputusan yang tidak terstruktur, yang bukan
aplikasi khusus, dengan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk memikirkan problem -
problem strategis. ESS memperluas dan mendukung kemampuan eksekutif, memungkinkan
mereka membuat lingkungan tampak masuk akal.
Pengembangan Sistem Informasi
Pengembangan sistem dapat berati menyusun suatu sistem yang baru untuk menggantikan
sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem telah ada. Sistem yang lama
perlu diperbaiki/diganti disebabkan beberapa hal, yaitu :
n Adanya permasalahan-permasalahan yang timbul di sistem yang lama, permasalahan yang
timbul dapat berupa ketidakberesan, pertumbuhan organisasi,
n Untuk meraih kesempatan-kesempatan.
n Adanya instruksi-instruksi (dari pimpinan atau dari luar organisasi misalnya pemerintah).
Pengembangan sistem informasi yang berbasis komputer dapat merupakan tugas kompleks
yang membutuhkan banyak sumber daya dan dapat memakan waktu yang lama untuk
menyelesaikannya.
Peranan Analis Sistem
Analis sistem secara sistematis menilai bagaimana fungsi bisnis dengan cara mengamati
proses input dan pengolahan data serta proses output informasi untuk membantu peningkatan
proses organisasional. Dengan demikian, analis sistem mempunyai tiga peranan penting, yaitu :
1. Sebagai konsultan
2. Sebagai ahli pendukung
3. Sebagai agen perubahan
9. Tugas Analis Sistem
Adapun tugas-tugas yang dilakukan oleh seorang analis sistem adalah :
n Mengumpulkan dan menganalisis semua dokumen, file, formulir yang digunakan pada sistem
yang telah berjalan.
n Menyusun laporan dari sistem yang telah berjalan dan mengevaluasi kekurangan-kekurangan
pada sistem tersebut dan melaporankan semua kekurangan tersebut kepada pemakai sistem.
n Merancang perbaikan pada sistem tersebut dan menyusun sistem baru.
n Menganalisis dan menyusun perkiraan biaya yang diperlukan untuk sistem yang baru dan
memberikan argumen tentang keuntungan yang dapat diperoleh dari pemakian sistem yang
baru tersebut.
n Mengawasi semua kegiatan terutama yang berkaitan dengan sistem yang baru tersebut.
Informasi Untuk Organisasi
Pihak manajemen sangat membutuhkan informasi yang sangat berguna untuk mengambil
keputusan. Setiap tingkatan manajemen, membutuhkan informasi yang berbeda-beda.
Terdapat 3(tiga) tipe informasi untuk tingkatan manajemen, yaitu :
1) Manajemen Tingkat Atas
n Manajemen tingkat atas merupakan manajemen tingkat strategi, informasi yang dibutuhkan
lebih tersaring atau lebih ringkas.
n Sebagai contoh : Informasi mengenai grand total penjualan yang terjadi
2) Manajemen Tingkat Menengah
n Manajemen menengah merupakan manajemen tingkat taktik, informasi yang dibutuhkan lebih
tersaring untuk mengendalikan manajemen.
n Sebagai contoh : Informasi mengenai semua total penjualan yang terjadi untuk tiap-tiap
daerah.
3) Manajemen Tingkat Bawah
n Manajemen tingkat bawah merupakan manajemen tingkat teknis yang membutuhkan laporan
yang terinci, karena digunakan untuk mengendalikan operasi.
n Sebagai contoh : Informasi mengenai semua penjualan yang terjadi untuk tiap-tiap daerah.
10. 4) Top Manager (Manajer Tingkat Atas)
Informasi yang didapatkan digunakan sebagai pendukung perencanaan dan perumusan
kebijaksanaan.
5) Middle Manager (Manajer Tingkat Menengah)
Informasi yang didapatkan sebagai alat bantu perencanaan (planning) dan pembuatan
keputusan (decision maker).
6) Low Manager (Manajer Tingkat Bawah)
Informasi yang didapatkan sebagai pendukung operasi manajemen sehari-hari didalam
organisasi.
7) Staffing (Tingkat Pekerja)
Informasi yang didapatkan digunakan untuk melakukan proses suatu transaksi
TEKNOLOGI INFORMASI
n Teknologi informasi merupakan satu dari sekian banyak alat bantu yang digunakan para
manajer untuk menjembatani perubahan.
n Perangkat keras komputer menjadi alat fisik yang digunakan untuk aktivitas input,
pemrosesan, dan output pada suatu sistem informasi.
Terdiri dari: komputer yang memproses unit; beragam output, dan perangkat penyimpanan; dan
media fisik untuk menghubungkan semua alat ini.
n Peralatan komunikasi dan komputer dapat dihubungkan melalui jaringan untuk berbagi suara,
data, gambar, bunyi, atau bahkan video. Jaringan menghubungkan dua atau lebih komputer
untuk berbagi sumber daya atau data misalnya printer.
n Semua teknologi ini menampilkan sumber-sumber daya yang bisa dibagikan di keseluruhan
organisasi dan dengan demikian ikut membangun infrastruktur teknologi informasi (TI).
n Infrastruktur TI yaitu perangkat keras dan lunak komputer serta teknologi penyimpanan data,
dan jaringan yang menjadi portofolio dari pembagian sumber daya-sumber daya teknologi
informasi untuk organisasi.
n Agar suatu sistem informasi dapat berjalan optimal dan mampu beradaptasi dengan
perkembangan teknologi maka diperlukan adanya teknologi informasi.
n Teknologi informasi artinya memanfaatkan teknologi untuk memperoleh dan mengelola
informasi
Peranan SI dan TI Dalam Organisasi
11. Sistem teknologi informasi memberikan empat peran utama di dalam organisasi yaitu untuk
meningkatkan:
1) Efisiensi.
Efisiensi artinya menggantikan peran manusia dengan teknologi informasi sehingga
memudahkan pekerjaan dan mempercepat pekerjaan.
2) Efektivitas.
Sistem informasi ini digunakan oleh pimpinan untuk pengambilan keputusan yang lebih efektif
berdasarkan informasi yang akurat, tepat waktu, relevan, mudah, murah dan handal.
3) Komunikasi.
Untuk memudahkan komunikasi dan mempercepat pengambilan suatu keputusan dapat
digunakan email atau teleconference.
4) Kompetitif.
Kompetitif, artinya digunakan untuk meningkatkan daya saing organisasi di dalam era
persaingan yang semakin ketat ini.
12. Daftar Pustaka
[1] James A. O’ Brien, Introduction to information System, Edition 12, 2005
[2] Raymond McLeod, Jr, Management Information Systems, Edition 6, 1995
[3] Tuban, McLean, Etherbe, Information Technology for Manajement, Second Edition, John
Wiley & Sons.Inc., New York, 1999.
[4] Indrajit, Richardus Eko. (2000). Pengantar konsep dasar manajemen sistem informasi dan
teknologi informasi. Jakarta: Elex Media Komputindo.
[5] Kadir Abdul. (2003). Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta: Penerbit Andi
[6] Kroenke, D.M. (1992) Management Information System, Second Edition, California:
McGraw-Hill Book co.
[7] McLeod, Raymond Jr. (2001). Management Information System. Eight Edition. New
Jersey: Prentice Hall.
[8] Marshall B. Romney, Paul John Steinbart, 2006. Accounting Information System, Ninth
Edition, Prentice Hall.
[9] Gelinas, Ulric J., Oram, Allan E., Wiggins, William P. (1990). Accounting Information
[10] Jogiyanto, Hartono. Analisis dan Desain Sistem Informasi, Edisi III. Yogyakarta:
ANDI.2010