SlideShare a Scribd company logo
1 of 59
2014
MATERI TEORI
AKUNTANSI
Complete Version
Rr. Dewi Paramitha
F A K U L T A S E K O N O M I - A K U N T A N S I
BAB 1 TEORI AKUNTANSI
PENGERTIAN TEORI AKUNTANSI
Akuntansi keuangan membahas tentang bagimana prosedur, metoda,
dan teknik pencatatan transaksi keuangan dilakukan untuk mencapai tujuan
pelaporan keuangan yang telah ditetapkan. Standar akuntansi memberi
pedoman ( pendefinisian, pengukuran, penilaian, pengakuan, dan pengungkapan
elemen – elemen atau pos – pos laporan keuangan ) perlakuan akuntansi
terhadap suatu kejadian.
Akuntansi yang dipraktikkan dalam suatu negara sebenarnya tidak
terjadi begitu saja secara ilmiah namun praktik yang dijalankan dirancang dan
dikembangkan secara sengaja untuk mencapai tujuan sosial tertentu. Dan
praktik akuntansi dipengaruhi oleh faktor lingkungan ( sosial, ekonomi,
politis ). Karena itu, struktur dan praktik akuntansi akan berbeda antara
negara yang satu dengan yang lainnya ( perbedaan muncul dikarenakan
struktur dan praktik tersebut disesuaikan dengan kondisi negara, tempat
dimana akuntansi tersebut dijalankan ).
Dalam bab ini teori akuntansi akan membahas perlakuan – perlakuan
dan model – model alternatif yang dapat menjadi jawaban atas masalah –
masalah yang dihadapi dalam praktik akuntansi. Praktik yang baik dan maju
tidak akan dapat dicapai tanpa suatu landasan teori yang baik. Karena itu
praktik dan profesi harus dikembangkan atas dasar penalaran.
Pengembangan Akuntansi
Akuntansi dipandang sebagai pelaksanaaan dan penerapan standar
untuk menyusun seperangkat laporan keuangan. Dari sudut profesi atau
praktisi, akuntansi berkepentingan dengan aspek “bagaimana”. Prinsip
Akuntansi Berterima Umum / PABU ( generally accepted accounting principles
/ GAAP ) merupakan pedoman yang lebih luas dari pada standar akuntansi
karena tidak semua perlakuan akuntansi secara eksplisit diatur dalam standar
akuntansi. PABU berisi standar akunatansi ditambah dengan sumber – sumber
acuan lain yang didukung berlakunya.
Di lain pihak, sebagai objek pengetahuan di perguruan tinggi.
Akademisi memandang akuntansi sebagai dua bidang kajian yaitu bidang
praktik dan teori. Dengan demikian pendidikan akuntansi di perguruan tinggi
harus mampu mengubah praktik akuntansi yang dijalankan menjadi lebih baik.
Namun dalam kenyataannya, proses pengajaran di perguruan tinggi tidak
selalu dapat terlaksana karena berbagai faktor.
2
Peran Riset Akuntansi
Praktik akuntansi akan mengalami perkembangan yang pesat dan
memuaskan apabila terjadi interaksi antara tiga aspek yaitu : riset,
pengajaran, dan praktik.
Adapun gagasan – gagasan baru yang muncul untuk pengembangan
praktik harus merupakan bahan penelitian dan pembahasan di tingkat
akademik sehingga dihasilkan praktik – praktik alternatif yang dapat menjadi
solusi bila terjadi masalah dalam praktik.
Perekayasaan Pelaporan Keuangan
Perekayasaan merupakan proses terencana dan sistematis yang
melibatkan pemikiran, penalaran, dan pertimbangan untuk memilih dan
menentukan teori, penngetahuan yang tersedia, konsep, metoda, teknik serta
pendekatan untuk menghasilkan suatu produk.
Dalam perekayasaan pelaporan keuangan, akuntansi memanfaatkan
pengetahuan dan sains dari berbagai disiplin ilmu. Tujuan akuntansi akan
menjadi kekuatan pengarah dalam merekayasa akuntansi karena tujuan
tersebut akan digunakan untuk mengevaluasi kebermanfaatan dan keefektifan
produk yang dihasilkan.
Teori Akuntansi Sebagai Sains
Teori akuntansi sering diartikan sebagai sekumpulan prinsip – prinsip
akuntansi yang berlaku dan harus dianut dalam lingkungan tertentu.
Pengertian teori adalah seperangkat konsep, definisi, dan proposisi
yang saling berkaitan. Teori berisi pernyataan – pernyataan asumsi dan
hipotesis. Dan tujuan teori sendiri adalah menjelaskan ( menganalisis dan
memberi alasan mengapa fenomena atau fakta seperti yang diamati ) dan
memprediksi ( memberi keyakinan bahwa asumsi atau syarat yaang diteorikan
besar kemungkinan merupakan suatu fenomena atau kejadian tertentu yang
akan terjadi ).
Jika pengertian tersebut diterapkan untuk akuntansi, maka teori
akuntansi sering dimaksudkan sebagai sains yang berdiri sendiri yang menjadi
sumber atau induk pengetahuan dan praktik akuntansi. Oleh karena itu, teori
akuntansi berisi keseluruhan analisis dan komponennya yang menjadi sumber
acuan untuk menjelaskan dan memprediksi gejala – gejala atau peristiwa
dalam akuntansi.
3
Karena teori akuntansi disetarakan dengan sains, maka apa yang
dibahas oleh teori ini harus memenuhi kriteria sains yaitu bebas nilai,
koheren, universal, dan dapat diuji secara empiris.
Teori Akuntansi Sebagai Penalaran Logis
Teori akuntansi disebut sebagai penalaran logis karena dapat
memberikan penjelasan dan alasan tentang perlakuan akuntansi tertentu
( baik menurut akuntansi atau menurut traadisi ) dan tentang struktur
akuntansi yang berlaku dalam suatu wilayah tertentu.
Aspek Sasaran Teori
Aspek sasaran teori akuntansi ini adalah pembedan teori akuntansi
menjadi teori akuntansi positif ( berisi pernyataan tentang suatu kejadian,
tindakan, atau perbuatan seperi apa adanya sesuai dengan fakta atas dasar
empiris ) dan normatif ( berisi pernyataan dan penalaran untuk menilai apakah
sesuatu itu baik atau buruk atau relevan atau tidak relevan dalam
hubungannya dengan kebijakan ekonomik atau sosial tertentu.
Penjelasan positif diarahkan untuk memberi jawaban apakah sesuatu
pernyataan itu benar atau salah atas dasar ilmiah. Penjelasan normatif
diarahkan untuk mendukung atau menghasilkan kebijakan politik sehingga
bersifat pembuatan kebijakan.
Aspek Tataran Semiotika
Semiotika merupakan bidang kajian yang membahas teori umum
tentang tanda – tanda dan simbol – simbol dalam bidang lingustika ( bidang
kajian ilmu bahasa yang membahas fonetik, gramatika, morfologi,, dan makna
kata atau ungkapan). Tanda atau simbol bhasa dan tata bahasa membentuk
ungkapan bahasa yang menjadi media komunikasi.
Teori Akuntansi Semantik
Teori akuntansi semantik ini menekankan pembahasan pada masalah
penyimbolan dunia nyata atau realitas ke dalam tanda – tanda bahasa
akuntansi ( elemen statemen keuangan ) sehingga orang dapat membayangkan
kegiatan. Oleh karena itu, teori ini banyak membahas pemdefinisian makna
elemen, pengidentifikasian atribut atau karakteristik elemen sebagai bahan
pendefinisian, dan penentuan jumlah rupiah elemen sebagai salah satu atribut.
4
Teori Akuntansi Sintatik
Teori akuntansi sintatik merupakan teori yang berorientasi untuk
membahas masalah – masalah tentang bagaimana kegiatan – kegiatan
perusahaan yang telah disimbolkan secara semantik dalam elemen – elemen
keuangan dapat diwujudkan dalam bentuk statemen keuangan. Simbol – simbol
tersebut ( misalnya aset, kewajiban, dan lainnya ).
Teori sintatik meliputi hubungan antara unsur – unsur yang membentuk
struktur pelaporan keuangan atau struktur akuntansi dalam suatu negara
yaitu manajemen, entitas pelaporan, pemakai informasi, sistem akuntansi, dan
pedoman penyusunan pelaporan.
Teori Akuntansi Pragmatik
Teori ini memusatkan perhatiannya pada pengaruh informasi terhadap
perubahan perilaku pemakai laporan. Dengan kata lain, teori ini membahas
reaksi pihak yang dituju oleh informasi akuntansi.
Teori pragmatik juga membahas berbagai hal dan masalah yang
berkaitan dengan pengujian kebermanfatan informasi baik dalam konteks
pelaporan keuangan eksternal maupun manajerial. Teori pragmatik banyak
berisi pengujian – pengujian teori tentang hubungan antara variabel akuntansi
dengan variabel perubahan atau perbedaan perilaku pemakai.
Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif merupakan proses penyimpulan yang berawal dari
suatu pernyataan umum yang disepakati ( diebut premis ) ke pernyataan
khusus sebagai kesimpulan. Penalaran deduktif dalam akuntansi digunakan
untuk memberi penjelasan dukungan terhadap kelayakan suatu pernyataan
akuntansi.
Penalaran Induktif
Penalaran induktif merupakan proses yang berawal dari suatu
pernyataan atau keadaan yang khusus dan berakhir dengan pernyataan umum
yang merupakan generalisasi dari keadaan khusus tersebut. Penalaran induktif
dalam akuntansi pada umumnya digunakan untuk menghasilkan pernyataan
umum yang menjadi penjelasan terhadap gejala akuntansi tersebut.
Pada praktiknya penalaran induktif dalam akuntansi tdak dapat
dilaksanakan terpisah dengan penalaran deduktif, karena kedua penalaran
tersebut saling berkaitan.
5
BAB 2 TEORI AKUNTANSI
PENALARAN ( REASONING )
Penalaran marupakan proses berpikir logis dan sistematis untuk
membentuk dan mengevaluasi suatu keyakinan (belief) terhadap suatu
pernyataan atau asersi (assertion).
Penalaran melibatkan proses penurunan konsekuensi logis dan proses
penarikan simpulan / konklusi dari serangkaian pernyataan atau asersi.
Unsur dan Strukur Penalaran
Struktur dan proses penalaran didasari atas tiga konsep penting, yaitu
:
1. Asersi, suatu pernyataan ( biasanya positif ) yang menegaskan bahwa
sesuatu ( misalnya teori ) adalah benar. Asersi mempunyai fungsi
ganda dalam penalaran yaitu sebagai elemen pembentuk argumen dan
sebagai keyakinan yang dihasilkan oleh penalaran ( berupa kesimpulan ).
2. Keyakinan, merupakan tingkat kebersediaan untuk menerima suatu
pernyataan atau teori ( penjelasan ) mengenai suatu fenomena atau
gejala ( alam atau sosial ) adalah benar.
3. Argumen, merupakan serangkaian asersi beserta keterkaitan
( artikulasi ) daan inferensi atau penyimpulan yang digunakan untuk
mendukung suatu keyakinan. Dalam hal ini argumen merupakan unsur
yang paling penting karena digunakan untuk membentuk, memelihara,
atau mengubah suatu keyakinan.
Jenis Asersi
Asersi dapat diklasifikasi menjadi :
1. Asumsi, merupakan asersi yang diyakini benar meskipun orang tidak
dapat mengajukan atau menunjukkan bukti tentang kebenarannya
secara meyakinkan.
2. Hipotesis, merupakan asersi yang kebenarannya belum atau tidak
diketahui tetapi diyakini bahwa asersi tersebut dapat diuji
kebenarannya. Agar disebut sebagai suatu hipotesis maka suatu asersi
juga harus mengandung kemungkinan salah, karena jika asersi adalah
benar maka asersi akan menjadi pernyataan fakta.
3. Pernyataan fakta, merupaakan asersi yang bukti tentang kebenarannya
diyakini sangat kuat atau bahkan tidak dibantah.
6
Jenis Argumen
Argumen dapat diklasifikasi sebagai berikut :
1. Argumen Deduktif, atau argumen logis merupakan argumen yang asersi
konklusinya tersirat atau dapat diturunkan dari asersi – asersi lain
yang diajukan.
2. Argumen Induktif, argumen ini lebih bersifat sebagai argumen ada
benarnya. Akan tetapi dalam argumen ini konklusi tidak selalu benar
walaupun kedua premis benar.
Bukti adalah sesuatu yang memberi dasar rasional dalam pertimbangan
(judgement) untuk menetapkan kebenaran suatu pernyataan (to establish the
truth). Dalam hal teori akuntansi, pertimbangan diperlukan untuk menetapkan
relevansi atau keefektifan suatu perlakuan akuntansi untuk mencapai tujuan
akuntansi.
Keyakinan yang diperoleh seseorang karena kekuatan atau kelemahan
argument adalah terpisah dengan masalah apakah pernyataan yang diyakini itu
benar (true) atau salah (false). Dapat saja seseorang memegang kuat
keyakinan terhadap sesuatu yang salah atau sebaliknya, menolak suatu
pernyataan yang benar (valid).
Properitas Keyakinan
Pemahaman terhadap beberapa prosperitas (sifat) keyakinan sangat
penting dalam mencapai keberhasilan berargument. Berikut ini prosperitas
keyakinan yang perlu disadari dalam berargumen : keadabenaran, bukan
pendapat, bertingkat, berbias, bermuatan nilai, berkekuatan, veridikal
( tingkat kesesuaian keyakinan dengan realitas ), dan berketempaan
( kelentukan keyakinan berkaitan dengan mudah tidaknya keyakinan tersebut
diubah dengan adanya informasi yang relevan ).
Kecohan (Fallacy )
Kecohan merupakan kesalahan dalam menerima suatu asersi yang ada
kenyataannya asersi tersebut membujuk dan dianut banyak orang padahal
seharusnya tidak.
Salah Nalar
Kesalahan nalar dapat terjadi jika penyimpulan tidak di dasarkan pada
kaidah – kaidah penalaran yang valid. Walaupun salah nalar dapat dipakai
sebagai suatu strategem ( pendekatan atau cara – cara untuk mempengaruhi
keyakinan orang dengan cara selain mengajukan argumen yang valid atau
7
masuk akal ), tidak selayaknya jika kaidah penalaran yang sangat baik ditolak
semata – mata karena argumen sering di salah gunakan.
Aspek Manusia Dalam Penalaran
Dalam hal penalaran manusia tidak selalu rasional dan bersedia
beragumen, sementara itu tidak semua asersi dapat ditentukan kebenarannya
secara objektif dan tuntas.
Rasionalitas menuntut penjelasan yang sesuai dengan fakta. Namun,
pada kenyataannya keinginan yang kuat untuk memperoleh penjelasan sering
menjadikan orang puas dengan penjelasan sederhana yang pertama kali
ditawarkan, sehingga dia tidak lagi berupaya untuk mengevaluasi secara
seksama kelayakan penjelasan dan membandingkannya dengan penjelasan
alternatif.
Bila keputusan terlanjur diambil padahal keputusan tersebut
mengandung kesalahan, maka orang cenderung melakukan rasionalisasi bukan
lagi argumen untuk mendukung keputusan. Dikarenakan tradisi atau
kepentingan, orang sering bersikap persisten terhadap keyakinan yang
terbukti salah.
8
BAB 3 TEORI AKUNTANSI
PEREKAYASAAN PELAPORAN KEUANGAN
Pelaporan keuangan nasional harus direkayasa secara saksama untuk
pengendalian alokasi sumber daya secara automatis melalui mekanisme sistem
ekonomik yang berlaku. Dalam pelaporan keuangan, pengendalian secara
automatis dicapai dengan ditetapkannya suatu pedoman pelaporan keuangan
yaitu PABU / GAAP, termasuk didalamnya standar akuntansi.
Proses Perekayasaan
Perekayasaan akuntansi adalah proses pemikiran logis dan objektif
untuk membangun suatu struktur dan mekanisma pelaporan keuangan dalam
suatu negara untuk menunjang tercapainya tujuan negara.
Alur cerita proses perekayasan pelaporan keuangan sebagai berikut :
1. Tujuan negara dijabarkan dalam tujuan pelaporan keuangan,
diharapkan pencapaian tujuan akuntansi dapat membantu tercapainya
tujuan negara.
2. Adapun pertanyaan – pertanyaan perekayasaan melibatkan
pertimbangan dan pemilihan berbagai gagasan tentang idoelogi,
filosofi, paradigma, dan konsep dasar untuk menjamin agar tujuan
pelaporan tercapai. Gagasan yang dipilih tentunya adalah gagasan yang
cocok dengan lingkungan diterapkannya akuntansi agar hasil
perekayasaan menjadi efektif sebagai alat.
3. Konsep yang dijalannkan harus sesuai dengan standar akuntansi dan
acuan lainnya sehingga membentuk prinsip akuntansi berterima umum
( PABU ).
4. Hasil dari perekayasaan pelaporan keuangan diberitakan melalui media
informasi, agar dapat dimengerti oleh para pemakai informasi laporan
keuangan tersebut.
Pada dasarnya proses perekayasaan ini adalah proses untuk menjawab
pertanyaan mendasar yaitu bagimana suatu kegiatan operasi perusahaan
disimbolkan dalam bentuk statemen keuangan sehingga orang yang dituju
dapat membayangkan operasi perusahaan secara finansial tanpa harus
menyaksikan secara fisis operasi perusahaan.
Hendrikson menguraikan aspek – aspek yang harus dipertimbangkan dalam
proses perekayasaan untuk menghasilkan rerangka teoritis akuntansi, yaitu :
9
1. Pernyataan postulat yang menggambarkan karakteristik unit – unit
usaha ( entitas pelapor ) dan lingkungannya.
2. Pernyataan tentang tujuan pelaporan keuangan yang diturunkan dari
pernyataan postulat.
3. Evaluasi tentang kebutuhan informasi oleh pihak yang dituju
( pemakai ) dan kemampuan untuk memahami, menginterpretasi, dan
menganalisis informasi yang disajikan.
4. Penentuan atau pemilihan tentang apa yang harus dilaporkan
5. Evaluasi tentang pengukuran dan proses penyajian untuk
mengkomunikasi informasi tentang perusahaan dan lingkungannya.
6. Penentuan dan evaluasi terhadap kendala – kendala pengukuran dan
deskripsi unit usaha beserta lingkungannya.
7. Pengembangan dan penyusunan pernyataaan umum yang dituangkan
dalam bentuk suatu dokumen resmi yang menjadi pedoman umum dalam
menyusun standar akuntansi.
8. Perancang bangunan struktur dan format sistem informasi akuntansi
untuk menciptakan, menangkap, mengolah, meringkas, dan menyajikan
informasi sesuai dengan standar atau pinsip akuntansi berterima
umum.
Siapa merekayasa
Badan legislatif pemerintah (dalam hal ini DPR dan MPR) mempunyai
peranan penting dalam proses perekayasaan mengingat rerangka konseptual
mempunyai fungsi semacam undang-undang dasar (konstitusi). Badan legislatif
membentuk komite atau tim khusus yang anggotanya berwawasan dan
berpengetahuan akuntansi yang luas dan memadai.
Sebagai alternatif, penyediaan informasi diserahkan kepada profesi
dan pelaku bisnis (disebut dengan pengaturan sendiri-self regulation).
Mengasumsikan bahwa profesi dan pelaku bisnis adalah pihak yang paling tahu
akan kebutuhan pemakai informasi keuangan.
Aspek Semantik Dalam Perekayasaan
Proses semantik ini tidak lain adalah memilih dan menyimbolkan objek –
objek fisis kegiatan perusahaan yang relevan menjadi objek – objek statemen
keuangan.
Konsep informasi akuntansi
10
Nilai informasi adalah kemampuan informasi untuk meningkatkan
pengetahuan dan keyakinan pemakai dalam pengambilan keputusan. Simbol-
simbol ( elemen-elemen ) yang termuat dalam seperangkat statemen keuangan
sebenarnya tidak mempunyai makna kalau tiap elemen di interpretasi sebagai
objek yang berdiri sendiri. Artinya, statemen keuangan berisii rangkaian
elemen-elemen baru dapat ditangkap maknanya kalau bentuk, isi dan
susunannya diartikan secara kontekstual dengan pedoman yang disepakati.
Informasi semantik ini harus ditangkap secara kontekstual melalui tiga
komponen sebagai satu kesatuan, yaitu elemen (objects), ukuran dalam unit
moneter ( size ), dan hubungan ( relationship ) antar elemen.
Proses Saksama
Untuk mencapai kualitas yang tinggi dan andal, proses perekayasaan
harus dilakukan melalui tahap - tahap prosedur yang saksama dan teliti.
Berikut ini adalah proses saksama ( due process ) yang dilaksanakan FASB
dalam menyusun pernyataan resmi :
a. Mengevaluasi masalah
b. Mengadakan riset dan analisis
c. Menyusun dan mendistribusi Memorandum Diskusi ( Discussion
Memorandum )
d. Mengadakan dengar pendapat umum ( public hearing )
e. Menganalisis dan mempertimbangkan tanggapan public atas
Memorandum Diskusi
f. Menerbitkan draf awal standard ( Exposure Draft ) yang diusulkan
g. Menganalisis dan mempertimbangkan tanggapan tentang ED
h. Memutuskan menerbitkan statemen atau tidak
i. Menerbitkan statemen yang bersangkutan.
Rerangka konseptual
Dalam perekayasaan akuntansi, jawaban atas pertanyaan perekayasaan
akan menjadi konsep-konsep terpilih yang dituangkan dalam dokumen resmi
yang disebut rerangka konseptual.
Tanpa adanya rerangka konseptual sebagai “konstitusi” akan sangat
sulit bagi penyusun standar untuk mengevaluasi argumen bahwa perlakuan
akuntansi tertentu lebih baik dalam menggambarkan realitas ekonomi atau
untuk menilai bahwa perlakuan akuntansi tertentu lebih efektif dari pada
perlakuan yang lain dalam rangka mencapai tujuan sosial atau ekonomik.
Kam (1990) menguraikan manfaat rerangka konseptual sebagai berikut:
11
1. memberi pengarahan atau pedoman kepada badan yang
bertanggung-jawab dalam penyusnan atau penetapan standar
akuntansi.
2. menjadi acuan dalam memecahkan masalah-masalah akuntansi yang
di jumpai dalam praktek yang perlakuannya belum diatur dalam
standar atau pedoman spesifik.
3. menentukan batas-batas pertimbangan ( bounds of judgment )
dalam penyusunan statemen keuangan.
4. meningkatkan pemahaman pemakai statemen keuangan dan
meningkatkan keyakinan terhadap statemen keuangan.
5. meningkatkan keterbandingan statemen keuangan antar
perusahaan.
Fundasi (berupa konsep-konsep) dan penalaran-penalaran yang melekat pada
rerangka konseptual itulah yang sebenarnya membentuk teori akuntansi
sebagai penalaran logis yang dapat digunakan untuk mengevaluasi standar dan
praktek yang berjalan dan mengembangkan (memperbaiki) standar dan
praktek di masa datang.
Model
Rerangka konseptual yang dikembangkan oleh FSAB, memuat empat
komponen konsep penting yaitu :
1. Tujuan pelaporan keuangan
2. Kriteria kualitas informasi
3. Elemen – elemen statemen keuangan
4. Pengukuran dan pengakuan
Tiga Pengertian Penting
Sebenarnya terdapat tiga istilah penting atau konsep penting yang
sangat berbeda maknanya, yaitu :
1. Prinsip akuntansi adalah segala ideologi, gagasan, asumsi, konsep,
postulat, kaidah, prosedur, metoda dan teknik akuntansi yang tersedia
baik secara teoritis maupun praktis yang berfungsi sebagai
pengetahuan.
2. Standar akuntansi adalah konsep, prinsip, metode, teknik, dan lainnya
yang sengaja dipilih atas dasar rerangka konseptual oleh badan
penyusun standar (atau yang berwenang) untuk diberlakukan dalam
suatu lingkungan / negara dan dituangkan dalam bentuk dokumen resmi
guna mencapai tujuan pelaporan keuangan negara tersebut.
12
3. PABU adalah suatu rerangka pedoman yang terdiri atas standar
akuntansi dan sumber-sumber lain yang didukung berlakunya secara
resmi (yuridis), teoritis, dan praktis.
Sebagai rerangka pedoman, PABU menetapkan pedoman untuk
memperlakukan suatu objek yang harus dilaporkan menyangkut hal berikut
ini :
1. Definisi, dalam hal ini PABU memberi batasan atau definisi berbagai
elemen, pos, atau objek statemen keuangan atau istilah yang digunakan
dalam pelaporan keuangan agar tidak terjadi kesalahan klasifikasi oleh
penyusun dan kesalahan interpretasi oleh pemakai.
2. Pengukuran / Penilaian, adalah penentuan jumlah rupiah yang harus
dilekatkan pada suatu objek yang terlihat dalam suatu transaksi
keuangan.
3. Pengakuan, merupakan pencatatan suatu jumlah rupiah ( kos ) ke dalam
sistem akuntansi sehingga jumlah tersebut akan mempengaruhi suatu
pos dan terefleksi dalam laporan keuangan.
4. Penyajian dan Pengungkapan, dalam hal ini penyajian menetapkan
tentang cara – cara melaporkan elemen atau pos dalam seperangkat
statemen keuangan agar elemen atau pos tersebut cukup informatif.
Sedangkan pengungkapan berkaitan dengan cara penjelasan hal – hal
informatif yang dianggap penting dan bermanfaat bagi pemakai selain
apa yang dapat dinyatakan melalui statemen keuangan utama.
Autoritas rerangka konseptual
Secara teoritis, rerangka konseptual seharusnya merupakan fondasi
rerangka pedoman PABU. Walaupun demikian, karena rerangka konseptual
disusun setelah banyak standar akuntansi diterbitkan, beberapa versi PABU
menemppatkan rerangka konseptual pada tingkat yang kurang autoratif.
Tujuannya adalah agar akuntan publik tidak mengganti standar yang tidak
sesuai dengan rerangka konseptual.
Struktur Akuntansi
Bila proses perekayasaan telah selesai serta di aplikasi, rerangka
pedoman PABU telah ditentukan, dan secara operasional pelaporan
keuangan telah berlangsung, maka pengertian akuntansi dan teori
akuntansi secara luas dapat dilukiskan dalam suatu diagram yang disebut
dengan struktur akuntansi
13
STRUKTUR AKUNTANSI DALAM BENTUK DIAGRAM
14
Tujuan Pelaporan Keuangan
Diturunkan dari tujuan sosial dan ekonomik
Rerangka Konseptual Pelaporan
Prinsip Akuntansi Berterima Umum terutama Standar Akuntansi
Mengaudit apakah laporan
keuangan menyajikan secara
wajar sesuai dengan
Menyusun &
menyajikan sesuai
dengan
Menganalisis &
menginterpretasikan
sesuai dengan
Manajemen
System Informasi
Keuangan
Auditor
Independen
Laporan
Auditor
Statemen
Keuangan
StaPBU
Investor
Kreditor
Pemerintah
Pelanggan
Masyarakat
Umum
Kesamaan interpretasi terhadapa pesan informasi
Tujuan Pelaporan Keuangan tercapai
Faktor –Faktor Lingkungan
(Sosial, budaya, ekonomik, dan politik)
BAB 4 TEORI AKUNTANSI
RERANGKA KONSEPTUAL – SUATU MODEL
Salah satu model adalah rerangka konseptual yang dikembangkan oleh
FSAB yang diwujudkan dalam seperangkat pernyataan resmi yang disebut
Statement of Financial Accounting Concepts.
Rerangka FASB memuat empat komponen konsep utama yaitu :
1. Tujuan pelaporan keuangan (bisnis dan nonbisnis)
2. Karakteristik kualitatif informasi
3. Elemen statemen keuangan
4. Pengukuran dan pengakuan (termasuk penggunaan nilai sekarang)
Tujuan Pelaporan Keuangan
Tujuan adalah ke arah mana segala upaya, tindakan, dan pertimbangan
dicurahkan. Tujuan pelaporan menentukan konsep – konsep dan prinsip –
prinsip yang relevan yang akhirnya menentukan bentuk, isi, jenis, dan susunan
statemen keuangan.
Tujuan Fungsional
Tujuan fungsional merupakan suatu tujuan masyarakat atau organisasi
secara keseluruhan tanpa memperhatikan tujuan / motivasi masing – masing
individual di dalamnya.
Tujuan Bersama
Tujuan bersama adalah satu atau beberapa tujuan individual yang sama
dengan tujuan individual lainnya. Tujuan fungsional disusun tanpa
memperhatikan tujuan – tujuan individual, sedangkan tujuan bersama
ditentukan dengan mengidentifikasi dahulu tujuan – tujuan individual
selanjutnya memilih tujuan – tujuan individual ( seluruh anggota
masyarakat ) yang sama untuk dijadikan tujuan kegiatan sosial.
Tujuan Kelompok Dominan
Dalam tujuan ini keputusan yang akan diambil adalah tujuan dari
kelompok yang dominan. Kelompok yang dominan adalah kelompok yang
memiliki pengaruh sangat kuat dalam pengambilan keputusan atau tindakan
dari semua anggota masyarakat. Sedangkan bagi kelompok yang non – dominan
tujuannya tidak menjadi relevan atau dianggap terlalu lemah untuk
mempengaruhi kegiatan sosial.
15
Konteks Lingkungan Tujuan Pelaporan
FSAB menyatakan bahwa tujuan pelaporan tidak dapat ditentukan
secara langsung dari lingkungan penerapan laporan keuangan. Maksudnya
tujuan pelaporan harus dikaitkan dengan tujuan sosial dan ekonomik Negara
masing – masing tempat dimana laporan keuangan tersebut dijalankan. Oleh
karena itu tujuan pelaporan harus dikembangkan atas dasar sifat kegiatan
dan keputusan ekonomik para pemakai yang terlibat di dalamnya.
Tujuan Utama Pelaporan Keuangan dalam rerangka Konseptual FSAB :
1. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi yang bermanfaat
bagi para investor dan kreditor dan pemakai lain, baik berjalan maupun
potensial, dalam membuat keputusan - keputusan investasi, kredit, dan
semacamnya yang rasional.
2. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi untuk membantu
para investor dan kreditor dan pemakai lain, baik berjalan maupun
potensial, dalam menilai (assessing) jumlah, saat terjadi, dan
ketidakpastian penerimaan kas mendatang (prospective cash receipts)
dari deviden atau bunga dan pemerolehan kas (proceds) mendatang
dari penjualan, penebusan, atau jatuh temponya sekuritas atau
pinjaman.
3. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi tentang sumber daya
ekonomik suatu badan usaha, klaim terhadap sumber-sumber tersebut
(kewajiban badan usaha untuk mentransfer sumber daya ekonomik ke
entitas lain dan ekuitas pemilik) dan akibat-akibat dari transaksi,
kejadian, dan keadaan yang mengubah sumber daya badan usaha dan
klaim terhadap sumber daya tersebut.
Karakteristik dan keterbatasan informasi
Karakteristik dan keterbatasan informasi, yaitu:
1. lebih berkaitan dengan badan usaha atau perusahaan daripada dengan
industri atau ekonomi secara keseluruhan
2. leebih merupakan informasi kuantitatif yang bersifat pendekatan
daripada penghitungan yang sifatnya lebih pasti
3. sebagian besar merefleksi pengaruh kejadian transaksi yang telah
terjadi ( histories )
4. hanya merupakan salah satu sumber informasi yang dibutuhkan oleh
mereka yang mengambil keputusan tentang badan usaha
16
5. penyediaan dan penggunaannya memerlukan atau melibatkan kos
sehingga pertimbangan kos – manfaat dapat membatasi apa yang harus
dilaporkan
Tujuan Pelaporan Entitas Non – bisnis
Tujuan utama ( Primary Objectives ):
1. Pelaporan keuangan organisasi non - bisnis harus menyediakan
informasi yang bermanfaat bagi para penyedia dana dan pemakai lain,
baik berjalan maupun potensial, dalam membuat keputusan - keputusan
rasional tentang alokasi dana ke organisasi tersebut.
Tujuan-tujuan spesifik ( Spesific Objctives ) :
2. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi untuk membantu
para penyedia dana dan pemakai lain, baik berjalan maupun potensial,
dalam menilai ( assessing ) jasa – jasa yang disediakan organisasi dan
kemampuannya untuk terus menyediakan jasa – jasa tersebut.
3. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi yang bermanfaat
bagi para penyedia dana dan pemakai lain, baik berjalan maupun
potensial, dalam menilai ( assessing ) bagaimana para manajer
organisasi non – bisnis telah melaksanakan tanggung jawab
kepengurusannya dan aspek – aspek lain kinerjanya.
4. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi yang bermanfaat
tentang sumber daya, kewajiban, dan akibat-akibat dari transaksi,
kejadian, dan keadaan yang mengubah sumber daya dan hak atas
sumber daya tersebut.
5. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi tentang kinerja
organisasi selama satu periode. Pengukuran periodik perubahan –
perubahan jumlah dan sifat asset bersih organisasi non – bisnis dan
informasi tentang upaya – upaya dan hasil jasa ( service efforts and
accomplishments ) organisasi secara bersama menunjukkan informasi
yang paling bermanfaat dalam menilai kinerja organisasi.
6. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi tentang bagaimana
organisasi mendapatkan dan membelanjakan kas atau sumber likuid
lain, tentang pinjaman dan pelunasannya, dan tentang faktor lain yang
dapat mempengaruhi likuiditas organisasi.
7. Pelaporan keuangan harus mencakupi penjelasan – penjelasan dan
interpretasi – interpretasi untuk membantu para pemakai memahami
informasi keuangan yang disediakan.
17
Ciri – ciri tujuan pelaporan organisasi non – bisnis :
1. Penerimaan sumber ekonomik yang cukup besar dari penyedia jasa yang
tidak mengharapkan untuk menerima imbalan atau manfaat yang
proposionl dengan sumber ekonomik yang diserahkan.
2. Tujuan operasi selain menyediakan / menjual barang dan jasa untuk
mendatangkan laba atau setara laba.
3. Tidak terdapatnya hak kepemilikan dengan proporsi tertentu / pasti
yang dapat di jual, dipindahtangankan, atau ditarik, atau yang
mengandung hak yuridis atas bagian dari sisa kekayaan dalam hal
organisasi dilikuidasi / dibubarkan.
Karakteristik Kualitatif Informasi
FASB merumuskan kualitas spesifik dalam dua kategori yaitu primer
(primary) beserta unsur-unsurnya (ingredients), dan sekunder
(secondary/interactive).
 Kualitas primer terdiri atas:
1. Kerelavanan atau keterpautan atau relevansi (relevance) dan
keterandalan atau reliabilitas (reliability).
- Nilai prediktif
- Nilai balikan
- Ketepat waktuan
2. Keterandalan atau reliabilitas atau keberpautan atau relevansi
(relevance)
- Keterujian atau variabilititas (variability)
- Ketepatan penyimbolan (representational faithfulness)
 Kualitas sekunder terdiri atas :
1. Keterbandingan (comparability)
2. Konsistensi (consistency)
3. Kenetralan atau netralitas (neutrality)
Elemen – elemen statemen keuangan
Berikut adalah elemen – elemen secara eksplisit yang diidentifikasi
FASB, antara lain :
1. Aset
2. Kewajiban
3. Ekuitas atau asset bersih
4. Investasi oleh pemilik
5. Distribusi ke pemilik
18
6. Laba komprehensif
7. Pendpatan
8. Biaya
9. Untung
10. Rugi
Perubahan Posisi Keuangan
Aset, kewajiban, dan ekuitas sebagai elemen posisi keuangan dapat
berubah akibat tiga hal yaitu :
1. kejadian, adalah terjadinya suatu perkara atau urusan yang mempunyai
konsekuensi terhadap suatu entitas.
2. keadaan, adalah suasana atau seperangkat kondisi yang berkembang
dari suatu kejadian atau serangkaian kejadian yang berkulminasi pada
situasi tak terduga atau sulit diduga.
3. transaksi, adalah salah satu bentuk kejadian eksternal yang
melibatkan transfer sesuatu yang bernilai ( manfaat ekonomi masa
datang ) antara dua entitas atau lebih.
Pengaruh ketiga hal di atas dapat terjadi pada setiap elemen asset,
kewajiban, atau ekuitas saja atau pada dua atau tiga elemen sekaligus.
Pengukuran Dan Pengakuan
Pelaporan dan Statemen Keuangan
FSAB menyatakan bahwa statemen keuangan adalah media utama atau
ciri sentral pelaporan keuangan. Pengukuran dan pengakuan menentukan
lingkup pelaporan keuangan yang wajib disajikan melalui seperangkat penuh
statemen keuangan.
Seperangkat Statemen Keuangan
Tujuan pelaporan, krakteristik kualitatif, dan elemen – elemen
keuangan akan menentukan jenis statemen apa saja yang membentuk penuh
statemen keuangan.
FSAB menyatakan bahwa seperangkat statemen keuangan untuk suatu
periode harus menunjukkan informasi sebagai berikut :
1. Posisi keuangan pada akhir periode tersebut
2. Laba untuk periode tersebut
3. Laba komprehensif untuk periode tersebut
4. Aliran kas selama periode tersebut
5. Investasi oleh dan distribusi ke pemilik selama periode tersebut
Pengukuran
19
Pengukuran adalah penentuan besarnya unit pengukur ( jumlah rupiah )
yang akan diletakkan pada suatu objek ( elemen atau pos ) yang terlibat dalam
suatu transaksi, kejadian, atau keadaan untuk merepresentasi makna atau
atribute objek tersebut. Pengertian pengukuran diatas bersifat umum atau
luas tidak dibatasi untuk pengukuran pada saat suatu objek terjadi
(diperoleh) atau pada saat suatu objek.
Pengakuan
Secara konseptual, pengakuan adalah penyajian suatu informasi melalui
statemen keuangan sebagai ciri sentral pelaporan keuangan.
Secara teknis, pengakuan merupakan pencatatan secara resmi ( penjurnalan )
suatu kuantitas ( jumlah rupiah ) hasil pengukuran ke dalam system akuntansi
sehingga jumlah rupiah tersebut akan mempengaruhi suatu pos terefleksi ke
dalam statemen keuangan.
Rerangka konseptual harus menetapkan kriteria pengakuan umum
untuk dijadikan dasar bagi penyusun standar untuk menentukan teknik atau
prosedur pengakuan dalam bentuk standar akuntansi.
FASB menetapkan empat kriteria pengakuan fundamental (konseptual)
sebagai berikut :
1. Definisi (definitions )-- Suatu pos harus memenuhi definisi elemen
statemen keuangan.
2. Keterukuran (measureability) -- Suatu pos harus mempunyai atribut
yang berpaut dengan keputusan dan dapat diukur dengan tingkat
keterandalan yang cukup.
3. Keberpautan (relevance) -- Informasi yang dikandung suatu pos
mempunyai daya untuk membuat perbedaan dalam keputusan pemakai.
4. Keterandalan (reliability) -- Informasi yang dikandung suatu pos
secara tepat menyimbolkan fenomena, teruji (terverifikasi), dan
netral.
20
BAB 5 TEORI AKUNTANSI
KONSEP DASAR
Konsep dasar pada umumnya, merupakan abstraksi atau konseptualisasi
karakterisitik lingkungan tempat atau wilayah diterapkannya pelaporan
keuangan.
Ikatan Akuntansi Indonesia ( IAI )
Ada dua konsep dasar yang disebut secara spesifik dalam rerangka
konseptual IASC, antara lain :
1. Basic akrual ( accrual basis )
2. Usaha berlanjut ( going concern )
Paul Grady
Grady mendeskripsi konsep dasar sebagai konsep yang mendasari
kualitas kebermanfaatan dan keterandalan informasi akuntansi atau sebagai
keterbatasan yang melekat pada statemen keuangan. Kesepuluh konsep
tersebut antara lain :
1. Struktur masyarakat dan pemerintah yang mengakui hak milik pribdi
2. Entitas bisnis spesifik
3. Usaha berlanjut
4. Penyimbolan secara moneter dalam seperangkat akun
5. Konsistensi antara periode untuk entitas yang sama
6. Keanekaragaman perlakuan akuntansi di antara entitas independent
7. Konservatisma
8. Keterandalan data melalui pengendalian internal
9. Materialitas
10. Ketepatwaktuan dalam pelaporan keuangan memerlukan taksiran
Accounting Principles Board ( APB )
APB menyebut konsep dasar sebagai ciri – ciri dasar dan memuatnya
dalam APB statemen. APB mengidentifikasi tiga belas konsep dasar yang
merupakan karakteristik lingkungan diterapkannya akuntansi yaitu :
1. Entitas akuntansi
2. Usaha berlanjut
3. Pengukuran sumber ekonomik dan kewajiban
4. Periode – periode waktu
21
5. Pengukuran dalam unit uang
6. Akrual
7. Harga pertukaran
8. Angka pendekatan
9. Pertimbangan
10. Informasi keuangan umum
11. Statemen keuangan berkaitan secara mendasar
12. Substansi daripada bentuk
13. Materialitas
Kesatuan Usaha
Konsep ini menyatakan bahwa perusahaan dianggap sebagai suatu
kesatuan atau badan usaha ekonomik yang berdiri sendiri, bertindak atas
namanya sendiri, dan kedudukannya terpisah dari pemilik atau pihak lain yang
menanamkan dana dalam perusahaan dan kesatuan ekonomik tersebut menjadi
pusat perhatian atau sudut pandang akuntansi.
Batas Kesatuan
Walaupun secara yuridis kesatuan usaha didukung keberadaannya,
batas kesatuan usha dari segi akuntansi bukanlah kesatuan yuridis atau hukum
melainkan kesatuan ekonomik. Dimana akuntansi memperlakukan badan usaha
sebagai suatu kesatuan ekonomik daripada kesatuan yuridis.
Persamaan Akuntansi
Agar penyusunan statemen keuangan dapat dilakukan dengan cepat,
system akuntansi harus di organisasi atas dasar persamaan akuntansi.
Hubungan fungsional antar buku besar ini dapat dinyatakan sebagai berikut :
Aktiva = Kewajiban + Ekuitas + Pendapatan – Biaya
Arti Penting Laporan Periodik
Dengan konsep kontinuitas usaha, perusahaan berusaha untuk terus
maju dan berkembang. Untuk mengetahui seberapa maju dan berkembangnya
perusahaan yang dijalankan, maka perusahaan tersebut harus membuat
laporan mengenai perusahaan secara periodik. Jika perusahaan tidak membuat
laporan secara periodik, maka sulit untuk menentukan keputusan lebih lanjut.
22
Keterbatasan Informasi Akuntansi
Informasi akuntansi hanya merupakan sebagian hak eksternal dan
manajemen. Lebih dari itu, walaupun segala pertimbangan dan kebijakan
didasarkan pada data akuntansi secara cukup mendalam. Pada akhirnya
keputusan yang dihasilkan akan mencerminkan juga pengaruh data non
akuntansi dan akan diwawancarai dengan hal – hal yang sangat kualitatif dan
subjektif.
Saat Pengakuan Nilai Tambah
Konsep dasar ini mempunyai implikasi penting terhadap saat pengakuan
tambahan manfaat produk fisis yang dihasilkan. Dan jika tidak diketahui
secara objektif dan meyakinkan berapa besarnya nilai tambahan tersebut,
maka nilai tambah ini akan terealisasi kalau produk telah terjual dan asset
( kos ) baru masuk ke dalam kesatuan usaha.
Asas Akrual atau Himpun
Asas akrual adalah asas dalam pengakuan pendapatan dan biaya yang
menyatakan bahwa pendapatan diakui pada saat hak kesatuan timbul lantaran
penyerahan barang atau jasa ke pihak luar dan biaya diakui pada saat
kewajiban timbul dikarenakan penggunan sumber ekonomik yang melekat pada
barang dan jasa yang diserahkan tersebut.
Pengakuan Hak Milik Pribadi
Konsep ini menyatakan bahwa pengakuan hak milik pribadi harus
dilindungi atau diakui secara yuridis. Tanpa konsep ini, kesatuan usaha tidak
dapat memiliki sumber ekonomik atau asset. Karena pemilikan merupakan
salah satu cara untuk memperoleh penguasaan.
Salah satu bentuk perlindungan adalah adanya kewajiban untuk
mempertanggungjawabkan kekayaan yang dipercayakan pengelolaannya kepada
pihak lain.
Konservatisma
Konservatisma adalah sikap atau aliran dalam menghadapi
ketidakpastian untuk mengambil tindakan atau keputusan atas dasar munculan
yang terjelek dari ketidakpastian tersebut.
Sikap konservatif juga mengandung makna sikap berhati – hati dalam
menghadapi risiko dengan cara bersedia mengorbankan sesuatu untuk
mengurangi atau menghilangkan risiko.
23
Jika akuntansi menganut konsep dasar konservtisma, dalam menyikapi
ketidakpastian, akuntansi ( penyusun standar ) akan menentukan pilihan
perlakuan atau prinsip akuntansi yang didasarkan pada munculan ( keadaan,
harapan kejadian,atau hasil ) yang dianggap kurang menentukan.
Manfaat Konsep Dasar
Konsep dasar berfungsi :
1. Sebagai landasan penalaran pada tingkat perekayasaan ;
2. Untuk menentukan konsep, prinsip, metoda, atau teknik yang akan
dijadikan standar bagi penyusun standar.
24
BAB 6 TEORI AKUNTANSI
ASET
Teori elemen statemen keuangan tidak terbatas pada penlaran tentang
definisi, tetapi meliputi pula penalaran tentang pengukuran, penilaian,
pengakun, penyajian, dan pengungkapan. Penalaran ini menjadi dasar dalam
pemilihan kebijakan baik pada tingkat perekayasaan maupun penetapan
standar.
Konsep kesatuaan usaha menegaskan bahwa perusahaan merupakan
entitas yang berdiri sendiri dan bertindak atas namanya sendiri dan
perusahaan menjadi fokus pelaporan. Jadi fungsi pengelolaan dan pemilikan
terpisah sehingga keduanya dipandang sebagai huubungan bisnis. Hubungan
bisnis dapat dipertahankan kalau aset yang dikelola manajemen selalu
ditunjukkan asal atau sumbernya.
Setelah badan usaha berdiri dan pemilik menanamkan dana ke badan
usaha, upaya badan usaha dalam mendatangkan pendapatan dilakukan dengan
menyediakan barang dan jasa yang melibatkan pemerolehan berbagai aset.
Aset merupakan elemen neraca yang akan membentuk informasi
semantik berupa posisi keuangan, jika dihubungkan dengan elemen yang lain
yaitu kewajiban dan ekuitas.
Pengertian
Menurut FASB aset adalah manfaat ekonomik masa datang yang cukup
pasti yang diperoleh atau dikuasai / dikendalikan oleh suatu entitas sebagai
akibat transaksi atau kejadian masa lalu.
Menurut APB dan ijiri medefinisi aset sebagai sumber ekonomik karena
adanya unsur kelangkaan sehingga suatu entitas harus mengendalikannya dari
akses pihak lain melalui transakasi ekonomik. APB juga membedakan aset
menjadi yang digolongkan sebagai sumber ekonomik sebagai berikut :
1. Sumber produktif
a) Sumber produkitf kesatuan usaha yang meliputi bahan baku,
gedung, pabrik, perlengkapan, sumber alam, paten dan
semacamnya, jasa, dan sumber lain yang digunakan dalam
produksi barang dan jasa.
b) Hak kontraktual atas sumber produktif meliputi semua hak
untuk menggunakan sumber ekonomik pihak lain dan hak untuk
mendapatkan barang atau jasa dari pihak lain.
25
2. Produk yang merupakan keluaran kesatuan usaha terdiri atas :
a) Barang jadi yang menunggu penjualan
b) Barang dalam proses
3. Uang
4. Klaim untuk menerima uang
5. Hak pemilikan atau investasi pada perusahaan lain.
Dengan berbagai perbedaan di atas, pada dasarnya dapat disimpulkan
bahwa terdapat tiga karakteristik utama yang harus dipenuhi agar suatu
objek atau pos dapat dapat disebut aset, yaitu :
1. Manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti
2. Dikuasai atau dikendalikan oleh entitas
3. Timbul akibat transaksi masa lalu
Manfaat ekonomik
Untuk dapat disebut sebagai aset, suatu objek harus mengandung
manfaat ekonomik di masa datang yang cukup pasti. Uang atau kas mempunyai
manfaat atau potensi jasa karena apa yang dapat dia beli atau karena daya
tukarnya.
Sumber selain kas mempunyai manfaat ekonomik karena dapat
ditukarkan dengan kas, barang, ata jasa. Karena dapat digunakan untuk
memproduksi barang dan jasa, atau karena dapat digunakan untuk melunasi
kewajiban.
FSAB mengajukan dua hal yang harus dipetimbangkan dalam menilai
apakah pada saat tertentu suatu pos atau objek masih dapat disebut sebagai
aset, yaitu :
1. Apakah suatu pos yang dikuasai oleh suatu kesatuan usaha pada
mulanya mengandung manfaat ekonomik masa datang.
2. Apakah semua atau sebagian manfaat ekonomik tersebut masih tetap
ada pada saat penilaian.
Dikuasai oleh entitas
Untuk dapat disebut sebagai aset, suatu objek atau pos tidak harus
dimiliki oleh entitas tetapi cukup dikuasai oleh entitas. Bila pemilikan
menjaadi kriteria aset, maka akan banyak pos yang tidak msuk ebagai aset
sehingga tidak dapat dilaporkan dalam neraca. Dengan kata lain, pemilikan
sebagai kriteria akan mengakibatkan banyak pos dilaporkan di luar neraca.
Oleh karena itu konsep penguasaan lebih penting daripada konsep kepemilikan.
Most mengemukakan bahwa penguasaan atau kendali terhadap suatu objek
dapat diperoleh dengan cara :
26
1. Pembelian
2. Pemberian
3. Penemuan
4. Perjanjian
5. Produksi / transformasi
6. Penjualan
7. Lain – lain eperti pertukaran, peminjaman, penjaminan, pengkonsignaan,
dan berbagai transaksi komersial yang diakui hukum atau kebiasaan
bisnis.
Akibat Transaksi atau Kejadian Masa Lalu
Aset harus timbul akibat transaksi atau kejadian masa lalu, kriteria ini
untuk memenuhi definisi tetapi bukan kriteria untuk pengakuan. Jadi, manfaat
ekonomik dan penguasan atau hak atas manfaat saja tidak cukup untuk
memasukkan suatu objek ke dalam aset kesatuan usaha untuk dilaporkan
melalui statemen keuangan.
FSAB memasukkan trnsksi atau kejdian sebagai kriteriaa aset krena
transaksi atau kejaadian tersebut dapat menambah atau mengurangi aset.
Aset atau nilainya dapat dipengaruhi oleh kejadian atau seluruhny di luar
kemmpun kesatuan usaha atau manajemennya untuk mengendalikan misalnya
kenaikan harga, perubahan tingkat bunga, pertumbuhan alamiah, penyusutan,
pencurian, huru – hara, kecelakaan, dan bencana alam. Berbagai transaksi,
kejadian, atau keadaan pada akhirnya akan memicu pengakuan atau
penghapusan manfaat ekonomik suatu objek.
Karakteristik Pendukung
FSAB menyebutkan beberapa karakteristik pendukung yang
melibatkan kos, berwujud, tertukarkan, terpisahkan, dan berkekuatan hukum.
Karakteristik pendukung tersebut lebih menguatkan atau menyakinkan adanya
aset tetapi tidak adanya karakteristik pendukung tidak menghalangi suatu
objek untuk memenuhi syarat sebagai aset.
Melibatkan kos
Pemerolehan aset pada umumnya melibatkan kos sebagai penghargaan
sepakatan. Jika kos terjadi karena pemerolehan suatu objek terjadi akibat
pertukaran atau pembelian, maka objek tersebut lebih kuat untuk masuk
sebagai aset.
27
Pengukuran
Pengukuran bukan kriteria untuk mendefinisi aset tetapi merupakan
kriteria pengakuan aset.
Sebagai aliran informasi, kos juga mengalami tiga perlakuan akuntansi
mengikuti aliran fisis, yaitu :
1. pengukuran, pengakuan, dan klasifikasi pertama kali pada saat
terjadinya. Untuk selanjutnya seluruh kegiatan dalam tahap ini disebut
pengukuran saja.
2. pencatatan berikutnya dalam rangka mengikuti aliran fisis aset berupa
alokasi, distribusi, dan penggabungan untuk kepentingan internal /
manajerial atau kepentingan pengkosan produk. Untuk selanjutnya
seluruh kegiatan dalam tahap ini disebut penulusuran
3. pembebanan ke pendapatan perioda berjalan atau perioda – perioda
yang akan datang. Kos yang belum menjadi beban pendapatan (biaya)
akan tetap melekat pada objek menjadi aset badan usaha. Untuk
selanjutnya seluruh kegiatan dalam tahap ini disebut pembebanan ke
pendapatan.
Hubungan Kos, Aset, dan Biaya
Secara teknis Secara Konseptual
a. tahap pengakuan
atau
b. tahap pembebanan
aset biaya
28
kos
kos
kos kos
kos
Keterangan :
Jika suatu pengeluaran dicatat sebagai biaya, secara konseptual
dianggap bahwa kos objek bersangkutan dicatat sebagai aset dan kemudin
saat yang sama kos tersebut langsung dipindah ke biaya.
Jenis penghargaan
Kos dalam barter
Barter atau pertukaran aset merupakan pemerolehan aset dengan
penghargaan berupa aset berwujud atau non moneter lainnya.
Adapun prinsip – prinsip penentuan kos aset yang diterima dalam barter atau
pertukaran :
1. pertukaran tak sejenis, tanpa pembayaran tombok
Aset yang diterima dicatat sebesar nilai wajar / pasar aset yang
diserahkan atau nilai wajar aset yang diterima, mana yang lebih mudah
atau jlas ditentukan. Untung atau rugi yang timbul diakui pada saat
pertukaran
2. pertukaran tak sejenis, dengan pembayaran tombok
Aset yang diterima dicatat sebesar nilai pasar aset yang diserahkan
ditambah tombok atau nilai wajar / pasar aset yang diterima. Dalam hal
ini, nilai pasar aset yang diserahkan menunjukkan kas yang akan diterima
seandainya aset tersebut dijual. Untung atau rugi yang timbul diakui pada
saat pertukaran.
3. pertukaran sejenis, tanpa pembayaran tombok
Aset yang diterima dicatat sebesar nilai buku atau nilai pasar aset
yang diserahkan, mana yang lebih rendah. Ini berarti bahwa kalau terjadi
untung maka untung tidak diakui dan sebaliknya kalau terjadi rugi, rugi
tersebut diakui pada saat transaksi.
4. pertukaran sejenis, dengan pembayaran tombok
Aset yang diterima dicatat sebesar nilai buku aset yang diserahkan
ditambah tombok atau nilai pasar aset yang diserahkan ditambah tombok
mana yang lebih rendah. Ini juga berarti bahwa kalau terjadi untung maka
untung tidak diakui dan sebaliknya kalau terjadi rugi, rugi tersebut diakui
pada saat transaksi.
5. pertukaran sejenis, dengan penerimaan tombok
29
Jika terjadi rugi : aset yang diterima dicatat sebesar harga pasar
aset yang diserahkan dikurangi kas yang diterima. Ini berarti rugi yang
terjadi diakui semua pada saat terjadinya transaksi.
Jika terjadi untung : aset yang diterima dicatat sebesar nilai buku
aset yang diserahkan dikurangi porsi nilai buku aset yang diserahkan yang
dianggap dijual. Atau, nilai psar / wajar aset yang diserahkan dikurangi
untung tangguhan.
Saham sebagai penghargaan
Saham sebagai penghargaan merupakan salah atau bentuk pemerolehan
aset dengan barter. Dalam beberapa hal, jumlah setara saham dapat dicari
dengan membandingkan harga tunai jenis saham yang sama untuk memperoleh
dana tunai (kas) yang diterbitkan kira – kira bersamaan dengan penyerahan
saham untuk memperoleh aset bersangkutan.
Kos dalam reorganisasi
Jika suatu perusahaan sudah berjalan atau beroperasi cukup lama
kemudian mengalami reorganisasi, perusahaan tersebut biasanya tidak
mempunyai data kos yang memadai untuk menentukan kos aset yang
dikuasainya. Karena tujuan reorganisasi biasanya adalah menentukan nilai
perusahaan pada saat tersebut.
Hadiah atau hibah
Dalam hal ini, kita ambil contoh suatu perusahaan memperoleh gedung
beserta tanahnya melalui sumbangan atau hibah. Perolehan ini tetap dicatat
sebagai aset tanpa kos. Karena setiap fasilitas atau faktor ekonomik yang
digunakan dalam operasi perusahaan, tanpa memandang asalnya, harus
diperlakukan dengan saksama sebagai potensi jasa.
Tujuan Penilaian Aset
Karena aset merupakan elemen pembentuk posisi keuangan sebagai
informasi semantik bagi investor dan kreditor, maka tujuan penilaian aset
harus bepaut dengan tujuan pelaporan keuangan.
Tujuan dari penilaian aset adalah merepresentasikan atribut pos – pos
aset yang berpaut dengan tujuan pelaporan keuangan dengan menggunakan
basis penilaian yang sesuai.
30
Konsep dan Basis Penilaian
Nilai Pertukaran Sebagai Basis Penilaian
Nilai Pertukaran
Objektifitas Penilaian dan
Relevansi Aliran Kas
Terterapkan bila tidak tersedia perolehan penjualan
Terterapkan bila tersedia bukti bukti nilai keluaran yang
bukti nilai keluaran yang terandalkan sebagai indikasi
terandalkan sebagai indikasi
penerimaan kas masa datang penerimaan
kas masa datang
input output
aliran fisis/jasa
aliran
kas
Konsep nilai masukan dan keluaran sebenarnya berkaitan dengan
konsep kesatuan usaha yang dianggap mengusai sumber ekonomik (aset) dan
harus mempertanggungjawabkan asset tersebut.
Nilai Masukan ( input )
Nilai masukan didasarkan atas jumlah rupiah yang harus dikeluarkan
atau dikorbankan untuk memperoleh aset atau objek jasa tertentu yang
masuk dalam unit usaha.
Nilai Keluaran ( output )
Nilai keluaran didasarkan atas jumlah rupiah kas atau penghargaan
lainnya yang diterima suatu unit usaha apabila suatu aset atau potensi jasa
akhirnya keluar dari kesatuan usaha melalui pertukaran atau konversi.
Nilai Terealisasi Harapan
31
aset
atribu
t
Secara semantik, nilai terealisasi harapan suatu aset adalah
penerimaan kas tau potensi jasa masa datang yang jumlah dan waktunya cukup
pasti.
Dalam penilaian ini lebih bermanfaat dan valid untuk menilai investasi
tunggal atau perusahaan secara keseluruhan dari sudut pandang invstor.
Untuk penilaian aset secra individual , dasar penilaian ini mengandung
beberapa kelemahan yaitu :
1. Kalau tidak ada pasar untuk asset bersangkutan, penentuan aliran kas
masa datang bersifat subjektif sehingga sulit diversifikasi
2. Pemilihan tarif yang cukup representtif untuk merefleksi risiko tiap
set sangat problematik. Jika tarif tersebut dapat ditentukan, hasil
pengukuran sulit diinterpretasi maknanya oleh pembaca statemen
keuangan.
3. Aliran kas ke perusahaan dihasilkan oleh seluruh perusahaan dihasilkan
oleh seluruh aset sebagai satu kesatuan dalam menghasilkan produk
yang akhirnya dijul untuk mendatangkan kas.
4. Memperkuat 3 alasan di atas, beberapa asset memang tidak
terpisahkan sehingga nilai sekarang seluruh asset tidak akan sama
dengan penjumlahan semua kas masa datang diskunan tiap pos asset.
Penilaian Menurut FSAB
Bila dikaitkan dengan asset, dasar penilaian FSAB sebagai berikut :
a. Historical cost. Tanah, gedung, perlengkapan pabrik, dan kebanyakan
sediaan dilaporkan atas dasar kos historisnya yaitu jumlah rupiah kas
atau setaranya yang dikorbankan untuk memperolehnya. Kos histories
ini tentunya disesuaikan dengan jumlah bagian yang telah didepresiasi
atau di ammortisasi.
b. Current cost. Beberapa sediaan disajikan sebesar nilai sekarang atau
penggantinya yaitu jumlah rupiah kos atau setaraya yag harus
dikorbankan jika asset tertentu yang sejenis diperoleh sekarang.
c. Current market value. Beberapa jenis investasi dalam surat berharga
disajikan atas dasar nilai pasar selain yaitu jumlah rupiah kas atau
setaranya yang dapat diperoleh kesatuan usaha dengan menjual asset
tersebut dalam kondisi perusahaan yang normal.
d. Net relizable value. Beberapa jenis piutang jangka pendek dan sediaan
barang disajikan nilai terealisasi bersih yaitu jumlah rupiah kas atau
setaranya yang akan diterima dari asset tersebut dikurangi dengan
pengorbanan yang diperlukan untuk mengkonversi asset tersebut
menjadi kas atau setaranya.
32
e. Present value of future cash flows. Piutang dan investasi jangka
panjang disajikan sebesar nilai sekarang penerima kas di masa
mendatang sampai piutang terlunasi dikurangi dengan tambahan kos
yang mungkin diperlukan untuk mendapatkan penerimaan tersebut.
Pengakuan
Pengakuan dan penyajian asset biasanya ditentukan dalam standar
akuntansi yang mengatur tiap pos asset. Masalah akuntansi menyangkut
pengakuan biasanya berkaitan dengan masalah apakah suatu kos / jumlah
rupiah terlibat dalam transaksi, kejadian, atau keadaan tertentu dapat
diasetkan.
33
BAB 7 TEORI AKUNTANSI
KEWAJIBAN
Kewajiban mempunyai tiga karakteristik utama yaitu :
a. Pengorbanan manfaat ekonomik masa datang
Untuk dapat disebut disebut sebagai kewajiban, suatu objek harus
memuat suatu tugas atau tanggung jawab kepada pihak lain yang
mengharuskan kesatuan usaha untuk melunasi, menunaikan, atau
melaksanakannya dengan cara mengorbankan manfaat ekonomik yang
cukup pasti di masa datang.
b. Menjadi keharusan sekarang untuk mentransfer aset
Selanjutnya untuk dapat disebut sebagai kewajiban, suatu
pengorbanan ekonomik masa datang harus timbul akibat keharusan
sekarang.
Pengertian ”sekarang” dalam hal ini mengacu pada dua hal : waktu dan
adanya. Waktu yang dimaksud adalah tanggal pelaporan ( neraca ).
Keharusan terdiri dari :
 Keharusan kontraktual : keharusan yang timbul akibat
perjanjian atau peraturan hukum yang di dalamnya kewajiban
bagi suatu kesatuan usaha dinyatakan secara eksplisit ataau
implisit dan mengikat.
 Keharusan konstruktif : keharusan yang timbul akibat kebijakan
kesatuan usaha dalam rangka menjalankan dan memajukan
usahanya memenuhi apa yang disebut praktik usaha yang baik
atau etika bisnis dan bukan untuk memenuhi kewajiban yuridis.
 Keharusan demi keadilan : keharusan yang ada sekarang yang
menimbulkan kewajiban bagi perusahaan semata – mata krena
panggilan etis atau moral dari pada karena peraturan hukum
atau praktik bisnis yang sehat.
 Keharusn bergntung atau bersyraat : keharusan yang
pemenuhnnya tidak pasti karena bergantung pada kejadian masa
datang atau terpenuhinya syarat – syarat tertentu di masa
datang.
c. Timbul akibat transaksi masa lalu
Transaksi masa lalu yang dimaksud di sini adalah transaksi yang
menimbulkan keharusan sekarang telah terjadi.
34
Hak Kewajiban Tak Bersyarat
Konsep ini menyatakan bahwa walaupun kontrak telah ditanda tangani,
salah satu pihak tidak mempunyai kewajiban apapun sebelum pihak lain
memenuhi apa yang menjadi hak pihak lain. Jadi, konsep hak – kewajiban tak
bersyarat menyatakan ”secara teknis, konsep ini diartikan bahwa hak atau
kewajiban timbul bila salah satu pihak telah berbuat sesuatu”. Kontrak –
kontrak semacam ini dikenal dengan nama kontrak saling mengimbangi tak
bersyarat atau kontrak eksekutori .
Secara konseptual, diperlukan pedoman atau kriteria untuk memilih
saat yang tepat. Most, mengemukakan hal yang harus dipertimbangkan untuk
memilih saat yang tepat yaitu :
a. Pemenuhan definisi aset dan kewajiban
b. Kekuatan mengikat yaitu seberapa kuat bahwa pelaksanaan kontrak
tidak dapat dibatalkan
c. Kebermanfaatan bagi keputusan
Karakteristik Pendukung
FASB menyebutkan beberapa karakteristik pendukung selain
karakteristik yang tersebut di atas, yaitu :
1. Keharusan membayar kas
Pelunasan kewajiban pada umumnya dilakukan dengan pembayaran kas.
Keharusan membayar kas pada waktu dan jumlah rupiah tertentu di
masa datang merupakan petunjuk yang kuat atau jelas mengenai
adanya kewajiban. Akan tetapi, untuk menjadi kewajiban, penyerahan
aset ( kas ) bukan satu – satunya kriteria tetapi meliputi pula
penyerahan jasa. Esensi kewajiban lebih terletak pada pengorbanan
manfaat ekonomik masa datang dari pada terjadinya pengeluaran kas.
2. Identitas terbayar jelas
Jika identitas terbayar sudah jelas, maka hal tersebut hanya sekedar
menguatkan bahwa kewajiban memang ada tetapi untuk menjadi
kewajiban identitas terbayar tidak harus dapat ditentukan pada saat
keharusan terjadi.
Jadi yang penting adalah bahwa keharusan sekarang pengorbanan
sumber ekonomik di masa datang telah ada dan bukan siapa yang harus
dilunasi atau dibayar.
3. Berkekuatan hukum
Memang ada pada umumnya, keharusan suatu entitas untuk
mengorbankan manfaat ekonomik timbul akibat klaims yuridis yang
35
mempunyai kekuatan memaksa. Definisi kewajiban sebenarnya merupakan
bayangan cermin aset
Pengakuan, Pengukuran, dan Penilaian
Jika aset yang direpresentasi oleh kos mengalami tiga tahap perlakuan
(pemerolehan, pengolahan, dan penyerahan), maka kewajiban sebenarnya juga
mengalami tiga tahap perlakuan, yaitu :
1. pengakuan
Pada prinsipnya, kewajiban diakui pada saat keharusan telah mengikat
akibat transaksi yang sebelumnya telah terjadi. Mengikatnya suatu
keharusan harus di evaluasi atas dasar kaidah pengakuan.
Kam mengajukan empat kaidah pengakuan untuk menandai pengakuan
kewajiban, yaitu :
a. ketersediaan dasar hukum
Kaidah ini terkait dengan kualitas keterandalan dan keberpautan
informasi. Ketersediaan dasar hukum yang menimbulkan daya paksa hanya
merupakan karakteristik pendukung definisi kewajiban tadi. Jadi, kaidah
ini tidak mutlak sehingga kewajiban juga dapat diakui bila terdapat bukti
substantif hanya keharusan konstruktif atau demi kedilan.
b. keterterapan konsep dasar konservatisma
Kaidah ini merupakan penjabaran teknis kriteria keterandalan.
Implikasi dianutnya konsep konservatisma adalah rugi dapat segera diakui
tetapi tidak demikian dengan untung. Ini berarti kewajiban dapat diakui
segera sedangkan aset tidak.
c. ketertentuan substansi ekonomik transaksi
Substansi suatu transaksi dapat memicu pencatatan seluruh kewajiban
yang timbul ketika transaksi terjadi meskipun secara yuridis/kontraktual
kewajiban baru akan mengikat secara berkala pada saat keharusan
sekarang timbul. Dalam hal ini, kewajiban dapat atau bahkan harus diakui
jika secara substantif sewaguna tersebut sebenarnya adalah pembelian
angsuran.
d. keterukuran nilai kewajiban
Keterukuran merupakan salah satu syarat untuk mencapai kualitas
keterandalan informasi. Oleh karena itu, adanya kepastian mengenai
jumlah rupiah dapat memicu diakuinya suatu kewajiban. Jika pengukuran
suatu pos kewajiban bersifat sangat subjektif dan arbitrer, pada
umumnya pos tersebut tidak diakui.
36
Yang menjadi masalah teknis adalah kapan keempat kaidah di atas
dipenuhi. Hal ini berkaitan dengan penentuan saat pengakuan kewajiban.
Hendriksen dan Van Breda menunjukkan saat – saat untuk mengakui
kewajiban yaitu :
a. Pada saat penandatanganan kontrak bila pada saat itu hak dan
kewajiban telah mengikat. Dalam hak kontrak eksekutori, pengakuan
menunggu sampai salah satu pihak memanfaatkan / menguasai manfaat
yang diperjanjikan atau memenuhi kewajibannya.
b. Bersamaan dengan pengakuan biaya jika barang dan jasa yang menjadi
biaya belum dicatat sebagai aset sebelumnya.
c. Bersamaan dengan pengakuan aset. Kewajiban timbul ketika hak untuk
menggunakan barang dan jasa diperoleh.
d. Pada akhir perioda karena penggunaan asas akrual melalui proses
penyesuaian. Pengakuan ini menimbulkan pos utang atau kewajiban
akruan.
Keempat kaidah tersebut di atas sebagai bukti teknis dan ketentuan
saat pencatatan pada umumnya mudah diidentifikasi dan diterapkan untuk
keharusan kontraktual, konstruktif, dan demi keadilan.
Pengakuan Kewajiban Bergantung
Untuk keharusan bergantung ( khususnya rugi bergantung yang
menimbulkan kewajiban ), kaidah pengakuan keempat ( keterukuran nilai
kewajiban ) dan pasti tidknya pengorbann sumber ekonomik masa datang
kan terjadi menimbulkan msalah pengakuan. Oleh karena itu, diperlukn
ketentuan yang lebih tegas untuk mengakui kewajiban yang berkaitan
dengan rugi bergntung. FSAB memberi contoh keadaan – keadaan
kebergantungan rugi yang berpotensi memicu pengakuan kewjiban sebagai
berikut :
- Ketertagihan piutang usaha
- Keharusan berkaitan dengan jaminan produk dan kerusakan produk
- Risiko rugi atau kerusakan properitas ( fasilitas ) kesatuan usaha
akibat kebakaran, ledakan, dan bahaya lainnya.
- Ancaman penambilan set oleh pemerintah
- Persengketaan yang memberatkan atau menunggu keputusan
- Klaim atau pungutan yang telah diajukan / dikenakan atau yang mungkin
( possible ) terjadi
- Risiko rugi akibat bencana yang ditanggung oleh perusahaan asurnsi
kerugian dan kecelakaan dan perusahaan reasuransi
- Jaminan bank komersial dalam ikatan standby letters of credit
37
- Perjanjian untuk membeli kembali piutang atau asset yang terkait yang
telah dijual
Pengukuran
Pengukur yang paling objektif untuk menentukan kos kewajiban pada
saat terjadinya adalah penghargaan sepakatan dalam transaksi – transaksi
tersebut dan bukan jumlah rupiah pengorbanan ekonomik masa datang. Jadi,
konsep dasar penghargaan berlaku baik untuk aset mupun untuk kewajiban.
Hal ini berlaku khususnya untuk kewajiban jangka panjang.
Untuk kewajiban jangka pendek, kos penundaan dianggap tidak cukup
material sehingga jumlah rupiah kewajban yang dak akan sama dngan jmlah
ngbana smb knmk ( kas ) masa datang.
2. penilaian
Jika pengukuran mengacu pada penentuan nilai keharusan sekarang
pada saat terjadinya, penilaian mengacu pada penentuan nilai keharusan
sekarang pada setiap saat terjadinya kewajiban sampai dilunasinya
kewajiban. Makin mendekati saat jatuh tempo, nilai kewajiban akan makin
mendekati nilai nominal.
Jadi, penilaian kewajiban pada saat tertentu adalah penentuan jumlah
rupiah yang harus dikorbankan seandainya pada saat tersebut kewajiban
harus dilunasi.
3. pelunasan
Dasar atau Atribut Penilaian Kewajiban
Basis (atribut)
Penilaian
Keterangan Contoh Pos Yang
Berpaut
Harga pasar sekarang
Nilai pelunasan neto
Berbagai kewajiban yang
melibatkan komoditas
dan surat – surat
berharga.
Berbagai kewajiban yang
melibatkan jumlah
rupiah yang cukup pasti
tetap waktu
pelunasannya tidak
cukup pasti.
Kewajiban penerbit opsi
sebelum jangka opsi
habis dan beberapa
kewajiban pedagang
efek.
Utang usaha, utang
garansi, dan utang wesel
jangka pendek.
38
Nilai diskunan aliran kas
masa datang
Kewajiban moneter
jangka panjang jumlah
rupiah maupun saat
pembayaran cukup pasti.
Utang obligasi, dan
utang wesel jangka
panjang.
39
BAB 8 TEORI AKUNTANSI
PENDAPATAN
Definisi
Pendapatan dapat di definisi dari beberapa konsep, antara lain :
a. Konsep aliran musik, pendapatan merupakan aset
b. Konsep aliran keluar, pendapatan adalah penyerahan produk yang
diukur atas dasar penghargaaan produk tersebut.
c. Secara netral, pendapatan merupakan produk perusahaan sebagai hasil
dari upaya produktif. Pendapatan diukur dengan jumlah rupiah aset
baru yang diterima dari pelanggan.
Dari beberapa definisi di atas, dapat didaftar karakteristik – karakteristik
yang membentuk pengertian pendapatan dan untung. Yang membentuk
pengertian pendapatan adalah :
1. Aliran masuk atau kenaikan aset
2. Kegiatan yang merepresentasi operasi utama atau sentral yang
menerus
3. Pelunasan, penurunan, atau pengurangan kewjibn
4. Suatu entitas
5. Produk perusahaan
6. Pertukaran produk
7. Menyandang beberapa nama atau mengambil beberapa bentuk
8. Mengakibatkan kenaikan ekuitas
Kenaikan Aset
Untuk dapat mengatakan bahwa pendapatan ada atau timbul, harus terjadi
transaksi atau kejadian yang menaikkan aset atau menimbulkan aliran masuk
aset. Tidak ada batasan bahwa aset harus berupa kas atau alat likuid yang
lain.
Paton dan litleton menyebutkan bahwa aset dapat bertambah karena berbagai
transaksi, kejadian, atau keadaan sebagai berikut :
1. Transaksi pendanaan yang berasal dari kreditor dan investor
2. Laba yang berasal dari kegiatan investasi
3. Hadiah, donasi, atau temuan
4. Revalusi aset yang telah ada
5. Penyediaan dan / atau penyerahan produk ( barang dan jasa )
40
FSAB mengisyaratkan jumlah kotor dengan menyatakan bahwa pendapatan
adalah jumlah rupiah yang datang dari penyerahan produk atau pelaksanaan
jasa.
Operasi Utama Berlanjut
Pengertian operasi utama dalamm hal ini lebih dikaitkan dengan tujuan utama
perusahaan yaitu menghasilkan produk / jasa untuk mendatangkan laba dan
bukan untuk membatasi jenis produk utama dan produk samping.
Berbagai Bentuk dan Nama
Untung
Seperti pendapatan, kata – kata kunci yang melekat pada pengertian untung
adalah :
1. kenaikan ekuitas ( aset bersih )
2. transaksi periferal atau insidental
3. selain yang berupa pendapatan atau investasi oleh pemilik
FSAB merinci lebih lanjut transaksi, kejadian, atau keadaan yang
menimbulkan untung menjadi empat sumber atau karakteristik yaitu :
a. periferal dan insidental
b. transfer nontimbal – balik
c. penahana aset
d. faktor lingkungan
Pengakuan Pendapatan
Pengakuan merupakan pencatatan jumlah rupiah secara resmi ke dalam sistem
akuntansi sehingga jumlah tersebut terefleksi dalam statemen keuangan.
Pengertian pendapatan harus dipisahkan dengan pengakuan pendapatan
bahkan pengertian pendapatan sebenarnya juga harus dipisahkan dengan
pengukuran pendapatan. Dengan demikian, suatu jumlah yang memenuhi
definisi pendapatan tidak dengan sendirinya jumlah tersebut diakui ( dicatat
secara resmi ) sebagai pendapatan.
Pengakuan pendpatan tidak boleh menyimpang dari landasan konsptual. Oleh
karena itu, secara konseptual pendapatan hanya dapat diakui jika memenuhi
kualitas terukuran dan keterandalan.
Pembentukan Pendapatan
Konsep pembentukan pendapatan menyatakan bahwa pendapatan terbentuk,
terhimpun, atau terhak bersamaan dengan dan melekat pada seluruh atau
41
totalitas proses berlangsungnya operasi perusahaan dan bukan sebagai hasil
transaksi tertentu.
Operasi perusahaan meliputi kegiatan produksi, penjualan, dan pengumpulan
piutang. Konsep pembentukan ini sering disebut pendekatan proses
pembentukan pendapatan atau pendekatan kegiatan. Pendekatan ini dilandasi
oleh konsep dasar upaya dan hasil / capaian serta kontinuitas usaha.
Realisasi Pendapatan
Dengan konsep realisasi, pendapatan baru dapat dikatakan terjadi atau
terbentuk pada saat terjadi kesepakatan atau kontrak dengan pihak
independen ( pembeli ) untuk membayar produk baik produk telah selesai dan
diserahkan atau maupun belum dibuat sama sekali.
Berdasarkan konsep, pendapatan sebenarnya terjadi akibat transaksi
tertentu yaitu transaksi penjualan atau kontrak sehingga sebelum transaksi
atau kontrak tersebut terjadi pendapatan belum terjadi atau terbentuk.
Konsep realisasi atau pendekatan transaksi lebih menekankan kejadian yang
dapat menandai pengakuan pendapatan yaitu :
1. kepastian perubahan produk menjadi potensi jasa lain melalui proses
penjualan yang sah atau semacamnya ( misalnya kontrak penjualan ).
2. penguatan atau validasi transaksi penjualan tersebut dengan
diperolehnya aset lancar ( kas, setara kas, atau piutang ).
Kriteria Pengakuan Pendapatan
Pendapatan baru dapat diakui setelah suatu produk selesai diproduksi dan
penjualan benar – benar telah terjadi yang ditandai dengan penyerahan
barang,
FASB mengajukan dua kriteria pengakuan pendapatan ( dan untung ) dan
harus dipenuhi, yaitu :
1. terealisasi atau cukup pasti terealisasi
2. terbentuk / terhak
Terbentuknya pendapatan tidak harus selalu mendahului realisasi pendapatan;
dapat terjadi, pendapatan terealisasi sebelum terbentuk. Kam mengemukakan
kriteria pengakuan secara lebih teknis. Pendapatan baru dapat diakui jika
dipenuhi syarat – syarat berikut :
1. kerukuran nilai aset
2. adanya suatu tnasaksi
42
Bab 9
Biaya
Pengertian biaya idak dapat dipisahkan dengan pengertian kos dan
asset dan juga rugi. Embahasan tersebut hanya menyebutkan bahwa bila kos
tidak memenuhi definisi asset(dapat ditangguhkan pembebanannya terhadap
pendapatannya). APB selanjutnya bahwa seperti pendapatan, biaya timbul
hanya dalam kaitannya dengan kegiatan penciptaan laba yang mengakibatkan
perubahan ekuitas., dilain pihak, timbulnya kewajiban untuk pembelian asset
bukan merupakan biaya karena ekuitas tidak dapat berubah pada saat
pembelian tersebut.
Untuk dapat mengatakan bahwa biaya timbul harus terjadi transaksi
atau kejadian yang menurunkan asset atau meimbulkan aliran keluar asset
atau sumber ekonomik. Asset dalam hal ini harus diartikan sebagai sumber
semua asset perusahaan sebagai satu kesatuan. Dengan demikian, konsumsi
atau pemakaian asset atau manfaat ekonomik harus diartikan bahwa manfaat
ekonomik asset telah habis karena melekat pada barang atau jasa yang telah
diserahkan dari kesatuan usaha sehingga kesatuan usaha tidak menguasai lagi
manfaat tersebut.
Tidak semua penurunan atau konsumsi asset membentuk biaya. Yang
dimaksud dengan kegiatan utama adalah kegiatan penciptaan pendapatran
yang direpresentasi dalam kegiatan memproduksi/mengirim barang atau
menyerahkan/melaksanakan jasa. Semua badan autoritatif mendefinisi biaya
tidak hanya dari sudut penurunan asset tetapi juga dari kenaikan kewajiban.
Alasanya adalah agar makna biaya cukup luas untuk mencapai pula pos-pos
yang timbul dalam penyesuaian akhir tahun. Gagasan Kam justru relevan untuk
mendukung pendefinisian biaya sebagai kenaikan kewajiban. Bila barang dan
jasa telah dimanfatkan oleh perusahaan tetapi perusahaan tidak mengakuinya
sebagai asset sebelumnya atau perusahaan belum mengakui kewajiban atas
penggunaan barang dan jasa yang dikuasai pihak lain. Definisi APB dan IAI
secara explisitr menyebutkan bahwa penurunan asset akhirnya akan
mengubah ekuitas atau menurunkan ekuitas. Pendefinisin ini sebenarnya
menegaskan bahwa akuntansi menganut konsep kesatuan usaha sehingga
ekuitas secara konseptual adalah utang perusahaan kepada pemilik. Walaupun
demikian penurunan kuitas lebih menegaskan pengertian biaya karena tidak
setiap penurunan asset mengakibatkan penurunan ekuitas. Pendefinisian biaya
oleh FASB sebagai aliran keluar asset atau pemanfaatan asset tidak secara
tegas membatasi apakah aliran atau pemanfaatan tersebut bersifat fisis atau
moneter. Secara semantic biaya seharusnya didefinisi sebgai perubahan atau
43
penurunan nilai sehingga timbulnya biaya harus merupakan kejadian moneter.
Oleh karena itu definisi APB, IAI dan sumber lainnya memasukkan
pengukuran secara moneter penurunan tersebut. Definisi Kam dilandasi oleh
pemikiran bahwa biaya merupakan kejadian moneter yaitu perubahan nilai
asset, kewajiban, atau ekuitas. Niali ini diukur dengan kos barang dan jasa
yang dapat dikuasai dan dimanfaatkan kesatuan usaha melalui penyerahan
asset, penimbulan kewajiban, dan peningkatan ekuitas. Keunggulan defini kam
disbanding FASB adalah emasukkan periode sekarang sebagai wadah atau
takaran untuk menghubungkan pendapatan dengan biaya. Untuk dapat disebut
sebagai biaya, pemanfaatan barang dan jasa harus dikaitkan dengan periode
khususnya periode untuk menakar pendapatan. Dengan demikian konsep
penandingan secara jelas terkandung dalam definisi biaya oleh Kam. Defnisi
FASB sama sekali tidak menunjukkan secara explicit asosiasi antara
pendapatan dan biaya. FASB memfokuskan pengertian biaya hanya untuk
penurunan asset yang berkaitan dengan operasi utama atau sentral. Namun
tidak berarti bahwa penurunan asset yang tidak berkaitan dengan operasi
utama lalu diklasifikasi menjadi non operasi. Sebagai lawan makna untung,
kata-kata kunci yang melekat pada pengertian rugi adalah:
a. Penurunan akuitas
b. Transaksi peripheral atau incidental
c. Selain apa yang didefinisi sebagai biaya atau selain distribusi ke
pemilik.
Rugi perlu didefinisi sebagai elemn dan dibedakan dengan biaya oleh
FASB karena sifat terjadinya sebagaimana disebut dalam karakteristik.
Untuk disebut rugi, kejadian yang menimbulkan harus peripheral atau
insedential atau diluar kendali manajemen.
Empat sumber rugi yang diidentifikasi FASB adalah
a. Peripheral dan incidental
b. Transfer nontimbal-balik
c. Penahanan asset
d. Factor lingkungan
Kos yang telah dikorbankan tetapi tidak ada imbalan barang atau jasa
yang diterima tidak dapat dianggap sebagai rugi begitu saja. Mungkin dari
kondisi lingkungan tertentu kos tersebut dapat dianggap rugi, tetapi tidaklah
demikian kalau dipandang dari sudut kondisi perusahan dalam lingkungan
ekonomi dan social yang lain tempat perusahaan beroperasi. Pengakuan biaya
tidak dibedakan dengan pengakuan rugi. Pengakuan menyangkut masalah
criteria pengakuan pengakuan yaitu apa yang harus dipenuhi agar penurunan
nilai asset yang memenuhi deinisi biaya atau rugi dapat diakui dan masalah
44
saat pengakuan yaitu peristiwa atau kejadian apa yang menandai bahwa
criteria pengakuan telah dipenuhi. Biaya atau rugi bila telah menjadi nyata
atau jelas bahwa manfaat ekonomik masa dating suatu asset yang telah diakui
sebelumnya telah berkurang atau lenyap atau bahwa kewajiban timbul atau
bertambah tanpa adanya manfaat. Kaidah pengakuan diatas sebenarnya
dilandasi oleh basis asosiasi yang oleh APB disebut sebagai prinsip pengakuan
biaya pervasive atau luas.
Hal ini dinyatakan oleh APB sebagai berikut:
a. Mengasosiasi sebab dan akibat
b. Alokasi sistematik dan rasional
c. Pengakuan segera
Beberapa sumber mendefinisikan biaya dalam kaitanya dengan
pengertian kos karena memang biaya tidak dapat dipisahkan dengan kos. Perlu
ditegaskan kembali bahwa kos adalah pengukur biaya atau biaya
direpresentasi dengan kos sehingga secara teknis dan praktis biaya sering
disebut kos saja.
45
BAB 10
LABA (INCOME)
Makna Income dalam perpajakan adalah sebagai jumlah kotor sehingga
diterjemahkan sebagai penghasilan sebagaimana digunakan dalam Standart
Akuntansi Keuangan, sedangkan dalam Akuntansi istilah income adalah
dimaknai sebagai jumlah bersih sehingga istilah laba lebih menggambarkan
apa yang dimaksud dengan income. Dan lebih menunjuk pada konsep FASB.
Tujuan Pelaporan Laba
Adalah laba yang merupakan selisih pengukuran pendapatan dan biaya
secara akrual. Pendefisitan laba adalah sebagai pengukur kembalian atas
investasi dari pada sekedar perubahan kas.
Tujuan pelaporan laba diharapkan dapat digunakan antara lain :
1. Indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam perusahaan
yang diwujudkan dalam tingkat kembalian atas investasi
2. Pengukur prestasi atau kinerja badan usaha dan manajemen
3. Dasar penentuan besarnya pengenaan pajak
4. Alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomik suatu negara
5. Dasar penentuan dan penilaian kelayakan tarif dalam perusahaan publik
6. Alat pengendalian terhadap debitor dalam kontrak utang
7. Dasar kompensasi dan pembagian bonus
8. Alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan
9. Dasar pembagian dividen
Konsep Laba Konvensial
Laba akuntansi mempunyai beberapa kelemahan :
1. belum di definisi secara semantik dan jelas sehingga laba tersebut
secara intuitif dan ekonomik bermakna
2. Penyajian dan pengukuran laba masih difokuskan pada pemegang saham
biasa residual
3. Prinsip akuntansi berterima umum sebagai pedoman pengukuran laba
masih memberi peluang untuk terjadinya ketatakuasaan antar
perusahaan
4. Karena didasarkan pada konsep kos historis, laba akuntansi secara
umum belum memperhitungkan pengaruh perubahan daya beli dan
harga
5. Dalam menilai kinerja perusahaan secara keseluruhan, investor dan
kreditor memandang informasi selain laba akuntansi juga bermanfaat
46
atau bahkan lebih bermanfaat sehingga ketepatan laba akuntansi
belum menjadi tuntutan tang mendesak.
Atas dasar tujuan dan kelemahan laba akuntansi , ada dua aspek pokok
teori laba yaitu :
1. Interpretasi laba dan implikasinya dalam tiap tataran teori
2. Lingkup laba atas dasar kegiatan operasi dan teori entitas.
Konsep Laba dalam Tataran Semantik
Pengukur kinerja
Karena investor dan kreditor merupakan pihak yang dituju dalam
pelaporan keuangan, dianggap bahwa mereka berkepentingan dalam informasi
masa lalu untuk mengevaluasi prospek perusahaan dimasa datang.
Konfirmasi Harapan Investor
Perekayasa pelaporan keuangan juga berusaha menyediakan informasi
untuk meyakinkan bahwa harapan-harapan investor atau pemakai lainnya
dimasa lalu tentang kinerja perusahaan memang terealisasi.
Estimator Laba Ekonomik
Akuntansi menganut asa akrual untuk mendapatkan suatu angka yang
lebih bermakna secara ekonomik daripada sekedar kenaikan atau penurunan
kas dalam suatu periode. Oleh karena itu, laba akuntansi didasarkan pada data
yang telah terjadi bukan data hipotesis yang dapat berupa kos kesempatan
jangka panjang dan bukan penialaian ekonomik jangka pendek.
Makna Laba
Laba secara konseptual mempunyai karakteristik umum sebagai
berikut :
1. Kenaikan kemakmuran yang dimiliki atau dikuasai suatu entitas
2. Perubahan terjadi dalam suatu kurun waktu sehingga harus
diidentifikasi kemakmuran awal dan kemakmuran akhir
3. Perubahan dapat dinikmati, di distribusi atau ditarik oleh entitas yang
menguasai kemakmuran asalkan kemakmuran awal dipertahankan.
Laba dan Kapital
Konsep Pemertahanan Kapital
Konsep ini dilandasi oleh gagasan bahwa entitas berhak mendapatkan
kembalian/ imbalan atau return dan menikmati iya setelah kapital
dipertahankan keutuhannya atau pulih seperti sedia kala.
Konsep Laba dalam Tataran Semantik
47
Konsep ini harus dirasionalkan dalam bentuk standar dan prosedur
akuntansi yang objektif sehingga angka laba dapat diukur dan disajikan dalam
statemen keuangan Terdapat dua kriteria atau pendekatan dalam pengukuran
laba yaitu :
1. Pendekatan transaksi
2. Pendekatan kegiatan
Pengukuran atau Penilaian Kapital
Pengukuran kapital pada dua titik waktu menimbulkan masalah konsep
tual karena dengan berjalannya waktu beberapa hal yang bersifat ekonomik
berubah dan harus dipertimbangkan yaitu unit atau skala pengukur dan dasar
pengukuran.
Jenis Kapital :
1. Kapital Finansial
Adalah klaim dipandang dari jumlah rupiah atau nilai yang melekat
padanya tanpa memperhatikan wujud fisis klaim tersebut.
2. Kapital Fisis
Adalah sumber ekonomik yang dikuasai oleh entitas yang dipandang
atau dimaknai sebagai kapasitas produksi fisis yaitu kemampuan
menghasilkan baranh dan jasa.
Skala Pengukuran:
1. Skala Nominal
Adalah satuan rupiah sebagaimana telah terjadi tanpa memperhatikan
perubahan daya beli dengan berjalannya waktu akibat perubahan
kondisi ekonomik.
2. Skala daya beli
Skala daya beli atau lebih tepatnya skala rupiah daya beli atau skala
daya beli konstan merupakan skala untuk mengatasi kelemahan skala
rupiah nominal.
Dasar atau Atribut pengukuran:
1. Kos Historis
Merupakan jumlah rupiah sepakatan atau harga pertukaran yang telah
tercatat dalam sistem pembukuan.
2. Kos sekarang
Menunjukkan jumlah rupiah harga pertukaran atau kesepakatan yang
diperlukan sekarang oleh unit usaha untuk memperoleh aset yang sama
jenis dan kondisinya atau penggantinya yang setara.
Pengukuran Laba dengan Mempertahankan kapital
Berbagai pendekatan penilaian kapital dan implikasinya terhadap
penentuan laba antara lain adalah :
48
1. Kapitalisasi aliran kas harapan
2. Penilaian pasar atas aset bersih perusahaan
3. Setara Kas sekarang
4. Harga masukan historis
5. Harga masukan sekarang
6. Pembertahanan daya beli konstan
Laba dan teori entitas
Teori entitas atau ekuitas yang banyak dibahas dalam literatur teori
akuntansi adalah :
1. entitas usaha bersama
2. entitas usaha atau bisnis
3. entitas investor
4. entitas pemilik
5. entitas pemilik residual
6. entitas pengendali
7. entitas dana
49
Bab 11
E K U I T A S
PENGERTIAN
Dalam kerangka dasar Standart Akuntansi Keuangan (2002) misalnya
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) mandefinisi ekuitas sebagai berikut :
Ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua
kewajiban.
KOMPONEN EKUITAS PEMEGANG SAHAM
Dari segi riwayat terjadinya dan sumbernya, ekuitas pemegang saham
diklasifikasi atas dasar dua komponen penting yaitu modal setoran dn laba
ditahan. Modal setoran dipecah menjadi modal saham sebagai modal yuiridis
dan modal setoran tambahan dan komponen lain yang merefleksi transaksi
pemilik.
Ekuitas Pemegang Saham dan Komponennya
Modal Setoran
1. Modal Yuridis
2. Modal Setoran Lain
Modal Bentukan atau Laba Ditahan
• Laba atau rugi (dari statement laba rugi)
• Dividen
• Rekapitalisasi
• Defisit
• Koreksi
• Perubahan akuntansi
Keterangan :
 Tujuan Penyajian Ekuitas
Pengungkapan informasi ekuitas pemegang saham akan sangat
dipengaruhi oleh tujuan penyajian informasi tersebut kepada pemakai
statement keuangan. Pada umumnya, tujuan pelaporan informasi ekuitas
pemegang saham adalah menyediakan informasi kepada yang berkepentingan
tentang efesiensi dan kepengurusan manajemen.
Untuk memenuhi tujuan tersebut, informasi yang harus disampaikan tentang
ekuitas pemegang saham tersebut minimal adalah :
1. Sumber ekuitas pemegang saham beserta riwayatnya.
50
2. Peraturan yuridis yang membatasi pembagian dividen dan pengambilan
modal setoran kepada pemegang saham.
3. Prioritas beberapa golongan pemegang saham atau pemegang ekuitas
lainnya.
 Pembedaan Modal Setoran dan Laba Ditahan
Laba ditahan pada dasarnya terbentuk dari akumulasi laba yang
dipindahkan dari akun ikhtisar laba rugi. Begitu saldo laba ditutup ke laba
ditahan, sebenarnya saldo laba tersebut telah lebur menjadi elemen modal
pemegang saham yang sah. Dengan demikian untuk mengukur seluiruh hak
pemegang saham atas asset, laba ditahan harus digabungkan dengan modal
setoran.
Pembedaan antara dua bagian elemen ekuitas pemegang sangat
penting, Dari segi administrasi keuangan, laba ditahan merupakan indicator
daya melaba sehingga laba ditahan harus selalu dipisahkan dengan modal
setoran meskipun jumlahnya akhirnya ditotal untuk membentuk ekuitas
pemegang saham. Pembedaan ini juga sangat penting secara yuridis karena
modal setoran merupakan dana dasar yang harus tetap dipertahankan untuk
menunjukkan perlindungan bagi pihak lain. Dana ini hanya dapat ditarik
kembali dalam likuidasi atau dalam keadaan luar biasa lainnya.Sementara itu,
laba ditahan adalah jumlah rupiah yang secara yuridis dapat digunakan untuk
pembagian dividen.
 Modal Yuridis
Modal yuridis timbul karena ketentuan hukum yang mengharuskan
bahwa harus ada sejumlah rupiah yang harus dipertahankan dalam rangka
perlindungan rehadap pihak lain. Bentuk ketentuan hukum ini adalahbahwa
saham harus mempunyai nilai nominal atau nilai minimum yang dinyatakan
untuk menunjukkan hak yuridis. Modal yuridis merupakan jumlah rupiah
“minimal” yang harus disetor oleh investor sehingga membentuk modal yuridis.
 Modal Setoran Lain
Transfer dari modal setoran ke laba ditahan tanpa alasan yang kuat
adalah penyimpangan dari penalaran yang valid. Ini berarti bahwa modal tidak
dapat digunakan sebagao sumber laba ditahan. Demikian juga, tidak
sebagianpun dari jumlah rupiah laba ditahan dapat dimasukkan sebagai modal
setoran kecuali jumlah rupiah tersebut telah diubah menjadi modal dengan
proses kapitalisasi yuridis atau telah berubah karena transaksi modal yang
dibahas dibawah ini.
51
Perubahan modal setoran
1. Pemesanan saham
2. Obligasi terkonversi atau berhak-tukar.
3. Saham istimewa terkonversi atau berhak-tukar,
4. Dividen saham.
5. Hak beli saham.
6. Opsi saham.
7. Waran.
8. Saham treasuri.
 Perubahan Laba Ditahan
Terdapat beberapa hal lain yang dapat menyebabkan laba ditahan
dalam satu periode berubah selain karena transaksi modal tetapi karena
transaksi khusus yaitu :
1. Penyesuaian periode-lalu.
2. Koreksi kesalahan dalam laporan keuangan sebelumnya.
3. Pengaruh perubahan akuntansi.
4. Kuasi-reorganisasi.
Kuasi-organisasi merupkan prosedur akuntansi yang mengatur
perusahaan untuk merestrukturisasi ekuitasnya dengan menghilangkan
defisit dan menilai kembali seluruh asset dan kewajibannya tanpa
melalui reorganisasi secara hukum.
 Penyajian Modal Pemegang Saham
Urutan penyajian kewajiban dan modal pemegang saham dalam neraca
sebenarnya menggambarkan urutan perlindungan dalam kondisi perusahaan
yang mengalami defisit dan dalm kondisi perusahaan dilikuidasi.
Dalam terjadi defisit, urutan penyajian menggambarkan :
1. Urutan penyerapan rugi.
2. Urutan menerima distribusi asset.
Ditinjau dari segi ini, urutan perlindungan dapat dikemukakan sbagai
berikut :
• Karyawan dan pemerintah.
• Kreditor berjaminan.
• Kreditor takberjaminan.
• Pemegang saham prioritas.
• Pemegang saham biasa.
 Perincian Laba Ditahan
52
Bila komponen-komponen tertentu yang berasal dari transaksi operasi
dilaporkan langsung ke laba ditahan, laba ditahan dapat disajikan dan dirinci
atas dasar :
1. Perincian atas dasar sumber.
2. Perincian atas dasar tujuan penggunaan.
 Laba Komprehensif
Masalah teoritis dalam hal ini adalah pos-pos mana saja yang disajikan
melalui statement laba rugi dan pos-pos mana saja yang dilaporkan melalui
statement laba ditahan.Dalam hal ini, ada 2 pendekatan yang dapat dianut
yaitu :
1. Laba kinerja sekarang.
2. Laba semua-termasuk
53
Bab 12
PENGUNGKAPAN dan SARANA ITERPRETIF
PENGUNGKAPAN
Secara konseptual, pengungkapan merupakan bagian integral dari
pelaporan keuangan. Secara teknis, pengungkapan merupakan langkah akhir
dalam proses akuntansi yaitu penyajian informasi dalam bentuk seperangkat
penuh statement keuangan.
Fungsi dan Tujuan Pengungkapan
Secara umum, tujuan pengungkapan adalah menyajikan informasi yang
dipandang perlu untuk mencapai tujuan pelaporan keuangan dan untuk
melayani berbagai pihak yang mempunyai kepentingan berbeda-beda.
Pasar modal merupakan sarana utama pemenuhan dana dari masyarakat,
pengungkapan dapat diwajibkan untuk :
1. Tujuan melindungi.
Dilandasi oleh gagasan bahwa tidak semua pemakai cukup canggih
sehingga pemakai yang naïf perlu dilindungi dengan mengungkapkan
informasi yang mereka tidak mungkin memperolehnya atau tidak
mungkin mengolah informasi untuk menangkap substansi ekonomik yang
melandasi suatu pos statement keuangan.
2. Tujuan informatif.
Dilandasi oleh gagasan bahwa pemakai yang dituju sudah jelas dengan
tingkat kecanggihan tertentu.
3. Tujuan kebutuhan khusus.
Merupakan gabungan dari tujuan perlindungan publik dan tujuan
informatif.
Keluasan dan Kerincian Pengungkapan
Hal ini berkaitan dengan masalah seberapa banyak informasi harus
diungkapkan yang disebut dengan tingkat pengungkapan. Tingkat ini
mempunyai implikasi terhadap apa yang harus diungkapkan.
Kendala Pengungkapan
Berbagai hal menjadi pertimbangan penyusun standart atau badan
pengawas untuk menentukan seberapa banyak informasi harus diungkapkan.
Berikut ini adalah beberapa hal yang harus dipertimbangkan atau menjadi
kendala dalam pengungkapan. Kendala pada umumnya timbul dari kaca mata
perusahaan.
54
Pengungkapan Wajib dan Sukarela
Adalah pengungkapan yang dilakukan perusahaan di luar apa yang
diwajibkan oleh standar akuntansi atau peraturan badan pengawas
Regulasi Pengungkapan
Mempercayakan pengungkapan sepenuhnya kepada manajemen sama
saja dengan menyerahkan penyediaan informasi kepada pasar. Beberapa
argumen mendukung perlunya regulasi dalam penyediaan informasi.
Alasan tersebut adalah :
1. Penyalahgunaan.
2. Eksternalitas.
3. Asimetri informasi.
4. Keengganan manajemen.
Metode Pengungkapan
Metode pengungkapan berkaitan dengan masalah bagaimana secara
teknis informasi disajikan kepada pemakai dalam satu perangkat statemen
keuangan beserta informasi lain yang berpaut.
Informasi dapat disajikan dalam pelaporan keuangan sebagai antara lain :
1. Pos statemen keuangan.
Informasi keuangan dapat diungkapkan melalui statemen keuangan
dalam bentuk pos atau elemen statemen keuangan sesuai dengan
standart tentang definisi, pengukuran, penilaian, dan penyajian.
2. Catatan kaki.
Merupakan metode pengungkapan untuk informasi yang tidak praktis
atau tidak memenuhi kriteria untuk disajikan dalam bentuk pos atau
elemen statemen keuangan.
3. Penggunaan istilah teknis.
Istilah teknis dan strategik merupakan bagian dari pengungkapan.
Oleh karena itu, istilah yang tepat harus digunakan secara konsisten
untuk nama pos, elemen, judul, atau subjudul.
4. Penjelasan dalam kurung.
Penjelasan singkat berbentuk tanda kurung mengikuti suatu pos dapt
dijadikan cara untuk mengungkapkan informasi.
5. Lampiran.
6. Penjelasan auditor dalam laporan auditor dan komunikasi manajemen
dalam bentuk surat atau pernyataan resmi.
55
Pengungkapan yang dibahas di atas adalah pengungkapan oleh
manajemen lebih dari apa yang dapat disampaikan melalui seperangkat
penuh statemen keuangan.
SARANA INTERPRETIF
Kos dan Nilai
Dalam kondisiyang normal kos yang terjadi dapat dianggap menyatakan
nilai pasar suatu sumber ekonomik pada saat dibeli atau diperoleh. Nilai
adalah persepsi orang terhadap manfaat atau utilitas suatu objek yang
dinyatakan dalam satuan pengukur. Pada mulanya kos dan nilai adalah identik.
Argumen Pendukung
Argumen utama pendukung gagasan tersebut adalah keberpautan
keputusan sebagai salah satu kualitas informasi baik untuk kepentingan
manajemen maupun pihak luar.
Argumen Penyanggah
Tujuan utama akuntansi adalah pengukuran laba periodic dengan
menggunakan proses menandingkan kos dan pendapatan secara sistematik.
Penggantian jumlah rupiah tercatat (kos)dan faktor-faktor jasa dengan
taksiran nilai pasar yang berlaku sekarang tidak dapat didukung atas dasar
argument-argument berikut ini :
1. Keterandalan data.
2. Saling Kompensasi antarperioda.
3. Fluktuasi nilai merupakan gejala umum.
4. Nilai pasar dan posisi keuangan.
5. Simpulan
56
Bab 13
AKUNTANSI Untuk PERUBAHAN HARGA
RERANGKA AKUNTANSI POKOK
Telah dibahas di bab sebelum ini bahwa akuntansi harus mempunyai
rerangka akuntansi pokok untuk memproses data dasar. Data dasar harus
dipertahankan keutuhan atau integritasnya untuk merunut dengan seksama
riwayat transaksi. Rerangka akuntansi pokok akan menghasilkan statement
keuangan dasar.
Masalah Akuntansi
Sebagai data dasar, dalam kondisi perubahan harga akuntansi kos
hitoris menghadapi tiga masalah fundamental yang berkaitan dengan :
1. Masalah penilaian.
Nilai aset individual atau spesifik akan berubah kalau dibandingkan
dengan aset tertentu yang lain meskipun daya beli uang tidak berubah.
2. Masalah unit pengukur.
Daya beli uang dapat berubah sehingga unit moneter sebagi pengukur
niali tidak bersifat homogenus lagi kalau dikaitkan dengan waktu.
3. Masalah pemertahanan capital
Dalam konsep ini, laba adalah kenaikan kapital dalam suatu periode
yang dapat di distribusi atau dinikmati setelah kapital awal
dipertahankan.
Pos-pos Moneter dan Nonmoneter
Pos-pos moneter
Terdiri atas :
1. Aset moneter.
Adalah klaim untuk menerima kas di masa mendatang dengan
jumlah dan saat yang pasti tanpa mengaitkannya dengan harga masa
datang barang dan jasa tertentu.
2. Kewajiban moneter.
Adalah keharusan untuk membayar hutang di masa mendatang
dengan jumlah dan saat pembayaran yang sudah pasti.
Pos-pos nonmoneter
Terdiri atas :
1. Aset nonmoneter
57
Adalah aset yang mengandung jumlah rupiah yang menunjukkan
nilai dan nilai tersebut berubah-ubah dengan berjalannya waktu atau
aset yang merupakan klaim untuk menerima potensi jasa atau manfaat
fisis tanpa memperhatikan perubahan daya beli.
2. Kewajiban nonmoneter
Adalah keharusan untuk menyerahkan barang dan jasa atau
potensi jasa lainnya dengan kuantitas tertentu tanpa memperhatikan
daya beli atau perubahan nilai barang atau potensi jasa tersebut pada
saat diserahkan.
Perubahan Harga
Adalah perbedaan jumlah rupiah untuk memperoleh barang atau jasa
yang sama pada waktu yang berbeda dalam pasar yang sama (masukan dan
keluaran).
Ditinjau dari karakteristik perubahan harga barang dan jasa, ada 3 jenis
perubahan harga yaitu :
1. Perubahan harga umum.
• Inflasi dan daya beli uang.
• Implikasi akuntansi.
• Interpretasi untung/rugi daya beli.
2. Perubahan harga spesifik.
• Implikasi akuntansi.
• Interpretasi untung/rugi penahanan.
3. Perubahan harga relatif.
Tiga model akuntansi perubahan harga yang utama yaitu :
• Akuntansi daya beli konstan.
Tujuannya adalah mempertahankan capital atas dasar daya beli.
Dengan daya beli sebagai basis pengukuran, diharapkan perusahaan
mampu mempertahankan sumber ekonomiknya untuk membeli
barang dan jasa dan berlangsung terus dalam suatu kondisi
perekonomian tertentu.
• Akuntansi kos sekarang
Tujuannya adalah mengukur laba suatu periode dengan
mempertahankan capital semula. Dalam kaitannya dengan
akuntansi kos sekarang dalam arti luas adalah kos pengganti
(masukan), nilai jual sekarang (keluaran), dan nilai terealisasi
harapan (keluaran).
• Akuntansi hibrida
58
Bila kos sekarang menggunakan kos pengganti sebagai basis
penilaian hibrida ini disebut akuntansi kos sekarang/daya beli
konsta. Untuk selanjutnya istilah kos sekarang diartikan secara
sempit sebagai kos pengganti.
59

More Related Content

What's hot

Materi teorii-akuntansi
Materi teorii-akuntansiMateri teorii-akuntansi
Materi teorii-akuntansiAnisa Muvit
 
Makalah teori akuntansi (jiantari c 301 09 013)
Makalah teori akuntansi (jiantari c 301 09 013)Makalah teori akuntansi (jiantari c 301 09 013)
Makalah teori akuntansi (jiantari c 301 09 013)Jiantari Marthen
 
Struktur teori akuntansi
Struktur teori akuntansiStruktur teori akuntansi
Struktur teori akuntansisellyhood
 
Aplikasi teori pada regulasi akuntansi
Aplikasi teori pada regulasi akuntansiAplikasi teori pada regulasi akuntansi
Aplikasi teori pada regulasi akuntansiNadia Amelia
 
Makalah teori akuntansi bab 3 struktur teori akuntansi (jiantari c 301 09 013...
Makalah teori akuntansi bab 3 struktur teori akuntansi (jiantari c 301 09 013...Makalah teori akuntansi bab 3 struktur teori akuntansi (jiantari c 301 09 013...
Makalah teori akuntansi bab 3 struktur teori akuntansi (jiantari c 301 09 013...Jiantari Marthen
 
teori akuntansi
teori akuntansiteori akuntansi
teori akuntansiEl Loen
 
Soal jawab teori akuntansi Suwardjono
Soal jawab teori akuntansi SuwardjonoSoal jawab teori akuntansi Suwardjono
Soal jawab teori akuntansi SuwardjonoAbdul Hamid
 
Konstruksi Teori Akuntansi
Konstruksi Teori AkuntansiKonstruksi Teori Akuntansi
Konstruksi Teori AkuntansiSujatmiko Wibowo
 
pendahuluan Teori akuntansi
pendahuluan Teori akuntansipendahuluan Teori akuntansi
pendahuluan Teori akuntansiMelisaXu
 
Struktur teori akuntansi
Struktur teori akuntansiStruktur teori akuntansi
Struktur teori akuntansichikma jaoharah
 
Resume Teori Akuntansi Postulat, Prinsip dan Konsep
Resume Teori Akuntansi Postulat, Prinsip dan KonsepResume Teori Akuntansi Postulat, Prinsip dan Konsep
Resume Teori Akuntansi Postulat, Prinsip dan KonsepHanief Adrianto
 
Konstruksi Teori Akuntansi
Konstruksi Teori AkuntansiKonstruksi Teori Akuntansi
Konstruksi Teori AkuntansiAbdi Az
 
Struktur teori akuntansi
Struktur teori akuntansiStruktur teori akuntansi
Struktur teori akuntansiDyah A Fitria
 
1. pengertian teori akuntansi
1. pengertian teori akuntansi1. pengertian teori akuntansi
1. pengertian teori akuntansiIsmuadi Sniper
 
146020300111009 sri apriyanti husain uts_teori akuntansi
146020300111009 sri apriyanti husain uts_teori akuntansi146020300111009 sri apriyanti husain uts_teori akuntansi
146020300111009 sri apriyanti husain uts_teori akuntansiSri Apriyanti Husain
 
3. bab iii_struktur_teori_akuntansi
3. bab iii_struktur_teori_akuntansi3. bab iii_struktur_teori_akuntansi
3. bab iii_struktur_teori_akuntansifhia alisya
 

What's hot (20)

Materi teorii-akuntansi
Materi teorii-akuntansiMateri teorii-akuntansi
Materi teorii-akuntansi
 
Makalah teori akuntansi (jiantari c 301 09 013)
Makalah teori akuntansi (jiantari c 301 09 013)Makalah teori akuntansi (jiantari c 301 09 013)
Makalah teori akuntansi (jiantari c 301 09 013)
 
Struktur teori akuntansi
Struktur teori akuntansiStruktur teori akuntansi
Struktur teori akuntansi
 
Homefgngn
HomefgngnHomefgngn
Homefgngn
 
Power point ahmed belqoui
Power point ahmed belqouiPower point ahmed belqoui
Power point ahmed belqoui
 
Aplikasi teori pada regulasi akuntansi
Aplikasi teori pada regulasi akuntansiAplikasi teori pada regulasi akuntansi
Aplikasi teori pada regulasi akuntansi
 
Makalah teori akuntansi bab 3 struktur teori akuntansi (jiantari c 301 09 013...
Makalah teori akuntansi bab 3 struktur teori akuntansi (jiantari c 301 09 013...Makalah teori akuntansi bab 3 struktur teori akuntansi (jiantari c 301 09 013...
Makalah teori akuntansi bab 3 struktur teori akuntansi (jiantari c 301 09 013...
 
Slideta01
Slideta01Slideta01
Slideta01
 
teori akuntansi
teori akuntansiteori akuntansi
teori akuntansi
 
Pengertian Teori Akuntansi
Pengertian Teori AkuntansiPengertian Teori Akuntansi
Pengertian Teori Akuntansi
 
Soal jawab teori akuntansi Suwardjono
Soal jawab teori akuntansi SuwardjonoSoal jawab teori akuntansi Suwardjono
Soal jawab teori akuntansi Suwardjono
 
Konstruksi Teori Akuntansi
Konstruksi Teori AkuntansiKonstruksi Teori Akuntansi
Konstruksi Teori Akuntansi
 
pendahuluan Teori akuntansi
pendahuluan Teori akuntansipendahuluan Teori akuntansi
pendahuluan Teori akuntansi
 
Struktur teori akuntansi
Struktur teori akuntansiStruktur teori akuntansi
Struktur teori akuntansi
 
Resume Teori Akuntansi Postulat, Prinsip dan Konsep
Resume Teori Akuntansi Postulat, Prinsip dan KonsepResume Teori Akuntansi Postulat, Prinsip dan Konsep
Resume Teori Akuntansi Postulat, Prinsip dan Konsep
 
Konstruksi Teori Akuntansi
Konstruksi Teori AkuntansiKonstruksi Teori Akuntansi
Konstruksi Teori Akuntansi
 
Struktur teori akuntansi
Struktur teori akuntansiStruktur teori akuntansi
Struktur teori akuntansi
 
1. pengertian teori akuntansi
1. pengertian teori akuntansi1. pengertian teori akuntansi
1. pengertian teori akuntansi
 
146020300111009 sri apriyanti husain uts_teori akuntansi
146020300111009 sri apriyanti husain uts_teori akuntansi146020300111009 sri apriyanti husain uts_teori akuntansi
146020300111009 sri apriyanti husain uts_teori akuntansi
 
3. bab iii_struktur_teori_akuntansi
3. bab iii_struktur_teori_akuntansi3. bab iii_struktur_teori_akuntansi
3. bab iii_struktur_teori_akuntansi
 

Similar to Teori Akuntansi Dasar

Pengenalan teori Akuntansi
Pengenalan teori AkuntansiPengenalan teori Akuntansi
Pengenalan teori AkuntansiEkal Kurniawan
 
Teori Akuntansi.ppt
Teori Akuntansi.pptTeori Akuntansi.ppt
Teori Akuntansi.pptquadra2
 
Akuntansi positif dan akuntansi normatif
Akuntansi positif dan akuntansi normatifAkuntansi positif dan akuntansi normatif
Akuntansi positif dan akuntansi normatifneeaem
 
MAYRA DWI ANDRIYANI-43220110052-TM02.docx
MAYRA DWI ANDRIYANI-43220110052-TM02.docxMAYRA DWI ANDRIYANI-43220110052-TM02.docx
MAYRA DWI ANDRIYANI-43220110052-TM02.docxNiluhEkaMurniati1
 
DIAH PUTRI MAWAR SARI-43221120037-TM02.pdf
DIAH PUTRI MAWAR SARI-43221120037-TM02.pdfDIAH PUTRI MAWAR SARI-43221120037-TM02.pdf
DIAH PUTRI MAWAR SARI-43221120037-TM02.pdfDIAHPUTRIMAWARSARI
 
Pertemuan 2_Perkembangan dan Pengertian Teori Akuntansi_Pertemuan2.pdf
Pertemuan 2_Perkembangan dan Pengertian Teori Akuntansi_Pertemuan2.pdfPertemuan 2_Perkembangan dan Pengertian Teori Akuntansi_Pertemuan2.pdf
Pertemuan 2_Perkembangan dan Pengertian Teori Akuntansi_Pertemuan2.pdfRiaMennita
 
1. bab 2_-_metodologi_teori_akuntansi
1. bab 2_-_metodologi_teori_akuntansi1. bab 2_-_metodologi_teori_akuntansi
1. bab 2_-_metodologi_teori_akuntansiMemy Memy
 
Teori akuntansi materi 4
Teori akuntansi materi 4Teori akuntansi materi 4
Teori akuntansi materi 4Memy Memy
 
Andi Chadijah Putri 201830074 (Tugas teori akuntansi).pptx
Andi Chadijah Putri 201830074 (Tugas teori akuntansi).pptxAndi Chadijah Putri 201830074 (Tugas teori akuntansi).pptx
Andi Chadijah Putri 201830074 (Tugas teori akuntansi).pptxandichadijah1
 
Modul t.akuntansi
Modul t.akuntansiModul t.akuntansi
Modul t.akuntansivitalfrans
 
Soal jawab teori akuntansi Suwardjono
Soal jawab teori akuntansi SuwardjonoSoal jawab teori akuntansi Suwardjono
Soal jawab teori akuntansi SuwardjonoAbdul Hamid
 
PPT_TEORI AKUNTANSI.pptx
PPT_TEORI AKUNTANSI.pptxPPT_TEORI AKUNTANSI.pptx
PPT_TEORI AKUNTANSI.pptxfrengky22
 
Implikasi riset akuntansi keperilakuan terhadap pengembangan akuntansi manaje...
Implikasi riset akuntansi keperilakuan terhadap pengembangan akuntansi manaje...Implikasi riset akuntansi keperilakuan terhadap pengembangan akuntansi manaje...
Implikasi riset akuntansi keperilakuan terhadap pengembangan akuntansi manaje...www.didiarsandi.com
 
PPT TEORI AKUNTANSI KELOMPOK 3 KELAS C 2020
PPT TEORI AKUNTANSI KELOMPOK 3 KELAS C 2020PPT TEORI AKUNTANSI KELOMPOK 3 KELAS C 2020
PPT TEORI AKUNTANSI KELOMPOK 3 KELAS C 2020Ramadaniaja
 
Pendahuluan
PendahuluanPendahuluan
Pendahuluanliethy
 

Similar to Teori Akuntansi Dasar (20)

Pengenalan teori Akuntansi
Pengenalan teori AkuntansiPengenalan teori Akuntansi
Pengenalan teori Akuntansi
 
Teori Akuntansi.ppt
Teori Akuntansi.pptTeori Akuntansi.ppt
Teori Akuntansi.ppt
 
Akuntansi positif dan akuntansi normatif
Akuntansi positif dan akuntansi normatifAkuntansi positif dan akuntansi normatif
Akuntansi positif dan akuntansi normatif
 
Teori Akuntansi
Teori AkuntansiTeori Akuntansi
Teori Akuntansi
 
MAYRA DWI ANDRIYANI-43220110052-TM02.docx
MAYRA DWI ANDRIYANI-43220110052-TM02.docxMAYRA DWI ANDRIYANI-43220110052-TM02.docx
MAYRA DWI ANDRIYANI-43220110052-TM02.docx
 
DIAH PUTRI MAWAR SARI-43221120037-TM02.pdf
DIAH PUTRI MAWAR SARI-43221120037-TM02.pdfDIAH PUTRI MAWAR SARI-43221120037-TM02.pdf
DIAH PUTRI MAWAR SARI-43221120037-TM02.pdf
 
KELOMPOK 1 (TEORI AKUNTANSI).pptx
KELOMPOK 1 (TEORI AKUNTANSI).pptxKELOMPOK 1 (TEORI AKUNTANSI).pptx
KELOMPOK 1 (TEORI AKUNTANSI).pptx
 
Teori Akuntansi
Teori Akuntansi Teori Akuntansi
Teori Akuntansi
 
Pertemuan 2_Perkembangan dan Pengertian Teori Akuntansi_Pertemuan2.pdf
Pertemuan 2_Perkembangan dan Pengertian Teori Akuntansi_Pertemuan2.pdfPertemuan 2_Perkembangan dan Pengertian Teori Akuntansi_Pertemuan2.pdf
Pertemuan 2_Perkembangan dan Pengertian Teori Akuntansi_Pertemuan2.pdf
 
1. bab 2_-_metodologi_teori_akuntansi
1. bab 2_-_metodologi_teori_akuntansi1. bab 2_-_metodologi_teori_akuntansi
1. bab 2_-_metodologi_teori_akuntansi
 
TEORI AKUNTANSI
TEORI AKUNTANSITEORI AKUNTANSI
TEORI AKUNTANSI
 
Teori akuntansi materi 4
Teori akuntansi materi 4Teori akuntansi materi 4
Teori akuntansi materi 4
 
Teori Akuntansi
Teori AkuntansiTeori Akuntansi
Teori Akuntansi
 
Andi Chadijah Putri 201830074 (Tugas teori akuntansi).pptx
Andi Chadijah Putri 201830074 (Tugas teori akuntansi).pptxAndi Chadijah Putri 201830074 (Tugas teori akuntansi).pptx
Andi Chadijah Putri 201830074 (Tugas teori akuntansi).pptx
 
Modul t.akuntansi
Modul t.akuntansiModul t.akuntansi
Modul t.akuntansi
 
Soal jawab teori akuntansi Suwardjono
Soal jawab teori akuntansi SuwardjonoSoal jawab teori akuntansi Suwardjono
Soal jawab teori akuntansi Suwardjono
 
PPT_TEORI AKUNTANSI.pptx
PPT_TEORI AKUNTANSI.pptxPPT_TEORI AKUNTANSI.pptx
PPT_TEORI AKUNTANSI.pptx
 
Implikasi riset akuntansi keperilakuan terhadap pengembangan akuntansi manaje...
Implikasi riset akuntansi keperilakuan terhadap pengembangan akuntansi manaje...Implikasi riset akuntansi keperilakuan terhadap pengembangan akuntansi manaje...
Implikasi riset akuntansi keperilakuan terhadap pengembangan akuntansi manaje...
 
PPT TEORI AKUNTANSI KELOMPOK 3 KELAS C 2020
PPT TEORI AKUNTANSI KELOMPOK 3 KELAS C 2020PPT TEORI AKUNTANSI KELOMPOK 3 KELAS C 2020
PPT TEORI AKUNTANSI KELOMPOK 3 KELAS C 2020
 
Pendahuluan
PendahuluanPendahuluan
Pendahuluan
 

Teori Akuntansi Dasar

  • 1. 2014 MATERI TEORI AKUNTANSI Complete Version Rr. Dewi Paramitha F A K U L T A S E K O N O M I - A K U N T A N S I
  • 2. BAB 1 TEORI AKUNTANSI PENGERTIAN TEORI AKUNTANSI Akuntansi keuangan membahas tentang bagimana prosedur, metoda, dan teknik pencatatan transaksi keuangan dilakukan untuk mencapai tujuan pelaporan keuangan yang telah ditetapkan. Standar akuntansi memberi pedoman ( pendefinisian, pengukuran, penilaian, pengakuan, dan pengungkapan elemen – elemen atau pos – pos laporan keuangan ) perlakuan akuntansi terhadap suatu kejadian. Akuntansi yang dipraktikkan dalam suatu negara sebenarnya tidak terjadi begitu saja secara ilmiah namun praktik yang dijalankan dirancang dan dikembangkan secara sengaja untuk mencapai tujuan sosial tertentu. Dan praktik akuntansi dipengaruhi oleh faktor lingkungan ( sosial, ekonomi, politis ). Karena itu, struktur dan praktik akuntansi akan berbeda antara negara yang satu dengan yang lainnya ( perbedaan muncul dikarenakan struktur dan praktik tersebut disesuaikan dengan kondisi negara, tempat dimana akuntansi tersebut dijalankan ). Dalam bab ini teori akuntansi akan membahas perlakuan – perlakuan dan model – model alternatif yang dapat menjadi jawaban atas masalah – masalah yang dihadapi dalam praktik akuntansi. Praktik yang baik dan maju tidak akan dapat dicapai tanpa suatu landasan teori yang baik. Karena itu praktik dan profesi harus dikembangkan atas dasar penalaran. Pengembangan Akuntansi Akuntansi dipandang sebagai pelaksanaaan dan penerapan standar untuk menyusun seperangkat laporan keuangan. Dari sudut profesi atau praktisi, akuntansi berkepentingan dengan aspek “bagaimana”. Prinsip Akuntansi Berterima Umum / PABU ( generally accepted accounting principles / GAAP ) merupakan pedoman yang lebih luas dari pada standar akuntansi karena tidak semua perlakuan akuntansi secara eksplisit diatur dalam standar akuntansi. PABU berisi standar akunatansi ditambah dengan sumber – sumber acuan lain yang didukung berlakunya. Di lain pihak, sebagai objek pengetahuan di perguruan tinggi. Akademisi memandang akuntansi sebagai dua bidang kajian yaitu bidang praktik dan teori. Dengan demikian pendidikan akuntansi di perguruan tinggi harus mampu mengubah praktik akuntansi yang dijalankan menjadi lebih baik. Namun dalam kenyataannya, proses pengajaran di perguruan tinggi tidak selalu dapat terlaksana karena berbagai faktor. 2
  • 3. Peran Riset Akuntansi Praktik akuntansi akan mengalami perkembangan yang pesat dan memuaskan apabila terjadi interaksi antara tiga aspek yaitu : riset, pengajaran, dan praktik. Adapun gagasan – gagasan baru yang muncul untuk pengembangan praktik harus merupakan bahan penelitian dan pembahasan di tingkat akademik sehingga dihasilkan praktik – praktik alternatif yang dapat menjadi solusi bila terjadi masalah dalam praktik. Perekayasaan Pelaporan Keuangan Perekayasaan merupakan proses terencana dan sistematis yang melibatkan pemikiran, penalaran, dan pertimbangan untuk memilih dan menentukan teori, penngetahuan yang tersedia, konsep, metoda, teknik serta pendekatan untuk menghasilkan suatu produk. Dalam perekayasaan pelaporan keuangan, akuntansi memanfaatkan pengetahuan dan sains dari berbagai disiplin ilmu. Tujuan akuntansi akan menjadi kekuatan pengarah dalam merekayasa akuntansi karena tujuan tersebut akan digunakan untuk mengevaluasi kebermanfaatan dan keefektifan produk yang dihasilkan. Teori Akuntansi Sebagai Sains Teori akuntansi sering diartikan sebagai sekumpulan prinsip – prinsip akuntansi yang berlaku dan harus dianut dalam lingkungan tertentu. Pengertian teori adalah seperangkat konsep, definisi, dan proposisi yang saling berkaitan. Teori berisi pernyataan – pernyataan asumsi dan hipotesis. Dan tujuan teori sendiri adalah menjelaskan ( menganalisis dan memberi alasan mengapa fenomena atau fakta seperti yang diamati ) dan memprediksi ( memberi keyakinan bahwa asumsi atau syarat yaang diteorikan besar kemungkinan merupakan suatu fenomena atau kejadian tertentu yang akan terjadi ). Jika pengertian tersebut diterapkan untuk akuntansi, maka teori akuntansi sering dimaksudkan sebagai sains yang berdiri sendiri yang menjadi sumber atau induk pengetahuan dan praktik akuntansi. Oleh karena itu, teori akuntansi berisi keseluruhan analisis dan komponennya yang menjadi sumber acuan untuk menjelaskan dan memprediksi gejala – gejala atau peristiwa dalam akuntansi. 3
  • 4. Karena teori akuntansi disetarakan dengan sains, maka apa yang dibahas oleh teori ini harus memenuhi kriteria sains yaitu bebas nilai, koheren, universal, dan dapat diuji secara empiris. Teori Akuntansi Sebagai Penalaran Logis Teori akuntansi disebut sebagai penalaran logis karena dapat memberikan penjelasan dan alasan tentang perlakuan akuntansi tertentu ( baik menurut akuntansi atau menurut traadisi ) dan tentang struktur akuntansi yang berlaku dalam suatu wilayah tertentu. Aspek Sasaran Teori Aspek sasaran teori akuntansi ini adalah pembedan teori akuntansi menjadi teori akuntansi positif ( berisi pernyataan tentang suatu kejadian, tindakan, atau perbuatan seperi apa adanya sesuai dengan fakta atas dasar empiris ) dan normatif ( berisi pernyataan dan penalaran untuk menilai apakah sesuatu itu baik atau buruk atau relevan atau tidak relevan dalam hubungannya dengan kebijakan ekonomik atau sosial tertentu. Penjelasan positif diarahkan untuk memberi jawaban apakah sesuatu pernyataan itu benar atau salah atas dasar ilmiah. Penjelasan normatif diarahkan untuk mendukung atau menghasilkan kebijakan politik sehingga bersifat pembuatan kebijakan. Aspek Tataran Semiotika Semiotika merupakan bidang kajian yang membahas teori umum tentang tanda – tanda dan simbol – simbol dalam bidang lingustika ( bidang kajian ilmu bahasa yang membahas fonetik, gramatika, morfologi,, dan makna kata atau ungkapan). Tanda atau simbol bhasa dan tata bahasa membentuk ungkapan bahasa yang menjadi media komunikasi. Teori Akuntansi Semantik Teori akuntansi semantik ini menekankan pembahasan pada masalah penyimbolan dunia nyata atau realitas ke dalam tanda – tanda bahasa akuntansi ( elemen statemen keuangan ) sehingga orang dapat membayangkan kegiatan. Oleh karena itu, teori ini banyak membahas pemdefinisian makna elemen, pengidentifikasian atribut atau karakteristik elemen sebagai bahan pendefinisian, dan penentuan jumlah rupiah elemen sebagai salah satu atribut. 4
  • 5. Teori Akuntansi Sintatik Teori akuntansi sintatik merupakan teori yang berorientasi untuk membahas masalah – masalah tentang bagaimana kegiatan – kegiatan perusahaan yang telah disimbolkan secara semantik dalam elemen – elemen keuangan dapat diwujudkan dalam bentuk statemen keuangan. Simbol – simbol tersebut ( misalnya aset, kewajiban, dan lainnya ). Teori sintatik meliputi hubungan antara unsur – unsur yang membentuk struktur pelaporan keuangan atau struktur akuntansi dalam suatu negara yaitu manajemen, entitas pelaporan, pemakai informasi, sistem akuntansi, dan pedoman penyusunan pelaporan. Teori Akuntansi Pragmatik Teori ini memusatkan perhatiannya pada pengaruh informasi terhadap perubahan perilaku pemakai laporan. Dengan kata lain, teori ini membahas reaksi pihak yang dituju oleh informasi akuntansi. Teori pragmatik juga membahas berbagai hal dan masalah yang berkaitan dengan pengujian kebermanfatan informasi baik dalam konteks pelaporan keuangan eksternal maupun manajerial. Teori pragmatik banyak berisi pengujian – pengujian teori tentang hubungan antara variabel akuntansi dengan variabel perubahan atau perbedaan perilaku pemakai. Penalaran Deduktif Penalaran deduktif merupakan proses penyimpulan yang berawal dari suatu pernyataan umum yang disepakati ( diebut premis ) ke pernyataan khusus sebagai kesimpulan. Penalaran deduktif dalam akuntansi digunakan untuk memberi penjelasan dukungan terhadap kelayakan suatu pernyataan akuntansi. Penalaran Induktif Penalaran induktif merupakan proses yang berawal dari suatu pernyataan atau keadaan yang khusus dan berakhir dengan pernyataan umum yang merupakan generalisasi dari keadaan khusus tersebut. Penalaran induktif dalam akuntansi pada umumnya digunakan untuk menghasilkan pernyataan umum yang menjadi penjelasan terhadap gejala akuntansi tersebut. Pada praktiknya penalaran induktif dalam akuntansi tdak dapat dilaksanakan terpisah dengan penalaran deduktif, karena kedua penalaran tersebut saling berkaitan. 5
  • 6. BAB 2 TEORI AKUNTANSI PENALARAN ( REASONING ) Penalaran marupakan proses berpikir logis dan sistematis untuk membentuk dan mengevaluasi suatu keyakinan (belief) terhadap suatu pernyataan atau asersi (assertion). Penalaran melibatkan proses penurunan konsekuensi logis dan proses penarikan simpulan / konklusi dari serangkaian pernyataan atau asersi. Unsur dan Strukur Penalaran Struktur dan proses penalaran didasari atas tiga konsep penting, yaitu : 1. Asersi, suatu pernyataan ( biasanya positif ) yang menegaskan bahwa sesuatu ( misalnya teori ) adalah benar. Asersi mempunyai fungsi ganda dalam penalaran yaitu sebagai elemen pembentuk argumen dan sebagai keyakinan yang dihasilkan oleh penalaran ( berupa kesimpulan ). 2. Keyakinan, merupakan tingkat kebersediaan untuk menerima suatu pernyataan atau teori ( penjelasan ) mengenai suatu fenomena atau gejala ( alam atau sosial ) adalah benar. 3. Argumen, merupakan serangkaian asersi beserta keterkaitan ( artikulasi ) daan inferensi atau penyimpulan yang digunakan untuk mendukung suatu keyakinan. Dalam hal ini argumen merupakan unsur yang paling penting karena digunakan untuk membentuk, memelihara, atau mengubah suatu keyakinan. Jenis Asersi Asersi dapat diklasifikasi menjadi : 1. Asumsi, merupakan asersi yang diyakini benar meskipun orang tidak dapat mengajukan atau menunjukkan bukti tentang kebenarannya secara meyakinkan. 2. Hipotesis, merupakan asersi yang kebenarannya belum atau tidak diketahui tetapi diyakini bahwa asersi tersebut dapat diuji kebenarannya. Agar disebut sebagai suatu hipotesis maka suatu asersi juga harus mengandung kemungkinan salah, karena jika asersi adalah benar maka asersi akan menjadi pernyataan fakta. 3. Pernyataan fakta, merupaakan asersi yang bukti tentang kebenarannya diyakini sangat kuat atau bahkan tidak dibantah. 6
  • 7. Jenis Argumen Argumen dapat diklasifikasi sebagai berikut : 1. Argumen Deduktif, atau argumen logis merupakan argumen yang asersi konklusinya tersirat atau dapat diturunkan dari asersi – asersi lain yang diajukan. 2. Argumen Induktif, argumen ini lebih bersifat sebagai argumen ada benarnya. Akan tetapi dalam argumen ini konklusi tidak selalu benar walaupun kedua premis benar. Bukti adalah sesuatu yang memberi dasar rasional dalam pertimbangan (judgement) untuk menetapkan kebenaran suatu pernyataan (to establish the truth). Dalam hal teori akuntansi, pertimbangan diperlukan untuk menetapkan relevansi atau keefektifan suatu perlakuan akuntansi untuk mencapai tujuan akuntansi. Keyakinan yang diperoleh seseorang karena kekuatan atau kelemahan argument adalah terpisah dengan masalah apakah pernyataan yang diyakini itu benar (true) atau salah (false). Dapat saja seseorang memegang kuat keyakinan terhadap sesuatu yang salah atau sebaliknya, menolak suatu pernyataan yang benar (valid). Properitas Keyakinan Pemahaman terhadap beberapa prosperitas (sifat) keyakinan sangat penting dalam mencapai keberhasilan berargument. Berikut ini prosperitas keyakinan yang perlu disadari dalam berargumen : keadabenaran, bukan pendapat, bertingkat, berbias, bermuatan nilai, berkekuatan, veridikal ( tingkat kesesuaian keyakinan dengan realitas ), dan berketempaan ( kelentukan keyakinan berkaitan dengan mudah tidaknya keyakinan tersebut diubah dengan adanya informasi yang relevan ). Kecohan (Fallacy ) Kecohan merupakan kesalahan dalam menerima suatu asersi yang ada kenyataannya asersi tersebut membujuk dan dianut banyak orang padahal seharusnya tidak. Salah Nalar Kesalahan nalar dapat terjadi jika penyimpulan tidak di dasarkan pada kaidah – kaidah penalaran yang valid. Walaupun salah nalar dapat dipakai sebagai suatu strategem ( pendekatan atau cara – cara untuk mempengaruhi keyakinan orang dengan cara selain mengajukan argumen yang valid atau 7
  • 8. masuk akal ), tidak selayaknya jika kaidah penalaran yang sangat baik ditolak semata – mata karena argumen sering di salah gunakan. Aspek Manusia Dalam Penalaran Dalam hal penalaran manusia tidak selalu rasional dan bersedia beragumen, sementara itu tidak semua asersi dapat ditentukan kebenarannya secara objektif dan tuntas. Rasionalitas menuntut penjelasan yang sesuai dengan fakta. Namun, pada kenyataannya keinginan yang kuat untuk memperoleh penjelasan sering menjadikan orang puas dengan penjelasan sederhana yang pertama kali ditawarkan, sehingga dia tidak lagi berupaya untuk mengevaluasi secara seksama kelayakan penjelasan dan membandingkannya dengan penjelasan alternatif. Bila keputusan terlanjur diambil padahal keputusan tersebut mengandung kesalahan, maka orang cenderung melakukan rasionalisasi bukan lagi argumen untuk mendukung keputusan. Dikarenakan tradisi atau kepentingan, orang sering bersikap persisten terhadap keyakinan yang terbukti salah. 8
  • 9. BAB 3 TEORI AKUNTANSI PEREKAYASAAN PELAPORAN KEUANGAN Pelaporan keuangan nasional harus direkayasa secara saksama untuk pengendalian alokasi sumber daya secara automatis melalui mekanisme sistem ekonomik yang berlaku. Dalam pelaporan keuangan, pengendalian secara automatis dicapai dengan ditetapkannya suatu pedoman pelaporan keuangan yaitu PABU / GAAP, termasuk didalamnya standar akuntansi. Proses Perekayasaan Perekayasaan akuntansi adalah proses pemikiran logis dan objektif untuk membangun suatu struktur dan mekanisma pelaporan keuangan dalam suatu negara untuk menunjang tercapainya tujuan negara. Alur cerita proses perekayasan pelaporan keuangan sebagai berikut : 1. Tujuan negara dijabarkan dalam tujuan pelaporan keuangan, diharapkan pencapaian tujuan akuntansi dapat membantu tercapainya tujuan negara. 2. Adapun pertanyaan – pertanyaan perekayasaan melibatkan pertimbangan dan pemilihan berbagai gagasan tentang idoelogi, filosofi, paradigma, dan konsep dasar untuk menjamin agar tujuan pelaporan tercapai. Gagasan yang dipilih tentunya adalah gagasan yang cocok dengan lingkungan diterapkannya akuntansi agar hasil perekayasaan menjadi efektif sebagai alat. 3. Konsep yang dijalannkan harus sesuai dengan standar akuntansi dan acuan lainnya sehingga membentuk prinsip akuntansi berterima umum ( PABU ). 4. Hasil dari perekayasaan pelaporan keuangan diberitakan melalui media informasi, agar dapat dimengerti oleh para pemakai informasi laporan keuangan tersebut. Pada dasarnya proses perekayasaan ini adalah proses untuk menjawab pertanyaan mendasar yaitu bagimana suatu kegiatan operasi perusahaan disimbolkan dalam bentuk statemen keuangan sehingga orang yang dituju dapat membayangkan operasi perusahaan secara finansial tanpa harus menyaksikan secara fisis operasi perusahaan. Hendrikson menguraikan aspek – aspek yang harus dipertimbangkan dalam proses perekayasaan untuk menghasilkan rerangka teoritis akuntansi, yaitu : 9
  • 10. 1. Pernyataan postulat yang menggambarkan karakteristik unit – unit usaha ( entitas pelapor ) dan lingkungannya. 2. Pernyataan tentang tujuan pelaporan keuangan yang diturunkan dari pernyataan postulat. 3. Evaluasi tentang kebutuhan informasi oleh pihak yang dituju ( pemakai ) dan kemampuan untuk memahami, menginterpretasi, dan menganalisis informasi yang disajikan. 4. Penentuan atau pemilihan tentang apa yang harus dilaporkan 5. Evaluasi tentang pengukuran dan proses penyajian untuk mengkomunikasi informasi tentang perusahaan dan lingkungannya. 6. Penentuan dan evaluasi terhadap kendala – kendala pengukuran dan deskripsi unit usaha beserta lingkungannya. 7. Pengembangan dan penyusunan pernyataaan umum yang dituangkan dalam bentuk suatu dokumen resmi yang menjadi pedoman umum dalam menyusun standar akuntansi. 8. Perancang bangunan struktur dan format sistem informasi akuntansi untuk menciptakan, menangkap, mengolah, meringkas, dan menyajikan informasi sesuai dengan standar atau pinsip akuntansi berterima umum. Siapa merekayasa Badan legislatif pemerintah (dalam hal ini DPR dan MPR) mempunyai peranan penting dalam proses perekayasaan mengingat rerangka konseptual mempunyai fungsi semacam undang-undang dasar (konstitusi). Badan legislatif membentuk komite atau tim khusus yang anggotanya berwawasan dan berpengetahuan akuntansi yang luas dan memadai. Sebagai alternatif, penyediaan informasi diserahkan kepada profesi dan pelaku bisnis (disebut dengan pengaturan sendiri-self regulation). Mengasumsikan bahwa profesi dan pelaku bisnis adalah pihak yang paling tahu akan kebutuhan pemakai informasi keuangan. Aspek Semantik Dalam Perekayasaan Proses semantik ini tidak lain adalah memilih dan menyimbolkan objek – objek fisis kegiatan perusahaan yang relevan menjadi objek – objek statemen keuangan. Konsep informasi akuntansi 10
  • 11. Nilai informasi adalah kemampuan informasi untuk meningkatkan pengetahuan dan keyakinan pemakai dalam pengambilan keputusan. Simbol- simbol ( elemen-elemen ) yang termuat dalam seperangkat statemen keuangan sebenarnya tidak mempunyai makna kalau tiap elemen di interpretasi sebagai objek yang berdiri sendiri. Artinya, statemen keuangan berisii rangkaian elemen-elemen baru dapat ditangkap maknanya kalau bentuk, isi dan susunannya diartikan secara kontekstual dengan pedoman yang disepakati. Informasi semantik ini harus ditangkap secara kontekstual melalui tiga komponen sebagai satu kesatuan, yaitu elemen (objects), ukuran dalam unit moneter ( size ), dan hubungan ( relationship ) antar elemen. Proses Saksama Untuk mencapai kualitas yang tinggi dan andal, proses perekayasaan harus dilakukan melalui tahap - tahap prosedur yang saksama dan teliti. Berikut ini adalah proses saksama ( due process ) yang dilaksanakan FASB dalam menyusun pernyataan resmi : a. Mengevaluasi masalah b. Mengadakan riset dan analisis c. Menyusun dan mendistribusi Memorandum Diskusi ( Discussion Memorandum ) d. Mengadakan dengar pendapat umum ( public hearing ) e. Menganalisis dan mempertimbangkan tanggapan public atas Memorandum Diskusi f. Menerbitkan draf awal standard ( Exposure Draft ) yang diusulkan g. Menganalisis dan mempertimbangkan tanggapan tentang ED h. Memutuskan menerbitkan statemen atau tidak i. Menerbitkan statemen yang bersangkutan. Rerangka konseptual Dalam perekayasaan akuntansi, jawaban atas pertanyaan perekayasaan akan menjadi konsep-konsep terpilih yang dituangkan dalam dokumen resmi yang disebut rerangka konseptual. Tanpa adanya rerangka konseptual sebagai “konstitusi” akan sangat sulit bagi penyusun standar untuk mengevaluasi argumen bahwa perlakuan akuntansi tertentu lebih baik dalam menggambarkan realitas ekonomi atau untuk menilai bahwa perlakuan akuntansi tertentu lebih efektif dari pada perlakuan yang lain dalam rangka mencapai tujuan sosial atau ekonomik. Kam (1990) menguraikan manfaat rerangka konseptual sebagai berikut: 11
  • 12. 1. memberi pengarahan atau pedoman kepada badan yang bertanggung-jawab dalam penyusnan atau penetapan standar akuntansi. 2. menjadi acuan dalam memecahkan masalah-masalah akuntansi yang di jumpai dalam praktek yang perlakuannya belum diatur dalam standar atau pedoman spesifik. 3. menentukan batas-batas pertimbangan ( bounds of judgment ) dalam penyusunan statemen keuangan. 4. meningkatkan pemahaman pemakai statemen keuangan dan meningkatkan keyakinan terhadap statemen keuangan. 5. meningkatkan keterbandingan statemen keuangan antar perusahaan. Fundasi (berupa konsep-konsep) dan penalaran-penalaran yang melekat pada rerangka konseptual itulah yang sebenarnya membentuk teori akuntansi sebagai penalaran logis yang dapat digunakan untuk mengevaluasi standar dan praktek yang berjalan dan mengembangkan (memperbaiki) standar dan praktek di masa datang. Model Rerangka konseptual yang dikembangkan oleh FSAB, memuat empat komponen konsep penting yaitu : 1. Tujuan pelaporan keuangan 2. Kriteria kualitas informasi 3. Elemen – elemen statemen keuangan 4. Pengukuran dan pengakuan Tiga Pengertian Penting Sebenarnya terdapat tiga istilah penting atau konsep penting yang sangat berbeda maknanya, yaitu : 1. Prinsip akuntansi adalah segala ideologi, gagasan, asumsi, konsep, postulat, kaidah, prosedur, metoda dan teknik akuntansi yang tersedia baik secara teoritis maupun praktis yang berfungsi sebagai pengetahuan. 2. Standar akuntansi adalah konsep, prinsip, metode, teknik, dan lainnya yang sengaja dipilih atas dasar rerangka konseptual oleh badan penyusun standar (atau yang berwenang) untuk diberlakukan dalam suatu lingkungan / negara dan dituangkan dalam bentuk dokumen resmi guna mencapai tujuan pelaporan keuangan negara tersebut. 12
  • 13. 3. PABU adalah suatu rerangka pedoman yang terdiri atas standar akuntansi dan sumber-sumber lain yang didukung berlakunya secara resmi (yuridis), teoritis, dan praktis. Sebagai rerangka pedoman, PABU menetapkan pedoman untuk memperlakukan suatu objek yang harus dilaporkan menyangkut hal berikut ini : 1. Definisi, dalam hal ini PABU memberi batasan atau definisi berbagai elemen, pos, atau objek statemen keuangan atau istilah yang digunakan dalam pelaporan keuangan agar tidak terjadi kesalahan klasifikasi oleh penyusun dan kesalahan interpretasi oleh pemakai. 2. Pengukuran / Penilaian, adalah penentuan jumlah rupiah yang harus dilekatkan pada suatu objek yang terlihat dalam suatu transaksi keuangan. 3. Pengakuan, merupakan pencatatan suatu jumlah rupiah ( kos ) ke dalam sistem akuntansi sehingga jumlah tersebut akan mempengaruhi suatu pos dan terefleksi dalam laporan keuangan. 4. Penyajian dan Pengungkapan, dalam hal ini penyajian menetapkan tentang cara – cara melaporkan elemen atau pos dalam seperangkat statemen keuangan agar elemen atau pos tersebut cukup informatif. Sedangkan pengungkapan berkaitan dengan cara penjelasan hal – hal informatif yang dianggap penting dan bermanfaat bagi pemakai selain apa yang dapat dinyatakan melalui statemen keuangan utama. Autoritas rerangka konseptual Secara teoritis, rerangka konseptual seharusnya merupakan fondasi rerangka pedoman PABU. Walaupun demikian, karena rerangka konseptual disusun setelah banyak standar akuntansi diterbitkan, beberapa versi PABU menemppatkan rerangka konseptual pada tingkat yang kurang autoratif. Tujuannya adalah agar akuntan publik tidak mengganti standar yang tidak sesuai dengan rerangka konseptual. Struktur Akuntansi Bila proses perekayasaan telah selesai serta di aplikasi, rerangka pedoman PABU telah ditentukan, dan secara operasional pelaporan keuangan telah berlangsung, maka pengertian akuntansi dan teori akuntansi secara luas dapat dilukiskan dalam suatu diagram yang disebut dengan struktur akuntansi 13
  • 14. STRUKTUR AKUNTANSI DALAM BENTUK DIAGRAM 14 Tujuan Pelaporan Keuangan Diturunkan dari tujuan sosial dan ekonomik Rerangka Konseptual Pelaporan Prinsip Akuntansi Berterima Umum terutama Standar Akuntansi Mengaudit apakah laporan keuangan menyajikan secara wajar sesuai dengan Menyusun & menyajikan sesuai dengan Menganalisis & menginterpretasikan sesuai dengan Manajemen System Informasi Keuangan Auditor Independen Laporan Auditor Statemen Keuangan StaPBU Investor Kreditor Pemerintah Pelanggan Masyarakat Umum Kesamaan interpretasi terhadapa pesan informasi Tujuan Pelaporan Keuangan tercapai Faktor –Faktor Lingkungan (Sosial, budaya, ekonomik, dan politik)
  • 15. BAB 4 TEORI AKUNTANSI RERANGKA KONSEPTUAL – SUATU MODEL Salah satu model adalah rerangka konseptual yang dikembangkan oleh FSAB yang diwujudkan dalam seperangkat pernyataan resmi yang disebut Statement of Financial Accounting Concepts. Rerangka FASB memuat empat komponen konsep utama yaitu : 1. Tujuan pelaporan keuangan (bisnis dan nonbisnis) 2. Karakteristik kualitatif informasi 3. Elemen statemen keuangan 4. Pengukuran dan pengakuan (termasuk penggunaan nilai sekarang) Tujuan Pelaporan Keuangan Tujuan adalah ke arah mana segala upaya, tindakan, dan pertimbangan dicurahkan. Tujuan pelaporan menentukan konsep – konsep dan prinsip – prinsip yang relevan yang akhirnya menentukan bentuk, isi, jenis, dan susunan statemen keuangan. Tujuan Fungsional Tujuan fungsional merupakan suatu tujuan masyarakat atau organisasi secara keseluruhan tanpa memperhatikan tujuan / motivasi masing – masing individual di dalamnya. Tujuan Bersama Tujuan bersama adalah satu atau beberapa tujuan individual yang sama dengan tujuan individual lainnya. Tujuan fungsional disusun tanpa memperhatikan tujuan – tujuan individual, sedangkan tujuan bersama ditentukan dengan mengidentifikasi dahulu tujuan – tujuan individual selanjutnya memilih tujuan – tujuan individual ( seluruh anggota masyarakat ) yang sama untuk dijadikan tujuan kegiatan sosial. Tujuan Kelompok Dominan Dalam tujuan ini keputusan yang akan diambil adalah tujuan dari kelompok yang dominan. Kelompok yang dominan adalah kelompok yang memiliki pengaruh sangat kuat dalam pengambilan keputusan atau tindakan dari semua anggota masyarakat. Sedangkan bagi kelompok yang non – dominan tujuannya tidak menjadi relevan atau dianggap terlalu lemah untuk mempengaruhi kegiatan sosial. 15
  • 16. Konteks Lingkungan Tujuan Pelaporan FSAB menyatakan bahwa tujuan pelaporan tidak dapat ditentukan secara langsung dari lingkungan penerapan laporan keuangan. Maksudnya tujuan pelaporan harus dikaitkan dengan tujuan sosial dan ekonomik Negara masing – masing tempat dimana laporan keuangan tersebut dijalankan. Oleh karena itu tujuan pelaporan harus dikembangkan atas dasar sifat kegiatan dan keputusan ekonomik para pemakai yang terlibat di dalamnya. Tujuan Utama Pelaporan Keuangan dalam rerangka Konseptual FSAB : 1. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi yang bermanfaat bagi para investor dan kreditor dan pemakai lain, baik berjalan maupun potensial, dalam membuat keputusan - keputusan investasi, kredit, dan semacamnya yang rasional. 2. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi untuk membantu para investor dan kreditor dan pemakai lain, baik berjalan maupun potensial, dalam menilai (assessing) jumlah, saat terjadi, dan ketidakpastian penerimaan kas mendatang (prospective cash receipts) dari deviden atau bunga dan pemerolehan kas (proceds) mendatang dari penjualan, penebusan, atau jatuh temponya sekuritas atau pinjaman. 3. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi tentang sumber daya ekonomik suatu badan usaha, klaim terhadap sumber-sumber tersebut (kewajiban badan usaha untuk mentransfer sumber daya ekonomik ke entitas lain dan ekuitas pemilik) dan akibat-akibat dari transaksi, kejadian, dan keadaan yang mengubah sumber daya badan usaha dan klaim terhadap sumber daya tersebut. Karakteristik dan keterbatasan informasi Karakteristik dan keterbatasan informasi, yaitu: 1. lebih berkaitan dengan badan usaha atau perusahaan daripada dengan industri atau ekonomi secara keseluruhan 2. leebih merupakan informasi kuantitatif yang bersifat pendekatan daripada penghitungan yang sifatnya lebih pasti 3. sebagian besar merefleksi pengaruh kejadian transaksi yang telah terjadi ( histories ) 4. hanya merupakan salah satu sumber informasi yang dibutuhkan oleh mereka yang mengambil keputusan tentang badan usaha 16
  • 17. 5. penyediaan dan penggunaannya memerlukan atau melibatkan kos sehingga pertimbangan kos – manfaat dapat membatasi apa yang harus dilaporkan Tujuan Pelaporan Entitas Non – bisnis Tujuan utama ( Primary Objectives ): 1. Pelaporan keuangan organisasi non - bisnis harus menyediakan informasi yang bermanfaat bagi para penyedia dana dan pemakai lain, baik berjalan maupun potensial, dalam membuat keputusan - keputusan rasional tentang alokasi dana ke organisasi tersebut. Tujuan-tujuan spesifik ( Spesific Objctives ) : 2. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi untuk membantu para penyedia dana dan pemakai lain, baik berjalan maupun potensial, dalam menilai ( assessing ) jasa – jasa yang disediakan organisasi dan kemampuannya untuk terus menyediakan jasa – jasa tersebut. 3. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi yang bermanfaat bagi para penyedia dana dan pemakai lain, baik berjalan maupun potensial, dalam menilai ( assessing ) bagaimana para manajer organisasi non – bisnis telah melaksanakan tanggung jawab kepengurusannya dan aspek – aspek lain kinerjanya. 4. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi yang bermanfaat tentang sumber daya, kewajiban, dan akibat-akibat dari transaksi, kejadian, dan keadaan yang mengubah sumber daya dan hak atas sumber daya tersebut. 5. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi tentang kinerja organisasi selama satu periode. Pengukuran periodik perubahan – perubahan jumlah dan sifat asset bersih organisasi non – bisnis dan informasi tentang upaya – upaya dan hasil jasa ( service efforts and accomplishments ) organisasi secara bersama menunjukkan informasi yang paling bermanfaat dalam menilai kinerja organisasi. 6. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi tentang bagaimana organisasi mendapatkan dan membelanjakan kas atau sumber likuid lain, tentang pinjaman dan pelunasannya, dan tentang faktor lain yang dapat mempengaruhi likuiditas organisasi. 7. Pelaporan keuangan harus mencakupi penjelasan – penjelasan dan interpretasi – interpretasi untuk membantu para pemakai memahami informasi keuangan yang disediakan. 17
  • 18. Ciri – ciri tujuan pelaporan organisasi non – bisnis : 1. Penerimaan sumber ekonomik yang cukup besar dari penyedia jasa yang tidak mengharapkan untuk menerima imbalan atau manfaat yang proposionl dengan sumber ekonomik yang diserahkan. 2. Tujuan operasi selain menyediakan / menjual barang dan jasa untuk mendatangkan laba atau setara laba. 3. Tidak terdapatnya hak kepemilikan dengan proporsi tertentu / pasti yang dapat di jual, dipindahtangankan, atau ditarik, atau yang mengandung hak yuridis atas bagian dari sisa kekayaan dalam hal organisasi dilikuidasi / dibubarkan. Karakteristik Kualitatif Informasi FASB merumuskan kualitas spesifik dalam dua kategori yaitu primer (primary) beserta unsur-unsurnya (ingredients), dan sekunder (secondary/interactive).  Kualitas primer terdiri atas: 1. Kerelavanan atau keterpautan atau relevansi (relevance) dan keterandalan atau reliabilitas (reliability). - Nilai prediktif - Nilai balikan - Ketepat waktuan 2. Keterandalan atau reliabilitas atau keberpautan atau relevansi (relevance) - Keterujian atau variabilititas (variability) - Ketepatan penyimbolan (representational faithfulness)  Kualitas sekunder terdiri atas : 1. Keterbandingan (comparability) 2. Konsistensi (consistency) 3. Kenetralan atau netralitas (neutrality) Elemen – elemen statemen keuangan Berikut adalah elemen – elemen secara eksplisit yang diidentifikasi FASB, antara lain : 1. Aset 2. Kewajiban 3. Ekuitas atau asset bersih 4. Investasi oleh pemilik 5. Distribusi ke pemilik 18
  • 19. 6. Laba komprehensif 7. Pendpatan 8. Biaya 9. Untung 10. Rugi Perubahan Posisi Keuangan Aset, kewajiban, dan ekuitas sebagai elemen posisi keuangan dapat berubah akibat tiga hal yaitu : 1. kejadian, adalah terjadinya suatu perkara atau urusan yang mempunyai konsekuensi terhadap suatu entitas. 2. keadaan, adalah suasana atau seperangkat kondisi yang berkembang dari suatu kejadian atau serangkaian kejadian yang berkulminasi pada situasi tak terduga atau sulit diduga. 3. transaksi, adalah salah satu bentuk kejadian eksternal yang melibatkan transfer sesuatu yang bernilai ( manfaat ekonomi masa datang ) antara dua entitas atau lebih. Pengaruh ketiga hal di atas dapat terjadi pada setiap elemen asset, kewajiban, atau ekuitas saja atau pada dua atau tiga elemen sekaligus. Pengukuran Dan Pengakuan Pelaporan dan Statemen Keuangan FSAB menyatakan bahwa statemen keuangan adalah media utama atau ciri sentral pelaporan keuangan. Pengukuran dan pengakuan menentukan lingkup pelaporan keuangan yang wajib disajikan melalui seperangkat penuh statemen keuangan. Seperangkat Statemen Keuangan Tujuan pelaporan, krakteristik kualitatif, dan elemen – elemen keuangan akan menentukan jenis statemen apa saja yang membentuk penuh statemen keuangan. FSAB menyatakan bahwa seperangkat statemen keuangan untuk suatu periode harus menunjukkan informasi sebagai berikut : 1. Posisi keuangan pada akhir periode tersebut 2. Laba untuk periode tersebut 3. Laba komprehensif untuk periode tersebut 4. Aliran kas selama periode tersebut 5. Investasi oleh dan distribusi ke pemilik selama periode tersebut Pengukuran 19
  • 20. Pengukuran adalah penentuan besarnya unit pengukur ( jumlah rupiah ) yang akan diletakkan pada suatu objek ( elemen atau pos ) yang terlibat dalam suatu transaksi, kejadian, atau keadaan untuk merepresentasi makna atau atribute objek tersebut. Pengertian pengukuran diatas bersifat umum atau luas tidak dibatasi untuk pengukuran pada saat suatu objek terjadi (diperoleh) atau pada saat suatu objek. Pengakuan Secara konseptual, pengakuan adalah penyajian suatu informasi melalui statemen keuangan sebagai ciri sentral pelaporan keuangan. Secara teknis, pengakuan merupakan pencatatan secara resmi ( penjurnalan ) suatu kuantitas ( jumlah rupiah ) hasil pengukuran ke dalam system akuntansi sehingga jumlah rupiah tersebut akan mempengaruhi suatu pos terefleksi ke dalam statemen keuangan. Rerangka konseptual harus menetapkan kriteria pengakuan umum untuk dijadikan dasar bagi penyusun standar untuk menentukan teknik atau prosedur pengakuan dalam bentuk standar akuntansi. FASB menetapkan empat kriteria pengakuan fundamental (konseptual) sebagai berikut : 1. Definisi (definitions )-- Suatu pos harus memenuhi definisi elemen statemen keuangan. 2. Keterukuran (measureability) -- Suatu pos harus mempunyai atribut yang berpaut dengan keputusan dan dapat diukur dengan tingkat keterandalan yang cukup. 3. Keberpautan (relevance) -- Informasi yang dikandung suatu pos mempunyai daya untuk membuat perbedaan dalam keputusan pemakai. 4. Keterandalan (reliability) -- Informasi yang dikandung suatu pos secara tepat menyimbolkan fenomena, teruji (terverifikasi), dan netral. 20
  • 21. BAB 5 TEORI AKUNTANSI KONSEP DASAR Konsep dasar pada umumnya, merupakan abstraksi atau konseptualisasi karakterisitik lingkungan tempat atau wilayah diterapkannya pelaporan keuangan. Ikatan Akuntansi Indonesia ( IAI ) Ada dua konsep dasar yang disebut secara spesifik dalam rerangka konseptual IASC, antara lain : 1. Basic akrual ( accrual basis ) 2. Usaha berlanjut ( going concern ) Paul Grady Grady mendeskripsi konsep dasar sebagai konsep yang mendasari kualitas kebermanfaatan dan keterandalan informasi akuntansi atau sebagai keterbatasan yang melekat pada statemen keuangan. Kesepuluh konsep tersebut antara lain : 1. Struktur masyarakat dan pemerintah yang mengakui hak milik pribdi 2. Entitas bisnis spesifik 3. Usaha berlanjut 4. Penyimbolan secara moneter dalam seperangkat akun 5. Konsistensi antara periode untuk entitas yang sama 6. Keanekaragaman perlakuan akuntansi di antara entitas independent 7. Konservatisma 8. Keterandalan data melalui pengendalian internal 9. Materialitas 10. Ketepatwaktuan dalam pelaporan keuangan memerlukan taksiran Accounting Principles Board ( APB ) APB menyebut konsep dasar sebagai ciri – ciri dasar dan memuatnya dalam APB statemen. APB mengidentifikasi tiga belas konsep dasar yang merupakan karakteristik lingkungan diterapkannya akuntansi yaitu : 1. Entitas akuntansi 2. Usaha berlanjut 3. Pengukuran sumber ekonomik dan kewajiban 4. Periode – periode waktu 21
  • 22. 5. Pengukuran dalam unit uang 6. Akrual 7. Harga pertukaran 8. Angka pendekatan 9. Pertimbangan 10. Informasi keuangan umum 11. Statemen keuangan berkaitan secara mendasar 12. Substansi daripada bentuk 13. Materialitas Kesatuan Usaha Konsep ini menyatakan bahwa perusahaan dianggap sebagai suatu kesatuan atau badan usaha ekonomik yang berdiri sendiri, bertindak atas namanya sendiri, dan kedudukannya terpisah dari pemilik atau pihak lain yang menanamkan dana dalam perusahaan dan kesatuan ekonomik tersebut menjadi pusat perhatian atau sudut pandang akuntansi. Batas Kesatuan Walaupun secara yuridis kesatuan usaha didukung keberadaannya, batas kesatuan usha dari segi akuntansi bukanlah kesatuan yuridis atau hukum melainkan kesatuan ekonomik. Dimana akuntansi memperlakukan badan usaha sebagai suatu kesatuan ekonomik daripada kesatuan yuridis. Persamaan Akuntansi Agar penyusunan statemen keuangan dapat dilakukan dengan cepat, system akuntansi harus di organisasi atas dasar persamaan akuntansi. Hubungan fungsional antar buku besar ini dapat dinyatakan sebagai berikut : Aktiva = Kewajiban + Ekuitas + Pendapatan – Biaya Arti Penting Laporan Periodik Dengan konsep kontinuitas usaha, perusahaan berusaha untuk terus maju dan berkembang. Untuk mengetahui seberapa maju dan berkembangnya perusahaan yang dijalankan, maka perusahaan tersebut harus membuat laporan mengenai perusahaan secara periodik. Jika perusahaan tidak membuat laporan secara periodik, maka sulit untuk menentukan keputusan lebih lanjut. 22
  • 23. Keterbatasan Informasi Akuntansi Informasi akuntansi hanya merupakan sebagian hak eksternal dan manajemen. Lebih dari itu, walaupun segala pertimbangan dan kebijakan didasarkan pada data akuntansi secara cukup mendalam. Pada akhirnya keputusan yang dihasilkan akan mencerminkan juga pengaruh data non akuntansi dan akan diwawancarai dengan hal – hal yang sangat kualitatif dan subjektif. Saat Pengakuan Nilai Tambah Konsep dasar ini mempunyai implikasi penting terhadap saat pengakuan tambahan manfaat produk fisis yang dihasilkan. Dan jika tidak diketahui secara objektif dan meyakinkan berapa besarnya nilai tambahan tersebut, maka nilai tambah ini akan terealisasi kalau produk telah terjual dan asset ( kos ) baru masuk ke dalam kesatuan usaha. Asas Akrual atau Himpun Asas akrual adalah asas dalam pengakuan pendapatan dan biaya yang menyatakan bahwa pendapatan diakui pada saat hak kesatuan timbul lantaran penyerahan barang atau jasa ke pihak luar dan biaya diakui pada saat kewajiban timbul dikarenakan penggunan sumber ekonomik yang melekat pada barang dan jasa yang diserahkan tersebut. Pengakuan Hak Milik Pribadi Konsep ini menyatakan bahwa pengakuan hak milik pribadi harus dilindungi atau diakui secara yuridis. Tanpa konsep ini, kesatuan usaha tidak dapat memiliki sumber ekonomik atau asset. Karena pemilikan merupakan salah satu cara untuk memperoleh penguasaan. Salah satu bentuk perlindungan adalah adanya kewajiban untuk mempertanggungjawabkan kekayaan yang dipercayakan pengelolaannya kepada pihak lain. Konservatisma Konservatisma adalah sikap atau aliran dalam menghadapi ketidakpastian untuk mengambil tindakan atau keputusan atas dasar munculan yang terjelek dari ketidakpastian tersebut. Sikap konservatif juga mengandung makna sikap berhati – hati dalam menghadapi risiko dengan cara bersedia mengorbankan sesuatu untuk mengurangi atau menghilangkan risiko. 23
  • 24. Jika akuntansi menganut konsep dasar konservtisma, dalam menyikapi ketidakpastian, akuntansi ( penyusun standar ) akan menentukan pilihan perlakuan atau prinsip akuntansi yang didasarkan pada munculan ( keadaan, harapan kejadian,atau hasil ) yang dianggap kurang menentukan. Manfaat Konsep Dasar Konsep dasar berfungsi : 1. Sebagai landasan penalaran pada tingkat perekayasaan ; 2. Untuk menentukan konsep, prinsip, metoda, atau teknik yang akan dijadikan standar bagi penyusun standar. 24
  • 25. BAB 6 TEORI AKUNTANSI ASET Teori elemen statemen keuangan tidak terbatas pada penlaran tentang definisi, tetapi meliputi pula penalaran tentang pengukuran, penilaian, pengakun, penyajian, dan pengungkapan. Penalaran ini menjadi dasar dalam pemilihan kebijakan baik pada tingkat perekayasaan maupun penetapan standar. Konsep kesatuaan usaha menegaskan bahwa perusahaan merupakan entitas yang berdiri sendiri dan bertindak atas namanya sendiri dan perusahaan menjadi fokus pelaporan. Jadi fungsi pengelolaan dan pemilikan terpisah sehingga keduanya dipandang sebagai huubungan bisnis. Hubungan bisnis dapat dipertahankan kalau aset yang dikelola manajemen selalu ditunjukkan asal atau sumbernya. Setelah badan usaha berdiri dan pemilik menanamkan dana ke badan usaha, upaya badan usaha dalam mendatangkan pendapatan dilakukan dengan menyediakan barang dan jasa yang melibatkan pemerolehan berbagai aset. Aset merupakan elemen neraca yang akan membentuk informasi semantik berupa posisi keuangan, jika dihubungkan dengan elemen yang lain yaitu kewajiban dan ekuitas. Pengertian Menurut FASB aset adalah manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti yang diperoleh atau dikuasai / dikendalikan oleh suatu entitas sebagai akibat transaksi atau kejadian masa lalu. Menurut APB dan ijiri medefinisi aset sebagai sumber ekonomik karena adanya unsur kelangkaan sehingga suatu entitas harus mengendalikannya dari akses pihak lain melalui transakasi ekonomik. APB juga membedakan aset menjadi yang digolongkan sebagai sumber ekonomik sebagai berikut : 1. Sumber produktif a) Sumber produkitf kesatuan usaha yang meliputi bahan baku, gedung, pabrik, perlengkapan, sumber alam, paten dan semacamnya, jasa, dan sumber lain yang digunakan dalam produksi barang dan jasa. b) Hak kontraktual atas sumber produktif meliputi semua hak untuk menggunakan sumber ekonomik pihak lain dan hak untuk mendapatkan barang atau jasa dari pihak lain. 25
  • 26. 2. Produk yang merupakan keluaran kesatuan usaha terdiri atas : a) Barang jadi yang menunggu penjualan b) Barang dalam proses 3. Uang 4. Klaim untuk menerima uang 5. Hak pemilikan atau investasi pada perusahaan lain. Dengan berbagai perbedaan di atas, pada dasarnya dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga karakteristik utama yang harus dipenuhi agar suatu objek atau pos dapat dapat disebut aset, yaitu : 1. Manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti 2. Dikuasai atau dikendalikan oleh entitas 3. Timbul akibat transaksi masa lalu Manfaat ekonomik Untuk dapat disebut sebagai aset, suatu objek harus mengandung manfaat ekonomik di masa datang yang cukup pasti. Uang atau kas mempunyai manfaat atau potensi jasa karena apa yang dapat dia beli atau karena daya tukarnya. Sumber selain kas mempunyai manfaat ekonomik karena dapat ditukarkan dengan kas, barang, ata jasa. Karena dapat digunakan untuk memproduksi barang dan jasa, atau karena dapat digunakan untuk melunasi kewajiban. FSAB mengajukan dua hal yang harus dipetimbangkan dalam menilai apakah pada saat tertentu suatu pos atau objek masih dapat disebut sebagai aset, yaitu : 1. Apakah suatu pos yang dikuasai oleh suatu kesatuan usaha pada mulanya mengandung manfaat ekonomik masa datang. 2. Apakah semua atau sebagian manfaat ekonomik tersebut masih tetap ada pada saat penilaian. Dikuasai oleh entitas Untuk dapat disebut sebagai aset, suatu objek atau pos tidak harus dimiliki oleh entitas tetapi cukup dikuasai oleh entitas. Bila pemilikan menjaadi kriteria aset, maka akan banyak pos yang tidak msuk ebagai aset sehingga tidak dapat dilaporkan dalam neraca. Dengan kata lain, pemilikan sebagai kriteria akan mengakibatkan banyak pos dilaporkan di luar neraca. Oleh karena itu konsep penguasaan lebih penting daripada konsep kepemilikan. Most mengemukakan bahwa penguasaan atau kendali terhadap suatu objek dapat diperoleh dengan cara : 26
  • 27. 1. Pembelian 2. Pemberian 3. Penemuan 4. Perjanjian 5. Produksi / transformasi 6. Penjualan 7. Lain – lain eperti pertukaran, peminjaman, penjaminan, pengkonsignaan, dan berbagai transaksi komersial yang diakui hukum atau kebiasaan bisnis. Akibat Transaksi atau Kejadian Masa Lalu Aset harus timbul akibat transaksi atau kejadian masa lalu, kriteria ini untuk memenuhi definisi tetapi bukan kriteria untuk pengakuan. Jadi, manfaat ekonomik dan penguasan atau hak atas manfaat saja tidak cukup untuk memasukkan suatu objek ke dalam aset kesatuan usaha untuk dilaporkan melalui statemen keuangan. FSAB memasukkan trnsksi atau kejdian sebagai kriteriaa aset krena transaksi atau kejaadian tersebut dapat menambah atau mengurangi aset. Aset atau nilainya dapat dipengaruhi oleh kejadian atau seluruhny di luar kemmpun kesatuan usaha atau manajemennya untuk mengendalikan misalnya kenaikan harga, perubahan tingkat bunga, pertumbuhan alamiah, penyusutan, pencurian, huru – hara, kecelakaan, dan bencana alam. Berbagai transaksi, kejadian, atau keadaan pada akhirnya akan memicu pengakuan atau penghapusan manfaat ekonomik suatu objek. Karakteristik Pendukung FSAB menyebutkan beberapa karakteristik pendukung yang melibatkan kos, berwujud, tertukarkan, terpisahkan, dan berkekuatan hukum. Karakteristik pendukung tersebut lebih menguatkan atau menyakinkan adanya aset tetapi tidak adanya karakteristik pendukung tidak menghalangi suatu objek untuk memenuhi syarat sebagai aset. Melibatkan kos Pemerolehan aset pada umumnya melibatkan kos sebagai penghargaan sepakatan. Jika kos terjadi karena pemerolehan suatu objek terjadi akibat pertukaran atau pembelian, maka objek tersebut lebih kuat untuk masuk sebagai aset. 27
  • 28. Pengukuran Pengukuran bukan kriteria untuk mendefinisi aset tetapi merupakan kriteria pengakuan aset. Sebagai aliran informasi, kos juga mengalami tiga perlakuan akuntansi mengikuti aliran fisis, yaitu : 1. pengukuran, pengakuan, dan klasifikasi pertama kali pada saat terjadinya. Untuk selanjutnya seluruh kegiatan dalam tahap ini disebut pengukuran saja. 2. pencatatan berikutnya dalam rangka mengikuti aliran fisis aset berupa alokasi, distribusi, dan penggabungan untuk kepentingan internal / manajerial atau kepentingan pengkosan produk. Untuk selanjutnya seluruh kegiatan dalam tahap ini disebut penulusuran 3. pembebanan ke pendapatan perioda berjalan atau perioda – perioda yang akan datang. Kos yang belum menjadi beban pendapatan (biaya) akan tetap melekat pada objek menjadi aset badan usaha. Untuk selanjutnya seluruh kegiatan dalam tahap ini disebut pembebanan ke pendapatan. Hubungan Kos, Aset, dan Biaya Secara teknis Secara Konseptual a. tahap pengakuan atau b. tahap pembebanan aset biaya 28 kos kos kos kos kos
  • 29. Keterangan : Jika suatu pengeluaran dicatat sebagai biaya, secara konseptual dianggap bahwa kos objek bersangkutan dicatat sebagai aset dan kemudin saat yang sama kos tersebut langsung dipindah ke biaya. Jenis penghargaan Kos dalam barter Barter atau pertukaran aset merupakan pemerolehan aset dengan penghargaan berupa aset berwujud atau non moneter lainnya. Adapun prinsip – prinsip penentuan kos aset yang diterima dalam barter atau pertukaran : 1. pertukaran tak sejenis, tanpa pembayaran tombok Aset yang diterima dicatat sebesar nilai wajar / pasar aset yang diserahkan atau nilai wajar aset yang diterima, mana yang lebih mudah atau jlas ditentukan. Untung atau rugi yang timbul diakui pada saat pertukaran 2. pertukaran tak sejenis, dengan pembayaran tombok Aset yang diterima dicatat sebesar nilai pasar aset yang diserahkan ditambah tombok atau nilai wajar / pasar aset yang diterima. Dalam hal ini, nilai pasar aset yang diserahkan menunjukkan kas yang akan diterima seandainya aset tersebut dijual. Untung atau rugi yang timbul diakui pada saat pertukaran. 3. pertukaran sejenis, tanpa pembayaran tombok Aset yang diterima dicatat sebesar nilai buku atau nilai pasar aset yang diserahkan, mana yang lebih rendah. Ini berarti bahwa kalau terjadi untung maka untung tidak diakui dan sebaliknya kalau terjadi rugi, rugi tersebut diakui pada saat transaksi. 4. pertukaran sejenis, dengan pembayaran tombok Aset yang diterima dicatat sebesar nilai buku aset yang diserahkan ditambah tombok atau nilai pasar aset yang diserahkan ditambah tombok mana yang lebih rendah. Ini juga berarti bahwa kalau terjadi untung maka untung tidak diakui dan sebaliknya kalau terjadi rugi, rugi tersebut diakui pada saat transaksi. 5. pertukaran sejenis, dengan penerimaan tombok 29
  • 30. Jika terjadi rugi : aset yang diterima dicatat sebesar harga pasar aset yang diserahkan dikurangi kas yang diterima. Ini berarti rugi yang terjadi diakui semua pada saat terjadinya transaksi. Jika terjadi untung : aset yang diterima dicatat sebesar nilai buku aset yang diserahkan dikurangi porsi nilai buku aset yang diserahkan yang dianggap dijual. Atau, nilai psar / wajar aset yang diserahkan dikurangi untung tangguhan. Saham sebagai penghargaan Saham sebagai penghargaan merupakan salah atau bentuk pemerolehan aset dengan barter. Dalam beberapa hal, jumlah setara saham dapat dicari dengan membandingkan harga tunai jenis saham yang sama untuk memperoleh dana tunai (kas) yang diterbitkan kira – kira bersamaan dengan penyerahan saham untuk memperoleh aset bersangkutan. Kos dalam reorganisasi Jika suatu perusahaan sudah berjalan atau beroperasi cukup lama kemudian mengalami reorganisasi, perusahaan tersebut biasanya tidak mempunyai data kos yang memadai untuk menentukan kos aset yang dikuasainya. Karena tujuan reorganisasi biasanya adalah menentukan nilai perusahaan pada saat tersebut. Hadiah atau hibah Dalam hal ini, kita ambil contoh suatu perusahaan memperoleh gedung beserta tanahnya melalui sumbangan atau hibah. Perolehan ini tetap dicatat sebagai aset tanpa kos. Karena setiap fasilitas atau faktor ekonomik yang digunakan dalam operasi perusahaan, tanpa memandang asalnya, harus diperlakukan dengan saksama sebagai potensi jasa. Tujuan Penilaian Aset Karena aset merupakan elemen pembentuk posisi keuangan sebagai informasi semantik bagi investor dan kreditor, maka tujuan penilaian aset harus bepaut dengan tujuan pelaporan keuangan. Tujuan dari penilaian aset adalah merepresentasikan atribut pos – pos aset yang berpaut dengan tujuan pelaporan keuangan dengan menggunakan basis penilaian yang sesuai. 30
  • 31. Konsep dan Basis Penilaian Nilai Pertukaran Sebagai Basis Penilaian Nilai Pertukaran Objektifitas Penilaian dan Relevansi Aliran Kas Terterapkan bila tidak tersedia perolehan penjualan Terterapkan bila tersedia bukti bukti nilai keluaran yang bukti nilai keluaran yang terandalkan sebagai indikasi terandalkan sebagai indikasi penerimaan kas masa datang penerimaan kas masa datang input output aliran fisis/jasa aliran kas Konsep nilai masukan dan keluaran sebenarnya berkaitan dengan konsep kesatuan usaha yang dianggap mengusai sumber ekonomik (aset) dan harus mempertanggungjawabkan asset tersebut. Nilai Masukan ( input ) Nilai masukan didasarkan atas jumlah rupiah yang harus dikeluarkan atau dikorbankan untuk memperoleh aset atau objek jasa tertentu yang masuk dalam unit usaha. Nilai Keluaran ( output ) Nilai keluaran didasarkan atas jumlah rupiah kas atau penghargaan lainnya yang diterima suatu unit usaha apabila suatu aset atau potensi jasa akhirnya keluar dari kesatuan usaha melalui pertukaran atau konversi. Nilai Terealisasi Harapan 31 aset atribu t
  • 32. Secara semantik, nilai terealisasi harapan suatu aset adalah penerimaan kas tau potensi jasa masa datang yang jumlah dan waktunya cukup pasti. Dalam penilaian ini lebih bermanfaat dan valid untuk menilai investasi tunggal atau perusahaan secara keseluruhan dari sudut pandang invstor. Untuk penilaian aset secra individual , dasar penilaian ini mengandung beberapa kelemahan yaitu : 1. Kalau tidak ada pasar untuk asset bersangkutan, penentuan aliran kas masa datang bersifat subjektif sehingga sulit diversifikasi 2. Pemilihan tarif yang cukup representtif untuk merefleksi risiko tiap set sangat problematik. Jika tarif tersebut dapat ditentukan, hasil pengukuran sulit diinterpretasi maknanya oleh pembaca statemen keuangan. 3. Aliran kas ke perusahaan dihasilkan oleh seluruh perusahaan dihasilkan oleh seluruh aset sebagai satu kesatuan dalam menghasilkan produk yang akhirnya dijul untuk mendatangkan kas. 4. Memperkuat 3 alasan di atas, beberapa asset memang tidak terpisahkan sehingga nilai sekarang seluruh asset tidak akan sama dengan penjumlahan semua kas masa datang diskunan tiap pos asset. Penilaian Menurut FSAB Bila dikaitkan dengan asset, dasar penilaian FSAB sebagai berikut : a. Historical cost. Tanah, gedung, perlengkapan pabrik, dan kebanyakan sediaan dilaporkan atas dasar kos historisnya yaitu jumlah rupiah kas atau setaranya yang dikorbankan untuk memperolehnya. Kos histories ini tentunya disesuaikan dengan jumlah bagian yang telah didepresiasi atau di ammortisasi. b. Current cost. Beberapa sediaan disajikan sebesar nilai sekarang atau penggantinya yaitu jumlah rupiah kos atau setaraya yag harus dikorbankan jika asset tertentu yang sejenis diperoleh sekarang. c. Current market value. Beberapa jenis investasi dalam surat berharga disajikan atas dasar nilai pasar selain yaitu jumlah rupiah kas atau setaranya yang dapat diperoleh kesatuan usaha dengan menjual asset tersebut dalam kondisi perusahaan yang normal. d. Net relizable value. Beberapa jenis piutang jangka pendek dan sediaan barang disajikan nilai terealisasi bersih yaitu jumlah rupiah kas atau setaranya yang akan diterima dari asset tersebut dikurangi dengan pengorbanan yang diperlukan untuk mengkonversi asset tersebut menjadi kas atau setaranya. 32
  • 33. e. Present value of future cash flows. Piutang dan investasi jangka panjang disajikan sebesar nilai sekarang penerima kas di masa mendatang sampai piutang terlunasi dikurangi dengan tambahan kos yang mungkin diperlukan untuk mendapatkan penerimaan tersebut. Pengakuan Pengakuan dan penyajian asset biasanya ditentukan dalam standar akuntansi yang mengatur tiap pos asset. Masalah akuntansi menyangkut pengakuan biasanya berkaitan dengan masalah apakah suatu kos / jumlah rupiah terlibat dalam transaksi, kejadian, atau keadaan tertentu dapat diasetkan. 33
  • 34. BAB 7 TEORI AKUNTANSI KEWAJIBAN Kewajiban mempunyai tiga karakteristik utama yaitu : a. Pengorbanan manfaat ekonomik masa datang Untuk dapat disebut disebut sebagai kewajiban, suatu objek harus memuat suatu tugas atau tanggung jawab kepada pihak lain yang mengharuskan kesatuan usaha untuk melunasi, menunaikan, atau melaksanakannya dengan cara mengorbankan manfaat ekonomik yang cukup pasti di masa datang. b. Menjadi keharusan sekarang untuk mentransfer aset Selanjutnya untuk dapat disebut sebagai kewajiban, suatu pengorbanan ekonomik masa datang harus timbul akibat keharusan sekarang. Pengertian ”sekarang” dalam hal ini mengacu pada dua hal : waktu dan adanya. Waktu yang dimaksud adalah tanggal pelaporan ( neraca ). Keharusan terdiri dari :  Keharusan kontraktual : keharusan yang timbul akibat perjanjian atau peraturan hukum yang di dalamnya kewajiban bagi suatu kesatuan usaha dinyatakan secara eksplisit ataau implisit dan mengikat.  Keharusan konstruktif : keharusan yang timbul akibat kebijakan kesatuan usaha dalam rangka menjalankan dan memajukan usahanya memenuhi apa yang disebut praktik usaha yang baik atau etika bisnis dan bukan untuk memenuhi kewajiban yuridis.  Keharusan demi keadilan : keharusan yang ada sekarang yang menimbulkan kewajiban bagi perusahaan semata – mata krena panggilan etis atau moral dari pada karena peraturan hukum atau praktik bisnis yang sehat.  Keharusn bergntung atau bersyraat : keharusan yang pemenuhnnya tidak pasti karena bergantung pada kejadian masa datang atau terpenuhinya syarat – syarat tertentu di masa datang. c. Timbul akibat transaksi masa lalu Transaksi masa lalu yang dimaksud di sini adalah transaksi yang menimbulkan keharusan sekarang telah terjadi. 34
  • 35. Hak Kewajiban Tak Bersyarat Konsep ini menyatakan bahwa walaupun kontrak telah ditanda tangani, salah satu pihak tidak mempunyai kewajiban apapun sebelum pihak lain memenuhi apa yang menjadi hak pihak lain. Jadi, konsep hak – kewajiban tak bersyarat menyatakan ”secara teknis, konsep ini diartikan bahwa hak atau kewajiban timbul bila salah satu pihak telah berbuat sesuatu”. Kontrak – kontrak semacam ini dikenal dengan nama kontrak saling mengimbangi tak bersyarat atau kontrak eksekutori . Secara konseptual, diperlukan pedoman atau kriteria untuk memilih saat yang tepat. Most, mengemukakan hal yang harus dipertimbangkan untuk memilih saat yang tepat yaitu : a. Pemenuhan definisi aset dan kewajiban b. Kekuatan mengikat yaitu seberapa kuat bahwa pelaksanaan kontrak tidak dapat dibatalkan c. Kebermanfaatan bagi keputusan Karakteristik Pendukung FASB menyebutkan beberapa karakteristik pendukung selain karakteristik yang tersebut di atas, yaitu : 1. Keharusan membayar kas Pelunasan kewajiban pada umumnya dilakukan dengan pembayaran kas. Keharusan membayar kas pada waktu dan jumlah rupiah tertentu di masa datang merupakan petunjuk yang kuat atau jelas mengenai adanya kewajiban. Akan tetapi, untuk menjadi kewajiban, penyerahan aset ( kas ) bukan satu – satunya kriteria tetapi meliputi pula penyerahan jasa. Esensi kewajiban lebih terletak pada pengorbanan manfaat ekonomik masa datang dari pada terjadinya pengeluaran kas. 2. Identitas terbayar jelas Jika identitas terbayar sudah jelas, maka hal tersebut hanya sekedar menguatkan bahwa kewajiban memang ada tetapi untuk menjadi kewajiban identitas terbayar tidak harus dapat ditentukan pada saat keharusan terjadi. Jadi yang penting adalah bahwa keharusan sekarang pengorbanan sumber ekonomik di masa datang telah ada dan bukan siapa yang harus dilunasi atau dibayar. 3. Berkekuatan hukum Memang ada pada umumnya, keharusan suatu entitas untuk mengorbankan manfaat ekonomik timbul akibat klaims yuridis yang 35
  • 36. mempunyai kekuatan memaksa. Definisi kewajiban sebenarnya merupakan bayangan cermin aset Pengakuan, Pengukuran, dan Penilaian Jika aset yang direpresentasi oleh kos mengalami tiga tahap perlakuan (pemerolehan, pengolahan, dan penyerahan), maka kewajiban sebenarnya juga mengalami tiga tahap perlakuan, yaitu : 1. pengakuan Pada prinsipnya, kewajiban diakui pada saat keharusan telah mengikat akibat transaksi yang sebelumnya telah terjadi. Mengikatnya suatu keharusan harus di evaluasi atas dasar kaidah pengakuan. Kam mengajukan empat kaidah pengakuan untuk menandai pengakuan kewajiban, yaitu : a. ketersediaan dasar hukum Kaidah ini terkait dengan kualitas keterandalan dan keberpautan informasi. Ketersediaan dasar hukum yang menimbulkan daya paksa hanya merupakan karakteristik pendukung definisi kewajiban tadi. Jadi, kaidah ini tidak mutlak sehingga kewajiban juga dapat diakui bila terdapat bukti substantif hanya keharusan konstruktif atau demi kedilan. b. keterterapan konsep dasar konservatisma Kaidah ini merupakan penjabaran teknis kriteria keterandalan. Implikasi dianutnya konsep konservatisma adalah rugi dapat segera diakui tetapi tidak demikian dengan untung. Ini berarti kewajiban dapat diakui segera sedangkan aset tidak. c. ketertentuan substansi ekonomik transaksi Substansi suatu transaksi dapat memicu pencatatan seluruh kewajiban yang timbul ketika transaksi terjadi meskipun secara yuridis/kontraktual kewajiban baru akan mengikat secara berkala pada saat keharusan sekarang timbul. Dalam hal ini, kewajiban dapat atau bahkan harus diakui jika secara substantif sewaguna tersebut sebenarnya adalah pembelian angsuran. d. keterukuran nilai kewajiban Keterukuran merupakan salah satu syarat untuk mencapai kualitas keterandalan informasi. Oleh karena itu, adanya kepastian mengenai jumlah rupiah dapat memicu diakuinya suatu kewajiban. Jika pengukuran suatu pos kewajiban bersifat sangat subjektif dan arbitrer, pada umumnya pos tersebut tidak diakui. 36
  • 37. Yang menjadi masalah teknis adalah kapan keempat kaidah di atas dipenuhi. Hal ini berkaitan dengan penentuan saat pengakuan kewajiban. Hendriksen dan Van Breda menunjukkan saat – saat untuk mengakui kewajiban yaitu : a. Pada saat penandatanganan kontrak bila pada saat itu hak dan kewajiban telah mengikat. Dalam hak kontrak eksekutori, pengakuan menunggu sampai salah satu pihak memanfaatkan / menguasai manfaat yang diperjanjikan atau memenuhi kewajibannya. b. Bersamaan dengan pengakuan biaya jika barang dan jasa yang menjadi biaya belum dicatat sebagai aset sebelumnya. c. Bersamaan dengan pengakuan aset. Kewajiban timbul ketika hak untuk menggunakan barang dan jasa diperoleh. d. Pada akhir perioda karena penggunaan asas akrual melalui proses penyesuaian. Pengakuan ini menimbulkan pos utang atau kewajiban akruan. Keempat kaidah tersebut di atas sebagai bukti teknis dan ketentuan saat pencatatan pada umumnya mudah diidentifikasi dan diterapkan untuk keharusan kontraktual, konstruktif, dan demi keadilan. Pengakuan Kewajiban Bergantung Untuk keharusan bergantung ( khususnya rugi bergantung yang menimbulkan kewajiban ), kaidah pengakuan keempat ( keterukuran nilai kewajiban ) dan pasti tidknya pengorbann sumber ekonomik masa datang kan terjadi menimbulkan msalah pengakuan. Oleh karena itu, diperlukn ketentuan yang lebih tegas untuk mengakui kewajiban yang berkaitan dengan rugi bergntung. FSAB memberi contoh keadaan – keadaan kebergantungan rugi yang berpotensi memicu pengakuan kewjiban sebagai berikut : - Ketertagihan piutang usaha - Keharusan berkaitan dengan jaminan produk dan kerusakan produk - Risiko rugi atau kerusakan properitas ( fasilitas ) kesatuan usaha akibat kebakaran, ledakan, dan bahaya lainnya. - Ancaman penambilan set oleh pemerintah - Persengketaan yang memberatkan atau menunggu keputusan - Klaim atau pungutan yang telah diajukan / dikenakan atau yang mungkin ( possible ) terjadi - Risiko rugi akibat bencana yang ditanggung oleh perusahaan asurnsi kerugian dan kecelakaan dan perusahaan reasuransi - Jaminan bank komersial dalam ikatan standby letters of credit 37
  • 38. - Perjanjian untuk membeli kembali piutang atau asset yang terkait yang telah dijual Pengukuran Pengukur yang paling objektif untuk menentukan kos kewajiban pada saat terjadinya adalah penghargaan sepakatan dalam transaksi – transaksi tersebut dan bukan jumlah rupiah pengorbanan ekonomik masa datang. Jadi, konsep dasar penghargaan berlaku baik untuk aset mupun untuk kewajiban. Hal ini berlaku khususnya untuk kewajiban jangka panjang. Untuk kewajiban jangka pendek, kos penundaan dianggap tidak cukup material sehingga jumlah rupiah kewajban yang dak akan sama dngan jmlah ngbana smb knmk ( kas ) masa datang. 2. penilaian Jika pengukuran mengacu pada penentuan nilai keharusan sekarang pada saat terjadinya, penilaian mengacu pada penentuan nilai keharusan sekarang pada setiap saat terjadinya kewajiban sampai dilunasinya kewajiban. Makin mendekati saat jatuh tempo, nilai kewajiban akan makin mendekati nilai nominal. Jadi, penilaian kewajiban pada saat tertentu adalah penentuan jumlah rupiah yang harus dikorbankan seandainya pada saat tersebut kewajiban harus dilunasi. 3. pelunasan Dasar atau Atribut Penilaian Kewajiban Basis (atribut) Penilaian Keterangan Contoh Pos Yang Berpaut Harga pasar sekarang Nilai pelunasan neto Berbagai kewajiban yang melibatkan komoditas dan surat – surat berharga. Berbagai kewajiban yang melibatkan jumlah rupiah yang cukup pasti tetap waktu pelunasannya tidak cukup pasti. Kewajiban penerbit opsi sebelum jangka opsi habis dan beberapa kewajiban pedagang efek. Utang usaha, utang garansi, dan utang wesel jangka pendek. 38
  • 39. Nilai diskunan aliran kas masa datang Kewajiban moneter jangka panjang jumlah rupiah maupun saat pembayaran cukup pasti. Utang obligasi, dan utang wesel jangka panjang. 39
  • 40. BAB 8 TEORI AKUNTANSI PENDAPATAN Definisi Pendapatan dapat di definisi dari beberapa konsep, antara lain : a. Konsep aliran musik, pendapatan merupakan aset b. Konsep aliran keluar, pendapatan adalah penyerahan produk yang diukur atas dasar penghargaaan produk tersebut. c. Secara netral, pendapatan merupakan produk perusahaan sebagai hasil dari upaya produktif. Pendapatan diukur dengan jumlah rupiah aset baru yang diterima dari pelanggan. Dari beberapa definisi di atas, dapat didaftar karakteristik – karakteristik yang membentuk pengertian pendapatan dan untung. Yang membentuk pengertian pendapatan adalah : 1. Aliran masuk atau kenaikan aset 2. Kegiatan yang merepresentasi operasi utama atau sentral yang menerus 3. Pelunasan, penurunan, atau pengurangan kewjibn 4. Suatu entitas 5. Produk perusahaan 6. Pertukaran produk 7. Menyandang beberapa nama atau mengambil beberapa bentuk 8. Mengakibatkan kenaikan ekuitas Kenaikan Aset Untuk dapat mengatakan bahwa pendapatan ada atau timbul, harus terjadi transaksi atau kejadian yang menaikkan aset atau menimbulkan aliran masuk aset. Tidak ada batasan bahwa aset harus berupa kas atau alat likuid yang lain. Paton dan litleton menyebutkan bahwa aset dapat bertambah karena berbagai transaksi, kejadian, atau keadaan sebagai berikut : 1. Transaksi pendanaan yang berasal dari kreditor dan investor 2. Laba yang berasal dari kegiatan investasi 3. Hadiah, donasi, atau temuan 4. Revalusi aset yang telah ada 5. Penyediaan dan / atau penyerahan produk ( barang dan jasa ) 40
  • 41. FSAB mengisyaratkan jumlah kotor dengan menyatakan bahwa pendapatan adalah jumlah rupiah yang datang dari penyerahan produk atau pelaksanaan jasa. Operasi Utama Berlanjut Pengertian operasi utama dalamm hal ini lebih dikaitkan dengan tujuan utama perusahaan yaitu menghasilkan produk / jasa untuk mendatangkan laba dan bukan untuk membatasi jenis produk utama dan produk samping. Berbagai Bentuk dan Nama Untung Seperti pendapatan, kata – kata kunci yang melekat pada pengertian untung adalah : 1. kenaikan ekuitas ( aset bersih ) 2. transaksi periferal atau insidental 3. selain yang berupa pendapatan atau investasi oleh pemilik FSAB merinci lebih lanjut transaksi, kejadian, atau keadaan yang menimbulkan untung menjadi empat sumber atau karakteristik yaitu : a. periferal dan insidental b. transfer nontimbal – balik c. penahana aset d. faktor lingkungan Pengakuan Pendapatan Pengakuan merupakan pencatatan jumlah rupiah secara resmi ke dalam sistem akuntansi sehingga jumlah tersebut terefleksi dalam statemen keuangan. Pengertian pendapatan harus dipisahkan dengan pengakuan pendapatan bahkan pengertian pendapatan sebenarnya juga harus dipisahkan dengan pengukuran pendapatan. Dengan demikian, suatu jumlah yang memenuhi definisi pendapatan tidak dengan sendirinya jumlah tersebut diakui ( dicatat secara resmi ) sebagai pendapatan. Pengakuan pendpatan tidak boleh menyimpang dari landasan konsptual. Oleh karena itu, secara konseptual pendapatan hanya dapat diakui jika memenuhi kualitas terukuran dan keterandalan. Pembentukan Pendapatan Konsep pembentukan pendapatan menyatakan bahwa pendapatan terbentuk, terhimpun, atau terhak bersamaan dengan dan melekat pada seluruh atau 41
  • 42. totalitas proses berlangsungnya operasi perusahaan dan bukan sebagai hasil transaksi tertentu. Operasi perusahaan meliputi kegiatan produksi, penjualan, dan pengumpulan piutang. Konsep pembentukan ini sering disebut pendekatan proses pembentukan pendapatan atau pendekatan kegiatan. Pendekatan ini dilandasi oleh konsep dasar upaya dan hasil / capaian serta kontinuitas usaha. Realisasi Pendapatan Dengan konsep realisasi, pendapatan baru dapat dikatakan terjadi atau terbentuk pada saat terjadi kesepakatan atau kontrak dengan pihak independen ( pembeli ) untuk membayar produk baik produk telah selesai dan diserahkan atau maupun belum dibuat sama sekali. Berdasarkan konsep, pendapatan sebenarnya terjadi akibat transaksi tertentu yaitu transaksi penjualan atau kontrak sehingga sebelum transaksi atau kontrak tersebut terjadi pendapatan belum terjadi atau terbentuk. Konsep realisasi atau pendekatan transaksi lebih menekankan kejadian yang dapat menandai pengakuan pendapatan yaitu : 1. kepastian perubahan produk menjadi potensi jasa lain melalui proses penjualan yang sah atau semacamnya ( misalnya kontrak penjualan ). 2. penguatan atau validasi transaksi penjualan tersebut dengan diperolehnya aset lancar ( kas, setara kas, atau piutang ). Kriteria Pengakuan Pendapatan Pendapatan baru dapat diakui setelah suatu produk selesai diproduksi dan penjualan benar – benar telah terjadi yang ditandai dengan penyerahan barang, FASB mengajukan dua kriteria pengakuan pendapatan ( dan untung ) dan harus dipenuhi, yaitu : 1. terealisasi atau cukup pasti terealisasi 2. terbentuk / terhak Terbentuknya pendapatan tidak harus selalu mendahului realisasi pendapatan; dapat terjadi, pendapatan terealisasi sebelum terbentuk. Kam mengemukakan kriteria pengakuan secara lebih teknis. Pendapatan baru dapat diakui jika dipenuhi syarat – syarat berikut : 1. kerukuran nilai aset 2. adanya suatu tnasaksi 42
  • 43. Bab 9 Biaya Pengertian biaya idak dapat dipisahkan dengan pengertian kos dan asset dan juga rugi. Embahasan tersebut hanya menyebutkan bahwa bila kos tidak memenuhi definisi asset(dapat ditangguhkan pembebanannya terhadap pendapatannya). APB selanjutnya bahwa seperti pendapatan, biaya timbul hanya dalam kaitannya dengan kegiatan penciptaan laba yang mengakibatkan perubahan ekuitas., dilain pihak, timbulnya kewajiban untuk pembelian asset bukan merupakan biaya karena ekuitas tidak dapat berubah pada saat pembelian tersebut. Untuk dapat mengatakan bahwa biaya timbul harus terjadi transaksi atau kejadian yang menurunkan asset atau meimbulkan aliran keluar asset atau sumber ekonomik. Asset dalam hal ini harus diartikan sebagai sumber semua asset perusahaan sebagai satu kesatuan. Dengan demikian, konsumsi atau pemakaian asset atau manfaat ekonomik harus diartikan bahwa manfaat ekonomik asset telah habis karena melekat pada barang atau jasa yang telah diserahkan dari kesatuan usaha sehingga kesatuan usaha tidak menguasai lagi manfaat tersebut. Tidak semua penurunan atau konsumsi asset membentuk biaya. Yang dimaksud dengan kegiatan utama adalah kegiatan penciptaan pendapatran yang direpresentasi dalam kegiatan memproduksi/mengirim barang atau menyerahkan/melaksanakan jasa. Semua badan autoritatif mendefinisi biaya tidak hanya dari sudut penurunan asset tetapi juga dari kenaikan kewajiban. Alasanya adalah agar makna biaya cukup luas untuk mencapai pula pos-pos yang timbul dalam penyesuaian akhir tahun. Gagasan Kam justru relevan untuk mendukung pendefinisian biaya sebagai kenaikan kewajiban. Bila barang dan jasa telah dimanfatkan oleh perusahaan tetapi perusahaan tidak mengakuinya sebagai asset sebelumnya atau perusahaan belum mengakui kewajiban atas penggunaan barang dan jasa yang dikuasai pihak lain. Definisi APB dan IAI secara explisitr menyebutkan bahwa penurunan asset akhirnya akan mengubah ekuitas atau menurunkan ekuitas. Pendefinisin ini sebenarnya menegaskan bahwa akuntansi menganut konsep kesatuan usaha sehingga ekuitas secara konseptual adalah utang perusahaan kepada pemilik. Walaupun demikian penurunan kuitas lebih menegaskan pengertian biaya karena tidak setiap penurunan asset mengakibatkan penurunan ekuitas. Pendefinisian biaya oleh FASB sebagai aliran keluar asset atau pemanfaatan asset tidak secara tegas membatasi apakah aliran atau pemanfaatan tersebut bersifat fisis atau moneter. Secara semantic biaya seharusnya didefinisi sebgai perubahan atau 43
  • 44. penurunan nilai sehingga timbulnya biaya harus merupakan kejadian moneter. Oleh karena itu definisi APB, IAI dan sumber lainnya memasukkan pengukuran secara moneter penurunan tersebut. Definisi Kam dilandasi oleh pemikiran bahwa biaya merupakan kejadian moneter yaitu perubahan nilai asset, kewajiban, atau ekuitas. Niali ini diukur dengan kos barang dan jasa yang dapat dikuasai dan dimanfaatkan kesatuan usaha melalui penyerahan asset, penimbulan kewajiban, dan peningkatan ekuitas. Keunggulan defini kam disbanding FASB adalah emasukkan periode sekarang sebagai wadah atau takaran untuk menghubungkan pendapatan dengan biaya. Untuk dapat disebut sebagai biaya, pemanfaatan barang dan jasa harus dikaitkan dengan periode khususnya periode untuk menakar pendapatan. Dengan demikian konsep penandingan secara jelas terkandung dalam definisi biaya oleh Kam. Defnisi FASB sama sekali tidak menunjukkan secara explicit asosiasi antara pendapatan dan biaya. FASB memfokuskan pengertian biaya hanya untuk penurunan asset yang berkaitan dengan operasi utama atau sentral. Namun tidak berarti bahwa penurunan asset yang tidak berkaitan dengan operasi utama lalu diklasifikasi menjadi non operasi. Sebagai lawan makna untung, kata-kata kunci yang melekat pada pengertian rugi adalah: a. Penurunan akuitas b. Transaksi peripheral atau incidental c. Selain apa yang didefinisi sebagai biaya atau selain distribusi ke pemilik. Rugi perlu didefinisi sebagai elemn dan dibedakan dengan biaya oleh FASB karena sifat terjadinya sebagaimana disebut dalam karakteristik. Untuk disebut rugi, kejadian yang menimbulkan harus peripheral atau insedential atau diluar kendali manajemen. Empat sumber rugi yang diidentifikasi FASB adalah a. Peripheral dan incidental b. Transfer nontimbal-balik c. Penahanan asset d. Factor lingkungan Kos yang telah dikorbankan tetapi tidak ada imbalan barang atau jasa yang diterima tidak dapat dianggap sebagai rugi begitu saja. Mungkin dari kondisi lingkungan tertentu kos tersebut dapat dianggap rugi, tetapi tidaklah demikian kalau dipandang dari sudut kondisi perusahan dalam lingkungan ekonomi dan social yang lain tempat perusahaan beroperasi. Pengakuan biaya tidak dibedakan dengan pengakuan rugi. Pengakuan menyangkut masalah criteria pengakuan pengakuan yaitu apa yang harus dipenuhi agar penurunan nilai asset yang memenuhi deinisi biaya atau rugi dapat diakui dan masalah 44
  • 45. saat pengakuan yaitu peristiwa atau kejadian apa yang menandai bahwa criteria pengakuan telah dipenuhi. Biaya atau rugi bila telah menjadi nyata atau jelas bahwa manfaat ekonomik masa dating suatu asset yang telah diakui sebelumnya telah berkurang atau lenyap atau bahwa kewajiban timbul atau bertambah tanpa adanya manfaat. Kaidah pengakuan diatas sebenarnya dilandasi oleh basis asosiasi yang oleh APB disebut sebagai prinsip pengakuan biaya pervasive atau luas. Hal ini dinyatakan oleh APB sebagai berikut: a. Mengasosiasi sebab dan akibat b. Alokasi sistematik dan rasional c. Pengakuan segera Beberapa sumber mendefinisikan biaya dalam kaitanya dengan pengertian kos karena memang biaya tidak dapat dipisahkan dengan kos. Perlu ditegaskan kembali bahwa kos adalah pengukur biaya atau biaya direpresentasi dengan kos sehingga secara teknis dan praktis biaya sering disebut kos saja. 45
  • 46. BAB 10 LABA (INCOME) Makna Income dalam perpajakan adalah sebagai jumlah kotor sehingga diterjemahkan sebagai penghasilan sebagaimana digunakan dalam Standart Akuntansi Keuangan, sedangkan dalam Akuntansi istilah income adalah dimaknai sebagai jumlah bersih sehingga istilah laba lebih menggambarkan apa yang dimaksud dengan income. Dan lebih menunjuk pada konsep FASB. Tujuan Pelaporan Laba Adalah laba yang merupakan selisih pengukuran pendapatan dan biaya secara akrual. Pendefisitan laba adalah sebagai pengukur kembalian atas investasi dari pada sekedar perubahan kas. Tujuan pelaporan laba diharapkan dapat digunakan antara lain : 1. Indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam perusahaan yang diwujudkan dalam tingkat kembalian atas investasi 2. Pengukur prestasi atau kinerja badan usaha dan manajemen 3. Dasar penentuan besarnya pengenaan pajak 4. Alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomik suatu negara 5. Dasar penentuan dan penilaian kelayakan tarif dalam perusahaan publik 6. Alat pengendalian terhadap debitor dalam kontrak utang 7. Dasar kompensasi dan pembagian bonus 8. Alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan 9. Dasar pembagian dividen Konsep Laba Konvensial Laba akuntansi mempunyai beberapa kelemahan : 1. belum di definisi secara semantik dan jelas sehingga laba tersebut secara intuitif dan ekonomik bermakna 2. Penyajian dan pengukuran laba masih difokuskan pada pemegang saham biasa residual 3. Prinsip akuntansi berterima umum sebagai pedoman pengukuran laba masih memberi peluang untuk terjadinya ketatakuasaan antar perusahaan 4. Karena didasarkan pada konsep kos historis, laba akuntansi secara umum belum memperhitungkan pengaruh perubahan daya beli dan harga 5. Dalam menilai kinerja perusahaan secara keseluruhan, investor dan kreditor memandang informasi selain laba akuntansi juga bermanfaat 46
  • 47. atau bahkan lebih bermanfaat sehingga ketepatan laba akuntansi belum menjadi tuntutan tang mendesak. Atas dasar tujuan dan kelemahan laba akuntansi , ada dua aspek pokok teori laba yaitu : 1. Interpretasi laba dan implikasinya dalam tiap tataran teori 2. Lingkup laba atas dasar kegiatan operasi dan teori entitas. Konsep Laba dalam Tataran Semantik Pengukur kinerja Karena investor dan kreditor merupakan pihak yang dituju dalam pelaporan keuangan, dianggap bahwa mereka berkepentingan dalam informasi masa lalu untuk mengevaluasi prospek perusahaan dimasa datang. Konfirmasi Harapan Investor Perekayasa pelaporan keuangan juga berusaha menyediakan informasi untuk meyakinkan bahwa harapan-harapan investor atau pemakai lainnya dimasa lalu tentang kinerja perusahaan memang terealisasi. Estimator Laba Ekonomik Akuntansi menganut asa akrual untuk mendapatkan suatu angka yang lebih bermakna secara ekonomik daripada sekedar kenaikan atau penurunan kas dalam suatu periode. Oleh karena itu, laba akuntansi didasarkan pada data yang telah terjadi bukan data hipotesis yang dapat berupa kos kesempatan jangka panjang dan bukan penialaian ekonomik jangka pendek. Makna Laba Laba secara konseptual mempunyai karakteristik umum sebagai berikut : 1. Kenaikan kemakmuran yang dimiliki atau dikuasai suatu entitas 2. Perubahan terjadi dalam suatu kurun waktu sehingga harus diidentifikasi kemakmuran awal dan kemakmuran akhir 3. Perubahan dapat dinikmati, di distribusi atau ditarik oleh entitas yang menguasai kemakmuran asalkan kemakmuran awal dipertahankan. Laba dan Kapital Konsep Pemertahanan Kapital Konsep ini dilandasi oleh gagasan bahwa entitas berhak mendapatkan kembalian/ imbalan atau return dan menikmati iya setelah kapital dipertahankan keutuhannya atau pulih seperti sedia kala. Konsep Laba dalam Tataran Semantik 47
  • 48. Konsep ini harus dirasionalkan dalam bentuk standar dan prosedur akuntansi yang objektif sehingga angka laba dapat diukur dan disajikan dalam statemen keuangan Terdapat dua kriteria atau pendekatan dalam pengukuran laba yaitu : 1. Pendekatan transaksi 2. Pendekatan kegiatan Pengukuran atau Penilaian Kapital Pengukuran kapital pada dua titik waktu menimbulkan masalah konsep tual karena dengan berjalannya waktu beberapa hal yang bersifat ekonomik berubah dan harus dipertimbangkan yaitu unit atau skala pengukur dan dasar pengukuran. Jenis Kapital : 1. Kapital Finansial Adalah klaim dipandang dari jumlah rupiah atau nilai yang melekat padanya tanpa memperhatikan wujud fisis klaim tersebut. 2. Kapital Fisis Adalah sumber ekonomik yang dikuasai oleh entitas yang dipandang atau dimaknai sebagai kapasitas produksi fisis yaitu kemampuan menghasilkan baranh dan jasa. Skala Pengukuran: 1. Skala Nominal Adalah satuan rupiah sebagaimana telah terjadi tanpa memperhatikan perubahan daya beli dengan berjalannya waktu akibat perubahan kondisi ekonomik. 2. Skala daya beli Skala daya beli atau lebih tepatnya skala rupiah daya beli atau skala daya beli konstan merupakan skala untuk mengatasi kelemahan skala rupiah nominal. Dasar atau Atribut pengukuran: 1. Kos Historis Merupakan jumlah rupiah sepakatan atau harga pertukaran yang telah tercatat dalam sistem pembukuan. 2. Kos sekarang Menunjukkan jumlah rupiah harga pertukaran atau kesepakatan yang diperlukan sekarang oleh unit usaha untuk memperoleh aset yang sama jenis dan kondisinya atau penggantinya yang setara. Pengukuran Laba dengan Mempertahankan kapital Berbagai pendekatan penilaian kapital dan implikasinya terhadap penentuan laba antara lain adalah : 48
  • 49. 1. Kapitalisasi aliran kas harapan 2. Penilaian pasar atas aset bersih perusahaan 3. Setara Kas sekarang 4. Harga masukan historis 5. Harga masukan sekarang 6. Pembertahanan daya beli konstan Laba dan teori entitas Teori entitas atau ekuitas yang banyak dibahas dalam literatur teori akuntansi adalah : 1. entitas usaha bersama 2. entitas usaha atau bisnis 3. entitas investor 4. entitas pemilik 5. entitas pemilik residual 6. entitas pengendali 7. entitas dana 49
  • 50. Bab 11 E K U I T A S PENGERTIAN Dalam kerangka dasar Standart Akuntansi Keuangan (2002) misalnya Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) mandefinisi ekuitas sebagai berikut : Ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban. KOMPONEN EKUITAS PEMEGANG SAHAM Dari segi riwayat terjadinya dan sumbernya, ekuitas pemegang saham diklasifikasi atas dasar dua komponen penting yaitu modal setoran dn laba ditahan. Modal setoran dipecah menjadi modal saham sebagai modal yuiridis dan modal setoran tambahan dan komponen lain yang merefleksi transaksi pemilik. Ekuitas Pemegang Saham dan Komponennya Modal Setoran 1. Modal Yuridis 2. Modal Setoran Lain Modal Bentukan atau Laba Ditahan • Laba atau rugi (dari statement laba rugi) • Dividen • Rekapitalisasi • Defisit • Koreksi • Perubahan akuntansi Keterangan :  Tujuan Penyajian Ekuitas Pengungkapan informasi ekuitas pemegang saham akan sangat dipengaruhi oleh tujuan penyajian informasi tersebut kepada pemakai statement keuangan. Pada umumnya, tujuan pelaporan informasi ekuitas pemegang saham adalah menyediakan informasi kepada yang berkepentingan tentang efesiensi dan kepengurusan manajemen. Untuk memenuhi tujuan tersebut, informasi yang harus disampaikan tentang ekuitas pemegang saham tersebut minimal adalah : 1. Sumber ekuitas pemegang saham beserta riwayatnya. 50
  • 51. 2. Peraturan yuridis yang membatasi pembagian dividen dan pengambilan modal setoran kepada pemegang saham. 3. Prioritas beberapa golongan pemegang saham atau pemegang ekuitas lainnya.  Pembedaan Modal Setoran dan Laba Ditahan Laba ditahan pada dasarnya terbentuk dari akumulasi laba yang dipindahkan dari akun ikhtisar laba rugi. Begitu saldo laba ditutup ke laba ditahan, sebenarnya saldo laba tersebut telah lebur menjadi elemen modal pemegang saham yang sah. Dengan demikian untuk mengukur seluiruh hak pemegang saham atas asset, laba ditahan harus digabungkan dengan modal setoran. Pembedaan antara dua bagian elemen ekuitas pemegang sangat penting, Dari segi administrasi keuangan, laba ditahan merupakan indicator daya melaba sehingga laba ditahan harus selalu dipisahkan dengan modal setoran meskipun jumlahnya akhirnya ditotal untuk membentuk ekuitas pemegang saham. Pembedaan ini juga sangat penting secara yuridis karena modal setoran merupakan dana dasar yang harus tetap dipertahankan untuk menunjukkan perlindungan bagi pihak lain. Dana ini hanya dapat ditarik kembali dalam likuidasi atau dalam keadaan luar biasa lainnya.Sementara itu, laba ditahan adalah jumlah rupiah yang secara yuridis dapat digunakan untuk pembagian dividen.  Modal Yuridis Modal yuridis timbul karena ketentuan hukum yang mengharuskan bahwa harus ada sejumlah rupiah yang harus dipertahankan dalam rangka perlindungan rehadap pihak lain. Bentuk ketentuan hukum ini adalahbahwa saham harus mempunyai nilai nominal atau nilai minimum yang dinyatakan untuk menunjukkan hak yuridis. Modal yuridis merupakan jumlah rupiah “minimal” yang harus disetor oleh investor sehingga membentuk modal yuridis.  Modal Setoran Lain Transfer dari modal setoran ke laba ditahan tanpa alasan yang kuat adalah penyimpangan dari penalaran yang valid. Ini berarti bahwa modal tidak dapat digunakan sebagao sumber laba ditahan. Demikian juga, tidak sebagianpun dari jumlah rupiah laba ditahan dapat dimasukkan sebagai modal setoran kecuali jumlah rupiah tersebut telah diubah menjadi modal dengan proses kapitalisasi yuridis atau telah berubah karena transaksi modal yang dibahas dibawah ini. 51
  • 52. Perubahan modal setoran 1. Pemesanan saham 2. Obligasi terkonversi atau berhak-tukar. 3. Saham istimewa terkonversi atau berhak-tukar, 4. Dividen saham. 5. Hak beli saham. 6. Opsi saham. 7. Waran. 8. Saham treasuri.  Perubahan Laba Ditahan Terdapat beberapa hal lain yang dapat menyebabkan laba ditahan dalam satu periode berubah selain karena transaksi modal tetapi karena transaksi khusus yaitu : 1. Penyesuaian periode-lalu. 2. Koreksi kesalahan dalam laporan keuangan sebelumnya. 3. Pengaruh perubahan akuntansi. 4. Kuasi-reorganisasi. Kuasi-organisasi merupkan prosedur akuntansi yang mengatur perusahaan untuk merestrukturisasi ekuitasnya dengan menghilangkan defisit dan menilai kembali seluruh asset dan kewajibannya tanpa melalui reorganisasi secara hukum.  Penyajian Modal Pemegang Saham Urutan penyajian kewajiban dan modal pemegang saham dalam neraca sebenarnya menggambarkan urutan perlindungan dalam kondisi perusahaan yang mengalami defisit dan dalm kondisi perusahaan dilikuidasi. Dalam terjadi defisit, urutan penyajian menggambarkan : 1. Urutan penyerapan rugi. 2. Urutan menerima distribusi asset. Ditinjau dari segi ini, urutan perlindungan dapat dikemukakan sbagai berikut : • Karyawan dan pemerintah. • Kreditor berjaminan. • Kreditor takberjaminan. • Pemegang saham prioritas. • Pemegang saham biasa.  Perincian Laba Ditahan 52
  • 53. Bila komponen-komponen tertentu yang berasal dari transaksi operasi dilaporkan langsung ke laba ditahan, laba ditahan dapat disajikan dan dirinci atas dasar : 1. Perincian atas dasar sumber. 2. Perincian atas dasar tujuan penggunaan.  Laba Komprehensif Masalah teoritis dalam hal ini adalah pos-pos mana saja yang disajikan melalui statement laba rugi dan pos-pos mana saja yang dilaporkan melalui statement laba ditahan.Dalam hal ini, ada 2 pendekatan yang dapat dianut yaitu : 1. Laba kinerja sekarang. 2. Laba semua-termasuk 53
  • 54. Bab 12 PENGUNGKAPAN dan SARANA ITERPRETIF PENGUNGKAPAN Secara konseptual, pengungkapan merupakan bagian integral dari pelaporan keuangan. Secara teknis, pengungkapan merupakan langkah akhir dalam proses akuntansi yaitu penyajian informasi dalam bentuk seperangkat penuh statement keuangan. Fungsi dan Tujuan Pengungkapan Secara umum, tujuan pengungkapan adalah menyajikan informasi yang dipandang perlu untuk mencapai tujuan pelaporan keuangan dan untuk melayani berbagai pihak yang mempunyai kepentingan berbeda-beda. Pasar modal merupakan sarana utama pemenuhan dana dari masyarakat, pengungkapan dapat diwajibkan untuk : 1. Tujuan melindungi. Dilandasi oleh gagasan bahwa tidak semua pemakai cukup canggih sehingga pemakai yang naïf perlu dilindungi dengan mengungkapkan informasi yang mereka tidak mungkin memperolehnya atau tidak mungkin mengolah informasi untuk menangkap substansi ekonomik yang melandasi suatu pos statement keuangan. 2. Tujuan informatif. Dilandasi oleh gagasan bahwa pemakai yang dituju sudah jelas dengan tingkat kecanggihan tertentu. 3. Tujuan kebutuhan khusus. Merupakan gabungan dari tujuan perlindungan publik dan tujuan informatif. Keluasan dan Kerincian Pengungkapan Hal ini berkaitan dengan masalah seberapa banyak informasi harus diungkapkan yang disebut dengan tingkat pengungkapan. Tingkat ini mempunyai implikasi terhadap apa yang harus diungkapkan. Kendala Pengungkapan Berbagai hal menjadi pertimbangan penyusun standart atau badan pengawas untuk menentukan seberapa banyak informasi harus diungkapkan. Berikut ini adalah beberapa hal yang harus dipertimbangkan atau menjadi kendala dalam pengungkapan. Kendala pada umumnya timbul dari kaca mata perusahaan. 54
  • 55. Pengungkapan Wajib dan Sukarela Adalah pengungkapan yang dilakukan perusahaan di luar apa yang diwajibkan oleh standar akuntansi atau peraturan badan pengawas Regulasi Pengungkapan Mempercayakan pengungkapan sepenuhnya kepada manajemen sama saja dengan menyerahkan penyediaan informasi kepada pasar. Beberapa argumen mendukung perlunya regulasi dalam penyediaan informasi. Alasan tersebut adalah : 1. Penyalahgunaan. 2. Eksternalitas. 3. Asimetri informasi. 4. Keengganan manajemen. Metode Pengungkapan Metode pengungkapan berkaitan dengan masalah bagaimana secara teknis informasi disajikan kepada pemakai dalam satu perangkat statemen keuangan beserta informasi lain yang berpaut. Informasi dapat disajikan dalam pelaporan keuangan sebagai antara lain : 1. Pos statemen keuangan. Informasi keuangan dapat diungkapkan melalui statemen keuangan dalam bentuk pos atau elemen statemen keuangan sesuai dengan standart tentang definisi, pengukuran, penilaian, dan penyajian. 2. Catatan kaki. Merupakan metode pengungkapan untuk informasi yang tidak praktis atau tidak memenuhi kriteria untuk disajikan dalam bentuk pos atau elemen statemen keuangan. 3. Penggunaan istilah teknis. Istilah teknis dan strategik merupakan bagian dari pengungkapan. Oleh karena itu, istilah yang tepat harus digunakan secara konsisten untuk nama pos, elemen, judul, atau subjudul. 4. Penjelasan dalam kurung. Penjelasan singkat berbentuk tanda kurung mengikuti suatu pos dapt dijadikan cara untuk mengungkapkan informasi. 5. Lampiran. 6. Penjelasan auditor dalam laporan auditor dan komunikasi manajemen dalam bentuk surat atau pernyataan resmi. 55
  • 56. Pengungkapan yang dibahas di atas adalah pengungkapan oleh manajemen lebih dari apa yang dapat disampaikan melalui seperangkat penuh statemen keuangan. SARANA INTERPRETIF Kos dan Nilai Dalam kondisiyang normal kos yang terjadi dapat dianggap menyatakan nilai pasar suatu sumber ekonomik pada saat dibeli atau diperoleh. Nilai adalah persepsi orang terhadap manfaat atau utilitas suatu objek yang dinyatakan dalam satuan pengukur. Pada mulanya kos dan nilai adalah identik. Argumen Pendukung Argumen utama pendukung gagasan tersebut adalah keberpautan keputusan sebagai salah satu kualitas informasi baik untuk kepentingan manajemen maupun pihak luar. Argumen Penyanggah Tujuan utama akuntansi adalah pengukuran laba periodic dengan menggunakan proses menandingkan kos dan pendapatan secara sistematik. Penggantian jumlah rupiah tercatat (kos)dan faktor-faktor jasa dengan taksiran nilai pasar yang berlaku sekarang tidak dapat didukung atas dasar argument-argument berikut ini : 1. Keterandalan data. 2. Saling Kompensasi antarperioda. 3. Fluktuasi nilai merupakan gejala umum. 4. Nilai pasar dan posisi keuangan. 5. Simpulan 56
  • 57. Bab 13 AKUNTANSI Untuk PERUBAHAN HARGA RERANGKA AKUNTANSI POKOK Telah dibahas di bab sebelum ini bahwa akuntansi harus mempunyai rerangka akuntansi pokok untuk memproses data dasar. Data dasar harus dipertahankan keutuhan atau integritasnya untuk merunut dengan seksama riwayat transaksi. Rerangka akuntansi pokok akan menghasilkan statement keuangan dasar. Masalah Akuntansi Sebagai data dasar, dalam kondisi perubahan harga akuntansi kos hitoris menghadapi tiga masalah fundamental yang berkaitan dengan : 1. Masalah penilaian. Nilai aset individual atau spesifik akan berubah kalau dibandingkan dengan aset tertentu yang lain meskipun daya beli uang tidak berubah. 2. Masalah unit pengukur. Daya beli uang dapat berubah sehingga unit moneter sebagi pengukur niali tidak bersifat homogenus lagi kalau dikaitkan dengan waktu. 3. Masalah pemertahanan capital Dalam konsep ini, laba adalah kenaikan kapital dalam suatu periode yang dapat di distribusi atau dinikmati setelah kapital awal dipertahankan. Pos-pos Moneter dan Nonmoneter Pos-pos moneter Terdiri atas : 1. Aset moneter. Adalah klaim untuk menerima kas di masa mendatang dengan jumlah dan saat yang pasti tanpa mengaitkannya dengan harga masa datang barang dan jasa tertentu. 2. Kewajiban moneter. Adalah keharusan untuk membayar hutang di masa mendatang dengan jumlah dan saat pembayaran yang sudah pasti. Pos-pos nonmoneter Terdiri atas : 1. Aset nonmoneter 57
  • 58. Adalah aset yang mengandung jumlah rupiah yang menunjukkan nilai dan nilai tersebut berubah-ubah dengan berjalannya waktu atau aset yang merupakan klaim untuk menerima potensi jasa atau manfaat fisis tanpa memperhatikan perubahan daya beli. 2. Kewajiban nonmoneter Adalah keharusan untuk menyerahkan barang dan jasa atau potensi jasa lainnya dengan kuantitas tertentu tanpa memperhatikan daya beli atau perubahan nilai barang atau potensi jasa tersebut pada saat diserahkan. Perubahan Harga Adalah perbedaan jumlah rupiah untuk memperoleh barang atau jasa yang sama pada waktu yang berbeda dalam pasar yang sama (masukan dan keluaran). Ditinjau dari karakteristik perubahan harga barang dan jasa, ada 3 jenis perubahan harga yaitu : 1. Perubahan harga umum. • Inflasi dan daya beli uang. • Implikasi akuntansi. • Interpretasi untung/rugi daya beli. 2. Perubahan harga spesifik. • Implikasi akuntansi. • Interpretasi untung/rugi penahanan. 3. Perubahan harga relatif. Tiga model akuntansi perubahan harga yang utama yaitu : • Akuntansi daya beli konstan. Tujuannya adalah mempertahankan capital atas dasar daya beli. Dengan daya beli sebagai basis pengukuran, diharapkan perusahaan mampu mempertahankan sumber ekonomiknya untuk membeli barang dan jasa dan berlangsung terus dalam suatu kondisi perekonomian tertentu. • Akuntansi kos sekarang Tujuannya adalah mengukur laba suatu periode dengan mempertahankan capital semula. Dalam kaitannya dengan akuntansi kos sekarang dalam arti luas adalah kos pengganti (masukan), nilai jual sekarang (keluaran), dan nilai terealisasi harapan (keluaran). • Akuntansi hibrida 58
  • 59. Bila kos sekarang menggunakan kos pengganti sebagai basis penilaian hibrida ini disebut akuntansi kos sekarang/daya beli konsta. Untuk selanjutnya istilah kos sekarang diartikan secara sempit sebagai kos pengganti. 59