SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
Download to read offline
POVERTY ALLEVIATION - IGA PROJECT
Desa Muara, Kec. Teluknaga, Kab. Tangerang
“A project submitted to make social betterment”
Sidi Rana Menggala
Daerah Riset
Lokasi penelitian yang dipilih adalah Desa Muara, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten
Tangerang Banten. Peneliti memilih Desa tersebut karena desa tersebut merupakan daerah
tertinggal secara ekonomi dan termarjinalkan oleh sistem pemerintahan Kabupaten Tangerang.
Desa Muara merupakan daerah pesisir pantai yang mata pencaharian utama masyarakat adalah
sebagai nelayan, buruh dan joki pemancingan/tambak.
Latar Belakang
Keberadaan keuangan mikro tidak dapat dipisahkan dari usaha-usaha penanggulangan
kemiskinan. Bahkan perhatian dan usaha untuk mengembangkan keuangan mikro terutama
didasarkan pada motivasi untuk mempercapat usaha penanggulangan kemiskinan. Hal ini pulalah
yang mendasari berbagai lembaga internasional bergerak langsung dalam kegiatan keuangan
mikro maupun dalam pengembangan lembaga keuangan tersebut.
Pengentasan kemiskinan dapat dilaksanakan melalui banyak sarana dan program baik yang
bersifat langsung maupun tak langsung. Usaha ini dapat berupa transfer payment dari pemerintah
misalnya, program pangan, kesehatan, pemukiman, pendidikan, keluarga berencana, maupun
usaha yang bersifat produktif misalnya melalui pinjaman dalam bentuk micro credit.
Secara hipotesis, kaitan antara pemberdayaan kredit mikro dengan upaya pengentasan
kemiskinan merupakan pintu masuk relatif mudah bagi orang yang akan menjadi pengusaha
pemula. Jika pengusaha pemula ini tumbuh dan berkembang akan terentaskan karena menjadi
pengusaha atau karena trickledown effect dari semakin banyaknya pengusaha mikro.
Pengentasan kemiskinan dapat dilaksanakan melalui banyak sarana dan program, termasuk
didalamnya adalah program pangan, kesehatan, pemukiman, pendidikan, keluarga berencana dan
tentu saja adalah melalui pinjaman dalam bentuk micro credit. Upaya pengentasan kemiskinan
yang dilakukan oleh pemerintah selama ini lebih menitikberatkan bentuk-bentuk transfer atau
subsidi, padahal dalam rantai kemiskinan tidak selalu harus diatasi dengan cara tersebut. Aspek
yang lebih penting adalah memutus mata rantai kemiskinan yang dapat dilakukan antara lain
dengan memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat miskin menjadi produktif.
Pasar/permintaan yang ada dalam microfinance berasal dari rumah tangga, dan perusahaan yang
bergerak secara unregulated dalam sektor ekonomi informal. Bank Dunia memperkirakan
potensi pasar untuk kredit mikro di seluruh dunia saat ini tidak kurang dari angka 100 juta
nasabah. Kondisi umum sektor informal sering digambarkan seperti langka modal, kepemilikan
bersifat keluarga, skala kecil, status tidak legal, beroperasi di pasar unregulated, relatif mudah
keluar masuk pasar, padat karya, pendidikan informal dan ketrampilan rendah, jam kerja tidak
tertentu, sedikit pemakaian alat, penggunaan sumber daya sendiri, dan penjualan/pemasaran
bersifat domestik.
Banyak pakar dan pelaku bisnis turut memikirkan dan mengembangkan usaha kredit mikro
dalam berpartisipasi mengentaskan kemiskinan dan memeratakan pendapatan. Sehingga dapat
mengangkat harkat dan martabat mereka. Berbagai alternatif dan strategi dalam layanan kredit
mikro telah direncanakan dan dilkaukan dalam menaklukan hambatan dan tantangan yang
dihadapi dalam usahanya mencapai keberhasilan.
Identifikasi Masalah
Dari uraian di atas dapat diidentifikasikan permasalahannya yaitu:
1. Apa dan bagaimana sebenarnya kredit mikro (microfinance)?
2. Mengapa kredit mikro dan apa urgensinya?
3. Kesulitan-kesulitan apa yang menghambat usaha kredit mikro?
4. Seberapa besar peluang usaha kredit mikro?
5. Strategi apakah yang dilakukan agar usaha kredit mikro mencapai keberhasilan?
6. Sejauh manakah usaha kredit mikro dalam mengentaskan kemiskinan?
Profil Desa Muara, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang
Muara, sebuah desa yang terletak di kecamatan Teluk Naga, Provinsi Banten adalah sebuah desa
yang tidak jauh dari Bandara Internasional Soekarno Hatta, lambang kemajuan zaman. Namun
ironisnya hal tersebut tidak berbanding lurus dengan kemajuan peradaban masyarakat setempat,
yang mayoritas berprofesi sebagai nelayan, buruh tambak, dan petani.
Hal tersebut dapat dilihat dari 6000 jumlah populasi masyarakatnya, hanya 6 orang saja yang
sanggup mengecap bangku kuliah. Rata- rata masyarakat hanya sanggup menyekolahkan
anaknya hingga tahap Sekolah Dasar. Infrastruktur yang kurang memadai & keterbatasan biaya,
menyebabkan masyarakat setempat sulit untuk menyekolahkan anak- anaknya hingga ke jenjang
yang lebih tinggi.
Geografis
Desa muara terletak di Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang dan termasuk desa IDT
(Inpres Desa Tertinggal). Letak desa ini kurang lebih 7 km dari kota kecamatan atau 23 km dari
ibukota kabupaten. Perjalanan ke lokasi dapat ditempuh dari ibu kota kecamatan dengan
mengendarai angkutan umum dan ojek, dengan kondisi jalanan sebagian berbatu, becek bila
musim hujan tiba, serta berlubang.
Untuk mencapai Teluk Naga, dapat dilakukan dari jalan tol bandara, menuju ke kawasan
pergudangan (jalan Perancis) – perempatan Dadap, ke arah barat lau melewati Kosambi dan
Salembaranjati, lalu ke arah utara. Dari desa Salembaranjati, Teluk Naga dapat dijangkau
melalui jalan aspal yang sudah rusak sepanjang kurang lebih lima kilometer. Di sepanjang jalan
ini terdapat kawasan pertambakan
Batas-batas wilayah Teluk Naga antara lain adalah:
 Sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa
 Sebelah timur berbatasan dengan kecamatan Kepulauan Seribu, Teluk Jakarta, Laut Jawa
 Sebelah selatan berbatasan dengan desa Salembaran Jati
 Sebelah barat berbatasan dengan desa Tegalangus, dan desa Tanjung Pasir.
Dalam Peta Geologi Lingkungan, disebutkan bahwa kampung Muara dan sekitarnya secara
morfologi merupakan pematang pantai (beach ridge) serta merupakan pedaratan (flat plains).
Selain itu, wilayah permukiman di kampong Muara juga merupakan kawasan pertambakan yang
berpotensi banjir (flood prone area).
Mata Pencaharian
Sebagian besar mata pencaharian masyarakatnya adalah buruh tani dan nelayan pinggir.
Pendapatan mereka rata-rata berkisar Rp 10.000 – Rp 15.000,-/hari/keluarga dengan tanggungan
4-9 orang, sehingga bisa disebut lebih dari 75% adalah keluarga pra sejahtera. Minimnya
pendapatan mereka berimplikasi pada rendahnya kualitas SDM. Banyak warga hanya tamat SD
atau tidak tamat, bahkan menurut data tahun 2000, terdapat 494 jiwa tidak bisa membaca.
Orang Betawi Teluk Naga tinggal wilayah pesisir sebelah barat kota Jakarta,tepatnya di
kampung Muara tanah preman, desa Muara, kecamatan Teluk Naga, kabupatenTangerang.
Wilayah kampung nelayan ini letaknya 10 kilometer di sebelah utara Bandara Soekarno- Hatta
dan berada di sebelah barat dan selatan dari kepulauan Seribu. Namun akses darat menuju
bandara lebih sulit dijangkau jika dibandingkan dengan akses laut menuju kepulauan Seribu
(sumber informasi mantan Kepala Desa Muara, Bpk. Yatno : 08964646777).
Pengertian Microfinance
Mikro dalam istilah microfinance lebih menjelaskan mengenai ‘inferiority’ atau keterbatasan,
yaitu inferioritas dari masyarakat miskin (the poors) yang sulit atau terbatas aksesnya kepada
pelayanan jasa keuangan/perbankan. Beberapa definisi mengenai microfinance antara lain
sebagai berikut:
 International Management Communications Corporation (IMCC): microfinance sebagai
seperangkat teknik dan metode perbankan non-tradisional untuk membuka akses seluas-
luasnya kepada sektor yang tidak tersentuh jasa keuangan formal.
 The Foundation for Development Cooperation: microfinance sebagai penyediaan jasa
keuangan khususnya simpanan dan pinjaman bagi rumah tangga miskin yang tidak
memiliki akses ke lembaga keuangan formal.
 Asian Development Bank: microfinance sebagai penyediaan layanan keuangan yang
seluas-luasnya, seperti deposito, pinjaman, jasa pembayaran, transfer uang dan asuransi
kepada orang miskin dan rumah tangga berpenghasilan rendah dan kepada usaha-usaha
kecil/mikro.
 Marguerite S. Robinson : microfinance sebagai layanan keuangan skala kecil khususnya
kredit dan simpanan yg disediakan bagi mereka yang bergerak di sektor pertanian,
perikanan atau peternakan; yang mengelola usaha kecil atau mikro yg meliputi kegiatan
produksi, daur ulang, reparasi atau perdagangan; yang menyediakan layanan jasa; yang
bekerja untuk memperoleh upah atau komisi; yg memperoleh penghasilan dari/dengan
cara menyewakan tanah, kendaraan, tenaga hewan ternak, atau peralatan dan mesin-
mesin; dan kepada perseorangan atau kelompok baik di pedesaan maupun di perkotaan di
negara-negara berkembang.
Kesimpulan: Tidak ada definisi baku mengenai microfinance, kecuali bahwa semuanya
mengkaitkan microfinance dengan kegiatan pelayanan keuangan bagi masyarakat miskin (the
poors) yang mempunyai keterbatasan akses ketika berhubungan dengan lembaga keuangan
formal.
Microbanking
Layanan microfinance bisa dilakukan oleh pemerintah, individu, swasta, LSM, Lembaga
Keuangan formal ataupun informal. Layanan microfinance yang dilakukan oleh perbankan
disebut microbanking. Microbanking adalah bagaimana perbankan yang merupakan lembaga
keuangan formal harus bisa melayani sektor mikro, yang umumnya bersifat informal, atau
bagaimana sektor mikro yang informal bisa masuk dalam sektor perbankan yang formal.
Kondisi umum Pasar dalam Microfinance
Pasar/permintaan yang ada dalam microfinance berasal dari rumah tangga, dan perusahaan yang
bergerak secara unregulated dalam sektor ekonomi informal. Bank Dunia memperkirakan
potensi pasar untuk kredit mikro di seluruh dunia saat ini tidak kurang dari angka 100 juta
nasabah. Kondisi umum sektor informal sering digambarkan seperti langka modal, kepemilikan
bersifat keluarga, skala kecil, status tidak legal, beroperasi di pasar unregulated, relatif mudah
keluar masuk pasar, padat karya, pendidikan informal dan ketrampilan rendah, jam kerja tidak
tertentu, sedikit pemakaian alat, penggunaan sumber daya sendiri, dan penjualan/pemasaran
bersifat domestik.
Profil nasabah dalam microfinance
Tenaga kerja: memperkerjakan 1-5 orang termasuk anggota keluarganya, Aktiva tetap: relatif
kecil karena labor intensive, lokasi: disekitar rumah, umumnya di luar pusat bisnis, Pemasaran :
tergantung pada lokal dan jarang terlibat kegiatan ekspor impor, Manajemen: ditangani sendiri
dengan teknik sederhana, Aspek hukum: beroperasi di luar ketentuan yang di atur hukum,
perijinan, pajak, perburuhan dan lain-lain.
Pendekatan pelayanan dalam microfinance
1. Teori supply-leading finance. Muncul pasca Perang Dunia II (akhir 1940-
1950).Merupakan kombinasi tiga pendapat saat itu : 1) Pemerintah di negara yang baru
merdeka, bertanggung jawab atas pembangunan bidang ekonomi dinegaranya.2)
Perkembangan ekonomi sangat dibutuhkan untuk meningkatkan produksi dibidang
pertanian secara cepat dan luas.3)Kebanyakan petani tidak sanggup menanggung bunga
kredit yang mereka butuhkan untuk membeli alat-alat pertanian modern.
2. The Poverty lending approach. Konsentrasi pada pengentasan kemiskinan melalui
instrumen kredit yang biasanya disertai dengan layanan tambahan, seperti pelatihan
terkait baca tulis, menghitung, kesehatan gizi, keluarga berencana dsb nya. Lewat
pendekatan ini, pemerintah dan pihak donor membiayai kredit untuk orang miskin,
dengan bunga di bawah suku bunga pasar. Tujuannya adalah menjangkau orang miskin,
terutama yang miskin “papa”, untuk membantu keluar dari lembah kemiskinan serta
memberdayakan mereka (contoh: Grameen Bank of Bangladesh)
3. The Financial system approach. Menekankan pada jangkauan luas kepada orang miskin
yang memiliki kegiatan ekonomi (the economically active poor) baik kepada peminjam
maupun penyimpan. Lebih ditekankan untuk institusi yang telah mandiri, karena adanya
peningkatan permintaan pembiayaan mikro di seluruh dunia. Institusi ini dapat memenuhi
permintaan nasabah akan layanan jasa keuangan yang nyaman dan memadai (contoh:
BRI Unit of Indonesia, BancoSol of Bolivia, ASA of Bangladesh).
4. Prinsip umum pengelolaan microfinance.
 Demand driven/demand following/market driven. Pelayanan dan pengembangan
produk disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi nasabah mikro.
 Accessibility. Pelayanan terbuka bagi seluruh lapisan (sektor) melalui pendekatan
sistem dan prosedur yang mudah, persyaratan yang sesuai, lokasi yang strategis,
sehingga mudah diakses, dan mengurangi biaya transaksi bagi nasabah.
 Simplicity. Organisasi, sistem operasional, administrasi, pengawasan dan sistem
informasi didesain secara sederhana, mudah, mdengan memperhatikan efisiensi
dan efektivitas.
 Transparancy. Sistem kegiatan terbuka, baik hak dan kewajiban bagi pekerja
maupun nasabah, melalui sistem reward and punishment yang fair, fitur produk
yang memberi banyak pilihan, dan sistem informasi yang user friendly.
 Cost Recovery. Harus mampu menutup semua biaya dan mampu menghasilkan
laba yang memadai.f). Sustainability. Kelangsungan kegiatan didukung oleh
prinsip dan sistem yang berjalan dengan baik, dan menjamin kelangsungan
pelayanan bagi nasabah potensial, dan menyumbang manfaat bagi pengembangan
kinerja pelayanan itu sendiri, sehingga tercipta sistem keuangan mikro yang
berkesinambungan.
Segment Pasar
Microfinance memiliki keunikan dalam melayani masyarakat yakni terfokus pada masyarakat
miskin yang terbagi menjadi empat kelompok:
 Kelompok I, yakni the poorest of the poor. Penduduk miskin yang tidak memiliki sumber
pendapatan karena faktor usia, sakit, cacat fisik sehingga tidak memiliki pendapatan.
 Kelompok II, yaitu labouring poor. Kelompok miskin yang bekerja sebagai buruh
dengan penghasilan sangat terbatas dan bersifat tidak tetap atau musiman yang umumnya
bekerja di sektor pertanian atau sektor-sektor lain yang bersifat padat karya.
 Kelompok III, adalah self-employed poor. Merupakan penduduk miskin yang
berpenghasilan relatif cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup dasar dengan bekerja di
sektor informal.
 Kelompok IV, ialah economically active poor. Golongan yang telah memiliki kekuatan
ekonomi dengan sumber pendapatan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan hidup
dasar dan memiliki surplus income.
Tujuan
State of practice microfinance sekarang tidak terlepas dari sejarah kelahirannya yaitu untuk
menanggulangi masalah-masalah yang berkaitan dengan kemiskinan. Selanjutnya pengembangan
microfinance menjadi salah satu agenda untuk mencapai The Millennium Development Goals
untuk mengurangi jumlah penduduk dunia menjadi separuhnya pada tahun 2015. Hal ini
kemudian diperkuat dengan Resolusi PBB No.A/58/488 tentang the International Year of
Microcredit 2005 yang mendorong microfinance sebagai sektor keuangan yang inklusif.
Microbanking. Layanan microfinance bisa dilakukan oleh pemerintah, individu, swasta, LSM,
Lembaga Keuangan formal ataupun informal.
Layanan microfinance yang dilakukan oleh perbankan disebut microbanking. Microbanking
adalah bagaimana perbankan yang merupakan lembaga keuangan formal harus bisa melayani
sektor mikro, yang umumnya bersifat informal, atau bagaimana sektor mikro yang informal bisa
masuk dalam sektor perbankan yang formal.
Urgensi Microfinance
Ketersediaan sumber daya finansial yang cukup pada saat yang tepat merupakan salah satu faktor
penting bagi individu atau rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan hidup. Akan tetapi kondisi
ideal tersebut hampir tidak mungkin terjadi pada masyarakat miskin karena terbatasnya resource
sehingga memerlukan adanya intervensi keuangan untuk menutup gap yang ada. Ada lima pola
intervensi microfinanc, misalnya dalam pembiyaan yakni:
1. Income smoothing
Menutup kebutuhan keuangan karena adanya gap antara pendapatan dan pengeluaran
karena faktor musim atau siklus upahan. Umumnya petani membutuhkan dana pada masa
tanam untuk membeli sarana produksi dan memenuhi kebutuhan pokok rumah tangga.
Hal yang sama juga terjadi pada para pekerja atau buruh yang menerima upah secara
berkala.
2. Cash flow injection
Mengatasi aliran kas (terjadi kesenjangan antara aktiva lancar dan pasiva lancar) yang
terutama bagi usaha mikro yang menerapkan sistem pembayaran kredit atau karena ada
kebutuhan strategis misalnya untuk memenuhi kontrak bisnis yang bersifat sesaat.
3. Emergency relief
Merupakan asistensi keuangan untuk mengatasi kebutuhan mendadak karena adanya
musibah keluarga, sakit dan bencana alam, kehilangan pekerjaan, biaya pendidikan dan
kebutuhan jangka pendek lainnya karena umumnya masyarakat miskin tidak memiliki
tabungan atau asuransi.
4. Asset building
Menyediakan dana yang bersifat jangka panjang untuk membeli aktiva tetap (peralatan
rumah tangga), kendaraan, hewan ternak, properti, dan lain-lain yang memiliki nilai
ekonomi tinggi atau dapat dikonversikan kembali menjadi uang.
Program Kemasyarakatan berbasis microfinance: Income Generated Activity (IGA)
Program-program pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan oleh Masyarakat Mandiri
bertujuan untuk membuat komunitas dampingan dapat mandiri menjalankan kegiatan usaha dan
lembaga lokal yang akan didirikan. Masyarakat yang menjadi mitra program pun harus
memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Adapun kriteria mitra dampingan secara umum adalah
sebagai berikut :
 Kelompok pelaku usaha mikro dan kecil
 Memiliki usaha homogen/sejenis (sektor pertanian, perikanan, kerajinan dll)
 Tidak berdaya terhadap akses ekonomi
 Tinggal di wilayah yang memiliki potensi sumber daya lokal/sentra produksi
 Memiliki pendapatan di bawah upah minimum
Bisnis dan Investasi
Pengembangan usaha mitra dampingan merupakan salah satu syarat agar kegiatan pemberdayaan
dapat terus berlanjut. Bagi anda yang memiliki modal usaha dan ingin ikut membantu
memberdayakan masyarakat dapat bekerjasama dengan Masyarakat Mandiri. Bentuk kerjasama
dapat dilakukan dengan menjadi reseller produk hasil pemberdayaan ataupun menginvestasikan
modal yang anda miliki kepada Masyarakat Mandiri untuk digunakan mengembangkan usaha
mitra.
Microfinance sebagai Spin Off
Microfinance adalah langkah awal bagi program pemberdayaan masyarakat. Didalam tahap ini
terdapat beberapa hal yang terkait antara lain: kelompok sasaran, penyiapan dan peningakatan
kemampuan kelompok sasaran, seleksi anggota, tahap pemberian kredit, pengelolaan dana, dan
indikator keberhasilan.
Kelompok sasaran
Penerima manfaat (target group) program ini adalah kelompok yang sudah ada dalam masyarakat
(existing group/indigenous) di tingkat RT baik laki-laki maupun permempuan.
Penyiapan dan peningkatan kemampuan kelompok sasaran yang diawali dengan kegiatan:
1. Sosialisasi program
2. Peningkatan kohesifitas kelompok
3. Pendataan identitas anggota kelompok dan keluarganya
4. Identifikasi minat dan kebutuhan serta potensi anggota
5. Pendampingan perencana usaha
6. Peningkatan kemampuan kelompok sasaran yang kegiatannya meliputi:
· Pelatihan pembukuan dan pelaporan untuk ketua anggota
· Pelatihan manajeman usaha,magang dan kemitraan usaha
· Pelatihan pengambilan keputusan
· Pendataan identitas anggota dan keluarganya
Seleksi anggota
Pada tahap pertama calon anggota mengejukan diri sebagai anggota, lalu anggota kelompok
lainnya melakukan seleksi secara kolektif untuk menerima atau menilak anggotanya yang baru.
Dengan kata lain anggota baru harus mendapatkan referensi dari anggota lama dan mendapatkan
persetujuan dari kelompok.
Tahapan pemberian kredit modal usaha, dimana terdapat empat tahap pemberian kredit yaitu:
rescue (darurat), recovery (pemulihan), development (pengambangan), dan entrepreneur
(wirausaha).
1. Rescue (Rp. 100.000,00)
Bantuan diberikan kepada mereka yang baru memulai usaha. Waktu pengembalian selama lima
bulan atau Rp. 20.000,00 perbulan, bunga sebesar 24% pertahun, dengan komponen:
 Rp. 1000/bulan untuk biaya operasional
 Rp. 500/bulan untuk tanggung renteng
 Rp. 500/bulan untuk dana sosial
 Simpanan anggota Rp. 5000 dibayar dimuka
2. Recovery (Rp. 300.000)
Bantuan diberikan kepada mereka yang mengalami keterpurukan akibat krisis dan mereka yang
telah membuka usaha, setelah memperoleh bantuan rescue. Waktu pengembalian selama enam
bulan atau Rp. 50.000 per bulan, bunga sebesar 24% pertahun dengan komponen:
 Rp. 3000/bulan untuk biaya operasional
 Rp. 1500/bulan untuk tanggung renteng
 Rp. 1500/bulan untuk dana sosial
 Simpanan anggota Rp. 20.000 dibayar dimuka
3. Development (Rp. 500.000)
Bantuan diberikan kepada mereka yang terentas dan yang akan mengembangkan usaha, setelah
memperoleh bantuan recovery. Waktu pengembalian selama enam bulan atau Rp. 50.000 per
bulan.
Bunga sebesar 24% pertahun dengan komponen
 Rp. 5000/bulan untuk biaya operasional
 Rp. 2500/bulan untuk tanggung renteng
 Rp. 2500/bulan untuk dana sosial
 Simpanan anggota Rp. 30.000 dibayar dimuka
4. Entrepreneur (Rp. 1.000.000)
Bantuan diberikan kepada mereka yang usahanya relatif stabil dan diharapkan mempu
mengakses kredit perbankan.
seleksi anggota berdasarkan:
 Tidak pernah menunggak selama menjadi anggota
 Volume usaha meningkat
 Mengikuti pelatihan manajemen
Waktu pengembalian selama enam bulan atau Rp. 100.000 per bulan, bunga sebesar 24%
pertahun dengan komponen
 Rp. 10.000/bulan untuk biaya operasional
 Rp. 5000/bulan untuk tanggung renteng
 Rp. 5000/bulan untuk dana sosial
 Simpanan anggota Rp. 70.000 dibayar dimuka
4.1 Enterpreneur Plus: besarnya pinjaman Rp 1.500.000,- dengan masa pengembalian
sepuluh bulan, angsuran 195.000,-
4.2 Enterpreneur Plus 2: besaranya pinjaman Rp 2.000.000,- dengan masa pengembalian
sepuluh bulan, angsuran 250.000,-
Untuk pinjaman yang lebih dari Rp 2.000.000,- direkomendasikan ke PPMK guna mendapatkan
pinjaman yang lebih besar lagi.
Pengelolaan Dana
 Tanggung renteng, jika ada anggota yang tidak mempu membayar karena berbagai
macam penyebab, maka seluruh anggota akan mengganti dengan dana bersama.
 Tabungan/simpanan, untuk penambahan modal awal dan perluasan kesempatan untuk
menjadi anggota.
 Dana sosial, digunakan untuk memberikan pelayanan sosial dasar yang meliputi
pendidikan dan kesehatan.
Indikator Keberhasilan
Partisipasi tingkat I berupa pemenuhan kebutuhan dasar yang bersumber dari peningkatan
pendapatan.
Kohesifitas anggota, yang ditandai dengan:
Interaksi sosial yang tinggi, baik pada kelompok secara intern maupun interaksi antar kelompok
dengan pengurus koperasi.
 Community meeting secara rutin
 Pengembangan dan Mobilisasi Sumberdaya (communtity management)
 Pelayanan sosial sebagai mobilisasi sumberdaya berarti bahwa pelayanan sosial yang
dilakukan sebagian didanai secara mandiri dengan sumber dari iuran anggota, dan
diwadahi oleh lembaga perkumpulan iuran kesejahteraan masyarakat. (PIKMA)
Indikator keberhasilan
1. Partisipasi tingkat dua berupa ketersediaan akses terhadap sumber daya
2. Partisipasi tingkat tiga adalah tingkat penyadaran anggota yang diperoleh melalui
pelatihan-pelatihan pengkaderan dan praktek lapangan
Mobilisasi sumberdaya dalam program kegiatan berupa
 Dana, berupa iuran
 Tenaga, berupa kader
 Pengambilan keputusan
 Pengembangan, penguatan dan jaringan institusi (Institusional Buliding)
Pembentukan institusi tingkat Desa
 Kopaga (Koperasi Warga untuk pengambangan ekonomi)
 Pikma (perkumpulan iuran kesejahteraan masyarakat), untuk pelayanan sosial
 Lembaga mitra warga (setingkat LKMD/K) untuk pengambilan keputusan dan advokasi.
Kelompok sasaran
Kelompok-kelompok formal dan informal yang mempunyai kegiatan dalam satu wilayah
kelurahan/desa, focus target group adalah ibu-ibu dan kelompok difabel.
Program intervensi
 Pendataan kelompok untuk mengidentifikasi kelompok-kelompok formal dan informal
 Pelatihan team Buliding dan Communtiy development
 Kemampuan menyusun action Plan
 Penguatan jaringan antar kelompok formal dan informal
Indikator keberhasilan
 Partisipasi tingkat empat
Berupa keikut-sertaan dan keterlibatan dalam pengambilan keputusan
 Partisipasi tingkat lima
Berupa partisipasi politik berupa curah pendapat dan advokasi antara masyarakat melalui
instutusi dengan pemerintah lokal dan daerah.
 Rekonsiliasi kelompok
Melibatkan kelompok tradisional yang bersifat informal dan kelompok yang bersifat
formal
Kesimpulan
Secara umum, pengertian micro-finance adalah pelayanan yang diberikan kepada masyarakat
miskin dalam bentuk tabungan, deposito dan pinjaman. Namun dalam perkembangannya, micro-
finance memiliki arti sebagai suatu kegiatan yang dilakukan masyarakat untuk meretas
kemiskinan.
Kegiatan micro-finance di Indonesia diatur oleh UU No. 20 tahun 2008, di Indonesia micro-
finance lebih dikenal sebagai koperasai. Pengertian koperasi sendiri adalah suatu kegiatan bisnis
yang dilakukan oleh beberapa orang untuk kepentingan bersama yang berlandaskan asas
kekeluargaaan dan prinsip gerakan ekonomi rakyat.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa micro-finance (koperasi) adalah
jalan keluar bagi Indonesia dalam menghapus kemiskinan yang akut saat ini. Micro-finance
(koperasi) yang diketuai oleh satu orang dan dijalankan oleh beberapa orang ini, menjadi sebuah
kunci untuk membantu masyarakat ekonomi kelas bawah untuk memenuhi hidupnya dan
membuat mereka sadar akan pentingnya menabung. Sehingga mereka nantinya memiliki dana
sendiri untuk memenuhi hidupnya dan tidak perlu lagi susah mencari utang yang berbunga besar
kepada pihak lain, melainkan dapat melakukan pinjaman dengan mengembalikan pinjaman
sesuai kesepakatan dan mereka juga mendapat untung dari kegiatan pinjaman tersebut nantinya.
Di Indonesia kegiatan micro-finance ini juga terkenal sebagai UKM (Usaha Kecil dan
Menengah), kegiatan ini adalah menolong sebuah usaha kecil seperti industry rumahan dan
industry kecil lainnya dalam memperoleh dana untuk melanjutkan kehidupan usaha. Kegiatannya
juga diatur oleh UU No. 220 tahun 2008, dimana usaha – usaha ini dibedakan menjadi:
* Usaha Mikro : usaha produktif yang dimiliki oleh perorangan atau suatu badan usaha yang
kriterianya memenuhi usaha mikro berdasarkan UU
* Usaha Kecil : usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dimiliki perorangan atau
badan usaha yang merupakan anak perusahaan atau cabang yang dimiliki, dikuasai atau menjadi
bagian langsung ataupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang kriterianya
sesuai dengan usaha mikro yang diatur oleh UU
* Usaha Menengah : usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh
perorangan atau badan usaha yang merupakan anak cabang yang dimiliki, dikuasai atau menjadi
bagian langsung dan tidak langsung dari usaha kecil atau usaha besar dimana jumlah kekayaan
bersih atau hasil penjualan tahunannya diatur oleh UU.
* Usaha Besar : usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh suatu badan usaha dengan
jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunannya lebih besar dari usaha menengah,
meliputi usaha milik Negara atau pemerintah dan swasta, usaha patungan dan usaha asing yang
berkegiatan di Indonesia.
Berdasarkan pengertian diatas yang didapat dari Undang – Undang jelas kita dapat membedakan
bentuk – bentuk usaha yang ada, apalagi disekeliling kita saat ini.
Micro-finance (koperasi) saat ini mulai hilang dimasyarakat, kegiatan UKM yang dulu
dibanggakan kini mulai menipis seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi. Banyak
masyarakat yang lebih sering menabung di bank daripada melakukan kegiatan koperasi atau
mengikuti kegiatan koperasi disekitar lingkungannya, padahal kegiatan tersebut dapat
meningkatkan taraf hidup masyarakat secara perlahan namun pasti dan adil. Kegiatan UKM
sendiri mulai hilang seiring dengan berkembangnya bisnis online saat ini, walau hanya berpindah
media saja tapi bagi masyarakat menengah ke bawah yang memiliki pengetahuan sedikit
mengenai teknologi sangat membunuh usaha yang dijalankan.
Semoga saja sekarang kita bisa lebih menghargai pertumbuhan yang merata daripada hanya
pertumbuhan yang sia – sia saja bagi kelas ekonomi ke atas, sehingga hanya menimbulkan
ketimangan ekonomi yang semakin signifikan.
Daftar Pustaka
 Wikipedia : Teluk Naga, Desa Muara
 Soetanto Hadinoto, Micro Credit Challenge, 2007
 Joanna Ledgerwood, Microfinance Handbook: An Institutional and Financial Perspective,
1998
 Deborah Drake, The commercialization of microfinance: balancing business and
development, 2002
 Elisabeth Rhyne, Mainstreaming microfinance, 2001
 B.S. Kusmuljono, Microfinance : Jembatan Menuju Kemakmuran, 2012
 Ali Suyanto Herli , Buku Pintar Pengelolaan BPR Dan Lembaga Keuangan Pembiayaan
Mikro, 2013
 Darwin Zahedy Saleh , Potret Dhuafa Perekonomian Indonesia, 2013
 Ahmad Subagyo, Grassroot Microfinance, 2009
 Marguerite, RobinsonMicrofinance Revolution vol. 1 & 2, 2002. Paradigma Baru
Lembaga Keuangan Mikro, INDEF dan BRI, 1998
 Sadoko, Isono, dkk, Pengembangan Usaha Kecil. Pemihakan Setengah Hati. Yayasan
Akatiga. Bandung, 1995
 Robinson, Marguirete, The Micro Finance Revolution, Sustainable Finance for the Poor,
The World Bank, 2000
 http://mikrobanker.wordpress.com/2009/01/11/apa-mengapa-dan-siapa-microfinance/
 http://syarifahmicrofinance.blogspot.com/2009/12/sejarah-grameen-bank.html
 http://www.cgap.org/gm/document-1.9.2751/KeyPrincMicrofinance_in.pdf
 http://www.ekonomirakyat.org/edisi_18/artikel_4.htm
Appendix I
Peta Petunjuk Arah Menuju Desa Muara (Google Map)
Petunjuk Arah
 Soekarno Hatta Airport – Desa Muara Teluk Naga
 Approximately 1 hour drive
 Address : Jl. Pipa Pertamina, desa Muara, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang,
15510
 Contact : Mr. Yatno, +089646464777
See Youtube: “Mimpi kami di Muara”, http://www.youtube.com/watch?v=4aptKg9oNts
Appendix II
Simulasi Microfinance, jualan bubur kacang hijau dan es kelapa dengan modal Rp.
10.000,-
*Menjual bubur kacang hijau dengan modal Rp.10.000:
· Kacang hijau ½ kg Rp.7.000
· Gula pasir ¼ kg Rp.3.000
Total bahan: Rp.10.000
Dari bahan tersebut saya membuat bubur kacang hijau sebanyak 9 gelas. Saya menjual bubur
tersebut di warung dekat rumah saya dengan harga Rp.3.000/gelas. Bubur habis terjual di hari
pertama saya jualan. Saya berhasil mengumpulkan uang sebesar Rp.24.000 dan ADM untuk
kepemilikan warung Rp.5.000, jadi laba bersih saya adalah Rp.9.000. Total semua beserta
dengan modal dan laba adalah Rp.19.000.
Hari kedua saya masih menjual bubur kacang hijau dengan modal Rp.19.000, untuk kali ini saya
menambah bahan yaitu:
· Kacang hijau 1kg Rp.14.000
· Gula pasir ¼ Rp.3.000
· Kelapa 1 butir Rp.2.000
Total bahan: Rp.19.000
Dari bahan tersebut saya membuat bubur kacang hijau sebanyak 18 gelas dengan harga
Rp.3.500/gelas. Bubur tersisa 2 gelas dari hasil penjualan di hari kedua tersebut. Saya berhasil
mengumpulkan uang sebesar Rp.56.000 dan ADM untuk kepemilikan warung Rp.5.000,- jadi
laba bersih saya adalah Rp. 32.000. Total semua beserta dengan modal dan laba adalah
Rp.51.000.
Hari ketiga dengan modal Rp.51.000 saya mencoba menjual es kelapa muda di Desa Muara,
Teluk Naga, dengan perincian bahan di bawah ini:
· Kelapa muda saya beli dari kebun teman dengan harga Rp.2.000/buah (saya beli
15 buah Rp.30.000)
· Es batu saya buat di rumah
· Sirup Kurnia cap patung Rp.13.000
· Plastik minyak 2 ons Rp.2.000
· Karet pengikat 2 ons Rp.2.000
· Pipet 1 kantong Rp.2.000
Kursi, meja, saya ambil dari rumah
Total bahan: Rp.49.000 (sisa Rp.2.000)
Dari bahan tersebut saya menjual kelapa muda di pinggir Desa Muara, Teluk Naga. Saya
menjual dengan harga Rp.7.000/buah (+es,sirup) dan Rp.5.000/buah (+es, tidak pakai sirup).
Kelapa tersisa hanya 1 buah dari hasil penjualan saya di hari ketiga ini. Saya berhasil
mengumpulkan uang sebesar Rp.94.000 (12 buah terjual dengan harga Rp.7.000 dan sisa nya
terjual dengan harga Rp.5000). Jadi laba bersih saya adalah Rp.45.000.
Total Rp.94.000 + Rp.2.000(uang sisa)= Rp.96.000
Hari ke empat dengan modal Rp.96.000 saya masih menjual kelapa muda dengan perincian
sebagai berikut:
· Kelapa muda saya beli dari kebun teman dengan harga Rp.2.000/buah (saya beli
25 buah Rp.50.000)
· Es batu saya buat di rumah
· Sirup Kurnia cap patung 2 botol Rp.26.000
· Plastik minyak 2 ons Rp.2.000
· Karet pengikat 2 ons Rp.2.000
· Pipet 1 kantong Rp.2.000
Total bahan: Rp.82.000 (sisa Rp.14.000)
Dari bahan tersebut saya menjual es kelapa muda di tempat yang sama dan juga harga yang sama
seperti kemarin yaitu Rp.7.000/buah(+es,sirup) dan Rp.5.000/buah (+es, tidak pakai sirup).
Kelapa muda terjual 21 buah di hari ke empat saya jualan dan saya berhasil mengumpulkan uang
sebanyak Rp.141.000 (18 buah terjual dengan harga Rp.7.000 dan sisa nya terjual dengan harga
Rp.5000/buah).
Laba bersih saya adalah Rp.59.000.
Total : Rp.141.000+Rp.14.000(uang sisa)= Rp.155.000
Hari ke lima saya mencoba membuka 2 usaha jualan saya dalam sehari yaitu kelapa muda dan
bubur kacang hijau. Dan berikut perincian nya:
Es kelapa muda:
· Kelapa muda 20 buah Rp.40.000
· Es batu
· Sirup Kurnia cap patung 2 botol Rp.26.000
· Plastik minyak 2 ons Rp.2.000
· Karet pengikat 2 ons Rp.2.000
· Pipet 1 kantong Rp.2.000
Total bahan: Rp.72.000 (sisa Rp.83.000)
Dari bahan tersebut saya menjual kelapa dengan harga yang masih sama yaitu
Rp.7.000/buah(+es,sirup) dan Rp.5.000/buah (+es, tidak pakai sirup). Kelapa muda terjual 16
buah di hari ke lima ini dan saya berhasil mengumpulkan uang sebanyak Rp.110.000 (15 buah
terjual dengan harga Rp.7.000 dan sisa nya terjual dengan harga Rp.5000/buah).
Jadi laba bersih saya adalah Rp.38.000
Bubur kacang hijau:
· Kacang hijau 1kg Rp.14.000
· Gula pasir ¼ Rp.3.000
· Kelapa 1 butir Rp.2.000
Total bahan Rp.19.000 (sisa Rp.64.000)
Dari bahan tersebut saya membuat bubur kacang hijau sebanyak 16 gelas dengan harga
Rp.3.500/gelas. Bubur tersisa 3 gelas dari hasil penjualan di hari ke lima tersebut. Saya berhasil
mengumpulkan uang sebesar Rp.45.000 dan ADM untuk kepemilikan warung Rp.5.000, , jadi
laba bersih saya adalah Rp. 21.000. Total semua beserta dengan modal dan laba adalah
Rp.40.000.
Perhitungan jualan hari ke lima adalah:
· Es kelapa muda Rp.110.000
· Bubur kacang hijau Rp.40.000
Total : Rp.150.000+ (sisa Rp.64.000)=Rp.214.000
Saya berhasil mengumpulkan uang, dengan perhitungan sebagai berikut :
 pendapatan hari pertama sebesar Rp 19.000,00
 pendapatan di hari kedua sebesar Rp 51.000,00
 pendapatan di hari ketiga sebesar Rp 96.000,00
 pendapatan di hari ke empat sebesar Rp 155.000,00
 pendapatan di hari kelima sebesar Rp214.000,00
1. Total penghasilan Rp.214.000,00
2. dikurangi dengan modal awal Rp 10.000,00
3. laba bersih Rp 204.000,00

More Related Content

Viewers also liked

Sekelumit tentang Konsep Dasar Pelayanan Publik
Sekelumit tentang Konsep Dasar Pelayanan PublikSekelumit tentang Konsep Dasar Pelayanan Publik
Sekelumit tentang Konsep Dasar Pelayanan PublikRusman R. Manik
 
Quis Inovasi: Cara Sederhana Menumbuhkan Kreativitas
Quis Inovasi: Cara Sederhana Menumbuhkan Kreativitas Quis Inovasi: Cara Sederhana Menumbuhkan Kreativitas
Quis Inovasi: Cara Sederhana Menumbuhkan Kreativitas Tri Widodo W. UTOMO
 
Issu-Issu Konektivitas Pembangunan
Issu-Issu Konektivitas PembangunanIssu-Issu Konektivitas Pembangunan
Issu-Issu Konektivitas PembangunanTri Widodo W. UTOMO
 
Menjadi pribadi yang melayani
Menjadi pribadi yang melayaniMenjadi pribadi yang melayani
Menjadi pribadi yang melayaniIrma Delima
 
Diskresi dan inovasi: Dua Sisi Mata Uang Akselerator Pembangunan & Pelayanan ...
Diskresi dan inovasi: Dua Sisi Mata Uang Akselerator Pembangunan & Pelayanan ...Diskresi dan inovasi: Dua Sisi Mata Uang Akselerator Pembangunan & Pelayanan ...
Diskresi dan inovasi: Dua Sisi Mata Uang Akselerator Pembangunan & Pelayanan ...Tri Widodo W. UTOMO
 
Service Excellence - 5 element of quality service
Service Excellence - 5 element of quality serviceService Excellence - 5 element of quality service
Service Excellence - 5 element of quality serviceFaztrack Training
 
Laboratorium Inovasi Menuju Pelayanan Prima
Laboratorium Inovasi Menuju Pelayanan PrimaLaboratorium Inovasi Menuju Pelayanan Prima
Laboratorium Inovasi Menuju Pelayanan PrimaTri Widodo W. UTOMO
 
7 Rahasia Menuju Pelayanan Wow
7 Rahasia Menuju Pelayanan Wow7 Rahasia Menuju Pelayanan Wow
7 Rahasia Menuju Pelayanan Wowlazmart_70
 
Service excellent
Service excellentService excellent
Service excellentAri Winarno
 
Materi Training Service Excellence
Materi Training Service ExcellenceMateri Training Service Excellence
Materi Training Service ExcellenceYodhia Antariksa
 

Viewers also liked (14)

Training Pelayanan Prima
Training Pelayanan Prima Training Pelayanan Prima
Training Pelayanan Prima
 
Sekelumit tentang Konsep Dasar Pelayanan Publik
Sekelumit tentang Konsep Dasar Pelayanan PublikSekelumit tentang Konsep Dasar Pelayanan Publik
Sekelumit tentang Konsep Dasar Pelayanan Publik
 
Pelayanan prima
Pelayanan primaPelayanan prima
Pelayanan prima
 
Quis Inovasi: Cara Sederhana Menumbuhkan Kreativitas
Quis Inovasi: Cara Sederhana Menumbuhkan Kreativitas Quis Inovasi: Cara Sederhana Menumbuhkan Kreativitas
Quis Inovasi: Cara Sederhana Menumbuhkan Kreativitas
 
Toward Single Identity: Mewujudkan Ketunggalan Identitas Melaui Peningkatan K...
Toward Single Identity: Mewujudkan Ketunggalan Identitas Melaui Peningkatan K...Toward Single Identity: Mewujudkan Ketunggalan Identitas Melaui Peningkatan K...
Toward Single Identity: Mewujudkan Ketunggalan Identitas Melaui Peningkatan K...
 
Issu-Issu Konektivitas Pembangunan
Issu-Issu Konektivitas PembangunanIssu-Issu Konektivitas Pembangunan
Issu-Issu Konektivitas Pembangunan
 
Menjadi pribadi yang melayani
Menjadi pribadi yang melayaniMenjadi pribadi yang melayani
Menjadi pribadi yang melayani
 
Diskresi dan inovasi: Dua Sisi Mata Uang Akselerator Pembangunan & Pelayanan ...
Diskresi dan inovasi: Dua Sisi Mata Uang Akselerator Pembangunan & Pelayanan ...Diskresi dan inovasi: Dua Sisi Mata Uang Akselerator Pembangunan & Pelayanan ...
Diskresi dan inovasi: Dua Sisi Mata Uang Akselerator Pembangunan & Pelayanan ...
 
Service Excellence - 5 element of quality service
Service Excellence - 5 element of quality serviceService Excellence - 5 element of quality service
Service Excellence - 5 element of quality service
 
Laboratorium Inovasi Menuju Pelayanan Prima
Laboratorium Inovasi Menuju Pelayanan PrimaLaboratorium Inovasi Menuju Pelayanan Prima
Laboratorium Inovasi Menuju Pelayanan Prima
 
service Excellence ppt
service Excellence pptservice Excellence ppt
service Excellence ppt
 
7 Rahasia Menuju Pelayanan Wow
7 Rahasia Menuju Pelayanan Wow7 Rahasia Menuju Pelayanan Wow
7 Rahasia Menuju Pelayanan Wow
 
Service excellent
Service excellentService excellent
Service excellent
 
Materi Training Service Excellence
Materi Training Service ExcellenceMateri Training Service Excellence
Materi Training Service Excellence
 

Similar to Poverty project : Income Generated Activity

Buletin swadesa edisi 2
Buletin swadesa edisi 2Buletin swadesa edisi 2
Buletin swadesa edisi 2ALI YASIN
 
Prog Taskin Ziswaf Tbn
Prog Taskin Ziswaf TbnProg Taskin Ziswaf Tbn
Prog Taskin Ziswaf Tbntbnservice
 
Lkm & pemberdayaan ekonomi
Lkm & pemberdayaan ekonomiLkm & pemberdayaan ekonomi
Lkm & pemberdayaan ekonomiSrie Maryati
 
Koperasi amartha microfinance
Koperasi amartha microfinanceKoperasi amartha microfinance
Koperasi amartha microfinancexero9
 
Langkah Strategis Pertumbuhan Ekonomi, Percepatan Penanggulangan Kemiskinan d...
Langkah Strategis Pertumbuhan Ekonomi, Percepatan Penanggulangan Kemiskinan d...Langkah Strategis Pertumbuhan Ekonomi, Percepatan Penanggulangan Kemiskinan d...
Langkah Strategis Pertumbuhan Ekonomi, Percepatan Penanggulangan Kemiskinan d...Dadang Solihin
 
Peran bank perkredittan rakyat dalam sektor mikro (
Peran  bank perkredittan rakyat dalam sektor mikro (Peran  bank perkredittan rakyat dalam sektor mikro (
Peran bank perkredittan rakyat dalam sektor mikro (stmt trisakti
 
edit untuk sempro ppt jenhhhhhhhhhni.pdf
edit untuk sempro ppt jenhhhhhhhhhni.pdfedit untuk sempro ppt jenhhhhhhhhhni.pdf
edit untuk sempro ppt jenhhhhhhhhhni.pdfEdoPanjaitan2
 
jurnal tranformasi masyarakat pesisir
jurnal tranformasi masyarakat pesisir jurnal tranformasi masyarakat pesisir
jurnal tranformasi masyarakat pesisir Universitas Brawijaya
 
Profil LKM Beng Mawah
Profil LKM Beng MawahProfil LKM Beng Mawah
Profil LKM Beng MawahRichwan Teuku
 
Musni Umar di Kabupaten Banggai "Membangun Dari Desa"
Musni Umar di Kabupaten Banggai "Membangun Dari Desa"Musni Umar di Kabupaten Banggai "Membangun Dari Desa"
Musni Umar di Kabupaten Banggai "Membangun Dari Desa"musniumar
 
Peranan ninik mamak
Peranan ninik mamakPeranan ninik mamak
Peranan ninik mamakHelny Lalan
 
Biografi Muhammad Yunus (Grameen Bank)
Biografi Muhammad Yunus (Grameen Bank)Biografi Muhammad Yunus (Grameen Bank)
Biografi Muhammad Yunus (Grameen Bank)Cut Endang Kurniasih
 
KEL 3_TEORI PERTUMBUHAN DAERAH.pptx
KEL 3_TEORI PERTUMBUHAN DAERAH.pptxKEL 3_TEORI PERTUMBUHAN DAERAH.pptx
KEL 3_TEORI PERTUMBUHAN DAERAH.pptxEdwinnNababan
 

Similar to Poverty project : Income Generated Activity (20)

Buletin swadesa edisi 2
Buletin swadesa edisi 2Buletin swadesa edisi 2
Buletin swadesa edisi 2
 
Prog Taskin Ziswaf Tbn
Prog Taskin Ziswaf TbnProg Taskin Ziswaf Tbn
Prog Taskin Ziswaf Tbn
 
Lkm & pemberdayaan ekonomi
Lkm & pemberdayaan ekonomiLkm & pemberdayaan ekonomi
Lkm & pemberdayaan ekonomi
 
Koperasi amartha microfinance
Koperasi amartha microfinanceKoperasi amartha microfinance
Koperasi amartha microfinance
 
Langkah Strategis Pertumbuhan Ekonomi, Percepatan Penanggulangan Kemiskinan d...
Langkah Strategis Pertumbuhan Ekonomi, Percepatan Penanggulangan Kemiskinan d...Langkah Strategis Pertumbuhan Ekonomi, Percepatan Penanggulangan Kemiskinan d...
Langkah Strategis Pertumbuhan Ekonomi, Percepatan Penanggulangan Kemiskinan d...
 
Peran bank perkredittan rakyat dalam sektor mikro (
Peran  bank perkredittan rakyat dalam sektor mikro (Peran  bank perkredittan rakyat dalam sektor mikro (
Peran bank perkredittan rakyat dalam sektor mikro (
 
edit untuk sempro ppt jenhhhhhhhhhni.pdf
edit untuk sempro ppt jenhhhhhhhhhni.pdfedit untuk sempro ppt jenhhhhhhhhhni.pdf
edit untuk sempro ppt jenhhhhhhhhhni.pdf
 
jurnal tranformasi masyarakat pesisir
jurnal tranformasi masyarakat pesisir jurnal tranformasi masyarakat pesisir
jurnal tranformasi masyarakat pesisir
 
Beng mawah
Beng mawahBeng mawah
Beng mawah
 
Profil LKM Beng Mawah
Profil LKM Beng MawahProfil LKM Beng Mawah
Profil LKM Beng Mawah
 
Lkd mapan
Lkd mapanLkd mapan
Lkd mapan
 
Lkd mapan
Lkd mapanLkd mapan
Lkd mapan
 
Kur
KurKur
Kur
 
Musni Umar di Kabupaten Banggai "Membangun Dari Desa"
Musni Umar di Kabupaten Banggai "Membangun Dari Desa"Musni Umar di Kabupaten Banggai "Membangun Dari Desa"
Musni Umar di Kabupaten Banggai "Membangun Dari Desa"
 
Peranan ninik mamak
Peranan ninik mamakPeranan ninik mamak
Peranan ninik mamak
 
Biografi Muhammad Yunus (Grameen Bank)
Biografi Muhammad Yunus (Grameen Bank)Biografi Muhammad Yunus (Grameen Bank)
Biografi Muhammad Yunus (Grameen Bank)
 
Cooperative Juni 2020
Cooperative Juni 2020Cooperative Juni 2020
Cooperative Juni 2020
 
ARTIKEL SAIL KOMODO
ARTIKEL SAIL KOMODOARTIKEL SAIL KOMODO
ARTIKEL SAIL KOMODO
 
ARTIKEL SAIL KOMODO
ARTIKEL SAIL KOMODOARTIKEL SAIL KOMODO
ARTIKEL SAIL KOMODO
 
KEL 3_TEORI PERTUMBUHAN DAERAH.pptx
KEL 3_TEORI PERTUMBUHAN DAERAH.pptxKEL 3_TEORI PERTUMBUHAN DAERAH.pptx
KEL 3_TEORI PERTUMBUHAN DAERAH.pptx
 

More from Sidi Rana Menggala

Commercialization of korintji cinnamon that meets the sustainability criteria
Commercialization of korintji cinnamon that meets the sustainability criteriaCommercialization of korintji cinnamon that meets the sustainability criteria
Commercialization of korintji cinnamon that meets the sustainability criteriaSidi Rana Menggala
 
Hand out : Zoom Conference by Sidi Rana Menggala
Hand out : Zoom Conference by Sidi Rana MenggalaHand out : Zoom Conference by Sidi Rana Menggala
Hand out : Zoom Conference by Sidi Rana MenggalaSidi Rana Menggala
 
Indonesia Cinnamon for the World
Indonesia Cinnamon for the WorldIndonesia Cinnamon for the World
Indonesia Cinnamon for the WorldSidi Rana Menggala
 
Forest Incentives for Non Timber Forest Product
Forest Incentives for Non Timber Forest ProductForest Incentives for Non Timber Forest Product
Forest Incentives for Non Timber Forest ProductSidi Rana Menggala
 
Supply and Demand : Cost of Cultural (sustainability perspective)
Supply and Demand : Cost of Cultural (sustainability perspective)Supply and Demand : Cost of Cultural (sustainability perspective)
Supply and Demand : Cost of Cultural (sustainability perspective)Sidi Rana Menggala
 
Transformasi konflik menuju kolaborasi
Transformasi  konflik menuju kolaborasiTransformasi  konflik menuju kolaborasi
Transformasi konflik menuju kolaborasiSidi Rana Menggala
 
Social Capital and Poverty Reduction : Community-Based organic farming
Social Capital and Poverty Reduction : Community-Based organic farmingSocial Capital and Poverty Reduction : Community-Based organic farming
Social Capital and Poverty Reduction : Community-Based organic farmingSidi Rana Menggala
 
Indonesian Welfare in Sustainability Perspective
Indonesian Welfare in Sustainability Perspective Indonesian Welfare in Sustainability Perspective
Indonesian Welfare in Sustainability Perspective Sidi Rana Menggala
 
Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Bank Sampah
Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Bank SampahProses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Bank Sampah
Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Bank SampahSidi Rana Menggala
 
Flower Theory in sustainability
Flower Theory in sustainabilityFlower Theory in sustainability
Flower Theory in sustainabilitySidi Rana Menggala
 
The future of indonesian welfare through sustainability perspective r2
The future of indonesian welfare through sustainability perspective r2The future of indonesian welfare through sustainability perspective r2
The future of indonesian welfare through sustainability perspective r2Sidi Rana Menggala
 
Baduy Project : Clean Water Facility
Baduy Project : Clean Water FacilityBaduy Project : Clean Water Facility
Baduy Project : Clean Water FacilitySidi Rana Menggala
 
Merajut Tali Keseimbangan Modernitas Melalui CSR
Merajut Tali Keseimbangan Modernitas Melalui CSRMerajut Tali Keseimbangan Modernitas Melalui CSR
Merajut Tali Keseimbangan Modernitas Melalui CSRSidi Rana Menggala
 
Kemiskinan pada masyarakat nelayan di indonesia
Kemiskinan pada masyarakat nelayan di indonesiaKemiskinan pada masyarakat nelayan di indonesia
Kemiskinan pada masyarakat nelayan di indonesiaSidi Rana Menggala
 
Komatsu Indonesia Care Foundation - Profile
Komatsu Indonesia Care Foundation - ProfileKomatsu Indonesia Care Foundation - Profile
Komatsu Indonesia Care Foundation - ProfileSidi Rana Menggala
 
HDIF Next Development Organic Farming
HDIF Next Development Organic FarmingHDIF Next Development Organic Farming
HDIF Next Development Organic FarmingSidi Rana Menggala
 

More from Sidi Rana Menggala (20)

Commercialization of korintji cinnamon that meets the sustainability criteria
Commercialization of korintji cinnamon that meets the sustainability criteriaCommercialization of korintji cinnamon that meets the sustainability criteria
Commercialization of korintji cinnamon that meets the sustainability criteria
 
Hand out : Zoom Conference by Sidi Rana Menggala
Hand out : Zoom Conference by Sidi Rana MenggalaHand out : Zoom Conference by Sidi Rana Menggala
Hand out : Zoom Conference by Sidi Rana Menggala
 
Indonesia Cinnamon for the World
Indonesia Cinnamon for the WorldIndonesia Cinnamon for the World
Indonesia Cinnamon for the World
 
Forest Incentives for Non Timber Forest Product
Forest Incentives for Non Timber Forest ProductForest Incentives for Non Timber Forest Product
Forest Incentives for Non Timber Forest Product
 
Sustainable Trade
Sustainable Trade   Sustainable Trade
Sustainable Trade
 
Supply and Demand : Cost of Cultural (sustainability perspective)
Supply and Demand : Cost of Cultural (sustainability perspective)Supply and Demand : Cost of Cultural (sustainability perspective)
Supply and Demand : Cost of Cultural (sustainability perspective)
 
Transformasi konflik menuju kolaborasi
Transformasi  konflik menuju kolaborasiTransformasi  konflik menuju kolaborasi
Transformasi konflik menuju kolaborasi
 
Social Capital and Poverty Reduction : Community-Based organic farming
Social Capital and Poverty Reduction : Community-Based organic farmingSocial Capital and Poverty Reduction : Community-Based organic farming
Social Capital and Poverty Reduction : Community-Based organic farming
 
Indonesian Welfare in Sustainability Perspective
Indonesian Welfare in Sustainability Perspective Indonesian Welfare in Sustainability Perspective
Indonesian Welfare in Sustainability Perspective
 
Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Bank Sampah
Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Bank SampahProses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Bank Sampah
Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Bank Sampah
 
Flower Theory in sustainability
Flower Theory in sustainabilityFlower Theory in sustainability
Flower Theory in sustainability
 
The future of indonesian welfare through sustainability perspective r2
The future of indonesian welfare through sustainability perspective r2The future of indonesian welfare through sustainability perspective r2
The future of indonesian welfare through sustainability perspective r2
 
Program CSR Lapindo
Program CSR Lapindo Program CSR Lapindo
Program CSR Lapindo
 
Baduy Project : Clean Water Facility
Baduy Project : Clean Water FacilityBaduy Project : Clean Water Facility
Baduy Project : Clean Water Facility
 
Merajut Tali Keseimbangan Modernitas Melalui CSR
Merajut Tali Keseimbangan Modernitas Melalui CSRMerajut Tali Keseimbangan Modernitas Melalui CSR
Merajut Tali Keseimbangan Modernitas Melalui CSR
 
Membaca Rupa Wajah Kebudayaan
Membaca Rupa Wajah KebudayaanMembaca Rupa Wajah Kebudayaan
Membaca Rupa Wajah Kebudayaan
 
Kemiskinan pada masyarakat nelayan di indonesia
Kemiskinan pada masyarakat nelayan di indonesiaKemiskinan pada masyarakat nelayan di indonesia
Kemiskinan pada masyarakat nelayan di indonesia
 
Kapital sosial dan kemiskinan
Kapital sosial dan kemiskinanKapital sosial dan kemiskinan
Kapital sosial dan kemiskinan
 
Komatsu Indonesia Care Foundation - Profile
Komatsu Indonesia Care Foundation - ProfileKomatsu Indonesia Care Foundation - Profile
Komatsu Indonesia Care Foundation - Profile
 
HDIF Next Development Organic Farming
HDIF Next Development Organic FarmingHDIF Next Development Organic Farming
HDIF Next Development Organic Farming
 

Recently uploaded

Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).pptSIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).pptAchmadHasanHafidzi
 
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptxPerkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptxzulfikar425966
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IAccIblock
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptAchmadHasanHafidzi
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfNizeAckerman
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerjamonikabudiman19
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...OknaRyana1
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategikmonikabudiman19
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptatiakirana1
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IIkaAliciaSasanti
 

Recently uploaded (20)

Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).pptSIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).ppt
 
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptxPerkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
 

Poverty project : Income Generated Activity

  • 1. POVERTY ALLEVIATION - IGA PROJECT Desa Muara, Kec. Teluknaga, Kab. Tangerang “A project submitted to make social betterment” Sidi Rana Menggala
  • 2. Daerah Riset Lokasi penelitian yang dipilih adalah Desa Muara, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang Banten. Peneliti memilih Desa tersebut karena desa tersebut merupakan daerah tertinggal secara ekonomi dan termarjinalkan oleh sistem pemerintahan Kabupaten Tangerang. Desa Muara merupakan daerah pesisir pantai yang mata pencaharian utama masyarakat adalah sebagai nelayan, buruh dan joki pemancingan/tambak. Latar Belakang Keberadaan keuangan mikro tidak dapat dipisahkan dari usaha-usaha penanggulangan kemiskinan. Bahkan perhatian dan usaha untuk mengembangkan keuangan mikro terutama didasarkan pada motivasi untuk mempercapat usaha penanggulangan kemiskinan. Hal ini pulalah yang mendasari berbagai lembaga internasional bergerak langsung dalam kegiatan keuangan mikro maupun dalam pengembangan lembaga keuangan tersebut. Pengentasan kemiskinan dapat dilaksanakan melalui banyak sarana dan program baik yang bersifat langsung maupun tak langsung. Usaha ini dapat berupa transfer payment dari pemerintah misalnya, program pangan, kesehatan, pemukiman, pendidikan, keluarga berencana, maupun usaha yang bersifat produktif misalnya melalui pinjaman dalam bentuk micro credit. Secara hipotesis, kaitan antara pemberdayaan kredit mikro dengan upaya pengentasan kemiskinan merupakan pintu masuk relatif mudah bagi orang yang akan menjadi pengusaha pemula. Jika pengusaha pemula ini tumbuh dan berkembang akan terentaskan karena menjadi pengusaha atau karena trickledown effect dari semakin banyaknya pengusaha mikro. Pengentasan kemiskinan dapat dilaksanakan melalui banyak sarana dan program, termasuk didalamnya adalah program pangan, kesehatan, pemukiman, pendidikan, keluarga berencana dan tentu saja adalah melalui pinjaman dalam bentuk micro credit. Upaya pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh pemerintah selama ini lebih menitikberatkan bentuk-bentuk transfer atau subsidi, padahal dalam rantai kemiskinan tidak selalu harus diatasi dengan cara tersebut. Aspek yang lebih penting adalah memutus mata rantai kemiskinan yang dapat dilakukan antara lain dengan memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat miskin menjadi produktif.
  • 3. Pasar/permintaan yang ada dalam microfinance berasal dari rumah tangga, dan perusahaan yang bergerak secara unregulated dalam sektor ekonomi informal. Bank Dunia memperkirakan potensi pasar untuk kredit mikro di seluruh dunia saat ini tidak kurang dari angka 100 juta nasabah. Kondisi umum sektor informal sering digambarkan seperti langka modal, kepemilikan bersifat keluarga, skala kecil, status tidak legal, beroperasi di pasar unregulated, relatif mudah keluar masuk pasar, padat karya, pendidikan informal dan ketrampilan rendah, jam kerja tidak tertentu, sedikit pemakaian alat, penggunaan sumber daya sendiri, dan penjualan/pemasaran bersifat domestik. Banyak pakar dan pelaku bisnis turut memikirkan dan mengembangkan usaha kredit mikro dalam berpartisipasi mengentaskan kemiskinan dan memeratakan pendapatan. Sehingga dapat mengangkat harkat dan martabat mereka. Berbagai alternatif dan strategi dalam layanan kredit mikro telah direncanakan dan dilkaukan dalam menaklukan hambatan dan tantangan yang dihadapi dalam usahanya mencapai keberhasilan. Identifikasi Masalah Dari uraian di atas dapat diidentifikasikan permasalahannya yaitu: 1. Apa dan bagaimana sebenarnya kredit mikro (microfinance)? 2. Mengapa kredit mikro dan apa urgensinya? 3. Kesulitan-kesulitan apa yang menghambat usaha kredit mikro? 4. Seberapa besar peluang usaha kredit mikro? 5. Strategi apakah yang dilakukan agar usaha kredit mikro mencapai keberhasilan? 6. Sejauh manakah usaha kredit mikro dalam mengentaskan kemiskinan? Profil Desa Muara, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang Muara, sebuah desa yang terletak di kecamatan Teluk Naga, Provinsi Banten adalah sebuah desa yang tidak jauh dari Bandara Internasional Soekarno Hatta, lambang kemajuan zaman. Namun ironisnya hal tersebut tidak berbanding lurus dengan kemajuan peradaban masyarakat setempat, yang mayoritas berprofesi sebagai nelayan, buruh tambak, dan petani.
  • 4. Hal tersebut dapat dilihat dari 6000 jumlah populasi masyarakatnya, hanya 6 orang saja yang sanggup mengecap bangku kuliah. Rata- rata masyarakat hanya sanggup menyekolahkan anaknya hingga tahap Sekolah Dasar. Infrastruktur yang kurang memadai & keterbatasan biaya, menyebabkan masyarakat setempat sulit untuk menyekolahkan anak- anaknya hingga ke jenjang yang lebih tinggi. Geografis Desa muara terletak di Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang dan termasuk desa IDT (Inpres Desa Tertinggal). Letak desa ini kurang lebih 7 km dari kota kecamatan atau 23 km dari ibukota kabupaten. Perjalanan ke lokasi dapat ditempuh dari ibu kota kecamatan dengan mengendarai angkutan umum dan ojek, dengan kondisi jalanan sebagian berbatu, becek bila musim hujan tiba, serta berlubang. Untuk mencapai Teluk Naga, dapat dilakukan dari jalan tol bandara, menuju ke kawasan pergudangan (jalan Perancis) – perempatan Dadap, ke arah barat lau melewati Kosambi dan Salembaranjati, lalu ke arah utara. Dari desa Salembaranjati, Teluk Naga dapat dijangkau melalui jalan aspal yang sudah rusak sepanjang kurang lebih lima kilometer. Di sepanjang jalan ini terdapat kawasan pertambakan Batas-batas wilayah Teluk Naga antara lain adalah:  Sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa  Sebelah timur berbatasan dengan kecamatan Kepulauan Seribu, Teluk Jakarta, Laut Jawa  Sebelah selatan berbatasan dengan desa Salembaran Jati  Sebelah barat berbatasan dengan desa Tegalangus, dan desa Tanjung Pasir. Dalam Peta Geologi Lingkungan, disebutkan bahwa kampung Muara dan sekitarnya secara morfologi merupakan pematang pantai (beach ridge) serta merupakan pedaratan (flat plains). Selain itu, wilayah permukiman di kampong Muara juga merupakan kawasan pertambakan yang berpotensi banjir (flood prone area).
  • 5. Mata Pencaharian Sebagian besar mata pencaharian masyarakatnya adalah buruh tani dan nelayan pinggir. Pendapatan mereka rata-rata berkisar Rp 10.000 – Rp 15.000,-/hari/keluarga dengan tanggungan 4-9 orang, sehingga bisa disebut lebih dari 75% adalah keluarga pra sejahtera. Minimnya pendapatan mereka berimplikasi pada rendahnya kualitas SDM. Banyak warga hanya tamat SD atau tidak tamat, bahkan menurut data tahun 2000, terdapat 494 jiwa tidak bisa membaca.
  • 6. Orang Betawi Teluk Naga tinggal wilayah pesisir sebelah barat kota Jakarta,tepatnya di kampung Muara tanah preman, desa Muara, kecamatan Teluk Naga, kabupatenTangerang. Wilayah kampung nelayan ini letaknya 10 kilometer di sebelah utara Bandara Soekarno- Hatta dan berada di sebelah barat dan selatan dari kepulauan Seribu. Namun akses darat menuju bandara lebih sulit dijangkau jika dibandingkan dengan akses laut menuju kepulauan Seribu (sumber informasi mantan Kepala Desa Muara, Bpk. Yatno : 08964646777). Pengertian Microfinance Mikro dalam istilah microfinance lebih menjelaskan mengenai ‘inferiority’ atau keterbatasan, yaitu inferioritas dari masyarakat miskin (the poors) yang sulit atau terbatas aksesnya kepada pelayanan jasa keuangan/perbankan. Beberapa definisi mengenai microfinance antara lain sebagai berikut:  International Management Communications Corporation (IMCC): microfinance sebagai seperangkat teknik dan metode perbankan non-tradisional untuk membuka akses seluas- luasnya kepada sektor yang tidak tersentuh jasa keuangan formal.  The Foundation for Development Cooperation: microfinance sebagai penyediaan jasa keuangan khususnya simpanan dan pinjaman bagi rumah tangga miskin yang tidak memiliki akses ke lembaga keuangan formal.  Asian Development Bank: microfinance sebagai penyediaan layanan keuangan yang seluas-luasnya, seperti deposito, pinjaman, jasa pembayaran, transfer uang dan asuransi kepada orang miskin dan rumah tangga berpenghasilan rendah dan kepada usaha-usaha kecil/mikro.  Marguerite S. Robinson : microfinance sebagai layanan keuangan skala kecil khususnya kredit dan simpanan yg disediakan bagi mereka yang bergerak di sektor pertanian, perikanan atau peternakan; yang mengelola usaha kecil atau mikro yg meliputi kegiatan produksi, daur ulang, reparasi atau perdagangan; yang menyediakan layanan jasa; yang bekerja untuk memperoleh upah atau komisi; yg memperoleh penghasilan dari/dengan cara menyewakan tanah, kendaraan, tenaga hewan ternak, atau peralatan dan mesin- mesin; dan kepada perseorangan atau kelompok baik di pedesaan maupun di perkotaan di negara-negara berkembang.
  • 7. Kesimpulan: Tidak ada definisi baku mengenai microfinance, kecuali bahwa semuanya mengkaitkan microfinance dengan kegiatan pelayanan keuangan bagi masyarakat miskin (the poors) yang mempunyai keterbatasan akses ketika berhubungan dengan lembaga keuangan formal. Microbanking Layanan microfinance bisa dilakukan oleh pemerintah, individu, swasta, LSM, Lembaga Keuangan formal ataupun informal. Layanan microfinance yang dilakukan oleh perbankan disebut microbanking. Microbanking adalah bagaimana perbankan yang merupakan lembaga keuangan formal harus bisa melayani sektor mikro, yang umumnya bersifat informal, atau bagaimana sektor mikro yang informal bisa masuk dalam sektor perbankan yang formal. Kondisi umum Pasar dalam Microfinance Pasar/permintaan yang ada dalam microfinance berasal dari rumah tangga, dan perusahaan yang bergerak secara unregulated dalam sektor ekonomi informal. Bank Dunia memperkirakan potensi pasar untuk kredit mikro di seluruh dunia saat ini tidak kurang dari angka 100 juta nasabah. Kondisi umum sektor informal sering digambarkan seperti langka modal, kepemilikan bersifat keluarga, skala kecil, status tidak legal, beroperasi di pasar unregulated, relatif mudah keluar masuk pasar, padat karya, pendidikan informal dan ketrampilan rendah, jam kerja tidak tertentu, sedikit pemakaian alat, penggunaan sumber daya sendiri, dan penjualan/pemasaran bersifat domestik. Profil nasabah dalam microfinance Tenaga kerja: memperkerjakan 1-5 orang termasuk anggota keluarganya, Aktiva tetap: relatif kecil karena labor intensive, lokasi: disekitar rumah, umumnya di luar pusat bisnis, Pemasaran : tergantung pada lokal dan jarang terlibat kegiatan ekspor impor, Manajemen: ditangani sendiri dengan teknik sederhana, Aspek hukum: beroperasi di luar ketentuan yang di atur hukum, perijinan, pajak, perburuhan dan lain-lain.
  • 8. Pendekatan pelayanan dalam microfinance 1. Teori supply-leading finance. Muncul pasca Perang Dunia II (akhir 1940- 1950).Merupakan kombinasi tiga pendapat saat itu : 1) Pemerintah di negara yang baru merdeka, bertanggung jawab atas pembangunan bidang ekonomi dinegaranya.2) Perkembangan ekonomi sangat dibutuhkan untuk meningkatkan produksi dibidang pertanian secara cepat dan luas.3)Kebanyakan petani tidak sanggup menanggung bunga kredit yang mereka butuhkan untuk membeli alat-alat pertanian modern. 2. The Poverty lending approach. Konsentrasi pada pengentasan kemiskinan melalui instrumen kredit yang biasanya disertai dengan layanan tambahan, seperti pelatihan terkait baca tulis, menghitung, kesehatan gizi, keluarga berencana dsb nya. Lewat pendekatan ini, pemerintah dan pihak donor membiayai kredit untuk orang miskin, dengan bunga di bawah suku bunga pasar. Tujuannya adalah menjangkau orang miskin, terutama yang miskin “papa”, untuk membantu keluar dari lembah kemiskinan serta memberdayakan mereka (contoh: Grameen Bank of Bangladesh) 3. The Financial system approach. Menekankan pada jangkauan luas kepada orang miskin yang memiliki kegiatan ekonomi (the economically active poor) baik kepada peminjam maupun penyimpan. Lebih ditekankan untuk institusi yang telah mandiri, karena adanya peningkatan permintaan pembiayaan mikro di seluruh dunia. Institusi ini dapat memenuhi permintaan nasabah akan layanan jasa keuangan yang nyaman dan memadai (contoh: BRI Unit of Indonesia, BancoSol of Bolivia, ASA of Bangladesh). 4. Prinsip umum pengelolaan microfinance.  Demand driven/demand following/market driven. Pelayanan dan pengembangan produk disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi nasabah mikro.  Accessibility. Pelayanan terbuka bagi seluruh lapisan (sektor) melalui pendekatan sistem dan prosedur yang mudah, persyaratan yang sesuai, lokasi yang strategis, sehingga mudah diakses, dan mengurangi biaya transaksi bagi nasabah.  Simplicity. Organisasi, sistem operasional, administrasi, pengawasan dan sistem informasi didesain secara sederhana, mudah, mdengan memperhatikan efisiensi dan efektivitas.
  • 9.  Transparancy. Sistem kegiatan terbuka, baik hak dan kewajiban bagi pekerja maupun nasabah, melalui sistem reward and punishment yang fair, fitur produk yang memberi banyak pilihan, dan sistem informasi yang user friendly.  Cost Recovery. Harus mampu menutup semua biaya dan mampu menghasilkan laba yang memadai.f). Sustainability. Kelangsungan kegiatan didukung oleh prinsip dan sistem yang berjalan dengan baik, dan menjamin kelangsungan pelayanan bagi nasabah potensial, dan menyumbang manfaat bagi pengembangan kinerja pelayanan itu sendiri, sehingga tercipta sistem keuangan mikro yang berkesinambungan. Segment Pasar Microfinance memiliki keunikan dalam melayani masyarakat yakni terfokus pada masyarakat miskin yang terbagi menjadi empat kelompok:  Kelompok I, yakni the poorest of the poor. Penduduk miskin yang tidak memiliki sumber pendapatan karena faktor usia, sakit, cacat fisik sehingga tidak memiliki pendapatan.  Kelompok II, yaitu labouring poor. Kelompok miskin yang bekerja sebagai buruh dengan penghasilan sangat terbatas dan bersifat tidak tetap atau musiman yang umumnya bekerja di sektor pertanian atau sektor-sektor lain yang bersifat padat karya.  Kelompok III, adalah self-employed poor. Merupakan penduduk miskin yang berpenghasilan relatif cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup dasar dengan bekerja di sektor informal.  Kelompok IV, ialah economically active poor. Golongan yang telah memiliki kekuatan ekonomi dengan sumber pendapatan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan hidup dasar dan memiliki surplus income. Tujuan State of practice microfinance sekarang tidak terlepas dari sejarah kelahirannya yaitu untuk menanggulangi masalah-masalah yang berkaitan dengan kemiskinan. Selanjutnya pengembangan microfinance menjadi salah satu agenda untuk mencapai The Millennium Development Goals untuk mengurangi jumlah penduduk dunia menjadi separuhnya pada tahun 2015. Hal ini
  • 10. kemudian diperkuat dengan Resolusi PBB No.A/58/488 tentang the International Year of Microcredit 2005 yang mendorong microfinance sebagai sektor keuangan yang inklusif. Microbanking. Layanan microfinance bisa dilakukan oleh pemerintah, individu, swasta, LSM, Lembaga Keuangan formal ataupun informal. Layanan microfinance yang dilakukan oleh perbankan disebut microbanking. Microbanking adalah bagaimana perbankan yang merupakan lembaga keuangan formal harus bisa melayani sektor mikro, yang umumnya bersifat informal, atau bagaimana sektor mikro yang informal bisa masuk dalam sektor perbankan yang formal. Urgensi Microfinance Ketersediaan sumber daya finansial yang cukup pada saat yang tepat merupakan salah satu faktor penting bagi individu atau rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan hidup. Akan tetapi kondisi ideal tersebut hampir tidak mungkin terjadi pada masyarakat miskin karena terbatasnya resource sehingga memerlukan adanya intervensi keuangan untuk menutup gap yang ada. Ada lima pola intervensi microfinanc, misalnya dalam pembiyaan yakni: 1. Income smoothing Menutup kebutuhan keuangan karena adanya gap antara pendapatan dan pengeluaran karena faktor musim atau siklus upahan. Umumnya petani membutuhkan dana pada masa tanam untuk membeli sarana produksi dan memenuhi kebutuhan pokok rumah tangga. Hal yang sama juga terjadi pada para pekerja atau buruh yang menerima upah secara berkala. 2. Cash flow injection Mengatasi aliran kas (terjadi kesenjangan antara aktiva lancar dan pasiva lancar) yang terutama bagi usaha mikro yang menerapkan sistem pembayaran kredit atau karena ada kebutuhan strategis misalnya untuk memenuhi kontrak bisnis yang bersifat sesaat. 3. Emergency relief Merupakan asistensi keuangan untuk mengatasi kebutuhan mendadak karena adanya musibah keluarga, sakit dan bencana alam, kehilangan pekerjaan, biaya pendidikan dan kebutuhan jangka pendek lainnya karena umumnya masyarakat miskin tidak memiliki tabungan atau asuransi.
  • 11. 4. Asset building Menyediakan dana yang bersifat jangka panjang untuk membeli aktiva tetap (peralatan rumah tangga), kendaraan, hewan ternak, properti, dan lain-lain yang memiliki nilai ekonomi tinggi atau dapat dikonversikan kembali menjadi uang. Program Kemasyarakatan berbasis microfinance: Income Generated Activity (IGA) Program-program pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan oleh Masyarakat Mandiri bertujuan untuk membuat komunitas dampingan dapat mandiri menjalankan kegiatan usaha dan lembaga lokal yang akan didirikan. Masyarakat yang menjadi mitra program pun harus memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Adapun kriteria mitra dampingan secara umum adalah sebagai berikut :  Kelompok pelaku usaha mikro dan kecil  Memiliki usaha homogen/sejenis (sektor pertanian, perikanan, kerajinan dll)  Tidak berdaya terhadap akses ekonomi  Tinggal di wilayah yang memiliki potensi sumber daya lokal/sentra produksi  Memiliki pendapatan di bawah upah minimum Bisnis dan Investasi Pengembangan usaha mitra dampingan merupakan salah satu syarat agar kegiatan pemberdayaan dapat terus berlanjut. Bagi anda yang memiliki modal usaha dan ingin ikut membantu memberdayakan masyarakat dapat bekerjasama dengan Masyarakat Mandiri. Bentuk kerjasama dapat dilakukan dengan menjadi reseller produk hasil pemberdayaan ataupun menginvestasikan modal yang anda miliki kepada Masyarakat Mandiri untuk digunakan mengembangkan usaha mitra. Microfinance sebagai Spin Off Microfinance adalah langkah awal bagi program pemberdayaan masyarakat. Didalam tahap ini terdapat beberapa hal yang terkait antara lain: kelompok sasaran, penyiapan dan peningakatan kemampuan kelompok sasaran, seleksi anggota, tahap pemberian kredit, pengelolaan dana, dan indikator keberhasilan.
  • 12. Kelompok sasaran Penerima manfaat (target group) program ini adalah kelompok yang sudah ada dalam masyarakat (existing group/indigenous) di tingkat RT baik laki-laki maupun permempuan. Penyiapan dan peningkatan kemampuan kelompok sasaran yang diawali dengan kegiatan: 1. Sosialisasi program 2. Peningkatan kohesifitas kelompok 3. Pendataan identitas anggota kelompok dan keluarganya 4. Identifikasi minat dan kebutuhan serta potensi anggota 5. Pendampingan perencana usaha 6. Peningkatan kemampuan kelompok sasaran yang kegiatannya meliputi: · Pelatihan pembukuan dan pelaporan untuk ketua anggota · Pelatihan manajeman usaha,magang dan kemitraan usaha · Pelatihan pengambilan keputusan · Pendataan identitas anggota dan keluarganya Seleksi anggota Pada tahap pertama calon anggota mengejukan diri sebagai anggota, lalu anggota kelompok lainnya melakukan seleksi secara kolektif untuk menerima atau menilak anggotanya yang baru. Dengan kata lain anggota baru harus mendapatkan referensi dari anggota lama dan mendapatkan persetujuan dari kelompok. Tahapan pemberian kredit modal usaha, dimana terdapat empat tahap pemberian kredit yaitu: rescue (darurat), recovery (pemulihan), development (pengambangan), dan entrepreneur (wirausaha). 1. Rescue (Rp. 100.000,00) Bantuan diberikan kepada mereka yang baru memulai usaha. Waktu pengembalian selama lima bulan atau Rp. 20.000,00 perbulan, bunga sebesar 24% pertahun, dengan komponen:  Rp. 1000/bulan untuk biaya operasional  Rp. 500/bulan untuk tanggung renteng  Rp. 500/bulan untuk dana sosial  Simpanan anggota Rp. 5000 dibayar dimuka
  • 13. 2. Recovery (Rp. 300.000) Bantuan diberikan kepada mereka yang mengalami keterpurukan akibat krisis dan mereka yang telah membuka usaha, setelah memperoleh bantuan rescue. Waktu pengembalian selama enam bulan atau Rp. 50.000 per bulan, bunga sebesar 24% pertahun dengan komponen:  Rp. 3000/bulan untuk biaya operasional  Rp. 1500/bulan untuk tanggung renteng  Rp. 1500/bulan untuk dana sosial  Simpanan anggota Rp. 20.000 dibayar dimuka 3. Development (Rp. 500.000) Bantuan diberikan kepada mereka yang terentas dan yang akan mengembangkan usaha, setelah memperoleh bantuan recovery. Waktu pengembalian selama enam bulan atau Rp. 50.000 per bulan. Bunga sebesar 24% pertahun dengan komponen  Rp. 5000/bulan untuk biaya operasional  Rp. 2500/bulan untuk tanggung renteng  Rp. 2500/bulan untuk dana sosial  Simpanan anggota Rp. 30.000 dibayar dimuka 4. Entrepreneur (Rp. 1.000.000) Bantuan diberikan kepada mereka yang usahanya relatif stabil dan diharapkan mempu mengakses kredit perbankan. seleksi anggota berdasarkan:  Tidak pernah menunggak selama menjadi anggota  Volume usaha meningkat  Mengikuti pelatihan manajemen Waktu pengembalian selama enam bulan atau Rp. 100.000 per bulan, bunga sebesar 24% pertahun dengan komponen  Rp. 10.000/bulan untuk biaya operasional  Rp. 5000/bulan untuk tanggung renteng  Rp. 5000/bulan untuk dana sosial  Simpanan anggota Rp. 70.000 dibayar dimuka
  • 14. 4.1 Enterpreneur Plus: besarnya pinjaman Rp 1.500.000,- dengan masa pengembalian sepuluh bulan, angsuran 195.000,- 4.2 Enterpreneur Plus 2: besaranya pinjaman Rp 2.000.000,- dengan masa pengembalian sepuluh bulan, angsuran 250.000,- Untuk pinjaman yang lebih dari Rp 2.000.000,- direkomendasikan ke PPMK guna mendapatkan pinjaman yang lebih besar lagi. Pengelolaan Dana  Tanggung renteng, jika ada anggota yang tidak mempu membayar karena berbagai macam penyebab, maka seluruh anggota akan mengganti dengan dana bersama.  Tabungan/simpanan, untuk penambahan modal awal dan perluasan kesempatan untuk menjadi anggota.  Dana sosial, digunakan untuk memberikan pelayanan sosial dasar yang meliputi pendidikan dan kesehatan. Indikator Keberhasilan Partisipasi tingkat I berupa pemenuhan kebutuhan dasar yang bersumber dari peningkatan pendapatan. Kohesifitas anggota, yang ditandai dengan: Interaksi sosial yang tinggi, baik pada kelompok secara intern maupun interaksi antar kelompok dengan pengurus koperasi.  Community meeting secara rutin  Pengembangan dan Mobilisasi Sumberdaya (communtity management)  Pelayanan sosial sebagai mobilisasi sumberdaya berarti bahwa pelayanan sosial yang dilakukan sebagian didanai secara mandiri dengan sumber dari iuran anggota, dan diwadahi oleh lembaga perkumpulan iuran kesejahteraan masyarakat. (PIKMA) Indikator keberhasilan 1. Partisipasi tingkat dua berupa ketersediaan akses terhadap sumber daya
  • 15. 2. Partisipasi tingkat tiga adalah tingkat penyadaran anggota yang diperoleh melalui pelatihan-pelatihan pengkaderan dan praktek lapangan Mobilisasi sumberdaya dalam program kegiatan berupa  Dana, berupa iuran  Tenaga, berupa kader  Pengambilan keputusan  Pengembangan, penguatan dan jaringan institusi (Institusional Buliding) Pembentukan institusi tingkat Desa  Kopaga (Koperasi Warga untuk pengambangan ekonomi)  Pikma (perkumpulan iuran kesejahteraan masyarakat), untuk pelayanan sosial  Lembaga mitra warga (setingkat LKMD/K) untuk pengambilan keputusan dan advokasi. Kelompok sasaran Kelompok-kelompok formal dan informal yang mempunyai kegiatan dalam satu wilayah kelurahan/desa, focus target group adalah ibu-ibu dan kelompok difabel. Program intervensi  Pendataan kelompok untuk mengidentifikasi kelompok-kelompok formal dan informal  Pelatihan team Buliding dan Communtiy development  Kemampuan menyusun action Plan  Penguatan jaringan antar kelompok formal dan informal Indikator keberhasilan  Partisipasi tingkat empat Berupa keikut-sertaan dan keterlibatan dalam pengambilan keputusan  Partisipasi tingkat lima Berupa partisipasi politik berupa curah pendapat dan advokasi antara masyarakat melalui instutusi dengan pemerintah lokal dan daerah.  Rekonsiliasi kelompok
  • 16. Melibatkan kelompok tradisional yang bersifat informal dan kelompok yang bersifat formal Kesimpulan Secara umum, pengertian micro-finance adalah pelayanan yang diberikan kepada masyarakat miskin dalam bentuk tabungan, deposito dan pinjaman. Namun dalam perkembangannya, micro- finance memiliki arti sebagai suatu kegiatan yang dilakukan masyarakat untuk meretas kemiskinan. Kegiatan micro-finance di Indonesia diatur oleh UU No. 20 tahun 2008, di Indonesia micro- finance lebih dikenal sebagai koperasai. Pengertian koperasi sendiri adalah suatu kegiatan bisnis yang dilakukan oleh beberapa orang untuk kepentingan bersama yang berlandaskan asas kekeluargaaan dan prinsip gerakan ekonomi rakyat. Berdasarkan pengertian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa micro-finance (koperasi) adalah jalan keluar bagi Indonesia dalam menghapus kemiskinan yang akut saat ini. Micro-finance (koperasi) yang diketuai oleh satu orang dan dijalankan oleh beberapa orang ini, menjadi sebuah kunci untuk membantu masyarakat ekonomi kelas bawah untuk memenuhi hidupnya dan membuat mereka sadar akan pentingnya menabung. Sehingga mereka nantinya memiliki dana sendiri untuk memenuhi hidupnya dan tidak perlu lagi susah mencari utang yang berbunga besar kepada pihak lain, melainkan dapat melakukan pinjaman dengan mengembalikan pinjaman sesuai kesepakatan dan mereka juga mendapat untung dari kegiatan pinjaman tersebut nantinya. Di Indonesia kegiatan micro-finance ini juga terkenal sebagai UKM (Usaha Kecil dan Menengah), kegiatan ini adalah menolong sebuah usaha kecil seperti industry rumahan dan industry kecil lainnya dalam memperoleh dana untuk melanjutkan kehidupan usaha. Kegiatannya juga diatur oleh UU No. 220 tahun 2008, dimana usaha – usaha ini dibedakan menjadi: * Usaha Mikro : usaha produktif yang dimiliki oleh perorangan atau suatu badan usaha yang kriterianya memenuhi usaha mikro berdasarkan UU * Usaha Kecil : usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dimiliki perorangan atau badan usaha yang merupakan anak perusahaan atau cabang yang dimiliki, dikuasai atau menjadi
  • 17. bagian langsung ataupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang kriterianya sesuai dengan usaha mikro yang diatur oleh UU * Usaha Menengah : usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang merupakan anak cabang yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian langsung dan tidak langsung dari usaha kecil atau usaha besar dimana jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunannya diatur oleh UU. * Usaha Besar : usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh suatu badan usaha dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunannya lebih besar dari usaha menengah, meliputi usaha milik Negara atau pemerintah dan swasta, usaha patungan dan usaha asing yang berkegiatan di Indonesia. Berdasarkan pengertian diatas yang didapat dari Undang – Undang jelas kita dapat membedakan bentuk – bentuk usaha yang ada, apalagi disekeliling kita saat ini. Micro-finance (koperasi) saat ini mulai hilang dimasyarakat, kegiatan UKM yang dulu dibanggakan kini mulai menipis seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi. Banyak masyarakat yang lebih sering menabung di bank daripada melakukan kegiatan koperasi atau mengikuti kegiatan koperasi disekitar lingkungannya, padahal kegiatan tersebut dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat secara perlahan namun pasti dan adil. Kegiatan UKM sendiri mulai hilang seiring dengan berkembangnya bisnis online saat ini, walau hanya berpindah media saja tapi bagi masyarakat menengah ke bawah yang memiliki pengetahuan sedikit mengenai teknologi sangat membunuh usaha yang dijalankan. Semoga saja sekarang kita bisa lebih menghargai pertumbuhan yang merata daripada hanya pertumbuhan yang sia – sia saja bagi kelas ekonomi ke atas, sehingga hanya menimbulkan ketimangan ekonomi yang semakin signifikan.
  • 18. Daftar Pustaka  Wikipedia : Teluk Naga, Desa Muara  Soetanto Hadinoto, Micro Credit Challenge, 2007  Joanna Ledgerwood, Microfinance Handbook: An Institutional and Financial Perspective, 1998  Deborah Drake, The commercialization of microfinance: balancing business and development, 2002  Elisabeth Rhyne, Mainstreaming microfinance, 2001  B.S. Kusmuljono, Microfinance : Jembatan Menuju Kemakmuran, 2012  Ali Suyanto Herli , Buku Pintar Pengelolaan BPR Dan Lembaga Keuangan Pembiayaan Mikro, 2013  Darwin Zahedy Saleh , Potret Dhuafa Perekonomian Indonesia, 2013  Ahmad Subagyo, Grassroot Microfinance, 2009  Marguerite, RobinsonMicrofinance Revolution vol. 1 & 2, 2002. Paradigma Baru Lembaga Keuangan Mikro, INDEF dan BRI, 1998  Sadoko, Isono, dkk, Pengembangan Usaha Kecil. Pemihakan Setengah Hati. Yayasan Akatiga. Bandung, 1995  Robinson, Marguirete, The Micro Finance Revolution, Sustainable Finance for the Poor, The World Bank, 2000  http://mikrobanker.wordpress.com/2009/01/11/apa-mengapa-dan-siapa-microfinance/  http://syarifahmicrofinance.blogspot.com/2009/12/sejarah-grameen-bank.html  http://www.cgap.org/gm/document-1.9.2751/KeyPrincMicrofinance_in.pdf  http://www.ekonomirakyat.org/edisi_18/artikel_4.htm
  • 19. Appendix I Peta Petunjuk Arah Menuju Desa Muara (Google Map) Petunjuk Arah  Soekarno Hatta Airport – Desa Muara Teluk Naga  Approximately 1 hour drive  Address : Jl. Pipa Pertamina, desa Muara, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, 15510  Contact : Mr. Yatno, +089646464777 See Youtube: “Mimpi kami di Muara”, http://www.youtube.com/watch?v=4aptKg9oNts
  • 20. Appendix II Simulasi Microfinance, jualan bubur kacang hijau dan es kelapa dengan modal Rp. 10.000,- *Menjual bubur kacang hijau dengan modal Rp.10.000: · Kacang hijau ½ kg Rp.7.000 · Gula pasir ¼ kg Rp.3.000 Total bahan: Rp.10.000 Dari bahan tersebut saya membuat bubur kacang hijau sebanyak 9 gelas. Saya menjual bubur tersebut di warung dekat rumah saya dengan harga Rp.3.000/gelas. Bubur habis terjual di hari pertama saya jualan. Saya berhasil mengumpulkan uang sebesar Rp.24.000 dan ADM untuk kepemilikan warung Rp.5.000, jadi laba bersih saya adalah Rp.9.000. Total semua beserta dengan modal dan laba adalah Rp.19.000. Hari kedua saya masih menjual bubur kacang hijau dengan modal Rp.19.000, untuk kali ini saya menambah bahan yaitu: · Kacang hijau 1kg Rp.14.000 · Gula pasir ¼ Rp.3.000 · Kelapa 1 butir Rp.2.000 Total bahan: Rp.19.000 Dari bahan tersebut saya membuat bubur kacang hijau sebanyak 18 gelas dengan harga Rp.3.500/gelas. Bubur tersisa 2 gelas dari hasil penjualan di hari kedua tersebut. Saya berhasil mengumpulkan uang sebesar Rp.56.000 dan ADM untuk kepemilikan warung Rp.5.000,- jadi laba bersih saya adalah Rp. 32.000. Total semua beserta dengan modal dan laba adalah Rp.51.000. Hari ketiga dengan modal Rp.51.000 saya mencoba menjual es kelapa muda di Desa Muara, Teluk Naga, dengan perincian bahan di bawah ini:
  • 21. · Kelapa muda saya beli dari kebun teman dengan harga Rp.2.000/buah (saya beli 15 buah Rp.30.000) · Es batu saya buat di rumah · Sirup Kurnia cap patung Rp.13.000 · Plastik minyak 2 ons Rp.2.000 · Karet pengikat 2 ons Rp.2.000 · Pipet 1 kantong Rp.2.000 Kursi, meja, saya ambil dari rumah Total bahan: Rp.49.000 (sisa Rp.2.000) Dari bahan tersebut saya menjual kelapa muda di pinggir Desa Muara, Teluk Naga. Saya menjual dengan harga Rp.7.000/buah (+es,sirup) dan Rp.5.000/buah (+es, tidak pakai sirup). Kelapa tersisa hanya 1 buah dari hasil penjualan saya di hari ketiga ini. Saya berhasil mengumpulkan uang sebesar Rp.94.000 (12 buah terjual dengan harga Rp.7.000 dan sisa nya terjual dengan harga Rp.5000). Jadi laba bersih saya adalah Rp.45.000. Total Rp.94.000 + Rp.2.000(uang sisa)= Rp.96.000 Hari ke empat dengan modal Rp.96.000 saya masih menjual kelapa muda dengan perincian sebagai berikut: · Kelapa muda saya beli dari kebun teman dengan harga Rp.2.000/buah (saya beli 25 buah Rp.50.000) · Es batu saya buat di rumah · Sirup Kurnia cap patung 2 botol Rp.26.000 · Plastik minyak 2 ons Rp.2.000 · Karet pengikat 2 ons Rp.2.000 · Pipet 1 kantong Rp.2.000 Total bahan: Rp.82.000 (sisa Rp.14.000)
  • 22. Dari bahan tersebut saya menjual es kelapa muda di tempat yang sama dan juga harga yang sama seperti kemarin yaitu Rp.7.000/buah(+es,sirup) dan Rp.5.000/buah (+es, tidak pakai sirup). Kelapa muda terjual 21 buah di hari ke empat saya jualan dan saya berhasil mengumpulkan uang sebanyak Rp.141.000 (18 buah terjual dengan harga Rp.7.000 dan sisa nya terjual dengan harga Rp.5000/buah). Laba bersih saya adalah Rp.59.000. Total : Rp.141.000+Rp.14.000(uang sisa)= Rp.155.000 Hari ke lima saya mencoba membuka 2 usaha jualan saya dalam sehari yaitu kelapa muda dan bubur kacang hijau. Dan berikut perincian nya: Es kelapa muda: · Kelapa muda 20 buah Rp.40.000 · Es batu · Sirup Kurnia cap patung 2 botol Rp.26.000 · Plastik minyak 2 ons Rp.2.000 · Karet pengikat 2 ons Rp.2.000 · Pipet 1 kantong Rp.2.000 Total bahan: Rp.72.000 (sisa Rp.83.000) Dari bahan tersebut saya menjual kelapa dengan harga yang masih sama yaitu Rp.7.000/buah(+es,sirup) dan Rp.5.000/buah (+es, tidak pakai sirup). Kelapa muda terjual 16 buah di hari ke lima ini dan saya berhasil mengumpulkan uang sebanyak Rp.110.000 (15 buah terjual dengan harga Rp.7.000 dan sisa nya terjual dengan harga Rp.5000/buah). Jadi laba bersih saya adalah Rp.38.000 Bubur kacang hijau: · Kacang hijau 1kg Rp.14.000 · Gula pasir ¼ Rp.3.000 · Kelapa 1 butir Rp.2.000
  • 23. Total bahan Rp.19.000 (sisa Rp.64.000) Dari bahan tersebut saya membuat bubur kacang hijau sebanyak 16 gelas dengan harga Rp.3.500/gelas. Bubur tersisa 3 gelas dari hasil penjualan di hari ke lima tersebut. Saya berhasil mengumpulkan uang sebesar Rp.45.000 dan ADM untuk kepemilikan warung Rp.5.000, , jadi laba bersih saya adalah Rp. 21.000. Total semua beserta dengan modal dan laba adalah Rp.40.000. Perhitungan jualan hari ke lima adalah: · Es kelapa muda Rp.110.000 · Bubur kacang hijau Rp.40.000 Total : Rp.150.000+ (sisa Rp.64.000)=Rp.214.000 Saya berhasil mengumpulkan uang, dengan perhitungan sebagai berikut :  pendapatan hari pertama sebesar Rp 19.000,00  pendapatan di hari kedua sebesar Rp 51.000,00  pendapatan di hari ketiga sebesar Rp 96.000,00  pendapatan di hari ke empat sebesar Rp 155.000,00  pendapatan di hari kelima sebesar Rp214.000,00 1. Total penghasilan Rp.214.000,00 2. dikurangi dengan modal awal Rp 10.000,00 3. laba bersih Rp 204.000,00