SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
TRANSFORMASI NELAYAN MENUJU TARAF KEHIDUPAN YANG LEBIH 
BAIK: DAMPAK PARIWISATA, KEBIJAKAN TAKSI MINA BAHARI, DAN 
EKONOMI 
BAB I 
PENDAHULUAN 
1.1. LATAR BELAKANG 
Indonesia adalah negara maritim, yang sebagian besar wilayahnya lautan dan 
Indonesia terkenal dengan Sumber Daya Alam (SDA) terutama di bidang Perikanan dan 
Kelautan. Wilayah lautan dan pesisir Indonesia terkandung kekayaan sumberdaya laut yang 
sangat melimpah. Bahkan di anggap Kekayan SDA Indonesia tidak akan pernah habis, meski 
di ekspor ke luar negeri. Layaknya menjadi surga setiap pelaut atau para nelayan yang hidup 
di pesisir laut, yang kehiduanya sangat tergantung apa hasil laut. Dengan SDA yang 
melimpah seharusnya masyarakat pesisir hidup dengan layan secara merata. Namun justru 
sebaliknya, hanya segelintir nelayan yang hidup berkecukupan dan sebagian besar yang lain 
hidupnya tidah berkecukupan, bahkan bisa dikatakan mengalami ketertinggalan. Ini lah yang 
mengakibatkan kesenjangan tingkat kesejahteraan antara masyarakat (daratan dan pesisir). 
Masyarak pesisir hanya bermata pencaharian yang lekat dengan resiko krisis dan ketidak 
pastian crisis risk and uncertainty. 
Melihat kesenjangan antara masyarakat, pemerintah memutuskan pada tahun 1999 di 
sektor Kelautan dan Perikanan dengan membentuk Departemen Kelautan dan Perikanan RI. 
Keputusan ini membawa dampak positif bagi masyarakat pesisir (budidaya ikan, 
pengelolahan dan perdagangan ikan). Hal ini di dukung dengan permintaan konsumen 
terhadap ikan sangat tinggi dari tahun ke tahun, tapi ironisnya produktivitasnya semakin 
menurun. Secara fisiolofis pengertian produktivitas merupakan wujud dari sikap atau mental 
untuk berusaha agar hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari 
hari ini. Untuk mendapatkan mental seperti itu, nelayan harus mempunyai kriteria sebagai 
tenaga keja yang produktif. 
Karena SDA yang melimpah, investor luar pun tergiur untuk menjadikan wilayah 
pesisir sebagai objek wisata. Disisi lain berdamak positif, yaitu untuk memajukan 
perekonomian masyarakat pesisir, tetapi disisi lain berdamak negatif yaitu malah menutu 
akses masyarakat pesisir untuk memanfaatkan pontensi perekonomian. Hanya di karenakan 
masyarakat pesisir keterbatasan berekomunikasi, pendidikan yang rendah, tidak menjaga 
kebersihan pantai dan pesisir, dls. Sehingga di keluarkanlah Keputusan Menteri Kelautan dan 
Perikanan Nomor 18 Tahun 2004 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Pemberdayaan 
Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP). Tidak hanya itu, dalam memanfaatkan sumber daya 
ikan tersebut, salah satustrategi yang bisa di ambil adalah melalui Kebijakan Taksi Mina 
Bahari (TMB). 
Oleh sebab itu, kita harus mengubah pola pikir masyarakat pesisir dari tidak tahu 
arah menjadi terarah dan termanajemen dalam memanfaatkan/mengelola SDA yang ada, dan
perekonomian masyarakat pesisir dapat terkelola dengan baik. Memberdayakan masyarakat 
pesisir menjadi masyarakat yang sejahtera dan mandiri. Sehingga di harapkan akan ada 
perubahan yang signifikan di kehiduan masyarakat pesisir Indonesia. 
1.2. TUJUAN 
Berdasarkan latar belakang di atas tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai 
berikut: 
 Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir, 
 Meningkatkan kualitas SDA dan penguatan lembaga sosial, 
 Meningkatkan akses permodalan melalui micro finance, 
 Memberikan jaminan sosial, 
 Memberikan jaminan pendidikan, 
 Mengajarkan teknologi, 
 Menerakan Taksi Mina Bahari, 
 Mengajarkan pengelolaan SDA, 
 dls.
BAB II 
PEMBAHASAN JURNAL 
Jurnal berjudul “Community Based Tourism Pada Masyarakat Pesisir; Dampaknya 
Terhadap Lingkungan dan Pemberdayaan Ekonomi” oleh Siti Arieta. 
Pengelola sektor pariwisata banyak mengikutkan investor swasta yang telah 
terbukti dapat memajukan pembangunan. Tapi tidak menuntut kemungkinan 
pemerintah merasakan hal dilematis, terutama pemerinah daerah yang berusaha 
menaikkan pendapatan asli daerahnya. Namu kerjasama seperti ini tidak pula 
menyelesaikan masalah kemiskinan dan ketertinggalan yang di rasakan masyarakat 
pesisir. 
Idealnya, keberhasilan pariwisata (Samsul:2001) di maknai oleh terpenuhinya: 
1) Faktor Kelngkaan (Scarcity) 
2) Faktor Kealamian (Naturalism) 
3) Faktor Keunikan (Uniqueness) 
4) Faktor Pemberdayaan Masyarakat (Community empowerment) 
5) Faktor Otimalisasi Lahan (Area otimalsation) 
6) Faktor Pemerataan (Equality) 
Ketergantungan Terhadap Lingkungan 
Econimy→Society→Environment 
Artinya masyarakat tidak bisa hidu tanpa lingkungan, begitu pun perekonomian tidak 
akan berjan bia tidak ada Sumber Daya Alam (SDA). 
Kriteria masyarakat pesisir dalam menjalankan ecoutorism: 
1. Wisatawan di ajak untuk menghargai ekosistem pesisir dalam kesatuan 
budaya, 
2. Memberikan mendidikan untuk memerkenalkan kearifan SDA, 
3. Adanya gaet untuk menemani wisatawan, 
4. Mengurangi dampak negatif pada lingkungan alam, 
5. Mendukung perlindungn daerah alam, 
Jurnal berjudul “Dampak Imlementasi Kebijakan Taksi Mina Bahari pada 
Produktivitas Nelayan Tradisional” oleh Sukarman Kamuli. 
Implementasi kebijakan TMB diharapkan dapat mengakomodir kepentingan 
nelayan secara perorangan, kepentingan anggota keluarganya maupun kepentingan 
nelayan secara kelembagaan. Mengakomodir nelayan secara keseluruhan belum bisa 
di penuhi secara keseluruhan. Disebabkan karena; pertama, pembelihan peralatan 
nelayan masih di sesuaikan dengan anggaran. Kedua, peralatan di sesuaikan
kemampuan dan ketramilan para nelayan. Ketiga, pemberian fasilitas harus di sikapi 
dengan hati-hati karena SDM nelayan masih rendah. Keemat, kecendrungan para 
nelayan masih belum tau tentang pengelompokan nelayan sebagai wadah organisasi 
nelayan. 
Implementasi Kebijakan TMB di arahkan agar para nelayan tradisional: 
a. Mampu memenuhi kehiduannya sehari dan bisa membeli eralatan yang di 
butuhkan 
b. Mengelolah hasil ikan yang di dapat sebelum di jual 
c. Adanya kelompok nelayan penangkaan lebih baik lagi 
Manfaat adanya Implementasi Kebijakan TMB ada kenyataan menunjukkan: 
a. Pendaatn ara nelayan setelah mendapatkan bantuan peralatan, tai terkendala 
dalam pemasaran 
b. Uaya dalam pengolahan belum seenuhnya maksimal 
c. Belum adanya persediaan penampung ikan bila over fishing 
d. Perlakuan produksi seperti pengeringan,tempat penampungan sementara, serta 
akses transportasi ke TPI atau di wilayah-wilayah tertentu masih mengalami 
masalah. 
Jurnal berjudul “Transformasi Pranata Patronase Masyarakat Nelayan: Dari Ekonomi 
Moralitas menuju Ekonomi Pasar” oleh Mirajiani, Ekawati S.Wahyuni, Arif Satria, 
Saharuddin, Tridoyo Kusumastanto. 
Pranata Patronase Berbasis MoralitasDi Era Pra Ekonomi Pasar 
Masyarakat pesisir masih terisolasi karena wilayanya belum memiliki akses 
keluar masuk wilayah dengan lancar. Di Era ini pula masyarakat pesisir memenuhi 
kebutuhannya dengan cara barter. Pada masa ini disebut sebagai pranata patronase 
tradisional dengan ciri yaitu: (1). Patron memberikan jaminan penghidupan nelayan 
sebagai klein pada level substisen, (2). Patron memberikan jaminan penghidupan 
nelayan sebagai klein pada situasi krisis, (3). Adanya perlindungan, (4). Harus 
memiliki loyalitas dan kesetiaan sepenuhnya untuk kepentingn patron, (5). Klein tidak 
menanggung resiko, (6). Menjaga harmoni atas hubungan-hubungan yang telah 
terbina, (7). Adanya pertukaran material, (8). dls. Menurut H. Af (75 th): Dulu, tidak 
seperti sekarang jaman orang mau kaya sendiri, mementingkan diri sendiri, 
mengumpulkan duit terus yang banyak. Dahulu jaman kita juragannya tanggung 
jawab, baik, tidak perhitungan, makanya anak buah juga tidak menghitung. Prinsipnya 
tolong menolong, saling membutuhkan, makanya tanya sama orang-orang dulu, tidak 
ada istilah anak buah juragan dibajak sama juragan lain seperti sekarang. Sekali jadi 
anak buah juragan tertentu, akan terus jadi anak buah, sampai tua. 
Pranata Patronase Berbasis Ekonomi Pasar di Era Masa kini 
Walaupun pada saat itu kondisi jalan belum diaspal, namun pada saat inilah 
masyarakat nelayan setempat mulai benar-benar bersentuhan dengan pranata ekonomi 
pasar secara terbuka. Penyebab dari perubahan pranata ekonomi patronase tersebut, 
antara lain:
Situasi ekonomi yang berubah, antara lain : 
1. Komersialisasi produk perikanan (peningkatan nilai ekonomis hampir semua 
produk perikanan 
2. Akses terhadap pasar menjadi lebih mudah dan terbuka karena dibangunnya 
prasarana jalan dan penambahan sarana transportasi 
3. Adanya migrasi keluar dan migrasi masuk. 
4. Bertambahnya pemodal-pemodal baru yang juga berperan sebagai patron-patron 
yang baru (notabene bukan orang asli) justru mendorong bargaining 
power klien lebih meningkat. 
5. Mulai ada pasokan dana/modal untukusaha perikanan dari sektor lain 
(permodalan lintas sektor) terutama dari sektor pariwisata. 
Modernisasi perikanan yang membawa perubahan tehadap penagkapan ikan: 
a. Introdusi penangkapan ikan dengan menggunakan teknologi bagan, 
b. Penggunaan kapal-kapal motor yang memiliki kapasitas yang lebih besar. 
Tabel 1. Transformasi Pranata Patronase dari Pra Ekonomi Pasar dan Ekonomi Pasar 
NO. Faktor Perinci Patronase Pra Ekonomi 
Ekonomi 
Patronase Ekonomi 
Pasar 
1 Orientasi aktivitas 
ekonomi 
Pemenuhan Kebutuhan 
Subsistensi 
Pemenuhan Kebutuhan di 
atas subsistensi 
2 Dasar pengambilan 
keputusan ekonomi 
Harmoni atas hubungan/ 
relasi ekonomi yang terbina 
Mengambil pilihan 
terbaik dari alternatif 
pilihan yang tersedia 
3 Relasi dan transaksi 
ekonomi 
Tidak semata perhitungan 
ekonomi 
Didasari perhitungan eko- 
4 Interaksi ekonomi Saling membutuhkan dan 
saling menolong 
Saling membutuhkan dan 
saling mementingkan diri 
sendiri 
5 Asas/ basis hubungan 
ekonomi 
Moralitas Rasionalitas Pasar 
6 Kelanggengan ikatan Relatif langgeng Tergantung kepentingan 
ekonomi 
7 Sumber daya yang 
dipertukarkan 
Material dan immaterial material 
8 Perbedaan sumber 
daya yang dimiliki 
patron-klien 
Besar dan jelas 
Relatif sedikit dan kurang 
jelas 
9 Kontrol patron terhadap 
klien 
Kuat Kurang kuat 
10 Loyalitas Klien Loyal Kurang loyal 
11 Jaminan yang dicover 
Patron 
Luas/jaminan subsistensi Terbatas (dengan 
perhitun- gan ekonom 
12 Resiko Menghindari resiko atau re- Mengambil resiko atau
siko didistribusikan tanpa 
perhitungan ekonomi 
resiko 
didistribusikan dengan 
perhitungan ekonomi 
13 Surplus Diakumulasi untuk masa 
krisis 
Untuk saving, investasi 
dan konsumsi. 
Memberdayakan seluruh 
anggota keluarga untuk 
mencari nafkah 
(straddling strategy) 
14 Asuransi Mengandalkan patronase 
sebagai institusi asuransi 
sosial 
Mengandalkan relasi 
ekonomi alternatif di luar 
patronase 
Memberdayakan seluruh 
anggota keluarga untuk 
mencari nafkah 
(straddling strategy) 
15 Posisi Klien atas pilihan 
ekonomi 
Tidak memiliki pilihan lain Memiliki pilihan alternati 
16 Peranan modal Tidak terlalu Vital Sangat Vital 
17 Persaingan Dianggap mengganggu ke-selarasan 
hubungan 
ekonomi 
Menyediakan alternatif 
dan peluang ekonomi 
baru
BAB III 
ANALISIS 
 Jurnal berjudul “Community Based Tourism Pada Masyarakat Pesisir; Dampaknya 
Terhadap Lingkungan dan Pemberdayaan Ekonomi” oleh Siti Arieta. 
Pembangunan pariwisata sangat di butuhkan untuk membawah kesejahteraan 
pada masyarakat pesisir, menambah perekonomian masyarakat. Selain membawa 
dampak besar bagi kesejahteraan masyarakat pesisir, tidak kemungkinan juga 
membawa dampak negatif bagi masyarakat pesisir. Yang di sebabkan kurangnya 
pengetahuan dan tidak mampu dalam berkomunikasi dengan para wisatawan. Tapi 
dengan adanya embangunan harus ada sistim yang terstruktur agar ke alamian esisir 
teta terjaga dan ada endidikan bagi wisatawan untuk lebih menghargai 
ketradisionalan, serta bisa menghargai alam. 
 Jurnal berjudul “Dampak Imlementasi Kebijakan Taksi Mina Bahari pada 
Produktivitas Nelayan Tradisional” oleh Sukarman Kamuli 
Kebijakan TMB membawa pengaruh dalam kelangsungan masyarakat pesisir. 
Bagaimana tidak, di dalam TMB masyarakat pesisir di berikan pengajaran dalam 
membudidayakan ikan. Tidak hanya itu masyarakatun di ajarkan untuk mengelolah 
hasilnya sendiri sebelum di jual, sehingga bisa menambah perekonomian sehari-hari 
dan bisa menabung untuk masa depan. Implementasi Kebijakan TMB di arahkan agar 
para nelayan tradisional: a).Mampu memenuhi kehiduannya sehari dan bisa membeli 
eralatan yang di butuhkan, b).Mengelolah hasil ikan yang di dapat sebelum di jual, c). 
Adanya kelompok nelayan penangkaan lebih baik lagi 
 Jurnal berjudul “Transformasi Pranata Patronase Masyarakat Nelayan: Dari Ekonomi 
Moralitas menuju Ekonomi Pasar” oleh Mirajiani, Ekawati S.Wahyuni, Arif Satria, 
Saharuddin, Tridoyo Kusumastanto. 
Transformasi pranata patronase masyarakat nelayan itu di bagi menjadi 2 yaitu 
era pranata pasar dan era masa kini. Era pranata pasar yaitu di mana semuanya itu 
masih sangat tradisional. Bagaimana tidak untuk memenuhi kebutuhannya masyarakat 
menggunakan sistem barter. Walauun kehiduannya sangat sederhana tapi masyarakat 
nelayan dulu sangat menjunjung solidaritas dan kejujuran. tidak seerti sekarang 
mereka hanya memikirkan hidunya sendiri dan kekuasaannya. Sedangkan era masa 
kini adalah semunya sudah mulai maju, walauun belum di asal tetapi akses jalannya 
sangat mudah untuk di temuh. Tidak begitu sulit seperti era pranata pasar. Penyebab 
dari perubahan pranata ekonomi patronase itu adalah karena Situasi ekonomi yang 
berubah dan Modernisasi perikanan yang membawa perubahan tehadap penagkapan 
ikan
BAB IV 
PENUTUP 
4.1 KESIMPULAN 
Masyarakat pesisir tergolong menjadi 3 bagian yaitu, masyrakat perairan, masyarakat 
nelayan dan masyarakat pesisir tradisional. Ada umumnya masyarakat pesisir Indonesia lekat 
dengan kesenjangan social ekonomi, rata-rata masyarakat pesisir masih hidup pada garis 
kemiskinan bahkan tidak sedikit yang hidup di bawah garis kemiskinan. Kehiduan 
masyarakat pesisir sangat miris, seperti yang kita tahu Indonesia merupakan Negara 
kepulauan yang kaya akan sumberdaya perikanan dan kelautan. Hal itu tidak sebanding lurus 
dengan realita masyarakat pesisir yang ada. 
Sehingga perlu adanya pembangunan pariwisata untuk memajukan erekonomian 
masyarakat pesisir. tidak hany itu perlu adanya kebijakan untuk pendidikan mereka seerti 
kebijakan TMB yang seperti kita ketahui di atas. Sehingga adanya erubahan dari 
perekonomian yang rendah menuju perekonomian yang lebih baik. 
Oleh karena itu pemerintah harus membuka mata untuk sedikit saja melihat 
kehidupan masyarakat pesisir yang kurang dari kata sejahtera. Dan membuat kebijakan 
kebijakan yang membela masarakat pesisir. 
4.2 SARAN 
Dalam penulisan makalah ini saya memberikan saran yang mungkin bisa 
membawa perubahan yaitu: 
 Stop bagunan darat, mulai pembangunan laut 
 Memberikan jaminan sosial untuk masyarakat 
 Tidak terbantasnya akses jalan 
 Jaminan pendidikan 
 Hukum Laut lebih di pertegas lagi, melihat banyak pencurian di laut Indonesia 
 Memberikan fasilitas informasi dan komunikasi tapi juga di samingi dengan 
pengajaran 
 Sering memberikan sosialisasi keadapa para masyarakat 
Bila kita tidak ingin kehilangan maka kita harus merawat dan menjaga apa yang 
sudah kita punya. Janagn samai di ramas oleh negara lain.
DAFTAR PUSTAKA 
Arieta, Siti. (2013). “Community Based Tourism Pada Masyarakat Pesisir; 
Dampaknya Terhadap Lingkungan dan Pemberdayaan Ekonomi” 
http://riset.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2013/10/7-jurnal-revisi-ARIETA-FISIP-UMRAH. 
pdf 
Kamuli, Sukarman. 2013 “Dampak Imlementasi Kebijakan Taksi Mina Bahari pada 
Produktivitas Nelayan Tradisional” 
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=32235&val=2287 
Mirajiani. S,Ekawati. Wahyuni. Satria,Arif. Saharuddin. (2014) “Transformasi 
Pranata Patronase Masyarakat Nelayan: Dari Ekonomi Moralitas menuju Ekonomi 
Pasar” oleh Tridoyo Kusumastanto. 
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/komunitas

More Related Content

Similar to jurnal tranformasi masyarakat pesisir

Masyarakat Pesisir dan Pemberdayaannya
Masyarakat Pesisir dan PemberdayaannyaMasyarakat Pesisir dan Pemberdayaannya
Masyarakat Pesisir dan Pemberdayaannya
Ainun Dita Febriyanti
 
Inayah makalah sosbudsir
Inayah makalah sosbudsirInayah makalah sosbudsir
Inayah makalah sosbudsir
shelibilqis
 
Membangun ekonomi bangsa berbasis kelautan dan perikanan
Membangun ekonomi bangsa berbasis kelautan dan perikananMembangun ekonomi bangsa berbasis kelautan dan perikanan
Membangun ekonomi bangsa berbasis kelautan dan perikanan
PT. SASA
 
Kebijakan pembangunan wilayah pesisir dan lautan
Kebijakan pembangunan wilayah pesisir dan lautanKebijakan pembangunan wilayah pesisir dan lautan
Kebijakan pembangunan wilayah pesisir dan lautan
Pepen Mahale
 
259-Article Text-503-1-10-20151008.pdf
259-Article Text-503-1-10-20151008.pdf259-Article Text-503-1-10-20151008.pdf
259-Article Text-503-1-10-20151008.pdf
ssuserea700d
 
Kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alam
Kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alamKearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alam
Kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alam
deviarsel
 
Hnn 2016 esai agung putra nugraha fmbc fisher maintenance building centre
Hnn 2016 esai agung putra nugraha fmbc fisher maintenance    building centreHnn 2016 esai agung putra nugraha fmbc fisher maintenance    building centre
Hnn 2016 esai agung putra nugraha fmbc fisher maintenance building centre
Agung Nugraha
 

Similar to jurnal tranformasi masyarakat pesisir (20)

Masyarakat Pesisir dan Pemberdayaannya
Masyarakat Pesisir dan PemberdayaannyaMasyarakat Pesisir dan Pemberdayaannya
Masyarakat Pesisir dan Pemberdayaannya
 
Pembangunan kelautan dalam
Pembangunan kelautan dalamPembangunan kelautan dalam
Pembangunan kelautan dalam
 
Pendayagunaan dan Optimalisasi Potensi Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Dala...
Pendayagunaan dan Optimalisasi Potensi Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Dala...Pendayagunaan dan Optimalisasi Potensi Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Dala...
Pendayagunaan dan Optimalisasi Potensi Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Dala...
 
Inayah makalah sosbudsir
Inayah makalah sosbudsirInayah makalah sosbudsir
Inayah makalah sosbudsir
 
Membangun ekonomi bangsa berbasis kelautan dan perikanan
Membangun ekonomi bangsa berbasis kelautan dan perikananMembangun ekonomi bangsa berbasis kelautan dan perikanan
Membangun ekonomi bangsa berbasis kelautan dan perikanan
 
Kebijakan pembangunan wilayah pesisir dan lautan
Kebijakan pembangunan wilayah pesisir dan lautanKebijakan pembangunan wilayah pesisir dan lautan
Kebijakan pembangunan wilayah pesisir dan lautan
 
259-Article Text-503-1-10-20151008.pdf
259-Article Text-503-1-10-20151008.pdf259-Article Text-503-1-10-20151008.pdf
259-Article Text-503-1-10-20151008.pdf
 
Makalah pemberdayaan masyarakat pesisir
Makalah pemberdayaan masyarakat pesisirMakalah pemberdayaan masyarakat pesisir
Makalah pemberdayaan masyarakat pesisir
 
press_release.pdf
press_release.pdfpress_release.pdf
press_release.pdf
 
Esdk
EsdkEsdk
Esdk
 
Makalah pemberdayaan masyarakat pesisir
Makalah pemberdayaan masyarakat pesisirMakalah pemberdayaan masyarakat pesisir
Makalah pemberdayaan masyarakat pesisir
 
Awik-awik pesisir laut dan pulau kecil
Awik-awik pesisir laut dan pulau kecilAwik-awik pesisir laut dan pulau kecil
Awik-awik pesisir laut dan pulau kecil
 
Pep.5
Pep.5Pep.5
Pep.5
 
Strategi peningkatan dan pengawasan
Strategi peningkatan dan pengawasanStrategi peningkatan dan pengawasan
Strategi peningkatan dan pengawasan
 
Rev kkn
Rev kknRev kkn
Rev kkn
 
Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pesisir Berbasis Manajemen Sumberdaya Perikanan
Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pesisir Berbasis Manajemen Sumberdaya PerikananPengembangan Ekonomi Masyarakat Pesisir Berbasis Manajemen Sumberdaya Perikanan
Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pesisir Berbasis Manajemen Sumberdaya Perikanan
 
Kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alam
Kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alamKearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alam
Kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alam
 
;B
;B;B
;B
 
Hnn 2016 esai agung putra nugraha fmbc fisher maintenance building centre
Hnn 2016 esai agung putra nugraha fmbc fisher maintenance    building centreHnn 2016 esai agung putra nugraha fmbc fisher maintenance    building centre
Hnn 2016 esai agung putra nugraha fmbc fisher maintenance building centre
 
Proposal bata laiworu
Proposal bata laiworuProposal bata laiworu
Proposal bata laiworu
 

Recently uploaded

,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
furqanridha
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Jajang Sulaeman
 
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatankonsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
SuzanDwiPutra
 

Recently uploaded (20)

,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriSudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
 
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptxKegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
 
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfUAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASBAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
 
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatankonsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
 
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
 
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XIPPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
 

jurnal tranformasi masyarakat pesisir

  • 1. TRANSFORMASI NELAYAN MENUJU TARAF KEHIDUPAN YANG LEBIH BAIK: DAMPAK PARIWISATA, KEBIJAKAN TAKSI MINA BAHARI, DAN EKONOMI BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Indonesia adalah negara maritim, yang sebagian besar wilayahnya lautan dan Indonesia terkenal dengan Sumber Daya Alam (SDA) terutama di bidang Perikanan dan Kelautan. Wilayah lautan dan pesisir Indonesia terkandung kekayaan sumberdaya laut yang sangat melimpah. Bahkan di anggap Kekayan SDA Indonesia tidak akan pernah habis, meski di ekspor ke luar negeri. Layaknya menjadi surga setiap pelaut atau para nelayan yang hidup di pesisir laut, yang kehiduanya sangat tergantung apa hasil laut. Dengan SDA yang melimpah seharusnya masyarakat pesisir hidup dengan layan secara merata. Namun justru sebaliknya, hanya segelintir nelayan yang hidup berkecukupan dan sebagian besar yang lain hidupnya tidah berkecukupan, bahkan bisa dikatakan mengalami ketertinggalan. Ini lah yang mengakibatkan kesenjangan tingkat kesejahteraan antara masyarakat (daratan dan pesisir). Masyarak pesisir hanya bermata pencaharian yang lekat dengan resiko krisis dan ketidak pastian crisis risk and uncertainty. Melihat kesenjangan antara masyarakat, pemerintah memutuskan pada tahun 1999 di sektor Kelautan dan Perikanan dengan membentuk Departemen Kelautan dan Perikanan RI. Keputusan ini membawa dampak positif bagi masyarakat pesisir (budidaya ikan, pengelolahan dan perdagangan ikan). Hal ini di dukung dengan permintaan konsumen terhadap ikan sangat tinggi dari tahun ke tahun, tapi ironisnya produktivitasnya semakin menurun. Secara fisiolofis pengertian produktivitas merupakan wujud dari sikap atau mental untuk berusaha agar hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Untuk mendapatkan mental seperti itu, nelayan harus mempunyai kriteria sebagai tenaga keja yang produktif. Karena SDA yang melimpah, investor luar pun tergiur untuk menjadikan wilayah pesisir sebagai objek wisata. Disisi lain berdamak positif, yaitu untuk memajukan perekonomian masyarakat pesisir, tetapi disisi lain berdamak negatif yaitu malah menutu akses masyarakat pesisir untuk memanfaatkan pontensi perekonomian. Hanya di karenakan masyarakat pesisir keterbatasan berekomunikasi, pendidikan yang rendah, tidak menjaga kebersihan pantai dan pesisir, dls. Sehingga di keluarkanlah Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 18 Tahun 2004 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP). Tidak hanya itu, dalam memanfaatkan sumber daya ikan tersebut, salah satustrategi yang bisa di ambil adalah melalui Kebijakan Taksi Mina Bahari (TMB). Oleh sebab itu, kita harus mengubah pola pikir masyarakat pesisir dari tidak tahu arah menjadi terarah dan termanajemen dalam memanfaatkan/mengelola SDA yang ada, dan
  • 2. perekonomian masyarakat pesisir dapat terkelola dengan baik. Memberdayakan masyarakat pesisir menjadi masyarakat yang sejahtera dan mandiri. Sehingga di harapkan akan ada perubahan yang signifikan di kehiduan masyarakat pesisir Indonesia. 1.2. TUJUAN Berdasarkan latar belakang di atas tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:  Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir,  Meningkatkan kualitas SDA dan penguatan lembaga sosial,  Meningkatkan akses permodalan melalui micro finance,  Memberikan jaminan sosial,  Memberikan jaminan pendidikan,  Mengajarkan teknologi,  Menerakan Taksi Mina Bahari,  Mengajarkan pengelolaan SDA,  dls.
  • 3. BAB II PEMBAHASAN JURNAL Jurnal berjudul “Community Based Tourism Pada Masyarakat Pesisir; Dampaknya Terhadap Lingkungan dan Pemberdayaan Ekonomi” oleh Siti Arieta. Pengelola sektor pariwisata banyak mengikutkan investor swasta yang telah terbukti dapat memajukan pembangunan. Tapi tidak menuntut kemungkinan pemerintah merasakan hal dilematis, terutama pemerinah daerah yang berusaha menaikkan pendapatan asli daerahnya. Namu kerjasama seperti ini tidak pula menyelesaikan masalah kemiskinan dan ketertinggalan yang di rasakan masyarakat pesisir. Idealnya, keberhasilan pariwisata (Samsul:2001) di maknai oleh terpenuhinya: 1) Faktor Kelngkaan (Scarcity) 2) Faktor Kealamian (Naturalism) 3) Faktor Keunikan (Uniqueness) 4) Faktor Pemberdayaan Masyarakat (Community empowerment) 5) Faktor Otimalisasi Lahan (Area otimalsation) 6) Faktor Pemerataan (Equality) Ketergantungan Terhadap Lingkungan Econimy→Society→Environment Artinya masyarakat tidak bisa hidu tanpa lingkungan, begitu pun perekonomian tidak akan berjan bia tidak ada Sumber Daya Alam (SDA). Kriteria masyarakat pesisir dalam menjalankan ecoutorism: 1. Wisatawan di ajak untuk menghargai ekosistem pesisir dalam kesatuan budaya, 2. Memberikan mendidikan untuk memerkenalkan kearifan SDA, 3. Adanya gaet untuk menemani wisatawan, 4. Mengurangi dampak negatif pada lingkungan alam, 5. Mendukung perlindungn daerah alam, Jurnal berjudul “Dampak Imlementasi Kebijakan Taksi Mina Bahari pada Produktivitas Nelayan Tradisional” oleh Sukarman Kamuli. Implementasi kebijakan TMB diharapkan dapat mengakomodir kepentingan nelayan secara perorangan, kepentingan anggota keluarganya maupun kepentingan nelayan secara kelembagaan. Mengakomodir nelayan secara keseluruhan belum bisa di penuhi secara keseluruhan. Disebabkan karena; pertama, pembelihan peralatan nelayan masih di sesuaikan dengan anggaran. Kedua, peralatan di sesuaikan
  • 4. kemampuan dan ketramilan para nelayan. Ketiga, pemberian fasilitas harus di sikapi dengan hati-hati karena SDM nelayan masih rendah. Keemat, kecendrungan para nelayan masih belum tau tentang pengelompokan nelayan sebagai wadah organisasi nelayan. Implementasi Kebijakan TMB di arahkan agar para nelayan tradisional: a. Mampu memenuhi kehiduannya sehari dan bisa membeli eralatan yang di butuhkan b. Mengelolah hasil ikan yang di dapat sebelum di jual c. Adanya kelompok nelayan penangkaan lebih baik lagi Manfaat adanya Implementasi Kebijakan TMB ada kenyataan menunjukkan: a. Pendaatn ara nelayan setelah mendapatkan bantuan peralatan, tai terkendala dalam pemasaran b. Uaya dalam pengolahan belum seenuhnya maksimal c. Belum adanya persediaan penampung ikan bila over fishing d. Perlakuan produksi seperti pengeringan,tempat penampungan sementara, serta akses transportasi ke TPI atau di wilayah-wilayah tertentu masih mengalami masalah. Jurnal berjudul “Transformasi Pranata Patronase Masyarakat Nelayan: Dari Ekonomi Moralitas menuju Ekonomi Pasar” oleh Mirajiani, Ekawati S.Wahyuni, Arif Satria, Saharuddin, Tridoyo Kusumastanto. Pranata Patronase Berbasis MoralitasDi Era Pra Ekonomi Pasar Masyarakat pesisir masih terisolasi karena wilayanya belum memiliki akses keluar masuk wilayah dengan lancar. Di Era ini pula masyarakat pesisir memenuhi kebutuhannya dengan cara barter. Pada masa ini disebut sebagai pranata patronase tradisional dengan ciri yaitu: (1). Patron memberikan jaminan penghidupan nelayan sebagai klein pada level substisen, (2). Patron memberikan jaminan penghidupan nelayan sebagai klein pada situasi krisis, (3). Adanya perlindungan, (4). Harus memiliki loyalitas dan kesetiaan sepenuhnya untuk kepentingn patron, (5). Klein tidak menanggung resiko, (6). Menjaga harmoni atas hubungan-hubungan yang telah terbina, (7). Adanya pertukaran material, (8). dls. Menurut H. Af (75 th): Dulu, tidak seperti sekarang jaman orang mau kaya sendiri, mementingkan diri sendiri, mengumpulkan duit terus yang banyak. Dahulu jaman kita juragannya tanggung jawab, baik, tidak perhitungan, makanya anak buah juga tidak menghitung. Prinsipnya tolong menolong, saling membutuhkan, makanya tanya sama orang-orang dulu, tidak ada istilah anak buah juragan dibajak sama juragan lain seperti sekarang. Sekali jadi anak buah juragan tertentu, akan terus jadi anak buah, sampai tua. Pranata Patronase Berbasis Ekonomi Pasar di Era Masa kini Walaupun pada saat itu kondisi jalan belum diaspal, namun pada saat inilah masyarakat nelayan setempat mulai benar-benar bersentuhan dengan pranata ekonomi pasar secara terbuka. Penyebab dari perubahan pranata ekonomi patronase tersebut, antara lain:
  • 5. Situasi ekonomi yang berubah, antara lain : 1. Komersialisasi produk perikanan (peningkatan nilai ekonomis hampir semua produk perikanan 2. Akses terhadap pasar menjadi lebih mudah dan terbuka karena dibangunnya prasarana jalan dan penambahan sarana transportasi 3. Adanya migrasi keluar dan migrasi masuk. 4. Bertambahnya pemodal-pemodal baru yang juga berperan sebagai patron-patron yang baru (notabene bukan orang asli) justru mendorong bargaining power klien lebih meningkat. 5. Mulai ada pasokan dana/modal untukusaha perikanan dari sektor lain (permodalan lintas sektor) terutama dari sektor pariwisata. Modernisasi perikanan yang membawa perubahan tehadap penagkapan ikan: a. Introdusi penangkapan ikan dengan menggunakan teknologi bagan, b. Penggunaan kapal-kapal motor yang memiliki kapasitas yang lebih besar. Tabel 1. Transformasi Pranata Patronase dari Pra Ekonomi Pasar dan Ekonomi Pasar NO. Faktor Perinci Patronase Pra Ekonomi Ekonomi Patronase Ekonomi Pasar 1 Orientasi aktivitas ekonomi Pemenuhan Kebutuhan Subsistensi Pemenuhan Kebutuhan di atas subsistensi 2 Dasar pengambilan keputusan ekonomi Harmoni atas hubungan/ relasi ekonomi yang terbina Mengambil pilihan terbaik dari alternatif pilihan yang tersedia 3 Relasi dan transaksi ekonomi Tidak semata perhitungan ekonomi Didasari perhitungan eko- 4 Interaksi ekonomi Saling membutuhkan dan saling menolong Saling membutuhkan dan saling mementingkan diri sendiri 5 Asas/ basis hubungan ekonomi Moralitas Rasionalitas Pasar 6 Kelanggengan ikatan Relatif langgeng Tergantung kepentingan ekonomi 7 Sumber daya yang dipertukarkan Material dan immaterial material 8 Perbedaan sumber daya yang dimiliki patron-klien Besar dan jelas Relatif sedikit dan kurang jelas 9 Kontrol patron terhadap klien Kuat Kurang kuat 10 Loyalitas Klien Loyal Kurang loyal 11 Jaminan yang dicover Patron Luas/jaminan subsistensi Terbatas (dengan perhitun- gan ekonom 12 Resiko Menghindari resiko atau re- Mengambil resiko atau
  • 6. siko didistribusikan tanpa perhitungan ekonomi resiko didistribusikan dengan perhitungan ekonomi 13 Surplus Diakumulasi untuk masa krisis Untuk saving, investasi dan konsumsi. Memberdayakan seluruh anggota keluarga untuk mencari nafkah (straddling strategy) 14 Asuransi Mengandalkan patronase sebagai institusi asuransi sosial Mengandalkan relasi ekonomi alternatif di luar patronase Memberdayakan seluruh anggota keluarga untuk mencari nafkah (straddling strategy) 15 Posisi Klien atas pilihan ekonomi Tidak memiliki pilihan lain Memiliki pilihan alternati 16 Peranan modal Tidak terlalu Vital Sangat Vital 17 Persaingan Dianggap mengganggu ke-selarasan hubungan ekonomi Menyediakan alternatif dan peluang ekonomi baru
  • 7. BAB III ANALISIS  Jurnal berjudul “Community Based Tourism Pada Masyarakat Pesisir; Dampaknya Terhadap Lingkungan dan Pemberdayaan Ekonomi” oleh Siti Arieta. Pembangunan pariwisata sangat di butuhkan untuk membawah kesejahteraan pada masyarakat pesisir, menambah perekonomian masyarakat. Selain membawa dampak besar bagi kesejahteraan masyarakat pesisir, tidak kemungkinan juga membawa dampak negatif bagi masyarakat pesisir. Yang di sebabkan kurangnya pengetahuan dan tidak mampu dalam berkomunikasi dengan para wisatawan. Tapi dengan adanya embangunan harus ada sistim yang terstruktur agar ke alamian esisir teta terjaga dan ada endidikan bagi wisatawan untuk lebih menghargai ketradisionalan, serta bisa menghargai alam.  Jurnal berjudul “Dampak Imlementasi Kebijakan Taksi Mina Bahari pada Produktivitas Nelayan Tradisional” oleh Sukarman Kamuli Kebijakan TMB membawa pengaruh dalam kelangsungan masyarakat pesisir. Bagaimana tidak, di dalam TMB masyarakat pesisir di berikan pengajaran dalam membudidayakan ikan. Tidak hanya itu masyarakatun di ajarkan untuk mengelolah hasilnya sendiri sebelum di jual, sehingga bisa menambah perekonomian sehari-hari dan bisa menabung untuk masa depan. Implementasi Kebijakan TMB di arahkan agar para nelayan tradisional: a).Mampu memenuhi kehiduannya sehari dan bisa membeli eralatan yang di butuhkan, b).Mengelolah hasil ikan yang di dapat sebelum di jual, c). Adanya kelompok nelayan penangkaan lebih baik lagi  Jurnal berjudul “Transformasi Pranata Patronase Masyarakat Nelayan: Dari Ekonomi Moralitas menuju Ekonomi Pasar” oleh Mirajiani, Ekawati S.Wahyuni, Arif Satria, Saharuddin, Tridoyo Kusumastanto. Transformasi pranata patronase masyarakat nelayan itu di bagi menjadi 2 yaitu era pranata pasar dan era masa kini. Era pranata pasar yaitu di mana semuanya itu masih sangat tradisional. Bagaimana tidak untuk memenuhi kebutuhannya masyarakat menggunakan sistem barter. Walauun kehiduannya sangat sederhana tapi masyarakat nelayan dulu sangat menjunjung solidaritas dan kejujuran. tidak seerti sekarang mereka hanya memikirkan hidunya sendiri dan kekuasaannya. Sedangkan era masa kini adalah semunya sudah mulai maju, walauun belum di asal tetapi akses jalannya sangat mudah untuk di temuh. Tidak begitu sulit seperti era pranata pasar. Penyebab dari perubahan pranata ekonomi patronase itu adalah karena Situasi ekonomi yang berubah dan Modernisasi perikanan yang membawa perubahan tehadap penagkapan ikan
  • 8. BAB IV PENUTUP 4.1 KESIMPULAN Masyarakat pesisir tergolong menjadi 3 bagian yaitu, masyrakat perairan, masyarakat nelayan dan masyarakat pesisir tradisional. Ada umumnya masyarakat pesisir Indonesia lekat dengan kesenjangan social ekonomi, rata-rata masyarakat pesisir masih hidup pada garis kemiskinan bahkan tidak sedikit yang hidup di bawah garis kemiskinan. Kehiduan masyarakat pesisir sangat miris, seperti yang kita tahu Indonesia merupakan Negara kepulauan yang kaya akan sumberdaya perikanan dan kelautan. Hal itu tidak sebanding lurus dengan realita masyarakat pesisir yang ada. Sehingga perlu adanya pembangunan pariwisata untuk memajukan erekonomian masyarakat pesisir. tidak hany itu perlu adanya kebijakan untuk pendidikan mereka seerti kebijakan TMB yang seperti kita ketahui di atas. Sehingga adanya erubahan dari perekonomian yang rendah menuju perekonomian yang lebih baik. Oleh karena itu pemerintah harus membuka mata untuk sedikit saja melihat kehidupan masyarakat pesisir yang kurang dari kata sejahtera. Dan membuat kebijakan kebijakan yang membela masarakat pesisir. 4.2 SARAN Dalam penulisan makalah ini saya memberikan saran yang mungkin bisa membawa perubahan yaitu:  Stop bagunan darat, mulai pembangunan laut  Memberikan jaminan sosial untuk masyarakat  Tidak terbantasnya akses jalan  Jaminan pendidikan  Hukum Laut lebih di pertegas lagi, melihat banyak pencurian di laut Indonesia  Memberikan fasilitas informasi dan komunikasi tapi juga di samingi dengan pengajaran  Sering memberikan sosialisasi keadapa para masyarakat Bila kita tidak ingin kehilangan maka kita harus merawat dan menjaga apa yang sudah kita punya. Janagn samai di ramas oleh negara lain.
  • 9. DAFTAR PUSTAKA Arieta, Siti. (2013). “Community Based Tourism Pada Masyarakat Pesisir; Dampaknya Terhadap Lingkungan dan Pemberdayaan Ekonomi” http://riset.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2013/10/7-jurnal-revisi-ARIETA-FISIP-UMRAH. pdf Kamuli, Sukarman. 2013 “Dampak Imlementasi Kebijakan Taksi Mina Bahari pada Produktivitas Nelayan Tradisional” http://download.portalgaruda.org/article.php?article=32235&val=2287 Mirajiani. S,Ekawati. Wahyuni. Satria,Arif. Saharuddin. (2014) “Transformasi Pranata Patronase Masyarakat Nelayan: Dari Ekonomi Moralitas menuju Ekonomi Pasar” oleh Tridoyo Kusumastanto. http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/komunitas