PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
jurnal tranformasi masyarakat pesisir
1. TRANSFORMASI NELAYAN MENUJU TARAF KEHIDUPAN YANG LEBIH
BAIK: DAMPAK PARIWISATA, KEBIJAKAN TAKSI MINA BAHARI, DAN
EKONOMI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Indonesia adalah negara maritim, yang sebagian besar wilayahnya lautan dan
Indonesia terkenal dengan Sumber Daya Alam (SDA) terutama di bidang Perikanan dan
Kelautan. Wilayah lautan dan pesisir Indonesia terkandung kekayaan sumberdaya laut yang
sangat melimpah. Bahkan di anggap Kekayan SDA Indonesia tidak akan pernah habis, meski
di ekspor ke luar negeri. Layaknya menjadi surga setiap pelaut atau para nelayan yang hidup
di pesisir laut, yang kehiduanya sangat tergantung apa hasil laut. Dengan SDA yang
melimpah seharusnya masyarakat pesisir hidup dengan layan secara merata. Namun justru
sebaliknya, hanya segelintir nelayan yang hidup berkecukupan dan sebagian besar yang lain
hidupnya tidah berkecukupan, bahkan bisa dikatakan mengalami ketertinggalan. Ini lah yang
mengakibatkan kesenjangan tingkat kesejahteraan antara masyarakat (daratan dan pesisir).
Masyarak pesisir hanya bermata pencaharian yang lekat dengan resiko krisis dan ketidak
pastian crisis risk and uncertainty.
Melihat kesenjangan antara masyarakat, pemerintah memutuskan pada tahun 1999 di
sektor Kelautan dan Perikanan dengan membentuk Departemen Kelautan dan Perikanan RI.
Keputusan ini membawa dampak positif bagi masyarakat pesisir (budidaya ikan,
pengelolahan dan perdagangan ikan). Hal ini di dukung dengan permintaan konsumen
terhadap ikan sangat tinggi dari tahun ke tahun, tapi ironisnya produktivitasnya semakin
menurun. Secara fisiolofis pengertian produktivitas merupakan wujud dari sikap atau mental
untuk berusaha agar hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari
hari ini. Untuk mendapatkan mental seperti itu, nelayan harus mempunyai kriteria sebagai
tenaga keja yang produktif.
Karena SDA yang melimpah, investor luar pun tergiur untuk menjadikan wilayah
pesisir sebagai objek wisata. Disisi lain berdamak positif, yaitu untuk memajukan
perekonomian masyarakat pesisir, tetapi disisi lain berdamak negatif yaitu malah menutu
akses masyarakat pesisir untuk memanfaatkan pontensi perekonomian. Hanya di karenakan
masyarakat pesisir keterbatasan berekomunikasi, pendidikan yang rendah, tidak menjaga
kebersihan pantai dan pesisir, dls. Sehingga di keluarkanlah Keputusan Menteri Kelautan dan
Perikanan Nomor 18 Tahun 2004 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Pemberdayaan
Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP). Tidak hanya itu, dalam memanfaatkan sumber daya
ikan tersebut, salah satustrategi yang bisa di ambil adalah melalui Kebijakan Taksi Mina
Bahari (TMB).
Oleh sebab itu, kita harus mengubah pola pikir masyarakat pesisir dari tidak tahu
arah menjadi terarah dan termanajemen dalam memanfaatkan/mengelola SDA yang ada, dan
2. perekonomian masyarakat pesisir dapat terkelola dengan baik. Memberdayakan masyarakat
pesisir menjadi masyarakat yang sejahtera dan mandiri. Sehingga di harapkan akan ada
perubahan yang signifikan di kehiduan masyarakat pesisir Indonesia.
1.2. TUJUAN
Berdasarkan latar belakang di atas tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai
berikut:
Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir,
Meningkatkan kualitas SDA dan penguatan lembaga sosial,
Meningkatkan akses permodalan melalui micro finance,
Memberikan jaminan sosial,
Memberikan jaminan pendidikan,
Mengajarkan teknologi,
Menerakan Taksi Mina Bahari,
Mengajarkan pengelolaan SDA,
dls.
3. BAB II
PEMBAHASAN JURNAL
Jurnal berjudul “Community Based Tourism Pada Masyarakat Pesisir; Dampaknya
Terhadap Lingkungan dan Pemberdayaan Ekonomi” oleh Siti Arieta.
Pengelola sektor pariwisata banyak mengikutkan investor swasta yang telah
terbukti dapat memajukan pembangunan. Tapi tidak menuntut kemungkinan
pemerintah merasakan hal dilematis, terutama pemerinah daerah yang berusaha
menaikkan pendapatan asli daerahnya. Namu kerjasama seperti ini tidak pula
menyelesaikan masalah kemiskinan dan ketertinggalan yang di rasakan masyarakat
pesisir.
Idealnya, keberhasilan pariwisata (Samsul:2001) di maknai oleh terpenuhinya:
1) Faktor Kelngkaan (Scarcity)
2) Faktor Kealamian (Naturalism)
3) Faktor Keunikan (Uniqueness)
4) Faktor Pemberdayaan Masyarakat (Community empowerment)
5) Faktor Otimalisasi Lahan (Area otimalsation)
6) Faktor Pemerataan (Equality)
Ketergantungan Terhadap Lingkungan
Econimy→Society→Environment
Artinya masyarakat tidak bisa hidu tanpa lingkungan, begitu pun perekonomian tidak
akan berjan bia tidak ada Sumber Daya Alam (SDA).
Kriteria masyarakat pesisir dalam menjalankan ecoutorism:
1. Wisatawan di ajak untuk menghargai ekosistem pesisir dalam kesatuan
budaya,
2. Memberikan mendidikan untuk memerkenalkan kearifan SDA,
3. Adanya gaet untuk menemani wisatawan,
4. Mengurangi dampak negatif pada lingkungan alam,
5. Mendukung perlindungn daerah alam,
Jurnal berjudul “Dampak Imlementasi Kebijakan Taksi Mina Bahari pada
Produktivitas Nelayan Tradisional” oleh Sukarman Kamuli.
Implementasi kebijakan TMB diharapkan dapat mengakomodir kepentingan
nelayan secara perorangan, kepentingan anggota keluarganya maupun kepentingan
nelayan secara kelembagaan. Mengakomodir nelayan secara keseluruhan belum bisa
di penuhi secara keseluruhan. Disebabkan karena; pertama, pembelihan peralatan
nelayan masih di sesuaikan dengan anggaran. Kedua, peralatan di sesuaikan
4. kemampuan dan ketramilan para nelayan. Ketiga, pemberian fasilitas harus di sikapi
dengan hati-hati karena SDM nelayan masih rendah. Keemat, kecendrungan para
nelayan masih belum tau tentang pengelompokan nelayan sebagai wadah organisasi
nelayan.
Implementasi Kebijakan TMB di arahkan agar para nelayan tradisional:
a. Mampu memenuhi kehiduannya sehari dan bisa membeli eralatan yang di
butuhkan
b. Mengelolah hasil ikan yang di dapat sebelum di jual
c. Adanya kelompok nelayan penangkaan lebih baik lagi
Manfaat adanya Implementasi Kebijakan TMB ada kenyataan menunjukkan:
a. Pendaatn ara nelayan setelah mendapatkan bantuan peralatan, tai terkendala
dalam pemasaran
b. Uaya dalam pengolahan belum seenuhnya maksimal
c. Belum adanya persediaan penampung ikan bila over fishing
d. Perlakuan produksi seperti pengeringan,tempat penampungan sementara, serta
akses transportasi ke TPI atau di wilayah-wilayah tertentu masih mengalami
masalah.
Jurnal berjudul “Transformasi Pranata Patronase Masyarakat Nelayan: Dari Ekonomi
Moralitas menuju Ekonomi Pasar” oleh Mirajiani, Ekawati S.Wahyuni, Arif Satria,
Saharuddin, Tridoyo Kusumastanto.
Pranata Patronase Berbasis MoralitasDi Era Pra Ekonomi Pasar
Masyarakat pesisir masih terisolasi karena wilayanya belum memiliki akses
keluar masuk wilayah dengan lancar. Di Era ini pula masyarakat pesisir memenuhi
kebutuhannya dengan cara barter. Pada masa ini disebut sebagai pranata patronase
tradisional dengan ciri yaitu: (1). Patron memberikan jaminan penghidupan nelayan
sebagai klein pada level substisen, (2). Patron memberikan jaminan penghidupan
nelayan sebagai klein pada situasi krisis, (3). Adanya perlindungan, (4). Harus
memiliki loyalitas dan kesetiaan sepenuhnya untuk kepentingn patron, (5). Klein tidak
menanggung resiko, (6). Menjaga harmoni atas hubungan-hubungan yang telah
terbina, (7). Adanya pertukaran material, (8). dls. Menurut H. Af (75 th): Dulu, tidak
seperti sekarang jaman orang mau kaya sendiri, mementingkan diri sendiri,
mengumpulkan duit terus yang banyak. Dahulu jaman kita juragannya tanggung
jawab, baik, tidak perhitungan, makanya anak buah juga tidak menghitung. Prinsipnya
tolong menolong, saling membutuhkan, makanya tanya sama orang-orang dulu, tidak
ada istilah anak buah juragan dibajak sama juragan lain seperti sekarang. Sekali jadi
anak buah juragan tertentu, akan terus jadi anak buah, sampai tua.
Pranata Patronase Berbasis Ekonomi Pasar di Era Masa kini
Walaupun pada saat itu kondisi jalan belum diaspal, namun pada saat inilah
masyarakat nelayan setempat mulai benar-benar bersentuhan dengan pranata ekonomi
pasar secara terbuka. Penyebab dari perubahan pranata ekonomi patronase tersebut,
antara lain:
5. Situasi ekonomi yang berubah, antara lain :
1. Komersialisasi produk perikanan (peningkatan nilai ekonomis hampir semua
produk perikanan
2. Akses terhadap pasar menjadi lebih mudah dan terbuka karena dibangunnya
prasarana jalan dan penambahan sarana transportasi
3. Adanya migrasi keluar dan migrasi masuk.
4. Bertambahnya pemodal-pemodal baru yang juga berperan sebagai patron-patron
yang baru (notabene bukan orang asli) justru mendorong bargaining
power klien lebih meningkat.
5. Mulai ada pasokan dana/modal untukusaha perikanan dari sektor lain
(permodalan lintas sektor) terutama dari sektor pariwisata.
Modernisasi perikanan yang membawa perubahan tehadap penagkapan ikan:
a. Introdusi penangkapan ikan dengan menggunakan teknologi bagan,
b. Penggunaan kapal-kapal motor yang memiliki kapasitas yang lebih besar.
Tabel 1. Transformasi Pranata Patronase dari Pra Ekonomi Pasar dan Ekonomi Pasar
NO. Faktor Perinci Patronase Pra Ekonomi
Ekonomi
Patronase Ekonomi
Pasar
1 Orientasi aktivitas
ekonomi
Pemenuhan Kebutuhan
Subsistensi
Pemenuhan Kebutuhan di
atas subsistensi
2 Dasar pengambilan
keputusan ekonomi
Harmoni atas hubungan/
relasi ekonomi yang terbina
Mengambil pilihan
terbaik dari alternatif
pilihan yang tersedia
3 Relasi dan transaksi
ekonomi
Tidak semata perhitungan
ekonomi
Didasari perhitungan eko-
4 Interaksi ekonomi Saling membutuhkan dan
saling menolong
Saling membutuhkan dan
saling mementingkan diri
sendiri
5 Asas/ basis hubungan
ekonomi
Moralitas Rasionalitas Pasar
6 Kelanggengan ikatan Relatif langgeng Tergantung kepentingan
ekonomi
7 Sumber daya yang
dipertukarkan
Material dan immaterial material
8 Perbedaan sumber
daya yang dimiliki
patron-klien
Besar dan jelas
Relatif sedikit dan kurang
jelas
9 Kontrol patron terhadap
klien
Kuat Kurang kuat
10 Loyalitas Klien Loyal Kurang loyal
11 Jaminan yang dicover
Patron
Luas/jaminan subsistensi Terbatas (dengan
perhitun- gan ekonom
12 Resiko Menghindari resiko atau re- Mengambil resiko atau
6. siko didistribusikan tanpa
perhitungan ekonomi
resiko
didistribusikan dengan
perhitungan ekonomi
13 Surplus Diakumulasi untuk masa
krisis
Untuk saving, investasi
dan konsumsi.
Memberdayakan seluruh
anggota keluarga untuk
mencari nafkah
(straddling strategy)
14 Asuransi Mengandalkan patronase
sebagai institusi asuransi
sosial
Mengandalkan relasi
ekonomi alternatif di luar
patronase
Memberdayakan seluruh
anggota keluarga untuk
mencari nafkah
(straddling strategy)
15 Posisi Klien atas pilihan
ekonomi
Tidak memiliki pilihan lain Memiliki pilihan alternati
16 Peranan modal Tidak terlalu Vital Sangat Vital
17 Persaingan Dianggap mengganggu ke-selarasan
hubungan
ekonomi
Menyediakan alternatif
dan peluang ekonomi
baru
7. BAB III
ANALISIS
Jurnal berjudul “Community Based Tourism Pada Masyarakat Pesisir; Dampaknya
Terhadap Lingkungan dan Pemberdayaan Ekonomi” oleh Siti Arieta.
Pembangunan pariwisata sangat di butuhkan untuk membawah kesejahteraan
pada masyarakat pesisir, menambah perekonomian masyarakat. Selain membawa
dampak besar bagi kesejahteraan masyarakat pesisir, tidak kemungkinan juga
membawa dampak negatif bagi masyarakat pesisir. Yang di sebabkan kurangnya
pengetahuan dan tidak mampu dalam berkomunikasi dengan para wisatawan. Tapi
dengan adanya embangunan harus ada sistim yang terstruktur agar ke alamian esisir
teta terjaga dan ada endidikan bagi wisatawan untuk lebih menghargai
ketradisionalan, serta bisa menghargai alam.
Jurnal berjudul “Dampak Imlementasi Kebijakan Taksi Mina Bahari pada
Produktivitas Nelayan Tradisional” oleh Sukarman Kamuli
Kebijakan TMB membawa pengaruh dalam kelangsungan masyarakat pesisir.
Bagaimana tidak, di dalam TMB masyarakat pesisir di berikan pengajaran dalam
membudidayakan ikan. Tidak hanya itu masyarakatun di ajarkan untuk mengelolah
hasilnya sendiri sebelum di jual, sehingga bisa menambah perekonomian sehari-hari
dan bisa menabung untuk masa depan. Implementasi Kebijakan TMB di arahkan agar
para nelayan tradisional: a).Mampu memenuhi kehiduannya sehari dan bisa membeli
eralatan yang di butuhkan, b).Mengelolah hasil ikan yang di dapat sebelum di jual, c).
Adanya kelompok nelayan penangkaan lebih baik lagi
Jurnal berjudul “Transformasi Pranata Patronase Masyarakat Nelayan: Dari Ekonomi
Moralitas menuju Ekonomi Pasar” oleh Mirajiani, Ekawati S.Wahyuni, Arif Satria,
Saharuddin, Tridoyo Kusumastanto.
Transformasi pranata patronase masyarakat nelayan itu di bagi menjadi 2 yaitu
era pranata pasar dan era masa kini. Era pranata pasar yaitu di mana semuanya itu
masih sangat tradisional. Bagaimana tidak untuk memenuhi kebutuhannya masyarakat
menggunakan sistem barter. Walauun kehiduannya sangat sederhana tapi masyarakat
nelayan dulu sangat menjunjung solidaritas dan kejujuran. tidak seerti sekarang
mereka hanya memikirkan hidunya sendiri dan kekuasaannya. Sedangkan era masa
kini adalah semunya sudah mulai maju, walauun belum di asal tetapi akses jalannya
sangat mudah untuk di temuh. Tidak begitu sulit seperti era pranata pasar. Penyebab
dari perubahan pranata ekonomi patronase itu adalah karena Situasi ekonomi yang
berubah dan Modernisasi perikanan yang membawa perubahan tehadap penagkapan
ikan
8. BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Masyarakat pesisir tergolong menjadi 3 bagian yaitu, masyrakat perairan, masyarakat
nelayan dan masyarakat pesisir tradisional. Ada umumnya masyarakat pesisir Indonesia lekat
dengan kesenjangan social ekonomi, rata-rata masyarakat pesisir masih hidup pada garis
kemiskinan bahkan tidak sedikit yang hidup di bawah garis kemiskinan. Kehiduan
masyarakat pesisir sangat miris, seperti yang kita tahu Indonesia merupakan Negara
kepulauan yang kaya akan sumberdaya perikanan dan kelautan. Hal itu tidak sebanding lurus
dengan realita masyarakat pesisir yang ada.
Sehingga perlu adanya pembangunan pariwisata untuk memajukan erekonomian
masyarakat pesisir. tidak hany itu perlu adanya kebijakan untuk pendidikan mereka seerti
kebijakan TMB yang seperti kita ketahui di atas. Sehingga adanya erubahan dari
perekonomian yang rendah menuju perekonomian yang lebih baik.
Oleh karena itu pemerintah harus membuka mata untuk sedikit saja melihat
kehidupan masyarakat pesisir yang kurang dari kata sejahtera. Dan membuat kebijakan
kebijakan yang membela masarakat pesisir.
4.2 SARAN
Dalam penulisan makalah ini saya memberikan saran yang mungkin bisa
membawa perubahan yaitu:
Stop bagunan darat, mulai pembangunan laut
Memberikan jaminan sosial untuk masyarakat
Tidak terbantasnya akses jalan
Jaminan pendidikan
Hukum Laut lebih di pertegas lagi, melihat banyak pencurian di laut Indonesia
Memberikan fasilitas informasi dan komunikasi tapi juga di samingi dengan
pengajaran
Sering memberikan sosialisasi keadapa para masyarakat
Bila kita tidak ingin kehilangan maka kita harus merawat dan menjaga apa yang
sudah kita punya. Janagn samai di ramas oleh negara lain.
9. DAFTAR PUSTAKA
Arieta, Siti. (2013). “Community Based Tourism Pada Masyarakat Pesisir;
Dampaknya Terhadap Lingkungan dan Pemberdayaan Ekonomi”
http://riset.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2013/10/7-jurnal-revisi-ARIETA-FISIP-UMRAH.
pdf
Kamuli, Sukarman. 2013 “Dampak Imlementasi Kebijakan Taksi Mina Bahari pada
Produktivitas Nelayan Tradisional”
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=32235&val=2287
Mirajiani. S,Ekawati. Wahyuni. Satria,Arif. Saharuddin. (2014) “Transformasi
Pranata Patronase Masyarakat Nelayan: Dari Ekonomi Moralitas menuju Ekonomi
Pasar” oleh Tridoyo Kusumastanto.
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/komunitas