SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
Download to read offline
KAPITAL SOSIAL DALAM PEMBANGUNAN MASYARAKAT
MELALUI KONSEP PERTANIAN BERKELANJUTAN
DESA RATUNG (MANGGARAI TIMUR)
Sidi Rana Menggala
Pendahuluan
Pembangunan masih berkonsentrasi di daerah pusat, baik di ibukota ataupun untuk daerah
sekitarnya, seperti pulau jawa dan sumatera pada umumnya. Dan keadaan seperti itu sangatlah
jauh dari apa yang dicita-citakan dalam tujuan nasional yang menginginkan ratanya
pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah. Dampak dari kurangnya pemerataan
pembangunan memang tidak begitu dirasakan oleh masyarakat yang tinggal di daerah yang telah
mengalami pembangunan cukup pesat, karena segala kebutuhan hidup mereka relatif lebih
mudah untuk diperoleh, seperti pelayanan kesehatan ataupun sarana pendidikan yang tersebar di
mana-mana, hal tersebut jauh berbeda apabila dibandingkan dengan daerah yang
pembangunannya berjalan dengan lambat yang biasanya daerah-daerah tersebut adalah daerah
yang terpencil. Daerah seperti itu biasanya sulit untuk mendapatkan fasilitas-fasilitas yang telah
diberikan oleh pemerintah, hal ini karena biasanya pemerintah hanya menyediakan fasilitas yang
sifatnya kompleks di daerah perkotaan, sehingga bagi masyarakat yang letaknya di daerah
terpencil butuh waktu yang lama untuk mengakses fasilitas-fasilitas tersebut.
Salah satu contohnya disini adalah desa Ratung, Kecamatan Rana Mese, Manggarai Timur.
Dimana fasilitas umum seperti halnya pendidikan dan kesehatan masih jauh dibawah standar
rata-rata. Penduduk desa Ratung masih mengandalkan hasil alam dalam mendompang
kesehariannya. Istilah modernisasi hanya bersifat visual semata dan upaya-upaya perbaikan
sosial menjadi kendala dikarenakan kondisi masyarakat yang mengandalkan nilai-nilai
tradisional.
Mayoritas penduduk desa Ratung hanya tergantung kepada sector agraria tradisional sehingga
jauh daripada equilibrium pasar ekonomi modern. Disamping itu krisis air menjadi catatan
tersendiri dalam pemerataan hasil panen.
Pembangunan Ekonomi Wilayah yang Berimbang dan Berkelanjutan
Perencanaan pembangunan wilayah diharapkan dapat mewujudkan keadaan yang seimbang dan
berkelanjutan dari resource endowment yang dimiliki oleh masyarakat di wilayah tersebut.
Keadaan yang berimbang berarti menekan ada-nya kesenjangan antardaerah, kelompok dan
golongan masyarakat. Pembangunan wilayah yang berimbang mengimplikasikan pertumbuhan
yang merata di daerah yang berbeda. Namun hal ini bukan berarti bahwa setiap daerah dibangun
dengan cara yang sama atau dengan pola pengembangan ekonomi serta industri yang sama.
Pembangunan yang tidak berimbang disebabkan oleh faktor-faktor geografi, sejarah, politik,
kebijakan pemerintah, administrasi dan sosial ekonomi.
Pembangunan memerlukan peran aktif dari semua lapisan masyarakat, tidak hanya dinamika
masyarakat (internal factor) yang terus menerus berubah tetapi juga dipengaruhi oleh
perkembangan politik pembangunan di tingkat global (external factor). Dalam politik
pembangunan global ada dua tuntutan bahwa pembangunan harus mengakomodasi persoalan
demokratisasi, hak asasi manusia, kesetaraan gender dan civil society. Respon tersebut
dikarenakan pembangunan yang selama ini menggunakan orientasi pertumbuhan ekonomi.
Sedangkan pada kenyataanya ukuran-ukuran ekonomi dan aktivitas pembangunan, tidak dapat
menjelaskan secara detail terjadinya kemiskinan, ketimpangan berbagai macam pendapatan dan
pengangguran di berbagai belahan dunia. (Jameson W. And Blue 1978)
Pembangunan yang dilaksankan hendaknya dengan melibatkan berbagai unsur yang lainnya
seperti sosial, politik, budaya dan yang lain. Pembangunan dengan melibatkan berbagai unsur
tersebut yang disebut engan pembangunan sosial. Pembangunan sosial merupakan sebuah proses
perubahan sosial yang terencana yang didisain untuk mengangkat kesejahteraan penduduk
menyeluruh dengan menggabungkannya dengan proses pembangunan ekonomi yang dinamis.
Pembangunan sosial merupakan proses pembangunan manusiayang terkait dengan pembangunan
ekonomi, dengan berbagai fokus disiplin ilmu (interdiciplinary) berdasarkan ilmu sosial yang
berbeda, menekannkan pada proses dimana merupakan suatu yang dinamis, proses yang
progresif, serta bersifat ntervensi, melibatkan rakyat dengan menyeluruh ruang lingkup inklusif
serta universal. (James Midgley, 1995). Pembanguan sosial yang dilakukan oleh pemerintah
dengan melibatkan partisipasi masyarakat sehingga bersifat demokratis dan sesuai dengan isu
politik global dalam pembangunan.
Pembangunan yang berkelanjutan adalah suatu keadaan dimana pembangunan tidak
menyebabkan keadaan yang semakin memburuk dari waktu ke waktu. Konsep ini menerapkan
konsep waktu yang tidak terbatas tetapi tujuan pemba-ngunan harus dicapai pada batas waktu
tertentu. Untuk mencapai keadaan ini, benefit dan cost di masa yang akan datang harus
didiscount sehingga memiliki nilai yang sama dengan saat sekarang. Pembangunan yang
berkelanjutan meng-isyaratkan tingkat perubahan pembangunan (rate of change of development)
yang bernilai positif sepanjang waktu.
Kapital Sosial
Kapital sosial merupakan suatu konsep yang relatif ‘baru’ yang dalam teori pembangunan
berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kapital sosial tersebut bersifat problematik
terutama peletakan kata sosial dalam yang menyifati kapital. Kapital dalam referensi ekonomi
mempertimbangkan referensi yang bukan ekonomi seperti sosiologi sehingga terkadang sulit
mencapai titik temu dalam keseragaman pengertian. (Robert M. Z. Lawang, 2004). Modal sosial
merupkan konsep sosiologi mengacu koneksi dan jaringan sosial. Istilah modal mengacu pada
kohesi sosial dan investasi pribadi dalam masyarakat (Modal Sosial dalam wikipedia.com) Tesis
ustama dalam kapital sosial hubungan masalah, dengan ide utamanya merupakan jaringan sosial
merupakan aset yang berharga. Interaksi memungkinkan orang untuk membangun masyarakat,
untuk berkomitmen satu sama lain, dan untuk merajut tatanan sosial. Sebuah rasa memiliki dan
pengalaman beton jaringan sosial (dan kepercayaan dan hubungan toleransi yang dapat terlibat)
bisa, itu berargumen, membawa manfaat besar untuk orang. (John Field, 2003).
Kepercayaan antara individu-individu sehingga menjadi kepercayaan antara orang asing dan
kepercayaan dari kain luas lembaga-lembaga sosial, pada akhirnya, itu menjadi seperangkat
nilai-nilai bersama, kebajikan, dan harapan dalam masyarakat secara keseluruhan. Tanpa
interaksi ini, di sisi lain meluruh kepercayaan, pada titik tertentu, peluruhan ini mulai
memanifestasikan dirinya dalam masalah-masalah sosial yang serius . Konsep kapital sosial
berpendapat bahwa bangunan atau membangun kembali kepercayaan masyarakat dan
membutuhkan-ke-muka pertemuan muka. (C. Beem, 1999)
Kapital Sosial dalam Masyarakat
Masyarakat merupakan suatu perkumpulan manusia yang berkesadaran dalam mempertahankan
eksistensinya di dalam lingkungan. Dalam rangka mempertahankan eksistensi manusia dengan
kemampuannya mengelola dan mengembangkan alam. Manusia sebagai mahluk sosial, karena ia
memerlukan orang lain dalam berhubungan ataupun menjalankan aktivitasnya. Manusia sebagai
mahluk sosial tersebut maka memerlukan sebuah organisasi kemasyarakatan dalam rangka
memenuhi kebutuhan hidup bersama.
Konsep masyarakat sipil merupakan jejaring kerja (working network) yang tidak hanya terdiri
civil society organizations, namun melibatkan partai politik, lembaga-lembaga agama, prnata
adatdan aktor-aktor individu seperti para informal tokoh-tokoh agama. Jejaring ini bergerak
secara setimultan dan berupaya mengimplementasikan melalui proses demokratisasi
partisasipasu rakyat dalam pembuatan kebijakan, prinsip good governance dalam pencapaian
political public goods, pemerataan distribusi kesejahteraan, prinsip non kekerasan dalam
mengatasi perasalahan sosial. Gerak jejaring kerja tersebut tidak mengurangi peran
kewarganegaraan, namun lebih diarahkan dalam penguatan kapasitas masyarakat sipil tersebut
mengembangkan mekanisme penguatan warga dalam berhadapan dengan pasar dan negara.
Dalam kehidupan dimasyarakat yang bersifat sehari-hari keperangkatan sosial lebih dikenal
degan arisan, simpan pinjam, serikat tolong menolong, kelompok jama’ah ta’alim. Kepranataan
dapat dilihat dalam upacara adat, kegiatan masyarakat seperti perkawinan, kelahiran, kematian
dan yang lain. Semuanya diperkuat nilai-nilai sosial dan kearifan lokal yang sidah melembaga
dengan baik seperti nilai kebersamaan, kepranataan dan nilai-nilai sosial ertentu mampu
membuat jaringan strategis sebagai wahana pembangunan masyarakat.
Keperangkatan, kepranataan dan nilai-nilai sosial tersebut didalam kapital sosial merujuk pada
bagian organisasi sosial seperti kepercayaan norma dan jaringan yang dapat meningkatkan
efisensi masyarakat dengan memfasilitasi tindakan-tindakan terkoordinasi dalam masyarakat.
Kapital sosial merujuk pada institusi hubungan sikap dan nilai yang membimbing interaksi
konstribusi pada perkembangan ekonomi dan sosial. (Robert M. Z. Lawang, 2004).
Kapital sosial memiliki tujuan mempererat hubungan atara anggota masyarakat serta
menjadikannya hubungan yang harmonis sehingga lebih mudah dalam menangani permasahan
sosial yang ada. Penanganan permasalah sosial yang ada ini menjadikan masyarakat mudah
dalam mencapai kesejahteraan dan memperlancar pembangunan yang dilaksanakan oleh
pemerintah.
Konsep Pembangunan Masyarakat Melalui Pertanian Organik
Krisis pangan saat ini salah satu perihal krusial dan menjadi sorotan dunia, dimana dengan
jumlah total 7.4 milyar penduduk di bumi dengan konsumsi pada tahun 2018 diatas nilai-nilai
jumlah penduduk bumi. Oleh sebab itu, bagaimana upaya kita dapat berperan dalam menciptakan
Food Security untuk generasi mendatang.
Salah satu wujud nyata yang dapat dilakukan adalah mendorong mencintai "pertanian" sejak
dini, dimana dimulai dari bangku sekolah hingga menjadi sebuah mata pencaharian di kemudian
hari. Berdasarkan data statistik Deptan bahwa pada tahun 2010, total anak usia diatas 15 tahun
yang memiliki profesi sebagai petani hanya berjumlah 41 juta orang dari total jumlah penduduk
di Indonesia. Sehingga dapat dikatakan bahwa, saat ini Indonesia juga tidak hanya mengalami
krisis pangan tetapi juga krisis profesi petani dikarenakan perubahan perilaku masyarakat dan
modernisasi yang terjadi. Maka dari itu perlunya konsep pembangunan masyarakat melalui
Kapital Sosial, baik dari sector sosial, ekonomi maupun lingkungan. Salah satu wujudnya adalah
pertanian berkelanjutan
Pertanian Berkelanjutan adalah keberhasilan dalam mengelola sumberdaya untuk kepentingan
pertanian dalam memenuhi kebutuhan manusia, sekaligus mempertahankan dan meningkatkan
kualitas lingkungan serta konservasi sumberdaya alam. Pertanian berwawasan lingkungan selalu
memperhatikan nasabah tanah, air, manusia, hewan/ternak, makanan, pendapatan dan kesehatan.
Kapital sosial disini memiliki fungsi untuk mendorong lahirnya sebuah ikatan kerjasama
penduduk desa Ratung dengan pembekalan pertanian organic dalam memajukan agraria di
daerahnya
Objektif
 Mempromosikan konsep pertanian organik sebagai alternatif mata pencaharian untuk
penduduk desa Ratung
 Menghentikan laju krisis pangan tingkat desa Ratung melalui konsep pertanian organik
dimulai dari tingkat rumah tangga
 Pembekalan ilmu pertanian organik kepada perwakilan penduduk yang dapat di-
implementasi di lingkungan tempat tinggal dan berbagi pengetahuan kepada komunitas
lokal
Indikator – Indikator Permasalahan
 Rendahnya pengetahuan pengelolahan hasil alam
 Jenjang edukasi yang rendah
 Jumlah pengganguran tinggi tanpa kemampuan life-skill
 Pertumbuhan ekonomi tidak merata
 Urbanisasi ke kota-kota besar di kepulauan Jawa
Pertanian Organik dan Kapital Sosial
Pengelolaan pertanian yang berwawasan lingkungan dilakukan melalui pemanfaatan sumberdaya
alam secara optimal, lestari dan menguntungkan, sehingga dapat dimanfaatkan secara
berkelanjutan untuk kepentingan generasi sekarang dan generasi mendatang. Pemilihan
komoditas dan areal usaha yang cocok merupakan kunci dalam pelaksanaan pembangunan
pertanian berkelanjutan, komoditas harus yang menguntungkan secara ekonomis, masyarakat
sudah terbiasa membudidayakannya, dan dibudidayakan pada lahan yang tidak bermasalah dari
segi teknis, ekologis dan menguntungkan secara ekonomis.
Beberapa perinsip dasar yang perlu diperhatikan adalah: (1) pemanfaatan sumberdaya alam
untuk pengembangan agribisnis hortikultura (terutama lahan dan air) secara lestari sesuai dengan
kemampuan dan daya dukung alam, (2) proses produksi atau kegiatan usahatani itu sendiri
dilakukan secara akrab lingkungan, sehingga tidak menimbulkan dampak negatif dan
eksternalitas pada masyarakat, (3) penanganan dan pengolahan hasil, distribusi dan pemasaran,
serta pemanfaatan produk tidak menimbulkan masalah pada lingkungan (limbah dan sampah),
(4) produk yang dihasilkan harus menguntungkan secara bisnis, memenuhi preferensi konsumen
dan aman konsumsi.
Korelasi antar Kapital Sosial dan Pengembangan Pertanian Organik
Pengertian korelasi disini adalah hubungan kausal antar kapital sosial dan pengembangan
pertanian organic di desa Ratung sebagai salah wujud pengentasan kemiskinan melalui
pemahaman communitarian view, network view, institutional view dan synergy view
(Woolcock, 2005)
Communitarian view: Penduduk secara mandani memiliki sebuah konsep tentang pembangunan
sosial melalui konsep pertanian organik sehingga adanya kepedulian dari pemerintah daerah
untuk mendukung program tersebut. Penduduk dapat memiliki keterampilan karena adanya
peran dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) ataupun lembaga non-profit yang peduli
dengan eksistensi di desa Ratung
Network view: Merupakan sebuah pola relasi yang bersifat horizontal ataupun vertical antar
penduduk dengan pemerintah dan bersifat transaksional dengan pengertian bahwa bilamana
terdapat pemuda-pemuda yang menjalankan konsep pertanian organic sehingga secara otomatis
dapat mendorong kebijakan daerah untuk menanggarkan APBD untuk program terkait
Institutional view: Pola ini merupakan salah satu bentuk kemitraan yang ideal, dimana Negara
dan korporasi dapat bekerja sama dalam mendukung pembangunan di desa Ratung melalui
pertanian organic untuk menjamin keberlangsung ketahanan pangan dan penghapusan
kemiskinan.
Synergy view: Pada tahapan ini semua elemen masyarakat, pemerintah, lsm dan perusahaan
secara bahu-bahu mewujudkan pembangunan sosial di desa Ratung untuk mengedepankan
pembangunan sosial, dengan bermodalkan program kerja pertanian organic hingga dapat
pelaksanaan penjualan keluar daerah tempat tinggal.
Strategi Pengembangan Pertanian Organik untuk Penduduk Desa Ratung
Salah satu landasan konseptual dari Kapital sosial adalah terdapatnya pihak-pihak tertentu
misalkan dari organisasi kemasyakatan, perusahaan ataupun pemerintah daerah/pusat dapat
mendorong terwujudnya pengembangan kapasitas sebuah masyakat. Oleh sebab itu, adapun
wacana untuk mengirimkan pemuda perwakilan dari desa Ratung untuk mengikuti pembekalan
pelatihan pertanian organik di Yayasan Karang Widya (Jawa Barat) untuk memunculkan
penggiat-penggiat muda yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan terkait pertanian organik.
Penggiat muda yang berkomitmen untuk menyebarluaskan praktek pertanian organik di
komunitas. Korelasi antar pengembangan pertanian organic dan Kapital sosial adalah suatu
bentuk investasi sosial yang meliputi kemampuan sumber daya sosial dalam seluruh hubungan
sosial dalam mencapai tujuan individu atau kelompok secara efektif dan efisien.
Sumber utama dari kapital sosial ialah jaringan kerja (networking), kepercayaan, nilai dan norma
serta kekuatan yang menggerakan.
Kesimpulan
Konsep masyarakat merupakan sebuah jejaring (network) yang tidak hanya terdiri LSM, namun
melibatkan segenap elemen dari pemerintah, perusahaan, partai politik hingga relewan-relawan
pekerja sosial. Jejaring ini bergerak secara bersamaan dan berupaya menerapkan melalui proses
keterlibatan dan partisasipasi penduduk hingga akhirnya melahirkan kebijakan-kebijakan yang
PRO-sosial.
Kapital sosial diperkuat dukungan moral dari segenap elemen penduduk dengan tujuan
pembangunan sosial. Salah satu wujudnya adalah melalui konsep Pertanian Berkelanjutan, yakni
pertanian organik.
Daftar isi
 Article : International Centre for Research in Organic Food Systems, Sustainability of
organic farming in a global food chain perspective 2007 – 2010
 Beem, C., 1999, The necessity of politics. Reclaiming American public life. University of
Chicago Press
 Estes, R. (1993). Towards Sustainable Development: From Theory to Praxis. Social
Development Issues
 Iwan J. Azis, 2011, Iwan J. Azis, Pembangunan Berkelanjutan: Peran dan Kontribusi
Emil Salim, KPG
 Japan Council on the UN Decade of Education for Sustainable Development (ESD-
J),2013, Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan
 Jameson, and Richard N. Blue, 1978 "Strategies for Growth and Equity" Yale Press
 James Midgley, 1995, Social Development: The Developmental Perspective in Social
Welfare, Sage Press
 John Field, 2003, Social Capital, Routledge
 Margaret Krome (2009). Building Sustainable Farms, Ranches and Communities.
National Institute of Food and Agriculture (NIFA)
 Robert M.Z. Lawang, 2004, Kapital sosial dalam perspektif sosiologik, UI press
 Saut M. Lubis, 2000, Panduan Perencanaan Pembangunan Berkelanjutan: Indikator
Pembangunan Berkelanjutan (Upaya Mencapai Kehidupan yang Makin Berkualitas)
 Stephane Bellon. (2014). Organic Farming, Prototype for Sustainable Agricultures.
Speheger
Kapital sosial dan kemiskinan

More Related Content

What's hot

Perbandingan administrasi negara Nigeria Vs Indonesia
Perbandingan administrasi negara Nigeria Vs IndonesiaPerbandingan administrasi negara Nigeria Vs Indonesia
Perbandingan administrasi negara Nigeria Vs IndonesiaSiti Sahati
 
Presentasi Proposal Penelitian - Metode Kuantitatif
Presentasi Proposal Penelitian - Metode KuantitatifPresentasi Proposal Penelitian - Metode Kuantitatif
Presentasi Proposal Penelitian - Metode KuantitatifShelly Intan Permatasari
 
Ruang Lingkup Perbankan Syariah
Ruang Lingkup Perbankan SyariahRuang Lingkup Perbankan Syariah
Ruang Lingkup Perbankan SyariahAri Munandar
 
Tipe tipe model kebijakan
Tipe tipe model kebijakanTipe tipe model kebijakan
Tipe tipe model kebijakanNuzulul Putri
 
Abstrak proposal skripsi
Abstrak proposal skripsiAbstrak proposal skripsi
Abstrak proposal skripsiYudha Haqqi
 
Oposisi, Koalisi dan Reposisi
Oposisi, Koalisi dan ReposisiOposisi, Koalisi dan Reposisi
Oposisi, Koalisi dan ReposisiLestari Moerdijat
 
Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pemerintahan di Indonesia
Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pemerintahan di IndonesiaKelebihan dan Kelemahan Sistem Pemerintahan di Indonesia
Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pemerintahan di IndonesiaEddy Mahendra
 
Tokoh dan pemikiran islam kontemporer
Tokoh dan pemikiran islam kontemporerTokoh dan pemikiran islam kontemporer
Tokoh dan pemikiran islam kontemporerari3s2482
 
Sosiologi Pembangunan : Teori Dependensi Klasik
Sosiologi Pembangunan : Teori Dependensi KlasikSosiologi Pembangunan : Teori Dependensi Klasik
Sosiologi Pembangunan : Teori Dependensi Klasikfebbykania
 
Organisasi dan birokrasi (8)
Organisasi dan birokrasi (8)Organisasi dan birokrasi (8)
Organisasi dan birokrasi (8)Allo Martins
 
Kepemimpinan Transaksional dan Transformasional
Kepemimpinan Transaksional dan TransformasionalKepemimpinan Transaksional dan Transformasional
Kepemimpinan Transaksional dan TransformasionalNurmansyah Arif W
 
Ppt sumber hukum islam
Ppt sumber hukum islamPpt sumber hukum islam
Ppt sumber hukum islamkhumairoh
 
5 permasalahan ekonomi di indonesia
5 permasalahan ekonomi di indonesia5 permasalahan ekonomi di indonesia
5 permasalahan ekonomi di indonesiaErlita Marcelia II
 

What's hot (20)

Perbandingan administrasi negara Nigeria Vs Indonesia
Perbandingan administrasi negara Nigeria Vs IndonesiaPerbandingan administrasi negara Nigeria Vs Indonesia
Perbandingan administrasi negara Nigeria Vs Indonesia
 
Presentasi Proposal Penelitian - Metode Kuantitatif
Presentasi Proposal Penelitian - Metode KuantitatifPresentasi Proposal Penelitian - Metode Kuantitatif
Presentasi Proposal Penelitian - Metode Kuantitatif
 
Contoh kajian kritis kkg
Contoh kajian kritis kkgContoh kajian kritis kkg
Contoh kajian kritis kkg
 
Ruang Lingkup Perbankan Syariah
Ruang Lingkup Perbankan SyariahRuang Lingkup Perbankan Syariah
Ruang Lingkup Perbankan Syariah
 
Penetapan tujuan organisasi
Penetapan tujuan organisasiPenetapan tujuan organisasi
Penetapan tujuan organisasi
 
Tipe tipe model kebijakan
Tipe tipe model kebijakanTipe tipe model kebijakan
Tipe tipe model kebijakan
 
Abstrak proposal skripsi
Abstrak proposal skripsiAbstrak proposal skripsi
Abstrak proposal skripsi
 
Ppt review tugas oleh rosiana r
Ppt review tugas oleh rosiana rPpt review tugas oleh rosiana r
Ppt review tugas oleh rosiana r
 
Oposisi, Koalisi dan Reposisi
Oposisi, Koalisi dan ReposisiOposisi, Koalisi dan Reposisi
Oposisi, Koalisi dan Reposisi
 
Jurnal lengkap
Jurnal lengkapJurnal lengkap
Jurnal lengkap
 
Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pemerintahan di Indonesia
Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pemerintahan di IndonesiaKelebihan dan Kelemahan Sistem Pemerintahan di Indonesia
Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pemerintahan di Indonesia
 
Tokoh dan pemikiran islam kontemporer
Tokoh dan pemikiran islam kontemporerTokoh dan pemikiran islam kontemporer
Tokoh dan pemikiran islam kontemporer
 
Sosiologi Pembangunan : Teori Dependensi Klasik
Sosiologi Pembangunan : Teori Dependensi KlasikSosiologi Pembangunan : Teori Dependensi Klasik
Sosiologi Pembangunan : Teori Dependensi Klasik
 
Organisasi dan birokrasi (8)
Organisasi dan birokrasi (8)Organisasi dan birokrasi (8)
Organisasi dan birokrasi (8)
 
Kepemimpinan Transaksional dan Transformasional
Kepemimpinan Transaksional dan TransformasionalKepemimpinan Transaksional dan Transformasional
Kepemimpinan Transaksional dan Transformasional
 
Efektifitas kepemimpinan
Efektifitas kepemimpinanEfektifitas kepemimpinan
Efektifitas kepemimpinan
 
Ppt sumber hukum islam
Ppt sumber hukum islamPpt sumber hukum islam
Ppt sumber hukum islam
 
Globalisasi dan Pembangunan
Globalisasi dan PembangunanGlobalisasi dan Pembangunan
Globalisasi dan Pembangunan
 
Isu kontemporer
Isu kontemporerIsu kontemporer
Isu kontemporer
 
5 permasalahan ekonomi di indonesia
5 permasalahan ekonomi di indonesia5 permasalahan ekonomi di indonesia
5 permasalahan ekonomi di indonesia
 

Similar to Kapital sosial dan kemiskinan

Pemberdayaan masyarakat
Pemberdayaan masyarakatPemberdayaan masyarakat
Pemberdayaan masyarakatsamiaji
 
Penguatan Peranserta Masyarakat Dalam Pembangunan Aceh Pasca Brr
Penguatan Peranserta Masyarakat Dalam Pembangunan Aceh Pasca BrrPenguatan Peranserta Masyarakat Dalam Pembangunan Aceh Pasca Brr
Penguatan Peranserta Masyarakat Dalam Pembangunan Aceh Pasca BrrArifin Purwakananta
 
Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan Sosial di Indonesia
Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan Sosial di IndonesiaPembangunan Sosial dan Kesejahteraan Sosial di Indonesia
Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan Sosial di IndonesiaRusman R. Manik
 
Perubahan dan pemberdayaan untuk Jakarta yang Aman dan Sejahtera Visi Misi da...
Perubahan dan pemberdayaan untuk Jakarta yang Aman dan Sejahtera Visi Misi da...Perubahan dan pemberdayaan untuk Jakarta yang Aman dan Sejahtera Visi Misi da...
Perubahan dan pemberdayaan untuk Jakarta yang Aman dan Sejahtera Visi Misi da...musniumar
 
Musni Umar: Membangun Dki Jakarta
Musni Umar: Membangun Dki JakartaMusni Umar: Membangun Dki Jakarta
Musni Umar: Membangun Dki Jakartamusniumar
 
community Development
community Development community Development
community Development Ismail Ahmad
 
Materi Sosiologi Pembangunan 7 Universitas Terbuka
Materi Sosiologi Pembangunan 7 Universitas TerbukaMateri Sosiologi Pembangunan 7 Universitas Terbuka
Materi Sosiologi Pembangunan 7 Universitas TerbukaAhmad Naufal
 
Lmcp1552 Pembangunan Mapan dalam Islam
Lmcp1552 Pembangunan Mapan dalam IslamLmcp1552 Pembangunan Mapan dalam Islam
Lmcp1552 Pembangunan Mapan dalam IslamNurinAfrina16
 
“PERSEPSI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM KELUARGA BERENCANA (Stu...
“PERSEPSI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM KELUARGA BERENCANA (Stu...“PERSEPSI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM KELUARGA BERENCANA (Stu...
“PERSEPSI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM KELUARGA BERENCANA (Stu...Retnols
 
Partisipasi masy dlm pemb di pedesaan
Partisipasi masy dlm pemb di pedesaanPartisipasi masy dlm pemb di pedesaan
Partisipasi masy dlm pemb di pedesaanBe Susantyo
 
Persentasi tasik
Persentasi tasikPersentasi tasik
Persentasi tasikAndiyasa
 
Ppt teori pemba.kl6
Ppt teori pemba.kl6Ppt teori pemba.kl6
Ppt teori pemba.kl6AbdulAzizm5
 

Similar to Kapital sosial dan kemiskinan (20)

Chapter ii 2
Chapter ii 2Chapter ii 2
Chapter ii 2
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 
potensi
potensipotensi
potensi
 
Samiaji corporate social responsibility
Samiaji corporate social responsibilitySamiaji corporate social responsibility
Samiaji corporate social responsibility
 
Metode pengembangan partisipasi
Metode pengembangan partisipasiMetode pengembangan partisipasi
Metode pengembangan partisipasi
 
Metode pengembangan partisipasi
Metode pengembangan partisipasiMetode pengembangan partisipasi
Metode pengembangan partisipasi
 
Pemberdayaan masyarakat
Pemberdayaan masyarakatPemberdayaan masyarakat
Pemberdayaan masyarakat
 
Penguatan Peranserta Masyarakat Dalam Pembangunan Aceh Pasca Brr
Penguatan Peranserta Masyarakat Dalam Pembangunan Aceh Pasca BrrPenguatan Peranserta Masyarakat Dalam Pembangunan Aceh Pasca Brr
Penguatan Peranserta Masyarakat Dalam Pembangunan Aceh Pasca Brr
 
Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan Sosial di Indonesia
Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan Sosial di IndonesiaPembangunan Sosial dan Kesejahteraan Sosial di Indonesia
Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan Sosial di Indonesia
 
Perubahan dan pemberdayaan untuk Jakarta yang Aman dan Sejahtera Visi Misi da...
Perubahan dan pemberdayaan untuk Jakarta yang Aman dan Sejahtera Visi Misi da...Perubahan dan pemberdayaan untuk Jakarta yang Aman dan Sejahtera Visi Misi da...
Perubahan dan pemberdayaan untuk Jakarta yang Aman dan Sejahtera Visi Misi da...
 
Musni Umar: Membangun Dki Jakarta
Musni Umar: Membangun Dki JakartaMusni Umar: Membangun Dki Jakarta
Musni Umar: Membangun Dki Jakarta
 
community Development
community Development community Development
community Development
 
Materi Sosiologi Pembangunan 7 Universitas Terbuka
Materi Sosiologi Pembangunan 7 Universitas TerbukaMateri Sosiologi Pembangunan 7 Universitas Terbuka
Materi Sosiologi Pembangunan 7 Universitas Terbuka
 
Lmcp1552 Pembangunan Mapan dalam Islam
Lmcp1552 Pembangunan Mapan dalam IslamLmcp1552 Pembangunan Mapan dalam Islam
Lmcp1552 Pembangunan Mapan dalam Islam
 
“PERSEPSI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM KELUARGA BERENCANA (Stu...
“PERSEPSI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM KELUARGA BERENCANA (Stu...“PERSEPSI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM KELUARGA BERENCANA (Stu...
“PERSEPSI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM KELUARGA BERENCANA (Stu...
 
Kelompok 3 ppt
Kelompok 3 pptKelompok 3 ppt
Kelompok 3 ppt
 
Partisipasi masy dlm pemb di pedesaan
Partisipasi masy dlm pemb di pedesaanPartisipasi masy dlm pemb di pedesaan
Partisipasi masy dlm pemb di pedesaan
 
Persentasi tasik
Persentasi tasikPersentasi tasik
Persentasi tasik
 
Ppt teori pemba.kl6
Ppt teori pemba.kl6Ppt teori pemba.kl6
Ppt teori pemba.kl6
 
FIX PP BARU.pptx
FIX PP BARU.pptxFIX PP BARU.pptx
FIX PP BARU.pptx
 

More from Sidi Rana Menggala

Commercialization of korintji cinnamon that meets the sustainability criteria
Commercialization of korintji cinnamon that meets the sustainability criteriaCommercialization of korintji cinnamon that meets the sustainability criteria
Commercialization of korintji cinnamon that meets the sustainability criteriaSidi Rana Menggala
 
Hand out : Zoom Conference by Sidi Rana Menggala
Hand out : Zoom Conference by Sidi Rana MenggalaHand out : Zoom Conference by Sidi Rana Menggala
Hand out : Zoom Conference by Sidi Rana MenggalaSidi Rana Menggala
 
Indonesia Cinnamon for the World
Indonesia Cinnamon for the WorldIndonesia Cinnamon for the World
Indonesia Cinnamon for the WorldSidi Rana Menggala
 
Forest Incentives for Non Timber Forest Product
Forest Incentives for Non Timber Forest ProductForest Incentives for Non Timber Forest Product
Forest Incentives for Non Timber Forest ProductSidi Rana Menggala
 
Supply and Demand : Cost of Cultural (sustainability perspective)
Supply and Demand : Cost of Cultural (sustainability perspective)Supply and Demand : Cost of Cultural (sustainability perspective)
Supply and Demand : Cost of Cultural (sustainability perspective)Sidi Rana Menggala
 
Transformasi konflik menuju kolaborasi
Transformasi  konflik menuju kolaborasiTransformasi  konflik menuju kolaborasi
Transformasi konflik menuju kolaborasiSidi Rana Menggala
 
Social Capital and Poverty Reduction : Community-Based organic farming
Social Capital and Poverty Reduction : Community-Based organic farmingSocial Capital and Poverty Reduction : Community-Based organic farming
Social Capital and Poverty Reduction : Community-Based organic farmingSidi Rana Menggala
 
Indonesian Welfare in Sustainability Perspective
Indonesian Welfare in Sustainability Perspective Indonesian Welfare in Sustainability Perspective
Indonesian Welfare in Sustainability Perspective Sidi Rana Menggala
 
Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Bank Sampah
Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Bank SampahProses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Bank Sampah
Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Bank SampahSidi Rana Menggala
 
Flower Theory in sustainability
Flower Theory in sustainabilityFlower Theory in sustainability
Flower Theory in sustainabilitySidi Rana Menggala
 
The future of indonesian welfare through sustainability perspective r2
The future of indonesian welfare through sustainability perspective r2The future of indonesian welfare through sustainability perspective r2
The future of indonesian welfare through sustainability perspective r2Sidi Rana Menggala
 
Baduy Project : Clean Water Facility
Baduy Project : Clean Water FacilityBaduy Project : Clean Water Facility
Baduy Project : Clean Water FacilitySidi Rana Menggala
 
Akulturasi bahasa di perbatasan
Akulturasi bahasa di perbatasanAkulturasi bahasa di perbatasan
Akulturasi bahasa di perbatasanSidi Rana Menggala
 
Poverty project : Income Generated Activity
Poverty project : Income Generated ActivityPoverty project : Income Generated Activity
Poverty project : Income Generated ActivitySidi Rana Menggala
 
Merajut Tali Keseimbangan Modernitas Melalui CSR
Merajut Tali Keseimbangan Modernitas Melalui CSRMerajut Tali Keseimbangan Modernitas Melalui CSR
Merajut Tali Keseimbangan Modernitas Melalui CSRSidi Rana Menggala
 
Kemiskinan pada masyarakat nelayan di indonesia
Kemiskinan pada masyarakat nelayan di indonesiaKemiskinan pada masyarakat nelayan di indonesia
Kemiskinan pada masyarakat nelayan di indonesiaSidi Rana Menggala
 

More from Sidi Rana Menggala (20)

Commercialization of korintji cinnamon that meets the sustainability criteria
Commercialization of korintji cinnamon that meets the sustainability criteriaCommercialization of korintji cinnamon that meets the sustainability criteria
Commercialization of korintji cinnamon that meets the sustainability criteria
 
Hand out : Zoom Conference by Sidi Rana Menggala
Hand out : Zoom Conference by Sidi Rana MenggalaHand out : Zoom Conference by Sidi Rana Menggala
Hand out : Zoom Conference by Sidi Rana Menggala
 
Indonesia Cinnamon for the World
Indonesia Cinnamon for the WorldIndonesia Cinnamon for the World
Indonesia Cinnamon for the World
 
Forest Incentives for Non Timber Forest Product
Forest Incentives for Non Timber Forest ProductForest Incentives for Non Timber Forest Product
Forest Incentives for Non Timber Forest Product
 
Sustainable Trade
Sustainable Trade   Sustainable Trade
Sustainable Trade
 
Training Pelayanan Prima
Training Pelayanan Prima Training Pelayanan Prima
Training Pelayanan Prima
 
Supply and Demand : Cost of Cultural (sustainability perspective)
Supply and Demand : Cost of Cultural (sustainability perspective)Supply and Demand : Cost of Cultural (sustainability perspective)
Supply and Demand : Cost of Cultural (sustainability perspective)
 
Transformasi konflik menuju kolaborasi
Transformasi  konflik menuju kolaborasiTransformasi  konflik menuju kolaborasi
Transformasi konflik menuju kolaborasi
 
Social Capital and Poverty Reduction : Community-Based organic farming
Social Capital and Poverty Reduction : Community-Based organic farmingSocial Capital and Poverty Reduction : Community-Based organic farming
Social Capital and Poverty Reduction : Community-Based organic farming
 
Indonesian Welfare in Sustainability Perspective
Indonesian Welfare in Sustainability Perspective Indonesian Welfare in Sustainability Perspective
Indonesian Welfare in Sustainability Perspective
 
Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Bank Sampah
Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Bank SampahProses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Bank Sampah
Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Bank Sampah
 
Flower Theory in sustainability
Flower Theory in sustainabilityFlower Theory in sustainability
Flower Theory in sustainability
 
The future of indonesian welfare through sustainability perspective r2
The future of indonesian welfare through sustainability perspective r2The future of indonesian welfare through sustainability perspective r2
The future of indonesian welfare through sustainability perspective r2
 
Program CSR Lapindo
Program CSR Lapindo Program CSR Lapindo
Program CSR Lapindo
 
Baduy Project : Clean Water Facility
Baduy Project : Clean Water FacilityBaduy Project : Clean Water Facility
Baduy Project : Clean Water Facility
 
Akulturasi bahasa di perbatasan
Akulturasi bahasa di perbatasanAkulturasi bahasa di perbatasan
Akulturasi bahasa di perbatasan
 
Poverty project : Income Generated Activity
Poverty project : Income Generated ActivityPoverty project : Income Generated Activity
Poverty project : Income Generated Activity
 
Merajut Tali Keseimbangan Modernitas Melalui CSR
Merajut Tali Keseimbangan Modernitas Melalui CSRMerajut Tali Keseimbangan Modernitas Melalui CSR
Merajut Tali Keseimbangan Modernitas Melalui CSR
 
Membaca Rupa Wajah Kebudayaan
Membaca Rupa Wajah KebudayaanMembaca Rupa Wajah Kebudayaan
Membaca Rupa Wajah Kebudayaan
 
Kemiskinan pada masyarakat nelayan di indonesia
Kemiskinan pada masyarakat nelayan di indonesiaKemiskinan pada masyarakat nelayan di indonesia
Kemiskinan pada masyarakat nelayan di indonesia
 

Recently uploaded

Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdfHarisKunaifi2
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxBudyHermawan3
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfNetraHartana
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAnthonyThony5
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditYOSUAGETMIRAJAGUKGUK1
 
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxMembangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxBudyHermawan3
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptMuhammadNorman9
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxAmandaJesica
 

Recently uploaded (8)

Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
 
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxMembangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
 

Kapital sosial dan kemiskinan

  • 1. KAPITAL SOSIAL DALAM PEMBANGUNAN MASYARAKAT MELALUI KONSEP PERTANIAN BERKELANJUTAN DESA RATUNG (MANGGARAI TIMUR) Sidi Rana Menggala
  • 2. Pendahuluan Pembangunan masih berkonsentrasi di daerah pusat, baik di ibukota ataupun untuk daerah sekitarnya, seperti pulau jawa dan sumatera pada umumnya. Dan keadaan seperti itu sangatlah jauh dari apa yang dicita-citakan dalam tujuan nasional yang menginginkan ratanya pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah. Dampak dari kurangnya pemerataan pembangunan memang tidak begitu dirasakan oleh masyarakat yang tinggal di daerah yang telah mengalami pembangunan cukup pesat, karena segala kebutuhan hidup mereka relatif lebih mudah untuk diperoleh, seperti pelayanan kesehatan ataupun sarana pendidikan yang tersebar di mana-mana, hal tersebut jauh berbeda apabila dibandingkan dengan daerah yang pembangunannya berjalan dengan lambat yang biasanya daerah-daerah tersebut adalah daerah yang terpencil. Daerah seperti itu biasanya sulit untuk mendapatkan fasilitas-fasilitas yang telah diberikan oleh pemerintah, hal ini karena biasanya pemerintah hanya menyediakan fasilitas yang sifatnya kompleks di daerah perkotaan, sehingga bagi masyarakat yang letaknya di daerah terpencil butuh waktu yang lama untuk mengakses fasilitas-fasilitas tersebut. Salah satu contohnya disini adalah desa Ratung, Kecamatan Rana Mese, Manggarai Timur. Dimana fasilitas umum seperti halnya pendidikan dan kesehatan masih jauh dibawah standar rata-rata. Penduduk desa Ratung masih mengandalkan hasil alam dalam mendompang kesehariannya. Istilah modernisasi hanya bersifat visual semata dan upaya-upaya perbaikan sosial menjadi kendala dikarenakan kondisi masyarakat yang mengandalkan nilai-nilai tradisional. Mayoritas penduduk desa Ratung hanya tergantung kepada sector agraria tradisional sehingga jauh daripada equilibrium pasar ekonomi modern. Disamping itu krisis air menjadi catatan tersendiri dalam pemerataan hasil panen. Pembangunan Ekonomi Wilayah yang Berimbang dan Berkelanjutan Perencanaan pembangunan wilayah diharapkan dapat mewujudkan keadaan yang seimbang dan berkelanjutan dari resource endowment yang dimiliki oleh masyarakat di wilayah tersebut. Keadaan yang berimbang berarti menekan ada-nya kesenjangan antardaerah, kelompok dan golongan masyarakat. Pembangunan wilayah yang berimbang mengimplikasikan pertumbuhan yang merata di daerah yang berbeda. Namun hal ini bukan berarti bahwa setiap daerah dibangun
  • 3. dengan cara yang sama atau dengan pola pengembangan ekonomi serta industri yang sama. Pembangunan yang tidak berimbang disebabkan oleh faktor-faktor geografi, sejarah, politik, kebijakan pemerintah, administrasi dan sosial ekonomi. Pembangunan memerlukan peran aktif dari semua lapisan masyarakat, tidak hanya dinamika masyarakat (internal factor) yang terus menerus berubah tetapi juga dipengaruhi oleh perkembangan politik pembangunan di tingkat global (external factor). Dalam politik pembangunan global ada dua tuntutan bahwa pembangunan harus mengakomodasi persoalan demokratisasi, hak asasi manusia, kesetaraan gender dan civil society. Respon tersebut dikarenakan pembangunan yang selama ini menggunakan orientasi pertumbuhan ekonomi. Sedangkan pada kenyataanya ukuran-ukuran ekonomi dan aktivitas pembangunan, tidak dapat menjelaskan secara detail terjadinya kemiskinan, ketimpangan berbagai macam pendapatan dan pengangguran di berbagai belahan dunia. (Jameson W. And Blue 1978) Pembangunan yang dilaksankan hendaknya dengan melibatkan berbagai unsur yang lainnya seperti sosial, politik, budaya dan yang lain. Pembangunan dengan melibatkan berbagai unsur tersebut yang disebut engan pembangunan sosial. Pembangunan sosial merupakan sebuah proses perubahan sosial yang terencana yang didisain untuk mengangkat kesejahteraan penduduk menyeluruh dengan menggabungkannya dengan proses pembangunan ekonomi yang dinamis. Pembangunan sosial merupakan proses pembangunan manusiayang terkait dengan pembangunan ekonomi, dengan berbagai fokus disiplin ilmu (interdiciplinary) berdasarkan ilmu sosial yang berbeda, menekannkan pada proses dimana merupakan suatu yang dinamis, proses yang progresif, serta bersifat ntervensi, melibatkan rakyat dengan menyeluruh ruang lingkup inklusif serta universal. (James Midgley, 1995). Pembanguan sosial yang dilakukan oleh pemerintah dengan melibatkan partisipasi masyarakat sehingga bersifat demokratis dan sesuai dengan isu politik global dalam pembangunan. Pembangunan yang berkelanjutan adalah suatu keadaan dimana pembangunan tidak menyebabkan keadaan yang semakin memburuk dari waktu ke waktu. Konsep ini menerapkan konsep waktu yang tidak terbatas tetapi tujuan pemba-ngunan harus dicapai pada batas waktu tertentu. Untuk mencapai keadaan ini, benefit dan cost di masa yang akan datang harus didiscount sehingga memiliki nilai yang sama dengan saat sekarang. Pembangunan yang
  • 4. berkelanjutan meng-isyaratkan tingkat perubahan pembangunan (rate of change of development) yang bernilai positif sepanjang waktu. Kapital Sosial Kapital sosial merupakan suatu konsep yang relatif ‘baru’ yang dalam teori pembangunan berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kapital sosial tersebut bersifat problematik terutama peletakan kata sosial dalam yang menyifati kapital. Kapital dalam referensi ekonomi mempertimbangkan referensi yang bukan ekonomi seperti sosiologi sehingga terkadang sulit mencapai titik temu dalam keseragaman pengertian. (Robert M. Z. Lawang, 2004). Modal sosial merupkan konsep sosiologi mengacu koneksi dan jaringan sosial. Istilah modal mengacu pada kohesi sosial dan investasi pribadi dalam masyarakat (Modal Sosial dalam wikipedia.com) Tesis ustama dalam kapital sosial hubungan masalah, dengan ide utamanya merupakan jaringan sosial merupakan aset yang berharga. Interaksi memungkinkan orang untuk membangun masyarakat, untuk berkomitmen satu sama lain, dan untuk merajut tatanan sosial. Sebuah rasa memiliki dan pengalaman beton jaringan sosial (dan kepercayaan dan hubungan toleransi yang dapat terlibat) bisa, itu berargumen, membawa manfaat besar untuk orang. (John Field, 2003). Kepercayaan antara individu-individu sehingga menjadi kepercayaan antara orang asing dan kepercayaan dari kain luas lembaga-lembaga sosial, pada akhirnya, itu menjadi seperangkat nilai-nilai bersama, kebajikan, dan harapan dalam masyarakat secara keseluruhan. Tanpa interaksi ini, di sisi lain meluruh kepercayaan, pada titik tertentu, peluruhan ini mulai memanifestasikan dirinya dalam masalah-masalah sosial yang serius . Konsep kapital sosial berpendapat bahwa bangunan atau membangun kembali kepercayaan masyarakat dan membutuhkan-ke-muka pertemuan muka. (C. Beem, 1999) Kapital Sosial dalam Masyarakat Masyarakat merupakan suatu perkumpulan manusia yang berkesadaran dalam mempertahankan eksistensinya di dalam lingkungan. Dalam rangka mempertahankan eksistensi manusia dengan kemampuannya mengelola dan mengembangkan alam. Manusia sebagai mahluk sosial, karena ia memerlukan orang lain dalam berhubungan ataupun menjalankan aktivitasnya. Manusia sebagai mahluk sosial tersebut maka memerlukan sebuah organisasi kemasyarakatan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup bersama.
  • 5. Konsep masyarakat sipil merupakan jejaring kerja (working network) yang tidak hanya terdiri civil society organizations, namun melibatkan partai politik, lembaga-lembaga agama, prnata adatdan aktor-aktor individu seperti para informal tokoh-tokoh agama. Jejaring ini bergerak secara setimultan dan berupaya mengimplementasikan melalui proses demokratisasi partisasipasu rakyat dalam pembuatan kebijakan, prinsip good governance dalam pencapaian political public goods, pemerataan distribusi kesejahteraan, prinsip non kekerasan dalam mengatasi perasalahan sosial. Gerak jejaring kerja tersebut tidak mengurangi peran kewarganegaraan, namun lebih diarahkan dalam penguatan kapasitas masyarakat sipil tersebut mengembangkan mekanisme penguatan warga dalam berhadapan dengan pasar dan negara. Dalam kehidupan dimasyarakat yang bersifat sehari-hari keperangkatan sosial lebih dikenal degan arisan, simpan pinjam, serikat tolong menolong, kelompok jama’ah ta’alim. Kepranataan dapat dilihat dalam upacara adat, kegiatan masyarakat seperti perkawinan, kelahiran, kematian dan yang lain. Semuanya diperkuat nilai-nilai sosial dan kearifan lokal yang sidah melembaga dengan baik seperti nilai kebersamaan, kepranataan dan nilai-nilai sosial ertentu mampu membuat jaringan strategis sebagai wahana pembangunan masyarakat. Keperangkatan, kepranataan dan nilai-nilai sosial tersebut didalam kapital sosial merujuk pada bagian organisasi sosial seperti kepercayaan norma dan jaringan yang dapat meningkatkan efisensi masyarakat dengan memfasilitasi tindakan-tindakan terkoordinasi dalam masyarakat. Kapital sosial merujuk pada institusi hubungan sikap dan nilai yang membimbing interaksi konstribusi pada perkembangan ekonomi dan sosial. (Robert M. Z. Lawang, 2004). Kapital sosial memiliki tujuan mempererat hubungan atara anggota masyarakat serta menjadikannya hubungan yang harmonis sehingga lebih mudah dalam menangani permasahan sosial yang ada. Penanganan permasalah sosial yang ada ini menjadikan masyarakat mudah dalam mencapai kesejahteraan dan memperlancar pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah.
  • 6. Konsep Pembangunan Masyarakat Melalui Pertanian Organik Krisis pangan saat ini salah satu perihal krusial dan menjadi sorotan dunia, dimana dengan jumlah total 7.4 milyar penduduk di bumi dengan konsumsi pada tahun 2018 diatas nilai-nilai jumlah penduduk bumi. Oleh sebab itu, bagaimana upaya kita dapat berperan dalam menciptakan Food Security untuk generasi mendatang. Salah satu wujud nyata yang dapat dilakukan adalah mendorong mencintai "pertanian" sejak dini, dimana dimulai dari bangku sekolah hingga menjadi sebuah mata pencaharian di kemudian hari. Berdasarkan data statistik Deptan bahwa pada tahun 2010, total anak usia diatas 15 tahun yang memiliki profesi sebagai petani hanya berjumlah 41 juta orang dari total jumlah penduduk di Indonesia. Sehingga dapat dikatakan bahwa, saat ini Indonesia juga tidak hanya mengalami krisis pangan tetapi juga krisis profesi petani dikarenakan perubahan perilaku masyarakat dan modernisasi yang terjadi. Maka dari itu perlunya konsep pembangunan masyarakat melalui Kapital Sosial, baik dari sector sosial, ekonomi maupun lingkungan. Salah satu wujudnya adalah pertanian berkelanjutan Pertanian Berkelanjutan adalah keberhasilan dalam mengelola sumberdaya untuk kepentingan pertanian dalam memenuhi kebutuhan manusia, sekaligus mempertahankan dan meningkatkan kualitas lingkungan serta konservasi sumberdaya alam. Pertanian berwawasan lingkungan selalu memperhatikan nasabah tanah, air, manusia, hewan/ternak, makanan, pendapatan dan kesehatan. Kapital sosial disini memiliki fungsi untuk mendorong lahirnya sebuah ikatan kerjasama penduduk desa Ratung dengan pembekalan pertanian organic dalam memajukan agraria di daerahnya Objektif  Mempromosikan konsep pertanian organik sebagai alternatif mata pencaharian untuk penduduk desa Ratung  Menghentikan laju krisis pangan tingkat desa Ratung melalui konsep pertanian organik dimulai dari tingkat rumah tangga
  • 7.  Pembekalan ilmu pertanian organik kepada perwakilan penduduk yang dapat di- implementasi di lingkungan tempat tinggal dan berbagi pengetahuan kepada komunitas lokal Indikator – Indikator Permasalahan  Rendahnya pengetahuan pengelolahan hasil alam  Jenjang edukasi yang rendah  Jumlah pengganguran tinggi tanpa kemampuan life-skill  Pertumbuhan ekonomi tidak merata  Urbanisasi ke kota-kota besar di kepulauan Jawa Pertanian Organik dan Kapital Sosial Pengelolaan pertanian yang berwawasan lingkungan dilakukan melalui pemanfaatan sumberdaya alam secara optimal, lestari dan menguntungkan, sehingga dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan untuk kepentingan generasi sekarang dan generasi mendatang. Pemilihan komoditas dan areal usaha yang cocok merupakan kunci dalam pelaksanaan pembangunan pertanian berkelanjutan, komoditas harus yang menguntungkan secara ekonomis, masyarakat sudah terbiasa membudidayakannya, dan dibudidayakan pada lahan yang tidak bermasalah dari segi teknis, ekologis dan menguntungkan secara ekonomis. Beberapa perinsip dasar yang perlu diperhatikan adalah: (1) pemanfaatan sumberdaya alam untuk pengembangan agribisnis hortikultura (terutama lahan dan air) secara lestari sesuai dengan kemampuan dan daya dukung alam, (2) proses produksi atau kegiatan usahatani itu sendiri dilakukan secara akrab lingkungan, sehingga tidak menimbulkan dampak negatif dan eksternalitas pada masyarakat, (3) penanganan dan pengolahan hasil, distribusi dan pemasaran, serta pemanfaatan produk tidak menimbulkan masalah pada lingkungan (limbah dan sampah), (4) produk yang dihasilkan harus menguntungkan secara bisnis, memenuhi preferensi konsumen dan aman konsumsi.
  • 8. Korelasi antar Kapital Sosial dan Pengembangan Pertanian Organik Pengertian korelasi disini adalah hubungan kausal antar kapital sosial dan pengembangan pertanian organic di desa Ratung sebagai salah wujud pengentasan kemiskinan melalui pemahaman communitarian view, network view, institutional view dan synergy view (Woolcock, 2005) Communitarian view: Penduduk secara mandani memiliki sebuah konsep tentang pembangunan sosial melalui konsep pertanian organik sehingga adanya kepedulian dari pemerintah daerah untuk mendukung program tersebut. Penduduk dapat memiliki keterampilan karena adanya peran dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) ataupun lembaga non-profit yang peduli dengan eksistensi di desa Ratung Network view: Merupakan sebuah pola relasi yang bersifat horizontal ataupun vertical antar penduduk dengan pemerintah dan bersifat transaksional dengan pengertian bahwa bilamana terdapat pemuda-pemuda yang menjalankan konsep pertanian organic sehingga secara otomatis dapat mendorong kebijakan daerah untuk menanggarkan APBD untuk program terkait Institutional view: Pola ini merupakan salah satu bentuk kemitraan yang ideal, dimana Negara dan korporasi dapat bekerja sama dalam mendukung pembangunan di desa Ratung melalui pertanian organic untuk menjamin keberlangsung ketahanan pangan dan penghapusan kemiskinan. Synergy view: Pada tahapan ini semua elemen masyarakat, pemerintah, lsm dan perusahaan secara bahu-bahu mewujudkan pembangunan sosial di desa Ratung untuk mengedepankan pembangunan sosial, dengan bermodalkan program kerja pertanian organic hingga dapat pelaksanaan penjualan keluar daerah tempat tinggal. Strategi Pengembangan Pertanian Organik untuk Penduduk Desa Ratung Salah satu landasan konseptual dari Kapital sosial adalah terdapatnya pihak-pihak tertentu misalkan dari organisasi kemasyakatan, perusahaan ataupun pemerintah daerah/pusat dapat
  • 9. mendorong terwujudnya pengembangan kapasitas sebuah masyakat. Oleh sebab itu, adapun wacana untuk mengirimkan pemuda perwakilan dari desa Ratung untuk mengikuti pembekalan pelatihan pertanian organik di Yayasan Karang Widya (Jawa Barat) untuk memunculkan penggiat-penggiat muda yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan terkait pertanian organik. Penggiat muda yang berkomitmen untuk menyebarluaskan praktek pertanian organik di komunitas. Korelasi antar pengembangan pertanian organic dan Kapital sosial adalah suatu bentuk investasi sosial yang meliputi kemampuan sumber daya sosial dalam seluruh hubungan sosial dalam mencapai tujuan individu atau kelompok secara efektif dan efisien. Sumber utama dari kapital sosial ialah jaringan kerja (networking), kepercayaan, nilai dan norma serta kekuatan yang menggerakan. Kesimpulan Konsep masyarakat merupakan sebuah jejaring (network) yang tidak hanya terdiri LSM, namun melibatkan segenap elemen dari pemerintah, perusahaan, partai politik hingga relewan-relawan pekerja sosial. Jejaring ini bergerak secara bersamaan dan berupaya menerapkan melalui proses keterlibatan dan partisasipasi penduduk hingga akhirnya melahirkan kebijakan-kebijakan yang PRO-sosial. Kapital sosial diperkuat dukungan moral dari segenap elemen penduduk dengan tujuan pembangunan sosial. Salah satu wujudnya adalah melalui konsep Pertanian Berkelanjutan, yakni pertanian organik.
  • 10. Daftar isi  Article : International Centre for Research in Organic Food Systems, Sustainability of organic farming in a global food chain perspective 2007 – 2010  Beem, C., 1999, The necessity of politics. Reclaiming American public life. University of Chicago Press  Estes, R. (1993). Towards Sustainable Development: From Theory to Praxis. Social Development Issues  Iwan J. Azis, 2011, Iwan J. Azis, Pembangunan Berkelanjutan: Peran dan Kontribusi Emil Salim, KPG  Japan Council on the UN Decade of Education for Sustainable Development (ESD- J),2013, Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan  Jameson, and Richard N. Blue, 1978 "Strategies for Growth and Equity" Yale Press  James Midgley, 1995, Social Development: The Developmental Perspective in Social Welfare, Sage Press  John Field, 2003, Social Capital, Routledge  Margaret Krome (2009). Building Sustainable Farms, Ranches and Communities. National Institute of Food and Agriculture (NIFA)  Robert M.Z. Lawang, 2004, Kapital sosial dalam perspektif sosiologik, UI press  Saut M. Lubis, 2000, Panduan Perencanaan Pembangunan Berkelanjutan: Indikator Pembangunan Berkelanjutan (Upaya Mencapai Kehidupan yang Makin Berkualitas)  Stephane Bellon. (2014). Organic Farming, Prototype for Sustainable Agricultures. Speheger