4. Alur Pengembangan Soal AKM
Penyusunan
desain soal
AKM
Analisis
framework
Penyusunan
stimulus
Penugasan
penulisan soal
Penulisan soal
Telaah soal Desain ujicoba
Perakitan
bahan ujicoba
Validasi soal Ujicoba
Penskoran dan
analisis
Seleksi soal
Pemanfaatan
hasil
5. Catatan
yang perlu diperhatikan
dalam setiap Langkah
• Gambaran umum Langkah
• Metode pelaksanaan Langkah
• Sasaran/tujuan
• Output
• Personel yang terlibat
• Waktu yang dibutuhkan untuk
mencapai sasaran
6. Komponen yang di ukur
Konten
• Aljabar
• Bilangan
• Geometri
• Pengukuran,
• Data dan ketidakpastian
Proses
Kognitif
• Pemahaman
• Penerapan
• Penalaran
Konteks
• Personal
• Sosial budaya
• Saintifik
8. Kompetensi materi Siswa kelas 10
Domain Sub Domain Kompetensi
Geometri dan
pengukuran
Bangun Geometri • Memahami dan menggunakan perbandingan geometri
• Menghitung volume dan luas permukaan limas segi-n,
kerucut, dan bola
Aljabar Persamaan dan
pertidaksamaan
Menyelesaikan persamaan dan pertidaksamaan kuadrat, sistem
persamaan linier dua atau tiga valiabel
Relasi dan fungsi
(termasuk pola
bilangan)
• Memahami barisan aritmatika dan geometri
• Memahami fungsi kuadrat dan grafiknya, serta sifat-sifatnya
Data dan
ketidakpastian
Data dan
representasinya
Menentukan dan menggunakan ukuran penyebaran data
(jangkauan, simpangan, dan variansi)
Ketidakpastian dan
peluang
Memahami dan menggunakan sifat-sifat peluang kejadian
10. Soal AKM dikatakan soal yang mengasah
logika, pola pikir kritis, dan kreativitas.
Selaras dengan tujuan HOTS (High Order
Thinking Skill) adalah kemampuan berpikir
kritis, logis, reflektif, metakognitif, dan
berpikir kreatif yang merupakan kemampuan
berpikir tingkat tinggi.
Sehingga soal bertipe AKM bersifat HOTS.
Soal AKM juga tidak selalu sama dengan
soal HOTS, misalnya pada literasi
mencari dan memahami informasi,
serta pada NUMERASI bagian
pemahaman dan penerapan itu tidak
HOTS.
11. Level Kognitif semakin tinggi,
membuat keputusan yang lebih kompleks
Level 1
125 + 50 =?
Level 2
Petani A memanen
125 butir jeruk
sedangkan petani B
memanen 50 butir
jeruk. Berapakah
jumlah seluruh
jeruk yang
dipanen?
Level 3
Budi menggunakan
kalkulator untuk
menjumlahkan 125
+ 50, namun ia
salah memencet
angka 50 menjadi
60. Apakah yang
harus dilakukan
untuk
mendapatkan hasil
penjumlahan yang
seharusnya?
Level 4
Aris menggunakan
kalkulator miliknya
untuk
menjumlahkan
angka 125 + 50.
tetapi tombol 5 5
pada kalkulator
Aris rusak, bilangan
apa sajakah yang
dapat digunakan
Aris untuk
memperoleh hasil
yang sama dengan
125 + 50?
Level 5
Hadi menggunakan
kalkulator miliknya
untuk menjumlahkan
angka 125 + 50.
Tetapi tombol 5
rusak pada kalkulator
hadi. Hadi bermaksud
meminjam kalkulator
Budi. Budi
mengatakan bahwa
hadi tetap dapat
menggunakan
kalkulatornya
rusaknya miliknya.
Apakah Budi Benar?
Jelaskan alasanmu?
12.
13. Kiat Mengembangkan
Soal AKM Numerasi
• By Development
• By Utilization
• By Modification
• By Customisation
Kiat DUMC
14. By Development
• Membuat Soal AKM Numerasi dari scratch (kosong),
karena yang ingin disampaikan sangat unik dan spesial.
Soal AKM Numerasi by development ini guru akan
membuat Soal AKM Numerasi dari nol atau dari tidak
ada menjadi ada.
• Karena guru akan membuat Soal AKM Numerasi yang
lebih spesifik, di mana Soal AKM Numerasi tersebut
merupakan ide original dari guru itu sendiri.
15. By Utilization
• Mengambil Soal AKM Numerasi yang
sudah jadi tanpa modifikasi apapun.
Bila guru memperoleh sebuah Soal
AKM Numerasi maka guru akan
menyampaikan Soal AKM Numerasi
tersebut dengan cara apa adanya
tanpa embel-embel apapun.
• Misalnya guru mendapatkan referensi
dari buku Pengembangan Soal AKM
Numerasi “Pusat Asesmen dan
Pembelajaran”.
16. By Modification
• Menyesuaikan Soal AKM Numerasi yang
diambil dengan melakukan modifikasi dan
penyesuaian. Cara ini cenderung mirip
dengan by utilization karena memperoleh dari
suatu sumber.
• Namun dalam prakteknya guru bisa
memodifikasi Soal AKM Numerasi tersebut,
bisa dikurang bisa juga ditambah sesuai
kebutuhan.
17. By Customisation
• Mengembangkan Soal AKM Numerasi
dengan cara memadukan berbagai objek
konten yang beragam. Pada cara
pengembangan Soal AKM Numerasi ini guru
akan memadukan atau mencampuran
ketiga cara sebelumnya.
18. Catatan penting dalam
membuat soal AKM
• Mencari informasi disekitar
yang aktual, esensial serta
aplikatif, dan tentunya yang
berhubungan dengan
kompetensi dasar.
• Setelah menemukan informasi
yang cocok dengan kompetensi
dasar pelajaran, Anda bisa
mencari data atau informasi
tambahan berupa gambar,
infografis, dan lainnya. Lalu
tentukan nilai-nilai penting
dalam informasi tersebut untuk
ditekankan kepada peserta
didik.
19. Lima
karakteristik
asesmen
kontekstual
(REACT)
1.Relating, asesmen terkait langsung dengan konteks
pengalaman kehidupan nyata.
2.Experiencing, asesmen yang ditekankan kepada
penggalian (exploration), penemuan (discovery), dan
penciptaan (creation).
3.Applying, asesmen yang menuntut kemampuan peserta
didik untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang
diperoleh di dalam kelas untuk menyelesaikan masalah-
masalah nyata.
4.Communicating, asesmen yang menuntut kemampuan
peserta didik untuk mampu mengomunikasikan
kesimpulan model pada kesimpulan konteks masalah.
5.Transfering, asesmen yang menuntut kemampuan
peserta didik untuk mentransformasi konsep-konsep
pengetahuan dalam kelas ke dalam situasi atau konteks
baru.
AKM bersifat aplikatif, konteks
yang esensial atau sesuai
dengan kehidupan yang terjadi
sehari-hari
22. Contoh
• Satuan Pendidikan : SMA
• Kelas : 10
• Domain : Aljabar
• Sub Domain : Relasi dan fungsi (termasuk pola bilangan)
No. Level Kognitif Aspek Konteks Kompetensi
Ragam
Pengetahuan
Bentuk Soal Indikator
1 Pemahaman Menghitung Saintifik
Memahami barisan
aritmatika dan
geometri
Konsep
Ady sedang
menjumlahkan nomor-
nomor pada halaman
buku yang terdiri dari 20
halaman. Jumlah yang ia
dapatkan adalah 224.
Ternyata terjadi
kekeliruan, yaitu ada
satu halaman yang
dihitung dua kali.
Menyelesaikan
permasalahan
kehidupan
sehari-hari yang
berkaitan dengan
konsep
deret aritmetika
dan deret geometri;
28. Konteks-Personal
• Berkaitan dengan kepentingan diri secara pribadi.
• Berfokus pada aktivitas seseorang, keluarganya, atau
kelompoknya.
• Konteks yang dianggap pribadi antara lain berkaitan
dengan persiapan makanan, belanja, permainan,
Kesehatan pribadi, transportasi pribadi, olahraga,
perjalanan, penjadwalan pribadi, dan keuangan
pribadi.
• Konteks ini juga mencakup hobi, cita-cita, dan juga
cara seseorang dalam melakukan pekerjaan seperti
mengukur, menghitung biaya, memesan bahan untuk
bangunan, penggajian, akuntansi, control kualitas,
penjadwalan, dan pengambilan keputusan terkait
pekerjaan
29. Konteks-Sosial Budaya
• Berkaitan dengan kepentingan antar
individu, budaya, dan isu
kemasyarakatan.
• Masalah komunitas atau masyarakat (baik
itu lokal/daerah, nasional, maupun global).
• Meliputi sistem pemungutan suara,
transportasi publik, pemerintahan,
kebijakan public, demografi, periklanan,
statistic, dan ekonomi nasional.
• Masalah sosial dan kebudayaan.
30. Konteks-Saintifik
• Berkaitan dengan isu, aktivitas, serta fakta ilmiah baik
yang telah dilakukan maupun futuristic.
• Masalah yang berkaitan dengan aplikasi matematika di
alam semesta dan isu serta topik yang berkaitan
dengan sains dan teknologi.
• Meliputi cuaca atau iklim, ekologi, ilmu medis (obat-
obatan), ilmu ruang angkasa, genetika, pengukuran,
dan keilmuan matematika itu sendiri.
• Konteks yang terkait dengan keilmuan matematika
disebut konteks intra-matematika, sedangkan yang
terkait dengan keilmuan lainnya disebut ekstra-
matematika.
31. Ragam Pengetahuan
• Fakta: informasi tentang nama orang, tempat, kejadian,
julukan, istilah, dan simbol. Selain itu, fakta juga mengenai
hubungan antar informasi tersebut.
• Konsep: memiliki dua sifat, yaitu nyata dan abstrak.
Konsep nyata mengandung aspek kebenaran dan
kasatmata. TV, secara umum adalah benda nyata,
berfungsi sebagai salah satu sumber informasi. Pendapat,
gagasan atau pandangan seseorang terhadap sesuatu hal
dapat dikategorikan sebagai konsep abstrak.
• Prosedur: tugas atau pekerjaan yang harus dilaksanakan
oleh peserta didik secara bertahap atau berurutan.
Merupakan pengetahuan bagaimana melakukan sesuatu.
• Metakognitif: cara untuk meningkatkan kesadaran
mengenai proses berfikir dan pembelajaran yang berlaku.
Apabila kesedaran ini wujud, seseorang dapat mengawal
fikirannya dengan merancang, memantau dan menilai apa
yang dipelajari.
32. Thank
you
Shoffan Shoffa, S.Pd., M.Pd.
I : Universitas Muhammadiyah Surabaya
E : shoffanshoffa@gmail.com
H : 082141201983
W : https://sites.google.com/view/shoffanshoffa21
T : https://t.me/cafeidea_shoffanshoffa