Dokumen tersebut membahas strategi untuk meningkatkan literasi dan numerasi siswa di sekolah, meliputi penguatan lingkungan belajar fisik dan sosial, program sekolah yang komprehensif, serta penekanan pada penalaran dan proses pemecahan masalah di berbagai mata pelajaran."
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Strategi Peningkatan Literasi dan Numerasi
1. Peningkatan Mutu Pembelajaran
Berbasis Literasi - Numerasi
(Bergerak menuju IKM)
DIKLAT MERANCANG RPP
BERORIENTASI NUMERASI DAN LITERASI
BAGI GURU DAN KEPALA SEKOLAH
KABUPATEN BARITO KUALA
2. Biodata
Nama : Candi Alison, S.Pd., M.Pd.
TTL : Banjarmasin, 08 Maret 1976
Pendidika : S1 Pendidikan Kimia IKIP Bandung (UPI)
S2 Penelitian & Evaluasi Pendidikan UNJ
Prestasi :
Duta Sains PPPPTK IPA (2019)
Finalis Nasional OGN bid. IPA SMP (2019)
Juara 3 Guru Berprestasi Prov. Kal-Sel (2019)
Pekerjaan : Guru IPA di SMPN 3 Mataraman, Kab. Banjar
Pengalaman Organisasi:
2015 – 2020 Ketua MGMP IPA Kab. Banjar
2019 sd sekarang Ketua APKS Sains PGRI Kab. Banjar
2020 sd sekarang Kordinator Informasi PGRI Kab.
Banjar
Pendidikan & Pelatihan :
Fasilitator Nasionan Wawasan Kebinekaan Global – PUSPEKA KemdikbudRistek
Fasilitator PSP Angkatan 3
Pengajar Praktik Guru Penggerak (2020)
ToT Innovative STEM & Inquiry Based Education; Nagoya University Jepang (2019)
Fasilitator PKP dalam PKB Kemdikbud (2019)
Instruktur Kurikulum 2013 (2017)
Instruktur Nasional Guru Pembelajar (2016)
CP : 0822 9997 3138
email :
candimpd83@guru.smp.belajar.id
3. “Peta Jalan Gerakan Literasi
Nasional” (Kemendikbud, 2017)
• Dalam konteks Abad XXI, literasi tidak
sekadar kemampuan membaca, menulis,
dan berhitung (numerasi), tetapi juga melek
ilmu pengetahuan (sains) dan teknologi
(digital), keuangan (finansial), budaya dan
kewargaan. Keenam hal itu merupakan
literasi dasar dan disebut sebagai dimensi
literasi.
• Menyiapkan generasi yang literat untuk
menghadapi tantangan abad ke-21 menjadi
tujuan akhir dari gerakan literasi sekolah.
4. Terdapat isu kompetensi siswa
di Indonesia…
2 dari 3 siswa
belum mencapai
kompetensi
minimum numerasi1
1. Hasil AKM konsisten di semua jenjang pendidikan dasar dan menengah (SD / SMP / SMA /
SMK / sederajat)
1 dari 2 siswa
belum mencapai
kompetensi
minimum literasi
membaca1
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 1
5
Sumber: Asesmen Nasional
2021
Hasil AKM …yang berpotensi
berakibat buruk pada
kelangsungan kemasyarakatan
Kesadaran rendah terhadap
hoax yang disebarkan di
masyarakat
Daya saing rendah di era
berbasis teknologi dan digital
2a
5. 49% 55% 51%
28%
10% 5%
(Surver Karakter mengacu pada P3)Kreativitas dan iman,
taqwa, dan akhlak sebagai karakter terbesar keseluruhan siswa
IndonesiaPersentase siswa yang memenuhi profil Pelajar
Pancasila
%
1. Secara relatif dibanding dengan sub-aspek
lain
32% 35%
18% 16% 15% 13%
SMP /
sederajat
Iman, taqwa, dan akhlak mulia dan kreativitas merupakan
aspek yang paling menojol dari siswa Indonesia1. Tetapi sarana
siswa untuk menyalurkan kreativitas masih terbatas
49% 45%
33% 30% 30% 26%
SMA / SMK
/
sederajat
Iman,
Taqwa, dan
Akhlak
Mulia
Gotong Royong
Kreativitas Nalar Kritis Kebinekaan
Global
Kemandirian
Hasil karakter SD / SD / sederajat
sederajat cukup tinggi
Hasil SMA / SMK
/
sederajat relatif
lebih
tinggi
dibanding dengan
hasil SD / sederajat
atau SMP /
sederajat
Kebinekaan dan kemandirian
merupakan aspek yang relatif
paling rendah dari siswa Indonesia1
2b
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
5
Sumber: Asesmen Nasional
2021
6. (Kualitas Pembelajaran) Guru Indonesia relatif baik dalam memberikan
dukungan afektif pada murid tetapi perlu peningkatan kemampuan
manajemen kelas dan aktivasi kognitif
1. Persentase yang menilai ”baik” (dengan kategori penilaian “kurang”, “sedang”, dan
“baik”)
67%
50%
34%
32%
48%
29%
1%
2%
37%
Aktivasi
kognitif
Manajemen
kelas
Dukungan afektif
Performa kualitas pembelajaran di satuan
pendidikan
%
• Perhatian dan kepedulian guru memiliki
performa tertinggi di aspek dukungan afektif
(>50% murid mengindikasikan performa
“baik” pada butir ini)
• Peningkatan diperlukan dari sisi
ekspektasi akademik menurut murid dan
unpan balik konstruktif menurut murid
• Instruksi yang adaptif dinilai rendah oleh
guru (1.7%1) dan murid (0.9%1)
• Persepsi murid terhadap panduan
guru(1.3%)
dan aktivitas interaktif (0.1%) relatif
lebih rendah dibanding persepsi guru
terhadap 2 aspek tersebut (19.8% dan
11.1%)
Kurang Baik
Sedang
2c
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
6
Sumber: Asesmen Nasional
2021
7. 0,16
0,14
0,18
0,15
0,42
0,51
0,52
0,52
Persepsi guru tentang kualitas pembelajaran lebih positif
dibanding persepsi siswa, padahal persepsi siswa lebih
berkorelasi pada kompetensi
19,8%
33,6%
0,1%
11,1%
79,6%
1,3%
0,9%
1,9%
Persentase penilaian baik terhadap aspek
kualitas
pembelajaran1
%
Penilaian siswa
Penilaian guru
Aktivitas
interaktif
Panduan
guru
Umpan
balik
konstruktif
Ekspektasi
akademik
• Perbedaan persepsi antara guru dan murid menujukkan bahwa level pembelajaran berorientasi siswa masih rendah di
seluruh
jenjang pendidikan
• Penting untuk memperhatikan penilaian siswa terhadap kualitas pembelajaran; penilaian siswa memiliki korelasi yang
lebih besar kepada kompetensi dibandingkan penilaian guru
1. Dari kategori penilaian “kurang”, “sedang”, dan “baik”
CONTOH BEBERAPA ASPEK - TIDAK
EXHAUSTIVE
Korelasi sub-kategori kualitas pembelarajan
terhadap capaian kompetensi numerasi
Aktivitas
interaktif
Panduan
guru
Umpan
balik
konstruktif
Ekspektasi
akademik
Penilaian siswa
Penilaian guru
CONTOH KOMPETENSI NUMERASI
CONTOH BEBERAPA ASPEK - TIDAK
EXHAUSTIVE
2c
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
7
Sumber: Asesmen Nasional
2021
8. (Refleksi Guru )Guru Indonesia memerlukan penguatan untuk
selalu merefleksi dan belajar untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran
Performa Refleksi dan Perbaikan Pembelajaran oleh
Guru
%
Refleksi atas Praktik mengajar yang baik artinya
Píoses íefleksi telah secaía íutin dan konsisten,
ditindaklanjuti dengan pencaíian sumbeí belajaí
baik daíi buku, diskusi, píaktek baik oíang lain,
maupun beíbagai sumbeí belajaí lainnya untuk
peningkatan kualitas dan pengembangan
inovasi
Penerapan praktik inovatif yang baik
artinyaGuíu teíbiasa mencaíi caía, sumbeí,
dan stíategi pengajaían baíu dalam íangka
melakukan inovasi pembelajaían untuk
meningkatkan keteítaíikan, keteílibatan, dan
pemahaman siswa teíhadap mateíi
pembelajaían
Baik
Kurang
Sedang
23,31
24
21,09
32,33
29,08
30,52
41,86
35,84
39,81
Belajar tentang
Pembelajaran
Penerapan Praktik
Inovatif
Refleksi atas praktik
mengajar
Belajar tentang pembelajaran yang baik artinya
Guíu sudah aktif mencaíi íefeíensi pengajaían
melalui buku, seminaí, diskusi, píaktik baik guíu
lain, dll untuk meningkatkan kualitas pengajaían.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
8
Sumber: Asesmen Nasional
2021
9. Kepemimpinan instruksional memerlukan
penguatan untuk pengelolaan kurikulum sekolah
serta penanaman visi misi sekolah
Performa Kepemimpinan
instruksional
% Dukungan untuk refleksi guru yang baik artinya
Sekolah sudah memiliki píogíam, sistem insentif,
dan sumbeí daya yang telah mendukung guíu
untuk melakukan íefleksi dan peíbaikan
pembelajaían.
Pengelolaan kurikulum sekolah yang baikartinya
Peíencanaan pembelajaían, píaktik
pembelajaían, dan píaktik asesmen di satuan
pendidikan sudah beíoíientasi pada
peningkatan hasil belajaí siswa.
Baik
Kurang
Sedang
Visi misi sekolah yang baik artinya Visi-misi
sekolah menjadi acuan dalam peíencanaan
dan pelaksanaan píogíam keíja sekolah seíta
dikomunikasikan kepada waíga sekolah yang
dipantau kemajuan íealiasisasi mewujudkan
visi-misi sekolah menggunakan data.
7,65
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
9
Sumber: Asesmen Nasional
2021
7,62
34,51
27,76
26,34
28,54
38,27
35,76
27
visi misi
sekolah
pengelolaan kurikulum
sekolah
dukungan untuk refleksi
guru
12. Pengertian
GLS
Gerakan
Literasi
Sekolah
(GLS) adalah kemampuan mengakses,
memahami, dan menggunakan sesuatu
secara cerdas melalui berbagai aktivitas,
antara lain membaca, melihat, menyimak,
menulis, dan/atau berbicara.
Gerakan Literasi Sekolah merupakan
sebuah upaya yang dilakukan secara
menyeluruh untuk menjadikan sekolah
sebagai organisasi pembelajaran yang
warganya literat sepanjang hayat melalui
pelibatan publik (Kemendikbud, 2016).
27. • Kebijakan yang memastikan
pemenuhan akses, mengatur
tata kelola dan mutu perlu
diterjemahkan dalam strategi
penguatan untuk menumbuhkan
budaya literasi dan numerasi di
ruang kelas dan di sekolah.
Bagaimana strategi penguatan
literasi dan numerasi untuk
mengembangkan ekosistem
sekolah sebagai tempat
pembelajaran yang bermutu?
29. Mengapa kompetensi NUMERASI PENTING ?
Kehidupan di abad ke-21 lebih
membutuhkan kemampuan
berpikir yang menggunakan
konsep, prosedur, fakta, dan alat
matematika untuk mengambil
sebuah keputusan
30. APA ITU KOMPETENSI NUMERASI ?
Kemampuan berpikir menggunakan
konsep, prosedur, fakta, dan alat
matematika untuk menyelesaikan
masalah sehari-hari pada berbagai jenis
konteks yang relevan untuk individu
sebagai warga negera Indonesia dan
dunia
31. Penguatan kemampuan numerasi peserta
didik dapat dilakukan melalui strategi
berikut:
• Menyediakan sarana lingkungan fisik yang memberikan
stimulus numerasi kepada peserta didik serta lingkungan
berkarya (makerspace) yang memfasilitasi interaksi numerasi.
• Membangun lingkungan sosial-afektif positif yang mendukung
growth mindset bahwa numerasi merupakan keterampilan
dasar yang harus dimiliki oleh semua peserta didik dan
merupakan tanggung jawab semua orang, bukan hanya peran
dari guru matematika saja.
• Mengimplementasi berbagai program sekolah yang
komprehensif dan sesuai untuk berbagai kelompok peserta
didik yang ditargetkan, misalnya program numerasi dini untuk
peserta didik pendidikan usia dini.
• Menekankan penalaran dan proses pemodelan pemecahan
masalah di dalam mata pelajaran matematika dan
menerapkan numerasi lintas kurikulum di mata pelajaran
nonmatematika.
32. Strategi Implementasi pada Lingkungan Fisik dan
Membangun Lingkungan Berkarya (Makerspace)
• Pengembangan sarana penunjang dengan memanfaatkan lingkungan
sekolah sebagai media pembelajaran numerasi sehingga tercipta
ekosistem yang kaya numerasi.
• Contohnya dapat dilihat pada gambar berikut:
33. • Tampilan informasi yang memunculkan numerasi dalam
berbagai konteks.
• Misalnya, di kamar kecil dapat ditampilkan informasi mengenai
berapa jumlah volume air yang diboroskan jika keran tidak
tertutup penuh dan masih meneteskan air selama satu hari, atau
informasi mengenai bagaimana memperkirakan waktu 20 detik
untuk mencuci tangan dengan sabun sebagai protokol kesehatan.
• Tampilan informasi yang biasanya hanya dalam bentuk
teks, dapat diperkaya dengan unsur numerasi.
• Misalnya, staf perpustakaan dapat menampilkan informasi
mengenai jumlah peminjam buku (contoh: berdasarkan
genre, gender, dan sebagainya) setiap bulannya dengan
menggunakan diagram lingkaran, tabel, atau grafik.
34. •Pemanfaatan fasilitas
di sekolah untuk
tampilan-tampilan
numerasi, misalnya:
alat pengukuran tinggi
badan, termometer
suhu ruangan, dan
nomor ruang kelas
yang menarik.
35. Tersedianya fasilitas atau tampilan-tampilan
numerasi di taman sekolah yang mendorong
peserta didik untuk bermain numerasi seperti
pada gambar berikut:
36. • Ketersediaan lingkungan atau ruang berkarya
untuk numerasi yang memberikan kesempatan
peserta didik untuk berinteraksi melalui alat
matematika dan permainan tradisional maupun
permainan papan (board games) yang
membutuhkan dan melatih keterampilan
numerasi.
• Ruang ini dapat berada di salah satu bagian dari
perpustakaan, ruang kelas khusus, atau bahkan
ruang pada fasilitas umum atau sosial, misalnya
di balai desa, sehingga memberikan akses
bahkan untuk anak prasekolah dan anak
pendidikan usia dini.
37. • Gambar berikut adalah contoh permainan dan alat
matematika yang dapat digunakan dalam ruang
berkarya baik di sekolah maupun fasilitas
umum/sosial.
43. Numerasi Lintas Kurikulum
(Mata Pelajaran Non Matematika)
• 1) Mengidentifikasi tuntutan numerasi spesifik dari
mata pelajaran mereka dengan menganalisis
kurikulum mata pelajaran disiplin ilmu yang diajar.
• 2) Memberikan pengalaman dan peluang belajar
yang mendukung penerapan pengetahuan dan
keterampilan matematika umum peserta didik.
• 3) Menyadari penggunaan yang benar dari
terminologi matematika di mata pelajaran mereka
dan menggunakan bahasa ini dalam pengajaran
mereka yang sesuai.
44. • Pada saat guru non-matematika turut
memperhatikan numerasi dalam mata pelajaran
lintas kurikulum sebenarnya dapat meningkatkan
pembelajaran pada mata pelajaran tersebut.
• Sebagai contoh, seorang guru IPS ketika turut
melatih siswa dalam membaca dan
menginterpretasi data yang disajikan melalui
grafik dengan baik akan membantu siswa juga
dalam memahami pelajaran, misalnya mengenal
ketidakmerataan distribusi kekayaan dan
kekuasaan yang terjadi di masyarakat.
• Ketika guru memperkuat kemampuan numerasi
siswa, secara timbal balik, kemampuan siswa
untuk memahami disiplin ilmu tersebut juga
meningkat.
46. Pembelajaran yang dirancang dengan
memperhatikan tingkat capaian siswa
akan memudahkan siswa menguasai
konten atau kompetensi yang diharapkan
pada suatu mata pelajaran
47. Komponen AKM Numerasi
KONTEN Bilangan, meliput representasi, sifat urutan, dan operasi beragam jenis bilangan (cacah, bulat,
pecahan, desimal).
Pengukuran dan geometri, meliputi mengenal bangun datar hingga menggunakan volume dan luas
permukaan dalam kehidupan sehari-hari. Juga menilai pemahaman peserta didik tentang
pengukuran panjang, berat, waktu, volume dan debit, serta satuan luas menggunakan satuan baku.
Data dan ketidakpastian, meliputi pemahaman, interpretasi, serta penyajian data maupun peluang.
Aljabar, meliputi persamaan dan pertidaksamaan, relasi dan fungsi (termasuk pola bilangan), serta
rasio dan proporsi.
PROSES
KOGNITIF
Pemahaman, memahami fakta, prosedur, serta alat matematika.
Penerapan, mampu menerapkan konsep matematika dalam situasi nyata yang bersifat rutin.
Penalaran, bernalar dengan konsep matematika untuk menyelesaikan masalah bersifat non rutin.
KONTEKS Personal, berkaitan dengan kepentingan diri secara pribadi.
Sosial Budaya, berkaitan dengan kepentingan antarindividu, budaya, dan kemasyarakatan.
Saintifik, berkaitan dengan isu, aktivitas, serta fakta ilmiah baik yang telah dilakukan maupun
futuristik.
48. 1. BILANGAN
2. PENGUKURAN DAN GEOMETRI
3. DATA DAN KETIDAKPASTIAN
4. ALJABAR
KOMPONEN NUMERASI
KONTEN
PROSES KOGNITIF
1. PEMAHAMAN
2. PENERAPAN
3. PENALARAN
KONTEKS
1. PERSONAL
2. SOSIAL BUDAYA
3. SAINTIFIK
52. MAPEL
MATEMATIKA
?
Penguatan kompetensi numerasi dibutuhkan pada mata
pelajaran matematika ketika peserta didik dituntut untuk:
1. Mengaplikasikan konsep dan keterampilan
matematika (bilangan, bentuk dan ruang, fungsi dan
hubungan, ketidakpastian dan data) sehingga mampu
menyelesaikan masalah praktis dalam berbagai ragam
konteks kehidupan sehari-hari (pribadi, sosial, ilmiah);
1. Menganalisis dan menginterpretasi informasi dalam
berbagai bentuk (grafik,diagram, tabel, bagan) untuk
memprediksi dan mengambil keputusan.
53. MAPEL NON
MATEMATIKA
Prinsipnya adalah sama dengan mapel
matematika, namun pengembangan
aktivitas belajar untuk penguatan
kompetensi numerasi peserta didik
pada mapel selain matematika
dilakukan terintegrasi dengan aktivitas
untuk menguatkan capaian kompetensi
dasar mata pelajaran tersebut
Penguatan kompetensi numerasi dibutuhkan pada
selain mata pelajaran matematika ketika peserta didik
dituntut untuk:
1. Mengumpulkan; menyajikan data dalam bentuk
grafik, tabel; menganalisis dan menafsirkan data
untuk mengambil keputusan;
2. Menggunakan pola, lokasi, dan kemampuan
spasial/ruang untuk mendesain produk;
3. Mengajukan hipotesis/kesimpulan berdasarkan
generalisasi yang dibuat dari data
4. Menggunakan rumus
54. 1. Permendikbud Ristek, No.5, Tahun 2022, tentang Standar
Kompetensi Lulusan.
2. Permendikbud Ristek, No.7, Tahun 2022, tentang Standar isi .
3. Permendikbud Ristek, No. 16, Tahun 2022, tentang Standar
Proses.
4.Kepetusan Kepmendikbud Ristek, No: no
262/M/2022, tentang Pedoman
Penerapan Kurikulum dalam Rangka
Pemulihan Pembelajaran.
Dasar Hukum
55. Dalam pemulihan pembelajaran, sekarang sekolah diberikan
kebebasan menentukan kurikulum yang akan dipilih
Pilihan 1
Kurikulum 2013
Secara penuh
Pilihan 2
Kurikulum Darurat
yaitu Kurikulum 2013 yang
disederhanakan
Pilihan 3
Kurikulum Merdeka
56. Untuk satuan pendidikan yang memilih Kurikulum Merdeka,
implementasinya dapat disesuaikan dengan kesiapan masing-masing
Satuan pendidikan menentukan pilihan berdasarkan Angket Kesiapan Implementasi Kurikulum
Merdeka yang mengukur kesiapan guru dan tenaga kependidikan. Tidak ada pilihan yang paling benar,
yang ada pilihan yang paling sesuai kesiapan satuan pendidikan. Semakin sesuai maka semakin efektif
implementasi Kurikulum Merdeka.
Pilihan 1: Mandiri Belajar
Menerapkan beberapa bagian dan prinsip Kurikulum
Merdeka, tanpa mengganti kurikulum satuan
pendidikan yang sedang diterapkan.
Pilihan 2: Mandiri berubah
Menerapkan Kurikulum Merdeka menggunakan
perangkat ajar yang sudah disediakan pada
satuan pendidikan PAUD, kelas 1, 4, 7 dan 10.
Pilihan 3: Mandiri Berbagi
Menerapkan Kurikulum Merdeka dengan
mengembangkan sendiri berbagai perangkat ajar
di satuan pendidikan PAUD, kelas 1, 4, 7 dan 10.
Angket Kesiapan Implementasi
Kurikulum Merdeka dapat diakses
melalui:
https://kurikulum.gtk.kemdikbud.go.id/
57. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Pusat Layanan bantuan (Helpdesk)
Komunitas Belajar
Platform Merdeka Mengajar
Seri Webinar
6 STRATEGI/
DUKUNGAN
KEMENDIKBUDRISTEK
DALAM IKM SECARA
MANDIRI
Narasumber Berbagi Praktik Baik
Kerja sama dengan mitra pembangunan
58. Bagaimana Platform Merdeka Mengajar (PMM) membantu guru dan kepala
satuan pendidikan dalam implementasi Kurikulum Merdeka secara mandiri?
BERKARY
A
Bukti Karya
Guru dapat membangun portofolio hasil karyanya agar dapat
saling berbagi inspirasi dan berkolaborasi.
BELAJA
R
Pelatihan Mandiri
Guru dapat memperoleh materi pelatihan berkualitas dengan
mengaksesnya secara mandiri, sehingga setiap guru
mendapat kualitas pelatihan yang sama.
Video Inspirasi
Guru bisa mendapatkan beragam video inspiratif untuk
mengembangkan diri dengan akses tidak terbatas.
MENGAJA
R
Perangkat Ajar
Saat ini tersedia lebih dari 2000 referensi perangkat ajar
(RPP, modul ajar, modul projek, buku siswa) berbasis
Kurikulum Merdeka
Asesmen Murid
Membantu guru melakukan analisis awal literasi dan numerasi
dengan cepat sehingga dapat menerapkan pembelajaran yang
sesuai dengan tahap capaian dan perkembangan peserta
didik. Asesmen ini bisa digunakan oleh semua mapel.
59. Platform Merdeka Mengajar dapat digunakan
melalui aplikasi di gawai Android atau melalui laman situs
Akses melalui laman situs
https://guru.kemdikbud.go.id/
Unduh Aplikasi Merdeka Mengajar
untuk gawai Android di Google Play Store
Untuk dapat masuk ke beberapa produk Platform Merdeka Mengajar gunakan akun
Belajar.id atau madrasah.fiemenag.go.id. Jifia ada fiesulitan atau perlu afitivasi, bisa mengunjungi laman
belajar.id
61. Komunitas Belajar
Guru dapat mendaftarkan komunitas belajarnya
di PMM dan mendapatkan pelatihan Penggerak
Komunitas secara daring. Melalui produk
Komunitas Belajar bisa melakukan
Melihat daftar komunitas
Bergabung ke dalam group
sosial media milik
komunitas
Mengikuti webinar yang
diselenggarakan oleh
komunitas yang telah diikuti