ABSTRAK
Sistem buku besar dan pelaporan memainkan sebuah peran penting dalam sistem informasi akuntansi sebuah perusahaan. Fungsi utamanya adalah untuk mengumpulkan dan mengatur data dari sumber-sumber sebagai berikut: Setiap subsistem siklus akuntansi menyediakan informasi mengenai transaksi reguler.
Database relasional merupakan jenis Database Management System (DBMS) yang terbaru, yang memberikan gambaran atau bagam skema yang menjelaskan tentang hubungan antar tabel bisa dilakuan di dalam sebuah database. Model database ini digagas oleh seorang pakar database bernama EF codd.
Kata kunci: Sistem Informasi Akuntansi, database, relasional, pelaporan, buku besar
1. TUGAS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI:
SISTEM BUKU BESAR DAN PELAPORAN
(Disusun oleh : Rizkyta Salsabila / 33219010014)
Dosen Pengampu : Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si
ABSTRAK
Sistem buku besar dan pelaporan memainkan sebuah peran penting dalam sistem informasi
akuntansi sebuah perusahaan. Fungsi utamanya adalah untuk mengumpulkan dan mengatur data
dari sumber-sumber sebagai berikut: Setiap subsistem siklus akuntansi menyediakan informasi
mengenai transaksi reguler.
Database relasional merupakan jenis Database Management System (DBMS) yang
terbaru, yang memberikan gambaran atau bagam skema yang menjelaskan tentang hubungan antar
tabel bisa dilakuan di dalam sebuah database. Model database ini digagas oleh seorang pakar
database bernama EF codd.
Kata kunci: Sistem Informasi Akuntansi, database, relasional, pelaporan, buku besar
ABSTRACT
General ledger and reporting systems play an important role in a company's accounting
information system. Its main function is to collect and organize data from the following sources:
Each subsystem of the accounting cycle provides information on regular transactions.
A relational database is a new type of Database Management System (DBMS), which
provides an overview or schema that describes the relationships between tables that can be done
in a database. This database model was initiated by a database expert named EF Codd.
Keywords: Accounting Information Systems, database, relational, reporting, ledger
2. BAB I
PENDAHULUAN
1) Latar Belakang
Sistem buku besar dan sistem pelaporan keuangan merupakan dua sistem yang
mempunyai interdependensi operasional sehingga keduanya dipandang sebagai satu sistem
tunggal yaitu sistem buku besar dan pelaporan keuangan. Input sistem buku besar berasal
dari siklus transaksi. Rangkuman aktivitas transaksi diolah oleh sistem buku besar untuk
memperbaharui akun-akun control buku besar.
Sistem pelaporan keuangan mengukur dan melaporkan status sumber daya
keuangan dan perubahan dalam sumber daya tersebut. Sistem pelaporan keuangan
mengkomunikasikan informasi terutama pada pemakai esternal. Jenis pelaporan ini disebut
nondiscretionary karena organisasi memiliki sedikit atau tidak ada sama sekali pilihan
dalam informasi ini terdiri atas laporan keuangan tradisional, pengembalian pajak dan
dokumen hukum lainnya.
Sistem buku besar dan pelaporan keuangan melakukan pengumpulan data
transaksi, mengolah transaksi yang masuk, menyimpan data transaksi, memelihara
pengendalian akuntansi, menghasilkan laporan keuangan, dan mengklasifikasian data
transaksi dan akun. Sistem pemprosesan transaksi dalam perusahaan dapat dilakukan
secara manual maupun komputerisasi. Dua sistem pemprosesan tersebut akan
mempengaruhi input, proses, output, menejemen data dan pengendaliannya. Transaksi
secara manual dimulai dari dokumen sumber transaksi akan dicatat dalam jurnal khusus
dan jurnal umum sesuai dengan tipe transosesmpraksinya. Sistem pemprosesan transaksi
terkomputerisasi pada dasarnya memiliki proses yang sama dengan system pemprosesan
transaksi secara manual.
Sistem buku besar dan pelaporan memainkan sebuah peran penting dalam sistem
informasi akuntansi sebuah perusahaan. Fungsi utamanya adalah untuk mengumpulkan
dan mengatur data dari sumber-sumber sebagai berikut:
• Setiap subsistem siklus akuntansi menyediakan informasi mengenai transaksi reguler
3. • Bendahara menyediakan informasi mengenai aktivitas pendanaan dan investasi, seperti
penerbitan atau penyelesaian instrumen utang dan ekuitas dan pembelian serta
penjualan sekuritas investasi
• Departemen anggaran menyediakan nomor anggaran
• Kontrolir menyediakan jurnal penyesuaian
Database terpusat harus diatur menggunakan cara yang memungkinkan tercapainya
berbagai kebutuhan informasi, baik pengguna internal maupun eksternal. Para manajer
membutuhkan informasi yang detail dan tepat waktu mengenai hasil operasi pada area
tanggung jawab tertentunya. Para investor dan kreditur mengharapkan laporan keuangan
periodik dan pembaruan tepat waktu untuk membantu mereka dalam menilai kinerja
organisasi. Berbagai badan pemerintah juga meminta persyaratan informasi yang spesifik.
Untuk memenuhi berbagai kebutuhan ini, sistem buku besar dan pelaporan tidak hanya
menghasilkan laporan periodik, tetapi juga mendukung pertanyaan secara online.
Informasi ini harus diatur dan disimpan dalam cara yang memfasilitasi pemenuhan
berbagai kebutuhan informasi dan pemakai eksternal.Para menejer perlu informasi terinci
mengenai hasil-hasil operasi dalam bidang tanggung jawabmereka masing-masing. Para
investor dan kreditor menginginkan laporan keuangan periodik untuk membantu
merekamenilai kinerja organisasi. semakin banyak dari mereka yang meminta laporan yang
lebih terinci dan sering.
Lembaga pemerintah juga memiliki kebutuhan informasi periodik yang harus
dipenuhi. Akibatnya sistem buku besar dan pelaporan harus didesain untuk menghasilkan
laporan periodik teratur dan untuk mendukung kebutuhan pertanyaan real-time.
2) Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada artikel ini ditunjukan untuk merumuskan permasalahan yang
akan dibahas pada pembahasan dalam artikel. Adapun rumusan masalah yang akan dibahas
dalam artikel adalah sebagai berikut:
1. Apa saja aktivitas dasar yang perlu dilakukan dalam sistem buku besar dan pelaporan?
2. Apa saja tujuan, ancaman, dan pengendalian dalam buku besar dan sistem pelaporan?
4. 3. Apa saja peluang menggunakan teknologi informasi?
3) Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui aktivitas dasar yang perlu dilakukan dalam sistem buku besar dan
pelaporan
2. Mengetahui tujuan, ancaman, dan pengendalian dalam buku besar dan sistem
pelaporan.
3. Mengetahui peluang menggunakan teknologi informasi.
5. BAB II
LITERATUR TEORI
Pelaporan
Tahap Pelaporan, Merupakan tahap terakhir dimana tahap ini hanya dapat dilakukan
setelah tahap pencatatan dan pengikhtisaran sudah dilakukan, tahap pelaporan terdiri dari
pembuatan Laporan keuangan, pembuatan Jurnal penutup, dan pembuatan Neraca saldo setelah
penutupan.
Buku Besar
Menurut Mulyadi (1993:55) definisi buku besar (general ledger) yaitu ”Buku besar
merupakan kumpulan rekening-rekening yang digunakan untuk menyortasi dan meringkas
informasi yang telah dicatat dalam jurnal”.
Sedangkan pengertian buku besar menurut Gito Brahmana adalah tahap pencatatan
akhir dalam akuntansi yang menampung ringkasan data yang telah dikelompokkan yang
bersumber dari jurnal.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa buku besar adalah buku yang berisikan kumpulan rekening
yang terdapat di bagian akhir tahapan catatan terakhir dalam akuntansi.
Pengertian Sistem
Menurut Moekijat dalam Prasojo (2011:152) “Sistem adalah setiap sesuatu terdiri dari
obyek-obyek, atau unsur-unsur, atau komponen-komponen yang bertata kaitan dan bertata
hubungan satu sama lain, sedemikian rupa sehingga unsur-unsur tersebut merupakan satu kesatuan
pemrosesan atau pengolahan yang tertentu.”
Menurut Yakub (2012:1) “Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedurprosedur yang
berhubungan, terkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau tujuan tertentu.”
Menurut Azhar Susanto (2013:22) dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi
Akuntansi “Sistem adalah kumpulan / group dari sub system / bagian/komponen apapun baik
phisik ataupun non phisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara
harmonis untuk mencapai satu tujuan tertentu.”
6. Dengan demikian pengertian sistem dapat disimpulkan sebagai suatu prosedur yang saling
berhubungan satu sama lain di mana dalam sebuah sistem terdapat suatu masukan, proses dan
keluaran untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Sistem Informasi
Menurut Herlambang (2005:121), data adalah fakta-fakta atau kejadiankejadian yang dapat
berupa angka-angka atau kode-kode tertentu. Data masih belum mempunyai arti bagi
penggunanya. Untuk dapat mempunyai arti data diolah sedemikian rupa sehingga dapat digunakan
oleh penggunanya. Hasil pengolahan data inilah yang disebut sebagai informasi. Secara ringkas,
Informasi adalah data yang telah diolah dan mempunyai arti bagi penggunanya. Sehingga sistem
informasi dapat didefinisikan sebagai prosedur-prosedur yang digunakan untuk mengolah data
sehingga dapat digunakan oleh penggunanya.
Pengertian Basis Data
Data Menurut Indrajani (2015:69), data adalah fakta-fakta mentah kemudian dikelola
sehingga menghasilkan informasi yang penting bagi sebuah perusahaaan atau organisasi.
Basis Data dan Sistem Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2010:65), basis data adalah
sebuah kumpulan data yang secara logis terkait dan dirancang untuk memenuhi suatu kebutuhan
informasi dari sebuah organisasi. Menurut Indrajani (2015:70), basis data adalah kumpulan data
yang saling berhubungan secara logis dan didesain untuk mendapatkan data yang dibutuhkan oleh
suatu organisasi.
7. BAB III
PEMBAHASAN
SISTEM BUKU BESAR DAN PELAPORAN
1. Pengertian
Siklus buku besar dan pelaporan terdiri atas kegiatan pengolahan data yang berkaitan
dengan proses pemutakhiran (updating) rekening-rekening buku besar dan pembuatan
laporan yang merupakan ikhtisar hasil operasi perusahaan. Siklus ini berinteraksi dengan
siklus lain dan berbagai pihak, baik eksternal maupun internal.
Siklus ini menerima berbagai informasi dari sumber lain :
1. Informasi mengenai transaksi regular (siklus pendapatan, pengeluaran, sistem
produksi, akuntansi biaya, dan sistem persediaan).
2. Bagian keuangan yaitu transaksi pendanaan dan investasi
3. Departemen anggaran (berupa data anggaran)
4. Kepala departemen keuangan (berupa transaksi penyesuaian)
Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa siklus ini berinteraksi dengan siklus yang
lain dan berbagai pihak, baik eksternal maupun untuk internal. Siklus ini menerima
informasi dari berbagai sumber antara lain :
1. Informasi tentang transaksi regular (siklus pendapatan, siklus pengeluaran, sistem
produksi, akuntansi biaya, dan sistem penggajian).
8. 2. Informasi tentang kegiatan investasi dan pendanaan, seperti pengeluaran atau
penarikan obligasi, dan pengeluaran atau penarikan saham, dari kepala bagian
keuangan.
3. Angka-angka anggaran yang dihasilkan oleh bagian anggaran.
4. Penyesuaian yang dihasilkan oleh bagian akuntansi.
Seluruh informasi yang diterima digunakan untuk menghasilkan berbagai laporan,
baik pada pengguna intern maupun pengguna ekstern. Untuk menghasilkan laporan
periodik, dalam pelaporan juga dirancang untuk memberikan kemudahan bagi personil
organisasi untuk memperoleh informasi dengan fasilitas inquiry.
Misalnya seorang kepala departemen menginginkan laporan intern yang berisi
perbandingan antara anggaran dan realisasi. Laporan semacam ini harus tersedia saat
dibutuhkan, di samping dibuat secara periodic, sehingga penyimpangan yang terjadi dapat
segera diidentifikasikan seawal mungkin dan dilakukan tindakan dan reaksi seperlunya.
Contoh lain, kepala bagian keuangan harus selalu memantau arus kas, sehingga
pemyimpangan dari perkiraan dapat diketahui tepat waktu dan memungkinkan
melakukannya penyesuaian terhadap rencana.
1.1 Tujuan Sistem Buku Besar
1. Untuk mencatat transaksi akuntansi dengan tepat dan akurat
2. Untuk memposting pada rekening yang tepat
3. Untuk menjaga keseimbangan jumlah dalam sisi debit dan kredit
4. Mengakomodai kebutuhan pembuatan jurnal penyesuian
5. Untuk menyediakan laporan keuangan yang tepat
2. Aktivitas-aktivitas Siklus Buku Besar dan Pelaporan
Empat aktivitas dasar yang dilakukan dalam sistem buku besar dan pelaporan adalah:
1. Perbarui Buku Besar
Aktivitas pertama dalam sistem buku besar adalah memperbarui buku besar.
Aktivitas memperbarui terdiri dari memasukkan ayat jurnal yang berasal dari dua
sumber:
9. 1. Subsistem Akuntansi.
Setiap subsistem akuntansi yang membuat ayat jurnal untuk memperbarui buku
besar. Secara teori, buku besar dapat diperbarui setiap saat tiap terjadinya transaksi.
Akan tetapi praktiknya, berbagai subsistem akuntansi biasanya memperbarui buku
besar dengan membuat ayat jurnal ringkasan yang menyajikan hasil dari semua
transaksi yang terjadi selama suatu periode waktu tertentu. Contohnya,subsistem
siklus pendapatan akan menghasilkan ayat jurnal ringkasan yang mendebit piutang
usaha dan kas serta mengkredit penjualan untuk semua penjualan yang dilakukan
selama periode pembaruan.
2. Bendahara
Bagian bendahara membuat ayat jurnal satu per satu untuk memperbarui buku besar
atas transaksi nonrutin seperti penerbitan atau pengeluaran utang, pembelian atau
penjualan saham investasi, atau perolehan saham perbendaharaan.
2. Memasukkan Ayat Jurnal Penyesualian
Aktivitas kedua dalam sistem buku besar adalah memasukkan berbagai ayat
jurnal penyesuaian (AJP). AJP berasal dari kantor kontroler, setelah neraca saldo
dibuat. Neraca Saldo adalah Laporan yang mencantumkan saldo-saldo dari semua akun
buku besar. Namanya mencerminkan kenyataan bahwa apabila semua aktivitas dicatat
dengan benar, maka total saldo debit dalam berbagai akun, harus sama dengan total
saldo kredit. AJP terbagi dalam lima kategori dasar :
1. Akrual
Mencerminkan jurnal yang dibuat pada akhir periode akuntansi untuk
mencerminkan berbagai kegiatan yang terjadi tetapi kas belum diterima atau
dikeluarkan.
Contohnya : pencatatan pendapatan bunga yang di dapat dan utang gaji.
2. Pembayaran di muka
Mencerminakan jurnal yang dibuat pada akhir periode akuntansi untuk
mencerminkan pertukaran kas sebelum kinerja kegiatan terkait.
Contohnya : sewa, bunga, asuransi.
3. Perkiraan
10. Mewakili jurnal yang mencerminkan sebagian dari biaya yang terjadi selama
beberapa periode akuntansi.
Contohnya : meliputi beban depresiasi atau penyusutan dan beban piutang tak
tertagih.
4. Penilaian ulang
Jurnal yang dibuat untuk mencerminkan perbedaan nilai yang sesungguhnya
dengan yang dicatat atas suatu aset atau perubahan dalam prinsip akuntansi.
Contohnya : perubahan metode yang digunakan untuk menilai persediaan,
mengurangi nilai persediaan untuk mencerminkan umur atau menyesuaikan catatan
perdiaan untuk mencerminkan hasil yang di dapat selama perhitungan fisik
persediaan.
5. Perbaikan
Mewakili jurnal yang dibuat untuk meniadakan pengaruh kesalahan yang
ditemukan dalam buku besar.
3. Membuat Laporan Keuangan
Aktivitas ketiga dalam sistem buku besar dan pelaporan adalah membuat
laporan-laporan keuangan. Laporan laba-rugi dibuat pertama, dengan menggunakan
data dari saldo akun.
1. Membuat laporan laba rugi yang menggunakan data dari saldo akun pendapatan
biaya
2. Penggunaan label file internal dan eksternal untuk melindungi buku besar yang
terakhir dari kerusakan tanpe disengaja.
3. Melakukan pembuatan cadangan buku besar secara rutin. Paling tidak dua salinan
cadangan buku besar harus ada. Satu salinan disimpan diluar lokasi perusahaan
untuk memberi perlindungan dari bencana besar seperti kebakaran atau gempa
bumi.
4. Membuat Laporan Manajerial
Aktivitas terakhir dalam sistem buku besar dan pelaporan menghasilkan berbagai
laporan manajerial.
1. Dua kategori utama dari laporan managerial
11. a. Laporan pengendali buku besar / Laporan kontrol buku besar
Laporan kontrol buku besar antara lain berupa daftar jurnal voucher
yang diurutkan atas dasar nomor urut, nomor(kode) rekening, tanggal dan
daftar saldo rekening. Laporan ini digunakan untuk mengecek ketelitian
proses posting.
b. Anggaran
Laporan anggaran digunakan untuk keperluan perencanaan dan
penilaian kinerja. Anggran perasional berisi anggran pengeluaran dan
pendapatanuntuk setiap unit dalam organisasi. Anggaran pengeluaran
modal menunjukan rencana arus masuk dan arus keluar kas untuk setiap
proyek. Anggaran arus kas membandingkan estimasoi arus kas dengan
rencananya dan digunakan untuk menentukan kebutuhan kas.
2. Contoh laporan pengendalian
a. Daftar voucher jurnal berdasarkan urutan nomor, nomor akun, atau tanggal.
b. Daftar saldo akun buku besar.
c. Laporan tersebut digunakan untuk memverifikasi akurasi proses
memasukkannya buku besar.
3. Apakah contohnya anggaran itu ?
a. Anggaran operasional (memperlihatkan pendataan dan pengeluaran yg
direncanakan utk setiap organisasi)
b. Anggaran pengeluaran modal (masuk dan keluarnya kas proyek
4. Prinsip-prinsip manajemen memberikan wawasan pada kebutuhan informasi
manajemen. Prinsip yang langsung memengaruhi MRS adalah:
a. Formalisasi Pekerjaan
b. Tanggung Jawab dan Wewenang
c. Jangkauan pengendalian
d. Manajemen dan Pengendalian
e. Fungsi, Tingkat, dan Jenis Keputusan Manajemen.
Laporan anggarandan kinerja harus didasarkan pada akuntansi pertanggung
jawaban. Uraian lengkap tentang sistem akuntansi ini telah diuraikan pada Bab, baik
laporan anggaran maupun laporan kinerja (yang membandingkan antara angka anggaran
12. dan angka realisasi) dapat berwujud anggaran ststis maupun anggaran fleksibel,yaitu
merinci angaran ke dalam anggaran tetap dan anggaran variabel.
3. Peluang dan Pemanfaatan Tekhnologi Informasi
3.1 Ketepatan waktu pemutakhirab buku besar
Sistem informasi akuntansi modern sering menggunakan pemrosesan on-line untuk
memutakhirkan rekening pembatu padasaat terjadi terjadi transaksi. Pemutakhiran yang
semacam ini menyebabkan catatan buku pembantu selalu menunjukan informasi terkini
dan dapat memperbaiki kualitas pembuatan keputusan. Sebagai contoh pemutakhiran saldo
rekening piutang kepada seorang pelanggan tertentu segera setelah terjadi transaksi
penjualan, akan memudahkan pembuatan keputusan tetang perlu tidaknya memberikan
tambahan batas atau jatah transaksi penjualan kredit kepda pelanggan tersebut.
Saldo rekening buku besar secara tradisional tidak dimutakhir dengan segera, karena
rekening-rekening buku besar tidak langsung digunakan untuk pembutan keputusan
operasional. Sebagai contoh, keputusan tentang penambahan jatah kredit kepada pelanggan
tentang saldo dan batas kredit pelanggan secara individu,yang terdapat dalam rekening
pembantu. Rekening buku besar hanya menyimpan informasi tentang saldo piutang kepada
seluruh pelanggan.
Informasi yang digunakan dalam rekening buku besar biasanya digunakan untuk
menghasilkan kinerja periodik. Biasanya, organisasi membuat laporaan untuk pemakai
intern setiap bulan,sedangkan laporan untuk memaki ekstern setiap quarta(triwulan).
Akbikatnya, rekening buku besar hanya dimutakhirkan setiap satu bulan sekali. Kebijakan
semacam itu ternyata menumbulkan 2 persoalan, yaitu:
1) Karena buku besar hanya menunjukan informasi yang akurat sesaat setelah proses
pemutakhiran dilakukan, maka buku besartidak dapat digunakan sebagai salah satu
sumber data bagi pembuatan analisis” what-if” oleh manajemen. Dimasa lalu,
kebutuhan untuk membuatan perencanaan yang berkelanjutan tidaklah
penting.namun namun untuk satat ini, dalam situasi perubahan yang terus menerus
terjadi dan sangat cepat, manajemen harus secara konsisten membantu dan menilai
13. ulang kinerja keuangan oerganisasi agar tetap sejalan dengan tujuan strategi
organisasi. Perusahaan harus mampu mengubah rencana kerja secepat
mungkinuntuk merespon perubahan yang terjadi dilingkungan bisnis.
2) Berbagai macam penundaan karena dilakukannya pemuktakhiran bulannan akan
menyebabkan penundaan penyusunan laporan keuangan
Staf bagian keuangan menggunakan terminal on – line untuk memasukkan data
transaksi non-rutin ke dalam komputer pada hari terjadinya transaksi tersebut. Dengan
cara ini, buku besar selalu menunjukkan informasi terkini, sehingga dengan sendirinya
akan meninggalkan kemanfaatannya sebagai sebuah sumberdata bagi para manjer untuk
melaksanakan analisis “what-if” sebagai akibat dari perubahan kebijakan manajemen.
Selain, itu sistem buku besar on-line juga memungkinkan menyediakan fasilitas akses
inquily. Dengan fasilitas ini para pemakai komputer dapat menghasilkan berbagai
informasi yang dibutuhkan.
Extensible Bisnis Reporting Language (XBRL) merupakan bahasa berbasis XML
yang menyediakan solusi yang efektif untuk persiapan, presentasi dan pertukaran Standar
Pelaporan Keuangan Internasional (bahasa baku pelaporan bisnis berbasis XML yang
dikembangkan untuk memfasilitasi komunikasi data bisnis dan data keuangan secara
elektronis) XBRL - Extensible Bisnis Reporting Language - adalah kerangka kerja
kolaboratif yang dikembangkan untuk menciptakan terstandardisasi dan disesuaikan
14. dengan representasi digital dari laporan keuangan, pajak dan laporan bisnis lainnya secara
rinci dan ringkas dan data ekstrak
XBRL termasuk kedalam penyajian data keuangan interaktif. Salah satu
penggunaan XBRL adalah untuk mendefinisikan serta mempertukarkan informasi
keuangan seperti laporan keuangan. Komunikasi ini ditentukan oleh metadata yang disusun
dalam taksonomi. Taksonomi tersebut menggambarkan definisi konsep laporan individu
serta hubungan antara konsep-konsep tersebut dan makna semantik lainnya. XBRL
menggunakan sintaks XML serta teknologi berbasis XML lainnya seperti XML Schema,
XLink, XPath, Namespace, dll untuk menjelaskan pengertian semantiknya. Spesifikasi
XBRL dikembangkan dan dipublikasikan oleh XBRL International, Inc. (XII).
3.2 Proses Penutupan Buku Besar
Pada umumnya, perusahaan diuntungkan dengan ditemukannya cara baru yang
dapat mempercepat proses penutupan buku bulanan. Dari pengalaman yang ada terbukti
bahwa laporan laba / rugi bulanan yang telah berumur 2 minggu memiliki manfaat yang
terbatas untuk mengambil tindakan koreksi yang segera. Selain itu, pengurangan pekerjaan
menutup buku akan memberikan tambahan waktu bagi para staf akuntansi untuk
menganalisis data dan memberikan nasehat kepada para manjer operaional tentang tren dan
isu penting yang terkait dengan perusahaan. Dengan demikian potensi penghematan waktu
yang diberikan cukup banyak.
Salah satu cara yang dapat yang dapat dilakukan untuk mempercepat proses
penutupan buku bulanan adalah melakukan konsolidasi antar subsistem dalam SIA yang
salin tumpang tindih (overlap).
Selama bertahun – tahun, banyak sekai perusahaan yang menegeluh tetang sistem
informasi akuntansi yang tercampur aduk, saling tumpang tindih antara sebuah subsistem
dengan subsistem lainnya, dan sebagai macam pengulangan (redundancy) sebagai akibat
adanya transaksi penggabungan badan usaha (merger) dan akuisisi atau pembelian anatar
perusahaan atau perusahaan internal kedalam pasar yang baru. Salah satu contoh adalah
15. perusahaa komputer IBM yang memiliki 315 subsistem akuntansi yang tersebar di seluruh
dunia. CFO dan kepala bagian akuntansi bekerja sama untuk mengkonsolidasikan ke dalam
36 subsistem, sehingga bukan hanya mempercepat proses penutupan buku, namun juga
dapat mengurangi biaya dalam jumlah yang besar. Sistem client-server juga menyediakan
cara yang berbeda guna memperbaiki proses penutupan buku dan menyebarkan laporan
kinerja keuangan dengan cepat.
3.3 Pelaporan keuangan
Teknologi komunikasi padat pula digunakan untuk mengurangi waktu dan biaya
dalam membuat dan penyebaran laporan keuangan. Contonya, kepala bagian keuangan
dapat mengakses datsbase laporan keuangan publik seperti NAARS dan EDGAR, untuk
memperoleh contoh atau gambaran bagaimana perusahaan lain menyajikan informasi
dalam sebuah laporan. Demikian pula dengan formulir dan peraturan pajak dapat diakses
daro kantor pajak mulai internet. Sebaliknya, sebuah laporan keuangan perusahaan dapat
tersedia bagi publik melalui internet. Sebuah perusahaan juga dapat menyampaikan
laporan keuangan pokok dan laporan pajak secara elektronik ke BAPEPAM dan kantor
pajak.
Selain itu software spreadsheet dan grafik juga dapat memeperbaiki proses
pelaporan keuangan dengan cara memudahkan pembuatan grafik untuk memeberikan
penekanan pada elemen – elemen yang memerlukan perhatian dan kajian khusus. Namun
demikian, memanfaatan analisis grafik sangat tergantung pada akurasi perancangan grafik
tersebut. Perancangan grafik yang tepat harus menghasilkan kesimpulan yang sama dengan
kesimpulan yang dibuat dari hasil analisis informasi non-grafik atau yang dijadikan basis
pembuatan grafik tersebut.
4. Tujuan, Ancaman, dan Prosedur Pengendalian Internal
Tujuan pengendalian pada sistem pelaporan dan buku besar pada dasarnya sama
dengan tujuan pengawasan pada sistem lainnya, yaitu menjamin bahwa:
1. Semua aktivitas pemutakhiran data ke buku besar telah diotorisasi secara tepat
2. Semua transaksi yang dicatat dalam buku besar adalah valid (benar-benar terjadi)
16. 3. Semua transaksi buku besar yang valid dan diotorisasi telah dicatat.
4. Semua transaksi buku besar telah dicatat secara akuntansi
5. Data buku besar dilindungi dari kemungkinan hilang atau dicuri
6. Aktivitas sistem buku besar dilaksanakan secara efisien dan efektif
Dukungan dan catatan yang dirancang dengan baik memainkan peran yang penting
dalam mencapai enam tujuan diatas. Jika perusahaan menggunakan voucer jurnal, maka
dokumen tersebut harus secara jelas memberikan intruksi tetang cara – cara melengkapi
dokumen tersebut.
Pencatatan data transaksi secara on-line oleh bagian keuangan dan kepala bagian
akuntansi sebagaimana pada flowchart, memudahkan pencatatan kedalam jurnal secara
akurat dan efektif. Dalam kondisi semacam ini, penggunaan elemen pengawasan aplikasi
yang tepat, seperti pengecekan validitas, dan pengecekan field, akan meningkatkan akurasi
entry data. Pemberian spasi baik pada dokumen kertas maupun dokumen elektronik untuk
mencatat/mencantumkan petugas yang mengisi dan mengkaji formulir memberikan bukti
bahwa jurnal telah diotorisasi secara tepat.
Cara lain berupa penggunaan nomor dokumen yang telah tercetak secara urut, akan
memudahkan melalui pengecekan untuk memastikan bahwa semua transaksi telah dicatat.
Prosedur pengawasan untuk siklus buku besar dan laporan dapat dilihat pada tabel berikut:
Ancaman Akibat Prosedur Pengawasan
Kesalahan dalam meng-
update buku besar:
• Jurnal yang tidak
akurat/ lengkap
• Posting yang tidak
akurat/ lengkap
Catatan dan laporan tidak
lengkap sehingga
menghasilkan informasi yang
keliru sehingga keputusan
yang dibuat menjadi tidak
tepat.
Pengawasan edit input, dan
pemrosesan
• Rekonsiliasi dan
laopran kontrol
17. Akses ke buku besar secara
tidak sah
Kehilangan data penting/
rahasia
• Buku besar todak
akurat
• Pencurian tidak
terdeteksi
Pengawasan akses
• Jejak audit yang
memadai
Kerugian/kerusakan data
buku besar
Kehilangan data
• Kehilangan aktiva
(kas)
Prosedur backup
• Rencana pemulihan
kerusakan
Pada table tersebut ditunjukan berbagai ancaman yang dihadapi, lalu diuraikan akibat yang
ditimbulkan jika ancaman tersebut benar-banar terjadi, dan pada kolom terakhir (paling
kanan) diuraikan prosedur-prosedur pengawasan yang dapat diterapkan untuk
menanggulangi ancaman tersebut agar tidak terjadi. Karena sistem pelaporan dan buku
besar hanya mencakup informasi pemrosesan informasi, maka hanya ada sedikit ancaman
yang dihadapinya. Selain itu ancaman serius yang dihadapi terutama berhubungan dengan
korupsi, kehilangan, atau perusakan data. Berikut ini akan diuraikan masing-masing
ancaman, akibat yang ditimbulkan, dan prosedur pengawasan yang dapat diterapkan.
• Ancaman 1: Kesalahan Dalam Pemutakhiran Buku Besar (Errors in Updating the General
Ledger).
18. Kesalahan yang terjadi dalam pemutakhiran buku besar dapat mengakibatkan
buruknya proses pengambilan keputusan yang menggunakan informasi salah dalam
pelaporan keuangan. Prosedur pengendalian yang berhubungan dengan pengolahan data
dibagi menjadi 3 kategori, yaitu (1) pengawasan edit input dan pemrosesan, (2) laporan
pengawasan dan rekonsiliasi, dan (3) pemeliharaan jejak audit yang memadai.
Pengawasan Edit terhadap Input, dan Pemrosesan. Dua jenis jurnal yang digunakan
untuk memutakhirkan buku besar adalah: (1) ihtisar jurnal dari siklus SIA lainnya, dan (2)
jurnal yang dibuat oleh bagian keuangan atau kepala bagian akuntansi. Jurnal yang pertama
merupakanoutput dari serangkaian tahap pemrosesan, yang masing-masing merupakan
subyek bagi berbagai prosedur pengawasan aplikasi yang dirancang untuk menjamin
akurasi dan kelengkapan data. Konsekuensinya, pengawasan utama edit input bagi ihtisar
jurnal ini mencakup pengecekan tanggal untuk menjamin bahwa transaksi tersebut
merupakan transaksi yang terkini dan belum di-posting.
Jurnal yang dibuat oleh kepala bagian akuntansi dan kepala bagian keuangan adalah
jurnal asli yang baru saja dibuat. Konsekuensinya, diperlukan jenis-jenis pengawasan input
edit dan pemrosesan berikut untuk menjamin bahwa transaksi tersebut akurat dan lengkap:
1) Cek validasi (validity check) untuk menjamin bahwa rekening buku besar tersedia
untuk setiap nomor rekening yang deverensi oleh semua jurnal.
2) Cek bentuk data (field check) untuk menjamin bahwa data pada field dalam sebuah
jurnal berisi data numeric.
3) Zero-balance check untuk menjamin bahwa total debit sama dengan total kredit dalam
sebuah jurnal.
4) Uji kelengkapan (completeness test) untuk menjamin bahwa semua data yang relevan
telah dicatat. Adalah penting bahwa semua jurnal dapat diidentifikasi sehingga
informasi ini memiliki daya telusur audit.
5) Uji pengulangan data (redundand data check) untuk mencocokkan nomor rekening
dengan nama rekening, guna menjamin kebenaran rekening buku besar yang menerima
posting. Untuk sistem entry data on-line, prosedur ini disebut closed-loop verivication.
6) Penetapan file standar jurnal penyesuaian untuk penyesuaian yang sering terjadi pada
akhir periode, seperti biaya depresiasi. Akurat input diperbaiki tanpa memulang
19. pemasukan data. Kemungkinan lupa membuat jurnal penyesuaian jenis ini juga dapat
dikurangi, sehingga menjamin kelengkapan input.
7) Cek tanda aritmatika (sigh check) saldo rekening buku besar sesaat setelah dilakukan
pemutakhiran, untuk memastikan bahwa saldonya tepat.
8) Perhitungan total run-to-run, untuk memastikan akurasi pemrosesan kelompok voucher
jurnal. Komputer menghitung saldo baru rekening buku besar, atas dasar saldo awal,
total debit dan total kredit yang dimasukkan ke dalam rekening yang bersangkutan, dan
kemudian membandingkannya dengan saldo rekening buku besar. Jika terjadi antara
perbedaan keduanya, harus segera dilakukan investigasi.
Laporan Kontrol dan Rekonsiliasi. Penggunaan laporan control dan rekonsiliasi
dapat mendeteksi apaka ada kesalahan yang dibuat selama proses pemutakhiran buku
besar. Salah satu bentuk rekonsiliasi yang digunakan dalam system manual adalah
pembuatan neraca saldo, yang menunjukkan apakah total debit dan total kredit seimbang,
hal ini menunjukkan adanya kesalahan atau ketidaktelitian proses pencatatan. Dalam
system berbasis computer, penggunaan rekening kliring dan rekening suspense (rekening
penyeimbang) menjamin bahwa rekening buku besar selalu seimbang. Pada akhir periode
semua rekening khusus tersebut harus bersaldo nol, berarti terjadi kesalahan selama proses
pemutakhiran buku besar. Sebagai contoh, karyawan A bertanggung jawab untuk mencatat
penyerahan barang kepada pelanggan, sedangkan karyawan B bertanggung jawab mencatat
tagihan kepada pelanggan. Karyawan A akan membuat catatan sebagai berikut:
Pengiriman Barang Belum Ditagih xxxx
Persediaan Barang xxxx
Karyawan B membuat catatan sebagai berikut:
Piutang Dagang xxxx
Pengiriman Barang Belum Ditagih xxxx
Laporan kontrol dapat membantu mengidentifikasi sumber kesalahan yang terjadi
dalam proses pemutakhiran buku besar. Daftar voucher jurnal urut nomor rekening
memudahkan mengidentifikasi penyebab kesalahan yang berpengaruh terhadap sebuah
20. rekening buku besar. Daftar voucher jurnal ini juga dapat menunjukan ketiadaan beberapa
posting. Akhirnya, daftar jurnal umum menunjukkan rincian (nomor rekening, kode
referensi sumber, nama rekening, angka yang didebit atau kredit) untuk setiap jurnal yang
di-posting ke buku besar. Laporan ini menunjukkan apakah otal debit dan total kredit yang
di-posting-kan ke buku besar sama angkanya.
• Ancaman 2 : Akses ke Buku Besar Secara Tidak Sah (Unauthorized Access to the General
Ledger)
Akses ke buku besar oleh karyawan yang tidak berhak dapat berakibat data yang
bersifat rahasia bocor ketangan pesaing/merusak validitas dalam buku besar.
Aksessemacam ini juga dapat menciptakanpeluang untuk melakukan pencurian aktifa,oleh
karena itu, perusahaan perlu memiliki sistem pengawasan yang memadai untuk mencegah
akses kbuku besar secaratidak sah.
Identitas dan pemakai harus digunakan untuk mengawasi akses ke buku besardan
untuk memaksa adanya pemisahan tugas dengan pembatasan fungsi yang akan
dilaksanakan oleh setiap karyawan yang legitimate. Sebagai contoh, karyawan yang
bertugasmenjaga aktivaatau memiliki wewenang untuk mengontrolisasi pengeluaran
barang tidak diperbolehkan memuktahirkan buku besar. Contoh lain manajemen harus
diberi wewenang “hanya” dapat membaca catatan buku besar. Matrix pengendalian akses
harus membatasi fungsi-fungsi yang dapatdilaksanakan pada berbagai terminal di kantor
kepala bagian akuntansi
Pengendalian tergadap pembuatan catatan foucherv= jurnal juga penting karena
mereka mengotorisasi perubahn kesaldo rekening buku besar. Dengan demikian sistem
harus mengecek eksistensi kode otorisasi yangfalidpadasetiap jurnal. Jika hal ini tidak
dilakukan, itegritas buku besartidak terganggu. Kode otorisasi juga ikut membentuk jejak
audit. Insfeksi terhadap jejak audit memungkinkan deteksi terhadap akses ke buku besar
secara tidak sah.
• Ancaman 3: Kehilangan atau Kerusakan Data Buku Besar (Loss or Destruction of the
General Ledger).
21. Buku besar adalah sebuah komponenkunci dalam sebuah sistem informasi
akuntansi sebuah perusahaan oleh karena itu, perusahaan perlu menetapkan
prosedurpembuatan cadangan data (back up) dan prosedurpemulihan untuk
memulihkannya pengawasan back up mencakup :
1) Penggunaan lebel internal dan eksternal untuk melindungi data terhadap kerusakan
yang tidak sengaja terhadap buku besar
2) Pembuatan cadangan secara reguler (teratur terhadap buku besar). Minimum 2 copy
cadangan data buku besar harus dibuat. 1copyharus diletakan di lokasi pengolahan
data,sehingga setiap dibutuhkan segera tersedia. 1 copy lagi harus diletakan diloksi
diluar perusahaan (misalnya di simpan di bank dalam safe deposite box) untuk
mengantisipasi terjadinya bencana seperti terjadinya banjir,kebakaran,dll.
Selain itu rencana pemulihan bencana ( disaster recovery planning ) juga penting.
Dengan meningkatan ketergantungan perusahaan terhadap EDI,EFT,dan internet untuk
melaksanakan aktivitas bisnis harian,tidak ada satu pun perusahaan dapat survive untuk
jangka waktu lama,jika komputernya tidak dapat berfungsi dengan baik.dengan
dimilikinya rencana pemulihan rencana ini,maka sebuah perusahaan yang mengalami
bencana dapatsegera melaksanakan aktifitasnya beberapa hari setelah bencana.
5. Model Basis Data Relasional
Fokus perancangan basis data adalah pada pengembangan sistem organisasi basis
data yang berorientasi bagi kebutuhan para pemakai. Oleh karena itu, pendekatan
model data ini diarahkan pada tiga tahap perancangan basis data, yaitu desain basis
data konseptual, desain basis data logis dan desain basis data fisik.
a. Desain Basis Data Konseptual Desain database konseptual melibatkan
penemuan dan analisis terhadap kebutuhan data organisasi. Perangkat utama
yang digunakan dalam pembuatan sebuah model data adalah diagram relasi
entitas. Tingkat asosiasi antara dua entitas ditampilkan secara kardinalitas yakni
jumlah record dalam satu file yang dihubungkan dengan satu record tunggal di
file lain.
b. Desain Basis Data Logis Desain basis data ini merupakan pengembangan dari
sudut pandang secara konseptual pemakai ke dalam tabel-tabel. Tabel-tabel ini
22. pada akhirnya akan digunakan untuk mendeskripsikan basis data secara fisik
bagi para pemakai akhir untuk pengambilan keputusan.
Desain basis data logis mempertimbangkan data dan formulir apa yang akan
diolah sebagai proses yang sistematis dengan hubungan atribut dari kegiatan
pengolahan transaksi sampai kepada pencatatan antara dokumen sumber dan
dokumen pendukung. Selanjutnya dapat diberikan tinjauan secara sistematis
sebagai berikut:
1. Menciptakan tabel yang tidak dinormalisasikan pada formulir Pada tahap
ini, formulir masih berupa form masukan yang masih sederhana sehingga
perlu diatur lebih rapi. Pengumpulan dokumen ini dilakukan secara
berkelompok. Penting bagi analis sistem untuk melakukan studi kelayakan
terhadap kebutuhan data yang akan dijadikan dokumen sumber dan
pendukung sehingga proses akuntansi yang menghasilkan laporan
keuangan dalam hal ini akan tersusun dengan baik.
2. Menentukan Relasi Antara Tabel-tabel Spesifikasi relasi antar tabel perlu
dilakukan atas dasar tiga jenis asosiasi data, yaitu : satu- dengan-satu (1:1),
satu-dengan-banyak (1:M) dan banyak-dengan-banyak (M:M).
Kecermatan dalam pentabelan ini juga memperhatikan bukti-bukti audit
secara fisik untuk informasi laporan keuangan dalam siklus audit dengan
melakukan penelusuran atas hubungan antara setiap dokumen bagi
pemrosesan berdasarkan sistem komputerias
3. Membuat Identifikasi Data Identifikasi data merupakan kekayaan sebuah
formulir yang berisi tentang material data yang akan ditampilkan dan
diproses dalam sebuah formulir transaksi. Nama lain dari identifikasi data
adalah kamus data (data dictionary) yang berisi atribut- atribut formulir.
4. Membuat Relasi Antar Tabel Sebelum kita menentukan hubungan relasi
antar tabel yang merupakan hubungan item kunci antar formulir, kita
terlebih dahulu menentukan kunci utama dari sebuah formulir. Kunci
utama (primary key) ini merupakan atribut data yang mewakili sebuah
formulir dan menghubungkannya dengan form lain untuk keperluan
pemrosesan.
23. 5. Penempatan kunci-kunci asing dalam tabel Setelah terbentuknya asosiasi
antar tabel,maka tugas selanjutnya adalah menghubungkan nilai setiap
kunci dalam setiap database relasional yang bersangkutan. Penempatan
kunci-kunci asing dalam tabel akan membantu pada desain hubungan
antara setiap masukan untuk menghasilkan laporan yang komplet.
• Kunci-kunci dalam asosiasi 1:1Kunci ini digunakan, jika terdapat
asosiasi 1:1 diantara tabel-tabel, terdapat fleksibilitas kunci primer
yang dapat menjadi kunci asing dalam tabel yang saling berkaitan
tersebut.
• Kunci-kunci dalam asosiasi 1:M Kunci ini akan dirancang, jika
terdapat asosiasi M, kunci primer untuk sisi 1 ditanamkan dalam
tabel di sisi M.
• Kunci-kunci dalam asosiasi M : M Untuk menyajikan asosiasi M :
M diantara database
6. Membuat Normalisasi Tabel Normaliasi merupakan bentuk transformasi
tinjauan pemakai yang kompleks dimana data tersimpan ke dalam
sekumpulan bagian struktur data yang kecil dan stabil. Normalisasi
merupakan kegiatan perlakuan data untuk menyederhanakan sebuah tabel
data agar lebih terstruktur dan mudah digunakan. Pemahaman normalisasi
merupakan keterampilan yang harus diperhatikan oleh programmer sistem
dengan mengadakan pengamatan dan analisis yang memadai pada formulir
atau dokumen masukan menjadi laporan utama. Suatu tahapan dalam
normalisasi umumnya meliputi tiga langkah utama, yaitu:
a. Penghilangan bentuk perulangan (redundancy) Tahap pertama dari
proses normalisasi adalah menghilangkan semua kelompok
terulang dan mengidentifikasikan kunci utamanya.
b. Mengubah ketergantungan parsial Dalam tahap ini, atribut-atribut
data yang bukan merupakan kunci utama (primary key) sedikit
demi sedikit diubah bentuknya dan diletakkan dalam hubungan
lain.
24. c. Mengubah ketergantungan transitif Tahap ini merupakan tahap
terakhir, dimana semua atribut bukan kunci akan tergantung pada
atribut bukan kunci lainnya.
25. KESIMPULAN
Sistem buku besar dan pelaporan memainkan sebuah peran penting dalam sistem informasi
akuntansi sebuah perusahaan karena sistem buku besar merupakan suatu pusat yang terhubung ke
sistem-sistem lainnya dalam perusahaan melalui arus informasi. Fungsi utamanya adalah untuk
mengumpulkan dan mengatur data dari sumber-sumber sebagai berikut: Setiap subsistem siklus
akuntansi menyediakan informasi mengenai transaksi reguler.
Aktivitas pertama dalam sistem buku besar adalah memperbarui buku besar. Aktivitas
memperbarui terdiri dari memasukkan ayat jurnal yang berasal dari dua sumber Subsistem
Akuntansi dan Bendahara. Aktivitas kedua dalam sistem buku besar adalah memasukkan berbagai
ayat jurnal penyesuaian (AJP). AJP berasal dari kantor kontroler, setelah neraca saldo dibuat.
Aktivitas ketiga dalam sistem buku besar dan pelaporan adalah membuat laporan-
laporankeuangan. Laporan laba-rugi dibuat pertama, dengan menggunakan data dari saldo akun.
26. DAFTAR PUSTAKA
Damayanti, K., Fardinal., (2019). The Effect of Information Technology Utilization,
Management Support, Internal Control, and User Competence on Accounting Information
System Quality. Schollars Bulletin, 5(12), 751-758.
Hanifah, S., Sarpingah, S., & Putra, Y. M., (2020). The Effect of Level of Education,
Accounting Knowledge, and Utilization Of Information Technology Toward Quality The
Quality of MSME ’ s Financial Reports. The 1st Annual Conference Economics, Business,
and Social Sciences (ACEBISS) 2019, 1 (3). https://doi.org/10.4108/eai.3-2-2020.163573
Herliansyah, Y., Nugroho, L., Ardilla, D., & Putra, Y. M., (2020). The Determinants of
Micro, Small and Medium Entrepreneur (MSME) Become Customer of Islamic Banks
(Religion, Religiosity, and Location of Islamic Banks ). The 1st Annual Conference
Economics, Business, and Social Sciences (ACEBISS) 2019, 1 ,
(2). https://doi.org/10.4108/eai.26-3-2019.2290775
Juniarty Ayu. (2017). Siklus Buku Besar dan Pelaporan. [Online tersedia]
http://yuriaiuary.blogspot.com/2017/05/siklus-buku-besar-dan-pelaporan.html
Putra, Y. M., (2018). Implementasi Aplikasi Basis Data Relasional. Modul Kuliah Sistem
Informasi Akuntansi. Jakarta : FEB-Universitas Mercu Buana
Putra, Y. M., (2019). Analysis of Factors Affecting the Interests of SMEs Using
Accounting Applications. Journal of Economics and Business, 2(3), 818-
826. https://doi.org/10.31014/aior.1992.02.03.129
Salsabila Rizkyta. (2020). Aplikasi Konsep Data Relasional pada Sistem Pelaporan dan
Buku Besar. [Online tersedia]
https://www.academia.edu/44599268/TUGAS_13_SIA_APLIKASI_KONSEP_BASIS_
DATA_RELASIONAL_PADA_SISTEM_PELAPORAN_DAN_BUKU_BESAR_RIZK
YTA_S