3. KONSEP DASAR SISTEM
SISTEM (SYSTEM)
Suatu sistem dapat didefinisikan
sesuatu yang memiliki bagianbagian yang saling berinteraksi
untuk mencapai tujuan tertentu
melalui 3 tahapan yaitu Input,
Proses dan Output
4. KONSEP DASAR SISTEM
Suatu sistem pertahanan dapat terdiri
dari subsistem pertahanan udara,
subsistem pertahanan darat, dan
subsistem pertahanan laut. Masing
masing subsistem dapat terdiri dari
subsistem-subsistem lagi dan
seterusnya. Misal subsistem
pertahanan udara terdiri dari
subsistem radar, subsistem tempur,
subsistem lainnya
6. KONSEP DASAR SISTEM
Sub Sistem
Pertahanan
Udara
Sub Sistem
Radar
Sub Sistem
Komando
Sub Sistem
Navigasi
7. KONSEP DASAR SISTEM
Sub Sistem
Radar
Sub Sistem
Radar
Pesawat
Sub Sistem
Radar
Senjata
Sub Sistem
Radar
Komunikasi
8. KONSEP DASAR SISTEM
Input
•Input merupakan penggerak
atau pemberi tenaga dimana
sistem itu dioperasikan atau
sumber untuk dapat diolah
•Proses adalah aktivitas yang
mengubah input menjadi output
•Output adalah hasil proses
pengolahan input
Proses
Output
9. KONSEP DASAR SISTEM
Contoh hubungan antara input, proses dan Output :
Sistem Pembayaran Kepada Pemasok
Input :
•Data Tagihan
Eksternal
• Data Internal
Proses :
•Pengelompokkan
•Pencocokan Data
Output :
•Jumlah dan
waktu
pembayaran
•Informasi Bunga
10. KONSEP DASAR SISTEM
INFORMASI
SISTEM INFORMASI ADALAH SEBUAH RANGKAIAN PROSEDUR
FORMAL DIMANA DATA DIKUMPULKAN, DIPROSES MENJADI
INFORMASI DAN DIDISTRIBUSIKAN KEPADA PARA PEMAKAI
SISTEM
INFORMASI
SISTEM
INFORMASI
AKUNTANSI
SISTEM
INFORMASI
MANAJEMEN
11. KONSEP DASAR AKUNTANSI
A. DEFINISI DARI SUDUT PEMAKAI JASA AKUNTANSI
AKUNTANSI ADALAH SUATU DISIPLIN ILMU YANG MENYEDIAKAN
INFORMASI YANG DIPERLUKAN UNTUK MELAKSANAKAN KEGIATAN
SECARA EFISIEN DAN MENGEVALUASI KEGIATAN-KEGIATAN
SUATU ORGANISASI / PERUSAHAAN
B. DEFINISI DARI SUDUT PROSES KEGIATAN AKUNTANSI
AKUNTANSI
ADALAH
SUATU
PENGGOLONGAN,
PERINGKASAN,
PENGANALISAAN DATA KEUANGAN
PERUSAHAAN
TAHAP – TAHAP DALAM AKUNTANSI
•PENCATATAN TRANSAKSI
•PENGELOMPOKAN TRANSAKSI
•PENGIKHTISARAN TRANSAKSI
PROSES
PENCATATAN,
PELAPORAN
DAN
SUATU ORGANISASI /
13. KONSEP DASAR SISTEM
INFORMASI AKUNTANSI
Sistem Informasi Akuntansi
(Accounting Information
System) adalah suatu
komponen yang
mengumpulkan,
mengklasifikasikan, mengolah,
menganalisa dan
mengkomunikasikan informasi
finansial dan pengambilan
keputusan yang relevan kepada
pihak eksternal dan pihak
internal
Pihak Eksternal :
•Pemungut Pajak
• Investur
• Kreditur
Pihak Internal :
Manajemen
Karyawan
Pemilik
14. KONSEP DASAR SISTEM
INFORMASI AKUNTANSI
MENGAPA
MEMPELAJARI
SISTEM
INFORMASI
AKUNTANSI
SIA yang efektif penting bagi keberhasilan
jangka panjang organisasi manapun.
Mempelajari SIA adalah Hal yang penting
dalam Akuntansi
Pemakaian Informasi didalam pengambilan
keputusan
Sifat, Desain, Pemakaian dan Implementasi
SIA
Pelaporan Informasi Keuangan
Matakuliah SIA melengkapi matakuliah sistem
lainnya.
15. PERAN SIA DALAM RANTAI NILAI
(VALUE CHAIN)
Kebanyakan
organisasi
bertujuan
menyediakan
yang
terbaik
untuk
pelanggan mereka. Hal ini membutuhkan
pelaksanaan kegiatan yang berbeda-beda
Kegiatan-kegiatan
yang
dilakukan
tersebut
dapat
dikonseptualisasikan
dalam bentuk rantai nilai (Value Chain)
17. CARA SIA MENAMBAH NILAI BAGI
ORGANISASI
SIA yang dirancang dengan baik dapat
mempengaruhi aktivitas utama rantai
nilai agar dapat melaksanakan dengan
lebih efektif dan efisien dengan cara :
1. Memperbaiki kualitas dan mengurangi
biaya untuk menghasilkan produk atau
jasa
2. Memperbaiki efisiensi
3. Memperbaiki pengambilan keputusan
4. Berbagi pengetahuan
18. KONSEP DASAR SISTEM
INFORMASI AKUNTANSI
SubSistem Informasi Akuntansi :
Sistem Pemrosesan Transaksi
(Transaction Processing System)
Sistem Pelaporan Buku Besar /
Keuangan (General Ledger
Reporting System)
Sistem Pelaporan Manajemen
(Management Reporting System)
19. KONSEP DASAR SISTEM
INFORMASI AKUNTANSI
Siklus Pengolahan Data
1.Siklus Informasi Akuntansi
dapat diproses secara
manual
2.Siklus Informasi Akuntansi
dapat diproses secara
mesin/komputer
20. KONSEP DASAR SISTEM
INFORMASI AKUNTANSI
SIKLUS INFORMASI AKUNTANSI DIPROSES SECARA MANUAL
BUKTI
TRANSAKSI
JURNAL
BUKU
BESAR
LAPORAN
KEUANGAN
Buku
Pembantu
LAPORAN
KEUANGAN
21. KONSEP DASAR SISTEM
INFORMASI AKUNTANSI
SIKLUS INFORMASI AKUNTANSI DIPROSES SECARA MESIN /
KOMPUTER
INPUT
PROSES
OUTPUT
BUKTI
TRANSAKSI
JURNAL
BUKU
BESAR
PEMBANTU
FILE
TRANSAKSI
LAPORAN
KEUANGAN
22. KONSEP DASAR SISTEM
INFORMASI AKUNTANSI
SIKLUS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
1.
2.
SIKLUS OPERASIONAL
SIKLUS PENYUSUNAN
LAPORAN
• Revenue Cycle
• Expenditure Cycle
• Human Resources
Cycle
• Production Cycle
• Finance Cycle
23. Kejadian Ekonomis
SIKLUS
OPERASIONAL
Transaksi Bisnis
Processing
Transaksi
• Revenue Cycle
• Expenditure
Cycle
• Production Cycle
• Human Resource
Cycle
• Finance Cycle
Dokumen Bukti
Pembukuan
Jurnal
SIKLUS
PENYUSUNAN
LAPORAN
KEUANGAN
Buku
Besar
Laporan Eksternal
•
•
•
•
Faktur
Kuitansi
Bukti Kas Keluar
Order pembelian
Buku
Pembantu
Laporan Internal
24. Tujuan Sistem Informasi Akuntansi
1.Untuk menyediakan informasi bagi pengelolaan
kegiatan usaha baru
2.Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan
oleh sistem yang sudah ada baik mengenai mutu,
ketepatan penyajian maupun struktur informasinya
3.Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan
pengecekan intern yaitu untuk memperbaiki tingkat
keandalan
informasi
akuntansi
dan
untuk
menyediakan
catatan
lengkap
mengenai
pertanggungjawaban dan perlindungan kekayaan
perusahaan
4.Untuk
mengurangi
biaya
klerikal
dalam
penyelenggaraan catatan akuntansi
25. Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi
1.Melaksanakan tugas yang diperlukan
2.Berpegang prosedur yang relatif standar
3.Menangani data rinci
4.Berfokus Historis
5.Menghasilkan sebagian output informasi bagi para
manajer perusahaan
6.Menyediakan informasi pemecahan masalah yang
minimal
7.Laporan sistem informasi akuntansi bersifat
independen terhadap unit fungsional lain
Prinsip-Prinsip Sistem Informasi Akuntansi
1.Keseimbangan biaya dan manfaat
2.Luwes dan dapat memenuhi perkembangan
3.Pengendalian internal yang memadai
4.Sistem pelaporan yang efektif
27. 3 Fungsi dasar yang dilaksanakan oleh SIA
Mengumpulkan dan memproses data
mengenai kegiatan bisnis organisasi
secara efektif dan efisien
2. Menyediakan Informasi yang berguna
untuk pengambilan keputusan
3. Membentuk
pengendalian
yang
memadai untuk memastikan bahwa
bisnis dicatat dan diproses secara
akurat dan untuk melindungi data dan
aset organisasi lainnya.
1.
28. Siklus Pemrosesan Data
Siklus Pemrosesan data terdiri dari 4
Langkah :
1. Input Data
2. Pemrosesan Data
3. Penyimpanan Data
4. Output Informasi
29. Pemicu Input data biasanya adalah pelaksanaan
beberapa aktivitas bisnis. Data tentang tiga sisi
tiap aktivitas bisnis yang harus dikumpulkan
adalah:
1. Tiap Kegiatan yang menjadi perhatian
2. Sumberdaya yang dipengaruhi oleh
kegiatan
3. Para pelaku yang terlibat didalam setiap
kegiatan
30. Input Data
Dahulu,
perusahaan
kebanyakan
menggunakan Dokumen sumber (Source
Document) untuk mengumpulkan data awal
tentang aktivitas bisnis dan kemudian
memindah data tersebut kekomputer.
Sekarang, sebagian besar data aktivitas bisnis
langsung dicatat oleh komputer melalui
tampilan untuk entry data (Computer data
entry screen).
31. Kegiatan Bisnis dan dokumen sumber
Kegiatan Bisnis
1.Revenue Cycle
Menerima Pesanan
Pelanggan
Mengirim Pesanan
Menerima Uang Tunai
Menyimpan tanda
terima tunai
Menyelesaikan Account
Pelanggan
Dokumen Sumber
Pesanan Penjualan
Bill Of Lading
Lap. Daft
pembayaran
Slip penyimpanan
Memo kredit
32. Kegiatan Bisnis dan dokumen sumber
Kegiatan Bisnis
2. Expenditure Cycle
Permintaan Atas Barang
Pesanan Atas barang
Penerimaan atas barang
Pembayaran atas barang
Dokumen Sumber
Purchase requition
Purchase Order
Receiving Report
Cek
33. Siklus Pemrosesan Data
Kegiatan Bisnis dan dokumen sumber
Kegiatan Bisnis
Dokumen Sumber
3. Human Resources
Cycle
Kumpulkan data gaji
pegawai
Formulir pajak
Catat jam kerja pegawai
Catat waktu yang
dihabiskan untuk
pekerjaan tertentu
Time Cards
Catatan waktu kerja
atau lembar waktu
kerja
34. Data Processing
Batch processing adalah Update
secara periodik dari data yang
disimpan tentang sumber daya dan
pelaku yang terlibat.
On-line, real-time processing adalah
Update secara langsung setelah
terjadinya transaksi.
35. Penyimpanan Data
Entity adalah sesuatu yang disimpan
informasinya.
Setiap Entity mempunyai Atribut atau
characteristics yang membutuhkan
untuk disimpan
Nilai data disimpan dalam ruang fisik
(Physical Space)yang disebut Field
Gabungan dari beberapa field yang
mengandung data tentang berbagai
atribut dari entitas yang sama
membentuk catatan (Record)
36. Perekaman Transaksi kedalam
Jurnal
•
•
Setelah data diambil dari dokumen
sumber langkah selanjutnya adalah
merekam transaksi tersebut kedalam
jurnal.
Sebuah jurnal dibuat untuk setiap
trasaksi yang menampilkan accounts
and jumlah yang di debet dan dikredit.
37. Perekaman Transaksi kedalam
Jurnal
Jenis-Jenis Jurnal
Jurnal Umum merekam transaksi yang
tidak sering terjadi.
Jurnal khusus merupakan proses ringkas
dari
perekaman
jumlah
besar
dari
transaksi yang sering terjadi.
38. PENGERTIAN KODE REKENNG
Kode
Rekening
adalah
suatu
kerangka
(Framework) yang menggunakan angka atau
huruf atau kombinasi angka dan huruf untuk
memberi tanda terhadap klasifikasi yang
sebelumnya telah dibuat. Pengolahan data
akuntansi sangat tergantung pada penggunaan
kode
untuk
mencatat,
mengklasifikasikan,
menyimpan dan mengambil data keuangan.
Dalam sistem pengolahan data akuntansi, kode
memenuhi berbagai tujuan berikut ini :
1. Mengidentifikasikan data akuntansi secara
unik
2. Meringkas data
3. Mengklasifikasikan rekening atau transaksi
4. Menyampaikan makna tertentu
39. Dasar Penyusunan Kode Rekening :
1.
2.
3.
4.
Pertama-tama perkiraan-perkiraan dipisahkan
antara perkiraan Neraca dan perkiraan Rugi
Laba.
Baik
perkiraan
Neraca
dan
perhitungan
Rugi/Laba disusun seperti terdapat dalam
Neraca dan Laporan Rugi/Laba
Tiap kelompok baik Neraca maupun laporan
Rugi/laba disediakan sejumlah Nomer-Nomer
Tertentu.
Dalam menyediakan Nomer-nomer tersebut
perlu diperhitungkan kemungkinan timbulnya
perkiraan baru didalam satu kelompok..
40. Metode Pemberian Kode Rekening
Ada 5 metode pemberian kode rekening,
yaitu :
Kode
Angka atau Alphabet Urut (numerical or
alphabetical-sequence code)
Kode Angka Blok (block numerical code)
Kode Angka Kelompok (group numerical code)
Kode Angka Desimal (decimal code)
Kode
Angka Urut Didahului dengan Huruf
(numerical sequence preceded by an alphabetic
reference)
41. Kode Angka atau Alphabet Urut
Dalam metode pemberian kode ini, rekening
buku besar diberi kode angka atau huruf yang
berurutan
Pemberian kode dengan Kode Angka Urut ini
memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Rekening diberi kode dengan angka urut, dari
angka kecil ke angka besar.
2. Jumlah angka (digit) dalam kode tidak sama.
3. Perluasan klasifikasi pada suatu rekening
akan mengakibatkan perubahan kode semua
rekening yang kodenya lebih besar dari kode
rekening yang mengalami perluasan.
42. Contoh
1. Kas Dan Bank
2. Piutang
3. Cadangan Kerugian Piutang
4. Persediaan Barang Dagang
5. Persekot Biaya
6. Tanah
7. Gedung
8. Akumulasi Depresiasi Gedung
9. Mesin
10. Akumulasi Depresiasi Mesin
11. Aktiva Lain-Lain
12. Utang Dagang
13. Utang Gaji Dan Upah
14. Pendapatan Yang Diterima Dimuka
15. Utang Obligasi
16. Modal Saham
17. Laba Ditahan
18. Pendapatan Penjualan
19. Harga Pokok Penjualan
20. Biaya Administrasi Dan Umum
21. Biaya Pemasaran
22. Penghasilan Di Luar Usaha
23. Biaya Di Luar Usaha
24. Rugi Laba
43. Kode Angka Blok
Dalam metode pemberian kode ini, rekening
buku besar dikelompokkan menjadi beberapa
golongan dan setiap golongan disediakan satu
blok angka yang berurutan untuk memberi
kodenya.
Pemberian kode dengan Kode Angka Blok ini
memiliki karakteristik sebagai berikut :
a. Rekening diberi kode dengan blok angka
yang berurutan, dari angka kecil ke angka
besar
b. Jumlah angka (digit) dalam kode tidak sama.
c. Perluasan klasifikasi pada suatu rekening
ditampung dengan menyediakan angka
cadangan
dalam
setiap
blok
yang
diperkirakan akan mengalami perluasan
klasifikasi.
44. Rincian susunan dan kode rekening dengan
menggunakan Kode Angka Blok
1-12
24-39
40-69
70-79
80-99
100-124
125-129
130-139
Aktiva Lancar
Investasi Jangka Panjang
Aktiva Tetap Berwujud
Aktiva Tidak Berwujud
Aktiva Lain-lain
Utang Lancar
Utang Jangka Panjang
Modal
1-24Aktiva Lancar
1
2
3
4
10
40-69
40
41
42
Kas dan Bank
Investasi Sementara
Piutang
Cadangan Kerugian Piutang
Persediaan Produk Jadi
Aktiva Tetap Berwujud
Tanah
Gedung
Akumulasi Depresiasi Gedung
140-169
170-199
200-299
300-349
350-399
400-449
450-499
500
100-124
100
101
102
130-139
130
131
Pendapatan Penjualan
Harga Pokok Penjualan
Biaya Produksi
Biaya Administrasi dan Umum
Biaya Pemasaran
Penghasilan Di Luar Usaha
Biaya Di Luar Usaha
Rugi-Laba
Utang Lancar
Utang Dagang
Utang Pajak
Utang Gaji dan Upah
Modal
Modal Saham
Laba Ditahan
45. Kode Angka Kelompok
Kode Angka Kelompok terbentuk dari dua atau
lebih sub-codes yang dikombinasikan menjadi
satu kode. Kode Angka Kelompok ini mempunyai
karakteristik sebagai berikut :
1. Rekening diberi kode angka atau kombinasi
angka dan huruf
2. Jumlah angka dan/atau huruf dalam kode
adalah tetap
3. Posisi angka dan/atau huruf dalam kode
mempunyai arti tertentu
4. Perluasan
klasifikasi
dilakukan
dengan
memberi cadangan angka dan/atau huruf ke
kanan
46. Contoh
Nomor
101 s.d 199
201 s.d 299
301 s.d 399
401 s.d 499
501 s.d 599
601 s.d 699
701 s.d 799
Untuk Perkiraan-perkiraan
Aktiva
Kewajiban
Modal Pemilik
Penjualan atau Pendapatan
Harga Pokok Penjualan
Beban Usaha
Pendapatan dan beban lain-lain
47. Tiap Angka dalam tiap Nomor mempunyai Arti
tersendiri
Nomor 101 s.d 199 yang masuk golongan aktiva,
dapat dibagi sebagai berikut :
Nomor
101 s.d 119
121 s.d 129
131 s.d 139
141 s.d 149
Untuk Perkiraan-perkiraan
Aktiva Lancar
Investasi Jangka Panjang
Aktiva Tetap
Aktiva tidak Berwujud
Nomor 101 s.d 119 sebagai perkiraan-perkiraan
Aktiva Lancar dapat pula dibagi sebagai berikut :
Nomor
101
102
103
104
Untuk Perkiraan-perkiraan
Kas ditangan
Kas diBank
Piutang Usaha
Perlengkapan
dst.
48. Kode Angka Desimal
Desimal berarti persepuluhan. Kode Angka
Desimal
memberi
kode
angka
terhadap
klasifikasi yang membagi kelompok menjadi
maksimum 10 sub-kelompok dan membagi subkelompok menjadi maksimum 10 golongan yang
lebih kecil dari sub-kelompok tersebut.
Pemberian kode dengan Kode Angka Desimal ini
memiliki karakteristik sbb. :
1. Rekening diberi kode dengan angka yang
berurutan, dari angka kecil ke angka besar.
2. Jumlah angka (digit) dalam kode tidak sama.
Klasifikasi besar memiliki jumlah angka yang
lebih sedikit bila dibandingkan dengan
klasifikasi rinciannya.
3. Perluasan klasifikasi pada suatu rekening
dilakukan dengan maksimum pecahan tidak
lebih dari 10 Pemberian kode perluasannya
dilakukan dengan menambahkan 1 angka di
sebelah kanannya.
49. Persediaan Bahan Baku dibagi maksimum
10 golongan :
1Persediaan
1.1
1.2
1.9
Persediaan Suku Cadang
Persediaan Bahan Penolong
Persediaan Lain-lain
1.3.1Bahan Baku Kayu
1.3.2
Bahan Baku Ampas tebu
1.3.3
Bahan Baku Jerami
1.3.9
Bahan Baku Lain-lain
Persediaan Bahan Baku Kayu dibagi maksimum 10 golongan :
1.3.1.1Bahan Baku Serat Panjang Ex Jepang
1.3.1.2
Bahan Baku Serat Panjang Ex USA
1.3.1.3
Bahan Baku Serat Panjang Ex Brasilia
1.3.1.9
Bahan Baku Serat Kayu Lain-lain
50. Kode Angka Urut Didahului dengan
Huruf.
Metode ini menggunakan kode berupa kombinasi
angka dengan huruf. Setiap rekening diberi kode
angka yang dimukanya dicantumkan huruf
singkatan kelompok rekening tersebut. Misalnya :
AL 101
ATL 112
MO 245
AL merupakan singkatan dari Aktiva Lancar, ATL
singkatan dari Aktiva Tidak Lancar dan MO
singkatan dari Modal.
51. Hal Yang Perlu Dipertimbangkan Dalam
Merancang Kode Rekening
•
Dalam merancang rerangka kode rekening,
berbagai
pertimbangan
berikut
ini
perlu
diperhitungkan :
1. Kerangka harus secara logis memenuhi
kebutuhan pemakai dan metode pengolahan
data yang digunakan.
2. Setiap kode harus mewakili secara unik
unsur yang diberi kode.
3. Desain kode harus mudah disesuaikan
dengan tuntutan perubahan.
52. Perekaman Transaksi kedalam
Jurnal
Jenis Jurnal Khusus
Jurnal Penjualan : Jurnal yang digunakan untuk
merekam transaksi penjualan yang dilakukan
secara kredit
Jurnal Pembelian : Jurnal yang digunakan untuk
merekam transaksi pembelian yang dilakukan
secara kredit
Jurnal Penerimaan Kas : Jurnal yang digunakan
untuk merekam transaksi yang mengakibatkan
kas perusahaan bertambah
Jurnal Pengeluaran Kas : Jurnal yang digunakan
untuk merekam transaksi yang mengakibatkan
kas perusahaan berkurang
53. Posting Transaksi Kedalam Buku
Besar
Buku besar digunakan untuk meringkas
status
keuangan
termasuk
saldo
sekarang dari setiap perkiraan.
Buku besar berisi Data Level ringkasan
dari setiap Perkiraan Harta, Hutang,
Modal, Pendapatan dan Biaya dari
sebuah organisasi.
54. Post Transactions to Ledgers
Buku Besar pembantu berfungsi untuk
merinci data rekening dari Buku Besar
(Ledger).
Rekening buku besar yang memiliki
rekening pembantu antara lain:
– Rekening piutang
– Rekening persediaan
– Rekening utang dagang
– Rekening mesin
55. Post Transactions to Ledgers
Sales Journal
Page 5
Date
Invoice
Number
Account
Debited
Account
Number
Post
Ref.
Amount
Dec 1
203
DLK Co.
120-111
3
900.00
Total
2,400.00
120/502
General Ledger
Account: Accounts Receivable Account Number: 120
Date
Description
Dec 1
Sales
Post Ref.
SJ5
Debit
2,400
Credit
Balance
2,400
56. Apakah Chart Of Account ?
Chart
Of Account (Daftar Perkiraan)
adalah daftar semua perkiraan buku
besar yang digunakan oleh sebuah
organisasi.
58. Laporan Keuangan
Menyediakan Neraca saldo
Membuat Jurnal Penyesuaian
Menyediakan Neraca saldo setelah
penyesuaian
Menghasilkan Laporan Laba/rugi
Membuat Jurnal Penutup
Membuat Neraca
Menyediakan Laporan Arus kas
60. Pertimbangan – pertimbangan
pengendalian Internal
Fungsi ketiga SIA adalah menyediakan
pengendalian internal yang memadai untuk
mencapai tiga tujuan dasar berikut :
1 Memastikan
bahwa
informasi
yang
dihasilkan oleh sistem dapat diandalkan.
2 Meyakinkan
bahwa
efektifitas
bisnis
dilaksanakan dengan efisien dan sesuai
dengan tujuan manajemen, serta tidak
melanggar kebijakan pemerintah yang
berlaku.
3 Menjaga aset-aset organisasi, termasuk
data.
61. Pertimbangan – pertimbangan
pengendalian Internal
1.
2.
Dua Metode penting untuk mencapai
tujuan tersebut adalah :
Menyediakan
dokumentasi
yang
memadai atas seluruh aktivitas bisnis
Memastikan pemisahan tugas yang
efektif.
63. Introduction: E-Business
E-business merujuk pada seluruh
penggunaan tingkat lanjut dalam Teknologi
Informasi, Khususnya Teknologi Jaringan
dan Komunikasi, untuk meningkatkan cara
organisasi melakukan seluruh proses
bisnisnya.
66. Kategori dari E-Business
Tipe dari E-Business
Karakteristik
B2C
•
Organisasi-individu
•
Nilai Uang yg dilibatkan lebih kecil
•
Transaksi satu-waktu atau tdk sering
terjadi
B2B
•
•
Secara Relatif Sederhana
Antar - Organisasi
B2G
•
Nilai Uang yang dilibatkan lebih besar
B2E
•
Hubungan yg kuat dan berkelanjutan
•
Pemberian
pelanggan
•
Lebih Komplek
kredit
oleh
penjual
ke
67. Pengaruh
Bisnis
E-Bussiness
atas
Proses
Electronic Data Interchange (EDI):
protokol standar yang digunakan sejak
1970,
untuk
secara
elektronik
mentransfer informasi antar organisasi
serta dalam berbagai proses bisnis.
EDI:
Meningkatkan Tingkat akurasi
Mengurangi Biaya-biaya
69. Electronic Data Interchange
(EDI) yang Berdiri Sendiri
EDI
Suplier
Sistem EDI
EDI
Pelanggan
Perusahaan
Telepon
Fax
Pesanan
pembelian
Pesanan
pelanggan
Masukan pesanan
penjualan
SIA
Pesanan pelanggan
70. Value Chain
Kebanyakan
organisasi
bertujuan
menyediakan nilai untuk pelanggan
mereka.
Hal
ini
membutuhkan
pelaksanaan kegiatan yang berbeda-beda
Kegiatan-kegiatan
yang
dilakukan
tersebut
dapat
dikonseptualisasikan
dalam bentuk rantai nilai (Value Chain)
71. Value Chain
Rantai nilai organisasi terdiri dari lima
aktivitas utama (Primary Activities) :
1.Inbound logistics terdiri dari penerimaan,
penyimpanan dan distribusi bahan-bahan
masukan yang digunakan oleh organisasi
untuk menghasilkan produk dan jasa
yang dijualnya
2.Operations adalah aktivitas-aktivitas yang
mengubah masukan menjadi jasa atau
produk yang sudah jadi
72. Value Chain
3.Outbound logistics adalah aktivitasaktivitas yang melibatkan distribusi
produk yang sudah jadi ke para
pelanggan
4.Pemasaran dan penjualan mengarah
pada
aktivitas-aktiivitas
yang
berhubungan dengan membantu para
pelanggan untuk membeli jasa atau
produk yang dihasilkaan organisasi
5.Service
memberikan
dukungan
pelayanan purna jual kepada para
pelanggan
73. Pengaruh E-Business atas aktivitas-aktivitas
rantai nilai
Value Chain –
Primary Activities
• Inbound logistics
E-Business Opportunity
•
Operasi
akuisisi produk yang dapat didigitalkan
• pengurangan inventory buffers
• produksi yang lebih cepat, lebih akurat
•
Outbound logistics
•
•
Penjualan dan Pemasaran
Pelayanan dan dukungan
Purnajual
•
•
Distribusi produk yang dapat
didigitalkan
• pelacakan status berkelanjutan
• peningkatan pelayanan kpd pelanggan
• pengurangan biaya iklan
• periklanan dgn lebih efektif
• Mengurangi Biaya
• Ketersediaan Sevice 24/7
74. Arus Informasi dalam E-Commerce
Pembeli
1. Permintaan Keterangan
2. Tanggapan
3. Pesanan
4. Pengakuan (Acknowledgment)
5. Penagihan
Explanations:
6. Data pengiriman Uang (Remittance data)
EDI = Steps 1-6
EFT = Step 7
FEDI = Steps 1-7
7. Pembayaran
Penjual
75. Financial Electronic Data Interchange
(FEDI)
Company A
Company B
Data pengiriman
uang dan
Informasi tanda
penerimaan
uang
Data pengiriman
Uang & Instruksi
pembayaran
Company A’s
bank
Company B’s
bank
Data pengiriman uang & pembayaran
76. Faktor – Faktor keberhasilan E-Business
Tingkat
kesesuaian
dan
dukungan
aktivitas
e-business
atas
strategi
keseluruhan perusahaan.
Kemampuan untuk menjamin bahwa ebusiness memenuhi tiga karakteristik
kunci yang dibutuhkan dalam transaksi
bisnis apapun.
1. Validity
2. Integrity
3. Privacy
77. Infrastruktur untuk E-businesss
Jenis Jaringan(types of network)
1
2
Local area network (LAN) — jaringan yang
berada pada suatu lokasi tertentu, seperti
dalam satu gedung atau sekelompok gedung
yang letaknya berdekatan satu dengan yang
lain. Sehingga dengan LAN ini antara komputer
satu
dengan
lainnya
dapat
saling
berkomunikasi, seperti sharing data maupun
menggunakan sumberdaya misalnya printer
secara bersama-sama.
Wide area network (WAN) — jaringan yang
meliputi area geograpi yang luas (jaringan
komputer
mencangkup
minimal
2
area
metropolitan)
78. Pilihan konfigurasi jaringan
Local area networks (LANs) dapat
dikonfigurasi dalam satu dari tiga cara
dasar
1Star configuration
2Ring configuration
3Bus configuration
81. Bus Configuration
Topologi bus merupakan arsitektur
jaringan yang paling sederhana,
karena hanya memiliki anggota
workstation yang sedikit.
A
B
C
Bus channel
D
Host computer
or server
E
F
G
H
82. Pilihan konfigurasi jaringan
Wide area networks (WANs) dapat
diikonfigurasi dalam 3 cara :
1Centralized system
2Decentralized system
3Distributed data processing
83. Centralized System
Didalam sistem WAN Centralized
System,
seluruh
terminal
dan
peralatan lainnya dihubungkan dengan
komputer pusat perusahaan
84. Decentralized System
Didalam sistem WAN Decentralized
System,
setiap
unit
departemen
memiliki komputer dan LAN mereka
sendiri
Komputer Kantor
pusat
Komputer
Departemen
Komputer
gudang
Komputer
pabrik
85. Distributed Data Processing
Didalam distributed data processing
pada dasarnya merupakan gabungan
dari
Centralized
System
dan
Desentralized System
87. Perbedaan Sistem
dan Prosedur
•Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang
dibuat menurut pola yang terpadu untuk
melaksanakan kegiatan pokok perusahaan
•Prosedur adalah suatu urutan klerikal
biasanya melibatkan beberapa orang dalam
satu departemen atau lebih yang dibuat
untuk
menjamin
penanganan
secara
seragam transaksi perusahaan yang terjadi
secara berulang-ulang
88. Sistem terdiri dari jaringan prosedur
sedangkan prosedur merupakan urutan
kegiatan klerikal
Contoh sistem dan prosedur :
Sistem penjualan tunai terdiri dari 6
prosedur :
Prosedur order penjualan
Prosedur penerimaan kas
Prosedur penyerahan barang
Prosedur pencatatan penjualan
Prosedur pencatatan penerimaan kas
dari penjualan tunai
Prosedur rekonsiliasi bank
89. Metodologi
pengembangan
sistem
adalah langkah-langkah yang dilalui
analisis sistem dalam mengembangkan
sistem informasi
Pengembangan sistem dilaksannakan
melalui tiga tahap utama :
1. System Analisis
2. System Design
3. System Implementation
90. System Analisis
Dalam
tahap
ini,
analis
sistem
membantu pemakai informasi dalam
mengidentifikasi
informasi
yang
diperlukan
oleh
pemakai
untuk
melaksanakan pekerjaannya
Kegagalan
analis
sistem
dalam
mengidentifikasi jenis informasi yang
diperlukan oleh pemakai informasi akan
mengakibatkan System Design tidak
bermanfaat bagi pemakai informasi
92. System Analisis
Teknik pengumpulan informasi dalam
analisis sistem
Dalam tahap analisis sistem, pengumpulan
informasi dilaksanakan analis sistem dengan
cara :
a.Wawancara
b.Kuesioner
c.Metode analisis kelompok
d.Pengamatan
e.Pengambilan sampel dan pengumpulan
dokumen
93. System Analisis
Penyusunan laporan hasil analisis
sistem
Hasil akhir proses analisis sistem disajikan
oleh analis sistem dalam suatu laporan yang
disebut Laporan Hasil Analisis Sistem
Laporan Hasil Analisis Sistem merupakan
dokumen tertulis yang dibuat oleh analis
sistem untuk diserahkan kepada pemakai
informasi
94. System Analisis
Penyusunan laporan hasil analisis
sistem
Hasil akhir proses analisis sistem disajikan
oleh analis sistem dalam suatu laporan yang
disebut Laporan Hasil Analisis Sistem
Laporan Hasil Analisis Sistem merupakan
dokumen tertulis yang dibuat oleh analis
sistem untuk diserahkan kepada pemakai
informasi
95. System Design
Desain
adalah
proses
penterjemahan
kebutuhan
pemakai
informasi
kedalam
alternatif rancangan sistem informasi yang
diajukan kepada pemakai informasi untuk
dipertimbangkan
Desain sistem dibagi menjadi lima tahap :
1. Desain sistem secara garis besar
2. Penyusunan usulan desain sistem secara garis
besar
3. Evaluasi sistem
4. Penyusunan laporan final desain sistem secara
garis besar
5. Desain sistem secara rinci
6. Penyusunan laporan final desain sistem secara
rinci
96. System
Implementation
Implementasi adalah pendidikan dan
pelatihan pemakai informasi, pelatihan
dan koordinasi teknisi yang akan
menjalankan sistem, pengujian sistem
yang baru dan pengubahan yang
dilakukan
untuk
membuat
sistem
informasi yang telah dirancang menjadi
dapat dilaksanakan secara operasional
97. TEKNIK DOKUMENTASI
• Dokumentasi meliputi bentuk naratif,
bagan alir (Flowchart), Diagram dan
materi
tertulis
lainnya
yang
menjelaskan
bagaimana
sebuah
sistem bekerja
• Informasi beberapa alat yang populer
untuk mendokumentasikann sebuah
sistem adalah diagram, bagan alir,
tabel dan bentuk grafis lainnya untuk
mewakili informasi
98. Bagan Alir Data (Data Flow Diagram)
Bagan alir adalah teknik analisis yang
dipergunakan untuk mendeskripsikan
beberapa aspek dari sistem informasi
secara jelas, ringkas dan logis
Bagan alir menggunakan serangkaian
simbol standar untuk mendeskripsikan
melalui gambar prosedur pemrosesan
transaksi yang digunakan perusahaan
dan arus data yang melalui sistem
99. Simbol Bagan Alir Data (Data Flow Diagram)
1. Simbol Input / Output
Simbol
Nama
Dokumen
Beberapa tembusan dari
satu dokumen
Input/output,Jurnal/Buku
Besar
Tampilan
100. Simbol Bagan Alir Data (Data Flow Diagram)
1. Simbol Input / Output
Simbol
Nama
Pengetikan Online (On-line
keying)
Terminal / Personal
Computer
101. Simbol Bagan Alir Data (Data Flow Diagram)
2. Simbol Pemrosesan
Simbol
Nama
Pemrosesan dengan
komputer
Proses manual
Proses Pengetikan Offline
Proses Pendukung
102. Simbol Bagan Alir Data (Data Flow Diagram)
3. Simbol Penyimpanan
Simbol
Nama
Disk magnetis
Pita magnetis
Penyimpanan On-Line
N
File
103. Simbol Bagan Alir Data (Data Flow Diagram)
4. Simbol Arus dan lain-lain
Simbol
Nama
Arus Dokumen atau proses
Arus data/informasi
Communication link
On page connector
Off page connector
Terminal
104. Simbol Bagan Alir Data (Data Flow Diagram)
4. Simbol Arus dan lain-lain
Simbol
Nama
Keputusan
Anotasi
105. Petunjuk untuk mempersiapkan Flowchart
1. Pahami sistemnya sebelum membuat bagan
alirnya
2. Identifikasi entitas-entitas yang akan dibuat
bagan alirnya
3. Ketika beberapa entitas seperti departemen
dan fungsi lainnya bagilah bagan alir kedalam
dua kolom dengan nama untuk setiap kolom
4. Buatlah bagan alir hanya untuk arus normal
operasi perusahaan, untuk memastikan bahwa
seluruh prosedur daan proses berada dalam
urutan yang sesuai
5. Desain bagan alir sedemikian rupa agar bagan
alir tersebut dimulai dari atas ke bawah dan
dari kiri ke kanan
106. Petunjuk untuk mempersiapkan Flowchart
6. Beri awalan dan akhiran yang jelas untuk bagan
alir. Tandai dimana asal setiap dokumen dan
perlihatkan tujuan akhir seluruh dokumen agar
tidak akhiran terbuka yang akan menyebabkan
pembaca bingung
7. Pergunakan simbol-simbol bagan alir yang
standar dan gambarlah dengan pola atau
komputer
8. Berilah nama seluruh simbol dengan jelas.
Tulislah deskripsi input, proses dan keluaran
didalam setiap simbol
9. Ketika menggunakan beberapa kopi dokumen,
berilah nomor dokumen dibagian sudut kanan
atas simbol terkait
107. Petunjuk untuk mempersiapkan Flowchart
10.Setiap simbol proses manual harus memiliki
sebuah
input
dan
output.
Jangan
menghubungkan
dua
dokkumen
secara
langsung, kecuali ketika memindahkannya dari
satu kolom ke kolom lainnya
11.Pergunakan konektor padaa halaman (on-page
connector) untuk menghindari kelebihan garis
arus yang akan menghasilkan halaman yang
tidak enak dilihat
12.Pergunakan kepala panah untuk seluruh garis
arus
13.Apabila sebuah bagan alir tidak cukup digambar
dalam satu halaman, berilah nomor halaman
secara jelas
108. Petunjuk untuk mempersiapkan Flowchart
14.Perlihatkan terlebih dahulu dokumen atau
laporan didalam kolom tempat mereka dibuat.
Kemudian dapat diperlihatkan perpindahan
kekolom lainnya untuk pemrosesan lebih lanjut
15.Perlihatkan terlebih dahulu seluruh data yang
dimasukkan kedalam atau ditarik dari file
komputer
suatu
melewati
suatu
operasi
pemrosesan
16.Gambar sebuah garis dari dokumen kesebuah
file untuk menunjukkan bahwa dokumen
tersebut akan masuk ke file
17.Gambar sketsa kasar bagan alir sebagai langkah
awal
109. Petunjuk untuk mempersiapkan Flowchart
16.Desain kembali bagan alir untuk menghindari
kekacauan dan banyaknya garis-garis yang
saling silang
17.Verifikasi akurasi bagan alir dengan meninjau
bagan alir bersama orang-orang yang akrab
dengan sistem terkait. Pastikan bahwa selurruh
penggunaan
ketentuan
bagan
alir
telah
konsisten
18.Gambar hasil akhir bagan alir. Berikan nama
pada bagan alir, tanggal dan nama pembuat
bagan disetiap halaman
110. Contoh pembuatan Flowchart
Berikut ini adalah informasi yang telah
dikumpulkan oleh analis sistem
untuk
menggambarkan transaksi permintaan dan
pengeluaran barang dari gudang :
Unit organisasi pemakai
1. Mengisi bukti permintaan dan pengeluaran
barang gudang (BPPBG) 3 lembar
2. Meminta otorisasi dari kepala bagian yang
bersangkutan
3. Menyerahkan 3 lembar BPPBG tersebut ke
bagian gudang
4. Menerima barang dari bagian gudang disertai
dengan BPPBG lembar ke-2
5. Mengarsipkan BPPBBG lembar ke-3 menurut
nomorr urutnya
111. Contoh pembuatan Flowchart
Bagian gudang
1. Menerima 3 lembar BPPBG dari unit organisasi
pemakai
2. Mengambilkan barang dengan jenis dan jumlah
seperti yang tercantum dalam BPPBG
3. Mengisikan kuantitas barang yang diserahkan
pada BPPBG (3 lembar)
4. Mencatat BPPBG dalam kartu gudang
5. Mendistribusikan BPPBG sebagai berikut :
lembar ke-1 : Bagian Akuntansi
lembar ke-2 : unit organisasi pemakai
bersamaan dengan penyewaan barang
lembar ke-3 : arsip bagian gudang menurut
tangggal
112. Contoh pembuatan Flowchart
Bagian akuntansi
1. Menerima BPPBG lembar ke-1 dari bagian
gudang
2. Mengisi harga pokok satuan barang pada BPPBG
berdasar kartu persediaan
3. Menghitung dan mengisi harga pokok total
(kuantitas yang dipakai x harga pokok satuan)
pada BPPBG
4. Mencatat BPPBG dalam kartu persediaan
5. Mencatat BPPBG dalam kartu biaya
6. Mengarsipkan BPPBG menurut nomor urutnya
Buatlah Desain Flowchart untuk situasi diatas
115. Sistem penerimaan kas dari
penjualan tunai
Penjualan
tunai
dilaksanakan
oleh
perusahaan dengan cara mewajibkan
pembeli melakukan pembayaran harga
barang terlebih dahulu sebelum barang
diserahkan
oleh
perusahaan
kepada
pembeli
Setelah uang diterima oleh perusahaan,
barang kemudian diserahkan kepada
pembeli dan transaksi penjualan tunai
kemudian dicatat leh perusahaan
116. Sistem penerimaan kas dari
penjualan tunai
Sistem penerimaan kas dari penjualan tunai
dibagi menjadi tiga prosedur :
Prosedur penerimaan kas dari Over-thecounter sales
Prosedur penerimaan kas dari cash-ondelivery sales (COD sales)
Prosedur penerimaan kas dari credit card
sales
117. Penerimaan kas dari over-the
counter sales
Dalam penjualan tunai ini, pembeli datang
ke perusahaan, melakukan pemilihan
barang atau produk yang akan dibeli,
melakukan pembayaran ke kasir, dan
kemudian menerima barang yang dibeli
Dalam over-the-counter-sales, perusahaan
menerima uang tunai, cek pribadi atau
pembayaran langsung dari pembeli dengan
credit card sebelum barang diserahkan
kepada pembeli
118. Penerimaan kas dari over-the
counter sales
Prosedur penerimaan kas dari over the
counter sales
1. Pembeli
memesan
barang
langsung
kepada wiraniaga di bagian penjualan
2. Bagian kasa menerima pembayaran dari
pembeli yang dapat berupa uang tunai,
cek pribadi atau kartu kredit
3. Bagian penjualan memerintahkan bagian
pengiriman untuk menyerahkan barang
kepada pembeli
119. Penerimaan kas dari over-the
counter sales
4. Bagian pengiriman menyerahkan barang
kepada pembeli
5. Bagian kasa menyetorkan kas yang
diterima ke bank
6. Bagian akuntansi mencatat pendapatan
penjualan dalam jurnal penjualan
7. Bagian akuntansi mencatat penerimaan
kas
dari
penjualan
tunai
dalam
penerimaan kas
120. Penerimaan kas dari Cash on
delivery sales (COD sales)
COD sales adalah transaksi penjualan
yang melibatkan kantor pos, perusahaan
angkutan umum, atau angkutan sendiri
dalam penyerahan dan penerimaan kas
dari hasil penjualan
COD sales merupakan sarana untuk
memperluas daerah pemasaran dan untuk
memberikan jaminan penyerahan barang
bagi pembeli dan jaminan penerimaan kas
dari penjual
121. Penerimaan kas dari Cash on
delivery sales (COD sales)
Prosedur COD sales :
1. Pembeli memesan barang lewat surat
yang dikirim melalui kantor pos
2. Penjual mengirimkan barang melalui
kantor pos pengirim dengan cara mengisi
formulir COD sales di kantor pos
3. Kantor pos pengirim mengirim barang dan
formulir COD sales sesuai dengan instruksi
penjual kepada kantor pos penerima
122. Penerimaan kas dari Cash on
delivery sales (COD sales)
4. Kantor
pos
penerima,
pada
saat
diterimanya barang dan formulir COD sales
memberitahukan kepada pembeli tentang
diterimanya kiriman barang COD sales
5. Pembeli membawa surat panggilan ke
kantor pos penerima dan melakukan
pembayaran sejumlah yang tercantum
dalam formulir COD sales. Kantor pos
penerima menyerahkan barang kepada
pembeli, dengan diterimanya kas dari
pembeli
123. Penerimaan kas dari Cash on
delivery sales (COD sales)
6. Kantor pos penerima memberitahu kantor
pos pengirim bahwa COD sales telah
dilaksanakan
7. Kantor pos pengirim memberitahu penjual
bahwa
COD
sales
telah
selesai
dilaksanakan sehingga penjual dapat
mengambil kas yang diterima dari pembeli
124. Penerimaan kas dari Credit Card
sale
Prosedur Credit Card Sale :
1. Pemegang kartu kredit memesan barang
kepada bagian penjualan
2. Bagian penjualan memerintahkan bagian
pengiriman untuk menyerahkan barang
kepada pembeli
3. Pemegang kartu kredit membayar dengan
kartu kredit kepada bagian kas
4. Bagian pengiriman menyerahkan barang
kepada pembeli
125. Penerimaan kas dari Credit Card
sale
5. Bagian kas menyetor slip kartu kredit ke
bank penerbit kartu kredit
6. Secara periodik, Bank penerbit kartu
kredit melakukan penagihan kepada
pemegang kartu kredit
126. Fungsi terkait penerimaan
dari penjualan tunai :
1.
2.
3.
4.
5.
Fungsi
Fungsi
Fungsi
Fungsi
Fungsi
penjualan
kas
gudang
pengiriman
akuntansi
kas
127. Dokumen yang digunakan dalam
sistem
penerimaan
kas
dari
penjualan tunai :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Faktur penjualan tunai
Pita register kas (cash register tape)
Credit card sales slip
Bill of lading
Faktur penjualan COD
Bukti setor bank
Rekapitulasi harga pokok pejualan
129. Prosedur order penjualan
Dalam prosedur ini fungsi penjualan
menerima order dari pembeli dan
membuat faktur penjualan tunai untuk
memungkinkan
pembeli
melakukan
pembayaran harga barang ke fungsi kas
dan untuk memungkinkan fungsi gudang
dan
fungsi
pengiriman
menyiapkan
barang yang akan diserahkan kepada
pembeli
130. Prosedur penerimaan kas
Dalam prosedur ini fungsi kas menerima
pembayaran harga barang dari pembeli
dan memberikan tanda pembayaran
(berupa pita register kas dan cap “lunas”
pada faktur penjualan tunai) kepada
pembeli untuk memungkinkan pembeli
tersebut melakukan pengambilan barang
yang dibelinya dari fungsi pengiriman
Prosedur penyerahan barang
Dalam prosedur ini fungsi pengiriman
menyerahkan barang kepada pembeli
131. Prosedur pencatatan penjualan tunai
Dalam prosedur ini fungsi akuntansi
melakukan
pencatatan
transaksi
penjualan tunai dalam jurnal penjualan
dan jurnal penerimaan kas . Disamping
itu fungsi akuntansi juga mencatat
berkurangnya persediaan barang yang
dijual dalam kartu persediaan
Prosedur penyetoran kas ke Bank
Dalam
prosedur
ini
fungsi
kas
menyetrokan kas yang diterima dari
penjualan tunai ke bank dalam jumlah
penuh
132. Prosedur pencatatan penerimaan kas
Dalam prosedur ini fungsi akuntansi mencatat
penerimaan kas kedalam jurnal penerimaan kas
berdasar bukti setor bank yang diterima dari
bank melalui fungsi kas
Prosedur pencatatan harga pokok penjualan
Dalam prosedur ini fungsi akuntansi membuat
rekapitulasi harga pokok penjualan berdasarkan
data yang dicatat dalam kartu persediaan.
Berdasarkan rekapitulasi harga pokok penjualan
ini, fungsi akuntansi membuat bukti memorial
sebagai dokumen sumber utuk pencatatan harga
pokok penjualan kedalam jurnal umum
133. SISTEM PENERIMAAN KAS DARI
PIUTANG
Sumber penerimaan kas suatu perusahaan
manufaktur
biasanya
berasal
dari
pelunasan piutang dari debitur, karena
sebagian
besar
produk
perusahaan
tersebut dijual melalui penjualan kredit
Penerimaan kas dari piutang dapat
dilakukan melalui :
a. Penagih perusahaan
b. Pos
c. Lock box collection plan
134. SISTEM PENERIMAAN KAS DARI
PIUTANG
Fungsi
yang
terkait
dalam
penerimaan kas dari piutang :
1. Fungsi sekretariat
2. Fungsi penagihan
3. Fungsi kas
4. Fungsi akuntansi
5. Fungsi pemeriksa intern
sistem
135. SISTEM PENERIMAAN KAS DARI
PIUTANG
Dokumen yang digunakan dalam sistem
penerimaan kas dari piutang :
1. Surat pemberitahuan
2. Daftar surat pemberitahuan
3. Bukti setor bank
4. Kuitansi
136. SISTEM PENERIMAAN KAS DARI PIUTANG
MELALUI PENAGIH PERUSAHAAN
Prosedur :
1. Bagian piutang memberikan daftar piutang yang
sudah saatnya ditagih kepada bagian penagihan
2. Bagian penagihan mengirimkan penagih, yang
merupakan
karyawan
perusahaan
untuk
melakukan penagihan kepada debitur
3. Bagian penagihan menerima cek atas nama dan
surat pemberitahuan (remmitance advice) dari
debitur
137. SISTEM PENERIMAAN KAS DARI PIUTANG
MELALUI PENAGIH PERUSAHAAN
4. Bagian penagihan menyerahkan cek kepada
bagian kasa
5. Bagian
penagihan
menyerahkan
surat
pemberitahuan kepada bagian piutang untuk
kepentingan posting kedalam kartu piutang
6. Bagian kasa mengirim kuitansi sebagai tanda
penerimaan kas kepada debitur
7. Bagian kasa menyetorkan cek ke bank, setelah
cek atas cek tersebut dilakukan endorsement oleh
pejabat yang berwenang
8. Bank perusahaan melakukan clearing atas cek
tersebut ke bank debitur
138. SISTEM PENERIMAAN KAS DARI
PIUTANG MELALUI POS
Prosedur :
1. Bagian penagihan mengirim faktur penjualan
kredit kepada debitur pada saat transaksi
penjualan kredit terjadi
2. Debitur mengirim cek atas nama yang dilampiri
surat pemberitahuan melalui pos
3. Bagian sekretariat menerima cek atas nama dan
surat pemberitahuan (remmitance advice) dari
debitur
4. Bagian sekretariat menyerahkan cek kepada
bagian kasa
5. Bagian
sekretariat
menyerahkan
surat
pemberitahuan kepada bagian piutang untuk
kepentingan posting kedalam kartu piutang
139. SISTEM PENERIMAAN KAS DARI
PIUTANG MELALUI POS
Prosedur :
6. Bagian kasa mengirim kuitansi kepada debitur
sebagai tanda terima pembayaran dari debitur
7. Bagian kasa menyetorkan cek ke bank, setelah
cek atas cek tersebut dilakukan endorsement oleh
pejabat yang berwenang
8. Bank perusahaan melakukan clearing atas cek
tersebut ke bank debitur
140. SISTEM PENERIMAAN KAS DARI PIUTANG
MELALUI LOCK BOX COLLECTION PLAN
Prosedur :
1. Bagian penagihan mengirim faktur penjualan
kredit kepada debitur pada saat transaksi
penjualan kredit terjadi
2. Debitur melakukan pembayaran utangnya pada
saat faktur jatuh tempo dengan mengirimkan cek
dan surat pemberitahuan ke PO. Box di kota
terdekat
3. Bank membuka PO. Box dan mengumpulkan cek
dan surat pemberitahuan yang diterima oleh
perusahaan
141. SISTEM PENERIMAAN KAS DARI PIUTANG
MELALUI LOCK BOX COLLECTION PLAN
Prosedur :
4. Bank membuat daftar surat pemberitahuan.
Dokumen
ini
dilampiri
dengan
surat
pemberitahuan dikirimkan oleh bank ke bagian
sekretariat
5. Bank mengurus check clearing
6. Bank
sekretariat
menyerahkan
surat
pemberitahuan kepada bagian piutang utuk
mengkredit rekening pembantu piutang debitur
yang bersangkutan
7. Bagian sekretariat menyerahkan daftar surat
pemberitahuan ke bagian kasa
8. Bagian
kasa
menyerahkan
daftar
surat
pemberitahuan ke bagian jurnal untuk dicatat
didalam jurnal penerimaan kas
143. SISTEM AKUNTANSI
PENGELUARAN KAS
Pengeluaran kas dalam perusahaan dilakukan
dengan menggunakan cek dilakukan dengan
menggunakan cek. Pengeluaran kas yang tidak
dapat dilakukan dengan cek (biasanya karena
jumlahnya kecil) dilaksanakan melalui dana kas
kecil
Dokumen
yang
digunakan
dalam
sistem
pengeluaran kas dengan cek :
1. Bukti kas keluar
2. Cek
3. Permintaan cek (Check Request)
144. SISTEM AKUNTANSI
PENGELUARAN KAS
Pengeluaran kas dalam perusahaan dilakukan
dengan menggunakan cek dilakukan dengan
menggunakan cek. Pengeluaran kas yang tidak
dapat dilakukan dengan cek (biasanya karena
jumlahnya kecil) dilaksanakan melalui dana kas
kecil
Dokumen
yang
digunakan
dalam
sistem
pengeluaran kas dengan cek :
1. Bukti kas keluar
2. Cek
3. Permintaan cek (Check Request)
145. SISTEM AKUNTANSI
PENGELUARAN KAS
1.
2.
1.
2.
3.
4.
Catatan akuntansi yang digunakan :
Jurnal pengeluaran kas
Register cek
Fungsi yang terkait dalam sistem pengeluaran kas
dengan cek :
Fungsi yang memerlukan pengeluaran kas
Fungsi kas
Fungsi akuntansi
Fungsi pemeriksa intern
146. SISTEM AKUNTANSI
PENGELUARAN KAS
1.
2.
1.
2.
3.
4.
Catatan akuntansi yang digunakan :
Jurnal pengeluaran kas
Register cek
Fungsi yang terkait dalam sistem pengeluaran kas
dengan cek :
Fungsi yang memerlukan pengeluaran kas
Fungsi kas
Fungsi akuntansi
Fungsi pemeriksa intern
147. SISTEM AKUNTANSI
PENGELUARAN KAS
Sistem pengeluaran kas yang memerlukan
permintaan cek :
1. Prosedur permintaan cek
2. Prosedur pembuatan bukti kas keluar
3. Prosedur pembayaran kas
4. Prosedur pencatatan pengeluaran kas
148. Prosedur permintaan cek
Dalam prosedur ini fungsi yang memerluukan
permintaan pengeluaran kas dengan mengisi
permintaan cek. Dokumen ini dimintakan otorisasi
dari kepala fungsi yang bersangkutan dan
dikirimkan ke fungsi akuntansi
Prosedur pembuktian bukti kas keluar
Berdasarkan
dokumen
pendukung
yang
dikumpulkan melalui sistem pembelian atau
berdasarkan permintaan cek yang diterima oleh
fungsi akuntansi (Bagian utang), dalam prosedur
pembuatan bukti kas keluar, bagian utang
membuat bukti kas keluar. Bukti kas keluar ini
berfungsi sebagai perintah kepada berfungsi
sebagai perintah kepada fungsi kas untuk mengisi
cek sebesar jumlah rupiah yang tercantum pada
dokumen tersebut
149. Prosedur pembayaran kas
Dalam prosedur ini, fungsi kas mengisi cek,
meminta tanda tangan atas cek kepada pejabat
yang berwenang dan mengirimkan cek tersebut
kepada kreditur yang namanya tercantum pada
bukti kas keluar
Prosedur pencatatan pengeluaran kas
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat
pengeluaran kas didalam jurnal pengeluaran kas
atau register cek. Disamping fungsi akuntansi
mencatat
pengeluaran
kas
didalam
jurnal
pengeluaran kas, penerbitan yang timbul dari
transaksi
pengeluaran
dicatat
dalam
buku
pembantu (dalam kartu biaya dan kartu persediaan
151. 4 Prinsip sistem yang handal
1.
2.
3.
4.
Ketersediaan (Availability)
Keamanan (Security)
Dapat dipelihara (Maintainability)
Integritas (Integrity).
152. 3 Kategori Pengendalian yang
berhubungan dengan prinsip keandalan
Perencanaan
Strategis dan penganggaran
Ancaman : SI tidak mendukung strategi bisnis,
kurangnya penggunaan sumberdaya, kebutuhan
informasi tidak dipenuhi atau tidak dapat
ditanggung.
Mengembangkan
rencana keandalan sistem
Ancaman : Ketidakmampuan untuk memastikan
keandalan sistem
Dokumentasi
Ancaman : Desain, Operasi, tinjauan, Audit dan
perubahan sistem yang tidak efektif.
153. Ketersediaan
Ketersediaan
Meminimalkan waktu kegagalan sistem
Preventive maintenance
1. UPS (Uninterruptible Power Suply)
2. Batas toleransi kesalahan
Rencana Pemulihan dari Bencana
1. Meminimalkan gangguan , kerusakan
dan kerugian.
2. Memberi cara alternatif memproses
informasi untuk sementara waktu
3. Meneruskan jalannya operasi normal
sesegera mungkin
154. Ketersediaan (Continued)
Melatih
dan memperkenalkan personil
dengan operasi perusahaan secara darurat.
Prioritas proses pemulihan
Jaminan Asuransi
Backup data and File Program
A. Pengamanan Elektronis
B. Konsep Grandfather-father-son
C. Prosedur pengulangan
Penugasan Khusus
Fasilitas
cadangan
komputer
dan
telekomunikasi
Uji dan Revisi Periodik
Dokumentasi yang lengkap
155. Pemisahan tugas dalam fungsi
sistem
o
o
Ancaman dan Resiko
Penipuan Komputer
Pengendalian dengan cara Otoritas dan tanggung jawab
harus dengan jelas dibagi diantara fungsi – fungsi berikut :
1. Systems administration (administrasi sistem)
2. Network management (Manajemen jaringan)
3. Security management (manajemen pengamanan)
4. Change management (manajemen perubahan)
5. Users (pemakai)
6. Systems analysis (analisis sistem)
7. Programming (pemrograman)
8. Computer operations (operasi komputer)
9. Information system library (perpustakaan sistem
informasi)
10.Data control (pengendalian data)
156. Pengendalian Atas akses secara
Fisik
Ancaman/Resiko
– Kerusakan komputer dan file, akses yang
tidak memiliki otorisasi kedata rahasia
Pengendalian
– Letakan komputer dalam ruang terkunci
– Batasi akses ke personil yang memiliki
otorisasis saja.
– Meminta ID Pegawai
– Meminta pengunjung untuk menandatangani
daftar tamu ketika mereka masuk dan
meninggkalkan lokasi
– Gunakan sistem Alarm
– Install Pengunci pada PC dan peralatan
Lainnya.
– Simpan komponen yang penting jauh dari
bahan berbahaya.
– Pasang detektor asap dan api serta pemadam
api
157. Pengendalian atas akses secara
Logis
Ancaman/Resiko
Akses yang tidak memiliki otorisasi ke
software sistem, program aplikasi serta
sumber daya sistem lainnya.
Pengendalian
–passwords
–physical possession identification
–biometric identification
–compatibility tests
158. Perlindungan atas PC dan
Jaringan Klien/Server
Ancaman/Resiko
Kerusakan file komputer dan perlengkapannya,
akses yang tidak memiliki otorisasi ke data
rahasia, pemakai yang tidak dikenali sistem
pengamanan.
Pengendalian :
Latih pemakai tentang pengendalian PC.
Batasi data yang disimpan dan didownload.
Kebijakan dan Prosedur yang baik
Buat cadangan hard drive secara teratur.
Enkripsi file atau beri file password.
159. Pengendalian Internet
dan e-commerce
Ancaman/resiko
Kerusakan file data dan perlengkapan akses yang
tidak memiliki otorisasi kedata rahasia.
Pengendalian
–Password, Ekripsi, Verifikasi routing, Amplop
elektronik, Software pendeteksi virus, Firewall,
pembuatan jalur khusus, tolak akses pegawai ke
Internet, dan server internet tidak terhubung
dengan komputer lainnya diperusahaan.
161. Pengembangan proyek
dan pengendalian akuisisi
Termasuk:
Rencana Utama Strategis
Pengendalian Proyek
Jadwal Pemrosesan Data
Pengukuran Kinerja sistem
Peninjauan Pascaimplementasi
162. Perubahan Pengendalian
Manajemen
Termasuk :
Peninjauan secara berkala terhadap semua
sistem untuk mengetahui perubahan yang
dibutuhkan.
Semua
permintaan
diserahkan
kepada
format yang baku.
Pencatatan dan peninjauan permintaan
perubahan dan penambahan sistem dari
pemakai yang diotorisasi.
Penilaian dampak perubahan yang diinginkan
terhadap tujuan,
kebijakan dan standar
keandalan sistem. dll.
163. Integritas
Sebuah
Organisasi mendesain pengendalian
umum untuk memastikan bahwa lingkungan
pengendalian berdasarkan komputer dari
organisasi yang stabil dan dikelola dengan
baik.
Pengendalian
Aplikasi digunakan untuk
melindungi, mendeteksi dan mengkoreksi
kesalahan dalam transaksi ketika mengalir
melalui berbagai tahap program pemrosesan
data.
164. Integritas :
Pengendalian Sumber Data
Termasuk :
Desain Formulir
Pengujian Urutan Formulir
Dokumen Berputar
Pembatalan dan penyimpanan
dokumen
Otorisasi dan kumpulan tugas
Visual scanning
Verifikasi digit pemeriksaan
Verifikasi Kunci
165. Integritas:
Rutinitas Validasi Input
Termasuk :
Pemeriksaan urutan
Pemeriksaan batasan
Pemeriksaan Field
Pemeriksaan Jangkauan
Pemeriksaan tanda
Pengujian kelogisan
Pemeriksaan Validitas
Pemeriksaan data yang
Pemeriksaan kapasitas
redundan
166. Integrity:
Pengendalian Entry Data On-Line
Sasaran dari pengendalian entri data on-line
adalah untuk memastikan integritas data
transaksi yang dimasukan dari terminal online dan PC dengan mengurangi kesalahan
dan penghilangan.
167. Termasuk :
Pemeriksaan field, batasan, jangkauan, kelogisan,
tanda, validitas, dan data yang redundan, seperti
dideskripsikan dalam bagian sebelumnya, adalah
pengendalian yang berguna
Nomor ID pemakai dan password membatasi entri
data hanya untuk personil yang memiliki otorisasi
Pengujian kompatibilitas : memastikan pegawai
yang memasukkan atau mengakses data memilii
otorisasi untuk melakukan entry atau untuk melihat
data.
Jika memungkinkan, sistem harus memasukkan
data transaksi secara otomatis untuk menghemat
waktu pengetikan dan mengurangi kesalahan.
Pemberitahuan : yaitu sistem meminta setiap data
input dan menunggu respon yang dapat diterima.
168. Termasuk (sambungan)
Prapemformatan : sistem menampilkan dokumen
dengan menunjukkan spasi kosong dan menunggu
data untuk dimasukkan.
Pengujian lengkap pada setiap catatan input untuk
menentukan apakah semua data yang dibutuhkan
telah dimasukkan atau tidak.
Closed-loop verification : untuk memeriksa
keakuratan data input.
Catatan transaksi :mencakup perincian catatan
seluruh data transaksi, pengidentifikasi transaksi
tertentu; tanggal dan waktu entry;terminal, jalur
transmisi, dan identifikasi operator; dan urutan
masuknya transaksi.
Error messages : menunjukkan kapan kesalahan
terjadi, bagian mana yang salah, dan apa yang
harus dilakukan operator untuk mengoreksinya.
169. Integritas :
Pengendalian pemrosesan dan
penyimpanan data
Termasuk :
Kebijakan dan Prosedur
Fungsi pengendalian Data
Prosedur Rekonsiliasi
Rekonsiliasi data eksternal
Pelaporan penyimpangan
Pemeriksaan sirkulasi data
Pencocokan data
Label file
Mekanisme perlindungan penulisan
Mekanisme perlindungan database
Pengendalian Konversi data
Pengamanan data
170. Pengendalian Output
Ancaman/Resiko
Output komputer yang tidak akurat dan tidak
lengkap.
Pengendalian
1.Prosedur untuk memastikan bahwa output
sistem
sesuai
dengan
tujuan
integritas,
kebijakan dan standar organisasi
2.Peninjauan visual output komputer
3.Rekonsiliasi jumlah total batch
4.Distribusi output secara tepat
5.Otuput rahasia yang dikirim telah dilindungi dari
akses dan modifikasi dari yang tdk memiliki
otorisasi, serta kesalahan pengiriman. dll
171. Pengendalian Transmisi
Data
Ancaman/Resiko
Akses yang tidak memiliki otorisasi terhadap
data yang ditransmisi atau kesistem itu
sendiri, kegagalan sistem dan kesalahan
sistem dalam transmisi data.
Pengendalian
1. Awasi jaringan untuk mendeteksi poin-poin
yang lemah
2. Backup komponen
3. Desain jaringan untuk mengatasi pemrosesan
puncak
4. Multijalur
komunikasi
antara
komponen
jaringan
5. Pemeliharan pencegahan
6. Ekripsi data
7. Verifikasi Routing
8. Pemeriksaan
kesamaan
dan
prosedur
pengenalan pesan.