4. PENGERTIAN PUSAT PERTUMBUHAN
Pusat pertumbuhan adalah wilayah yang
memiliki pertumbuhan lebih pesat
dibandingkan wilayah lain di sekitarnya,
menjadi pusat berbagai kegiatan ekonomi,
dan dapat memengaruhi wilayah
sekitarnya.
5. Pusat pertumbuhan ditunjuk sebagai pusat
pembangunan agar dapat memengaruhi
perkembangan wilayah di sekitarnya
sehingga membantu pemerataan
pembangunan. Pusat pertumbuhan
memiliki hubungan fungsional dengan
wilayah-wilayah di sekitarnya yang
berfungsi sebagai hinterland.
6. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PADA
PERKEMBANGAN PUSAT PERTUMBUHAN
1. Faktor Lokasi
Wilayah yang lokasinya strategis dengan aksesibilitas
tinggi baik lewat darat, laut, dan udara dapat menjadi
pusat pertumbuhan.
2. Faktor Sumber Daya Alam
Wilayah yang memiliki sumber daya alam melimpah
dan dikelola dengan baik dapat menjadi pusat
pertumbuhan.
3. Faktor Sumber Daya Manusia
Wilayah yang memiliki sumber daya manusia yang
berkualitas mengelola wilayahnya dapat menjadi pusat
pertumbuhan.
7. 4. Faktor Topografi
Wilayah dataran rendah akan berkembang lebih pesat
dibandingkan wilayah pegunungan. Wilayah dataran
rendah yang relatif halus (datar) berpotensi menjadi
pusat pertumbuhan karena pembangunan jaringan
transportasinya lebih mudah sehingga distribusi barang
dan jasa lancar.
5. Faktor Fasilitas Penunjang Wilayah yang memiliki
jaringan jalan, jaringan listrik, jaringan telekomunikasi,
terminal, pelabuhan laut dan udara, bahan bakar, air
bersih, dan sarana kebersihan dapat menjadi pusat
pertumbuhan.
6. Faktor Industri
Wilayah yang memiliki banyak aktivitas industri dapat
menjadi pusat pertumbuhan..
8. 7. Faktor Sosial Budaya
Masyarakat Wilayah dengan potensi sosial budaya tinggi
dapat menjadi pusat pertumbuhan
10. TEORI POLARISASI EKONOMI (GUNAR
MYRDAL)
1. Teori ini menyatakan bahwa setiap wilayah memiliki
pusat pertumbuhan yang menjadi daya tarik bagi
tenaga buruh, tenaga terampil, modal, dan barang
dagangan dari daerah pinggiran.
2. Proses masuknya tenaga buruh, tenaga terampil,
modal, dan barang dagangan berlangsung terus-
menerus hingga terjadi pusat pertumbuhan yang
semakin lama semakin pesat, kemudian terbentuk
polarisasi (kutub) pertumbuhan ekonomi yang
cenderung merugikan daerah pinggiran, seperti
ketimpangan wilayah, peningkatan kriminalitas, dan
kerusakan lingkungan.
11. Teori Kutub Pertumbuhan/Growth Pole
Theory (Perroux)
• Teori ini menyatakan bahwa pertumbuhan suatu pusat
tidak serentak, tetapi muncul di tempat-tempat (kutub-
kutub) tertentu dengan intensitas yang berbeda-beda.
Pertumbuhan dimulai dari kutub-kutubnya lalu
menyebar ke daerah yang tingkatnya lebih rendah.
• Suatu kutub pertumbuhan merupakan pusat kegiatan
“ekonomi”, yang mampu memengaruhi pusat-pusat lain.
Contoh: Industri yang berkembang di sebuah kota akan
memengaruhi wilayah sekitarnya, jika industri tersebut
mengolah sumber daya alam dari wilayah sekitarnya
(wilayah hinterland-nya).
12. • Titik tempat awal pertumbuhan berlangsung disebut
pusat pertumbuhan atau kutub pertumbuhan. Pusat
pertumbuhan tersebut akan memberikan pengaruh
positif berupa peningkatan kesejahteraan penduduk
(sektor ekonomi) serta kemajuan lain di bidang sosial
dan budaya.
• Di sektor ekonomi, antara lain muncul berbagai
peluang kerja, adanya pergerakan barang dan jasa.
• Di bidang sosial budaya, seperti meningkatnya
pelayanan kesehatan, tersedianya perumahan, sarana
pendidikan, kelancaran informasi dengan berbagai
media komunikasi.
• Kutub (pusat) pertumbuhan memancarkan kekuatan
sentripetal dan sentrifugal.
13. Teori Tempat Sentral/Central Place
Theory (Christaller)
• Teori ini menyatakan bahwa pusat-pusat pelayanan
harus terletak di tempat yang sentral, yaitu tempat yang
memungkinkan partisipasi penduduk dalam jumlah
maksimal, baik sebagai pemberi pelayanan maupun
sebagai konsumen.
• Jika topogra wilayah seragam dan tingkat ekonomi
penduduk homogen (tidak ada produksi primer), maka
akan tumbuh tempat sentral (pusat pelayanan) yang
berjarak sama dengan pola keruangan berbentuk
heksagonal (segienam).
14.
15. • Tempat sentral (pusat pelayanan) dapat tumbuh
dan berkembang jika ada “threshold population”
(jumlah penduduk minimal yang dibutuhkan
untuk kelancaran suplai barang). Jika jumlah
penduduk tidak mencukupi, maka tempat sentral
(pusat pelayanan) tidak akan terbentuk.
• Tempat sentral (pusal pelayanan) dapat tumbuh
dan berkembang jika ada “range” (jangkauan
atau jarak yang harus ditempuh penduduk untuk
memenuhi kebutuhannya)
16. • Hubungan antara tempat sentral dengan tempat sentral
di sekitarnya membentuk jaringan dengan hierarki
sebagai berikut:
o Tempat Sentral Berhierarki 3 (K=3) Tempat yang sentral
berhierarki 3 merupakan pusat pelayanan berupa pasar
yang senantiasa menyediakan barang-barang bagi
daerah di sekitarnya, sering disebut sebagai pasar
optimal.
o Tempat Sentral Berhierarki 4 (K=4) Tempat yang sentral
berhierarki 4 disebut juga situasi lalu lintas optimum.
Artinya, daerah tersebut dan daerah di sekitarnya yang
terpengaruh oleh tempat yang sentral senantiasa
memberikan kemungkinan lalu lintas yang efisien.
17. o Tempat Sentral Berhierarki 7 (K=7)
Tempat yang sentral berhierarki 7 disebut
juga situasi administratif optimum. Pada
hierarki ini terlihat adanya perbedaan yang
jelas antara susunan tempat yang lebih
tinggi dan tempat yang lebih rendah.