Rangkuman dokumen tersebut adalah: Dokumen tersebut membahas tentang administrasi, potensi, masalah, dan fungsi Kota Wonogiri sebagai pusat kegiatan lokal di Kabupaten Wonogiri. Dokumen ini juga memaparkan model kota sektoral sebagai solusi untuk meningkatkan fungsi Wonogiri.
Presentasi Tugas Studio Perencanaan Kecamatan Wonogiri (profil,konstelasi,analisis,konsep,indikasi program)
1.
2. OUTLINE
• Administrasi Kecamatan Wonogiri
• Potensi dan Masalah Kecamatan Wonogiri
• Fungsi Kota terhadap Pengembangan Wilayah
• Tujuan dan Konsep Perencanaan
• Skenario Perencanaan
• Rencana Pengembangan Wilayah
• Rencana Struktur dan Pola Ruang Kota
3. Administrasi
Kecamatan Wonogiri
Luas Wilayah = 8.292,36 Ha
atau sekitar 4,5% dari total luas
wilayah Kabupaten Wonogiri
Terdiri dari 15 kelurahan
Dilalui jalur utama transportasi
yang menghubungkan ke Kota Solo
dan Kabupaten Pacitan
4. Konstelasi Kecamatan
Wonogiri
• Sektor perdagangan dan
Industri Kecamatan Wonogiri,
PT. Permata Tujuh yang
memproduksi arang dan
mengekspor produknya hingga
ke Korea serta PT Tainesia Jaya
yang memproduksi 50 ton
tepung setiap harinya dan
memasarkannya hingga skala
nasional
• Sektor Perikanan,
pembudidayaan ikan air tawar
di Waduk Gajah Mungkur Desa
Sendang, sebagian dipasarkan
di sekitar Kabupaten Wonogiri,
sebagian diolah oleh PT
Aquafarm di Kota Semarang
untuk selanjutnya di ekspor
STUDIO 2A
6. Kependudukan
Kecamatan Wonogiri
10000 5000 0 5000 10000
0-4
5-9
10-14
15-19
20-24
25-29
30-39
40-49
50-59
60++
Wanita
Pria
Tahun JumlahPerempuan JumlahLaki-laki Total
2004 41598 44.882 86.480
2007 45.136 44.183 89.139
2008 43.792 44.372 88.164
2009 44.517 44.503 89.020
2010 44.217 45.244 89.461
2011 45.665 45.562 91.227
2014 47.938 47.621 95.559
2019 52.979 52.037 105.016
2024 58.738 55.578 114.316
Sumber : Hasil Analisis Kelompok 2A Studio Perencanaan, 2013
Sumber : Hasil Analisis Kelompok 2A Studio Perencanaan, 2013
Tabel Jumlah Penduduk Eksisting dan Proyeksi Penduduk Tahun 2024
Piramida Proyeksi Penduduk Tahun 2024
7. Perekonomian
Kecamatan Wonogiri
-Listrik, Gas & air Bersih,
Perdagangan dan Industri
Pengolahan merupakan sektor
progresif, namun nilai LQ < 1
(merupakan sektor non basis)
sehingga perlu dipacu menjadi
sektor basis
-Angkutan dan Komunikasi
memiliki LQ = 1,9 dan PB = -
29,67% maka menjadi prioritas
3
-Keuangan, Persewaan dan Jasa Pers.
memiliki LQ = 1,34 dan PB = - 0,37%
maka menjadi prioritas 4
-Jasa - jasa, memiliki LQ = 2,96
dan PB = 14,68% maka menjadi
prioritas1
-Bangunan, memiliki LQ = 1,63 dan PB =
18,10% maka menjadi prioritas 2
SEKTOR UNGGULANSEKTOR BERKEMBANG
SEKTOR TERBELAKANG SEKTOR POTENSIAL
LQ < 1 LQ > 1
PB > 1
PB < 0
-Pertanian dan Penggalian
memiliki nilai LQ < 1
(merupakan sektor non basis)
dan pertumbuhannya termasuk
mundur sehingga perlu
dikembangkan lagi.
STUDIO WONOGIRI 2A
8. Administrasi Perkotaan
Kecamatan Wonogiri
Luas Perkotaan = 9.190.000 m2
Wilayah perkotaan terdiri dari 6
kelurahan, yaitu :
4 kelurahan eksisting = Kelurahan
Wonokarto, Wonoboyo, Giripurwo,
& Giritirto
dan 2 kelurahan perencanaan =
Kelurahan Bulusulur dan Giriwono
9. Tata Guna Lahan dan Kesesuaian
Lahan Perkotaan Kecamatan Wonogiri
STUDIO PERENCANAAN 2A
10. Kawasan Layak Bangun Perkotaan
Kecamatan Wonogiri
Total Luas Kawasan
Perkotaan
Total Luas Layak
Bangun
Luas Kawasan
Terbangundari total luas
kawasan perkotaan
Luas KawasanTerbangun
dari total luas layak
bangun
Sisa luas yang masih bisa
dibangun dari total luas
layak bangun
9.190.000 m2 7.100.000 m2 6.427.328 m2 3.314.084 m2 3,785.916 m2
Sumber: GIS berdasarkan SHP dan Google Erath, 2010.
STUDIO WONOGIRI
11. Kependudukan
Perkotaan Kecamatan Wonogiri
Age 2004 2009 2014 2019 2024
0-4 4973 5010 5760 5972 6200
5-9 4073 4102 5196 5962 6179
10-14 4299 4330 3850 4820 5731
15-19 4370 4403 4874 4385 5324
20-24 4087 4118 4770 5263 4766
25-29 4273 4305 4189 4824 5390
30-39 4606 4639 4799 4693 5284
40-49 4276 4307 5460 5635 5328
50-59 3993 4021 4337 5409 5746
60++ 5760 5801 4177 4493 5570
Total 44710 45036 47413 51454 55517
Tabel Proyeksi Jumlah Penduduk Wilayah Perkotaan Tahun 2024
Jumlah penduduk perkotaan eksisting 45.926 jiwa
4000 2000 0 2000 4000 6000
0-4
10-14
20-24
30-39
50-59
Perempuan
Laki-laki
Piramida Proyeksi Penduduk Wilayah Perkotaan Tahun 2024
15. STRENGTH WEAKNESS OPPORTUNITY THREAT
1. Kecamatan Wonogiri merupakan
Pusat Kegiatan Lokal di Kabupaten
Wonogiri yang berfungsi sebagai
pusat pemerintahan, pendidikan,
industri, perdagangan dan jasa,
dan transportasi.
2. Kondisi topografi di Kecamatan
Wonogiri yaitu 0 – 8 % (datar)
sehingga dapat dikembangkan
sebagai pusat pemukiman dan
aktivitas.
3. Kondisi infrastruktur jalan di
Kecamatan Wonogiri sudah cukup
baik.
4. Kecamatan Wonogiri memiliki
potensi lokal, yang terdiri dari :
- Potensi Pariwisata : Waduk
Gajah Mungkur, Paralayang.
- Pembudidayaan ikan air tawar
yang dikembangkan dengan
sistem karamba di Waduk Gajah
Mungkur.
- Potensi produk industri
rumahan yang terdiri dari tempe
keripik, emping umbi garut.
- Potensi industri pengolahan
meubel di Desa Bulusulur.
5. Kecamatan Wonogiri memiliki
perusahaan besar seperti PT.
Tainesia Jaya, PT, Sinar Tujuh, dan
perusahaan roti.
1. Tidak adanya sarana terminal yang
mengakomodasi bus yang melintas di
Kecamatan Wonogiri.
2. Aktivitas perbankan belum mampu
mendukung kegiatan perekonomian.
3. KurangnyadayatarikatraksiPariwisata
Waduk Gajah Mungkur di
KecamatanWonogiri.
4. Kurangnyapengelolaandanperawatan
padaWaduk Gajah Mungkur.
5. Rendahnyakualitasjasaperhotelan di
KecamatanWonogiri.
6. Belum adanya peluang kerja di
Kecamatan Wonogiri karena
perusahaan yang ada di Kecamatan
Wonogiri belum mampu menjadi
leading sector.
7. Belum adanya standarisasi produk
industri dan UMKM sehingga produk
tidak memiliki daya saing.
8. Keterbatasan informasi mengenai
peminjaman modal usaha dari
pemerintah setempat.
9. Kualitas SDM yang rendah yang
menyebabkan produktivitas yang
belum baik..
10. Tidak adanya keterkaitan antar
UMKM.
11. Tingginya persaingan antar UMKM
tanpa menciptakan inovasi.
12. Minimnya investasi yang masuk ke
1. Wilayah administrasi
Kecamatan Wonogiri
berbatasan langsung dengan
Kabupaten Sukoharjo dan
Kota Solo.
2. Adanya remmitance atau aliran
uang yang masuk ke
Kecamatan Wonogiri.
3. Adanya keterpaduan pada
sektor ekonomi melalui koridor
kerjasama regional Pawonsari
dan Subosukowonosraten.
1. Minimnya dana investasi dari
investor.
2. Investor tidak dapat menerima
feedback dalam jangka waktu
yang cepat.
3. Teknologi yang masuk di
Kecamatan Wonogiri tidak dapat
digunakan secara optimal.
4. Adanya atraksi dari luar wilayah
Kecamatan Wonogiri, yaitu Kota
Solo dan Kota Yogyakarta.
16. STRENGTH WEAKNESS OPPORTUNITY THREAT
Kecamatan Wonogiri.
13. Kawasan perkotaan belum dapat
menjadi pusat distribusi hasil produk
pengembangan potensi lokal.
14. Ketersediaan sarana perdagangan
masih terbatas.
15. Kurangnya fasilitas pendukung sarana
perdagangan seperti lahan parkir.
16. Penyalahgunaan ruang publik
(pedestrian ways) sebagai lokasi
aktivitas Pedagang Kaki Lima
17. Pemerintah Kecamatan Wonogiri yang
belum fokus untuk mendatangkan
investasi ke wilayahnya
18. Keterbatasan modal usaha bagi
UMKM.
19. Kurangnya inovasi karena kurangnya
keterampilan dan pengetahuan yang
dimiliki penduduk.
17. ISU WILAYAH
KECAMATAN WONOGIRI
Masalah pendukung isu
Isu Wilayah
Keterangan :
Kecamatan Wonogiri belum mampu
menjalankan fungsinya sebagai Pusat
Kegiatan Lokal khususnya pada
bidang Industri, Perdagangan,
permukiman perkotaan, Jasa, dan
Transportasi
Tidak adanya sarana terminal yang
mengakomodasi bus yang
melintas di Kecamatan Wonogiri
Fungsi Kecamatan Wonogiri
sebagai pusat pelayanan
transportasi belum berfungsi
secara optimal
Banyaknya Pedagang Kaki Lima yang
menggunakan pedestrian ways
sebagai lokasi perdagangan
Keterbatasan sarana
perdagangan formal
Sektor perdagangan
informal belum dapat
dikelola dengan baik
wilayah perkotaan
eksisting sudah
mengalami kepadatan
yang cukup tinggi
Keterbatasan ruang untuk
pemenuhan sarana
permukiman perkotaan
Fungsi Kecamatan Wonogiri
sebagai pusat permukiman
perkotaan belum optimal
Fungsi Kecamatan Wonogiri sebagai
kegiatan lokal Perdagangan belum
berfungsi secara optimal
Isu Perkotaan
Pariwisata Waduk Gajah Mungkur
sebagai Jasa Rekreasi di Kecamatan
Wonogiri belum mampu menarik
wisatawan
Fungsi Kecamatan Wonogiri sebagai
kegiatan lokal Jasa belum berfungsi
secara optimal
Kualitas Jasa
Perhotelan di
Kecamatan Wonogiri
masih rendah
Kurangnya daya tarik
atraksi Pariwisata
Waduk Gajah
Mungkur
Kurangnya Pengelolaan dan
Perawatan pada
objek wisata
Keterbatasan dana
dan sumber daya
manusia
Kawasan perkotaan belum
dapat menjadi pusat distribusi
hasil produk pengembangan
potensi lokal
Belum adanya
standarisasi produk
sehingga mampu
berdaya saing
Terhambatnya
Pengembangan
Potensi Lokal
Sedikitnya peluang
kerja (minimnya
lapangan pekerjaan)
Fungsi Kecamatan
Wonogiri sebagai
kegiatan lokal industri
belum berfungsi secara
optimal
Keterbatasan
teknologi dalam
industri/perusahaan
besar di Kecamatan
Wonogiri
Pemerintah
Kecamatan
Wonogiri yang
belum fokus
terhadap investasiProduktivitas pekerja
dan hasil produksi
yang rendah
Kualitas SDM
cenderung rendah
Minimnya investasi di
Kecamatan Wonogiri
Penduduk menurut tamatan
pendidikan masih didominasi oleh
penduduk lulusan SD
Perusahaan yang ada
belum mampu menjadi
Leading sector di
Kecamatan Wonogiri
Tingginya
persaingan antar
UMKM tanpa
menciptakan
inovasi
Tidak adanya
keterkaitan antar
UMKM
Keterbatasan
Informasi mengenai
peminjaman modal
usaha dari Pemerintah
setempat
POHON MASALAH
18. Fungsi Kota terhadap
Pengembangan Wilayah
Fungsi Kota terhadap pengembangan wilayah Kecamatan
Wonogiri adalah sebagai pusat pemerintahan, pusat
pemukiman, pusat industri, pusat pendidikan, pusat
perdagangan dan jasa yang mendukung fungsi Kecamatan
Wonogiri sebagai Pusat Kegiatan Lokal.
Model Kota ?
Untuk mendukung fungsi Kecamatan Wonogiri sebagai Pusat
Kegiatan Lokal, maka model kota yang diterapkan “Kota Sektoral”
Bentuk Kota Sektoral menekankan pada hubungan tiap sektor
dan hubungan tiap wilayah perkotaan. Dengan
mempertimbangkan hubungan tiap sektor maka akan mendukung
terciptanya efisiensi di wilayah perkotaan tersebut.
STUDIOWONOGIRI2A
19. Justifikasi pemilihan model
“Kota Sektoral”
Fungsi perkotaan Kecamatan
Wonogiri adalah sebagai :
- Pusat Pemerintahan
- Pusat Pemukiman
- Pusat Pendidikan
- Pusat Industri
- Pusat Perdagangan dan jasa
Dengan adanya pembagian zona
sektoral tersebut, wilayah
perkotaan dapat
mengoptimalkan fungsinya
masing – masing, dan
memudahkan penduduk dalam
mengakses pelayanan di perkotaan.
20. Tujuan dan Konsep Perencanaan
Tujuan Perencanaan :
“Kecamatan Wonogiri Mampu Mengoptimalkan Fungsinya
sebagai Pusat Kegiatan Lokal dan Berkembangnya Potensi
Lokal Kecamatan Wonogiri pada tahun 2024”
Konsep Wilayah:
“Independent Core Region”
Menurut Kamus Tata Ruang (1977), wilayah atau kota mandiri
adalah kota yang memiliki fungsi-fungsi perkotaan yang lengkap dan
secara ekonomi mampu mandiri dalam arti dapat memenuhi
kebutuhan kegiatan perkotaan dan pengembangannya berdasarkan
hasil kegiatan ekonominya.
STUDIOWONOGIRI2A
21. Independent / Mandiri bukan berarti self sufficient, melainkan
hanya harus memenuhi kebutuhan dasar bagi penduduknya (Raharjo
Adisasmita, 2006:153). Sehingga perlu menciptakan hubungan
keterpaduan dengan wilayah lain untuk saling memenuhi
kebutuhannya.
Core Region merupakan pusat pertumbuhan, yaitu suatu wilayah
yang berkembang secara pesat khususnya kegiatan ekonomi
sehingga menjadi pusat pembangunan daerah. Pusat pertumbuhan
akan mendorong perkembangan wilayah sekitarnya, yang didukung
oleh faktor-faktor sumber daya manusia, sumber daya modal,
sumber daya alam dan fasilitas penunjang (Boudeville).
“Independent Core Region”
22. Strategi Penerapan Konsep
“Independent Core Region”
1. Membagi zona perkotaan di Kecamatan Wonogiri sesuai
dengan potensi kawasan yang ada yaitu Pemerintahan,
Pendidikan, Permukiman campuran, Perdagangan dan Jasa,
serta Industri.
2. Menciptakan Kecamatan Wonogiri sebagai pusat distribusi
barang dan jasa bagi Kecamatan Wonogiri secara keseluruhan
dan bagi wilayah belakangnya.
3. Menciptakan keterpaduan antar sektor ekonomi maupun non-
ekonomi
4. Meningkatkan penyediaan sarana prasarana pelayanan dan
pengelolaan pembangunan wilayah dan kota.
24. ASPEK SKENARIO (driving factors)
Status Quo Optimis
Politik
Dalam RTRW Kecamatan
Wonogiri sudah ditetapkan
sebagai Pusat Kegiatan Lokal
kurangnya transparansi informasi
oleh pemerintah dalam bentuk
peminjaman modal bagi UMKM
Pemerintah belum fokus terhadap
investasi di Kecamatan Wonogiri
Pemerintah sudah ada upaya
melakukan keterpaduan pada
sektor ekonomi melalui adanya
koridor kerjasama regional
pawonsari dan
Subosukowonosraten.
Pemerintah masih belum
melengkapi sarana yang
mendukung fungsi Kecamatan
Wonogiri sebagai PKL
Pemerintah belum memberikan
stadarisasi pada produk industri
dan UMKM sehingga belum
memiliki daya saing
Kurangnya kontrol pemerintah
terhadap penyalahgunaan fasilitas
perkotaan
Pemerintah belum mempunyai
kebijakan untuk mengatur
permukiman perkotaan
Fungsi Kecamatan Wonogiri sebagai
pusat kegiatan lokal dalam RTRW
dapat terwujud sesuai dengan
ketentuan dalam RTRW secara
optimal
Pemerintah terbuka atau transparan
terhadap informasi mengenai
permodalan bagi UMKM
Pemerintah fokus terhadap investasi
dan pengembangan potensi lokal
Kecamatan Wonogiri
Meningkatkan Kerjasama ekonomi
regional pawonsari dan
Subosukowonosraten yang semakin
saling terkait dan menguntungkan.
Pemerintah sudah melengkapi sarana
yang mendukung fungsi Kecamatan
Wonogiri sebagai PKL
Pemerintah membuat standarisasi
pada produk industri dan UMKM
sehingga memiliki daya saing
Adanya tindakan pengawasan dan
pemberian sanksi yang jelas oleh
pemerintah mengenai
penyalahgunaan fasilitas perkotaan.
Adanya kebijakan pemerintah untuk
mengatur permukiman perkotaan
.
25. ASPEK SKENARIO (driving factors)
Status Quo Optimis
Ekonomi
Keterbatasan modal usaha bagi
UMKM
Minimnya dana investasi dari
investor
Kurangnya pengembangan
potensi lokal
Tidak adanya keterkaitan antar
UMKM sehingga tidak terciptanya
efisiensi.dan peningkatan ekonomi
lokal
Ketersediaan sarana perdagangan
di perkotaan masih terbatas
Kawasan perkotaan belum dapat
menjadi pusat distribusi hasil
produk pengembangan potensi
lokal
Perusahaan besar belum menjadi
leading sector
Tersedianya modal usaha bagi
UMKM
Banyak investor yang tertarik untuk
menanamkan modal di Kecamatan
Wonogiri.
Potensi lokal semakin terkelola
dengan baik sehingga meningkatkan
perekonomian wilayah
adanya keterkaiatan antar UMKM
yang efisien dan persaingan yang
menciptakan inovasi
Sarana perdagangan di perkotaan
yang sudah lengkap
Kawasan perkotaan dapat menjadi
pusat distribusi hasil produk
pengembangan potensi lokal
perusahaan besar menjadi leading
sector di Kecamatan Wonogiri
Sosial
Produktivitas pekerja dan hasil
produksi yang masih rendah karena
keahlian yang rendah
Kualitas SDM yang masih rendah
Adanya pelatihan-pelatihan untuk
meningkatkan produktivitas pekerja
Kualitas SDM yang tinggi
Teknologi
Inovasi yang masih belum optimal
karena minimnya keterampilan dan
pengetahuan yang dimiliki oleh
penduduk.
Persaingan usaha tidak
menciptakan inovasi
penduduk memiliki keterampilan
dan pengetahuan yang baik
sehingga mampu mengembangkan
inovasi, seperti penggunaan
peralatan-peralatan modern
persaingan usaha menciptakan
26. ASPEK SKENARIO (driving factors)
Status Quo Optimis
Keterbatasan penguasaan
teknologi dalam industri
inovasi
penguasaan teknologi yang tinggi
pada industri besar
No. Permasalahan Elemen Konsep Skenario Strategi
1
Kepadatan perkotaan eksisting
menyebabkan keterbatasan
ruang untuk pemenuhan
permukiman perkotaaan
Pembagian zona perkotaan di
Kecamatan Wonogiri sesuai
dengan potensi yang ada
(Pemerintahan, Pendidikan,
permukiman campuran,
Perdagangan dan jasa, serta
industri)
Pemerintah memiliki kebijakan
untuk menyediakan kawasan
permukiman untuk menampung
kelebihan aktivitas perkotaan,
ditambah dengan adanya investasi
yang masuk membuat rencana
pembagian zona di Kecamatan
Wonogiri dapat terwujud
1. Menambah kawasan
perencanaan perkotaan dari 4
kelurahan menjadi 6 kelurahan
(Kelurahan Bulusulur, Giriwono,
Wonokarto, Giripurwo, Giritirto,
dan Kelurahan Wonoboyo)
2. Menambah kawasan
permukiman Baru di Kelurahan
Bulusulur dan Kelurahan
Giriwono serta sarana prasarana
pelengkap.
3. Pembangunan kawasan industri
dan mikro menengah di
Bulusulur.
4. Pembangunan kawasan
pemerintahan di Giripurwo
2.
Ketersediaan sarana
perdagangan di perkotaan
masih terbatas
Kawasan perkotaan belum
dapat menjadi pusat distribusi
hasil produk pengembangan
Menciptakan Kecamatan Wonogiri
Sebagai Pusat Distribusi Barang
Dan Jasa Bagi Kecamatan
Wonogiri Secara Keseluruhan Dan
Bagi Wilayah Belakangnya
Pemerintah menyediakan sarana
perdagangan di perkotaan dan
mengoptimalkan fungsi distribusi
perkotaan serta pengelolaan
sektor informal yang didukung
dengan investasi yang ada
1. Membangun pusat
perdagangan baru di kawasan
perkotaan
2. Melengkapi sarana
perdagangan di perkotaan
Kecamatan Wonogiri
27. No. Permasalahan Elemen Konsep Skenario Strategi
potensi lokal
Sektor perdagangan informal
belum dapat dikelola dengan
baik
menyebabkan berkembangnya
perekonomian di Kecamatan
Wonogiri serta berjalannya fungsi
PKL di Kecamatan Wonogiri
3. pembuatan parkir komunal bagi
pendukung fungsi perdagangan.
3.
kurangnya transparansi
informasi oleh pemerintah
dalam bentuk peminjaman
modal bagi UMKM
Pemerintah belum fokus
terhadap investasi di
Kecamatan Wonogiri
Pemerintah sudah ada upaya
melakukan keterpaduan pada
sektor ekonomi melalui adanya
koridor kerjasama regional
pawonsari dan
Subosukowonosraten.
Pemerintah masih belum
melengkapi sarana yang
mendukung fungsi Kecamatan
Wonogiri sebagai PKL
Pemerintah belum
memberikan stadarisasi pada
produk industri dan UMKM
sehingga belum memiliki daya
saing
Keterbatasan modal usaha
bagi UMKM
Minimnya dana investasi dari
investor
Menciptakan Keterpaduan Antar
Sektor Ekonomi Maupun Non
Ekonomi
Pemerintah mulai fokus untuk
mendatangkan investasi,
melakukan transparansi sistem
permodalan, membuat
standarisasi produk industri dan
UMKM, yang disertai dengan
penyediaan kelengkapan fasilitas
perkotaan, pembuatan kebijakan
dan sanksi yang jelas mengenai
masalah penyalahgunaan
fasilitas perkotaan.
pengembangan potensi lokal
yang didukung oleh adanya
industri yang menjadi leading
sector sehingga menciptakan
perkembangan sektor lainnya
serta adanya produktivitas
pekerja yang tinggi dan
penguasaan teknologi yang
menghasilkan inovasi dan
produk yang berdaya saing
sehingga meningkatkan
perekonomian Kecamatan
Wonogiri.
Kerjasama Subosukowonosraten
yang mampu memberikan efek
1. Pembuatan kebijakan
mengenai kemudahan
perijinan investasi, program
dan anggaran khusus untuk
menarik investor dan
pengembangan industri UMKM
2. Peningkatan mutu dari kualitas
SDM yang ada di Kecamatan
agar menjadi tenaga kerja
terdidik dengan memberikan
pelatihan – pelatihan khusus.
3. Penggunaan teknologi baru
yang lebih canggih
4. Pelatihan keterampilan bagi
setiap pegawai baru
5. Penguatan ekonomi lokal
wilayah sebagai daya tarik dan
merupakan jaminan bagi
investor.
6. perbaikan sarana prasarana
pendukung wilayah
7. peningkatan kemudahan
perijinan bagi investor dan
disertai dengan adanya
pengawasan dampak
lingkungan adanya investasi
28. No. Permasalahan Elemen Konsep Skenario Strategi
Kurangnya pengembangan
potensi lokal
Tidak adanya keterkaitan antar
UMKM sehingga tidak
terciptanya efisiensi.dan
peningkatan ekonomi lokal
Perusahaan besar belum
menjadi leading sector
Produktivitas pekerja dan hasil
produksi yang masih rendah
karena keahlian yang rendah
Kualitas SDM yang masih
rendah
Inovasi yang masih belum
optimal karena minimnya
keterampilan dan pengetahuan
yang dimiliki oleh penduduk.
Persaingan usaha tidak
menciptakan inovasi
Keterbatasan penguasaan
teknologi dalam industri
positif bagi pertumbuhan
perekonomian Kecamatan
Wonogiri
yang ada.
8. pembuatan kebijakan
mengenai adanya sistem
transfer ilmu bagi tiap investor
9. Pemberian akses yang mudah
dan pelayanan yang baik bagi
industri UMKM yang akan
melakukan peminjaman modal.
4.
Kurangnya kontrol dan sanksi
dari pemerintah terhadap
penyalahgunaan fasilitas
perkotaan
Kurangnya daya tarik atraksi
wisata Waduk Gajah Mungkur
Tidak adanya sarana terminal
yang mengakomodasi bus di
Kecamatan Wonogiri
Jalan lingkungan yang rusak
Meningkatkan Penyediaan Sarana
Prasarana Pelayanan dan
Pengelolaan Pembangunan
Wilayah dan Kota.
Pemerintah memiliki kebijakan
mengenai sanksi bagi pelaku
penyalahgunaan fasilitas
perkotaan, serta mengenai
pengadaan sarana prasarana
transportasi dan sarana prasarana
pendukung pariwisata Waduk
gajah Mungkur sehingga
pelaksanaan fungsi perkotaan
berjalan optimal dan
meningkatkan atraksi Waduk
1. Pembuatan kebijakan
mengenai sanksi bagi
penyalahgunaan fasilitas di
perkotaan
2. Penyediaan terminal bus
sebagai titik pemberhentian
untuk mengakomodasi
angkutan umum agar tidak
terjadi ketidakteraturan
angkutan ketika berhenti.
3. Pengadaaan atraksi – atraksi
29. No. Permasalahan Elemen Konsep Skenario Strategi
Gajah Mungkur. baru yang merupakan ciri
khas Kecamatan Wonogiri
sebagai daya tarik bagi
wisatawan
4. Perbaikan sarana dan
prasarana di Pariwisata WGM
5. Peningkatan jumlah
sumberdaya atau tenaga
kerja di Objek Wisata WGM
6. Pemeliharaan sarana dan
prasarana di WGM
7. Pembangunan hotel
berbintang tiga untuk
memfasilitasi kegiatan baik
pemerintahan maupun wisata
8. Peningkatan kualitas hotel
yang sudah ada
9. Perbaikan jalan lingkungan.
10. Pembuatan taman kota
11. Pengadaan sistem IPAL
30. Rencana Pengembangan
Wilayah (1)
Rencana Pengembangan Sistem
Pusat Pemukiman
Terdapat 4 kelurahan yang
menjadi orde ke-1 :
- Wonokarto
- Giripurwo
- Girititrto
- Wonoharjo
yaitu sebagai pusat pelayanan
kota, yang mampu melayani
seluruh kebutuhan wilayah
Kecamatan Wonogiri dan
kecamatan di sekitarnya dalam
tingkat kabupaten.
31. Rencana Pengembangan
Wilayah (2)
Rencana Pengembangan
Perekonomian
Masing-masing desa/kelurahan di
Kecamatan Wonogiri memiliki
kegiatan ekonomi yang berbeda
sesuai dengan potensi yang
dapat dikembangkan.
Untuk mendukung konsep,
Independent Core Region, masing-
masing desa/kelurahan
mengembangkan potensinya
sendiri. Hingga pada akhirnya
dapat menciptakan keterpaduan
antar kegiatan ekonomi tersebut.
33. Terdapat 4 kelurahan yang
menjadi wilayah perkotaan
eksisting, karena arah
perkembangan perkotaan di
Kecamatan Wonogiri ke arah barat
dan timur, sehingga wilayah
perkotaan berkembang menjadi 6
kelurahan.
2A