Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
7 pembangunan ekonomi daerah.
1.
2. (Arsyad :2010)
Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses
di mana pemerintah daerah dan masyarakatnya
mengelola setiap sumber daya yang ada dan
membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah
daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan
suatu lapangan kerja baru dan merangsang
perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan
ekonomi) dalam wilayah tersebut.
3. A. Teori basis ekonomi
Teori ini berdasarkan pada ekspor barang (komoditas). Sasaran
pengembangan teori ini adalah peningkatan laju pertumbuhan, penciptaan
lapangan kerja, dan peningkatan pendapatan.
Teori ini hanya mampu memprediksi jangka pendek dan tidak mampu
merespon perubahan jangka panjang. Hanya menekankan perlunya
mengembangkan sektor industri non basis, tidak mengenal bahwa
ekonomi regional adalah mengintegrasikan seluruh aktivitas ekonomi
yang saling mendukung. Penerapan pengembangan industri ini
berorientasi ekspor dan subtitusi impor, promosi dan pengerahan industri,
peningkatan efisiensi ekonomi ekspor melalui perbaikan infrastruktur
Oleh karena itu, dibutuhkan integrasi antara jenis industri, prasarana, dan
perluasan industri. Dapat disusun hipotesa selain lokasi juga peranan
sektoral serta LQ ( Location Qoutient) sektor konstruksi perumahan
realestat dalam satu kawasan.
4. B. Teori lokasi
suatu teori yang dikembangkan untuk memperhitungkan
pola lokasi kegiatan-kegiatan ekonomi termasuk di dalamnya
kegiatan industri dengan cara yang konsisten. Lokasi dalam
ruang dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Lokasi absolut.
lokasi yang berkenaan dengan posisi menurut koordinat
garis lintang dan garis bujur (letak astronomis). Lokasi
absolut suatu tempat dapat diamati pada peta (kelihatan).
5. 2. TEORI Relatif
lokasi suatu tempat yang bersangkutan terhadap
kondisi wilayah-wilayah lain yang ada di sekitarnya.
Dari sekian banyak teori lokasi, pada prinsipnya
sama, yaitu membicarakan bagaimana menentukan
lokasi industri( Alfred Weber).
6. A. Ketimpangan Pembangunan Sektor Industr
Konsentrasi kegiatan ekonomi yang tinggi di daerah tertentu merupakan salah satu
faktor yang menyebabkan terjadinya ketimpangan pembangunan antar daerah.
Pertumbuhan ekonomi di daerah dengan konsentrasi ekonomi yang tinggi cenderung pesat,
sedangkan daerah yang konsentrasi ekonominya rendah ada kecenderungan tingkat
pembangunan dan pertumbuhan ekonominya juga rendah.
Industri manufaktur merupakan sektor ekonomi yang secara potensial sangat produktif,
hal ini dapat dilihat dari sumbangan terhadap pembentukan PDB atau PDBR. Terjadinya
ketimpangan pembangunan sektor industri atau tingkat industrialisasi antar daerah adalah
sebagai salah satu faktor penyebab terjadinya ketimpangan ekonomi antar daerah. Kurang
berkembangnya sektor industri di luar Jawa merupakan salah satu penyebab terjadinya
kesenjangan ekonomi antara Jawa dengan wilayah di luar Jawa. Pada daerah di luar Jawa,
seperti sumatera, kalimantan timur, papua, bisa menjadi wilayah-wilayah yang sangat
potensial untuk pengembangan sektor industri manufaktur. Hal ini dapat dilihat dari dua hal
yaitu
1. Ketersediaan bahan baku
2. Letak Geografis yang dekat dengan negara tetangga yang bisa menjadi potensi pasar
yang besar yang baru di samping pasar domestik.
7. B. Kurang Meratanya Investasi
Harrod-Domar ada korelasi positif antara tingkat
investasi dengan laju pertumbuhan ekonomi, sehingga
dengan kurangnya investasi dengan laju pertumbuhan
ekonomi, sehingga dengan kurangnya investasi di suatu
daerah membuat pertumbuhan dan tingkat pendapatan
perkapita masyarakat di daerah tersebut rendah. Hal ini
dikarenakan tidak adanya kegiatan-kegiatan ekonomi
yang produktif seperti industri manufaktur.
Terhambatnya perkembangan investasi di daerah
disebabkan banyak faktor, diantaranya kebijakan dan
birokrasi yang selama orde baru terpusat, keterbatasan
infrastruktur dan sumber daya manusia di daerah-daerah
luar jawa.
8. C. Tingkat Mobilitas Faktor Produksi yang Rendah
Kurang lancarnya mobilitas faktor produksi seperti tenaga kerja
dan kapasitas antar daerah juga merupakan penyebab terjadinya
ketimpangan ekonomi regional. Hal ini karena perbedaan laju
pertumbuhan ekonomi antar daerah membuat terjadinya perbedaan
tingkat pendapatan perkapita antar daerah, dengan asumsi bahwa
mekanisme pasar output dan input bebas (tanpa distorsi yang
direkayasa, misalnya kebijakan pemerintah) memengaruhi
mobilitas faktor produksi antar daerah. Menurut A. Lewis, jika
perpindahan faktor produksi antar daerah tidak ada hambatan,
maka pada akhirnya pembangunan ekonomi yang optimal antar
daerah akan tercapai dan semua daerah akan menjadi lebih baik
(dalam pengertian pareto optimal: semua daerah mengalami better
off).
9. D. Perbedaan Sumber Daya Alam (SDA)
Pemikiran klasik yang mengatakan bahwa
pembangunan ekonomi daerah yang kaya SDA akan
lebih maju dan masyarakatnya lebih makmur
dibandingkan dengan daerah yang miskin SDA.
Hingga tingkat tertentu pendapat tersebut dapat
dibenarkan, dalam arti sumber daya manusia dilihat
hanya sebagai modal awal untuk pembangunan, dan
selanjutnya harus dikembangkan terus-menerus.
Dan untuk itu diperlukan faktor-faktor lain, di
antaranya adalah faktor teknologi dan sumber daya
manusia.
10. E. Perbedaan Demografis
Ketimpangan ekonomi regional di Indonesia juga disebabkan
oleh perbedaan kondisi geografis antar daerah. Kondisi ini
berpengaruh terhadap jumlah dan pertumbuhan penduduk, tingkat
kepadatan penduduk, pendidikan, kesehatan, kedisiplinan, dan etos
kerja. Faktor-fator ini mempengaruhi tingkat pembangunan dan
pertumbuhan ekonomi dari sisi permintaan dan penawaran.
Di sisi permintaan jumlah penduduk yang besar merupakan
potensi besar bagi pertumbuhan pasar, yang berarti faktor
pendorong bagi pertumbuhan kegiatan ekonomi. Dari sisi
penawaran, jumlah penduduk yang besar dengan pendidikan dan
kesehatan yang baik, disiplin dan etos kerrja yang tinggi
merupakan aset penting bagi produksi.
11. f. Kurang lancarnya Perdagangan antar Daerah
Kurang lancarnya perdagangan antara
daerah (intra-trade) juga merupakan faktor
yang turut menciptakan ketimpangan ekonomi
regional Indonesia. Tidak lancarnya intra trade
disebabkan oleh keterbatasan transportasi dan
komunikasi. Jadi, tidak lancarnya arus barang
dan jasa antar daerah mempengaruhi
pembangunan dan pertumbuhan ekonomi
suatu daerah dari sisi permintaan dan
penawaran.
12. Adapun tujuan pembangunan ekonomi daerah yaitu jangka pendek dan jangka
panjang.
1. Tujuan jangka pendek
Tujuan pembangunan jangka pendek adalah menunjang atau mendukung
keberhasilan pembangunan proyek-proyek penunjang daerah.
2. Tujuan jangka panjang
tujuan pembangunan jangka panjang adalah mengembangkan seluruh desa di
indonesia menjadi desa swasembada melalui tahap-tahap desa swadaya dan
swakarya dan memperhatikan keserasian pembangunan daerah pedesaan dan
daerah perkotaan,imbangan kewajiban antara pemerintah dan masyarakat serta
keterpaduan yang harmonis antara program sektoral atau regional dengan
partisipasi masyarakaat yang di sesuaikan dengan kebutuhan msayarakat
setempat dalam rangka pemerataan pembangunan.