SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
Download to read offline
1
No Kode: DAR2./PROFESIONAL/810/6/2019
PENDALAMAN MATERI BIMBINGAN DAN KONSELING
MODUL 6 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN
BERKELANJUTAN DAN KEHIDUPAN
BERMASYARAKAT
KEGIATAN BELAJAR 4
PENGAMBANGAN JEJARING BERBASIS ICT
Penulis:
Dr. Suharso, M.Pd., Kons
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
2019
2
A. Pendahuluan
Berkembangnya pemikiran-pemikiran tentang sistem pendidikan atau
model pembelajaran yang terbaik untuk masa depan yang didahului dengan
berkembangnya teori dan pengetahuan mengenai otak dan kecerdasan manusia
pada dasarnya merupakan dinamika dari obsesi untuk menggelar reformasi
pembelajaran (school reform). Selanjutnya, merebaklah perdebatan serius di antara
para pendidik, penentu kebijakan, dan warga negara, mengenai bentuk reformasi
struktural yang paling ideal. Dari teori-teori yang berkembang dan praktik-praktik
di berbagai negara, dan dalam rangka melaksanakan gerakan pembaruan
pendidikan, dapat ditarik kesimpulan bahwa ada dua aspek pembaruan yang
penting, sebagai berikut: (1) Pembaruan pendekatan pembelajaran, yang
menyangkut esensi, materi dan metode pembelajaran. (2) Pemanfaatan teknologi
informasi/komunikasi yang sudah sedemikian canggih untuk menunjang
keberhasilan pembaruan strategi dan teknik pembelajaran.
Kedua aspek pembaruan tersebut menyatu dalam semangat dan misi untuk
melakukan reformasi pembelajaran (school reform), bahkan reformasi pendidikan
(education reform). Reformasi ini niscaya melibatkan aspek-aspek yang lebih luas,
seperti pembaruan kelembagaan, peraturan/legislasi, manajemen, pembiayaan, dan
SDM. Semua ini hanya dapat dilakukan dengan landasan komitmen politik
(political will) negara untuk memajukan pendidikan.
Salah satu upaya fundamental yang mulai dirintis oleh pemerintah Indonesia
dalam hal ini adalah Kementrian Pendidikan Nasional atau sekarang telah berganti
menjadi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan adalah mulai dirancangnya
peningkatan peranan teknologi dalam proses pembelajaran. Di sisi lain perubahan
akan penggunaan ICT dalam pendidikan tidak lepas dalam praktik pelayanan
bimbingan dan konseling. Hal in dibuktikan dengan pandangan yang menekankan
perlunya konselor untuk mengamati dengan cermat kemajuan di teknologi sejak
tahun 1970-an (Loughary, 1977). Beberapa konselor menggunakan teknologi untuk
tujuan penilaian, beberapa menggunakannya untuk catatan, dan beberapa benar-
benar melakukan intervensi terapeutik melalui cara yang terkomputerisasi.
3
Pada modul 6 kegiatan belajar 4 ini guru bimbingan dan konseling akan
diajak untuk membicarakan lebih dalam terkait dengan urgensi dan rasionel
penggunaan ICT dalam proses pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling di
Sekolah secara menyeluruh. Disamping itu guru bimbingan dan konseling akan di
ajak membicarakan bagaimana secara spesifik penerapan atau aplikasi penggunaan
ICT dalam layanan konseling online serta aplikasi media-media sosial ICT dalam
layanan bimbingan dan konseling. Setelah mempelajari modul 6 KB 4 ini
diharapkan guru bimbingan dan konseling mampu untuk, 1) memahami urgensi dan
rasionel ICT dalam BK, 2) memahami konsep konseling online, 3) memahami
tahap/prosedur dalam konseling online, dan 4) memahami bentuk-bentuk aplikasi
media sosial dalam layanan konseling.
Pembelajaran ini dapat berjalan dengan efektif apabila Saudara telah
melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Pelajari semua modul sebelumnya terlebih dahulu karena modul tersebut
menjadi karangka dasar pada modul ini
2. Pelajari dengan seksama isi modul ini karena pemahaman Anda akan
berpengaruh kepada pemahaman Anda akan aplikasi/praktik dilapangan
nantinya.
3. Keberhasilan pembelajar sangat tergantung pada bagaimana saudara
secara aktif memepelajari dan menambah wawasan yang ada.
4. Apabila ada kesulitan dalam mempelajari model ini silahkan Anda dapat
menghubungi instruktur atau fasilitator yang mengajarkan modul ini.
Selamat belajar dalam mempelajari modul ini semoga apa yang anda
pelajari dapat membantu anda dalam melaksanakan pelayanan bimbingan dan
konseling di lapangan nantinya.
4
B. Inti
1. Capaian Pembelajaran
Dalam modul 6 KB 4 ini kompentensi pembelajaran yang diharapkan adalah
peserta mampu mengembangkan diri secara berkelanjutan sebagai guru profesional
melalui penelitian, refleksi diri, pencarian informasi baru, dan inovasi dalam
komponen dukungan sistem.
Setelah mempelajari modul ini peserta diharapkan mampu
a. Peserta dapat memahami rasionel ICT dalam pelayanan bimbingan dan
konseling
b. Peserta mampu untuk memahami langkah dan prosedur dalam
melaksanakan layanan konseling online
c. Peserta mampu mengembangkan inovasi dibidang konseling berbasis
media sosial
2. Pokok Materi
Dalam modul 6 kegiatan belajar 4 ini akan dibahas materi terkait dengan
pengembangan jejaring berbasis ICT dengan beberapa pokok materi sebagai berikut:
a. Rasionel ICT dalam pelayanan bimbingan dan konseling
b. Konsep dasar layanan konseling online
c. Aplikasi media sosial dalam layanan bimbingan dan konseling
3. Uraian Materi
a. Rasionel ICT dalam pelayanan bimbingan dan konseling
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi atau sering disebut ICT
(Information and Communication Technology) menghadirkan tantangan baru bagi
praktisi bimbingan dan konseling dalam memberikan layanan bagi para siswa.
Sedikit memahami makna TIK. teknologi informasi kita pahami sebagai hasil
rekayasa manusia terhadap proses penyampaian informasi dari bagian pengirim ke
penerima sehingga pengiriman informasi tersebut akan lebih cepat, lebih luas
sebarannya dan lebih lama penyimpanannya. Di dalam bahasa Indonesia dikenal
dengan istilah Telematika. Kata telematika berasal dari istilah dalam bahasa
Perancis “telematique” yang merujuk pada bertemunya sistem jaringan komunikasi
5
dengan teknologi informasi. Istilah telematika merujuk pada hakekat cyberspace
sebagai suatu sistem elektronik yang lahir dari perkembangan dan konvergensi
telekomunikasi, media, dan informatika. Istilah Telematics juga dikenal sebagai the
new hybrid technology yang lahir karena perkembangan teknologi digital.
Selain pengertian diatas Williams & Sawyer menyatakan bahwa teknologi
informatika adalah teknologi yang menggabungkan komputasi (komputer dengan
jalur komunikasi berkecepatan tinggi yang membawa data, suara atau video)
(Kusnandar, 2008). Dengan kata lain TIK tidak hanya terbatas dalam bentuk data
saja melainkan suara, gambar atau video. Di sisi lain kita juga memahami bahwa
TIK dapat dipahami sebagai alat atau sarana yang digunakan untuk melakukan
perbaikan/penyempurnaan kegiatan pembelajaran sehingga para siswa menjadi
lebih otonom dan kritis dalam menghadapi masalah, yang pada akhirnya bermuara
pada peningkatan hasil kegiatan belajar siswa (Siahaan, 2010). Ini berarti teknologi
dapat dan benar membantu siswa mengembangkan semua jenis keterampilan, mulai
dari tingkat yang sangat mendasar sampai dengan tingkat keterampilan berpikir
kritis yang lebih tinggi.
Pertanyaan mendasar bagi kita semua adalah penerapan atau implementasi
TIK dalam bidang bimbingan dan konseling?. Dalam proses belajar mengajar ada
dua unsur yang sangat penting dalam menunjang keberhasilan proses belajar
mengajar, yakni metode mengajar dan media pembelajaran. Metode mengajar yang
dipilih akan menentukan jenis media pembelajaran yang akan digunakan. Hal ini
sama dengan apa yang disampaikan Arsyad bahwa jenis media pembelajaran selain
ditentukan oleh metode pengajaran juga dipengaruhi oleh tujuan pengajaran, jenis
tugas dan respon yang diharapkan dari siswa (Arsyad, 2003).
Dalam dunia pendidikan yang semakin berkembang saat ini kita telah
dikenalkan dengan banyak tentang aplikasi-aplikasi media pembelajaran berbasis
TIK, mulai dari penggunaan media internet (website), aplikasi belajar, kamus
elektronik, media flash, film/video dan lain sebagainya hinga yang paling sering
dijumpai yaitu power point. Berbicara tentang penggunaan TIK sebagai media
layanan dalam bimbingan dan konseling tidak jauh beda dengan TIK sebagai media
pembelajaran pada umumnya yaitu tentang bagaimana seorang tanaga pendidik
6
dalam memanfaatkan media TIK sebagai fasilitas dalam pengoptimalan tujuan dan
program layanan yang ada. Hal dapat kita simpulkan bahwa fungsi TIK dalam
pembelajaran atau pelayanan adalah agar siswa dapat dan terbiasa menggunakan
perangkat TIK dengan tepat serta mampu memproses informasi dalam kegiatan
belajar, dengan begiti siswa diharapkan mampu berkreasi, mengembangkan sikap
imaginatif, mengembangkan kemampuan eksplorasi mandiri, dan mudah
beradaptasi dengan perkembangan baru di lingkungannya (Hariyadi, 2012b).
Peran teknologi informasi dan komunikasi sebagai media dalam pemberian
layanan tentunya akan dapat memberikan kontribusi yang sangat besar dalam
ketercapaian layanan tersebut secara optimal. Seperti halnya yang telah kita ketahui
bahwa model pendekatan baru cybercounceling mulai sering diminati oleh para
praktisi bimbingan dan konseling baik disekolah atau di luar sekolah. Berdasarkan
hal tersebut maka TIK bagi dunia bimbingan dan konseling adalah tersedianya
saluran atau sarana (media) yang dapat dipakai untuk melaksanakan program-
progam layanan yang ada. Hal tersebut menandakan bahwa dalam bimbingan dan
konseling, teknologi informasi dan komunikasi merupakan media dalam
pelaksanaan program layanan bukan tujuan layanan, maka pemanfaatannya hanya
sebagai media untuk melakukan pendekatan-pendekatan, pemberian informasi,
promosi, konsultasi dan masih banyak lagi (Hariyadi, 2012a). Teknologi interaktif
ini memberikan katalis bagi perubahan mendasar terhadap peran guru dari
informasi ke tranformasi. Penerapan TIK menjadi fasilitator yang utama sebagai
pemerata dunia pendidikan, dan tentunya memperkaya wawasan siswa secara lebih
kompleks.
Telah banyak kajian penelitian yang telah mencoba mengembangkan
layanan konseling berbasis ICT seperti bagaimana upaya pengembangan layanan
konseling dalam pengembangan karir siswa berbasis ICT. Seperti bagaimana
pengaplikasian kegiatan kepustakaan berbasis ICT dalam pola 17 dalam
mendukung layanan penguasaan konten (Hariyadi, 2012a). Pengembangan
program bimbingan karir dalam meningkatkan keputusan karir siswa
(Ragasukmasuci, 2013). Pengembangan sistem manajemen himpunan data berbasis
7
website dalam layanan bimbingan dan konseling (Prasetyoaji & Handayani, 2018)
dan masih banyak yang lainnya.
Secara garis besar maka aplikasi ICT dalam pelayanan bimbingan dan
konseling dapat dijabarkan menjadi 3 aspek: (1) sebagai gudang ilmu pengetahuan,
(2) sebagai alat bantu pemberian layanan, dan (3) sebagai fasilitas pemberian
layanan. Untuk lebih jelas dapat diuraikan sebagai berikut:
(1) TIK sebagai gudang ilmu pengetahuan, dapat berupa referensi
berbagai ilmu pengetahuan yang tersedia dan dapat diakses
melalui fasilitas TIK, pengelolaan pengetahuan, jaringan pakar,
jaringan antara institusi pendidikan, dll.
(2) TIK sebagai alat bantu pembelajaran dapat berupa alat bantu
pemberian layanan bagi guru, alat bantu belajar bagi siswa, serta
alat bantu interkasi antara guru dengan siswa.
(3) TIK sebagai fasilitas pendidikan, TIK di sekolah dapat berupa
pojok internet, perpustakaan digital, kelas virtual, lab
multimedia, papan elektronik, dll.
Dari pembahasan diatas maka dapat dikatakan bahwa penggunaan Teknologi
informasi dan komunikasi atau TIK dalam dunia pendidikan secara umum maupun
layanan bimbingan dan konseling secara khusus dapat membantu mempermudah
dan memaksimalkan pembelajaran atau layanan yang ada. Kebermanfaat TIK tidak
hanya akan dirasakan oleh murid malainkan oleh guru dan seluruh komponen di
sekolah.
b. Layanan Konseling Online
1) Memahami Konseling Online
Kecanggihan teknologi seperti komputer, laptop, gadget, dan smartphone
memberikan peluang dan tantangan bagi profesi BK. Guru BK perlu menjawab
tantangan era digital sebagai peluang untuk mengembangkan layanannya. Salah
satu bentuk pengembangan layanan BK adalah pada bidang konseling yang saat ini
8
dapat dilakukan melalui media online atau cybercounseling. Sebagaimana hasil
penelitian yang menyebutkan bahwa aplikasi konseling online sebagai
pengembangan layanan BK merupakan upaya untuk mempromosikan bahwa
konseling bersifat praktis, menyenangkan, dapat dilakukan kapan saja dan di mana
saja tanpa meninggalkan komponen konseling pada umumnya (Asrowi, 2012;
Bloom & Walz, 2003; Hidayah, 2015; Prabawa, 2017; Prabawa, Ramli, & Fauzan,
2018).
Konseling online atau yang biasa disebut cybercounseling merupakan
layanan konseling yang diberikan secara individu maupun kelompok dengan
menggunakan alat komunikasi elektronik, seperti telepon ataupun komputer
sehingga guru BK dan siswa dapat berkomunikasi dari jarak jauh. National Board
for Certified Counselors (2005) menyebut cybercounseling dengan istilah
konseling maya atau konseling jarak jauh. Cybercounseling memungkinkan guru
BK dan siswa untuk bertatap muka tanpa kehadiran fisik atau dapat dilakukan
kapan saja dan di mana saja. Lebih lanjut dijelaskan bahwa ada dua jenis layanan
cybercounseling, yaitu: asynchronous dan synchronous (Hidayati, 2012; Murphy &
Mitchell, 1998).
Asynchronous merupakan komunikasi yang bersifat satu arah, seperti
komunikasi melalui e-mail, radio, dan televisi. Adapun Synchronous merupakan
komunikasi yang bersifat dua arah sehingga memungkinkan guru BK dan siswa
dapat berkomunikasi secara langsung melalui alat komunikasi seperti: telepon,
videoconference, dan chat-text. Synchronous dalam istilah lain disebut dengan real-
time (Mallen, Vogel, Rochlen, & Day, 2005). Kelebihan menggunakan
synchronous dibanding asynchronous adalah guru BK dapat memperhatikan bahasa
nonverbal siswa. Namun demikian, kelemahan dari synchronous adalah
membutuhkan jaringan yang kuat agar komunikasi tidak terhambat. Komunikasi
yang bersifat satu arah mungkin menguntungkan bagi beberapa siswa yang
cenderung merasa lebih nyaman apabila tidak ada interaksi langsung dengan guru
BK. Namun demikian, guru BK perlu hati-hati karena manafsirkan bahasa tulisan
juga membutuhkan keterampilan khusus agar tidak salah dalam memberikan
respon.
9
Koneksi atau jaringan internet yang kuat sebagai salah satu syarat
terlaksananya synchronous sudah tidak lagi menjadi kendala. Era digital yang
sering disebut dan digaungkan sebagai era “Big Data” memungkinkan data-data
yang besar seperti video, suara, dan gambar dapat bertransmisi dengan cepat. Hal
itu didukung dengan pengembangan jaringan mulai dari 3G, 3.5G, bahkan 4G.
Kondisi tersebut memungkinkan pengguna layanan videoconference dapat
berkomunikasi dengan lancar dan menampilkan video beresolusi tinggi (Fauzi,
Harly, & Hanrais, 2012). Berbekal pada perkembangan teknologi yang semakin
canggih, sudah seyogiyanya guru BK mempelajari dan menguasahi teknologi
sebagai media untuk memberikan layanan. Sebagaimana yang disampaikan oleh
Burt bahwa untuk menjadi guru BK yang profesional dan bersahabat dengan siswa
maka perlu menyiapkan diri untuk selalu mengikuti perkembangan teknologi (Burt,
Gonzalez, Swank, & Ascher, 2011).
Merujuk pada jenis-jenis cybercounseling yang telah diulas dan dikaji
sebelumnya, videoconference sebagai salah satu bentuk synchronous saat ini
memiliki peluang untuk dikembangkan guna mendukung layanan konseling. Hal
tersebut disebabkan saat ini masyarakat sudah sangat akrab dengan
gadget/smartphone yang memiliki fitur videoconference dan didukung jaringan 4G.
Kelebihan videoconference dengan menggunakan gadget/smartphone di antaranya:
praktis, dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja, bahasa nonverbal dapat
teramati sehingga meminimalisir ambiguitas atau multitafsir yang mungkin muncul
apabila guru BK hanya mengandalkan komunikasi satu arah.
Aplikasi cybercounseling sebagai salah satu layanan yang diberikan guru
BK merupakan implementasi dari penggunaan Information and Communication
Technology (ICT). Penggunaan ICT dalam bidang psikoterapi memberikan
keuntungan. Botella dalam penelitiaanya menjelaskan bahwa dengan adanya
layanan secara virtual menggunakan ICT dapat memberikan kesempatan siswa
untuk mengakses layanan secara mandiri di saat mendesak (Botella, Garcia-
Palacios, Baños, & Quero, 2009). Demikian halnya dalam bidang konseling, ICT
dapat membantu guru BK untuk memandirikan siswa. ICT dalam konseling dapat
membantu siswa agar menjadi pribadi yang tidak bergantung. Lebih lanjut
10
dijelaskan kelebihan dan kelemahan cybercounseling sebagai berikut (Asrowi,
2012).
a) Koseling dilakukan di sekolah maupun di luar sekolah. Apabila ada siswa
yang dirasa kurang mendapatkan pelayanan konseling di sekolah karena
alasan kurangnya waktu, maka konseling dapat dilanjutkan di luar jam
sekolah atas kesepakatan yang sudah ditetapkan oleh guru BK dan siswa.
b) Hemat waktu. Melalui layanan cybercounseling, konselor dapat melakukan
layanan di mana saja walaupun tempatnya berjauhan. Hal ini dimaksudkan
terutama bagi siswa yang membutuhkan layanan mendesak atau saat itu juga
perlu segera diberi intervensi.
c) Hemat biaya. Guru BK yang menggunakan jenis videoconference dapat
langsung bertatap muka secara virtual, sehingga dengan fasilitas ini akan
dapat menekan biaya bila tempat antar guru BK dan siswa berjauhan.
d) Peningkatan kualitas guru BK dan siswa. Aplikasi cybercounseling dapat
meningkatkan kualitas guru BK dan siswa kaitannya dalam penguasaan
teknologi khususnya internet dan komputer di zaman yang semakin
berkembang.
e) Peningkatan kredibilitas lembaga. Sekolah atau perguruan tinggi yang
sudah menjalankan cybercounseling memiliki nilai lebih dalam aspek
strategi layanan bimbingan dan konseling berbasis teknologi.
f) Pengembangan diri guru BK. Bagi guru BK yang belum mengenal internet,
dengan adanya sosialisasi cybercounseling maka guru BK mendapat
kesempatan untuk mempelajarinya. Dengan demikian tidak ada istilah
ketinggalam zaman atau gagap teknologi. Hal ini perlu diimbangi dengan
usaha dan kemauan keras untuk menguasai teknologi itu sendiri.
Selain kelebihan cybercounseling sebagaimana diuraikan sebelumnya, terdapat
beberapa kelemahan cybercounseling. Adapun kelemahan yang dimaksud
dijelaskan sebagai berikut.
11
a) Biaya awal untuk mempersiapkan cybercounseling cukup besar, seperti:
biaya pengadaan komputer, aplikasi, internet, dan perangkat pendukungnya
(earphone, headset, dll.).
b) Profesionalitas kemampuan guru BK dalam penguasaan teknologi. Bagi
guru BK maupun siswa yang awam dengan internet, tentunya tidak bisa
menjalankan program ini. Dengan demikian perlu diadakan sosialisasi,
pelatihan, dan pendampingan khusus.
c) Koneksi dan jaringan internet yang kuat dan stabil. Kuat lemahnya jaringan
internet akan sangat mempengaruhi kecepatan koneksinya, terutama dalam
menjalankan videoconference yang membutuhkan sinyal internet yang baik
(kuat dan stabil).
d) Keikhlasan guru BK untuk memberikan layanan secara nonformal. Bagi
siswa yang membutuhkan layanan di luar jam sekolah/nonformal,
dibutuhkan keikhlasan guru BK.
e) Pemanfaatan internet untuk tindakan yang negatif. Ada kemungkinan siswa
akan menyalahgunakan fasilitas internet yang disediakan. Oleh karena itu,
sebagai upaya pencegahan maka siswa perlu dibekali dengan pendidikan
karakter dan penanaman budi pekerti sejak dini. Dengan demikian, siswa
dapat mengetahui baik buruknya suatu tindakan yang dilakukan.
2) Pelaksanaan Layanan Konseling Online
Pelaksanaan cybercounseling perlu memperhatikan beberapa hal agar
layanan yang diberikan dapat berjalan dengan baik. beberapa hal penting yang perlu
diketahui oleh guru BK dan siswa dalam pelaksanaan layanan cybercounseling.
Beberapa hal penting yang dimaksud lebih lanjut diuraikan sebagai berikut (Gibson
& Mitchell, 2011; Poh Li, Jaladin, & Abdullah, 2013) .
a) Guru BK perlu mengambil langkah khusus untuk melakukan verifikasi
identitas siswa. Hal ini perlu dilakukan untuk menghindari pemalsuan data
seperti menggunakan kode kata atau angka;
12
b) Guru BK perlu menjelaskan pada siswa mengenai prosedur dan kontrak
konseling pada awal sesi konseling. Pada bagian ini guru BK perlu
memberikan structuring dan informed concern;
c) Guru BK hendaknya menjelaskan kepada siswa tentang kemungkinan
gangguan yang timbul selama proses konseling dan mencari alternatif solusi
apabila gangguan itu sungguh terjadi;
d) Guru BK perlu menjelaskan kepada siswa cara mengatasi kendala dan
kemungkinan adanya kesalahpahaman ketika video mungkin mati dan
hanya ada suara saja;
e) Guru BK perlu berkolaborasi dengan siswa untuk mengidentifikasi seorang
profesional terlatih yang dapat menyediakan bantuan alih tangan (referal)
jika dibutuhkan;
Sebagaiamana layanan konseling profesional secara tatap muka,
cybercounseling juga memiliki rangkaian prosedur sistematis dalam
pelaksanaannya. Menurut Idil terdapat tiga tahapan yang dilalui dalam pelaksanaan
cybercounseling (Ardi, 2013). Tiga tahap pelaksaksanaan cybercounseling yang
dimaksud dijelaskan sebagai berikut.
a) Tahap I: Persiapan
Pada tahap persiapan, sedikitnya guru BK harus menyiapkan dua hal
penting. Pertama, guru BK perlu menyiapkan beberapa aspek teknis terkait
hardware (perangkat keras) dan software (perangkat lunak) yang digunakan untuk
pelaksanaan layanan. Hardware yang dimaksud terdiri dari komputer atau
smartphone berbasis android yang terkoneksi internet, headset, microphone, dan
perangkat pendukung lainnya. Software dapat berupa program yang menunjang
berhasilnya penyelenggaraan layanan, misalnya software/aplikasi android sebagai
media pelaksanaan layanan, browser, e-mail, dan sebagainya. Kedua, guru BK juga
perlu menyiapkan keterampilan dasar pelakasanaan layanan konseling profesional
melalui media online. Keterampilan dasar yang dimaksud adalah pengetahuan
mengenai cybercounseling itu sendiri, alat dan media yang dibutuhkan, prosedur
aktivasi alat sampai dengan prosedur cybercounseling secara umum.
13
b) Tahap II: Proses Konseling
Tahap cybercounseling tidak jauh berbeda dengan tahapan proses konseling
tatap muka (face-to-face). Kompetensi dan keterampilan dalam pelaksanaan
layanan cybercounseling secara umum adalah sama seperti layanan konseling tatap
muka. Pelaksanaan layanan cybercounseling juga mempersyaratkan bagi guru BK
untuk memiliki sedikitnya tiga keterampilan dasar konseling. Tiga keterampilan
dasar yang dimaksud yaitu: pengetahuan dan penguasaan atas teori/pendekatan
konseling, keterampilan dasar komunikasi dalam konseling, dan keterampilan
berpikir (mind skills) dalam konseling. Pendekatan, teknik intervensi, dan teknik
dasar komunikasi yang digunakan dalam cybercounseling adalah sama seperti
layanan konseling tatap muka. Pemilihan pendekatan dan teknik disesuaikan
dengan masalah yang dihadapi oleh siswa. Selain itu, sebagimana konseling tatap
muka bahwa penggunaan pendekatan konseling menyesuaikan dengan falsafah
pribadi guru BK sebagai pelaksana layanan.
c) Tahap III: Pasca Konseling
Tahap ini merupakan lanjutan dari tahapan sebelumnya. Setelah sesi
cybercounseling berakhir dan dilakukan penilaian, maka terdapat empat
kemungkinan kondisi yang muncul. Empat kondisi yang mungkin muncul setelah
pelaksanaan layanan cybercounseling di antaranya: (1) konseling akan sukses yang
ditandai dengan adanya kondisi siswa yang sehat (effective daily living/EDL), (2)
konseling akan dilanjutkan pada sesi tatap muka (face-to-face), (3) konseling akan
dilanjutkan pada sesi cybercounseling berikutnya, dan (4) siswa akan
dialihtangankan (referral) pada guru BK lain atau ahli lain. Keempat kondisi yang
disebutkan tidak lain merupakan bentuk tindak lanjut dari layanan cybercounseling.
c. Aplikasi Media Sosial dan Web base dalam layanan Bimbingan dan
Konseling
Melihat situasi masyarakat saat ini hampir tidak ada satu sudut yang terlepas
dengan perkembangan media dan teknologi yang ada. Hampir setiap lini kehidupan
masyarakat kita mulai bergantung dengan teknologi salah satunya adalah media
14
komunikasi. Media komunikasi sosial saat menjadi bagian utama dalam pergerakan
masyarakat secara luas mulai dari isu sosial, politik, ekonomi, bahkan dalam tataran
komunitas kecil seperti keluarga. Kita masih ingat bangaimana hanya karena satu
buah informasi publik mampu menggerakan ribuan masa dalam pemilihan umum.
Di sisi lain media sosial komunikasi seperti instagram, whatsapp, youtube telah
menguasai budaya dan gaya hidup seseorang.
Peningkatan dan perubahan dalam dunia teknologi ini tentunya tidak bisa
kita pandang sebelah mata. Dunia pendidikan sebagai salah satu tiang dalam
perkembangan hidup dan kesejahteraan manusia mau tidak mau perlu melihat hal
ini sebagai suatu hal yang krusial dan penting. Perubahan yang ada akan
menjadikan dua mata pisau yang bisa menjadi nilai positif bagi perubahan
pendidikan akan tetapi hal tersebut bisa pula menjadi momok atau pisau yang
menusuk dari belakang. Perubahan dalam manajemen, sdm serta strategi kreatif
perlu dilakukan sebagai wujud self reform dari pendidikan.
Guru bimbingan dan konseling sebagai bagian dari institusi pendidikan
memiliki peranan yang cukup penting terutama dalam pengembangan diri baik itu
dalam konteks persiapan karir atau dalam kepribadian siswa. Kita masih ingat
sebagaimana data dari KPAI bahwa sejak tahun 2017-2019 pengaduan bullying
meningkat 45% dan lebih dari separuh dari penganduan tersebut dilakukan di dunia
maya atau melalui jejaring media sosial (Fimela, 2018). Kasus lain juga terjadi
tetapi bukan kepada pembulian tetapi bagaimana seorang anak.
Dalam hal ini Guru Bimbingan dan Konseling perlu mencoba untuk
membuat inovasi dan kreatifitas dalam layanan bimbingan dan konseling, sebagai
wujud dalam menyingkapi perubahan tersebut. Telah banyak inovasi yang telah
dilakukan salah satunya bagaimana penggunaan blog (website) sebagai media
penyampaian layanan atau sebagai sarana informasi studi lanjut kepada siswa di
sekolah yang menunjukkan efektifitas dan tingkat efisiensi yang menarik (Abdillah,
2013; DWI HANDONO, 2013; Efendi, 2013). Selain itu beberapa media
komunikas sosial juga mampu menjadi pilihan dalam memberikan layanan
bimbingan dan konseling. Seperti halnya facebook yang mempu memberikan
bagian sebagai media dalam pengembangan panduan layanan konseling kepada
15
siswa (Saroh, 2010). Selain itu facebook juga mampu untuk memberikan bantuan
konseling dalam upaya mengurangi kecanduan game online, walaupun dampak
positif dalam pemberian layanan berbantuan facebook tidak lepas dari peran
serta konselor sebagai pemberi layanan dan peran aktif siswa dalam mencari
informasi di facebook (Prasetiawan, 2016).
1) Penggunaan aplikasi media sosial dalam layanan
a) Media Messenger (WhatsApp, BBM, Line, Telegram dll)
Penggunaan media messenger saat ini telah menggantikan berbagai
bentuk komunikasi sms (sort message service) yang disediakan oleh
eperator jaringan. Bukan hanya SMS aplikasi-aplikasi messanger saat ini
bahkan sudah mulai dilengkapi dengan kemapuan komunikasi suara dan
video yang akhirnya telpon selular yang dulu hanya berbasis suara juga
lambat laun ditinggalkan. Kebutuhan kuota data internet menjadi lebih
primer dibandingkan dengan kuota pulsa operator itu sendiri.
Banyaknya masyarakat dan siswa pada khususnya yang mulai
berpindah ke platform ini menjadi sebuah kesempatan bagi konselor untuk
mengembangkan diri dan inovasi pada bentuk pelayanan bimbingan dan
konseling di Sekolah. Sebagai contoh bagaimana kendala waktu yang
mungkin sering menjadi keluhan guru di lapangan mampu di selesaikan
dengan bantuan media ini. Melalu media ini guru menjadi lebih mudah
berkomunikasi dengan siswa. Adanya fasilitas group dan personal
message menjadi pilihan yang cukup bijak bagi guru untuk memenuhi
kebutuhan layanan baik bersifat individu, kelompok mapun klasikal.
Salah satu hasil penelitian menunjukkan bagaimana kebermanfatan
media messenger dalam upaya alternatif sarana dalam pelaksanaan
layanan bimbingan kelompok di jenjang pendidikan sekolah menengah
pertama, atas dan perguruan tinggi (Hariyadi, Suharso, & Hartati, 2015;
Pranoto, Wibowo, & Atieka, 2017). Terlepas dari kelebihan dan
kelemahan yang ada layaknya masalah synchronoues atau un-
synchronoue, permasalahan hardware dan software yang mungkin
16
menyertai, tentunya ini menjadi peluang yang baik bagi pengembangan
inovasi layanan bimbingan dan konseling di sekolah.
Berdasarkan pemikiran yang ada serta melihat etik dan kategori
layanan bimbingan dan konseling di Sekolah paling tidak terdapat
beberapa bentuk aplikasi layanan yang dapat di lakukan.
(1) Chat individual konseling
(2) Group chat untuk layanan bimbingan kelompok dan konseling
kelompok
(3) Broadcast informasi dan motivasi
(4) Sistem bot info untuk layanan BK (berlaku pada aplikasi
tertentu seperti telegram)
(5) Telephone konseling
(6) Video call untuk layanan individual maupun kelompok
b) Media Jejaring Sosial (Facebook, Instagram, LinkedIn dll)
Selain pada media sosisal messenger kita juga mengenal bentuk
aplikasi sosial lain yang berbasis jejaring sosial seperti facebook,
Instagram, linkedIn, friendster dll. Pada jenis layanan atau aplikasi ini
lebih berfokus pada terbangunnya jejaring di antara penggunanya (user)
agar dapat saling berbagi pesan, informasi, foto, atau video. Model relasi
komunikasi antar pengguna yang cukup simpel dan dengan mudah untuk
dipahami dalam bentuk pertemanan dengan cara saling Add
(menambahkan), follow (mengikuti) atau Connect (terhubung).
Tujuan penggunaan aplikasi ini pada dasarnya adalah
memperbanyak jaringan atau pertemanana dengan sesama pengguna
media untuk kepentingan yang lebih jauh layaknya pekerjaan, pembinaan
hubungan, sampai dengan penyedian konten informatif. Selain sarana atai
fitur tersebut aplikasi jejaring sosial ini juga saat ini sudah banyak yang
dilengkapi dengan beberapa fitur messanger atau bahkan direct/privatel
messenger untuk kepentingan kerahasiaan atau private bagi antar
pengguna bahkan video message.
17
Kemudahan dan fitur ini menjadi peluang yang cukup menarik bagi
guru bimbingan dan konseling dalam mengembangkan inovasi layanan
seperti yang dilakukan dalam pengembangan panduan pelayan bimbingan
dan konseling melalui facebook (Saroh, 2010). Penggunaan dalam layanan
cyber konseling untuk mereduksi kecanduan game online (Prasetiawan,
2016) dan lain sebagainya.
Beberapa bentuk aplikasi penggunaan jejaring sosial dalam
layanan bimbingan dan konseling dapat diwujudkan dalam hal sebagai
berikut.
(1) Pengembangan panduan layanan
(2) Sarana layanan informasi dalam bentuk digital
(3) Layanan orientasi sekolah dan studi lanjut dalam program
perencanaan individu dan peminatan
(4) Layanan konseling baik individu mapun kelompok
(5) Pengembangan jaringan kolaborasi dan komunikasi sejawat
atau profesional lain dalam mendukung program strategi
dukungan sistem
(6) Desimenasi atau membagi hasil riset terbaru untuk
pengembangan diri.
(7) Sharing atau membagi bentuk pengalaman praktik layanan
konseling dalam upaya pengembangan diri.
c) Layanan Media Berbagi/ Sharing Media (YouTube, Flickr dll)
Bentuk media sosial ketiga adalah layanan media berbagi atau
sharing media seperti YouTube dll. Bentuk pengembangan dari aplikasi
ini seiring waktu memiliki fitur yang tidak jauh berbeda dengan platform
aplikasi media sosial lainnya. Hal menarik atau yang menjadi ke unggulan
dari aplikasi ini adalah kemampuan berbagi karya yang dapat menampung
lebih besar dibandingkan dengan media sosial lainnya. Aplikasi atau
platform ini memang lebih dikhususkan sebagai sarana dalam
mempublikasikan atau membagikan hasil karya pengguna kepada publik
18
secara lebih luas. Apabila aplikasi lain mengharuskan regristrasi pada
pengguna untuk melakukan aktifitas sosial. Aplikasi ini berkebalikan, jika
sebagai pengguna yang akan mempublikasikan memang harus melakukan
regristasi akan tetapi sebagai penikmat karya tidak diwajibkan bergabung
sebagai pengguna. Kita dengan bebas dapat menikmati hasil-hasil karya
baik yang bersifat akademik maupun seni lainnya.
Budaya masyarakat saat ini sudah tidak terlalu sering
memanfaatkan media publikasi manual atau ofline lagi dalam
menampilkan konten/karya mereka. Hal ini karena dengan media aplikasi
ini karya mereka lebih mampu menjangkau kalangan yang lebih luas baik
itu dalam konteks ekonomi maupun geografis. Berbagai macam konten
dalam disiplin ilmu dan dimensi dapat diakses secara bebas dan luas
dengan mudah. Desiminasi ilmu pengetahuan dan konten-konten
pengembangan serta hiburan disajikan dengan lebih terorganisir dan apik.
Kita mengenal CrashCourse salah satu chanel YouTube yang
penyedia konten pendidikan yang dikemas sedemikian menarik dan
interaktif dalam menyajikan materi dan pemahaman berbagai disiplin ilmu
(sumber YouTube.com). Konten pengetahuan yang dihadirkan dalam
aplikasi-aplikasi sejenis mampu menjadikan konten lebih menari bukan
dalam sajian teoritis saja akan tetapi juga fenomena atau fakta lapangan
yang terjadi. Masih banyak chanel-chanel konten menarik lain yang
dikemas dengan cara yang lebih apik dibandingkan dengan apa yang biasa
dilakukan secara tradisional didalam kelas.
Beberapa bentuk aplikasi layanan yang dapat dilakukan dalam hal
lini misalkan adalah
(1) Pembuatan konten materi layanan dengan lebih menarik
(2) Pembuatan chanel atau program yang menyajikan materi
layanan pengembangan diri secara periodik
(3) Penampilan contoh atau modeling secara langsung
(4) Sharing atau berbagi hasil karya atau produk layanan
19
(5) Sosialiasi informasi atau kegiatan layanan bimbingan dan
konseling
(6) Pengembangan panduan penggunaan layanan konseling
d) Media Website (blog)
Dari beberapa media sosial yang telah dibahas sebelumnya website
blog memiliki ciri yang sedikit berbeda. Media website blog memiliki
sistem berbasis browser yang mungkin sudah lebih dikenal lama dalam
dunia ICT. Website blog merupakan sebuah media website pribadi yang
dapat berisikan materi atau konten spesifik yang dapat berupa informatif
atau sesuatu yang bersifat sosialisatif (Lin et al., 2006). Blog sekarang
telah menjadi sarana luas bukan hanya sebagai media pribadi.
Pertumbuhan yang tinggi dalam penggunaan blog juga telah masuk
didalam dunia institusi-institusi penelitian dan lembaga lain, baik itu
sebagai sarana komunikasi, informasi dan lain sebagainya (Gordon, 2006).
Aplikasi penggunaan blog juga telah masuk didalam praktik
profesional layanan bimbingan dan konseling. Beberapa penelitian juga
telah dilakukan terkait dengan aplikasi website blog dalam layanan
bimbingan dan konseling di sekolah, salah satunya adalah Media Blog
“BK Sahabat Kita” yang dipilih sebagai satu upaya untuk layanan
informasi dan peningkatan minat siswa dalam mengikuti layanan
bimbingan dan konseling yang bahkan memperoleh prosentase sebesar
76,8% dalam indikator kelayakan dan peningkatan perilaku sosial siswa
sebesar 87,4 (Efendi, 2013).
Melihat penjelasan diatas paling tidak ada beberapa pemanfaat
yang dapat diambil dari penggunaan blog dalam pemberian layanan
bimbingan dan konseling sebagai berikut.
(1) Meningkatkan pengetahuan
(2) Berbagi sumber diantara rekan sejawat
(3) Bekerjasama dengan pengajar atau profesional lain dalam
wujud kolaborasi
20
(4) Mengatur komunikasi secara teratur antara guru BK dengan
siswa, maupun komunitas yang ada
(5) Media dalam melakukan publikasi informasi secara langsung
(6) Sarana dalam berpartisipasi dalam forum-forum ilmiah baik
lokal maupun internasional
2) Kendala dan upaya mengatasi
Walaupun demikian seperti yang telah disampaikan bahwa pada masing-
masing aplikasi diatas masih terdapat beberapa kendala atau kekurangan yang ada.
Kekurangan tersebut terjadi baik selama proses pengkomunikasian kegiatan sampai
dengan saat evaluasi. Beberapa persoalan terjadi baik karena dari sisi internal
maupun eksternal.
Beberapa kendala yang biasa dialami oleh guru selama proses pemberian
layanan antara lain adalah waktu layanan, hal ini dikarenakan oleh 2 hal atara lain
: pertama, dari hasil perlakuan yang pertama bahwa ada tempat yang sangat susah
menerima signal dan ada yang mudah walaupun satu lokasi, sehingga siswa akan
memerlukan waktu untuk set lokasi terlebih dahulu. Kedua, waktu yang selalu
memungkinkan tidak bisa dipastikan untuk semua siswa kadang proses kesepakatan
waktu pelaksanaa kegiatan maupun durasi yang cenderung terbatas.
Untuk mengatasi hal tersebut guru dapat melakukan pra kondisi layanan
dengan siswa baik secara online maupun offline (tatap muka). Penggkondisian ini
bertujuan untuk memperoleh kesepakatan yang lebih baik terkiat keterbatasan
waktu yang ada dan ganguan atau kendala jaringan dalam melakukan akses
kedalam messenger yang digunakan sebagai media komunikasi dalam layanan.
Selain itu selama proses pemberian layanan terjadi beberapa persoalan atau
kendala karena disebabkan oleh beberapa faktor antara lain : pertama, layanan
bimbingan konseling dengan media sosial memerlukan media TIK (hardware)
sebagai sarana layanan, sayangnya pada kenyataan dilapangan semuanya tidak
dapat dipenuhi secara maksimal. Persoalan yang dimaksud adalah semakin
cangggih alat komunikasi yang digunakan semakin cepat pula akses yang dapat
digunakan. Kecanggihan alat komunikasi salah satunya ditentukan oleh komponen
21
hardware yang ditanamkan di handphone seperti RAM, Prosesor, Grapic dan lain-
lain.
Setiap siswa kita disekolah memiliki latar belakang ekonomi yang berbeda
sedangkan kecanggihan suatu alat berkonsekuensi sejalah dengan naiknya harga.
Bagi beberapa anggota yang berasal dari kelas menengah keatas mungkin tidak ada
masalah dengan hal tersebut, akan tetapi bagi mereka yang berasal dari ekonomi
menengah kebawah hal ini akan berbeda. Dengan demikian kemampuan akses
untuk setiap anggota menjadi lebih beragam.
Kedua, layanan bimbingan konseling dengan media sosial tidak hanya
membutuhkan media hadware saja dalam pelaksanaannya akan tetapi aplikasi atau
software serta akses internet menjadi faktor yang cukup penting sebagai akses
kepustakaan berbasis TIK itu sendiri. Kurangnya kapasitas software yang dimiliki
setiap handphone siswa atau mahasiswa juga beragam dan kecapatan akses internet
akan menjadi kedala dalam pemberian layanan. Guru BK dapat mencoba
semaksimal mungkin menutupi kendala tersebut dengan menggunakan media yang
semua siswa sama-sama memiliki dan mengkondisikan agar siswa yang kesulitan
akses internat mencari lokasi yang cukup baik atau datang ke tempat-tempat yang
menyediakan akses wifi. Walaupun demikan masih sangat dimungkinkan kendala
masih tetap muncul walaupun tidak terlalu maksimal.
Ketiga, selain faktor penyelenggaraan layanan yang mengalami kedala
seperti yang dijelaskan sebelumnya, faktor lain yang biasa ditemukan adalah dari
segi kemampuan komunikasi dan kecapatan merespon siswa yang tidak bisa
dikontrol secara maksimal. Pada beberapa kasus yang ditemukan adalah kecapatan
mengetik (typing) yang bervariasi. Semisal dalam layanan kelompok Guru
terkadang mengalami kesulitan dalam menebak saat itu siapa yang sedang mengetik
dan siapa yang tidak. Selain itu kecepatan diterima atau masukknya pesan juga
berpengaruh. Sehingga terkadang terkesan satu komentar muncul dan tiba-tiba
komentar lain ikut bermunculan. Disatu sisi komunikasi jadi terlihat sangat dinamis
tapi bagi yang akses terhalang jadi belum sempat berpendapat sudah tertinggal jauh.
Penyebab kendala tersebut diidentifikasikan karena baik sesama anggota
juga tidak mampu memprediksi siapa yang sedang mengetik dan siapa yang sudah
22
mengirim. Terlebih saat sebuah pesan dikirim maka kecepatan terbaca di group juga
tidak sama sehingga terjadi proses komunikasi yang bertabrakan atau terlihat
kurang teratur. Dalam kasus semacam ini Guru BK dapat mencoba untuk
memodifikasi dengan cara mengatur waktu dan siapa yang akan menyampaikan
pendapat terlebih dahulu. Sayangnya hal tersebut juga tidak lepas dari kendala yang
ada yaitu “pending” atau tersendat. Saat salah satu anggota diminta berpendapat
ada yang mengetik dengan kecepatan yang lama. Ada pula yang merasa sudah
mengirim tapi tidak muncul di group. Hal ini membuat anggota lain yang memiliki
akses baik jadi menunggu lama atau merasa jenuh.
Ketertarikan siswa akan media-media sosial pada layanan bimbingan dan
konseling menjadi hal baru (novelty) yang membuat siswa lebih tertarik dan senang
dalam mengikuti layanan. Dengan demikian layanan dapat berjalan dengan baik
dan anggota menjadi lebih mudah dalam memahami dan mempelajari pengetahuan
baru. Pentingya unsur novelty dalam sebuah layanan atau pembelajaran sesuai
dengan apa yang dinyatakan oleh Hamalik bahwa siswa lebih senang belajar bila
perhatiannya ditarik oleh penyajian-penyajian yang baru (novelty) atau masih asing
(Hariyadi, 2012a). Suatu gaya dan alat yang baru bagi siswa atau mahasiswa akan
menjadi lebih menarik perhatian mereka untuk belajar dan terus berkreasi dengan
sangat baik.
Bukan hanya pada aspek novelty media sosial sebagai sarana pemberian
layanan menjadi memberikan suasan yang lebih menyenangkan. Hal ini karena
siswa tidak pernah merasa bosan dan dapat mengekspresikan diri mereka tanpa rasa
takut atau malu. Siswa dapat mengekpresikan perasaan dan emosi mereka pula
dengan berbagai emoticon dan stiker yang disediaka oleh aplikasi media sosial.
Pemberian layanan yang menyenangkan menjadi point penting bagi sebuah layanan
dalam menarik minat siswa. Dari proses yang menyenangkan secara tidak langsung
akan dapat memunculkan faktor-faktor lain yang mempengarui motivasi siswaa
dalam mengikuti layanan. Berdasarkan apa yang telah dipaparkan sebelumnya
maka dapat ditarik simpulan bahwa efektivitas layanan bimbingan dan konseling
dengan media sosial network pada jenjang pendidikan sangat membantu
keterlaksanaan tugas guru BK di Sekolah.
23
C. PENUTUP
1. Rangkuman
Kecanggihan teknologi seperti komputer, laptop, gadget, dan smartphone
memberikan peluang dan tantangan bagi profesi BK. Guru BK perlu menjawab
tantangan era digital sebagai peluang untuk mengembangkan layanannya. Salah
satu bentuk pengembangan layanan BK adalah pada bidang konseling yang saat
ini dapat dilakukan melalui media online atau cybercounseling. Konseling online
atau yang biasa disebut cybercounseling merupakan layanan konseling yang
diberikan secara individu maupun kelompok dengan menggunakan alat
komunikasi elektronik, seperti telepon ataupun komputer sehingga guru BK dan
siswa dapat berkomunikasi dari jarak jauh.
Cybercounseling memungkinkan guru BK dan siswa untuk bertatap muka
tanpa kehadiran fisik atau dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja. Lebih lanjut
dijelaskan bahwa ada dua jenis layanan cybercounseling, yaitu: asynchronous dan
synchronous. Asynchronous merupakan komunikasi yang bersifat satu arah, seperti
komunikasi melalui e-mail, radio, dan televisi. Adapun Synchronous merupakan
komunikasi yang bersifat dua arah sehingga memungkinkan guru BK dan siswa
dapat berkomunikasi secara langsung melalui alat komunikasi seperti: telepon,
videoconference, dan chat-text.
Berbekal pada perkembangan teknologi yang semakin canggih, sudah
seyogiyanya guru BK mempelajari dan menguasahi teknologi sebagai media untuk
memberikan layanan. Penggunaan ICT dalam bidang psikoterapi memberikan
keuntungan. Demikian halnya dalam bidang konseling, ICT dapat membantu guru
BK untuk memandirikan siswa. ICT dalam konseling dapat membantu siswa agar
menjadi pribadi yang tidak bergantung.
Lebih lanjut dijelaskan kelebihan dan kelemahan cybercounseling sebagai
berikut (1) Koseling dilakukan di sekolah maupun di luar sekolah, (2) Hemat waktu,
(3) Hemat biaya, (4) Peningkatan kualitas guru BK dan siswa. (5) Peningkatan
kredibilitas lembaga. (6) Pengembangan diri guru BK. Selain kelebihan
cybercounseling sebagaimana diuraikan sebelumnya, terdapat beberapa kelemahan
cybercounseling. Adapun kelemahan yang dimaksud dijelaskan sebagai berikut. (1)
24
Biaya awal untuk mempersiapkan cybercounseling cukup besar, (2) Profesionalitas
kemampuan guru BK dalam penguasaan teknologi, (3) Koneksi dan jaringan
internet yang kuat dan stabil. (4) Keikhlasan guru BK untuk memberikan layanan
secara nonformal, (5) Pemanfaatan internet untuk tindakan yang negatif.
Tiga tahap pelaksaksanaan cybercounseling yang dimaksud dijelaskan
sebagai berikut. Tahap I: Persiapan, pada tahap persiapan, sedikitnya guru BK
harus menyiapkan dua hal penting. Pertama, guru BK perlu menyiapkan beberapa
aspek teknis terkait hardware (perangkat keras) dan software (perangkat lunak)
yang digunakan untuk pelaksanaan layanan. Kedua, guru BK juga perlu
menyiapkan keterampilan dasar pelakasanaan layanan konseling profesional
melalui media online. Tahap II: Proses Konseling, Tahap cybercounseling tidak
jauh berbeda dengan tahapan proses konseling tatap muka (face-to-face).
Kompetensi dan keterampilan dalam pelaksanaan layanan cybercounseling secara
umum adalah sama seperti layanan konseling tatap muka. Tahap III: Pasca
Konseling, Tahap ini merupakan lanjutan dari tahapan sebelumnya. Setelah sesi
cybercounseling berakhir dan dilakukan penilaian, maka terdapat empat
kemungkinan kondisi yang muncul. Empat kondisi di antaranya: (1) kondisi siswa
yang sehat (effective daily living/EDL), (2) konseling akan dilanjutkan pada sesi
tatap muka (face-to-face), (3) konseling akan dilanjutkan pada sesi cybercounseling
berikutnya, dan (4) siswa akan dialihtangankan (referral) pada guru BK lain atau
ahli lain
Seiring dengan perkembangan media sosial yang ada dan mulai dijadikan
bagian dari kegiatan masyarakat kita saat ini banyak sekali inovasi yang dapat
dilakukan dalam upaya pengembangan program pelayanan bimbingan dan
konseling di sekolah. Beberapa media sosial yang dapat di gunakan dalam
mendukung program layanan bimbingan dan konseling di Sekolah antara lain, (1)
Media Messenger (WhatsApp, BBM, Line, Telegram dll), (2) Media Jejaring Sosial
(Facebook, Instagram, LinkedIn dll), (3) Layanan Media Berbagi/ Sharing Media
(YouTube, Flickr dll), (4) Media Website (blog). Sedangkan bentuk-bentuk
pengembangan atau aplikasi layanan yang dapat dilakukan seperti halnya:
25
(1) Telephone, Chat dan Video Conference untuk konseling baik dalam format
individual maupun kelompok
(2) Broadcast informasi dan motivasi
(3) Pengembangan panduan layanan
(4) Sarana layanan informasi dalam bentuk digital
(5) Layanan orientasi sekolah dan studi lanjut dalam program perencanaan
individu dan peminatan
(6) Pengembangan jaringan kolaborasi dan komunikasi sejawat atau
profesional lain dalam mendukung program strategi dukungan sistem
(7) Desimenasi atau membagi hasil riset terbaru atau pengembangan produk
(8) Sharing atau membagi bentuk pengalaman praktik layanan konseling dalam
upaya pengembangan diri.
(9) Pembuatan chanel atau program yang menyajikan materi layanan
pengembangan diri secara periodik
(10) Penampilan contoh atau modeling secara langsung
(11) Mengatur komunikasi secara teratur antara guru BK dengan siswa, maupun
komunitas yang ada
(12) Sarana dalam berpartisipasi dalam forum-forum ilmiah baik lokal maupun
internasional dll
Daftar Pustaka
Abdillah, L. A. (2013). Students learning center strategy based on e-learning and
blogs. ArXiv Preprint ArXiv:1307.7202.
Ardi, Z. (2013). Arah Pengembangan Konseling Online: Tantangan Konselor
Indonesia di Masa Depan. In Prosiding Kongres XII, Konvensi Nasional
XVIII ABKIN dan Seminar Internasional Konseling (pp. 79–86).
Arsyad, A. (2003). Media Pembelajaran. Jakarta: Grafindo Persada.
Asrowi. (2012). Cybercounseling Sebagai Alternatif Pengembangan Komunikasi
Konseling Individual Alternatif Dan Ansipatif Perkembangan Teknologi
Modern. Himcyoo.Wordpress.Com. Retrieved from
26
https://himcyoo.wordpress.com/2012/06/02/cybercounseling-sebagai-
alternatif-pengembangan-komunikasi-konseling-individual/#more-2143
Bloom, J. W., & Walz, G. R. (2003). Cybercounseling & Cyberlearning: An
Encore. ERIC.
Botella, C., Garcia-Palacios, A., Baños, R., & Quero, S. (2009). Cybertherapy:
Advantages, limitations, and ethical issues.
Burt, I., Gonzalez, T., Swank, J., & Ascher, D. L. (2011). Addressing the
technology gap in counselor education: Identification of characteristics in
students that affect learning in college classrooms. The Journal of Counselor
Preparation and Supervision, 3(1), 2.
DWI HANDONO, N. (2013). Pengembangan Materi Layanan Informasi Studi
Lanjut Melalui Media Blog Di SMA Negeri 4 Bojonegoro. Jurnal BK
UNESA, 4(1).
Efendi, M. (2013). Pengembangan Media Blog Dalam Layanan Informasi
Bimbingan Dan Konseling. Jurnal BK UNESA, 1(1).
Fauzi, F., Harly, G. S., & Hanrais, H. S. (2012). Analisis penerapan teknologi
jaringan LTE 4G di Indonesia. Majalah Ilmiah Unikom, 10(2), 281–288.
Fimela. (2018, July 10). KPAI: Bullying Pada Anak Di Media Sosial Semakin
Meningkat Tiap Tahunnya. Fimela.Com. Retrieved from
https://www.fimela.com/parenting/read/3807829/kpai-bullying-pada-anak-
di-media-sosial-semakin-meningkat-tiap-tahunnya
Gibson, R. L., & Mitchell, M. H. (2011). Bimbingan dan konseling. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Gordon, S. (2006). Rise of the blog [journal-based Website]. IEE Review, 52(3),
32–35.
Hariyadi, S. (2012a). UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR
MELALUI LAYAAN PENGUASAAN KONTEN DENGAN DUKUNGAN
TAMPILAN KEPUSTAKAAN BERBASIS TIK DI SMA NEGERI 2
UNGARAN. Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and
Application; Vol 1 No 1 (2012): September 2012. Retrieved from
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jbk/article/view?path=
Hariyadi, S. (2012b). Video Sebagai Media Layanan Bimbingan dan Konseling
(1st ed.). Semarang: Jurusan Bimbingan dan Konseling, UNNES.
Hariyadi, S., Suharso, S., & Hartati, M. S. (2015). Keefektivan Bimbingan
Kelompok melalui Media Social Network pada Jenjang Pendidikan
Menengah dan Tinggi. Semarang.
Hidayah, N. (2015). COGNITIVE-BEHAVIORALCYBERCOUNSELING TO
IMPROVE JUNIOR HIGH SCHOOL STUDENTS’SELF-REGULATED
LEARNING. International Journal of Academic Research, 7.
27
Hidayati, D. (2012). Pemanfaatan Teknologi Informasi Dalam Pelaksanaan
Layanan Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah. Malinemas.Blogspot.Com.
Retrieved from http://malinemas.blogspot.com/2012/10/pemanfaatan-
teknologi-informasi-dalam.html
Kusnandar, A. (2008). Pemanfaatan TIK untuk Pembelajaran. Modul-1 Yang
Disajikan Pada Pelatihan Pemanfaatan TIK Untuk Pembelajaran Tingkat
Nasional Tahun.
Lin, W.-J., Yueh, H.-P., Liu, Y.-L., Murakami, M., Kakusho, K., & Minoh, M.
(2006). Blog as a tool to develop e-learning experience in an international
distance course. In Sixth IEEE International Conference on Advanced
Learning Technologies (ICALT’06) (pp. 290–292). IEEE.
Loughary, J. W. (1977). Technology and counseling. Personnel & Guidance
Journal.
Mallen, M. J., Vogel, D. L., Rochlen, A. B., & Day, S. x. (2005). Online
Counseling: Reviewing the Literature From a Counseling Psychology
Framework. The Counseling Psychologist.
https://doi.org/10.1177/0011000005278624
Murphy, L. J., & Mitchell, D. L. (1998). When writing helps to heal: E-mail as
therapy. British Journal of Guidance and Counselling, 26(1), 21–32.
Poh Li, L., Jaladin, R. A. M., & Abdullah, H. S. (2013). Understanding the two
sides of online counseling and their ethical and legal ramifications. Procedia-
Social and Behavioral Sciences, 103, 1243–1251.
Prabawa, A. F. (2017). Pengembangan Siber Konseling Realita Berbasis Android
untuk Meningkatkan Kejujuran Akademik Siswa SMA. DISERTASI Dan
TESIS Program Pascasarjana UM.
Prabawa, A. F., Ramli, M., & Fauzan, L. (2018). Pengembangan Website
Cybercounseling Realita untuk Meningkatkan Keterbukaan Diri Siswa
Sekolah Menengah Kejuruan. Jurnal Kajian Bimbingan Dan Konseling,
3(2), 59–68.
Pranoto, H., Wibowo, A., & Atieka, N. (2017). Layanan Bimbingan Kelompok
Mahasiswa Prodi BK Mengunakan Media ICT (Information AND
Communications Technology) Basis Social Media. MIKROTIK: Jurnal
Manajemen Informatika, 7(2), 14–24.
Prasetiawan, H. (2016). Cyber Counseling Assisted with Facebook to Reduce
Online Game Addiction. GUIDENA: Jurnal Ilmu Pendidikan, Psikologi,
Bimbingan Dan Konseling, 6(1), 28–32.
Prasetyoaji, A., & Handayani, S. (2018). SISTEM HIMPUNAN DATA
BERBASIS WEB DALAM LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING.
JURNAL KONSELING GUSJIGANG, 3(2).
28
Ragasukmasuci, L. B. (2013). PROGRAM BIMBINGAN KARIR UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUATAN KEPUTUSAN KARIR
PESERTA DIDIK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA: Penelitian
Eksperimen Semu Terhadap Peserta Didik Kelas IX SMP Negeri 9 Bandung
Tahun Ajaran 2012/2013. Universitas Pendidikan Indonesia.
Saroh, S. (2010). Pengembangan Panduan Pelayanan Konseling Melalui Media
Facebook. SKRIPSI Jurusan Bimbingan Dan Konseling & Psikologi-
Fakultas Ilmu Pendidikan UM.
Siahaan, S. (2010). Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam
Pembelajaran. Jakarta: Pustekkomdiknas.

More Related Content

What's hot

Pemanfaatan Teknologi Komunikasi Pendidikan dalam Pembelajaran PAI
Pemanfaatan Teknologi Komunikasi Pendidikan dalam Pembelajaran PAI Pemanfaatan Teknologi Komunikasi Pendidikan dalam Pembelajaran PAI
Pemanfaatan Teknologi Komunikasi Pendidikan dalam Pembelajaran PAI aidadwiinizuka.blogspot.com
 
Proposal penelitian lutfi achdiyan fahmi 5215080280
Proposal penelitian lutfi achdiyan fahmi 5215080280Proposal penelitian lutfi achdiyan fahmi 5215080280
Proposal penelitian lutfi achdiyan fahmi 5215080280Lutfi Fahmi
 
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi sebagai media pembelajaran
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi sebagai media pembelajaranPemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi sebagai media pembelajaran
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi sebagai media pembelajaranguest2d1e29
 
Makalah Media Pembelajaran Berbasis Komputer - Munggarani
Makalah Media Pembelajaran Berbasis Komputer - Munggarani Makalah Media Pembelajaran Berbasis Komputer - Munggarani
Makalah Media Pembelajaran Berbasis Komputer - Munggarani UIN Sunan Gunung Djati Bandung
 
Makalah Penerapan TIK dalam Pembelajaran di Sekolah Khamdiyah
Makalah Penerapan TIK dalam Pembelajaran di Sekolah KhamdiyahMakalah Penerapan TIK dalam Pembelajaran di Sekolah Khamdiyah
Makalah Penerapan TIK dalam Pembelajaran di Sekolah Khamdiyahkhamdiyah
 
Pemanfaatan tik dalam pembelajaran
Pemanfaatan tik dalam pembelajaranPemanfaatan tik dalam pembelajaran
Pemanfaatan tik dalam pembelajaranJerry Makawimbang
 
Teknologi dalam pendidikan
Teknologi dalam pendidikanTeknologi dalam pendidikan
Teknologi dalam pendidikanMunirah Sobri
 
Penggunaan teknologi dalam pengajaran dan pembelajaran
Penggunaan teknologi dalam pengajaran dan pembelajaranPenggunaan teknologi dalam pengajaran dan pembelajaran
Penggunaan teknologi dalam pengajaran dan pembelajaranMuhammad Affrini Azim Zahari
 
Artikel
Artikel Artikel
Artikel Ker0
 
Strategi guru pai dalam pengembangan media dan ict dan pembelajaran bermutu p...
Strategi guru pai dalam pengembangan media dan ict dan pembelajaran bermutu p...Strategi guru pai dalam pengembangan media dan ict dan pembelajaran bermutu p...
Strategi guru pai dalam pengembangan media dan ict dan pembelajaran bermutu p...latansa.com
 
Pola penyelidikan ict dalam pendidikan guru malaysia kpt 6054
Pola penyelidikan ict dalam pendidikan guru malaysia kpt 6054Pola penyelidikan ict dalam pendidikan guru malaysia kpt 6054
Pola penyelidikan ict dalam pendidikan guru malaysia kpt 6054shamsuhaila85
 
Peranan teknologi dalam pengajaran
Peranan teknologi dalam pengajaranPeranan teknologi dalam pengajaran
Peranan teknologi dalam pengajaranZaini Nie
 

What's hot (18)

Modul tik maemunah
Modul tik maemunahModul tik maemunah
Modul tik maemunah
 
Pemanfaatan Teknologi Komunikasi Pendidikan dalam Pembelajaran PAI
Pemanfaatan Teknologi Komunikasi Pendidikan dalam Pembelajaran PAI Pemanfaatan Teknologi Komunikasi Pendidikan dalam Pembelajaran PAI
Pemanfaatan Teknologi Komunikasi Pendidikan dalam Pembelajaran PAI
 
Proposal penelitian lutfi achdiyan fahmi 5215080280
Proposal penelitian lutfi achdiyan fahmi 5215080280Proposal penelitian lutfi achdiyan fahmi 5215080280
Proposal penelitian lutfi achdiyan fahmi 5215080280
 
Artikel presentasi
Artikel presentasiArtikel presentasi
Artikel presentasi
 
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi sebagai media pembelajaran
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi sebagai media pembelajaranPemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi sebagai media pembelajaran
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi sebagai media pembelajaran
 
Makalah Media Pembelajaran Berbasis Komputer - Munggarani
Makalah Media Pembelajaran Berbasis Komputer - Munggarani Makalah Media Pembelajaran Berbasis Komputer - Munggarani
Makalah Media Pembelajaran Berbasis Komputer - Munggarani
 
Makalah Penerapan TIK dalam Pembelajaran di Sekolah Khamdiyah
Makalah Penerapan TIK dalam Pembelajaran di Sekolah KhamdiyahMakalah Penerapan TIK dalam Pembelajaran di Sekolah Khamdiyah
Makalah Penerapan TIK dalam Pembelajaran di Sekolah Khamdiyah
 
Pemanfaatan tik dalam pembelajaran
Pemanfaatan tik dalam pembelajaranPemanfaatan tik dalam pembelajaran
Pemanfaatan tik dalam pembelajaran
 
Penggunaan ICT
Penggunaan ICTPenggunaan ICT
Penggunaan ICT
 
Teknologi dalam pendidikan
Teknologi dalam pendidikanTeknologi dalam pendidikan
Teknologi dalam pendidikan
 
Penggunaan teknologi dalam pengajaran dan pembelajaran
Penggunaan teknologi dalam pengajaran dan pembelajaranPenggunaan teknologi dalam pengajaran dan pembelajaran
Penggunaan teknologi dalam pengajaran dan pembelajaran
 
Artikel
Artikel Artikel
Artikel
 
Amalan penggunaan tmk dalam p&p
Amalan penggunaan tmk dalam p&pAmalan penggunaan tmk dalam p&p
Amalan penggunaan tmk dalam p&p
 
Strategi guru pai dalam pengembangan media dan ict dan pembelajaran bermutu p...
Strategi guru pai dalam pengembangan media dan ict dan pembelajaran bermutu p...Strategi guru pai dalam pengembangan media dan ict dan pembelajaran bermutu p...
Strategi guru pai dalam pengembangan media dan ict dan pembelajaran bermutu p...
 
Pola penyelidikan ict dalam pendidikan guru malaysia kpt 6054
Pola penyelidikan ict dalam pendidikan guru malaysia kpt 6054Pola penyelidikan ict dalam pendidikan guru malaysia kpt 6054
Pola penyelidikan ict dalam pendidikan guru malaysia kpt 6054
 
Peranan teknologi dalam pengajaran
Peranan teknologi dalam pengajaranPeranan teknologi dalam pengajaran
Peranan teknologi dalam pengajaran
 
Pengintegrasian tmk
Pengintegrasian tmkPengintegrasian tmk
Pengintegrasian tmk
 
Asimen hbef233
Asimen hbef233Asimen hbef233
Asimen hbef233
 

Similar to ICT untuk BK

Teknologi dan media pembelajaran
Teknologi dan media pembelajaranTeknologi dan media pembelajaran
Teknologi dan media pembelajarannurasiyahnabil
 
Teknologi dan media pembelajaran
Teknologi dan media pembelajaranTeknologi dan media pembelajaran
Teknologi dan media pembelajarannurasiyahnabil
 
Teknologi dan media pembelajaran
Teknologi dan media pembelajaranTeknologi dan media pembelajaran
Teknologi dan media pembelajarannurasiyahnabil
 
Makalah faktor yang mempengaruhi ict dalam pendidikan
Makalah faktor yang mempengaruhi ict dalam pendidikanMakalah faktor yang mempengaruhi ict dalam pendidikan
Makalah faktor yang mempengaruhi ict dalam pendidikansarjispdi
 
Media Berbasis Komputer
Media Berbasis KomputerMedia Berbasis Komputer
Media Berbasis Komputerluthfiirsyad
 
PPT TEKNOLOGI.pptx
PPT TEKNOLOGI.pptxPPT TEKNOLOGI.pptx
PPT TEKNOLOGI.pptxNurAfifahiza
 
Modul Media Pembelajaran
Modul Media PembelajaranModul Media Pembelajaran
Modul Media Pembelajarannurulfirdaus720
 
Tugas Makalah-TEKNOLOGI DAN MEDIA PEMBELAJARAN (Strategi Guru PAI Dalam Penge...
Tugas Makalah-TEKNOLOGI DAN MEDIA PEMBELAJARAN (Strategi Guru PAI Dalam Penge...Tugas Makalah-TEKNOLOGI DAN MEDIA PEMBELAJARAN (Strategi Guru PAI Dalam Penge...
Tugas Makalah-TEKNOLOGI DAN MEDIA PEMBELAJARAN (Strategi Guru PAI Dalam Penge...daenx03
 
Makalah Media Pembelajaran Berbasis Komputer - M. Taufan
Makalah Media Pembelajaran Berbasis Komputer - M. TaufanMakalah Media Pembelajaran Berbasis Komputer - M. Taufan
Makalah Media Pembelajaran Berbasis Komputer - M. TaufanUIN Sunan Gunung Djati Bandung
 
MODUL MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS INFORMATION COMMUNICATION TECHNOLOGY (ICT)
MODUL MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS INFORMATION COMMUNICATION TECHNOLOGY (ICT)MODUL MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS INFORMATION COMMUNICATION TECHNOLOGY (ICT)
MODUL MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS INFORMATION COMMUNICATION TECHNOLOGY (ICT)yatitarbiyah
 
pembelajaran berbasis tik (muhammad ikhsan)
pembelajaran berbasis tik (muhammad ikhsan)pembelajaran berbasis tik (muhammad ikhsan)
pembelajaran berbasis tik (muhammad ikhsan)IkhsanIAIN
 
membelajaran berbasis tik (muhammad ikhsan)
membelajaran berbasis tik (muhammad ikhsan)membelajaran berbasis tik (muhammad ikhsan)
membelajaran berbasis tik (muhammad ikhsan)IkhsanIAIN
 
pembelajaran berbasis komputer
pembelajaran berbasis komputer pembelajaran berbasis komputer
pembelajaran berbasis komputer IkhsanIAIN
 
pembelajaran berbasis komputer
pembelajaran berbasis komputer pembelajaran berbasis komputer
pembelajaran berbasis komputer IkhsanIAIN
 
Tugas makalah deden ppt
Tugas makalah deden pptTugas makalah deden ppt
Tugas makalah deden pptamirazzam
 

Similar to ICT untuk BK (20)

Teknologi dan media pembelajaran
Teknologi dan media pembelajaranTeknologi dan media pembelajaran
Teknologi dan media pembelajaran
 
Teknologi dan media pembelajaran
Teknologi dan media pembelajaranTeknologi dan media pembelajaran
Teknologi dan media pembelajaran
 
Teknologi dan media pembelajaran
Teknologi dan media pembelajaranTeknologi dan media pembelajaran
Teknologi dan media pembelajaran
 
Jawaban psb semester genap
Jawaban psb semester genapJawaban psb semester genap
Jawaban psb semester genap
 
Makalah faktor yang mempengaruhi ict dalam pendidikan
Makalah faktor yang mempengaruhi ict dalam pendidikanMakalah faktor yang mempengaruhi ict dalam pendidikan
Makalah faktor yang mempengaruhi ict dalam pendidikan
 
Media Berbasis Komputer
Media Berbasis KomputerMedia Berbasis Komputer
Media Berbasis Komputer
 
Modul istilah
Modul istilahModul istilah
Modul istilah
 
Tugasan 3
Tugasan 3Tugasan 3
Tugasan 3
 
PPT TEKNOLOGI.pptx
PPT TEKNOLOGI.pptxPPT TEKNOLOGI.pptx
PPT TEKNOLOGI.pptx
 
Modul Media Pembelajaran
Modul Media PembelajaranModul Media Pembelajaran
Modul Media Pembelajaran
 
Tugas Makalah-TEKNOLOGI DAN MEDIA PEMBELAJARAN (Strategi Guru PAI Dalam Penge...
Tugas Makalah-TEKNOLOGI DAN MEDIA PEMBELAJARAN (Strategi Guru PAI Dalam Penge...Tugas Makalah-TEKNOLOGI DAN MEDIA PEMBELAJARAN (Strategi Guru PAI Dalam Penge...
Tugas Makalah-TEKNOLOGI DAN MEDIA PEMBELAJARAN (Strategi Guru PAI Dalam Penge...
 
Makalah Media Pembelajaran Berbasis Komputer - M. Taufan
Makalah Media Pembelajaran Berbasis Komputer - M. TaufanMakalah Media Pembelajaran Berbasis Komputer - M. Taufan
Makalah Media Pembelajaran Berbasis Komputer - M. Taufan
 
MODUL MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS INFORMATION COMMUNICATION TECHNOLOGY (ICT)
MODUL MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS INFORMATION COMMUNICATION TECHNOLOGY (ICT)MODUL MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS INFORMATION COMMUNICATION TECHNOLOGY (ICT)
MODUL MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS INFORMATION COMMUNICATION TECHNOLOGY (ICT)
 
pembelajaran berbasis tik (muhammad ikhsan)
pembelajaran berbasis tik (muhammad ikhsan)pembelajaran berbasis tik (muhammad ikhsan)
pembelajaran berbasis tik (muhammad ikhsan)
 
membelajaran berbasis tik (muhammad ikhsan)
membelajaran berbasis tik (muhammad ikhsan)membelajaran berbasis tik (muhammad ikhsan)
membelajaran berbasis tik (muhammad ikhsan)
 
pembelajaran berbasis komputer
pembelajaran berbasis komputer pembelajaran berbasis komputer
pembelajaran berbasis komputer
 
pembelajaran berbasis komputer
pembelajaran berbasis komputer pembelajaran berbasis komputer
pembelajaran berbasis komputer
 
Pk deden sem2
Pk deden sem2Pk deden sem2
Pk deden sem2
 
Bab ii modul media
Bab ii modul mediaBab ii modul media
Bab ii modul media
 
Tugas makalah deden ppt
Tugas makalah deden pptTugas makalah deden ppt
Tugas makalah deden ppt
 

More from PPGhybrid3

Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 4
Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 4Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 4
Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 4PPGhybrid3
 
Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 5
Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 5Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 5
Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 5PPGhybrid3
 
Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 3
Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 3Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 3
Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 3PPGhybrid3
 
Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 2
Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 2Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 2
Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 2PPGhybrid3
 
Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 1
Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 1Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 1
Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 1PPGhybrid3
 
MODUL 1 FARMASI KB3: MEDICATION ERROR
MODUL 1 FARMASI KB3: MEDICATION ERRORMODUL 1 FARMASI KB3: MEDICATION ERROR
MODUL 1 FARMASI KB3: MEDICATION ERRORPPGhybrid3
 
AT Modul 6 kb 4
AT Modul 6 kb 4AT Modul 6 kb 4
AT Modul 6 kb 4PPGhybrid3
 
AT Modul 6 kb 3
AT Modul 6 kb 3AT Modul 6 kb 3
AT Modul 6 kb 3PPGhybrid3
 
AT Modul 6 kb 1
AT Modul 6 kb 1AT Modul 6 kb 1
AT Modul 6 kb 1PPGhybrid3
 
AT Modul 6 kb 2
AT Modul 6 kb 2AT Modul 6 kb 2
AT Modul 6 kb 2PPGhybrid3
 
AT Modul 5 kb 4
AT Modul 5 kb 4AT Modul 5 kb 4
AT Modul 5 kb 4PPGhybrid3
 
AT Modul 5 kb 3
AT Modul 5 kb 3AT Modul 5 kb 3
AT Modul 5 kb 3PPGhybrid3
 
AT Modul 5 kb 2
AT Modul 5 kb 2AT Modul 5 kb 2
AT Modul 5 kb 2PPGhybrid3
 
AT Modul 5 kb 1
AT Modul 5 kb 1AT Modul 5 kb 1
AT Modul 5 kb 1PPGhybrid3
 
AT Modul 4 kb 4
AT Modul 4 kb 4AT Modul 4 kb 4
AT Modul 4 kb 4PPGhybrid3
 
AT Modul 4 kb 3
AT Modul 4 kb 3AT Modul 4 kb 3
AT Modul 4 kb 3PPGhybrid3
 
AT Modul 4 kb 2
AT Modul 4 kb 2AT Modul 4 kb 2
AT Modul 4 kb 2PPGhybrid3
 
AT Modul 4 kb 1
AT Modul 4 kb 1AT Modul 4 kb 1
AT Modul 4 kb 1PPGhybrid3
 
AT Modul 3 kb 4
AT Modul 3 kb 4AT Modul 3 kb 4
AT Modul 3 kb 4PPGhybrid3
 
AT Modul 3 kb 3
AT Modul 3 kb 3AT Modul 3 kb 3
AT Modul 3 kb 3PPGhybrid3
 

More from PPGhybrid3 (20)

Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 4
Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 4Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 4
Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 4
 
Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 5
Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 5Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 5
Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 5
 
Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 3
Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 3Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 3
Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 3
 
Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 2
Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 2Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 2
Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 2
 
Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 1
Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 1Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 1
Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 1
 
MODUL 1 FARMASI KB3: MEDICATION ERROR
MODUL 1 FARMASI KB3: MEDICATION ERRORMODUL 1 FARMASI KB3: MEDICATION ERROR
MODUL 1 FARMASI KB3: MEDICATION ERROR
 
AT Modul 6 kb 4
AT Modul 6 kb 4AT Modul 6 kb 4
AT Modul 6 kb 4
 
AT Modul 6 kb 3
AT Modul 6 kb 3AT Modul 6 kb 3
AT Modul 6 kb 3
 
AT Modul 6 kb 1
AT Modul 6 kb 1AT Modul 6 kb 1
AT Modul 6 kb 1
 
AT Modul 6 kb 2
AT Modul 6 kb 2AT Modul 6 kb 2
AT Modul 6 kb 2
 
AT Modul 5 kb 4
AT Modul 5 kb 4AT Modul 5 kb 4
AT Modul 5 kb 4
 
AT Modul 5 kb 3
AT Modul 5 kb 3AT Modul 5 kb 3
AT Modul 5 kb 3
 
AT Modul 5 kb 2
AT Modul 5 kb 2AT Modul 5 kb 2
AT Modul 5 kb 2
 
AT Modul 5 kb 1
AT Modul 5 kb 1AT Modul 5 kb 1
AT Modul 5 kb 1
 
AT Modul 4 kb 4
AT Modul 4 kb 4AT Modul 4 kb 4
AT Modul 4 kb 4
 
AT Modul 4 kb 3
AT Modul 4 kb 3AT Modul 4 kb 3
AT Modul 4 kb 3
 
AT Modul 4 kb 2
AT Modul 4 kb 2AT Modul 4 kb 2
AT Modul 4 kb 2
 
AT Modul 4 kb 1
AT Modul 4 kb 1AT Modul 4 kb 1
AT Modul 4 kb 1
 
AT Modul 3 kb 4
AT Modul 3 kb 4AT Modul 3 kb 4
AT Modul 3 kb 4
 
AT Modul 3 kb 3
AT Modul 3 kb 3AT Modul 3 kb 3
AT Modul 3 kb 3
 

Recently uploaded

442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 

Recently uploaded (20)

442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 

ICT untuk BK

  • 1. 1 No Kode: DAR2./PROFESIONAL/810/6/2019 PENDALAMAN MATERI BIMBINGAN DAN KONSELING MODUL 6 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN DAN KEHIDUPAN BERMASYARAKAT KEGIATAN BELAJAR 4 PENGAMBANGAN JEJARING BERBASIS ICT Penulis: Dr. Suharso, M.Pd., Kons Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2019
  • 2. 2 A. Pendahuluan Berkembangnya pemikiran-pemikiran tentang sistem pendidikan atau model pembelajaran yang terbaik untuk masa depan yang didahului dengan berkembangnya teori dan pengetahuan mengenai otak dan kecerdasan manusia pada dasarnya merupakan dinamika dari obsesi untuk menggelar reformasi pembelajaran (school reform). Selanjutnya, merebaklah perdebatan serius di antara para pendidik, penentu kebijakan, dan warga negara, mengenai bentuk reformasi struktural yang paling ideal. Dari teori-teori yang berkembang dan praktik-praktik di berbagai negara, dan dalam rangka melaksanakan gerakan pembaruan pendidikan, dapat ditarik kesimpulan bahwa ada dua aspek pembaruan yang penting, sebagai berikut: (1) Pembaruan pendekatan pembelajaran, yang menyangkut esensi, materi dan metode pembelajaran. (2) Pemanfaatan teknologi informasi/komunikasi yang sudah sedemikian canggih untuk menunjang keberhasilan pembaruan strategi dan teknik pembelajaran. Kedua aspek pembaruan tersebut menyatu dalam semangat dan misi untuk melakukan reformasi pembelajaran (school reform), bahkan reformasi pendidikan (education reform). Reformasi ini niscaya melibatkan aspek-aspek yang lebih luas, seperti pembaruan kelembagaan, peraturan/legislasi, manajemen, pembiayaan, dan SDM. Semua ini hanya dapat dilakukan dengan landasan komitmen politik (political will) negara untuk memajukan pendidikan. Salah satu upaya fundamental yang mulai dirintis oleh pemerintah Indonesia dalam hal ini adalah Kementrian Pendidikan Nasional atau sekarang telah berganti menjadi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan adalah mulai dirancangnya peningkatan peranan teknologi dalam proses pembelajaran. Di sisi lain perubahan akan penggunaan ICT dalam pendidikan tidak lepas dalam praktik pelayanan bimbingan dan konseling. Hal in dibuktikan dengan pandangan yang menekankan perlunya konselor untuk mengamati dengan cermat kemajuan di teknologi sejak tahun 1970-an (Loughary, 1977). Beberapa konselor menggunakan teknologi untuk tujuan penilaian, beberapa menggunakannya untuk catatan, dan beberapa benar- benar melakukan intervensi terapeutik melalui cara yang terkomputerisasi.
  • 3. 3 Pada modul 6 kegiatan belajar 4 ini guru bimbingan dan konseling akan diajak untuk membicarakan lebih dalam terkait dengan urgensi dan rasionel penggunaan ICT dalam proses pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling di Sekolah secara menyeluruh. Disamping itu guru bimbingan dan konseling akan di ajak membicarakan bagaimana secara spesifik penerapan atau aplikasi penggunaan ICT dalam layanan konseling online serta aplikasi media-media sosial ICT dalam layanan bimbingan dan konseling. Setelah mempelajari modul 6 KB 4 ini diharapkan guru bimbingan dan konseling mampu untuk, 1) memahami urgensi dan rasionel ICT dalam BK, 2) memahami konsep konseling online, 3) memahami tahap/prosedur dalam konseling online, dan 4) memahami bentuk-bentuk aplikasi media sosial dalam layanan konseling. Pembelajaran ini dapat berjalan dengan efektif apabila Saudara telah melakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Pelajari semua modul sebelumnya terlebih dahulu karena modul tersebut menjadi karangka dasar pada modul ini 2. Pelajari dengan seksama isi modul ini karena pemahaman Anda akan berpengaruh kepada pemahaman Anda akan aplikasi/praktik dilapangan nantinya. 3. Keberhasilan pembelajar sangat tergantung pada bagaimana saudara secara aktif memepelajari dan menambah wawasan yang ada. 4. Apabila ada kesulitan dalam mempelajari model ini silahkan Anda dapat menghubungi instruktur atau fasilitator yang mengajarkan modul ini. Selamat belajar dalam mempelajari modul ini semoga apa yang anda pelajari dapat membantu anda dalam melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling di lapangan nantinya.
  • 4. 4 B. Inti 1. Capaian Pembelajaran Dalam modul 6 KB 4 ini kompentensi pembelajaran yang diharapkan adalah peserta mampu mengembangkan diri secara berkelanjutan sebagai guru profesional melalui penelitian, refleksi diri, pencarian informasi baru, dan inovasi dalam komponen dukungan sistem. Setelah mempelajari modul ini peserta diharapkan mampu a. Peserta dapat memahami rasionel ICT dalam pelayanan bimbingan dan konseling b. Peserta mampu untuk memahami langkah dan prosedur dalam melaksanakan layanan konseling online c. Peserta mampu mengembangkan inovasi dibidang konseling berbasis media sosial 2. Pokok Materi Dalam modul 6 kegiatan belajar 4 ini akan dibahas materi terkait dengan pengembangan jejaring berbasis ICT dengan beberapa pokok materi sebagai berikut: a. Rasionel ICT dalam pelayanan bimbingan dan konseling b. Konsep dasar layanan konseling online c. Aplikasi media sosial dalam layanan bimbingan dan konseling 3. Uraian Materi a. Rasionel ICT dalam pelayanan bimbingan dan konseling Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi atau sering disebut ICT (Information and Communication Technology) menghadirkan tantangan baru bagi praktisi bimbingan dan konseling dalam memberikan layanan bagi para siswa. Sedikit memahami makna TIK. teknologi informasi kita pahami sebagai hasil rekayasa manusia terhadap proses penyampaian informasi dari bagian pengirim ke penerima sehingga pengiriman informasi tersebut akan lebih cepat, lebih luas sebarannya dan lebih lama penyimpanannya. Di dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah Telematika. Kata telematika berasal dari istilah dalam bahasa Perancis “telematique” yang merujuk pada bertemunya sistem jaringan komunikasi
  • 5. 5 dengan teknologi informasi. Istilah telematika merujuk pada hakekat cyberspace sebagai suatu sistem elektronik yang lahir dari perkembangan dan konvergensi telekomunikasi, media, dan informatika. Istilah Telematics juga dikenal sebagai the new hybrid technology yang lahir karena perkembangan teknologi digital. Selain pengertian diatas Williams & Sawyer menyatakan bahwa teknologi informatika adalah teknologi yang menggabungkan komputasi (komputer dengan jalur komunikasi berkecepatan tinggi yang membawa data, suara atau video) (Kusnandar, 2008). Dengan kata lain TIK tidak hanya terbatas dalam bentuk data saja melainkan suara, gambar atau video. Di sisi lain kita juga memahami bahwa TIK dapat dipahami sebagai alat atau sarana yang digunakan untuk melakukan perbaikan/penyempurnaan kegiatan pembelajaran sehingga para siswa menjadi lebih otonom dan kritis dalam menghadapi masalah, yang pada akhirnya bermuara pada peningkatan hasil kegiatan belajar siswa (Siahaan, 2010). Ini berarti teknologi dapat dan benar membantu siswa mengembangkan semua jenis keterampilan, mulai dari tingkat yang sangat mendasar sampai dengan tingkat keterampilan berpikir kritis yang lebih tinggi. Pertanyaan mendasar bagi kita semua adalah penerapan atau implementasi TIK dalam bidang bimbingan dan konseling?. Dalam proses belajar mengajar ada dua unsur yang sangat penting dalam menunjang keberhasilan proses belajar mengajar, yakni metode mengajar dan media pembelajaran. Metode mengajar yang dipilih akan menentukan jenis media pembelajaran yang akan digunakan. Hal ini sama dengan apa yang disampaikan Arsyad bahwa jenis media pembelajaran selain ditentukan oleh metode pengajaran juga dipengaruhi oleh tujuan pengajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan dari siswa (Arsyad, 2003). Dalam dunia pendidikan yang semakin berkembang saat ini kita telah dikenalkan dengan banyak tentang aplikasi-aplikasi media pembelajaran berbasis TIK, mulai dari penggunaan media internet (website), aplikasi belajar, kamus elektronik, media flash, film/video dan lain sebagainya hinga yang paling sering dijumpai yaitu power point. Berbicara tentang penggunaan TIK sebagai media layanan dalam bimbingan dan konseling tidak jauh beda dengan TIK sebagai media pembelajaran pada umumnya yaitu tentang bagaimana seorang tanaga pendidik
  • 6. 6 dalam memanfaatkan media TIK sebagai fasilitas dalam pengoptimalan tujuan dan program layanan yang ada. Hal dapat kita simpulkan bahwa fungsi TIK dalam pembelajaran atau pelayanan adalah agar siswa dapat dan terbiasa menggunakan perangkat TIK dengan tepat serta mampu memproses informasi dalam kegiatan belajar, dengan begiti siswa diharapkan mampu berkreasi, mengembangkan sikap imaginatif, mengembangkan kemampuan eksplorasi mandiri, dan mudah beradaptasi dengan perkembangan baru di lingkungannya (Hariyadi, 2012b). Peran teknologi informasi dan komunikasi sebagai media dalam pemberian layanan tentunya akan dapat memberikan kontribusi yang sangat besar dalam ketercapaian layanan tersebut secara optimal. Seperti halnya yang telah kita ketahui bahwa model pendekatan baru cybercounceling mulai sering diminati oleh para praktisi bimbingan dan konseling baik disekolah atau di luar sekolah. Berdasarkan hal tersebut maka TIK bagi dunia bimbingan dan konseling adalah tersedianya saluran atau sarana (media) yang dapat dipakai untuk melaksanakan program- progam layanan yang ada. Hal tersebut menandakan bahwa dalam bimbingan dan konseling, teknologi informasi dan komunikasi merupakan media dalam pelaksanaan program layanan bukan tujuan layanan, maka pemanfaatannya hanya sebagai media untuk melakukan pendekatan-pendekatan, pemberian informasi, promosi, konsultasi dan masih banyak lagi (Hariyadi, 2012a). Teknologi interaktif ini memberikan katalis bagi perubahan mendasar terhadap peran guru dari informasi ke tranformasi. Penerapan TIK menjadi fasilitator yang utama sebagai pemerata dunia pendidikan, dan tentunya memperkaya wawasan siswa secara lebih kompleks. Telah banyak kajian penelitian yang telah mencoba mengembangkan layanan konseling berbasis ICT seperti bagaimana upaya pengembangan layanan konseling dalam pengembangan karir siswa berbasis ICT. Seperti bagaimana pengaplikasian kegiatan kepustakaan berbasis ICT dalam pola 17 dalam mendukung layanan penguasaan konten (Hariyadi, 2012a). Pengembangan program bimbingan karir dalam meningkatkan keputusan karir siswa (Ragasukmasuci, 2013). Pengembangan sistem manajemen himpunan data berbasis
  • 7. 7 website dalam layanan bimbingan dan konseling (Prasetyoaji & Handayani, 2018) dan masih banyak yang lainnya. Secara garis besar maka aplikasi ICT dalam pelayanan bimbingan dan konseling dapat dijabarkan menjadi 3 aspek: (1) sebagai gudang ilmu pengetahuan, (2) sebagai alat bantu pemberian layanan, dan (3) sebagai fasilitas pemberian layanan. Untuk lebih jelas dapat diuraikan sebagai berikut: (1) TIK sebagai gudang ilmu pengetahuan, dapat berupa referensi berbagai ilmu pengetahuan yang tersedia dan dapat diakses melalui fasilitas TIK, pengelolaan pengetahuan, jaringan pakar, jaringan antara institusi pendidikan, dll. (2) TIK sebagai alat bantu pembelajaran dapat berupa alat bantu pemberian layanan bagi guru, alat bantu belajar bagi siswa, serta alat bantu interkasi antara guru dengan siswa. (3) TIK sebagai fasilitas pendidikan, TIK di sekolah dapat berupa pojok internet, perpustakaan digital, kelas virtual, lab multimedia, papan elektronik, dll. Dari pembahasan diatas maka dapat dikatakan bahwa penggunaan Teknologi informasi dan komunikasi atau TIK dalam dunia pendidikan secara umum maupun layanan bimbingan dan konseling secara khusus dapat membantu mempermudah dan memaksimalkan pembelajaran atau layanan yang ada. Kebermanfaat TIK tidak hanya akan dirasakan oleh murid malainkan oleh guru dan seluruh komponen di sekolah. b. Layanan Konseling Online 1) Memahami Konseling Online Kecanggihan teknologi seperti komputer, laptop, gadget, dan smartphone memberikan peluang dan tantangan bagi profesi BK. Guru BK perlu menjawab tantangan era digital sebagai peluang untuk mengembangkan layanannya. Salah satu bentuk pengembangan layanan BK adalah pada bidang konseling yang saat ini
  • 8. 8 dapat dilakukan melalui media online atau cybercounseling. Sebagaimana hasil penelitian yang menyebutkan bahwa aplikasi konseling online sebagai pengembangan layanan BK merupakan upaya untuk mempromosikan bahwa konseling bersifat praktis, menyenangkan, dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja tanpa meninggalkan komponen konseling pada umumnya (Asrowi, 2012; Bloom & Walz, 2003; Hidayah, 2015; Prabawa, 2017; Prabawa, Ramli, & Fauzan, 2018). Konseling online atau yang biasa disebut cybercounseling merupakan layanan konseling yang diberikan secara individu maupun kelompok dengan menggunakan alat komunikasi elektronik, seperti telepon ataupun komputer sehingga guru BK dan siswa dapat berkomunikasi dari jarak jauh. National Board for Certified Counselors (2005) menyebut cybercounseling dengan istilah konseling maya atau konseling jarak jauh. Cybercounseling memungkinkan guru BK dan siswa untuk bertatap muka tanpa kehadiran fisik atau dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja. Lebih lanjut dijelaskan bahwa ada dua jenis layanan cybercounseling, yaitu: asynchronous dan synchronous (Hidayati, 2012; Murphy & Mitchell, 1998). Asynchronous merupakan komunikasi yang bersifat satu arah, seperti komunikasi melalui e-mail, radio, dan televisi. Adapun Synchronous merupakan komunikasi yang bersifat dua arah sehingga memungkinkan guru BK dan siswa dapat berkomunikasi secara langsung melalui alat komunikasi seperti: telepon, videoconference, dan chat-text. Synchronous dalam istilah lain disebut dengan real- time (Mallen, Vogel, Rochlen, & Day, 2005). Kelebihan menggunakan synchronous dibanding asynchronous adalah guru BK dapat memperhatikan bahasa nonverbal siswa. Namun demikian, kelemahan dari synchronous adalah membutuhkan jaringan yang kuat agar komunikasi tidak terhambat. Komunikasi yang bersifat satu arah mungkin menguntungkan bagi beberapa siswa yang cenderung merasa lebih nyaman apabila tidak ada interaksi langsung dengan guru BK. Namun demikian, guru BK perlu hati-hati karena manafsirkan bahasa tulisan juga membutuhkan keterampilan khusus agar tidak salah dalam memberikan respon.
  • 9. 9 Koneksi atau jaringan internet yang kuat sebagai salah satu syarat terlaksananya synchronous sudah tidak lagi menjadi kendala. Era digital yang sering disebut dan digaungkan sebagai era “Big Data” memungkinkan data-data yang besar seperti video, suara, dan gambar dapat bertransmisi dengan cepat. Hal itu didukung dengan pengembangan jaringan mulai dari 3G, 3.5G, bahkan 4G. Kondisi tersebut memungkinkan pengguna layanan videoconference dapat berkomunikasi dengan lancar dan menampilkan video beresolusi tinggi (Fauzi, Harly, & Hanrais, 2012). Berbekal pada perkembangan teknologi yang semakin canggih, sudah seyogiyanya guru BK mempelajari dan menguasahi teknologi sebagai media untuk memberikan layanan. Sebagaimana yang disampaikan oleh Burt bahwa untuk menjadi guru BK yang profesional dan bersahabat dengan siswa maka perlu menyiapkan diri untuk selalu mengikuti perkembangan teknologi (Burt, Gonzalez, Swank, & Ascher, 2011). Merujuk pada jenis-jenis cybercounseling yang telah diulas dan dikaji sebelumnya, videoconference sebagai salah satu bentuk synchronous saat ini memiliki peluang untuk dikembangkan guna mendukung layanan konseling. Hal tersebut disebabkan saat ini masyarakat sudah sangat akrab dengan gadget/smartphone yang memiliki fitur videoconference dan didukung jaringan 4G. Kelebihan videoconference dengan menggunakan gadget/smartphone di antaranya: praktis, dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja, bahasa nonverbal dapat teramati sehingga meminimalisir ambiguitas atau multitafsir yang mungkin muncul apabila guru BK hanya mengandalkan komunikasi satu arah. Aplikasi cybercounseling sebagai salah satu layanan yang diberikan guru BK merupakan implementasi dari penggunaan Information and Communication Technology (ICT). Penggunaan ICT dalam bidang psikoterapi memberikan keuntungan. Botella dalam penelitiaanya menjelaskan bahwa dengan adanya layanan secara virtual menggunakan ICT dapat memberikan kesempatan siswa untuk mengakses layanan secara mandiri di saat mendesak (Botella, Garcia- Palacios, Baños, & Quero, 2009). Demikian halnya dalam bidang konseling, ICT dapat membantu guru BK untuk memandirikan siswa. ICT dalam konseling dapat membantu siswa agar menjadi pribadi yang tidak bergantung. Lebih lanjut
  • 10. 10 dijelaskan kelebihan dan kelemahan cybercounseling sebagai berikut (Asrowi, 2012). a) Koseling dilakukan di sekolah maupun di luar sekolah. Apabila ada siswa yang dirasa kurang mendapatkan pelayanan konseling di sekolah karena alasan kurangnya waktu, maka konseling dapat dilanjutkan di luar jam sekolah atas kesepakatan yang sudah ditetapkan oleh guru BK dan siswa. b) Hemat waktu. Melalui layanan cybercounseling, konselor dapat melakukan layanan di mana saja walaupun tempatnya berjauhan. Hal ini dimaksudkan terutama bagi siswa yang membutuhkan layanan mendesak atau saat itu juga perlu segera diberi intervensi. c) Hemat biaya. Guru BK yang menggunakan jenis videoconference dapat langsung bertatap muka secara virtual, sehingga dengan fasilitas ini akan dapat menekan biaya bila tempat antar guru BK dan siswa berjauhan. d) Peningkatan kualitas guru BK dan siswa. Aplikasi cybercounseling dapat meningkatkan kualitas guru BK dan siswa kaitannya dalam penguasaan teknologi khususnya internet dan komputer di zaman yang semakin berkembang. e) Peningkatan kredibilitas lembaga. Sekolah atau perguruan tinggi yang sudah menjalankan cybercounseling memiliki nilai lebih dalam aspek strategi layanan bimbingan dan konseling berbasis teknologi. f) Pengembangan diri guru BK. Bagi guru BK yang belum mengenal internet, dengan adanya sosialisasi cybercounseling maka guru BK mendapat kesempatan untuk mempelajarinya. Dengan demikian tidak ada istilah ketinggalam zaman atau gagap teknologi. Hal ini perlu diimbangi dengan usaha dan kemauan keras untuk menguasai teknologi itu sendiri. Selain kelebihan cybercounseling sebagaimana diuraikan sebelumnya, terdapat beberapa kelemahan cybercounseling. Adapun kelemahan yang dimaksud dijelaskan sebagai berikut.
  • 11. 11 a) Biaya awal untuk mempersiapkan cybercounseling cukup besar, seperti: biaya pengadaan komputer, aplikasi, internet, dan perangkat pendukungnya (earphone, headset, dll.). b) Profesionalitas kemampuan guru BK dalam penguasaan teknologi. Bagi guru BK maupun siswa yang awam dengan internet, tentunya tidak bisa menjalankan program ini. Dengan demikian perlu diadakan sosialisasi, pelatihan, dan pendampingan khusus. c) Koneksi dan jaringan internet yang kuat dan stabil. Kuat lemahnya jaringan internet akan sangat mempengaruhi kecepatan koneksinya, terutama dalam menjalankan videoconference yang membutuhkan sinyal internet yang baik (kuat dan stabil). d) Keikhlasan guru BK untuk memberikan layanan secara nonformal. Bagi siswa yang membutuhkan layanan di luar jam sekolah/nonformal, dibutuhkan keikhlasan guru BK. e) Pemanfaatan internet untuk tindakan yang negatif. Ada kemungkinan siswa akan menyalahgunakan fasilitas internet yang disediakan. Oleh karena itu, sebagai upaya pencegahan maka siswa perlu dibekali dengan pendidikan karakter dan penanaman budi pekerti sejak dini. Dengan demikian, siswa dapat mengetahui baik buruknya suatu tindakan yang dilakukan. 2) Pelaksanaan Layanan Konseling Online Pelaksanaan cybercounseling perlu memperhatikan beberapa hal agar layanan yang diberikan dapat berjalan dengan baik. beberapa hal penting yang perlu diketahui oleh guru BK dan siswa dalam pelaksanaan layanan cybercounseling. Beberapa hal penting yang dimaksud lebih lanjut diuraikan sebagai berikut (Gibson & Mitchell, 2011; Poh Li, Jaladin, & Abdullah, 2013) . a) Guru BK perlu mengambil langkah khusus untuk melakukan verifikasi identitas siswa. Hal ini perlu dilakukan untuk menghindari pemalsuan data seperti menggunakan kode kata atau angka;
  • 12. 12 b) Guru BK perlu menjelaskan pada siswa mengenai prosedur dan kontrak konseling pada awal sesi konseling. Pada bagian ini guru BK perlu memberikan structuring dan informed concern; c) Guru BK hendaknya menjelaskan kepada siswa tentang kemungkinan gangguan yang timbul selama proses konseling dan mencari alternatif solusi apabila gangguan itu sungguh terjadi; d) Guru BK perlu menjelaskan kepada siswa cara mengatasi kendala dan kemungkinan adanya kesalahpahaman ketika video mungkin mati dan hanya ada suara saja; e) Guru BK perlu berkolaborasi dengan siswa untuk mengidentifikasi seorang profesional terlatih yang dapat menyediakan bantuan alih tangan (referal) jika dibutuhkan; Sebagaiamana layanan konseling profesional secara tatap muka, cybercounseling juga memiliki rangkaian prosedur sistematis dalam pelaksanaannya. Menurut Idil terdapat tiga tahapan yang dilalui dalam pelaksanaan cybercounseling (Ardi, 2013). Tiga tahap pelaksaksanaan cybercounseling yang dimaksud dijelaskan sebagai berikut. a) Tahap I: Persiapan Pada tahap persiapan, sedikitnya guru BK harus menyiapkan dua hal penting. Pertama, guru BK perlu menyiapkan beberapa aspek teknis terkait hardware (perangkat keras) dan software (perangkat lunak) yang digunakan untuk pelaksanaan layanan. Hardware yang dimaksud terdiri dari komputer atau smartphone berbasis android yang terkoneksi internet, headset, microphone, dan perangkat pendukung lainnya. Software dapat berupa program yang menunjang berhasilnya penyelenggaraan layanan, misalnya software/aplikasi android sebagai media pelaksanaan layanan, browser, e-mail, dan sebagainya. Kedua, guru BK juga perlu menyiapkan keterampilan dasar pelakasanaan layanan konseling profesional melalui media online. Keterampilan dasar yang dimaksud adalah pengetahuan mengenai cybercounseling itu sendiri, alat dan media yang dibutuhkan, prosedur aktivasi alat sampai dengan prosedur cybercounseling secara umum.
  • 13. 13 b) Tahap II: Proses Konseling Tahap cybercounseling tidak jauh berbeda dengan tahapan proses konseling tatap muka (face-to-face). Kompetensi dan keterampilan dalam pelaksanaan layanan cybercounseling secara umum adalah sama seperti layanan konseling tatap muka. Pelaksanaan layanan cybercounseling juga mempersyaratkan bagi guru BK untuk memiliki sedikitnya tiga keterampilan dasar konseling. Tiga keterampilan dasar yang dimaksud yaitu: pengetahuan dan penguasaan atas teori/pendekatan konseling, keterampilan dasar komunikasi dalam konseling, dan keterampilan berpikir (mind skills) dalam konseling. Pendekatan, teknik intervensi, dan teknik dasar komunikasi yang digunakan dalam cybercounseling adalah sama seperti layanan konseling tatap muka. Pemilihan pendekatan dan teknik disesuaikan dengan masalah yang dihadapi oleh siswa. Selain itu, sebagimana konseling tatap muka bahwa penggunaan pendekatan konseling menyesuaikan dengan falsafah pribadi guru BK sebagai pelaksana layanan. c) Tahap III: Pasca Konseling Tahap ini merupakan lanjutan dari tahapan sebelumnya. Setelah sesi cybercounseling berakhir dan dilakukan penilaian, maka terdapat empat kemungkinan kondisi yang muncul. Empat kondisi yang mungkin muncul setelah pelaksanaan layanan cybercounseling di antaranya: (1) konseling akan sukses yang ditandai dengan adanya kondisi siswa yang sehat (effective daily living/EDL), (2) konseling akan dilanjutkan pada sesi tatap muka (face-to-face), (3) konseling akan dilanjutkan pada sesi cybercounseling berikutnya, dan (4) siswa akan dialihtangankan (referral) pada guru BK lain atau ahli lain. Keempat kondisi yang disebutkan tidak lain merupakan bentuk tindak lanjut dari layanan cybercounseling. c. Aplikasi Media Sosial dan Web base dalam layanan Bimbingan dan Konseling Melihat situasi masyarakat saat ini hampir tidak ada satu sudut yang terlepas dengan perkembangan media dan teknologi yang ada. Hampir setiap lini kehidupan masyarakat kita mulai bergantung dengan teknologi salah satunya adalah media
  • 14. 14 komunikasi. Media komunikasi sosial saat menjadi bagian utama dalam pergerakan masyarakat secara luas mulai dari isu sosial, politik, ekonomi, bahkan dalam tataran komunitas kecil seperti keluarga. Kita masih ingat bangaimana hanya karena satu buah informasi publik mampu menggerakan ribuan masa dalam pemilihan umum. Di sisi lain media sosial komunikasi seperti instagram, whatsapp, youtube telah menguasai budaya dan gaya hidup seseorang. Peningkatan dan perubahan dalam dunia teknologi ini tentunya tidak bisa kita pandang sebelah mata. Dunia pendidikan sebagai salah satu tiang dalam perkembangan hidup dan kesejahteraan manusia mau tidak mau perlu melihat hal ini sebagai suatu hal yang krusial dan penting. Perubahan yang ada akan menjadikan dua mata pisau yang bisa menjadi nilai positif bagi perubahan pendidikan akan tetapi hal tersebut bisa pula menjadi momok atau pisau yang menusuk dari belakang. Perubahan dalam manajemen, sdm serta strategi kreatif perlu dilakukan sebagai wujud self reform dari pendidikan. Guru bimbingan dan konseling sebagai bagian dari institusi pendidikan memiliki peranan yang cukup penting terutama dalam pengembangan diri baik itu dalam konteks persiapan karir atau dalam kepribadian siswa. Kita masih ingat sebagaimana data dari KPAI bahwa sejak tahun 2017-2019 pengaduan bullying meningkat 45% dan lebih dari separuh dari penganduan tersebut dilakukan di dunia maya atau melalui jejaring media sosial (Fimela, 2018). Kasus lain juga terjadi tetapi bukan kepada pembulian tetapi bagaimana seorang anak. Dalam hal ini Guru Bimbingan dan Konseling perlu mencoba untuk membuat inovasi dan kreatifitas dalam layanan bimbingan dan konseling, sebagai wujud dalam menyingkapi perubahan tersebut. Telah banyak inovasi yang telah dilakukan salah satunya bagaimana penggunaan blog (website) sebagai media penyampaian layanan atau sebagai sarana informasi studi lanjut kepada siswa di sekolah yang menunjukkan efektifitas dan tingkat efisiensi yang menarik (Abdillah, 2013; DWI HANDONO, 2013; Efendi, 2013). Selain itu beberapa media komunikas sosial juga mampu menjadi pilihan dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling. Seperti halnya facebook yang mempu memberikan bagian sebagai media dalam pengembangan panduan layanan konseling kepada
  • 15. 15 siswa (Saroh, 2010). Selain itu facebook juga mampu untuk memberikan bantuan konseling dalam upaya mengurangi kecanduan game online, walaupun dampak positif dalam pemberian layanan berbantuan facebook tidak lepas dari peran serta konselor sebagai pemberi layanan dan peran aktif siswa dalam mencari informasi di facebook (Prasetiawan, 2016). 1) Penggunaan aplikasi media sosial dalam layanan a) Media Messenger (WhatsApp, BBM, Line, Telegram dll) Penggunaan media messenger saat ini telah menggantikan berbagai bentuk komunikasi sms (sort message service) yang disediakan oleh eperator jaringan. Bukan hanya SMS aplikasi-aplikasi messanger saat ini bahkan sudah mulai dilengkapi dengan kemapuan komunikasi suara dan video yang akhirnya telpon selular yang dulu hanya berbasis suara juga lambat laun ditinggalkan. Kebutuhan kuota data internet menjadi lebih primer dibandingkan dengan kuota pulsa operator itu sendiri. Banyaknya masyarakat dan siswa pada khususnya yang mulai berpindah ke platform ini menjadi sebuah kesempatan bagi konselor untuk mengembangkan diri dan inovasi pada bentuk pelayanan bimbingan dan konseling di Sekolah. Sebagai contoh bagaimana kendala waktu yang mungkin sering menjadi keluhan guru di lapangan mampu di selesaikan dengan bantuan media ini. Melalu media ini guru menjadi lebih mudah berkomunikasi dengan siswa. Adanya fasilitas group dan personal message menjadi pilihan yang cukup bijak bagi guru untuk memenuhi kebutuhan layanan baik bersifat individu, kelompok mapun klasikal. Salah satu hasil penelitian menunjukkan bagaimana kebermanfatan media messenger dalam upaya alternatif sarana dalam pelaksanaan layanan bimbingan kelompok di jenjang pendidikan sekolah menengah pertama, atas dan perguruan tinggi (Hariyadi, Suharso, & Hartati, 2015; Pranoto, Wibowo, & Atieka, 2017). Terlepas dari kelebihan dan kelemahan yang ada layaknya masalah synchronoues atau un- synchronoue, permasalahan hardware dan software yang mungkin
  • 16. 16 menyertai, tentunya ini menjadi peluang yang baik bagi pengembangan inovasi layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Berdasarkan pemikiran yang ada serta melihat etik dan kategori layanan bimbingan dan konseling di Sekolah paling tidak terdapat beberapa bentuk aplikasi layanan yang dapat di lakukan. (1) Chat individual konseling (2) Group chat untuk layanan bimbingan kelompok dan konseling kelompok (3) Broadcast informasi dan motivasi (4) Sistem bot info untuk layanan BK (berlaku pada aplikasi tertentu seperti telegram) (5) Telephone konseling (6) Video call untuk layanan individual maupun kelompok b) Media Jejaring Sosial (Facebook, Instagram, LinkedIn dll) Selain pada media sosisal messenger kita juga mengenal bentuk aplikasi sosial lain yang berbasis jejaring sosial seperti facebook, Instagram, linkedIn, friendster dll. Pada jenis layanan atau aplikasi ini lebih berfokus pada terbangunnya jejaring di antara penggunanya (user) agar dapat saling berbagi pesan, informasi, foto, atau video. Model relasi komunikasi antar pengguna yang cukup simpel dan dengan mudah untuk dipahami dalam bentuk pertemanan dengan cara saling Add (menambahkan), follow (mengikuti) atau Connect (terhubung). Tujuan penggunaan aplikasi ini pada dasarnya adalah memperbanyak jaringan atau pertemanana dengan sesama pengguna media untuk kepentingan yang lebih jauh layaknya pekerjaan, pembinaan hubungan, sampai dengan penyedian konten informatif. Selain sarana atai fitur tersebut aplikasi jejaring sosial ini juga saat ini sudah banyak yang dilengkapi dengan beberapa fitur messanger atau bahkan direct/privatel messenger untuk kepentingan kerahasiaan atau private bagi antar pengguna bahkan video message.
  • 17. 17 Kemudahan dan fitur ini menjadi peluang yang cukup menarik bagi guru bimbingan dan konseling dalam mengembangkan inovasi layanan seperti yang dilakukan dalam pengembangan panduan pelayan bimbingan dan konseling melalui facebook (Saroh, 2010). Penggunaan dalam layanan cyber konseling untuk mereduksi kecanduan game online (Prasetiawan, 2016) dan lain sebagainya. Beberapa bentuk aplikasi penggunaan jejaring sosial dalam layanan bimbingan dan konseling dapat diwujudkan dalam hal sebagai berikut. (1) Pengembangan panduan layanan (2) Sarana layanan informasi dalam bentuk digital (3) Layanan orientasi sekolah dan studi lanjut dalam program perencanaan individu dan peminatan (4) Layanan konseling baik individu mapun kelompok (5) Pengembangan jaringan kolaborasi dan komunikasi sejawat atau profesional lain dalam mendukung program strategi dukungan sistem (6) Desimenasi atau membagi hasil riset terbaru untuk pengembangan diri. (7) Sharing atau membagi bentuk pengalaman praktik layanan konseling dalam upaya pengembangan diri. c) Layanan Media Berbagi/ Sharing Media (YouTube, Flickr dll) Bentuk media sosial ketiga adalah layanan media berbagi atau sharing media seperti YouTube dll. Bentuk pengembangan dari aplikasi ini seiring waktu memiliki fitur yang tidak jauh berbeda dengan platform aplikasi media sosial lainnya. Hal menarik atau yang menjadi ke unggulan dari aplikasi ini adalah kemampuan berbagi karya yang dapat menampung lebih besar dibandingkan dengan media sosial lainnya. Aplikasi atau platform ini memang lebih dikhususkan sebagai sarana dalam mempublikasikan atau membagikan hasil karya pengguna kepada publik
  • 18. 18 secara lebih luas. Apabila aplikasi lain mengharuskan regristrasi pada pengguna untuk melakukan aktifitas sosial. Aplikasi ini berkebalikan, jika sebagai pengguna yang akan mempublikasikan memang harus melakukan regristasi akan tetapi sebagai penikmat karya tidak diwajibkan bergabung sebagai pengguna. Kita dengan bebas dapat menikmati hasil-hasil karya baik yang bersifat akademik maupun seni lainnya. Budaya masyarakat saat ini sudah tidak terlalu sering memanfaatkan media publikasi manual atau ofline lagi dalam menampilkan konten/karya mereka. Hal ini karena dengan media aplikasi ini karya mereka lebih mampu menjangkau kalangan yang lebih luas baik itu dalam konteks ekonomi maupun geografis. Berbagai macam konten dalam disiplin ilmu dan dimensi dapat diakses secara bebas dan luas dengan mudah. Desiminasi ilmu pengetahuan dan konten-konten pengembangan serta hiburan disajikan dengan lebih terorganisir dan apik. Kita mengenal CrashCourse salah satu chanel YouTube yang penyedia konten pendidikan yang dikemas sedemikian menarik dan interaktif dalam menyajikan materi dan pemahaman berbagai disiplin ilmu (sumber YouTube.com). Konten pengetahuan yang dihadirkan dalam aplikasi-aplikasi sejenis mampu menjadikan konten lebih menari bukan dalam sajian teoritis saja akan tetapi juga fenomena atau fakta lapangan yang terjadi. Masih banyak chanel-chanel konten menarik lain yang dikemas dengan cara yang lebih apik dibandingkan dengan apa yang biasa dilakukan secara tradisional didalam kelas. Beberapa bentuk aplikasi layanan yang dapat dilakukan dalam hal lini misalkan adalah (1) Pembuatan konten materi layanan dengan lebih menarik (2) Pembuatan chanel atau program yang menyajikan materi layanan pengembangan diri secara periodik (3) Penampilan contoh atau modeling secara langsung (4) Sharing atau berbagi hasil karya atau produk layanan
  • 19. 19 (5) Sosialiasi informasi atau kegiatan layanan bimbingan dan konseling (6) Pengembangan panduan penggunaan layanan konseling d) Media Website (blog) Dari beberapa media sosial yang telah dibahas sebelumnya website blog memiliki ciri yang sedikit berbeda. Media website blog memiliki sistem berbasis browser yang mungkin sudah lebih dikenal lama dalam dunia ICT. Website blog merupakan sebuah media website pribadi yang dapat berisikan materi atau konten spesifik yang dapat berupa informatif atau sesuatu yang bersifat sosialisatif (Lin et al., 2006). Blog sekarang telah menjadi sarana luas bukan hanya sebagai media pribadi. Pertumbuhan yang tinggi dalam penggunaan blog juga telah masuk didalam dunia institusi-institusi penelitian dan lembaga lain, baik itu sebagai sarana komunikasi, informasi dan lain sebagainya (Gordon, 2006). Aplikasi penggunaan blog juga telah masuk didalam praktik profesional layanan bimbingan dan konseling. Beberapa penelitian juga telah dilakukan terkait dengan aplikasi website blog dalam layanan bimbingan dan konseling di sekolah, salah satunya adalah Media Blog “BK Sahabat Kita” yang dipilih sebagai satu upaya untuk layanan informasi dan peningkatan minat siswa dalam mengikuti layanan bimbingan dan konseling yang bahkan memperoleh prosentase sebesar 76,8% dalam indikator kelayakan dan peningkatan perilaku sosial siswa sebesar 87,4 (Efendi, 2013). Melihat penjelasan diatas paling tidak ada beberapa pemanfaat yang dapat diambil dari penggunaan blog dalam pemberian layanan bimbingan dan konseling sebagai berikut. (1) Meningkatkan pengetahuan (2) Berbagi sumber diantara rekan sejawat (3) Bekerjasama dengan pengajar atau profesional lain dalam wujud kolaborasi
  • 20. 20 (4) Mengatur komunikasi secara teratur antara guru BK dengan siswa, maupun komunitas yang ada (5) Media dalam melakukan publikasi informasi secara langsung (6) Sarana dalam berpartisipasi dalam forum-forum ilmiah baik lokal maupun internasional 2) Kendala dan upaya mengatasi Walaupun demikian seperti yang telah disampaikan bahwa pada masing- masing aplikasi diatas masih terdapat beberapa kendala atau kekurangan yang ada. Kekurangan tersebut terjadi baik selama proses pengkomunikasian kegiatan sampai dengan saat evaluasi. Beberapa persoalan terjadi baik karena dari sisi internal maupun eksternal. Beberapa kendala yang biasa dialami oleh guru selama proses pemberian layanan antara lain adalah waktu layanan, hal ini dikarenakan oleh 2 hal atara lain : pertama, dari hasil perlakuan yang pertama bahwa ada tempat yang sangat susah menerima signal dan ada yang mudah walaupun satu lokasi, sehingga siswa akan memerlukan waktu untuk set lokasi terlebih dahulu. Kedua, waktu yang selalu memungkinkan tidak bisa dipastikan untuk semua siswa kadang proses kesepakatan waktu pelaksanaa kegiatan maupun durasi yang cenderung terbatas. Untuk mengatasi hal tersebut guru dapat melakukan pra kondisi layanan dengan siswa baik secara online maupun offline (tatap muka). Penggkondisian ini bertujuan untuk memperoleh kesepakatan yang lebih baik terkiat keterbatasan waktu yang ada dan ganguan atau kendala jaringan dalam melakukan akses kedalam messenger yang digunakan sebagai media komunikasi dalam layanan. Selain itu selama proses pemberian layanan terjadi beberapa persoalan atau kendala karena disebabkan oleh beberapa faktor antara lain : pertama, layanan bimbingan konseling dengan media sosial memerlukan media TIK (hardware) sebagai sarana layanan, sayangnya pada kenyataan dilapangan semuanya tidak dapat dipenuhi secara maksimal. Persoalan yang dimaksud adalah semakin cangggih alat komunikasi yang digunakan semakin cepat pula akses yang dapat digunakan. Kecanggihan alat komunikasi salah satunya ditentukan oleh komponen
  • 21. 21 hardware yang ditanamkan di handphone seperti RAM, Prosesor, Grapic dan lain- lain. Setiap siswa kita disekolah memiliki latar belakang ekonomi yang berbeda sedangkan kecanggihan suatu alat berkonsekuensi sejalah dengan naiknya harga. Bagi beberapa anggota yang berasal dari kelas menengah keatas mungkin tidak ada masalah dengan hal tersebut, akan tetapi bagi mereka yang berasal dari ekonomi menengah kebawah hal ini akan berbeda. Dengan demikian kemampuan akses untuk setiap anggota menjadi lebih beragam. Kedua, layanan bimbingan konseling dengan media sosial tidak hanya membutuhkan media hadware saja dalam pelaksanaannya akan tetapi aplikasi atau software serta akses internet menjadi faktor yang cukup penting sebagai akses kepustakaan berbasis TIK itu sendiri. Kurangnya kapasitas software yang dimiliki setiap handphone siswa atau mahasiswa juga beragam dan kecapatan akses internet akan menjadi kedala dalam pemberian layanan. Guru BK dapat mencoba semaksimal mungkin menutupi kendala tersebut dengan menggunakan media yang semua siswa sama-sama memiliki dan mengkondisikan agar siswa yang kesulitan akses internat mencari lokasi yang cukup baik atau datang ke tempat-tempat yang menyediakan akses wifi. Walaupun demikan masih sangat dimungkinkan kendala masih tetap muncul walaupun tidak terlalu maksimal. Ketiga, selain faktor penyelenggaraan layanan yang mengalami kedala seperti yang dijelaskan sebelumnya, faktor lain yang biasa ditemukan adalah dari segi kemampuan komunikasi dan kecapatan merespon siswa yang tidak bisa dikontrol secara maksimal. Pada beberapa kasus yang ditemukan adalah kecapatan mengetik (typing) yang bervariasi. Semisal dalam layanan kelompok Guru terkadang mengalami kesulitan dalam menebak saat itu siapa yang sedang mengetik dan siapa yang tidak. Selain itu kecepatan diterima atau masukknya pesan juga berpengaruh. Sehingga terkadang terkesan satu komentar muncul dan tiba-tiba komentar lain ikut bermunculan. Disatu sisi komunikasi jadi terlihat sangat dinamis tapi bagi yang akses terhalang jadi belum sempat berpendapat sudah tertinggal jauh. Penyebab kendala tersebut diidentifikasikan karena baik sesama anggota juga tidak mampu memprediksi siapa yang sedang mengetik dan siapa yang sudah
  • 22. 22 mengirim. Terlebih saat sebuah pesan dikirim maka kecepatan terbaca di group juga tidak sama sehingga terjadi proses komunikasi yang bertabrakan atau terlihat kurang teratur. Dalam kasus semacam ini Guru BK dapat mencoba untuk memodifikasi dengan cara mengatur waktu dan siapa yang akan menyampaikan pendapat terlebih dahulu. Sayangnya hal tersebut juga tidak lepas dari kendala yang ada yaitu “pending” atau tersendat. Saat salah satu anggota diminta berpendapat ada yang mengetik dengan kecepatan yang lama. Ada pula yang merasa sudah mengirim tapi tidak muncul di group. Hal ini membuat anggota lain yang memiliki akses baik jadi menunggu lama atau merasa jenuh. Ketertarikan siswa akan media-media sosial pada layanan bimbingan dan konseling menjadi hal baru (novelty) yang membuat siswa lebih tertarik dan senang dalam mengikuti layanan. Dengan demikian layanan dapat berjalan dengan baik dan anggota menjadi lebih mudah dalam memahami dan mempelajari pengetahuan baru. Pentingya unsur novelty dalam sebuah layanan atau pembelajaran sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh Hamalik bahwa siswa lebih senang belajar bila perhatiannya ditarik oleh penyajian-penyajian yang baru (novelty) atau masih asing (Hariyadi, 2012a). Suatu gaya dan alat yang baru bagi siswa atau mahasiswa akan menjadi lebih menarik perhatian mereka untuk belajar dan terus berkreasi dengan sangat baik. Bukan hanya pada aspek novelty media sosial sebagai sarana pemberian layanan menjadi memberikan suasan yang lebih menyenangkan. Hal ini karena siswa tidak pernah merasa bosan dan dapat mengekspresikan diri mereka tanpa rasa takut atau malu. Siswa dapat mengekpresikan perasaan dan emosi mereka pula dengan berbagai emoticon dan stiker yang disediaka oleh aplikasi media sosial. Pemberian layanan yang menyenangkan menjadi point penting bagi sebuah layanan dalam menarik minat siswa. Dari proses yang menyenangkan secara tidak langsung akan dapat memunculkan faktor-faktor lain yang mempengarui motivasi siswaa dalam mengikuti layanan. Berdasarkan apa yang telah dipaparkan sebelumnya maka dapat ditarik simpulan bahwa efektivitas layanan bimbingan dan konseling dengan media sosial network pada jenjang pendidikan sangat membantu keterlaksanaan tugas guru BK di Sekolah.
  • 23. 23 C. PENUTUP 1. Rangkuman Kecanggihan teknologi seperti komputer, laptop, gadget, dan smartphone memberikan peluang dan tantangan bagi profesi BK. Guru BK perlu menjawab tantangan era digital sebagai peluang untuk mengembangkan layanannya. Salah satu bentuk pengembangan layanan BK adalah pada bidang konseling yang saat ini dapat dilakukan melalui media online atau cybercounseling. Konseling online atau yang biasa disebut cybercounseling merupakan layanan konseling yang diberikan secara individu maupun kelompok dengan menggunakan alat komunikasi elektronik, seperti telepon ataupun komputer sehingga guru BK dan siswa dapat berkomunikasi dari jarak jauh. Cybercounseling memungkinkan guru BK dan siswa untuk bertatap muka tanpa kehadiran fisik atau dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja. Lebih lanjut dijelaskan bahwa ada dua jenis layanan cybercounseling, yaitu: asynchronous dan synchronous. Asynchronous merupakan komunikasi yang bersifat satu arah, seperti komunikasi melalui e-mail, radio, dan televisi. Adapun Synchronous merupakan komunikasi yang bersifat dua arah sehingga memungkinkan guru BK dan siswa dapat berkomunikasi secara langsung melalui alat komunikasi seperti: telepon, videoconference, dan chat-text. Berbekal pada perkembangan teknologi yang semakin canggih, sudah seyogiyanya guru BK mempelajari dan menguasahi teknologi sebagai media untuk memberikan layanan. Penggunaan ICT dalam bidang psikoterapi memberikan keuntungan. Demikian halnya dalam bidang konseling, ICT dapat membantu guru BK untuk memandirikan siswa. ICT dalam konseling dapat membantu siswa agar menjadi pribadi yang tidak bergantung. Lebih lanjut dijelaskan kelebihan dan kelemahan cybercounseling sebagai berikut (1) Koseling dilakukan di sekolah maupun di luar sekolah, (2) Hemat waktu, (3) Hemat biaya, (4) Peningkatan kualitas guru BK dan siswa. (5) Peningkatan kredibilitas lembaga. (6) Pengembangan diri guru BK. Selain kelebihan cybercounseling sebagaimana diuraikan sebelumnya, terdapat beberapa kelemahan cybercounseling. Adapun kelemahan yang dimaksud dijelaskan sebagai berikut. (1)
  • 24. 24 Biaya awal untuk mempersiapkan cybercounseling cukup besar, (2) Profesionalitas kemampuan guru BK dalam penguasaan teknologi, (3) Koneksi dan jaringan internet yang kuat dan stabil. (4) Keikhlasan guru BK untuk memberikan layanan secara nonformal, (5) Pemanfaatan internet untuk tindakan yang negatif. Tiga tahap pelaksaksanaan cybercounseling yang dimaksud dijelaskan sebagai berikut. Tahap I: Persiapan, pada tahap persiapan, sedikitnya guru BK harus menyiapkan dua hal penting. Pertama, guru BK perlu menyiapkan beberapa aspek teknis terkait hardware (perangkat keras) dan software (perangkat lunak) yang digunakan untuk pelaksanaan layanan. Kedua, guru BK juga perlu menyiapkan keterampilan dasar pelakasanaan layanan konseling profesional melalui media online. Tahap II: Proses Konseling, Tahap cybercounseling tidak jauh berbeda dengan tahapan proses konseling tatap muka (face-to-face). Kompetensi dan keterampilan dalam pelaksanaan layanan cybercounseling secara umum adalah sama seperti layanan konseling tatap muka. Tahap III: Pasca Konseling, Tahap ini merupakan lanjutan dari tahapan sebelumnya. Setelah sesi cybercounseling berakhir dan dilakukan penilaian, maka terdapat empat kemungkinan kondisi yang muncul. Empat kondisi di antaranya: (1) kondisi siswa yang sehat (effective daily living/EDL), (2) konseling akan dilanjutkan pada sesi tatap muka (face-to-face), (3) konseling akan dilanjutkan pada sesi cybercounseling berikutnya, dan (4) siswa akan dialihtangankan (referral) pada guru BK lain atau ahli lain Seiring dengan perkembangan media sosial yang ada dan mulai dijadikan bagian dari kegiatan masyarakat kita saat ini banyak sekali inovasi yang dapat dilakukan dalam upaya pengembangan program pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah. Beberapa media sosial yang dapat di gunakan dalam mendukung program layanan bimbingan dan konseling di Sekolah antara lain, (1) Media Messenger (WhatsApp, BBM, Line, Telegram dll), (2) Media Jejaring Sosial (Facebook, Instagram, LinkedIn dll), (3) Layanan Media Berbagi/ Sharing Media (YouTube, Flickr dll), (4) Media Website (blog). Sedangkan bentuk-bentuk pengembangan atau aplikasi layanan yang dapat dilakukan seperti halnya:
  • 25. 25 (1) Telephone, Chat dan Video Conference untuk konseling baik dalam format individual maupun kelompok (2) Broadcast informasi dan motivasi (3) Pengembangan panduan layanan (4) Sarana layanan informasi dalam bentuk digital (5) Layanan orientasi sekolah dan studi lanjut dalam program perencanaan individu dan peminatan (6) Pengembangan jaringan kolaborasi dan komunikasi sejawat atau profesional lain dalam mendukung program strategi dukungan sistem (7) Desimenasi atau membagi hasil riset terbaru atau pengembangan produk (8) Sharing atau membagi bentuk pengalaman praktik layanan konseling dalam upaya pengembangan diri. (9) Pembuatan chanel atau program yang menyajikan materi layanan pengembangan diri secara periodik (10) Penampilan contoh atau modeling secara langsung (11) Mengatur komunikasi secara teratur antara guru BK dengan siswa, maupun komunitas yang ada (12) Sarana dalam berpartisipasi dalam forum-forum ilmiah baik lokal maupun internasional dll Daftar Pustaka Abdillah, L. A. (2013). Students learning center strategy based on e-learning and blogs. ArXiv Preprint ArXiv:1307.7202. Ardi, Z. (2013). Arah Pengembangan Konseling Online: Tantangan Konselor Indonesia di Masa Depan. In Prosiding Kongres XII, Konvensi Nasional XVIII ABKIN dan Seminar Internasional Konseling (pp. 79–86). Arsyad, A. (2003). Media Pembelajaran. Jakarta: Grafindo Persada. Asrowi. (2012). Cybercounseling Sebagai Alternatif Pengembangan Komunikasi Konseling Individual Alternatif Dan Ansipatif Perkembangan Teknologi Modern. Himcyoo.Wordpress.Com. Retrieved from
  • 26. 26 https://himcyoo.wordpress.com/2012/06/02/cybercounseling-sebagai- alternatif-pengembangan-komunikasi-konseling-individual/#more-2143 Bloom, J. W., & Walz, G. R. (2003). Cybercounseling & Cyberlearning: An Encore. ERIC. Botella, C., Garcia-Palacios, A., Baños, R., & Quero, S. (2009). Cybertherapy: Advantages, limitations, and ethical issues. Burt, I., Gonzalez, T., Swank, J., & Ascher, D. L. (2011). Addressing the technology gap in counselor education: Identification of characteristics in students that affect learning in college classrooms. The Journal of Counselor Preparation and Supervision, 3(1), 2. DWI HANDONO, N. (2013). Pengembangan Materi Layanan Informasi Studi Lanjut Melalui Media Blog Di SMA Negeri 4 Bojonegoro. Jurnal BK UNESA, 4(1). Efendi, M. (2013). Pengembangan Media Blog Dalam Layanan Informasi Bimbingan Dan Konseling. Jurnal BK UNESA, 1(1). Fauzi, F., Harly, G. S., & Hanrais, H. S. (2012). Analisis penerapan teknologi jaringan LTE 4G di Indonesia. Majalah Ilmiah Unikom, 10(2), 281–288. Fimela. (2018, July 10). KPAI: Bullying Pada Anak Di Media Sosial Semakin Meningkat Tiap Tahunnya. Fimela.Com. Retrieved from https://www.fimela.com/parenting/read/3807829/kpai-bullying-pada-anak- di-media-sosial-semakin-meningkat-tiap-tahunnya Gibson, R. L., & Mitchell, M. H. (2011). Bimbingan dan konseling. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Gordon, S. (2006). Rise of the blog [journal-based Website]. IEE Review, 52(3), 32–35. Hariyadi, S. (2012a). UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYAAN PENGUASAAN KONTEN DENGAN DUKUNGAN TAMPILAN KEPUSTAKAAN BERBASIS TIK DI SMA NEGERI 2 UNGARAN. Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application; Vol 1 No 1 (2012): September 2012. Retrieved from https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jbk/article/view?path= Hariyadi, S. (2012b). Video Sebagai Media Layanan Bimbingan dan Konseling (1st ed.). Semarang: Jurusan Bimbingan dan Konseling, UNNES. Hariyadi, S., Suharso, S., & Hartati, M. S. (2015). Keefektivan Bimbingan Kelompok melalui Media Social Network pada Jenjang Pendidikan Menengah dan Tinggi. Semarang. Hidayah, N. (2015). COGNITIVE-BEHAVIORALCYBERCOUNSELING TO IMPROVE JUNIOR HIGH SCHOOL STUDENTS’SELF-REGULATED LEARNING. International Journal of Academic Research, 7.
  • 27. 27 Hidayati, D. (2012). Pemanfaatan Teknologi Informasi Dalam Pelaksanaan Layanan Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah. Malinemas.Blogspot.Com. Retrieved from http://malinemas.blogspot.com/2012/10/pemanfaatan- teknologi-informasi-dalam.html Kusnandar, A. (2008). Pemanfaatan TIK untuk Pembelajaran. Modul-1 Yang Disajikan Pada Pelatihan Pemanfaatan TIK Untuk Pembelajaran Tingkat Nasional Tahun. Lin, W.-J., Yueh, H.-P., Liu, Y.-L., Murakami, M., Kakusho, K., & Minoh, M. (2006). Blog as a tool to develop e-learning experience in an international distance course. In Sixth IEEE International Conference on Advanced Learning Technologies (ICALT’06) (pp. 290–292). IEEE. Loughary, J. W. (1977). Technology and counseling. Personnel & Guidance Journal. Mallen, M. J., Vogel, D. L., Rochlen, A. B., & Day, S. x. (2005). Online Counseling: Reviewing the Literature From a Counseling Psychology Framework. The Counseling Psychologist. https://doi.org/10.1177/0011000005278624 Murphy, L. J., & Mitchell, D. L. (1998). When writing helps to heal: E-mail as therapy. British Journal of Guidance and Counselling, 26(1), 21–32. Poh Li, L., Jaladin, R. A. M., & Abdullah, H. S. (2013). Understanding the two sides of online counseling and their ethical and legal ramifications. Procedia- Social and Behavioral Sciences, 103, 1243–1251. Prabawa, A. F. (2017). Pengembangan Siber Konseling Realita Berbasis Android untuk Meningkatkan Kejujuran Akademik Siswa SMA. DISERTASI Dan TESIS Program Pascasarjana UM. Prabawa, A. F., Ramli, M., & Fauzan, L. (2018). Pengembangan Website Cybercounseling Realita untuk Meningkatkan Keterbukaan Diri Siswa Sekolah Menengah Kejuruan. Jurnal Kajian Bimbingan Dan Konseling, 3(2), 59–68. Pranoto, H., Wibowo, A., & Atieka, N. (2017). Layanan Bimbingan Kelompok Mahasiswa Prodi BK Mengunakan Media ICT (Information AND Communications Technology) Basis Social Media. MIKROTIK: Jurnal Manajemen Informatika, 7(2), 14–24. Prasetiawan, H. (2016). Cyber Counseling Assisted with Facebook to Reduce Online Game Addiction. GUIDENA: Jurnal Ilmu Pendidikan, Psikologi, Bimbingan Dan Konseling, 6(1), 28–32. Prasetyoaji, A., & Handayani, S. (2018). SISTEM HIMPUNAN DATA BERBASIS WEB DALAM LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING. JURNAL KONSELING GUSJIGANG, 3(2).
  • 28. 28 Ragasukmasuci, L. B. (2013). PROGRAM BIMBINGAN KARIR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUATAN KEPUTUSAN KARIR PESERTA DIDIK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA: Penelitian Eksperimen Semu Terhadap Peserta Didik Kelas IX SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013. Universitas Pendidikan Indonesia. Saroh, S. (2010). Pengembangan Panduan Pelayanan Konseling Melalui Media Facebook. SKRIPSI Jurusan Bimbingan Dan Konseling & Psikologi- Fakultas Ilmu Pendidikan UM. Siahaan, S. (2010). Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran. Jakarta: Pustekkomdiknas.