SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
PEMBELAJARAN 3
GEREJA
Bidang Studi
Pendidikan Agama Katolik
Paham- Paham tentang Gereja
Gereja Sebagai Umat Allah
Istilah Umat Allah sudah digunakan dalam Perjanjian Lama, yang dimunculkan dan dihidupkan kembali oleh
Konsili Vatikan II. Umat Allah selalu merupakan pilihan dan panggilan. Umat Allah adalah bangsa terpilih, bangsa
terpanggil. Umat Allah dipanggil dan dipilih untuk sesuatu, yakni untuk Tuhan dan dunia. Ia dipilih untuk menjadi
milik Allah dan ikut serta menyelamatkan dunia ini.
Umat Allah dipersatukan dengan Allah melalui satu perjanjian. Umat Allah harus taat kepada perintah-perintah
Allah dan Allah akan setia pada janji-janji-Nya. Hal ini berlaku untuk Umat Allah dalam Perjanjian Lama dan juga
Umat Allah dalam Perjanjian Baru.
Paham- Paham tentang Gereja
Makna Gereja sebagai Umat Allah
Kita sudah melihat bahwa Gereja sering diartikan sebagai suatu umat atau menurut istilah Konsili Vatikan II: Umat
Allah. Istilah Umat Allah sebenarnya sudah kuno, sudah dipakai sejak dalam Perjanjian Lama. Kemudian, istilah
tersebut dihidupkan dan dipopulerkan lagi oleh Konsili Vatikan II.
Gereja sungguh merupakan Umat Allah yang sedang dalam perjalanan menuju ke rumah Bapa. Pengertian Gereja
sebagai Umat Allah sungguh dimunculkan tepat pada waktunya, karena pada abad-abad terakhir Gereja sudah
menjadi sangat organisatoris dan struktural-hierarkis.
Paham- Paham tentang Gereja
Dasar dan Konsekuensi Gereja Yang Mengumat
Kita masing-masing secara pribadi dipanggil untuk melibatkan diri secara penuh dalam kehidupan Umat Allah.
Atau secara singkat dapat dikatakan bahwa kita harus MENGUMAT. Mengapa?
• Hidup mengumat pada dasarnya merupakan hakikat Gereja itu sendiri, sebab hakikat Gereja adalah
persaudaraan cinta kasih seperti yang dicerminkan oleh hidup Umat Perdana
• Dalam hidup mengumat banyak karisma dan rupa-rupa karunia dapat dilihat, diterima, dan digunakan untuk
kekayaan seluruh Gereja
• Dalam hidup mengumat, semua orang yang merasa menghayati martabat yang sama akan bertanggung jawab
secara aktif dalam fungsinya masing-masing untuk membangun Gereja dan memberi kesaksian kepada dunia
Paham- Paham tentang Gereja
Konsekuensi dari Gereja yang mengumat
Konsekuensi bagi pimpinan Gereja (hierarki)
- Menyadari fungsi pimpinan sebagai fungsi pelayanan. Pimpinan bukan di atas umat, tetapi di tengah umat.
- Harus peka untuk melihat dan mendengar karisma dan karunia-karunia yang tumbuh di kalangan umat.
- Mengoptimalkan karunia-karunia yang tumbuh di kalangan umat untuk membangun Umat Allah.
Konsekuensi bagi setiap anggota umat awam
- Menyadari dan menghayati persatuannya sebagai Umat Allah. Orang tidak dapat menghayati kehidupan
imannya secara individu saja.
- Aktif dalam kehidupan mengumat, menggunakan segala karisma, karunia, dan fungsi yang dipercayakan
kepadanya untuk kepentingan dan misi Gereja di tengah masyarakat. Semua bertanggung jawab dalam hidup
dan misi Gereja.
Konsekuensi hubungan awam dan hierarki
Paham Gereja sebagai Umat Allah jelas membawa konsekuensi dalam hubungan antara hierarki dan kaum awam.
Kaum awam bukan pelengkap melainkan partner/rekan hierarki dalam membangun Umat Allah.
Paham- Paham tentang Gereja
Gereja Sebagai Persekutuan Yang Terbuka
Sebagaimana paham tentang Gereja sebagai Persekutuan Umat Allah itu muncul disebabkan antara lain oleh
paham dan penghayatan Gereja institusional yang berkembang sebelum Konsili Vatikan II yang terlalu
menekankan segi organisatoris dan struktural hierarkis piramidal. Gereja yang institusional dan hierarkis piramidal
sangat menonjol dalam hal:
 organisasi dan struktur Gereja;
 kepemimpinan tertahbis (hierarki);
 hukum dan peraturan-peraturan;
 sikap triumfalistik dan tertutup.
 Sebaliknya, Gereja sebagai persekutuan umat lebih menampakkan:
 persaudaraan antar-umat;
 keterlibatan semua anggota umat dalam hidup menggereja, baik sebagai hierarki dan biarawan-biarawati,
maupun umat/awam;
 peranan hati nurani dan tanggung jawab setiap anggota umat;
 semangat kemiskinan/kesederhanaan dan sikap terbuka, berdialog dengan kalangan mana saja.
Sifat-sifat Gereja
Dalam doa syahadat (credo), kita mengakui Gereja yang satu, kudus, katolik, dan apostolik.
Apakah artinya? Untuk memahami sifat-sifat Gereja tersebut, pertama-tama kita harus memahami
bahwa Gereja kita adalah ilahi sekaligus insani, berasal dari Yesus dan berkembang dalam
sejarah. Sifat-sifat Gereja itu bersifat dinamis dan harus diperjuangkan; tidak sekali jadi dan statis.
Sifat atau ciri Gereja beserta artinya, lambat laun menjadi jelas bagi Gereja itu sendiri.
Keempat sifat Gereja tersebut (satu, kudus, katolik, dan apostolik) kait-mengait dan bukan
merupakan rumus yang siap pakai. Gereja memahaminya dengan merefleksikan dirinya sendiri
serta karya Roh di dalam dirinya.
Sifat-sifat Gereja
Gereja Yang Satu
Gereja itu satu, karena dalam Gereja ada kesatuan iman, pimpinan, kebaktian, dan kehidupan sakramental.
Konsili Vatikan II menyatakan bahwa: Pola dan prinsip terluhur misteri kesatuan Gereja ialah kesatuan Allah yang
tunggal dalam tiga pribadi, Bapa, Putra, dan Roh Kudus (UR 2). Kesatuan ini tidak sama dengan uniformitas,
karena di luar bidang esensial Injili, Gereja menghayati keanekaragaman. Gereja bersifat fleksibel dan dinamis.
Perwujudan Kesatuan Gereja
Kesatuan Gereja pertama-tama harus diwujudkan dalam persekutuan konkret antara orang beriman yang hidup
bersama dalam satu negara atau daerah yang sama. Tuntutan zaman dan tantangan masyarakat merupakan
dorongan kuat untuk menggalang kesatuan iman dalam menghadapi tugas bersama. Kesatuan Gereja terarah
kepada kesatuan yang jauh melampaui batas-batas Gereja dan terarah kepada kesatuan semua orang yang
“berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni”
Sifat-sifat Gereja
Memperjuangkan kesatuan Gereja
Usaha-usaha yang dapat kita galakkan untuk menguatkan persatuan kita ke dalam:
 Aktif berpartisipasi dalam kehidupan bergereja.
 Setia dan taat kepada persekutuan umat, termasuk hierarki, dsb.
Usaha-usaha yang dapat kita galakkan untuk menguatkan persatuan “antar-Gereja?”:
 Lebih bersifat jujur dan terbuka kepada satu sama lain. Lebih melihat kesamaan daripada perbedaan.
 Mengadakan berbagai kegiatan sosial dan peribadatan bersama, dsb.
Sifat-sifat Gereja
Gereja yang Kudus
Gereja itu kudus atau suci, karena sumber dari mana Gereja berasal, ke mana arah yang dituju Gereja, dan unsur-
unsur Ilahi yang ada di dalam Gereja adalah kudus. Kekudusan Gereja bersumber dari kekudusan Kristus.
Gereja menerima kekudusan sebagai anugerah dari Allah dalam Kristus oleh iman. Kekudusan Gereja tidak
datang dari Gereja itu sendiri, tetapi datang dari Allah dan dipersatukan dengan Kristus oleh Roh Kudus. Kristus
ada dalam Gereja dan selalu menyertai Gereja sampai akhir zaman.
Sifat-sifat Gereja
Memperjuangkan kekudusan Gereja
Kekudusan Gereja mengalir dari kesatuannya dengan Kristus. Gereja menerima kekudusan sebagai anugerah dari
Allah dalam Kristus oleh iman. Kekudusan tidak datang dari dirinya sendiri, tetapi dari Allah yang mempersatukan
Gereja dengan Kristus dalam Roh Kudus.
Hal yang dapat perjuangkan untuk kekudusan anggota-anggota Gereja adalah:
 Saling memberi kesaksian untuk hidup sebagai putra-putri Allah
 Memperkenalkan anggota-anggota Gereja yang sudah hidup secara heroik untuk mencapai kekudusan.
 Merenungkan dan mendalami Kitab Suci, khususnya ajaran dan hidup Yesus, yang merupakan pedoman dan
arah hidup kita, dsb.
Sifat-sifat Gereja
Gereja Yang Katolik
Gereja bersifat katolik artinya bahwa Gereja itu bersifat universal, terbuka untuk umum, terbuka terhadap semua
orang, suku, golongan dan sebagainya. Gereja dipanggil untuk menghormati kebudayaan, adat istiadat, bahkan
agama mana pun. Oleh karena itu, orang Katolik diharapkan berjuang untuk kepentingan, kesejahteraan umum,
memajukan nilai-nilai luhur dan memperjuangkan satu dunia yang lebih baik untuk seluruh umat manusia.
Gereja bersifat katolik berarti terbuka bagi dunia, tidak terbatas pada tempat tertentu, bangsa dan kebudayaan
tertentu, waktu atau golongan masyarakat tertentu. Kekatolikan Gereja tampak dalam:
 Rahmat dan keselamatan yang ditawarkannya.
 Iman dan ajaran Gereja yang bersifat umum, dapat diterima dan dihayati oleh siapa pun juga.
Sifat-sifat Gereja
Mewujudkan kekatolikan Gereja
Gereja bersifat universal atau umum. Ia bersifat terbuka. Oleh sebab itu perlu diusahakan antara lain:
 Sikap terbuka dan menghormati kebudayaan, adat-istiadat, bahkan agama bangsa mana pun.
 Bekerja sama dengan pihak mana pun yang berkehendak baik untuk mewujudkan nilai-nilai yang luhur di
dunia ini.
 Selalu berusaha untuk memprakarsai dan memperjuangkan suatu dunia yang lebih baik untuk umat manusia.
 Untuk setiap orang kristiani diharapkan memiliki jiwa besar dan keterlibatan penuh dalam kehidupan
bermasyarakat, sehingga kita dapat memberi kesaksian bahwa “katolik” artinya terbuka untuk apa saja yang
baik dan siapa yang berhendak baik.
Sifat-sifat Gereja
Gereja yang Apostolik
Gereja yang apostolik berarti Gereja yang berasal dari para rasul dan tetap berpegang teguh pada kesaksian iman
mereka, yang mengalami secara dekat peristiwa Yesus. Kesadaran bahwa Gereja “dibangun atas dasar para rasul
dan para nabi dengan Yesus Kristus sebagai batu penjuru “ sudah ada sejak zaman Gereja Perdana.
Gereja itu apostolik karena Gereja berhubungan dengan para rasul yang diutus oleh Yesus Kristus. Hubungan itu
tampak dalam:
 Legitimasi fungsi dan kuasa hierarki dari para rasul. Fungsi dan kuasa hierarki diwariskan dari para rasul.
 Ajaran-ajaran Gereja diturunkan dan berasal dari kesaksian para rasul.
 Ibadat dan struktur Gereja pada dasarnya berasal dari para rasul.
Sifat-sifat Gereja
Mewujudkan keapostolikan Gereja
Keapostolikan Gereja tidak berarti Gereja sekarang hanya merupakan copy dari Gereja para rasul. Gereja harus
senantiasa menafsirkan dan mengevaluasi situasi konkret berpangkal pada sikap iman Gereja para rasul.
Usaha untuk mewujudkan keapostolikan Gereja antara lain:
 Setia dan menghayati Injil, sebab Injil merupakan kesaksian iman para rasul.
 Menafsirkan dan mengevaluasi situasi konkret kita dalam terang Injil
 Setia dan loyal kepada hierarki sebagai pengganti para rasul.
Kenaggotaan Gereja
Hierarki
Gereja sebagai persekutuan umat mempunyai struktur kepemimpinan (hierarki). Untuk menggembalakan dan
mengembangkan Umat Allah, Kristus Tuhan dalam Gereja-Nya mengadakan aneka pelayanan yang tujuannya demi
kesejahteraan seluruh Umat Allah. Sebab, para pelayan yang mempunyai kekuasaan kudus, melayani saudara-saudara mereka
supaya semua yang termasuk Umat Allah, dengan bebas dan teratur bekerja sama untuk mencapai tujuan tadi, dan dengan
demikian mencapai keselamatan.
Kenaggotaan Gereja
Struktur kepemimpinan dalam Gereja
Struktur kepemimpinan (hierarki) dalam Gereja:
• Paus
• Uskup
• Imam
• Diakon
NB: Kardinal bukan jabatan hierarkis dan tidak termasuk dalam struktur hierarki. Kardinal adalah penasihat utama
Paus dan membantu Paus terutama dalam reksa harian seluruh Gereja. Para Kardinal membentuk suatu dewan
Kardinal. Jumlah dewan yang berhak memilih Paus dibatasi usia 80 tahun ke bawah. Seorang Kardinal dipilih oleh
Paus dengan bebas.
Kenaggotaan Gereja
Corak kepemimpinan dalam Gereja
• Kepemimpinan dalam Gereja merupakan suatu panggilan khusus, di mana campur tangan Tuhan
merupakan unsur yang dominan.
• Kepemimpinan dalam Gereja bersifat mengabdi dan melayani dalam arti semurni-murninya,
walaupun ia sungguh mempunyai wewenang yang berasal d
• Kepemimpinan hierarki berasal dari Tuhan, maka tidak dapat dihapus oleh manusia. ari Kristus
sendiri.
Sakramen-Sakramen Gereja
Pada saat-saat penting dalam hidup, Kristus menyertai umat-Nya. Kehadiran Kristus ini dirayakan dalam ketujuh
sakramen.
1. Sakramen Permandian (tanda iman)
2. Sakramen Penguatan (tanda kedewasaan iman)
3. Sakramen Tobat
4. Sakramen Ekaristi
5. Sakramen Perminyakan Orang Sakit
6. Sakramen Pernikahan
7. Sakramen Imamat
Pelantikan para pelayan itu dirayakan, disahkan dan dinyatakan dalam tahbisan (sakramen imamat).
Panca Tugas Gereja
Dalam kehidupan menggereja terdapat lima atau panca tugas Gereja yaitu
1. Gereja Yang Menguduskan (Liturgia)
2. Gereja yang mewartakan (kerygma)
3. Gereja yang membina persekutuan (koinonia)
4. Gereja yang memberi kesaksian (martyria)
5. Gereja yang melayani (diakonia).
Maria Bunda Allah dan Bunda Gereja
Perawan Maria Sebagai Bunda Allah
Penegasan-penegasan dan kesaksian Alkitabiah yang berbicara secara langsung Maria sebagai Bunda Allah
(Theo-tokos) tidak Tampak, hanya secara eksplisit. Namun ungkapan Maria sebagai Bunda Allah dapat dicermati
dengan melihat teks-teks Kitab Suci.
Maria sebagai Bunda Gereja
Konsili Vatikan II dalam Konstitusi Dogmatis tentang Gereja, Lumen Gentium, mengajarkan:
“Ia [Maria] dianugerahi kurnia serta martabat yang amat luhur, yakni menjadi Bunda Putera Allah, maka juga
menjadi Puteri Bapa yang terkasih dan kenisah Roh Kudus. Karena anugerah rahmat yang sangat istimewa itu
ia jauh lebih unggul dari semua makhluk lainnya, baik di sorga maupun di bumi. Namun sebagai keturunan
Adam, ia termasuk golongan semua orang yang harus diselamatkan. Bahkan “ia [Maria] memang Bunda para
anggota (Kristus). Karena dengan cinta kasih ia menyumbangkan kerjasamanya, supaya dalam Gereja
lahirlah kaum beriman, yang menjadi anggota Kepala itu”. Oleh karena itu ia menerima salam sebagai anggota
Gereja yang serba unggul dan sangat istimewa, pun juga sebagai pola-teladannya yang mengagumkan dalam
iman dan cinta kasih. Menganut bimbingan Roh Kudus Gereja Katolik menghadapinya penuh rasa kasih-
sayang sebagai bundanya yang tercinta.” (Lumen Gentium 53)
Sekian dan Terima Kasih

More Related Content

What's hot

Materi praise and worship gereja victory
Materi praise and worship gereja victoryMateri praise and worship gereja victory
Materi praise and worship gereja victoryHendra Kasenda
 
Ptt Gereja yang Bersaksi dan Melayani di Dunia
Ptt Gereja yang Bersaksi dan Melayani diDuniaPtt Gereja yang Bersaksi dan Melayani diDunia
Ptt Gereja yang Bersaksi dan Melayani di DuniaRuangguruKristen
 
Pel. 11 Gereja Sebagai Persekutuan
Pel. 11 Gereja Sebagai PersekutuanPel. 11 Gereja Sebagai Persekutuan
Pel. 11 Gereja Sebagai PersekutuanKornelis Ruben
 
Spiritualitas Misdinar
Spiritualitas MisdinarSpiritualitas Misdinar
Spiritualitas MisdinarLusius Sinurat
 
Kristologi dalam Refleksi Teologi Modern
Kristologi dalam Refleksi Teologi ModernKristologi dalam Refleksi Teologi Modern
Kristologi dalam Refleksi Teologi ModernGiovanni Promesso
 
Revitalisasi Peran Kaum Awam dalam Gereja
Revitalisasi Peran Kaum Awam dalam GerejaRevitalisasi Peran Kaum Awam dalam Gereja
Revitalisasi Peran Kaum Awam dalam GerejaGiovanni Promesso
 
Bab 1 Martabat Luhur Sebagai Citra Allah
Bab 1 Martabat Luhur Sebagai Citra AllahBab 1 Martabat Luhur Sebagai Citra Allah
Bab 1 Martabat Luhur Sebagai Citra AllahKornelis Ruben
 
Hati misi dan panggilan melayani
Hati misi dan panggilan melayaniHati misi dan panggilan melayani
Hati misi dan panggilan melayaniDaniel Saroengoe
 
Arti melayani
Arti melayaniArti melayani
Arti melayaniSABDA
 
Pel. 14 Sakramen Baptis
Pel. 14 Sakramen BaptisPel. 14 Sakramen Baptis
Pel. 14 Sakramen BaptisKornelis Ruben
 
Panduan Pembimbing Pemuridan
Panduan Pembimbing PemuridanPanduan Pembimbing Pemuridan
Panduan Pembimbing PemuridanJohan Setiawan
 
The Master Plan of Evangelism (Robert E. Coleman)
The Master Plan of Evangelism (Robert E. Coleman)The Master Plan of Evangelism (Robert E. Coleman)
The Master Plan of Evangelism (Robert E. Coleman)Johan Setiawan
 

What's hot (20)

Materi praise and worship gereja victory
Materi praise and worship gereja victoryMateri praise and worship gereja victory
Materi praise and worship gereja victory
 
Ptt Gereja yang Bersaksi dan Melayani di Dunia
Ptt Gereja yang Bersaksi dan Melayani diDuniaPtt Gereja yang Bersaksi dan Melayani diDunia
Ptt Gereja yang Bersaksi dan Melayani di Dunia
 
Ppt 3 gereja
Ppt 3   gerejaPpt 3   gereja
Ppt 3 gereja
 
Ppt 1 pribadi manusia
Ppt 1   pribadi manusiaPpt 1   pribadi manusia
Ppt 1 pribadi manusia
 
Pel. 11 Gereja Sebagai Persekutuan
Pel. 11 Gereja Sebagai PersekutuanPel. 11 Gereja Sebagai Persekutuan
Pel. 11 Gereja Sebagai Persekutuan
 
Spiritualitas Misdinar
Spiritualitas MisdinarSpiritualitas Misdinar
Spiritualitas Misdinar
 
Sifat – sifat Gereja
Sifat – sifat GerejaSifat – sifat Gereja
Sifat – sifat Gereja
 
Kristologi dalam Refleksi Teologi Modern
Kristologi dalam Refleksi Teologi ModernKristologi dalam Refleksi Teologi Modern
Kristologi dalam Refleksi Teologi Modern
 
Teologia biblika
Teologia biblikaTeologia biblika
Teologia biblika
 
Materi dasar pemuridan
Materi dasar pemuridanMateri dasar pemuridan
Materi dasar pemuridan
 
Revitalisasi Peran Kaum Awam dalam Gereja
Revitalisasi Peran Kaum Awam dalam GerejaRevitalisasi Peran Kaum Awam dalam Gereja
Revitalisasi Peran Kaum Awam dalam Gereja
 
Bab 1 Martabat Luhur Sebagai Citra Allah
Bab 1 Martabat Luhur Sebagai Citra AllahBab 1 Martabat Luhur Sebagai Citra Allah
Bab 1 Martabat Luhur Sebagai Citra Allah
 
Materi dasar pemuridan
Materi dasar pemuridanMateri dasar pemuridan
Materi dasar pemuridan
 
Hati misi dan panggilan melayani
Hati misi dan panggilan melayaniHati misi dan panggilan melayani
Hati misi dan panggilan melayani
 
Ppt 4 masyarakat
Ppt 4   masyarakatPpt 4   masyarakat
Ppt 4 masyarakat
 
Arti melayani
Arti melayaniArti melayani
Arti melayani
 
Pel. 14 Sakramen Baptis
Pel. 14 Sakramen BaptisPel. 14 Sakramen Baptis
Pel. 14 Sakramen Baptis
 
Panduan Pembimbing Pemuridan
Panduan Pembimbing PemuridanPanduan Pembimbing Pemuridan
Panduan Pembimbing Pemuridan
 
Penyembahan yang benar
Penyembahan yang benarPenyembahan yang benar
Penyembahan yang benar
 
The Master Plan of Evangelism (Robert E. Coleman)
The Master Plan of Evangelism (Robert E. Coleman)The Master Plan of Evangelism (Robert E. Coleman)
The Master Plan of Evangelism (Robert E. Coleman)
 

Similar to Ppt 3 gereja

SIFAT sifat gereja ubah ok.pdf
SIFAT sifat gereja ubah ok.pdfSIFAT sifat gereja ubah ok.pdf
SIFAT sifat gereja ubah ok.pdfELASONIARTI
 
Gereja dan sakramen
Gereja dan sakramenGereja dan sakramen
Gereja dan sakramenAperius T.
 
PERANAN GEREJA DALAM JEMAAT MASA KINI
PERANAN GEREJA DALAM  JEMAAT  MASA KINI PERANAN GEREJA DALAM  JEMAAT  MASA KINI
PERANAN GEREJA DALAM JEMAAT MASA KINI lokobaltenius
 
Dogma iv....paper peran Roh Kudus dalam Gereja
Dogma iv....paper peran Roh Kudus dalam GerejaDogma iv....paper peran Roh Kudus dalam Gereja
Dogma iv....paper peran Roh Kudus dalam GerejaKalebOM
 
JURNAL TEOLOGI RASUL PAULUS TENTANG GEREJA.pdf
JURNAL TEOLOGI RASUL PAULUS TENTANG GEREJA.pdfJURNAL TEOLOGI RASUL PAULUS TENTANG GEREJA.pdf
JURNAL TEOLOGI RASUL PAULUS TENTANG GEREJA.pdfDethanmalimou
 
Makalah Dogmatika IV
Makalah Dogmatika IVMakalah Dogmatika IV
Makalah Dogmatika IVyaniussoop
 
Bahan sosialisasi bkl 2015
Bahan sosialisasi bkl 2015Bahan sosialisasi bkl 2015
Bahan sosialisasi bkl 2015karangpanas
 
Makalah dogmatika IV
Makalah dogmatika IVMakalah dogmatika IV
Makalah dogmatika IVabaskalolik
 
Mpk katolik 4c gereja dan agama lain (UAS)
Mpk katolik 4c gereja dan agama lain (UAS)Mpk katolik 4c gereja dan agama lain (UAS)
Mpk katolik 4c gereja dan agama lain (UAS)anandasesilia
 
Sakramen-Sakramen.ppt
Sakramen-Sakramen.pptSakramen-Sakramen.ppt
Sakramen-Sakramen.pptDinarDorotea
 
SIFAT SIFAT GEREJA .KELAS 11.pptx
SIFAT SIFAT GEREJA .KELAS 11.pptxSIFAT SIFAT GEREJA .KELAS 11.pptx
SIFAT SIFAT GEREJA .KELAS 11.pptxELASONIARTI
 
Katekismus Gereja Katolik
Katekismus Gereja KatolikKatekismus Gereja Katolik
Katekismus Gereja KatolikAa Renovit
 
Menjadi Katolik Hingga Dunia Terbalik
Menjadi Katolik Hingga Dunia TerbalikMenjadi Katolik Hingga Dunia Terbalik
Menjadi Katolik Hingga Dunia TerbalikLusius Sinurat
 
03. unit misioner dalam pelayanan gpib sebuah catatan teologi praktis
03. unit misioner dalam pelayanan gpib sebuah catatan teologi praktis03. unit misioner dalam pelayanan gpib sebuah catatan teologi praktis
03. unit misioner dalam pelayanan gpib sebuah catatan teologi praktisstephen sihombing
 
Konsep Agama Kristen Katholik
Konsep Agama Kristen KatholikKonsep Agama Kristen Katholik
Konsep Agama Kristen Katholikpjj_kemenkes
 
Agama Kristen pertemua v.pptx6555656565678
Agama Kristen pertemua v.pptx6555656565678Agama Kristen pertemua v.pptx6555656565678
Agama Kristen pertemua v.pptx6555656565678MayaMamisa
 
Katekismus Gereja Katolik (Kompendium)
Katekismus Gereja Katolik (Kompendium)Katekismus Gereja Katolik (Kompendium)
Katekismus Gereja Katolik (Kompendium)Giovanni Promesso
 

Similar to Ppt 3 gereja (20)

SIFAT sifat gereja ubah ok.pdf
SIFAT sifat gereja ubah ok.pdfSIFAT sifat gereja ubah ok.pdf
SIFAT sifat gereja ubah ok.pdf
 
Gereja dan sakramen
Gereja dan sakramenGereja dan sakramen
Gereja dan sakramen
 
Being Catholic
Being CatholicBeing Catholic
Being Catholic
 
PERANAN GEREJA DALAM JEMAAT MASA KINI
PERANAN GEREJA DALAM  JEMAAT  MASA KINI PERANAN GEREJA DALAM  JEMAAT  MASA KINI
PERANAN GEREJA DALAM JEMAAT MASA KINI
 
Dogma iv....paper peran Roh Kudus dalam Gereja
Dogma iv....paper peran Roh Kudus dalam GerejaDogma iv....paper peran Roh Kudus dalam Gereja
Dogma iv....paper peran Roh Kudus dalam Gereja
 
JURNAL TEOLOGI RASUL PAULUS TENTANG GEREJA.pdf
JURNAL TEOLOGI RASUL PAULUS TENTANG GEREJA.pdfJURNAL TEOLOGI RASUL PAULUS TENTANG GEREJA.pdf
JURNAL TEOLOGI RASUL PAULUS TENTANG GEREJA.pdf
 
Makalah Dogmatika IV
Makalah Dogmatika IVMakalah Dogmatika IV
Makalah Dogmatika IV
 
Bahan sosialisasi bkl 2015
Bahan sosialisasi bkl 2015Bahan sosialisasi bkl 2015
Bahan sosialisasi bkl 2015
 
3277742.ppt
3277742.ppt3277742.ppt
3277742.ppt
 
Makalah dogmatika IV
Makalah dogmatika IVMakalah dogmatika IV
Makalah dogmatika IV
 
Mpk katolik 4c gereja dan agama lain (UAS)
Mpk katolik 4c gereja dan agama lain (UAS)Mpk katolik 4c gereja dan agama lain (UAS)
Mpk katolik 4c gereja dan agama lain (UAS)
 
Sakramen-Sakramen.ppt
Sakramen-Sakramen.pptSakramen-Sakramen.ppt
Sakramen-Sakramen.ppt
 
SIFAT SIFAT GEREJA .KELAS 11.pptx
SIFAT SIFAT GEREJA .KELAS 11.pptxSIFAT SIFAT GEREJA .KELAS 11.pptx
SIFAT SIFAT GEREJA .KELAS 11.pptx
 
Katekismus Gereja Katolik
Katekismus Gereja KatolikKatekismus Gereja Katolik
Katekismus Gereja Katolik
 
Menjadi Katolik Hingga Dunia Terbalik
Menjadi Katolik Hingga Dunia TerbalikMenjadi Katolik Hingga Dunia Terbalik
Menjadi Katolik Hingga Dunia Terbalik
 
03. unit misioner dalam pelayanan gpib sebuah catatan teologi praktis
03. unit misioner dalam pelayanan gpib sebuah catatan teologi praktis03. unit misioner dalam pelayanan gpib sebuah catatan teologi praktis
03. unit misioner dalam pelayanan gpib sebuah catatan teologi praktis
 
Konsep Agama Kristen Katholik
Konsep Agama Kristen KatholikKonsep Agama Kristen Katholik
Konsep Agama Kristen Katholik
 
Agama Kristen pertemua v.pptx6555656565678
Agama Kristen pertemua v.pptx6555656565678Agama Kristen pertemua v.pptx6555656565678
Agama Kristen pertemua v.pptx6555656565678
 
Katekismus Gereja Katolik (Kompendium)
Katekismus Gereja Katolik (Kompendium)Katekismus Gereja Katolik (Kompendium)
Katekismus Gereja Katolik (Kompendium)
 
Dewan paroki by rm anton konseng pr
Dewan paroki by rm anton konseng prDewan paroki by rm anton konseng pr
Dewan paroki by rm anton konseng pr
 

More from PENDIDIKANADALAHPENT

Layanan Dasar bimbingan Konseling ABK
Layanan Dasar bimbingan Konseling ABKLayanan Dasar bimbingan Konseling ABK
Layanan Dasar bimbingan Konseling ABKPENDIDIKANADALAHPENT
 
Publikasi Video Pembelajaran Menggunakan Youtube
Publikasi Video Pembelajaran Menggunakan Youtube Publikasi Video Pembelajaran Menggunakan Youtube
Publikasi Video Pembelajaran Menggunakan Youtube PENDIDIKANADALAHPENT
 
Praktek Penyusunan Strategi Pembelajaran AUD Berbasis Kecerdasan Majemuk
Praktek Penyusunan Strategi Pembelajaran AUD Berbasis Kecerdasan MajemukPraktek Penyusunan Strategi Pembelajaran AUD Berbasis Kecerdasan Majemuk
Praktek Penyusunan Strategi Pembelajaran AUD Berbasis Kecerdasan MajemukPENDIDIKANADALAHPENT
 
Perbedaan Kegiatan Pengembangan Berbasis Bidang Pengembangan dan Berbasis Mul...
Perbedaan Kegiatan Pengembangan Berbasis Bidang Pengembangan dan Berbasis Mul...Perbedaan Kegiatan Pengembangan Berbasis Bidang Pengembangan dan Berbasis Mul...
Perbedaan Kegiatan Pengembangan Berbasis Bidang Pengembangan dan Berbasis Mul...PENDIDIKANADALAHPENT
 
Pentingnya Multiple Intellegences dalam Kegiatan Pengembangan pada AUD
Pentingnya Multiple Intellegences dalam Kegiatan Pengembangan pada AUDPentingnya Multiple Intellegences dalam Kegiatan Pengembangan pada AUD
Pentingnya Multiple Intellegences dalam Kegiatan Pengembangan pada AUDPENDIDIKANADALAHPENT
 
Multiple Intellegences pada Anak Usia Dini
Multiple Intellegences pada Anak Usia DiniMultiple Intellegences pada Anak Usia Dini
Multiple Intellegences pada Anak Usia DiniPENDIDIKANADALAHPENT
 
Pembelajaran dan Penilaian Hasil Belajar
Pembelajaran dan Penilaian Hasil BelajarPembelajaran dan Penilaian Hasil Belajar
Pembelajaran dan Penilaian Hasil BelajarPENDIDIKANADALAHPENT
 
Penyusunan Program Pembelajaran Individual
Penyusunan Program Pembelajaran IndividualPenyusunan Program Pembelajaran Individual
Penyusunan Program Pembelajaran IndividualPENDIDIKANADALAHPENT
 
Konsep Dasar Program Pembelajaran Individual
Konsep Dasar Program Pembelajaran IndividualKonsep Dasar Program Pembelajaran Individual
Konsep Dasar Program Pembelajaran IndividualPENDIDIKANADALAHPENT
 

More from PENDIDIKANADALAHPENT (20)

Ppt 4 masyarakat
Ppt 4   masyarakatPpt 4   masyarakat
Ppt 4 masyarakat
 
Pribadi yesus kristus
Pribadi yesus kristusPribadi yesus kristus
Pribadi yesus kristus
 
Pribadi Manusia
Pribadi ManusiaPribadi Manusia
Pribadi Manusia
 
Layanan Dasar bimbingan Konseling ABK
Layanan Dasar bimbingan Konseling ABKLayanan Dasar bimbingan Konseling ABK
Layanan Dasar bimbingan Konseling ABK
 
Konsep Dasar Bimbingan Konseling
Konsep Dasar Bimbingan KonselingKonsep Dasar Bimbingan Konseling
Konsep Dasar Bimbingan Konseling
 
Akomodasi Kurikulum
Akomodasi KurikulumAkomodasi Kurikulum
Akomodasi Kurikulum
 
Konsep Asesmen
Konsep AsesmenKonsep Asesmen
Konsep Asesmen
 
Konsep Identifikasi
Konsep IdentifikasiKonsep Identifikasi
Konsep Identifikasi
 
Keberagaman Peserta Didik
Keberagaman Peserta DidikKeberagaman Peserta Didik
Keberagaman Peserta Didik
 
Konsep Pendidikan Inklusif
Konsep Pendidikan InklusifKonsep Pendidikan Inklusif
Konsep Pendidikan Inklusif
 
Publikasi Video Pembelajaran Menggunakan Youtube
Publikasi Video Pembelajaran Menggunakan Youtube Publikasi Video Pembelajaran Menggunakan Youtube
Publikasi Video Pembelajaran Menggunakan Youtube
 
Praktek Penyusunan Strategi Pembelajaran AUD Berbasis Kecerdasan Majemuk
Praktek Penyusunan Strategi Pembelajaran AUD Berbasis Kecerdasan MajemukPraktek Penyusunan Strategi Pembelajaran AUD Berbasis Kecerdasan Majemuk
Praktek Penyusunan Strategi Pembelajaran AUD Berbasis Kecerdasan Majemuk
 
Perbedaan Kegiatan Pengembangan Berbasis Bidang Pengembangan dan Berbasis Mul...
Perbedaan Kegiatan Pengembangan Berbasis Bidang Pengembangan dan Berbasis Mul...Perbedaan Kegiatan Pengembangan Berbasis Bidang Pengembangan dan Berbasis Mul...
Perbedaan Kegiatan Pengembangan Berbasis Bidang Pengembangan dan Berbasis Mul...
 
Pentingnya Multiple Intellegences dalam Kegiatan Pengembangan pada AUD
Pentingnya Multiple Intellegences dalam Kegiatan Pengembangan pada AUDPentingnya Multiple Intellegences dalam Kegiatan Pengembangan pada AUD
Pentingnya Multiple Intellegences dalam Kegiatan Pengembangan pada AUD
 
Multiple Intellegences pada Anak Usia Dini
Multiple Intellegences pada Anak Usia DiniMultiple Intellegences pada Anak Usia Dini
Multiple Intellegences pada Anak Usia Dini
 
Mengenal Kecerdasan Majemuk
Mengenal Kecerdasan MajemukMengenal Kecerdasan Majemuk
Mengenal Kecerdasan Majemuk
 
Pembelajaran dan Penilaian Hasil Belajar
Pembelajaran dan Penilaian Hasil BelajarPembelajaran dan Penilaian Hasil Belajar
Pembelajaran dan Penilaian Hasil Belajar
 
Penyusunan Program Pembelajaran Individual
Penyusunan Program Pembelajaran IndividualPenyusunan Program Pembelajaran Individual
Penyusunan Program Pembelajaran Individual
 
Akomodasi Kurikulum
Akomodasi KurikulumAkomodasi Kurikulum
Akomodasi Kurikulum
 
Konsep Dasar Program Pembelajaran Individual
Konsep Dasar Program Pembelajaran IndividualKonsep Dasar Program Pembelajaran Individual
Konsep Dasar Program Pembelajaran Individual
 

Recently uploaded

Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptYanseBetnaArte
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 

Recently uploaded (20)

Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 

Ppt 3 gereja

  • 2. Paham- Paham tentang Gereja Gereja Sebagai Umat Allah Istilah Umat Allah sudah digunakan dalam Perjanjian Lama, yang dimunculkan dan dihidupkan kembali oleh Konsili Vatikan II. Umat Allah selalu merupakan pilihan dan panggilan. Umat Allah adalah bangsa terpilih, bangsa terpanggil. Umat Allah dipanggil dan dipilih untuk sesuatu, yakni untuk Tuhan dan dunia. Ia dipilih untuk menjadi milik Allah dan ikut serta menyelamatkan dunia ini. Umat Allah dipersatukan dengan Allah melalui satu perjanjian. Umat Allah harus taat kepada perintah-perintah Allah dan Allah akan setia pada janji-janji-Nya. Hal ini berlaku untuk Umat Allah dalam Perjanjian Lama dan juga Umat Allah dalam Perjanjian Baru.
  • 3. Paham- Paham tentang Gereja Makna Gereja sebagai Umat Allah Kita sudah melihat bahwa Gereja sering diartikan sebagai suatu umat atau menurut istilah Konsili Vatikan II: Umat Allah. Istilah Umat Allah sebenarnya sudah kuno, sudah dipakai sejak dalam Perjanjian Lama. Kemudian, istilah tersebut dihidupkan dan dipopulerkan lagi oleh Konsili Vatikan II. Gereja sungguh merupakan Umat Allah yang sedang dalam perjalanan menuju ke rumah Bapa. Pengertian Gereja sebagai Umat Allah sungguh dimunculkan tepat pada waktunya, karena pada abad-abad terakhir Gereja sudah menjadi sangat organisatoris dan struktural-hierarkis.
  • 4. Paham- Paham tentang Gereja Dasar dan Konsekuensi Gereja Yang Mengumat Kita masing-masing secara pribadi dipanggil untuk melibatkan diri secara penuh dalam kehidupan Umat Allah. Atau secara singkat dapat dikatakan bahwa kita harus MENGUMAT. Mengapa? • Hidup mengumat pada dasarnya merupakan hakikat Gereja itu sendiri, sebab hakikat Gereja adalah persaudaraan cinta kasih seperti yang dicerminkan oleh hidup Umat Perdana • Dalam hidup mengumat banyak karisma dan rupa-rupa karunia dapat dilihat, diterima, dan digunakan untuk kekayaan seluruh Gereja • Dalam hidup mengumat, semua orang yang merasa menghayati martabat yang sama akan bertanggung jawab secara aktif dalam fungsinya masing-masing untuk membangun Gereja dan memberi kesaksian kepada dunia
  • 5. Paham- Paham tentang Gereja Konsekuensi dari Gereja yang mengumat Konsekuensi bagi pimpinan Gereja (hierarki) - Menyadari fungsi pimpinan sebagai fungsi pelayanan. Pimpinan bukan di atas umat, tetapi di tengah umat. - Harus peka untuk melihat dan mendengar karisma dan karunia-karunia yang tumbuh di kalangan umat. - Mengoptimalkan karunia-karunia yang tumbuh di kalangan umat untuk membangun Umat Allah. Konsekuensi bagi setiap anggota umat awam - Menyadari dan menghayati persatuannya sebagai Umat Allah. Orang tidak dapat menghayati kehidupan imannya secara individu saja. - Aktif dalam kehidupan mengumat, menggunakan segala karisma, karunia, dan fungsi yang dipercayakan kepadanya untuk kepentingan dan misi Gereja di tengah masyarakat. Semua bertanggung jawab dalam hidup dan misi Gereja. Konsekuensi hubungan awam dan hierarki Paham Gereja sebagai Umat Allah jelas membawa konsekuensi dalam hubungan antara hierarki dan kaum awam. Kaum awam bukan pelengkap melainkan partner/rekan hierarki dalam membangun Umat Allah.
  • 6. Paham- Paham tentang Gereja Gereja Sebagai Persekutuan Yang Terbuka Sebagaimana paham tentang Gereja sebagai Persekutuan Umat Allah itu muncul disebabkan antara lain oleh paham dan penghayatan Gereja institusional yang berkembang sebelum Konsili Vatikan II yang terlalu menekankan segi organisatoris dan struktural hierarkis piramidal. Gereja yang institusional dan hierarkis piramidal sangat menonjol dalam hal:  organisasi dan struktur Gereja;  kepemimpinan tertahbis (hierarki);  hukum dan peraturan-peraturan;  sikap triumfalistik dan tertutup.  Sebaliknya, Gereja sebagai persekutuan umat lebih menampakkan:  persaudaraan antar-umat;  keterlibatan semua anggota umat dalam hidup menggereja, baik sebagai hierarki dan biarawan-biarawati, maupun umat/awam;  peranan hati nurani dan tanggung jawab setiap anggota umat;  semangat kemiskinan/kesederhanaan dan sikap terbuka, berdialog dengan kalangan mana saja.
  • 7. Sifat-sifat Gereja Dalam doa syahadat (credo), kita mengakui Gereja yang satu, kudus, katolik, dan apostolik. Apakah artinya? Untuk memahami sifat-sifat Gereja tersebut, pertama-tama kita harus memahami bahwa Gereja kita adalah ilahi sekaligus insani, berasal dari Yesus dan berkembang dalam sejarah. Sifat-sifat Gereja itu bersifat dinamis dan harus diperjuangkan; tidak sekali jadi dan statis. Sifat atau ciri Gereja beserta artinya, lambat laun menjadi jelas bagi Gereja itu sendiri. Keempat sifat Gereja tersebut (satu, kudus, katolik, dan apostolik) kait-mengait dan bukan merupakan rumus yang siap pakai. Gereja memahaminya dengan merefleksikan dirinya sendiri serta karya Roh di dalam dirinya.
  • 8. Sifat-sifat Gereja Gereja Yang Satu Gereja itu satu, karena dalam Gereja ada kesatuan iman, pimpinan, kebaktian, dan kehidupan sakramental. Konsili Vatikan II menyatakan bahwa: Pola dan prinsip terluhur misteri kesatuan Gereja ialah kesatuan Allah yang tunggal dalam tiga pribadi, Bapa, Putra, dan Roh Kudus (UR 2). Kesatuan ini tidak sama dengan uniformitas, karena di luar bidang esensial Injili, Gereja menghayati keanekaragaman. Gereja bersifat fleksibel dan dinamis. Perwujudan Kesatuan Gereja Kesatuan Gereja pertama-tama harus diwujudkan dalam persekutuan konkret antara orang beriman yang hidup bersama dalam satu negara atau daerah yang sama. Tuntutan zaman dan tantangan masyarakat merupakan dorongan kuat untuk menggalang kesatuan iman dalam menghadapi tugas bersama. Kesatuan Gereja terarah kepada kesatuan yang jauh melampaui batas-batas Gereja dan terarah kepada kesatuan semua orang yang “berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni”
  • 9. Sifat-sifat Gereja Memperjuangkan kesatuan Gereja Usaha-usaha yang dapat kita galakkan untuk menguatkan persatuan kita ke dalam:  Aktif berpartisipasi dalam kehidupan bergereja.  Setia dan taat kepada persekutuan umat, termasuk hierarki, dsb. Usaha-usaha yang dapat kita galakkan untuk menguatkan persatuan “antar-Gereja?”:  Lebih bersifat jujur dan terbuka kepada satu sama lain. Lebih melihat kesamaan daripada perbedaan.  Mengadakan berbagai kegiatan sosial dan peribadatan bersama, dsb.
  • 10. Sifat-sifat Gereja Gereja yang Kudus Gereja itu kudus atau suci, karena sumber dari mana Gereja berasal, ke mana arah yang dituju Gereja, dan unsur- unsur Ilahi yang ada di dalam Gereja adalah kudus. Kekudusan Gereja bersumber dari kekudusan Kristus. Gereja menerima kekudusan sebagai anugerah dari Allah dalam Kristus oleh iman. Kekudusan Gereja tidak datang dari Gereja itu sendiri, tetapi datang dari Allah dan dipersatukan dengan Kristus oleh Roh Kudus. Kristus ada dalam Gereja dan selalu menyertai Gereja sampai akhir zaman.
  • 11. Sifat-sifat Gereja Memperjuangkan kekudusan Gereja Kekudusan Gereja mengalir dari kesatuannya dengan Kristus. Gereja menerima kekudusan sebagai anugerah dari Allah dalam Kristus oleh iman. Kekudusan tidak datang dari dirinya sendiri, tetapi dari Allah yang mempersatukan Gereja dengan Kristus dalam Roh Kudus. Hal yang dapat perjuangkan untuk kekudusan anggota-anggota Gereja adalah:  Saling memberi kesaksian untuk hidup sebagai putra-putri Allah  Memperkenalkan anggota-anggota Gereja yang sudah hidup secara heroik untuk mencapai kekudusan.  Merenungkan dan mendalami Kitab Suci, khususnya ajaran dan hidup Yesus, yang merupakan pedoman dan arah hidup kita, dsb.
  • 12. Sifat-sifat Gereja Gereja Yang Katolik Gereja bersifat katolik artinya bahwa Gereja itu bersifat universal, terbuka untuk umum, terbuka terhadap semua orang, suku, golongan dan sebagainya. Gereja dipanggil untuk menghormati kebudayaan, adat istiadat, bahkan agama mana pun. Oleh karena itu, orang Katolik diharapkan berjuang untuk kepentingan, kesejahteraan umum, memajukan nilai-nilai luhur dan memperjuangkan satu dunia yang lebih baik untuk seluruh umat manusia. Gereja bersifat katolik berarti terbuka bagi dunia, tidak terbatas pada tempat tertentu, bangsa dan kebudayaan tertentu, waktu atau golongan masyarakat tertentu. Kekatolikan Gereja tampak dalam:  Rahmat dan keselamatan yang ditawarkannya.  Iman dan ajaran Gereja yang bersifat umum, dapat diterima dan dihayati oleh siapa pun juga.
  • 13. Sifat-sifat Gereja Mewujudkan kekatolikan Gereja Gereja bersifat universal atau umum. Ia bersifat terbuka. Oleh sebab itu perlu diusahakan antara lain:  Sikap terbuka dan menghormati kebudayaan, adat-istiadat, bahkan agama bangsa mana pun.  Bekerja sama dengan pihak mana pun yang berkehendak baik untuk mewujudkan nilai-nilai yang luhur di dunia ini.  Selalu berusaha untuk memprakarsai dan memperjuangkan suatu dunia yang lebih baik untuk umat manusia.  Untuk setiap orang kristiani diharapkan memiliki jiwa besar dan keterlibatan penuh dalam kehidupan bermasyarakat, sehingga kita dapat memberi kesaksian bahwa “katolik” artinya terbuka untuk apa saja yang baik dan siapa yang berhendak baik.
  • 14. Sifat-sifat Gereja Gereja yang Apostolik Gereja yang apostolik berarti Gereja yang berasal dari para rasul dan tetap berpegang teguh pada kesaksian iman mereka, yang mengalami secara dekat peristiwa Yesus. Kesadaran bahwa Gereja “dibangun atas dasar para rasul dan para nabi dengan Yesus Kristus sebagai batu penjuru “ sudah ada sejak zaman Gereja Perdana. Gereja itu apostolik karena Gereja berhubungan dengan para rasul yang diutus oleh Yesus Kristus. Hubungan itu tampak dalam:  Legitimasi fungsi dan kuasa hierarki dari para rasul. Fungsi dan kuasa hierarki diwariskan dari para rasul.  Ajaran-ajaran Gereja diturunkan dan berasal dari kesaksian para rasul.  Ibadat dan struktur Gereja pada dasarnya berasal dari para rasul.
  • 15. Sifat-sifat Gereja Mewujudkan keapostolikan Gereja Keapostolikan Gereja tidak berarti Gereja sekarang hanya merupakan copy dari Gereja para rasul. Gereja harus senantiasa menafsirkan dan mengevaluasi situasi konkret berpangkal pada sikap iman Gereja para rasul. Usaha untuk mewujudkan keapostolikan Gereja antara lain:  Setia dan menghayati Injil, sebab Injil merupakan kesaksian iman para rasul.  Menafsirkan dan mengevaluasi situasi konkret kita dalam terang Injil  Setia dan loyal kepada hierarki sebagai pengganti para rasul.
  • 16. Kenaggotaan Gereja Hierarki Gereja sebagai persekutuan umat mempunyai struktur kepemimpinan (hierarki). Untuk menggembalakan dan mengembangkan Umat Allah, Kristus Tuhan dalam Gereja-Nya mengadakan aneka pelayanan yang tujuannya demi kesejahteraan seluruh Umat Allah. Sebab, para pelayan yang mempunyai kekuasaan kudus, melayani saudara-saudara mereka supaya semua yang termasuk Umat Allah, dengan bebas dan teratur bekerja sama untuk mencapai tujuan tadi, dan dengan demikian mencapai keselamatan.
  • 17. Kenaggotaan Gereja Struktur kepemimpinan dalam Gereja Struktur kepemimpinan (hierarki) dalam Gereja: • Paus • Uskup • Imam • Diakon NB: Kardinal bukan jabatan hierarkis dan tidak termasuk dalam struktur hierarki. Kardinal adalah penasihat utama Paus dan membantu Paus terutama dalam reksa harian seluruh Gereja. Para Kardinal membentuk suatu dewan Kardinal. Jumlah dewan yang berhak memilih Paus dibatasi usia 80 tahun ke bawah. Seorang Kardinal dipilih oleh Paus dengan bebas.
  • 18. Kenaggotaan Gereja Corak kepemimpinan dalam Gereja • Kepemimpinan dalam Gereja merupakan suatu panggilan khusus, di mana campur tangan Tuhan merupakan unsur yang dominan. • Kepemimpinan dalam Gereja bersifat mengabdi dan melayani dalam arti semurni-murninya, walaupun ia sungguh mempunyai wewenang yang berasal d • Kepemimpinan hierarki berasal dari Tuhan, maka tidak dapat dihapus oleh manusia. ari Kristus sendiri.
  • 19. Sakramen-Sakramen Gereja Pada saat-saat penting dalam hidup, Kristus menyertai umat-Nya. Kehadiran Kristus ini dirayakan dalam ketujuh sakramen. 1. Sakramen Permandian (tanda iman) 2. Sakramen Penguatan (tanda kedewasaan iman) 3. Sakramen Tobat 4. Sakramen Ekaristi 5. Sakramen Perminyakan Orang Sakit 6. Sakramen Pernikahan 7. Sakramen Imamat Pelantikan para pelayan itu dirayakan, disahkan dan dinyatakan dalam tahbisan (sakramen imamat).
  • 20. Panca Tugas Gereja Dalam kehidupan menggereja terdapat lima atau panca tugas Gereja yaitu 1. Gereja Yang Menguduskan (Liturgia) 2. Gereja yang mewartakan (kerygma) 3. Gereja yang membina persekutuan (koinonia) 4. Gereja yang memberi kesaksian (martyria) 5. Gereja yang melayani (diakonia).
  • 21. Maria Bunda Allah dan Bunda Gereja Perawan Maria Sebagai Bunda Allah Penegasan-penegasan dan kesaksian Alkitabiah yang berbicara secara langsung Maria sebagai Bunda Allah (Theo-tokos) tidak Tampak, hanya secara eksplisit. Namun ungkapan Maria sebagai Bunda Allah dapat dicermati dengan melihat teks-teks Kitab Suci. Maria sebagai Bunda Gereja Konsili Vatikan II dalam Konstitusi Dogmatis tentang Gereja, Lumen Gentium, mengajarkan: “Ia [Maria] dianugerahi kurnia serta martabat yang amat luhur, yakni menjadi Bunda Putera Allah, maka juga menjadi Puteri Bapa yang terkasih dan kenisah Roh Kudus. Karena anugerah rahmat yang sangat istimewa itu ia jauh lebih unggul dari semua makhluk lainnya, baik di sorga maupun di bumi. Namun sebagai keturunan Adam, ia termasuk golongan semua orang yang harus diselamatkan. Bahkan “ia [Maria] memang Bunda para anggota (Kristus). Karena dengan cinta kasih ia menyumbangkan kerjasamanya, supaya dalam Gereja lahirlah kaum beriman, yang menjadi anggota Kepala itu”. Oleh karena itu ia menerima salam sebagai anggota Gereja yang serba unggul dan sangat istimewa, pun juga sebagai pola-teladannya yang mengagumkan dalam iman dan cinta kasih. Menganut bimbingan Roh Kudus Gereja Katolik menghadapinya penuh rasa kasih- sayang sebagai bundanya yang tercinta.” (Lumen Gentium 53)