Dokumen tersebut membahas tentang sifat-sifat Gereja yaitu satu, kudus, katolik, dan apostolik. Untuk mewujudkan kesatuan, anggota gereja diimbau untuk taat pada hierarki dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan gereja. Mewujudkan sifat kudus dilakukan dengan mencontoh Kristus dan mengenal orang-orang kudus. Sifat katolik dicapai dengan bersikap terbuka dan bekerjas
3. Satu iman
Satu kehidupan sakramental
Satu pengharapan
Satu cinta kasih
Satu warisan apostolik dalam
hierarki:
paus,
uskup,
imam,
diakon
4. Kesatuan Gereja harus diwujudkan
Dalam persekutuan secara konkret
Bagaimana Cara
Mewujudkannya ?
5. Untuk persatuan Internal Gereja
Katolik :
Aktif berpartisipasi dalam hidup
Menggereja
Mengikuti kegiatan di
Paroki dan lingkungan
Setia dan taat pada
Persekutuan umat
Taat pada Hierarki :
Paus, Uskup, Imam,Diakon
6. UNTUK PERSATUANANTAR
GEREJA:
Jujur dan terbuka
Lebih melihat persamaan
daripada perbedaan
Mengadakan :
Berbagai kegiatan sosial
secara bersama-sama
Berbagai peribadatan; Natal
Paskah secara bersama
9. Karena Gereja adalah Kudus
Maka setiap anggotanya di
Panggil untuk hidup kudus
Bagaimana cara
mewujudkannya ?
10. Berusaha hidup semakin
menyerupai Kristus
Saling memberi kesaksian
hidup
Mengenal “Heroisme” orang-
orang yang hidup kudus
Merenungkan dan mendalami
Kitab Suci
Bertekun dalam mengolah
hidup rohani dan doa
12. Yang bersifat Katolik bukan
Hanya institusi Gereja,
namun juga setiap
anggotanya.
Bagaimana cara
mewujudkannya ?
13. Bersikap terbuka dan
Menghormati :
Budaya, adat istiadat dan
Agama bangsa manapun
bekerjasama dengan semua pihak
yang berkehendak baik.
selalu memperjuangkan dunia
yang lebih baik.
Berjiwa besar,
terlibat dalam hidup bermasyarakat
14. APOSTOLIK
Didirikan atas dasar Para Rasul
Meneruskan ajaran dan kesaksian
Para Rasul
Ibadat dan strukturnya
diajarkan, dikuduskan,
dan dibimbing oleh pengganti
para rasul
16. Setia pada ajaran para rasul dan Injil
Menafsirkan dan mengevaluasi
situasi konkret zaman kita dengan
berpangkal pada sikap iman Gereja
para rasul
Setia dan loyal kepada hierarki
sebagai pengganti para rasul