Dokumen tersebut membahas tentang konsep asesmen dan berbagai metode yang dapat dilakukan untuk menilai perkembangan anak, baik aspek akademik maupun non-akademik. Termasuk didiskusikan tujuan asesmen, jenis-jenis asesmen, dan contoh aktivitas penilaian untuk mengukur berbagai aspek perkembangan anak.
2. – Fasilitator menjelaskan tujuan, indikator dan skenario pembelajaran materi konsep
identifikasi anak berkebutuhan khusus.
– Peserta dibagi ke dalam kelompok (jumlah kelompok menyesuaikan dengan aktivitas
sebelumnya).
– Fasilitator dan peserta melakukan brainstorming mengenai asesmen.
– Fasilitator menayangkan video mengenai asesmen dan membahas tayangan tersebut
dengan peserta.
– Peserta berdiskusi dalam kelompok selama 20 menit dan membuat contoh aktivitas
yang dapat dilakukan untuk mengukur aspek akademik dan nonakademik (setiap
kelompok mendapat aspek yang berbeda satu sama lain).
– Peserta menuliskan hasil dan menempelkannya di dinding kemudian melakukan
window shopping.
– Fasilitator memberikan penguatan.
3. Asesmen
– berbagai prosedur yang digunakan untuk memperoleh infomasi
mengenai seseorang (Psychological Testing, 1995).
– proses mengumpulkan, menginterpretasi, dan mensintesa
informasi untuk membuat keputusan-keputusan, memberi umpan
balik pada peserta didik mengenai progres mereka dan kekuatan
serta kelemahannya, menilai efektifitas pembelajaran dan
menginformasikan kebijakan dalam pendidikan
– membuat keputusan-keputusan berkaitan dengan permasalahan
peserta didiknya
5. Pemilihan tugas
• pertanyaan-
pertanyaan
• Aktivitas/tugas
Mengamati
respon
• Pengamatan
respon,
produk,
• mengobservasi
bukanlah
pengambilan
kesimpulan
Membuat
kesimpulan
• membuat
kesimpulan
mengenai
individu
• untuk
menentukan
perkembangan
individu
6. Tujuan asesmen
– screening, referal, klasifikasi, perencanaan pembelajaran dan monitoring kemajuan
(Lerner).
Sementara Berliner menyebutkan empat tujuan asesmen, yaitu:
– membuat keputusan mengenai peserta didik.
– memberi umpan balik kepada peserta didik umpan balik mengani kemajuan yang
dicapai beserta kekuatan dan kelemahannya.
– menilai efektifitas pembelajaran.
– membuat kebijakan pendidikan.
7. Akademik
• Membaca
• Menulis
• Berhitung
Non akademik
(perkembangan)
• Motorik
• Sosial-emosional
• Bahasa dan komunikasi
• Persepsi
8. membaca
• Pra
membaca
• membaca
menulis
• Pra
menulis
• menulis
berhitung
• Pra
berhitung
• berhitung
Pra :
keterampilan awal –
biasanya
berhubungan dengan
usia perkembangan
Membaca/menulis/berhitung:
Bisa disesuaikan dengan
keterampilan yang mengacu
pada kurikulum
9. Pra membaca
– Menghubungkan bunyi dengan huruf dan mengenali bunyi awal dan akhir pada kata.
– Bisa mengikuti kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan bunyi irama.
– Menggunakan pemahaman mengenai bunyi huruf dalam membaca dan menulis kata
sederhana.
– Memiliki minat terhadap buku.
– Memahami bahwa setiap tulisan mengandung pesan.
– Menunjukkan pemahaman terhadap elemen-elemen cerita seperti tokoh utama, urutan
kejadian, awal dan akhir cerita.
– Mencoba membuat berbegai tanda dan terkadang memberi makna atau arti terhadap
tanda yang dibuat.
– Dapat memegang pensil dengan benar untuk menuliskan huruf yang sudah diketahui.
– Menelusuri bentuk dengan tepat.
– Mengenal nama-nama angka.
– Memahami makna dalam sebuah frasa atau kalimat sederhana.
10. Membaca
– mengukur kemampuan seorang anak dalam membaca kata baik yang sering
digunakan mauapun tidak, memahami kalimat atau bacaan
Kata bergradasi
Bacaan informal
Prosedur cloze
dll
11. Pra menulis
– meraih, meraba, memegang, dan melepas benda.
– mencari perbedaan atau persamaan berbagai obyek, bentuk, warna dan
ukuran.
– orientasi ruang dan arah (kiri-kanan; atas-bawah; depan-belakang).
12. Menulis
– Memegang pensil dengan benar.
– Arah menulis (dari kiri ke kanan).
– Posisi kertas/buku.
– Posisi duduk siswa.
– Jarak mata dengan kertas/buku.
– Kondisi siswa saat menulis (tegang,
frustrasi, emosional).
– Sikap yang ditunjukkan siswa (negatif,
bosan, mengganggu).
Menulis melibatkan proses
kompleks yang mencakup
simbolisasi
kualitas menulis anak dan kesalahan-
kesalahan menulis
13. Klasifikasi
• pengkategorisasian obyek menurut sifat-sifat
• prinsip dalam aritmatika bahwa hanya benda atau kelompok yang sama yang dapat
dijumlahkan
Ordering dan seriasi
• kemampuan mengurutkan obyek berdasarkan tipe atau pola tertentu sehingga ada
pemetaan hubungan dari urutan
• menyusun obyek berdasarkan ukurannya
Korespondensi
• memahami jumlah satu set obyek pada suatu tempat adalah sama banyaknya dengan satu set
obyek pada tempat yang lain tanpa menghiraukan karakteristik obyek tersebut
• hubungan antara isi/nilai dengan lambang bilangan
Konservasi
banyaknya obyek dalam satu tempat atau satu kelompok akan tetap konstan meskipun
letaknya berubah
14. Berhitung
– Operasi matematika
– Guru perlu mengamati pola-pola kesalahan yang dilakukan anak
sehingga dapat ditelusuri aspek yang belum dipahami sehingga
guru dapat memberikan intervensi atau stimulasi yang tepat sesuai
dengan kebutuhan pengembangan anak.