Paper ini membahas peran penting Roh Kudus dalam pertumbuhan gereja. Roh Kudus memberikan kuasa kepada para murid Yesus untuk menyebarkan Injil sehingga berdampak pada pertumbuhan jemaat secara signifikan. Pertumbuhan gereja juga dipengaruhi oleh fokus pelayanan kepada Kristus, penggunaan firman Tuhan, doa, dan kepemimpinan yang baik.
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Dogma iv....paper peran Roh Kudus dalam Gereja
1. PAPER
PERAN ROH KUDUS DALAM GEREJA
“PERTUMBUHAN GEREJA”
TUGAS DOGMATIKA IV
Dibuat Oleh:
KALEB O.M ALEHADE
20178613
STT MAWAR SARON LAMPUNG
Juni, 2020
2. KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat
dan rahmat-Nya sehingga paper ini dapat tersusun hingga selesai, tidak lupa Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dosen “Rudi R. Walean. M.Th” yang telah
memberikan tugas ini dan atas bantuan dari pihak yang telah berpartisipasi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya dari berbagai sumber yang ada.
Harapan Penulis semoga dalam paper Dogmatika IV yang berjudul “Peran Roh
Kudus Dalam Gereja – Pertumbuhan Gereja” dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, bagaimana peranan Roh Kudus dalam gereja sangatlah penting, khususnya
dalam pertumbuhan gereja. Dalam hal ini gereja semakin bertumbuh dan kerohanian jemaat
yang semakin dewasa dalam Tuhan. Oleh karena itu, Penulis sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan Paper, agar kedepannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isinya agar menjadi lebih baik lagi dan tentunya
berguna bagi kita semua.
Lampung, Juni 2020
Penyusun
3. BAB I
PENDAHULUAN
Di akhir zaman ini, Tuhan sedang meluaskan kerajaan-Nya melalui melalui gereja-
Nya. Gereja pada hakikatnya adalah jiwa-jiwa atau manusia sebab semua kehidupan dan
gerejapun dimengerti oleh faktor manusia; Mulai dari pemimpin, jemaat dan hubungan antara
keduanya. Bagaimana pengaruh pemimpin dan jemaat dalam pertumbuhan gereja. Hubungan
yang dinamis antara keduanya akan menjadi kekuatan yang khusus dalam pertumbuhan
gereja. Kepemimpinan pengembalaan yang kuat secara teratur ditegaskan sebagai faktor
pertumbuhan yang positif. Gereja tidak dapat bertumbuh dengan baik tanpa gabungan dari
kedua-duanya. Banyak gembala yang tidak mengerti tanggung-jawab kepemimpinan yang
diberikan oleh Allah kepada mereka. Meskipun mereka meyadarinya, banyak tidak bisa
memimpin gereja mereka kearah pertumbuhan karena mereka tidak tahu bagaimana
bekerjasama dengan gembala pertumbuhan gereja atau gereja lain.
Gereja-gereja yang tetap kecil untuk beberapa saat bukan karena model mininya
gereja-gereja besar, tetapi mereka mempunyai sifat-sifat yang berbeda. Perbedaan utama
terletak pada hubungan antara sesama pribadi. Di dalam gereja kecil tidak memiliki orang-
orang asing, sebab setiap orang tentunya mengenal satu dengan yang lain. Situasi sosialnya
pun dapat diduga-duga sehingga terciptanya suasana yang menyenangkan. Mempertahankan
nilai ini dengan mempertahankan keadaan gereja seperti itu menjadi prioritas yang terutama
dalam kehidupan banyak anggota gereja. Beberapa gereja kecil mungkin rela mengorbankan
keintiman mereka dan pertumbuhan gereja tetapi tetap tidak bisa karena keadaan sosial yang
kurang mendukung mereka. Bahkan ada gereja-gereja lain yang bertumbuh dengan cara
berdiam diri saja, gereja tersebut memiliki pelayanan utamanya di lingkungan dimana sering
terjadi perpindahan penduduk.
4. BAB II
PEMBAHASAN
Sungguh sesuatu kemuliaan dan sukacita yang besar menerima Roh Kudus dalam
hidup kita. Seperti dalam Kisah Para Rasul 1:8 dan Lukas 24:49, setelah Tuhan Yesus berkata
demikian barulah Ia naik ke Surga kepada Bapa-Nya dan meninggalkan para pengikut-Nya
dengan tugas memberitakan Injil pada dunia. Roh Kudus akan memberikan hidup yang
berkelimpahan kepada kita seperti yang dijanjikan Tuhan Yesus bagi setiap orang percaya.
Namun, ia juga berkata kepada murid-murid-Nya untuk tidak pergi sebelum menerima kuasa
untuk melakukannya dan kuasa yang dimaksudkan-Nya, dalam bahasa Yunani Dunamis,
yang hanya berasal dari satu sumber yaitu Roh Kudus. Zaman sekarang kita melihat
kurangnya kerohanian Gereja di masa kini, dimana gereja telah meninggalkan sumber aslinya
sehingga hanya menciptakan berbagai macam program dan skema buatan manusia. Jumlah
jemaat yang hadir pada kebaktian hari minggu pun telah jauh berkurang, bahkan tidak
merasakan suasana ibadah yang sesungguhnya lagi.
Pada hari Pentakosta, ketika 120 orang yang dipenuhi dengan Roh Kudus, kemudian
3000 orang bertobat sebagai hasil khotbah (Kis. 2:41), dan dilanjuti dengan 5000 orang
diselamatkan sebagai hasil khotbah Petrus yang kedua (Kis. 4:4). Semuanya ini
menggambarkan suatu pekerjaan yang luar biasa, dimana Roh kudus turut bekerja di
dalamnya. Petrus menerima Dunamis, ia telah memiliki sejumlah 8000 orang percaya hanya
dengan dua kali berkhotbah. Apa yang menimbulkan perbedaan di dalam kehidupan Petrus ?
Itu adalah Dunamis yang telah ia terima seperti yang dinubuatkan Tuhan Yesus di dalam
Kisah Para Rasul 1:8 “ Kamu akan menerima kuasa (dunamis) kalau Roh Kudus turun ke
atasmu. Adalah kehendak Allah bila para murid-Nya dipenuhi oleh Roh Kudus, sehingga
mereka mempunyai perlengkapan khusus untuk menolong mereka mencapai pekerjaan-
pekerjaan sehingga sesuatu yang luar bisa terjadi “mujizat-mujizat”. Oleh karena itu, Dia
memberikan kuasa (dunamis) untuk melakukan misi mereka. Begitu juga dengan Rasul
Paulus dalam pelayanannya selalu mengandalkan Kuasa Roh Kudus sehingga ia tetap kuat
dalam melayani Tuhan, dan lain sebagainya.
5. Teologi Pertumbuhan Gereja
Salah satu aspek yang selalu menjadi pusat perhatian dalam perjalanan sejarah
pelayanan gereja ialah menyangkut apa yang disebut dengan pertumbuhan gereja, perhatian
gereja akan tertuju dan terarah pada konsep defenitif mengenai pertumbuhan gereja yakni
berhubungan dengan mutlipikasi jumlah anggota jemaat dan peneguhan kualitas iman
anggota jemaat. Berbicara mengenai pertumbuhan gereja maka pada prinsipnya merupakan
kajian eklesiologi, yang terlihat dari aksi-aksi gereja dengan strategi khusus untuk
menciptakan pertumbuhan gereja secara signifikan. Struktur dasar teologi pertumbuhan
gereja selalu menyentuh dimensi teologi misi dan sosial.
Alkitab sebagai prinsip dasar dalam pengembangan teologi pertumbuhan gereja,
dengan kajian bahwa; teologi harus dipahami sebagai usaha sadar manusia yang
merefleksikan pengenalannya tentang Allah dan hubungannya dengan manusia secara
koseptual tepat dan benar berdasarkan firman Tuhan. Kemudian misi harus dipahami sebagai
implementasi dari mandat penginjilan (Mat. 28:19-20) yang menyatakan tugas dan panggilan
gereja untuk melakukan aksi-aksi penginjilan. Serta realitas sosial harus dipahami sebagai
objek pelayanan gereja dan didalamnya aktualisasi teologi dan misi yang harus
diimplementasikan ke dalam realitas kehidupan manusia. Berbicara tentang teologi
pertumbuhan gereja maka kajian yang kritis mengenai teologi misi dan realitas sosial
merupakan elemen dasar untuk menemukan makna dari teologi pertumbuhan gereja itu
sendiri. Artinya teologi – misi dan tealitas sosial merupakan struktur dasar bangunan teologi
pertumbuhan gereja sehingga tujuan gereja ialah memahami Allah dan kebaikan hati-Nya
yang rindu agar umat-Nya diselamatkan.
Perlu untuk diperhatikan bahwa dalam pemahaman yang sederhana mengenai
pertumbuhan gereja. Gereja dikatakan bertumbuh apabila pertumbuhan tidak hanya
berhubungan dengan iman saja akan tetapi juga pertumbuhan yang berhubungan dengan
tambahnya jumlah jiwa. Pekabaran Injil Kristus harus ditandai dengan dimenangkannya
banyak jiwa yang disertai dengan penanaman gereja baru. Kenyataan ini harus dipahami oleh
setiap gereja sehingga dapat dikatakan sebagai pertumbuhan gereja. Artinya gereja yang
bertumbuh adalah gereja yang secara dinamis memiliki anggota jemaat yang baru dan terus
menerus bertambah secara kontinu (Kis.2:41,47).
6. Rahasia Pertumbuhan Gereja
Setiap gereja-gereja yang digembalakan menghendaaki agar bertumbuh, sehingga
melakukan upaya-upaya yang sistematis dalam rangka mencapai suatu pertumbuhan yang
signifikan. Artinya fakta membuktikan bahwa hampir seluruh gereja berupaya
memformulasikan pendekatan-pendekatan pelayanan yang sesuai dengan tuntutan pelayan itu
sendiri dengan harapan dapat mengalami pertumbuhan. Akan tetapi kebanyakan kegagalan
gereja dalam upaya mewujudkan pertumbuhan gereja yang disebabkan pada kegagalan gereja
mendepankan kajian-kajian Alkitabiah dan mengenai rahasia pertumbuhan gereja. Ada
beberapa dimensi rahasia pertumbuhan gereja, diantaranya sebagai berikut :
Gereja adalah Tubuh Kristus
Pemahaman yang benar mengenai pertumbuhan gereja pertama-tama diawali dengan
suatu kesadaran yang tinggi bahwa gereja adalah Tubuh Kristus dan Kristus adalah kepala-
Nya. Dengan demikian setiap orang harus mengarahkan perhatian seutuhnya kepada Kristus
sebagai kepala Gereja. Artinya Ketika seseorang dipercayakan untuk terlibat aktif di dalam
pelayanan gereja, apalagi dipercayakan Allah sebagai pemimpin jemaat atau gembala
“pendeta” haruslah memiliki kesadaran bahwa, apapun yang ia lakukan kepada gereja sama
seperti ia lakukan untuk Tuhan. Pada sisi lain yang perlu diperhatikan bahwa gereja bukanlah
suatu perkumpulan orang-orang yang bersekutu untuk melakukan arisan, akan tetapi gereja
adalah persekutuan orang-orang yang telah dipanggil dari kegelapan untuk hidup di dalam
terang Allah. Artinya gereja adalah persekutuan bentukan Allah dan manusia yang diarahkan
untuk membangun hubungan yang harmonis dengan Allah dan sesama.
Fokus Pelayanan Adalah Kristus
Gereja akan mengalami pertumbuhan apabila umat manusia diarahkan untuk
menyembah Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat manusia. Ketika umat Allah diarahkan
untuk menyembah Allah dalam Roh dan kebenaran maka kuasa Allah akan mengalir di
dalam kehidupan setiap orang percaya dan Allah berkehendak akan mengutus banyak orang
untuk digembalakan dalam suatu persekutuan. Pada sisi ini setiap orang diarahkan untuk
memahami dengan baik dan benar bahwa kemuliaan Allah adalah tujuan akhir dari setiap
usaha manusia dalam rangka menghadirkan pertumbuhan (I Kor, 3:7-9).
7. Firman Tuhan Sebagai Inti Pemberitaan
Salah satu aspek yang paling penting dalam upaya mewujudkan pertumbuhan gereja
yang signifikan ialah inti dari pemberitaan firman Tuhan. Artinya yang dikatakan dalam
khotbah adalah Firman Allah. Firman yang diberitakan adalah firman yang didasarkan pada
Alkitab. Firman yang perkatakan atau khotbah harus dinamis sehingga menyentuh sendi-
sendi kehidupan manusia adalah khotbah yang menjawab kebutuhan hidup manusia. Karena
itu khotbah atau firman Tuhan yang diperkatakan akan efektif apabila pengkhotbah atau
pelayan Tuhan diurapi oleh Tuhan dan selalu mempersiapkan khotbahnya dengan baik serta
metode yang digunakan mudah diserap adalah khotbah baik dalam bentuk narasi (cerita) atau
mengandung makna teologis sesuai Alkitab sebagai dasar kebenaran firman Tuhan.
Peranan Roh Kudus
Gereja akan mengalami pertumbuhan apabila seluruh elemen di dalam gereja
membiarkan diri untuk dituntun oleh Roh Kudus. Artinya Ketika Tuhan Yesus memberikan
tanggung jawab kepada hamba-hamba-Nya untuk melakukan tugas dan panggilan mereka
mencari jiwa-jiwa yang tersesat maka tugas tersebut akan dilaksanakan dengan baik dan
benar apabila hamba-hamba-Nya dituntun oleh Roh Kudus. Sebab hamba Tuhan juga
diberikan kuasa apabila Roh Kudus hadir dalam kehidupannya dengan demikian akan
memudahkannya menjadi saksi Kristus di dalam penginjilan (Kis. 1:8).
Kuasa Doa
Berbicara tentang doa berarti berbicara mengenai hubungan yang harmonis antara
Allah dan manusia. Hati yang sudah lahir baru merupakan dasar bagi suatu kehidupan doa,
Namun satu hal yang perlu dipahami bahwa hubungan yang harmonis antara Allah dan
manusialah yang menentukan apakah ada kuasa doa di dalam kehidupan orang percaya.
Jelasnya, hubungan yang harmonis dengan Allah yang diwujudkan dalam kehidupan doa
yang benar merupakan syarat bahwa kuasa doa akan berlaku dalam kehidupan orang percaya.
Kuasa doa yang Allah nyatakan di dalam kehidupan manusia harus dimanfaatkan seutuhnya
bagi kemuliaan Allah. Karena hanya orang-orang yang memuliakan Allah sajalah yang
diberikan kuasa doa untuk mendoakan diri sendiri maupun orang lain sehingga mengalami
pembebasan serta hidup dalam kedamaian, ketenangan, sukacita dan akhirnya gereja akan
mengalami pertumbuhan.
8. Kepemimpinan Kristen
Bukanlah rahasia umum lagi bahwa salah satu unsur penting yang menentukan
kesuksesan kerja dalam suatu organisasi ialah kepemimpinan. Artinya kepemimpinan turut
menentukan pertumbuhan suatu gereja. Gereja akan mengalami pertumbuhan apabila
dipimpin oleh pemimpin yang memiliki 3 kriteria; Cakap yakni pemimpin yang visioner-
kreatif dan inovatif, takut akan Tuhan atau memiliki hubungan yang baik dengan Allah,
sebab pemimpin adalah orang yang dapat dipercaya dan mempunyai komitmen. Jadi gereja
akan mengalami pertumbuhan apabila didasarkan pada kepemimpinan yang Alkitabiah
seperti yang dijelaskan dalam Injil Lukas 16:10 dan seterusnya.
Pertumbuhan Gereja adalah kehendak Allah
Dalam hal ini sangat membutuhkan peranan Roh Kudus dalam gereja sebab
pertumbuhan gereja adalah kehendak Allah. Kitab Injil memihak pada pertumbuhan gereja,
Yesus Kristus memutuskan untuk mendelegasikan tanggungjawab itu kepada pengikut-
pengikut-Nya. Pada waktu itu, Ia membandingkan umat yang terhilang dengan ladang tuaian,
sehingga menyuruh murid-murid-Nya untuk “mintalah kepada tuan yang empunya tuaian,
supaya Ia mengirim pekerja-pekerja untuk tuaian itu” (Mat. 9:38). Allahlah yang
mematangkan tuaian seperti juga yang dikatakan oleh rasul Paulus “Aku menanam, Apolos
menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan” (I Kor. 3:6). Tuhan ingin kita juga
untuk menjadi agennya dalam penuaian. Jika kita menaggapi Amanat Agung dengan serius,
maka kita tidak kehilangan titik sentral dalam sejarah kekristenan sebab Tuhan sendiri yang
menyuruh langsung atau sebagai perintah-Nya. Apa yang Allah harapkan dari kita untuk
menggenapi Amanat Agung itu dijelaskan dengan lebih terperinci dalam ayat penutup Injil
Matius, “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam
nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang
telah Kuperintahkan kepadamu” (Mat. 28:19-20).
Banyak macam buah yang dihasilkan dalam kehidupan Orang Kristen yang
bersungguh-sungguh melalui Roh Kudus. Namun, buah yang ditetapkan oleh gerakan gereja
akan bertumbuh sebagai suatu kriteria yang berlaku bagi setiap anggota gereja yang
bertanggungjawab. Gereja dinamakan sebagai Tubuh Kristus, dikasihi dan dekat dengan hati
Allah. Komitmen kepada Kristus tidak akan sempurna tanpa diiringi komitmen yang sama
kepada Tubuh Kristus, yaitu Gereja. Sedangkan pekabaran Injil bukan hanya untuk
9. menjangkau orang-orang dengan berita Injil dan membawa mereka kepada keputusan untuk
mengikuti Kristus, melainkan juga membuat mereka menjadi murid-murid. Kehendak Allah
itu jelas, Ia menghendaki “supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang
berbalik dan bertobat” (II Ptr. 3:9). Ia menghendaki supaya semua laki-laki dan perempuan
dimanapun juga datang kepada-Nya atau kedalam gereja-Nya Yesus Kristus. Dengan kata
lain, ini merupakan kehendak Allah bagi gereja untuk bertumbuh.
Pertumbuhan Gereja Tidaklah Mudah
Keyakinan terhadap pertumbuhan gereja dan membuatnya menjadi kenyataan
merupakan dua hal yang berbeda. Pertumbuhan gereja biasanya tidak terjadi secara otomatis,
tetapi harus ada yang melakukannya, sehingga gereja bertumbuh kearah yang semaksimal
mungkin. Memang benar bahwa ada beberapa situasi yang jarang terjadi dimana tuaian sudah
matang dan gereja pun bertumbuh terus apapun yang terjadi, sehingga harus memiliki prinsip
yang baru untuk pertumbuhan gereja yang ditemukan oleh para gembala yang hatinya
digerakkan untuk melakukan perbuatan yang tepat. Pertumbuhan gereja bukanlah formula
atau strategi saja yang dapat menciptakan pertumbuhan gereja di mana dan kapan saja, tetapi
pertumbuhan gereja merupakan sebuah kumpulan ide-ide yang logis kelihatannya, sesuai
dengan prinsip Alkitabiah yang berfokuskan pada upaya untuk melaksanakan Amanat Agung
itu dengan lebih efektif dan benar.
Semuanya tidak terlepas dari pekerjaan Roh kudus dalam pertumbuhan dan
perkembangan gereja, bahkan dalam membawa jiwa-jiwa baru untuk mengenal Injil
kebenaran Allah. Dalam hal ini juga gembala atau pendeta berperan penting dalam
pertumbuhan gereja dan harus ada harga atau usaha yang dilakukan karena ialah yang
bertanggungjawab. Sebagai pemimpin dalam gereja haruslah bekerja keras juga sehingga
tidak merasa berat dan terus belajar bagaimana gereja dapat bertumbuh. Berbagai cara yang
dilakukan sehingga gerejanya bertumbuh; Mengadakan perkunjungan dan pelajari gereja-
gereja yang bertumbuh, bacalah buku-buku pertumbuhan gereja, hadiri seminar dan
lokakarya pertumbuhan gereja, bahkan ambil kursus dalam pertumbuhan gereja.
10. Mempunyai Hubungan dengan Allah
Pertumbuhan gereja tidak terjadi sebagai hasil upaya manusia belaka. Yesus berkata
“Aku akan membangun gereja-Ku”. Ialah yang mengerjakannya dan memakai manusia
sebagai alat-alat-Nya. Oleh sebab itu, sangat penting bagi umat di gereja untuk mempunyai
hubungan yang dekat dengan Allah, dan tanggungjawab untuk memastikan hubungan itu
benar-benar terjadi. Apabila semua orang di gereja sudah menerima Yesus Kristus sebagai
Tuhan dan Juruselamat, sehingga yang harus dilakukan bagaimana mengolah kehidupan doa
bagi yang belum bergereja. Hubungan doa dan pertumbuhan gereja sangatlah penting, namun
banyak pemimpin pertumbuhan gereja yang mempunyai perasaan intuitif yang kuat terhadap
adanya hubungan sebab-akibat lebih daripada yang kita pikirkan.
Mempersiapkan Jemaat Bagi Pertumbuhan
Bila seorang gembala sudah siap untuk memimpin dan jemaat juga sudah siap untuk
mengikutinya, maka gereja itu mempunyai potensi pertumbuhan yang tinggi. Namun
pertumbuhan tidak terjadi dengan sendirinya. Langkah pertama untuk melaksanakan ialah
membuat jemaat berkemauan untuk bertumbuh, dengan memeriksa apakah jemaat telah siap
untuk bertumbuh atau tidak. Dalam hal ini ada empat hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
Mengukur lama keanggotaan rata-rata bagi para anggota.
Mengukur lama keanggotaan rata-rata bagi kaum awam yang telah muncul sebagai
pembuat atau pengabsah kebijakan.
Mengukur trend-trend kehadiran pada kebaktian umum.
Mengukur umur dari institusi.
Hasil-hasil dari pengukuran tersebut akan memberi petunjuk tentang apa yang akan
ada pada masa depan. Pengukuran itu tidak dipakai untuk meramalkan ada pertumbuhan atau
tidak tetapi hanya untuk memperkirakan seberapa berat pekerjaan yang dilakukan. Meskipun
hasilnya cenderung negatif terhadap pertumbuhan, tetapi harus ada tindakan untuk
mempersiapkan jemaat bertumbuh dengan; Pastikan umat atau jemaat mengetahui maksud
dan tujuan, mempunyai hubungan dengan Allah, serta memiliki moral yamg tinggi dan
pelayanan kaum awam dalam potensi pertumbuhan.
11. Pendeta Sebagai Pemimpin Dan Harus Memimpin
Model ini sudah sangat umum dan memerlukan perhatian khusus dipihak pendeta
serta kesediaan anggota untuk menerima kepemimpinan pendeta. Pengetahuan, kemampuan
dan kecakapan pendeta harus memadai agar gaya kepemimpinannya dapat berhasil. Dalam
situasi ini, anggota atau pekerja sering kali tidak tertarik menerima peran pemimpin. Gereja
yang lebih lama berdiri biasanya sudah mempunyai tradisi memiliki pendeta yang memimpin.
Gaya kepemimpinan ini membuat pendeta dominan, kuat, berkuasa, dan bertanggungjawab.
Dengan gaya seperti ini, pendeta secara pribadi membuat sebagian besar keputusan.
Kemudian ia akan mengumumkan keputusannya tersebut kepada para pemimpinnya sehingga
menemukan cara mempengaruhi mereka untuk membantu mewujudkan apa yang akan
diinginkan dan berjalan sesuai tujuan bersama.
Bisa Mengelola Waktu Dengan Baik
Waktu adalah sesuai yang membentuk kehidupan. Waktu harus digunakan dengan
sebaik mungkin sebab setiap orang sama mendapat 24 jam setiap hari. Hal yang dapat
dilakukan dengan waktu hanyalah menghabiskannya. Dalam pertumbuhan gereja waktu
sangatlah penting, sehingga kesempatan demi kesempatan harus dipergunakan dengan baik
dan tentunya harus berguna. Bahkan bila orang berbicara mengenai penghematan waktu,
mereka sebenarnya berpikir mengenai cara bagaimana menghabiskan waktu dengan baik,
sehingga bisa menganalisis waktu yang digunakan agar tetap sasaran dan memiliki batas
waktu tertentu dalam melakukan sesuatu.
Demikian juga hendaklah mendaftarkan hal-hal mana saja yang harus atau wajib
dilakukan serta buatlah peringkatnya, artinya seluruh hal yang harus dilakukan terdaftar
sehingga rincian diurutkan; Daftar tugas yang harus dilakukan, daftar tugas yang sebaiknya
dilakukan, dan daftar tugas yang baik untuk dilakukan bila waktu memungkinkan atau ketika
ada kesempatan. Kurangi jumlah pekerjaan dan laksanakan berdasarkan prioritas sehingga
tidak ada yang tertunda agar tidak memboroskan waktu. Dalam hal ini juga mengembangkan
rencana tindakandan dan jangan beralih dari rencana tersebut. Tujuan kita hendaknya hidup
secara efektif dan produktif dengan kemudahan dan kenyamanan.
12. Memiliki Disiplin Gereja yang Mengatur
Gereja bukan hanya sekedar suatu persekutuan orang-orang percaya. Gereja itu
merupakan organisme yang hidup bersatu dan juga merupakn organisasi yang mempunyai
susunan pemerintahan. Tentu saja di dalam gerejapun disiplin harus dianggap sebagai suatu
hal yang mutlak bagi gembala sidang sehingg bisa mendisiplinkan domba-dombanya,
sedangkan gembala itu sendiri didisiplinkan oleh Gembala Agung yaitu Tuhan Yesus. Salah
satu yang menjadi pertumbuhan gereja adalah berbicara mengenai kedisiplinan dalam gereja.
Tanggung jawab seorang gembala yaitu menanamkan rasa taat di dalam hati domba-
dombanya, penting sekali karena dalam ketaatan itu bergantung bukan hanya keselamatannya
sendiri tetapi juga kesejateraan segenap sidang atau jemaat Tuhan meskipun disiplin itu
terkadang menyulitkan tetapi sangatlah bermanfaat.
Memandang Konflik dengan sifat Kristiani
Konflik adalah pergumulan kekuasaan atas berbagai perbedaan; informasi atau
keyakinan yang berbeda baik kepentingan, keinginan atau nilai-nilai yang berbeda, maupun
kemampuan yang berbeda-beda dalam memperoleh sumber-sumber yang dibutuhkan.
Tentunya dalam gereja beragam sifat dan karakter masing-masing berbeda satu dengan yang
lainnya. Salah satu yang memperhambat pertumbuhan gereja ialah terjadinya suatu konflik
atau sebaliknya akan terjadi suatu hal yang membangun. Banyak hal akan terjadi dalam suatu
organisasi baik itu yang berdampak positif atau baik maupun membuat keadaan makin
menjadi lebih buruk lagi. Bahkan ada orang Kristen bisa saja bertengkar, konflik bisa terjadi
antara pendeta dengan pejabat gerejawi, antara “keluarga utama” jemaat dengan seorang
pendeta, antara pendeta muda dengan staf yang ada dan lain sebagainya. Meskipun banyak
konflik terjadi, sebagai orang Kristen seharusnya memandang dalam sudut pandang yang
baik atau bersifat kekristenan.
Membuat konflik gereja mulai bersifat kekristenan atau tidak tergantung bagaimana
cara pihak-pihak yang bertikaiaan itu mengunakan kekuasaan dalam menangani perbedaan-
perbedaan mereka. Perilaku yang menghormati, tegas, dan bertanggung jawab serta
pertimbangan terhadap kebaikan umum yang lebih luas akan berfungsi sebagai standar
perilaku apakah pertikaian itu tergolong jujur atau curang.
13. Memberikan Motivasi dan Bimbingan yang Diperlukan
Motivasi yang tertinggi yang memungkinkan bagi pekerja gereja harus datang dari
dirinya sendiri. Mereka adalah orang-orang yang sudah ditebus Allah dan Roh Kudus tinggal
di dalam mereka dan memimpin hidup mereka. Jika pemilihan sukarelawan dan pekerja
membawa kebersamaan dalam sekelompok pekerja Kristen yang kudus, maka tujuan dari
motivasi yang dipimpin oleh Roh Kudus harus ada. Selain motivasi rohani, pemimpin gereja
harus menyediakan situasi yang terus-menerus membangkitkan semangat orang untuk
melakukan yang baik. Ketika mereka melakukan pekerjaan yang baik, mereka harus merasa
telah membuat prestasi yang penting dan sumbangan mereka untuk misi gereja harus dihargai
dengan pantas, baik secara perseorangan maupun secara umum. Tentu saja motivasi yang
baik memberikan kondisi kerja yang paling memungkinkan.
Suasana kerja secara umum, sikap kelompok, perlengkapan, hak-hak, kesempatan
dan yang terutama mengenal setiap orang sebagai individu dengan penghargaan dan martabat
adalah penting. Pedoman, pengarahan dan perbaikan mungkin diperlukan dengan maksud
untuk mengkoordinasikan upaya pengabdian individu, supaya misi dan pelayanan gereja
diarahkan pada pencapaian tujuan dan sasaran yang memuaskan. Sedangkan perbedaan dan
keunikan program personalia gereja memberi kesempatan untuk pemngawasan terbesar dan
peling menyenangkan atas orang-orang yang bekerja. Di sinilah orang-orang atau pekerja
dianggap tidak lain dari umat Allah.
Menyediakan Pelatihan yang Efektif
Pada umumnya pekerja baru membawa sejumlah kemampuan dasar untuk pekerjaan
mereka, sehingga belajar bagaimana pengetahuan dan kemampuan yang mereka harus
digunakan dengan baik atau semaksimal mungkin. Bahkan memberikan kesempatan kepada
para pekerja untuk melanjutkan pendidikan mereka, sebab bidang Pendidikan tertentu
merangsang minat mereka dan memperluas wawasan mereka. Gereja yang baik selalu
menganjurkan pekerjanya mengikuti kursus singkat, seminar, konferensi atau pelatihan
khusus yang efektif yang berhubungan dengan pekerjaan mereka dan tentunya untuk
kemajuan dan perkembangan pelayanan gereja. Pekerja harus terdorong untuk bergabung
dengan organisasi professional lainnya dalam mengembangkan kemampuan mereka,
sehingga manfaat yang besar didapatkan oleh perorangan kepada gereja untuk apa yang
mereka kerjakan dari interaksi dengan rekan mereka di gereja-gereja lain.
14. BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dapat dikatakan bahwa Allah sendiri menghendaki agar gereja-Nya mengalami
pertumbuhan. Dengan demikian gereja Tuhan atau para pemimpin gereja melandasi pola
pelayanan yang relevan sebagai strategi-strategi yang dilakukan untuk mengalami
pertumbuhan gereja berdasarkan Firman Allah. Artinya tujuan pertumbuhan gereja adalah
memenangkan jiwa-jiwa yang terhilang agar diselamatkan sehingga mereka mengakui bahwa
hanya Tuhan Yesus Kristus sajalah yang layak disembah dan hidup mereka diarahkan dalam
suatu persekutuan yang harmonis, gereja bertanggungjawab untuk menambah jiwa-jiwa ke
dalam persekutuan gereja. Akhirnya gereja akan mengalami pertumbuhan apabila para
pemimpin gereja memiliki hubungan yang harmonis dengan Tuhan dan sesama manusia serta
melakukan apapun pelayanannya bagi kemuliaan Tuhan.
Dalam pertumbuhan gereja juga memiliki teologi yang berlandaskan Alkitabiah.
Perlu diketahui bahwa rahasia pertumbuhan gereja adalah kehendak Allah, sebab tidaklah
mudah dalam pelaksanaannya. Memiliki hubungan yang baik dengan Allah dan sesama
manusia, dengan mempersiapkan jemaat Tuhan bagi pertumbuhan dan pendeta sebagai
pemimpin bisa mengatur semua pelayanan. Mengolah waktu dengan baik dan memiliki
disiplin gereja sehingga dalam memandang konflik gereja secara atau bersifat kristiani.
Memberikan motivasi atau bimbingan yang baik dan membangun sehingga memiliki
semangat dalam pelayanan dan bertanggungjawab dalam melakukan sesuatu, bahkan
menyediakan pelatihan yang efektif. Dalam hal ini yang paling terpenting ialah karya Roh
Kudus dalam pertumbuhan gereja untuk mewujudkan pelayanan penuh urapan, banyak jiwa
diselamatkan, iman bertumbuh dan kerohanian semakin dewasa.
15. DAFTAR PUSTAKA
Cowles Robert, Gembala Sidang (Bandung: Yayasan Kalam Hidup), 1993.
Halverstadt F. Hugh, Mengelola Konflik Gereja (Jakarta: BKP Gunung Mulia), 2002.
Kakiay H. Ferry, Gnosis – Merajut Pemahaman Transformasi Gereja Dan Pergumulan
Teologi Kekinian (DKI Jakarta: BPD GBI DKI Jakarta), 2003.
Ness Eugene, Kuasa Roh Kudus Dan Gereja (Jakarta: Yayasan Pekabaran Injil), 1997.
Wagner C. Peter, Memimpin Gereja Anda Agar Bertumbuh (Jakarta: Depertemen Penerbit
I.H.O), 1995.
Walz Edger, Bagaimana Mengelola Gereja Anda ? (Jakarta: BPK Gunung Mulia), 2013.
Thanks.
GBU