2. Pembelajaran 2: Pribadi Yesus Kristus
Kompetensi
Dapat mengenal dan mengimani Yesus Kristus, yang tindakan dan karya penyelamatan-Nya yang
terkandung dalam Tradisi, Kitab Suci dan Magisterium Gereja serta semakin mewujudkan panggilan
dan perutusan sebagai murid Yesus Kristus.
Indikator
1. Dapat menjelaskan secara garis besar isi Kitab Suci, Tradisi dan Magisterium dan perannya
dalam Gereja.
2. Dapat menjelaskan Tindakan penyelematan Allah dalam Perjanjian Lama
3. Dapat menjelaskan Tindakan penyelematan Allah melalui Yesus Kristus.
4. Dapat menjelaskan dan mewujudkan Panggilan dan Perutusan Murid-Murid Yesus.
3. Tradisi, Kitab Suci dan Magisterium
Proses penerusan Injil Yesus Kristus itu mula-mula dilakukan oleh para rasul. Penerusan Injil itu
dilakukan secara lisan dan tertulis. Para Rasul secara lisan mewartakan Injil dengan teladan serta
penetapan-penetapan atas apa yang mereka terima dari mulut, pergaulan dan karya Kristus sendiri.
Penerusan secara lisan yang berlangsung dengan bantuan Roh Kudus inilah yang disebut Tradisi.
Tradisi dan Kitab Suci memiliki hubungan yang erat. Keduanya sama-sama menyimpan khasanah
iman yang suci (depositum fidei), yaitu semua yag secara definitf telah diwahyukan oleh Allah melalui
Yesus Kristus demi keselamatan manusia; yang juga menjadi harta yang dipercayakan kepada Gereja
untuk dijaga, ditafsirkan dan diwartakan dengan setia kepada semua orang sampai akhir zaman.
Magisterium tidak di atas Kitab Suci, melainkan melayaninya, dengan cara mendengarkan Kitab Suci
dengan khidmat, memeliharanya dengan suci dan mengajarkannya dengan setia. Oleh karenanya
berbicaa mengenai Kitab Suci, juga tidak bisa dilepaskan dari Tradisi dan Magisterium.
4. Tindakan Penyelamatan Allah Dalam Perjanjian Lama
Sekilas Kitab Suci Perjanjian Lama
Kitab Suci Perjanjian Lama merupakan tulisan-tulisan yang suci yang diterima oleh orang-orang Yahudi dan umat
kristiani sebagai tulisan yang diilhami oleh Allah sendiri dan termasuk dalam kanon. Tulisan-tulisan itu berisi
endapan suatu proses panjang dialog antara Allah dan umat-Nya, suatu endapan pengalaman hidup manusia
yang dituntun oleh Allah menuju keselamatan yang sempurna.
Secara keseluruhan, Kitab Suci Perjanjian Lama terdiri dari 46 kitab, namun menurut Gereja Kristen Protestan
hanya berjumlah 39 kitab karena mereka tidak mengakui kitab-kitab yang termasuk dalam kitab Deuterokanonika.
Dari 46 kitab itu, kemudian dikelompokkan yaitu:
• Taurat
• Kitab-kitab Sejarah
• Kitab-kitab Kebijaksanaan
• Kitab-kitab Nabi-Nabi.
• Kitab Deuterokanonika
5. Tindakan Penyelamatan Allah Dalam Perjanjian Lama
Tindakan Penyelamatan Allah
Sejarah penyelamatan Allah diawali dengan penciptaan. Setelah menciptakan segala ciptaan dengan baik,
akhirnya Allah menciptakan manusia. Ia menciptakan manusia sungguh amat baik, menurut gambar dan
rupa-Nya. Kepada manusia, Allah memberi kepercayaan untuk menguasai ikan-ikan di laut, burung-burung
di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi
(bdk Kej 1:26).
Perjanjian Lama mencoba menjelaskan sejarah keselamatan umat manusia. Mansia yang diciptakan
sangat baik, jatuh dalam dosa. Dosa dan kecenderungan dosa terus meliputi hidup manusia. Manusia yang
kerap jatuh dalam dosa, diingatkan oleh para utusan Allah untuk bertobat. Namun kemudian jatuh lagi
dalam dosa. Silih berganti antara kesetiaan dan ketidaksetiaan dalam perjalanan hidup bangsa Israel.
Kisah hidup mereka menjadi endapan pengalaman hidup suatu bangsa yang dituntun oleh Allah menuju
kepada keselamatan.
6. Tindakan Penyelamatan Allah melalui Yesus Kristus
Sekilas Pandang Kitab Suci Perjanjian Baru
Kitab Suci Perjanjian Baru adalah tulisan-tulisan yang ditulis oleh seorang pengarang yang mendapat ilham
Roh Kudus, bersifat normatif bagi iman dan telah dikanonisasi. Semua tulisan dalam Perjanjian Baru baik
Injil, Kisah Para Rasul maupun surat-surat dan Kitab Wahyu berbicara mengenai kesaksian abadi dan ilahi
mengenai Yesus Kristus. Proses terbentuknya Kitab Suci Perjanjian Baru sangatlah panjang dan kompleks,
mulai dari pewartaan lisan sampai dengan bentuk tulisan yang ada sekarang ini.
Khususnya Injil, proses penulisan diawali dengan tradisi lisan. Jemaat meneruskan kisah-kisah tentang
Yesus secara lisan dari mulut ke mulut. Yang diteruskan adalah hal-hal yang telah dilakukan oleh Yesus.
Setelah tradisi lisan, kemudian masuk ke tradisi tertulis. Jemaat mulai menulis apa yang mereka wartakan
secara lisan. Maka muncullah banyak tulisan-tulisan yang menceritakan Yesus Kristus. Dari data lisan dan
tertulis itu kemudian menyusun sebuah kisah yang telatif utuh tentang Yesus secara kronologis, mulai dari
kelahiran sampai pada kebangkitan Yesus. Tahap terakhir adalah kanonisasi. Tidak semua tulisan yang ada
diterima sebagai bagian dari Kitab Suci. Hanya tulisan-tulisan yang sesuai dengan pewartaan kristen dan
dipergunakan secara luas yang masuk dalam kanon.
7. Tindakan Penyelamatan Allah melalui Yesus Kristus
Tindakan Penyelamatan Allah melalui Yesus Kristus
Dalam Perjanjian Baru, secara garis besar terbagi dalam dua bagian yaitu kisah mengenai Yesus Kristus yang ada
dalam keempat Injil dan kisah perjalaman iman jemaat yang termuat dalam Kisah Para Rasul dan surat-surat. Dari
dua bagian itu kita bisa melihat tindakan penyelamatan Allah yang dilakukan oleh Yesus sendiri semasa hidup-Nya
dan dilakukan oleh Yesus Kristus dalam Roh Kudus setelah Dia hidup dalam kemuliaan setelah kebangkitan.
Tindakan penyelamatan oleh Yesus Kristus semasa hidup-Nya tidak bisa dipisahkan dari kehidupan Yesus sejak
awal sampai pada kebangkitan-Nya. Seluruh hidup-Nya menyatakan tindakan penyelamatan.
• Masa Kanak-Kanak Yesus
• Hidup, Warta dan Karya Yesus
• Sengsara, Wafat dan Kebangkitan Yesus
8. Panggilan dan Perutusan Para Murid
Panggilan Personal, dengan segala prasyaratnya
Yesus ketika hendak memulai karya-Nya di tengah publik, memanggil para murid atau para rasul. Setelah berdoa
semalam-malaman, Yesus memilih 12 orang dan menetapkan mereka menjadi rasul. Mereka itu adalah Simon
Petrus, Andreas, Yakobus anak Zebedius, Yohanes, Filipus, Bartolomeus, Thomas, Matius, Yakobus anak Alfeus,
Tadeus, Simon orang Zelot dan Yudas Iskariot.
Pada awal panggilan, Yesus tidak menyampaikan banyak syarat untuk menanggapi panggilan-Nya. Yang Ia
harapkan hanyalah kesediaan untuk mengikuti-Nya secara total dan berani meninggalkan segala-galanya dan
tinggal bersama Yesus. Namun dalam perjalanan waktu, Yesus menyampaikan prasyarat-prasyarat lain untuk
menjadi murid-Nya. ”Jikalau seorang datang kepada-Ku dan tidak membenci bapanya, ibunya, istrinya…bahkan
nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak
dapat menjadi murid-Ku” (Luk 14:26-27). Untuk mengikuti Yesus, tidak cukup hanya kesediaan diri, tetapi juga
kesediaan untuk menerima konsekuensi dan segala resikonya, mencintai Tuhan lebih dari segalanya dan
menanggung semua beban sebagai akibat dari panggilan dan perutusannya.
9. Panggilan dan Perutusan Para Murid
Proses Pemuridan
Para murid yang dipanggil oleh Yesus tinggal bersama Dia. Mereka meninggalkan rumah, keluarga dan
pekerjaannya, lalu mengikuti Yesus dan tinggal bersama-Nya bersama para murid lainnya. Inilah awal proses
pemuridan. Dengan tinggal bersama, mereka bisa saling mengenal satu sama lain, saling peduli dan menguatkan
satu sama lain. Juga mereka semakin mengenali siapa Yesus dan apa yang menjadi tugas perutusan-Nya.
Mereka selalu diajak pergi memberikan pelayanan baik berupa pengajaran maupun karya-karya belas kasih
kepada orang-orang yang dijumpai. Ia memberikan pengajaran mengenai Kerajaan Allah dan segala implikasinya.
Ia juga cepat tergerak hatinya ketika melihat orang-orang yang layak dibantu: orang yang sakit, yang berdosa,
orang yang mati dan orang yang diperlakukan tidak adil. Ia memberi makan kepada yang lapar lewat mukjijat
penggandaan roti. Ia banyak membela orang-orang kecil yang seringkali didiskriminasikan oleh kaum agamawan.
10. Panggilan dan Perutusan Para Murid
Diutus menjadi saksi Kristus
Proses pemuridan yang dialami oleh para murid selama bersama Yesus dan dilanjutkan dengan proses
peneguhan melalui penampakan Yesus yang berkali-kali setelah kebangkitan menjadi pijakan penting bagi para
murid untuk siap menjalankan tugas perutusan. Mereka telah dilatih pula untuk menjalankan perutusan-perutusan
kecil ketika masih bersama Yesus. Kini perutusan yang sesungguhnya harus mereka jalankan setelah Yesus
bangkit dan naik ke sorga. Dengan dikuatkan oleh pencurahan Roh Kudus saat Pentakosta, para murid mulai
menjalankan perutusan. Mereka memberi kesaksian tentang kebangkitan Kristus, mewartakan Injil dan akhirnya
menggembalakan jemaat yang telah dibaptis.
Pokok iman yang diwartakan oleh para rasul adalah Yesus sebagai Tuhan dan Mesias, sang Penyelamat umat
manusia melalui karya, sengsara dan wafat-Nya. Ia bertindak penuh belas kasih kepada siapapun, terutama
kepada yang kecil, lemah, miskin dan menderita. Ia mengampuni siapapun yang berdosa dan bertobat. Ia
menyembuhkan yang sakit, membuka mata orang buta, menguatkan orang lemah, menghidupkan orang mati,
membuat mendengar orang tuli dan akhirnya memperjuangkan nasib orang-orang yang diperlakukan tidak adil. Ia
mendamaikan kembali manusia dengan Allah.