KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
Tugas Presentasi Topik 2 (Lanjutan).pptx
1. DASAR-DASAR
PENDIDIKAN
F I L O S O F I P E N D I D I K A N I N D O N E S I A
Dasar-Dasar Pendidikan berdasarkan
Pemikiran Ki Hajar Dewantara
2. Halo, teman-teman!
Kami Kelompok 4!
Nama Anggota Kelompok 4 :
U’ud Efendi (230211105772)
Lailatus Sholihah (230211105754)
Novita Bekti Haryo Putri (230211105752)
Vidya Matarani Salma (230211105775)
3. 1.Apa yang anda ketahui dan pahami dari pemikiran Ki Hajar
Dewantara tentang pendidikan dan pengajaran?
• Pendidikan dan pengajaran merupakan istilah yang
berbeda namun keduanya tidak dapat dipisahkan.
• Pengajaran adalah suatu cara menyampaikan ilmu
atau manfaat bagi hidup anak-anak secara lahir
maupun batin.
• Pengajaran merupakan bagian dari pendidikan.
• Mengajar merupakan salah satu bagian dari
mendidik.
• pendidikan adalah tampat menaburkan benih-benih
kebudayaan yang hidup dalam masyarakat
sekaligus sebagai instrumen tumbuhnya unsur
kebudayaan.
• Pendidikan sebagai tuntunan dalam hidup dan
tumbuhnya murid.
• Jadi, yang dapat dilakukan pendidik adlaah
menuntun tumbuh dan hidupnya kekuatan kodrat
yang ada pada murid.
4. Ki Hajar Dewantara memperjuangkan pendidikan yang merdeka untuk bangsa Indonesia.
Pendidikan yang merdeka yang dimaksud adalah bagaimana pelaksanaan pembelajaran
menggunakan acaman hukuman yang merupakan warisan kolonial Belanda seharusnya
tidak dilakukan kembali. Dalam kutipan Buku yang berjudul Ki Hajar Sebuah Memoar
(Musyafa, 2017) Ki hajar Dewantara memberikan gagasan bahwa bangsa Indonesia
seharusnya belajar dengan sistem pendidikan yang sesuai dengan kehidupan bangsa
Indonesia yang berlandaskan nasionalisme. Hal ini agar timbul rasa cinta dan peduli
membela tanah air.
Relevansi pemikiran KHD dengan konteks
pendidikan Indonesia saat ini:
Relevansi pemikiran KHD dengan konteks
pendidikan Indonesia saat saya bersekolah:
Paradigma baru pendidikan Indonesia saat
ini menggunakan kurikulum merdeka, dimana
pembelajaran berpusat pada siswa (student
center), sehingga siswa bebas dan merdeka
dalam menentukan pengetahuan apa yang
hendak dan ingin diperoleh di sekolah.
Tidak adanya nilai kriteria ketuntasan
minimum (KKM) pada setiap mapel.
Terdapat penguatan profil pelajar pancasila,
sehingga diharapkan ketika bangsa
Indonesia mendapatkan pendidikan yang
sesuai dengan karakter bangsanya sendiri
maka dapat lebih optimal meluaskan
wawasan dan pengetahuan pelajar
Indonesia.
Pelaksanaan pembelajaran saat saya
bersekolah menggunakan kurikulum 1994 –
KTSP 2006 masih berpusat pada guru
(teacher center).
Adanya nilai KKM pada setiap mapel.
Pendidikan pancasila hanya sebatas pada
mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKN) saja.
2. Apa relevansi pemikiran Ki Hadjar Dewantara dengan konteks pendidikan Indonesia saat ini
dan konteks pendidikan saat Anda bersekolah?
5. 3. Apakah Anda merasa memiliki kemerdekaan belajar ketika Anda menjadi peserta didik? Apakah Anda juga
merasa memiliki kemerdekaan belajar ketika Anda memilih profesi guru?
•Belum merasa memiliki
kemerdekaan belajar
Saat menjadi
Peserta Didik
•Sudah merasa memiliki
kemerdekaan belajar
Saat memilih
Profesi Guru
6. 4. Apa makna kata “menuntun” dalam proses pendidikan anak
bagi saya?
• Kata menuntun bagi saya dalam proses pendidikan
adalah memberikan ruang kebebasan bagi anak
untuk belajar dalam pembelajaran.
• Sebagai pendidik saya memberi tuntunan dan
arahan selama proses pembelajaran agar anak
tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya.
• Tugas pendidik adalah menuntun dengan
memberikan pendampingan yang tepat sesuai
tumbuh kembangnya masing-masing dalam upaya
mereka belajar.
• Menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak
sehingga anak dapat mencapai titik keselamatan
dan kebahagian yang setinggi - tingginya. Dalam
hal ini menuntun bukan pada kodrat dasarnya tapi
menuntun untuk memperbaiki tingkah lakunya.
7. 5. Bagaimana kata “menuntun” saya maknai dalam konteks sosial budaya
(nilai-nilai luhur budaya) di daerah saya? Apa ddapat saya lakukan untuk
menwujudkan pendidikan anak yang relevan dengan konteks sosial budaya
di daerah saya?
Kata “menuntun” saya maknai dalam konteks sosial budaya yaitu dalam proses
pendidikan hendaknya kita memperhatikan kondisi sosial budaya yang berlaku di
lingkungan anak. Kita pelajari kondisi sosial budaya yang berlaku pada anak
kemudian kita analisis dan ambil nilai-nilai positif dan nilai-nilai luhur yang dapat
memperkuat karakter positif anak dalam proses pendidikan. Sebagai contoh di
daerah saya ada tradisi “ancak agung” yaitu tradisi membuat gunungan dari bahan
makanan berbarengan dengan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.
8.
9. “ANCAK AGUNG”
Pict: https://antero.media/pandemi-covid-19-
tengelamkan-tradisi-ancak-agung-dan-ikon-kota-
situbondo/17/09/2021/
Pict: https://islamindonesia.id/budaya/di-sitobondo-maulid-nabi-disambut-dengan-
tradisi-ancak-agung.htm
Tugu Ancak Agung di Perempatan
RS Elisabet-Situbondo.
Jika kita pelajari tradisi tersebut, ada banyak nilai-nilai positif
yang terkandung dalam tradisi tersebut seperti nilai religius,
gotong-royong, kreatif, toleransi, nilai moral, estetik dan nilai-
nilai luhur lainnya
Merupakan salah satu kekuatan konteks lokal sosial-budaya yang
dapat menebalkan laku murid di kelas dan sekolah sesuai dengan
pemikiran Ki Hajar Dewantara
Implementasi di sekolah misalnya dengan melombakan “ancak agung”
antar kelas saat perayaan maulid nabi. Hal ini dapat mengajarkan
nilai religius, gotong-royong, kreatif dan nilai-nilai luhur lainnya
dimana dalam proses “menuntun” dalam pendidikan tidak lepas dari
konteks sosial budaya yang berlaku di lingkungan anak.
10. Pemikiran KHD dikontekstualkan dengan nilai-nilai luhur kearifan budaya daerah asal
yang relevan menjadi penguatan karakter murid sebagai individu sekaligus anggota
masyarakat pada konteks lokal sosial budaya di daerah asal
• Nilai Religius
• Nilai Moral
• Nilai Budaya • Nilai Estetika
• Nilai Edukasi
Tradisi Ancak Agung
diadakan dalam
memperingati Hari
Maulud Nabi
Muhammad SAW tiap
tahunnya. Hal ini
menunjukkan adanya
nilai
kegamaan/spiritual dan
kepercayaan terhadap
Rosul Allah SWT dalam
agama Islam. Konteks
ini meningkatkan
keberimanan dan
ketaqwaan murid dalam
pembentukan akhlakul
karimahnya.
Tradisi Ancak Agung
mencerminkan sifat-
sifat kekeluargaan,
gotong royong dan
kerjasama,
kekompakan, kreatif
dan kompetitif yang
berintegritas
Tradisi Ancak Agung
merupakan salah satu
kekayaan daerah yang
perlu dilestarikan
yang dapat menjadi
identitas daerah dan
meningkatkan
pariwisata daerah.
Hal ini memberikan
dampak kepada
murid untuk selalu
menjaga kelestaria
ancak agung.
Tradisi Ancak Agung
memiliki nilai
Pendidikan yang
bermanfaat bagi
kehidupan murid baik
sebagai individu
maupun sebagai
anggota masyarakat
Estetika merupakan
suatu bentuk
keindahan dalam
mengapresiasikan
suatu bentuk
kesenian. Tradisi
Ancak Agung
meerlukan kreativitas
yang tinggi dalam
proses
mendesain/merancan
g dan membuat
ancak. Semakin tinggi
suatu kreativitas
maka memiliki nilai
yang estetika tinggi
pula. Hal ini
berdampak pada
kompetensi murid.
11. 6. MENGAPA PENDIDIKAN ANAK PERLU MEMPERTIMBANGKAN KODRAT
ALAM DAN KODRAT ZAMAN?
•Kodrat alam dapat
diartikan sebagai
lingkungan tempat peserta
didik berada, baik kultur
budaya maupun kondisi
geografisnya. Kodrat alam
juga berhubungan dengan
karakter dasar peserta didik
Kodrat Alam
•Kodrat zaman dapat
diartikan sebagai perubahan
dari waktu ke waktu
(perkembangan zaman).
•Perkembangan Teknologi
Kodrat Zaman
12. Menurut Ki Hadjar Dewantara, mendidik dan mengajar adalah proses
memanusiakan manusia, sehingga harus memerdekakan manusia dan segala aspek
kehidupan baik secara fisik, mental , jasmani dan rohani.
Pemikiran tersebut diterapkan pada Paradigma baru pendidikan Indonesia saat ini
yaitu menggunakan kurikulum merdeka,
Apa relevansi pemikiran
Ki Hadjar Dewantara “
Pendidikan yang
memerdekakan murid”
dengan peran saya
sebagai pendidik?
7
Oleh karena itu relevansi dengan peran kita sebagai guru/ pendidik yaitu
kita dapat memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk mengembangkan
ide, berfikir kreatif, mengembangkan bakat/minat peserta didik (merdeka belajar).
Sebagai guru kita berperan membimbing segala bentuk kebutuhan metode
belajar peserta didik yang berbeda-beda (berorientasi pada peserta didik). Guru
harus jeli menelisik kebutuhan anak didik, mana yang harus didorong, dan apa
yang harus dikuatkan.
Sebagai guru yang senantiasa memberikan teladan yang baik bagi siswa-
siswanya dalam mengembangkan budi pekerti terutama karakter pelajar
Pancasila.