1.1.a.5. Ruang Kolaborasi - Modul 1.1 - Penugasan Kelompok.pptx
1. Tradisi “Balale”
Sumber gambar :
https://news.detik.com/berita/d-5295507/belale-tradisi-gotong-royong-petani-di-plbn-aruk-
saat-tanam-padi
Tradisi Belale’
sumber : www. google.com
2. Latar Belakang
Bengkayang merupakan salah satu kabupaten di Kalimantan Barat, yang memiliki masyarakat
beragam. Secara ekonomi, sebagian besar masyarakat Bengkayang bermatapencaharian sebagai
petani dan pekebun. Secara geografis, sebagian besar masyarakat Bengkayang bermukim di
daerah pedesaan. Sementara itu, secara etnis terdapat tiga suku besar yang terdapat di kabupaten
Bengkayang, yaitu Dayak, melayu, dan Tionghoa. Selain ketiga suku tersebut, terdapat suku-suku
lain yang menyumbang terhadap keberagaman etnis dan tradisi di kabupaten ini.
Sebagai suku terbesar, suku Dayak memiliki beraneka tradisi yang mengandung nilai luhur
sehingga harus dipertahankan keberadaannya. Aneka tradisi tersebut diantaranya:
balale,gawai, besamsam, balenggang, dan barape’ sawa’.
Dari beragam tradisi tersebut, kami akan fokus pada tradisi balale’ sebagai tradisi Bengkayang
yang selaras dengan filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara.
sumber sumber gambar: www.google.com
3. Balale’
Balale’ adalah istilah untuk kegiatan gotong royong atau kerja sama
yang dikenal pada masyarakat Dayak. Tradisi ini biasanya berlaku
dalam aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan pengolahan ladang
dan sawah, misalnya dalam pembukaan dan pembersihan lahan
ladang/sawah, menaman benih padi (menugal), dan memanen padi.
Dalam pelaksaannya, para peladang membentuk kelompok-kelompok
kerja (lale’an) melalui musyawarah. Melalui musyawarah ini disepakati
giliran hari dan target yang harus dikerjakan serta hal-hal lainnya yang
dianggap perlu.
4. Rangkaian Kegiatan Belale’
1. Musyawarah untuk menentukan giliran, dan hari
baik
2. Ritual meminta keselamatan oleh pemuka agama
ataupun pemimpin adat
3. Menebas lahan
4. Membakar lahan
5. Menugal
6. Merumput
7. Panen
sumber gambar: www.google.com
5. Filosofi Pendidikan KHD
Pendapat KHD Konteks Daerah
“Pendidikan dan pengajaran merupakan
usaha persiapan dan persediaan untuk
segala kepentingan hidup manusia, baik
dalam hidup bermasyarakat maupun hidup
berbudaya dalam arti seluas-luasnya”.
Balale merupakan sebuah kebudayaan
bernilai positif yang dapat dikembangkan
keberadaannya di lingkungan pendidikan.
Dengan peran serta sekolah untuk
mengenalkan Balale pada murid, maka
fungsi pendidikan sebagai usaha persiapan
untuk pengembangan kebudayaan akan
tercapai.
sumber gambar: www.jaring.id
6. Bagaimana pemikiran KHD dapat dikontekstualkan sesuaikan dengan nilai-nilai luhur kearifan budaya
daerah asal yang relevan menjadi penguatan karakter murid sebagai individu sekaligus sebagai anggota
masyarakat pada konteks lokal sosial budaya di daerah Anda?
Pemikiran KHD Konteks Daerah
Pendidikan adalah tempat
persemaian benih-benih
kebudayaan yang ada di
masyarakat.
Balale’ adalah salah satu bentuk kearifan lokal yang
di dalamnya terkandung nilai-nilai budaya yang
bersifat positif seperti Kepercayaan terhadap Tuhan
yang maha Esa, gotong royong, tanggung jawab,
disiplin / tepat waktu, Bermusyawarah, adab
terhadap orang yang lebih tua dan tenggang Rasa.
sumber gambar:www.rri.id
7. Bagaimana pemikiran KHD dapat dikontekstualkan sesuaikan dengan nilai-nilai luhur kearifan budaya
daerah asal yang relevan menjadi penguatan karakter murid sebagai individu sekaligus sebagai anggota
masyarakat pada konteks lokal sosial budaya di daerah Anda?
Pemikiran KHD Konteks Daerah
Peran pendidik itu seperti petani
yang menanam benih. petani harus
merawat, memberi air, menyiangi
gulma dan memberi pupuk agar
tamanan dapat berkembang, namun
petani tidak bisa mengubah bibit
tanaman satu menjadi tanaman
lainnya.
Kodrat alam murid kabupaten Bengkayang adalah lingkungan
yang masih mementingkan sifat gotong royong dan tenggang
rasa. Mengerjakan segala kegiatan di masyarakat dengan
bersama-sama sebagai hasil musyawarah yang merupakan nilai
utama balale’ memungkinkan murid mewarisi sikap tersebut dari
keluarganya. Sehubungan dengan kodrat zamannya, sebelum
melalukan gotong royong, murid harus memiliki kecakapan
dalam berkomunikasi dan berkolaborasi yang juga merupakan
bagian tak terpisahkan dari Belale’.
8. Bagaimana pemikiran KHD dapat dikontekstualkan sesuaikan dengan nilai-nilai luhur kearifan
budaya daerah asal yang relevan menjadi penguatan karakter murid sebagai individu sekaligus
sebagai anggota masyarakat pada konteks lokal sosial budaya di daerah Anda?
Pemikiran KHD Konteks daerah
Peran pendidik itu seperti petani yang
menanam benih. petani harus merawat,
memberi air, menyiangi gulma dan
memberi pupuk agar tamanan dapat
berkembang, namun petani tidak bisa
mengubah bibit tanaman satu menjadi
tanaman lainnya.
Anak-anak yang hidup di Kabupaten
Bengkayang telah terbiasa dengan tradisi
gotong royong, tepa selira, bermusyawarah,
dan percaya kepada Tuhan sebagai bentuk
bibit budaya dalam dirinya. Kebiasaan-
kebiasaan tersebut tentunya memerlukan
peran pendidik untuk membantu
mengembangkannya, sehingga potensi luhur
bawaan murid tidak hilang begitu saja.
9. Apa konteks kekuatan sosiokultural di daerah
Anda yang sesuai dengan pemikiran KHD?
sumber gambar: www.google.com
Belale’ memiliki nilai-nilai yang sesuai dengan pemikiran KHD sebagai berikut:
1. Kepercayaan kepada Tuhan yang maha Esa diwujudkan dengan mengadakan ritual doa sebelum
Belale’ dimulai.
2. Musyawarah untuk menentukan giliran dan waktu yang tepat mengadakan Belale’
3. Gotong Royong dalam menebas lahan, membakar lahan, menugal benih, menyiangi rumput,
dan memanen padi.
4. Tanggung jawab diwujudkan dengan tetap bekerja dengan giat meskipun bukan bekerja di
ladangnya sendiri.
5. Disiplin / tepat waktu ditunjukan dengan berangkat ke ladang saat subuh, dan pulang
menjelang magrib setiap giliran Belale’ dilaksanakan.
10. Sepakati satu kekuatan pemikiran KHD yang menebalkan laku
murid di kelas atau sekolah Anda sesuai dengan konteks lokal
sosial budaya di daerah Anda yang dapat diterapkan.
Semangat Gotong Royong
KHD memiliki keyakinan bahwa agar dapat menciptakan manusia Indonesia yang beradab, maka
pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk mencapainya. Pendidikan dapat menjadi ruang
berlatih dan bertumbuhnya nilai-nilkai kemanusiaan yang dapat diteruskan terutama semangat gotong
royong yang terdapat dalam Balale’.
perwujudan semangat gotong royong dapat diterapkan dalam pelaksanaan piket kelas secara
bersama, melaksanakan kerja bakti membersihkan lingkungan kelas/ sekolah, diskusi kelompok
dalam kegiatan pembelajaran, maupun pelaksanaan Projek Pengembangan Profil Pelajar Pancasila
(P5)
sumber gambar: www. google.com
11. Penerapan Pemikiran KHD dalam Konteks Kelas
Tantangan Solusi
sumber: pahamify.com
1. Terdapat murid yang menerima kebiasaan
bertindak sebagai tuan dalam keluarga,
sehingga keberatan ketika diminta membantu
pekerjaan piket di kelas.
2. Sifat mementingkan diri sendiri pada beberapa
murid sehingga sulit diajak bermusyawarah
3. Murid berada pada usia bermain, sehingga
tugas pokok yang diberikan terkadang tidak
selesai.
4. Terdapat murid yang kurang bisa
berkomunikasi dalam menyampaikan
gagasannya pada kelompok.
1. memberikan tuntunan secara terus menerus baik
melalui nasihat maupun contoh pentingnya
bekerja sama atau bergotong royong dalam
menyelesaikan pekerjaan.
2. Memberikan pembagian waktu kapan bermain
dan kapan mengerjakan tugas dengan tegas.
3. Mengajak murid untuk berani mengemukakan
pendapat dan membimbingnya jika murid
mengalami kesulitan dengan memberi
kesempatan sebanyak-banyaknya kepada murid
untuk berpendapat.
sumber gambar:pahamify.com
12. Penerapan Pemikiran KHD dalam Konteks
Kelas dan Sekolah
Pemikiran KHD Penerapan di Kelas
Dasar pendidikan anak
berhubungan dengan kodrat
alam dan kodrat zamannya.
kodrat alam berhubungan
dengan sifat dan bentuk
lingkungan dimana anak itu
berada, sedangkan kodrat
zaman berkaitan dengan isi dan
irama.
1. Membagi kelompok diskusi berdasarkan hobi
2. Membagi petugas piket kelas dengan murid laki-
laki bertugas mengangkat dan menurunkan
kursi, mengelap jendela yang tinggi, dan
menghapus papan tulis, sedangkan murid
perempuan menyapu, mengepel, dan mengelap
meja guru dan meja murid.
3. Membebaskan murid menyelesaikan tugas
pelajaran sesuai kegemaran, misalnya yang
gemar menggambar dalam bentuk gambar dll.
13. Penerapan Pemikiran KHD dalam Konteks
Kelas dan Sekolah
Pemikiran KHD Penerapan di Sekolah
Pendidikan adalah
tempat persemaian
benih-benih
kebudayaan yang
ada di masyarakat.
1. Visi dan misi sekolah yang mengakomodir kodrat
alam murid dan sesuai dengan kebutuhan murid serta
masyarakat sekitar.
2. Kurikulum yang mengandung muatan lokal dengan
tetap menyampaikan budaya nasional dan
internasional, sehingga murid tetap terpenuhi kodrat
alam dan kondrat zamannya.
3. Penerapan pola asah, asih, asuh oleh semua guru,
sehingga terwujudnya prinsip ing ngaso sung tulodo,
ing madyo mangun karso, dan tutwuri handayani.
14. Kesimpulan
Belale’ merupakan suatu tradisi masyarakat kabupaten Bengkayang yang selaras
dengan pemikiran KHD, karena mengandung nilai-nilai luhur yang menjadi garis-
garis samar pada diri murid, dan memerlukan tuntunan dari guru agar menjadi
garis tebal yang mengakar pada diri murid. Nilai luhur Belale’ yang sesuai dengan
pemikiran KHD dan kecakapan hidup abad 21 adalah, gotong royong, dan
kecakapan berkomunikasi. Sedangkan penerapan filosofi KHD sesuai tradisi
Belale’ dapat diwujudkan dengan pelaksanaan piket kelas, diskusi dalam
pembelajaran, kerja bakti membersihkan lingkungan sekolah, dan pelaksanaan
Projek Pengembangan Profil Pelajar Pancasila (P5).
16. Notula Diskusi ruang Kolaborasi modul 1.1. b
Moderator : Modesta Februria
Presenter : Elisabet Mimi Kasihani Nainggolan
Notulen : Herry Pernando
Penanya : Wahyu Pangesti Aji
Penjawab : Supriyatin
1. Ruhaimi
Pertanyaan
Apa Implementasi balale pada pembelajaran agar menyenangkan ?
Jawaban
Diskusi kelompok yang menyenangkan, contoh pada praktik biologi materi sell dengan menggunakan media yang menarik.
1. Deri Feriyadi
Pertanyaan
Apa implementasi nilai-nilai balale yang sesuai dengan perkambangan zaman abad 21
Jawaban
Nilai Bermusyawarah = bermusyawarah menggunakan zoom meeting/Gmeet
NIlai Gotong royong = kolaborasi mengerjakan tugas di google drive secara online
1. Sartini
Pertanyaan
Contoh konkrit penerapan kodrat alam yang berada di daerah pesisir
Jawaban
Penerapan P5 dipesisir dengan projek pengawetan ikan
1. Etry Ferhani
Pertanyaan
Pada murid SD, ketika mereka melakukan gotong royong apakah harus dikatakan secara langsung kalau mereka sedang melakukan balale’. Apakah kita
sebagai guru perlu menjelaskan kepada mereka mengenai tradisi belale’ ?
Jawaban
Pada setiap daerah tentu memiliki nama yang lain dari balale ini, jadi ketika mereka sudah melakukan gotong royong boleh saja dikatakan jika mereka sedang
melakukan tradisi balale’ ( sesuai dengan penamaan daerah masing-masing)