Teks tersebut membahas tentang tari tradisional Dampeng dan gotong royong di Aceh Singkil. Tari Dampeng diciptakan oleh Teungku Gemerinting untuk menirukan gerakan elang, dan sekarang ditarikan untuk menyambut tamu kehormatan. Gotong royong penting untuk pembangunan melalui kegiatan seperti membersihkan tempat ibadah dan lingkungan. Teks juga membahas nilai-nilai budaya seperti religius, budi pekerti,
3. APa KEKuatan KontEKs sosio-KultuRal Di DaERaH
AnDa YanG sEjalan DEnGan PEmiKiRan KHD
TARI
DAMPENG
Tari Dampeng mulanya ditemukan serta dikisahkan bahwa tarian ini
diciptakan oleh seorang Teungku bernama Teungku Gemerinting yang
berasal dari Singkil yang kemudian merantau ke Pagaruyung. Dalam
perjalanannya menuju Pagaruyung, ia melewati hutan. Pada saat malam
tiba ia memutuskan untuk beristirahat di atas pohon. Kemudian dari
atas pohon itu, ia meihat seekor elang terbang berputar-putar di atas
kepalanya. Dari gerakan elang tersebut, Teungku Gemerinting
menciptakan sebuah gerak tari yang melambangkan kekuatan dan
keperkasaan elang di angkasa.
Dalam perkembangan sekarang tari Dampeng dimainkan pada
saat menyambut tamu kehormatan seperti, menyambut pejabat
pemerintah yang berkunjung kesuatu desa, atau pejabat yang
datang dari luar kabupaten Aceh Singkil yang datang ke Aceh
Singkil, kedatangan Tamu kehormatan ini biasanya akan
disambut dengan tari Dampeng sambil memasangkan kalung
Penghargaan sang tamu dengan segera dikeliling oleh Penari.
Namun dalam menyambut tamu kehormatan para penari
berseragam/kostum yang cantik yang melambangkan khas Aceh
Singkil. Berbeda dengan pesta perkawinan biasanya para penari
hanya bepakaiyan biasa atau apa adanya.
4. APa KEKuatan KontEKs sosio-KultuRal Di DaERaH
AnDa YanG sEjalan DEnGan PEmiKiRan KHD
GOTONG
ROYONG
Prinsip gotong royong sangat bermanfaat bagi pelaksanaan pembangunan
Nasional.karena semua masyarakat merasa saling memiliki.masyarakat juga
merasa mempunyai tujuan yang sama yakni terwujudnya kehidupan yang
sejahtera. Dengan bergotong royong segala program pembangunan yang
dicanangkan oleh pemerintah akan dapat dilaksanakan dengan baik tanpa
adanya gangguan yang disebabkan oleh ketidakharmonisan masyarakat
Beberapa contoh kegiatan Gotong Royong yang ada diMasyarakat
Aceh Singkil yaitu
1. Membersihkan Tempat ibadah
2. Membersihkan lingkungan Desa
3. Membersihkan selokan/parit
4. Menanam tanaman Toga
5. Dan lain sebagainya
5. N ilai-Nilai Luhur Kearifan Budaya Daerah yang Relevan Dengan
Pemikiran KHD
• Religius
• Budi Pekerti
• Gotong Royong
• Kerja sama
• Peduli
• Kreatif
• Toleransi/Guyub Rukun
6. Nilai-nilai luhur kearifan budaya yang sesuai dengan
pemikiran Ki Hajar dewantara yaitu
Pendidik adalah
Menuntun
“Anak-anak hidup dan
tumbuh sesuai
kodratnya sendiri.
Pendidik hanya dapat
merawat dan
menuntun tumbuhnya
kodrat itu”
“Guru ibarat PETANI”
Anak-anak bagaikan
biji jagung yang
ditanam dilahan yang
subur,mendapatkan
sinar matahari dan
pengairan yang
baikmaka akan
menghasilkan bibit
yang berkualitas
“Budi Pekerti”
Budi pekerti, watak,
karakter adalah
bersatunya atau
perpaduan antara
gerak, pikiran, persaan
dan kehendak atau
kemauan sehingga
menimbulkan
tenaga/semangat”
7. Sambut siswa, pendidik mampu memberikan teladan
tentang kedisiplinan dengan tidak dating terlambat dan
memberikan contoh untuk selalu menyapa dan
memberikan salam ketika bertemu.hal ini sesuai
dengan keteladan KHD dengan semboyan "Ing Ngarso
Sung Tuladha". Kegiatan ini juga bias menerapkan 5 S (
salam,sapa,senyum,sopan,santun) sehingga anak
memiliki budi pekerti yang luhur dengan sesame,selain
itu pendidik juga menciptakan suasana yang nyaman
sehingga pembelajaran yang dilakukan siswa seperti
dalam permainan,yang tidak takut salah,takut
dimarahi,dan sebagainya,hal ini sesuai dengan
kontekstualisasi KHD bahwa pendidikan adalah
permainan,pendidikan adalah hal yang
menyenangkan,bagaimana bias menyenangkan kalua
gurunya saja sudah menakutkan.
Bagaimana pemikiran KHD dapat dikontekstualkan sesuai dengan
nilai-nilai luhur kearifan budaya daerah asal yang relevan menjadi
kekuatan karakter murid sebagai indivindu sekaligus sebagai
anggota masyarkat pada konteks local social budaya didaerah
1
8. Melakukan kebersihan bersama-
sama,pendidik juga ikut andil dalam
melaksanakan kebersihan ini untuk
membangkitkan semangat peserta
didik secara gotong royong dalam
melaksanakan tugas dan tanggung
jawab agar mendapatkan hasil yang
maksimal,hal ini sesuai dengan
semboyan KHD yaitu "Ing Madya
Mangun Karasa"
2
9. 3
Melakukan pembelajaran secara berkelompok,
pelajaran berkelompok memberikan kesempatan
siswa untuk berdiskusi,bertukar pendapat,dan
gagasan dengan lebih berani dan terbuka. Maka
dalam hal ini peran guru adalah berkecimpung
didalamnya untuk membangkitkan semangat dan
memunculkan ide-ide yang menstimulus siswa
untuk lebih kreatif dan kritis serta mendorong dan
mengarahkan siswa untuk melakukan hal yang baik.
Kegiatan ini adalah kegiatan yang berfokus pada
murid,sedangkan peran guru disini adalah
melaksanakan semboyan “Tut Wuri
Handayani”.
10. Sepakati satu kekuatan pemikiran KHD yang menebalkan laku murid
dikelas atau sekolah sesuai dengan kontek local social
Budaya diDaerah yang dapat diterapkan
Sepakati satu kekuatan pemikiran KHD yang menebalkan laku murid
dikelas atau sekolah sesuai dengan kontek local social Budaya di Daerah
yang dapat diterapkan
Pemikiran KI Hajar Dewantara adalah pemikiran yang cemerlang dalam dunia pendidikan,
tidak ada darinya yang melemahkan atau menghancurkan dunia pendidikan kita, namun
dari sekian banyak pemikiran Ki Hajar Dewantara kelompok kami menyepakati satu
pemikiran Ki Hajar Dewantara yang mempunyai kekuatan untuk menebalkan laku murid
dikelas kita yaitu pemikiran tentang “ Pendidikan adalah Menuntun” menuntun siswa
sesuai kodratnya tanpa paksaan dengan diwujudkan dalam
Ing Ngarso Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karasa, Tut Wuri Handayani.
Dengan menebalkan tingkah laku sesuai dengan konteksnya diharapkan mampu
membentuk karakter siswa dan menghindari munculnya jiwa-jiwa Negatif