SlideShare a Scribd company logo
1 of 41
Social Behavioral Approach
oleh : Ayi Haryani
Asumsi
• Fokus pada perilaku yang bisa
diobservasi (covert maupun overt)
• Perilaku yang ditampilkan merupakan
hasil belajar individu yang diperoleh dari
lingkungannya
• Prinsip-prinsip perubahan perilaku,
berlaku secara sama baik pada perilaku
adaptif maupun perilaku maladaptif
Tujuan
• Menurunkan dan menghilangkan perilaku
yang tidak dikehendaki
• Memunculkan dan memperkuat perilaku
yang dikehendaki
Jenis Perilaku
• Perilaku Operan
– Perilaku yang dikendalikan oleh otot kasar
(mandi, berpakaian, memaki dsb)
• Perilaku Responden
– Perilaku yang dikendalikan oleh otot halus
(menangis, malu, takut dsb)
Teknik-Teknik
• Teknik Operant
– Positive Reinforcement
– Negative Reinforcement
– Positive Punishment
– Negative punishment
– Operan Extinction
• Teknik Responden
– Covert sensitization
– Systematic Desensitization
– Substitution of Sexual Responses
– A Conditioning
– Implosion
• Teknik kompleks
– Discrimination Training
– Asertive Training
– Modeling
– Advice and Instruction
– Modification of Stressful Environmental
Condition
Teknik-teknik
A. Memperkuat perilaku:
– Positif reinforcement
– Shaping
– Covert Reinforcement
– Negative Reinforcement
– Prompting
– Fading
– Chaining
– Behavioral Rehearsal
B. Menurunkan perilaku:
– Satiasi
– Negative Practice
– Positive Punishment
– Negative Punishment
– Time-out
– Operant Extinction
– Positive reinforcement of
incompatible response
– Systematic desensitization
– Substitution of Sexual Response
– Aversive Counter Conditioning
– Covert Sensitization
– Implosion
– Contact Desensitization
– Thought Stopping
Penguatan Positif
• Memberikan ganjaran secara langsung pada
saat perilaku yang diinginkan muncul.
• Efektif untuk:
– Perilaku kenakalan
– Komunikasi verbal
– Masalah pekerjaan
– Self care
– Masalah sexual
– Kemampuan bicara
– Masalah belajar
– Halusinasi dan delusi
– Hubungan orang tua dan anak
Pembentukan
• Membangun perilaku positif melalui
pemberian serangkaian reinforcement
terhadap perilaku-perilaku yang mengarah
pada perilaku yang diinginkan
• Efektif untuk:
– Self care
– Basic social skill
– Kemampuan bicara
– Kemampuan akademik
Penguatan Terselubung
• Menggunakan pemikiran-pemikiran yang
menyenangkan untuk mengubah perilaku.
• Pekerja sosial membantu klien untuk
mengidentifikasi pemikiran-pemikiran yang
menyenangkan yang dapat dibayangkan secara
cepat dan jelas. Kemudian melatih klien untuk
memikirkan hal tersebut ketika mereka berada
dalam keadaan tertekan.
• Efektif untuk: marital problem, perilaku sexual
Penguatan Negatif
• Menghilangkan stimulus aversif ketika
muncul perilaku yang diinginkan.
• Efektif untuk:
– Self feeding
– Bicara kasar
– Perilaku homosexual dan heterosexual
Penjelasan
• Penyajian penjelasan verbal dan non
verbal tentang bagaimana memunculkan
perilaku yang diinginkan.
• Efektif untuk:
– Perilaku akademik
– Self care
– Basic social skills
Pengaburan
• Secara perlahan menggabungkan satu stimulus
yang dapat memunculkan perilaku yang
diinginkan atau yang dapat menghilangkan
perilaku yang tidak diinginkan, dengan stimulus
lain dalam situasi yang juga dapat memunculkan
perilaku yang dinginkan atau menghilangkan
perilaku yang tidak diinginkan.
• Efektif untuk:
– Perilaku akademik
– Self care
– Basic social skills
Pengkaitan
• Menggunakan satu response terhadap satu
stimulus sebagai alat untuk merespon stumulus
berikutnya, dalam rangka membangun
rangkaian perilaku yang diinginkan. Mis. Mandi
di pagi hari, membantu ibu di sore hari dsb.
• Efektif untuk:
– Perkembangan kemampuan bicara
– Social play (peran sosial)
– Self care
– belajar
Latihan
• Melatih perilaku positif yang diinginkan. Pekerja
sosial menjelaskan dan memberi contoh, klien
mempraktekan dengan bimbingan pekerja
sosial.
• Efektif untuk:
– Perilaku asertive
– Keterampilan kerja dan interview
– Keterampilan interpersonal dan keterampilan sosial
– Menghadapi ujian
Satiasi
• Memberikan stimulus sebanyak-banyaknya
kepada klien untuk melakukan kebiasaan buruk
yang dia lakukan sampai merasa jenuh dan
tidak mau melakukannya lagi. Misal, memberi
rokok sebanyak-banyaknya kepada anak yang
suka merokok.
• Efektif untuk:
– Perilaku merokok
– makan
Praktek Negatif
• Meminta klien untuk mengulang-ulang
kebiasaan buruknya, agar klien menyadari
perilaku tersebut dan mampu
mengendalikan dirinya untuk tidak
melakukannya tanpa sadar.
• Efektif untuk:
– Ticks / turet
– Gigit kuku
– Teeth grinding
Hukuman Negatif
• Menghilangkan kesenangan yang biasa didapat
ketika muncul perilaku yang tidak dikehendaki.
• Efektif untuk:
– Berkelahi
– Mencuri
– Senang bersumpah palsu
– Melanggar aturan,
– Tantrum,
– Ngemot jari
– Menyakiti / merusak diri sendiri
Hukuman Positif
• Memberikan hukuman secara langsung ketika
perilaku yang tidak diinginkan muncul.
• Efektif untuk:
– Masalah perilaku verbal
– Merokok
– Homosexual behavior
– Perilaku menyakiti diri sendiri
– Ticks
– Tremor
Time Out
• Menempatkan klien dalam suatu tempat yg
hampir tidak memberikan reinforcement apa pun
atas perilaku negatif yang ditampilkannya.
• Efektif untuk:
– Sering berteriak
– Berkelahi,
– Senang bersumpah
– Perilaku membahayakan diri (naik-naik)
– Tantrum
– Melanggar aturan
– “Nyeleneh”
Penghilangan
• Penghentian pemberian reinforcement terhadap
perilaku yang muncul, agar kemungkinan
kemunculan perilaku tersebut berkurang.
• Efektif untuk:
– Muntah-muntah
– Menangis
– Tantrum
– Alkoholik
– Sulit makan
Penguatan Positif terhadap
Perilaku Alternatif
• Memberikan reinforcement langsung atas
perilaku positif yang dapat menghambat
kemunculan perilaku negatif yang tidak
diinginkan.
• Efektif untuk:
– Perilaku hiper aktif di kelas,
– berkelahi,
– menyakiti diri sendiri,
– berteriak
Desensitisasi Sistematis
1. Assessment (situasi apa mengakibatkan reaksi
maladaptif spt apa)
2. Konstruksi hirarki kecemasan (5 – 25 item)
3. Latihan relaksasi (kencang / lemas)
4. Latihan imaginer (mulai dari yg
menyenangkan, sampai yang paling
menegangkan)
5. Implementasi (klien membayangkan setiap
scene 5 – 7 detik, acungkan jari kalo merasa
cemas, dan ulang dari tahapan yang netral))
• Efektif untuk:
– Takut dikritik, Masalah sexual, Kecemasan
eksistensial, Rasa bersalah dan cemburu,
Ketakutan dan pobia, Kecemasan umum dan
Depresi
Contoh konstruksi hirarki
kecemasan
• Anda pingsan di sebuah pesta pernikahan
seorang kerabat. Anda tergeletak di
tengah kerumunan para tamu undangan,
anda sadar tapi tidak mampu bergerak.
Pakaian anda tersingkap sampai di
pinggang. Semua mata memandang
tubuh anda dan mereka bercekikikan
mentertawakan anda.
• Anda berpidato memberikan sambutan pada
sebuah acara pertemuan orang tua murid di
sekolah anak anda, tiba-tiba suara anda parau
dan badan anda gemetaran karena nerves.
• Anda berdiri dan mengajukan pertanyaan
kepada dewan sekolah, di dalam sebuah
pertemuan orang tua murid di sekolah anak
anda.
• Anda menjatuhkan tas belanjaan anda di
supermarket, seorang laki-laki dengan anaknya
menolong anda untuk memasukkan barang-
barang belanjaan anda kembali.
• Anda berkunjung ke rumah adik anda, dan
seorang anggota keluarga mengomentari
pakaian anda “bajunya bagus sekali”. Semua
orang yang ada di sana memandangi anda.
• Seorang tetangga berkomentar pada
anda: “anda tidak terlihat tegang seperti
biasanya”.
• Keluarga anda melihat anda menyiapkan
makanan di dapur.
Pengkondisian Ulang Secara
Aversive
• Memasangkan stimulus aversive dengan
respons negatif yang telah dipelajarinya
(yang ingin dihilangkan). Misal: sengatan
listrik, gambar menjijikan, bau busuk, dll)
• Efektif untuk:
– Alkoholisme
– Perilaku homoseksual
– Merokok
Sensitisasi secara Terselubung
• Penggunaan prinsip aversive counter
conditioning yang dilakukan secara
imaginer.
• Efektif untuk:
– Alkoholisme
– Perilaku homoseksual
– Merokok
Desensitisasi Kontak
• Mengkombinasikan modeling dengan
prosedur desensitisasi:
– Modeling
– Membantu klien untuk mengulang t.l yang
sedang dipelajari
– Secara bertahap, melakukan fading out akan
promt yang dilakukan peksos dan fading in t.l
secara mandiri (misal: mendekati objek yang
ditakuti)
• Efektif untuk:
– Pobia ular; Takut ketinggian; Takut
menyeberang jalan
Penghentian Pikiran
• Menurunkan obsessive thinking , halusinasi dan
delusi serta perilaku kompulsif.
• Pekerja sosial melatih klien dengan memintanya
memikirkan suatu pikiran yang dianggap
mengganggu. Klien diminta mengacungkan
jarinya ketika dia sudah mulai memikirkan hal
mengganggu.
• Pekerja sosial kemudian berteriak “STOP”
• Klien diminta untuk benar-benar stop
memikirkan hal buruk tersebut begitu
mendengar kata “STOP”
Teknik-teknik Kompleks
Penguatan Pembedaan
• Memilih perilaku yang dikehendaki dan
yang tidak dikehendaki
• Lakukan positive reinforcement untuk
perilaku yang dikehendaki.
• Lakukan extinction untuk perilaku yang
ingin diturunkan
• Jika penggunaan extinction tidak memberi
hasil yang diharapkan, penggunaan
hukuman atau time out bisa diberikan.
• Effektif untuk:
– Pengambilan keputusan vokasional
– Pemecahan masalah
– Perilaku edukasional dan akademik
– Perilaku kenakalan
– Self care
– Perilaku sexual yang maladaptif
– Halusinasi dan delusi
– Ketergantungan
– Terapi bicara
Latihan Pembedaan
• Menempatkan perilaku dalam
pengendalian stimulus agar perilaku
tersebut dapat menghasilkan konsekwensi
yang spesifik dan bisa diprediksi. Klien
dibantu untuk dapat mengidentifikasi
waktu dan tempat yang tepat untuk
memunculkan perilaku tertentu.
• Contoh: Minta uang pada ayah, saat ayah
istirahat, bukan pada saat ayah sibuk
bekerja.
• Efektif Untuk:
– Self care
– kenakalan
– Perilaku agresif
– Pendidikan orang tua
– Perilaku homoseksual
– overeating
Latihan Asertif
• Melatih respon asertif:
– Mulai dengan modeling
– Lakukan rehearsal
• Menyelesaikan serangkaian tugas bertahap
dalam kehidupan yang sebenarnya
• Berikan reinforcment positif ketika klien
menunjukkan perilaku asertif
• Beri klien feedback yang lebih lengkap, tantang
kapan perilaku non asertif bisa ditoleransi,
bagaimana menghadapi masalah yang
berkaitan dengan perilaku asertif
• Menyusun hirarki kecemasan
• Gunakan hirarki kecemasan untuk
membuat tugas pekerjaan rumah yang
harus dilakukan klien
• Minta klien untuk melaksanakan perilaku
asertif mulai dari tingkat yang paling tidak
mencemaskan sampai tingkat yang paling
mencemaskan
• Efektif untuk:
– Pemalu
– Melamar kerja
– Masalah perkawinan
– Pobia interpersonal
– Kecemasan umum
– Depresi
Pemberian Contoh
• Efektif untuk:
– Keterampilan pemecahan masalah
– Self care
– Peran pro-sosial
– Pelaksanaan peran jenis kelamin
– Keterampilan intelektual dan bahasa
– Respons asertif
– Pengasuhan anak
– Ketakutan akan ketinggian

More Related Content

Similar to SOSIAL

Pengurusan tingkah laku
Pengurusan tingkah lakuPengurusan tingkah laku
Pengurusan tingkah lakuraisharania
 
ASAS PSIKOLOGI DAN KAUNSELING.pptx
ASAS PSIKOLOGI DAN KAUNSELING.pptxASAS PSIKOLOGI DAN KAUNSELING.pptx
ASAS PSIKOLOGI DAN KAUNSELING.pptxalihafiz5577
 
Pengurusan bilik darjah
Pengurusan bilik darjahPengurusan bilik darjah
Pengurusan bilik darjahfiro HAR
 
Bbpk ciloto agust 2015 -perubahan perilaku dalam p2 nha
Bbpk ciloto agust 2015 -perubahan perilaku dalam p2 nhaBbpk ciloto agust 2015 -perubahan perilaku dalam p2 nha
Bbpk ciloto agust 2015 -perubahan perilaku dalam p2 nhaTrini Handayani
 
KOMUNIKASI DAN INTERAKSI SOSIAL komunikasi dan konsep diri
KOMUNIKASI DAN INTERAKSI SOSIAL komunikasi dan konsep diriKOMUNIKASI DAN INTERAKSI SOSIAL komunikasi dan konsep diri
KOMUNIKASI DAN INTERAKSI SOSIAL komunikasi dan konsep diriAmin Upsi
 
Teori Behaviorisme
Teori BehaviorismeTeori Behaviorisme
Teori BehaviorismeLor Lagi
 
157366277 psikologi-individu
157366277 psikologi-individu157366277 psikologi-individu
157366277 psikologi-individuMuhammad Sufi
 
7-kebiasaan-manusia-yang-sangat-efektif.ppt
7-kebiasaan-manusia-yang-sangat-efektif.ppt7-kebiasaan-manusia-yang-sangat-efektif.ppt
7-kebiasaan-manusia-yang-sangat-efektif.pptAyuDwiHapsari1
 
Teori teori konseling
Teori teori konselingTeori teori konseling
Teori teori konseling1115500020BBK
 
Pendekatan Konseling Behavioristik
Pendekatan Konseling BehavioristikPendekatan Konseling Behavioristik
Pendekatan Konseling BehavioristikLanggeng Prayogo
 
Pekerja sosial dan pengubahan
Pekerja sosial dan pengubahanPekerja sosial dan pengubahan
Pekerja sosial dan pengubahanOcta Pranata
 
Kewiraniagaan (Salesmanship)
Kewiraniagaan (Salesmanship)Kewiraniagaan (Salesmanship)
Kewiraniagaan (Salesmanship)Noersal Samad
 
Teknik konseling kesehatan remaja.pptx
Teknik konseling kesehatan remaja.pptxTeknik konseling kesehatan remaja.pptx
Teknik konseling kesehatan remaja.pptxKristian634177
 
Motivasi pengekalan diri
Motivasi pengekalan diriMotivasi pengekalan diri
Motivasi pengekalan diriwakzar
 

Similar to SOSIAL (20)

Pengurusan tingkah laku
Pengurusan tingkah lakuPengurusan tingkah laku
Pengurusan tingkah laku
 
ASAS PSIKOLOGI DAN KAUNSELING.pptx
ASAS PSIKOLOGI DAN KAUNSELING.pptxASAS PSIKOLOGI DAN KAUNSELING.pptx
ASAS PSIKOLOGI DAN KAUNSELING.pptx
 
Pengurusan bilik darjah
Pengurusan bilik darjahPengurusan bilik darjah
Pengurusan bilik darjah
 
Askep depresi kel.6
Askep depresi kel.6Askep depresi kel.6
Askep depresi kel.6
 
Bbpk ciloto agust 2015 -perubahan perilaku dalam p2 nha
Bbpk ciloto agust 2015 -perubahan perilaku dalam p2 nhaBbpk ciloto agust 2015 -perubahan perilaku dalam p2 nha
Bbpk ciloto agust 2015 -perubahan perilaku dalam p2 nha
 
KOMUNIKASI DAN INTERAKSI SOSIAL komunikasi dan konsep diri
KOMUNIKASI DAN INTERAKSI SOSIAL komunikasi dan konsep diriKOMUNIKASI DAN INTERAKSI SOSIAL komunikasi dan konsep diri
KOMUNIKASI DAN INTERAKSI SOSIAL komunikasi dan konsep diri
 
Teori Behaviorisme
Teori BehaviorismeTeori Behaviorisme
Teori Behaviorisme
 
157366277 psikologi-individu
157366277 psikologi-individu157366277 psikologi-individu
157366277 psikologi-individu
 
Sikap Positif Dan Etika Dalam Bekerja
Sikap Positif Dan Etika Dalam BekerjaSikap Positif Dan Etika Dalam Bekerja
Sikap Positif Dan Etika Dalam Bekerja
 
7-kebiasaan-manusia-yang-sangat-efektif.ppt
7-kebiasaan-manusia-yang-sangat-efektif.ppt7-kebiasaan-manusia-yang-sangat-efektif.ppt
7-kebiasaan-manusia-yang-sangat-efektif.ppt
 
Teori teori konseling
Teori teori konselingTeori teori konseling
Teori teori konseling
 
Teori Kaunseling
Teori KaunselingTeori Kaunseling
Teori Kaunseling
 
Pendekatan Konseling Behavioristik
Pendekatan Konseling BehavioristikPendekatan Konseling Behavioristik
Pendekatan Konseling Behavioristik
 
Pekerja sosial dan pengubahan
Pekerja sosial dan pengubahanPekerja sosial dan pengubahan
Pekerja sosial dan pengubahan
 
Trait and-factor
Trait and-factorTrait and-factor
Trait and-factor
 
Kewiraniagaan (Salesmanship)
Kewiraniagaan (Salesmanship)Kewiraniagaan (Salesmanship)
Kewiraniagaan (Salesmanship)
 
Educational Psychology
Educational PsychologyEducational Psychology
Educational Psychology
 
Teknik konseling kesehatan remaja.pptx
Teknik konseling kesehatan remaja.pptxTeknik konseling kesehatan remaja.pptx
Teknik konseling kesehatan remaja.pptx
 
Motivasi pengekalan diri
Motivasi pengekalan diriMotivasi pengekalan diri
Motivasi pengekalan diri
 
Rumusan 3 teori
Rumusan 3 teoriRumusan 3 teori
Rumusan 3 teori
 

More from Octa Pranata

Sistem pelayanan kesehatan
Sistem pelayanan kesehatanSistem pelayanan kesehatan
Sistem pelayanan kesehatanOcta Pranata
 
Hakekat pekerjaan-sosial-medis
Hakekat pekerjaan-sosial-medisHakekat pekerjaan-sosial-medis
Hakekat pekerjaan-sosial-medisOcta Pranata
 
Penyajian data pEKSOS
Penyajian data pEKSOSPenyajian data pEKSOS
Penyajian data pEKSOSOcta Pranata
 
Kenali hiv (PEKSOS)
Kenali hiv (PEKSOS)Kenali hiv (PEKSOS)
Kenali hiv (PEKSOS)Octa Pranata
 
Hiv aids-dasar PEKSOS
Hiv aids-dasar PEKSOSHiv aids-dasar PEKSOS
Hiv aids-dasar PEKSOSOcta Pranata
 
Skedul penguatan prilaku
Skedul penguatan prilakuSkedul penguatan prilaku
Skedul penguatan prilakuOcta Pranata
 
Prinsip dasar perilaku
Prinsip dasar perilakuPrinsip dasar perilaku
Prinsip dasar perilakuOcta Pranata
 
Perilaku modelling
Perilaku modellingPerilaku modelling
Perilaku modellingOcta Pranata
 
Pengertian perilaku dan pengubahan perilaku
Pengertian perilaku dan pengubahan  perilakuPengertian perilaku dan pengubahan  perilaku
Pengertian perilaku dan pengubahan perilakuOcta Pranata
 
Pendekatan pengubahan tingkah laku
Pendekatan pengubahan tingkah  lakuPendekatan pengubahan tingkah  laku
Pendekatan pengubahan tingkah lakuOcta Pranata
 
Jenis jenis skedul penguatan prilaku
Jenis jenis skedul penguatan  prilakuJenis jenis skedul penguatan  prilaku
Jenis jenis skedul penguatan prilakuOcta Pranata
 
Faktor faktor yang mempengaruhi perilaku operan
Faktor faktor yang mempengaruhi  perilaku operanFaktor faktor yang mempengaruhi  perilaku operan
Faktor faktor yang mempengaruhi perilaku operanOcta Pranata
 
Lingkungan organisasii
Lingkungan organisasii Lingkungan organisasii
Lingkungan organisasii Octa Pranata
 
jenis dan karakteristik Keluarga
jenis dan karakteristik Keluargajenis dan karakteristik Keluarga
jenis dan karakteristik KeluargaOcta Pranata
 

More from Octa Pranata (18)

Sistem pelayanan kesehatan
Sistem pelayanan kesehatanSistem pelayanan kesehatan
Sistem pelayanan kesehatan
 
Hakekat pekerjaan-sosial-medis
Hakekat pekerjaan-sosial-medisHakekat pekerjaan-sosial-medis
Hakekat pekerjaan-sosial-medis
 
Penyajian data pEKSOS
Penyajian data pEKSOSPenyajian data pEKSOS
Penyajian data pEKSOS
 
DESKRIPSI DATA
DESKRIPSI DATADESKRIPSI DATA
DESKRIPSI DATA
 
Kenali hiv (PEKSOS)
Kenali hiv (PEKSOS)Kenali hiv (PEKSOS)
Kenali hiv (PEKSOS)
 
Hiv aids-dasar PEKSOS
Hiv aids-dasar PEKSOSHiv aids-dasar PEKSOS
Hiv aids-dasar PEKSOS
 
Skedul penguatan prilaku
Skedul penguatan prilakuSkedul penguatan prilaku
Skedul penguatan prilaku
 
Prinsip dasar perilaku
Prinsip dasar perilakuPrinsip dasar perilaku
Prinsip dasar perilaku
 
Perilaku operan
Perilaku operanPerilaku operan
Perilaku operan
 
Perilaku modelling
Perilaku modellingPerilaku modelling
Perilaku modelling
 
Pengertian perilaku dan pengubahan perilaku
Pengertian perilaku dan pengubahan  perilakuPengertian perilaku dan pengubahan  perilaku
Pengertian perilaku dan pengubahan perilaku
 
Pendekatan pengubahan tingkah laku
Pendekatan pengubahan tingkah  lakuPendekatan pengubahan tingkah  laku
Pendekatan pengubahan tingkah laku
 
Jenis jenis skedul penguatan prilaku
Jenis jenis skedul penguatan  prilakuJenis jenis skedul penguatan  prilaku
Jenis jenis skedul penguatan prilaku
 
Faktor faktor yang mempengaruhi perilaku operan
Faktor faktor yang mempengaruhi  perilaku operanFaktor faktor yang mempengaruhi  perilaku operan
Faktor faktor yang mempengaruhi perilaku operan
 
Asesmen perilaku
Asesmen perilakuAsesmen perilaku
Asesmen perilaku
 
Lingkungan organisasii
Lingkungan organisasii Lingkungan organisasii
Lingkungan organisasii
 
COCD
COCD COCD
COCD
 
jenis dan karakteristik Keluarga
jenis dan karakteristik Keluargajenis dan karakteristik Keluarga
jenis dan karakteristik Keluarga
 

Recently uploaded

PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 

Recently uploaded (20)

PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 

SOSIAL

  • 2. Asumsi • Fokus pada perilaku yang bisa diobservasi (covert maupun overt) • Perilaku yang ditampilkan merupakan hasil belajar individu yang diperoleh dari lingkungannya • Prinsip-prinsip perubahan perilaku, berlaku secara sama baik pada perilaku adaptif maupun perilaku maladaptif
  • 3. Tujuan • Menurunkan dan menghilangkan perilaku yang tidak dikehendaki • Memunculkan dan memperkuat perilaku yang dikehendaki
  • 4. Jenis Perilaku • Perilaku Operan – Perilaku yang dikendalikan oleh otot kasar (mandi, berpakaian, memaki dsb) • Perilaku Responden – Perilaku yang dikendalikan oleh otot halus (menangis, malu, takut dsb)
  • 5. Teknik-Teknik • Teknik Operant – Positive Reinforcement – Negative Reinforcement – Positive Punishment – Negative punishment – Operan Extinction • Teknik Responden – Covert sensitization – Systematic Desensitization – Substitution of Sexual Responses – A Conditioning – Implosion
  • 6. • Teknik kompleks – Discrimination Training – Asertive Training – Modeling – Advice and Instruction – Modification of Stressful Environmental Condition
  • 7. Teknik-teknik A. Memperkuat perilaku: – Positif reinforcement – Shaping – Covert Reinforcement – Negative Reinforcement – Prompting – Fading – Chaining – Behavioral Rehearsal
  • 8. B. Menurunkan perilaku: – Satiasi – Negative Practice – Positive Punishment – Negative Punishment – Time-out – Operant Extinction – Positive reinforcement of incompatible response
  • 9. – Systematic desensitization – Substitution of Sexual Response – Aversive Counter Conditioning – Covert Sensitization – Implosion – Contact Desensitization – Thought Stopping
  • 10. Penguatan Positif • Memberikan ganjaran secara langsung pada saat perilaku yang diinginkan muncul. • Efektif untuk: – Perilaku kenakalan – Komunikasi verbal – Masalah pekerjaan – Self care – Masalah sexual – Kemampuan bicara – Masalah belajar – Halusinasi dan delusi – Hubungan orang tua dan anak
  • 11. Pembentukan • Membangun perilaku positif melalui pemberian serangkaian reinforcement terhadap perilaku-perilaku yang mengarah pada perilaku yang diinginkan • Efektif untuk: – Self care – Basic social skill – Kemampuan bicara – Kemampuan akademik
  • 12. Penguatan Terselubung • Menggunakan pemikiran-pemikiran yang menyenangkan untuk mengubah perilaku. • Pekerja sosial membantu klien untuk mengidentifikasi pemikiran-pemikiran yang menyenangkan yang dapat dibayangkan secara cepat dan jelas. Kemudian melatih klien untuk memikirkan hal tersebut ketika mereka berada dalam keadaan tertekan. • Efektif untuk: marital problem, perilaku sexual
  • 13. Penguatan Negatif • Menghilangkan stimulus aversif ketika muncul perilaku yang diinginkan. • Efektif untuk: – Self feeding – Bicara kasar – Perilaku homosexual dan heterosexual
  • 14. Penjelasan • Penyajian penjelasan verbal dan non verbal tentang bagaimana memunculkan perilaku yang diinginkan. • Efektif untuk: – Perilaku akademik – Self care – Basic social skills
  • 15. Pengaburan • Secara perlahan menggabungkan satu stimulus yang dapat memunculkan perilaku yang diinginkan atau yang dapat menghilangkan perilaku yang tidak diinginkan, dengan stimulus lain dalam situasi yang juga dapat memunculkan perilaku yang dinginkan atau menghilangkan perilaku yang tidak diinginkan. • Efektif untuk: – Perilaku akademik – Self care – Basic social skills
  • 16. Pengkaitan • Menggunakan satu response terhadap satu stimulus sebagai alat untuk merespon stumulus berikutnya, dalam rangka membangun rangkaian perilaku yang diinginkan. Mis. Mandi di pagi hari, membantu ibu di sore hari dsb. • Efektif untuk: – Perkembangan kemampuan bicara – Social play (peran sosial) – Self care – belajar
  • 17. Latihan • Melatih perilaku positif yang diinginkan. Pekerja sosial menjelaskan dan memberi contoh, klien mempraktekan dengan bimbingan pekerja sosial. • Efektif untuk: – Perilaku asertive – Keterampilan kerja dan interview – Keterampilan interpersonal dan keterampilan sosial – Menghadapi ujian
  • 18. Satiasi • Memberikan stimulus sebanyak-banyaknya kepada klien untuk melakukan kebiasaan buruk yang dia lakukan sampai merasa jenuh dan tidak mau melakukannya lagi. Misal, memberi rokok sebanyak-banyaknya kepada anak yang suka merokok. • Efektif untuk: – Perilaku merokok – makan
  • 19. Praktek Negatif • Meminta klien untuk mengulang-ulang kebiasaan buruknya, agar klien menyadari perilaku tersebut dan mampu mengendalikan dirinya untuk tidak melakukannya tanpa sadar. • Efektif untuk: – Ticks / turet – Gigit kuku – Teeth grinding
  • 20. Hukuman Negatif • Menghilangkan kesenangan yang biasa didapat ketika muncul perilaku yang tidak dikehendaki. • Efektif untuk: – Berkelahi – Mencuri – Senang bersumpah palsu – Melanggar aturan, – Tantrum, – Ngemot jari – Menyakiti / merusak diri sendiri
  • 21. Hukuman Positif • Memberikan hukuman secara langsung ketika perilaku yang tidak diinginkan muncul. • Efektif untuk: – Masalah perilaku verbal – Merokok – Homosexual behavior – Perilaku menyakiti diri sendiri – Ticks – Tremor
  • 22. Time Out • Menempatkan klien dalam suatu tempat yg hampir tidak memberikan reinforcement apa pun atas perilaku negatif yang ditampilkannya. • Efektif untuk: – Sering berteriak – Berkelahi, – Senang bersumpah – Perilaku membahayakan diri (naik-naik) – Tantrum – Melanggar aturan – “Nyeleneh”
  • 23. Penghilangan • Penghentian pemberian reinforcement terhadap perilaku yang muncul, agar kemungkinan kemunculan perilaku tersebut berkurang. • Efektif untuk: – Muntah-muntah – Menangis – Tantrum – Alkoholik – Sulit makan
  • 24. Penguatan Positif terhadap Perilaku Alternatif • Memberikan reinforcement langsung atas perilaku positif yang dapat menghambat kemunculan perilaku negatif yang tidak diinginkan. • Efektif untuk: – Perilaku hiper aktif di kelas, – berkelahi, – menyakiti diri sendiri, – berteriak
  • 25. Desensitisasi Sistematis 1. Assessment (situasi apa mengakibatkan reaksi maladaptif spt apa) 2. Konstruksi hirarki kecemasan (5 – 25 item) 3. Latihan relaksasi (kencang / lemas) 4. Latihan imaginer (mulai dari yg menyenangkan, sampai yang paling menegangkan) 5. Implementasi (klien membayangkan setiap scene 5 – 7 detik, acungkan jari kalo merasa cemas, dan ulang dari tahapan yang netral)) • Efektif untuk: – Takut dikritik, Masalah sexual, Kecemasan eksistensial, Rasa bersalah dan cemburu, Ketakutan dan pobia, Kecemasan umum dan Depresi
  • 26. Contoh konstruksi hirarki kecemasan • Anda pingsan di sebuah pesta pernikahan seorang kerabat. Anda tergeletak di tengah kerumunan para tamu undangan, anda sadar tapi tidak mampu bergerak. Pakaian anda tersingkap sampai di pinggang. Semua mata memandang tubuh anda dan mereka bercekikikan mentertawakan anda.
  • 27. • Anda berpidato memberikan sambutan pada sebuah acara pertemuan orang tua murid di sekolah anak anda, tiba-tiba suara anda parau dan badan anda gemetaran karena nerves. • Anda berdiri dan mengajukan pertanyaan kepada dewan sekolah, di dalam sebuah pertemuan orang tua murid di sekolah anak anda. • Anda menjatuhkan tas belanjaan anda di supermarket, seorang laki-laki dengan anaknya menolong anda untuk memasukkan barang- barang belanjaan anda kembali. • Anda berkunjung ke rumah adik anda, dan seorang anggota keluarga mengomentari pakaian anda “bajunya bagus sekali”. Semua orang yang ada di sana memandangi anda.
  • 28. • Seorang tetangga berkomentar pada anda: “anda tidak terlihat tegang seperti biasanya”. • Keluarga anda melihat anda menyiapkan makanan di dapur.
  • 29. Pengkondisian Ulang Secara Aversive • Memasangkan stimulus aversive dengan respons negatif yang telah dipelajarinya (yang ingin dihilangkan). Misal: sengatan listrik, gambar menjijikan, bau busuk, dll) • Efektif untuk: – Alkoholisme – Perilaku homoseksual – Merokok
  • 30. Sensitisasi secara Terselubung • Penggunaan prinsip aversive counter conditioning yang dilakukan secara imaginer. • Efektif untuk: – Alkoholisme – Perilaku homoseksual – Merokok
  • 31. Desensitisasi Kontak • Mengkombinasikan modeling dengan prosedur desensitisasi: – Modeling – Membantu klien untuk mengulang t.l yang sedang dipelajari – Secara bertahap, melakukan fading out akan promt yang dilakukan peksos dan fading in t.l secara mandiri (misal: mendekati objek yang ditakuti) • Efektif untuk: – Pobia ular; Takut ketinggian; Takut menyeberang jalan
  • 32. Penghentian Pikiran • Menurunkan obsessive thinking , halusinasi dan delusi serta perilaku kompulsif. • Pekerja sosial melatih klien dengan memintanya memikirkan suatu pikiran yang dianggap mengganggu. Klien diminta mengacungkan jarinya ketika dia sudah mulai memikirkan hal mengganggu. • Pekerja sosial kemudian berteriak “STOP” • Klien diminta untuk benar-benar stop memikirkan hal buruk tersebut begitu mendengar kata “STOP”
  • 34. Penguatan Pembedaan • Memilih perilaku yang dikehendaki dan yang tidak dikehendaki • Lakukan positive reinforcement untuk perilaku yang dikehendaki. • Lakukan extinction untuk perilaku yang ingin diturunkan • Jika penggunaan extinction tidak memberi hasil yang diharapkan, penggunaan hukuman atau time out bisa diberikan.
  • 35. • Effektif untuk: – Pengambilan keputusan vokasional – Pemecahan masalah – Perilaku edukasional dan akademik – Perilaku kenakalan – Self care – Perilaku sexual yang maladaptif – Halusinasi dan delusi – Ketergantungan – Terapi bicara
  • 36. Latihan Pembedaan • Menempatkan perilaku dalam pengendalian stimulus agar perilaku tersebut dapat menghasilkan konsekwensi yang spesifik dan bisa diprediksi. Klien dibantu untuk dapat mengidentifikasi waktu dan tempat yang tepat untuk memunculkan perilaku tertentu. • Contoh: Minta uang pada ayah, saat ayah istirahat, bukan pada saat ayah sibuk bekerja.
  • 37. • Efektif Untuk: – Self care – kenakalan – Perilaku agresif – Pendidikan orang tua – Perilaku homoseksual – overeating
  • 38. Latihan Asertif • Melatih respon asertif: – Mulai dengan modeling – Lakukan rehearsal • Menyelesaikan serangkaian tugas bertahap dalam kehidupan yang sebenarnya • Berikan reinforcment positif ketika klien menunjukkan perilaku asertif • Beri klien feedback yang lebih lengkap, tantang kapan perilaku non asertif bisa ditoleransi, bagaimana menghadapi masalah yang berkaitan dengan perilaku asertif
  • 39. • Menyusun hirarki kecemasan • Gunakan hirarki kecemasan untuk membuat tugas pekerjaan rumah yang harus dilakukan klien • Minta klien untuk melaksanakan perilaku asertif mulai dari tingkat yang paling tidak mencemaskan sampai tingkat yang paling mencemaskan
  • 40. • Efektif untuk: – Pemalu – Melamar kerja – Masalah perkawinan – Pobia interpersonal – Kecemasan umum – Depresi
  • 41. Pemberian Contoh • Efektif untuk: – Keterampilan pemecahan masalah – Self care – Peran pro-sosial – Pelaksanaan peran jenis kelamin – Keterampilan intelektual dan bahasa – Respons asertif – Pengasuhan anak – Ketakutan akan ketinggian